masyarakat disorientasi

3
MASYARAKAT DISORIENTASI By : Drs. M. Subaidi Muchtar, M.Si. Dosen Fisipol Undar Dan Wakil Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa Kabupaten Jombang Kawan saya Fanny Abdoellah menulis dalam statusnya " kekuatan, kekayaan, dan kedudukan tinggi adalah cobaan terberat yang akan diminta pertanggung jawabanNya, saat Dia bertanya kemana kau memberi dan menggunakannya . . . jadi jangan bangga dan terlena dengannya . . . Uang memang hamba yang baik tapi 'kan menjadi Tuan yang buruk bagi mu . . . ". Sebuah kalimat bijak yang luar biasa yang perlu direnungkan dan diteladani. Saya mencoba memahami makna yang ada kalimat tersebut dan mencoba menghubungkan nya dengan dengan realitas sosial politik dan realitas ekonomi. Secara kasat mata terdapat sebuah kenyataan yang kontras. Yakni terjadinya sebuah Disorientasi kehidupan sosial yang begitu serius. Mungkin saja saya berlebihan melihat realitas yang ada dan menyimpulkannya sebagai sebuah situasi sosial masyarakat yang telah terjadi disorientasi. Tapi paling tidak fakta-fakta yang ada misalnya, (1) Pimpinan politik tidak lagi dipercaya sebagai pihak yang dapat menjalankan tugasnya sebagai pemegang amanah kepemimpinan politik,yang jujur

Upload: m-subaidi-muchtar

Post on 29-Jun-2015

46 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah ini mencoba melibat terjadinya kecenderungan masyarakat yang terdistorsi oleh pragmatisme dan terjadi disorientasi tentang pemaknaan nilai-nilai sosial masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: Masyarakat Disorientasi

MASYARAKAT DISORIENTASI

By : Drs. M. Subaidi Muchtar, M.Si.

Dosen Fisipol Undar

Dan Wakil Ketua Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan

Bangsa Kabupaten Jombang

Kawan saya Fanny Abdoellah menulis dalam statusnya " kekuatan,

kekayaan, dan kedudukan tinggi adalah cobaan terberat yang akan diminta

pertanggung jawabanNya, saat Dia bertanya kemana kau memberi dan

menggunakannya . . . jadi jangan bangga dan terlena dengannya . . . Uang

memang hamba yang baik tapi 'kan menjadi Tuan yang buruk bagi mu . . . ".

Sebuah kalimat bijak yang luar biasa yang perlu direnungkan dan diteladani.

Saya mencoba memahami makna yang ada kalimat tersebut dan mencoba

menghubungkan nya dengan dengan realitas sosial politik dan realitas

ekonomi. Secara kasat mata terdapat sebuah kenyataan yang kontras. Yakni

terjadinya sebuah Disorientasi kehidupan sosial yang begitu serius. Mungkin

saja saya berlebihan melihat realitas yang ada dan menyimpulkannya

sebagai sebuah situasi sosial masyarakat yang telah terjadi disorientasi.

Tapi paling tidak fakta-fakta yang ada misalnya, (1) Pimpinan politik tidak

lagi dipercaya sebagai pihak yang dapat menjalankan tugasnya sebagai

pemegang amanah kepemimpinan politik,yang jujur dan amanah baik lokal

maupun nasional. (2) Kaum Aghniya (hartawan), tidak lagi dipercaya sebagai

pemilik kapital yang dapat dipercaya menggunakan kekayaannya sebagai

orang yang mampu meningkatkan kemakmuran orang lain. (3) Para

pemimpin agama, tidak lagi dipercaya sebagai satu-satunya elemen

kehidupan yang mampu memberikan ketenangan spiritual ummatnya. (4)

Organisasi sosial dan organisasi politik pun, tidak lagi dipercaya sebagai

Page 2: Masyarakat Disorientasi

elemen struktural yang mencerminkan ideologi dan kepentingan

konstituennya (anggotanya).

Gambaran diatas kemudian terkristalkan didalam kalimat Fanny, kawan

saya. Dimana kekuasaan, kekayaan dan kedudukan akan menjadi tuan yang

buruk bagi pemilik dan atau yang memegangnya. Pertanyaannya kemudian,

bagaimana kalau kondisi diatas terus berlangsung, bagaimana pula dampak

sosialnya. Terhadap jawaban ini mungkin saja hanya bersifat hipotetis

belaka. Tapi kalau kita mau membaca sejarah peradaban kemanusiaan di

masa lalu. Maka kehancuran peradaban manusia itulah taruhannya. Dari

zaman ke zaman telah dituturkan dalam berbagai kitab suci agama-agama

besar bahwa kehancuran sejarah peradaban suatu bangsa/kaum akibat

terjadinya disorientasi sosial. Bagaimana memperbaikinya, tentu dari masing

orang punya jawaban masing-masing, tapi kalau disimpulkan kira-kira

jawabannya adalah " Apakah masing-masing pihak/orang telah menjadi

khalifah dimuka bumi ini". Karena esensi inilah yang terpenting, orang boleh

berkuasa dan kaya, tapi apakah orientasinya dimanfaatkan untuk

kepentingan kemanusian, ataukah justru akan merusak sendi-sendi

kemanusian. Mari kita renungkan .......!