master sample
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 MASTER Sample
1/2
PENDAHULUAN
Leukemia granulositik kronik (LGK) merupakan leukemia yang pertama ditemukan serta
diketahui patogenesisnya. Tahun 1960 Nowell dan Flungerford menemukan kelainan kromosom
yang selalu sama pada pasien LGK, yaitu 22q- atau hilangnya sebagian lengan panjang dari
kromosom 22, yang saat ini kita kenal sebagai kromosorn Philadelphia (Ph). Selanjutnya, di
tahun 1973 Rowley menemukan bahwa kromosom Ph terbentuk akibat adanya translokasi
resiprokal antara lengan panjang kromosom 9 dan 22, lazimnya ditulis t(9;22)(q34;q11), Dengan
kemajuan di bidang biologi molekular, pada tahun 1980 diketahui bahwa pada kromosorn 22
yang mengalami pemendekan tadi, ternyata didapatkan adanya gabungan antara gen yang ada, di
lengan panjang kromosom, 9 (9q34), yakni ABL (Abelson) dengan gen BCR (break cluster
region) yang terletak di lengan panjang kromosorn 22 (22q11), seperti tampak pada gambar 1.
Gabungan kedua gen ini sering ditulis sebagai BCR-ABL, diduga kuat sebagai penyebab utama
terjadinya kelainan proliferasi pada LGK.
Secara klasifikasi, dahulu LGK termasuk golongan penyakit mieloproliferatif yang
ditandai oleh proliferasi dari seri granulosit tanpa gangguan diferensiasi, sehingga pada apusan
darah tepi kita dapat dengan mudah melihat tingkatan diferensiasi seri granulosit, mulai dari
promielosit (bahkan mieloblas), meta mielosit, mielosit sampai granulosit.
-
7/31/2019 MASTER Sample
2/2
INSIDENS1
Kejadian leukemia mielositik kronis mencapai 20% dari semua leukemia pada dewasa, kedua
terbanyak setelah leukernia limfositik. kronik. Pada umumnya menyerang usia 40-50 tahun,
walaupun dapat ditemukan pada usia muda dan biasanya lebih progresif. Di Jepang kejadiannya
meningkat setelah peristiwa bom atom di Nagasaki dan Hiroshima, demikian juga di Rusia
setelah reaktor atom Chernobil meledak.
TANDA DAN GEJALA KLINIK
Dalarn pedalanan penyakitnya, WK dibagi menjadi 3 fase, yakni: fase kronik fase
akselerasi dan fase krisis bias. Pada umumnya saat pertama diagnosis ditegakkan, pasien masih
dalarn fase kronis, bahksn sering kali diagnosa LGK ditemukan secara kebetulan, misalnya saat
persiapan para operasi, dimana ditemukan leukositosis hebat tanpa gejala-gejala infeksi.
Pada fase kronis, pasien sering mengeluh pembesaran limpa, atau merasa cepat kenyang
akibat desakan limpa terhadap lambung. Kadang timbul nyeri seperti diremas di perut kanan atas
akibat. Keluhan lain sering tidak. spesifik, misalnya: rasa cepat lelah, lemah badan, demam yang
tidak terlalu tinggi, keringat malam. Penurunan berat badan tejadi setelah penyakit berlangsung
lama. Semua keluhan tersebut merupakan gambaran hipermetabolisme akibat proliferasi sel-sel
leukemia. Apabila dibuat urutan berdasarkan keluhan yang diutarakan oleh pasien, maka seperti
terlihat pada tabel 1.
. . .