materi 08 konservasi sumber daya air

18
SISTIM KONSERVASI AIR Tujuan kegiatan konservasi sumberdaya air (UU No.7 tahun 2004) adalah : Menjaga keberlanjutan keberadaan air dan sumber air, termasuk potensi yang terkandung di dalamnya. Menjaga keberlanjutan kemampuan sumberdaya air untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainny a. Menjaga keberlanjutan kemampuan air dan sumber air untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya

Upload: gusman-rosadi

Post on 10-Oct-2015

54 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Slide 1

SISTIM KONSERVASI AIRTujuan kegiatan konservasi sumberdaya air (UU No.7 tahun 2004) adalah :Menjaga keberlanjutan keberadaan air dan sumber air, termasuk potensi yang terkandung di dalamnya.Menjaga keberlanjutan kemampuan sumberdaya air untuk mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.Menjaga keberlanjutan kemampuan air dan sumber air untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya

Kegiatan konservasi sumber daya air menurut ayat (2) Pasal 20 UU Sumberdaya air meliputi : Perlindungan dan pelestarian sumber air Pengawetan air Pengelolaan kualitas air Pengendalian pencemaran airTempat/lokasi Kegiatan konservasi sumber daya air : Sungai Danau Rawa Cekungan air tanah Sistim irigasi Daerah Tangkapan air/ Daerah aliran sungaiKawasan suaka alam, pelestarian alam, hutan dan pantai

Metode konservasi sumber daya air :Konservasi secara agronomisPenghutanan kembali (reboisasi)Konservasi secara mekanisKonservasi secara kimiawi Prinsip dasar konservasi tanah adalah mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi.Prinsip dasar konservasi air adalah memanfaatkan air hujan seefisien mungkin, mengendalikan kelebihan air di musim hujan dan menyediakan air yang cukup di musim kemarau.Metode konservasi sumber daya air secara agronomis adalah penggunaan tanaman atau tumbuhan dan sisa tanaman untuk mengurangi laju erosi. Metode ini mengurangi daya rusak hujan yang jatuh dan daya rusak aliran permukaan.Konservasi tanah dan air secara vegetatif dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu :Penanaman tanaman atau tumbuhan penutup tanah secara terus menerus Penanaman dalam strip Penanaman berganda Penanaman bergilir Sistim pertanian hutan Metode penghutanan kembali (rebosisasi) adalah suatu usaha untuk memulihkan dan menghutankan kembali tanah yang mengalami kerusakan fisik, kimia, maupun biologi, baik secara alami atau manusia.Tanaman yang dipilih untuk penghutanan kembali (rebosisasi) hendaknya mempunyai persyaratansbb.Mempunyai perakaran yang kuat, dalam dan luas.Pertumbuhan cepat.Mempunyai nilai ekonomis.Dapat memperbaiki kualitas/kesuburan tanah. Konservasi tanah dan air secara mekanis berfungsi untuk :Memperlambat aliran permukaanMenampung dan mengalirkan aliran permukaan sehingga tidak merusak Memperbesar kapasitas infilitrasi dan memperbaiki aerasi tanah Menyediakan air bagi tanaman Kegiatan konservasi tanah dan air secara mekanis meliputi :Pengolahan tanah menurut garis kontur Pembuatan terrasing Pembuatan saluran air Pembuatan dam pengendali (check dam)

Metode konservasi kimiawi adalah usaha memperbaiki kemantapan struktur tanah melalui pemberian preparat kimia atau secara umum disebut pemantap kimia (soil conditioner). Bahan pemantap kimia yang baik harus mempunyai sifat-sifat sbb.Mempunyai sifat adhesif dan dapat bercampur dengan tanah secara merata.Dapat mengubah sifat hidrophobik atau hidrophilik tanah (menahan air tanah).Daya tahan sebagai pemantap tanah kuat dan tahan lama.Tidak bersifat racun. Cara penggunaan bahan pemantap tanah pada dasarnya dapat dilakukan melalui 3 (tiga) cara, yaitu.Pemakaian di permukaan tanahPemantap tanah diencerkan kemudian disemprotkan di atas permukaan tanah.Pemakaian secara dicampurPemantap tanah diencerkan kemudian diaduk bersama tanah.Pemakaian setempat/lubangPemantap dimasukan ke dalam lubang yang dipersiapkan untuk ditanami tanamanKERUSAKAN LINGKUNGAN DASKerusakan lingkungan suatu DAS kebanyakan disebabkan oleh akumulasi dampak yang terjadi misalnya meningkatnya angkutan sedimen, sampah kekayuan /organic ,bahan kimia,kenaikan suhu,kerusakan flora dan fauna (ekosistem), terjadinya peningkatan erosi ,berkurangnya daya resap dan serap serta bertambahnya debit puncak run off dan konsentrasi sedimen dalam alur-alur pematusnya.

Beberapa aktifitas pemicu terjadinya dedampak diatas misalnya aktifitas pemanfaatan lahan,pembalakan dan lain-lain ini berarti dampak lingkungan yang terjadi pada suatu DAS biasanya ditimbulkan oleh berbagai pengaruh dan aktifitas dan bersifat kumulatif. Produksi sediment akan menurun dalam beberapa tahun setelah pembalakan/penggundulan karena menurunnya atas lahan .Tetapi pada beberapa tahun kemudian erodibilitas akan bertamabah besar lagi oleh pelapukan lapisan atas.Sedimentasi dari beberapa tahap ini makin menyebabkan bertambahnya transport maupun agradasi sedimen dalam alur run off dari DAS.

Berkurangnya daya resap dan daya serap yang ditimbulkan juga akan menambah dan sinergetik dengan proses erosi lahan pada DAS dan akan lebih banyak lagi menyumbang sedimen tipe bedlod.

Terjadinya gullies dan longsoran lereng / tebing pada DAS yang mengalami degradasi akan menimbulkan peningkatan debit puncak pada anak sungai pematus DAS, menimbulkan destabilisasi pad alur alur ordo rendah ini yang kemudian menimbulkan agradasi di hilirnya dan menurunnya kapasitas alir alur dan menambah frekuensi banjir.hilangnya ikatan perakaran akan menimbulkan longsoran tebing dan agradasi yang makin hebat.

MENGATISIPASI SEDIMENTASI WADUKSuspended load/sedimen layang dengan butiran yang lebih kasar kira-kira beberapa per seratus sampai dengan beberapa per puluhan millimeter, yang diangkut dalam suspensi / keadaan melayang kedalam waduk sebagian besar akan terendap di bagian hilir kolam waduk bersama dengan sebagian kecil wash load.

Air yang memasuki waduk membawa angkutan sedimen hasil erosi pada DAS yang kemudian sebagian akan mengendap di dalam waduk berupa:Bed load/ sedimen dasar dengan besar butiran yang lebih kasar dari sedimen layang, menggelincir dan bergulingan ( translating and rolling),pada dasar sungai.Hampir semua sedimen dasar alur sungai Wash load / sedimen cuci yang berbutir sangat halus .Sedimen ini bersumber pada permukaan DAS ,terutama hasil lapukan karena perubahan suhu , diangkut oleh air dalm bentuk koloidal ,sehingga sukar mengendap dalam waduk ,mengalir ke hilir bersama air.SEDIMEN YANG MEMASUKI WADUKErosi pada permukaan DAS khususnya disebabkan oleh kekuatan air dan gravitasi , dan juga dapat disebabkan oleh gerakan angin. Jumlah keseluruhan dari erosi pada DAS disebut jumlah kotor /gross yield erosi. Sebagian dari jumlah kotor erosi akan diendapkan dalam penghalang buatan atau alam pada DAS, pada bantaran banjir ataupun alur aliran sisanya yang disebut sediment yield/produksi sedimen akan mencapai titik pengukur/control.MELAKUKAN SURVEI PADA LAJU SEDIMENTASI WADUKFaktor-faktor yang menentukan kuantitas produksi sedimen suatu DAS :

1. Tinggi curah hujan dan intensitasnya

2. Jenis tanah dan formasi geologi

3. Tetumbuhan penutup

4. Tata guna lahan

5. Topografi DAS

6. Erosi lahan tinggi, kemiringan lereng lahan,berat jenis dan alur patusan alam, bentuk dan luas.

7. Run off koefisien run off dari DAS.MENGENDALIKAN SEDIMENTASI BERLEBIHAN DALAM WADUKWaduk penyimpanan air akan mengalami sedimentasi dari gasil erosi pada DAS, suatu proses alami yang tidak dapat dihindari. Pengendapan ini akan secara bertahap mengurangi kapasitas volume simpan waduk sampai suatu saat ke depan akan mengakhiri umur layan yang direncanakan.

Tetapi jika selama masa layanannya,terjadi pengendapan lebih besar dari yang diharapkan , karena produksi sedimen yang berlebihan akibat degradasi DAS, proses ini akan memperpendek umur layanannya.Tindakan dasar yang dapat dilakukan untuk pengendalian sedimentasi berlebihan dalam kolam waduk adalah:

Menghambat masuknya sedimen ke dalam kolam Waduk.Mengurangi kuantitas sedimen yang memasuki kolam,jadi mengurangi produksi sedimen kotor.Membuang sedimen yang masuk ke dalam kolam waduk.