materi 3

8
KEDUDUKAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA Sejak pertama kali lahir, manusia telah dikenalkan dengan ajaran agama. Mereka mulai dikenalkan dengan ajaran- ajaran agama yang mendasar sebagai awal perkenalan dan membuka wawasan tentang agama. Di dalam agama Islam, setiap bayi yang lahir akan dilakukan ritual adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri. Hal itu dilakukan dengan maksud agar kata yang pertama kali didengar adalah kata pujian untuk Allah SWT. Setelah itu dilanjutkan dengan pemberian nama yang baik, karena nama merupakan do’a untuk orang yang dinamai. Mereka diberi makanan yang bersih dan suci, dilakukan pencukuran rambut dengan tujuan agar mereka menyukai kebersihan, keindahan, ketampanan yang kesemuanya itu disukai Allah SWT. Dalam ajaran agama Islam telah dijelaskan hal itu semua mulai dari bayi sampai ajal tiba. Kehidupan manusia sangatlah kompleks sehingga tidak bisa lepas dengan agama. Agama berkedudukan sebagai benteng kesehatan mental dan bersikap serta berperilaku menghapai setiap pelik masalah yang menimpa. Agama merupakan makanan untuk memenuhi kehausan jiwa, karena antara jiwa dan agama memiliki korelasi yang kuat. Jika kebutuhan jiwa terpenuhi maka akan tercipta sebuah perasaan yang tenteram dan damai. Agama berperan dalam mewujudkan kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di dalamnya terdapat berbagai

Upload: zaky-near-spy

Post on 10-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

YES CINCAU

TRANSCRIPT

Page 1: MATERI 3

KEDUDUKAN AGAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

Sejak pertama kali lahir, manusia telah dikenalkan dengan ajaran

agama. Mereka mulai dikenalkan dengan ajaran-ajaran agama yang

mendasar sebagai awal perkenalan dan membuka wawasan tentang

agama. Di dalam agama Islam, setiap bayi yang lahir akan dilakukan

ritual adzan di telinga kanan dan iqomah di telinga kiri. Hal itu

dilakukan dengan maksud agar kata yang pertama kali didengar

adalah kata pujian untuk Allah SWT. Setelah itu dilanjutkan dengan

pemberian nama yang baik, karena nama merupakan do’a untuk orang

yang dinamai. Mereka diberi makanan yang bersih dan suci, dilakukan

pencukuran rambut dengan tujuan agar mereka menyukai kebersihan,

keindahan, ketampanan yang kesemuanya itu disukai Allah SWT.

Dalam ajaran agama Islam telah dijelaskan hal itu semua mulai dari

bayi sampai ajal tiba.

Kehidupan manusia sangatlah kompleks sehingga tidak bisa

lepas dengan agama. Agama berkedudukan sebagai benteng

kesehatan mental dan bersikap serta berperilaku menghapai setiap

pelik masalah yang menimpa. Agama merupakan makanan untuk

memenuhi kehausan jiwa, karena antara jiwa dan agama memiliki

korelasi yang kuat. Jika kebutuhan jiwa terpenuhi maka akan tercipta

sebuah perasaan yang tenteram dan damai. Agama berperan dalam

mewujudkan kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Di

dalamnya terdapat berbagai petunjuk bagaimana seharusnya manusia

menyikapi hidup dan kehidupan agar lebih bermakna dalam arti yang

luas.

Ditinjau dari sisi psikologis, bahwa tingkah laku yang

dimunculkan manusia bersumber dari gejala kejiwaan yang mereka

Page 2: MATERI 3

alami. Perilaku manusia yang dimunculkan dipengaruhi oleh keyakinan

yang dianutnya. Ketika seorang berjumpa saling mengucapkan salam,

hormat kepada orang tua dan guru, menutup aurat merupakan gejala

keagamaan yang dapat dijelaskan melalui jiwa agama.

Dengan ilmu jiwa, seseorang akan mengetahui seberapa besar

tingkat keagamaan yang mereka hayati, pahami, dan mereka

amalkan. Kita semua sepakat bahwa manusia adalah makhluk yang

sempurna, selalu berpikir, merasa, serta mempunyai kehendak.

Perilaku yang dilakukan merupakan buah dari apa yang dipikir, dirasa,

dan yang dikehendakinya. Manusia juga bisa menjadi subjek dan objek

sekaligus, disamping dia bisa menghayati pengalaman agamanya

sendiri,meraka juga dapat meneliti keberagamaan orang lain. Secara

psikolgis agama mempunyai makna yang berbeda-beda / subjektif,

intern dan individual tergantung kepada seberapa besar amalan dan

penghayatannya terhadap agama. Bagi beberapa orang agama adalah

ritual ibadah, seperti shalat, zakat, puasa, bagi sebagian yang lain

agama adalah pengabdian diri kepada sesama manusia dan makhluk

hidup yang lain sehingga mereka akan berperilaku baik. Bagi penulis

sendiri agama merupakan ajaran yang kompleks yang di dalamya

berisi aturan-aturan yang mengarahkan, membimbing, menuntun

manusia agar bahagia di dunia dan akhirat. Tidak hanya itu saja,

agama juga memberikan uraian tentang alam dan segala isinya.

Jadi pengertian agama sangatlah kompleks. Psikologi agama

mencoba menguak bagaimana agama mempengaruhi perilaku

manusia. Psikologi mampu menguak keberagamaan seseorang

bergantung kepada paradigma psikologi itu sendiri. Bagi Aliran

Psikolanalisa keberagamaan merupakan bentuk gangguan kejiwaan,

bagi Aliran Behaviorisme, perilaku keberagamaan tidak lebih dari

sekedar perilaku karena manusia tidak memilki jiwa. Aliran kognitif

Page 3: MATERI 3

mulai menghargai kemanusiaan, dan Aliran Humanisme sudah

memandang manusia sebagai makhluk yang mengerti akan makna

hidup, sehingga aliran ini lebih dekat dengan agama.

Lalu, apa sebenarnya arti dari agama? Menurut Drs. H. Achmad

Gholib, MA dalam bukunya “Studi Islam” menjelaskan bahwa definisi

agama adalah suatu peraturan Tuhan yang mendorong jiwa seseorang

yang mempunyai akal memegang peraturan Tuhan itu dengan

kehendaknya sendiri untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat.

Menurut Taib Thahir Abdul Mu’in mengemukakan bahwa agama

merupakan aturan yang bersumber langsung dari Tuhan, yang

diperuntukkan untuk manusia karena manusia dikaruniai oleh akal

yang dapat menerima peraturan-peraturan Tuhan yang akan

membawanya kepada kebaikan, keselamatan dan kehagiaan di dunia

dan akhirat.

Dari pendapat beberapa tokoh di atas dapat diasumsikan bahwa

agama mengandung arti ikatan-ikatan yang harus di pegang dan

dipatuhi manusia. Ikatan yang berpengaruh terhadap kehidupan

manusia sehari-hari dan berasal dari sumber yang lebih tinggi dari

manusia. Suatu kekuatan gaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca

indera.

Menurut Harun Nasution, agama mempunyai empat unsur

penting :

1. Kekuatan gaib manusia : manusia merasa bahwa dirinya lemah dan

berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai temapat meminta tolong dan

berlindung. Oleh sebab itulah manusia mengadakan hubungan baik

Page 4: MATERI 3

dengan kekuatan baik tersebut dengan mematuhi segala perintah dan

menjauhi larangan gaib tersebut.

2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraan di dunia ini dan hidupnya di

akhirat tergantung adanya hubungan baik itu.

3. Respons yang bersifat emosional dari manusia, seperti perasaan takut

dan cinta.

4. Paham adanya yang kudus dan suci dalam bentuk kekuatan gaib,

dalam bentuk kitab yang mengandung ajaran-ajaran agama yang

bersangkutan dan dalam bentuk tempat-tempat tertentu.

Dari pengertian terakhir ini ditegaskan bahwa agama adalah

aturan Tuhan, yang ditujukan bagi manusia, karena manusialah yang

dianugerahi akal. Akal yang dapat menerima peraturan-peraturan

Tuhan yang akan membawa manusia kepada kebaikan, keselamatan

dan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Manusia di dunia ini sangat membutuhkan agama sebagai

pegangan hidup di dunia dan akhirat. Menurut Abudin Nata dalam

bukunya “ Metodologi Studi Islam “ ada tiga alasan perlunya manusia

terhadap agama :

1. Latar belakang fitrah manusia

Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat

pertama kali ditegaskan dalam ajaran islam, yakni bahwa agama

adalah kebutuhan manusia. Allah SWT berfirman dalam surat al-Rum,

30:30).

Page 5: MATERI 3

“ Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetaplah

atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah

itu “

2. Kelamahan dan kekurangan manusia

Manusia memiliki keterbatasan akal untuk menentukan hal-hal di luar

kekuatan pikiran manusia itu sendiri, dan juga manusia merupakan

makhluk lemah yang sangat memerlukan agama.

3. Tantangan manusia

Manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai

tantangan, baik dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam

berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan syetan, dan tantangan dari

luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia

yang secara sengaja berusaha memalingkan manusia dari Tuhan.

Agama berfungsi untuk membimbing umat manusia agar hidup

tenang dan bahagia di dunia dan akhirat, mempererat hubungan sosial

dan kemasyarakatan, dan penawar bagi tekanan jiwa.

Manusia memiliki dua jenis kebahagiaan. Pertama, yang

berhubungan dengan inderawinya dengan objek eksternal, seperti

kebahagiaan yang diperoleh melalui pengecapan lidah dan indera

peraba seperti kontak fisik. Kedua, kebahagiaan yang berhubungan

dengan kedalaman ruh dan kesadaran manusia, yang tidak ada

kaitannya dengan tubuh-tubuh tertentu. Kebahagiaan ini termasuk

kebahagiaan menyembah Tuhan / shalat.

Pengaruh kedua dari keyakinan keagamaan dalam masalah

hubungan sosial kemasyarakatan adalah untuk memaksa orang untuk

Page 6: MATERI 3

melaksanakan kewajiban yang telah disepakati bersama demi

terwujudnya ketertiban masyarakat.

Peranan yang ketiga sebagai penawar bagi tekanan jiwa yang

gelisah, stress atau gundah gulana. Kehidupan manusia kita sukai atau

tidak mengandung penderitaan, kesedihan, kegagalan, kekecewaan,

kehilangan, dan kepahitan. Disinilah peran agama mulai dibutuhkan.

Dengan adanya pengalaman agama yang kuat maka manusia akan

terhindar dari tekanan yang dapat membelunggu kehidupannya.

Meraka sadar bahwa semua yang terjadi dalam dunia ini adalah

sebagai cobaan untuk menguji keimanan dan mereka yakin bahwa

Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi umatnya.

Bagi ahli psikologi bahwa sebagian besar penyakit mental yang

disebabkan oleh kerusakan psikolgi dan kepahitan kehidupan

ditemukan diantara orang-orang yang tidak beragama. Orang-orang

yang beragama, bergantung pada seberapa jauh ketetapan hatinya

kepada agamanya, seringkali terlindungi dari penyakit-penyakit seperti

itu. Karenanya salah satu akibat kehidupan kontemporer yang

bersumber dari ketiadaan keyakinan keagamaan adalah meningkatnya

penyakit saraf dan psikologis.

Referensi :

Nata, Abudin. 1998 . Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Azhari, Akyas. 2004 . Psikologi Umum & Perkembangan. Jakarta:

Gholib, Achmad. 2006 . Studi Islam. Jakarta: Faza Media