master plan dan kajian akademis persampahan provinsi dki jakarta
TRANSCRIPT
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
BAB I PENDAHULUAN I – 1
1.1. Latar Belakang I – 1
1.2. Maksud dan Tujuan I – 2
1.3. Sasaran I – 2
1.4. Hasil Yang Diharapkan I – 3
1.5. Landasan Hukum I – 3
1.6. Ruang Lingkup I – 4
1.7. Sistematika Pelaporan I – 6
BAB II TINJAUAN TERHADAP MASTER PLAN & STUDI – STUDI TERDAHULU II – 1
2.1 TinjauanTerhadap Master Plan 1987 – 2005 II – 1
2.1.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah II – 2
2.1.2 Konsepsi Master Plan 1987 – 2005 II – 3
2.1.3 Usulan Tahapan Pelaksanaan Program Master Plan 1987 II – 8
2.1.4 Identifikasi Kendala Realisasi Master Plan 1987 II – 9
2.2 TinjauanTerhadap Master Plan Review & Program
Development 2005-2015 II – 12
2.2.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah 2005 II – 13
2.2.2 Konsepsi Review Master Plan 2005 – 2015 II – 15
2.2.3 Tahapan Pelaksanaan Program Review Master Plan 2005 – 2015
II – 19
BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA III – 13.1 Karakteristik Wilayah III – 1
3.1.1.Batas Administrasi III – 1
3.1.2.Kependudukan III – 9
3.1.3 Keadaan Geografi III – 11
3.1.4. Iklim III - 12
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 1
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
3.1.5 Kondisi Fisiografi dan Geomorfologi III – 13
3.1.6 Kondisi Geologi dan Jenis Tanah III – 14
3.1.7. Kondisi Sumber Daya Air III – 19
3.1.8 Kondisi Hidrooceanografi dan Ekosistem Pulau-pulau Kecil III – 20
3.1.9 Kenaikan Muka Air Laut III – 21
3.1.10 Perekonomian III – 21
3.2 Kebijakan Pembangunan III – 22
3.2.1 Kawasan yang diusulkan dalam sistem pusat
kegiatan di RTRW 2030 DKI Jakarta III – 23
3.2.2 Strategi Penataan Ruang III – 26
3.2.3. Kebijakan Penataan Ruang III - 27
BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA IV – 1
4.1 Metoda Penentuan dan Pengumpulan Data IV – 1
4.1.1. Jenis, Penentuan, Lokasi dan Jumlah Data IV – 1
4.1.1.1 Jenis dan Penentuan Data IV – 1
4.1.1.2 Lokasi dan Jumlah Data IV – 3
4.1.2Metoda Pengumpulan Data IV - 11
4.2 Koordinasi dengan pihak terkait IV - 13
4.3 Data Dasar Yang Diperlukan IV – 13
4.4 Pengelolaan dan Analisis Data IV - 23
4.4.1. Pengolaan Data IV - 23
4.4.2 Analisa Data IV -23
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 2
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
DAFTAR TABEL
No. Tabel
Uraian Halaman
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 3
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
DAFTAR GAMBAR
No. Tabel
Uraian Halaman
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 4
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
DAFTAR BAGAN
No. Tabel
Uraian Halaman
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 5
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia merupakan kota megapolitan yang
sibuk dan berkembang cepat, dalam satu hari menghasilkan timbulan sampah sebesar +-
6.139,33 ton (Sumber: Informasi Kebersihan Tahun 2010). Dengan jumlah penduduk yang
beraktifitas di Jakarta terus bertambah disertai dengan perubahan pola konsumsi
masyarakat mengakibatkan konsekuensi bertambahnya volume sampah dan kontribusi
beragamnya jenis sampah seperti sampah kemasan yang berbahaya dan/atau sulit diurai
oleh proses alam. Selain itu, sebagian besar masyarakat Jakarta masih memandang sampah
sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu
dimanfaatkan. Sehingga masyarakat dalam menangani sampah masih bertumpu pada
pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke
tempat pemrosesan akhir sampah. Kesadaran dan perilaku warga Jakarta untuk membuang
sampah pada tempat sampah dan menjaga kebersihan dan keindahan kotanya belum
sepenuhnya terlihat terbentuk dari tiap kepribadian warganya baik penduduk tetap
maupun penduduk pendatang atau komuter. Dilain pihak, ketersediaan lahan yang semakin
sulit dan terbatas serta pengelolaan sampah belum sesuai dengan metoda dan teknik
pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Keadaan ini mendorong Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta berupaya mencari solusi pengelolaan persampahan yang ramah
lingkungan.
Dengan adanya Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah, paradigma pola pengelolaan sampah diharapkan tidak lagi mengandalkan pola
kumpul angkut buang namun beralih ke pola pengurangan dan penanganan sampah sejak
dari sumber.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memiliki Master Plan Persampahan yang disusun
pada tahun 1987 untuk periode 1987 – 2005 dan telah melakukan review terhadap Master
Plan 1987 pada tahun 2005 yang dikenal sebagai Review Master Plan persampahan tahun
2005 untuk periode 2005 – 2015. Untuk mengakomodir perubahan-perubahan seperti
kondisi Kota Jakarta saat ini dan menjalankan amanat Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta
2030, maka perlu dilakukan penyusunan Master Plan dan Kajian Akademik Persampahan
Provinsi DKI Jakarta sebagai acuan pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah di Provinsi
DKI Jakarta untuk masa 2012 – 2032.
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 1
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
1.2. Maksud Dan Tujuan
Pekerjaan “Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta 2012
-2032” dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
khususnya Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk melanjutkan pelaksanaan pengelolaan
persampahan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Sedangkan tujuan
dilaksanakannya pekerjaan “Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI
Jakarta” adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengelolaan persampahan di Provinsi DKI Jakarta yang efektif dan efisien.
2. Meningkatkan pelayanan kebersihan di Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan,
standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
1.3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini adalah
1. Tersusunnya dokumen Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI
Jakarta 2012 - 2032.
2. Terlaksananya pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan Master Plan
dan Kajian Akademis yang disusun.
1.4. Hasil Yang Diharapkan
Tersedianya dokumen Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta.
untuk mendukung upaya penanggulangan masalah persampahan di DKI Jakarta secara
terpadu melalui sistem penanganan yang lebih up to date dan efisien, serta tidak rentan
terhadap kelumpuhan sistem, mengaplikasikan sistem secara terintegrasi, dukungan publik
dan penggunaan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan.
1.5. Landasan Hukum
Dalam Penyusunan Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan beberapa peraturan
perundang-undangan yang menjadi landasan rujukannya, yaitu :
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 2
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
1. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
2. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3. UU No. 29 Tahun 2007 tentang Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
4. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
5. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;
7. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal;
8. Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan
Sampah;
10. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan Dalam
Wilayah Provinsi DKI Jakarta;
11. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta;
12. Peraturan Gubernur No. 131 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.
1.6. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan “Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI
Jakarta”, antara lain sebagai berikut:
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 3
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
1. Identifikasi Kondisi Pengelolaan Persampahan di Provinsi DKI Jakarta
Hal ini untuk melihat kembali kondisi faktual yang sekarang berjalan dalam hal
pengelolaan persampahan di Provinsi DKI Jakarta dari berbagai Aspek antara lain:
◦ Aspek Regulasi;
◦ Aspek Kelembagaan;
◦ Aspek Pendanaan;
◦ Aspek Partisipasi Masyarakat / Sosial Budaya;
◦ Aspek Teknis dan Operasional.
2. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan di Provinsi DKI
Jakarta
Pada lingkup ini diharapkan konsultan dapat menginventarisasi sarana dan
prasarana eksisting yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta,
baik dari tahapan di Pemilahan, Pengumpulan, Pengangkutan, Pengolahan dan
Pemrosesan Akhir Sampah yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI
Jakarta, masyarakat, swasta dan instansi lain;
3. Membuat dan memetakan pola penanganan eksisting berikut ketersediaan
sarana dan prasarana di 5 (lima) Wilayah Kota Administrasi di Provinsi DKI
Jakarta dan Kabupaten Administrasi Kepulauan seribu, dengan melihat Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta;
4. Melakukan identifikasi dan analisa timbulan sesuai dengan daerah pelayanan
pengolahan sampah di DKI Jakarta serta menganalisa komposisi dan karakteristik
sampah dengan mengacu kepada studi komposisi dan karakteristik sampah di
DKI Jakarta;
5. Menganalisa hasil kajian pada point 4 serta memanfaatkan data sekunder dari
hasil Master Plan JICA 1987, Master Plan Review and Program Development
(WJEMP DKI 3 – 11) ditambah dengan data – data terakhir dari studi –studi
instansi lain terkait termasuk informasi dari Dinas Kebersihan;
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 4
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
6. Menyusun Standar Pelayanan Pemilahan dan Pengumpulan Sampah.
Konsultan diharapkan dapat merekomendasikan kriteria dan standar pelayanan
pemilahan dan pengumpulan sampah termasuk konsep disain dari modifikasi /
perbaikan disain tempat pemilahan sampah, dan sarana pengumpul sampah
yang memasukan konsep pemilahan sampah secara praktis mulai dari sumber;
7. Menyusun sistem pelayanan pengangkutan dari sumber dan atau tempat
penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
menuju ke tempat pemrosesan akhir;
8. Mengkaji kebutuhan tempat pemrosesan akhir sampah yang berbasis Teknologi
Tinggi ramah lingkungan;
9. Membuat rekomendasi teknis pemanfaatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu
(TPST) Regional berbasis Teknologi Tinggi Ramah Lingkungan.
10. Mengkaji aspek kelembagaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas
dari pengelolaan persampahan;
11. Mengkaji aspek regulasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari
pengelolaan persampahan;
12. Mengkaji aspek pendanaan yang meliputi perkiraan biaya kegiatan pengelolaan
sampah jangka pendek (tahunan), jangka menengah (lima tahunan) dan jangka
panjang, termaksuk juga perhitungan besaran tipping fee pengolahan sampah;
13. Mengkaji aspek peran serta masyarakat dan sosial budaya sesuai yang
diamanatkan dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
14. Menyusun Naskah Akademis Persampahan DKI Jakarta Kajian akademis ini
dituangkan menjadi Naskah Akademis yang berisikan;
a. Kajian aspek kelembagaan yang akan diterapkan dalam pengelolaan sampah
berteknologi tinggi,
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 5
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
b. Kajian aspek hukum perlunya penyusunan Master Plan yang baru, Master Plan
& Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
c. Kajian aspek pendanaan dan investasi untuk setiap tahapan pembangunan
yang akan direncanakan,
d. Kajian akademis alternatif pemilihan teknologi pengolahan sampah dengan
mempertimbangkan aspek wawasan lingkungan,
e. Kajian aspek keterlibatan dan bentuk peran serta masyarakat dan
stakeholder serta pemerintah dalam konteks setiap tahapan pembangunan,
termasuk dalam hal ini mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang yang
direncanakan dalam Master Plan.
15. Membuat skala prioritas program pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta,
cakupan terakhir dari kegiatan ini adalah membuat usulan program secara
berkesinambungan, dengan menggunakan skala prioritas untuk masing – masing
unit yang ada di Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, berikut tahapan
pelaksanaan program tersebut;
16. Melaksanakan workshop sebanyak dua kali, yaitu workshop pertama dilakukan
pada bulan ketiga sebelum penyampaian laporan antara dan workshop kedua
dilakukan setelah penyampaian konsep laporan akhir.
1.7. Sistematika Pelaporan
Laporan Antara disusun dengan sistematika sebagai berikut:
1. Bab 1 Pendahuluan
Sebagian besar materi Bab 1 mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK). Bab ini berisikan
Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Sasaran, Hasil Yang Diharapkan, Landasan Hukum,
Ruang Lingkup Pekerjaan serta Sistematika Laporan.
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 6
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
2. Bab 2 Tinjauan Terhadap Master Plan Terdahulu
Pada Bab 2 akan meninjau secara ringkas mengenai Master Plan Persampahan DKI Jakarta
1987 periode tahun rencana induk 1987 – 2005, Review Master Plan 2005 periode tahun
rencana induk 2005 – 2015 dan SAPROF Proyek Penyelenggaraan Sampah Jakarta Indonesia
2008. Pada bab ini mengulas inti dan membandingkan kajian tentang timbulan, komposisi
dan karakteristik sampah serta konsepsi dan tahap pelaksanaan program dari kedua Master
Plan Persampahan terdahulu sebagai pembelajaran keberhasilan mengarahkan pengelolaan
sampah dan landasan penyusunan Konsep Master Plan Persampahan DKI Jakarta tahun
periode 2012 – 2032.
3. Bab 3 Gambaran Umum / Profil Provinsi DKI Jakarta
Bab 3 mengulas gambaran Umum atau Profil DKI Jakarta sebagai daerah studi.
Pokok-pokok bahasan gambaran umum DKI Jakarta antara lain: Kondisi Fisik yang meliputi
topografi, geologi, geografi dan iklim; Batas Administrasi dan Demografi / Kependudukan
serta pergerakan penduduk komuter perkotaan; arah Perkembangan Kota berupa Rencana
Tata Ruang dan Tata Guna Lahan dan Trend Perkembangan Sarana & Prasarana yang
meliputi prasarana jalan, transportasi, air minum, air limbah dan drainase di DKI Jakarta
20 tahun mendatang.
4. Bab 4 Pengumpulan dan Analisis Data
Adapun di Bab 4 menjabarkan antara lain mengenai: metoda pengumpulan data seperti
penentuan wilayah survay, jumlah sampel dan penyusunan kuestioner & checklist;
pelaksanaan pengumpulan data seperti penentuan detail daerah survay, pra survay, uji
coba kuestioner & checklist dan pembagian surveyor dan wilayah kerja; pengolahan dan
analisis data; dan permasalahan pokok yang didapat dari pengumpulan data.
5. Bab 5 Kondisi Sistem Pengelolaan Persampahan Eksisting DKI Jakarta Pada Bab 5 ini akan
menguraikan mengenai kondisi sistem pengelolaan persampahan eksisting yang
dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011. Uraian Bab ini meliputi strategi dan
kebijakan pengelolaan sampah kota; timbulan, komposisi dan karakteristik sampah kota;
dan 5 (lima) aspek pada sistem pengelolaan sampah.
6. Bab 6 Konsep Garis Besar Sistem Pengelolaan Sampah DKI 2012 - 2032
Sebagai Bab penutup, di Bab 6 akan mengulas mengenaikonsep Garis Besar Sistem
Pengelolaan Sampah DKI Jakarta 2012 – 2032 yang antara lain berisikan mengenai: landasan
kebijakan, regulasi, norma, standar, pedoman dan kriteria Pengelolaan Sampah;
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 7
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
pendekatan dan strategi; skenario dan tahapan program pengelolaan sampah; dan
rancangan pengembangan sistem pengelolaan sampah DKI. Bagian ini akan menjadi bahan
pokok bahasan pada Workshop I dan draft rancangan Master Plan Sistem Pengelolaan
Sampah DKI Jakarta 2012 – 2032.
Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 8
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
BAB 2
TINJAUAN TERHADAP MASTER PLAN & STUDI-STUDI TERDAHULU
2.1. Tinjauan Terhadap Master Plan 1987 – 2005
Sejak 1987 Pengelolaan Sampah di Jakarta mempunyai arahan dari hasil studi
proyek Peningkatan Sistem Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta (Study on Solid
Waste Management System Iprovement Project in The City of Jakarta in Indonesia),
yang berfungsi sebagai Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan Sampah di
Jakarta. Ini merupakan Master Plan pertama yang didanai dan dipelopori
penyusunannya oleh JICA.
Kala itu di tahun 1986 Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan pihak Rukun Warga (RW)
telah sanggup melayani jasa pengumpulan sampah 62% dari luas wilayah DKI
Jakarta atau 410 km2. Jumlah penduduk tahun 1984 tercatat sebanyak 7,3 juta jiwa
dengan kepadatan 111 jiwa/ha dan tingkat pertumbuhan 2,7% per tahun. Kurang
lebih 80% dari total wilayah kota sudah terbangun, dimana luas wilayah DKI Jakarta
berupa daratan adalah seluas 661,52 km2.
Wilayah administrasi pemerintahan di DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah
administrasi dan 1 kabupaten administratif yaitu Wilayah Administrasi Jakarta Pusat,
Wilayah Administrasi Jakarta Barat, Wilayah Administrasi Jakarta Selatan, Wilayah
Administrasi Jakarta Timur, Wilayah Administrasi Jakarta Utara dan Kabupaten
Administatif Kepulauan Seribu. Jumlah kecamatan dan kelurahan di tahun 1987
sebesar 30 kecamatan dan 260 kelurahan dengan jumlah RW sebesar 2.201 dan RT
sebesar 28.000.
Permasalahan yang teridentifikasi pada saat penyusunan Master Plan 1987 adalah
(1) pengumpulan yang tidak memadai; (2) peran serta (baik kesadaran dan
perilaku) masyarakat yang lemah dan; (3) pendanaan yang tidak memadai. Jumlah
pengumpulan per kendaraan rendah, sampah yang terkumpul tidak ditimbang dan
tidak ada pemeliharaan yang memadai terhadap kendaraan operasional lapangan.
2 - 1
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Personil yang kompeten terkonsentrasi di Kantor Dinas, sedangkan Suku Dinas
kekurangan baik personil maupun peran otonominya.
Saat itu DKI Jakarta mengoperasikan TPA di Cakung Cilincing, Srengseng dan Kapuk
Kamal. Sebuah landfill percontohan dimulai di tahun 1986 di daerah Srengseng.
Status pada tahun 1986 terdapat 784 LPS (TPS) yang terdiri dari 66 dipo, 212 bak
beton, 152 pool gerobak, 91 ruang terbuka, 263 kontainer, 113 lokasi dengan
sistem jali-jali dan 130 lokasi dengan sistem door to door (Sumber: tabel 1.4-3,
Master Plan 1987). Ada 9 (sembilan) jenis kendaraan pengumpul digunakan.
Dengan total 752 kendaraan pengumpul yang terdiri dari 163 kendaraan kargo
besar, 60 kendaraan kargo kecil, 42 truk tipper besar, 189 truk tipper kecil, 39 truk
arm roll besar, 29 truk arm roll kecil, 11 mobil crane, 101 truk compactor besar dan
118 truk compactor kecil. Penyapuan jalan dilaksanakan hingga 751 km jalan
protokol, jalan ekonomi dan jalan lainnya.
2.1.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah
Timbulan Sampah
Data timbulan sampah hasil survai pada Master Plan 1987 seperti pada Tabel 2.1
berikut:
Tabel 2.1. Timbulan Sampah DKI Jakarta tahun 1985
Sumber Penghasil Sampah Unit (ton/hari) Sumber MP 1987 Nomor Tabel/Halaman
Pemukiman 2.430 Tabel 2.2-8/hal. S2-16Pasar 810 Tabel 2.2-3/hal. S2-10Perkantoran 420 Tabel 2.2-5/hal. S2-12Pertokoan 390 Tabel 2.2-5/hal. S2-12Hotel 50 Tabel 2.2-5/hal. S2-12Industrial 780 Tabel 2.2-8/hal. S2-16Penyapuan Jalan & Saluran 50 Tabel 2.2-8/hal. S2-16Total 4.930 Tabel 2.2-8
Sumber: Laporan Master Plan 1987.
Komposisi dan Karekteristik Sampah
Data komposisi dan karakteristik sampah dari Master Plan 1987 seperti pada Tabel
2.2 dari sumber domestik (pemukiman) dan sumber komersial (pertokoan,
perkantoran, hotel) berikut:
2 - 2
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 2.2. Komposisi dan Karakteristik Sampah dari Sumber Domestik dan Sumber
Komersial
Komponen Domestik (Tahun 1985)
Komersial (Tahun 1984)
Komposisi SampahPlastik 10 % 13 %Kertas 17 % 25 %Tekstil 5 % 3 %Kayu 12 % 7 %Garbage 23 % 28 %Lainnya 15 % 14 %Logam 4 % 4 %Gelas/Beling 4 % 5 %Batu 10 % 1 %Total 100 % 100 %
Karakteristik SampahKadar Air 54 % 48 %Volatile 28 % 36 %Kadar Abu 18 % 17 %Rasio C/N 31 35Nilai Kalori Rendah 1.100 Kkal/Kg 1.600 Kkal/KgTabel Sumber Data Tabel 2.2-16 Tabel 2.2-17
Sumber: Laporan Final Master Plan Sistem Manejemen Sampah 1987.
2.1.2 Konsepsi Master Plan 1987 – 2005
Aspek Regulasi
Upaya-upaya kebijakan hukum jangka panjang harus ditegakkan. Aspek hukum
harus dikembangkan untuk:
Pembagian tanggung jawab dalam pengelolaan sampah;
Pengawasan terhadap pengumpulan sampah yang dilaksanakan pihak swasta;
Pengawasan lokasi-lokasi TPA kecil;
Peraturan hukuman terhadap pembuangan sampah illegal.
Standar pengumpulan, pengolahan dan pemusnahan sampah akan dibuat untuk
mengklarifikasi bentuk-bentuk pembuangan sampah illegal dan ini harus
dilaksanakan secara ketat. Suku Dinas akan ditempatkan dibawah pengawasan
Dinas Kebersihan untuk memperbaiki ketidaktergantungannya.
Aspek Kelembagaan
2 - 3
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Sampah domestik seluruhnya akan dikelola oleh Dinas Kebersihan dengan bantuan
masyarakat di tingkat RT/RW untuk pengambilan sampah dari tiap-tiap pemukiman.
Sampah rumah sakit diidentifikasi sebagai komponen terpisah yang akan dikelola
oleh rumah sakit yang bersangkutan. Pengangkutan sampah komersial
dipertimbangkan cocok dilakukan oleh sektor swasta dibawah pengawasan Dinas
Kebersihan, tetapi pengolahan sampah dan pemusnahannya harus dilokasi yang
telah ditentukan oleh Dinas Kebersihan. Pengelolaan sampah pasar merupakan
tanggung jawab PD Pasar Jaya. Dinas Pekerjaan Umum bertanggung jawab sampah
sungai dan drainase yang selanjutnya diangkut oleh Dinas Kebersihan. Sampah
industri yang berupa sampah domestik dan komersial akan dikumpulkan oleh Dinas
Kebersihan, sampah industri lainnya diangkut dan dimusnahkan oleh penghasil
sampah atau sektor swasta dibawah pengawasan Dinas Kebersihan. Drainase
mikro dirawat oleh RT/RW, tapi sampah dari saluran akan diangkut dan
dimusnahkan oleh Dinas Kebersihan.
Dinas Kebersihan dirubah menjadi sebuah perusahaan umum serupa dengan
Perusahaan Daerah Kebersihan (PDK) dengan struktur organisasi usulan adalah 1)
pada tingkat Dinas Kebersihan diperlukan 3 Divisi dan 12 seksi, 2). Pada tingkat
suku dinas kebersihan diperlukan 5 divisi dan 25 seksi, 3). Jumlah staf diperlukan
10.278 orang.
Aspek Pendanaan
Master Plan 1987 memperkirakan kebutuhan investasi pengelolaan sampah untuk
kurun waktu 25 tahun (1989 – 2014) sebesar Rp. 652,7 milyar. Investasi kumulatif
sebesar Rp. 456 milyar diperoyeksikan dalam 3 (tiga) tahapan rencana investasi
proyek mulai 1989 – 2005. Investasi tersebut mencakup perbaikan pengumpulan
sampah, pembangunan SPA dan pengembangan TPA, peralatan penyapuan jalan
dan bengkel. Ketiga tahapan investasi tersebut antara lain:
Tahap I (1989 – 1995), dibagi lagi menjadi Tahap A (1989-1992) dan Tahap B
(1993-1995). Pada Tahap A mengutamakan perbaikan sistem pengumpulan
sampah di Jakarta Pusat, pembangunan SPA besar dan pengembangan lokasi
TPA di Bekasi. Tahap B terdiri dari perbaikan pengumpulan lebih lanjut di
Jakarta Pusat dan sekitarnya, pembangunan sebuah SPA besar, sebuah SPA
kecil dan sebuah TPA di Tangerang. Jumlah biaya Tahap I seluruhnya sebesar
Rp. 167 milyar (Rp. 139,9 milyar investasi instrumenal dan Rp. 27,1 milyar
penggantian), semuanya dinyatakan dalam harga konstan tahun 1987;
2 - 4
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tahap II (1996-2000), biaya untuk perbaikan pengumpulan di Wilayah DKI
Jakarta yang belum tercakup dalam Tahap I, pembangunan 10 SPA kecil dan
perluasan areal TPA Bekasi dan Tangerang. Total perkiraan baiaya sebesar Rp.
117 milyar, dimana Rp. 83 milyar investasi baru dan Rp. 34,8 milyar untuk
penggantian.
Tahap III (2001-2005), biaya untuk pembangunan 3 SPA kecil tambahan,
perluasan area TPA Bekasi dan Tangerang. Total perkiraan biaya sebesar Rp.
170,8 milyar, dimana Rp. 39,9 milyar investasi baru dan Rp. 130,9 investasi
penggantian.
Sumber dana yang dinominasikan oleh JICA untuk pembiayaan Master Plan selama
1989 – 2014 dan investasi proyek periode 1989 – 2005 adalah anggaran tahunan
(APBD) dan pinjaman dari luar dan dalam negri.
Solusi yang diusulkan untuk perbaikan efisiensi pengumpulan retribusi sampah
adalah pembebanan (surecharge) pada tagihan listrik.
Aspek Peran Serta Masyarakat
Tiap Suku Dinas akan memiliki loket pengaduan, satu unit hubungan masyarakat
dan unit penyuluhan masyarakat guna mempromosikan partisipasi masyarakat.
Penyuluhan akan diberikan kepada RT/RW dan perbaikan serta penyediaan gerobak
sampah. Beberapa hari dalam setahun akan ditetapkan sebagai hari kerja bakti
kebersihan dimana Suku Dinas akan menyediakan pelayanan angkutan sampah
yang terkumpul. Kontainer untuk material sampah yang dapat digunakan kembali
(seperti beling, logam, dan kain) akan disediakan di tiap RT/RW, yang selanjutnya
akan menghasilkan dana untuk keperluan RT/RW. Pedagangn barang bekas swasta
akan diperkenalkan. Akhirnya penduduk harus mau membayar retribusi dengan
cara memberi tahu mereka bahwa untuk pemeliharaan standar kesehatan
lingkungan diperlukan sejumlah uang yang besar/banyak.
Aspek Teknis Operasional
Master Plan 1987 memperkirakan pada tahun 2005 jumlah penduduk DKI Jakarta
akan mencapai 12 juta jiwa sehingga timbulan sampah akan mencapai angka
10.270 ton/hari (Sumber Tabel 2.2-10/hal. S2-17). Dengan timbulan sampah pasar
diproyeksikan meningkat dari 810 ton/hari tahun 1987 menjadi 1.710 ton/hari tahun
2005; timbulan sampah industri diproyeksikan meningkat dari 780 ton/hari menjadi
1.510 ton/hari tahun 2005; sampah yang dibuang ke sungai dan saluran
2 - 5
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
diperkirakan sebesar 130 ton/hari tahun 2005. Sehingga diagram pola aliran
sampah tahun 2005 dilukiskan seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Rencana Pola Aliran Sampah Tahun 2005 – Master Plan 1987
Master Plan 1987 mentargetkan sampah sebesar 9.290 ton/hari pada tahun 2005
akan dibuang ke TPA. Lokasi TPA diprioritaskan berada dalam wilayah kota Jakarta.
Wilayah-wilayah lain harus diberi prioritas untuk membangun Stasiun Peralihan
Antara (SPA) untuk melayani TPA yang jauh. Wilayah Jakarta Pusat harus diberi
prioritas utama dalam pembangunan stasiun peralihan, diikuti Jakarta Selatan dan
Jakarta Utara. Untuk melayani Jakarta Pusat/Selatan, stasiun peralihan besar harus
dibangun dalam jarak 15 km dari pusat kedua wilayah tersebut. Untuk keperluan
tersebut, harus digunakan sistem compactor-container. Untuk wilayah Jakarta
Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat, stasiun peralihan kecil harus dibangun
tergantung dari penggunaan lokasi TPA jarak jauh. Stasiun-stasiun ini harus
2 - 6
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
menggunakan sistem datar dengan hopper. Master Plan 1987 juga
merekomendasikan 13 SPA kecil dengan kapasitas 400 ton/hari dengan perkiraan
luas SPA sebesar 0,75 ha dan 2 SPA besar dengan kapasitas 2.000 ton/hari dengan
perkiraan kebutuhan luas 2 ha. Pola persebaran lokasi SPA dapat dilihat pada
Gambar 2.2 berikut.
Gambar 2.2 Pola Persebaran Lokasi SPA
Ada 2 lokasi TPA direncanakan akan menangani sampah dari DKI Jakarta yaitu di
Bekasi dan Tangerang. TPA di Bekasi akan melayani sampah dari wilayah Jakarta
Utara, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Sedangkan TPA di Tangerang akan melayani
wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Bantar Gebang merupakan daerah
rencana lokasi TPA di Bekasi dan Ciangir merupakan daerah rencana TPA di
Tangerang. Sanitary Landfill terpilih sebagai opsi penanganan dan pemusnahan
sampah di TPA.
2.1.3 Usulan Tahapan Pelaksanaan Program Master Plan 1987
Master Plan Pengelolaan Sampah DKI Jakarta 1987 dibagi dalam 3 tahap
pelaksanaan 5 tahunan sebagai berikut:
Tahap I (1989 – 1995)
2 - 7
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
a) Proyek-proyek perbaikan di Wilayah Jakarta Pusat
Perbaikan sistem pengumpulan sampah
Pembangunan SPA Sunter
Pembangunan TPA Bekasi Tahap I
Promosi pemungutan retribusi
b) Proyek-proyek perbaikan di Wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta
Selatan dan Jakarta Timur
Perbaikan sistem pengumpulan sampah
Pembangunan SPA Srengseng
Pembangunan TPA Tangerang Tahap I
Promosi pemungutan retribusi.
Tahap II (1996 – 2000)
Pembangunan SPA di Wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur
Pembangunan TPA Bekasi Tahap 2
Pembangunan TPA Tangerang Tahap 2
Tahap III (2001 – 2005)
Peningkatan kapasitas pengumpulan sampah
Perkuatan kapasitas penanganan SPA Sunter dan Srengseng
2 - 8
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
2.1.4. Identifikasi Kendala Realisasi Master Plan 1987
Berikut ini beberapa kendala merealisasi Master Plan 1987:
Aspek Regulasi
Upaya kebijakan jangka panjang harus diterapkan berdasarkan konsepsi Master
Plan, meliputi aspek hukum yang harus di kembangkan untuk :
1. Pembagian tanggung jawab dalam pengelolaan sampah;
2. Pengawasan terhadap pengumpulan sampah yang dilaksanankan pihak
swasta;
3. Pengawasan lokasi-lokasi TPA kecil;
4. Peraturan hukuman terhadap pembuangan sampah ilegal.
Sampah rumah tangga telah dikelola oleh Dinas Kebersihan sedangkan sampah
industri dan sampah berbahaya harus dikelola dan dimusnahkan oleh penghasil
sampah bersangkutan, yang akan diawasi oleh pemerintah pusat dan daerah.
Pemerintah pusat harus merumuskan pendekatan untuk pemusnahan sampah
regional dan menerbitkan undang-undang tentang pembentukan organisasi untuk
pemusnahan sampah gabungan.
Penegakan hukum tentang sampah selama ini masih lemah, untuk mendukung
sistem pengelolaan sampah yang baru diperlukan penataan kembali peraturan yang
telah ada dan penerbitan peraturan baru berupa Perda, SK Gubernur dan Instruksi
Gubernur yang disesuaikan menyangkut aspek institusi dan teknis operasional.
Aspek Kelembagaan
Berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 15 Tahun 2002 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, struktur organisasi Dinas
Kebersihan terdiri dari:
1. Pada tingkat Dinas, terdiri dari 6 Sub Dinas, 1 Bagian, 18 Seksi, 5 Sub-bagian
dan 1 Unit Pelaksana Teknis;
2. Pada tingkat Suku Dinas masing-masing terdiri dari 6 Seksi dan 1 Sub-bagian.
3. Jumlah petugas Dinas Kebersihan terdiri dari 3.633 orang pegawai dan 2.950
orang pegawai harian lepas (PHL). Disamping itu terdapat 6.656 orang
petugas gerobak swadaya masyarakat.
2 - 9
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Aspek Pendanaan
a. Besar perhitungan investasi yang dilakukan dalam Master Plan 1987
dinyatakan dalam harga konstan tahun 1987. Sehingga nilainya pada tahun
2005 tidak relevan lagi. Bila jumlah investasi yang direncanakan untuk tiap
tahun dikonversikan ke harga nominal tahunan dengan memperhitungkan
inflasi GDP kumulatif maka nilai rencana investasi proyek 1989-2005 yang
mulanya sebesar Rp. 456 milyar dikonversi menjadi sebesar Rp. 3.165 milyar
nilai 2005.
b. Realisasi retribusi pengelolaan sampah yang dikumpulkan oleh PemProv DKI
Jakarta pada tahun 2005 adalah sebesar Rp. 8,78 milyar dan tahun 2003
sebesar Rp. 10,05 milyar. Sementara Master Plan 1987 penerimaan retribusi
tahun 2005 ditargetkan mencapai nilai yang cukup untuk menutup biaya
operasi dan pemeliharaan, yang diterima dan minimal 90% dari penduduk
yang wajib membayar retribusi. Secara khusus disini terlihat bahwa tidak ada
upaya serius yang telah dibuat oleh DKI Jakarta untuk merubah pengelolaan
sampah menjadi suatu kegiatan yang bersifat cost recovery dan memperbaiki
sistem pengumpulan retribusi.
c. Solusi usulan perbaikan efisiensi pengumpulan melalui pembebanan
(surecharge) pada tagihan listrik secara teoritis merupakan hal yang menarik
karena sebagian besar penduduk kota sudah mendapat layanan listrik. Tetapi
segala upaya untuk menegosiasi pengaturan ini dengan pihak PLN telah gagal
karena ketidakmauan PLN dan tidak adanya kekuatan dorongan dari pihak
pemerintah provinsi. Hal umum yang telah disetujui PLN adalah
memperbolehkan tagihan pengelolaan sampah secara terpisah dari tagihan
listrik, tapi hal ini secara umum tidak berhasil baik karena rumah tangga
membayar tagihan listrik dan mengabaikan tagihan pengelolaan sampah.
d. Master Plan 1987 tidak mengidentifikasi sumber-sumber pinjaman baik luar
maupun dalam negeri, sehingga cukup beralasan untuk menduga bahwa Studi
persampahan yang dilakukan oleh JICA berarti menetapkan araha untuk
sedikitnya sebagian pendanaan diperoleh dari Pemerintah Jepang yang telah
diarahkan ke DKI Jakarta dalam bentuk subsidiary loan agreements (SLA)
melalui yang sebelumnya Regional Development Account (RDA) di
Departemen Keuangan. Pinjaman dalam negeri agaknya juga dimaksudkan
untuk didanai oleh Departemen Keuangan via saluran murni Rekening
2 - 10
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pembangunan Daerah (RPD). Alasan untuk menduga ini adalah bahwa Bank
Indonesia tidak pernah mau meminjamkan untuk jangka panjang untuk
prasarana kota, atau untuk investasi modal jangka panjang kecuali untuk
pinjaman perumahan yang diagunkan.
Aspek Peran Serta Masyarakat
Peran sektor swasta telah ikut berperan dalam pengelolaan sampah baik dalam
proses pengangkutan sampah, pengoperasian SPA dan juga pengoperasian TPST,
berdasarkan sistem kontrak kerja.
Aspek Teknis Operasional
1. Master Plan 1987 merencanakan pembangunan 2 TPA yaitu TPA di Bekasi dan
TPA Tangerang . TPA Bekasi akan melayani sampah dari wilayah Jakarta Utara,
Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Sedangkan TPA di Tangerang akan melayani
wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Bantar Gebang merupakan daerah
rencana lokasi TPA di Bekasi dan Ciangir merupakan daerah rencana TPA di
Tangerang. Namun dalam pelaksanaannya TPA Ciangir di Tangerang tidak
terealisasi, dikarenakan adanya perubahan RUTR Kabupaten Tangerang yang
mengubah peruntukan untuk areal pemukiman sehingga pemerintah daerah
setempat tidak mengizinkan pembangunan TPA dilokasi tersebut dan
masyarakat setempat menolak rencana pembangunan TPA.
2. Dalam Master Plan 1987, estimasi timbulan sampah tahun 2005 sebesar
10.220 ton/hari, sedangkan hasil survai timbulan sampah yang dilakukan oleh
konsultan WJMEP memberikan hasil sebesar 6.000 ton/hari. Terlalu tingginya
estimasi Master Plan tersebut disebabkan karena jumlah penduduk DKI Jakarta
untuk tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta jiwa sedangkan
kenyataanya hanya 8,9 juta jiwa.
3. Master Plan 1987 merencanakan pembangunan 2 SPA besar, masing-masing
untuk wilayah barat dan wilayah timur Jakarta dan 13 SPA kecil yang tersebar
di seluruh wilayah DKI Jakarta. Realisasinya baru dibuat 2 SPA besar di Cakung
dan Sunter, keduanya berlokasi di wilayah timur Jakarta, sedangkan SPA kecil
tidak dibangun. Selain terbatasnya ketersediaan lahan dalam wilayah Jakarta,
ternyata juga masyarakat atau warga Jakarta menolak daerah disekitar mereka
dibangun tempat/stasiun penanganan sampah khususnya pada wilayah-
wilayah pemukiman.
4. Master Plan 1987 merencanakan bahwa sistem pembuangan akhir sampah di
TPA Bantar Gebang menggunakan sistem Sanitary Landfill. Namun
2 - 11
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
realisasinya, persyaratan pelaksanaan Sanitary landfill tidak dilaksanakan
sepenuhnya.
2.2. Tinjauan Terhadap Master Plan Review & Program Development
2005-2015
Master Plan Review & Program Development 2005 (DKI 3-11) merupakan hasil kaji
ulang Master Plan 1987. Master Plan Review 2005 bertujuan merumuskan rencana
menyeluruh (outline plan) pengelolaan sampah DKI Jakarta jangka menengah yang
realistik dan praktis (dapat diimplementasikan). Beberapa hal yang mendorong
pengkajian Master Plan 1987 adalah 1) kejadian-kejadian perkembangan terbaru
seperti perubahan jumlah penduduk Jakarta; 2) kebutuhan untuk mempercepat
partisipasi masyarakat dan sektor swasta; 3) munculnya paradigma baru dalam
pengelolaan sampah.
Beberapa rumusan tujuan pengembangan sistem dan teknologi pengelolaan
sampah DKI Jakarta adalah (1). DKI Jakarta ingin memiliki sistem pengelolaan
sampah yang tidak terlalu tergantung dari para stakeholder diluar wilayah DKI
Jakarta, seperti pemerintah daerah lainnya. Karena keterbatasan lahan didalam
kota, diperlukan teknologi yang memerlukan lahan yang tidak luas. (2).
Memaksimalkan efisiensi melalui dekonsentrasi sistem pengelolaan sampah,
khususnya untuk meminimalkan jarak pengangkutan. (3). Mereduksi jumlah
sampah yang harus ditangani sebesar mungkin. (4). Mewujudkan lingkungan kota
yang bersih, sehat dan estetis dengan upaya-upaya terpadu dengan berbagai
sektor seperti air bersih, drainase, air kotor dan transportasi. (5). Peranserta
masyarakat dan sektor swasta sangat penting untuk ditingkatkan. (6) Perubahan
paradigma pemerintah sebagai regulator dan swasta sebagai operator.
Jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2000 tercatat sebesar 8,4 juta jiwa dan
perkiraan menghasilkan sampah kurang lebih 25.600 m3 atau 6.400 ton per hari.
Sampah ini ditimbulkan dari berbagai kegiatan masyarakat yaitu 58% dari
pemukiman, 10% dari pasar, 15% dari daerah komersial, 15% dari daerah industri,
2 % dari jalan, taman dan sungai.
2 - 12
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pada tahun 2001 perkiraan sampah terkumpul dan diangkut ke TPA Bantar Gebang
kurang lebih 70%, 16,5% ke lokasi-lokasi informal dan 13% tidak terkelola (seperti
dibuang ke sungai dan sepanjang pinggir jalan).
Berbeda dengan Master Plan 1987, Master Plan Review 2005 membahas
pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan pra studi kelayakan
penanganan sampah pada sistem drainase DKI Jakarta, dan tidak membahas
penanganan sampah di kepulauan seribu dan pesisir.
2.2.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah 2005
Timbulan Sampah
Studi timbulan sampah tahun 2005 memberikan hasil pehitungan perkiraan
timbulan sampah Jakarta sebesar 2,97 l/kapita/hari atau 0,64 kg/kapita/hari. Data
detail timbulan tiap jenis sampah disajikan pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Timbulan Sampah DKI Jakarta Tahun 2005
Sumber Sampah
Unit
M3/hari Ton/hari
Pemukiman
10.141
2.53
5Pasar 750 22
5Sekolah 955 25
8Perkantoran/Fasilitas Umum
8.520
1.27
8
Industri 1.899
437
Total Timbulan Sampah
22.265
4.73
3
Berat jenis sampah seperti pada tabel 3.1.3 Lap Akhir WJEMP DKI 2-11 hal. III-2
Sumber: Data perhitungan konsultan WJEMP DKI 3-11, Januari 2005.
2 - 13
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Komposisi & Karakteristik Sampah
Data komposisi sampah rata-rata di DKI Jakarta hasil survai tahun 2005 disajikan
pada Tabel 2.4 berikut:
Tabel 2.4. Komposisi Sampah Rata-rata di DKI Jakarta Tahun 2005
No. Komponen % Total % Daur Ulang % Dibuang
1. Organik 55,37 0,00 55,37
2. Anorganik
2.1 Kertas 20,57 7,32 13,15
2.2 Plastik 13,25 6,85 6,40
2.3 Kayu 0,07 0,07 0,00
2.4 Kain/Tekstil 0,61 0,61 0,00
2.5 Karet/Kulit Tiruan 0,19 0,19 0,00
2.6 Logam/Metal 1,06 1,06 0,00
2.7 Gelas/Kaca 1,91 1,91 0,00
2.8 Sampah Bongkahan 0,81 0,81 0,00
2.9 Sampah B3 1,52 0,00 1,52
2.10 Lain-lain (batu, pasir,dll) 4,65 0,00 4,65
Total 100,00 19,95 80,05
Sumber: hasil survai konsultan WJEMP DKI 3-11, Januari 2005.
Data karakteristik sampah meliputi nilai kalor, kadar air dan kadar abu dari berbagai
jenis sampah Jakarta tahun 2005 disajikan pada Tabel 2.5.
2 - 14
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 2.5 Karakteristik Sampah Berbagai Sumber Sampah Jakarta Tahun 2005
Su
m
be
r
Sa
m
pa
h
Karakteristi
k SampahNilai Kalor (K
kal
/K
g)
Kadar
Air (%
)
Kadar
Abu (%
)
Pemukiman Pendapatan Tinggi
2332
47,40
16,43
Pemukiman Pendapatan Menengah
2795
44,81
16,03
Pemukiman Pendapatan Re
2149
45,85
16,27
2 - 15
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
ndah
Pasar Modern
2102
36,59
17,13
Pasar
1778
56,58
10,26
Perkantoran
2434
23,17
17,60
Sekolah
3248
31,31
13,92
Industri
3553
23,73
11,93
Rata-rata
2531
36,22
14,51
Sumber: hasil analisa laboratorium Balai Pelatihan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Mei 2005.
2.2.2 Konsepsi Review Master Plan 2005 – 2015
Aspek Regulasi
Berkaitan dengan pengelolaan limbah B3 dalam wilayah DKI Jakarta, Master Plan
Review 2005 merumuskan konsepsi sebagai berikut:
1. Merumuskan perubahan hukum yang menempatkan institusi Dinas Kebersihan
dan atau BPLHD DKI Jakarta berkedudukan sebagai regulator, supervisor dan
fasilitator dalam pengelolaan B3. Untuk upaya pembenahan institusi
pengelolaan persampahan melalui produk hukum dengan cara antara lain
merevisi SK Gubernur No. 15 Tahun 2005, SK Gubernur No. 1281 Tahun 1988
pada poin 3.7.7. Aspek Hukum.
2. Merumuskan peraturan yang memuat aspek perangsangan ekonomi bagi
keharusan terlibatnya unsur swasta dalam pengelolaan B3;
2 - 16
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
3. Melaksanakan seleksi mitra kerja yang telah berkegiatan dalam bidang B3
selama ini dan menghimpunnya sebagai calon potensial untuk pengembangan
pengelolaan B3 selaku operator.
4. Mengusulkan kebijakan pemertintah dalam bentuk peraturan untuk konsep
pemungutan biaya pelayanan khusus sebagai pengganti retribusi kawasan dan
Konsep penerapan pola kawasan dalam pengelolaan sampah.
Aspek Kelembagaan
Merumuskan perubahan dasar hukum yang menempatkan institusi Dinas
Kebersihan DKI Jakarta berkedudukan sebagai regulator, supervisor dan fasilitator
dalam pengelolaan Kebersihan sampah di DKI Jakarta.
Mengatur pelaksanaan perubahan tata laksana secara bertahap yakni dengan
secara berangsur Dinas Kebersihan melepas peran sebagai operator terutama bagi
pelayanan terhadap daerah cukup mampu. Daerah yang layak mendapat layanan
oleh Dinas Kebersihan sepantasnya hanya daerah yang tergolong kurang mampu
(atas dasar pertimbangan subsidi). Penetapan tata laksana antara lain mencakup
penetapan kriteria kualifikasi operator, cakupan/lingkup tugas yang dimandatkan
pada beroperasinya swasta sebagai operator dan kebijakan teknis lainnya. Dalam
kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2007, proses metamorfosa menjadi regulator
susah semakin mantap.
Dengan adanya perubahan tugas dan kedudukan Dinas Kebersihan sebagai
regulator, maka perlu keberadaan suatu lembaga independen yang berfungsi untuk
mengawasi dan mengendalikan tercapainya tujuan pelayanan masyarakat
diusulkan adalah Lembaga Evaluasi Lingkungan Kota plus (dengan penambahan
anggota berkeahlian dalam pengelolaan persampahan kota atau disingkat KELK
plus) yang berkedudukan setara dengan Dewan Kebersihan Provinsi. KELK plus ini
merupakan analog fungsinya dengan BPP SPAM (Badan Pendukung Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum). KELK plus bertanggung jawab kepada Gubernur DKI
Jakarta.
Aspek Pendanaan
2 - 17
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Mengacu pada aspek pendanaan yang terdapat pada Master Plan Review 2005
memberikan rekomendasi bahwa perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan
pemasukan retribusi dengan menelusuri tata cara yang sedang berlangsung sampai
dengan saat ini. Upaya-upaya yang dapat ditempuh bukan hanya memperbesar
nilai retribusi tetapi juga dengan menggunakan sistem dan mekanisme
pengumpulan retribusi melalui aternatif sebagai berikut :
1. Ekstensifikasi dan intensifikasi upaya penarikan dari seluruh sumber yang
telah ditetapkan.
2. Pengumpulan pembayaran melalui kas PLN dengan memasukan nilai 3% dari
biaya PLN diluar 3% biaya PJU tertera dalam kwitansi PLN dan bukan dengan
melakukan pungutan di loket tersendiri sebelum membayar PLN sebagai
persyaratannya.
3. Dengan mengacu Undang-Undang No. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan
Negara bukan Pajak, maka pada posisinya sebagai Badan Layanan Umum,
Dinas kebersihan dapat lebih meningkatkan kinerja pengumpulan retribusi
daripada kondisi sebelumnya; satu dan lain hal adalah karena lebih leluasanya
status dan mekanisme pengumpulan retribusi oleh unit atau sub unit yang
diwenangi untuk melaksanakan kegiatan itu.
4. Merubah sistem pembayaran layanan kebersihan sampah melalui pajak
Daerah yang dapat diperuntukan bagi APBD dalam pengelolaan
kebersihannya.
Aspek Peran Serta Masyarakat
Master Plan Review 2005 merekomendasikan pendekatan sanitasi lingkungan untuk
meningkatkan partisipasi aktif dari sektor swasta dan lokal komunitas. Melalui
pendekatan sanitasi, komunitas lokal dalam hal ini tingkat kelurahan dapat
diberdayakan untuk pemenuhan: 1). pengertian tentang manajemen lingkungan
secara holistik dan 2). Pemenuhan tujuan mereka, keinginan dan prioritas dalam
proses perencanaan komunitas lokal secara botom up.
Upaya peningkatan partisipasi masyarakat lebih mendasari perlu dilaksanakan
melalui jalur pendidikan formal dengan cara penyediaan muatan pendidikan bagi
anak usia sekolah untuk meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah
sejak dini.
2 - 18
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Mempersiapkan masyarakat melalui pemasaran sosial, dimana konsep dasar
kebutuhan akan air dan sanitasi muncul dari para penggunannya/ dari para yang
memerlukannya, yang disebar-luaskan melalui media masa dan kontak langsung.
Mendorong sektor swasta untuk investasi dalam pembangunan dan pengoperasian
fasilitas pengolahan sampah termasuk sarana dan prasarana penunjangnya seperti
ITF, SPA dan truk sampah. Melalui Izin Konsesi bagi Mitra Swasta baik pada sektor
pengumpulan dan pengangkutan sampah, sistem pengolahan sampah, sistem
pembuangan sampah dan penanganan limbah B3, selain dari penyapuan jalan.
Aspek Teknis Operasional
Rencana penanganan sampah DKI Jakarta yang termuat dalam Master Plan 1987
atau rencana induk pengelolaan sampah DKI Jakarta direview pada tahun 2005 dan
disusun dalam rencana aksi (action plan) 2005-2015, dimana berdasarkan rencana
aksi tersebut pola penanganan sampah di wilayah DKI Jakarta diubah dari
sentralisasi menjadi desentralisasi atau multi simpul dengan membagi daerah
pelayanan menjadi 4 daerah pelayanan, yaitu Daerah Pelayanan A, B, C, D di daratan
dan Daerah Pelayanan E untuk pantai dan kepulauan. Daerah Pelayanan A melayani
Jakarta bagian Barat, Daerah Pelayanan B melayani Jakarta bagian Utara, Daerah
Pelayanan C melayani Jakarta bagian Selatan dan Daerah Pelayanan D melayani
Jakarta bagian Timur (lihat Gambar 2.3.)
2 - 19
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Sumber: Laporan akhir WJEMP DKI 3-11, Juli 2005.
Gambar 2.3. Rencana Daerah Pelayanan
Dengan pola tersebut maka sampah dari wilayah DKI Jakarta akan diolah di dalam
wilayah DKI Jakarta dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah yang
ramah lingkungan atau dengan memandang sampah sebagai sumberdaya untuk
beberapa pemanfaatan lebih lanjut seperti kompos dan energi (Waste to Energy,
WTE), yakni melalui pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) di setiap
daerah pelayanan. Tujuan pengolahan ini adalah untuk mereduksi volume sampah
sebelum dibuang ke tempat pemrosesan akhir (TPST) dengan mengubah bentuk
komposisi dan karakteristik sampah, sehingga yang akan dibuang ke TPA hanya
residu dari ITF.
Ada 4 ITF yang direncanakan akan dibangun, satu unit untuk masing-masing daerah
pelayanan. Tujuan jangka menengah sampai tujuan jangka panjang adalah Dinas
Kebersihan berfungsi sebagai regulator, sementara fungsi operator dialihkan ke
sektor swasta.
2.2.3 Tahapan Pelaksanaan Program Review Master Plan 2005 – 2015
Tahapan pelaksanaan program pengelolaan persampahan DKI Jakarta dibagi dalam
tiga tahap sebagai berikut:
Tahap I (2005 – 2007)
Tahap I difokuskan pada pembangunan fasilitas pengolahan sampah (ITF teknologi
tinggi dan kompos sampah pasar) serta prasarana dan sarana pelengkapnya di
Daerah Pelayanan A. Karena fasilitas tersebut diharapkan dapat mulai beroperasi
pada tahun 2008, maka konstruksinya harus selesai paling lambat pada akhir tahun
2007. Proyeksi sistem pengelolaan sampah pada tahun 2008 secara skematis
disajikan pada Gambar 2.4 berikut.
Gambar 2.4. Skematis Proyeksi Sistem Pengelolaan Sampah DKI Jakarta Tahap I, 2008 (dalam ton/hari) - Master Plan Review 2005
Studi kelayakan, detail disain dan studi AMDAL serta sosialisasi ke masyarakat
diperlukan untuk pembangunan fasilitas ITF dan diperkirakan pelaksanaannya
2 - 20
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
selesai pada pertengahan tahun 2006 sehingga kegiatan kontruksi selesai pada
tahun 2007.
Selain pembangunan fasilitas pengolahan sampah yang baru, diperlukan juga
peningkatan/perbaikan fasilitas yang ada seperti pewadahan, TPS, SPA, dan TPA
Bantar Gebang, serta pengaturan aspek hukum dan institusi.
Pada Tahap I dilakukan perumusan Master Plan yang bersifat komrehensif meliputi
seluruh wilayah DKI Jakarta termasuk Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu
dengan cakupan kerangka waktu perencanaan sampah tahun 2025.
Pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan sampah drainase juga diharapkan
dimulai pada tahap ini yang terlebih dahulu dilakukan dengan studi kelayakan dan
detail desain.
Tahap II (2008 – 2010)
Di Tahap II fokus pada pembangunan fasilitas ITF teknologi tinggi dan kompos pasar
di Daerah Pelayanan B termasuk prasarana dan sarana penunjangnya. Juga
direncanakan pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan sampah drainase.
Proyeksi pengelolaan sampah pada tahun 2010 disajikan pada Gambar 2.5 berikut:
Gambar 2.5. Skematis Proyeksi Sistem Pengelolaan Sampah DKI Jakarta Tahap II, 2010 (dalam ton/hari) - Master Plan Review 2005
Tahap III (2011 – 2015)
Tahap III fokus pada pembangunan fasilitas ITF teknologi tinggi, SPA dan kompos
sampah pasar di Daerah Pelayanan C atau B dan Daerah Pelayanan D.
Pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan sampah drainase masih
diperlukan pada tahap ini. Upaya penegakan hukum diharapkan telah diwujudkan
pada tahap ini. Dengan tersedianya fasilitas pengelolaan sampah di semua Daerah
Pelayanan, proyeksi sistem pengelolaan dan sistem pengangkutan sampah pada
tahun 2015 pada Gambar 2.6 sebagai berikut:
2 - 21
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 2.6. Skematis Proyeksi Sistem Pengelolaan Sampah DKI Jakarta Tahap III, 2015 (dalam ton/hari) - Master Plan Review 2005
Program-program pada Tahap II dan III hanya merupakan bahan masukan bagi
perumusan Master Plan 2025. Jika pada Tahap I sudah ada beberapa pihak swasta
yang berperan dengan berinvenstasi pada pembangunan dan pengoperasian
beberapa fasilitas ITF dan SPA serta kompos dengan sendirinya struktur program
selanjutnya akan berbeda.
Di akhir Tahap III, bagan aliran sistem pengangkutan sampah DKI Jakarta
diharapkan seperti disajikan pada Gambar 2.7 berikut;
Sumber: Laporan Akhir Master Plan Review & Program Development, 2005 (DKI 3-11), hal. II-12
Gambar 2.7 Bagan Aliran Sistem Pengangkutan Sampah Tahun 2015 – Master Plan Review 2005
2.2.4. Identifikasi Kendala Dalam Implementasi Master Plan Review 2005
2 - 22
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
2 - 23
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
2.3. Tinjauan Terhadap Studi SAPROF untuk Proyek Pengelolaan Sampah
Jakarta Tahun 2008.
Tujuan studi SAPROF adalah untuk membantu DKI Jakarta dalam memilih opsi-opsi
pengolahan sampah antara melalui penyediaan informasi secara detail untuk setiap
opsi dengan indikator evaluasi; dan membantu DKI Jakarta dan Tim Penasihat Teknis
Persampahan dalam menyusun rencana untuk membangun konsensus dengan
pemangku kepentingan terkait.
2.3.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah Tahun 2008
Hasil survai studi sampah SAPROF 2008 pada beberapa sumber penghasil sampah
disajikan pada Tabel 2.6 berikut:
Tabel 2.Data Laju Timbulan Sampah DKI Jakarta, Januari 2005
No. Sumber Penghas
il Sampah
Laju Timbulan Sampah
Nilai Unit
1 Rumah
Tangga
(Pemukim
an)Rumah
Tangga
Ekonomi
Atas
510,3 Gram/kap
ita/hari
Rumah
Tangga
Ekonomi
Menenga
h
316.9 Gram/kap
ita/hari
Rumah
Tangga
Ekonomi
Bawah
269,7 Gram/kap
ita/hari
2. Hotel 44,29 Gram/m2/
hari
2 - 24
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
3. Perkantor
an
36,53 Gram/kar
yawan/ha
ri4. Rumah
Makan
225.51 Gram/kur
si/hari5. Pasar
Tradisiona
l
305,57 Gram/ped
agang/har
i6. Pasar
Modern
336,13 Gram/ped
agang/har
i7. Pabrik 75,91 Gram/kar
yawan/ha
ri
Sumber: Hasil Sampling & Survai Tahun 2007, SAPROF 2008.
Komposisi & Karakteristik Sampah Tahun 2008
Data komposisi sampah hasil survai studi sampah SAPROF 2008 disajikan pada
Tabel 2.7 berikut:
2 - 25
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 2.7. Komposisi Sampah Rata-rata di DKI Jakarta Tahun 2007
No. Komponen Komposisi (%)
1. Organik 55,402. Anorganik2.1 Cacahan kertas 20,602.2 Cacahan plastik 13,302.3 Kepingan kayu 0,102.4 Tekstil 0,602.5 Cacahan logam 1,102.6 Cacahan kaca 1,902.7 Lainnya 5,10
Total 98,1
Sumber: Laporan Akhir SAPROF Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta tahun 2007 - JBIC 2008, Tabel 3.2-
18 hal. 3-17
Data Karakteristik sampah hasil survai studi sampah SAPROF 2008 disajikan pada
Tabel 2.8 berikut:
Tabel 2.8 Karakteristik Sampah Berbagai Sumber Sampah Jakarta Tahun 2007
Sumber Sampah
Karakteristik
Sampah
Nilai Kalor
(Kkal/Kg)
Volatile
(%)
Kadar Air
(%)
Kadar Abu
(%)
R
u
1
.
3
6
4
9
1
3
2 - 26
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
m
a
h
T
a
n
g
g
a
E
k
o
n
o
m
i
A
t
a
s
3
4
2
,
4
8
,
9
2
,
6
0
R
u
m
a
h
T
a
n
g
g
a
E
k
1
.
1
4
4
3
2
,
7
7
5
5
,
0
9
1
2
,
1
4
2 - 27
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
o
n
o
m
i
M
e
n
e
n
g
a
hR
u
m
a
h
T
a
n
g
g
a
E
k
o
n
o
m
i
B
a
w
a
1
.
2
1
3
3
4
,
2
1
5
4
,
4
8
1
1
,
3
1
2 - 28
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
hH
o
t
e
l
1
.
4
5
3
3
8
,
8
8
4
9
,
4
4
1
1
,
6
8P
e
r
k
a
n
t
o
r
a
n
2
.
0
8
1
5
0
,
8
9
3
4
,
8
4
1
4
,
2
7
R
u
m
a
h
M
a
k
a
n
7
0
1
1
,
3
6
7
3
,
5
9
1
5
,
0
5
P
a
s
a
r
7
7
8
2
5
,
6
7
6
2
,
8
9
1
1
,
4
4P
a
b
r
i
2
.
7
2
7
6
4
,
3
0
2
7
,
6
5
8
,
0
6
2 - 29
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
k
Sumber: Laporan Akhir SAPROF Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta tahun 2007 - JBIC 2008, Tabel 3.2-
22 hal. 3-20.
2.3.2 Konsepsi SAPROF
Pertumbuhan penduduk yang tajam dan peningkatan usaha komersial dan industry
perkotaan telah memberikan tantangan lingkungan yang serius bagi Jakarta. Ketika
kapasitas tempat pembuangan akhir yang tersedia semakin berkurang, Pemerintah
DKI Jakarta memerlukan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik, termasuk
pemanfaatan fasilitas yang ada, membangun Fasilitas Pengolahan Antara
(Intermediate Treatment Facilities – ITF) dan peningkatan 3 R.
Berdasarkan kondisi tersebut, DKI Jakarta menghubungi JBIC untuk mengidentifikasi
opsi-opsi Fasilitas Pengolahan Antara (Intermediate Treatment Facilities – ITF) dan
hal-hal lain yang berhubungan dengan peningkatan Sistem Pengelolaan Sampah
(Solid Waste Management System).
Adapun tujuan studi SAPROF :
a. Membantu DKI Jakarta dalam memilih opsi Pengolahan Antara melalui
penyediaan informasi detil mengenai setiap opsi beserta indikator evaluasi,
b. Membantu DKI Jakarta dan Komite Penasihat Pengelolaan Sampah dalam
menyusun rencana untuk membangun konsesus dengan pihak-pihak terkait
dalam penggunaan opsi pengolahan sampah terpilih.
Dalam studi ini akan 1) mengidentifikasi kondisi dan isu sistem pengelolaan sampah
di DKI Jakarta pada tahun 2008, 2) mengevaluasi opsi teknologi Pengolahan
Sampah Antara dan 3) membantu penyusunan rencana untuk membangun
konsesus diantara pihak-pihak terkait.
Dalam mengevaluasi opsi-opsi ITF, hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan
dengan cermat untuk setiap kriteria perspektif.
2 - 30
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Aspek Kriteria
Aplikasi Teknik Kesesuaian Teknologi
Kelayakan Keuangan/Ekonomi Memenuhi syarat untuk penggunaan
yang berkelanjutan
Dampak Sosial-Ekonomi Financial Feasibility
Dampak Lainnya dari proyek a.i.1. Kestabilan pengeluaran dan
pendapatan
a.i.2. Pengurangan jumlah sampah yang
dibuang, pengurangan emisi gas
rumah kaca, dll
a.i.3. Kemungkinan mendapatkan CER
dalam CDM
a.i.4. Kontribusi terhadap perpanjangan
umur landfill
2.3.4. Usulan Tahapan Pelaksanaan
Dalam rencana pengelolaan sampah jangka menengah, DKI Jakarta merencanakan
untuk membangun ITF – ITF dalam DKI Jakarta ketika telah mendapatkan lahan
untuk pembuangan akhir di Tangerang, yang terletak di luar Jakarta. DKI Jakarta
juga merencanakan untuk menyerahkan konstruksi dan pengoperasian ITF – ITF ke
pihak swasta, tetapi tidak ada kemajuan yang konkrit ataupun keputusan yang
telah dibuat sejauh ini mengenai pembangunan ITF itu sendiri kecuali beberapa
studi dan proposal yang diajukan oleh perusahaan swasta maupun asing.
Target pembangunan ITF DKI Jakarta untuk tahun 2007 ditunjukkan dalam tabel di
bawah ini. Rencana pembangunan ITF di Duri Kosambi, Jakarta Barat sebagaimana
di Universitas Indonesia keduanya masih dalam tahap perencanaan meskipun lahan
untuk kedua ITF tersebut telah didapat. Rencana pembangunan ITF di Marunda,
Jakarta Utara hamper tidak ada kemajuan setelah pelaksanaan studi kelayakan oleh
konsultan lokal.
2 - 31
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
2.3.5. Identifikasi Kendala Dalam Implementasi Studi SAPROF 2008
2.4. Kompilasi Data Timbulan, Karakteristik & Komposisi Sampah DKI Jakarta Dari
Studi-studi Terdahulu
2.4.1 Kompilasi Data Timbulan Sampah DKI Jakarta
Tabel 2.9 Kompilasi Data Timbulan Sampah DKI Jakarta Studi Terdahulu
No. Su
mb
er
Pen
gha
sil
Sa
mp
ah
Data Timbulan
Tahun
(Ton/hari)Ma
ste
r
Pla
n
198
7
Ma
ste
r
Pla
n
Rev
iew
200
5
SA
PR
OF
200
8
1. Pe
mu
kim
an
2.4
30
2.5
35
3.4
00
2. Pas
ar
810 225
3. Sek
olah
258
4. Per
kan
tora
n/Fa
silit
as
Um
um
420 1.2
78
2 - 32
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5. Ind
ustr
i
610 437
6. Pert
oko
an
390
7. Hot
el
50
Ru
ma
h
Mak
anBisn
is
(No
n
Pe
mu
kim
an)
3.1
00
Tota
l
4.9
30
4.7
33
6.5
00
2.4.2 Kompilasi Data Komposisi dan Karakteristik Sampah
Tabel 2.10 Kompilasi Data Komposisi Sampah DKI Jakarta Studi Terdahulu (Dalam %)
No. Komponen 1987 2005 2007
A. Organik 55,37 55,40B. Anorganik
Plastik 13,25 13,30Kertas 20,57 20,60Karet 0,19Kayu 0,07 0,10Tekstil 0,61 0,60
2 - 33
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Logam 1,06 1,10Kaca 1,91 1,90Puing 0,81Limbah B3 1,52Lainnya 4,65 5,10Total 100,01 98,10
Tabel 2.11 Kompilasi Karakteristik Sampah DKI Jakarta Dari Studi Terdahulu
No. Komponen Unit 1987 2005 20081. Kadar Air % 36,222. Kadar Abu % 14,513. Volatile %4. Rasio C/N5. Nilai Kalori Kkal/Kg 2.531
2 - 34
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
BAB - IIIKARAKTERISTIK WILAYAH DAN KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
3.1 Karakteristik Wilayah
Kegiatan penyusunan Master Plan dan kajian akademis persampahan harus menjelaskan
tentang karakteristik wilayah dan kebijakan pembangunan serta tata ruang Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Hal ini sangat penting dan merupakan faktor yang mendasar
dalam meletakan landasan bagi tersusunnya masterplan dan kajian akademis
persampahan yang tepat.Tinjauan karakteristik wilayah lebih ditekankan pada kondisi
dan daya dukung lahan terhadap aktivitas yang ada diatasnya, kemudian kebijakan
pembangunan untuk melihat fungsi dan peran yang akan dilakukan oleh Pemerintah
Provinsi dalam mendukung pembangunan, sedangkan tata ruang lebih menekankan
pada arah dan pola peruntukan lahan dengan berbagai aktivitasnya. Dari ketiga data
dan informasi ini merupakan pijakan awal dalam rangka penyusunan masterplan dan
kajian akademis persampahan yang akan dilakukan.
3.1.1.Batas Administrasi
Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah administrasi dan 1 wilayah Kabupaten
Administrasi, yaitu Wilayah Administrasi Jakarta Pusat, Wilayah Administrasi Jakarta
Utara, Wilayah Administrasi Jakarta Barat, Wilayah Administrasi Jakarta Selatan,
Wilayah Administrasi Jakarta Timur dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.
Provinsi DKI Jakarta berbatasan secara administratif dengan beberapa provinsi lainnya
yaitu:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Barat : Provinsi Banten
Sebelah Selatan : Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten
Sebelah Timur : Provinsi Jawa Barat
Sehingga Provinsi DKI Jakarta terlihat dalam peta seperti pada Gambar 3.1 berikut:
3 - 1
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 3.1.Peta Wilayah Administrasi DKI Jakarta
Wilayah yang dikaji pada pekerjaan Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan
Provinsi DKI Jakarta meliputi 5 (lima) wilayah Administrasi, yaitu Jakarta Pusat,
Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sedangkan
Kabupaten Administrasi Pulau Seribu tidak termasuk dalam kajian ini.
Tiap wilayah administrasi terdiri atas Kecamatan dan Kelurahan. Tiap kelurahan terdiri
dari para Rukun Warga dan Rukun Tetangga (RW/RT). Saat Ini Provinsi DKI Jakarta
terdapat 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan.Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di
tiap Wilayah Administrasi disajikan pada Tabel 3.1 berikut:
2
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta
Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan
I. Jakarta Pusat1. Tanah Abang 1. Bendungan Hilir
2. Karet Tengsin3. Kebon Melati4. Kebon Kacang5. Kampung Bali6. Petamburan7. Gelora
2. Menteng 1. Menteng2. Pegangsaan3. Cikini4. Kebon Sirih5. Godangdia
3. Senen 1. Senen2. Kwitang3. Kenari4. Paseban5. Kramat6. Bungur
4. Johar Baru 1. Galur2. Tanah Tinggi3. Kampung Rawa4. Johar Baru
5. Cempaka Putih 1. Cempaka Putih Timur2. Cempaka Putih Barat3. Rawasari
6. Kemayoran 1. Gunung Sahari Selatan2. Kemayoran3. Kebon Kosong4. Cempaka Baru5. Harapan Mulya6. Sumur Batu7. Serdang8. Utan Panjang
3 - 3
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)
Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan
7. Sawah Besar 1. Pasar Baru2. Gunung Sahari Utara3. Mangga Dua Selatan4. Karang Anyar5. Kartini
8. Gambir 1. Gambir2. Kebon Kelapa3. Petojo Utara4. Duri Pulo5. Cideng6. Petojo Selatan
II. Jakarta Utara1. Penjaringan 1. Penjaringan
2. Pluit3. Penjagalan4. Kapuk Muara5. Kamal Muara
2. Pademangan 1. Pademangan Timur2. Pademangan Barat3. Ancol
3. Tanjung Priok 1. Tanjung Priok2. Kebon Bawang3. Sungai Bambu4. Papannggo5. Warakas6. Sunter Agung7. Sunter Jaya
4. Koja 1. Koja Utara2. Koja Selatan3. Rawa Badak Utara4. Rawa Badak Selatan5. Tugu Utara6. Tugu Selatan7. Lagoa
5. Kelapa Gading 1. Kelapa Gading Barat2. Kelapa GadingTimur3. Pegangsaan Dua
4
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)
Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan
6. Cilincing 1. Kalibaru2. Cilincing3. Semper Barat4. Semper Timur5. Rorotan6. Sukapura7. Marunda
III. Jakarta Barat1. Kembangan 1. Kembangan Utara
2. Kembangan Selatan3. Meruya Utara4. Meruya Selatan5. Srengseng6. Joglo
2. Kebon Jeruk 1. Duri Kepa2. Kedoya Utara3. Kedoya Selatan4. Kebon Jeruk5. Sukabumi Utara6. Sukabumi Selatan7. Slipi
3. Palmerah 1. Slipi2. Kota Bambu Utara3. Kota Bambu Selatan4. Jatipulo5. Kemanggisan6. Palmerah
4. Grogol Petamburan 1. Tomang2. Grogol3. Jelambar4. Jelambar Baru5. Wijaya Kusuma6. Tanjung Duren Selatan7. Tanjung Duren Utara
5. Kali Deres 1. Kamal2. Tegal Alur3. Pegadungan4. Kalideres5. Semanan
3 - 5
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)
Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan
6. Tambora 1. Tanah Sereal2. Tambora3. Roa Malaka4. Pekojan5. Jembatan Lima6. Kerendang7. Duri Selatan8. Duri Selatan9. Kali Anyar10 Jembatan Besi11. Angke
7. Taman Sari 1. Pinangsia2. Glodok3. Keagungan4. Krukut5. Taman Sari6. Maphar7. Tangki8. Mangga Besar
8. Cengkareng 1. Kedaung Kali Angke2. Kapuk3. Cengkareng Timur4. Cengkareng Barat5. Rawa Buaya6. Duri Kosambi
IV. Jakarta Selatan1. Jagakarsa 1. Tanjung Barat
2. Lenteng Agung3. Jagakarsa4. Ciganjur5. Cipedak6. Srengseng Sawah
2. Pasar Minggu 1. Pejaten Barat2. Pejaten Timur3. Pasar Minggu4. Kebagusan5. Jatipadang6. Ragunan7. Cilandak Timur
6
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)
Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan
3. Cilandak 1. Cipete Selatan2. Gandaria Selatan3. Cilandak Barat4. Lebak Bulus5. Pondok Labu
4. Pesanggrahan 1. Ulujami2. Petukangan Utara3. Petukangan Selatan4. Pesanggrahan5. Bintaro
5. Kebayoran Lama 1. Grogol Utara2. Grogol Selatan3. Cipulir4. Kebayoran Lama Utara5. Kebayoran Lama Selatan6. Pondok Pinang
6. Kebayoran Baru 1. Selong2. Gunung3. Kramat Pela4. Gandaria Utara5. Cipete Utara6. Melawai7. Pulo8. Petogogan9. Rawa Bara10. Senayan
7. Mampang Perapatan 1. Kuningan Barat2. Pela Mampang3. Bangka4. Pancoran5. Mampang Prapatan6. Tegal Parang
8. Pancoran 1. Kalibata2. Rawajati3. Durentiga4. Cikoko5. Pengadegan
9. Tebet 1. Tebet Barat2. Tebet Timur3. Kebon Baru4. Bukit Duri5. Manggarai6. Manggarai Selatan7. Menteng Dalam
3 - 7
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)
Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan
10. Setia Budi 1. Setiabudi2. Karet3. Karet Semanggi4. Karet Kuningan5. Kuningan Timur6. Menteng Atas7. Pasar Manggis8. Guntur
V. Jakarta Timur1. Pasar Rebo 1. Pekayon
2. Gedong3. Cijantung4. Baru5. Kalisari
2. Ciracas 1. Cibubur2. Kelapa Dua Wetan3. Ciracas4. Susukan5. Rambutan
3. Cipayung 1. Lubang Buaya2. Ceger3. Cipayung4. Munjul5. Pondok Ranggon6. Cilangkap7. Setu8. Bambu Apus
4. Makasar 1. Pinang Ranti2. Makasar3. Halim Perdanakusuma4. Cipinang Melayu5. Kebon Pala
5. Kramat Jati 1. Kramat Jati2. Batu Ampar3. Balekambang4. Kampung Tengah5. Dukuh6. Cawang7. Cililitan
6. Jatinegara 1. Balimester2. Kampung Melayu3. Bidaracina
8
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)
Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan
4. Cipingan Cempedak5. Rawa Bunga6. Cipinang Besar Selatan7. Cipinang Besar Utara8. Cipingan Muara
7. Duren Sawit 1. Pondok Bambu2. Duren Sawit3. Pondok Kelapa4. Malaka Jaya5. Malaka Sari6. Pondok Kopi7. Klende
8. Cakung 1. Cakung Barat2. Cakung Timur3. Rawa Terate4. Jatinegara5. Penggilingan6. Pulogebang7. Ujung Menteng
9. Pulo Gadung 1. Kayu Putih2. Rawamangun3. Jati4. Pisangan Timur5. Cipinang6. Jatinegara Kaum7. Pulogadung
10. Matraman 1. Pisangan Baru2. Utan Kayu Utara3. Utan Kayu Selatan4. Kayu Manis5. Palmeriam6. Kebon Manggis
3.1.2. Kependudukan
Jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2009 berdasarkan hasil proyeksi penduduk DKI
sebanyak 9.5 juta jiwa. Jumlah rumah tangga sebesar 2.311.535 rumah tangga dimana
rata-rata anggota rumah tangga adalah 3,99 orang. Dengan luas wilayah 662,33 km2
berarti kepadatan penduduknya mencapai 13,9 ribu/km2, sehingga menjadikan Provinsi
DKI Jakarta sebagai wilayah terpadat penduduknya di Indonesia.
3 - 9
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pertumbuhan penduduk mengalami penurunan dari 1,13 % pada periode 2005-2008
menjadi 1,06 % pada periode tahun 2005-2009.
Data jumlah penduduk, jumlah kecamatan dan kelurahan serta luas di masing-masing
wilayah dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut ini:
Tabel 3.2.Data Wilayah Administrasi dan PemerintahanDi Propinsi DKI Jakarta
No. Wilayah Administrasi Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa)(Km2) Kelurahan 2010
I Jakarta Pusat 48,131. Tanah Abang 7 145.3022. Menteng 5 67.2693. Senen 6 90.8904. Johar Baru 4 116.3595. Cempaka Putih 3 83.8486. Kemayoran 8 215.0427. Sawah Besar 5 100.1918. Gambir 6 79.982
Jumlah 44 898.883II. Jakarta Utara 146,661. Penjaringan 5 306.3512. Pademangan 3 149.5963. Tanjung Priok 7 375.1954. Koja 6 288.2265. Kelapa Gading 3 154.5686. Cilincing 7 371.376
Jumlah 31 1.645.312III. Jakarta Timur 188,031. Pasar Rebo 5 187.7712. Ciracas 5 252.9993. Cipayung 8 228.6594. Makasar 5 185.6455. Kramat Jati 7 272.1646. Jatinegara 8 164.9017. Duren Sawit 7 381.9648. Cakung 7 503.1749. Pulo Gadung 7 261.10210. Matraman 6 148.648
Jumlah 65 2.687.027IV. Jakarta Selatan 141,271. Jagakarsa 6 311.4842. Pasar Minggu 7 287.4003. Cilandak 5 189.0794. Pesanggrahan 5 211.0895. Kebayoran Lama 6 294.1086. Kebayoran Baru 10 141.822
10
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 3.2.Data Wilayah Administrasi dan PemerintahanDi Propinsi DKI Jakarta (lanjutan)
No
.Wilayah Administrasi Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa)
(Km2) Kelurahan 20107. Mampang Prapatan 5 141.6728. Pancoran 6 147.5099. Tebet 7 209.18310. Setia Budi 8 123.734
Jumlah 65 2.057.080V. Jakarta Barat 129,541. Kembangan 6 272.0802. Kebon Jeruk 7 333.4233. Palmerah 6 198.9754. Grogol Petamburan 7 223.2565. Tambora 11 236.3936. Taman Sari 8 109.6867. Cengkareng 6 510.7988. Kali Deres 5 394.214
Jumlah 56 2.278.825VI. Kab. Adm. Kep. Seribu 8,71. Kep. Seribu Selatan 8.3292. Kep. Seribu Utara 12.724
Jumlah 6 21.071Total Prov. DKI Jakarta 662,33 267 9.588.198
Sumber : Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, Hasil SP 2010
3.1.3 Keadaan Geografi
Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas
permukaan laut, terletak pada posisi 6o 12’ Lintang Selatan dan 106o 48’ Bujur Timur.
Luas wilayah Propinsi DKI Jakarta terdiri dari daratan seluas 662,33 km2 dan lautan
seluas 6.977,5 km2. Selain itu terdapat + 110 pulau seluas 869,61 Ha yang tersebar di
Kepulauan Seribu dan 29 buah sungai/saluran/kanal yang sebagian digunakan sebagai
sumber air minum dan usaha perikanan.
Di sebelah Utara membentang pantai dari Barat sampai ke Timur sepanjang + 35 km
yang menjadi tempat bermuaranya 19 buah sungai/kali menurut sumber BPLHD Prov.
DKI Jakarta yaitu Ciliwung, Krukut, Mookervart, Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Sungai
Grogol, Kali Cideng, Kalibaru Timur, Cipinang, Sunter, Cakung, Buaran, Kalibaru Barat,
Cengkareng Drain, Jati Kramat, Cakung Drain, Ancol, Banjir Kanal Barat, Banjir Kanal
Timur. Sementara di sebelah Selatan dan Timur berbatasan dengan wilayah Provinsi
Jawa Barat (Kapubaten Bekasi dan Depok) sebelah Barat dengan Provinsi Banten
(Kabupaten Tangerang), dan di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.
3 - 11
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Di sebelah Selatan dan Timur Jakarta terdapat rawa/situ dengan total luas mencapai
96,5 ha. Kedua wilayah ini cocok digunakan sebagai daerah resapan air, dengan
iklimnya yang lebih sejuk sehingga ideal dikembangkan sebagai wilayah penduduk.
Kegiatan industri lebih banyak terdapat di Jakarta Utara dan Jakarta Timur sedangkan
untuk kegiatan usaha dan perkantoran banyak terdapat di Jakarta Barat, Jakarta Pusat
dan Jakarta Selatan.
3.1.4. Iklim
Provinsi DKI Jakarta mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim
penghujan. Pada bulan Juni hingga September arus angin berasal dari Benua Australia
dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya pada bulan Desember hingga Maret arus angin banyak mengandung uap air
yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim penghujan.
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Pengamatan Jakarta
tahun 2010, secara umum Kota Jakarta beriklim panas dengan rata-rata suhu udara
maksimum berkisar 34,2 oC pada siang hari dan suhu minimum udara berkisar 23,7 oC
pada malam hari. Sedangkan kelembaban udara maksimum rata-rata di Kota Jakarta
sebesar 85,17 % dan rata-rata minimum sebesar 64,58 % dengan rata-rata curah hujan
sepanjang tahun sebesar 164,42 mm2.
Tabel 3.2. memperlihatkan data suhu udara dalam satuan oC, kelembaban udara dalam
satuan %, curah hujan dalam satuan mm2 dan banyaknya hari hujan dalam satuan hari
selama dari bulan Januari hingga Desember untuk Provinsi DKI Jakarta.
Tabel 3.3.Data Suhu Udara (oC), Kelembaban Udara (%), Curah Hujan (mm2)
dan Banyaknya Hari Hujan (hari) Kota Jakarta
BulanSuhu Udara
(oC)Kelembaban
Udara (%)Curah Hujan
(mm2)Banyaknya Hari
Hujan (Hari)
Januari 27,1 81 547,9 23Pebruari 27,2 81 231,9 22Maret 28,3 76 141,4 12April 28,9 76 92,7 11Mei 28,5 77 223,4 16Juni 28,9 75 74,4 5Juli 28,7 68 10,4 4
Tabel 3.3.Data Suhu Udara (oC), Kelembaban Udara (%), Curah Hujan (mm2)
12
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
dan Banyaknya Hari Hujan (hari) Kota Jakarta (lanjutan)
BulanSuhu Udara
(oC)Kelembaban
Udara (%)Curah Hujan
(mm2)Banyaknya Hari
Hujan (Hari)
Agustus 29,0 69 6,5 2September 29,4 68 88,3 4
Oktober 29,4 70 63,3 5Nopember 28,4 75 303,7 16Desember 28,5 77 189,1 16Sumber : Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta,Hasil SP 2010
3.1.5 Kondisi Fisiografi dan Geomorfologi
Daerah Lembar Jakarta dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi antara lain dataran
pantai, yang dicirikan oleh permukaannya yang nisbi datar dengan ketinggian antara 0-
15 m di atas permukaan laut; lebarnya antara 7-40 km, meliputi tanggul pematang
pantai, daerah rawa dan dataran delta. Dataran ini dikenal sebagai Dataran Rendah
Jakarta (Bemmelen, 1949).
Provinsi DKI Jakarta yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
berkisar 8 m d.p.l., bahkan lebih kurang 40% dari wilayah Provinsi DKI Jakarta memiliki
ketinggian dibawah permukaan laut. Hal ini ditambah dengan 13 sungai yang mengaliri
Jakarta menyebabkan kecenderungan untuk semakin rentannya wilayah Jakarta untuk
tergenang air dan banjir pada musim hujan.
Pada Gambar 3.2. terlihat bahwa kemiringan lereng wilayah Provinsi DKI Jakarta
adalah sekitar 0-3% sehingga wilayah ini memiliki kecenderungan datar, sementara
daerah hulu dimana sungai-sungai yang bermuara di Provinsi DKI Jakarta memiliki
ketinggian yang cukup tinggi yaitu sekitar 8-15% di wilayah Bogor dan Cibinong dan
untuk daerah ciawi-puncak lebih dari 15%. Dengan tingkat perkembangan wilayah
tersebut yang relatif berkembang, maka semakin rendah resapan air kedalam tanah
dan menyebabkan run off semakin tinggi. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan
ancaman banjir ke Jakarta semakin besar.
3 - 13
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 3.2 Peta Kemiringan Lereng Jabodetabek
3.1.6 Kondisi Geologi dan Jenis Tanah
Secara umum, seperti dapat dilihat pada Gambar 3.3, karakteristik keteknikan tanah
dan batuan daerah Provinsi DKI Jakarta menunjukan bahwa terdapat 4 karakteristik
utama, yaitu:
Pasir lempungan dan lempung pasiran merupakan endapan aluvial sungai dan
pantai berangsur-angsur dari atas ke bawah terdiri dari lanau lempungan, lanau
pasiran dan lempung pasiran, semakin kearah utara mendekatai panti di permukaan
beruapa lanau pasiran dengan sisipan lempung organik dan pecahan cangkang
kerang, tebal endapat antara perselang-seling lapisannya bekisar antara 3-12 m,
14
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
namun ketebalan secara keseluruhan endapan ini diperkirankan mencapai 300 m.
Lanau lempungan tersebar secara dominan di permukaan, abu-abu kehitaman
sampai abu-abu kecoklatan, setempat mengandung material organik, lunak-teguh,
plastisitas sedang-tinggi. Lanau pasiran, kuning keabuan, teguh, plastisitas sedang-
tinggi. Lempung pasiran , abu-abu kecokolatan, tegus, plastisitas sedang-tinggi.
Dibeberapa tempat nilai penetormeter saku (qu) untuk lanau lempungan antara
lanau pasiran antara 2-3 kg/cm2 dan lempung pasiran antara 1,5 – 3 kg/cm2, tebal
lapisan (data sondir dan bor tangan) lanau lempungan antara 1,5 – 5 m, lanau
pasiran antara 0,5 – 3 m dan lempung pasiran antara 1 -4 m dan kisaran nilai
tekanan konus lanau lempungan antara 2 – 20 kg/m2, lanau pasiran antara 15 – 25
kg/m2 dan lempung pasiran antara 10 – 40 kg/m2.
Satuan Pasir Lempungan merupakan endapan pematang pantai berangsur-angsur
dari atas kebawah terdiri dari perselang-selangan lanau pasiran dan pasri
lempungan. Tebal endadapan antara 4,5 – 13 m. Di permukaan didominasi oleh pasir
lempungan, dengan warna coklat muda dan mudah terurai. Pasir berbutir halus-
sedang, mengandung lempung, setempat kerikilan dan pecahan cangkang kerang.
Lanau pasiran berwarna kelabu kecoklatan, lunak, plasitisitas sedang. Dibeberapa
tempat nilai penetrometer saku (qu) untuk pasri lempungan antara 0,75 – 2 kg/cm2
dan lanau pasiran antara 1,5 – 3 kg/cm2, tebal lapisan (data sondir dan bor tangan)
pasri lempungan antara 3-10 m dan lanau pasiran antara 1,5 -3 meter dan kisaran
nilai tekanan konus pasir lempungan antara 10-25 kg/m2 dan lanau pasiran antara 2-
10 kg/m2.
3 - 15
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 3.3Peta Geologi Teknik Kawasan Jabodetabekpunjur
16
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Satuan Lempung Pasiran dan Pasir Lempungan yang merupakan endapan limpah
banjir sungai. Satuan ini tersusun beselang-selang antara lempung pasrian dan pasir
lempungan. Lempung pasrian umumnya berwarna abu-abu kecoklatan, coklat,
dnegna plasitisitas sedang, konsistensi lunak-teguh. Pasir lempungan berwarna abu-
abu, angka lepas, berukuran pasir halus-kasar, merupakan endapan alur sungai
dengan ketebalan 1,5 – 17 m.
Lempung Lanauan dan Lanau Pasiran merupakan endapan kipas aluvial vulkanik
(tanah tufa dan konglomerat), berangsur-angsur dari atas ke bawah terdiri dari
lempung lanauan dan lanau pasiran dengan tebal palisan antara 3 – 13,5 m.
Lempung lanauan tersebar secara cominan di permukaan, coklat kemerahan hingga
coklat kehitaman, lunak-teguh, plasitisitas tinggi. Lanau pasiran, merah-kecoklatan,
teguh, plasitisitas sedang-tinggi. Di beberapa tempat nilai penetrometer saku untuk
lempung antara 0,8 – 2,85 kg/cm2 dan lanau lempungan antara 2,3 – 3,15 kg/cm2,
tebal lapisan (data sondir dan bor tangan) lempung antara 1,5 -6 m dan lanau
lempungan antara 1,5 – 7,5 m. Kisaran nilai tekanan konus lempung antara 2 – 50
kg/m2 dan lanau lempungan antara 18 – 75 kg/m2. Tufa dan konglomerat melapuk
menengah – tinggi, putih kecoklatan, berbutir pasri halus-kasar, agak padu dan
rapuh.
Dari potongan melintang selatan-utara Jakarta (Gambar 3.4.) terlihat bahwa Provinsi
DKI Jakarta merupakan endapan vulkanik quarter yang terdiri dari 3 formasi yaitu:
Formasi Citalang, Formasi Kaliwangu, dan Formasi Parigi. Formasi Citalang memiliki
kedalaman hingga kira-kira 80 m dengan bagian atasnya merupakan batu lempung.
Formasi ini didominasi oleh batu pasir pada bagian bawahnya dan di beberapa tempat
terdapat breksi/konglomerat terutama pada bagian Blok M dan Dukuh Atas.
Sementara itu, Formasi Kaliwangu memiliki kedalaman sangat bervariasi dengan
kedalaman bagian utaranya lebih dari 300 m dan di sekitar Babakan formasi Parigi
mendesak keatas hingga kedalaman 80 m. Formasi ini di dominasi oleh batu lempung
diselangselingi oleh batu pasir.
3 - 17
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 3.4. Potongan Melintang Selatan - Utara
3.1.7. Kondisi Sumber Daya Air
Berdasarkan Kepmen ESDM nomor 716 K/10/MEM/2003 tentang Batas Horizontal
Cekungan Air Tanah di Pulau Jawa dan Pulau Madura yang saat ini sedang diproses
menjadi Perpres RI, menempatkan Jakarta menjadi salah satu dari 5 Cekungan Air
Tanah (CAT). CAT Jakarta tersebut merupakan lintas batas antara Provinsi Banten,
Provinsi DKI Jakarta, dan Provinsi Jawa Barat dengan luas sekitar 1.439 km2.
Sebarannya mencakup sebagian Kota Tanggerang dan sebagian Kabupaten Tanggerang,
18
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
seluruh wilayah DKI Jakarta, serta Kota Depok, sebagian Kabupaten Bogor dan sebagian
Kabupaten Bekasi.
CAT Jakarta memiliki luas sekitar 1.439 Km2 dengan batas disebelah selatan kira-kira
terletak di sekitar Depok, disebelah bara dan timur masing-masing Kali (K) Cisadane
dan Kali Bekasi, sementara batas disebelah utaranya adalah Laut Jawa. Sistem
akufiernya bersifat multi layers yang dibentuk oleh endapan kuarter dengan ketebalan
mencapai 250 m. Ketebalan akuifer tunggal antara 1 – 5 m, terutama berupa lanau
sampai pasir halus. Kelulusan horizontal antara 0,1 – 40 m/hari, sementara kelulusan
vertikalnya berdasarkan hasil simulasi aliran air tanah CAT Jakarta sekitar 250
m2/hari.
Air tanah pada enadapan kuarter mengalir pada system akuifer ruang antar bulir. Di
daerah pantai umumnya didominasi oelh air tanah panyau/asin yang berada di atas air
tanah tawar kecuali di daerah yang disusun oleh endapan sungai lama dan pematang
pantai. Akuifer produktif umumnya dijumpai sekitar kedalaman 40 mbmt dan mencapai
kedalaman maksimum 150 mbmt.
Pembagian system akuifer di CAT Jakarta yang hingga saat ini digunakan adalah
sebagai berikut:
Sistem akufier tidak tertekan yang berada pada kedalaman 0-40 mbmt, disebut
sebagai kelompok akuifer I
Sistem akuifer tertekan atas yang berada pada kedalaman 40-140 mbmt, disebut
sebagai kelompok akuifer II
Sistem akuifer tertekan bawah yagn berada pada kedalaman 140 – 250 mbmt,
disebut sebagai kelompok akuifer III
Pembagian akuifer di CAT Jakarta tersebut didasarkan atas dijumpainya lempung
berfaies laut yang memisahkan system akuifer yang satu dengan lainnya. Mengatasi
system akuifer di daerah pemantauan adalah endapan terseir yagn bersifat relative
sangat kedap air.
Mengenai air permukaan sendiri, terdapat 18 sungai yang mengalir membelah Jakarta.
Kondisi sungai ini sangat memprihatinkan dengan tingkat sedimentasi dan
pengangkutan sampah yang tinggi. Akibatnya, jika hujan tinggi terjadi di hulu,
permukaan air sungai dengan cepat meluap, yang pada gilirannya akan mengancam
daerah rendah di Jakarta terutama daerah Jakarta Utara. Perawatan sungai terutama
pengerukan mulut sungai dan pengurangan pembuangan sampah ke sungai akan
3 - 19
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
membantu menjaga kapasitas debit sungai. Sungai-sungai tersebut dimanfaatkan untuk
berbagai kepentingan. Antara lain digunakan untuk usaha perkotaan, air baku untuk air
minum, perikanan dan lain-lain. Fungsi utama dari jaringan sungai dan kanal tersebut
adalah sebagai sarana drainase.
Sedangkan jumlah situ yang ada di wilayah DKI Jakarta terdapat 6 buah situ yang juga
dikelola oleh Pemda DKI, dan jumlah tempat parkir air (retention basin) terdapat 15
buah. Fungsi utama tempat parkir ini adalah sebagai wadah ”retention” atau tempat
menahan sementara luapan air sungai pada saat muka air sungai meningkat.
3.1.8 Kondisi Hidrooceanografi dan Ekosistem Pulau-pulau Kecil
Sejak tahun 1925 Belanda sudah melakukan pengamatan pasang surut muka air laut
Jawa di Jakarta. Dimana muka air laut rata–rata dijadikan sebagai basis referensi
dalam menentukan elevasi teliti untuk pemakaian yang lebih luas di Jawa. Hasil
pengamatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
Spring tide (High High Water) PP + 1,15 m
Average High Water (HW) PP + 0,90 m
Slack tide high water PP + 0,80 m
Mean Sea Level (MSL) PP + 0,60 m
Slack tide low water PP + 0,40 m
Average Low Water (LW) PP + 0,25 m
Spring tide (Low Low Water) PP = 0 (zero datum)
Kawasan-kawasan pantai utara dan berbagai pulau terdiri dari Mud Flat dan Mangrove
yang merupakan habitat dari burung air yang datang dan burung lokal yang
dilindungi.Kawasan hutan mangrove ini sangat penting bagi kelestarian fauna oleh
karenanya perlu dilindungi.
3.1.9 Kenaikan Muka Air Laut
Akibat pemanasan global, tinggi permukaan laut akan meningkat. Intergovermental
Panel on Climate Change (IPCC) dalam prediksinya memperkirakan bahwa kenaikan
muka air laut berkisar antara 18 cm sampai 59 cm sampai tahun 2100. Ini tentu juga
berpengaruh pada perairan laut Indonesia. Dampak ini lebih terasa pada daerah-
daerah yang berbatasan dengan laut, seperti DKI Jakarta.
20
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Karena sifatnya global, maka penanganan masalah ini harus dilakukan secara global
dengan cara menurunkan konsentrasi CO2 di udara. Semua negara di dunia harus
bersama-sama berusaha menurunkan konsentrasi CO2 di negaranya masing-masing.
Untuk jelasnya, perkiraan kenaikan muka air laut sampai tahun 2100 dapat dilihat
pada Grafik 3.1 berikut ini:
Grafik 3.5. Perkiraan Kenaikan Muka Air Laut
3.1.10.Perekonomian
Perekonomian Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2009 tumbuh sebesar 10,51 persen,
angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan tahun yang lalu dengan tingkat
pertumbuhan mencapai 6,22 persen. Sektor-sektor yang menunjukan pertumbuhan
tinggi pada periode tersebut adalah sector pengangkutan dan komunikasi (15,90
persen), sector listrik dan gas (15,29 persen, dan sektor bangunan dan konstruksi
(14,38 persen).
Angka PDRB per kapita secara tidak langsung dapat dijadikan indicator untuk mengukur
tingkat kemakmuran suatu wilayah. Angka yang dihasilkan disini sifatnya makro karena
hanya tergantung dari nilai PDRP dan penduduk pertengahan tahun tanpa
memperhitungkan kepemilikan dari nilai tambah setip sector ekonomi yang tercipta.
Tabel 3.4.
3 - 21
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan UsahaTahun 2008-2010 Semester I (Dalam Juta rupian)
PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2009
No
.
Wilayah 2007 2008 2019
1 Pertanian 571,425 687,829 762,80
2 Pertambangan dan Penggalian 2,636,093 3,221,255 3,084,481
3 Industri Pengolahan 90,446,591 106,537,727 118,471,253
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 6,021,390 7,591,329 8,426,493
5 Bangunan / Konstruksi 63,448,564 76,502,861 86,646,985
6 Perdagangan,Hotel&Restoran 115,311,319 140,064,013 156,083,318
7 Pengangkutan dan Komunikasi 52,793,003 63,357,630 74,664,836
8 Keuangan, Perusahaan & Jasa Perusahaan
162,297,780 193,459775 213,353,220
9 Jasa-Jasa 72,923,194 85,988,672 95,529,889
10 Provinsi DKI Jakarta 566,449,360 677,411,092
757,023,453
Sumber : BPS. DKI Jakarta,Tahun 2010
Gambaran kemajuan perekonomian suatu daerah juga dapat dilakukan dengan
mengelompokkan kegiatan perekonomiannya berdasarkan lapangan usaha.
Berdasarkan lapangan usaha, terdapat tiga kelompok lapangan usaha, yaitu :
a. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau
bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam, seperti tanah
dan kandungan deposit di dalamnya. Yang termasuk kelompok ini adalah sektor
pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian.
b. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan mentah atau
bahan Baku, baik yang berasal dari sektor primer maupun dari sektor sekunder
menjadi barang yang lebih tinggi nilai tambahnya. Sektor ini mencakup sektor
industri pengolahan, sektor listrik gas dan air minum, dan sektor konstruksi.
c. Sektor Tersier atau Sektor Jasa, yaitu sektor yang tidak memproduksi
barang dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor ini adalah sektor
22
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor bank dan
lembaga keuangan lainnya, serta sektor jasa-jasa.
3.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
3.2.1 Kawasan yang diusulkan dalam sistem pusat kegiatan di RTRW 2030 DKI Jakarta
Pusat-pusat kegiatan DKI Jakarta terus berkembang baik pusat kegiatan primer,
sekunder, hingga tersier. Pusat-pusat kegiatan tersebut merupakan perkembangan dari
pusat-pusat kegiatan utama menurut fungsi kawasan sebagai pembentuk struktur ruang
dan sistem pusat kegiatan utama menurut ungsi khusus yang ditetapkan RTRW DKI
Jakarta Tahun 2010.
Analisa Sistem Pusat Kegiatan utama menurut fungsi sebagai pembentuk struktur
ruang ditetapkan ada sembilan (9) kawasan ; sentra primer baru timur, sentra primer
baru barat, Pusat niaga terpadu Pantura, Sentra primer Glodok, Sentra primer Tanah
Abang, Pusat Niaga Terpadu kuningan, sudirman dan casablanca, pusat niaga terpadu
mangga dua, dan pusat niaga terpadu bandar baru kemayoran.
Delapan (8) dari kawasan tersebut diatas masih merupakan kawasan pusat kegiatan
primer. Sedangkan kawasan sentra primer glodok menjadi pusat kegiatan sekunder.
Kawasan Glodok sampai dengan tahun 2009 sudah mengalami perkembangan yang
cukup pesat karenanya hanya sedikit pengembangan kawasan yang akan dilakukan
pada rencana tata ruang wilayah berikutnya.
Selain delapan (8) kawasan yang dipertahankan untuk menjadi kawasan pusat kegiatan
primer terdapat tiga (3) kawasan baru yang muncul yaitu ; kawasan Monas, Dukuh
Atas, Kawasan Manggarai, dan kawasan ekonomi khusus Marunda.
Kawasan Medan Merdeka dalam Pasal 17 tentang Sistem Pusat Kegiatan RTRW 2010
sudah termuat dalam arahan sistem pusat kegiatan utama menurut fungsi khusus
sebagai pusat pemerintahan nasional dan propinsi. Pada RTRW 2030 Kawasan Monas
(tidak lagi Medan Merdeka) menjadi pusat kegiatan primer pada kawasan monas ini
akan difasilitasi dengan perencanakan pembangunan jalan arteri yang melintasi. Pada
kawasan monas ini adalah sentra dari kegiatan pemerintahan nasional dimana
DKI Jakarta sebagai Ibukota negara Republik Indonesia.
Dari sistem transportasi yang berkembang di DKI Jakarta Kawasan Dukuh Atas akan
menjadi kawasan transit intermoda. Dukuh atas memegang peranan penting dalam
menghubungkan lokasi satu dan yang lain di DKI Jakarta, alasan tersebut menjadi
dasar potensial bagi Dukuh Atas di RTRW 2030 menjadi pusat kegiatan primer.
3 - 23
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Kawasan Manggarai mempunyai kecenderungan untuk bekembang pesat di wilayah DKI
Jakarta. Ada beberapa fungsi kegiatan yang berada dikawasan tersebut diantaranya;
a). stasiun yang akan dikembangkan menjadi stasiun penting di wilayah DKI Jakarta
sama peranannya dengan dukuh atas. Bahkan stasiun manggarai adalah pusat
penghubung dengan jalur transportasi angkutan JABODEBEK. b). Pintu Air manggarai,
dari sistem perairan pintu air manggarai mempunyai peran penting dalam pengindikasi
banjir. c). Fungsi perdagangan, selain terdapat gedung pertokoan pasaraya manggarai,
pada daerah sekitar Pasar Rumput di Jalan Sultan Agung, bisa ditemukan para
pedagang loak/barang bekas. Banyak yang menjual peralatan saniter bekas. Beberapa
alasan tersebut menjadi dasar potensial bagi Manggarai di RTRW 2030 menjadi pusat
kegiatan primer.
Kawasan ekonomi khusus (KEK) Marunda dari Rencana Pengembangan Kawasan
Ekonomi Khusus (KEK) Marunda Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009 menyebutkan KEK
marunda sangat bermanfaat bagi DKI Jakarta dan nasional.
Sistem pusat kegiatan primer dapat terlaksana secara maksimal atau berjalan dengan
baik apabila tersambung dengan jalur Arteri. Jaringan jalan arteri tidak dapat
terputus, sehingga terdapat usulan jalan arteri dalam strktur ruang. Penamaan jalan
arteri primer atau sekunder, tidak mewakilkan penamaan dari sistem pusat kegiatan,
karena arteri merupakan spesifikasi sedangkan primer atau sekunder adalah sistemnya.
Pada sistem Pusat Kegiatan utama menurut fungsi khusus ditetapkan pada RTRW 2010
ada Tujuh (7) kawasan ; pusat pemerintahan Nasional dan propinsi di kawasan Medan
Merdeka, pusat perwakilan negara asing di kawasan kuningan dan jl. MH.Thamrin,
pusat rekreasi : Taman Mini Indonesia Indah, Taman Impian Jaya Ancol, kepulauan
seribu, Taman Margasatwa Ragunan, dan bumi perkemahan cibubur, Pusat olah raga
senayan, pusat kesehatan di Rs. Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Pusat
Angkatan Darat Gatot Subroto; Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki; Pusat Distribusi
Barang di Tanjung Priok, Distribusi Bahan Bakar Minyak di Plumpang, Pasar Induk Bahan
Pangan di Kramat Jati, Cipinang, dan Rawa Buaya.
24
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Sumber: Kondisi Eksisting Tahun 2008
Gambar 3.6. Pusat Kegiatan yang Cenderung Berkembang sebagai Pusat Kegiatan Nasional
3 - 25
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 3.6 menunjukkan pusat-pusat kegiatan yang cenderung berkembang sebagai
pusat kegiatan utama yaitu pusat kegiatan primer dan pusat kegiatan sekunder. Pusat-
pusat kegiatan tersebut merupakan penambahan dari pusat-pusat kegiatan yang
ditetapkan dalam RTRW DKI Jakarta 2010. Penambahan tersebut diakibatkan
perkembangan DKI Jakarta yang sangat pesat sehingga pada kondisi eksisting tumbuh
pusat-pusat kegiatan baru.
3.2.2 Strategi Penataan Ruang
Sesuai amanat UU No 26 Tahun 2007, strategi penataan ruang pada tingkat provinsi
ditujukan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah, kawasan strategis
provinsi, pemanfatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.
Adapun strategi penataan ruang DKI Jakarta melalui hal-hal sebagai berikut:
1. Mengembangkan Jakarta ke arah Barat, Timur dan Utara serta mengendalikan dan
membatasi pengembangan ke arah Selatan
2. Mengembangkan pembangunan ke arah Utara sekaligus optimalisasi pengelolaan
Teluk Jakarta melalui reklamasi, revitalisasi, dan pembangunan pelabuhan bertaraf
internasional
3. Mengoptimalkan dan mengembangkan sistem pusat-pusat kegiatan jasa,
perdagangan, distribusi barang, pariwisata dan ekonomi kreatif skala nasional dan
internasional yang didukung prasarana dan sarana transportasi dna utilitas yang
memadai dan terpadu
4. Mengembakan sistem angkutan umum massal disertai dengan pengembangan
kawasan berkepadatan tinggi, campuran dan kompak melalui konsep TOD
5. Mengembangkan peremajaan kota di kawasan strategis yang berpotensi tinggi
melalui perbaikan lingkungan, pemeliharaan lingkungan, peremajaan lingkungan
(redevelopment), pemugaran lingkungan dan pembangunan baru (new
development)
6. Mengembangkan prasarana dan sarana untuk pengendalian banjir dengan
pengembangan sistem polder dan banjir kanal
7. Pemulihan dan pengembangan situ dan waduk, normalisasi sungai serta
pembangunan tanggul pengaman sungai dan laut
3 - 26
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
8. Mengintergrasikan sistem prasarana DKI Jakarta dan Bodetabek
9. Memprioritaskan pemanfaatan ruang udara dan ruang bawah tanah dikaitkan
dengan pengembangan sistem transportasi
10. Mendorong pemanfaatan lahan permukiman baik vertikal maupun horisontal yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana kota yang memadai
11. Mengendalikan pembangunan yang bersifat pita dnegan mengembangkan kawasan
pembangunan campuran (mixed use) yang terpadu
12. Mempertahankan dan mengembangkan lingkungan dan bangunan cagar budaya
untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan pariwisata
13. Melaksanakan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air, serta pengembangan
ruang terbuka hijau untuk keseimbangan ekologi kota
14. Mengantisipasi dampak pemanasan global dengan menerapkan konsep bangunan
ramah lingkungan (green building) dan konsep perancangan kota yang
berkelanjutan (suistainable urban design).
3.2.3. Kebijakan Penataan Ruang
Sesuai amanat UU No 26 Tahun 2007, kebijakan penataan ruang pada tingkat provinsi
ditujukan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah, kawasan strategis
provinsi, pemanfatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.
Untuk itu bebepara kebijakan penataan ruang wilayah Provinsi DKI antara lain harus
mengacu pada hal-hal sebagai berikut :
• Memantapkan fungsi Jakarta sebagai kota jasa skala nasional dan internasional
• Memprioritaskan pengembangan kota ke arah Timur, Barat, dan Utara serta
membatasi perkembangan ke arah Selatan sebagai bagian dari fungsi kawasan
Jabodetabekpunjur sebagai akwasan peresapan air dan tangkapan air
• Melestarikan fungsi dan keserasian lingkungan hidup dengan optimasi daya dukung
dan daya tampung lingkungan daerah sebagai bagian dari kawasan
Jabodetabekpunjur
• Meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau untuk mewujudkan
Pembangunan Jakarta yang berkelanjutan
3 - 27
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
• Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang berintergrasi dengan sistem
regional, nasional dan internasional
• Mengembangkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang bawah tanah, ruang
permukaan dan ruang udara guna meningkatkan keterpaduan dan optimalisasi
pemanfaatan ruang.
Sebagai kota metropolitan, maka strategi penataan ruang wilayah Provinsi DKI Jakarta
tidak dapat dilepaskan dalam kontek pengembangan struktur dan pola ruang kawasan
disekitarnya. Oleh karena itu strategi penataan ruang wilayah ini diharapkan dapat
bersinergi dengan strategi penataan ruang wilayah Jabodetabek sebagai suatu
kesatuan kawasan perkotaan nasional.
Perkembangan Provinsi DKI Jakarta
Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor pembentuk
wilayah itu sendiri, faktor pembentuk yang bersifat fisik dan non fisik seperti
ketersediaan lahan dan lingkungan pengembangan, kemudian non fisik seperti
kependudukan, kondisi sosial, ekonomi dan budaya setempat. Selain factor
pembentuk wilayah tersebut, perkembangan wilayah sangat ditentukan oleh
kebijaksanaan pembangunan pemerintah daerah, baik arah dan maupun strategi
yang akan dilakukan pemerintah ke depan untuk program jangka pendek, jangka
menengah dan program jangka panjang.
Perkembangan Provinsi DKI Jakarta perlu dipahami, dimengerti dan dikaji lebih
mendalam dalam kaitannya dengan penyusunan masterplan dan kajian akademis
persampahan DKI tahun 2012-2032. Alasan pengkajian ini sangat mendasar
karena masterplan dan kajian akademis persampahan akan mempertimbangkan
perkembangan wilayah tersebut, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi DKI Jakarta tahun 2012-2030 yang sudah di Perdakan. Dengan demikian
untuk melihat perkembangan wilayah DKI Jakarta pada saat ini dan dimasa yang
akan datang, maka dilakukan dengan membandingkan kondisi sekarang dengan
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI tahun 2011-2030, meliputi aspek
kependudukan, kondisi penggunaan lahan ekisting, rencana struktur tata ruang
daratan, dan rencana pola tata ruang daratan.
Dimana dari hasil perbandingan tersebut, dapat dilihat perkembangan dan
kepadatan penduduk persatuan administrative, kapasitas intensitas dan jenis
3 - 28
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
penggunaan lahan, kapasitas intensitas dan fungsi pusat kegiatan, dan pembagian
dan penetapan zona terbangun dan zona lindung.
1. Kependudukan
Keberadaan sampah merupakan produk yang dihasilkan dari aktivitas penduduk,
volume sampah yang dihasilkan akan sejalan dengan jumlah penduduk yang
melakukan aktivitas di suatu tempat.Timbunan sampah juga sangat dipengaruhi
oleh tingkat kepadatan penduduk yang tinggal di daerah yang bersangkutan, hal
ini terkait dengan karakteristik dan pola kehidupan social, ekonomi dan budaya
masyarakatnya.
Jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 sebanyak 7.753.035
jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 12,562 jiwa/km, sedangkan dilihat dari
perkembangannya dari tahun 2005-2009 sebesar 1,06 % /tahun. Berdasarkan
data pendududuk perkecamatan tahun 2010, tercatatan jumlah penduduk
terbanyak di Kecamatan Duren Sawit sebesar 323,449.jiwa dengan tingkat
kepadatan 14,280.jiwa/km, dan jumlah penduduk terendah di Kecamatan
Cempaka Putih sebanyak 67.358 jiwa dengan tingkat kepadatan 14,362
.jiwa/ha.Dengan melihat tingkat kepadatan penduduk rata-rata terrsebut, maka
dapat ditentukan kecamatan yang mempunyai kepadatan diatas dan dibawah
rata-rata. Untuk kecamatan dan kota administrative yang mempunyai kepadatan
penduduk rata-rata, adalah segai berikut.
Kota administrative Jakarta Pusat.
1. Kecamatan Tanah Abang
2 Kecamatan Senen
3 Kecamatan Johar Baru
4 Kecamatan Cempaka Putih
5 Kecamatan Kemayoran
6 Kecamatan Sawah Besar
Kota administratif Jakarta Utara
1. Kecamatan Tanjung Priuk
2. Kecamatan Koja
Kota administrative Jakarta Barat
3 - 29
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
` 1. Kecamatan Kebon Jeruk
2. Kecamatan Palmerah
3. Kecamatan Tambora
4. Kecamatan Taman Sari
Kota administrative Jakarta Selatan
1. Kecamatan Pasangrahan
2. Kecamatan Kebayoran Lama
3. Kecamatan Kebayoran Baru
4. Kecamatan Mampang Prapatan
5. Kecamatan Pancoran
6. Kecamatan Tebet
Kota administrative JakartaTimur
1. Kecamatan Pasar Rebo
2. Kecamatan Ciracas
3. Kecamatan Kramat Jati
4. Kecamatan Jatinegara
5. Kecamatan Duren Sawit
6. Kecamatan Pulo Gadung
7. Kecamatan Matraman
Sedangkan unuk kecamatan yang lainya termasuk dalam tingkat kepadatan
rendah dibandingkan dengan rata-rata kepatan, indikasi tingkat kepadatan ini
merupakan salah satu komponen didalam menghitung timbunan sampah.
2. Penggunaan lahan eksisting
Kondisi eksisting (tahun 2011) penggunaan lahan DKI Jakarta (ruang daratan) di
dominasi oleh penggunaan perumahan dan fasilitasnya, kemudian penggunaan
perkantoran,perdagangan,jasa dan taman, kemudian penggunaan lahan
kawasan industri,pergudangan dan lahan kosong, selanjutnya pengunaan lahan
kantor pemerintahan, pengunaan lahan kawasan terbuka hijau non lindung.
Kondisi dan karakteristik wilayah tersebut akan sejalan dengan karekteristik
sumber timbunan sampah, komposisi dan sistem penanganannya.
3 - 30
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Beberapa factor yang sangat berpengaruh terhadap produksi timbunan sampah
dengan perkembangan wilayah DKI Jakarta sampai dengan tahun 2032.
3. Rencana struktur ruang daratan
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistim jaringan
prasarana dan sarana, yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial
ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan
fungsional.Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta
tahun 2011-2030, rencana struktur ruang daratan terbagi pusat kegiatan primer
dan pusat kegiatan sekunder. Dimana untuk pusat kegiatan primer terdiri dari 11
(sebelas) kawasan, dan pusat kegiatan sekunder terdiri dari 8 (delapan)
kawasan.Untuk kawasan pusat kegiatan primer berpola mengelompok, walaupun
sebagian pusat kegiatan primer menyebar. Sedangkan untuk pusat kegiatan
sekunder berpola menyebar, dan sebagian berkelompok (berdekatan) lokasinya.
Rencana struktur ruang daratan merupakan suatu kawasan pusat aktivitas
permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, kawasan ini berfungsi
komersial yang berpotensi menghasilkan timbunan sampah cukup tinggi.
4. Rencana pola ruang daratan
Rencana pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah,
yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang
untuk fungsi budidaya.Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi
DKI Jakarta tahun 2011-2030, rencana pola ruang daratan terbagi kawasan
lindung dan kawasan budidaya. Untuk kawasan lindung dalam hal ini kawasan
terbuka hijau lindung hanya terdapat di Kecamatan Penjaringan dan untuk
kawasan berfungsi lindung berupa kawasan sepadan sungai,danau dan taman
kota. Sedangkan kawasan budidaya terdiri dari kawasan perumahan, kawasan
perkantoran,perkantoran dan jasa, kawasanpemerintahan, kawasan industri dan
pergudangan, pelayanan umum dan sosial, kawasan tambak dan sawah.
Rencana pola ruang daratan terutama untuk kegiatan komersial berpusat di
Jakarta Pusat dan sebagian Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan
Jakarta Timur.Kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa. Sedangkan untuk
kawasan industri, pergudangan dan taman sebagaian besar di Jakarta Utara dan
3 - 31
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Jakarta Timur.Rencana pola ruang daratan ini mengindikasikan bahwa kawasan
ini berpotensi sebagai kawasan penghasil sampah cukup tinggi, dengan
komposisi sampah sebagian berupa sampah hasil industri.
3 - 32
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
BAB 4
PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
4.1. Metoda Penentuan dan Pengumpulan Data
Survey lapangan dilakukan dengan melakukan kuestioner dan check list di
lapangan secara langsung untuk mengetahui mekanisme penanganan sampah
eksisting dari sumber ke TPS maupun ke TPST terhadap sampah, baik yang
berasal dari dari kawasan perumahan maupun non perumahan. Dari hasil survey
lapangan maupun check list lapangan di peroleh perbedaan penanganan
sampah di setiap wilayah maupun masing – masing daerah.
4.1.1. Jenis, Penentuan, Lokasi dan Jumlah Data
4.1.1.1 Jenis dan Penentuan Data
Data atau informasi yang dikumpulkan meliputi antara lain 1). Data sekunder
berupa referensi dan studi terdahulu yang relevan dengan pekerjaan ini dan 2).
Data primer berupa data kondisi eksisting pengelolaan sampah di DKI Jakarta.
4 - 1
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Data Referensi dan Studi Terdahulu
Adapun referensi dan studi terdahulu yang relevan dengan pekerjaan Master
Plan & Kajian Akademis Pengelolaan Sampah DKI Jakarta 2011 ini antara lain:
a. Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria Pengelolaan Sampah
b. Peraturan perundang-undangan seperti UU No. 18 Tahun 2008,
Peraturan Menteri Dalam Negri No. 33 Tahun 2010, Peraturan Menteri PU
No. 21 tahun 2006, Peraturan Daerah, SK Gubernur, Perda DKI RTRW, dll.
c. Studi-studi terdahulu yang relevan seperti Laporan Akhir
Master Plan Pengelolaan Sampah 1987 – 2005 (JICA 1987), Laporan Akhir
Master Plan Review & Program Development 2005 – 2015 (WJEMP 2005),
Laporan Akhir SAPROF untuk Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta Indonesia
(JBIC 2008), Master Plan Pengelolaan Sampah di Kepulauan Seribu (PT. Citra
Murni Semesta, 2003), dan lainnya.
Data Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta
Adapun data kondisi eksisting pengelolaan sampah DKI Jakarta yang
dikumpulkan antara lain:
a. Regulasi
Peraturan yang terkait dengan pengelolaan sampah di DKI Jakarta baik yang
masih dalam proses (draft) ataupun sudah final, seperti Perda dan SK
Gubernur.
b. Kelembagaan
Bentuk kelembagaan pengelola sampah di DKI Jakarta, meliputi Dinas
Kebersihan, Suku Dinas Kebersihan di Wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara,
Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu; tugas
pokok dan fungsi, Susunan/Struktur Organisasi, Jumlah Personil dan
Posisi/Jabatan serta wewenangnya. Pengumpulan data kelembagaan Dinas
PU Tata Air, PD Pasar Jaya, Dinas Pertamanan, Badan Pengendalian
Lingkungan Hidup Daerah, dan Dinas Pendidikan; hal ini perlu karena terkait
dengan pengelolaan sampah.
c. Pendanaan
2
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pengumpulan data sumber-sumber pembiayaan, besaran anggaran APBD
per tahun dalam tiga tahun terakhir, termasuk restribusi sampah yang
dipungut dari pemukiman dan non pemukiman (besaran dan sumbernya
serta mekanisme penagihannya).
d. Peran Serta Masyarakat &Sosial Masyarakat
Pengumpulan data tentang karakteristik perilaku budaya dan kebiasaan
masyarakat dalam hal penanganan sampah, pengumpulan informasi
tentang keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
sampah. Kuesioner dipakai untuk memperoleh data ini.
e. Teknis Operasional
Data teknis operasional yang diperlukan dan dikumpulkan antara lain:
Data sarana dan prasarana pengelolaan persampahan, meliputi:
pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir.
Dalam hal ini akan diinventarisir jenis dan bentuk pewadahan (tong
sampah, kantong plastik, keranjang, bak sampah, gerobak, gerobak
motor dan lain-lain). Checklist digunakan untuk memperoleh data ini.
Checklist digunakan untuk memperoleh data ini. Ada 14 sumber
penghasil sampah yang akan diinventarisasi penanganan sampahnya.
Contoh checklist
Data dari Tempat Penampungan Sementara (TPS): meliputi 1). jumlah,
jenis, lokasi TPS; 2). kondisi pengangkutan meliputi jenis alat angkut
(tipper, compactor, arm roll, truk kapsul), jumlahnya, kapasitasnya,
kondisinya, dan tahun pembuatannya; 3). daerah kerja meliputi
pelaksana swasta, dinas kebersihan dan suku dinas. Checklist
digunakan untuk memperoleh data ini.
Pemrosesan Akhir
Pengumpulan data TPST Bantargebang, Intermediate Treatment
Facility (ITF) Cakung – Cilincing, Marunda, SPA Sunter.
Pengolahan sampah berbasis masyarakat
Pengumpulan data pengelolaan sampah yang dilakukan oleh
masyarakat (Comunity Based Solid Waste Management), seperti di
daerah Rawasari, Rawajati, Banjarsari, RW. 15 Klender dan lain-lain.
4 - 3
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Daerah Pelayanan
Pengumpulan daerah pelayanan dan penanganan sampah yang
dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan instansi lainnya, misalnya:
sampah sungai, sampah pasar dan taman, termasuk pengamatan
jenis-jenis sumber sampah.
Sementara untuk kebutuhan data timbulan, komposisi dan karaktersitik sampah
DKI Jakarta terbaru, diperoleh melalui pekerjaan studi timbulan sampah DKI
Jakarta yang berjalan simultan dengan pekerjaan penyusunan Master Plan.
4.1.1.2 Lokasi dan Jumlah Data
Daerah studi dibagi dalam 5 wilayah studi menurut wilayah administrasi DKI
Jakarta yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan
Jakarta Barat. Berdasarkan sumber penghasil sampah, data dibagi atas data dari
sumber pemukiman dan data dari sumber non pemukiman.
Data Sumber Pemukiman
DKI Jakarta adalah kota megapolitan dengan heterogenitas
pendapatan/pengeluaran penduduk yang beragam. Oleh sebab itu, untuk
mendapatkan sampel yang dapat mendekati mewakili pendapat dari warga DKI
Jakarta, data dari sumber pemukiman dibagi atas 3 strata
pendapatan/pengeluaran penduduknya yakni
1) Strata Pendapatan/Pengeluaran Tinggi dengan rentang pengeluaran per
bulan tiap keluarga sebesar lebih dari > 3,5 juta perbulan
2) Strata Pendapatan/Pengeluaran Menengah dengan rentang pengeluaran per
bulan tiap keluarga sebesar Rp. 1,2 juta Hingga Rp. 2,5 juta perbulan
3) Strata Pendapatan/Pengeluaran Rendah dengan rentang pengeluaran per
bulan tiap keluarga sebesar kurang dari Rp. 1,2 juta perbulan
Jumlah data per daerah studi dan per strata pendapatan/pengeluaran ditetapkan
sebesar minimal 30 sampel sehingga kebutuhan data pemukiman perwilayah
sebesar 90 buah atau 450 sampel se DKI Jakarta. Menurut Ida Bagus Matra dan
Kasto, untuk suatu penelitian survai dengan teknis analisa korelasi atau statistik
4
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
parametrik, maka sampel yang harus diambil minimal atau lebih besar dari 30
kasus1. Data pemukiman diambil pada penghuni rumah tangga dan apartemen.
Adapun lokasi survai data pemukiman di tiap wilayah studi disajikan pada Tabel
4.1 berikut ini.
Tabel 4.1. Lokasi & Jumlah Data untuk Survai di Pemukiman
Wilayah
Studi
Strata Atas Strata Menengah Strata Rendah
Lokasi
Jumla
h
Data
Lokasi
Jumla
h
Data
Lokasi
Jumla
h
DataJakarta Pusat Menteng 30 RW12
Kelurahan Cempaka Putih Barat
30 Kel. Kemayoran
30
Jakarta Utara Kelurahan Kelapa Gading Barat RW 07
30 Kelurahan Kelapa Gading Barat RW 03
30 Kel. Penjaringan
30
Jakarta Timur Balai Pustaka
30 Komp Perhubungan Laut
30 Perkampungan, kel. cakung
30
Jakarta
Selatan
Tebet Barat 30 Kel. Pasar
Minggu
30 Kel.
Jagakarsa
30
Jakarta Barat Kel. Tanjung Duren
30 Kel. Kebon Jeruk
30 Kel. Rawa Buaya
30
Data Sumber Non Pemukiman
Data dari Sumber Non Pemukiman terdiri dari sumber-sumber penghasil sampah
sebagai berikut:
1) Pusat Pertokoan seperti mall, ruko dan toko pribadi
2) Hotel, baik hotel berbintang dan melati;
3) Tempat rekreasi;
4) Rumah Makan
5) Pelabuhan Kapal Laut, Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api
6) Rumah Sakit dan poliklinik/puskesmas;
4 - 5
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
7) Kantor atau perkantoran;
8) Sekolah seperti SD, SMP, SMA, TK, Mib, MTs, Mab dan sederajat)
9) Perguruan Tinggi seperti Universitas, Akademi dan sederajat;
10) Industri, baik kawasan industri dan industri rumahan;
11) Rumah Peribadatan;
12) Taman, jalan dan sungai.
13) Pasar, baik pasar tradisional dan modern seperti Carefour, Giant dsb.
Lokasi dan jumlah data yang dikunjungi per wilayah dapat dilihat pada Tabel 4.2
– Tabel 4.6 berikut ini.
Wilayah Jakarta Pusat
Tabel 4.2 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Pusat
No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data
Lokasi
1. Pusat Pertokoan 3 Atrium Senen, ITC (Cempaka Mas), Seputaran Atrium Senen
2. Hotel 3 Hotel Mitra Oasis, Hotel
Gran Cempaka, Hotel
Cempaka sari3. Tempat Rekreasi 3 Monas, 4. Rumah Makan 3 Pizza Hut Cempaka Putih5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Terminal Senen, Stasiun
Senen6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Rs.Cipto Mangunkusumo,
Rs. Kesdam Ridwan
Maureksa, Puskesmas
Cem Putih, Klinik Medisari7. Kantor & Perkantoran 6 Seputaran Jl Kwitang8. Sekolah 6 SD 1/2 Cemp Putih Timur,
SMPN 71, SMAN 309. Perguruan Tinggi 3 STI Managemen
Transportasi Trisakti
Manajemen10. Industri & Kawasan Industri 3 Industri Keramik rawasari11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Rawa kerbau, Pasar
Senen, Pasar Sumur Batu,
Carefour, Alfamart,
6
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Indomart12. Rumah Peribadatan 3 Gereja Paskalis Cempaka
putih13. Jalan, Taman & Sungai 3 Taman Cempaka Putih,
Taman Menteng, Seputar
Cempaka Putih14. Perumahan (Tinggi, Menengah,
Rendah)
90 Menteng, RW 12
Kelurahan Cempaka Putih
Barat,
Kel. Kemayoran15. Apartemen, Condominium,
Rusunami6 Graha Cempaka Mas
Apartment, Mitra Oasis,
Rusun Tanah Tinggi16. TPS yang dikelola 3 TPS Kel Pegangsaan
Wilayah Jakarta Utara
Tabel 4.3 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Utara
No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data
Lokasi
1. Pusat Pertokoan 3 Mall Of Indonesia (Mall
Kelapa gading),
arthagading mall, Ruko
Permata Kelapa Gading2. Hotel 3 Hotel Haris, Hotel Grand
Ancol, Hotel Alexis3. Tempat Rekreasi 3 Taman Impian Jaya Ancol4. Rumah Makan 3 Seputaran Penjaringan5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Pelabuhan Tanjung Priok,
Terminal Tanjung Priok,
Stasiun kereta Api Kota6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Mitra Keluarga
Internasional, RS
Pelabuhan, Puskesmas
Kelapa Gading Timur 27. Kantor & Perkantoran 6 Sepanjang jalan Boulevard
Barat8. Sekolah 6 SD 03 Kelapa Gading
4 - 7
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Timur, SMP 123, Kelapa
Gading Timur, SMA 45,
Kelapa Gading Timur9. Perguruan Tinggi 3 STIE IBII10. Industri & Kawasan Industri 3 Industrial Estate Ancol,
Indofood Success Makmur11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Inpres Kelapa
Gading Timur, pasar
Kelapa Gading Timur, Lote
Mart, Kelapa Gading, Alfa,
Indomaret atau sejenis12. Rumah Peribadatan 3 Masjid Musyawaroh13. Jalan, Taman & Sungai 3 Seputaran Boulevard
Wilayah Jakarta Timur
Tabel 4.4 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Timur
No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data
Lokasi
1. Pusat Pertokoan 3 Sepanjang jalan Pemuda2. Hotel 3 Hotel Grand Menteng,
Hotel Alia Matraman,
Hotel Idola3. Tempat Rekreasi 3 Taman Mini Indonesia
Indah4. Rumah Makan 3 Seputaran Rawamangun5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Terminal Rawamangun,
Stasiun Jatinegara6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Rs. Persahabatan,
Puskersmas Pisangan
Timur I, 7. Kantor & Perkantoran 6 Seputaran Jln Pemuda8. Sekolah 6 SD Rawamangun (balai
pustaka timur), SMPN 74,
SMU Muhammdiyah XI9. Perguruan Tinggi 3 UNJ10. Industri & Kawasan Industri 3 Pulo Gadung,
Perkampungan Industri
Kecil (PIK) Penggilingan,
Industrial Gasess
8
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Indonesia (I.G.I)11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Rawamangun, Tip
Top, Alfamart, Indomart12. Rumah Peribadatan 3 Masjid Babussalam13. Jalan, Taman & Sungai 3 Seputaran Rawamangun
Wilayah Jakarta Selatan
Tabel 4.5 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Selatan
No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data
Lokasi
1. Pusat Pertokoan 3 Mall Kalibata, Seputaran
Pasar minggu raya2. Hotel 3 Hotel Haris, 3. Tempat Rekreasi 3 Kebon Binatang Ragunan4. Rumah Makan 3 Seputaran Tebet5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Terminal Manggarai,
Stasiun Manggarai, 6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Rs. Tebet, Puskesmas
Tebet Timur7. Kantor & Perkantoran 6 Seputaran Prof Dr Supomo8. Sekolah 6 SDN 01/06 Tebet Timur,
SMPN 115 Jakarta, Tebet
Timur, SMUN 26 Jakarta,
Tebet Barat9. Perguruan Tinggi 3 Universitas Sahid10. Industri & Kawasan Industri 3 Kawasan Cilandak
Comersial Estate,
Percetakan Jl. Supomo,11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Tebet Barat,
Carefour Pasar Festival12. Rumah Peribadatan 3 Masjid Muhammaddiyah13. Jalan, Taman & Sungai 3 Seputaran Tebet
Wilayah Jakarta Barat
Tabel 4.6 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Barat
No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data
Lokasi
1. Pusat Pertokoan 3 Mall Ciputra, Mall Taman
Anggrek, ITC Roxy Mas
4 - 9
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
2. Hotel 3 Hotel Ciputra, Hotel
Boutique, Hotel Twin Plaza3. Tempat Rekreasi 3 Museum sejarah Jakarta,
Hutan Lindung Srengseng4. Rumah Makan 3 Sepanjang Slipi / Tomang5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Terminal Grogol, Sta
Grogol6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Rs Sumber Waras,
Puskesmas Grodol 3, Klinik
Univ. Trisakti7. Kantor & Perkantoran 6 Sepanjang Slipi / Tomang8. Sekolah 6 SDN 16/18, SMPN 220,
SMA BPK Penabur 19. Perguruan Tinggi 3 Kampus Trisakti, Penabur,
Tarumanegara
10. Industri & Kawasan Industri 3 Perkampungan Industri
Kecil (PIK) Swakerta, PT.
Kedaung karton11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Kota Grogol, Pasar
Tomang Barat, Hero
Tomang Raya, Indomaret
12. Rumah Peribadatan 3 Masjid Baiturahaman13. Jalan, Taman & Sungai 3 Taman Pelangi Tomang,
Sepanjang jalan S.Parman,
Sepanjang jalan Tomang
Raya,
4.1.2 Metoda Pengumpulan Data
Kebutuhan data-data tersebut diatas dikumpulkan dengan cara; 1). pencarian
atau penelusuran informasi atau data melalui media internet; 2). pencarian
informasi atau data melalui kunjungan atau survai langsung lapangan dan 3).
pencarian dengan mempelajari informasi atau data dari referensi atau studi-studi
yang ada terdahulu.
Penelusuran Melalui Media Internet
10
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Umumnya beberapa data atau informasi yang bersifat Ketentuan, Perundang-
undangan, dan Tugas Pokok dan Fungsi suatu instansidapat diperoleh melalui
media internet, selain mendapatkan/memperoleh langsung dari instansi terkait
yang mengeluarkannya.
Situs internet dari suatu instansi yang kerap ditelusuri antara lain:
Situs internet milik kementrian lingkungan hidup di www.
Situs internet milik Bappeda Jajarta di www.
Situs internet milik DKI Jakarta di www.
Kunjungan atau Survai Lapangan
Kunjungan atau survai lapangan dilakukan untuk mengamati penanganan
sampah yang berlangsung pada setiap sumber penghasil sampah, yaitu: rumah
tangga, apartemen, pusat pertokoan (mall ataupun ruko), pasar (baik modern
ataupun tradisional), perkantoran, tempat rekreasi, sekolah (sekolah dan
universitas), rumah sakit/puskesmas, hotel, kawasan industri, rumah ibadah,
stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, penyapuan jalan dan taman, dan
sungai.
Sasaran data antara lain: 1). Jenis dan kapasitas pewadahan dari tiap sumber, 2).
Petugas yang bertanggung jawab untuk menangani sampah di internal sumber
penghasil sampah, 3). Proses penanganan sampah oleh pihak penghasil sampah,
4). frekuensi dan siapa petugas yang bertanggung pada pengumpulan sampah,
5). Alur aliran sampah setelah keluar dari sumber, 6). Besar iuran/retribusi
sampah yang dibayar rutin.
Proses perolehan data atau informasi diatas dilakukan dengan cara pengamatan
langsung dan wawancara berpedoman dengan lembar checklist yang sesuai
dengan sumber penghasil sampah.
Selain juga melakukan kunjungan langsung pada sumber penghasil sampah,
dilakukan juga survai ke tempat: 1) TPS (Tempat Penampungan Sementara)
Sampah, 2). ITF (Intermediate Treatment Facility) baik di Cakung Cilincing, ITF
rencana di Marunda dan SPA Sunter, 3). TPA & TPST Bantar Gebang, 4). Kantor
Dinas Kebersihan dan suku dinas Kebersihan terkait di tiap Wilayah Administrasi
DKI Jakarta.
4 - 11
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Survai dilakukan untuk mendata dan menginventarisir seluruh sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan, misalnya TPS, Dipo, Truk, SPA,
Intermediate Treatment Facility (ITF), TPS dan lain-lain dan oleh pihak swasta
yang menjadi mitra Dinas Kebersihan.
Untuk mendapatkan data sosial masyarakat dilakukan dengan penyebaran
kuesioner dan wawancara secara langsung, juga dari survai atau studi terdahulu
yang sudah pernah dilakukan pendataan kegiatan masyarakat dalam
pengelolaan sampah. Survai sosial masyarakat dilakukan untuk rumah tangga
(pemukiman) pada 3 (tiga) strata perekonomian yaitu 1) rumah tangga strata
ekonomi atas, 2). Rumah tangga strata ekonomi menengah dan 3). Rumah
tangga strata ekonomi bawah. Kriteria penentuan strata ekonomi tersebut.
Penelusuran Referensi dan Studi-studi Terdahulu
Referensi dan studi-studi terdahulu dikaji atau dipelajari untuk memperoleh
informasi dan data: 1). Runutan dari tahun ke tahun (time serries) timbulan,
komposisi dan karakteristik sampah DKI Jakarta, 2). Pengalaman keberhasilan
dan kendala pada konsep dan program-program pelaksanaan terdahulu, dan 3).
Data-data teknis prasarana dan sarana, alternatif teknologi pengolahan
terdahulu yang masih up to date, 4). Data peran serta masyarakat, lembaga
swasta dan pihak swasta.
Referensi atau studi-studi terdahulu diperoleh baik dari Dinas Kebersihan, Bank
Dunia, perusahaan konsultan atau lembaga penelitian ataupun swadaya
masyarakat terkait dan dokumentari internal Konsultan Arkonin Engineering MP.
4.2. Koordinasi dengan pihak terkait
Koordinasi dengan pihak-pihak terkait dilakukan mulai dari Sudin-sudin
Kebersihan, Kecamatan dan Kelurahan, RT/RW dan pengelola-pengelola di
kawasan pertokoan, hotel, perkantoran, sekolah, pasar modern, pasar
tradisional, restoran, jalan, taman, terminal bus dan stasiun kereta di 5 wilayah
Provinsi DKI Jakarta.
4.3. Data Dasar Yang Diperlukan
12
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Data dasar Untuk Permukiman yang diperlukan di Survey masterplan dapat
dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1.Data Dasar Kuestioner Untuk Pemukiman
4 - 13
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Wilayah Jakarta:
KUESTIONER UNTUK PEMUKIMANPenanganan/Pengelolaan Sampah Saat Ini di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2011
Pekerjaan: Master Plan Persampahan DKI Jakarta
Assalamualaikum / Selamat Pagi/Siang/Sore,Nama saya .......................................... surveyor dari konsultan lingkungan berkantor di Bintaro. Bisakah kami meminta waktu 5 menit untuk berbincang-bincang perihal pengelolaan sampah. Saat ini kami sedang mengkaji eksisting pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan hal tersebut. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan waktu Bapak/Ibu.
(Beri tanda silang pada nomor jawaban yang terpilih, tuliskan jawaban pada bagian (.........) yang telah disediakan.
No. Daftar Pertanyaan Daftar Jawaban No. Jwb
Blank
IDENTITAS RESPONDEN
1. No. Responden:2. Rumah Tinggal 1
Condominium 2Rusunami 3Rumah Susun 4
3. AlamatKecamatan:KelurahanRW & RT:
SOSIAL EKONOMI
4. Pendidikan: Tidak Tamat SD 1Tamat SD 2Tamat SLTP 3Tamat SLTA 4Tamat Akademi 5Tamat Universitas 6Lainnya, sebutkan: 7
5. Pekerjaan Kepala Keluarga? Pegawai Negri 1ABRI 2Pegawai Swasta 3Petani 4Petani Tambak 5Pedagang 6Nelayan 7Buruh Pabrik 8Buruh Bangunan 9Pensiunan 10Pengangguran 11Ibu Rumah Tangga 12Pelajar/Mahasiswa 13Lainnya, sebutkan: 14
6. Status Kependudukan Asli (Kelahiran setempat) 1Pendatang 2
7. Jumlah penghuni: jiwa8. Lama Tinggal: bulan tahun9. Status Rumah Milik Sendiri 1
Kontrak 2Milik Dinas 3Lainnya, sebutkan: 4
10. Daya listrik terpasang watt11. Rata-rata Pengeluaran tiap bulan ? < Rp. 500.000 per bulan 1
Rp. 501.000 - Rp. 2.000.000 per bulan 2> Rp. 2.000.000 per bulan 3
14
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA12. Siapakah yang bertanggung jawab mengurus sampah di
Rumah?Ibu 1
Ayah 2Anak 3Pembantu 4Lainnya, sebutkan: 5
13. Kemana Saudara membuang sampah yang terkumpul di Rumah?
Tempat Sampah Milik Sendiri 1
Tempat Sampah Milik Dinas Kebersihan 2Tempat Sampah Milik Komplek 3Sungai/Saluran Air/Badan Air penerima lainnya 4Lapangan / Tanah Kosong 5
Jika 13 = 3, 4 atau 5 lanjutkan ke pertanyaan no. 2314. Sebutkan jenis tempat sampah di Rumah Saudara? Bak Sampah Batu Bata 1
Tempat Sampah Logam 2Tempat Sampah/Ember Plastik 3Tempat Sampah Fiberglass 4Kantong plastik 5Lainnya, sebutkan: 6
15. Berapa lama/umur teknis tempat sampah tersebut? 3 bulan 16 bulan 21 tahun 32 tahun 4lebih dari 2 tahun 5
16. Dimana diletak Tempat Sampah tersebut? Di halaman Rumah 1Diluar halaman Rumah 2Lainnya, sebutkan 3
17. Jam berapa biasanya Saudara membuang sampah? 06.00 - 08.00 108.01 - 11.00 211.01 - 14.00 314.01 - 17.00 417.01 - 20.00 5Diatas jam 20.00 6Tidak tentu 7
18. Siapakah yang mengangkut/mengumpulkan sampah dari rumah Saudara?
Petugas dari RT/RW 1
Petugas dari Kelurahan 2Petugas dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta 3Petugas dari Swasta/Pengelola Sampah Komplek 4LSM 5
19. Alat angkut apa yang digunakan oleh petugas? Gerobak sampah 1Truk Sampah 2Lainnya, sebutkan 3
20. Berapa kali sampah diambil oleh petugas dalam semingggu? Setiap hari 1
5 x seminggu 23 x seminggu 32 x seminggu 41 x seminggu 5Tidak teratur 6Tidak diangkut 7Tidak Tahu 8
21. Pada jam berapa umumnya sampah diambil oleh petugas? 06.00 - 08.00 1
08.00 - 11.00 211.01 - 14.00 314.01 - 17.00 417.01 - 20.00 5Diatas jam 20.00 6Tidak tahu 7
22. Kemanakah Sampah Tersebut dibawa Petugas ? Pool Gerobak Sampah 1Tempat Penampungan Sementara (TPS) 2Dibuang di tanah/lapangan kosong 3
4 - 15
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
PERANAN RT/RW/KELURAHAN23. Apakah Saudara pernah diundang oleh pengurus RT/RW
/LKMD/Kelurahan/Pengelola dalam sosialisasi Kebersihan?Pernah 1
Tidak Pernah 2Jika 24 = 2, langsung ke pertanyaan no. 2524. Jika pernah, berapa kali? Sebulan sekali 1
Tiga bulan sekali 2Enam bulan sekali 3Setahun sekali 4Tidak teratur 5
25. Apakah Saudara pernah diajak kerja bakti untuk membersihkan lingkungan?
Pernah 1
Tidak Pernah 226. Jika pernah, berapa kali? Seminggu sekali 1
Sebulan sekali 2Tiga bulan sekali 3Enam bulan sekali 4Setahun sekali 5Pada hari-hari Nasional 6Pada acara-acara Agama 7Tidak teratur 8Lainnya, sebutkan 9
27. Apakah RT/RW/Kelurahan/Pengelola pernah menegur rumah yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan?
Pernah 1
Tidak Pernah 2Tidak Tahu 3
NORMA DAN NILAI28. Jika ada sampah disekitar tempat tinggal Saudara, apakah
perasaan Saudara terganggu?Tidak Terganggu 1
Cukup terganggu 2Sangat Terganggu 3
Jika 28 = 1, lanjutkan ke pertanyaan 3029. Jika terganggu, karena apa? Mengundang lalat & penyakit 1
Menimbulkan bau 2Merusak keindahan lingkungan 3Lainnya, sebutkan 4
30. Jika tidak terganggu, karena apa? Sudah terbiasa 1Masa bodoh 2
31. Kebersihan lingkungan rumah dan sekitar Saudara merupakan hal pokok untuk mencapai hidup sehat
Sangat setuju 1
Setuju 2Tidak Setuju 3Sangat tidak setuju 4
32. Apakah yang Saudara lakukan jika ada sampah disekitar Saudara?
Mendiamkan saja 1
Membersihkan sendiri 2Menyuruh orang lain membersihkan 3Melaporkan ke RT/RW atau Pengelola 4Menelpon Dinas Kebersihan 5
16
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Jika 32 = 2,3,4,5; langsung ke pertanyaan 3433. Jika mendiamkan mengapa? Bukan urusan saya 1
Sudah biasa 2Sudah ada petugas kebersihan 3
34. Bila lingkungan tempat tinggal Saudara kotor, bagaimana sikap saudara?
Memakluminya 1
Tidak senang 2Mendiamkan dan tidak mempersoalkan 3Mengajak warga lain membersihkan 4Melaporkan ke RT/RW atau Pengelola 5Melaporkan ke Dinas Kebersihan 6Lainnya, sebutkan 7
35. Bila Kota Jakarta tampak sampah menumpuk dan kotor, bagaimana sikap Saudara?
Memakluminya 1
Tidak Senang 2Mendiamkan dan tidak mempersoalkan 3Mengajak warga lain membersihkan 4Melaporkan ke Dinas Kebersihan 5Lainnya, sebutkan 6
36. Bagaimana masyarakat di lingkungan Saudara dalam menjaga kebersihan?
Menjaga kebersihan dengan baik 1
Kurang menjaga 2Tidak menjaga 3Lainnya, sebutkan 5
PERILAKU37. Bagaimana keadaan di lingkungan rumah Saudara? Bersih 1
Cukup Bersih 2Kotor 3
38. Bila Saudara sedang berada di tempat umum (jalan, pasar, terminal, kendaraan, tempat rekreasi, dsb) dimana Saudara membuang sampah?
Di tempat sampah 1
Terkadang di tempat sampah 2Disembarang tempat 3
39. Jika tidak terdapat tempat sampah, dimana Saudara membuang sampah?
Disimpan dulu untuk kemudian dibuang ke tempat sampah
1
Dibuang disembarang tempat 240. Bagaimana sikap Saudara jika ada orang lain/tetangga
membakar sampahnya?Tidak terganggu, biasa aja 1
Cukup terganggu karena asapnya 2Sangat terganggu karena asapnya 3
41. Saluran air/Sungai/Laut adalah tempat penampungan sampah
Sangat setuju 1
Setuju 2Tidak Setuju 3Sangat tidak setuju 4Tidak ada Komentar 5
42. Bagaimana upaya membersihkan lingkungan Rumah Saudara?
Dilakukan bersama-sama 1
Dilakukan sebagian warga 2Dilakukan petugas yg dibayar warga 3Lainnya, sebutkan 4
4 - 17
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
TANGGAPAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH KOTA43. Menurut Saudara masalah kebersihan yang paling terasa di
Jakarta disebabkan oleh apa?Perilaku masyarakat membuang sampah tidak baik 1
Minimnya sarana pengelolaan sampah 2Lainnya, sebutkan 3
Jika 43=1, lanjutkan ke pertanyaan 44, jika 43=2, lanjutkan ke pertanyaan 45, 44. Jika perilaku masyarakat yang tidak baik, menurut Saudara
apa pemecahan yang diperlukan?Meningkatkan penyuluhan 1
Memberikan sanksi hukum 2Pendidikan sekolah 3Pendidikan keluarga 4
45. Jika Minimnya sarana pengelolaan sampah, menurut Saudara apa pemecahan yang diperlukan?
Tidak Ada 1
Menambah Tempat Penampungan Sementara (TPS) 2Menambah gerobak 3Menambah petugas pengumpul sampah 4Menswastakan saja 5Meningkatkan iuran kebersihan 6
46. Menurut Saudara Kebersihan lingkungan adalah Tanggung Jawab siapa?
Pemerintah Daerah 1
Dinas Kebersihan 2Masyarakat 3Petugas Kebersihan 4Penghasil sampah 5Bersama 6RT/RW 7Lainnya, sebutkan 8
47. Perkiraan sampah kota Jakarta tahun 2010 adalah 6.340 ton/hari dimana 55% adalah sampah organik berupa sisa makanan,daun-daun, dll. Sampah kota Jakarta ini sebagian besar dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Bantar Gebang (diluar wilayah DKI atau ada di Kabupaten Bekasi). Kapasitas tampung TPA Bantar Gebang saat ini kritis untuk beberapa tahun ke depan. Belum ada lokasi lain yang bersedia menjadi lokasi TPA sampah. Upaya layak yang HARUS dilakukan adalah dengan menurunkan volume sampah yang dibuang ke TPA. Caranya dengan memilah jenis sampah, dan hanya sampah yang layak lah yang akan diangkut dan dibuang ke TPA sampah. Bersediakah Saudara ikut melakukan pemisahan antara sampah organik, sampah non-organik dan B3 (jika diperlukan)?
Bersedia 1
Tidak bersedia 2Ragu-ragu 3
Jika 47= 1 lanjut ke pertanyaan 4948. Jika tidak bersedia, mengapa? Merepotkan 1
Tidak ada waktu 2Tidak merasa perlu 3Tidak ada tempat 4
49. Jika diberikan alat pengomposan sampah organik (seperti sampah dapur, daun-daun, bahan makanan yang mudah membusuk lainnya, dll) bersediakah Saudara melakukan sendiri dirumah?
Bersedia 1
Merepotkan 2Tidak ada waktu 3Tidak merasa perlu 4Tidak ada tempat 5
50. Apakah Saudara membayar iuran kebersihan (sampah) setiap bulannya?
Membayar 1
Tidak Membayar 2Jika 50= 2 lanjutkan ke pertanyaan 5651. Berapa besar iuran kebersihan tersebut per bulan? <= RP. 1.000 per bulan 1
Rp. 1.000 - Rp. 3.000 per bulan 2
18
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
52. Mengapa Saudara membayar iuran kebersihan? Memenuhi kewajiban 1Karena ingin lingkungan bersih 2Karena semua warga membayar 3Takut kena saksi sosial 4Lainnya, sebutkan 5
53. Apakah Saudara mengetahui besarnya iuran sampah menurut Peraturan Daerah yang berlaku?
Mengetahui 1
Tidak Mengetahui 254. Seandainya kebersihan lingkungan Saudara terjamin,
bersediakah Saudara untuk membayar lebih?Bersedia 1
Tidak bersedia 255. Jika bersedia, berapa persenkah kenaikan maksimum iuran
kebersihan tersebut?10% 1
20% 230% 340% 450% 5Lebih dari 50% 6
56. Mengapa Saudara Tidak bersedia membayar iuran kebersihan?
Tidak Mampu membayar 1
Tidak pernah ditagih 2Sampah jarang diangkut oleh petugas 3Lainnya sebutkan 4
57. Menurut Saudara Penyuluhan atau Kampanye kebersihan itu sebaiknya melalui apa?
Ceramah di rumah ibadah 1
Spanduk 2Pemutaran film 3Penerangan keliling 4Penyiaran film di bioskop 5Brosur/pamflet/sticker 6Media televisi 7Media Radio 8Media Surat Kabar/Majalah 9Lainnya sebutkan 10
58. Apakah Saudara mengetahui tentang adanya Peraturan Daerah mengenai Kebersihan?
Mengetahui 1
Tidak Mengetahui 2Jika 58=2, lanjut ke pertanyaan 6059. Jika mengetahui, darimana informasi tersebut didapat? RT/RW 1
Kelurahan 2Radio 3Televisi 4Surat Kabar/Majalah 5Lainnya sebutkan 6
60. Jika tidak tahu, apa alasan Saudara? Tida ada pemberitahuan 1Sibuk 2Kurang memperhatikan 3Lainnya, sebutkan 4
61. Apakah Saudara mengetahui adanya sanksi Hukum terhadap mereka yang membuang sampah sembarangan?
Mengetahui 1
Tidak Mengetahui 262. Apakah Saudara setuju dengan pengenaan Sanksi Hukum
bagi pelanggar kebersihan?Sangat Setuju 1
Setuju 2Tidak Setuju 3Sangat Tidak Setuju 4
63. Apakah Pemerintah Daerah telah melakukan pengadilan terhadap warga yang membuang sampah sembarangan?
Belum melakukan 1
Sudah melakukan 2Tidak Tahu 3
Nama Surveyor:Tgl Survey:
4 - 19
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Data dasar Untuk Non Permukiman yang diperlukan di Survey masterplan dapat
dilihat pada Tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2.Data Dasar Kuestioner Untuk Non Pemukiman
Kuestioner Untuk Non Pemukiman Penanganan/Pengelolaan Sampah Saat Ini di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2011
Assalamualaikum / Selamat Pagi/Siang/Sore,Nama saya .......................................... surveyor dari konsultan lingkungan berkantor di Bintaro. Bisakah kami meminta waktu 5 menit untuk berbincang-bincang perihal pengelolaan sampah. Saat ini kami sedang mengkaji eksisting pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan hal tersebut. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan waktu Bapak/Ibu.
(Beri tanda silang pada nomor jawaban yang terpilih, tuliskan jawaban pada bagian (.........) yang telah disediakan.
No. Daftar Pertanyaan Daftar Jawaban No. Jwb
Blank
IDENTITAS RESPONDEN1. No. Responden:2. JENIS Responden:
Pasar Modern (Supermarket/Hypermarket) 1Pasar Tradisional 2 Mall 3Rumah Toko 4Hotel Bintang 1 - 2 5Hotel Bintang 3 - 4 6Hotel Bintang 5 7Penginapan Melati 8Tempat Rekreasi 9Rumah Makan 10Sekolah (TK, SD, SLTP, SLTA, MIb, MTs dan MA) 11Perguruan Tinggi (Universitas,akademi dan Sederajat) 12Rumah Sakit Klas A 13Rumah Sakit Kelas B – C 14Rumah Sakit D – E 15Puskesmas/Poliklinik 16Pelabuhan Laut 17Terminal Bus 18Stasiun Kereta Api 19Perkantoran 20Industri Rumahan 21Industri Kecil – Sedang 22Industri Besar 23Kawasan Industri 24Masjid 25Gereja 26Vihara 27Pura 28Klenteng 29Taman 30
Jalan 31Lain-lain 32
3. Nama Responden (Perusahaan):4. Alamat
Kecamatan:Kelurahan
INFORMASI UMUM RESPONDEN5. Jumlah Karyawan/Penghuni/Murid/Mahasiswa/ Pengunjung: jiwa
6. Jumlah kamar/toko/kios/tempat tidur/kursi: buah7. Luas areal m2 atau ha8. Lama Berdiri/Beroperasi: bulan tahun
20
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
PENANGANAN SAMPAH 9. Siapa yang bertugas/beranggung jawab mengurus sampah di
Lingkungan Kerja Anda?Petugas Kebersihan dari Perusahaan 1
Petugas Kebersihan dari Pihak Ketiga 2Petugas dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta 3Lainnya, sebutkan 4
10. Kemana Petugas tersebut membuang sampah yang terkumpul dari Tempat Kerja Anda?
Tempat Sampah Milik Perusahaan 1
Tempat Sampah Milik Pihak Ketiga 2Tempat Sampah Milik Dinas Kebersihan Jakarta 3Sungai/Saluran Air/Badan Air penerima lainnya 4Tanah / Lapangan Kosong 5
11. Bentuk & Volume Tempat Sampah Tersebut? Bak Sampah Beton/Batu Bata kapasitas: liter 1Bak Sampah Plastik kapasitas: liter 2Bak Sampah Logam kapasitas: liter 3Lainnya: kapasitas: liter 4
12. Dimana diletakan tempat sampah tersebut? Dihalaman wilayah perusahaan 1Diluar halaman wilayah perusahaan 2Lain-lainnya: 3
13. Apakah Sampah yang terkumpul dipilah antara Sampah Basah dan Sampah Kering?
Ya 1
Tidak 2Belum Dipilah 3
14. Siapakah yang mengangkut sampah keluar dari Tempat Sampah Akhir?
Petugas Dinas Kebersihan Jakarta 1
Petugas Kebersihan Pihak Ketiga 2Lainnya, sebutkan 3
15. Berapa Kali Sampah diangkut dalam seminggu oleh Petugas (frekuensi)?
Setiap hari 1
5 x seminggu 23 x seminggu 32 x seminggu 41 x seminggu 5Tidak teratur 6Tidak diangkut 7Tidak Tahu 8
16. Alat angkut apa yang digunakan oleh petugas? Truck Typer 1Arm Roll Container 2Compactor Truck 3Gerobak Sampah 4Lainnya 5
17. Pada jam berapa umumnya sampah diambil oleh petugas? 06.00 - 08.00 1
08.00 - 11.00 211.01 - 14.00 314.01 - 17.00 417.01 - 20.00 5Diatas jam 20.00 6Tidak tahu 7
18. Kemanakah Sampah Tersebut dibawa Petugas ? Pool Gerobak Sampah 1Tempat Penampungan Sementara (TPS) 2Dibuang di tanah/lapangan kosong 3Tidak tahu 4
19. Menurut Anda Kebersihan lingkungan adalah Tanggung Jawab siapa?
Pemerintah Daerah 1
Dinas Kebersihan 2Masyarakat 3Petugas Kebersihan 4Penghasil sampah 5Bersama 6Lainnya, sebutkan 8
4 - 21
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
20. Berapakah volume sampah yang diangkut keluar oleh Petugas Kebersihan per kedatangan?
3/hari
21. Apakah Perusahaan Anda membayar retribusi sampah setiap bulannya?
Membayar 1
Tidak Membayar 2Jika 21= 2 lanjutkan ke pertanyaan 2722. Berapakah besar iuran kebersihan tersebut per bulan? Rp. 10.000 - Rp. 15.000 per bulan 1
Rp. 15.000 - Rp. 25.000 per bulan 2Rp. 25.000 - Rp. 40.000 per bulan 3> Rp. 40.000 per bulan 4
23. Mengapa Anda membayar iuran kebersihan? Memenuhi kewajiban 1Karena ingin lingkungan bersih 2Karena semua warga membayar 3Takut kena saksi sosial 4
24. Apakah Anda mengetahui besarnya iuran sampah menurut Peraturan Daerah yang berlaku?
Mengetahui 1
Tidak Mengetahui 225. Seandainya kebersihan lingkungan Anda terjamin,
bersediakah Anda untuk membayar lebih?Bersedia 3
Tidak bersedia 426. Jika bersedia, berapa persenkah kenaikan maksimum iuran
kebersihan tersebut?10% 1
20% 230% 340% 450% 5Lebih dari 50% 6
27. Mengapa Anda Tidak bersedia membayar iuran kebersihan? Tidak Mampu membayar 1
Tidak pernah ditagih 2Sampah jarang diangkut oleh petugas 3Lainnya sebutkan 4
28. Apakah Anda mengetahui tentang adanya Peraturan Daerah mengenai Kebersihan?
Mengetahui 1
Tidak Mengetahui 229. Jika mengetahui, darimana informasi tersebut didapat? RT/RW 1
Kelurahan 2Radio 3Televisi 4Surat Kabar/Majalah 5Lainnya sebutkan 6
30. Jika tidak tahu, apa alasan Anda? Tida ada pemberitahuan 1Sibuk 2Kurang memperhatikan 3
31. Apakah Anda mengetahui adanya sanksi Hukum terhadap mereka yang membuang sampah sembarangan?
Mengetahui 1
Tidak Mengetahui 232. Apakah Anda setuju dengan pengenaan Sanksi Hukum bagi
pelanggar kebersihan?Sangat Setuju 1
Setuju 2Tidak Setuju 3Sangat Tidak Setuju 4
33. Apakah Pemerintah Daerah telah melakukan pengadilan terhadap warga yang membuang sampah sembarangan?
Belum melakukan 1
Sudah melakukan 2
22
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
4.4. Pengolahan dan Analisis Data
4.4.1. Pengolahan Data
Untuk data kuesioner dari sumber data pemukiman dilakukan pengolahan data
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pertama, memasukan atau merekapitulasi data ke dalam berkas (file data).
Data yang telah dikode dipindahkan ke dalam berkas data. Cara merekam
data dapat dilakukan dengan menggunakan 1) kartu tabulasi dan 2).
Komputer. Pada studi ini digunakan cara perekaman dengan komputer.
Data dari kuesioner langsung dipindahkan dari kuesioner ke berkas data.
Berkas data hasil kuesioner dapat dilihat di Lampiran 1.
2. Kedua, membuat tabel frekuensi dan tabel silang;
Selanjutnya adalah membuat tabel frekuensi dan tabel silang. Pembuatan
tabel frekuensi dan tabel silang dapat dilakukan dengan cara tabulasi
langsung. Data langsung ditabulasi dari kuesioner ke kerangka tabel yang
telah disiapkan. Biasanya cara ini dikerjakan dengan sistem tally (melidi).
Menghitung frekuensi cukup dengan memberi tanda coret atau garis tally
yang kemudian dihitung frekuensinya. Tabel silang bertujuan untuk
menghitung dua variabel seperti besar pengeluaran dengan kesediaan
memilah, dst.
3. Ketiga, mengedit yaitu mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui
setelah membaca tabel frekuensi dan tabel silang.
Setelah membaca hasil tabel frekuensi dan tabel silang, kadang-kadang
ditemui frekuensi data yang tidak konsisten antara satu tabel dengan tabel
yang lainnya.
4.4.2. Analisa Data
Metoda analisa yang dipakai untuk penelitian sosial adalah metode tabulasi
silang. Metoda ini cukup sederhana tetapi mempunyai kemampuan yang besar
untuk mengungkap hubungan yang hendak diteliti. Analisa ini dilakukan dengan
membagi variabel-variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang
ditentukan atas dasar tabel frekuensi.
4 - 23
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Analisa tabel dilakukan dengan mengikuti urutan tertentu. Mula-mula disusun
tabel satu variabel (tabel frekuensi), kemudian tabel silang dua variabel (2 ways
tables) dan disusul dengan tabel silang tiga variabel (3 ways tables). Bentuk
kasar tabel silang dua dan tiga variabel ini biasanya sudah disajikan dalam
bentuk tabel kosong (dummy table) yang disusun sebelum data dikumpulkan.
Dalam tabel tersebut sudah dicantumkan variabel-variabel penelitian yang
hendak dianalisa.
Langkah-langkah analisa data sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah menyusun tabel frekuensi. Sebaiknya tabel
frekuensi disusun untuk semua variabel penelitian dan disusun secara
sendiri.
2. Langkah kedua adalah membuat jumlah frekuensi dan presentasi untuk
setiap kategori. Sedapat mungkin tabel frekuensi disusun mulai dari nilai
klasifikasi yang paling kecil sampai yang paling besar. Kemudian dilengkapi
disertai beberapa uraian statistik untuk mengukur rata-rata (mean, median
atau mode) dan deviasi (varians atau standar deviasi) untuk setiap variabel.
24
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
BAB 5
KONDISI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DKI JAKARTA TAHUN 2010-2011
5.1. Kebijakan dan Strategi Dinas Kebersihan DKI Jakarta
5.1.1 Kebijakan
Pengelolaan sampah di DKI Jakarta menerapkan kebijakan sebagai berikut :
Kegiatan pengelolaan kebersihan di Wilayah DKI Jakarta diarahkan
pada lokasi yang memiliki aktivitas strategis, seperti jalan protokol, ekonomi
dan lingkungan;
Mendorong berkembangnya pengelolaan persampahan,
khususnya kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah yang partisipatif
serta tridaya (partisipasi masyarakat, peningkatan usaha swasta dan
peningkatan kondisi lingkungan);
Mengembangkan kapasitas institusi serta tumbuhnya kesadaran
Instansi Pemerintah, partisipasi masyarakat, pihak swasta dan perangkat
hukum yang baik dalam rangka tata pemerintahan yang baik;
Meningkatkan kualitas lingkungan, khususnya dari aspek
kebersihan dan keindahan melalui kegiatan penyapuan, pengumpulan dan
pengangkutan sampah baik secara swakelola Dinas Kebersihan maupun pihak
swasta;
Melakukan identifikasi kegiatan maupun kawasan/wilayah yang
berpotensi untuk dikembangkan dapat dikelola oleh pihak ketiga;
Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi yang efektif
untuk mengoptimalkan implementasi pengelolaan kebersihan di lapangan dari
hulu hingga ke hilir.
5- 1
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Menyusun berbagai pendekatan (approach) dan pedoman dalam
aspek perencanaan, rancangan teknik, rekayasa teknik terhadap pelaksanaan
pengelolaan kebersihan.
5.1.2 Strategi
Dengan mempertimbangkan sasaran dan tujuan dari rencana strategis Dinas
Kebersihan, yaitu untuk menciptakan lingkungan yang bersih di seluruh wilayah di
DKI Jakarta dengan melibatkan partisipasi masyarakat maupun pihak ketiga, maka
rumusan pendekatan kebijaksanaan dan strategi kebersihan sebagai berikut :
a. Pendekatan :
Program pengelolaan sampah di selenggarakan berdasarkan:
Asas "Tanggung Jawab" adalah bahwa Pemerintah dan pemerintah
daerah mempunyai tanggung jawab pengelolaan sampah dalam mewujudkan
hak masyarakat terhadap lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Asas "Berkelanjutan" adalah bahwa pengelolaan sampah dilakukan
dengan menggunakan metode dan teknik yang ramah lingkungan sehingga
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan
lingkungan, baik pada generasi masa kini maupun pada generasi yang akan
datang;
Asas "Manfaat" adalah bahwa pengelolaan sampah perlu menggunakan
pendekatan yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;
Asas "Keadilan" adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, Pemerintah
dan pemerintah daerah memberikan kesempatan yang sama kepada
masyarakat dan dunia usaha untuk berperan secara aktif dalam pengelolaan
sampah;
Asas "Kesadaran" adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, Pemerintah
dan pemerintah daerah mendorong setiap orang agar memiliki sikap,
5- 2
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
kepedulian, dan kesadaran untuk mengurangi dan menangani sampah yang
dihasilkannya;
Asas "Kebersamaan" adalah bahwa pengelolaan sampah diselenggarakan
dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan;
Asas "Keselamatan" adalah bahwa pengelolaan sampah harus menjamin
keselamatan manusia;
Asas "Keamanan" adalah bahwa pengelolaan sampah harus menjamin
dan melindungi masyarakat dari berbagai dampak negatif;
Asas "Nilai Ekonomi" adalah bahwa sampah merupakan sumber daya
yang mempunyai nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan sehingga
memberikan nilai tambah;
Asas “Pemberdayaaan Masyarakat” adalah bahwa pelaksanaan
pengelolaan kebersihan dapat langsung maupun tidak langsung memberikan
pembelajaran dan pendidikan kepada masyarakat akan arti lingkungan dengan
kebersihan yang baik, sehingga partisipasi dari masyarakat dan pihak ketiga
dapat dilakukan secara optimal;
Asas “Kenyamanan Lingkungan” adalah bahwa hasil guna dari
kegiatan pengelolaan kebersihan diharapkan akan menciptakan kondisi bersih,
terkendali dan tuntas terhadap penanganan sampah yang bermuara pada
penciptaan kenyamanan lingkungan di wilayah provinsi DKI Jakarta secara
keseluruhan;
Asas “Pengembangan dan Perbaikan Pelayanan” adalah bahwa
pelaksanaan pengelolaan kebersihan di DKI Jakarta berjalan secara dinamis.
Hal ini berarti bahwa program pelaksanaan pengelolaan kebersihan harus
tetap dikembangkan disertai dengan perbaikan pada mutu dan kuantitas
pelayanan.
5.2. Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah
5.2.1 Data Timbulan Sampah DKI Jakarta Tahun 2011
Berdasarkan data Dinas Kebersihan Triwulan I Tahun 2011 Timbulan sampah dan
sampah terangkut di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta yaitu, volume sampah
5- 3
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
tertanggulangi dan volume sampah yang belum tertanggulangi sebesar. Data detail
seperti pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Volume Sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta Triwulan I, 2011
No.Suku Dinas
Kebersihan Wilayah Administrasi
Timbulan (m3/hari)
Tertanggulangi (m3/hari)
Belum Tertanggulangi
(m3/hari)1 Jakarta Pusat 5.479 5.479 0
2 Jakarta Utara 4.519 4.517 2
3 Jakarta Barat 6.490 5.526 964
4 Jakarta Selatan 5.696 5.642 54
5 Jakarta Timur 6.331 3.901 2.430
Jumlah 28.515 25.065 3.450
Prosentase 87,90% 12,10%
Sumber: Dinas Kebersihan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Informasi Data Pengelolaan Kebersihan Triwulan I 2011
5.2.2 Data Komposisi dan Karakteristik Sampah DKI Jakarta Tahun 2011
Data komposisi dan karakteristik sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta, dari
Informasi Dinas Kebersihan Triwulan I Tahun 2010 yaitu, sampah organik sebesar
55,37% dan sampah non organik sebesar 44,63%, informasi lebih lengkapnya
seperti terlihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2. Komposisi dan Karakteristik Sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta
2010
No. Jenis Karakteristik Sampah Persentase (%)
I Organik 55,37II Anorganik 44,631. Kertas 20,572. Plastik 13,253. Kayu 0,074. Kain & Tekstil 0,615. Karet / Kulit Tiruan 0,196. Logam / Metal 1,067. Kaca / Gelas 1,918. Sampah Bongkahan 0,819. Sampah B3 1,5210. Lain-lain (Batu, Pasir, dll) 4,65
Total 100Sumber: Dinas Kebersihan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Informasi Data Pengelolaan Kebersihan
Triwulan I 2010, Januari-Maret Tahun 2010
5- 4
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5.3 Sistem Pengelolaan Sampah
Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5
(lima) aspek yang saling mendukung, antara satu aspek dengan aspek yang lainnya
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima aspek tersebut seperti
ditunjukan pada Gambar 5.1. berikut ini:
Gambar 5.1. Skema Sistem Pengelolaan Sampah
Sistem pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta menganut skema diatas.
Pelaksanaan eksistingnya dijelaskan sebagai berikut:
5.3.1. Aspek Regulasi
Regulasi-regulasi yang ada dan masih berlaku hingga saat ini tentang Sistem
Pengelolaan Sampah yang menjadi pegangan pelaksanaan penanganan sampah di
DKI Jakarta antara lain:
1. Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
3. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom;
4. Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentangPedoman
Pengelolaan Sampah;
6. Peraturan Gubernur No. 131 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta;
7. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan
Dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta;
8. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Intisari ketentuan pasal per pasal dalam regulasi dapat dikelompokan menjadi
beberapa poin-poin pengelolaan persampahan sebagai berikut:
5- 5
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5.3.1.1 Definisi, Ruang Lingkup Pengelolaan & Tujuan Pengelolaan Sampah
Definisi –Istilah
Pasal 1 UU No. 18 Tahun 2008, menyebutkan:
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.
Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah
diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat
pengolahan sampah terpadu.
Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya
kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,
pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.
Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan
mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan
lingkungan.
Pasal 1 Definisi PerMendagRi No. 33 Tahun 2010
Tempat sampah rumah tangga adalah wadah penampungan sampah yang
berupa bak/bin/tong/kantong/keranjang sampah.
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan, dan
penanganan sampah.
Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
Satuan Kerja Perangakat Daerah atau SKPD adalah satuan kerja
perangkat daerah yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas
pemerintahan di bidang persampahan di daerah.
Badan Layanan Umum Daerah Persampahan atau BLUD Persampahan,
adalah Unit Kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan
dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan
produktivitas.
5- 6
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pasal 1 PerDa Prov DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988
Sampah adalah semua jenis buangan/kotoran padat yang berasal antara lain
dari rumah tempat tinggal, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah
makan, restoran, pasar, bangunan umum, pabrik, industri, termasuk puing-
puing sisa bahan-bahan bangunan dan besi-besi tua (bekas) kendaraan
bermotor dan lainnya yang sejenis;
Ruang Lingkup Pengelolaan Sampah
Pasal 2 UU No. 18 Tahun 2008
Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:
a. sampah rumah tangga;
b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan
c. sampah spesifik.
Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada huruf a berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah
spesifik.
Sampah sejenis sampah rumah tangga (atau sampah yang tidak berasal dari
rumah tangga) sebagaimana dimaksud pada huruf b berasal dari kawasan
komersial (pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, perkantoran, restoran,
dan tempat hiburan), kawasan industri (kawasan tempat pemusatan kegiatan
industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah
memiliki izin usaha kawasan industri), kawasan khusus (merupakan wilayah
yang bersifat khusus yang digunakan untuk kepentingan nasional/berskala
nasional, misalnya, kawasan cagar budaya, taman nasional, pengembangan
industri strategis, dan pengembangan teknologi tinggi), fasilitas sosial (antara
lain, rumah ibadah, panti asuhan, dan panti sosial), fasilitas umum (antara
lain, terminal angkutan umum, stasiun kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan
udara, tempat pemberhentian kendaraan umum, taman, jalan, dan trotoar),
dan/atau fasilitas lainnya (Yang termasuk fasilitas lain yang tidak termasuk
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas
umum antara lain rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit,
klinik, pusat kesehatan masyarakat, kawasan pendidikan, kawasan pariwisata,
kawasan berikat, dan pusat kegiatan olah raga).
5- 7
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada huruf c meliputi:
a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;
b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;
c. sampah yang timbul akibat bencana;
d. puing bongkaran bangunan;
e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau
f. sampah yang timbul secara tidak periodik.
Tujuan Pengelolaan Sampah
Pasal 4 UU No. 18 Tahun 2008
Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
5.3.1.2 Regulasi Yang Berkaitan dengan Pengaturan Aspek Kelembagaan
Tugas Pemerintah
Pasal 5 & 6 UU No. 18 Tahun 2008
Pemerintah dan pemerintahan daerah bertugas menjamin terselenggaranya
pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan
tujuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud atas:
a. menumbuh-kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat
dalam pengelolaan sampah;
b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan
penanganan sampah;
c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,
penanganan, dan pemanfaatan sampah;
d. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan
prasarana dan sarana pengelolaan sampah;
e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan
sampah;
f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada
masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan
5- 8
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
g. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia
usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.
Wewenang Pemerintah Provinsi
Pasal 8 UU No. 18 Tahun 2008
Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan provinsi
mempunyai kewenangan:
a. menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah sesuai
dengan kebijakan Pemerintah;
b. memfasilitasi kerja sama antardaerah dalam satu provinsi, kemitraan,
dan jejaring dalam pengelolaan sampah;
c. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja
kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah; dan
d. memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah
antarkabupaten/antarkota dalam 1 (satu) provinsi.
Pembagian Wewenang
Pasal 10 UU No. 18 Tahun 2008
Pembagian kewenangan pemerintahan di bidang pengelolaan sampah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Hak Setiap Orang
Pasal 11 UU No. 18 Tahun 2008
Setiap orang berhak:
a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan
berwawasan lingkungan dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu;
b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan,
dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah;
c. memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai
penyelenggaraan pengelolaan sampah;
d. mendapatkan pelindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari
kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; dan
5- 9
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah
secara baik dan berwawasan lingkungan.
Kewajiban Setiap Orang
Pasal 12 UU No. 18 Tahun 2008
Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara
yang berwawasan lingkungan.
Pasal 3 Perda Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988
Setiap penduduk wajib memelihara kebersihan lingkungan;
Setiap pemilik/penghuni/penanggung jawab bangunan wajib memelihara
kebersihan lingkungan;
Kewajiban meliputi kebersihan sampai batas bahu jalan disekitar pekarangan
masing-masing.
Kewajiban Pengelola Kawasan
Pasal 13 UU No. 18 Tahun 2008
Pengelola kawasan permukiman (meliputi kawasan pemukiman dalam bentuk
klaster, apartemen, kondominium, asrama dan sejenisnya), kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial,
dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah (diletakan
pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat).
Kewajiban Produsen
Pasal 14 & 15 UU No. 18 Tahun 2008
Setiap produsen harus mencantumkan label atau tanda yang berhubungan
dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan dan/atau
produknya. Penjelasan untuk produk tertentu yang karena ukuran kemasannya
tidak memungkinkan mencantumkan label atau tanda, penempatan label atau
tanda dapat dicantumkan pada kemasan induknya.
Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang
tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. Penjelasan yang dimaksud
5- 10
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
dengan mengelola kemasan berupa penarikan kembali kemasan untuk didaur
ulang dan/atau diguna ulang.
Pengelolaan Sampah Spesifik
Pasal 23 UU No. 18 Tahun 2008
Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab Pemerintah.
Kerjasama Antar Daerah
Pasal 26 UU No. 18 Tahun 2008
Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antarpemerintah daerah
dalam melakukan pengelolaan sampah.
Kerja sama dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama dan/atau pembuatan
usaha bersama pengelolaan sampah.
Pasal 26 Permendagri No. 33 Tahun 2010
Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antarpemerintah daerah atau
pemerintah daerah bermitra dengan badan usaha dalam pengelolaan sampah.
Kemitraan
Pasal 27 UU No. 18 Tahun 2008
Pemerintah daerah kabupaten/kota secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
dapat bermitra dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam
penyelenggaraan pengelolaan sampah.
Kemitraan dituangkan dalam bentuk perjanjian antara pemerintah daerah
kabupaten/kota dan badan usaha yang bersangkutan.
Pasal 27, 28 & 29 Permendagri No. 33 Tahun 2010
Pasal 27
(1) Kerja sama antar pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
26 dapat melibatkan dua atau lebih daerah kabupaten/kota pada satu
provinsi atau antarprovinsi.
(2) Lingkup kerja sama bidang pengelolaan sampah mencakup:
a. penyediaan/pembangunan TPA;
b. sarana dan prasarana TPA;
c. pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA;
5- 11
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
d. pengelolaan TPA; dan/atau
e. pengolahan sampah menjadi produk lainnya yang ramah
lingkungan.
Pasal 28
(1) Pemerintah daerah dapat bermitra dengan badan usaha dalam
pengelolaan sampah.
(2) Lingkup kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain:
a. penarikan retribusi pelayanan persampahan;
b. penyediaan/pembangunan TPS atau TPST, TPA, serta sarana dan
prasarana pendukungnya;
c. pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA;
d. pengelolaan TPA; dan/atau
e. pengelolaan produk olahan lainnya.
Pasal 29
Pelaksanaan kerja sama antar daerah dan kemitraan dengan badan usaha
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan & Pembinaan
Pasal 30 UU No. 18 Tahun 2008
Pengawasan pelaksanaan pengelolaan sampah pada tingkat kabupaten/kota
dilakukan oleh gubernur.
Pasal 36, 37, 38, 39 & 40 Permendagri No. 33 Tahun 2010
Pasal 36 Pengawasan Dan Pembinaan
(1) Menteri mengkoordinasikan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan sampah secara nasional.
(2) Gubernur mengkoordinasikan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan sampah di kabupaten/kota.
(3) Bupati/Walikota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan sampah di kabupaten/kota.
Pasal 37
(1) Menteri melakukan pembinaan atas pengelolaan sampah secara nasional.
(2) Gubernur melakukan pembinaan atas pengelolaan sampah di wilayahnya.
(3) Bupati/Walikota melakukan pembinaan pengelolaan sampah di
kabupaten/kota.
5- 12
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pasal 38
Pembinaan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) meliputi:
a. koordinasi pemerintahan antarsusunan pemerintahan;
b. pemberian pedoman dan standar pengelolaan sampah;
c. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pengelolaan sampah;
d. pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan sampah; dan
e. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
pengelolaan sampah.
Pasal 39
Pembinaan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) meliputi:
a. koordinasi pemerintahan antarsusunan pemerintahan;
b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pengelolaan sampah;
c. pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan sampah; dan
d. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
pengelolaan sampah.
Pasal 40
Pembinaan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3)
meliputi perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi
pengelolaan sampah.
Pasal 2 Perda Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988
Pemerintah daerah berkewajiban menyelenggarakan pembinaan kebersihan di
DKI Jakarta.
Pelaporan
Pasal 41 Permendagri No. 33 Tahun 2010
(1) Gubernur melaporkan pengelolaan sampah dan pembinaan terhadap
pengelolaan sampah di kabupaten/kota kepada Menteri.
(2) Bupati/Walikota melaporkan pengelolaan sampah kepada Gubernur dengan
tembusan kepada Menteri.
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan paling
sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
Penyidikan
5- 13
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pasal 38 UU No. 1 Tahun 2008
Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, pejabat pegawai
negeri sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan
tanggung jawabnya di bidang pengelolaan persampahan diberi wewenang
khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Hukum Acara Pidana.
Penyidik pegawai negeri sipil berwenang:
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan
berkenaan dengan tindak pidana di bidang pengelolaan sampah;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak
pidana di bidang pengelolaan sampah;
b. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang berkenaan dengan
peristiwa tindak pidana di bidang pengelolaan sampah;
c. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana di bidang pengelolaan sampah;
d. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan
bukti, pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan
penyitaan terhadap bahan dan barang hasil kejahatan yang dapat
dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang pengelolaan
sampah; dan
e. meminta bantuan ahli dalam pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana
di bidang pengelolaan sampah.
Penyidik pejabat pegawai negeri sipil memberitahukan dimulainya penyidikan
dan hasil penyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik
Indonesia.
Penyidik pejabat pegawai negeri sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada
penuntut umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Pengelola Sampah
Pasal 13, 14,15,16,17,18 & 19 Permendagri No. 33 Tahun 2010
Pasal 13 Lembaga Pengelola
Pemerintah daerah dalam melakukan pengurangan dan penanganan sampah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dapat membentuk lembaga
pengelola sampah.
5- 14
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pasal 14 Peran Pemerintah Daerah
(1) Pemerintah daerah memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola
sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 di desa/kelurahan atau
nama lainnya, kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum,
fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya, sesuai dengan kebutuhan.
(2) Pemerintah daerah dapat membentuk BLUD Persampahan setingkat unit
kerja pada SKPD untuk mengelola sampah.
Pasal 15 Tugas RT
(1) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) tingkat rukun tetangga (RT) mempunyai tugas:
a. memfasilitasi tersedianya tempat sampah rumah tangga di masing-
masing rumah tangga dan alat angkut dari tempat sampah rumah
tangga ke TPS; dan
b. menjamin terwujudnya tertib pemilahan sampah di masing-masing
rumah tangga.
(2) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) tingkat rukun warga (RW) mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun
tetangga; dan
b. mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara ke lurah.
(3) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat
(1) tingkat kelurahan mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun
warga;
b. mengawasi terselenggaranya tertib pengelolaan sampah mulai dari
tingkat rukun tetangga sampai rukun warga; dan
c. mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara dan
tempat pengolahan sampah terpadu ke camat.
(4) Lembaga pengelola sampah tingkat kecamatan mempunyai tugas:
a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat kelurahan;
b. mengawasi terselenggaranya tertib pengelolaan sampah mulai dari
tingkat rukun warga sampai kelurahan dan lingkungan kawasan; dan
c. mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara dan
tempat pengolahan sampah terpadu ke SKPD atau BLUD yang
membidangi persampahan.
5- 15
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pasal 16 Tugas LPS Kawasan
Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)
pada kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan
fasilitas lainnya mempunyai tugas:
a. menyediakan tempat sampah rumah tangga di masing-masing kawasan;
b. mengangkut sampah dari sumber sampah ke TPS/TPST atau ke TPA; dan
c. menjamin terwujudnya tertib pemilahan sampah.
Pasal 17 Tugas BLUD
(1) BLUD Persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan, strategi, dan rencana SKPD
yang membidangi persampahan.
(2) BLUD Persampahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) didasarkan atas:
a. terlaksananya pengelolaan sampah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. tersedianya barang dan/atau jasa layanan untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pelayanan pengelolaan persampahan;
c. tertib administrasi pengelolaan persampahan dan
pertanggungjawaban kepada SKPD yang membidangi persampahan.
Pasal 18 Tugas BLUD
BLUD Persampahan dapat memungut dan mengelola biaya atas barang
dan/atau jasa layanan pengelolaan sampah sesuai tarif yang ditetapkan
dengan keputusan kepala daerah.
Pasal 19 Ketentuan Lanjut BLUD
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan pengelolaan BLUD
Persampahan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tim Penilaian Pengelolaan Sampah
Pasal 24 Permendagri No. 33 Tahun 2010
(1) Kepala daerah melakukan penilaian kepada perseorangan, lembaga, dan
badan usaha terhadap:
a. inovasi pengelolaan sampah;
b. pelaporan atas pelanggaran terhadap larangan;
5- 16
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
c. pengurangan timbulan sampah;
d. tertib penanganan sampah;
e. pelanggaran terhadap larangan; dan/atau
f. pelanggaran tertib penanganan sampah.
(2) Dalam melakukan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk Tim Penilai dengan keputusan kepala daerah.
Pasal 43 Ketentuan Lain-Lain
Semua tugas dan kewenangan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Menteri ini, di Provinsi DKI Jakarta dilakukan oleh Gubernur.
Pasal 44 Ketentuan Penutup
(1) Bupati/Walikota menetapkan Peraturan Daerah tentang pengelolaan
sampah dengan berpedoman pada Peraturan Menteri ini paling lambat 2
(dua) tahun sejak ditetapkan.
(2) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
memuat:
a. pengurangan dan penanganan;
b. lembaga pengelola;
c. hak dan kewajiban;
d. perizinan;
e. insentif dan disinsentif;
f. kerjasama dan kemitraan;
g. retribusi;
h. pembiayaan dan kompensasi;
i. peran masyarakat;
j. mekanisme pengaduan dan penyelesaian sengketa;
k. pengawasan dan pengendalian; dan
l. larangan dan sanksi.
5.3.1.3.Regulasi Yang Berkaitan Pengaturan Ketentuan Hukum
Perizinan
Pasal 17 & 18 UU No. 18 Tahun 2008
Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha pengelolaan sampah wajib
memiliki izin dari kepala daerah sesuai dengan kewenangannya.
5- 17
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Keputusan mengenai pemberian izin pengelolaan sampah harus diumumkan
kepada masyarakat.
Pemberian Insentif
Pasal 21 UU No. 18 Tahun 2008
Pemerintah memberikan:
a. insentif kepada setiap orang yang melakukan pengurangan sampah; dan
b. disinsentif kepada setiap orang yang tidak melakukan pengurangan
sampah.
Pasal 20, 22 & 25 Permendagri No. 33 Tahun 2010
(1) Pemerintah daerah dapat memberikan insentif kepada lembaga dan
badan usaha yang melakukan:
a. inovasi terbaik dalam pengelolaan sampah;
b. pelaporan atas pelanggaran terhadap larangan;
c. pengurangan timbulan sampah; dan/atau
d. tertib penanganan sampah.
(2) Pemerintah daerah dapat memberikan insentif kepada perseorangan
yang melakukan:
a. inovasi terbaik dalam pengelolaan sampah; dan/atau
b. pelaporan atas pelanggaran terhadap larangan.
Pasal 22 Insentif
(1) Insentif kepada lembaga dan perseorangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 ayat (1) dan ayat (2) dapat berupa:
a. pemberian penghargaan; dan/atau
b. pemberian subsidi.
(2) Insentif kepada badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat
(1) dapat berupa:
a. pemberian penghargaan;
b. pemberian kemudahan perizinan dalam pengelolaan sampah;
c. pengurangan pajak daerah dan retribusi daerah dalam kurun waktu
tertentu;
d. penyertaan modal daerah; dan/atau
e. pemberian subsidi.
Pasal 25
5- 18
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan
Pasal 21 disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kearifan lokal.
Disinsentif
Pasal 21, 22 dan 23 Permendagri No. 33 Tahun 2010
Pasal 21
Pemerintah daerah memberikan disinsentif kepada lembaga, badan usaha, dan
perseorangan yang melakukan:
a. pelanggaran terhadap larangan; dan/atau
b. pelanggaran tertib penanganan sampah.
Pasal 23 Disinsentif
(1) Disinsentif kepada lembaga dan perseorangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 dapat berupa:
a. penghentian subsidi; dan/atau
b. denda dalam bentuk uang/barang/jasa.
(2) Disinsentif kepada badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
dapat berupa:
a. penghentian subsidi;
b. penghentian pengurangan pajak daerah dan retribusi daerah;
dan/atau
c. denda dalam bentuk uang/barang/jasa.
Kompensasi
Pasal 25 UU No. 18 Tahun 2008
Pemerintah dan pemerintah daerah secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
dapat memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif
yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan
akhir sampah.
Kompensasi berupa:
a. relokasi;
b. pemulihan lingkungan;
b. biaya kesehatan dan pengobatan; dan/atau
c. kompensasi dalam bentuk lain.
5- 19
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pasal 31 & 32 Permendagri No. 33 Tahun 2010
Pasal 31 Kompensasi
(1) Pemerintah daerah memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat
dampak negatif yang ditimbulkan oleh penanganan sampah di tempat
pemrosesan akhir sampah.
(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. relokasi;
b. pemulihan lingkungan;
c. biaya kesehatan dan pengobatan;
d. ganti rugi; dan/atau
e. bentuk lain.
Pasal 32
Tata cara pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat
(2) sebagai berikut:
a. pengajuan surat pengaduan kepada pemerintah daerah;
b. pemerintah daerah melakukan investigasi atas kebenaran aduan dan
dampak negatif pengelolaan sampah;
c. menetapkan bentuk kompensasi yang diberikan berdasarkan hasil
investigasi dan hasil kajian.
Larangan
Pasal 29 UU No. 18 Tahun 2008
Setiap orang dilarang:
a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
b. mengimpor sampah;
b. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
c. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan;
d. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan
disediakan;
e. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat
pemrosesan akhir; dan/atau
5- 20
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
f. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis
pengelolaan sampah.
Pasal 4 Perda Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988
Setiap penduduk atau pemilik/penghuni bangunan dilarang:
a. Mengotori dan merusak jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum
kecuali oleh petugas untuk kepentingan dinas;
b. Membuang dan menumpuk sampah di jalan, jalur hijau, taman, sungai,
saluran dan tempat umum kecuali di tempat-tempat yang telah
ditetapkan oleh Gubernur;
c. Membakar sampah di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum disekitar
pekarangan, sehingga mengganggu ketertiban umum;
d. Buang air besar (hajat besar) dan buang air kecil (hajat kecil) di jalan,
jalur hijau, sungai, saluran dan tempat umum kecualai di tempat-tempat
yang telah ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah;
e. Menjemur, memasang, menempatkan atau menggantungkan benda-
benda di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali di tempat-
tempat yang telah ditetapkan oleh gubernur Kepala Daerah;
f. Mengeruk atau mengais sampah dari tempat penampungan sampah
sementara kecuali oleh petugas untuk kepentingan dinas;
g. Membuang sampah diluar lokasi pembuangan yang telah ditetapkan
tanpa izin tertulis dari Gubernur Kepala Daerah;
h. Mencoret-coret, menempel, menulis, mengotori pada dinding tembok,
pilar, pohon, pagar dan jembatan kecuali dengan izin Gubernur Kepala
Daerah.
Sanksi Administratif
Pasal 31 UU No. 18 Tahun 2008
Bupati/walikota dapat menerapkan sanksi administratif kepada pengelola
sampah yang melanggar ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam
perizinan.
Sanksi administratif dapat berupa:
a. paksaan pemerintahan;
5- 21
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
b. uang paksa; dan/atau
b. pencabutan izin.
Ketentuan Pidana
Pasal 39, 40 & 41 UU No. 18 Tahun 2008
Setiap orang yang secara melawan hukum memasukkan dan/atau mengimpor
sampah rumah tangga dan/atau sampah sejenis sampah rumah tangga ke
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia diancam dengan pidana
penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan
denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
Setiap orang yang secara melawan hukum memasukkan dan/atau mengimpor
sampah spesifik ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia diancam
dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12
(dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta
rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Pengelola sampah yang secara melawan hukum dan dengan sengaja
melakukan kegiatan pengelolaan sampah dengan tidak memperhatikan norma,
standar, prosedur, atau kriteria yang dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan masyarakat, gangguan keamanan, pencemaran lingkungan,
dan/atau perusakan lingkungan diancam dengan pidana penjara paling singkat
4 (empat) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Jika tindak pidana mengakibatkan orang mati atau luka berat, pengelola
sampah diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp100.000.000,00
(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar
rupiah).
Pengelola sampah yang karena kealpaannya melakukan kegiatan pengelolaan
sampah dengan tidak memperhatikan norma, standar, prosedur, atau kriteria
yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat, gangguan
keamanan, pencemaran lingkungan, dan/atau perusakan lingkungan diancam
5- 22
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Jika tindak pidana mengakibatkan orang mati atau luka berat, pengelola
sampah diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
5.3.1.4 Regulasi Yang Berkaitan Pengaturan Ketentuan Pendanaan
Pembiayaan
Pasal 24 UU No. 18 Tahun 2008
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membiayai penyelenggaraan
pengelolaan sampah.
Pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Pasal 42 Permendagri No. 33 Tahun 2010
(1) Pembinaan Menteri dalam pengelolaan sampah di daerah dibiayai dari
anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau pembiayaan lainnya
yang sah dan tidak mengikat.
(2) Pembinaan Gubernur terhadap kabupaten/kota dalam pengelolaan
sampah di kabupaten/kota dibiayai dari anggaran pendapatan dan
belanja daerah provinsi dan/atau pembiayaan lainnya yang sah dan tidak
mengikat.
(3) Khusus pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta dibiayai dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah provinsi dan/atau pembiayaan lainnya
yang sah dan tidak mengikat.
(4) Pengelolaan sampah di kabupaten/kota dibiayai dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan/atau pembiayaan
lainnya yang sah dan tidak mengikat.
Retribusi Pelayanan Persampahan
Pasal 30 Permendagri No. 33 Tahun 2010
(1) Pemerintah daerah dapat mengenakan retribusi atas pelayanan
persampahan.
5- 23
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
(2) Retribusi pelayanan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digolongkan pada retribusi jasa umum.
(3) Komponen biaya perhitungan retribusi pelayanan persampahan meliputi:
a. biaya pengumpulan dan pewadahan dari sumber sampah ke
TPS/TPST;
b. biaya pengangkutan dari TPS/TPST ke TPA;
c. biaya penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah;
dan
d. biaya pengelolaan.
(4) Penyelenggaraan retribusi atas pelayanan persampahan berpedoman
pada peraturan perundang-undangan.
5.3.1.5 Regulasi Yang Berkaitan Pengaturan Ketentuan Peran Serta
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga & Sampah Sejenis Sampah Rumah
Tangga
Pasal 19 UU No. 18 Tahun 2008
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga
terdiri atas:
a. pengurangan sampah; dan
b. penanganan sampah
Pengurangan Sampah
Pasal 20 UU No. 18 Tahun 2008
Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a meliputi
kegiatan:
a. pembatasan timbulan sampah;
b. pendauran ulang sampah; dan/atau
c. pemanfaatan kembali sampah.
Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan sebagai berikut:
a. menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka
waktu tertentu;
b. memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;
5- 24
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
b. memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;
c. memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan
d. memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan menggunakan bahan produksi
yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat
didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.
Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah menggunakan
bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh
proses alam.
Peran Masyarakat
Pasal 28 UU No. 18 Tahun 2008
Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan
oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.
Peran dapat dilakukan melalui:
a. pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah;
b. perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan/atau
c. pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa
persampahan.
Pasal 33, 34 & 35 Permendagri No. 33 Tahun 2010
Pasal 33 Peran Serta
Pemerintah kabupaten/kota meningkatkan peran masyarakat dalam
pengelolaan sampah.
Pasal 34
Bentuk peran masyarakat dalam pengelolaan sampah meliputi:
a. menjaga kebersihan lingkungan;
b. aktif dalam kegiatan pengurangan, pengumpulan, pemilahan,
pengangkutan, dan pengolahan sampah; dan
c. pemberian saran, usul, pengaduan, pertimbangan, dan pendapat dalam
upaya peningkatan pengelolaan sampah di wilayahnya.
Pasal 35
5- 25
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
(1) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
huruf a dilaksanakan dengan cara:
a. sosialisasi;
b. mobilisasi;
c. kegiatan gotong royong; dan/atau
d. pemberian insentif.
(2) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
huruf b dilaksanakan dengan cara:
a. mengembangkan informasi peluang usaha di bidang persampahan;
dan/atau
b. pemberian insentif.
(3) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34
huruf c dilaksanakan dengan cara:
a. penyediaan media komunikasi;
b. aktif dan secara cepat memberi tanggapan; dan/atau
c. melakukan jaring pendapat aspirasi masyarakat.
5.3.1.6 Regulasi Yang Berkaitan Pengaturan Ketentuan Teknis Operasional
Penanganan Sampah
Pasal 22 UU No. 18 Tahun 2008
Kegiatan penanganan sampah sebagaimana meliputi:
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu;
b. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau
dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat
pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
c. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah; dan/atau
d. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
5- 26
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Penutupan Sistem Pembuangan Terbuka
Pasal 44 & 45 UU No. 18 Tahun 2008 Ketentuan Peralihan
Pemerintah daerah harus membuat perencanaan penutupan tempat
pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka
paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Undang-Undang ini.
Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang
menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 5 (lima) tahun
terhitung sejak berlakunya Undang-Undang ini.
Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya yang
belum memiliki fasilitas pemilahan sampah pada saat diundangkannya
Undang-Undang ini wajib membangun atau menyediakan fasilitas pemilahan
sampah paling lama 1 (satu) tahun.
Perencanaan Pengelolaan Sampah
Pasal 2 PerMenDagri No. 33 Tahun 2010
1) Pemerintah daerah menyusun rencana pengurangan dan penanganan
sampah yang dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kerja
tahunan SKPD.
2) Rencana pengurangan dan penanganan sampah sekurang-kurangnya
memuat:
a. target pengurangan sampah;
b. target penyediaan sarana dan prasarana pengurangan dan
penanganan sampah mulai dari sumber sampah sampai dengan
TPA;
b. pola pengembangan kerjasama daerah, kemitraan, dan partisipasi
masyarakat;
c. kebutuhan penyediaan pembiayaan yang ditanggung oleh
pemerintah daerah dan masyarakat; dan
d. rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan mengguna ulang, mendaur
ulang, dan penanganan akhir sampah.
Pelaksanan Pengelolaan Sampah
5- 27
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pasal 3 PerMenDagri No. 33 Tahun 2010
(1) Pemerintah daerah dalam mengurangi sampah dilakukan dengan cara
pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau
pemanfaatan kembali sampah.
(2) Pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan:
a. pemantauan dan supervisi pelaksanaan rencana pemanfaatan
bahan produksi ramah lingkungan oleh pelaku usaha; dan
b. fasilitasi kepada masyarakat dan dunia usaha dalam
mengembangkan dan memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran
hasil produk daur ulang, dan guna ulang sampah.
Cara Penanganan Sampah
Pasal 4 PerMenDagri No. 33 Tahun 2010
Pemerintah daerah dalam menangani sampah dilakukan dengan cara:
a. pemilahan;
b. pengumpulan;
b. pengangkutan;
c. pengolahan; dan
d. pemrosesan akhir sampah.
Pemilahan Sampah
Pasal 5 PerMenDagRi No. 33 Tahun 2010
1. Pemilahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan
melalui memilah sampah rumah tangga sesuai dengan jenis sampah.
2. Pemilahan sampah dilakukan dengan menyediakan fasilitas tempat
sampah organik dan anorganik di setiap rumah tangga, kawasan
permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,
fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya.
Pengumpulan Sampah
Pasal 6 PerMenDagri No. 33 Tahun 2010
Pengumpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dilakukan sejak
pemindahan sampah dari tempat sampah rumah tangga ke TPS/TPST sampai
5- 28
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
ke TPA dengan tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenis
sampah.
Pengangkutan Sampah
Pasal 7 Permendagri No. 33 Tahun 2010
a.i.1. Pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c
dilaksanakan dengan cara:
a. sampah rumah tangga ke TPS/TPST menjadi tanggung jawab
lembaga pengelola sampah yang dibentuk oleh RT/RW;
b. sampah dari TPS/TPST ke TPA, menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah;
b. sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, dan kawasan khusus, dari sumber sampah sampai ke
TPS/TPST dan/atau TPA, menjadi tanggung jawab pengelola
kawasan; dan
c. sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dari
sumber sampah dan/atau dari TPS/TPST sampai ke TPA, menjadi
tanggung jawab pemerintah daerah.
a.i.2. Pelaksanaan pengangkutan sampah tetap menjamin terpisahnya sampah
sesuai dengan jenis sampah.
a.i.3. Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan,
kesehatan lingkungan, kenyamanan, dan kebersihan.
Pengolahan Sampah
Pasal 8 Permendagri No. 33 Tahun 2010
1) Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d dilakukan
dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang
dilaksanakan di TPS/TPST dan di TPA.
2) Pengolahan sampah memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah
lingkungan.
Pemrosesan Akhir Sampah
Pasal 9 Permendagri No. 33 Tahun 2010
5- 29
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e
dilakukan dengan pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan ke
media lingkungan secara aman.
Ketentuan Tentang TPS/RPST dan TPA
Pasal 10, 11 dan 12 Permendagri No. 33 Tahun 2010
Pasal 10
1) Pemerintah daerah menyediakan TPS/TPST dan TPA sesuai dengan
kebutuhan.
2) Penyediaan TPS/TPST dan TPA memenuhi persyaratan teknis sistem
pengolahan sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
3) Penyediaan TPS/TPST dan TPA sesuai dengan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota, dan untuk Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
tertuang dalam rencana tata ruang wilayah provinsi.
Pasal 11
(1) Pemerintah daerah memfasilitasi pengelola kawasan untuk menyediakan
TPS/TPST di kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
dan kawasan khusus.
(2) Penyediaan TPS/TPST memenuhi persyaratan teknis sistem pengolahan
sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Penyediaan TPS/TPST sesuai dengan rencana tata ruang kawasan.
Pasal 12
TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 dapat diubah
menjadi TPST dengan pertimbangan efektif dan efisien.
Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;
Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan
Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;
Peraturan Gubernur No. 131 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.
5- 30
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan Dalam
Wilayah Provinsi DKI Jakarta;
5.3.2. Aspek Kelembagaan
Sampah merupakan masalah yang kompleks, sedikitnya ada 5 instansi terkait
dalam penanganan sampah di DKI Jakarta yaitu:
1. Dinas Kebersihan
2. Dinas Pekerjaan Umum Bagian Tata Air
3. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
4. Dinas Pertamanan dan Pemakaman
5. PD Pasar Jaya
Tugas pokok dan fungsi dari kelima instansi tersebut dijelaskan satu persatu
sebagai berikut:
5.3.2.1.Dinas Kebersihan
Berdasarkan keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta no. 1281
tahun 1988 tentang pola penanganan kebersihan lingkungan di DKI Jakarta bahwa
tanggung jawab pelaksanaan kebersihan lingkungan berada di tingkat-tingkat:
1. RT/RW
2. Kelurahan
3. Kecamatan
4. Wilayah Kota
5. DKI (Provinsi DKI Jakarta)
Kelembagaan yang terkait dalam pelaksanaan teknis masing-masing tingkat adalah
sebagai berikut :
1. RT/RW : Masyarakat2. Tingkat Kelurahan : Sub Seksi Kebersihan Lingkungan3. Tingkat Kecamatan : - Seksi Kebersihan Kecamatan
- Seksi PU Kecamatan4. Tingkat Wilayah
Kota
: - Suku Dinas Kebersihan
- Suku Dinas Pekerjaan Umum
- Suku Dinas Pertamanan5. Tingkat Provinsi DKI : - Dinas Kebersihan
- Sewa Arm Roll
5- 31
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
- Dinas Pertamanan
- Dinas Pekerjaan Umum
- Kopra Banjir DKI JakartaKelembagaan Dinas Kebersihan DKI Jakarta diatur dalam keputusan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta no. 15 tahun 2002.
Aspek kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan jasa angkutan sampah adalah
terdiri dari unsur-unsur:
Tabel 5.3 Wewenang dan Tugas Institusi Pengelola Sampah Berbagai Sumber
No Kegiatan
Jenis Sampah Dari berbagai SumberRumah Tangga
Pasar Jalan Pertokoan Hotel & Gedung
1. Penyapuan Masyarakat Petugas Petugas Pemilik/ Petugas
Pemilik/ Petugas
2. Pewadahan Masyarakat Petugas Petugas Pemilik Toko
Pemilik Gedung/hotel
3. Pengumpulan RT/RW Petugas Petugas Dinas Kebersihan
Dinas Kebersihan
4. Pemindahan Dinas Kebersihan
Supir+Petugas
Swasta Dinas Kebersihan
Dinas Kebersihan
5. Pengangkutan Dinas Kebersihan
Supir+Petugas
Swasta Dinas Kebersihan
Dinas Kebersihan
6. Pelaksanaan Koordinasi sulit
Investasi murah tapi tidak bersih
Mudah pengawasannya
Investasi dan pemeliharaan mahal
Beban kerja disesuaikan dengan jenis dan kapasitas truk sampah
Sumber: Lap
Dinas Kebersihan adalah instansi inti yang mengelola terlaksananya masalah
kebersihan di DKI Jakarta. Kedudukan ini ditunjukan melalui Peraturan Gubernur
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 131 Tahun 2009 yang mengatur tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan. Peraturan Gubernur menyebutkan
bahwa Dinas Kebersihan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang
kebersihan. Dinas Kebersihan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
kebersihan. Sedangkan dalam penyelenggaraan tugasnya tersebut, Dinas
Kebersihan mempunyai fungsi:
Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas
Kebersihan;
Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengelolaan kebersihan;
Pengelolaan sampah padat dan air limbah septik tank;
Penyediaan parasarana dan sarana penanggulangan kebersihan;
5- 32
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya
peningkatan kebersihan lingkungan dan permukiman;
Pembinaan pengelolaan sampah padat dan air limbah septik tank;
Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, standardisasi
dan perijinan di bidang jasa kebersihan;
Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kebersihan;
Pemungutan, penata-usahaan, penyetoran, pelaporan dan
pertanggung-jawaban penerimaan retribusi kebersihan;
Penyediaan, penata-usahaan, penggunaan, pemeliharaan dan
perawatan prasarana dan sarana kebersihan;
Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan Perangkat Daerah;
Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketata-usahaan
Dinas Kebersihan; dan
Pelaporan dan pertanggung-jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
Struktur organisasi Dinas Kebersihan, terdiri dari: Kepala Dinas, Wakil Kepala Dinas
dan Sekretariat. Di level berikutnya adalah Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan,
Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan, Bidang Prasarana dan Sarana
Kebersihan, Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan,
Suku Dinas Kebersihan, Unit Pelaksana Teknis serta Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun masing-masing memiliki penugasan ataupun fungsi sebagai berikut:
Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan, merupakan Unit Kerja lini Dinas
Kebersihan dalam pelaksanaan teknik pengelolaan kebersihan. Mempunyai
tugas melakukan analisis pengembangan metode pengelolaan kebersihan,
pengujian bidang kebersihan dan koordinasi kegiatan operasional bidang
kebersihan;
Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan, merupakan Unit Kerja lini
Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengendalian kebersihan.
Mempunyai tugas menyelenggarakan penanganan dan pengendalian
kebersihan dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran kebersihan.
Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan, merupakan Unit Kerja lini Dinas
Kebersihan dalam pelaksanaan penyediaan, penerimaan, penyimpanan,
pendistribusian, pendataan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan
sarana kerja teknis kebersihan. Mempunyai tugas melaksanakan
menyelenggarakan penyediaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
5- 33
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
pendataan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis
kebersihan;
Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan
merupakan Unit Kerja lini Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan
pengembangan peran aktif masyarakat dan usaha kebersihan. Mempunyai
tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat
dengan instansi terkait dan mitra usaha dalam upaya peningkatan kebersihan.
Suku Dinas Kebersihan merupakan Unit Kerja Dinas Kebersihan pada Kota
Administrasi. Mempunyai tugas melaksanakan usaha penanggulangan
kebersihan di wilayah Kota Administrasi.
Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan merupakan Satuan Kerja Dinas Kebersihan
dibawah Suku Dinas. Mempunyai tugas antara lain melaksanakan kegiatan
pelayanan pengangkutan dan pembuangan sampah di tempat yang sudah
ditentukan, serta melaksanakan kegiatan pemantauan kondisi sampah pada
Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan melaksanakan kegiatan
pengumpulan data dan informasi kebersihan.
Unit Pelaksana Teknis melaksanakan fungsi pelayanan langsung kepada
masyarakat atau untuk melaksanakan fungsi pendukung terhadap tugas dan
fungsi Dinas Kebersihan.
Bentuk struktur organisasi Dinas Kebersihan disajikan pada Gambar 5.2. Bagan
Struktur Organisasi Dinas Kebersihan, berikut ini:
Jumlah sumber daya manusia di Dinas Kebersihan sebagai berikut:
Tabel 5.4 Jumlah SDM di Dinas & Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta
No. Unit-Unit PNS CPNS PL Jumlah
1. Dinas Kebersihan 256 63 118 437 2. Sudin Keb. Jak-Pus 202 16 261 479 3. Sudin Keb. Jak-Utara 156 10 182 348 4. Sudin Keb. Jak-Barat 249 13 243 505 5. Sudin Keb. Jak-Selatan 293 2 172 467 6. Sudin Keb. Jak-Timur 319 27 319 665
Total 1.475 131 1.295 2.901
Sumber: Data Subbag Kepegawaian Dinas Kebersihan DKI Jakarta, kondisi per Juni 2011.
5- 34
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
KEPALA DINAS
WAKIL KEPALA DINAS
SUB BAGIAN UMUMSUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
SUB BAGIAN PROGRAM & ANGGARAN
SUB BAGIAN KEUANGAN
SEKRETARIAT
BIDANG PENANGANAN & PENGENDALIAN
KEBERSIHAN
BIDANG TEKNIK PENGELOLAAN KEBERSIHAN
BIDANG PENGEMBANGAN PERAN SERTA MASY. & USAHA KEBERSIHAN
BIDANG PRASARANA DAN SARANA KEBERSIHAN
SEKSI PEMBINAAN TEKNIK KEBERSIHAN
SEKSI PENGEMBANGAN METODE PENGELOLAAN
KEBERSIHAN
SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN
SEKSI PENGENDALIAN SAMPAH DAN AIR
LIMBAH SEPTIK TANK
SEKSI PENGENDALIAN KEBERSIHAN
SEKSI PENINDAKAN PELANGGARAN
KEBERSIHAN
SEKSI PENGADAAN
SEKSI PENYIMPANAN DAN PENYALURAN
SEKSI PEMELIHARAAN
SEKSI HUMAS KEBERSIHAN
SEKSI PEMBINAAN USAHA KEBERSIHAN
SEKSI PENGEMBANGAN PERANSERTA MASYRAKAT
SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN
SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN
SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN
SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN
SUBBAG TATA USAHA
SEKSI PENANGGULANGAN
SAMPAH
SEKSIPENANGGULANGAN AIR LIMBAH SEPTIK
TANK
SEKSIPRASARANA DAN
SARANA
SEKSI PENGENDALIAN
KEBERSIHAN
SEKSIPRASARANA DAN
SARANA
SUB KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL
SEKSIDINAS KEBERSIHAN
KECAMATAN
KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL
5- 35 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 5.2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan
5- 36 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Jumlah sumber daya manusia di Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta sebagai berikut:
Tabel 5.5. Jumlah Pegawai Suku Dinas 5 Wilayah Berdasarkan Usia Tahun 2010
Suku DinasJumlah Pegawai Menurut Usia (Tahun) Jumlah
20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 ≥55
Jakarta Pusat 0 0 5 11 31 40 148 32 267
Jakarta Utara 0 2 0 6 14 47 83 43 195
Jakarta Barat 0 1 6 11 39 73 157 0 287
Jakarta Selatan
0 0 2 7 40 80 174 28 331
Jakarta Timur 1 4 9 12 41 80 183 65 395
Jumlah 1 7 22 47 165 320 745 168 1.475Sumber: Informasi Kebersihan Tahun 2010 , Dinas Kebersihan Provinsi DKI. (data Lap Final PraFS Angkutan)
Dalam menjalankan pelaksanaan teknis pada beberapa sarana pengelolaan sampah
DKI Jakarta seperti SPA, ITF dan TPST, dibentuk stuktur organsasi berupa Unit
Pelaksana Teknis oleh Dinas Kebersihan. Saat ini ada 4 UPT yaitu UPT TPST
Regional, UPT Kota, UPT Pengelolaan Sampah Pesisir dan UPT Pengolahan Limbah
Septik Tank. Tiga UPT yang berkaitan erat dengan pengelolaan sampah yaitu UPT
TPST Regional, UPT Kota dan UPT Pesisir Pantai. UPT Kota bertanggung jawab
dalam pengelolaan SPA Sunter dan ITF Cakung Cilincing. UPT TPST Regional
Bertanggung jawab dalam pengelolaan TPST Bantargebang. Uraian tugas pokok
dan fungsi dari UPT tersebut adalah sebagai berikut:
Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota
Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengelolaan tempat pengolahan sampah
terpadu kota. Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota berlokasi di Sunter,
Cakung-Cilincing dan Marunda Jakarta Utara atau tempat lain yang diperuntukan
untuk itu yang ditetapkan sesuai kebutuhan. Unit Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu Kota dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Unit
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota mempunyai tugas melaksanakan
pengolahan sampah. Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota mempunyai
fungsi:
5- 37 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota;
b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu Kota;
c. penyusunan rencana strategis Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota;
d. pelaksanaan keglatan pengolahan sampah meliputi penampungan,
penimbangan, pencatatan, pemilahan, pemadatan, pengangkutan dan
pemanfaatan sampah;
e. pelaksanaan penyediaan prasarana dan sarana teknis pengolahan sampah;
f. pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis
pengolahan sampah;
g. pelaksanaan pengamanan tempat pengolahan sampah terpadu Kota;
h. pelaksanaan koordinasi dengan Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan, Suku Dinas,
Unit Pengelolaan Tempat Sampah Terpadu Regional dan mitra kerja
pengolahan sampah;
i. pulaksanaan publikasi kegiatan, pengaturan acara dan upacara kantor,
j. penerimaan, periungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan
pertanggungjawaban retribusi sampah pada tempat pengolahan;
k. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi Unit Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu Kota;
l. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang;
m. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan rumah tangga;
n. penvusunan bahan pelaporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Unit
Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota; dan
o. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Tempat
Pengolahan Sampah Terpadu Kota.
Susunan Organisasi Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota, terdiri dari :
a. Kepala Unit;
b. Subbagian Tata Usaha;
c. Seksi Operasional; dan
d. Seksi Prasarana dan Sarana.
Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai
Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai merupakan Unit Pelaksana
5- 38 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Teknls Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengelolaan kebersihan pesisir dan
pantai, pulau-pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, pesisir dan
pantal utara Jakarta serta muara 13 (tiga belas) sungai di Teluk Jakarta. Unit
Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas. Khusus dalam pelaksanaan pengelolaan kebersihan
pesisir dan pantai pulau-puiau di Kepulauan. Seribu Kepala Unit dikoordinasikan
oleh Kabupaten melalui Asisten Perekonomian, Administrasi dan Pembangunan
Sekretaris Kabupaten.
Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan kebersihan pesisir dan pantai pulau-pulau di Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara 13 (tiga bolas)
sungal di Teluk Jakarta. Untuk melaksanakan tugas Unit Pengelola Kebersihan
Pesisir dan Pantai mempunyai fungsi:
a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai;
b. peiaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola
Kebersihan Pesisir dan Pantai;
c. penyusunan rencana strategis Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai;
d. penanganan sampah pesisir dan pantal pulau-pulau di Kepulauan Seribu,
pesisir dan pantal utara Jakarta serta muara 13 (tiga betas) sungal di Teluk
Jakarta;
e. pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pengangkutan sampah pesisir dan
pantal pulau-puiau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta
muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk Jakarta;
f. pelaksanaan penyediaan prasarana dan say ana kerja teknis kebersihan
pesisir dan pantai pulau-pulau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara
Jakarta serta muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk Jakarta;
g. pelaksanaan penggunaan prasarana dan sarana kerja teknis sampah pesisir
dan pantai pulau-puiau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta
serta muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk Jakarta;
h. pengolahan sampah pesisir dan pantai puiau-puiau di Kepulauan Seribu,
pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk
Jakarta dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan;
5- 39 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
i. pelaksanaan koordinasi dan kerJa sama dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah, Unit Kerja Perangkat Daerah dan Instansi terkalt dalam rangka
pelaksanaan penanganan sampah pesisir dan pantai pulau-pulau di
Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai kilara Jakarta serta muara 13 (tiga
betas) sungai di Teluk Jakarta;
j. palaksanaan pengawasan clan pengendallan kebersihan pesisir dan pantai
pulau-pulau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara
4,3 (tiga belas) sungai di Teluk Jakarta dengan Satuan Kerja Perangkat
Daerah, Unit Kerja Perangkat Daerah dan Instansi terkait;
k. pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi penanganan sarnpah p'esisir
dan pantai pulau-pulau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta
serta muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk Jakarta;
l. I. pelaksanaan pemellharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja
teknis penanganan kebersihan pesisir dan pantai pulaupulau dl Kepulauan
Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara 13 (tlga betas) sungal di
Teluk Jakarta;
m. pelaksanaan publikasi kegiatan, pengaturan acara dan upacara kantor;
n. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi;
o. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang;
p. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan rumah tangga;
q. penyusunan t ahan pelaporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi
Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai; dan pelaporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola
Kebersihan Pesisir dan Pantai.
Lingkup pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan
Pantai untuk pantai meliputi jarak pantai 1 mil (1800 m) ke laut.
Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta
Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air merupakan Unit Kerja lini Dinas Pekerjaan
Umum dalam pelaksanaan pemeliharaan sumber daya air. Bidang Pemeliharaan
Sumber Daya Air dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pemeliharaan Sumber
Daya Air mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan sumber daya air. Bidang
Pemeliharaan Sumber Daya Air mempunyai fungsi :
5- 40 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air;
b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan
Sumber Daya Air;
c. penyusunan bahan kebijakan teknis pelaksanaan pemeliharaan sumber daya
air dan pantai;
d. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan pemeliharaan sumber daya air;
e. pelaksanaan kegiatan perencanaan pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana dan sarana sumber daya air dan pantai;
f. pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana dan sarana, konservasi dan pendayagunaan sumber daya air dan
pantaii
g. pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana dan sarana dan pengendalian banjir.
h. pelaksanaan pengembangan dan evaluasi pemeliharaan sumber daya air dan
pantai;
i. penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan tugas Bidang
Pemeliharaan Sumber Daya Air; dan penyusunan laporan dan
pertanggungjawaban pelaksanaan fungsi Bidang Pemeliharaan Sumber Daya
Air.
Seksi Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air merupakan Satuan Kerja Bidang
Pemeliharaan Sumber Daya Air dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan
pemeliharaan sumber daya air dan pantai.
Seksi Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air dipimpin oleh seorang Kepala
Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Pemeliharaan Sumber Daya Air.
Seksi Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air mempunyai tugas :
a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air sesuai
dengan lingkup tugasnya;
b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan
Sumber Daya Air sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan perencanaan
pemeliharaan sumber daya air dan pantai;
5- 41 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
d. menyiapkan pelaksanaan koordinasi perencanaan pemeliharaan sumber daya
air dan pantai;
e. melaksanakan kegiatan pengumpulan data teknik (collecting data) dan
penyusunan dokumen rencana teknik pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana dan sarana sumber daya air dan pantai;
f. menyusun norma, standar, pedoman dan nranual pelaksanaan pekerjaan
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana sumber daya air dan
pantai;
g. meneliti dckumen rencana teknik pengoperasian dan pemeliharaan sumber
daya air dan pantai yang akan dilaksanakan oleh masyarakat, badan hukum
dan/atau instansi pemerintah lainnya;
h. melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana sumber daya air dan
pantai dalam rangka peningkatan kualitas bahan, peralatan, metoda kerja dan
jenis kontruksi, termasuk dalam hal ini mengadakan kerja sama dengan
instansi pemerintah/swasta;
i. menyusun pembakuan jenis konstruksi, harga satuan, standar mutu bahan dan
peralatan pekerjaan pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana
sumber daya air dan pantai;
j. mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air;
k. mengoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, kinerja, keuangan, dan
akuntabilitas) Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air;
l. menyiapkan bahan laporan Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air yang terkait
dengan tugas Seksi Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air; dan
m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi
Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air.
Seksi Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengendalian Banjir merupakan satuan
Kerja Bidang pemeliharaan sumber Daya Air dan pantai dan kegiatan pemeliharaan
prasarana dan sarana konservasi dan pendayagunaan sumber daya air dan pantai.
Seksi Pemeliharaan Prasarana dan sarana Pengendalian Banjir dipimpin oleh
seorang Kepala seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang pemeliharaan sumber Daya Air dan pantai
Seksi Pemeliharaan prasarana dan sarana pengendalian Banjir mempunyai tugas:
5- 42 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen
Pelaksanaan anggaran (DpA) Bidang pemeliharaan sumber daya air sesuai
dengan lingkup tugasnya;
b. melaksanakan Dokumen peraksanaan Anggaran (DpA) Bidang Pemeliharaan
sumber Daya Air sesuai dengan rin"gr.up tug"rny"; -"'
c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan 'teknis pemeliharaan prasarana dan
sarana pengendalian banjir
d. menyiapkan pelaksanaan koordinasi 'pemeliharaan sarana pengendalian
prasarana dan banjir;
e. melaksanakan kegiatan pengoperasian dan pemeriharaan prasarana dan
sarana pengendalian banjir;
f. melaksanakan kegiatan pengendalian terhadap pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan prasarana dan sarana pengendalian banjir, termasuk yang
dilaksanakan oleh masyarakat, badan r,uiuo, maupun institusi;
g. melaksanakan pemeriksaan rutin atas r.onJri prasarana dan sarana
pengendalian banjir;
h. melaksanakan kegiatan penanggurangan dan/atau tindakan perbaikan segera
terhadap pengoperasian prasarana dan sarana pengendarian banjir;
i. mengadakan evaruasi terhadap pencapaian sasaran fungsional pengoperasian
dan pemeriharaan prasarana dan sarana pengendarian
j. mbaennjiyri aypaknagn d ituangkan daram raporan akhir kegiaian; bahan
raporan Biding pemerihara"an-sumoer Daya Air yang terkait dengan tugas
seksi pJmerihara"n- pr"'rur"n" dan sarana . Pengendalian Banjii; dan
k. melaporkan dT mempertanggungjawabkan peraksanaan tugas seksi
Pemeliharaan prasarana dan -slrana pengenoatian Banjir
Dinas Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)
• BPLHD merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah Daerah di bidang
pengelolaan lingkungan hidup daerah.
• BPLHD dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
tanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.
• BPLHD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten
Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
5- 43 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
BPLHD mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan lingkungan hidup daerah.
BPLHD mempunyai fungsi :
a. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggran (RKA) Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah;
b. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pengelolaan lingkungan
hidup, limbah bahan berbahaya dan beracun dan pengendalian pemanfaatan
air bawah tanah;
c. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kebijakan serta fasilitas
pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup;
d. Penyelenggaraan sistem penanggulangan dan pengolahan limbah bahan
berbahaya dan beracun;
e. Pengelolaan air limbah;
f. Pengawasan dan evaluasi pengelolaan air permukaan;
g. Pengoordinasian perumusan kebijakan pengembangan, pemantauan,
pengendalian dan evaluasi pemanfaatan energi perkotaan;
h. Pengoordinasian pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan;
5- 44 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5- 45 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
i. Pengoordinasian pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi
pemanfaatan energi perkotaan;
j. Pengembangan program kelembagaan dan peningkatan kapasitas
pengendalian dampak lingkungan;
k. Pelaksanaan pembinaan teknis pencegahan dan penanggulangan
pencemaran, kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan;
l. Pembinaan dan pengendalian teknis analisis mengenai dampak lingkungan;
m. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian Unit Pengelola Limbah,
Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan UKL termasuk pada industri;
n. Pengawasan dan penyidikan pelaksanaan pengendalian dampak dan
kerusakan lingkungan;
o. Pengoordinasian pembinaan teknis laboratorium lingkungan hidup;
p. Pengujian/analisis secara laboratorium pengelolaan lingkungan hidup;
q. Pemantauan, pengawasan, pengendalian dan penertiban, pemanfaatan air
bawah tanah, limbah industri dan pemulihan sumber daya air permukaan;
r. Pelayanan dan pembinaan dan pengendalian rekomendasi, standarisasi
dan/atau perizinan pemanfaatan air bawah tanah, limbah industri, dan
pemulihan sumber daya air permukaan, termasuk limbah bahan berbahaya
dan beracun;
s. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dan
pengendalian air bawah tanah;
t. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan pertanggung-
jawaban penerimaan retribusi di bidang lingkungan hidup dan pemanfaatan air
bawah tanah;
u. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah;
v. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan
prasarana dan sarana kerja;
w. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah; dan
x. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
5- 46 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Bentuk struktur organisasi Dinas BPLHD disajikan pada Gambar 5.4 berikut ini:
5- 47 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 5.4 Bagan Susunan Organisasi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah
5- 48 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Dinas Pertanaman dan Pemakaman
Tugas Pokok Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta adalah melaksanakan
Pengelolaan Pertamanan dan Pemakaman
Fungsi Dinas Pertamanan dan Pemakaman adalah:1. Penyusunan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas pertamanan dan
pemakaman;
2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengelolaan pertamanan dan
pemakaman;
3. Pembangunan taman, jalur hijau, pemakaman dan keindahan kota;
4. Penataan, pemeliharaan dan perawatan taman, jalur hijau, keindahan kota
dan makam;
5. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan makam, taman, jalur hijau, dan
keindahan kota;
6. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, perizinan, standarisasi
dan / atau sertifikasi di bidang pertamanan dan pemakaman;
7. Pengembangan peran serta masyarakat dibidang pertamanan dan
pemakaman;
8. Penyediaan tanah makam, pemetakan tanah makam, dan tata keindahan
taman pemakaman umum;
9. Pelayanan, perawatan/pengurusan, pengangkutan dan pemakaman jenazah
termasuk jenazah orang terlantar;
10. Penyelenggaraan penggalian dan atau pemindahan jenazah
11. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, dan pertanggungjawaban
penerimaan retribusi pertamanan dan pemakaman;
12. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang pertamanan dan
pemakaman.
13. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan
prasarana dan sarana pertamanan dan pemakaman;
14. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakatdan perangkat daerah;
15. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan dinas
pertamanan dan pemakaman;
16. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
5- 49 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Bentuk struktur organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman disajikan pada
Gambar 5.5. berikut ini:
5- 50 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 5.5 Struktur Organisasi Dinas dan Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta
PD Pasar Jaya
Mengacu Peraturan Gurbernur Provinsi DKI Jakarta No. 70 Tahun 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta bahwa
PD Pasar Jaya adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dalam usaha
perpasaran dan fasilitas perpasaran lainnya. PD Pasar Jaya dipimpin oleh Direksi
yang terdiri dari Direktur Utama dan para direktur, yang dalam melaksanakan
tugasnya bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Badan Pengawas. PD Pasar
Jaya dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah koordinasi adminisrasi
Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta.
PD Pasar Jaya mempunyai tugas melaksanakan pelayanan umum dalam bidang
perpasaran, membina pedagang pasar, ikut membantu menciptakan stabilitas
harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa dipasar.Untuk melaksanakan tugas,
PD Pasar Jaya mempunyai fungsi:
1. Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan bangunan pasar;
2. Pengaturan dan pengelolaan pasar serta fasilitas perpasaran lainnya;
3. Pembinaan pedagang pasar.
4. Bantuan penciptakan stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan
jasa dipasar.
Susunan organisasi PD Pasar jaya seperti pada Gambar 5. 6 berikut.
Direktur Operasi mempunyai tugas untuk:
Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan pengendalian
pembangunan, perawatan pasar, kegiatan promosi, pemasaran tempat usaha,
pembinaan pedagang, pengembangan usaha, pengelolaan kawasan pasar dan
fasilitas pasar dan prasarana lainnya;
Mempimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan, perawatan pasar,
5- 51 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 5.6. Struktur Organisasi PD Pasar Jaya
5- 52 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5.3.3. Aspek Pendanaan
Sumber pembiayaan pengelolaan kebersihan di Propinsi DKI Jakarta adalah APBD
Propinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari sebagian pendapatan setor retribusi
kebersihan.
Jumlah Anggaran Belanja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, sesuai dengan
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD).
Anggaran Belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
Anggaran digunakan untuk 2 (dua) hal yaitu :
1. Belanja Modal
2. Belanja Rutin, Belanja Rutin terbagi 2 (dua) yaitu untuk (1) belanja operasional
dan (2) belanja perawatan.
Anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung 5 tahun terakhir Dinas
Kebersihan disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 5.6. Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kantor Dinas
Kebersihan Provinsi DKI Jakarta
No. Anggaran Tahun Belanja Langsung
(Rp)
Belanja Tidak
Langsung (Rp)
Total Anggaran
(Rp)1. 2006 564.487.418.791,
00
113.950.310.768,
00
678.437.559.330,
002. 2007 591.790.793.283,
00
118.474.030.466,
00
591.790.793.283
3. 2008 543.077.693.000,
00
47.946.797.847,0
0
543.077.693.000
4. 2009 552696.875.215,
00
35.798.804.988,0
0
588.495.680.203
5. 2010 807.153.240.989
Sumber: Dinas Kebersihan DKI jakarta, 2010.
Jenis obyek retribusi Kebersihan atau Pengelolaan sampah terdiri dari:
1) rumah tinggal;
2) toko;
3) industri;
4) RS/Pol/Lab
5- 53 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5) Usaha mikro
6) TPA Sampah
Dari kelima sumber retribusi tersebut pada tahun 2010 diperoleh pemasukan
sebesar total Rp. 10.449.628.600 dengan target penarikan retribusi tahun 2010
sebesar Rp. 9.000.000.000. Rincian retribusi dari masing-masing jenis obyek
retribusi disajikan pada tabel 5.7 berikut:
Tabel 5.7 Rekapitulasi Hasil Penarikan Retribusi Pengelolaan Sampah Menurut
Obyeknya Dinas & Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta Tahun 2010.
Wilayah Administrasi
Jenis Obyek Retribusi (Rp)Jumlah
(Rp)Rumah Tingga
lToko
RS/Pol/Lab
Usaha Mikro Industri
TPA Sampah
Jak. Pusat
0 186.600.00
0
37.730.000 12.000.000 336.028.000 0 572.358.000
Jak. Utara
0 210.730.00
0
27.640.000 21.850.000 201.610.000 0 461.830.000
Jak. Barat
0 75.530.000 57.550.000 29.025.000 319.495.000 0 481.600.000
Jak. Sel 0 138.645.00
0
30.735.000 22.500.000 260.800.000 0 452.680.000
Jak. Timur
0 183.170.00
0
47.330.000 38.560.000 349.540.000 0 618.600.000
Dinas 0 0 0 3.575.130.9
00
0 4.287.429.7
00
7.862.560.6
00Jumlah 0 794.675.00
0
200.985.00
0
3.699.065.9
00
1.467.473.0
00
4.287.429.7
00
10.449.628.60
0(%)Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Informasi Kebersihan Tahun 2010.
Hasil penarikan retribusi Kebersihan Pengelolaan Sampah 5 Tahun Terakhir disajikan
pada Tabel 5.8 berikut:
Tabel 5.8 Hasil Penarikan Retribusi Kebersihan DKI Jakarta 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Retribusi Sampah (Rp)1. 2006 7.677.124.8002. 2007 7.668.003.4003. 2008 7.423.472.7504. 2009 9.599.661.5505. 2010 10.449.628.600Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2010
5- 54 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5.3.4. Aspek Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat yang diharap dari sub judul ini ialah keterlibatan masyarakat
dalam tiap tahapan yang dilakukan secara sadar, mulai perencanaan, pelaksanaan,
pemeliharaan, peningkatan dan paska pelaksanaan lainnya.
Jika proses keterlibatan seperti termaksud telah dapat terlaksanakan, dapat
dikatakan bahwa masyarakat telah mempunyai kesadaran tentang arti penting
pengelolaan sampah sebagai kebutuhan. Jika hal tersebut telah dapat terlaksana,
maka program pengelolaan sampah yang ada di Dinas Kebersihan tinggal
dipadukan melalui sosialisasi pada obyek sasaran.
Peran serta masyarakat yang telah ada perlu ditingkatkan karena hal ini akan
memudahkan dalam teknis operasional dan akan menurunkan biaya pengelolaan
kebersihan. Untuk itu diperlukan suatu program secara terpadu, teratur dan terus-
menerus serta bekerja sama dengan organisasi masyarakat.
Upaya yang dilakukan antara lain penerangan atau penyuluhan akan pentingnya
pengelolaan kebersihan yang akan meningkatkan kesehatan serta menggugah
peran serta masyarakat dan organisasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.
Beberapa kawasan lingkungan permukiman di Jakarta yang berhasil dalam
mengelola sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) seperti terlihat pada
Tabel 5.9.
5- 55 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 5.9. Kawasan Lingkungan Permukiman di Jakarta Dengan Prinsip 3R
No. Wilayah AdministrasiKelurahan
KecamatanI. Jakarta Pusat1. Cempaka Putih 1. Cempaka Putih Timur: Komp. Rawa Buaya
2. Cempaka Putih Barat: RW08 & RW0123. Rawasari: Belakang Rutan Salemba
2. Menteng 1. Gondangdia: RW023. Johar Baru 1. Johar Baru: RW094. Kemayoran 1. Cempaka Baru: RW05
2. Serdang: RW03 & Pasar3. Sumur Batu: Pasar
5. Senen 1. Kramat: Yayasan Sanventisius6. Sawah Besar 1. Karang Anyar: 5280 & Kantor Kecamatan
2. Pasar Baru: Pasar Atom7. Tanah Abang 1. Bendungan Hilir: Pasar
2. Kebon Kacang: PasarII. Jakarta Utara1. Penjaringan 1. Penjaringan: RW13, RW12, SMPN21,
SDN01&02, SMA1112. Pluit: SMAN563. Kapuk Muara: RW04 & RW054. Kamal Muara: RW015. Pejagalan: RW12 & RW05
2. Pademangan 1. Ancol: RW082. Pademangan Barat: RW05 & RW103. Pademangan Timur: Dipo RW09
3. Tanjung Priok 1. Warakas: RW112. Kebon Bawang: RW10 & Jalan Bugis3. Sunter Agung: SMAN80, SDN12 & Jln. Agung
Eaya RW134. Sunter Jaya: Jln. Sunter Jaya RW14 & Jl.
Bentengan RW055. Papanggo: Jl. Kencana RW106. Sungai Bambu: Jln. Gorontalo7. Tanjung Priok: RW13
4. Koja 1. Koja Utara: Pasar Sindang & SMPN302. Tugu Selatan: Jl. Plumpang Semper & RW033. Tugu Utara: Pasar Koja, RW12 & Jl. Kmp. UKA
RW094. Rawa Badak Utara: Jl. Arteri RW095. Rawa Badak Selatan: Jl. Alur Laut6. Lagoa: Jl. Kanal Lagoa RW12
5- 56 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 5.9. Kawasan Lingkungan Permukiman di Jakarta Dengan Prinsip 3R (lanjutan)
No. Wilayah AdministrasiKelurahan
Kecamatan5. Kelapa Gading 1. Kelapa Gading Barat: Zero Waste RW05
2. Kelapa Gading Timur: RW083. Pegangsaan Dua: RW06 & RW02
6. Cilincing 1. Semper Barat: Jl. Raya Cilincing RW14, RW03 & RW01
2. Sukapura: Pasar Sukapura & RW073. Semper Timur: Jl. Kebantenan III RW054. Kalibaru: Jl. Baru Raya RW095. Cilincing: RW04
III. Jakarta Timur1. Pasar Rebo 1. Cijantung: RW04
2. Kalisari: RW092. Kramat Jati 1. Kramat Jati: RW103. Duren Sawit 1. Pondok Kelapa: RW09
2. Malaka Jaya: RW063. Malaka Sari: RW034. Pondok Kopi: RW09
4. Cipayung 1. Bambu Apus: RW045. Makasar 1. Cipinang Melayu: RW136. Jatinegara 1. Cipinang Muara: RW10IV. Jakarta Selatan1. Pancoran 1. Kalibata: Jl. Buncit Raya RW05
2. Rawajati: RW03 & RW092. Jagakarsa 1. Ciganjur: Jl. Sadar
2. Lenteng Agung: Pasar Lenteng Agung3. Tebet 1. Tebet Barat: Dipo Barat Daya
2. Menteng Dalam: RW044. Pasar Minggu 1. Ragunan: Taman Margasatwa Ragunan
2. Cilandak Timur: RW073. Pasar Minggu: Pasar Minggu
5. CIlandak 1. Cilandak Barat: Banjar Sari RW082. Lebak Bulus: Jl. Taman Sari II, Perum. Bumi
Indah II, Jl. H. Gandun RW083. Cipete Selatan: Pasar Cipete Selatan
6. Kebayoran Lama 1 Kebayoran Lama: Kantor Kebayoran Lama2. Cipulir: SMPN153
7. Setia Budi 1. Setiabudi: SMUN032. Pasar Manggis: Pasar Manggis
5- 57 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 5.9. Kawasan Lingkungan Permukiman di Jakarta Dengan Prinsip 3R (lanjutan)
No. Wilayah AdministrasiKelurahan
Kecamatan8. Mampang Prapatan 1. Mampang Prapatan: Komp. Eni RW029. Kebayoran Baru 1. Cipete Utara: Pasar Cipete Utara10. Pesanggrahan 1. Bintaro: RW02
2. Pesanggrahan: RW06V. Jakarta Barat1. Kali Deres 1. Kalideres: RW01, RW05 Kodam Jaya, RW08,
RW09 & RW152 Pademangan: RW06, RW07, RW08, RW09,
Komp. Merpati RW103. Tegal Alur: RW03, RW04, Komp. Kebersihan
& RW062. Cengkareng 1. Cengkareng Barat: RW05 Komp. Kebersihan,
RW07 & SMAN332. Cengkareng Timur: RW03 & Pasar Jaya
Cengkareng3. Duri Kosambi: RW01, RW02, RW03, RW04,
RW05, RW06, RW07, RW08, RW09 & RW143. Palmerah 1. Palmerah: RW05
2. Kemanggisan: RW08, SMPN11 & SMAN783. Kota Bambu Utara: RW01 & RW024. Slipi: RW02, RW05, RW06 & RW07
4. Kembangan 1. Meruya Selatan: RW03 Komp. Walikota & RW05
2. Kembangan Selatan: Kantor Walikota5 Kebon Jeruk 1. Sukabumi Selatan: RW02
2. Kedoya Selatan3. Kedoya Utara: RW02, RW04 & PD. Pasar Jaya4. Kelapa Dua: RW02, RW03, RW04 & RW06
6. Grogol Petamburan 1. Tanjung Duren Selatan: RW01, RW02, RW03, RW04 & RW05
2. Tanjung Duren Utara: RW02, RW03, RW04, RW05, RW06 & RW07
7. Taman Sari 1. Keagungan: RW08, RW09 & RW102. Glodok: PD Pasar Jaya
8. Tambora 1. Jembatan Besi: RW01 & RW042. Jembatan Lima: PD. Pasar Jaya
5- 58 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5.3.5 Teknis Operasional
Sampah yang didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau
proses alam yang berbentuk padat, mulai dari sumber penghasilnya mengalami
serangkaian aliran penanganan hingga berakhir di pemrosesan akhir. Alur atau Pola
Penanganan Sampah Eksisting di DKI Jakarta diilustrasikan seperti pada gambar 5.7.
Pola penanganan sampah tersebut terdiri atas 6 sub sistem teknis sebagai berikut:
Gambar 5.7. Pola Penanganan Sampah DKI Jakarta
5.3.5.1.Pewadahan Sampah
Pewadahan merupakan subsistem pertama dalam penanganan sampah yang
merupakan cara penampungan sampah sementara di sumber penghasil sampah.
Pewadahan diperlukan untuk memudahkan penanganan sampah. Ada 14 sumber
penghasil sampah yang diamati yang kemudian dikelompok dalam 9 sebagai
berikut:
1. Pemukiman meliputi rumah tinggal
& apartemen (rumah susun,
kondominium dan apartemen);2. Komersial
1. Pusat Pertokoan
(Mall), toko dan
sejenisnya2. Penginapan
5- 1
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
(Hotel)
berbintang
hingga kelas
melati3. Perkantoran4. Tempat rekreasi5. Rumah makan
3. Fasilitas Umum1. Pelabuhan kapal,
stasiun kereta
api dan terminal
bus2. Taman dan jalan3. Rumah ibadah
(Masjid, Gereja,
vihara dst)4 Sekolah hingga Perguruan Tinggi5. Rumah Sakit hingga puskesmas6. Pasar, baik pasar tradisional (PD.
Pasar Jaya) dan Modern seperti
Carefour, Giant dstnya7. Industri (Kawasan Industri hingga
industri kecil)8. Sungai9. Lainnya
Ada dua jenis pola pewadahan sampah yaitu:
Wadah Individual, adalah wadah yang hanya menerima sampah dari sebuah rumah
atau sebuah bangunan dan berfungsi sebagai tempat penampungan sampah
sementara.
Wadah Komunal, adalah wadah penampungan sampah sementara yang berasal dari
beberapa sumber maupun sumber umum.
Untuk kondisi saat ini pengadaan wadah disediakan sendiri oleh tiap-tiap sumber
penghasil sampah.
Pola pewadahan individual diperuntukan bagi daerah pemukiman berpenghasilan
menengah–tinggi, rumah makan, pasar modern, daerah komersial dan lainnya.
Bentuk yang dipakai sangat tergantung selera dan kemampuan pengadaan dari
pemiliknya. Pada umumnya wadah diletakan pada posisi di halaman
5- 2
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
rumah/perusahaan yang memungkinkan untuk didatangi oleh petugas pengumpul
sampah.
Di DKI Jakarta bentuk dan volume wadah sampah individu sangat beragam. Dari
pengamatan konsultan selama survai lapangan, masih cukup banyak dijumpai
wadah individu yang bersifat tidak dapat diangkat (menyatu dengan tanah) dan
tidak tertutup. Bentuk, bahan dan volume pewadahan individual yang sering
digunakan warga di tiap wilayah administrasi antara lain sebagai berikut:
Jakarta Pusat & Utara Jakarta Timur
Jakarta Selatan Jakarta Barat
Gambar 5.8. Bentuk dan Volume Pewadahan Individual di DKI Jakarta
Pola pewadahan komunal berfungsi untuk menampung sampah dari rumah-rumah
atau tempat-tempat yang tidak dilalui secara langsung oleh petugas pengumpul
sampah. Pengadaan wadah komunal disediakan oleh pemilik, badan swasta atau
instansi pengelola. Bentuknya ditentukan oleh pihak pengelola sampah karena
bersifat penggunaanya adalah umum. Pola pewadahan komunal banyak diterapkan
antara lain pada daerah pemukiman menengah-padat; pasar tradisional; areal
5- 3
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
trasnsportasi seperti terminal, pelabuhan laut, stasiun kereta api; tempat rekreasi;
kawasan industri; perguruan tinggi; rumah sakit; perkantoran dan hotel berbintang.
Dari pengamatan konsultan selama survai lapangan masih cukup banyak ditemui
wadah komunal yang bersifat menyatu dengan tanah dan tidak dapat diangkat.
Berikut ini adalah bentuk, bahan dan volume pewadahan komunal yang diamati
selama survai lapangan:
Jakarta Pusat & Utara Jakarta Timur
Jakarta Selatan Jakarta Barat
Gambar 5.9. Bentuk dan Volume Pewadahan Komunal di DKI Jakarta
Di DKI Jakarta kondisi pewadahan sampah masih merupakan wadah penampungan
berbagai ragam jenis sampah baik organik, anorganik dan limbah B3 (tercampur).
Walaupun di tempat-tempat umum tersedia wadah sampah yang telah disesuaikan
dengan jenis sampah, keadaan isinya sampah masih tercampur jenis sampahnya.
5- 4
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5.3.5.2.Pengumpulan Sampah dan Penyapuan Jalan
Pengumpulan Sampah
Sub sistem kedua dalam teknis operasional pengelolaan sampah adalah
pengumpulan. Ini merupakan proses penanganan sampah dengan cara
mengumpulkan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut (1) ke tempat
penampungan sementara (TPS) sampah atau (2) pengolahan sampah antara (SPA
atau ITF), atau (3) langsung ke tempat pemrosesan akhir (TPST) tanpa melalui
proses pemindahan.
Operasional pengumpulan sampah mulai dari sumber penghasil sampah hingga ke
lokasi pemrosesan akhir diidentifikasi ada dua cara yaitu secara langsung (door to
door) dan secara tidak langsung (melalui TPS).
Pada pengumpulan cara langsung, proses pengumpulan dan pengangkutan sampah
dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber diambil, dikumpulkan dan
langsung diangkut ke tempat pemrosesan akhir.
Pada pengumpulan cara tidak langsung, sampah dari masing-masing sumber
dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti gerobak tangan dan diangkut
ke TPS untuk kemudian dibawa ke tempat pengolahan antara atau ke tempat
pemrosesan akhir sampah.
Ada 4 pola pengumpulan sampah yang diterapkan dalam penanganan sampah di
DKI Jakarta sebagai berikut:
Pola Individual Langsung
Merupakan pola pengumpulan sampah yang dilakukan langsung dari rumah ke
rumah yang dilakukan oleh petugas kebersihan menggunakan kendaraan truk
sampah untuk selanjutnya dibawa ke tempat pemrosesan akhir.
Untuk wilayah DKI Jakarta pola pengumpulan individual langsung yang melibatkan
pihak swasta kebersihan sebagai pelaksana dapat dilihat pada beberapa lokasi
seperti di Kel. Gunung, Kel. Melawai, Kel. Grogol Selatan, Kel. Selong, Kel.
Gondangdia, Kel. Menteng. Umumnya merupakan daerah komersial (pertokoan dan
perkantoran), kawasan permukiman elite dan jalan protokol. Kondisi ini juga
disebabkan di daerah tersebut kesulitan untuk menempatkan transfer depo ataupun
kontainer berkapasitas 10 m3, karena selain resistensi dari masyarakat, juga
5- 5
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
kebijakan Pemerintah Daerah setempat (misalnya Lurah dan Camat).
Adapun kendaraan truk sampah yang digunakan umumnya berupa truk typer,
compactor maupun truk arm roll. Pada kondisi tertentu khususnya pada wilayah
yang memiliki lebar jalan sempit ataupun jalan dengan tingkat kepadatan lalu lintas
tinggi digunakan mobil bak terbuka, gerobak motor dan gerobak. Skematis pola
individual langsung digambar seperti pada gambar 5.10 berikut.
Gambar 5.10 Skematis Pola Pengumpulan Individu Langsung
Pola Individual Tidak Langsung
Pola individual tidak langsung adalah pengumpulan sampah yang dilakukan oleh
petugas kebersihan dengan cara mendatangi tiap-tiap sumber penghasil sampah
dengan menggunakan gerobak untuk kemudian dibawa ke tempat penampungan
sementara sampah atau transfer dipo.
Untuk wilayah DKI Jakarta pola pengumpulan individual tidak langsung merupakan
pola pengumpulan yang banyak diterapkan untuk daerah permukiman. Pelaksana
pola ini dilakukan oleh pengurus RT/RW dan juga melibatkan pihak swasta.
Pelaksanaan dengan melibatkan pihak swasta telah dilaksanakan pada beberapa
lokasi pemukiman seperti di Kel. Kelapa Gading Timur, Kel. Pasar Minggu, Kel.
Petogogan dan masih banyak lagi. Umumnya pola pelayanan ini diterapkan pada
daerah lingkungan permukiman teratur, pertokoan, jalan dan tempat umum lainnya,
serta tersedia lokasi pemindahan.
Skematis pola pengumpulan individual tidak langsung digambarkan pada gambar
5.11 berikut.
5- 6
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 5.11. Skematis Pola Pengumpulan Individual Tidak Langsung.
Pola Komunal Langsung
Pola Komunal langsung adalah pengumpulan sampah yang dilakukan sendiri oleh
masing-masing penghasil sampah (rumah tangga, pertokoan, dsb) ke tempat
penampungan sampah komunal yang telah disediakan atau langsung ke truk
sampah yang mendatangi titik-titik pengumpulan, baik berupa bak ataupun
container yang telah disediakan oleh Dinas Kebersihan.
Pola pengumpulan ini dijumpai di beberapa lokasi dalam wilayah DKI Jakarta seperti
di areal Monas dengan pelaksana pihak swasta kebersihan. Umumnya di lokasi
pemukiman yang kurang teratur dengan alat pengangkutan yang terbatas, serta
alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah.
Skematis pola pengumpulan komunal langsung digambar seperti pada gambar 5.12
berikut.
Gambar 5.12. Skematis Pola Pengumpulan Komunal Langsung
Pola Komunal Tidak Langsung
Pola komunal tidak langsung adalah pengumpulan sampah yang dilakukan sendiri
oleh masyarakat ke wadah komunal kecil (volume 250 liter) atau gerobak yang
lewat pada jalan tertentu. Sampah tersebut akan dibawa ke TPS terdekat.
Pada pelaksanaan di lapangan, pengumpulan sampah dilakukan sendiri oleh
masing-masing penghasil sampah ke wadah komunal seperti gerobak yang telah
disediakan yang telah disepakati, umumnya di mulut atau ujung gang
perkampungan penduduk. Kemudian oleh petugas pengumpul wadah komunal
tersebut dibawa ke TPS, untuk diangkut ke TPST dengan truk sampah. Untuk tempat
pengumpulan sampah komunalnya berupa gerobak sampah, maka petugas
pengumpul akan menarik dan membawa gerobaknya menuju TPS terdekat.
5- 7
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Skematis pola pengumpulan komunal tidak langsung seperti digambarkan pada
gambar 5.13 berikut:
Gambar 5.13 Skematis Pola Pengumpulan Komunal Tidak Langsung
Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan setiap individu/warga masyarakat secara
terpadu dan bertanggung jawab mengumpulkan sampah ke tempat sampah yang
telah disediakan. Selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan swadaya
masyarakat yang dikoordinir oleh ketua RT/RW di masing-masing wilayah yang
bersangkutan dengan menggunakan gerobak sampah ke TPS. Dari TPS sampah
diangkut dengan Kendaraan/Truk Angkutan sampah ke TPST.
Sarana pengumpul sampah yang terinventrasasi di 5 Wilayah Administrasi DKI
Jakarta pada Triwulan I Tahun 2011, seperti pada tabel 5.10.
Tabel 5.10. Jumlah Sarana Pengumpul Sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta
2010
No Suku Dinas Kebersihan
Gerobak
Sampah
Container10
(m3)(buah
)
Container6
(m3) (buah
)
Tong Sampah
(buah)
Tong Sampah
Beroda
(buah)
Gerobak
Celeng
(buah)
Galvanis
(buah)
Tong Sampah Fibre
Glass
Suku Dinas (buah
)
Swadaya (buah
)1 Jakart
a Pusat
146 1063 75 79 430 0 95 0 0
2 Jakarta Utara
781 648 92 105 1372 0 142 0 0
3 Jakarta Barat
50 0 55 42 250 0 161 0 0
4 Jakarta Selatan
60 1414 50 66 0 387 96 0 274
5- 8
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5 Jakarta Timur
1709 876 83 67 0 441 972 6 409
Jumlah
2746 4001 355 359 2052 828 1466 6 683
Sumber: SubDin PS & Sudin, Dinas Kebersihan SKI Jakarta, Triwulan I, 2011.
Berikut ini detail fasilitas sarana pengumpulan sampah yang tersedia di 5 wilayah
administrasi DKI Jakarta
Jakarta Pusat
Wilayah Administrasi Jakarta Pusat terdiri dari 8 kecamatan dan 44 kelurahan. Data
dari Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah yang tersedia dapat
dilihat pada tabel 5.11.
Tabel 5.11. Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta
Pusat
NO. Wilayah Kecama
tan
Gerobak
Sampah
Container
10 (m3) (buah)
Container
6 (m3)(buah)
Tong Sampa
h (Buah)
Gerobak
Celeng (Buah)
Galvanis (Buah)
Suku Dinas(buah)
SwaDaya
(buah )1 Gambir 60 146 9 6 147 29 0
2 Menteng
41 37 0 0 74 0 0
3 Sawah Besar
0 244 7 10 30 21 0
4 Senen 4 184 13 9 75 9 0
5 Tanah Abang
36 197 9 15 73 26 0
6 Kemayoran
0 0 18 10 9 0 0
7 Cempaka Putih
0 214 3 6 12 0 0
8 Johar Baru
5 41 3 9 10 10 0
9 Suku Dinas
0 0 13 14 0 0 0
Jumlah 146 1063 75 79 430 95 0
Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Pusat, Triwulan I 2011.
Jakarta Utara
Wilayah Administrasi Jakarta Utara terdiri dari 6 kecamatan dan 31 kelurahan. Data
dari tiap-tiap Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah yang
tersedia dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut.
Tabel 5.12 Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta Utara
5- 9
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
No. Wilayah Kecama
tan
Gerobak
Sampah
Container
10 [M3] (Buah)
Container
6 [M3] (Buah)
Tong Sampa
h (Buah)
Gerobak
Celeng (Buah)
Galvanis (Buah)
Suku Dinas (Buah)
Swadaya
(Buah)1 Penjarin
gan175 188 18 14 285 50 0
2 Pademangan
71 120 14 14 227 12 0
3 Tanjung Priok
170 133 15 18 235 17 0
4 Koja 104 75 14 19 145 11 0
5 Cilincing
90 40 16 21 235 22 0
6 Kelapa Gading
171 92 15 19 245 30 0
Jumlah 781 648 92 105 1372 142 0
Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Utara, Triwulan I, 2011.
Jakarta Timur
Wilayah Administrasi Jakarta Timur terdiri dari 10 kecamatan dan 65 kelurahan.
Data dari Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah yang tersedia
ada pada tabel 5.13 berikut.
Tabel 5.13 Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta Timur
No. Wilayah
Kecamatan
Gerobak
Sampah
Container 10
(m3) (buah)
Container
6 (m3) (Buah)
Tong Sampa
h/ Berod
a (Buah)
Gerobak
Celeng (Buah)
Galvanis
(buah)
Tong Sampah Fiber Glass
(buah)
Suku Dinas (Buah)
SwaDaya
(Buah)1 Matra
man184 101 0 0 33 122 0 26
2 Jatinegara
208 152 12 5 31 120 5 95
3 Pulogadung
367 193 11 5 38 65 0 27
4 Kramatjati
129 77 7 7 43 101 1 81
5 Pasarrebo
128 22 7 13 34 124 0 22
6 Cakung
75 74 13 7 31 62 0 18
7 Durensawit
248 59 11 11 39 85 0 25
8 Makasar
116 70 6 8 38 75 0 23
9 Ciracas
122 49 5 7 40 97 0 27
10 Cipayung
119 79 9 4 42 36 0 65
5- 10
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
11 Suku Dinas
13 0 2 0 72 85 0 0
Jumlah 1.709 876 83 67 441 972 6 409
Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Timur, Triwulan I, 2011.
Jakarta Selatan
Wilayah Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari 10 kecamatan dan 65 kelurahan.
Data dari Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah ada pada tabel
5.14 berikut.
Tabel 5.14 Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta
Selatan
No Wilayah Kecama
tan
Gerobak
Sampah
Container
10 [M3] (Buah)
Container
6 [M3] (Buah)
Tong Sampa
h / Beroda (Buah)
Gerobak
Celeng (Buah)
Tong Sampah Fibre Glass
Suku Dinas (Buah)
SwaDaya
(Buah)1 Tebet 5 73 3 4 67 94 141
2 Setiabudi
5 123 3 2 0 2 4
3 Mampang Prapatan
5 275 2 2 310 0 75
4 Pasar Minggu
5 122 3 6 0 0 10
5 Kebayoran Lama
5 143 4 2 10 0 0
6 Kebayoran Baru
5 118 3 6 0 0 10
7 Cilandak
5 169 2 2 0 0 0
8 Pancoran
5 146 4 5 0 0 10
9 Pesanggrahan
5 102 3 4 0 0 10
10 Jagakarsa
5 143 3 3 0 0 14
11 Sudin Kebersihan
10 0 20 30 0 0 0
Jumlah 60 1414 50 66 387 96 274
Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Selatan, Triwulan I 2011.
Jakarta Barat
Wilayah Administrasi Jakarta Barat terdiri dari 8 kecamatan dan 56 kelurahan. Data
5- 11
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
dari tiap-tiap Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah yang
tersedia dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut.
Tabel 5.15 Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta Barat
Kecamatan
Gerobak
sampah
Container
TongSamp
ah
Gerobak
Celeng
Galvanis
Suku Dinas
Swadaya
10 m3 6 m3
1. Taman Sari
8 0 3 3 35 22 0
2. Tambora
8 0 4 2 30 20 0
3. Grogol Petamburan
6 0 4 3 28 18 0
4. Palmerah
6 0 4 3 28 20 0
5. Cengkareng
6 0 4 5 35 20 0
6. Kalideres
5 0 4 5 33 22 0
7. Kebon Jeruk
6 0 3 4 28 18 0
8. Kembangan
5 0 4 4 33 21 0
Sudin 0 0 25 13 0 0 0
Jumlah
50 0 55 42 250 161 0
Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Barat, Triwulan I, 2011.
Penyapuan Jalan
Kegiatan penyapuan jalan saat ini dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan
cara mekanik. Penyapuan cara manual adalah penyapuan yang dilakukan oleh
tenaga manusia dibantu peralatan seperti sapu lidi dan kegiatan dilakukan dengan
sistim beregu (kelompok) atau perorangan. Setiap regu berjumlah 10 orang yang
terdiri dari 8 petugas penyapu jalan (pesada) dan 2 orang penarik gerobak. Pada
sistem perorangan satu orang petugas mempunyai beban 1.875 m2 di dua sisi jalan.
Peralatan dari setiap regu terdiri dari :
a.a. 1 buah gerobak sampah dan 2 buah gerobak celeng (gerobak sorong)
a.b. 1 buah cangkrang
a.c. 2 buah pengki
a.d. 8 ikat sapu lidi gagang panjang
a.e. 2 ikat sapu lidi gagang pendek
5- 12
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Jumlah pesada tahun 2011 berjumlah 1.635 orang yang terdiri dari 205 pesada
berstatus PNS dan 1.430 pesada berstatus petugas lepas (non PNS). Sedangkan
penyapuan dengan cara mekanik dilakukan dengan menggunakan mobil penyapu
jalan (Sreet Sweeper).
Pelaksanaan penyapuan jalan dan pengangkutan sampah yang melibatkan pihak
swasta mulai dirintis tahun 1988. Pada tahun 2010 cakupannya bertambah luas.
Berikut ini akan disajikan tabel wilayah administrasi Kelurahan yang masuk dalam
cakupan pelayanan 2010 masing-masing Kelurahan induk (diluar Kecamatan usulan
baru) pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Cakupan wilayah administrasi yang dilayani swastanisasi kebersihan
No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Jumlah Kelurahan
I Jakarta Pusat1.1. Tanah Abang Kebon Melati, Kebon Kacang, Petamburan,
Kampung Bali, Karet Tengsin, Bendungan Hilir, Gelora
7
1.2. Gambir Cideng, Petojo Selatan, Petojo Utara, Kebon Kelapa, Duri Pulo, Gambir
6
1.3. Menteng Pegangsaan, Cikini, Menteng, Kebon Sirih, Gondangdia
5
1.4. Sawah Besar Gunung Sahari Utara, Mangga Dua Selatan, Karang Anyar, Kartini, Pasar Baru
5
1.5. Senen Senen, Kenari, Kramat, Paseban, Bungur, Kwitang
6
1.6. Kemayoran Gunung Sahari Selatan, Cempaka Baru, Sumur Batu, Harapan Mulya
4
1.7. Cempaka Putih Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat, Rawasari
3
1.8. Johar Baru Galur, Tanah Tinggi 2II Jakarta Utara2.1. Penjaringan Penjaringan, Pejagalan, Pluit 32.2. Tanjung Priok Sunter Agung, Sunter Jaya, Tanjung Priok,
Sungai Bambu, Papanggo, Kebon Bawang,6
2.3. Koja Lagoa, Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan, Koja Utara
4
2.4. Kelapa Gading Kelapa Gading Barat, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Timur
3
2.5. Pademangan Ancol, Pademangan Barat, Pademangan Timur
3
III Jakarta Barat3.1. Taman Sari Mangga Besar, Pinangsia, Maphar, Glodok,
Keagungan, Krukut, Taman Sari, Tangki8
3.2. Tambora Roa Malaka, Tambora, Jembatan Lima, Tanah Sereal, Pekojan, Krendang, Duri Utara, Duri Selatan, Jembatan Besi, Kali Anyar, Angke
11
3.3. Grogol Petamburan Jelambar, Jelambar Baru, Wijaya Kusuma, Tanjung Duren Utara, Tanjung Duren Selatan, Grogol, Tomang
7
3.4. Kebon Jeruk Kedoya Utara, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, 6
5- 13
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Jumlah Kelurahan
Sukabumi Utara, Kelapa Dua, Sukabumi Selatan
3.5. Palmerah Kota Bambu Utara, Kota Bambu Selatan, Slipi, Jati Pulo, Kemanggisan, Palmerah
6
3.6. Cengkareng Kedaung Kali Angke, Cengkareng Timur, Cengkareng Barat
3
3.7. Kalideres Kalideres 1
IV Jakarta Selatan4.1. Setia Budi Karet Kuningan, Setia Budi, Karet, Guntur,
Kuningan Timur, Karet Semanggi6
4.2. Pasar Minggu Pejaten Barat, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jati Padang, Ragunan, Cilandak Timur, Kebagusan
7
4.3. Kebayoran Lama Cipulir, Pondok Pinang, Grogol Selatan, Grogol Utara, Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama Utara
6
4.4. Kebayoran Baru Gandaria Utara, Cipete Utara, Pulo, Petogogan, Melawai, Kramat Pela, Gunung, Selong, Rawa Barat, Senayan
10
4.5. Mampang Prapatan Pela Mampang, Kuningan Barat, Tegal Parang, Mampang Prapatan
4
4.6. Jaga Karsa Tanjung Barat, Lenteng Agung 24.7. Tebet Menteng Dalam, Tebet Barat, Tebet Timur,
Kebon Baru4
4.8. Cilandak Lebak Bulus, Cilandak Barat, Cipete Selatan, Gandaria Selatan
4
4.9. Pancoran Pancoran, Kalibata, Cikoko, Rawajati, Duren Tiga
5
V Jakarta Timur5.1. Matraman Palmeriam, Pisangan Baru, Utan Kayu
Selatan, Utan Kayu Utara, Kebon Manggis, Kayu Manis
6
5.2. Jatinegara Balimester, Cipinang Besar Utara, Cipinang Besar Selatan, Kampung Melayu, Bidara Cina, Cipinang Cempedak, Cipinang Muara, Rawabunga
8
5.3. Kramat Jati Kramat Jati, Cawang, Cililitan, Balekambang, Dukuh
5
5.4. Duren Sawit Klender, Pondok Bambu, Duren Sawit, Malaka Jaya, Malaka Sari, Pondok Kopi
6
5.5. Cakung Jatinegara, Rawa Terate, Cakung Timur, Penggilingan, Pulo Gebang, Cakung Barat, Ujung Menteng
7
5.6. Ciracas Rambutan, Ciracas, Susukan Utara, Susukan Selatan
4
5.7. Pasar Rebo Gedong, Pekayon 25.8. Pulogadung Pisangan Timur, Rawamangun, Kayu Putih,
Cipinang, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jati7
5.9. Makasar Makasar, Kebon Pala, Cipinang Melayu 3 Sumber: Kontrak Swastanisasi Dinas Kebersihan 2010 dan Analisa Konsultan 2011
Tabel 5.16 di atas menggambarkan bahwa jumlah Kelurahan yang telah
mendapatkan pelayanan dari swastanisasi seluruhnya mencapai 209 Kelurahan,
meskipun boleh jadi pada satu kelurahan pelayanan swastanisasi secara total
melayani keseluruhan wilayah Kelurahan.
5- 14
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Pihak swasta yang dilibatkan pada swastanisasi kebersihan untuk tiap wilayah
administrasi seperti disajikan pada Tabel 5.17 berikut.
5- 15
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 5.17. Kegiatan Swastanisasi Kebersihan Tahun 2010
No Lokasi
Kerja
Nama
Perusahaa
n
Luas Penyapua
n [m2]
Pengangkutan Samp
ah [Ton]
Kendaraa
n
Jumlah Personil
Jenis Kap. [m3]
Pesada
Driver
Crew
1 Jakarta Pusat
PT. Sarana Organtama Resik
410.723.68
3
116.144,44
Typer 16 659 40 125
2 Jakarta Utara
PT. Nanka Citra Tama
479.410.74
2
77.463,46
Typer 16 738 28 56
3 Jakarta Barat
PT. Samhana Indah
257.869.47
3
15.000,56
Typer 16 524 34 68
4 Jakarta Selatan
PT. Harapan Mulya Karya
430.195.35
8
105.775,42
Typer 16 701 41 82
5 Jakarta Timur
PT. Capri Nusa Raya
402.299.23
1
75.328,82
Typer 16 618 26 52
Jumlah
1.980.498.4
87
389.713
3240 169 383
Sumber data: BPPK Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2010.
5.3.5.3.Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah
Tempat penampungan sementara (TPS) sampah adalah tempat penampungan
sampah dari hasil sub sistem pengumpulan. Mengacu standar Nasional Indonesia
(SNI) 19-2454-2002 mengenai Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah
Perkotaan, ada 3 tipe pemindahan seperti disajikan pada tabel 5.18. berikut.
Tabel 5.18. Tipe Pemindahan (Transfer)
No
.
Uraian Transfer DepoTipe
I
Transfer Depo Tipe
II
Transfer Depo Tipe
III
1. Luas Lahan >200 m2 60-200 m2 10-20 m22. Fungsi - Tempat
pertemuan peralatan pengumpul dan
- Tempat pertemuan peralatan pengumpul dan pengangkutan
- Tempat pertemuan gerobak & kontainer (6-10) m3
- Lokasi penempatan
5- 16
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
pengangktan sebelum pemidahan
- Tempat penyimpanan alat kebersihan
- Bengkel sederhana
- Kantor Wilayah/pengendali
- Tempat pemilahan- Tempat
pengomposan
sebelum pemindahan
- Tempat parkir gerobak
- Tempat pemilahan
kontainer komunal (1-10) m3
3. Daerah pemakai
Baik sekali untuk daerah yang mudah mendapat lahan
Daerah sulit medapat lahan yang kosong dan daerah protokol
TPS dapat berupa transfer dipo, pool kontainer, pool gerobak, transito dan bak
terbuka dari pasangan bata. Pada jam-jam tertentu sampah ini diangkut oleh truk
pengangkut menuju ke SPA, ITF atau TPST.
Dinas Kebersihan DKI Jakarta membangun 2 jenis TPS, yaitu TPS sampah Pasar dan
TPS non Pasar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan Triwulan I
Tahun 2011 diketahui data jumlah TPS non Pasar di 5 wilayah administrasi DKI
Jakarta seperti pada Tabel 5.19. berikut ini:
Tabel 5.19. TPS Non Pasar (Pemukiman) di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta Tahun
2011
No. Wilayah
Administra
si
Jumlah
Dan Jenis TPS
Tps Terbuka (Lokasi)
Dipo(buah)
Pool Gerobak (lokasi)
Transito
(lokasi)
Pool Container (lokasi)
Bak Beto
n(buah)
Terjadwal
Tidak Terjadwal
1 Jakarta
Pusat
13 67 20 94 66 0 0
2 Jakarta
Utara
16 30 17 55 57 43 0
3 Jakarta
Barat
31 53 63 0 14 0 0
4 Jakarta
Selatan
28 71 37 70 59 6 0
5- 17
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5 Jakarta
Timur
43 41 59 0 133 115 0
Jumlah
131 262 196 219 329 164 0
Sumber: Sudin Kebersihan DKI Jakarta, Informasi Data Pengelolaan Kebersihan Triwulan I 2011.* terjadwal = diangkut secara rutin** tidak terjadwal = diangkut tidak rutin/insidentil
Sedangkan tabulasi data jumlah dan jenis TPSS di masing-masing Wilayah
Administrasi ada pada pada Lampiran I.
Tabel berikut menyajikan jumlah TPSS Pasar. Lokasi dari TPSS Pasar di masing-
masing wilayah dapat dilihat di Lampiran 4.
Tabel 5.20. Jumlah TPSS Pasar di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta Desember
2007.
No. Wilayah Jumlah Pasar
Volume Sampah Keterangan
(m³ /hari)1 Jakarta Pusat 39 351,48 2 Jakarta Utara 24 172,48 3 Jakarta Barat 27 219,78 4 Jakarta Selatan 28 314,38 5 Jakarta Timur 33 612,88
Jumlah 151 1671,00
Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2007
5.3.5.4.Pengangkutan
Pengangkutan sampah adalah sub sistem yang bertujuan membawa sampah dari
lokasi penampungan sementara atau dari sumber sampah menuju tempat
pemrosesan berikutnya atau akhir. Sistem pemuatan sampah dilakukan dengan
tiga cara, yaitu:
Manual, Pemuatan sampah dari proses pengumpulan ke kontainer angkutan
dilakukan oleh petugas pengumpul. Petugas pengumpul melakukan:
1. Pemindahan sampah dari gerobak-gerobak hasil pengumpulan atau dari bak
sampah (TPS) ke kontainer.
2. Pemindahan dari bak sampah atau gerobak trailler yang diparkir di jalan
protokol ke dalam kendaraan angkut maupun trailler.
3. Peralatan yang digunakan untuk pengoperasian pemindahan manual antara
lain sekop, cangkul, dan sejenisnya.
5- 18
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Mekanis, Pemuatan kontainer ke atas arm roll truck dilakukan secara mekanis (load
haul). Tata laksana pemindahan dengan menggunakan arm roll truck terdiri dari
langkah-langkah berikut:
Manuver parkir guna meletakkan kontainer kosong yang dibawanya;
Menurunkan kontainer ke tanah;
Manuver ke kontainer penuh;
Mengangkat kontainer penuh;
Keluar dari lokasi pemindahan untuk melaksanakan operasi pengangkutan.
Campuran, Pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul,
sedangkan pemuatan kontainer ke atas arm roll truck dilakukan secara mekanis
(load haul).
Berikut ini sarana angkutan kebersihan yang umum
digunakan:
1. Street sweeper
Penggunaan street sweeper adalah untuk penyapuan jalan,
lebih ditujukan pada ruas-ruas jalan protokol yang letaknya
strategis, misalnya lokasi yang berdekatan dengan pusat perkantoran
pemerintahan.
5- 19
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
2. Truk Sampah Bak Terbuka
Penggunaan truk sampah bak terbuka adalah untuk
pangangkutan sampah baik door to door dan
pengangkutan sampah di TPSS,jika sampah sudah
di muat ke dalam truk terbuka, truk harus
dalam kondisi tertutup dengan terpal.
3. Truk sampah arm roll (hydraulis)
Pengumpulan sampah menggunakan kontainer besi di tempatkan di pinggir jalan
raya ataupun di TPSS yang melayani sampah di wilayah pemukiman padat yang
sulit dilalui oleh truk arm roll dan pengangkutannya menggunakan bak arm roll
(hydraulis).
4. Truk sampah dengan pemadatan (compactor)
Penggunaan truk compactor adalah untuk pengangkutan sampah dengan
memadatkan sampah sehingga lebih efisien dalam mengangkut sampah,
compactor ini digunakan untuk pengangkutan system door-to-door.
Tahapan pengangkutan sampah dilakukan dengan 3 skema yaitu (1) pengangkutan
dari TPS ke SPA atau ITF kemudian ke TPST, (2) pengangkutan dari TPS ke TPST dan
(3) pengangkutan sampah pasar ke TPST. Penjelasan ketiga tahap pengangkutan
adalah sebagai berikut:
1) Pengangkutan sampah dari TPS ke SPA atau ITF kemudian ke TPST dilakukan
oleh truk yang dimiliki Dinas Kebersihan dan Suku Dinas Kebersihan 5 (lima)
Wilayah Administrasi,
2) Pengangkutan sampah dari TPS ke TPST dilakukan oleh truk sewa dari Pihak
Swasta Angkutan.
3) Pengangkutan sampah pasar ke TPST dilakukan oleh truk sewa swasta. Sesuai
Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2043 Tahun 2004
5- 20
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
tentang Pengalihan Pengangkutan Sampah Pasar dari Perusahaan Daerah
Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta kepada Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta,
menyebutkan bahwa mulai tanggal 1 Januari 2005 pengangkutan sampah
pasar menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.
Pengangkutan sampah dari sungai-sungai/badan air diangkut oleh Dinas Pekerjaan
Umum untuk dibuang ke TPST.
Kegiatan pengangkutan sampah di DKI Jakarta selama ini mengacu pada syarat-
syarat dan jadwal pengangkutan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kebersihan,
sebagai berikut:
1. Pengangkutan seluruh sampah dari TPS yang terletak pada jalur jalan protokol
atau yang sejenis sudah harus diselesaikan setiap hari paling lambat pada
pukul 06.30.
2. Pengangkutan seluruh sampah dari TPS yang terletak pada jalur non protokol
atau jalan lingkungan atau yang sejenis harus diselesaikan setiap hari.
3. Angkutan rit 1 dilaksanakan : jam 06.00 s/d 08.00 Tuntas.
4. Angkutan rit 2 dilaksanakan : jam 14.00 s/d 16.00 Tuntas.
5. Sampah tidak boleh tertumpah disekitar pewadahan dan harus masuk ke
pewadahan.
6. Setelah jam 16.00 TPS dalam kondisi bersih tidak terdapat tumpukan dan
ceceran sampah.
7. Untuk kendaraan rit 3 waktunya disesuaikan dengan kondisi setempat.
8. Angkutan sampah pada malam hari dilaksanakan apabila ada timbunan baru,
yang mengganggu kondisi lingkungan setempat dan harus
diangkut/dilaksanakan selama 24 jam.
9. Setiap TPS yang telah tuntas angkutan sampahnya menempatkan petugas
untuk menyapu dan membersihkan sisa-sisa sampah yang tertinggal.
10. Pelaksanaan pembuangan hasil pengumpulan sampah diangkut seluruhnya ke
TPST yang telah ditetapkan oleh Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta.
Pengaturan dan pengawasan kegiatan angkutan sampah di masing-masing wilayah
dilaksanakan oleh Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan, sedangkan pengendalian
kebersihan di 5 wilayah dilakukan oleh Bidang Penanganan dan Pengandalian
Kebersihan Dinas dan Seksi Pengendalian Kebersihan yang ada di Suku Dinas
Kebersihan di 5 Wilayah Administrasi.
5- 21
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Berdasarkan data armada yang diperoleh dari Bina Sarana, Suku Dinas 5 Wilayah
serta pihak Rekanan Angkutan Sampah diketahui bahwa jumlah armada angkut
sampah adalah seperti pada Tabel 5.21. berikut:
Tabel 5.21. Jumlah Armada Angkut Sampah DKI Jakarta Tahun 2010
Institusi Wilayah Jumlah Armada (unit)
Suku Dinas 5 Wilayah 775Swastanisasi 5 Wilayah 135Sewa Typer 5 Wilayah 50Sewa Compactor 5 Wilayah 50Angkutan Pasar 5 Wilayah 45
Total 5 Wilayah 1.055 Sumber: Data Bina Sarana Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta 2010
Detail armada angkut sampah per institusi sebagai berikut:
Dinas Kebersihan
Armada angkut sampah yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Suku Dinas di
masing-masing Wilayah Administrasi seperti disajikan pada table 5.22. berikut.
Tabel 5.22. Jumlah Kendaraan Angkutan Sampah Milik Dinas Kebersihan Tahun 2010
No Jenis Kendaraan
Pool Dinas
Wilayah
Suku Dinas Kebersihan
UPT TPA
Jumlah
Pusat Utara Barat Selatan
Timur
1 Arm Roll Kecil
0 27 22 28 23 22 0 122
2 Arm Roll Besar TPS Indoor
0 0 0 5 0 7 0 12
3 Arm Roll Besar
0 31 33 36 26 26 0 152
4 Compactor Kecil
0 3 2 7 7 12 0 31
5 Compactor Sedang
0 0 0 0 0 0 0 0
6 Comp 0 14 15 24 18 26 0 97
5- 22
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
actor Besar
7 Typer Kecil
5 29 35 33 29 36 0 167
8 Typer Besar
6 48 36 44 30 31 2 197
Jumlah
11 152 143 177 133 160 2 778
Sumber data: Bidang Sarana & Prasarana Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2010.
Berdasarkan usia kendaraan angkutan sampah milik Dinas Kebersihan disajikan
pada Tabel 5.xx berikut:
Tabel 5.23. Armada Angkutan Dinas Kebersihan Menurut Usia
No Jenis Kendara
an
Usia Kendaraan
Jumlah Unit
Kapasitas
Tampung
Sampah (m3)
Keterangan
< 15 thn
> 15 thn
1 Arm Roll Kecil
100 30 130 6 Kondisi kendaraan yg tidak layak jalan adalah sebesar 201 unit (atau 25% dari total kendaraan)
2 Arm Roll Besar
145 29 174 10
3 Typer Kecil
131 42 173 10
4 Typer Besar
110 82 192 20
5 Compactor Kecil
60 13 73 12
6 Compactor Besar
50 5 55 24
Jumlah 596 201 797
Sumber: Data Dinas Kebersihan Per Juli 2011.
Inventarisasi kendaraan operasional Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan Tahun
2010 dapat dilihat pada Lampiran xx.
Sewa Kendaraan Angkutan Sampah Typer
Pada tahun 2010 jumlah truk kendaraan angkutan sampah sistem sewa truk typer
sebanyak 50 unit dengan perusahaan yang berbeda untuk masing-masing wilayah
administrasi DKI Jakarta sebagai berikut
Tabel 5.24. Jumlah dan Swasta Sewa Truk Typer Angkut Sampah tahun 2010.
5- 23
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
No.
Lokasi Tugas Nama Perusahaan Jenis Kendaraa
n
Kapasitas Kendaraan
Jumlah Kendaraa
n
Sampah Terangkut
[Ton]
1 Jakarta Pusat Pt. Bragmakarti Utama
Typer Besar
26 [M3] 10 34.601,50
2 Jakarta Utara Pt. Nanka Citra Tama
Typer Besar
18 [M3] 10 23.041,46
3 Jakarta Barat Pt. Samhana Indah Typer Besar
26 [M3] 10 34.453,70
4 Jakarta Selatan
Pt. Samhana Indah Typer Besar
26 [M3] 10 36.123,12
5 Jakarta Timur Pt. Bragmakarti Utama
Typer Besar
26 [M3] 10 34.555,26
Jumlah 50 162.775,04
Sumber : BPPK Dinas Kebersihan DKI Jakarta
Tabel 5.25. Cakupan wilayah administrasi yang dilayani Armada Truk Sewa Typer
No Wilayah Jenis TPS Alamat
I Jakarta Pusat1.1. Kec. Gambir Dipo Jl. TJ. Selor RW 06 Kel Cideng1.2. Kec.Sawah Besar TPS Jl. Karang Ayar, Kel. Karang Anyar1.3. Kec.Senen LPS Jl. Pasar Gaplok, Kel. Senen1.4. Kec.Tanah Abang TPS Jl. PAM Baru RW 04, Kel. Bendungan Hilir1.5. Dipo Jl. Jati Petamburan, Kel. Petamburan1.6. Kec.Kemayoran Dipo Jl. Kran Raya RW 02, Kel. Gng. Sahari Selatan
TPS Jl. Waru RW 02, Kel. Serdang1.7. Kec.Cempaka Putih Dipo Jl. Cempaka Putih Timur, Kel. Cempaka Putih
Timur1.8. Kec.Johar Baru Dipo Jl. Pulo Gandul, Kel. Tanah Tinggi
Dipo Jl. Percetakan Negara II Ujung, Kel. Johar BaruII Jakarta Utara2.1. Kec.Koja Dipo Komplek UKA RW 08, Kel. Tugu Utara2.2. Kec.Tj. Priok Dipo Jl. Sunter Jaya, Kel Sunter Jaya2.3. Kec.Penjaringan Dipo Muara Baru RW 017, Kel. Penjaringan2.4. Kec.Cilincing LPS Jl. Raya Kali Baru RW 14, Kel. Kali Baru2.5. Kec.Pademangan Dipo Pademangan Timur, Kel. Pademangan Barat2.6 Kec. Kelapa Gading TPS TPS Kompi Udin (Penambahan Lokasi Baru)III Jakarta Barat3.1. Kec.Taman Sari Dipo Jl. Mangga Besar II, Kel. Tangki3.2. Kec.Tambora Dipo Kalianyar RW. 09, Kel. Kali Anyar
Dipo Duri, Kel. Duri UtaraDipo Hanura Raya FW. 015, Kel. Tanah Sereal
3.3. Kec.Grogol Petamburan
Dipo Indraloka Kel. Wijaya Kusuma
3.4. Kec.Palmerah Dipo RW.03, Kel. PalmerahDipo Jatipulo, Kel. Jatipulo
3.5. Kec.Kebon Jeruk Dipo Taman Ratu RW.013, Kel. Duri Kepa
IV Jakarta Selatan4.1. Kec. Tebet Dipo Jl. Asem Baris/Ciliwung, Kel. Kebon Baru
Dipo Jl. Tebet Timur, Kel. Tebet Timur
5- 24
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
No Wilayah Jenis TPS Alamat
Dipo Jl. Tebet Barat, Kel. Tebet BaratDipo Jl. Lapangan Ros, Kel. Bukit Duri
4.2. Kec. Keb. Lama Dipo Pondok Pinang, Kel. Pondok Pinang4.3. Kec. Pancoran Dipo Komp. DPR, Kel. Rawa Jati4.4. Kec. Setia Budi Dipo Jl. Menteng Pulo, Kel. Menteng Atas4.5. Kec. Keb. Baru Dipo Gandaria Utara, Kel. Gandaria Utara4.6. Kec. Mampang Prapatan Dipo Jl. Bangka X, Kel. Mampang4.7. Kec. Cilandak Pool
GrbkJl. Cilandak Raya, Kel. Cilandak Raya
V Jakarta Timur5.1. Kec. Pulogadung Dipo Pulo Mas 21, Kel. Kayu Putih
Pool Grbk
Jl. Pemuda, Kel. Rawamangun
TPS Jl. Pisangan Timur, Kel. Pisangan TimurTPS Jl. PratekanTPS Jl. Kayu Mas, Kel. Pulogadung
5.2. Kec. Makasar Pool Grbk
RW. 02 Makasar, Kel. Makasar
5.3. Kec. Ciracas Dipo Kelapa Dua Wetan, Kel Kelapa DuaSumber: Kontrak Sewa Typer, Tahun 2010 (Lap Final Pra FS Angkutan, 2010)
Sewa Kendaraan Angkut Sampah Compactor
Pada tahun 2010 jumlah sistem sewa truk kendaraan angkutan sampah compactor
sebanyak 50 unit dengan perusahaan yang berbeda untuk masing-masing wilayah
administrasi DKI Jakarta sebagai berikut:
Tabel 5.26. Jumlah dan Swasta Sewa Compactor di 5 Wilayah Admistrasi Tahun 2010
No Lokasi Tugas
Nama Perusahaan Jenis Kendaraan
Kapasitas Kendaraa
n
Tahun Pembuata
n
Jumlah Kendaraan
1 Jakarta Pusat
Pt. Bumi Pertiwi Compactor Besar & Kecil
10 [M3] & 6 [M3]
2008 10
2 Jakarta Utara
Pt. Bumi Pertiwi Compactor Besar & Kecil
10 [M3] & 6 [M3]
2008 10
3 Jakarta Barat
Pt. Capri Nusa Raya Compactor Besar & Kecil
10 [M3] & 6 [M3]
2008 10
4 Jakarta Selatan
Pt. Nur Artha Raya Pertiwi
Compactor Besar & Kecil
10 [M3] & 6 [M3]
2008 10
5 Jakarta Timur
Pt. Capri Nusa Raya Compactor Besar & Kecil
10 [M3] & 6 [M3]
2008 10
Jumlah 50
Sumber : BPPK Dinas Kebersihan DKI Jakarta
Cakupan pelayanan armada truk sewa compactor disajikan pada tabel 5.27. berikut:
Tabel 5.27. Cakupan wilayah administrasi yang dilayani Armada Truk Sewa
Compactor
5- 25
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
No Wilayah/Kecamatan Jenis TPS Alamat
I Jakarta Pusat1.1. Gambir Pool Grbk Jl. Cibunar, Kel. Duri Pulo1.2. Sawah Besar Dipo Jl. Mangga Besar XIII, Kel. Pasar Baru1.3. Senen Dipo Jl. Bungur Besar, Kel. Bungur1.4. Tanah Abang Dipo
TPSJl. Jembatan Tiga, Kel. PenjaringanJl. Karet Bivak, Kel. Karet Tengsin
1.5. Kemayoran Dipo
TPSTPS
Jl. Bendungan Jago RW 06 & 07, Kel. Utan PanjangJl. Berlian, Kel. Utan PanjangJl. Utan Panjang Timur, Kel. Utan Panjang
1.6. Johar Baru Bak Beton Jl. Pasar Gembrong, Kel. GalurII Jakarta Utara2.1. Koja LPS
LPSJl. Plumpang Semper, Kel. Tugu SelatanJl. Kramat Raya, Kel. Tugu Selatan
2.2. Tj.Priok LPS
Container
Jl. Metro Papanggo (Apartemen), Kel. Sunter AgungJl. Martadinata Volker A-9, Kel. Sunter Agung
2.3. Penjaringan LPSLPS
RW 08 & RW 15, Kel PluitJl. Kapuk Raya RW 01, Kel. Pluit
2.4. Cilincing LPS
LPSLPS
Jl. Tugu Raya SMP 231, Kel. Semper Barat (Kampung Beting)Jl. Tipar Cakung RW 03 (Kel. Sukapura)Jl. Marunda Raya RW 03 (Kel. Marunda)
2.5. Pademangan Dipo Jl. Budi Mulya RW 010, Kel. Pademangan Barat
III Jakarta Barat3.1. Taman Sari TPS Jl. Mangga Besar II, Kel. Taman Sari3.2. Tambora TPS Jl. Gudang Terasi, Pekojan RW 11, Kel. Pekojan3.3. Grogol Petamburan Dipo
DipoTPS
Makaliwe, Kel. GrogolArjuna Utara RW 02, Kel Tj. Duren SelatanRW 11 Jelambar Baru (Dutas Mas), Kel. Jelambar Baru
3.4. Palmerah Dipo Jl. Kemanggisan Illir RW 08, Kel. Kemanggisan3.5. Kebon Jeruk Dipo Duri Kepa Jl. Arjuna Utara RW 01, Kel. Duri
Kepa3.6. Cengkareng Dipo Rawa Buaya RW 01, Kel. Rawa Buaya3.7. Kembangan Dipo
DipoRW 09 Citra I, Kel. Meruya SelatanRW 16 Citra I, Kel. Meruya Selatan
IV Jakarta Selatan4.1. Tebet Transito Jl. Inspeksi DAS Ciliwung, Kel. Kebon Baru4.2. Kebayoran Lama LPS Pasar Kby Lama, Kel. Kby.Lama Utara4.3. Setia Budi LPS Jl. Kawi4.4. Kebayoran Baru LPS Jl. Damai, Kel. Cipete Utara4.5. Mampang Prapatan Container Jl. H. Abd. Rahim RT 03/02, Kel. Kuningan
Barat4.6. Pasar Minggu Dipo
DipoPejaten Timur, Kel. Pejaten TimurPasar Minggu, Kel. Pasar Minggu
4.7. Jagakarsa TransitoTransitoTransitoPool Grbk
Gang Lontar RW 03, Kel. Lenteng AgungTaman RW 02, Kel. Lenteng AgungJl. Akses UI, Kel Srengseng SawahRW 04, Kel. Lenteng Agung
4.8. Pesanggrahan LPSLPS
KKNDeplu Bintaro
V Jakarta Timur5.1. Pulogadung Pool Grbk Jl. Kayu Putih RW 16, Kel. Kayu Putih
5- 26
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
No Wilayah/Kecamatan Jenis TPS Alamat
Dipo Jl. Sodong, Kel. Cipinang5.2. Matraman Dipo
DipoPisangan RW 14, Kel. Pisangan BaruKayu manis RW 03, Kel. Kayu Manis
5.3. Pasar Rebo Dipo Pool GrbkDipo
Jl. Pendidikan, Kel. CijantungJl. Condet RW 03, Kel. GedongGang Buah, Kel Pekayon
5.4. Duren Sawit Pool GrbkPool Grbk
Poncol RW 05Malakasari, Kel. Malakasari
5.5. Ciracas Dipo Jl. H.Baping RW 05, Kel. Susukan5.6. Kramat Jati Dipo Bulak Rantai RW 05, Kel. Kampung Tengah
Jl. SMP 125 RW 03, Kel. Kampung Tengah5.7. Cipayung LPS
LPSLubang Buaya, Kel. Lubang BuayaKebun Jati, Kel. Lubang Buaya
Sumber: Kontrak Sewa Compactor, Tahun 2010
Truk Angkutan Sampah Pasar
Pada tahun 2010 jumlah sistem sewa truk kendaraan angkutan untuk sampah pasar
dengan perusahaan yang berbeda untuk masing-masing wilayah administrasi DKI
Jakarta sebagai berikut:
Tabel 5.28. Jumlah dan Swasta Sewa Compactor di 5 Wilayah Admistrasi Tahun 2010
No. Lokasi Tugas Nama Perusahaan Jenis Kendaraan
Kapasitas Kendaraan
[M3]
Jumlah Kendaraan
1 Jakarta Pusat Pt.Godang Tua Jaya Arm Roll Besar
14 6
Arm Roll Kecil 6 1
Typer Kecil 6 1
2 Jakarta Utara Cv. Eka Brothers Arm Roll Besar
14 4
3 Jakarta Barat Cv. Sinjaya Arm Roll Besar
14 4
Arm Roll Kecil 6 2
Compactor Kecil
8 1
Typer Besar 18 1
4 Jakarta Selatan
Pt. Harapan Mulya Karya
Arm Roll Besar
14 4
Arm Roll Kecil 6 2
Typer Besar 18 1
Typer Kecil 6 2
5 Jakarta Timur Pt. Ernijuta Agung Arm Roll Besar
14 4
Arm Roll Kecil 6 5
Typer Kecil 6 1
5- 27
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tronton 24 17
Jumlah 56
Sumber : BPPK Dinas Kebersihan DKI Jakarta
Berdasarkan Kontrak Kerja Tahun 2010 antara Dinas Kebersihan dengan Pihak
Ketiga, wilayah kerja Angkutan Sampah Pasar meliputi 5 Wilayah dengan lokasi
dapat dilihat pada Lampiran XX
5.3.5.4.Stasiun Peralihan Antara Dan Fasilitas Pengolahan Antara (Intermediate
Treatment Facility)
Stasiun Peralihan Antara atau disebut SPA bertujuan untuk memperpendek jarak
pengangkutan truk dari sumber ke TPST. Stasiun ini berfungsi untuk menempatkan
sampah secara sementara pada satu titik yang terletak diantara TPS dengan TPST,
dengan menambah perlakukan terhadap sampah yang akan diangkut ke TPST.
Perlakuan tambahan yang dimaksud adalah pemadatan terhadap sampah, serta
peralihan kendaraan alat angkutan sampah. Pemadatan sampah bertujuan untuk
menambah berat jenis sampah, sehingga dengan volume yang sama, maka sampah
yang diangkut akan menjadi lebih berat. Setelah sampah dipadatkan, sampah
pemadatan diangkut dengan kendaraan pengangkut sampah khusus dengan
kapasitas yang lebih besar, yang biasa disebut dengan truk kapsul.
Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) merupakan satu usaha untuk
mengefisienkan tahap pengangkutan sampah di wilayah DKI Jakarta.
Pengembangan pada tahapan pengangkutan sampah dengan memanfaatkan SPA
diambil berdasarkan analisa yang ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya
mengurangi jarak tempuh truk pengangkut sampah ke Tempat Pengolahan Sampah
Terpadu (TPST) yang terletak diluar Kota Jakarta (Bantargebang Bekasi Jawa Barat).
Manfaat dari adanya SPA untuk mengurangi kepadatan lalu lintas kota Jakarta,
khususnya di areal TPST Bantargebang Bekasi.
Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sunter
Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sunter, berlokasi di Jl. Sunter Baru Kelurahan Sunter
Agung Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, merupakan bangunan fasillitas
umum milik Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Perencanaan pembangunan SPA
Sunter dilakukan sejak tahun 1987 berdasarkan hasil studi JICA (Jakarta Solid Waste
Management System Improvement Project). SPA Sunter dibangun menggunakan
pendanaan dari OECF pada Tahun 1990.
5- 28
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Sampah yang masuk ke SPA Sunter berasal dari Jakarta Utara, Jakarta Barat serta
sebagian Jakarta Pusat, maupun wilayah lainnya. Sampah yang telah dipadatkan
dari SPA Sunter ini kemudian langsung diangkut dengan menggunakan truk kapsul
menuju ke TPST Bantargebang. Jumlah sampah yang masuk ke SPA Sunter
diperkirakan mencapai 1000 Ton per hari. Tabel 5.29. berikut ini menguraikan
desain awal dari SPA Sunter, antara lain:
Tabel 5.29. Desain Rencana SPA Sunter
Parameter Volume Unit
Kapasitas Penanganan Rencana 1500 Ton/HariKapasitas Kompaktor 63,3 Ton/Hari/Kompaktor1 (satu) Siklus Kompaktor 19 Menit/KompaktorDesain Jumlah Jam Operasional 13 Jam operasional/HariJumlah truk kapsul berkapasitas 40 m3 15 Unit truk kapsulJumlah traktor (trailer penggerek/hauling
trailers)
9 Unit
Sumber:
Berdasarkan desain siklus operasi per 1 (satu) unit membutuhkan waktu 19 menit.
Dengan demikian diperkirakan dalam waktu 1 (satu) jam terdapat 9,5 kontainer
atau truk kapsul berkapasitas 40 m3 dapat beroperasi. Kapasitas desain per jam
adalah 190 Ton.
Terdapat 2 (dua) buah jalur yang dioperasikan, dari kapasitas 3 (tiga) jalur yang
disediakan (satu jalur berfungsi untuk cadangan), dengan kapasitas total 127 Ton
per jam. Sehingga dalam 13 jam diperkirakan mencapai 1.653 Ton per hari.
Pengoperasian SPA Sunter mulai efektif pada bulan April 2003.
Besar volume sampah dan jumlah kendaraan yang masuk ke SPA Sunter dari
berbagai Suku Dinas di Wilayah DKI Jakarta disajikan pada tabel 5.30. berikut ini:
Tabel 5.30. Volume dan Jumlah Kendaraan Sampah Yang Masuk SPA Sunter dari
Wilayah Administrasi Lain dan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta
No. Unit Kerja SPA SunterVolume
(ton)Kendaraan
(unit)
1. Sudin Kebersihan Jakarta Pusat
150 30
2. Sudin Kebersihan Jakarta Utara
430 86
5- 29
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
3. Sudin Kebersihan Jakarta Barat
150 30
4. Sudin Kebersihan Jakarta Selatan
- - Langsung ke TPST Bantargebang
5. Sudin Kebersihan Jakarta Timur
220 44
6. Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta
50 10
Jumlah 1000 200Sumber : Instruksi Kepala Dinas Kebersihan No.5 tahun 2008. Lap Final FS SPA Sunter 2009
Menurut Instruksi Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta No. 95 tahun 2008,
pengaturan waktu buang kendaraan pengumpul yang berasal dari waste collector di
SPA Sunter dimulai pukul 05.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB, selanjutnya diluar
waktu buang tersebut kendaraan angkutan sampah dilarang parkir di dalam
maupun di luar arel SPA Sunter. Dalam operasionalnya, SPA Sunter tidak hanya
menerima buangan sampah dari wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta
Pusat, namun juga menerima sampah dari Jakarta Timur dengan
mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh. Sedangkan sampah yang berasal dari
Dinas Kebersihan DKI Jakarta dibuang langsung ke TPA Bantar Gebang, dikarenakan
kendaraan yang digunakan sudah berupa kompaktor, sehingga dianggap sampah
yang dibawa telah dipadatkan.
Kendaraan pengumpul atau pengangkut sampah yang membuang sampahnya di
SPA Sunter terdiri dari 2 jenis kendaraan yaitu Arm Roll yang tergolong kendaraan
mekanis dan Dump Truck (Tipper) yang tergolong kendaraan semi mekanis. Jenis
kendaraan pengumpul berupa kompaktor tidak membuang sampahnya di SPA
Sunter, namun langsung menuju TPA Bantar Gebang karena dianggap sampah yang
diangkutnya sudah dipadatkan dengan sistem kompaksi yang terdapat di dalam
kendaraan itu sendiri.
Jarak antara SPA Sunter – TPST Bantargebang adalah 52 km. Waktu beroperasi TPST
Bantargebang adalah 24 jam. Waktu tempuh 2 – 3 jam untuk 1 kali perjalanan.
Sehingga, satu kali waktu turnaround untuk kontainer sampah (SPA Sunter-TPST-
SPA Sunter) sekitar 4-6 jam.
5- 30
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Daerah yang dilayani oleh SPA Sunter dengan jarak terdekat adalah Kecamatan
Pademangan yang terletak di Jakarta Utara dengan jarak 9 km dan waktu tempuh
30 menit. Sedangkan jarak terjauh adalah Kecamatan Cengkareng yang terletak di
Jakarta Barat yaitu 51 km dengan waktu tempuh 2 jam 45 menit.
SPA Sunter secara keseluruhan memiliki luas 60.000 m2 (6 Ha) termasuk tanah yang
berada di samping sungai sebesar ±6.300 m2 , sedangkan luas lahan yang
digunakan untuk SPA dan fasilitas lainnya adalah mencapai ±5.300 m2, sisa areal
lahan yang kosong terdiri dari lahan parkir untuk antrian truk sampah yang masuk,
parkir kendaraan lain, jalan operasi serta taman. Pembangunan SPA Sunter
terlaksana atas dukungan dana OECF Loan IP 414, sekarang menjadi Japan Bank
International Coorporattion (JBIC). Dalam kegiatan operasional, SPA Sunter
dilengkapi dengan beberapa fasilitas bangunan yang masing-masing mempunyai
luas bangunan yang berbeda, perincian luas bangunan di SPA Sunter dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.31. Perincian Luas Bangunan dan Sarana SPA Sunter
No Nama Bangunan Luas Lantai (m2) Keterangan
12345678910
Bengkel dan Sub WorkshopMesjidJembatan timbang dan kantorBBM dan Fuel StasiunRumah PompaGudang Oli dan BanGedung Transfer Stasiun Lt.I dan IIPos Jaga ITempat Pencucian / GantryPos Jaga II
2.059144
59156
96144
2.592541612
Tidak berfungsiTidak berfungsiTidak berfungsi
Tidak berfungsi
Total Luas Bangunan 5.332Sumber: Sarana dan Prasarana SPA Sunter (2008)
5- 31
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 5.10. Tampak Depan Bangunan SPA Sunter
Didalam Transfer Station Building terjadi proses pembongkaran/pemindahan
sampah dari truk sampah (kendaraan kolektor) ke dalam hopper dan feeder yang
sudah disediakan. Kemudian secara gravitasi, sampah tersebut akan dipadatkan
pada compactor yang berkapasitas 1500 ton/hari (terdiri dari 3 unit compactor yang
masing-masing berkapasitas 500 ton/hari) dengan menggunakan sistem hidraulik,
yaitu sistem yang menggunakan aliran cair (oli) untuk menghasilkan daya berupa
energi potensial menjadi energi mekanik.
Tabel 5.31. Jumlah Sarana dan Prasarana SPA Sunter
No. Tipe Unit KeteranganPengadaa
n LamaPengadaa
n Baru1 Tractor
Head Nissan CWB 450 HT (1997)
18
2 Tractor Head Hino FM 320 P (2007)
12 belum digunakan
3 Semi Trailer Container
27 9 unit rusak
4 Bukaka Container
5 1 unit dalam perbaikan
5 Magnum Prime Over
2 1 unit tidak beroperasi
6 Kompaktor 3 kendala teknis
7 Street Sweeper Dong Feng
2 1 unit diperbantukan, 1 unit tidak beroperasi
8 Derek Nissan (Nissan Tow)
1
Sumber : Seksi Sarana dan Prasarana SPA Sunter (2008)
Untuk jelasnya siklus perjalanan sampah yang terjadi di SPA Sunter dapat dilihat
pada Gambar 5.11. berikut. Siklus ini menggambarkan kondisi ideal dimana faktor-
5- 32
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
faktor yang menjadi kendala operasional di SPA di minimasi.
5- 33
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Gambar 5.11. Siklus Perjalanan Sampah di SPA Sunter
IV - 34
5- 34 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Fasilitas Pengolahan Antara atau Intermediate Treatment Facility (ITF)
Cakung Cilincing
Tempat pengolahan sampah lainnya adalah Pusat Daur Ulang dan Komposting
(PDUK) Cakung Cilincing milik perusahaan swasta PT. Wira Gulfindo Sarana
(PT.WGS) dengan kapasitas olah sampah ± 700 m3/hari. Pada tanggal 1 Agustus
2011 yang lalu, PDUK Cakung Cilincing telah berubah menjadi Intermediate
Treatment Facility (ITF). ITF adalah sebuah fasilitas pengolahan sampah di dalam
kota dengan menggunakan teknologi yang modern, tepat guna dan ramah
lingkungan. Tujuan dibangunnya ITF di dalam kota adalah untuk mengurangi beban
volume sampah di TPST Regional, yaitu melalui teknologi yang mampu mereduksi
sampah hingga 90%.
ITF Cacing dijalankan dengan penerapan Teknologi Mechanichal Biological
Treatment (MBT). Bio-metanisasi atau metanisasi organik adalah proses yang dipilih
untuk mendukung pendirian pabrik pengolah sampah, karena prosesnya paling
sesuai dengan karakteristik sampah dan iklim di DKI Jakarta. Kaitan utama untuk
proses pemilihan ini adalah bahwa sampah di Indonesia secara khusus berbeda
dengan sampah di negara-negara Barat. Sampah di Indonesia bersifat lebih lembab
(banyak mengandung air) dan tercampur-baur, karena tidak dilakukan proses
pemisahan. Di samping itu, sampah di Indonesia terdiri dari makanan dan sampah
sayuran, serta material organik lainnya, yang lebih mudah diuraikan secara organik.
Gambar 5.12. ITF Cakung Cilincing , dahulu PDUK Cakung Cilincing
5- 35 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Spesifikasi Teknologi
Kapasitas: Maximum 1300 MT / hari
Proses: Bio–metanisasi dari sampah organik.
Produksi Listrik melalui Mesin I.C.
(Containerized Power Plant oleh Entec Biogas Gmbh, ).
Masa Kontrak: Tahun 2011 Kontrak service selama 12 bulan
(multiyears)
Juli 2011 sampai dengan Juni 2012.
Tahun 2012 Kontrak service setiap 5 tahun selama 20 tahun
(Perlu persetujuan DPRD)
Luas Lahan: 7 hektar
Produksi Tenaga Listrik: 10-12 MW dengan Bio–metanisasi / Mesin I.C.
Tenaga listrik akan dijual kepada Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Produk samping lain: Material terdaur–ulang, seperti plastik, kertas, logam,
kaca,
dan lain–lain.
Estimasi Biaya Proyek: US$ 96 juta.
Estimasi Waktu Penyelesaian: Proyek 12 – 16 bulan.
Sistem pengolahan sampah yang dilakukan sebelumnya adalah sampah organic
diproses menjadi pupuk kompos dan residunya diangkut ke TPST Bantargebang.
Mulai dioperasikan sebagai SPA oleh perusahaan swasta yaitu PT. Wira Gulfindo
Sarana. Pada awalnya SPA ini dibangun oleh rekanan swasta tersebut dengan
menggunakan skema BOO di Cakung Cilincing. Kapasitas yang direncanakan adalah
1000 ton per hari, akan tetapi aktualnya hanya mencapai rata-rata 700 ton sampah
per hari yang bisa ditangani. Volume tersebut terdiri dari 300 Ton per hari untuk
diolah menjadi kompos, sementara sisanya sebesar 400 Ton/hari, bisa diolah dan
dipadatkan ke dalam SPA Cakung-Cilincing.
ITF ini memiliki 2 buah kompaktor dengan corong tuang (hopper) dan konveyor
sebagai mekanisme input untuk corong tuang. Pada tahun 2006 SPA ini dimodifikasi
menjadi instalasi pengomposan dengan skala yang lebih besar. Vokume dan jumlah
kendaraan sampah yang masuk ke ITF Cacing dari Wilayah Administrasi lain dan
Dinas Kebersihan DKI Jakarta disajikan pada tabel berikut:
5- 36 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
5- 37 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 5.31. Volume dan Jumlah Kendaraan Sampah Yang Masuk ITF Cakung
Cilincing dari Wilayah Administrasi Lain dan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta
No. Unit Kerja SPA CacingVolume
(ton)Kendaraan
(unit)
1. Sudin Kebersihan Jakarta Pusat
150 30
2. Sudin Kebersihan Jakarta Utara
430 86
3. Sudin Kebersihan Jakarta Barat
150 30
4. Sudin Kebersihan Jakarta Selatan
- - Langsung ke TPST Bantargebang
5. Sudin Kebersihan Jakarta Timur
220 44
6. Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta
50 10
Jumlah 1000 200Sumber : Instruksi Kepala Dinas Kebersihan No.5 tahun 2008. Lap Final FS SPA Sunter 2009
5.3.5.4 Pemrosesan Akhir
Proses Pembuangan Akhir adalah proses terakhir dalam sistem pengelolaan sampah
dimana sampah yang berasal dari dari Tempat Penampungan Sementara Sampah
(TPS) diangkut dan diolah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Pada tahun 2008 Pemprov DKI Jakarta membuat perjanjian kerjasama dengan PT.
Godang Tua Jaya jo. PT. NOEI sebagai pengelola TPST dalam bentuk kerjasama
Bangun Guna Serah selama 15 tahun. Luas TPST Bantargebang tersebut adalah
110,3 Ha. Status tanah adalah milik Pemda DKI Jakarta dan sistem pemusnahan
yang dilaksanakan adalah “Sanitary Landfill”. Saat ini luas tanah yang sudah
dipergunakan sebesar 97%, sisanya ± 3% diperkirakan dapat menampung sampah
5- 38 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
sampai tahun 2023, dengan adanya rencana mengurangi volume sampah melalui
komposting dan GALFAD (gasification/pyrolisis, landfill gas, anaerobic digestion).
Luas Area : 108 Ha + 2,3 Ha Lahan Enclave
Lokasi : Desa Ciketing Udik, Cikiwul & Sumur Batu – Bekasi
Status Tanah : Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Studi awal AMDAL : Tahun 1989 oleh BKLH DKI Jakarta & BKL Jawa Barat
Revisi AMDAL : Surat Persetujuan Kelayakan Lingkungan AMDAL,
RKL & RPL no 660.1/206.BPLH.AMDAL/III/2010
Tanggal 11 Maret 2010
Mulai Beroperasi : Agustus 1989, dikelola Pihak III sejak 5 Des 2008
5- 39 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Tabel 5. 32. Rekapitulasi Sampah Yang Masuk Ke TPST Bantargebang Tahun 2010
No. Sumber Sampah
Bulan Total Rata2/Hari
Jan Feb Maret
April Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des
1 Suku Dinas Keb. Jak-Pus
5.979,50 5.279,90 5.352,08 4.863,74 4.750,12 5.494,94 3.875,66 3.024,80 3.111,52 4.304,34 3.511,16 3.418,22 52.965,98
145,11
2 Suku Dinas Keb. Jak-Ut
4.514,94 3.591,16 3.415,84 3.473,32 3.666,28 4.348,18 4.558,40 3.446,46 3.215,90 4.147,62 3.158,54 2.937,90 44.474,54
121,85
3 Suku Dinas Keb. Jak-Bar
2.720,20 2.922,74 3.496,36 2.893,58 3.230,86 3.306,98 3.026,70 2.758,80 2.498,42 2.537,58 2.661,52 2.962,28 35.016,02
95,93
4 Suku Dinas Keb. Jak-Sel
11.332,17
9.756,28 9.767,90 9.358,46 10.515,56
10.187,58
10.629,72
9.475,82 8.650,84 10.591,18
10.212,40
9.973,78 120.451,69
330,00
5 Suku Dinas Keb. Jak-Tim
2.891,20 3.351,06 3.702,82 2.599,62 2.654,74 2.584,36 2.364,28 1.924,68 2.513,54 4.420,24 3.964,98 4.363,02 37.334,54
102,29
6 PDUK Cakung
12.581,60
11.527,24
12.701,28
12.061,38
13.461,20
10.633,09
11.493,12
12.271,92
9.528,00 13.708,32
14.555,70
11.919,54
146.442,39
401,21
7 SPA Sunter
21.327,60
20.357,20
22.712,46
19.569,50
18.348,64
16.776,10
14.568,64
17.144,02
14.955,48
18.064,18
16.911,32
17.166,48
217.901,62
596,99
5- 40 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
8 PD. Pasar Jaya
15.916,84
13.429,42
13.819,02
12.322,36
13.101,50
12.065,54
12.512,76
13.272,38
11.481,96
13.621,62
12.729,48
13.382,56
157.655,44
431,93
9 Swastanisasi
41.665,08
35.621,98
39.257,60
37.526,98
39.952,24
38.242,24
41.686,08
44.598,14
36.446,84
43.625,18
40.949,32
40.445,28
480.016,96
1.315,11
10 Swasta Umum
5.615,44 4.576,16 4.995,00 4.937,18 7.804,84 6.578,30 7.574,36 8.195,62 7.589,88 7.804,02 7.927,14 7.394,36 80.992,30
221,90
11 Kendaraan Sewa
29.970,52
25.935,50
28.287,72
25.555,96
25.772,08
26.552,50
27.016,44
28.405,14
24.430,64
27.282,54
27.558,74
28.081,54
324.849,32
890,00
12 Sewa Compactor
14.172,02
12.979,94
13.901,86
12.682,70
13.699,19
12.335,56
12.969,52
13.903,80
9.256,78 11.098,80
10.633,14
10.913,12
148.546,43
406,98
13 Bidang P.P.K.
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 106,40 276,16 283,82 361,64 1.028,02 8,43
Jumlah
168.687,11
149.328,58
161.409,94
147.844,78
156.957,25
149.105,37
152.275,68
158.421,58
133.786,20
161.481,78
155.057,26
153.319,72
1.847.675,25
5.062,12
Jumlah /
Hari
5.441,52
5.333,16
5.206,77
4.928,16
5.063,14
4.970,18
4.912,12
5.110,37
4.459,54
5.209,09
5.168,58
4.945,80
5.062,12
Sumber : PT. Sucofindo Appraisal Utama & Unit TPST Regional
5- 41 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA
DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744
Penggunaan TPA/TPST : menampung sampah dari wilayah DKI Jakarta
Rata-rata volume sampah yang masuk ke TPA/TPST : 5.062 ton/hari
Sampah yang telah diangkut yang berasal dari berbagai sumber, diangkut
menggunakan alat angkut berupa truk sampah. Pengangkutan sampah tersebut
masuk ke TPST Bantargebang melalui proses penimbangan, sampah tersebut akan
dicatat jam, tanggal, serta berat timbangannya, berikut nomor armada truk
pengangkutnya. Setelah melalui proses penimbangan, maka sampah dibawa masuk
menuju titik buang.
Pada umumnya setiap hari dibuka 3 (tiga) lokasi titik buang sampah di TPST
Bantargebang oleh pihak pengelola swasta TPST. Sampah kemudian dibuang di
lokasi tersebut, serta dilakukan perlakuan pemindahan, perataan serta pemadatan
sampah. Secara teoritis, untuk sanitary landfill diperlukan perlakuan penutupan
sampah menggunakan tanah penutup (cover soil) setiap harinya, agar pencemaran
lingkungan dapat dikelola. Penutupan sampah juga dilakukan secara berkala
dengan volume tanah penutup yang lebih tebal, serta pada saat terakhir dilakukan
penutupan dengan tanah penutup akhir (final).
Mekanisme pengelolaan sampah yang dilakukan di dalam TPST Bantargebang,
khususnya yang menggunakan metode sanitary landfill dapat dilihat pada Gambar
5.13.
5- 42 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA