master plan dan kajian akademis persampahan provinsi dki jakarta

204
DINAS KEBERSIHAN PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA JL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL ii BAB I PENDAHULUAN I – 1 1.1. Latar Belakang I – 1 1.2. Maksud dan Tujuan I – 2 1.3. Sasaran I – 2 1.4. Hasil Yang Diharapkan I – 3 1.5. Landasan Hukum I – 3 1.6. Ruang Lingkup I – 4 1.7. Sistematika Pelaporan I – 6 BAB II TINJAUAN TERHADAP MASTER PLAN & STUDI – STUDI TERDAHULU II – 1 2.1 TinjauanTerhadap Master Plan 1987 – 2005 II – 1 2.1.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah II – 2 2.1.2 Konsepsi Master Plan 1987 – 2005 II – 3 2.1.3 Usulan Tahapan Pelaksanaan Program Master Plan 1987 II – 8 2.1.4 Identifikasi Kendala Realisasi Master Plan 1987 II – 9 2.2 TinjauanTerhadap Master Plan Review & Program Development 2005-2015 II – 12 2.2.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah 2005 II – 13 2.2.2 Konsepsi Review Master Plan 2005 – 2015 II – 15 2.2.3 Tahapan Pelaksanaan Program Review Master Plan 2005 – 2015 II – 19 BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA III – 1 3.1 Karakteristik Wilayah III – 1 3.1.1.Batas Administrasi III – 1 3.1.2.Kependudukan III – 9 3.1.3 Keadaan Geografi III – 11 3.1.4. Iklim III - 12 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta 1 - 1

Upload: joihot

Post on 12-Apr-2017

789 views

Category:

Government & Nonprofit


72 download

TRANSCRIPT

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

DAFTAR TABEL ii

BAB I PENDAHULUAN I – 1

1.1. Latar Belakang I – 1

1.2. Maksud dan Tujuan I – 2

1.3. Sasaran I – 2

1.4. Hasil Yang Diharapkan I – 3

1.5. Landasan Hukum I – 3

1.6. Ruang Lingkup I – 4

1.7. Sistematika Pelaporan I – 6

BAB II TINJAUAN TERHADAP MASTER PLAN & STUDI – STUDI TERDAHULU II – 1

2.1 TinjauanTerhadap Master Plan 1987 – 2005 II – 1

2.1.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah II – 2

2.1.2 Konsepsi Master Plan 1987 – 2005 II – 3

2.1.3 Usulan Tahapan Pelaksanaan Program Master Plan 1987 II – 8

2.1.4 Identifikasi Kendala Realisasi Master Plan 1987 II – 9

2.2 TinjauanTerhadap Master Plan Review & Program

Development 2005-2015 II – 12

2.2.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah 2005 II – 13

2.2.2 Konsepsi Review Master Plan 2005 – 2015 II – 15

2.2.3 Tahapan Pelaksanaan Program Review Master Plan 2005 – 2015

II – 19

BAB III KARAKTERISTIK WILAYAH DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA III – 13.1 Karakteristik Wilayah III – 1

3.1.1.Batas Administrasi III – 1

3.1.2.Kependudukan III – 9

3.1.3 Keadaan Geografi III – 11

3.1.4. Iklim III - 12

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 1

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

3.1.5 Kondisi Fisiografi dan Geomorfologi III – 13

3.1.6 Kondisi Geologi dan Jenis Tanah III – 14

3.1.7. Kondisi Sumber Daya Air III – 19

3.1.8 Kondisi Hidrooceanografi dan Ekosistem Pulau-pulau Kecil III – 20

3.1.9 Kenaikan Muka Air Laut III – 21

3.1.10 Perekonomian III – 21

3.2 Kebijakan Pembangunan III – 22

3.2.1 Kawasan yang diusulkan dalam sistem pusat

kegiatan di RTRW 2030 DKI Jakarta III – 23

3.2.2 Strategi Penataan Ruang III – 26

3.2.3. Kebijakan Penataan Ruang III - 27

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA IV – 1

4.1 Metoda Penentuan dan Pengumpulan Data IV – 1

4.1.1. Jenis, Penentuan, Lokasi dan Jumlah Data IV – 1

4.1.1.1 Jenis dan Penentuan Data IV – 1

4.1.1.2 Lokasi dan Jumlah Data IV – 3

4.1.2Metoda Pengumpulan Data IV - 11

4.2 Koordinasi dengan pihak terkait IV - 13

4.3 Data Dasar Yang Diperlukan IV – 13

4.4 Pengelolaan dan Analisis Data IV - 23

4.4.1. Pengolaan Data IV - 23

4.4.2 Analisa Data IV -23

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 2

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Uraian Halaman

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 3

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

DAFTAR GAMBAR

No. Tabel

Uraian Halaman

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 4

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

DAFTAR BAGAN

No. Tabel

Uraian Halaman

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 5

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia merupakan kota megapolitan yang

sibuk dan berkembang cepat, dalam satu hari menghasilkan timbulan sampah sebesar +-

6.139,33 ton (Sumber: Informasi Kebersihan Tahun 2010). Dengan jumlah penduduk yang

beraktifitas di Jakarta terus bertambah disertai dengan perubahan pola konsumsi

masyarakat mengakibatkan konsekuensi bertambahnya volume sampah dan kontribusi

beragamnya jenis sampah seperti sampah kemasan yang berbahaya dan/atau sulit diurai

oleh proses alam. Selain itu, sebagian besar masyarakat Jakarta masih memandang sampah

sebagai barang sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang perlu

dimanfaatkan. Sehingga masyarakat dalam menangani sampah masih bertumpu pada

pendekatan akhir (end-of-pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke

tempat pemrosesan akhir sampah. Kesadaran dan perilaku warga Jakarta untuk membuang

sampah pada tempat sampah dan menjaga kebersihan dan keindahan kotanya belum

sepenuhnya terlihat terbentuk dari tiap kepribadian warganya baik penduduk tetap

maupun penduduk pendatang atau komuter. Dilain pihak, ketersediaan lahan yang semakin

sulit dan terbatas serta pengelolaan sampah belum sesuai dengan metoda dan teknik

pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan. Keadaan ini mendorong Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta berupaya mencari solusi pengelolaan persampahan yang ramah

lingkungan.

Dengan adanya Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan

Sampah, paradigma pola pengelolaan sampah diharapkan tidak lagi mengandalkan pola

kumpul angkut buang namun beralih ke pola pengurangan dan penanganan sampah sejak

dari sumber.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memiliki Master Plan Persampahan yang disusun

pada tahun 1987 untuk periode 1987 – 2005 dan telah melakukan review terhadap Master

Plan 1987 pada tahun 2005 yang dikenal sebagai Review Master Plan persampahan tahun

2005 untuk periode 2005 – 2015. Untuk mengakomodir perubahan-perubahan seperti

kondisi Kota Jakarta saat ini dan menjalankan amanat Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun

2008 tentang Pengelolaan Sampah serta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DKI Jakarta

2030, maka perlu dilakukan penyusunan Master Plan dan Kajian Akademik Persampahan

Provinsi DKI Jakarta sebagai acuan pelaksanaan kebijakan pengelolaan sampah di Provinsi

DKI Jakarta untuk masa 2012 – 2032.

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 1

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

1.2. Maksud Dan Tujuan

Pekerjaan “Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta 2012

-2032” dimaksudkan untuk membantu Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

khususnya Dinas Kebersihan DKI Jakarta untuk melanjutkan pelaksanaan pengelolaan

persampahan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Sedangkan tujuan

dilaksanakannya pekerjaan “Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI

Jakarta” adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengelolaan persampahan di Provinsi DKI Jakarta yang efektif dan efisien.

2. Meningkatkan pelayanan kebersihan di Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan,

standar dan prosedur yang telah ditetapkan.

1.3. Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah

1. Tersusunnya dokumen Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI

Jakarta 2012 - 2032.

2. Terlaksananya pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan Master Plan

dan Kajian Akademis yang disusun.

1.4. Hasil Yang Diharapkan

Tersedianya dokumen Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta.

untuk mendukung upaya penanggulangan masalah persampahan di DKI Jakarta secara

terpadu melalui sistem penanganan yang lebih up to date dan efisien, serta tidak rentan

terhadap kelumpuhan sistem, mengaplikasikan sistem secara terintegrasi, dukungan publik

dan penggunaan teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan.

1.5. Landasan Hukum

Dalam Penyusunan Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan beberapa peraturan

perundang-undangan yang menjadi landasan rujukannya, yaitu :

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 2

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

1. UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

2. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3. UU No. 29 Tahun 2007 tentang Provinsi DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

4. UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

5. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

7. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal;

8. Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan

Sampah;

10. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan Dalam

Wilayah Provinsi DKI Jakarta;

11. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta;

12. Peraturan Gubernur No. 131 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

1.6. Ruang Lingkup

Ruang lingkup kegiatan “Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI

Jakarta”, antara lain sebagai berikut:

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 3

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

1. Identifikasi Kondisi Pengelolaan Persampahan di Provinsi DKI Jakarta

Hal ini untuk melihat kembali kondisi faktual yang sekarang berjalan dalam hal

pengelolaan persampahan di Provinsi DKI Jakarta dari berbagai Aspek antara lain:

◦ Aspek Regulasi;

◦ Aspek Kelembagaan;

◦ Aspek Pendanaan;

◦ Aspek Partisipasi Masyarakat / Sosial Budaya;

◦ Aspek Teknis dan Operasional.

2. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pengelolaan Persampahan di Provinsi DKI

Jakarta

Pada lingkup ini diharapkan konsultan dapat menginventarisasi sarana dan

prasarana eksisting yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta,

baik dari tahapan di Pemilahan, Pengumpulan, Pengangkutan, Pengolahan dan

Pemrosesan Akhir Sampah yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan Provinsi DKI

Jakarta, masyarakat, swasta dan instansi lain;

3. Membuat dan memetakan pola penanganan eksisting berikut ketersediaan

sarana dan prasarana di 5 (lima) Wilayah Kota Administrasi di Provinsi DKI

Jakarta dan Kabupaten Administrasi Kepulauan seribu, dengan melihat Rencana

Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta;

4. Melakukan identifikasi dan analisa timbulan sesuai dengan daerah pelayanan

pengolahan sampah di DKI Jakarta serta menganalisa komposisi dan karakteristik

sampah dengan mengacu kepada studi komposisi dan karakteristik sampah di

DKI Jakarta;

5. Menganalisa hasil kajian pada point 4 serta memanfaatkan data sekunder dari

hasil Master Plan JICA 1987, Master Plan Review and Program Development

(WJEMP DKI 3 – 11) ditambah dengan data – data terakhir dari studi –studi

instansi lain terkait termasuk informasi dari Dinas Kebersihan;

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 4

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

6. Menyusun Standar Pelayanan Pemilahan dan Pengumpulan Sampah.

Konsultan diharapkan dapat merekomendasikan kriteria dan standar pelayanan

pemilahan dan pengumpulan sampah termasuk konsep disain dari modifikasi /

perbaikan disain tempat pemilahan sampah, dan sarana pengumpul sampah

yang memasukan konsep pemilahan sampah secara praktis mulai dari sumber;

7. Menyusun sistem pelayanan pengangkutan dari sumber dan atau tempat

penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu

menuju ke tempat pemrosesan akhir;

8. Mengkaji kebutuhan tempat pemrosesan akhir sampah yang berbasis Teknologi

Tinggi ramah lingkungan;

9. Membuat rekomendasi teknis pemanfaatan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

(TPST) Regional berbasis Teknologi Tinggi Ramah Lingkungan.

10. Mengkaji aspek kelembagaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas

dari pengelolaan persampahan;

11. Mengkaji aspek regulasi yang dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari

pengelolaan persampahan;

12. Mengkaji aspek pendanaan yang meliputi perkiraan biaya kegiatan pengelolaan

sampah jangka pendek (tahunan), jangka menengah (lima tahunan) dan jangka

panjang, termaksuk juga perhitungan besaran tipping fee pengolahan sampah;

13. Mengkaji aspek peran serta masyarakat dan sosial budaya sesuai yang

diamanatkan dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

14. Menyusun Naskah Akademis Persampahan DKI Jakarta Kajian akademis ini

dituangkan menjadi Naskah Akademis yang berisikan;

a. Kajian aspek kelembagaan yang akan diterapkan dalam pengelolaan sampah

berteknologi tinggi,

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 5

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

b. Kajian aspek hukum perlunya penyusunan Master Plan yang baru, Master Plan

& Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta

c. Kajian aspek pendanaan dan investasi untuk setiap tahapan pembangunan

yang akan direncanakan,

d. Kajian akademis alternatif pemilihan teknologi pengolahan sampah dengan

mempertimbangkan aspek wawasan lingkungan,

e. Kajian aspek keterlibatan dan bentuk peran serta masyarakat dan

stakeholder serta pemerintah dalam konteks setiap tahapan pembangunan,

termasuk dalam hal ini mekanisme pengendalian pemanfaatan ruang yang

direncanakan dalam Master Plan.

15. Membuat skala prioritas program pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta,

cakupan terakhir dari kegiatan ini adalah membuat usulan program secara

berkesinambungan, dengan menggunakan skala prioritas untuk masing – masing

unit yang ada di Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, berikut tahapan

pelaksanaan program tersebut;

16. Melaksanakan workshop sebanyak dua kali, yaitu workshop pertama dilakukan

pada bulan ketiga sebelum penyampaian laporan antara dan workshop kedua

dilakukan setelah penyampaian konsep laporan akhir.

1.7. Sistematika Pelaporan

Laporan Antara disusun dengan sistematika sebagai berikut:

1. Bab 1 Pendahuluan

Sebagian besar materi Bab 1 mengacu pada Kerangka Acuan Kerja (KAK). Bab ini berisikan

Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Sasaran, Hasil Yang Diharapkan, Landasan Hukum,

Ruang Lingkup Pekerjaan serta Sistematika Laporan.

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 6

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

2. Bab 2 Tinjauan Terhadap Master Plan Terdahulu

Pada Bab 2 akan meninjau secara ringkas mengenai Master Plan Persampahan DKI Jakarta

1987 periode tahun rencana induk 1987 – 2005, Review Master Plan 2005 periode tahun

rencana induk 2005 – 2015 dan SAPROF Proyek Penyelenggaraan Sampah Jakarta Indonesia

2008. Pada bab ini mengulas inti dan membandingkan kajian tentang timbulan, komposisi

dan karakteristik sampah serta konsepsi dan tahap pelaksanaan program dari kedua Master

Plan Persampahan terdahulu sebagai pembelajaran keberhasilan mengarahkan pengelolaan

sampah dan landasan penyusunan Konsep Master Plan Persampahan DKI Jakarta tahun

periode 2012 – 2032.

3. Bab 3 Gambaran Umum / Profil Provinsi DKI Jakarta

Bab 3 mengulas gambaran Umum atau Profil DKI Jakarta sebagai daerah studi.

Pokok-pokok bahasan gambaran umum DKI Jakarta antara lain: Kondisi Fisik yang meliputi

topografi, geologi, geografi dan iklim; Batas Administrasi dan Demografi / Kependudukan

serta pergerakan penduduk komuter perkotaan; arah Perkembangan Kota berupa Rencana

Tata Ruang dan Tata Guna Lahan dan Trend Perkembangan Sarana & Prasarana yang

meliputi prasarana jalan, transportasi, air minum, air limbah dan drainase di DKI Jakarta

20 tahun mendatang.

4. Bab 4 Pengumpulan dan Analisis Data

Adapun di Bab 4 menjabarkan antara lain mengenai: metoda pengumpulan data seperti

penentuan wilayah survay, jumlah sampel dan penyusunan kuestioner & checklist;

pelaksanaan pengumpulan data seperti penentuan detail daerah survay, pra survay, uji

coba kuestioner & checklist dan pembagian surveyor dan wilayah kerja; pengolahan dan

analisis data; dan permasalahan pokok yang didapat dari pengumpulan data.

5. Bab 5 Kondisi Sistem Pengelolaan Persampahan Eksisting DKI Jakarta Pada Bab 5 ini akan

menguraikan mengenai kondisi sistem pengelolaan persampahan eksisting yang

dilaksanakan di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2011. Uraian Bab ini meliputi strategi dan

kebijakan pengelolaan sampah kota; timbulan, komposisi dan karakteristik sampah kota;

dan 5 (lima) aspek pada sistem pengelolaan sampah.

6. Bab 6 Konsep Garis Besar Sistem Pengelolaan Sampah DKI 2012 - 2032

Sebagai Bab penutup, di Bab 6 akan mengulas mengenaikonsep Garis Besar Sistem

Pengelolaan Sampah DKI Jakarta 2012 – 2032 yang antara lain berisikan mengenai: landasan

kebijakan, regulasi, norma, standar, pedoman dan kriteria Pengelolaan Sampah;

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 7

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

pendekatan dan strategi; skenario dan tahapan program pengelolaan sampah; dan

rancangan pengembangan sistem pengelolaan sampah DKI. Bagian ini akan menjadi bahan

pokok bahasan pada Workshop I dan draft rancangan Master Plan Sistem Pengelolaan

Sampah DKI Jakarta 2012 – 2032.

Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta1 - 8

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

BAB 2

TINJAUAN TERHADAP MASTER PLAN & STUDI-STUDI TERDAHULU

2.1. Tinjauan Terhadap Master Plan 1987 – 2005

Sejak 1987 Pengelolaan Sampah di Jakarta mempunyai arahan dari hasil studi

proyek Peningkatan Sistem Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta (Study on Solid

Waste Management System Iprovement Project in The City of Jakarta in Indonesia),

yang berfungsi sebagai Rencana Induk (Master Plan) Pengelolaan Sampah di

Jakarta. Ini merupakan Master Plan pertama yang didanai dan dipelopori

penyusunannya oleh JICA.

Kala itu di tahun 1986 Dinas Kebersihan DKI Jakarta dan pihak Rukun Warga (RW)

telah sanggup melayani jasa pengumpulan sampah 62% dari luas wilayah DKI

Jakarta atau 410 km2. Jumlah penduduk tahun 1984 tercatat sebanyak 7,3 juta jiwa

dengan kepadatan 111 jiwa/ha dan tingkat pertumbuhan 2,7% per tahun. Kurang

lebih 80% dari total wilayah kota sudah terbangun, dimana luas wilayah DKI Jakarta

berupa daratan adalah seluas 661,52 km2.

Wilayah administrasi pemerintahan di DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah

administrasi dan 1 kabupaten administratif yaitu Wilayah Administrasi Jakarta Pusat,

Wilayah Administrasi Jakarta Barat, Wilayah Administrasi Jakarta Selatan, Wilayah

Administrasi Jakarta Timur, Wilayah Administrasi Jakarta Utara dan Kabupaten

Administatif Kepulauan Seribu. Jumlah kecamatan dan kelurahan di tahun 1987

sebesar 30 kecamatan dan 260 kelurahan dengan jumlah RW sebesar 2.201 dan RT

sebesar 28.000.

Permasalahan yang teridentifikasi pada saat penyusunan Master Plan 1987 adalah

(1) pengumpulan yang tidak memadai; (2) peran serta (baik kesadaran dan

perilaku) masyarakat yang lemah dan; (3) pendanaan yang tidak memadai. Jumlah

pengumpulan per kendaraan rendah, sampah yang terkumpul tidak ditimbang dan

tidak ada pemeliharaan yang memadai terhadap kendaraan operasional lapangan.

2 - 1

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Personil yang kompeten terkonsentrasi di Kantor Dinas, sedangkan Suku Dinas

kekurangan baik personil maupun peran otonominya.

Saat itu DKI Jakarta mengoperasikan TPA di Cakung Cilincing, Srengseng dan Kapuk

Kamal. Sebuah landfill percontohan dimulai di tahun 1986 di daerah Srengseng.

Status pada tahun 1986 terdapat 784 LPS (TPS) yang terdiri dari 66 dipo, 212 bak

beton, 152 pool gerobak, 91 ruang terbuka, 263 kontainer, 113 lokasi dengan

sistem jali-jali dan 130 lokasi dengan sistem door to door (Sumber: tabel 1.4-3,

Master Plan 1987). Ada 9 (sembilan) jenis kendaraan pengumpul digunakan.

Dengan total 752 kendaraan pengumpul yang terdiri dari 163 kendaraan kargo

besar, 60 kendaraan kargo kecil, 42 truk tipper besar, 189 truk tipper kecil, 39 truk

arm roll besar, 29 truk arm roll kecil, 11 mobil crane, 101 truk compactor besar dan

118 truk compactor kecil. Penyapuan jalan dilaksanakan hingga 751 km jalan

protokol, jalan ekonomi dan jalan lainnya.

2.1.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah

Timbulan Sampah

Data timbulan sampah hasil survai pada Master Plan 1987 seperti pada Tabel 2.1

berikut:

Tabel 2.1. Timbulan Sampah DKI Jakarta tahun 1985

Sumber Penghasil Sampah Unit (ton/hari) Sumber MP 1987 Nomor Tabel/Halaman

Pemukiman 2.430 Tabel 2.2-8/hal. S2-16Pasar 810 Tabel 2.2-3/hal. S2-10Perkantoran 420 Tabel 2.2-5/hal. S2-12Pertokoan 390 Tabel 2.2-5/hal. S2-12Hotel 50 Tabel 2.2-5/hal. S2-12Industrial 780 Tabel 2.2-8/hal. S2-16Penyapuan Jalan & Saluran 50 Tabel 2.2-8/hal. S2-16Total 4.930 Tabel 2.2-8

Sumber: Laporan Master Plan 1987.

Komposisi dan Karekteristik Sampah

Data komposisi dan karakteristik sampah dari Master Plan 1987 seperti pada Tabel

2.2 dari sumber domestik (pemukiman) dan sumber komersial (pertokoan,

perkantoran, hotel) berikut:

2 - 2

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 2.2. Komposisi dan Karakteristik Sampah dari Sumber Domestik dan Sumber

Komersial

Komponen Domestik (Tahun 1985)

Komersial (Tahun 1984)

Komposisi SampahPlastik 10 % 13 %Kertas 17 % 25 %Tekstil 5 % 3 %Kayu 12 % 7 %Garbage 23 % 28 %Lainnya 15 % 14 %Logam 4 % 4 %Gelas/Beling 4 % 5 %Batu 10 % 1 %Total 100 % 100 %

Karakteristik SampahKadar Air 54 % 48 %Volatile 28 % 36 %Kadar Abu 18 % 17 %Rasio C/N 31 35Nilai Kalori Rendah 1.100 Kkal/Kg 1.600 Kkal/KgTabel Sumber Data Tabel 2.2-16 Tabel 2.2-17

Sumber: Laporan Final Master Plan Sistem Manejemen Sampah 1987.

2.1.2 Konsepsi Master Plan 1987 – 2005

Aspek Regulasi

Upaya-upaya kebijakan hukum jangka panjang harus ditegakkan. Aspek hukum

harus dikembangkan untuk:

Pembagian tanggung jawab dalam pengelolaan sampah;

Pengawasan terhadap pengumpulan sampah yang dilaksanakan pihak swasta;

Pengawasan lokasi-lokasi TPA kecil;

Peraturan hukuman terhadap pembuangan sampah illegal.

Standar pengumpulan, pengolahan dan pemusnahan sampah akan dibuat untuk

mengklarifikasi bentuk-bentuk pembuangan sampah illegal dan ini harus

dilaksanakan secara ketat. Suku Dinas akan ditempatkan dibawah pengawasan

Dinas Kebersihan untuk memperbaiki ketidaktergantungannya.

Aspek Kelembagaan

2 - 3

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Sampah domestik seluruhnya akan dikelola oleh Dinas Kebersihan dengan bantuan

masyarakat di tingkat RT/RW untuk pengambilan sampah dari tiap-tiap pemukiman.

Sampah rumah sakit diidentifikasi sebagai komponen terpisah yang akan dikelola

oleh rumah sakit yang bersangkutan. Pengangkutan sampah komersial

dipertimbangkan cocok dilakukan oleh sektor swasta dibawah pengawasan Dinas

Kebersihan, tetapi pengolahan sampah dan pemusnahannya harus dilokasi yang

telah ditentukan oleh Dinas Kebersihan. Pengelolaan sampah pasar merupakan

tanggung jawab PD Pasar Jaya. Dinas Pekerjaan Umum bertanggung jawab sampah

sungai dan drainase yang selanjutnya diangkut oleh Dinas Kebersihan. Sampah

industri yang berupa sampah domestik dan komersial akan dikumpulkan oleh Dinas

Kebersihan, sampah industri lainnya diangkut dan dimusnahkan oleh penghasil

sampah atau sektor swasta dibawah pengawasan Dinas Kebersihan. Drainase

mikro dirawat oleh RT/RW, tapi sampah dari saluran akan diangkut dan

dimusnahkan oleh Dinas Kebersihan.

Dinas Kebersihan dirubah menjadi sebuah perusahaan umum serupa dengan

Perusahaan Daerah Kebersihan (PDK) dengan struktur organisasi usulan adalah 1)

pada tingkat Dinas Kebersihan diperlukan 3 Divisi dan 12 seksi, 2). Pada tingkat

suku dinas kebersihan diperlukan 5 divisi dan 25 seksi, 3). Jumlah staf diperlukan

10.278 orang.

Aspek Pendanaan

Master Plan 1987 memperkirakan kebutuhan investasi pengelolaan sampah untuk

kurun waktu 25 tahun (1989 – 2014) sebesar Rp. 652,7 milyar. Investasi kumulatif

sebesar Rp. 456 milyar diperoyeksikan dalam 3 (tiga) tahapan rencana investasi

proyek mulai 1989 – 2005. Investasi tersebut mencakup perbaikan pengumpulan

sampah, pembangunan SPA dan pengembangan TPA, peralatan penyapuan jalan

dan bengkel. Ketiga tahapan investasi tersebut antara lain:

Tahap I (1989 – 1995), dibagi lagi menjadi Tahap A (1989-1992) dan Tahap B

(1993-1995). Pada Tahap A mengutamakan perbaikan sistem pengumpulan

sampah di Jakarta Pusat, pembangunan SPA besar dan pengembangan lokasi

TPA di Bekasi. Tahap B terdiri dari perbaikan pengumpulan lebih lanjut di

Jakarta Pusat dan sekitarnya, pembangunan sebuah SPA besar, sebuah SPA

kecil dan sebuah TPA di Tangerang. Jumlah biaya Tahap I seluruhnya sebesar

Rp. 167 milyar (Rp. 139,9 milyar investasi instrumenal dan Rp. 27,1 milyar

penggantian), semuanya dinyatakan dalam harga konstan tahun 1987;

2 - 4

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tahap II (1996-2000), biaya untuk perbaikan pengumpulan di Wilayah DKI

Jakarta yang belum tercakup dalam Tahap I, pembangunan 10 SPA kecil dan

perluasan areal TPA Bekasi dan Tangerang. Total perkiraan baiaya sebesar Rp.

117 milyar, dimana Rp. 83 milyar investasi baru dan Rp. 34,8 milyar untuk

penggantian.

Tahap III (2001-2005), biaya untuk pembangunan 3 SPA kecil tambahan,

perluasan area TPA Bekasi dan Tangerang. Total perkiraan biaya sebesar Rp.

170,8 milyar, dimana Rp. 39,9 milyar investasi baru dan Rp. 130,9 investasi

penggantian.

Sumber dana yang dinominasikan oleh JICA untuk pembiayaan Master Plan selama

1989 – 2014 dan investasi proyek periode 1989 – 2005 adalah anggaran tahunan

(APBD) dan pinjaman dari luar dan dalam negri.

Solusi yang diusulkan untuk perbaikan efisiensi pengumpulan retribusi sampah

adalah pembebanan (surecharge) pada tagihan listrik.

Aspek Peran Serta Masyarakat

Tiap Suku Dinas akan memiliki loket pengaduan, satu unit hubungan masyarakat

dan unit penyuluhan masyarakat guna mempromosikan partisipasi masyarakat.

Penyuluhan akan diberikan kepada RT/RW dan perbaikan serta penyediaan gerobak

sampah. Beberapa hari dalam setahun akan ditetapkan sebagai hari kerja bakti

kebersihan dimana Suku Dinas akan menyediakan pelayanan angkutan sampah

yang terkumpul. Kontainer untuk material sampah yang dapat digunakan kembali

(seperti beling, logam, dan kain) akan disediakan di tiap RT/RW, yang selanjutnya

akan menghasilkan dana untuk keperluan RT/RW. Pedagangn barang bekas swasta

akan diperkenalkan. Akhirnya penduduk harus mau membayar retribusi dengan

cara memberi tahu mereka bahwa untuk pemeliharaan standar kesehatan

lingkungan diperlukan sejumlah uang yang besar/banyak.

Aspek Teknis Operasional

Master Plan 1987 memperkirakan pada tahun 2005 jumlah penduduk DKI Jakarta

akan mencapai 12 juta jiwa sehingga timbulan sampah akan mencapai angka

10.270 ton/hari (Sumber Tabel 2.2-10/hal. S2-17). Dengan timbulan sampah pasar

diproyeksikan meningkat dari 810 ton/hari tahun 1987 menjadi 1.710 ton/hari tahun

2005; timbulan sampah industri diproyeksikan meningkat dari 780 ton/hari menjadi

1.510 ton/hari tahun 2005; sampah yang dibuang ke sungai dan saluran

2 - 5

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

diperkirakan sebesar 130 ton/hari tahun 2005. Sehingga diagram pola aliran

sampah tahun 2005 dilukiskan seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Rencana Pola Aliran Sampah Tahun 2005 – Master Plan 1987

Master Plan 1987 mentargetkan sampah sebesar 9.290 ton/hari pada tahun 2005

akan dibuang ke TPA. Lokasi TPA diprioritaskan berada dalam wilayah kota Jakarta.

Wilayah-wilayah lain harus diberi prioritas untuk membangun Stasiun Peralihan

Antara (SPA) untuk melayani TPA yang jauh. Wilayah Jakarta Pusat harus diberi

prioritas utama dalam pembangunan stasiun peralihan, diikuti Jakarta Selatan dan

Jakarta Utara. Untuk melayani Jakarta Pusat/Selatan, stasiun peralihan besar harus

dibangun dalam jarak 15 km dari pusat kedua wilayah tersebut. Untuk keperluan

tersebut, harus digunakan sistem compactor-container. Untuk wilayah Jakarta

Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat, stasiun peralihan kecil harus dibangun

tergantung dari penggunaan lokasi TPA jarak jauh. Stasiun-stasiun ini harus

2 - 6

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

menggunakan sistem datar dengan hopper. Master Plan 1987 juga

merekomendasikan 13 SPA kecil dengan kapasitas 400 ton/hari dengan perkiraan

luas SPA sebesar 0,75 ha dan 2 SPA besar dengan kapasitas 2.000 ton/hari dengan

perkiraan kebutuhan luas 2 ha. Pola persebaran lokasi SPA dapat dilihat pada

Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Pola Persebaran Lokasi SPA

Ada 2 lokasi TPA direncanakan akan menangani sampah dari DKI Jakarta yaitu di

Bekasi dan Tangerang. TPA di Bekasi akan melayani sampah dari wilayah Jakarta

Utara, Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Sedangkan TPA di Tangerang akan melayani

wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Bantar Gebang merupakan daerah

rencana lokasi TPA di Bekasi dan Ciangir merupakan daerah rencana TPA di

Tangerang. Sanitary Landfill terpilih sebagai opsi penanganan dan pemusnahan

sampah di TPA.

2.1.3 Usulan Tahapan Pelaksanaan Program Master Plan 1987

Master Plan Pengelolaan Sampah DKI Jakarta 1987 dibagi dalam 3 tahap

pelaksanaan 5 tahunan sebagai berikut:

Tahap I (1989 – 1995)

2 - 7

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

a) Proyek-proyek perbaikan di Wilayah Jakarta Pusat

Perbaikan sistem pengumpulan sampah

Pembangunan SPA Sunter

Pembangunan TPA Bekasi Tahap I

Promosi pemungutan retribusi

b) Proyek-proyek perbaikan di Wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta

Selatan dan Jakarta Timur

Perbaikan sistem pengumpulan sampah

Pembangunan SPA Srengseng

Pembangunan TPA Tangerang Tahap I

Promosi pemungutan retribusi.

Tahap II (1996 – 2000)

Pembangunan SPA di Wilayah Jakarta Utara, Jakarta Barat dan Jakarta Timur

Pembangunan TPA Bekasi Tahap 2

Pembangunan TPA Tangerang Tahap 2

Tahap III (2001 – 2005)

Peningkatan kapasitas pengumpulan sampah

Perkuatan kapasitas penanganan SPA Sunter dan Srengseng

2 - 8

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

2.1.4. Identifikasi Kendala Realisasi Master Plan 1987

Berikut ini beberapa kendala merealisasi Master Plan 1987:

Aspek Regulasi

Upaya kebijakan jangka panjang harus diterapkan berdasarkan konsepsi Master

Plan, meliputi aspek hukum yang harus di kembangkan untuk :

1. Pembagian tanggung jawab dalam pengelolaan sampah;

2. Pengawasan terhadap pengumpulan sampah yang dilaksanankan pihak

swasta;

3. Pengawasan lokasi-lokasi TPA kecil;

4. Peraturan hukuman terhadap pembuangan sampah ilegal.

Sampah rumah tangga telah dikelola oleh Dinas Kebersihan sedangkan sampah

industri dan sampah berbahaya harus dikelola dan dimusnahkan oleh penghasil

sampah bersangkutan, yang akan diawasi oleh pemerintah pusat dan daerah.

Pemerintah pusat harus merumuskan pendekatan untuk pemusnahan sampah

regional dan menerbitkan undang-undang tentang pembentukan organisasi untuk

pemusnahan sampah gabungan.

Penegakan hukum tentang sampah selama ini masih lemah, untuk mendukung

sistem pengelolaan sampah yang baru diperlukan penataan kembali peraturan yang

telah ada dan penerbitan peraturan baru berupa Perda, SK Gubernur dan Instruksi

Gubernur yang disesuaikan menyangkut aspek institusi dan teknis operasional.

Aspek Kelembagaan

Berdasarkan SK Gubernur DKI Jakarta No. 15 Tahun 2002 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, struktur organisasi Dinas

Kebersihan terdiri dari:

1. Pada tingkat Dinas, terdiri dari 6 Sub Dinas, 1 Bagian, 18 Seksi, 5 Sub-bagian

dan 1 Unit Pelaksana Teknis;

2. Pada tingkat Suku Dinas masing-masing terdiri dari 6 Seksi dan 1 Sub-bagian.

3. Jumlah petugas Dinas Kebersihan terdiri dari 3.633 orang pegawai dan 2.950

orang pegawai harian lepas (PHL). Disamping itu terdapat 6.656 orang

petugas gerobak swadaya masyarakat.

2 - 9

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Aspek Pendanaan

a. Besar perhitungan investasi yang dilakukan dalam Master Plan 1987

dinyatakan dalam harga konstan tahun 1987. Sehingga nilainya pada tahun

2005 tidak relevan lagi. Bila jumlah investasi yang direncanakan untuk tiap

tahun dikonversikan ke harga nominal tahunan dengan memperhitungkan

inflasi GDP kumulatif maka nilai rencana investasi proyek 1989-2005 yang

mulanya sebesar Rp. 456 milyar dikonversi menjadi sebesar Rp. 3.165 milyar

nilai 2005.

b. Realisasi retribusi pengelolaan sampah yang dikumpulkan oleh PemProv DKI

Jakarta pada tahun 2005 adalah sebesar Rp. 8,78 milyar dan tahun 2003

sebesar Rp. 10,05 milyar. Sementara Master Plan 1987 penerimaan retribusi

tahun 2005 ditargetkan mencapai nilai yang cukup untuk menutup biaya

operasi dan pemeliharaan, yang diterima dan minimal 90% dari penduduk

yang wajib membayar retribusi. Secara khusus disini terlihat bahwa tidak ada

upaya serius yang telah dibuat oleh DKI Jakarta untuk merubah pengelolaan

sampah menjadi suatu kegiatan yang bersifat cost recovery dan memperbaiki

sistem pengumpulan retribusi.

c. Solusi usulan perbaikan efisiensi pengumpulan melalui pembebanan

(surecharge) pada tagihan listrik secara teoritis merupakan hal yang menarik

karena sebagian besar penduduk kota sudah mendapat layanan listrik. Tetapi

segala upaya untuk menegosiasi pengaturan ini dengan pihak PLN telah gagal

karena ketidakmauan PLN dan tidak adanya kekuatan dorongan dari pihak

pemerintah provinsi. Hal umum yang telah disetujui PLN adalah

memperbolehkan tagihan pengelolaan sampah secara terpisah dari tagihan

listrik, tapi hal ini secara umum tidak berhasil baik karena rumah tangga

membayar tagihan listrik dan mengabaikan tagihan pengelolaan sampah.

d. Master Plan 1987 tidak mengidentifikasi sumber-sumber pinjaman baik luar

maupun dalam negeri, sehingga cukup beralasan untuk menduga bahwa Studi

persampahan yang dilakukan oleh JICA berarti menetapkan araha untuk

sedikitnya sebagian pendanaan diperoleh dari Pemerintah Jepang yang telah

diarahkan ke DKI Jakarta dalam bentuk subsidiary loan agreements (SLA)

melalui yang sebelumnya Regional Development Account (RDA) di

Departemen Keuangan. Pinjaman dalam negeri agaknya juga dimaksudkan

untuk didanai oleh Departemen Keuangan via saluran murni Rekening

2 - 10

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pembangunan Daerah (RPD). Alasan untuk menduga ini adalah bahwa Bank

Indonesia tidak pernah mau meminjamkan untuk jangka panjang untuk

prasarana kota, atau untuk investasi modal jangka panjang kecuali untuk

pinjaman perumahan yang diagunkan.

Aspek Peran Serta Masyarakat

Peran sektor swasta telah ikut berperan dalam pengelolaan sampah baik dalam

proses pengangkutan sampah, pengoperasian SPA dan juga pengoperasian TPST,

berdasarkan sistem kontrak kerja.

Aspek Teknis Operasional

1. Master Plan 1987 merencanakan pembangunan 2 TPA yaitu TPA di Bekasi dan

TPA Tangerang . TPA Bekasi akan melayani sampah dari wilayah Jakarta Utara,

Jakarta Pusat dan Jakarta Timur. Sedangkan TPA di Tangerang akan melayani

wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Selatan. Bantar Gebang merupakan daerah

rencana lokasi TPA di Bekasi dan Ciangir merupakan daerah rencana TPA di

Tangerang. Namun dalam pelaksanaannya TPA Ciangir di Tangerang tidak

terealisasi, dikarenakan adanya perubahan RUTR Kabupaten Tangerang yang

mengubah peruntukan untuk areal pemukiman sehingga pemerintah daerah

setempat tidak mengizinkan pembangunan TPA dilokasi tersebut dan

masyarakat setempat menolak rencana pembangunan TPA.

2. Dalam Master Plan 1987, estimasi timbulan sampah tahun 2005 sebesar

10.220 ton/hari, sedangkan hasil survai timbulan sampah yang dilakukan oleh

konsultan WJMEP memberikan hasil sebesar 6.000 ton/hari. Terlalu tingginya

estimasi Master Plan tersebut disebabkan karena jumlah penduduk DKI Jakarta

untuk tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta jiwa sedangkan

kenyataanya hanya 8,9 juta jiwa.

3. Master Plan 1987 merencanakan pembangunan 2 SPA besar, masing-masing

untuk wilayah barat dan wilayah timur Jakarta dan 13 SPA kecil yang tersebar

di seluruh wilayah DKI Jakarta. Realisasinya baru dibuat 2 SPA besar di Cakung

dan Sunter, keduanya berlokasi di wilayah timur Jakarta, sedangkan SPA kecil

tidak dibangun. Selain terbatasnya ketersediaan lahan dalam wilayah Jakarta,

ternyata juga masyarakat atau warga Jakarta menolak daerah disekitar mereka

dibangun tempat/stasiun penanganan sampah khususnya pada wilayah-

wilayah pemukiman.

4. Master Plan 1987 merencanakan bahwa sistem pembuangan akhir sampah di

TPA Bantar Gebang menggunakan sistem Sanitary Landfill. Namun

2 - 11

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

realisasinya, persyaratan pelaksanaan Sanitary landfill tidak dilaksanakan

sepenuhnya.

2.2. Tinjauan Terhadap Master Plan Review & Program Development

2005-2015

Master Plan Review & Program Development 2005 (DKI 3-11) merupakan hasil kaji

ulang Master Plan 1987. Master Plan Review 2005 bertujuan merumuskan rencana

menyeluruh (outline plan) pengelolaan sampah DKI Jakarta jangka menengah yang

realistik dan praktis (dapat diimplementasikan). Beberapa hal yang mendorong

pengkajian Master Plan 1987 adalah 1) kejadian-kejadian perkembangan terbaru

seperti perubahan jumlah penduduk Jakarta; 2) kebutuhan untuk mempercepat

partisipasi masyarakat dan sektor swasta; 3) munculnya paradigma baru dalam

pengelolaan sampah.

Beberapa rumusan tujuan pengembangan sistem dan teknologi pengelolaan

sampah DKI Jakarta adalah (1). DKI Jakarta ingin memiliki sistem pengelolaan

sampah yang tidak terlalu tergantung dari para stakeholder diluar wilayah DKI

Jakarta, seperti pemerintah daerah lainnya. Karena keterbatasan lahan didalam

kota, diperlukan teknologi yang memerlukan lahan yang tidak luas. (2).

Memaksimalkan efisiensi melalui dekonsentrasi sistem pengelolaan sampah,

khususnya untuk meminimalkan jarak pengangkutan. (3). Mereduksi jumlah

sampah yang harus ditangani sebesar mungkin. (4). Mewujudkan lingkungan kota

yang bersih, sehat dan estetis dengan upaya-upaya terpadu dengan berbagai

sektor seperti air bersih, drainase, air kotor dan transportasi. (5). Peranserta

masyarakat dan sektor swasta sangat penting untuk ditingkatkan. (6) Perubahan

paradigma pemerintah sebagai regulator dan swasta sebagai operator.

Jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2000 tercatat sebesar 8,4 juta jiwa dan

perkiraan menghasilkan sampah kurang lebih 25.600 m3 atau 6.400 ton per hari.

Sampah ini ditimbulkan dari berbagai kegiatan masyarakat yaitu 58% dari

pemukiman, 10% dari pasar, 15% dari daerah komersial, 15% dari daerah industri,

2 % dari jalan, taman dan sungai.

2 - 12

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pada tahun 2001 perkiraan sampah terkumpul dan diangkut ke TPA Bantar Gebang

kurang lebih 70%, 16,5% ke lokasi-lokasi informal dan 13% tidak terkelola (seperti

dibuang ke sungai dan sepanjang pinggir jalan).

Berbeda dengan Master Plan 1987, Master Plan Review 2005 membahas

pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dan pra studi kelayakan

penanganan sampah pada sistem drainase DKI Jakarta, dan tidak membahas

penanganan sampah di kepulauan seribu dan pesisir.

2.2.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah 2005

Timbulan Sampah

Studi timbulan sampah tahun 2005 memberikan hasil pehitungan perkiraan

timbulan sampah Jakarta sebesar 2,97 l/kapita/hari atau 0,64 kg/kapita/hari. Data

detail timbulan tiap jenis sampah disajikan pada Tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 Timbulan Sampah DKI Jakarta Tahun 2005

Sumber Sampah

Unit

M3/hari Ton/hari

Pemukiman

10.141

2.53

5Pasar 750 22

5Sekolah 955 25

8Perkantoran/Fasilitas Umum

8.520

1.27

8

Industri 1.899

437

Total Timbulan Sampah

22.265

4.73

3

Berat jenis sampah seperti pada tabel 3.1.3 Lap Akhir WJEMP DKI 2-11 hal. III-2

Sumber: Data perhitungan konsultan WJEMP DKI 3-11, Januari 2005.

2 - 13

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Komposisi & Karakteristik Sampah

Data komposisi sampah rata-rata di DKI Jakarta hasil survai tahun 2005 disajikan

pada Tabel 2.4 berikut:

Tabel 2.4. Komposisi Sampah Rata-rata di DKI Jakarta Tahun 2005

No. Komponen % Total % Daur Ulang % Dibuang

1. Organik 55,37 0,00 55,37

2. Anorganik

2.1 Kertas 20,57 7,32 13,15

2.2 Plastik 13,25 6,85 6,40

2.3 Kayu 0,07 0,07 0,00

2.4 Kain/Tekstil 0,61 0,61 0,00

2.5 Karet/Kulit Tiruan 0,19 0,19 0,00

2.6 Logam/Metal 1,06 1,06 0,00

2.7 Gelas/Kaca 1,91 1,91 0,00

2.8 Sampah Bongkahan 0,81 0,81 0,00

2.9 Sampah B3 1,52 0,00 1,52

2.10 Lain-lain (batu, pasir,dll) 4,65 0,00 4,65

Total 100,00 19,95 80,05

Sumber: hasil survai konsultan WJEMP DKI 3-11, Januari 2005.

Data karakteristik sampah meliputi nilai kalor, kadar air dan kadar abu dari berbagai

jenis sampah Jakarta tahun 2005 disajikan pada Tabel 2.5.

2 - 14

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 2.5 Karakteristik Sampah Berbagai Sumber Sampah Jakarta Tahun 2005

Su

m

be

r

Sa

m

pa

h

Karakteristi

k SampahNilai Kalor (K

kal

/K

g)

Kadar

Air (%

)

Kadar

Abu (%

)

Pemukiman Pendapatan Tinggi

2332

47,40

16,43

Pemukiman Pendapatan Menengah

2795

44,81

16,03

Pemukiman Pendapatan Re

2149

45,85

16,27

2 - 15

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

ndah

Pasar Modern

2102

36,59

17,13

Pasar

1778

56,58

10,26

Perkantoran

2434

23,17

17,60

Sekolah

3248

31,31

13,92

Industri

3553

23,73

11,93

Rata-rata

2531

36,22

14,51

Sumber: hasil analisa laboratorium Balai Pelatihan Air Bersih dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Mei 2005.

2.2.2 Konsepsi Review Master Plan 2005 – 2015

Aspek Regulasi

Berkaitan dengan pengelolaan limbah B3 dalam wilayah DKI Jakarta, Master Plan

Review 2005 merumuskan konsepsi sebagai berikut:

1. Merumuskan perubahan hukum yang menempatkan institusi Dinas Kebersihan

dan atau BPLHD DKI Jakarta berkedudukan sebagai regulator, supervisor dan

fasilitator dalam pengelolaan B3. Untuk upaya pembenahan institusi

pengelolaan persampahan melalui produk hukum dengan cara antara lain

merevisi SK Gubernur No. 15 Tahun 2005, SK Gubernur No. 1281 Tahun 1988

pada poin 3.7.7. Aspek Hukum.

2. Merumuskan peraturan yang memuat aspek perangsangan ekonomi bagi

keharusan terlibatnya unsur swasta dalam pengelolaan B3;

2 - 16

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

3. Melaksanakan seleksi mitra kerja yang telah berkegiatan dalam bidang B3

selama ini dan menghimpunnya sebagai calon potensial untuk pengembangan

pengelolaan B3 selaku operator.

4. Mengusulkan kebijakan pemertintah dalam bentuk peraturan untuk konsep

pemungutan biaya pelayanan khusus sebagai pengganti retribusi kawasan dan

Konsep penerapan pola kawasan dalam pengelolaan sampah.

Aspek Kelembagaan

Merumuskan perubahan dasar hukum yang menempatkan institusi Dinas

Kebersihan DKI Jakarta berkedudukan sebagai regulator, supervisor dan fasilitator

dalam pengelolaan Kebersihan sampah di DKI Jakarta.

Mengatur pelaksanaan perubahan tata laksana secara bertahap yakni dengan

secara berangsur Dinas Kebersihan melepas peran sebagai operator terutama bagi

pelayanan terhadap daerah cukup mampu. Daerah yang layak mendapat layanan

oleh Dinas Kebersihan sepantasnya hanya daerah yang tergolong kurang mampu

(atas dasar pertimbangan subsidi). Penetapan tata laksana antara lain mencakup

penetapan kriteria kualifikasi operator, cakupan/lingkup tugas yang dimandatkan

pada beroperasinya swasta sebagai operator dan kebijakan teknis lainnya. Dalam

kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2007, proses metamorfosa menjadi regulator

susah semakin mantap.

Dengan adanya perubahan tugas dan kedudukan Dinas Kebersihan sebagai

regulator, maka perlu keberadaan suatu lembaga independen yang berfungsi untuk

mengawasi dan mengendalikan tercapainya tujuan pelayanan masyarakat

diusulkan adalah Lembaga Evaluasi Lingkungan Kota plus (dengan penambahan

anggota berkeahlian dalam pengelolaan persampahan kota atau disingkat KELK

plus) yang berkedudukan setara dengan Dewan Kebersihan Provinsi. KELK plus ini

merupakan analog fungsinya dengan BPP SPAM (Badan Pendukung Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum). KELK plus bertanggung jawab kepada Gubernur DKI

Jakarta.

Aspek Pendanaan

2 - 17

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Mengacu pada aspek pendanaan yang terdapat pada Master Plan Review 2005

memberikan rekomendasi bahwa perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan

pemasukan retribusi dengan menelusuri tata cara yang sedang berlangsung sampai

dengan saat ini. Upaya-upaya yang dapat ditempuh bukan hanya memperbesar

nilai retribusi tetapi juga dengan menggunakan sistem dan mekanisme

pengumpulan retribusi melalui aternatif sebagai berikut :

1. Ekstensifikasi dan intensifikasi upaya penarikan dari seluruh sumber yang

telah ditetapkan.

2. Pengumpulan pembayaran melalui kas PLN dengan memasukan nilai 3% dari

biaya PLN diluar 3% biaya PJU tertera dalam kwitansi PLN dan bukan dengan

melakukan pungutan di loket tersendiri sebelum membayar PLN sebagai

persyaratannya.

3. Dengan mengacu Undang-Undang No. 20 tahun 1997 tentang Penerimaan

Negara bukan Pajak, maka pada posisinya sebagai Badan Layanan Umum,

Dinas kebersihan dapat lebih meningkatkan kinerja pengumpulan retribusi

daripada kondisi sebelumnya; satu dan lain hal adalah karena lebih leluasanya

status dan mekanisme pengumpulan retribusi oleh unit atau sub unit yang

diwenangi untuk melaksanakan kegiatan itu.

4. Merubah sistem pembayaran layanan kebersihan sampah melalui pajak

Daerah yang dapat diperuntukan bagi APBD dalam pengelolaan

kebersihannya.

Aspek Peran Serta Masyarakat

Master Plan Review 2005 merekomendasikan pendekatan sanitasi lingkungan untuk

meningkatkan partisipasi aktif dari sektor swasta dan lokal komunitas. Melalui

pendekatan sanitasi, komunitas lokal dalam hal ini tingkat kelurahan dapat

diberdayakan untuk pemenuhan: 1). pengertian tentang manajemen lingkungan

secara holistik dan 2). Pemenuhan tujuan mereka, keinginan dan prioritas dalam

proses perencanaan komunitas lokal secara botom up.

Upaya peningkatan partisipasi masyarakat lebih mendasari perlu dilaksanakan

melalui jalur pendidikan formal dengan cara penyediaan muatan pendidikan bagi

anak usia sekolah untuk meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah

sejak dini.

2 - 18

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Mempersiapkan masyarakat melalui pemasaran sosial, dimana konsep dasar

kebutuhan akan air dan sanitasi muncul dari para penggunannya/ dari para yang

memerlukannya, yang disebar-luaskan melalui media masa dan kontak langsung.

Mendorong sektor swasta untuk investasi dalam pembangunan dan pengoperasian

fasilitas pengolahan sampah termasuk sarana dan prasarana penunjangnya seperti

ITF, SPA dan truk sampah. Melalui Izin Konsesi bagi Mitra Swasta baik pada sektor

pengumpulan dan pengangkutan sampah, sistem pengolahan sampah, sistem

pembuangan sampah dan penanganan limbah B3, selain dari penyapuan jalan.

Aspek Teknis Operasional

Rencana penanganan sampah DKI Jakarta yang termuat dalam Master Plan 1987

atau rencana induk pengelolaan sampah DKI Jakarta direview pada tahun 2005 dan

disusun dalam rencana aksi (action plan) 2005-2015, dimana berdasarkan rencana

aksi tersebut pola penanganan sampah di wilayah DKI Jakarta diubah dari

sentralisasi menjadi desentralisasi atau multi simpul dengan membagi daerah

pelayanan menjadi 4 daerah pelayanan, yaitu Daerah Pelayanan A, B, C, D di daratan

dan Daerah Pelayanan E untuk pantai dan kepulauan. Daerah Pelayanan A melayani

Jakarta bagian Barat, Daerah Pelayanan B melayani Jakarta bagian Utara, Daerah

Pelayanan C melayani Jakarta bagian Selatan dan Daerah Pelayanan D melayani

Jakarta bagian Timur (lihat Gambar 2.3.)

2 - 19

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Sumber: Laporan akhir WJEMP DKI 3-11, Juli 2005.

Gambar 2.3. Rencana Daerah Pelayanan

Dengan pola tersebut maka sampah dari wilayah DKI Jakarta akan diolah di dalam

wilayah DKI Jakarta dengan menggunakan teknologi pengolahan sampah yang

ramah lingkungan atau dengan memandang sampah sebagai sumberdaya untuk

beberapa pemanfaatan lebih lanjut seperti kompos dan energi (Waste to Energy,

WTE), yakni melalui pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF) di setiap

daerah pelayanan. Tujuan pengolahan ini adalah untuk mereduksi volume sampah

sebelum dibuang ke tempat pemrosesan akhir (TPST) dengan mengubah bentuk

komposisi dan karakteristik sampah, sehingga yang akan dibuang ke TPA hanya

residu dari ITF.

Ada 4 ITF yang direncanakan akan dibangun, satu unit untuk masing-masing daerah

pelayanan. Tujuan jangka menengah sampai tujuan jangka panjang adalah Dinas

Kebersihan berfungsi sebagai regulator, sementara fungsi operator dialihkan ke

sektor swasta.

2.2.3 Tahapan Pelaksanaan Program Review Master Plan 2005 – 2015

Tahapan pelaksanaan program pengelolaan persampahan DKI Jakarta dibagi dalam

tiga tahap sebagai berikut:

Tahap I (2005 – 2007)

Tahap I difokuskan pada pembangunan fasilitas pengolahan sampah (ITF teknologi

tinggi dan kompos sampah pasar) serta prasarana dan sarana pelengkapnya di

Daerah Pelayanan A. Karena fasilitas tersebut diharapkan dapat mulai beroperasi

pada tahun 2008, maka konstruksinya harus selesai paling lambat pada akhir tahun

2007. Proyeksi sistem pengelolaan sampah pada tahun 2008 secara skematis

disajikan pada Gambar 2.4 berikut.

Gambar 2.4. Skematis Proyeksi Sistem Pengelolaan Sampah DKI Jakarta Tahap I, 2008 (dalam ton/hari) - Master Plan Review 2005

Studi kelayakan, detail disain dan studi AMDAL serta sosialisasi ke masyarakat

diperlukan untuk pembangunan fasilitas ITF dan diperkirakan pelaksanaannya

2 - 20

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

selesai pada pertengahan tahun 2006 sehingga kegiatan kontruksi selesai pada

tahun 2007.

Selain pembangunan fasilitas pengolahan sampah yang baru, diperlukan juga

peningkatan/perbaikan fasilitas yang ada seperti pewadahan, TPS, SPA, dan TPA

Bantar Gebang, serta pengaturan aspek hukum dan institusi.

Pada Tahap I dilakukan perumusan Master Plan yang bersifat komrehensif meliputi

seluruh wilayah DKI Jakarta termasuk Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

dengan cakupan kerangka waktu perencanaan sampah tahun 2025.

Pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan sampah drainase juga diharapkan

dimulai pada tahap ini yang terlebih dahulu dilakukan dengan studi kelayakan dan

detail desain.

Tahap II (2008 – 2010)

Di Tahap II fokus pada pembangunan fasilitas ITF teknologi tinggi dan kompos pasar

di Daerah Pelayanan B termasuk prasarana dan sarana penunjangnya. Juga

direncanakan pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan sampah drainase.

Proyeksi pengelolaan sampah pada tahun 2010 disajikan pada Gambar 2.5 berikut:

Gambar 2.5. Skematis Proyeksi Sistem Pengelolaan Sampah DKI Jakarta Tahap II, 2010 (dalam ton/hari) - Master Plan Review 2005

Tahap III (2011 – 2015)

Tahap III fokus pada pembangunan fasilitas ITF teknologi tinggi, SPA dan kompos

sampah pasar di Daerah Pelayanan C atau B dan Daerah Pelayanan D.

Pembangunan prasarana dan sarana pengelolaan sampah drainase masih

diperlukan pada tahap ini. Upaya penegakan hukum diharapkan telah diwujudkan

pada tahap ini. Dengan tersedianya fasilitas pengelolaan sampah di semua Daerah

Pelayanan, proyeksi sistem pengelolaan dan sistem pengangkutan sampah pada

tahun 2015 pada Gambar 2.6 sebagai berikut:

2 - 21

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 2.6. Skematis Proyeksi Sistem Pengelolaan Sampah DKI Jakarta Tahap III, 2015 (dalam ton/hari) - Master Plan Review 2005

Program-program pada Tahap II dan III hanya merupakan bahan masukan bagi

perumusan Master Plan 2025. Jika pada Tahap I sudah ada beberapa pihak swasta

yang berperan dengan berinvenstasi pada pembangunan dan pengoperasian

beberapa fasilitas ITF dan SPA serta kompos dengan sendirinya struktur program

selanjutnya akan berbeda.

Di akhir Tahap III, bagan aliran sistem pengangkutan sampah DKI Jakarta

diharapkan seperti disajikan pada Gambar 2.7 berikut;

Sumber: Laporan Akhir Master Plan Review & Program Development, 2005 (DKI 3-11), hal. II-12

Gambar 2.7 Bagan Aliran Sistem Pengangkutan Sampah Tahun 2015 – Master Plan Review 2005

2.2.4. Identifikasi Kendala Dalam Implementasi Master Plan Review 2005

2 - 22

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

2 - 23

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

2.3. Tinjauan Terhadap Studi SAPROF untuk Proyek Pengelolaan Sampah

Jakarta Tahun 2008.

Tujuan studi SAPROF adalah untuk membantu DKI Jakarta dalam memilih opsi-opsi

pengolahan sampah antara melalui penyediaan informasi secara detail untuk setiap

opsi dengan indikator evaluasi; dan membantu DKI Jakarta dan Tim Penasihat Teknis

Persampahan dalam menyusun rencana untuk membangun konsensus dengan

pemangku kepentingan terkait.

2.3.1 Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah Tahun 2008

Hasil survai studi sampah SAPROF 2008 pada beberapa sumber penghasil sampah

disajikan pada Tabel 2.6 berikut:

Tabel 2.Data Laju Timbulan Sampah DKI Jakarta, Januari 2005

No. Sumber Penghas

il Sampah

Laju Timbulan Sampah

Nilai Unit

1 Rumah

Tangga

(Pemukim

an)Rumah

Tangga

Ekonomi

Atas

510,3 Gram/kap

ita/hari

Rumah

Tangga

Ekonomi

Menenga

h

316.9 Gram/kap

ita/hari

Rumah

Tangga

Ekonomi

Bawah

269,7 Gram/kap

ita/hari

2. Hotel 44,29 Gram/m2/

hari

2 - 24

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

3. Perkantor

an

36,53 Gram/kar

yawan/ha

ri4. Rumah

Makan

225.51 Gram/kur

si/hari5. Pasar

Tradisiona

l

305,57 Gram/ped

agang/har

i6. Pasar

Modern

336,13 Gram/ped

agang/har

i7. Pabrik 75,91 Gram/kar

yawan/ha

ri

Sumber: Hasil Sampling & Survai Tahun 2007, SAPROF 2008.

Komposisi & Karakteristik Sampah Tahun 2008

Data komposisi sampah hasil survai studi sampah SAPROF 2008 disajikan pada

Tabel 2.7 berikut:

2 - 25

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 2.7. Komposisi Sampah Rata-rata di DKI Jakarta Tahun 2007

No. Komponen Komposisi (%)

1. Organik 55,402. Anorganik2.1 Cacahan kertas 20,602.2 Cacahan plastik 13,302.3 Kepingan kayu 0,102.4 Tekstil 0,602.5 Cacahan logam 1,102.6 Cacahan kaca 1,902.7 Lainnya 5,10

Total 98,1

Sumber: Laporan Akhir SAPROF Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta tahun 2007 - JBIC 2008, Tabel 3.2-

18 hal. 3-17

Data Karakteristik sampah hasil survai studi sampah SAPROF 2008 disajikan pada

Tabel 2.8 berikut:

Tabel 2.8 Karakteristik Sampah Berbagai Sumber Sampah Jakarta Tahun 2007

Sumber Sampah

Karakteristik

Sampah

Nilai Kalor

(Kkal/Kg)

Volatile

(%)

Kadar Air

(%)

Kadar Abu

(%)

R

u

1

.

3

6

4

9

1

3

2 - 26

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

m

a

h

T

a

n

g

g

a

E

k

o

n

o

m

i

A

t

a

s

3

4

2

,

4

8

,

9

2

,

6

0

R

u

m

a

h

T

a

n

g

g

a

E

k

1

.

1

4

4

3

2

,

7

7

5

5

,

0

9

1

2

,

1

4

2 - 27

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

o

n

o

m

i

M

e

n

e

n

g

a

hR

u

m

a

h

T

a

n

g

g

a

E

k

o

n

o

m

i

B

a

w

a

1

.

2

1

3

3

4

,

2

1

5

4

,

4

8

1

1

,

3

1

2 - 28

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

hH

o

t

e

l

1

.

4

5

3

3

8

,

8

8

4

9

,

4

4

1

1

,

6

8P

e

r

k

a

n

t

o

r

a

n

2

.

0

8

1

5

0

,

8

9

3

4

,

8

4

1

4

,

2

7

R

u

m

a

h

M

a

k

a

n

7

0

1

1

,

3

6

7

3

,

5

9

1

5

,

0

5

P

a

s

a

r

7

7

8

2

5

,

6

7

6

2

,

8

9

1

1

,

4

4P

a

b

r

i

2

.

7

2

7

6

4

,

3

0

2

7

,

6

5

8

,

0

6

2 - 29

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

k

Sumber: Laporan Akhir SAPROF Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta tahun 2007 - JBIC 2008, Tabel 3.2-

22 hal. 3-20.

2.3.2 Konsepsi SAPROF

Pertumbuhan penduduk yang tajam dan peningkatan usaha komersial dan industry

perkotaan telah memberikan tantangan lingkungan yang serius bagi Jakarta. Ketika

kapasitas tempat pembuangan akhir yang tersedia semakin berkurang, Pemerintah

DKI Jakarta memerlukan sistem pengelolaan sampah yang lebih baik, termasuk

pemanfaatan fasilitas yang ada, membangun Fasilitas Pengolahan Antara

(Intermediate Treatment Facilities – ITF) dan peningkatan 3 R.

Berdasarkan kondisi tersebut, DKI Jakarta menghubungi JBIC untuk mengidentifikasi

opsi-opsi Fasilitas Pengolahan Antara (Intermediate Treatment Facilities – ITF) dan

hal-hal lain yang berhubungan dengan peningkatan Sistem Pengelolaan Sampah

(Solid Waste Management System).

Adapun tujuan studi SAPROF :

a. Membantu DKI Jakarta dalam memilih opsi Pengolahan Antara melalui

penyediaan informasi detil mengenai setiap opsi beserta indikator evaluasi,

b. Membantu DKI Jakarta dan Komite Penasihat Pengelolaan Sampah dalam

menyusun rencana untuk membangun konsesus dengan pihak-pihak terkait

dalam penggunaan opsi pengolahan sampah terpilih.

Dalam studi ini akan 1) mengidentifikasi kondisi dan isu sistem pengelolaan sampah

di DKI Jakarta pada tahun 2008, 2) mengevaluasi opsi teknologi Pengolahan

Sampah Antara dan 3) membantu penyusunan rencana untuk membangun

konsesus diantara pihak-pihak terkait.

Dalam mengevaluasi opsi-opsi ITF, hal-hal berikut ini harus dipertimbangkan

dengan cermat untuk setiap kriteria perspektif.

2 - 30

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Aspek Kriteria

Aplikasi Teknik Kesesuaian Teknologi

Kelayakan Keuangan/Ekonomi Memenuhi syarat untuk penggunaan

yang berkelanjutan

Dampak Sosial-Ekonomi Financial Feasibility

Dampak Lainnya dari proyek a.i.1. Kestabilan pengeluaran dan

pendapatan

a.i.2. Pengurangan jumlah sampah yang

dibuang, pengurangan emisi gas

rumah kaca, dll

a.i.3. Kemungkinan mendapatkan CER

dalam CDM

a.i.4. Kontribusi terhadap perpanjangan

umur landfill

2.3.4. Usulan Tahapan Pelaksanaan

Dalam rencana pengelolaan sampah jangka menengah, DKI Jakarta merencanakan

untuk membangun ITF – ITF dalam DKI Jakarta ketika telah mendapatkan lahan

untuk pembuangan akhir di Tangerang, yang terletak di luar Jakarta. DKI Jakarta

juga merencanakan untuk menyerahkan konstruksi dan pengoperasian ITF – ITF ke

pihak swasta, tetapi tidak ada kemajuan yang konkrit ataupun keputusan yang

telah dibuat sejauh ini mengenai pembangunan ITF itu sendiri kecuali beberapa

studi dan proposal yang diajukan oleh perusahaan swasta maupun asing.

Target pembangunan ITF DKI Jakarta untuk tahun 2007 ditunjukkan dalam tabel di

bawah ini. Rencana pembangunan ITF di Duri Kosambi, Jakarta Barat sebagaimana

di Universitas Indonesia keduanya masih dalam tahap perencanaan meskipun lahan

untuk kedua ITF tersebut telah didapat. Rencana pembangunan ITF di Marunda,

Jakarta Utara hamper tidak ada kemajuan setelah pelaksanaan studi kelayakan oleh

konsultan lokal.

2 - 31

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

2.3.5. Identifikasi Kendala Dalam Implementasi Studi SAPROF 2008

2.4. Kompilasi Data Timbulan, Karakteristik & Komposisi Sampah DKI Jakarta Dari

Studi-studi Terdahulu

2.4.1 Kompilasi Data Timbulan Sampah DKI Jakarta

Tabel 2.9 Kompilasi Data Timbulan Sampah DKI Jakarta Studi Terdahulu

No. Su

mb

er

Pen

gha

sil

Sa

mp

ah

Data Timbulan

Tahun

(Ton/hari)Ma

ste

r

Pla

n

198

7

Ma

ste

r

Pla

n

Rev

iew

200

5

SA

PR

OF

200

8

1. Pe

mu

kim

an

2.4

30

2.5

35

3.4

00

2. Pas

ar

810 225

3. Sek

olah

258

4. Per

kan

tora

n/Fa

silit

as

Um

um

420 1.2

78

2 - 32

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5. Ind

ustr

i

610 437

6. Pert

oko

an

390

7. Hot

el

50

Ru

ma

h

Mak

anBisn

is

(No

n

Pe

mu

kim

an)

3.1

00

Tota

l

4.9

30

4.7

33

6.5

00

2.4.2 Kompilasi Data Komposisi dan Karakteristik Sampah

Tabel 2.10 Kompilasi Data Komposisi Sampah DKI Jakarta Studi Terdahulu (Dalam %)

No. Komponen 1987 2005 2007

A. Organik 55,37 55,40B. Anorganik

Plastik 13,25 13,30Kertas 20,57 20,60Karet 0,19Kayu 0,07 0,10Tekstil 0,61 0,60

2 - 33

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Logam 1,06 1,10Kaca 1,91 1,90Puing 0,81Limbah B3 1,52Lainnya 4,65 5,10Total 100,01 98,10

Tabel 2.11 Kompilasi Karakteristik Sampah DKI Jakarta Dari Studi Terdahulu

No. Komponen Unit 1987 2005 20081. Kadar Air % 36,222. Kadar Abu % 14,513. Volatile %4. Rasio C/N5. Nilai Kalori Kkal/Kg 2.531

2 - 34

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

BAB - IIIKARAKTERISTIK WILAYAH DAN KEBIJAKAN

PEMBANGUNAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

3.1 Karakteristik Wilayah

Kegiatan penyusunan Master Plan dan kajian akademis persampahan harus menjelaskan

tentang karakteristik wilayah dan kebijakan pembangunan serta tata ruang Daerah

Khusus Ibukota Jakarta. Hal ini sangat penting dan merupakan faktor yang mendasar

dalam meletakan landasan bagi tersusunnya masterplan dan kajian akademis

persampahan yang tepat.Tinjauan karakteristik wilayah lebih ditekankan pada kondisi

dan daya dukung lahan terhadap aktivitas yang ada diatasnya, kemudian kebijakan

pembangunan untuk melihat fungsi dan peran yang akan dilakukan oleh Pemerintah

Provinsi dalam mendukung pembangunan, sedangkan tata ruang lebih menekankan

pada arah dan pola peruntukan lahan dengan berbagai aktivitasnya. Dari ketiga data

dan informasi ini merupakan pijakan awal dalam rangka penyusunan masterplan dan

kajian akademis persampahan yang akan dilakukan.

3.1.1.Batas Administrasi

Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi 5 wilayah administrasi dan 1 wilayah Kabupaten

Administrasi, yaitu Wilayah Administrasi Jakarta Pusat, Wilayah Administrasi Jakarta

Utara, Wilayah Administrasi Jakarta Barat, Wilayah Administrasi Jakarta Selatan,

Wilayah Administrasi Jakarta Timur dan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu.

Provinsi DKI Jakarta berbatasan secara administratif dengan beberapa provinsi lainnya

yaitu:

Sebelah Utara : Laut Jawa

Sebelah Barat : Provinsi Banten

Sebelah Selatan : Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten

Sebelah Timur : Provinsi Jawa Barat

Sehingga Provinsi DKI Jakarta terlihat dalam peta seperti pada Gambar 3.1 berikut:

3 - 1

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 3.1.Peta Wilayah Administrasi DKI Jakarta

Wilayah yang dikaji pada pekerjaan Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan

Provinsi DKI Jakarta meliputi 5 (lima) wilayah Administrasi, yaitu Jakarta Pusat,

Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Sedangkan

Kabupaten Administrasi Pulau Seribu tidak termasuk dalam kajian ini.

Tiap wilayah administrasi terdiri atas Kecamatan dan Kelurahan. Tiap kelurahan terdiri

dari para Rukun Warga dan Rukun Tetangga (RW/RT). Saat Ini Provinsi DKI Jakarta

terdapat 44 Kecamatan dan 267 Kelurahan.Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di

tiap Wilayah Administrasi disajikan pada Tabel 3.1 berikut:

2

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta

Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan

I. Jakarta Pusat1. Tanah Abang 1. Bendungan Hilir

2. Karet Tengsin3. Kebon Melati4. Kebon Kacang5. Kampung Bali6. Petamburan7. Gelora

2. Menteng 1. Menteng2. Pegangsaan3. Cikini4. Kebon Sirih5. Godangdia

3. Senen 1. Senen2. Kwitang3. Kenari4. Paseban5. Kramat6. Bungur

4. Johar Baru 1. Galur2. Tanah Tinggi3. Kampung Rawa4. Johar Baru

5. Cempaka Putih 1. Cempaka Putih Timur2. Cempaka Putih Barat3. Rawasari

6. Kemayoran 1. Gunung Sahari Selatan2. Kemayoran3. Kebon Kosong4. Cempaka Baru5. Harapan Mulya6. Sumur Batu7. Serdang8. Utan Panjang

3 - 3

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)

Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan

7. Sawah Besar 1. Pasar Baru2. Gunung Sahari Utara3. Mangga Dua Selatan4. Karang Anyar5. Kartini

8. Gambir 1. Gambir2. Kebon Kelapa3. Petojo Utara4. Duri Pulo5. Cideng6. Petojo Selatan

II. Jakarta Utara1. Penjaringan 1. Penjaringan

2. Pluit3. Penjagalan4. Kapuk Muara5. Kamal Muara

2. Pademangan 1. Pademangan Timur2. Pademangan Barat3. Ancol

3. Tanjung Priok 1. Tanjung Priok2. Kebon Bawang3. Sungai Bambu4. Papannggo5. Warakas6. Sunter Agung7. Sunter Jaya

4. Koja 1. Koja Utara2. Koja Selatan3. Rawa Badak Utara4. Rawa Badak Selatan5. Tugu Utara6. Tugu Selatan7. Lagoa

5. Kelapa Gading 1. Kelapa Gading Barat2. Kelapa GadingTimur3. Pegangsaan Dua

4

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)

Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan

6. Cilincing 1. Kalibaru2. Cilincing3. Semper Barat4. Semper Timur5. Rorotan6. Sukapura7. Marunda

III. Jakarta Barat1. Kembangan 1. Kembangan Utara

2. Kembangan Selatan3. Meruya Utara4. Meruya Selatan5. Srengseng6. Joglo

2. Kebon Jeruk 1. Duri Kepa2. Kedoya Utara3. Kedoya Selatan4. Kebon Jeruk5. Sukabumi Utara6. Sukabumi Selatan7. Slipi

3. Palmerah 1. Slipi2. Kota Bambu Utara3. Kota Bambu Selatan4. Jatipulo5. Kemanggisan6. Palmerah

4. Grogol Petamburan 1. Tomang2. Grogol3. Jelambar4. Jelambar Baru5. Wijaya Kusuma6. Tanjung Duren Selatan7. Tanjung Duren Utara

5. Kali Deres 1. Kamal2. Tegal Alur3. Pegadungan4. Kalideres5. Semanan

3 - 5

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)

Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan

6. Tambora 1. Tanah Sereal2. Tambora3. Roa Malaka4. Pekojan5. Jembatan Lima6. Kerendang7. Duri Selatan8. Duri Selatan9. Kali Anyar10 Jembatan Besi11. Angke

7. Taman Sari 1. Pinangsia2. Glodok3. Keagungan4. Krukut5. Taman Sari6. Maphar7. Tangki8. Mangga Besar

8. Cengkareng 1. Kedaung Kali Angke2. Kapuk3. Cengkareng Timur4. Cengkareng Barat5. Rawa Buaya6. Duri Kosambi

IV. Jakarta Selatan1. Jagakarsa 1. Tanjung Barat

2. Lenteng Agung3. Jagakarsa4. Ciganjur5. Cipedak6. Srengseng Sawah

2. Pasar Minggu 1. Pejaten Barat2. Pejaten Timur3. Pasar Minggu4. Kebagusan5. Jatipadang6. Ragunan7. Cilandak Timur

6

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)

Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan

3. Cilandak 1. Cipete Selatan2. Gandaria Selatan3. Cilandak Barat4. Lebak Bulus5. Pondok Labu

4. Pesanggrahan 1. Ulujami2. Petukangan Utara3. Petukangan Selatan4. Pesanggrahan5. Bintaro

5. Kebayoran Lama 1. Grogol Utara2. Grogol Selatan3. Cipulir4. Kebayoran Lama Utara5. Kebayoran Lama Selatan6. Pondok Pinang

6. Kebayoran Baru 1. Selong2. Gunung3. Kramat Pela4. Gandaria Utara5. Cipete Utara6. Melawai7. Pulo8. Petogogan9. Rawa Bara10. Senayan

7. Mampang Perapatan 1. Kuningan Barat2. Pela Mampang3. Bangka4. Pancoran5. Mampang Prapatan6. Tegal Parang

8. Pancoran 1. Kalibata2. Rawajati3. Durentiga4. Cikoko5. Pengadegan

9. Tebet 1. Tebet Barat2. Tebet Timur3. Kebon Baru4. Bukit Duri5. Manggarai6. Manggarai Selatan7. Menteng Dalam

3 - 7

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)

Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan

10. Setia Budi 1. Setiabudi2. Karet3. Karet Semanggi4. Karet Kuningan5. Kuningan Timur6. Menteng Atas7. Pasar Manggis8. Guntur

V. Jakarta Timur1. Pasar Rebo 1. Pekayon

2. Gedong3. Cijantung4. Baru5. Kalisari

2. Ciracas 1. Cibubur2. Kelapa Dua Wetan3. Ciracas4. Susukan5. Rambutan

3. Cipayung 1. Lubang Buaya2. Ceger3. Cipayung4. Munjul5. Pondok Ranggon6. Cilangkap7. Setu8. Bambu Apus

4. Makasar 1. Pinang Ranti2. Makasar3. Halim Perdanakusuma4. Cipinang Melayu5. Kebon Pala

5. Kramat Jati 1. Kramat Jati2. Batu Ampar3. Balekambang4. Kampung Tengah5. Dukuh6. Cawang7. Cililitan

6. Jatinegara 1. Balimester2. Kampung Melayu3. Bidaracina

8

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 3.1. Data Nama Kecamatan dan Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta (lanjutan)

Wilayah AdministrasiKecamatan Kelurahan

4. Cipingan Cempedak5. Rawa Bunga6. Cipinang Besar Selatan7. Cipinang Besar Utara8. Cipingan Muara

7. Duren Sawit 1. Pondok Bambu2. Duren Sawit3. Pondok Kelapa4. Malaka Jaya5. Malaka Sari6. Pondok Kopi7. Klende

8. Cakung 1. Cakung Barat2. Cakung Timur3. Rawa Terate4. Jatinegara5. Penggilingan6. Pulogebang7. Ujung Menteng

9. Pulo Gadung 1. Kayu Putih2. Rawamangun3. Jati4. Pisangan Timur5. Cipinang6. Jatinegara Kaum7. Pulogadung

10. Matraman 1. Pisangan Baru2. Utan Kayu Utara3. Utan Kayu Selatan4. Kayu Manis5. Palmeriam6. Kebon Manggis

3.1.2. Kependudukan

Jumlah penduduk DKI Jakarta tahun 2009 berdasarkan hasil proyeksi penduduk DKI

sebanyak 9.5 juta jiwa. Jumlah rumah tangga sebesar 2.311.535 rumah tangga dimana

rata-rata anggota rumah tangga adalah 3,99 orang. Dengan luas wilayah 662,33 km2

berarti kepadatan penduduknya mencapai 13,9 ribu/km2, sehingga menjadikan Provinsi

DKI Jakarta sebagai wilayah terpadat penduduknya di Indonesia.

3 - 9

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pertumbuhan penduduk mengalami penurunan dari 1,13 % pada periode 2005-2008

menjadi 1,06 % pada periode tahun 2005-2009.

Data jumlah penduduk, jumlah kecamatan dan kelurahan serta luas di masing-masing

wilayah dapat dilihat pada Tabel 3.3. berikut ini:

Tabel 3.2.Data Wilayah Administrasi dan PemerintahanDi Propinsi DKI Jakarta

No. Wilayah Administrasi Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa)(Km2) Kelurahan 2010

I Jakarta Pusat 48,131. Tanah Abang 7 145.3022. Menteng 5 67.2693. Senen 6 90.8904. Johar Baru 4 116.3595. Cempaka Putih 3 83.8486. Kemayoran 8 215.0427. Sawah Besar 5 100.1918. Gambir 6 79.982

Jumlah 44 898.883II. Jakarta Utara 146,661. Penjaringan 5 306.3512. Pademangan 3 149.5963. Tanjung Priok 7 375.1954. Koja 6 288.2265. Kelapa Gading 3 154.5686. Cilincing 7 371.376

Jumlah 31 1.645.312III. Jakarta Timur 188,031. Pasar Rebo 5 187.7712. Ciracas 5 252.9993. Cipayung 8 228.6594. Makasar 5 185.6455. Kramat Jati 7 272.1646. Jatinegara 8 164.9017. Duren Sawit 7 381.9648. Cakung 7 503.1749. Pulo Gadung 7 261.10210. Matraman 6 148.648

Jumlah 65 2.687.027IV. Jakarta Selatan 141,271. Jagakarsa 6 311.4842. Pasar Minggu 7 287.4003. Cilandak 5 189.0794. Pesanggrahan 5 211.0895. Kebayoran Lama 6 294.1086. Kebayoran Baru 10 141.822

10

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 3.2.Data Wilayah Administrasi dan PemerintahanDi Propinsi DKI Jakarta (lanjutan)

No

.Wilayah Administrasi Luas Wilayah Jumlah Penduduk (jiwa)

(Km2) Kelurahan 20107. Mampang Prapatan 5 141.6728. Pancoran 6 147.5099. Tebet 7 209.18310. Setia Budi 8 123.734

Jumlah 65 2.057.080V. Jakarta Barat 129,541. Kembangan 6 272.0802. Kebon Jeruk 7 333.4233. Palmerah 6 198.9754. Grogol Petamburan 7 223.2565. Tambora 11 236.3936. Taman Sari 8 109.6867. Cengkareng 6 510.7988. Kali Deres 5 394.214

Jumlah 56 2.278.825VI. Kab. Adm. Kep. Seribu 8,71. Kep. Seribu Selatan 8.3292. Kep. Seribu Utara 12.724

Jumlah 6 21.071Total Prov. DKI Jakarta 662,33 267 9.588.198

Sumber : Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, Hasil SP 2010

3.1.3 Keadaan Geografi

Jakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata ± 7 meter di atas

permukaan laut, terletak pada posisi 6o 12’ Lintang Selatan dan 106o 48’ Bujur Timur.

Luas wilayah Propinsi DKI Jakarta terdiri dari daratan seluas 662,33 km2 dan lautan

seluas 6.977,5 km2. Selain itu terdapat + 110 pulau seluas 869,61 Ha yang tersebar di

Kepulauan Seribu dan 29 buah sungai/saluran/kanal yang sebagian digunakan sebagai

sumber air minum dan usaha perikanan.

Di sebelah Utara membentang pantai dari Barat sampai ke Timur sepanjang + 35 km

yang menjadi tempat bermuaranya 19 buah sungai/kali menurut sumber BPLHD Prov.

DKI Jakarta yaitu Ciliwung, Krukut, Mookervart, Kali Angke, Kali Pesanggrahan, Sungai

Grogol, Kali Cideng, Kalibaru Timur, Cipinang, Sunter, Cakung, Buaran, Kalibaru Barat,

Cengkareng Drain, Jati Kramat, Cakung Drain, Ancol, Banjir Kanal Barat, Banjir Kanal

Timur. Sementara di sebelah Selatan dan Timur berbatasan dengan wilayah Provinsi

Jawa Barat (Kapubaten Bekasi dan Depok) sebelah Barat dengan Provinsi Banten

(Kabupaten Tangerang), dan di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa.

3 - 11

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Di sebelah Selatan dan Timur Jakarta terdapat rawa/situ dengan total luas mencapai

96,5 ha. Kedua wilayah ini cocok digunakan sebagai daerah resapan air, dengan

iklimnya yang lebih sejuk sehingga ideal dikembangkan sebagai wilayah penduduk.

Kegiatan industri lebih banyak terdapat di Jakarta Utara dan Jakarta Timur sedangkan

untuk kegiatan usaha dan perkantoran banyak terdapat di Jakarta Barat, Jakarta Pusat

dan Jakarta Selatan.

3.1.4. Iklim

Provinsi DKI Jakarta mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan musim

penghujan. Pada bulan Juni hingga September arus angin berasal dari Benua Australia

dan tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau.

Sebaliknya pada bulan Desember hingga Maret arus angin banyak mengandung uap air

yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim penghujan.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Pengamatan Jakarta

tahun 2010, secara umum Kota Jakarta beriklim panas dengan rata-rata suhu udara

maksimum berkisar 34,2 oC pada siang hari dan suhu minimum udara berkisar 23,7 oC

pada malam hari. Sedangkan kelembaban udara maksimum rata-rata di Kota Jakarta

sebesar 85,17 % dan rata-rata minimum sebesar 64,58 % dengan rata-rata curah hujan

sepanjang tahun sebesar 164,42 mm2.

Tabel 3.2. memperlihatkan data suhu udara dalam satuan oC, kelembaban udara dalam

satuan %, curah hujan dalam satuan mm2 dan banyaknya hari hujan dalam satuan hari

selama dari bulan Januari hingga Desember untuk Provinsi DKI Jakarta.

Tabel 3.3.Data Suhu Udara (oC), Kelembaban Udara (%), Curah Hujan (mm2)

dan Banyaknya Hari Hujan (hari) Kota Jakarta

BulanSuhu Udara

(oC)Kelembaban

Udara (%)Curah Hujan

(mm2)Banyaknya Hari

Hujan (Hari)

Januari 27,1 81 547,9 23Pebruari 27,2 81 231,9 22Maret 28,3 76 141,4 12April 28,9 76 92,7 11Mei 28,5 77 223,4 16Juni 28,9 75 74,4 5Juli 28,7 68 10,4 4

Tabel 3.3.Data Suhu Udara (oC), Kelembaban Udara (%), Curah Hujan (mm2)

12

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

dan Banyaknya Hari Hujan (hari) Kota Jakarta (lanjutan)

BulanSuhu Udara

(oC)Kelembaban

Udara (%)Curah Hujan

(mm2)Banyaknya Hari

Hujan (Hari)

Agustus 29,0 69 6,5 2September 29,4 68 88,3 4

Oktober 29,4 70 63,3 5Nopember 28,4 75 303,7 16Desember 28,5 77 189,1 16Sumber : Data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta,Hasil SP 2010

3.1.5 Kondisi Fisiografi dan Geomorfologi

Daerah Lembar Jakarta dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi antara lain dataran

pantai, yang dicirikan oleh permukaannya yang nisbi datar dengan ketinggian antara 0-

15 m di atas permukaan laut; lebarnya antara 7-40 km, meliputi tanggul pematang

pantai, daerah rawa dan dataran delta. Dataran ini dikenal sebagai Dataran Rendah

Jakarta (Bemmelen, 1949).

Provinsi DKI Jakarta yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata

berkisar 8 m d.p.l., bahkan lebih kurang 40% dari wilayah Provinsi DKI Jakarta memiliki

ketinggian dibawah permukaan laut. Hal ini ditambah dengan 13 sungai yang mengaliri

Jakarta menyebabkan kecenderungan untuk semakin rentannya wilayah Jakarta untuk

tergenang air dan banjir pada musim hujan.

Pada Gambar 3.2. terlihat bahwa kemiringan lereng wilayah Provinsi DKI Jakarta

adalah sekitar 0-3% sehingga wilayah ini memiliki kecenderungan datar, sementara

daerah hulu dimana sungai-sungai yang bermuara di Provinsi DKI Jakarta memiliki

ketinggian yang cukup tinggi yaitu sekitar 8-15% di wilayah Bogor dan Cibinong dan

untuk daerah ciawi-puncak lebih dari 15%. Dengan tingkat perkembangan wilayah

tersebut yang relatif berkembang, maka semakin rendah resapan air kedalam tanah

dan menyebabkan run off semakin tinggi. Pada gilirannya hal ini akan menyebabkan

ancaman banjir ke Jakarta semakin besar.

3 - 13

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 3.2 Peta Kemiringan Lereng Jabodetabek

3.1.6 Kondisi Geologi dan Jenis Tanah

Secara umum, seperti dapat dilihat pada Gambar 3.3, karakteristik keteknikan tanah

dan batuan daerah Provinsi DKI Jakarta menunjukan bahwa terdapat 4 karakteristik

utama, yaitu:

Pasir lempungan dan lempung pasiran merupakan endapan aluvial sungai dan

pantai berangsur-angsur dari atas ke bawah terdiri dari lanau lempungan, lanau

pasiran dan lempung pasiran, semakin kearah utara mendekatai panti di permukaan

beruapa lanau pasiran dengan sisipan lempung organik dan pecahan cangkang

kerang, tebal endapat antara perselang-seling lapisannya bekisar antara 3-12 m,

14

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

namun ketebalan secara keseluruhan endapan ini diperkirankan mencapai 300 m.

Lanau lempungan tersebar secara dominan di permukaan, abu-abu kehitaman

sampai abu-abu kecoklatan, setempat mengandung material organik, lunak-teguh,

plastisitas sedang-tinggi. Lanau pasiran, kuning keabuan, teguh, plastisitas sedang-

tinggi. Lempung pasiran , abu-abu kecokolatan, tegus, plastisitas sedang-tinggi.

Dibeberapa tempat nilai penetormeter saku (qu) untuk lanau lempungan antara

lanau pasiran antara 2-3 kg/cm2 dan lempung pasiran antara 1,5 – 3 kg/cm2, tebal

lapisan (data sondir dan bor tangan) lanau lempungan antara 1,5 – 5 m, lanau

pasiran antara 0,5 – 3 m dan lempung pasiran antara 1 -4 m dan kisaran nilai

tekanan konus lanau lempungan antara 2 – 20 kg/m2, lanau pasiran antara 15 – 25

kg/m2 dan lempung pasiran antara 10 – 40 kg/m2.

Satuan Pasir Lempungan merupakan endapan pematang pantai berangsur-angsur

dari atas kebawah terdiri dari perselang-selangan lanau pasiran dan pasri

lempungan. Tebal endadapan antara 4,5 – 13 m. Di permukaan didominasi oleh pasir

lempungan, dengan warna coklat muda dan mudah terurai. Pasir berbutir halus-

sedang, mengandung lempung, setempat kerikilan dan pecahan cangkang kerang.

Lanau pasiran berwarna kelabu kecoklatan, lunak, plasitisitas sedang. Dibeberapa

tempat nilai penetrometer saku (qu) untuk pasri lempungan antara 0,75 – 2 kg/cm2

dan lanau pasiran antara 1,5 – 3 kg/cm2, tebal lapisan (data sondir dan bor tangan)

pasri lempungan antara 3-10 m dan lanau pasiran antara 1,5 -3 meter dan kisaran

nilai tekanan konus pasir lempungan antara 10-25 kg/m2 dan lanau pasiran antara 2-

10 kg/m2.

3 - 15

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 3.3Peta Geologi Teknik Kawasan Jabodetabekpunjur

16

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Satuan Lempung Pasiran dan Pasir Lempungan yang merupakan endapan limpah

banjir sungai. Satuan ini tersusun beselang-selang antara lempung pasrian dan pasir

lempungan. Lempung pasrian umumnya berwarna abu-abu kecoklatan, coklat,

dnegna plasitisitas sedang, konsistensi lunak-teguh. Pasir lempungan berwarna abu-

abu, angka lepas, berukuran pasir halus-kasar, merupakan endapan alur sungai

dengan ketebalan 1,5 – 17 m.

Lempung Lanauan dan Lanau Pasiran merupakan endapan kipas aluvial vulkanik

(tanah tufa dan konglomerat), berangsur-angsur dari atas ke bawah terdiri dari

lempung lanauan dan lanau pasiran dengan tebal palisan antara 3 – 13,5 m.

Lempung lanauan tersebar secara cominan di permukaan, coklat kemerahan hingga

coklat kehitaman, lunak-teguh, plasitisitas tinggi. Lanau pasiran, merah-kecoklatan,

teguh, plasitisitas sedang-tinggi. Di beberapa tempat nilai penetrometer saku untuk

lempung antara 0,8 – 2,85 kg/cm2 dan lanau lempungan antara 2,3 – 3,15 kg/cm2,

tebal lapisan (data sondir dan bor tangan) lempung antara 1,5 -6 m dan lanau

lempungan antara 1,5 – 7,5 m. Kisaran nilai tekanan konus lempung antara 2 – 50

kg/m2 dan lanau lempungan antara 18 – 75 kg/m2. Tufa dan konglomerat melapuk

menengah – tinggi, putih kecoklatan, berbutir pasri halus-kasar, agak padu dan

rapuh.

Dari potongan melintang selatan-utara Jakarta (Gambar 3.4.) terlihat bahwa Provinsi

DKI Jakarta merupakan endapan vulkanik quarter yang terdiri dari 3 formasi yaitu:

Formasi Citalang, Formasi Kaliwangu, dan Formasi Parigi. Formasi Citalang memiliki

kedalaman hingga kira-kira 80 m dengan bagian atasnya merupakan batu lempung.

Formasi ini didominasi oleh batu pasir pada bagian bawahnya dan di beberapa tempat

terdapat breksi/konglomerat terutama pada bagian Blok M dan Dukuh Atas.

Sementara itu, Formasi Kaliwangu memiliki kedalaman sangat bervariasi dengan

kedalaman bagian utaranya lebih dari 300 m dan di sekitar Babakan formasi Parigi

mendesak keatas hingga kedalaman 80 m. Formasi ini di dominasi oleh batu lempung

diselangselingi oleh batu pasir.

3 - 17

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 3.4. Potongan Melintang Selatan - Utara

3.1.7. Kondisi Sumber Daya Air

Berdasarkan Kepmen ESDM nomor 716 K/10/MEM/2003 tentang Batas Horizontal

Cekungan Air Tanah di Pulau Jawa dan Pulau Madura yang saat ini sedang diproses

menjadi Perpres RI, menempatkan Jakarta menjadi salah satu dari 5 Cekungan Air

Tanah (CAT). CAT Jakarta tersebut merupakan lintas batas antara Provinsi Banten,

Provinsi DKI Jakarta, dan Provinsi Jawa Barat dengan luas sekitar 1.439 km2.

Sebarannya mencakup sebagian Kota Tanggerang dan sebagian Kabupaten Tanggerang,

18

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

seluruh wilayah DKI Jakarta, serta Kota Depok, sebagian Kabupaten Bogor dan sebagian

Kabupaten Bekasi.

CAT Jakarta memiliki luas sekitar 1.439 Km2 dengan batas disebelah selatan kira-kira

terletak di sekitar Depok, disebelah bara dan timur masing-masing Kali (K) Cisadane

dan Kali Bekasi, sementara batas disebelah utaranya adalah Laut Jawa. Sistem

akufiernya bersifat multi layers yang dibentuk oleh endapan kuarter dengan ketebalan

mencapai 250 m. Ketebalan akuifer tunggal antara 1 – 5 m, terutama berupa lanau

sampai pasir halus. Kelulusan horizontal antara 0,1 – 40 m/hari, sementara kelulusan

vertikalnya berdasarkan hasil simulasi aliran air tanah CAT Jakarta sekitar 250

m2/hari.

Air tanah pada enadapan kuarter mengalir pada system akuifer ruang antar bulir. Di

daerah pantai umumnya didominasi oelh air tanah panyau/asin yang berada di atas air

tanah tawar kecuali di daerah yang disusun oleh endapan sungai lama dan pematang

pantai. Akuifer produktif umumnya dijumpai sekitar kedalaman 40 mbmt dan mencapai

kedalaman maksimum 150 mbmt.

Pembagian system akuifer di CAT Jakarta yang hingga saat ini digunakan adalah

sebagai berikut:

Sistem akufier tidak tertekan yang berada pada kedalaman 0-40 mbmt, disebut

sebagai kelompok akuifer I

Sistem akuifer tertekan atas yang berada pada kedalaman 40-140 mbmt, disebut

sebagai kelompok akuifer II

Sistem akuifer tertekan bawah yagn berada pada kedalaman 140 – 250 mbmt,

disebut sebagai kelompok akuifer III

Pembagian akuifer di CAT Jakarta tersebut didasarkan atas dijumpainya lempung

berfaies laut yang memisahkan system akuifer yang satu dengan lainnya. Mengatasi

system akuifer di daerah pemantauan adalah endapan terseir yagn bersifat relative

sangat kedap air.

Mengenai air permukaan sendiri, terdapat 18 sungai yang mengalir membelah Jakarta.

Kondisi sungai ini sangat memprihatinkan dengan tingkat sedimentasi dan

pengangkutan sampah yang tinggi. Akibatnya, jika hujan tinggi terjadi di hulu,

permukaan air sungai dengan cepat meluap, yang pada gilirannya akan mengancam

daerah rendah di Jakarta terutama daerah Jakarta Utara. Perawatan sungai terutama

pengerukan mulut sungai dan pengurangan pembuangan sampah ke sungai akan

3 - 19

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

membantu menjaga kapasitas debit sungai. Sungai-sungai tersebut dimanfaatkan untuk

berbagai kepentingan. Antara lain digunakan untuk usaha perkotaan, air baku untuk air

minum, perikanan dan lain-lain. Fungsi utama dari jaringan sungai dan kanal tersebut

adalah sebagai sarana drainase.

Sedangkan jumlah situ yang ada di wilayah DKI Jakarta terdapat 6 buah situ yang juga

dikelola oleh Pemda DKI, dan jumlah tempat parkir air (retention basin) terdapat 15

buah. Fungsi utama tempat parkir ini adalah sebagai wadah ”retention” atau tempat

menahan sementara luapan air sungai pada saat muka air sungai meningkat.

3.1.8 Kondisi Hidrooceanografi dan Ekosistem Pulau-pulau Kecil

Sejak tahun 1925 Belanda sudah melakukan pengamatan pasang surut muka air laut

Jawa di Jakarta. Dimana muka air laut rata–rata dijadikan sebagai basis referensi

dalam menentukan elevasi teliti untuk pemakaian yang lebih luas di Jawa. Hasil

pengamatan tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

Spring tide (High High Water) PP + 1,15 m

Average High Water (HW) PP + 0,90 m

Slack tide high water PP + 0,80 m

Mean Sea Level (MSL) PP + 0,60 m

Slack tide low water PP + 0,40 m

Average Low Water (LW) PP + 0,25 m

Spring tide (Low Low Water) PP = 0 (zero datum)

Kawasan-kawasan pantai utara dan berbagai pulau terdiri dari Mud Flat dan Mangrove

yang merupakan habitat dari burung air yang datang dan burung lokal yang

dilindungi.Kawasan hutan mangrove ini sangat penting bagi kelestarian fauna oleh

karenanya perlu dilindungi.

3.1.9 Kenaikan Muka Air Laut

Akibat pemanasan global, tinggi permukaan laut akan meningkat. Intergovermental

Panel on Climate Change (IPCC) dalam prediksinya memperkirakan bahwa kenaikan

muka air laut berkisar antara 18 cm sampai 59 cm sampai tahun 2100. Ini tentu juga

berpengaruh pada perairan laut Indonesia. Dampak ini lebih terasa pada daerah-

daerah yang berbatasan dengan laut, seperti DKI Jakarta.

20

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Karena sifatnya global, maka penanganan masalah ini harus dilakukan secara global

dengan cara menurunkan konsentrasi CO2 di udara. Semua negara di dunia harus

bersama-sama berusaha menurunkan konsentrasi CO2 di negaranya masing-masing.

Untuk jelasnya, perkiraan kenaikan muka air laut sampai tahun 2100 dapat dilihat

pada Grafik 3.1 berikut ini:

Grafik 3.5. Perkiraan Kenaikan Muka Air Laut

3.1.10.Perekonomian

Perekonomian Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2009 tumbuh sebesar 10,51 persen,

angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan tahun yang lalu dengan tingkat

pertumbuhan mencapai 6,22 persen. Sektor-sektor yang menunjukan pertumbuhan

tinggi pada periode tersebut adalah sector pengangkutan dan komunikasi (15,90

persen), sector listrik dan gas (15,29 persen, dan sektor bangunan dan konstruksi

(14,38 persen).

Angka PDRB per kapita secara tidak langsung dapat dijadikan indicator untuk mengukur

tingkat kemakmuran suatu wilayah. Angka yang dihasilkan disini sifatnya makro karena

hanya tergantung dari nilai PDRP dan penduduk pertengahan tahun tanpa

memperhitungkan kepemilikan dari nilai tambah setip sector ekonomi yang tercipta.

Tabel 3.4.

3 - 21

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

PDRB Sektoral Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan UsahaTahun 2008-2010 Semester I (Dalam Juta rupian)

PDRB Berdasarkan Harga Konstan 2009

No

.

Wilayah 2007 2008 2019

1 Pertanian 571,425 687,829 762,80

2 Pertambangan dan Penggalian 2,636,093 3,221,255 3,084,481

3 Industri Pengolahan 90,446,591 106,537,727 118,471,253

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 6,021,390 7,591,329 8,426,493

5 Bangunan / Konstruksi 63,448,564 76,502,861 86,646,985

6 Perdagangan,Hotel&Restoran 115,311,319 140,064,013 156,083,318

7 Pengangkutan dan Komunikasi 52,793,003 63,357,630 74,664,836

8 Keuangan, Perusahaan & Jasa Perusahaan

162,297,780 193,459775 213,353,220

9 Jasa-Jasa 72,923,194 85,988,672 95,529,889

10 Provinsi DKI Jakarta 566,449,360 677,411,092

757,023,453

Sumber : BPS. DKI Jakarta,Tahun 2010

Gambaran kemajuan perekonomian suatu daerah juga dapat dilakukan dengan

mengelompokkan kegiatan perekonomiannya berdasarkan lapangan usaha.

Berdasarkan lapangan usaha, terdapat tiga kelompok lapangan usaha, yaitu :

a. Sektor Primer, yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah atau

bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber-sumber alam, seperti tanah

dan kandungan deposit di dalamnya. Yang termasuk kelompok ini adalah sektor

pertanian serta sektor pertambangan dan penggalian.

b. Sektor Sekunder, yaitu sektor yang mengolah bahan mentah atau

bahan Baku, baik yang berasal dari sektor primer maupun dari sektor sekunder

menjadi barang yang lebih tinggi nilai tambahnya. Sektor ini mencakup sektor

industri pengolahan, sektor listrik gas dan air minum, dan sektor konstruksi.

c. Sektor Tersier atau Sektor Jasa, yaitu sektor yang tidak memproduksi

barang dalam bentuk fisik melainkan dalam bentuk jasa. Sektor ini adalah sektor

22

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor bank dan

lembaga keuangan lainnya, serta sektor jasa-jasa.

3.2 KEBIJAKAN PEMBANGUNAN

3.2.1 Kawasan yang diusulkan dalam sistem pusat kegiatan di RTRW 2030 DKI Jakarta

Pusat-pusat kegiatan DKI Jakarta terus berkembang baik pusat kegiatan primer,

sekunder, hingga tersier. Pusat-pusat kegiatan tersebut merupakan perkembangan dari

pusat-pusat kegiatan utama menurut fungsi kawasan sebagai pembentuk struktur ruang

dan sistem pusat kegiatan utama menurut ungsi khusus yang ditetapkan RTRW DKI

Jakarta Tahun 2010.

Analisa Sistem Pusat Kegiatan utama menurut fungsi sebagai pembentuk struktur

ruang ditetapkan ada sembilan (9) kawasan ; sentra primer baru timur, sentra primer

baru barat, Pusat niaga terpadu Pantura, Sentra primer Glodok, Sentra primer Tanah

Abang, Pusat Niaga Terpadu kuningan, sudirman dan casablanca, pusat niaga terpadu

mangga dua, dan pusat niaga terpadu bandar baru kemayoran.

Delapan (8) dari kawasan tersebut diatas masih merupakan kawasan pusat kegiatan

primer. Sedangkan kawasan sentra primer glodok menjadi pusat kegiatan sekunder.

Kawasan Glodok sampai dengan tahun 2009 sudah mengalami perkembangan yang

cukup pesat karenanya hanya sedikit pengembangan kawasan yang akan dilakukan

pada rencana tata ruang wilayah berikutnya.

Selain delapan (8) kawasan yang dipertahankan untuk menjadi kawasan pusat kegiatan

primer terdapat tiga (3) kawasan baru yang muncul yaitu ; kawasan Monas, Dukuh

Atas, Kawasan Manggarai, dan kawasan ekonomi khusus Marunda.

Kawasan Medan Merdeka dalam Pasal 17 tentang Sistem Pusat Kegiatan RTRW 2010

sudah termuat dalam arahan sistem pusat kegiatan utama menurut fungsi khusus

sebagai pusat pemerintahan nasional dan propinsi. Pada RTRW 2030 Kawasan Monas

(tidak lagi Medan Merdeka) menjadi pusat kegiatan primer pada kawasan monas ini

akan difasilitasi dengan perencanakan pembangunan jalan arteri yang melintasi. Pada

kawasan monas ini adalah sentra dari kegiatan pemerintahan nasional dimana

DKI Jakarta sebagai Ibukota negara Republik Indonesia.

Dari sistem transportasi yang berkembang di DKI Jakarta Kawasan Dukuh Atas akan

menjadi kawasan transit intermoda. Dukuh atas memegang peranan penting dalam

menghubungkan lokasi satu dan yang lain di DKI Jakarta, alasan tersebut menjadi

dasar potensial bagi Dukuh Atas di RTRW 2030 menjadi pusat kegiatan primer.

3 - 23

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Kawasan Manggarai mempunyai kecenderungan untuk bekembang pesat di wilayah DKI

Jakarta. Ada beberapa fungsi kegiatan yang berada dikawasan tersebut diantaranya;

a). stasiun yang akan dikembangkan menjadi stasiun penting di wilayah DKI Jakarta

sama peranannya dengan dukuh atas. Bahkan stasiun manggarai adalah pusat

penghubung dengan jalur transportasi angkutan JABODEBEK. b). Pintu Air manggarai,

dari sistem perairan pintu air manggarai mempunyai peran penting dalam pengindikasi

banjir. c). Fungsi perdagangan, selain terdapat gedung pertokoan pasaraya manggarai,

pada daerah sekitar Pasar Rumput di Jalan Sultan Agung, bisa ditemukan para

pedagang loak/barang bekas. Banyak yang menjual peralatan saniter bekas. Beberapa

alasan tersebut menjadi dasar potensial bagi Manggarai di RTRW 2030 menjadi pusat

kegiatan primer.

Kawasan ekonomi khusus (KEK) Marunda dari Rencana Pengembangan Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Marunda Provinsi DKI Jakarta Tahun 2009 menyebutkan KEK

marunda sangat bermanfaat bagi DKI Jakarta dan nasional.

Sistem pusat kegiatan primer dapat terlaksana secara maksimal atau berjalan dengan

baik apabila tersambung dengan jalur Arteri. Jaringan jalan arteri tidak dapat

terputus, sehingga terdapat usulan jalan arteri dalam strktur ruang. Penamaan jalan

arteri primer atau sekunder, tidak mewakilkan penamaan dari sistem pusat kegiatan,

karena arteri merupakan spesifikasi sedangkan primer atau sekunder adalah sistemnya.

Pada sistem Pusat Kegiatan utama menurut fungsi khusus ditetapkan pada RTRW 2010

ada Tujuh (7) kawasan ; pusat pemerintahan Nasional dan propinsi di kawasan Medan

Merdeka, pusat perwakilan negara asing di kawasan kuningan dan jl. MH.Thamrin,

pusat rekreasi : Taman Mini Indonesia Indah, Taman Impian Jaya Ancol, kepulauan

seribu, Taman Margasatwa Ragunan, dan bumi perkemahan cibubur, Pusat olah raga

senayan, pusat kesehatan di Rs. Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Rumah Sakit Pusat

Angkatan Darat Gatot Subroto; Pusat Kesenian Taman Ismail Marzuki; Pusat Distribusi

Barang di Tanjung Priok, Distribusi Bahan Bakar Minyak di Plumpang, Pasar Induk Bahan

Pangan di Kramat Jati, Cipinang, dan Rawa Buaya.

24

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Sumber: Kondisi Eksisting Tahun 2008

Gambar 3.6. Pusat Kegiatan yang Cenderung Berkembang sebagai Pusat Kegiatan Nasional

3 - 25

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 3.6 menunjukkan pusat-pusat kegiatan yang cenderung berkembang sebagai

pusat kegiatan utama yaitu pusat kegiatan primer dan pusat kegiatan sekunder. Pusat-

pusat kegiatan tersebut merupakan penambahan dari pusat-pusat kegiatan yang

ditetapkan dalam RTRW DKI Jakarta 2010. Penambahan tersebut diakibatkan

perkembangan DKI Jakarta yang sangat pesat sehingga pada kondisi eksisting tumbuh

pusat-pusat kegiatan baru.

3.2.2 Strategi Penataan Ruang

Sesuai amanat UU No 26 Tahun 2007, strategi penataan ruang pada tingkat provinsi

ditujukan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah, kawasan strategis

provinsi, pemanfatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.

Adapun strategi penataan ruang DKI Jakarta melalui hal-hal sebagai berikut:

1. Mengembangkan Jakarta ke arah Barat, Timur dan Utara serta mengendalikan dan

membatasi pengembangan ke arah Selatan

2. Mengembangkan pembangunan ke arah Utara sekaligus optimalisasi pengelolaan

Teluk Jakarta melalui reklamasi, revitalisasi, dan pembangunan pelabuhan bertaraf

internasional

3. Mengoptimalkan dan mengembangkan sistem pusat-pusat kegiatan jasa,

perdagangan, distribusi barang, pariwisata dan ekonomi kreatif skala nasional dan

internasional yang didukung prasarana dan sarana transportasi dna utilitas yang

memadai dan terpadu

4. Mengembakan sistem angkutan umum massal disertai dengan pengembangan

kawasan berkepadatan tinggi, campuran dan kompak melalui konsep TOD

5. Mengembangkan peremajaan kota di kawasan strategis yang berpotensi tinggi

melalui perbaikan lingkungan, pemeliharaan lingkungan, peremajaan lingkungan

(redevelopment), pemugaran lingkungan dan pembangunan baru (new

development)

6. Mengembangkan prasarana dan sarana untuk pengendalian banjir dengan

pengembangan sistem polder dan banjir kanal

7. Pemulihan dan pengembangan situ dan waduk, normalisasi sungai serta

pembangunan tanggul pengaman sungai dan laut

3 - 26

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

8. Mengintergrasikan sistem prasarana DKI Jakarta dan Bodetabek

9. Memprioritaskan pemanfaatan ruang udara dan ruang bawah tanah dikaitkan

dengan pengembangan sistem transportasi

10. Mendorong pemanfaatan lahan permukiman baik vertikal maupun horisontal yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana kota yang memadai

11. Mengendalikan pembangunan yang bersifat pita dnegan mengembangkan kawasan

pembangunan campuran (mixed use) yang terpadu

12. Mempertahankan dan mengembangkan lingkungan dan bangunan cagar budaya

untuk kepentingan sejarah, ilmu pengetahuan, kebudayaan dan pariwisata

13. Melaksanakan konservasi kawasan lindung dan sumber daya air, serta pengembangan

ruang terbuka hijau untuk keseimbangan ekologi kota

14. Mengantisipasi dampak pemanasan global dengan menerapkan konsep bangunan

ramah lingkungan (green building) dan konsep perancangan kota yang

berkelanjutan (suistainable urban design).

3.2.3. Kebijakan Penataan Ruang

Sesuai amanat UU No 26 Tahun 2007, kebijakan penataan ruang pada tingkat provinsi

ditujukan untuk mewujudkan struktur dan pola ruang wilayah, kawasan strategis

provinsi, pemanfatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi.

Untuk itu bebepara kebijakan penataan ruang wilayah Provinsi DKI antara lain harus

mengacu pada hal-hal sebagai berikut :

• Memantapkan fungsi Jakarta sebagai kota jasa skala nasional dan internasional

• Memprioritaskan pengembangan kota ke arah Timur, Barat, dan Utara serta

membatasi perkembangan ke arah Selatan sebagai bagian dari fungsi kawasan

Jabodetabekpunjur sebagai akwasan peresapan air dan tangkapan air

• Melestarikan fungsi dan keserasian lingkungan hidup dengan optimasi daya dukung

dan daya tampung lingkungan daerah sebagai bagian dari kawasan

Jabodetabekpunjur

• Meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang terbuka hijau untuk mewujudkan

Pembangunan Jakarta yang berkelanjutan

3 - 27

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

• Mengembangkan sistem prasarana dan sarana kota yang berintergrasi dengan sistem

regional, nasional dan internasional

• Mengembangkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang bawah tanah, ruang

permukaan dan ruang udara guna meningkatkan keterpaduan dan optimalisasi

pemanfaatan ruang.

Sebagai kota metropolitan, maka strategi penataan ruang wilayah Provinsi DKI Jakarta

tidak dapat dilepaskan dalam kontek pengembangan struktur dan pola ruang kawasan

disekitarnya. Oleh karena itu strategi penataan ruang wilayah ini diharapkan dapat

bersinergi dengan strategi penataan ruang wilayah Jabodetabek sebagai suatu

kesatuan kawasan perkotaan nasional.

Perkembangan Provinsi DKI Jakarta

Perkembangan suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor pembentuk

wilayah itu sendiri, faktor pembentuk yang bersifat fisik dan non fisik seperti

ketersediaan lahan dan lingkungan pengembangan, kemudian non fisik seperti

kependudukan, kondisi sosial, ekonomi dan budaya setempat. Selain factor

pembentuk wilayah tersebut, perkembangan wilayah sangat ditentukan oleh

kebijaksanaan pembangunan pemerintah daerah, baik arah dan maupun strategi

yang akan dilakukan pemerintah ke depan untuk program jangka pendek, jangka

menengah dan program jangka panjang.

Perkembangan Provinsi DKI Jakarta perlu dipahami, dimengerti dan dikaji lebih

mendalam dalam kaitannya dengan penyusunan masterplan dan kajian akademis

persampahan DKI tahun 2012-2032. Alasan pengkajian ini sangat mendasar

karena masterplan dan kajian akademis persampahan akan mempertimbangkan

perkembangan wilayah tersebut, berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Provinsi DKI Jakarta tahun 2012-2030 yang sudah di Perdakan. Dengan demikian

untuk melihat perkembangan wilayah DKI Jakarta pada saat ini dan dimasa yang

akan datang, maka dilakukan dengan membandingkan kondisi sekarang dengan

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI tahun 2011-2030, meliputi aspek

kependudukan, kondisi penggunaan lahan ekisting, rencana struktur tata ruang

daratan, dan rencana pola tata ruang daratan.

Dimana dari hasil perbandingan tersebut, dapat dilihat perkembangan dan

kepadatan penduduk persatuan administrative, kapasitas intensitas dan jenis

3 - 28

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

penggunaan lahan, kapasitas intensitas dan fungsi pusat kegiatan, dan pembagian

dan penetapan zona terbangun dan zona lindung.

1. Kependudukan

Keberadaan sampah merupakan produk yang dihasilkan dari aktivitas penduduk,

volume sampah yang dihasilkan akan sejalan dengan jumlah penduduk yang

melakukan aktivitas di suatu tempat.Timbunan sampah juga sangat dipengaruhi

oleh tingkat kepadatan penduduk yang tinggal di daerah yang bersangkutan, hal

ini terkait dengan karakteristik dan pola kehidupan social, ekonomi dan budaya

masyarakatnya.

Jumlah penduduk di Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 sebanyak 7.753.035

jiwa dengan tingkat kepadatan rata-rata 12,562 jiwa/km, sedangkan dilihat dari

perkembangannya dari tahun 2005-2009 sebesar 1,06 % /tahun. Berdasarkan

data pendududuk perkecamatan tahun 2010, tercatatan jumlah penduduk

terbanyak di Kecamatan Duren Sawit sebesar 323,449.jiwa dengan tingkat

kepadatan 14,280.jiwa/km, dan jumlah penduduk terendah di Kecamatan

Cempaka Putih sebanyak 67.358 jiwa dengan tingkat kepadatan 14,362

.jiwa/ha.Dengan melihat tingkat kepadatan penduduk rata-rata terrsebut, maka

dapat ditentukan kecamatan yang mempunyai kepadatan diatas dan dibawah

rata-rata. Untuk kecamatan dan kota administrative yang mempunyai kepadatan

penduduk rata-rata, adalah segai berikut.

Kota administrative Jakarta Pusat.

1. Kecamatan Tanah Abang

2 Kecamatan Senen

3 Kecamatan Johar Baru

4 Kecamatan Cempaka Putih

5 Kecamatan Kemayoran

6 Kecamatan Sawah Besar

Kota administratif Jakarta Utara

1. Kecamatan Tanjung Priuk

2. Kecamatan Koja

Kota administrative Jakarta Barat

3 - 29

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

` 1. Kecamatan Kebon Jeruk

2. Kecamatan Palmerah

3. Kecamatan Tambora

4. Kecamatan Taman Sari

Kota administrative Jakarta Selatan

1. Kecamatan Pasangrahan

2. Kecamatan Kebayoran Lama

3. Kecamatan Kebayoran Baru

4. Kecamatan Mampang Prapatan

5. Kecamatan Pancoran

6. Kecamatan Tebet

Kota administrative JakartaTimur

1. Kecamatan Pasar Rebo

2. Kecamatan Ciracas

3. Kecamatan Kramat Jati

4. Kecamatan Jatinegara

5. Kecamatan Duren Sawit

6. Kecamatan Pulo Gadung

7. Kecamatan Matraman

Sedangkan unuk kecamatan yang lainya termasuk dalam tingkat kepadatan

rendah dibandingkan dengan rata-rata kepatan, indikasi tingkat kepadatan ini

merupakan salah satu komponen didalam menghitung timbunan sampah.

2. Penggunaan lahan eksisting

Kondisi eksisting (tahun 2011) penggunaan lahan DKI Jakarta (ruang daratan) di

dominasi oleh penggunaan perumahan dan fasilitasnya, kemudian penggunaan

perkantoran,perdagangan,jasa dan taman, kemudian penggunaan lahan

kawasan industri,pergudangan dan lahan kosong, selanjutnya pengunaan lahan

kantor pemerintahan, pengunaan lahan kawasan terbuka hijau non lindung.

Kondisi dan karakteristik wilayah tersebut akan sejalan dengan karekteristik

sumber timbunan sampah, komposisi dan sistem penanganannya.

3 - 30

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Beberapa factor yang sangat berpengaruh terhadap produksi timbunan sampah

dengan perkembangan wilayah DKI Jakarta sampai dengan tahun 2032.

3. Rencana struktur ruang daratan

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistim jaringan

prasarana dan sarana, yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial

ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan

fungsional.Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi DKI Jakarta

tahun 2011-2030, rencana struktur ruang daratan terbagi pusat kegiatan primer

dan pusat kegiatan sekunder. Dimana untuk pusat kegiatan primer terdiri dari 11

(sebelas) kawasan, dan pusat kegiatan sekunder terdiri dari 8 (delapan)

kawasan.Untuk kawasan pusat kegiatan primer berpola mengelompok, walaupun

sebagian pusat kegiatan primer menyebar. Sedangkan untuk pusat kegiatan

sekunder berpola menyebar, dan sebagian berkelompok (berdekatan) lokasinya.

Rencana struktur ruang daratan merupakan suatu kawasan pusat aktivitas

permukiman, perkantoran, perdagangan dan jasa, kawasan ini berfungsi

komersial yang berpotensi menghasilkan timbunan sampah cukup tinggi.

4. Rencana pola ruang daratan

Rencana pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah,

yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang

untuk fungsi budidaya.Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

DKI Jakarta tahun 2011-2030, rencana pola ruang daratan terbagi kawasan

lindung dan kawasan budidaya. Untuk kawasan lindung dalam hal ini kawasan

terbuka hijau lindung hanya terdapat di Kecamatan Penjaringan dan untuk

kawasan berfungsi lindung berupa kawasan sepadan sungai,danau dan taman

kota. Sedangkan kawasan budidaya terdiri dari kawasan perumahan, kawasan

perkantoran,perkantoran dan jasa, kawasanpemerintahan, kawasan industri dan

pergudangan, pelayanan umum dan sosial, kawasan tambak dan sawah.

Rencana pola ruang daratan terutama untuk kegiatan komersial berpusat di

Jakarta Pusat dan sebagian Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan

Jakarta Timur.Kawasan perkantoran, perdagangan dan jasa. Sedangkan untuk

kawasan industri, pergudangan dan taman sebagaian besar di Jakarta Utara dan

3 - 31

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Jakarta Timur.Rencana pola ruang daratan ini mengindikasikan bahwa kawasan

ini berpotensi sebagai kawasan penghasil sampah cukup tinggi, dengan

komposisi sampah sebagian berupa sampah hasil industri.

3 - 32

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

BAB 4

PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

4.1. Metoda Penentuan dan Pengumpulan Data

Survey lapangan dilakukan dengan melakukan kuestioner dan check list di

lapangan secara langsung untuk mengetahui mekanisme penanganan sampah

eksisting dari sumber ke TPS maupun ke TPST terhadap sampah, baik yang

berasal dari dari kawasan perumahan maupun non perumahan. Dari hasil survey

lapangan maupun check list lapangan di peroleh perbedaan penanganan

sampah di setiap wilayah maupun masing – masing daerah.

4.1.1. Jenis, Penentuan, Lokasi dan Jumlah Data

4.1.1.1 Jenis dan Penentuan Data

Data atau informasi yang dikumpulkan meliputi antara lain 1). Data sekunder

berupa referensi dan studi terdahulu yang relevan dengan pekerjaan ini dan 2).

Data primer berupa data kondisi eksisting pengelolaan sampah di DKI Jakarta.

4 - 1

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Data Referensi dan Studi Terdahulu

Adapun referensi dan studi terdahulu yang relevan dengan pekerjaan Master

Plan & Kajian Akademis Pengelolaan Sampah DKI Jakarta 2011 ini antara lain:

a. Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria Pengelolaan Sampah

b. Peraturan perundang-undangan seperti UU No. 18 Tahun 2008,

Peraturan Menteri Dalam Negri No. 33 Tahun 2010, Peraturan Menteri PU

No. 21 tahun 2006, Peraturan Daerah, SK Gubernur, Perda DKI RTRW, dll.

c. Studi-studi terdahulu yang relevan seperti Laporan Akhir

Master Plan Pengelolaan Sampah 1987 – 2005 (JICA 1987), Laporan Akhir

Master Plan Review & Program Development 2005 – 2015 (WJEMP 2005),

Laporan Akhir SAPROF untuk Proyek Pengelolaan Sampah Jakarta Indonesia

(JBIC 2008), Master Plan Pengelolaan Sampah di Kepulauan Seribu (PT. Citra

Murni Semesta, 2003), dan lainnya.

Data Kondisi Eksisting Pengelolaan Sampah di DKI Jakarta

Adapun data kondisi eksisting pengelolaan sampah DKI Jakarta yang

dikumpulkan antara lain:

a. Regulasi

Peraturan yang terkait dengan pengelolaan sampah di DKI Jakarta baik yang

masih dalam proses (draft) ataupun sudah final, seperti Perda dan SK

Gubernur.

b. Kelembagaan

Bentuk kelembagaan pengelola sampah di DKI Jakarta, meliputi Dinas

Kebersihan, Suku Dinas Kebersihan di Wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Utara,

Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu; tugas

pokok dan fungsi, Susunan/Struktur Organisasi, Jumlah Personil dan

Posisi/Jabatan serta wewenangnya. Pengumpulan data kelembagaan Dinas

PU Tata Air, PD Pasar Jaya, Dinas Pertamanan, Badan Pengendalian

Lingkungan Hidup Daerah, dan Dinas Pendidikan; hal ini perlu karena terkait

dengan pengelolaan sampah.

c. Pendanaan

2

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pengumpulan data sumber-sumber pembiayaan, besaran anggaran APBD

per tahun dalam tiga tahun terakhir, termasuk restribusi sampah yang

dipungut dari pemukiman dan non pemukiman (besaran dan sumbernya

serta mekanisme penagihannya).

d. Peran Serta Masyarakat &Sosial Masyarakat

Pengumpulan data tentang karakteristik perilaku budaya dan kebiasaan

masyarakat dalam hal penanganan sampah, pengumpulan informasi

tentang keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan

sampah. Kuesioner dipakai untuk memperoleh data ini.

e. Teknis Operasional

Data teknis operasional yang diperlukan dan dikumpulkan antara lain:

Data sarana dan prasarana pengelolaan persampahan, meliputi:

pewadahan, pengumpulan, pengangkutan dan pemrosesan akhir.

Dalam hal ini akan diinventarisir jenis dan bentuk pewadahan (tong

sampah, kantong plastik, keranjang, bak sampah, gerobak, gerobak

motor dan lain-lain). Checklist digunakan untuk memperoleh data ini.

Checklist digunakan untuk memperoleh data ini. Ada 14 sumber

penghasil sampah yang akan diinventarisasi penanganan sampahnya.

Contoh checklist

Data dari Tempat Penampungan Sementara (TPS): meliputi 1). jumlah,

jenis, lokasi TPS; 2). kondisi pengangkutan meliputi jenis alat angkut

(tipper, compactor, arm roll, truk kapsul), jumlahnya, kapasitasnya,

kondisinya, dan tahun pembuatannya; 3). daerah kerja meliputi

pelaksana swasta, dinas kebersihan dan suku dinas. Checklist

digunakan untuk memperoleh data ini.

Pemrosesan Akhir

Pengumpulan data TPST Bantargebang, Intermediate Treatment

Facility (ITF) Cakung – Cilincing, Marunda, SPA Sunter.

Pengolahan sampah berbasis masyarakat

Pengumpulan data pengelolaan sampah yang dilakukan oleh

masyarakat (Comunity Based Solid Waste Management), seperti di

daerah Rawasari, Rawajati, Banjarsari, RW. 15 Klender dan lain-lain.

4 - 3

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Daerah Pelayanan

Pengumpulan daerah pelayanan dan penanganan sampah yang

dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan instansi lainnya, misalnya:

sampah sungai, sampah pasar dan taman, termasuk pengamatan

jenis-jenis sumber sampah.

Sementara untuk kebutuhan data timbulan, komposisi dan karaktersitik sampah

DKI Jakarta terbaru, diperoleh melalui pekerjaan studi timbulan sampah DKI

Jakarta yang berjalan simultan dengan pekerjaan penyusunan Master Plan.

4.1.1.2 Lokasi dan Jumlah Data

Daerah studi dibagi dalam 5 wilayah studi menurut wilayah administrasi DKI

Jakarta yaitu Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan dan

Jakarta Barat. Berdasarkan sumber penghasil sampah, data dibagi atas data dari

sumber pemukiman dan data dari sumber non pemukiman.

Data Sumber Pemukiman

DKI Jakarta adalah kota megapolitan dengan heterogenitas

pendapatan/pengeluaran penduduk yang beragam. Oleh sebab itu, untuk

mendapatkan sampel yang dapat mendekati mewakili pendapat dari warga DKI

Jakarta, data dari sumber pemukiman dibagi atas 3 strata

pendapatan/pengeluaran penduduknya yakni

1) Strata Pendapatan/Pengeluaran Tinggi dengan rentang pengeluaran per

bulan tiap keluarga sebesar lebih dari > 3,5 juta perbulan

2) Strata Pendapatan/Pengeluaran Menengah dengan rentang pengeluaran per

bulan tiap keluarga sebesar Rp. 1,2 juta Hingga Rp. 2,5 juta perbulan

3) Strata Pendapatan/Pengeluaran Rendah dengan rentang pengeluaran per

bulan tiap keluarga sebesar kurang dari Rp. 1,2 juta perbulan

Jumlah data per daerah studi dan per strata pendapatan/pengeluaran ditetapkan

sebesar minimal 30 sampel sehingga kebutuhan data pemukiman perwilayah

sebesar 90 buah atau 450 sampel se DKI Jakarta. Menurut Ida Bagus Matra dan

Kasto, untuk suatu penelitian survai dengan teknis analisa korelasi atau statistik

4

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

parametrik, maka sampel yang harus diambil minimal atau lebih besar dari 30

kasus1. Data pemukiman diambil pada penghuni rumah tangga dan apartemen.

Adapun lokasi survai data pemukiman di tiap wilayah studi disajikan pada Tabel

4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Lokasi & Jumlah Data untuk Survai di Pemukiman

Wilayah

Studi

Strata Atas Strata Menengah Strata Rendah

Lokasi

Jumla

h

Data

Lokasi

Jumla

h

Data

Lokasi

Jumla

h

DataJakarta Pusat Menteng 30 RW12

Kelurahan Cempaka Putih Barat

30 Kel. Kemayoran

30

Jakarta Utara Kelurahan Kelapa Gading Barat RW 07

30 Kelurahan Kelapa Gading Barat RW 03

30 Kel. Penjaringan

30

Jakarta Timur Balai Pustaka

30 Komp Perhubungan Laut

30 Perkampungan, kel. cakung

30

Jakarta

Selatan

Tebet Barat 30 Kel. Pasar

Minggu

30 Kel.

Jagakarsa

30

Jakarta Barat Kel. Tanjung Duren

30 Kel. Kebon Jeruk

30 Kel. Rawa Buaya

30

Data Sumber Non Pemukiman

Data dari Sumber Non Pemukiman terdiri dari sumber-sumber penghasil sampah

sebagai berikut:

1) Pusat Pertokoan seperti mall, ruko dan toko pribadi

2) Hotel, baik hotel berbintang dan melati;

3) Tempat rekreasi;

4) Rumah Makan

5) Pelabuhan Kapal Laut, Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api

6) Rumah Sakit dan poliklinik/puskesmas;

4 - 5

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

7) Kantor atau perkantoran;

8) Sekolah seperti SD, SMP, SMA, TK, Mib, MTs, Mab dan sederajat)

9) Perguruan Tinggi seperti Universitas, Akademi dan sederajat;

10) Industri, baik kawasan industri dan industri rumahan;

11) Rumah Peribadatan;

12) Taman, jalan dan sungai.

13) Pasar, baik pasar tradisional dan modern seperti Carefour, Giant dsb.

Lokasi dan jumlah data yang dikunjungi per wilayah dapat dilihat pada Tabel 4.2

– Tabel 4.6 berikut ini.

Wilayah Jakarta Pusat

Tabel 4.2 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Pusat

No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data

Lokasi

1. Pusat Pertokoan 3 Atrium Senen, ITC (Cempaka Mas), Seputaran Atrium Senen

2. Hotel 3 Hotel Mitra Oasis, Hotel

Gran Cempaka, Hotel

Cempaka sari3. Tempat Rekreasi 3 Monas, 4. Rumah Makan 3 Pizza Hut Cempaka Putih5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Terminal Senen, Stasiun

Senen6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Rs.Cipto Mangunkusumo,

Rs. Kesdam Ridwan

Maureksa, Puskesmas

Cem Putih, Klinik Medisari7. Kantor & Perkantoran 6 Seputaran Jl Kwitang8. Sekolah 6 SD 1/2 Cemp Putih Timur,

SMPN 71, SMAN 309. Perguruan Tinggi 3 STI Managemen

Transportasi Trisakti

Manajemen10. Industri & Kawasan Industri 3 Industri Keramik rawasari11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Rawa kerbau, Pasar

Senen, Pasar Sumur Batu,

Carefour, Alfamart,

6

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Indomart12. Rumah Peribadatan 3 Gereja Paskalis Cempaka

putih13. Jalan, Taman & Sungai 3 Taman Cempaka Putih,

Taman Menteng, Seputar

Cempaka Putih14. Perumahan (Tinggi, Menengah,

Rendah)

90 Menteng, RW 12

Kelurahan Cempaka Putih

Barat,

Kel. Kemayoran15. Apartemen, Condominium,

Rusunami6 Graha Cempaka Mas

Apartment, Mitra Oasis,

Rusun Tanah Tinggi16. TPS yang dikelola 3 TPS Kel Pegangsaan

Wilayah Jakarta Utara

Tabel 4.3 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Utara

No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data

Lokasi

1. Pusat Pertokoan 3 Mall Of Indonesia (Mall

Kelapa gading),

arthagading mall, Ruko

Permata Kelapa Gading2. Hotel 3 Hotel Haris, Hotel Grand

Ancol, Hotel Alexis3. Tempat Rekreasi 3 Taman Impian Jaya Ancol4. Rumah Makan 3 Seputaran Penjaringan5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Pelabuhan Tanjung Priok,

Terminal Tanjung Priok,

Stasiun kereta Api Kota6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Mitra Keluarga

Internasional, RS

Pelabuhan, Puskesmas

Kelapa Gading Timur 27. Kantor & Perkantoran 6 Sepanjang jalan Boulevard

Barat8. Sekolah 6 SD 03 Kelapa Gading

4 - 7

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Timur, SMP 123, Kelapa

Gading Timur, SMA 45,

Kelapa Gading Timur9. Perguruan Tinggi 3 STIE IBII10. Industri & Kawasan Industri 3 Industrial Estate Ancol,

Indofood Success Makmur11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Inpres Kelapa

Gading Timur, pasar

Kelapa Gading Timur, Lote

Mart, Kelapa Gading, Alfa,

Indomaret atau sejenis12. Rumah Peribadatan 3 Masjid Musyawaroh13. Jalan, Taman & Sungai 3 Seputaran Boulevard

Wilayah Jakarta Timur

Tabel 4.4 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Timur

No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data

Lokasi

1. Pusat Pertokoan 3 Sepanjang jalan Pemuda2. Hotel 3 Hotel Grand Menteng,

Hotel Alia Matraman,

Hotel Idola3. Tempat Rekreasi 3 Taman Mini Indonesia

Indah4. Rumah Makan 3 Seputaran Rawamangun5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Terminal Rawamangun,

Stasiun Jatinegara6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Rs. Persahabatan,

Puskersmas Pisangan

Timur I, 7. Kantor & Perkantoran 6 Seputaran Jln Pemuda8. Sekolah 6 SD Rawamangun (balai

pustaka timur), SMPN 74,

SMU Muhammdiyah XI9. Perguruan Tinggi 3 UNJ10. Industri & Kawasan Industri 3 Pulo Gadung,

Perkampungan Industri

Kecil (PIK) Penggilingan,

Industrial Gasess

8

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Indonesia (I.G.I)11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Rawamangun, Tip

Top, Alfamart, Indomart12. Rumah Peribadatan 3 Masjid Babussalam13. Jalan, Taman & Sungai 3 Seputaran Rawamangun

Wilayah Jakarta Selatan

Tabel 4.5 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Selatan

No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data

Lokasi

1. Pusat Pertokoan 3 Mall Kalibata, Seputaran

Pasar minggu raya2. Hotel 3 Hotel Haris, 3. Tempat Rekreasi 3 Kebon Binatang Ragunan4. Rumah Makan 3 Seputaran Tebet5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Terminal Manggarai,

Stasiun Manggarai, 6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Rs. Tebet, Puskesmas

Tebet Timur7. Kantor & Perkantoran 6 Seputaran Prof Dr Supomo8. Sekolah 6 SDN 01/06 Tebet Timur,

SMPN 115 Jakarta, Tebet

Timur, SMUN 26 Jakarta,

Tebet Barat9. Perguruan Tinggi 3 Universitas Sahid10. Industri & Kawasan Industri 3 Kawasan Cilandak

Comersial Estate,

Percetakan Jl. Supomo,11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Tebet Barat,

Carefour Pasar Festival12. Rumah Peribadatan 3 Masjid Muhammaddiyah13. Jalan, Taman & Sungai 3 Seputaran Tebet

Wilayah Jakarta Barat

Tabel 4.6 Lokasi dan Jumlah Data Non Pemukiman di Jakarta Barat

No. Sumber Penghasil Sampah Jumlah Data

Lokasi

1. Pusat Pertokoan 3 Mall Ciputra, Mall Taman

Anggrek, ITC Roxy Mas

4 - 9

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

2. Hotel 3 Hotel Ciputra, Hotel

Boutique, Hotel Twin Plaza3. Tempat Rekreasi 3 Museum sejarah Jakarta,

Hutan Lindung Srengseng4. Rumah Makan 3 Sepanjang Slipi / Tomang5. Pelabuhan, Terminal & Stasiun 6 Terminal Grogol, Sta

Grogol6. Rumah Sakit, Puskesmas 3 Rs Sumber Waras,

Puskesmas Grodol 3, Klinik

Univ. Trisakti7. Kantor & Perkantoran 6 Sepanjang Slipi / Tomang8. Sekolah 6 SDN 16/18, SMPN 220,

SMA BPK Penabur 19. Perguruan Tinggi 3 Kampus Trisakti, Penabur,

Tarumanegara

10. Industri & Kawasan Industri 3 Perkampungan Industri

Kecil (PIK) Swakerta, PT.

Kedaung karton11. Pasar (Tradisional & Modern) 6 Pasar Kota Grogol, Pasar

Tomang Barat, Hero

Tomang Raya, Indomaret

12. Rumah Peribadatan 3 Masjid Baiturahaman13. Jalan, Taman & Sungai 3 Taman Pelangi Tomang,

Sepanjang jalan S.Parman,

Sepanjang jalan Tomang

Raya,

4.1.2 Metoda Pengumpulan Data

Kebutuhan data-data tersebut diatas dikumpulkan dengan cara; 1). pencarian

atau penelusuran informasi atau data melalui media internet; 2). pencarian

informasi atau data melalui kunjungan atau survai langsung lapangan dan 3).

pencarian dengan mempelajari informasi atau data dari referensi atau studi-studi

yang ada terdahulu.

Penelusuran Melalui Media Internet

10

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Umumnya beberapa data atau informasi yang bersifat Ketentuan, Perundang-

undangan, dan Tugas Pokok dan Fungsi suatu instansidapat diperoleh melalui

media internet, selain mendapatkan/memperoleh langsung dari instansi terkait

yang mengeluarkannya.

Situs internet dari suatu instansi yang kerap ditelusuri antara lain:

Situs internet milik kementrian lingkungan hidup di www.

Situs internet milik Bappeda Jajarta di www.

Situs internet milik DKI Jakarta di www.

Kunjungan atau Survai Lapangan

Kunjungan atau survai lapangan dilakukan untuk mengamati penanganan

sampah yang berlangsung pada setiap sumber penghasil sampah, yaitu: rumah

tangga, apartemen, pusat pertokoan (mall ataupun ruko), pasar (baik modern

ataupun tradisional), perkantoran, tempat rekreasi, sekolah (sekolah dan

universitas), rumah sakit/puskesmas, hotel, kawasan industri, rumah ibadah,

stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, penyapuan jalan dan taman, dan

sungai.

Sasaran data antara lain: 1). Jenis dan kapasitas pewadahan dari tiap sumber, 2).

Petugas yang bertanggung jawab untuk menangani sampah di internal sumber

penghasil sampah, 3). Proses penanganan sampah oleh pihak penghasil sampah,

4). frekuensi dan siapa petugas yang bertanggung pada pengumpulan sampah,

5). Alur aliran sampah setelah keluar dari sumber, 6). Besar iuran/retribusi

sampah yang dibayar rutin.

Proses perolehan data atau informasi diatas dilakukan dengan cara pengamatan

langsung dan wawancara berpedoman dengan lembar checklist yang sesuai

dengan sumber penghasil sampah.

Selain juga melakukan kunjungan langsung pada sumber penghasil sampah,

dilakukan juga survai ke tempat: 1) TPS (Tempat Penampungan Sementara)

Sampah, 2). ITF (Intermediate Treatment Facility) baik di Cakung Cilincing, ITF

rencana di Marunda dan SPA Sunter, 3). TPA & TPST Bantar Gebang, 4). Kantor

Dinas Kebersihan dan suku dinas Kebersihan terkait di tiap Wilayah Administrasi

DKI Jakarta.

4 - 11

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Survai dilakukan untuk mendata dan menginventarisir seluruh sarana dan

prasarana yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan, misalnya TPS, Dipo, Truk, SPA,

Intermediate Treatment Facility (ITF), TPS dan lain-lain dan oleh pihak swasta

yang menjadi mitra Dinas Kebersihan.

Untuk mendapatkan data sosial masyarakat dilakukan dengan penyebaran

kuesioner dan wawancara secara langsung, juga dari survai atau studi terdahulu

yang sudah pernah dilakukan pendataan kegiatan masyarakat dalam

pengelolaan sampah. Survai sosial masyarakat dilakukan untuk rumah tangga

(pemukiman) pada 3 (tiga) strata perekonomian yaitu 1) rumah tangga strata

ekonomi atas, 2). Rumah tangga strata ekonomi menengah dan 3). Rumah

tangga strata ekonomi bawah. Kriteria penentuan strata ekonomi tersebut.

Penelusuran Referensi dan Studi-studi Terdahulu

Referensi dan studi-studi terdahulu dikaji atau dipelajari untuk memperoleh

informasi dan data: 1). Runutan dari tahun ke tahun (time serries) timbulan,

komposisi dan karakteristik sampah DKI Jakarta, 2). Pengalaman keberhasilan

dan kendala pada konsep dan program-program pelaksanaan terdahulu, dan 3).

Data-data teknis prasarana dan sarana, alternatif teknologi pengolahan

terdahulu yang masih up to date, 4). Data peran serta masyarakat, lembaga

swasta dan pihak swasta.

Referensi atau studi-studi terdahulu diperoleh baik dari Dinas Kebersihan, Bank

Dunia, perusahaan konsultan atau lembaga penelitian ataupun swadaya

masyarakat terkait dan dokumentari internal Konsultan Arkonin Engineering MP.

4.2. Koordinasi dengan pihak terkait

Koordinasi dengan pihak-pihak terkait dilakukan mulai dari Sudin-sudin

Kebersihan, Kecamatan dan Kelurahan, RT/RW dan pengelola-pengelola di

kawasan pertokoan, hotel, perkantoran, sekolah, pasar modern, pasar

tradisional, restoran, jalan, taman, terminal bus dan stasiun kereta di 5 wilayah

Provinsi DKI Jakarta.

4.3. Data Dasar Yang Diperlukan

12

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Data dasar Untuk Permukiman yang diperlukan di Survey masterplan dapat

dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1.Data Dasar Kuestioner Untuk Pemukiman

4 - 13

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Wilayah Jakarta:

KUESTIONER UNTUK PEMUKIMANPenanganan/Pengelolaan Sampah Saat Ini di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2011

Pekerjaan: Master Plan Persampahan DKI Jakarta

Assalamualaikum / Selamat Pagi/Siang/Sore,Nama saya .......................................... surveyor dari konsultan lingkungan berkantor di Bintaro. Bisakah kami meminta waktu 5 menit untuk berbincang-bincang perihal pengelolaan sampah. Saat ini kami sedang mengkaji eksisting pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan hal tersebut. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan waktu Bapak/Ibu.

(Beri tanda silang pada nomor jawaban yang terpilih, tuliskan jawaban pada bagian (.........) yang telah disediakan.

No. Daftar Pertanyaan Daftar Jawaban No. Jwb

Blank

IDENTITAS RESPONDEN

1. No. Responden:2. Rumah Tinggal 1

Condominium 2Rusunami 3Rumah Susun 4

3. AlamatKecamatan:KelurahanRW & RT:

SOSIAL EKONOMI

4. Pendidikan: Tidak Tamat SD 1Tamat SD 2Tamat SLTP 3Tamat SLTA 4Tamat Akademi 5Tamat Universitas 6Lainnya, sebutkan: 7

5. Pekerjaan Kepala Keluarga? Pegawai Negri 1ABRI 2Pegawai Swasta 3Petani 4Petani Tambak 5Pedagang 6Nelayan 7Buruh Pabrik 8Buruh Bangunan 9Pensiunan 10Pengangguran 11Ibu Rumah Tangga 12Pelajar/Mahasiswa 13Lainnya, sebutkan: 14

6. Status Kependudukan Asli (Kelahiran setempat) 1Pendatang 2

7. Jumlah penghuni: jiwa8. Lama Tinggal: bulan tahun9. Status Rumah Milik Sendiri 1

Kontrak 2Milik Dinas 3Lainnya, sebutkan: 4

10. Daya listrik terpasang watt11. Rata-rata Pengeluaran tiap bulan ? < Rp. 500.000 per bulan 1

Rp. 501.000 - Rp. 2.000.000 per bulan 2> Rp. 2.000.000 per bulan 3

14

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA12. Siapakah yang bertanggung jawab mengurus sampah di

Rumah?Ibu 1

Ayah 2Anak 3Pembantu 4Lainnya, sebutkan: 5

13. Kemana Saudara membuang sampah yang terkumpul di Rumah?

Tempat Sampah Milik Sendiri 1

Tempat Sampah Milik Dinas Kebersihan 2Tempat Sampah Milik Komplek 3Sungai/Saluran Air/Badan Air penerima lainnya 4Lapangan / Tanah Kosong 5

Jika 13 = 3, 4 atau 5 lanjutkan ke pertanyaan no. 2314. Sebutkan jenis tempat sampah di Rumah Saudara? Bak Sampah Batu Bata 1

Tempat Sampah Logam 2Tempat Sampah/Ember Plastik 3Tempat Sampah Fiberglass 4Kantong plastik 5Lainnya, sebutkan: 6

15. Berapa lama/umur teknis tempat sampah tersebut? 3 bulan 16 bulan 21 tahun 32 tahun 4lebih dari 2 tahun 5

16. Dimana diletak Tempat Sampah tersebut? Di halaman Rumah 1Diluar halaman Rumah 2Lainnya, sebutkan 3

17. Jam berapa biasanya Saudara membuang sampah? 06.00 - 08.00 108.01 - 11.00 211.01 - 14.00 314.01 - 17.00 417.01 - 20.00 5Diatas jam 20.00 6Tidak tentu 7

18. Siapakah yang mengangkut/mengumpulkan sampah dari rumah Saudara?

Petugas dari RT/RW 1

Petugas dari Kelurahan 2Petugas dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta 3Petugas dari Swasta/Pengelola Sampah Komplek 4LSM 5

19. Alat angkut apa yang digunakan oleh petugas? Gerobak sampah 1Truk Sampah 2Lainnya, sebutkan 3

20. Berapa kali sampah diambil oleh petugas dalam semingggu? Setiap hari 1

5 x seminggu 23 x seminggu 32 x seminggu 41 x seminggu 5Tidak teratur 6Tidak diangkut 7Tidak Tahu 8

21. Pada jam berapa umumnya sampah diambil oleh petugas? 06.00 - 08.00 1

08.00 - 11.00 211.01 - 14.00 314.01 - 17.00 417.01 - 20.00 5Diatas jam 20.00 6Tidak tahu 7

22. Kemanakah Sampah Tersebut dibawa Petugas ? Pool Gerobak Sampah 1Tempat Penampungan Sementara (TPS) 2Dibuang di tanah/lapangan kosong 3

4 - 15

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

PERANAN RT/RW/KELURAHAN23. Apakah Saudara pernah diundang oleh pengurus RT/RW

/LKMD/Kelurahan/Pengelola dalam sosialisasi Kebersihan?Pernah 1

Tidak Pernah 2Jika 24 = 2, langsung ke pertanyaan no. 2524. Jika pernah, berapa kali? Sebulan sekali 1

Tiga bulan sekali 2Enam bulan sekali 3Setahun sekali 4Tidak teratur 5

25. Apakah Saudara pernah diajak kerja bakti untuk membersihkan lingkungan?

Pernah 1

Tidak Pernah 226. Jika pernah, berapa kali? Seminggu sekali 1

Sebulan sekali 2Tiga bulan sekali 3Enam bulan sekali 4Setahun sekali 5Pada hari-hari Nasional 6Pada acara-acara Agama 7Tidak teratur 8Lainnya, sebutkan 9

27. Apakah RT/RW/Kelurahan/Pengelola pernah menegur rumah yang tidak memperhatikan kebersihan lingkungan?

Pernah 1

Tidak Pernah 2Tidak Tahu 3

NORMA DAN NILAI28. Jika ada sampah disekitar tempat tinggal Saudara, apakah

perasaan Saudara terganggu?Tidak Terganggu 1

Cukup terganggu 2Sangat Terganggu 3

Jika 28 = 1, lanjutkan ke pertanyaan 3029. Jika terganggu, karena apa? Mengundang lalat & penyakit 1

Menimbulkan bau 2Merusak keindahan lingkungan 3Lainnya, sebutkan 4

30. Jika tidak terganggu, karena apa? Sudah terbiasa 1Masa bodoh 2

31. Kebersihan lingkungan rumah dan sekitar Saudara merupakan hal pokok untuk mencapai hidup sehat

Sangat setuju 1

Setuju 2Tidak Setuju 3Sangat tidak setuju 4

32. Apakah yang Saudara lakukan jika ada sampah disekitar Saudara?

Mendiamkan saja 1

Membersihkan sendiri 2Menyuruh orang lain membersihkan 3Melaporkan ke RT/RW atau Pengelola 4Menelpon Dinas Kebersihan 5

16

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Jika 32 = 2,3,4,5; langsung ke pertanyaan 3433. Jika mendiamkan mengapa? Bukan urusan saya 1

Sudah biasa 2Sudah ada petugas kebersihan 3

34. Bila lingkungan tempat tinggal Saudara kotor, bagaimana sikap saudara?

Memakluminya 1

Tidak senang 2Mendiamkan dan tidak mempersoalkan 3Mengajak warga lain membersihkan 4Melaporkan ke RT/RW atau Pengelola 5Melaporkan ke Dinas Kebersihan 6Lainnya, sebutkan 7

35. Bila Kota Jakarta tampak sampah menumpuk dan kotor, bagaimana sikap Saudara?

Memakluminya 1

Tidak Senang 2Mendiamkan dan tidak mempersoalkan 3Mengajak warga lain membersihkan 4Melaporkan ke Dinas Kebersihan 5Lainnya, sebutkan 6

36. Bagaimana masyarakat di lingkungan Saudara dalam menjaga kebersihan?

Menjaga kebersihan dengan baik 1

Kurang menjaga 2Tidak menjaga 3Lainnya, sebutkan 5

PERILAKU37. Bagaimana keadaan di lingkungan rumah Saudara? Bersih 1

Cukup Bersih 2Kotor 3

38. Bila Saudara sedang berada di tempat umum (jalan, pasar, terminal, kendaraan, tempat rekreasi, dsb) dimana Saudara membuang sampah?

Di tempat sampah 1

Terkadang di tempat sampah 2Disembarang tempat 3

39. Jika tidak terdapat tempat sampah, dimana Saudara membuang sampah?

Disimpan dulu untuk kemudian dibuang ke tempat sampah

1

Dibuang disembarang tempat 240. Bagaimana sikap Saudara jika ada orang lain/tetangga

membakar sampahnya?Tidak terganggu, biasa aja 1

Cukup terganggu karena asapnya 2Sangat terganggu karena asapnya 3

41. Saluran air/Sungai/Laut adalah tempat penampungan sampah

Sangat setuju 1

Setuju 2Tidak Setuju 3Sangat tidak setuju 4Tidak ada Komentar 5

42. Bagaimana upaya membersihkan lingkungan Rumah Saudara?

Dilakukan bersama-sama 1

Dilakukan sebagian warga 2Dilakukan petugas yg dibayar warga 3Lainnya, sebutkan 4

4 - 17

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

TANGGAPAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN SAMPAH KOTA43. Menurut Saudara masalah kebersihan yang paling terasa di

Jakarta disebabkan oleh apa?Perilaku masyarakat membuang sampah tidak baik 1

Minimnya sarana pengelolaan sampah 2Lainnya, sebutkan 3

Jika 43=1, lanjutkan ke pertanyaan 44, jika 43=2, lanjutkan ke pertanyaan 45, 44. Jika perilaku masyarakat yang tidak baik, menurut Saudara

apa pemecahan yang diperlukan?Meningkatkan penyuluhan 1

Memberikan sanksi hukum 2Pendidikan sekolah 3Pendidikan keluarga 4

45. Jika Minimnya sarana pengelolaan sampah, menurut Saudara apa pemecahan yang diperlukan?

Tidak Ada 1

Menambah Tempat Penampungan Sementara (TPS) 2Menambah gerobak 3Menambah petugas pengumpul sampah 4Menswastakan saja 5Meningkatkan iuran kebersihan 6

46. Menurut Saudara Kebersihan lingkungan adalah Tanggung Jawab siapa?

Pemerintah Daerah 1

Dinas Kebersihan 2Masyarakat 3Petugas Kebersihan 4Penghasil sampah 5Bersama 6RT/RW 7Lainnya, sebutkan 8

47. Perkiraan sampah kota Jakarta tahun 2010 adalah 6.340 ton/hari dimana 55% adalah sampah organik berupa sisa makanan,daun-daun, dll. Sampah kota Jakarta ini sebagian besar dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Bantar Gebang (diluar wilayah DKI atau ada di Kabupaten Bekasi). Kapasitas tampung TPA Bantar Gebang saat ini kritis untuk beberapa tahun ke depan. Belum ada lokasi lain yang bersedia menjadi lokasi TPA sampah. Upaya layak yang HARUS dilakukan adalah dengan menurunkan volume sampah yang dibuang ke TPA. Caranya dengan memilah jenis sampah, dan hanya sampah yang layak lah yang akan diangkut dan dibuang ke TPA sampah. Bersediakah Saudara ikut melakukan pemisahan antara sampah organik, sampah non-organik dan B3 (jika diperlukan)?

Bersedia 1

Tidak bersedia 2Ragu-ragu 3

Jika 47= 1 lanjut ke pertanyaan 4948. Jika tidak bersedia, mengapa? Merepotkan 1

Tidak ada waktu 2Tidak merasa perlu 3Tidak ada tempat 4

49. Jika diberikan alat pengomposan sampah organik (seperti sampah dapur, daun-daun, bahan makanan yang mudah membusuk lainnya, dll) bersediakah Saudara melakukan sendiri dirumah?

Bersedia 1

Merepotkan 2Tidak ada waktu 3Tidak merasa perlu 4Tidak ada tempat 5

50. Apakah Saudara membayar iuran kebersihan (sampah) setiap bulannya?

Membayar 1

Tidak Membayar 2Jika 50= 2 lanjutkan ke pertanyaan 5651. Berapa besar iuran kebersihan tersebut per bulan? <= RP. 1.000 per bulan 1

Rp. 1.000 - Rp. 3.000 per bulan 2

18

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

52. Mengapa Saudara membayar iuran kebersihan? Memenuhi kewajiban 1Karena ingin lingkungan bersih 2Karena semua warga membayar 3Takut kena saksi sosial 4Lainnya, sebutkan 5

53. Apakah Saudara mengetahui besarnya iuran sampah menurut Peraturan Daerah yang berlaku?

Mengetahui 1

Tidak Mengetahui 254. Seandainya kebersihan lingkungan Saudara terjamin,

bersediakah Saudara untuk membayar lebih?Bersedia 1

Tidak bersedia 255. Jika bersedia, berapa persenkah kenaikan maksimum iuran

kebersihan tersebut?10% 1

20% 230% 340% 450% 5Lebih dari 50% 6

56. Mengapa Saudara Tidak bersedia membayar iuran kebersihan?

Tidak Mampu membayar 1

Tidak pernah ditagih 2Sampah jarang diangkut oleh petugas 3Lainnya sebutkan 4

57. Menurut Saudara Penyuluhan atau Kampanye kebersihan itu sebaiknya melalui apa?

Ceramah di rumah ibadah 1

Spanduk 2Pemutaran film 3Penerangan keliling 4Penyiaran film di bioskop 5Brosur/pamflet/sticker 6Media televisi 7Media Radio 8Media Surat Kabar/Majalah 9Lainnya sebutkan 10

58. Apakah Saudara mengetahui tentang adanya Peraturan Daerah mengenai Kebersihan?

Mengetahui 1

Tidak Mengetahui 2Jika 58=2, lanjut ke pertanyaan 6059. Jika mengetahui, darimana informasi tersebut didapat? RT/RW 1

Kelurahan 2Radio 3Televisi 4Surat Kabar/Majalah 5Lainnya sebutkan 6

60. Jika tidak tahu, apa alasan Saudara? Tida ada pemberitahuan 1Sibuk 2Kurang memperhatikan 3Lainnya, sebutkan 4

61. Apakah Saudara mengetahui adanya sanksi Hukum terhadap mereka yang membuang sampah sembarangan?

Mengetahui 1

Tidak Mengetahui 262. Apakah Saudara setuju dengan pengenaan Sanksi Hukum

bagi pelanggar kebersihan?Sangat Setuju 1

Setuju 2Tidak Setuju 3Sangat Tidak Setuju 4

63. Apakah Pemerintah Daerah telah melakukan pengadilan terhadap warga yang membuang sampah sembarangan?

Belum melakukan 1

Sudah melakukan 2Tidak Tahu 3

Nama Surveyor:Tgl Survey:

4 - 19

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Data dasar Untuk Non Permukiman yang diperlukan di Survey masterplan dapat

dilihat pada Tabel 4.2 berikut :

Tabel 4.2.Data Dasar Kuestioner Untuk Non Pemukiman

Kuestioner Untuk Non Pemukiman Penanganan/Pengelolaan Sampah Saat Ini di Wilayah DKI Jakarta Tahun 2011

Assalamualaikum / Selamat Pagi/Siang/Sore,Nama saya .......................................... surveyor dari konsultan lingkungan berkantor di Bintaro. Bisakah kami meminta waktu 5 menit untuk berbincang-bincang perihal pengelolaan sampah. Saat ini kami sedang mengkaji eksisting pengelolaan sampah di DKI Jakarta. Pertanyaan-pertanyaan berikut berkaitan dengan hal tersebut. Sebelumnya kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan waktu Bapak/Ibu.

(Beri tanda silang pada nomor jawaban yang terpilih, tuliskan jawaban pada bagian (.........) yang telah disediakan.

No. Daftar Pertanyaan Daftar Jawaban No. Jwb

Blank

IDENTITAS RESPONDEN1. No. Responden:2. JENIS Responden:

Pasar Modern (Supermarket/Hypermarket) 1Pasar Tradisional 2 Mall 3Rumah Toko 4Hotel Bintang 1 - 2 5Hotel Bintang 3 - 4 6Hotel Bintang 5 7Penginapan Melati 8Tempat Rekreasi 9Rumah Makan 10Sekolah (TK, SD, SLTP, SLTA, MIb, MTs dan MA) 11Perguruan Tinggi (Universitas,akademi dan Sederajat) 12Rumah Sakit Klas A 13Rumah Sakit Kelas B – C 14Rumah Sakit D – E 15Puskesmas/Poliklinik 16Pelabuhan Laut 17Terminal Bus 18Stasiun Kereta Api 19Perkantoran 20Industri Rumahan 21Industri Kecil – Sedang 22Industri Besar 23Kawasan Industri 24Masjid 25Gereja 26Vihara 27Pura 28Klenteng 29Taman 30

Jalan 31Lain-lain 32

3. Nama Responden (Perusahaan):4. Alamat

Kecamatan:Kelurahan

INFORMASI UMUM RESPONDEN5. Jumlah Karyawan/Penghuni/Murid/Mahasiswa/ Pengunjung: jiwa

6. Jumlah kamar/toko/kios/tempat tidur/kursi: buah7. Luas areal m2 atau ha8. Lama Berdiri/Beroperasi: bulan tahun

20

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

PENANGANAN SAMPAH 9. Siapa yang bertugas/beranggung jawab mengurus sampah di

Lingkungan Kerja Anda?Petugas Kebersihan dari Perusahaan 1

Petugas Kebersihan dari Pihak Ketiga 2Petugas dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta 3Lainnya, sebutkan 4

10. Kemana Petugas tersebut membuang sampah yang terkumpul dari Tempat Kerja Anda?

Tempat Sampah Milik Perusahaan 1

Tempat Sampah Milik Pihak Ketiga 2Tempat Sampah Milik Dinas Kebersihan Jakarta 3Sungai/Saluran Air/Badan Air penerima lainnya 4Tanah / Lapangan Kosong 5

11. Bentuk & Volume Tempat Sampah Tersebut? Bak Sampah Beton/Batu Bata kapasitas: liter 1Bak Sampah Plastik kapasitas: liter 2Bak Sampah Logam kapasitas: liter 3Lainnya: kapasitas: liter 4

12. Dimana diletakan tempat sampah tersebut? Dihalaman wilayah perusahaan 1Diluar halaman wilayah perusahaan 2Lain-lainnya: 3

13. Apakah Sampah yang terkumpul dipilah antara Sampah Basah dan Sampah Kering?

Ya 1

Tidak 2Belum Dipilah 3

14. Siapakah yang mengangkut sampah keluar dari Tempat Sampah Akhir?

Petugas Dinas Kebersihan Jakarta 1

Petugas Kebersihan Pihak Ketiga 2Lainnya, sebutkan 3

15. Berapa Kali Sampah diangkut dalam seminggu oleh Petugas (frekuensi)?

Setiap hari 1

5 x seminggu 23 x seminggu 32 x seminggu 41 x seminggu 5Tidak teratur 6Tidak diangkut 7Tidak Tahu 8

16. Alat angkut apa yang digunakan oleh petugas? Truck Typer 1Arm Roll Container 2Compactor Truck 3Gerobak Sampah 4Lainnya 5

17. Pada jam berapa umumnya sampah diambil oleh petugas? 06.00 - 08.00 1

08.00 - 11.00 211.01 - 14.00 314.01 - 17.00 417.01 - 20.00 5Diatas jam 20.00 6Tidak tahu 7

18. Kemanakah Sampah Tersebut dibawa Petugas ? Pool Gerobak Sampah 1Tempat Penampungan Sementara (TPS) 2Dibuang di tanah/lapangan kosong 3Tidak tahu 4

19. Menurut Anda Kebersihan lingkungan adalah Tanggung Jawab siapa?

Pemerintah Daerah 1

Dinas Kebersihan 2Masyarakat 3Petugas Kebersihan 4Penghasil sampah 5Bersama 6Lainnya, sebutkan 8

4 - 21

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

20. Berapakah volume sampah yang diangkut keluar oleh Petugas Kebersihan per kedatangan?

3/hari

21. Apakah Perusahaan Anda membayar retribusi sampah setiap bulannya?

Membayar 1

Tidak Membayar 2Jika 21= 2 lanjutkan ke pertanyaan 2722. Berapakah besar iuran kebersihan tersebut per bulan? Rp. 10.000 - Rp. 15.000 per bulan 1

Rp. 15.000 - Rp. 25.000 per bulan 2Rp. 25.000 - Rp. 40.000 per bulan 3> Rp. 40.000 per bulan 4

23. Mengapa Anda membayar iuran kebersihan? Memenuhi kewajiban 1Karena ingin lingkungan bersih 2Karena semua warga membayar 3Takut kena saksi sosial 4

24. Apakah Anda mengetahui besarnya iuran sampah menurut Peraturan Daerah yang berlaku?

Mengetahui 1

Tidak Mengetahui 225. Seandainya kebersihan lingkungan Anda terjamin,

bersediakah Anda untuk membayar lebih?Bersedia 3

Tidak bersedia 426. Jika bersedia, berapa persenkah kenaikan maksimum iuran

kebersihan tersebut?10% 1

20% 230% 340% 450% 5Lebih dari 50% 6

27. Mengapa Anda Tidak bersedia membayar iuran kebersihan? Tidak Mampu membayar 1

Tidak pernah ditagih 2Sampah jarang diangkut oleh petugas 3Lainnya sebutkan 4

28. Apakah Anda mengetahui tentang adanya Peraturan Daerah mengenai Kebersihan?

Mengetahui 1

Tidak Mengetahui 229. Jika mengetahui, darimana informasi tersebut didapat? RT/RW 1

Kelurahan 2Radio 3Televisi 4Surat Kabar/Majalah 5Lainnya sebutkan 6

30. Jika tidak tahu, apa alasan Anda? Tida ada pemberitahuan 1Sibuk 2Kurang memperhatikan 3

31. Apakah Anda mengetahui adanya sanksi Hukum terhadap mereka yang membuang sampah sembarangan?

Mengetahui 1

Tidak Mengetahui 232. Apakah Anda setuju dengan pengenaan Sanksi Hukum bagi

pelanggar kebersihan?Sangat Setuju 1

Setuju 2Tidak Setuju 3Sangat Tidak Setuju 4

33. Apakah Pemerintah Daerah telah melakukan pengadilan terhadap warga yang membuang sampah sembarangan?

Belum melakukan 1

Sudah melakukan 2

22

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

4.4. Pengolahan dan Analisis Data

4.4.1. Pengolahan Data

Untuk data kuesioner dari sumber data pemukiman dilakukan pengolahan data

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pertama, memasukan atau merekapitulasi data ke dalam berkas (file data).

Data yang telah dikode dipindahkan ke dalam berkas data. Cara merekam

data dapat dilakukan dengan menggunakan 1) kartu tabulasi dan 2).

Komputer. Pada studi ini digunakan cara perekaman dengan komputer.

Data dari kuesioner langsung dipindahkan dari kuesioner ke berkas data.

Berkas data hasil kuesioner dapat dilihat di Lampiran 1.

2. Kedua, membuat tabel frekuensi dan tabel silang;

Selanjutnya adalah membuat tabel frekuensi dan tabel silang. Pembuatan

tabel frekuensi dan tabel silang dapat dilakukan dengan cara tabulasi

langsung. Data langsung ditabulasi dari kuesioner ke kerangka tabel yang

telah disiapkan. Biasanya cara ini dikerjakan dengan sistem tally (melidi).

Menghitung frekuensi cukup dengan memberi tanda coret atau garis tally

yang kemudian dihitung frekuensinya. Tabel silang bertujuan untuk

menghitung dua variabel seperti besar pengeluaran dengan kesediaan

memilah, dst.

3. Ketiga, mengedit yaitu mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang ditemui

setelah membaca tabel frekuensi dan tabel silang.

Setelah membaca hasil tabel frekuensi dan tabel silang, kadang-kadang

ditemui frekuensi data yang tidak konsisten antara satu tabel dengan tabel

yang lainnya.

4.4.2. Analisa Data

Metoda analisa yang dipakai untuk penelitian sosial adalah metode tabulasi

silang. Metoda ini cukup sederhana tetapi mempunyai kemampuan yang besar

untuk mengungkap hubungan yang hendak diteliti. Analisa ini dilakukan dengan

membagi variabel-variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang

ditentukan atas dasar tabel frekuensi.

4 - 23

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Analisa tabel dilakukan dengan mengikuti urutan tertentu. Mula-mula disusun

tabel satu variabel (tabel frekuensi), kemudian tabel silang dua variabel (2 ways

tables) dan disusul dengan tabel silang tiga variabel (3 ways tables). Bentuk

kasar tabel silang dua dan tiga variabel ini biasanya sudah disajikan dalam

bentuk tabel kosong (dummy table) yang disusun sebelum data dikumpulkan.

Dalam tabel tersebut sudah dicantumkan variabel-variabel penelitian yang

hendak dianalisa.

Langkah-langkah analisa data sebagai berikut:

1. Langkah pertama adalah menyusun tabel frekuensi. Sebaiknya tabel

frekuensi disusun untuk semua variabel penelitian dan disusun secara

sendiri.

2. Langkah kedua adalah membuat jumlah frekuensi dan presentasi untuk

setiap kategori. Sedapat mungkin tabel frekuensi disusun mulai dari nilai

klasifikasi yang paling kecil sampai yang paling besar. Kemudian dilengkapi

disertai beberapa uraian statistik untuk mengukur rata-rata (mean, median

atau mode) dan deviasi (varians atau standar deviasi) untuk setiap variabel.

24

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

BAB 5

KONDISI SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DKI JAKARTA TAHUN 2010-2011

5.1. Kebijakan dan Strategi Dinas Kebersihan DKI Jakarta

5.1.1 Kebijakan

Pengelolaan sampah di DKI Jakarta menerapkan kebijakan sebagai berikut :

Kegiatan pengelolaan kebersihan di Wilayah DKI Jakarta diarahkan

pada lokasi yang memiliki aktivitas strategis, seperti jalan protokol, ekonomi

dan lingkungan;

Mendorong berkembangnya pengelolaan persampahan,

khususnya kegiatan pengumpulan dan pengangkutan sampah yang partisipatif

serta tridaya (partisipasi masyarakat, peningkatan usaha swasta dan

peningkatan kondisi lingkungan);

Mengembangkan kapasitas institusi serta tumbuhnya kesadaran

Instansi Pemerintah, partisipasi masyarakat, pihak swasta dan perangkat

hukum yang baik dalam rangka tata pemerintahan yang baik;

Meningkatkan kualitas lingkungan, khususnya dari aspek

kebersihan dan keindahan melalui kegiatan penyapuan, pengumpulan dan

pengangkutan sampah baik secara swakelola Dinas Kebersihan maupun pihak

swasta;

Melakukan identifikasi kegiatan maupun kawasan/wilayah yang

berpotensi untuk dikembangkan dapat dikelola oleh pihak ketiga;

Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi yang efektif

untuk mengoptimalkan implementasi pengelolaan kebersihan di lapangan dari

hulu hingga ke hilir.

5- 1

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Menyusun berbagai pendekatan (approach) dan pedoman dalam

aspek perencanaan, rancangan teknik, rekayasa teknik terhadap pelaksanaan

pengelolaan kebersihan.

5.1.2 Strategi

Dengan mempertimbangkan sasaran dan tujuan dari rencana strategis Dinas

Kebersihan, yaitu untuk menciptakan lingkungan yang bersih di seluruh wilayah di

DKI Jakarta dengan melibatkan partisipasi masyarakat maupun pihak ketiga, maka

rumusan pendekatan kebijaksanaan dan strategi kebersihan sebagai berikut :

a. Pendekatan :

Program pengelolaan sampah di selenggarakan berdasarkan:

Asas "Tanggung Jawab" adalah bahwa Pemerintah dan pemerintah

daerah mempunyai tanggung jawab pengelolaan sampah dalam mewujudkan

hak masyarakat terhadap lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana

diamanatkan dalam Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

Asas "Berkelanjutan" adalah bahwa pengelolaan sampah dilakukan

dengan menggunakan metode dan teknik yang ramah lingkungan sehingga

tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan

lingkungan, baik pada generasi masa kini maupun pada generasi yang akan

datang;

Asas "Manfaat" adalah bahwa pengelolaan sampah perlu menggunakan

pendekatan yang menganggap sampah sebagai sumber daya yang dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat;

Asas "Keadilan" adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, Pemerintah

dan pemerintah daerah memberikan kesempatan yang sama kepada

masyarakat dan dunia usaha untuk berperan secara aktif dalam pengelolaan

sampah;

Asas "Kesadaran" adalah bahwa dalam pengelolaan sampah, Pemerintah

dan pemerintah daerah mendorong setiap orang agar memiliki sikap,

5- 2

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

kepedulian, dan kesadaran untuk mengurangi dan menangani sampah yang

dihasilkannya;

Asas "Kebersamaan" adalah bahwa pengelolaan sampah diselenggarakan

dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan;

Asas "Keselamatan" adalah bahwa pengelolaan sampah harus menjamin

keselamatan manusia;

Asas "Keamanan" adalah bahwa pengelolaan sampah harus menjamin

dan melindungi masyarakat dari berbagai dampak negatif;

Asas "Nilai Ekonomi" adalah bahwa sampah merupakan sumber daya

yang mempunyai nilai ekonomi yang dapat dimanfaatkan sehingga

memberikan nilai tambah;

Asas “Pemberdayaaan Masyarakat” adalah bahwa pelaksanaan

pengelolaan kebersihan dapat langsung maupun tidak langsung memberikan

pembelajaran dan pendidikan kepada masyarakat akan arti lingkungan dengan

kebersihan yang baik, sehingga partisipasi dari masyarakat dan pihak ketiga

dapat dilakukan secara optimal;

Asas “Kenyamanan Lingkungan” adalah bahwa hasil guna dari

kegiatan pengelolaan kebersihan diharapkan akan menciptakan kondisi bersih,

terkendali dan tuntas terhadap penanganan sampah yang bermuara pada

penciptaan kenyamanan lingkungan di wilayah provinsi DKI Jakarta secara

keseluruhan;

Asas “Pengembangan dan Perbaikan Pelayanan” adalah bahwa

pelaksanaan pengelolaan kebersihan di DKI Jakarta berjalan secara dinamis.

Hal ini berarti bahwa program pelaksanaan pengelolaan kebersihan harus

tetap dikembangkan disertai dengan perbaikan pada mutu dan kuantitas

pelayanan.

5.2. Timbulan, Komposisi dan Karakteristik Sampah

5.2.1 Data Timbulan Sampah DKI Jakarta Tahun 2011

Berdasarkan data Dinas Kebersihan Triwulan I Tahun 2011 Timbulan sampah dan

sampah terangkut di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta yaitu, volume sampah

5- 3

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

tertanggulangi dan volume sampah yang belum tertanggulangi sebesar. Data detail

seperti pada tabel 5.1.

Tabel 5.1. Volume Sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta Triwulan I, 2011

No.Suku Dinas

Kebersihan Wilayah Administrasi

Timbulan (m3/hari)

Tertanggulangi (m3/hari)

Belum Tertanggulangi

(m3/hari)1 Jakarta Pusat 5.479 5.479 0

2 Jakarta Utara 4.519 4.517 2

3 Jakarta Barat 6.490 5.526 964

4 Jakarta Selatan 5.696 5.642 54

5 Jakarta Timur 6.331 3.901 2.430

Jumlah 28.515 25.065 3.450

Prosentase 87,90% 12,10%

Sumber: Dinas Kebersihan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Informasi Data Pengelolaan Kebersihan Triwulan I 2011

5.2.2 Data Komposisi dan Karakteristik Sampah DKI Jakarta Tahun 2011

Data komposisi dan karakteristik sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta, dari

Informasi Dinas Kebersihan Triwulan I Tahun 2010 yaitu, sampah organik sebesar

55,37% dan sampah non organik sebesar 44,63%, informasi lebih lengkapnya

seperti terlihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2. Komposisi dan Karakteristik Sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta

2010

No. Jenis Karakteristik Sampah Persentase (%)

I Organik 55,37II Anorganik 44,631. Kertas 20,572. Plastik 13,253. Kayu 0,074. Kain & Tekstil 0,615. Karet / Kulit Tiruan 0,196. Logam / Metal 1,067. Kaca / Gelas 1,918. Sampah Bongkahan 0,819. Sampah B3 1,5210. Lain-lain (Batu, Pasir, dll) 4,65

Total 100Sumber: Dinas Kebersihan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Informasi Data Pengelolaan Kebersihan

Triwulan I 2010, Januari-Maret Tahun 2010

5- 4

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5.3 Sistem Pengelolaan Sampah

Sistem pengelolaan sampah adalah proses pengelolaan sampah yang meliputi 5

(lima) aspek yang saling mendukung, antara satu aspek dengan aspek yang lainnya

saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Kelima aspek tersebut seperti

ditunjukan pada Gambar 5.1. berikut ini:

Gambar 5.1. Skema Sistem Pengelolaan Sampah

Sistem pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta menganut skema diatas.

Pelaksanaan eksistingnya dijelaskan sebagai berikut:

5.3.1. Aspek Regulasi

Regulasi-regulasi yang ada dan masih berlaku hingga saat ini tentang Sistem

Pengelolaan Sampah yang menjadi pegangan pelaksanaan penanganan sampah di

DKI Jakarta antara lain:

1. Undang-undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;

2. Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup;

3. Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom;

4. Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi

Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 33 Tahun 2010 tentangPedoman

Pengelolaan Sampah;

6. Peraturan Gubernur No. 131 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta;

7. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan

Dalam Wilayah Provinsi DKI Jakarta;

8. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 10 Tahun 2008 tentang Organisasi

Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta.

Intisari ketentuan pasal per pasal dalam regulasi dapat dikelompokan menjadi

beberapa poin-poin pengelolaan persampahan sebagai berikut:

5- 5

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5.3.1.1 Definisi, Ruang Lingkup Pengelolaan & Tujuan Pengelolaan Sampah

Definisi –Istilah

Pasal 1 UU No. 18 Tahun 2008, menyebutkan:

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang

berbentuk padat.

Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau

volumenya memerlukan pengelolaan khusus.

Tempat penampungan sementara adalah tempat sebelum sampah

diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat

pengolahan sampah terpadu.

Tempat pengolahan sampah terpadu adalah tempat dilaksanakannya

kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang,

pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah.

Tempat pemrosesan akhir adalah tempat untuk memroses dan

mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan

lingkungan.

Pasal 1 Definisi PerMendagRi No. 33 Tahun 2010

Tempat sampah rumah tangga adalah wadah penampungan sampah yang

berupa bak/bin/tong/kantong/keranjang sampah.

Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan yang meliputi perencanaan, pengurangan, dan

penanganan sampah.

Retribusi adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau

pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh

pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Satuan Kerja Perangakat Daerah atau SKPD adalah satuan kerja

perangkat daerah yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugas

pemerintahan di bidang persampahan di daerah.

Badan Layanan Umum Daerah Persampahan atau BLUD Persampahan,

adalah Unit Kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan

dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan

produktivitas.

5- 6

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pasal 1 PerDa Prov DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988

Sampah adalah semua jenis buangan/kotoran padat yang berasal antara lain

dari rumah tempat tinggal, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah

makan, restoran, pasar, bangunan umum, pabrik, industri, termasuk puing-

puing sisa bahan-bahan bangunan dan besi-besi tua (bekas) kendaraan

bermotor dan lainnya yang sejenis;

Ruang Lingkup Pengelolaan Sampah

Pasal 2 UU No. 18 Tahun 2008

Sampah yang dikelola berdasarkan Undang-Undang ini terdiri atas:

a. sampah rumah tangga;

b. sampah sejenis sampah rumah tangga; dan

c. sampah spesifik.

Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada huruf a berasal dari

kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah

spesifik.

Sampah sejenis sampah rumah tangga (atau sampah yang tidak berasal dari

rumah tangga) sebagaimana dimaksud pada huruf b berasal dari kawasan

komersial (pusat perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, perkantoran, restoran,

dan tempat hiburan), kawasan industri (kawasan tempat pemusatan kegiatan

industri yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana penunjang yang

dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang telah

memiliki izin usaha kawasan industri), kawasan khusus (merupakan wilayah

yang bersifat khusus yang digunakan untuk kepentingan nasional/berskala

nasional, misalnya, kawasan cagar budaya, taman nasional, pengembangan

industri strategis, dan pengembangan teknologi tinggi), fasilitas sosial (antara

lain, rumah ibadah, panti asuhan, dan panti sosial), fasilitas umum (antara

lain, terminal angkutan umum, stasiun kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan

udara, tempat pemberhentian kendaraan umum, taman, jalan, dan trotoar),

dan/atau fasilitas lainnya (Yang termasuk fasilitas lain yang tidak termasuk

kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas

umum antara lain rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, rumah sakit,

klinik, pusat kesehatan masyarakat, kawasan pendidikan, kawasan pariwisata,

kawasan berikat, dan pusat kegiatan olah raga).

5- 7

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Sampah spesifik sebagaimana dimaksud pada huruf c meliputi:

a. sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;

b. sampah yang mengandung limbah bahan berbahaya dan beracun;

c. sampah yang timbul akibat bencana;

d. puing bongkaran bangunan;

e. sampah yang secara teknologi belum dapat diolah; dan/atau

f. sampah yang timbul secara tidak periodik.

Tujuan Pengelolaan Sampah

Pasal 4 UU No. 18 Tahun 2008

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat

dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

5.3.1.2 Regulasi Yang Berkaitan dengan Pengaturan Aspek Kelembagaan

Tugas Pemerintah

Pasal 5 & 6 UU No. 18 Tahun 2008

Pemerintah dan pemerintahan daerah bertugas menjamin terselenggaranya

pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan sesuai dengan

tujuan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

Tugas Pemerintah dan pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud atas:

a. menumbuh-kembangkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam pengelolaan sampah;

b. melakukan penelitian, pengembangan teknologi pengurangan, dan

penanganan sampah;

c. memfasilitasi, mengembangkan, dan melaksanakan upaya pengurangan,

penanganan, dan pemanfaatan sampah;

d. melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan

prasarana dan sarana pengelolaan sampah;

e. mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan

sampah;

f. memfasilitasi penerapan teknologi spesifik lokal yang berkembang pada

masyarakat setempat untuk mengurangi dan menangani sampah; dan

5- 8

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

g. melakukan koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia

usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah.

Wewenang Pemerintah Provinsi

Pasal 8 UU No. 18 Tahun 2008

Dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah, pemerintahan provinsi

mempunyai kewenangan:

a. menetapkan kebijakan dan strategi dalam pengelolaan sampah sesuai

dengan kebijakan Pemerintah;

b. memfasilitasi kerja sama antardaerah dalam satu provinsi, kemitraan,

dan jejaring dalam pengelolaan sampah;

c. menyelenggarakan koordinasi, pembinaan, dan pengawasan kinerja

kabupaten/kota dalam pengelolaan sampah; dan

d. memfasilitasi penyelesaian perselisihan pengelolaan sampah

antarkabupaten/antarkota dalam 1 (satu) provinsi.

Pembagian Wewenang

Pasal 10 UU No. 18 Tahun 2008

Pembagian kewenangan pemerintahan di bidang pengelolaan sampah

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Hak Setiap Orang

Pasal 11 UU No. 18 Tahun 2008

Setiap orang berhak:

a. mendapatkan pelayanan dalam pengelolaan sampah secara baik dan

berwawasan lingkungan dari Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau

pihak lain yang diberi tanggung jawab untuk itu;

b. berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, penyelenggaraan,

dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah;

c. memperoleh informasi yang benar, akurat, dan tepat waktu mengenai

penyelenggaraan pengelolaan sampah;

d. mendapatkan pelindungan dan kompensasi karena dampak negatif dari

kegiatan tempat pemrosesan akhir sampah; dan

5- 9

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

e. memperoleh pembinaan agar dapat melaksanakan pengelolaan sampah

secara baik dan berwawasan lingkungan.

Kewajiban Setiap Orang

Pasal 12 UU No. 18 Tahun 2008

Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis

sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara

yang berwawasan lingkungan.

Pasal 3 Perda Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988

Setiap penduduk wajib memelihara kebersihan lingkungan;

Setiap pemilik/penghuni/penanggung jawab bangunan wajib memelihara

kebersihan lingkungan;

Kewajiban meliputi kebersihan sampai batas bahu jalan disekitar pekarangan

masing-masing.

Kewajiban Pengelola Kawasan

Pasal 13 UU No. 18 Tahun 2008

Pengelola kawasan permukiman (meliputi kawasan pemukiman dalam bentuk

klaster, apartemen, kondominium, asrama dan sejenisnya), kawasan

komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial,

dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan sampah (diletakan

pada tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat).

Kewajiban Produsen

Pasal 14 & 15 UU No. 18 Tahun 2008

Setiap produsen harus mencantumkan label atau tanda yang berhubungan

dengan pengurangan dan penanganan sampah pada kemasan dan/atau

produknya. Penjelasan untuk produk tertentu yang karena ukuran kemasannya

tidak memungkinkan mencantumkan label atau tanda, penempatan label atau

tanda dapat dicantumkan pada kemasan induknya.

Produsen wajib mengelola kemasan dan/atau barang yang diproduksinya yang

tidak dapat atau sulit terurai oleh proses alam. Penjelasan yang dimaksud

5- 10

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

dengan mengelola kemasan berupa penarikan kembali kemasan untuk didaur

ulang dan/atau diguna ulang.

Pengelolaan Sampah Spesifik

Pasal 23 UU No. 18 Tahun 2008

Pengelolaan sampah spesifik adalah tanggung jawab Pemerintah.

Kerjasama Antar Daerah

Pasal 26 UU No. 18 Tahun 2008

Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antarpemerintah daerah

dalam melakukan pengelolaan sampah.

Kerja sama dapat diwujudkan dalam bentuk kerja sama dan/atau pembuatan

usaha bersama pengelolaan sampah.

Pasal 26 Permendagri No. 33 Tahun 2010

Pemerintah daerah dapat melakukan kerja sama antarpemerintah daerah atau

pemerintah daerah bermitra dengan badan usaha dalam pengelolaan sampah.

Kemitraan

Pasal 27 UU No. 18 Tahun 2008

Pemerintah daerah kabupaten/kota secara sendiri-sendiri atau bersama-sama

dapat bermitra dengan badan usaha pengelolaan sampah dalam

penyelenggaraan pengelolaan sampah.

Kemitraan dituangkan dalam bentuk perjanjian antara pemerintah daerah

kabupaten/kota dan badan usaha yang bersangkutan.

Pasal 27, 28 & 29 Permendagri No. 33 Tahun 2010

Pasal 27

(1) Kerja sama antar pemerintah daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

26 dapat melibatkan dua atau lebih daerah kabupaten/kota pada satu

provinsi atau antarprovinsi.

(2) Lingkup kerja sama bidang pengelolaan sampah mencakup:

a. penyediaan/pembangunan TPA;

b. sarana dan prasarana TPA;

c. pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA;

5- 11

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

d. pengelolaan TPA; dan/atau

e. pengolahan sampah menjadi produk lainnya yang ramah

lingkungan.

Pasal 28

(1) Pemerintah daerah dapat bermitra dengan badan usaha dalam

pengelolaan sampah.

(2) Lingkup kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara lain:

a. penarikan retribusi pelayanan persampahan;

b. penyediaan/pembangunan TPS atau TPST, TPA, serta sarana dan

prasarana pendukungnya;

c. pengangkutan sampah dari TPS/TPST ke TPA;

d. pengelolaan TPA; dan/atau

e. pengelolaan produk olahan lainnya.

Pasal 29

Pelaksanaan kerja sama antar daerah dan kemitraan dengan badan usaha

dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pengawasan & Pembinaan

Pasal 30 UU No. 18 Tahun 2008

Pengawasan pelaksanaan pengelolaan sampah pada tingkat kabupaten/kota

dilakukan oleh gubernur.

Pasal 36, 37, 38, 39 & 40 Permendagri No. 33 Tahun 2010

Pasal 36 Pengawasan Dan Pembinaan

(1) Menteri mengkoordinasikan pengawasan terhadap pelaksanaan

pengelolaan sampah secara nasional.

(2) Gubernur mengkoordinasikan pengawasan terhadap pelaksanaan

pengelolaan sampah di kabupaten/kota.

(3) Bupati/Walikota melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan

pengelolaan sampah di kabupaten/kota.

Pasal 37

(1) Menteri melakukan pembinaan atas pengelolaan sampah secara nasional.

(2) Gubernur melakukan pembinaan atas pengelolaan sampah di wilayahnya.

(3) Bupati/Walikota melakukan pembinaan pengelolaan sampah di

kabupaten/kota.

5- 12

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pasal 38

Pembinaan Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) meliputi:

a. koordinasi pemerintahan antarsusunan pemerintahan;

b. pemberian pedoman dan standar pengelolaan sampah;

c. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pengelolaan sampah;

d. pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan sampah; dan

e. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi

pengelolaan sampah.

Pasal 39

Pembinaan Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) meliputi:

a. koordinasi pemerintahan antarsusunan pemerintahan;

b. pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pengelolaan sampah;

c. pendidikan dan pelatihan di bidang pengelolaan sampah; dan

d. perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi

pengelolaan sampah.

Pasal 40

Pembinaan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3)

meliputi perencanaan, penelitian, pengembangan, pemantauan, dan evaluasi

pengelolaan sampah.

Pasal 2 Perda Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988

Pemerintah daerah berkewajiban menyelenggarakan pembinaan kebersihan di

DKI Jakarta.

Pelaporan

Pasal 41 Permendagri No. 33 Tahun 2010

(1) Gubernur melaporkan pengelolaan sampah dan pembinaan terhadap

pengelolaan sampah di kabupaten/kota kepada Menteri.

(2) Bupati/Walikota melaporkan pengelolaan sampah kepada Gubernur dengan

tembusan kepada Menteri.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disampaikan paling

sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

Penyidikan

5- 13

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pasal 38 UU No. 1 Tahun 2008

Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, pejabat pegawai

negeri sipil tertentu di lingkungan instansi pemerintah yang lingkup tugas dan

tanggung jawabnya di bidang pengelolaan persampahan diberi wewenang

khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang

Hukum Acara Pidana.

Penyidik pegawai negeri sipil berwenang:

a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan

berkenaan dengan tindak pidana di bidang pengelolaan sampah;

b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak

pidana di bidang pengelolaan sampah;

b. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang berkenaan dengan

peristiwa tindak pidana di bidang pengelolaan sampah;

c. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen lain

berkenaan dengan tindak pidana di bidang pengelolaan sampah;

d. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat bahan

bukti, pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan

penyitaan terhadap bahan dan barang hasil kejahatan yang dapat

dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang pengelolaan

sampah; dan

e. meminta bantuan ahli dalam pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana

di bidang pengelolaan sampah.

Penyidik pejabat pegawai negeri sipil memberitahukan dimulainya penyidikan

dan hasil penyidikannya kepada Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik

Indonesia.

Penyidik pejabat pegawai negeri sipil menyampaikan hasil penyidikan kepada

penuntut umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Pengelola Sampah

Pasal 13, 14,15,16,17,18 & 19 Permendagri No. 33 Tahun 2010

Pasal 13 Lembaga Pengelola

Pemerintah daerah dalam melakukan pengurangan dan penanganan sampah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4 dapat membentuk lembaga

pengelola sampah.

5- 14

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pasal 14 Peran Pemerintah Daerah

(1) Pemerintah daerah memfasilitasi pembentukan lembaga pengelola

sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 di desa/kelurahan atau

nama lainnya, kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum,

fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya, sesuai dengan kebutuhan.

(2) Pemerintah daerah dapat membentuk BLUD Persampahan setingkat unit

kerja pada SKPD untuk mengelola sampah.

Pasal 15 Tugas RT

(1) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat

(1) tingkat rukun tetangga (RT) mempunyai tugas:

a. memfasilitasi tersedianya tempat sampah rumah tangga di masing-

masing rumah tangga dan alat angkut dari tempat sampah rumah

tangga ke TPS; dan

b. menjamin terwujudnya tertib pemilahan sampah di masing-masing

rumah tangga.

(2) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat

(1) tingkat rukun warga (RW) mempunyai tugas:

a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun

tetangga; dan

b. mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara ke lurah.

(3) Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat

(1) tingkat kelurahan mempunyai tugas:

a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat rukun

warga;

b. mengawasi terselenggaranya tertib pengelolaan sampah mulai dari

tingkat rukun tetangga sampai rukun warga; dan

c. mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara dan

tempat pengolahan sampah terpadu ke camat.

(4) Lembaga pengelola sampah tingkat kecamatan mempunyai tugas:

a. mengkoordinasikan lembaga pengelolaan sampah tingkat kelurahan;

b. mengawasi terselenggaranya tertib pengelolaan sampah mulai dari

tingkat rukun warga sampai kelurahan dan lingkungan kawasan; dan

c. mengusulkan kebutuhan tempat penampungan sementara dan

tempat pengolahan sampah terpadu ke SKPD atau BLUD yang

membidangi persampahan.

5- 15

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pasal 16 Tugas LPS Kawasan

Lembaga pengelola sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1)

pada kawasan komersial, kawasan industri, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan

fasilitas lainnya mempunyai tugas:

a. menyediakan tempat sampah rumah tangga di masing-masing kawasan;

b. mengangkut sampah dari sumber sampah ke TPS/TPST atau ke TPA; dan

c. menjamin terwujudnya tertib pemilahan sampah.

Pasal 17 Tugas BLUD

(1) BLUD Persampahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (2)

mempunyai tugas melaksanakan kebijakan, strategi, dan rencana SKPD

yang membidangi persampahan.

(2) BLUD Persampahan dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) didasarkan atas:

a. terlaksananya pengelolaan sampah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan;

b. tersedianya barang dan/atau jasa layanan untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas pelayanan pengelolaan persampahan;

c. tertib administrasi pengelolaan persampahan dan

pertanggungjawaban kepada SKPD yang membidangi persampahan.

Pasal 18 Tugas BLUD

BLUD Persampahan dapat memungut dan mengelola biaya atas barang

dan/atau jasa layanan pengelolaan sampah sesuai tarif yang ditetapkan

dengan keputusan kepala daerah.

Pasal 19 Ketentuan Lanjut BLUD

Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan dan pengelolaan BLUD

Persampahan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tim Penilaian Pengelolaan Sampah

Pasal 24 Permendagri No. 33 Tahun 2010

(1) Kepala daerah melakukan penilaian kepada perseorangan, lembaga, dan

badan usaha terhadap:

a. inovasi pengelolaan sampah;

b. pelaporan atas pelanggaran terhadap larangan;

5- 16

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

c. pengurangan timbulan sampah;

d. tertib penanganan sampah;

e. pelanggaran terhadap larangan; dan/atau

f. pelanggaran tertib penanganan sampah.

(2) Dalam melakukan penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dibentuk Tim Penilai dengan keputusan kepala daerah.

Pasal 43 Ketentuan Lain-Lain

Semua tugas dan kewenangan Bupati/Walikota sebagaimana dimaksud dalam

Peraturan Menteri ini, di Provinsi DKI Jakarta dilakukan oleh Gubernur.

Pasal 44 Ketentuan Penutup

(1) Bupati/Walikota menetapkan Peraturan Daerah tentang pengelolaan

sampah dengan berpedoman pada Peraturan Menteri ini paling lambat 2

(dua) tahun sejak ditetapkan.

(2) Peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit

memuat:

a. pengurangan dan penanganan;

b. lembaga pengelola;

c. hak dan kewajiban;

d. perizinan;

e. insentif dan disinsentif;

f. kerjasama dan kemitraan;

g. retribusi;

h. pembiayaan dan kompensasi;

i. peran masyarakat;

j. mekanisme pengaduan dan penyelesaian sengketa;

k. pengawasan dan pengendalian; dan

l. larangan dan sanksi.

5.3.1.3.Regulasi Yang Berkaitan Pengaturan Ketentuan Hukum

Perizinan

Pasal 17 & 18 UU No. 18 Tahun 2008

Setiap orang yang melakukan kegiatan usaha pengelolaan sampah wajib

memiliki izin dari kepala daerah sesuai dengan kewenangannya.

5- 17

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Keputusan mengenai pemberian izin pengelolaan sampah harus diumumkan

kepada masyarakat.

Pemberian Insentif

Pasal 21 UU No. 18 Tahun 2008

Pemerintah memberikan:

a. insentif kepada setiap orang yang melakukan pengurangan sampah; dan

b. disinsentif kepada setiap orang yang tidak melakukan pengurangan

sampah.

Pasal 20, 22 & 25 Permendagri No. 33 Tahun 2010

(1) Pemerintah daerah dapat memberikan insentif kepada lembaga dan

badan usaha yang melakukan:

a. inovasi terbaik dalam pengelolaan sampah;

b. pelaporan atas pelanggaran terhadap larangan;

c. pengurangan timbulan sampah; dan/atau

d. tertib penanganan sampah.

(2) Pemerintah daerah dapat memberikan insentif kepada perseorangan

yang melakukan:

a. inovasi terbaik dalam pengelolaan sampah; dan/atau

b. pelaporan atas pelanggaran terhadap larangan.

Pasal 22 Insentif

(1) Insentif kepada lembaga dan perseorangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 20 ayat (1) dan ayat (2) dapat berupa:

a. pemberian penghargaan; dan/atau

b. pemberian subsidi.

(2) Insentif kepada badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat

(1) dapat berupa:

a. pemberian penghargaan;

b. pemberian kemudahan perizinan dalam pengelolaan sampah;

c. pengurangan pajak daerah dan retribusi daerah dalam kurun waktu

tertentu;

d. penyertaan modal daerah; dan/atau

e. pemberian subsidi.

Pasal 25

5- 18

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pemberian insentif dan disinsentif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 dan

Pasal 21 disesuaikan dengan kemampuan keuangan dan kearifan lokal.

Disinsentif

Pasal 21, 22 dan 23 Permendagri No. 33 Tahun 2010

Pasal 21

Pemerintah daerah memberikan disinsentif kepada lembaga, badan usaha, dan

perseorangan yang melakukan:

a. pelanggaran terhadap larangan; dan/atau

b. pelanggaran tertib penanganan sampah.

Pasal 23 Disinsentif

(1) Disinsentif kepada lembaga dan perseorangan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 21 dapat berupa:

a. penghentian subsidi; dan/atau

b. denda dalam bentuk uang/barang/jasa.

(2) Disinsentif kepada badan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21

dapat berupa:

a. penghentian subsidi;

b. penghentian pengurangan pajak daerah dan retribusi daerah;

dan/atau

c. denda dalam bentuk uang/barang/jasa.

Kompensasi

Pasal 25 UU No. 18 Tahun 2008

Pemerintah dan pemerintah daerah secara sendiri-sendiri atau bersama-sama

dapat memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat dampak negatif

yang ditimbulkan oleh kegiatan penanganan sampah di tempat pemrosesan

akhir sampah.

Kompensasi berupa:

a. relokasi;

b. pemulihan lingkungan;

b. biaya kesehatan dan pengobatan; dan/atau

c. kompensasi dalam bentuk lain.

5- 19

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pasal 31 & 32 Permendagri No. 33 Tahun 2010

Pasal 31 Kompensasi

(1) Pemerintah daerah memberikan kompensasi kepada orang sebagai akibat

dampak negatif yang ditimbulkan oleh penanganan sampah di tempat

pemrosesan akhir sampah.

(2) Kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:

a. relokasi;

b. pemulihan lingkungan;

c. biaya kesehatan dan pengobatan;

d. ganti rugi; dan/atau

e. bentuk lain.

Pasal 32

Tata cara pemberian kompensasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat

(2) sebagai berikut:

a. pengajuan surat pengaduan kepada pemerintah daerah;

b. pemerintah daerah melakukan investigasi atas kebenaran aduan dan

dampak negatif pengelolaan sampah;

c. menetapkan bentuk kompensasi yang diberikan berdasarkan hasil

investigasi dan hasil kajian.

Larangan

Pasal 29 UU No. 18 Tahun 2008

Setiap orang dilarang:

a. memasukkan sampah ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

b. mengimpor sampah;

b. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;

c. mengelola sampah yang menyebabkan pencemaran dan/atau perusakan

lingkungan;

d. membuang sampah tidak pada tempat yang telah ditentukan dan

disediakan;

e. melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di tempat

pemrosesan akhir; dan/atau

5- 20

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

f. membakar sampah yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis

pengelolaan sampah.

Pasal 4 Perda Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988

Setiap penduduk atau pemilik/penghuni bangunan dilarang:

a. Mengotori dan merusak jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum

kecuali oleh petugas untuk kepentingan dinas;

b. Membuang dan menumpuk sampah di jalan, jalur hijau, taman, sungai,

saluran dan tempat umum kecuali di tempat-tempat yang telah

ditetapkan oleh Gubernur;

c. Membakar sampah di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum disekitar

pekarangan, sehingga mengganggu ketertiban umum;

d. Buang air besar (hajat besar) dan buang air kecil (hajat kecil) di jalan,

jalur hijau, sungai, saluran dan tempat umum kecualai di tempat-tempat

yang telah ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah;

e. Menjemur, memasang, menempatkan atau menggantungkan benda-

benda di jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum kecuali di tempat-

tempat yang telah ditetapkan oleh gubernur Kepala Daerah;

f. Mengeruk atau mengais sampah dari tempat penampungan sampah

sementara kecuali oleh petugas untuk kepentingan dinas;

g. Membuang sampah diluar lokasi pembuangan yang telah ditetapkan

tanpa izin tertulis dari Gubernur Kepala Daerah;

h. Mencoret-coret, menempel, menulis, mengotori pada dinding tembok,

pilar, pohon, pagar dan jembatan kecuali dengan izin Gubernur Kepala

Daerah.

Sanksi Administratif

Pasal 31 UU No. 18 Tahun 2008

Bupati/walikota dapat menerapkan sanksi administratif kepada pengelola

sampah yang melanggar ketentuan persyaratan yang ditetapkan dalam

perizinan.

Sanksi administratif dapat berupa:

a. paksaan pemerintahan;

5- 21

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

b. uang paksa; dan/atau

b. pencabutan izin.

Ketentuan Pidana

Pasal 39, 40 & 41 UU No. 18 Tahun 2008

Setiap orang yang secara melawan hukum memasukkan dan/atau mengimpor

sampah rumah tangga dan/atau sampah sejenis sampah rumah tangga ke

dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia diancam dengan pidana

penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 9 (sembilan) tahun dan

denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak

Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).

Setiap orang yang secara melawan hukum memasukkan dan/atau mengimpor

sampah spesifik ke wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia diancam

dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12

(dua belas) tahun dan denda paling sedikit Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta

rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Pengelola sampah yang secara melawan hukum dan dengan sengaja

melakukan kegiatan pengelolaan sampah dengan tidak memperhatikan norma,

standar, prosedur, atau kriteria yang dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan masyarakat, gangguan keamanan, pencemaran lingkungan,

dan/atau perusakan lingkungan diancam dengan pidana penjara paling singkat

4 (empat) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit

Rp 100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak

Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

Jika tindak pidana mengakibatkan orang mati atau luka berat, pengelola

sampah diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan

paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling sedikit Rp100.000.000,00

(seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar

rupiah).

Pengelola sampah yang karena kealpaannya melakukan kegiatan pengelolaan

sampah dengan tidak memperhatikan norma, standar, prosedur, atau kriteria

yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan masyarakat, gangguan

keamanan, pencemaran lingkungan, dan/atau perusakan lingkungan diancam

5- 22

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak

Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Jika tindak pidana mengakibatkan orang mati atau luka berat, pengelola

sampah diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda

paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

5.3.1.4 Regulasi Yang Berkaitan Pengaturan Ketentuan Pendanaan

Pembiayaan

Pasal 24 UU No. 18 Tahun 2008

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membiayai penyelenggaraan

pengelolaan sampah.

Pembiayaan bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta

anggaran pendapatan dan belanja daerah.

Pasal 42 Permendagri No. 33 Tahun 2010

(1) Pembinaan Menteri dalam pengelolaan sampah di daerah dibiayai dari

anggaran pendapatan dan belanja negara dan/atau pembiayaan lainnya

yang sah dan tidak mengikat.

(2) Pembinaan Gubernur terhadap kabupaten/kota dalam pengelolaan

sampah di kabupaten/kota dibiayai dari anggaran pendapatan dan

belanja daerah provinsi dan/atau pembiayaan lainnya yang sah dan tidak

mengikat.

(3) Khusus pengelolaan sampah di Provinsi DKI Jakarta dibiayai dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah provinsi dan/atau pembiayaan lainnya

yang sah dan tidak mengikat.

(4) Pengelolaan sampah di kabupaten/kota dibiayai dari anggaran

pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan/atau pembiayaan

lainnya yang sah dan tidak mengikat.

Retribusi Pelayanan Persampahan

Pasal 30 Permendagri No. 33 Tahun 2010

(1) Pemerintah daerah dapat mengenakan retribusi atas pelayanan

persampahan.

5- 23

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

(2) Retribusi pelayanan persampahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

digolongkan pada retribusi jasa umum.

(3) Komponen biaya perhitungan retribusi pelayanan persampahan meliputi:

a. biaya pengumpulan dan pewadahan dari sumber sampah ke

TPS/TPST;

b. biaya pengangkutan dari TPS/TPST ke TPA;

c. biaya penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah;

dan

d. biaya pengelolaan.

(4) Penyelenggaraan retribusi atas pelayanan persampahan berpedoman

pada peraturan perundang-undangan.

5.3.1.5 Regulasi Yang Berkaitan Pengaturan Ketentuan Peran Serta

Pengelolaan Sampah Rumah Tangga & Sampah Sejenis Sampah Rumah

Tangga

Pasal 19 UU No. 18 Tahun 2008

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga

terdiri atas:

a. pengurangan sampah; dan

b. penanganan sampah

Pengurangan Sampah

Pasal 20 UU No. 18 Tahun 2008

Pengurangan sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf a meliputi

kegiatan:

a. pembatasan timbulan sampah;

b. pendauran ulang sampah; dan/atau

c. pemanfaatan kembali sampah.

Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan sebagai berikut:

a. menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka

waktu tertentu;

b. memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

5- 24

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

b. memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;

c. memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan

d. memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

Pelaku usaha dalam melaksanakan kegiatan menggunakan bahan produksi

yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat diguna ulang, dapat

didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam.

Masyarakat dalam melakukan kegiatan pengurangan sampah menggunakan

bahan yang dapat diguna ulang, didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh

proses alam.

Peran Masyarakat

Pasal 28 UU No. 18 Tahun 2008

Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan

oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah.

Peran dapat dilakukan melalui:

a. pemberian usul, pertimbangan, dan saran kepada Pemerintah dan/atau

pemerintah daerah;

b. perumusan kebijakan pengelolaan sampah; dan/atau

c. pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa

persampahan.

Pasal 33, 34 & 35 Permendagri No. 33 Tahun 2010

Pasal 33 Peran Serta

Pemerintah kabupaten/kota meningkatkan peran masyarakat dalam

pengelolaan sampah.

Pasal 34

Bentuk peran masyarakat dalam pengelolaan sampah meliputi:

a. menjaga kebersihan lingkungan;

b. aktif dalam kegiatan pengurangan, pengumpulan, pemilahan,

pengangkutan, dan pengolahan sampah; dan

c. pemberian saran, usul, pengaduan, pertimbangan, dan pendapat dalam

upaya peningkatan pengelolaan sampah di wilayahnya.

Pasal 35

5- 25

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

(1) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

huruf a dilaksanakan dengan cara:

a. sosialisasi;

b. mobilisasi;

c. kegiatan gotong royong; dan/atau

d. pemberian insentif.

(2) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

huruf b dilaksanakan dengan cara:

a. mengembangkan informasi peluang usaha di bidang persampahan;

dan/atau

b. pemberian insentif.

(3) Peningkatan peran masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34

huruf c dilaksanakan dengan cara:

a. penyediaan media komunikasi;

b. aktif dan secara cepat memberi tanggapan; dan/atau

c. melakukan jaring pendapat aspirasi masyarakat.

5.3.1.6 Regulasi Yang Berkaitan Pengaturan Ketentuan Teknis Operasional

Penanganan Sampah

Pasal 22 UU No. 18 Tahun 2008

Kegiatan penanganan sampah sebagaimana meliputi:

a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai

dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;

b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari

sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah terpadu;

b. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau

dari tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat

pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;

c. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah

sampah; dan/atau

d. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau

residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

5- 26

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Penutupan Sistem Pembuangan Terbuka

Pasal 44 & 45 UU No. 18 Tahun 2008 Ketentuan Peralihan

Pemerintah daerah harus membuat perencanaan penutupan tempat

pemrosesan akhir sampah yang menggunakan sistem pembuangan terbuka

paling lama 1 (satu) tahun terhitung sejak berlakunya Undang-Undang ini.

Pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yang

menggunakan sistem pembuangan terbuka paling lama 5 (lima) tahun

terhitung sejak berlakunya Undang-Undang ini.

Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,

kawasan khusus, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya yang

belum memiliki fasilitas pemilahan sampah pada saat diundangkannya

Undang-Undang ini wajib membangun atau menyediakan fasilitas pemilahan

sampah paling lama 1 (satu) tahun.

Perencanaan Pengelolaan Sampah

Pasal 2 PerMenDagri No. 33 Tahun 2010

1) Pemerintah daerah menyusun rencana pengurangan dan penanganan

sampah yang dituangkan dalam rencana strategis dan rencana kerja

tahunan SKPD.

2) Rencana pengurangan dan penanganan sampah sekurang-kurangnya

memuat:

a. target pengurangan sampah;

b. target penyediaan sarana dan prasarana pengurangan dan

penanganan sampah mulai dari sumber sampah sampai dengan

TPA;

b. pola pengembangan kerjasama daerah, kemitraan, dan partisipasi

masyarakat;

c. kebutuhan penyediaan pembiayaan yang ditanggung oleh

pemerintah daerah dan masyarakat; dan

d. rencana pengembangan dan pemanfaatan teknologi yang ramah

lingkungan dalam memenuhi kebutuhan mengguna ulang, mendaur

ulang, dan penanganan akhir sampah.

Pelaksanan Pengelolaan Sampah

5- 27

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pasal 3 PerMenDagri No. 33 Tahun 2010

(1) Pemerintah daerah dalam mengurangi sampah dilakukan dengan cara

pembatasan timbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan/atau

pemanfaatan kembali sampah.

(2) Pengurangan sampah dilakukan melalui kegiatan:

a. pemantauan dan supervisi pelaksanaan rencana pemanfaatan

bahan produksi ramah lingkungan oleh pelaku usaha; dan

b. fasilitasi kepada masyarakat dan dunia usaha dalam

mengembangkan dan memanfaatkan hasil daur ulang, pemasaran

hasil produk daur ulang, dan guna ulang sampah.

Cara Penanganan Sampah

Pasal 4 PerMenDagri No. 33 Tahun 2010

Pemerintah daerah dalam menangani sampah dilakukan dengan cara:

a. pemilahan;

b. pengumpulan;

b. pengangkutan;

c. pengolahan; dan

d. pemrosesan akhir sampah.

Pemilahan Sampah

Pasal 5 PerMenDagRi No. 33 Tahun 2010

1. Pemilahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilakukan

melalui memilah sampah rumah tangga sesuai dengan jenis sampah.

2. Pemilahan sampah dilakukan dengan menyediakan fasilitas tempat

sampah organik dan anorganik di setiap rumah tangga, kawasan

permukiman, kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus,

fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya.

Pengumpulan Sampah

Pasal 6 PerMenDagri No. 33 Tahun 2010

Pengumpulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b dilakukan sejak

pemindahan sampah dari tempat sampah rumah tangga ke TPS/TPST sampai

5- 28

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

ke TPA dengan tetap menjamin terpisahnya sampah sesuai dengan jenis

sampah.

Pengangkutan Sampah

Pasal 7 Permendagri No. 33 Tahun 2010

a.i.1. Pengangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf c

dilaksanakan dengan cara:

a. sampah rumah tangga ke TPS/TPST menjadi tanggung jawab

lembaga pengelola sampah yang dibentuk oleh RT/RW;

b. sampah dari TPS/TPST ke TPA, menjadi tanggung jawab pemerintah

daerah;

b. sampah kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan

industri, dan kawasan khusus, dari sumber sampah sampai ke

TPS/TPST dan/atau TPA, menjadi tanggung jawab pengelola

kawasan; dan

c. sampah dari fasilitas umum, fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya dari

sumber sampah dan/atau dari TPS/TPST sampai ke TPA, menjadi

tanggung jawab pemerintah daerah.

a.i.2. Pelaksanaan pengangkutan sampah tetap menjamin terpisahnya sampah

sesuai dengan jenis sampah.

a.i.3. Alat pengangkutan sampah harus memenuhi persyaratan keamanan,

kesehatan lingkungan, kenyamanan, dan kebersihan.

Pengolahan Sampah

Pasal 8 Permendagri No. 33 Tahun 2010

1) Pengolahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf d dilakukan

dengan mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah yang

dilaksanakan di TPS/TPST dan di TPA.

2) Pengolahan sampah memanfaatkan kemajuan teknologi yang ramah

lingkungan.

Pemrosesan Akhir Sampah

Pasal 9 Permendagri No. 33 Tahun 2010

5- 29

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf e

dilakukan dengan pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan ke

media lingkungan secara aman.

Ketentuan Tentang TPS/RPST dan TPA

Pasal 10, 11 dan 12 Permendagri No. 33 Tahun 2010

Pasal 10

1) Pemerintah daerah menyediakan TPS/TPST dan TPA sesuai dengan

kebutuhan.

2) Penyediaan TPS/TPST dan TPA memenuhi persyaratan teknis sistem

pengolahan sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan

peraturan perundang-undangan.

3) Penyediaan TPS/TPST dan TPA sesuai dengan rencana tata ruang wilayah

kabupaten/kota, dan untuk Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

tertuang dalam rencana tata ruang wilayah provinsi.

Pasal 11

(1) Pemerintah daerah memfasilitasi pengelola kawasan untuk menyediakan

TPS/TPST di kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan industri,

dan kawasan khusus.

(2) Penyediaan TPS/TPST memenuhi persyaratan teknis sistem pengolahan

sampah yang aman dan ramah lingkungan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

(3) Penyediaan TPS/TPST sesuai dengan rencana tata ruang kawasan.

Pasal 12

TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 dapat diubah

menjadi TPST dengan pertimbangan efektif dan efisien.

Peraturan Menteri PU No. 21/PRT/M/2006 tentang kebijakan dan Strategi Nasional

Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan;

Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan

Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom;

Peraturan Gubernur No. 131 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas

Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

5- 30

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 5 Tahun 1988 tentang Kebersihan Dalam

Wilayah Provinsi DKI Jakarta;

5.3.2. Aspek Kelembagaan

Sampah merupakan masalah yang kompleks, sedikitnya ada 5 instansi terkait

dalam penanganan sampah di DKI Jakarta yaitu:

1. Dinas Kebersihan

2. Dinas Pekerjaan Umum Bagian Tata Air

3. Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)

4. Dinas Pertamanan dan Pemakaman

5. PD Pasar Jaya

Tugas pokok dan fungsi dari kelima instansi tersebut dijelaskan satu persatu

sebagai berikut:

5.3.2.1.Dinas Kebersihan

Berdasarkan keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta no. 1281

tahun 1988 tentang pola penanganan kebersihan lingkungan di DKI Jakarta bahwa

tanggung jawab pelaksanaan kebersihan lingkungan berada di tingkat-tingkat:

1. RT/RW

2. Kelurahan

3. Kecamatan

4. Wilayah Kota

5. DKI (Provinsi DKI Jakarta)

Kelembagaan yang terkait dalam pelaksanaan teknis masing-masing tingkat adalah

sebagai berikut :

1. RT/RW : Masyarakat2. Tingkat Kelurahan : Sub Seksi Kebersihan Lingkungan3. Tingkat Kecamatan : - Seksi Kebersihan Kecamatan

- Seksi PU Kecamatan4. Tingkat Wilayah

Kota

: - Suku Dinas Kebersihan

- Suku Dinas Pekerjaan Umum

- Suku Dinas Pertamanan5. Tingkat Provinsi DKI : - Dinas Kebersihan

- Sewa Arm Roll

5- 31

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

- Dinas Pertamanan

- Dinas Pekerjaan Umum

- Kopra Banjir DKI JakartaKelembagaan Dinas Kebersihan DKI Jakarta diatur dalam keputusan Gubernur

Provinsi DKI Jakarta no. 15 tahun 2002.

Aspek kelembagaan yang terlibat dalam pelaksanaan jasa angkutan sampah adalah

terdiri dari unsur-unsur:

Tabel 5.3 Wewenang dan Tugas Institusi Pengelola Sampah Berbagai Sumber

No Kegiatan

Jenis Sampah Dari berbagai SumberRumah Tangga

Pasar Jalan Pertokoan Hotel & Gedung

1. Penyapuan Masyarakat Petugas Petugas Pemilik/ Petugas

Pemilik/ Petugas

2. Pewadahan Masyarakat Petugas Petugas Pemilik Toko

Pemilik Gedung/hotel

3. Pengumpulan RT/RW Petugas Petugas Dinas Kebersihan

Dinas Kebersihan

4. Pemindahan Dinas Kebersihan

Supir+Petugas

Swasta Dinas Kebersihan

Dinas Kebersihan

5. Pengangkutan Dinas Kebersihan

Supir+Petugas

Swasta Dinas Kebersihan

Dinas Kebersihan

6. Pelaksanaan Koordinasi sulit

Investasi murah tapi tidak bersih

Mudah pengawasannya

Investasi dan pemeliharaan mahal

Beban kerja disesuaikan dengan jenis dan kapasitas truk sampah

Sumber: Lap

Dinas Kebersihan adalah instansi inti yang mengelola terlaksananya masalah

kebersihan di DKI Jakarta. Kedudukan ini ditunjukan melalui Peraturan Gubernur

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 131 Tahun 2009 yang mengatur tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kebersihan. Peraturan Gubernur menyebutkan

bahwa Dinas Kebersihan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang

kebersihan. Dinas Kebersihan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan

kebersihan. Sedangkan dalam penyelenggaraan tugasnya tersebut, Dinas

Kebersihan mempunyai fungsi:

Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Dinas

Kebersihan;

Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengelolaan kebersihan;

Pengelolaan sampah padat dan air limbah septik tank;

Penyediaan parasarana dan sarana penanggulangan kebersihan;

5- 32

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pembinaan dan pengembangan peran serta masyarakat dalam upaya

peningkatan kebersihan lingkungan dan permukiman;

Pembinaan pengelolaan sampah padat dan air limbah septik tank;

Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, standardisasi

dan perijinan di bidang jasa kebersihan;

Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang kebersihan;

Pemungutan, penata-usahaan, penyetoran, pelaporan dan

pertanggung-jawaban penerimaan retribusi kebersihan;

Penyediaan, penata-usahaan, penggunaan, pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana kebersihan;

Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan Perangkat Daerah;

Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketata-usahaan

Dinas Kebersihan; dan

Pelaporan dan pertanggung-jawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

Struktur organisasi Dinas Kebersihan, terdiri dari: Kepala Dinas, Wakil Kepala Dinas

dan Sekretariat. Di level berikutnya adalah Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan,

Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan, Bidang Prasarana dan Sarana

Kebersihan, Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan,

Suku Dinas Kebersihan, Unit Pelaksana Teknis serta Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun masing-masing memiliki penugasan ataupun fungsi sebagai berikut:

Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan, merupakan Unit Kerja lini Dinas

Kebersihan dalam pelaksanaan teknik pengelolaan kebersihan. Mempunyai

tugas melakukan analisis pengembangan metode pengelolaan kebersihan,

pengujian bidang kebersihan dan koordinasi kegiatan operasional bidang

kebersihan;

Bidang Penanganan dan Pengendalian Kebersihan, merupakan Unit Kerja lini

Dinas Kebersihan dalam penanganan dan pengendalian kebersihan.

Mempunyai tugas menyelenggarakan penanganan dan pengendalian

kebersihan dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran kebersihan.

Bidang Prasarana dan Sarana Kebersihan, merupakan Unit Kerja lini Dinas

Kebersihan dalam pelaksanaan penyediaan, penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pendataan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan

sarana kerja teknis kebersihan. Mempunyai tugas melaksanakan

menyelenggarakan penyediaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,

5- 33

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

pendataan dan pemeliharaan/perawatan prasarana dan sarana kerja teknis

kebersihan;

Bidang Pengembangan Peran Serta Masyarakat dan Usaha Kebersihan

merupakan Unit Kerja lini Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan

pengembangan peran aktif masyarakat dan usaha kebersihan. Mempunyai

tugas melaksanakan pembinaan dan pengembangan peran aktif masyarakat

dengan instansi terkait dan mitra usaha dalam upaya peningkatan kebersihan.

Suku Dinas Kebersihan merupakan Unit Kerja Dinas Kebersihan pada Kota

Administrasi. Mempunyai tugas melaksanakan usaha penanggulangan

kebersihan di wilayah Kota Administrasi.

Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan merupakan Satuan Kerja Dinas Kebersihan

dibawah Suku Dinas. Mempunyai tugas antara lain melaksanakan kegiatan

pelayanan pengangkutan dan pembuangan sampah di tempat yang sudah

ditentukan, serta melaksanakan kegiatan pemantauan kondisi sampah pada

Tempat Penampungan Sementara (TPS) dan melaksanakan kegiatan

pengumpulan data dan informasi kebersihan.

Unit Pelaksana Teknis melaksanakan fungsi pelayanan langsung kepada

masyarakat atau untuk melaksanakan fungsi pendukung terhadap tugas dan

fungsi Dinas Kebersihan.

Bentuk struktur organisasi Dinas Kebersihan disajikan pada Gambar 5.2. Bagan

Struktur Organisasi Dinas Kebersihan, berikut ini:

Jumlah sumber daya manusia di Dinas Kebersihan sebagai berikut:

Tabel 5.4 Jumlah SDM di Dinas & Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta

No. Unit-Unit PNS CPNS PL Jumlah

1. Dinas Kebersihan 256 63 118 437 2. Sudin Keb. Jak-Pus 202 16 261 479 3. Sudin Keb. Jak-Utara 156 10 182 348 4. Sudin Keb. Jak-Barat 249 13 243 505 5. Sudin Keb. Jak-Selatan 293 2 172 467 6. Sudin Keb. Jak-Timur 319 27 319 665

Total 1.475 131 1.295 2.901

Sumber: Data Subbag Kepegawaian Dinas Kebersihan DKI Jakarta, kondisi per Juni 2011.

5- 34

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

KEPALA DINAS

WAKIL KEPALA DINAS

SUB BAGIAN UMUMSUB BAGIAN

KEPEGAWAIAN

SUB BAGIAN PROGRAM & ANGGARAN

SUB BAGIAN KEUANGAN

SEKRETARIAT

BIDANG PENANGANAN & PENGENDALIAN

KEBERSIHAN

BIDANG TEKNIK PENGELOLAAN KEBERSIHAN

BIDANG PENGEMBANGAN PERAN SERTA MASY. & USAHA KEBERSIHAN

BIDANG PRASARANA DAN SARANA KEBERSIHAN

SEKSI PEMBINAAN TEKNIK KEBERSIHAN

SEKSI PENGEMBANGAN METODE PENGELOLAAN

KEBERSIHAN

SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN

SEKSI PENGENDALIAN SAMPAH DAN AIR

LIMBAH SEPTIK TANK

SEKSI PENGENDALIAN KEBERSIHAN

SEKSI PENINDAKAN PELANGGARAN

KEBERSIHAN

SEKSI PENGADAAN

SEKSI PENYIMPANAN DAN PENYALURAN

SEKSI PEMELIHARAAN

SEKSI HUMAS KEBERSIHAN

SEKSI PEMBINAAN USAHA KEBERSIHAN

SEKSI PENGEMBANGAN PERANSERTA MASYRAKAT

SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN

SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN

SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN

SEKSI PENGUJIAN KEBERSIHAN

SUBBAG TATA USAHA

SEKSI PENANGGULANGAN

SAMPAH

SEKSIPENANGGULANGAN AIR LIMBAH SEPTIK

TANK

SEKSIPRASARANA DAN

SARANA

SEKSI PENGENDALIAN

KEBERSIHAN

SEKSIPRASARANA DAN

SARANA

SUB KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL

SEKSIDINAS KEBERSIHAN

KECAMATAN

KELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL

5- 35 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 5.2. Bagan Struktur Organisasi Dinas Kebersihan

5- 36 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Jumlah sumber daya manusia di Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta sebagai berikut:

Tabel 5.5. Jumlah Pegawai Suku Dinas 5 Wilayah Berdasarkan Usia Tahun 2010

Suku DinasJumlah Pegawai Menurut Usia (Tahun) Jumlah

20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 ≥55

Jakarta Pusat 0 0 5 11 31 40 148 32 267

Jakarta Utara 0 2 0 6 14 47 83 43 195

Jakarta Barat 0 1 6 11 39 73 157 0 287

Jakarta Selatan

0 0 2 7 40 80 174 28 331

Jakarta Timur 1 4 9 12 41 80 183 65 395

Jumlah 1 7 22 47 165 320 745 168 1.475Sumber: Informasi Kebersihan Tahun 2010 , Dinas Kebersihan Provinsi DKI. (data Lap Final PraFS Angkutan)

Dalam menjalankan pelaksanaan teknis pada beberapa sarana pengelolaan sampah

DKI Jakarta seperti SPA, ITF dan TPST, dibentuk stuktur organsasi berupa Unit

Pelaksana Teknis oleh Dinas Kebersihan. Saat ini ada 4 UPT yaitu UPT TPST

Regional, UPT Kota, UPT Pengelolaan Sampah Pesisir dan UPT Pengolahan Limbah

Septik Tank. Tiga UPT yang berkaitan erat dengan pengelolaan sampah yaitu UPT

TPST Regional, UPT Kota dan UPT Pesisir Pantai. UPT Kota bertanggung jawab

dalam pengelolaan SPA Sunter dan ITF Cakung Cilincing. UPT TPST Regional

Bertanggung jawab dalam pengelolaan TPST Bantargebang. Uraian tugas pokok

dan fungsi dari UPT tersebut adalah sebagai berikut:

Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota

Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota merupakan Unit Pelaksana Teknis

Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengelolaan tempat pengolahan sampah

terpadu kota. Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota berlokasi di Sunter,

Cakung-Cilincing dan Marunda Jakarta Utara atau tempat lain yang diperuntukan

untuk itu yang ditetapkan sesuai kebutuhan. Unit Tempat Pengolahan Sampah

Terpadu Kota dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang dalam melaksanakan tugas

dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Unit

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota mempunyai tugas melaksanakan

pengolahan sampah. Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota mempunyai

fungsi:

5- 37 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota;

b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Tempat Pengolahan

Sampah Terpadu Kota;

c. penyusunan rencana strategis Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota;

d. pelaksanaan keglatan pengolahan sampah meliputi penampungan,

penimbangan, pencatatan, pemilahan, pemadatan, pengangkutan dan

pemanfaatan sampah;

e. pelaksanaan penyediaan prasarana dan sarana teknis pengolahan sampah;

f. pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis

pengolahan sampah;

g. pelaksanaan pengamanan tempat pengolahan sampah terpadu Kota;

h. pelaksanaan koordinasi dengan Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan, Suku Dinas,

Unit Pengelolaan Tempat Sampah Terpadu Regional dan mitra kerja

pengolahan sampah;

i. pulaksanaan publikasi kegiatan, pengaturan acara dan upacara kantor,

j. penerimaan, periungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan

pertanggungjawaban retribusi sampah pada tempat pengolahan;

k. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi Unit Tempat Pengolahan Sampah

Terpadu Kota;

l. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang;

m. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan rumah tangga;

n. penvusunan bahan pelaporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi Unit

Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota; dan

o. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Tempat

Pengolahan Sampah Terpadu Kota.

Susunan Organisasi Unit Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Kota, terdiri dari :

a. Kepala Unit;

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Seksi Operasional; dan

d. Seksi Prasarana dan Sarana.

Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai

Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai merupakan Unit Pelaksana

5- 38 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Teknls Dinas Kebersihan dalam pelaksanaan pengelolaan kebersihan pesisir dan

pantai, pulau-pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, pesisir dan

pantal utara Jakarta serta muara 13 (tiga belas) sungai di Teluk Jakarta. Unit

Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang

dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung

jawab kepada Kepala Dinas. Khusus dalam pelaksanaan pengelolaan kebersihan

pesisir dan pantai pulau-puiau di Kepulauan. Seribu Kepala Unit dikoordinasikan

oleh Kabupaten melalui Asisten Perekonomian, Administrasi dan Pembangunan

Sekretaris Kabupaten.

Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai mempunyai tugas melaksanakan

pengelolaan kebersihan pesisir dan pantai pulau-pulau di Kabupaten Administrasi

Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara 13 (tiga bolas)

sungal di Teluk Jakarta. Untuk melaksanakan tugas Unit Pengelola Kebersihan

Pesisir dan Pantai mempunyai fungsi:

a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai;

b. peiaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Unit Pengelola

Kebersihan Pesisir dan Pantai;

c. penyusunan rencana strategis Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai;

d. penanganan sampah pesisir dan pantal pulau-pulau di Kepulauan Seribu,

pesisir dan pantal utara Jakarta serta muara 13 (tiga betas) sungal di Teluk

Jakarta;

e. pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pengangkutan sampah pesisir dan

pantal pulau-puiau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta

muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk Jakarta;

f. pelaksanaan penyediaan prasarana dan say ana kerja teknis kebersihan

pesisir dan pantai pulau-pulau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara

Jakarta serta muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk Jakarta;

g. pelaksanaan penggunaan prasarana dan sarana kerja teknis sampah pesisir

dan pantai pulau-puiau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta

serta muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk Jakarta;

h. pengolahan sampah pesisir dan pantai puiau-puiau di Kepulauan Seribu,

pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk

Jakarta dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan;

5- 39 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

i. pelaksanaan koordinasi dan kerJa sama dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah, Unit Kerja Perangkat Daerah dan Instansi terkalt dalam rangka

pelaksanaan penanganan sampah pesisir dan pantai pulau-pulau di

Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai kilara Jakarta serta muara 13 (tiga

betas) sungai di Teluk Jakarta;

j. palaksanaan pengawasan clan pengendallan kebersihan pesisir dan pantai

pulau-pulau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara

4,3 (tiga belas) sungai di Teluk Jakarta dengan Satuan Kerja Perangkat

Daerah, Unit Kerja Perangkat Daerah dan Instansi terkait;

k. pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi penanganan sarnpah p'esisir

dan pantai pulau-pulau di Kepulauan Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta

serta muara 13 (tiga betas) sungai di Teluk Jakarta;

l. I. pelaksanaan pemellharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja

teknis penanganan kebersihan pesisir dan pantai pulaupulau dl Kepulauan

Seribu, pesisir dan pantai utara Jakarta serta muara 13 (tlga betas) sungal di

Teluk Jakarta;

m. pelaksanaan publikasi kegiatan, pengaturan acara dan upacara kantor;

n. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi;

o. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang;

p. pelaksanaan kegiatan ketatausahaan dan rumah tangga;

q. penyusunan t ahan pelaporan Dinas yang terkait dengan tugas dan fungsi

Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan Pantai; dan pelaporan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola

Kebersihan Pesisir dan Pantai.

Lingkup pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Pengelola Kebersihan Pesisir dan

Pantai untuk pantai meliputi jarak pantai 1 mil (1800 m) ke laut.

Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta

Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air merupakan Unit Kerja lini Dinas Pekerjaan

Umum dalam pelaksanaan pemeliharaan sumber daya air. Bidang Pemeliharaan

Sumber Daya Air dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berkedudukan di

bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pemeliharaan Sumber

Daya Air mempunyai tugas melaksanakan pemeliharaan sumber daya air. Bidang

Pemeliharaan Sumber Daya Air mempunyai fungsi :

5- 40 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

a. penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan

Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air;

b. pelaksanaan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan

Sumber Daya Air;

c. penyusunan bahan kebijakan teknis pelaksanaan pemeliharaan sumber daya

air dan pantai;

d. pelaksanaan koordinasi pelaksanaan pemeliharaan sumber daya air;

e. pelaksanaan kegiatan perencanaan pengoperasian dan pemeliharaan

prasarana dan sarana sumber daya air dan pantai;

f. pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan

prasarana dan sarana, konservasi dan pendayagunaan sumber daya air dan

pantaii

g. pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan

prasarana dan sarana dan pengendalian banjir.

h. pelaksanaan pengembangan dan evaluasi pemeliharaan sumber daya air dan

pantai;

i. penyiapan bahan laporan Dinas yang terkait dengan tugas Bidang

Pemeliharaan Sumber Daya Air; dan penyusunan laporan dan

pertanggungjawaban pelaksanaan fungsi Bidang Pemeliharaan Sumber Daya

Air.

Seksi Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air merupakan Satuan Kerja Bidang

Pemeliharaan Sumber Daya Air dalam pelaksanaan kegiatan perencanaan

pemeliharaan sumber daya air dan pantai.

Seksi Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang

Pemeliharaan Sumber Daya Air.

Seksi Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air mempunyai tugas :

a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air sesuai

dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan

Sumber Daya Air sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan teknis pelaksanaan perencanaan

pemeliharaan sumber daya air dan pantai;

5- 41 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

d. menyiapkan pelaksanaan koordinasi perencanaan pemeliharaan sumber daya

air dan pantai;

e. melaksanakan kegiatan pengumpulan data teknik (collecting data) dan

penyusunan dokumen rencana teknik pengoperasian dan pemeliharaan

prasarana dan sarana sumber daya air dan pantai;

f. menyusun norma, standar, pedoman dan nranual pelaksanaan pekerjaan

pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana sumber daya air dan

pantai;

g. meneliti dckumen rencana teknik pengoperasian dan pemeliharaan sumber

daya air dan pantai yang akan dilaksanakan oleh masyarakat, badan hukum

dan/atau instansi pemerintah lainnya;

h. melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi

pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana sumber daya air dan

pantai dalam rangka peningkatan kualitas bahan, peralatan, metoda kerja dan

jenis kontruksi, termasuk dalam hal ini mengadakan kerja sama dengan

instansi pemerintah/swasta;

i. menyusun pembakuan jenis konstruksi, harga satuan, standar mutu bahan dan

peralatan pekerjaan pengoperasian dan pemeliharaan prasarana dan sarana

sumber daya air dan pantai;

j. mengoordinasikan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air;

k. mengoordinasikan penyusunan laporan (kegiatan, kinerja, keuangan, dan

akuntabilitas) Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air;

l. menyiapkan bahan laporan Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air yang terkait

dengan tugas Seksi Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air; dan

m. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Seksi

Perencanaan Pemeliharaan Sumber Daya Air.

Seksi Pemeliharaan Prasarana dan Sarana Pengendalian Banjir merupakan satuan

Kerja Bidang pemeliharaan sumber Daya Air dan pantai dan kegiatan pemeliharaan

prasarana dan sarana konservasi dan pendayagunaan sumber daya air dan pantai.

Seksi Pemeliharaan Prasarana dan sarana Pengendalian Banjir dipimpin oleh

seorang Kepala seksi yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada

Kepala Bidang pemeliharaan sumber Daya Air dan pantai

Seksi Pemeliharaan prasarana dan sarana pengendalian Banjir mempunyai tugas:

5- 42 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

a. menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen

Pelaksanaan anggaran (DpA) Bidang pemeliharaan sumber daya air sesuai

dengan lingkup tugasnya;

b. melaksanakan Dokumen peraksanaan Anggaran (DpA) Bidang Pemeliharaan

sumber Daya Air sesuai dengan rin"gr.up tug"rny"; -"'

c. menyiapkan bahan penyusunan kebijakan 'teknis pemeliharaan prasarana dan

sarana pengendalian banjir

d. menyiapkan pelaksanaan koordinasi 'pemeliharaan sarana pengendalian

prasarana dan banjir;

e. melaksanakan kegiatan pengoperasian dan pemeriharaan prasarana dan

sarana pengendalian banjir;

f. melaksanakan kegiatan pengendalian terhadap pelaksanaan operasi dan

pemeliharaan prasarana dan sarana pengendalian banjir, termasuk yang

dilaksanakan oleh masyarakat, badan r,uiuo, maupun institusi;

g. melaksanakan pemeriksaan rutin atas r.onJri prasarana dan sarana

pengendalian banjir;

h. melaksanakan kegiatan penanggurangan dan/atau tindakan perbaikan segera

terhadap pengoperasian prasarana dan sarana pengendarian banjir;

i. mengadakan evaruasi terhadap pencapaian sasaran fungsional pengoperasian

dan pemeriharaan prasarana dan sarana pengendarian

j. mbaennjiyri aypaknagn d ituangkan daram raporan akhir kegiaian; bahan

raporan Biding pemerihara"an-sumoer Daya Air yang terkait dengan tugas

seksi pJmerihara"n- pr"'rur"n" dan sarana . Pengendalian Banjii; dan

k. melaporkan dT mempertanggungjawabkan peraksanaan tugas seksi

Pemeliharaan prasarana dan -slrana pengenoatian Banjir

Dinas Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD)

• BPLHD merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah Daerah di bidang

pengelolaan lingkungan hidup daerah.

• BPLHD dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan

tanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah.

• BPLHD dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten

Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekda Provinsi Daerah Khusus Ibukota

Jakarta.

5- 43 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

BPLHD mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan lingkungan hidup daerah.

BPLHD mempunyai fungsi :

a. Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggran (RKA) Badan

Pengelola Lingkungan Hidup Daerah;

b. Perumusan kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pengelolaan lingkungan

hidup, limbah bahan berbahaya dan beracun dan pengendalian pemanfaatan

air bawah tanah;

c. Pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian kebijakan serta fasilitas

pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup;

d. Penyelenggaraan sistem penanggulangan dan pengolahan limbah bahan

berbahaya dan beracun;

e. Pengelolaan air limbah;

f. Pengawasan dan evaluasi pengelolaan air permukaan;

g. Pengoordinasian perumusan kebijakan pengembangan, pemantauan,

pengendalian dan evaluasi pemanfaatan energi perkotaan;

h. Pengoordinasian pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pencemaran,

kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan;

5- 44 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5- 45 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

i. Pengoordinasian pelaksanaan pemantauan, pengendalian dan evaluasi

pemanfaatan energi perkotaan;

j. Pengembangan program kelembagaan dan peningkatan kapasitas

pengendalian dampak lingkungan;

k. Pelaksanaan pembinaan teknis pencegahan dan penanggulangan

pencemaran, kerusakan lingkungan dan pemulihan kualitas lingkungan;

l. Pembinaan dan pengendalian teknis analisis mengenai dampak lingkungan;

m. Penyelenggaraan pengawasan dan pengendalian Unit Pengelola Limbah,

Instalasi Pengelolaan Air Limbah dan UKL termasuk pada industri;

n. Pengawasan dan penyidikan pelaksanaan pengendalian dampak dan

kerusakan lingkungan;

o. Pengoordinasian pembinaan teknis laboratorium lingkungan hidup;

p. Pengujian/analisis secara laboratorium pengelolaan lingkungan hidup;

q. Pemantauan, pengawasan, pengendalian dan penertiban, pemanfaatan air

bawah tanah, limbah industri dan pemulihan sumber daya air permukaan;

r. Pelayanan dan pembinaan dan pengendalian rekomendasi, standarisasi

dan/atau perizinan pemanfaatan air bawah tanah, limbah industri, dan

pemulihan sumber daya air permukaan, termasuk limbah bahan berbahaya

dan beracun;

s. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang lingkungan hidup dan

pengendalian air bawah tanah;

t. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, pelaporan dan pertanggung-

jawaban penerimaan retribusi di bidang lingkungan hidup dan pemanfaatan air

bawah tanah;

u. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perangkat daerah;

v. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan

prasarana dan sarana kerja;

w. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Badan

Pengelola Lingkungan Hidup Daerah; dan

x. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

5- 46 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Bentuk struktur organisasi Dinas BPLHD disajikan pada Gambar 5.4 berikut ini:

5- 47 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 5.4 Bagan Susunan Organisasi Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah

5- 48 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Dinas Pertanaman dan Pemakaman

Tugas Pokok Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta adalah melaksanakan

Pengelolaan Pertamanan dan Pemakaman

Fungsi Dinas Pertamanan dan Pemakaman adalah:1. Penyusunan pelaksanaan rencana kerja dan anggaran dinas pertamanan dan

pemakaman;

2. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan pengelolaan pertamanan dan

pemakaman;

3. Pembangunan taman, jalur hijau, pemakaman dan keindahan kota;

4. Penataan, pemeliharaan dan perawatan taman, jalur hijau, keindahan kota

dan makam;

5. Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan makam, taman, jalur hijau, dan

keindahan kota;

6. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, perizinan, standarisasi

dan / atau sertifikasi di bidang pertamanan dan pemakaman;

7. Pengembangan peran serta masyarakat dibidang pertamanan dan

pemakaman;

8. Penyediaan tanah makam, pemetakan tanah makam, dan tata keindahan

taman pemakaman umum;

9. Pelayanan, perawatan/pengurusan, pengangkutan dan pemakaman jenazah

termasuk jenazah orang terlantar;

10. Penyelenggaraan penggalian dan atau pemindahan jenazah

11. Pemungutan, penatausahaan, penyetoran, dan pertanggungjawaban

penerimaan retribusi pertamanan dan pemakaman;

12. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang pertamanan dan

pemakaman.

13. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan

prasarana dan sarana pertamanan dan pemakaman;

14. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakatdan perangkat daerah;

15. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, dan ketatausahaan dinas

pertamanan dan pemakaman;

16. Pelaporan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.

5- 49 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Bentuk struktur organisasi Dinas Pertamanan dan Pemakaman disajikan pada

Gambar 5.5. berikut ini:

5- 50 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 5.5 Struktur Organisasi Dinas dan Suku Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta

PD Pasar Jaya

Mengacu Peraturan Gurbernur Provinsi DKI Jakarta No. 70 Tahun 2005 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta bahwa

PD Pasar Jaya adalah Badan Usaha Milik Daerah yang bergerak dalam usaha

perpasaran dan fasilitas perpasaran lainnya. PD Pasar Jaya dipimpin oleh Direksi

yang terdiri dari Direktur Utama dan para direktur, yang dalam melaksanakan

tugasnya bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Badan Pengawas. PD Pasar

Jaya dalam melaksanakan tugasnya berada dibawah koordinasi adminisrasi

Sekretariat Daerah Provinsi DKI Jakarta.

PD Pasar Jaya mempunyai tugas melaksanakan pelayanan umum dalam bidang

perpasaran, membina pedagang pasar, ikut membantu menciptakan stabilitas

harga dan kelancaran distribusi barang dan jasa dipasar.Untuk melaksanakan tugas,

PD Pasar Jaya mempunyai fungsi:

1. Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan bangunan pasar;

2. Pengaturan dan pengelolaan pasar serta fasilitas perpasaran lainnya;

3. Pembinaan pedagang pasar.

4. Bantuan penciptakan stabilitas harga dan kelancaran distribusi barang dan

jasa dipasar.

Susunan organisasi PD Pasar jaya seperti pada Gambar 5. 6 berikut.

Direktur Operasi mempunyai tugas untuk:

Memimpin dan mengkoordinasikan kegiatan perencanaan dan pengendalian

pembangunan, perawatan pasar, kegiatan promosi, pemasaran tempat usaha,

pembinaan pedagang, pengembangan usaha, pengelolaan kawasan pasar dan

fasilitas pasar dan prasarana lainnya;

Mempimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan pembangunan, perawatan pasar,

5- 51 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 5.6. Struktur Organisasi PD Pasar Jaya

5- 52 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5.3.3. Aspek Pendanaan

Sumber pembiayaan pengelolaan kebersihan di Propinsi DKI Jakarta adalah APBD

Propinsi DKI Jakarta yang diperoleh dari sebagian pendapatan setor retribusi

kebersihan.

Jumlah Anggaran Belanja Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta, sesuai dengan

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD).

Anggaran Belanja terdiri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

Anggaran digunakan untuk 2 (dua) hal yaitu :

1. Belanja Modal

2. Belanja Rutin, Belanja Rutin terbagi 2 (dua) yaitu untuk (1) belanja operasional

dan (2) belanja perawatan.

Anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung 5 tahun terakhir Dinas

Kebersihan disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 5.6. Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Kantor Dinas

Kebersihan Provinsi DKI Jakarta

No. Anggaran Tahun Belanja Langsung

(Rp)

Belanja Tidak

Langsung (Rp)

Total Anggaran

(Rp)1. 2006 564.487.418.791,

00

113.950.310.768,

00

678.437.559.330,

002. 2007 591.790.793.283,

00

118.474.030.466,

00

591.790.793.283

3. 2008 543.077.693.000,

00

47.946.797.847,0

0

543.077.693.000

4. 2009 552696.875.215,

00

35.798.804.988,0

0

588.495.680.203

5. 2010 807.153.240.989

Sumber: Dinas Kebersihan DKI jakarta, 2010.

Jenis obyek retribusi Kebersihan atau Pengelolaan sampah terdiri dari:

1) rumah tinggal;

2) toko;

3) industri;

4) RS/Pol/Lab

5- 53 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5) Usaha mikro

6) TPA Sampah

Dari kelima sumber retribusi tersebut pada tahun 2010 diperoleh pemasukan

sebesar total Rp. 10.449.628.600 dengan target penarikan retribusi tahun 2010

sebesar Rp. 9.000.000.000. Rincian retribusi dari masing-masing jenis obyek

retribusi disajikan pada tabel 5.7 berikut:

Tabel 5.7 Rekapitulasi Hasil Penarikan Retribusi Pengelolaan Sampah Menurut

Obyeknya Dinas & Suku Dinas Kebersihan DKI Jakarta Tahun 2010.

Wilayah Administrasi

Jenis Obyek Retribusi (Rp)Jumlah

(Rp)Rumah Tingga

lToko

RS/Pol/Lab

Usaha Mikro Industri

TPA Sampah

Jak. Pusat

0 186.600.00

0

37.730.000 12.000.000 336.028.000 0 572.358.000

Jak. Utara

0 210.730.00

0

27.640.000 21.850.000 201.610.000 0 461.830.000

Jak. Barat

0 75.530.000 57.550.000 29.025.000 319.495.000 0 481.600.000

Jak. Sel 0 138.645.00

0

30.735.000 22.500.000 260.800.000 0 452.680.000

Jak. Timur

0 183.170.00

0

47.330.000 38.560.000 349.540.000 0 618.600.000

Dinas 0 0 0 3.575.130.9

00

0 4.287.429.7

00

7.862.560.6

00Jumlah 0 794.675.00

0

200.985.00

0

3.699.065.9

00

1.467.473.0

00

4.287.429.7

00

10.449.628.60

0(%)Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Informasi Kebersihan Tahun 2010.

Hasil penarikan retribusi Kebersihan Pengelolaan Sampah 5 Tahun Terakhir disajikan

pada Tabel 5.8 berikut:

Tabel 5.8 Hasil Penarikan Retribusi Kebersihan DKI Jakarta 5 Tahun Terakhir

No. Tahun Retribusi Sampah (Rp)1. 2006 7.677.124.8002. 2007 7.668.003.4003. 2008 7.423.472.7504. 2009 9.599.661.5505. 2010 10.449.628.600Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2010

5- 54 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5.3.4. Aspek Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat yang diharap dari sub judul ini ialah keterlibatan masyarakat

dalam tiap tahapan yang dilakukan secara sadar, mulai perencanaan, pelaksanaan,

pemeliharaan, peningkatan dan paska pelaksanaan lainnya.

Jika proses keterlibatan seperti termaksud telah dapat terlaksanakan, dapat

dikatakan bahwa masyarakat telah mempunyai kesadaran tentang arti penting

pengelolaan sampah sebagai kebutuhan. Jika hal tersebut telah dapat terlaksana,

maka program pengelolaan sampah yang ada di Dinas Kebersihan tinggal

dipadukan melalui sosialisasi pada obyek sasaran.

Peran serta masyarakat yang telah ada perlu ditingkatkan karena hal ini akan

memudahkan dalam teknis operasional dan akan menurunkan biaya pengelolaan

kebersihan. Untuk itu diperlukan suatu program secara terpadu, teratur dan terus-

menerus serta bekerja sama dengan organisasi masyarakat.

Upaya yang dilakukan antara lain penerangan atau penyuluhan akan pentingnya

pengelolaan kebersihan yang akan meningkatkan kesehatan serta menggugah

peran serta masyarakat dan organisasi masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Beberapa kawasan lingkungan permukiman di Jakarta yang berhasil dalam

mengelola sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) seperti terlihat pada

Tabel 5.9.

5- 55 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 5.9. Kawasan Lingkungan Permukiman di Jakarta Dengan Prinsip 3R

No. Wilayah AdministrasiKelurahan

KecamatanI. Jakarta Pusat1. Cempaka Putih 1. Cempaka Putih Timur: Komp. Rawa Buaya

2. Cempaka Putih Barat: RW08 & RW0123. Rawasari: Belakang Rutan Salemba

2. Menteng 1. Gondangdia: RW023. Johar Baru 1. Johar Baru: RW094. Kemayoran 1. Cempaka Baru: RW05

2. Serdang: RW03 & Pasar3. Sumur Batu: Pasar

5. Senen 1. Kramat: Yayasan Sanventisius6. Sawah Besar 1. Karang Anyar: 5280 & Kantor Kecamatan

2. Pasar Baru: Pasar Atom7. Tanah Abang 1. Bendungan Hilir: Pasar

2. Kebon Kacang: PasarII. Jakarta Utara1. Penjaringan 1. Penjaringan: RW13, RW12, SMPN21,

SDN01&02, SMA1112. Pluit: SMAN563. Kapuk Muara: RW04 & RW054. Kamal Muara: RW015. Pejagalan: RW12 & RW05

2. Pademangan 1. Ancol: RW082. Pademangan Barat: RW05 & RW103. Pademangan Timur: Dipo RW09

3. Tanjung Priok 1. Warakas: RW112. Kebon Bawang: RW10 & Jalan Bugis3. Sunter Agung: SMAN80, SDN12 & Jln. Agung

Eaya RW134. Sunter Jaya: Jln. Sunter Jaya RW14 & Jl.

Bentengan RW055. Papanggo: Jl. Kencana RW106. Sungai Bambu: Jln. Gorontalo7. Tanjung Priok: RW13

4. Koja 1. Koja Utara: Pasar Sindang & SMPN302. Tugu Selatan: Jl. Plumpang Semper & RW033. Tugu Utara: Pasar Koja, RW12 & Jl. Kmp. UKA

RW094. Rawa Badak Utara: Jl. Arteri RW095. Rawa Badak Selatan: Jl. Alur Laut6. Lagoa: Jl. Kanal Lagoa RW12

5- 56 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 5.9. Kawasan Lingkungan Permukiman di Jakarta Dengan Prinsip 3R (lanjutan)

No. Wilayah AdministrasiKelurahan

Kecamatan5. Kelapa Gading 1. Kelapa Gading Barat: Zero Waste RW05

2. Kelapa Gading Timur: RW083. Pegangsaan Dua: RW06 & RW02

6. Cilincing 1. Semper Barat: Jl. Raya Cilincing RW14, RW03 & RW01

2. Sukapura: Pasar Sukapura & RW073. Semper Timur: Jl. Kebantenan III RW054. Kalibaru: Jl. Baru Raya RW095. Cilincing: RW04

III. Jakarta Timur1. Pasar Rebo 1. Cijantung: RW04

2. Kalisari: RW092. Kramat Jati 1. Kramat Jati: RW103. Duren Sawit 1. Pondok Kelapa: RW09

2. Malaka Jaya: RW063. Malaka Sari: RW034. Pondok Kopi: RW09

4. Cipayung 1. Bambu Apus: RW045. Makasar 1. Cipinang Melayu: RW136. Jatinegara 1. Cipinang Muara: RW10IV. Jakarta Selatan1. Pancoran 1. Kalibata: Jl. Buncit Raya RW05

2. Rawajati: RW03 & RW092. Jagakarsa 1. Ciganjur: Jl. Sadar

2. Lenteng Agung: Pasar Lenteng Agung3. Tebet 1. Tebet Barat: Dipo Barat Daya

2. Menteng Dalam: RW044. Pasar Minggu 1. Ragunan: Taman Margasatwa Ragunan

2. Cilandak Timur: RW073. Pasar Minggu: Pasar Minggu

5. CIlandak 1. Cilandak Barat: Banjar Sari RW082. Lebak Bulus: Jl. Taman Sari II, Perum. Bumi

Indah II, Jl. H. Gandun RW083. Cipete Selatan: Pasar Cipete Selatan

6. Kebayoran Lama 1 Kebayoran Lama: Kantor Kebayoran Lama2. Cipulir: SMPN153

7. Setia Budi 1. Setiabudi: SMUN032. Pasar Manggis: Pasar Manggis

5- 57 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 5.9. Kawasan Lingkungan Permukiman di Jakarta Dengan Prinsip 3R (lanjutan)

No. Wilayah AdministrasiKelurahan

Kecamatan8. Mampang Prapatan 1. Mampang Prapatan: Komp. Eni RW029. Kebayoran Baru 1. Cipete Utara: Pasar Cipete Utara10. Pesanggrahan 1. Bintaro: RW02

2. Pesanggrahan: RW06V. Jakarta Barat1. Kali Deres 1. Kalideres: RW01, RW05 Kodam Jaya, RW08,

RW09 & RW152 Pademangan: RW06, RW07, RW08, RW09,

Komp. Merpati RW103. Tegal Alur: RW03, RW04, Komp. Kebersihan

& RW062. Cengkareng 1. Cengkareng Barat: RW05 Komp. Kebersihan,

RW07 & SMAN332. Cengkareng Timur: RW03 & Pasar Jaya

Cengkareng3. Duri Kosambi: RW01, RW02, RW03, RW04,

RW05, RW06, RW07, RW08, RW09 & RW143. Palmerah 1. Palmerah: RW05

2. Kemanggisan: RW08, SMPN11 & SMAN783. Kota Bambu Utara: RW01 & RW024. Slipi: RW02, RW05, RW06 & RW07

4. Kembangan 1. Meruya Selatan: RW03 Komp. Walikota & RW05

2. Kembangan Selatan: Kantor Walikota5 Kebon Jeruk 1. Sukabumi Selatan: RW02

2. Kedoya Selatan3. Kedoya Utara: RW02, RW04 & PD. Pasar Jaya4. Kelapa Dua: RW02, RW03, RW04 & RW06

6. Grogol Petamburan 1. Tanjung Duren Selatan: RW01, RW02, RW03, RW04 & RW05

2. Tanjung Duren Utara: RW02, RW03, RW04, RW05, RW06 & RW07

7. Taman Sari 1. Keagungan: RW08, RW09 & RW102. Glodok: PD Pasar Jaya

8. Tambora 1. Jembatan Besi: RW01 & RW042. Jembatan Lima: PD. Pasar Jaya

5- 58 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5.3.5 Teknis Operasional

Sampah yang didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau

proses alam yang berbentuk padat, mulai dari sumber penghasilnya mengalami

serangkaian aliran penanganan hingga berakhir di pemrosesan akhir. Alur atau Pola

Penanganan Sampah Eksisting di DKI Jakarta diilustrasikan seperti pada gambar 5.7.

Pola penanganan sampah tersebut terdiri atas 6 sub sistem teknis sebagai berikut:

Gambar 5.7. Pola Penanganan Sampah DKI Jakarta

5.3.5.1.Pewadahan Sampah

Pewadahan merupakan subsistem pertama dalam penanganan sampah yang

merupakan cara penampungan sampah sementara di sumber penghasil sampah.

Pewadahan diperlukan untuk memudahkan penanganan sampah. Ada 14 sumber

penghasil sampah yang diamati yang kemudian dikelompok dalam 9 sebagai

berikut:

1. Pemukiman meliputi rumah tinggal

& apartemen (rumah susun,

kondominium dan apartemen);2. Komersial

1. Pusat Pertokoan

(Mall), toko dan

sejenisnya2. Penginapan

5- 1

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

(Hotel)

berbintang

hingga kelas

melati3. Perkantoran4. Tempat rekreasi5. Rumah makan

3. Fasilitas Umum1. Pelabuhan kapal,

stasiun kereta

api dan terminal

bus2. Taman dan jalan3. Rumah ibadah

(Masjid, Gereja,

vihara dst)4 Sekolah hingga Perguruan Tinggi5. Rumah Sakit hingga puskesmas6. Pasar, baik pasar tradisional (PD.

Pasar Jaya) dan Modern seperti

Carefour, Giant dstnya7. Industri (Kawasan Industri hingga

industri kecil)8. Sungai9. Lainnya

Ada dua jenis pola pewadahan sampah yaitu:

Wadah Individual, adalah wadah yang hanya menerima sampah dari sebuah rumah

atau sebuah bangunan dan berfungsi sebagai tempat penampungan sampah

sementara.

Wadah Komunal, adalah wadah penampungan sampah sementara yang berasal dari

beberapa sumber maupun sumber umum.

Untuk kondisi saat ini pengadaan wadah disediakan sendiri oleh tiap-tiap sumber

penghasil sampah.

Pola pewadahan individual diperuntukan bagi daerah pemukiman berpenghasilan

menengah–tinggi, rumah makan, pasar modern, daerah komersial dan lainnya.

Bentuk yang dipakai sangat tergantung selera dan kemampuan pengadaan dari

pemiliknya. Pada umumnya wadah diletakan pada posisi di halaman

5- 2

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

rumah/perusahaan yang memungkinkan untuk didatangi oleh petugas pengumpul

sampah.

Di DKI Jakarta bentuk dan volume wadah sampah individu sangat beragam. Dari

pengamatan konsultan selama survai lapangan, masih cukup banyak dijumpai

wadah individu yang bersifat tidak dapat diangkat (menyatu dengan tanah) dan

tidak tertutup. Bentuk, bahan dan volume pewadahan individual yang sering

digunakan warga di tiap wilayah administrasi antara lain sebagai berikut:

Jakarta Pusat & Utara Jakarta Timur

Jakarta Selatan Jakarta Barat

Gambar 5.8. Bentuk dan Volume Pewadahan Individual di DKI Jakarta

Pola pewadahan komunal berfungsi untuk menampung sampah dari rumah-rumah

atau tempat-tempat yang tidak dilalui secara langsung oleh petugas pengumpul

sampah. Pengadaan wadah komunal disediakan oleh pemilik, badan swasta atau

instansi pengelola. Bentuknya ditentukan oleh pihak pengelola sampah karena

bersifat penggunaanya adalah umum. Pola pewadahan komunal banyak diterapkan

antara lain pada daerah pemukiman menengah-padat; pasar tradisional; areal

5- 3

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

trasnsportasi seperti terminal, pelabuhan laut, stasiun kereta api; tempat rekreasi;

kawasan industri; perguruan tinggi; rumah sakit; perkantoran dan hotel berbintang.

Dari pengamatan konsultan selama survai lapangan masih cukup banyak ditemui

wadah komunal yang bersifat menyatu dengan tanah dan tidak dapat diangkat.

Berikut ini adalah bentuk, bahan dan volume pewadahan komunal yang diamati

selama survai lapangan:

Jakarta Pusat & Utara Jakarta Timur

Jakarta Selatan Jakarta Barat

Gambar 5.9. Bentuk dan Volume Pewadahan Komunal di DKI Jakarta

Di DKI Jakarta kondisi pewadahan sampah masih merupakan wadah penampungan

berbagai ragam jenis sampah baik organik, anorganik dan limbah B3 (tercampur).

Walaupun di tempat-tempat umum tersedia wadah sampah yang telah disesuaikan

dengan jenis sampah, keadaan isinya sampah masih tercampur jenis sampahnya.

5- 4

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5.3.5.2.Pengumpulan Sampah dan Penyapuan Jalan

Pengumpulan Sampah

Sub sistem kedua dalam teknis operasional pengelolaan sampah adalah

pengumpulan. Ini merupakan proses penanganan sampah dengan cara

mengumpulkan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut (1) ke tempat

penampungan sementara (TPS) sampah atau (2) pengolahan sampah antara (SPA

atau ITF), atau (3) langsung ke tempat pemrosesan akhir (TPST) tanpa melalui

proses pemindahan.

Operasional pengumpulan sampah mulai dari sumber penghasil sampah hingga ke

lokasi pemrosesan akhir diidentifikasi ada dua cara yaitu secara langsung (door to

door) dan secara tidak langsung (melalui TPS).

Pada pengumpulan cara langsung, proses pengumpulan dan pengangkutan sampah

dilakukan bersamaan. Sampah dari tiap-tiap sumber diambil, dikumpulkan dan

langsung diangkut ke tempat pemrosesan akhir.

Pada pengumpulan cara tidak langsung, sampah dari masing-masing sumber

dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti gerobak tangan dan diangkut

ke TPS untuk kemudian dibawa ke tempat pengolahan antara atau ke tempat

pemrosesan akhir sampah.

Ada 4 pola pengumpulan sampah yang diterapkan dalam penanganan sampah di

DKI Jakarta sebagai berikut:

Pola Individual Langsung

Merupakan pola pengumpulan sampah yang dilakukan langsung dari rumah ke

rumah yang dilakukan oleh petugas kebersihan menggunakan kendaraan truk

sampah untuk selanjutnya dibawa ke tempat pemrosesan akhir.

Untuk wilayah DKI Jakarta pola pengumpulan individual langsung yang melibatkan

pihak swasta kebersihan sebagai pelaksana dapat dilihat pada beberapa lokasi

seperti di Kel. Gunung, Kel. Melawai, Kel. Grogol Selatan, Kel. Selong, Kel.

Gondangdia, Kel. Menteng. Umumnya merupakan daerah komersial (pertokoan dan

perkantoran), kawasan permukiman elite dan jalan protokol. Kondisi ini juga

disebabkan di daerah tersebut kesulitan untuk menempatkan transfer depo ataupun

kontainer berkapasitas 10 m3, karena selain resistensi dari masyarakat, juga

5- 5

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

kebijakan Pemerintah Daerah setempat (misalnya Lurah dan Camat).

Adapun kendaraan truk sampah yang digunakan umumnya berupa truk typer,

compactor maupun truk arm roll. Pada kondisi tertentu khususnya pada wilayah

yang memiliki lebar jalan sempit ataupun jalan dengan tingkat kepadatan lalu lintas

tinggi digunakan mobil bak terbuka, gerobak motor dan gerobak. Skematis pola

individual langsung digambar seperti pada gambar 5.10 berikut.

Gambar 5.10 Skematis Pola Pengumpulan Individu Langsung

Pola Individual Tidak Langsung

Pola individual tidak langsung adalah pengumpulan sampah yang dilakukan oleh

petugas kebersihan dengan cara mendatangi tiap-tiap sumber penghasil sampah

dengan menggunakan gerobak untuk kemudian dibawa ke tempat penampungan

sementara sampah atau transfer dipo.

Untuk wilayah DKI Jakarta pola pengumpulan individual tidak langsung merupakan

pola pengumpulan yang banyak diterapkan untuk daerah permukiman. Pelaksana

pola ini dilakukan oleh pengurus RT/RW dan juga melibatkan pihak swasta.

Pelaksanaan dengan melibatkan pihak swasta telah dilaksanakan pada beberapa

lokasi pemukiman seperti di Kel. Kelapa Gading Timur, Kel. Pasar Minggu, Kel.

Petogogan dan masih banyak lagi. Umumnya pola pelayanan ini diterapkan pada

daerah lingkungan permukiman teratur, pertokoan, jalan dan tempat umum lainnya,

serta tersedia lokasi pemindahan.

Skematis pola pengumpulan individual tidak langsung digambarkan pada gambar

5.11 berikut.

5- 6

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 5.11. Skematis Pola Pengumpulan Individual Tidak Langsung.

Pola Komunal Langsung

Pola Komunal langsung adalah pengumpulan sampah yang dilakukan sendiri oleh

masing-masing penghasil sampah (rumah tangga, pertokoan, dsb) ke tempat

penampungan sampah komunal yang telah disediakan atau langsung ke truk

sampah yang mendatangi titik-titik pengumpulan, baik berupa bak ataupun

container yang telah disediakan oleh Dinas Kebersihan.

Pola pengumpulan ini dijumpai di beberapa lokasi dalam wilayah DKI Jakarta seperti

di areal Monas dengan pelaksana pihak swasta kebersihan. Umumnya di lokasi

pemukiman yang kurang teratur dengan alat pengangkutan yang terbatas, serta

alat pengumpul sulit menjangkau sumber-sumber sampah.

Skematis pola pengumpulan komunal langsung digambar seperti pada gambar 5.12

berikut.

Gambar 5.12. Skematis Pola Pengumpulan Komunal Langsung

Pola Komunal Tidak Langsung

Pola komunal tidak langsung adalah pengumpulan sampah yang dilakukan sendiri

oleh masyarakat ke wadah komunal kecil (volume 250 liter) atau gerobak yang

lewat pada jalan tertentu. Sampah tersebut akan dibawa ke TPS terdekat.

Pada pelaksanaan di lapangan, pengumpulan sampah dilakukan sendiri oleh

masing-masing penghasil sampah ke wadah komunal seperti gerobak yang telah

disediakan yang telah disepakati, umumnya di mulut atau ujung gang

perkampungan penduduk. Kemudian oleh petugas pengumpul wadah komunal

tersebut dibawa ke TPS, untuk diangkut ke TPST dengan truk sampah. Untuk tempat

pengumpulan sampah komunalnya berupa gerobak sampah, maka petugas

pengumpul akan menarik dan membawa gerobaknya menuju TPS terdekat.

5- 7

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Skematis pola pengumpulan komunal tidak langsung seperti digambarkan pada

gambar 5.13 berikut:

Gambar 5.13 Skematis Pola Pengumpulan Komunal Tidak Langsung

Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan setiap individu/warga masyarakat secara

terpadu dan bertanggung jawab mengumpulkan sampah ke tempat sampah yang

telah disediakan. Selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan swadaya

masyarakat yang dikoordinir oleh ketua RT/RW di masing-masing wilayah yang

bersangkutan dengan menggunakan gerobak sampah ke TPS. Dari TPS sampah

diangkut dengan Kendaraan/Truk Angkutan sampah ke TPST.

Sarana pengumpul sampah yang terinventrasasi di 5 Wilayah Administrasi DKI

Jakarta pada Triwulan I Tahun 2011, seperti pada tabel 5.10.

Tabel 5.10. Jumlah Sarana Pengumpul Sampah di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta

2010

No Suku Dinas Kebersihan

Gerobak

Sampah

Container10

(m3)(buah

)

Container6

(m3) (buah

)

Tong Sampah

(buah)

Tong Sampah

Beroda

(buah)

Gerobak

Celeng

(buah)

Galvanis

(buah)

Tong Sampah Fibre

Glass

Suku Dinas (buah

)

Swadaya (buah

)1 Jakart

a Pusat

146 1063 75 79 430 0 95 0 0

2 Jakarta Utara

781 648 92 105 1372 0 142 0 0

3 Jakarta Barat

50 0 55 42 250 0 161 0 0

4 Jakarta Selatan

60 1414 50 66 0 387 96 0 274

5- 8

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5 Jakarta Timur

1709 876 83 67 0 441 972 6 409

Jumlah

2746 4001 355 359 2052 828 1466 6 683

Sumber: SubDin PS & Sudin, Dinas Kebersihan SKI Jakarta, Triwulan I, 2011.

Berikut ini detail fasilitas sarana pengumpulan sampah yang tersedia di 5 wilayah

administrasi DKI Jakarta

Jakarta Pusat

Wilayah Administrasi Jakarta Pusat terdiri dari 8 kecamatan dan 44 kelurahan. Data

dari Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah yang tersedia dapat

dilihat pada tabel 5.11.

Tabel 5.11. Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta

Pusat

NO. Wilayah Kecama

tan

Gerobak

Sampah

Container

10 (m3) (buah)

Container

6 (m3)(buah)

Tong Sampa

h (Buah)

Gerobak

Celeng (Buah)

Galvanis (Buah)

Suku Dinas(buah)

SwaDaya

(buah )1 Gambir 60 146 9 6 147 29 0

2 Menteng

41 37 0 0 74 0 0

3 Sawah Besar

0 244 7 10 30 21 0

4 Senen 4 184 13 9 75 9 0

5 Tanah Abang

36 197 9 15 73 26 0

6 Kemayoran

0 0 18 10 9 0 0

7 Cempaka Putih

0 214 3 6 12 0 0

8 Johar Baru

5 41 3 9 10 10 0

9 Suku Dinas

0 0 13 14 0 0 0

Jumlah 146 1063 75 79 430 95 0

Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Pusat, Triwulan I 2011.

Jakarta Utara

Wilayah Administrasi Jakarta Utara terdiri dari 6 kecamatan dan 31 kelurahan. Data

dari tiap-tiap Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah yang

tersedia dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut.

Tabel 5.12 Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta Utara

5- 9

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

No. Wilayah Kecama

tan

Gerobak

Sampah

Container

10 [M3] (Buah)

Container

6 [M3] (Buah)

Tong Sampa

h (Buah)

Gerobak

Celeng (Buah)

Galvanis (Buah)

Suku Dinas (Buah)

Swadaya

(Buah)1 Penjarin

gan175 188 18 14 285 50 0

2 Pademangan

71 120 14 14 227 12 0

3 Tanjung Priok

170 133 15 18 235 17 0

4 Koja 104 75 14 19 145 11 0

5 Cilincing

90 40 16 21 235 22 0

6 Kelapa Gading

171 92 15 19 245 30 0

Jumlah 781 648 92 105 1372 142 0

Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Utara, Triwulan I, 2011.

Jakarta Timur

Wilayah Administrasi Jakarta Timur terdiri dari 10 kecamatan dan 65 kelurahan.

Data dari Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah yang tersedia

ada pada tabel 5.13 berikut.

Tabel 5.13 Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta Timur

No. Wilayah

Kecamatan

Gerobak

Sampah

Container 10

(m3) (buah)

Container

6 (m3) (Buah)

Tong Sampa

h/ Berod

a (Buah)

Gerobak

Celeng (Buah)

Galvanis

(buah)

Tong Sampah Fiber Glass

(buah)

Suku Dinas (Buah)

SwaDaya

(Buah)1 Matra

man184 101 0 0 33 122 0 26

2 Jatinegara

208 152 12 5 31 120 5 95

3 Pulogadung

367 193 11 5 38 65 0 27

4 Kramatjati

129 77 7 7 43 101 1 81

5 Pasarrebo

128 22 7 13 34 124 0 22

6 Cakung

75 74 13 7 31 62 0 18

7 Durensawit

248 59 11 11 39 85 0 25

8 Makasar

116 70 6 8 38 75 0 23

9 Ciracas

122 49 5 7 40 97 0 27

10 Cipayung

119 79 9 4 42 36 0 65

5- 10

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

11 Suku Dinas

13 0 2 0 72 85 0 0

Jumlah 1.709 876 83 67 441 972 6 409

Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Timur, Triwulan I, 2011.

Jakarta Selatan

Wilayah Administrasi Jakarta Selatan terdiri dari 10 kecamatan dan 65 kelurahan.

Data dari Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah ada pada tabel

5.14 berikut.

Tabel 5.14 Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta

Selatan

No Wilayah Kecama

tan

Gerobak

Sampah

Container

10 [M3] (Buah)

Container

6 [M3] (Buah)

Tong Sampa

h / Beroda (Buah)

Gerobak

Celeng (Buah)

Tong Sampah Fibre Glass

Suku Dinas (Buah)

SwaDaya

(Buah)1 Tebet 5 73 3 4 67 94 141

2 Setiabudi

5 123 3 2 0 2 4

3 Mampang Prapatan

5 275 2 2 310 0 75

4 Pasar Minggu

5 122 3 6 0 0 10

5 Kebayoran Lama

5 143 4 2 10 0 0

6 Kebayoran Baru

5 118 3 6 0 0 10

7 Cilandak

5 169 2 2 0 0 0

8 Pancoran

5 146 4 5 0 0 10

9 Pesanggrahan

5 102 3 4 0 0 10

10 Jagakarsa

5 143 3 3 0 0 14

11 Sudin Kebersihan

10 0 20 30 0 0 0

Jumlah 60 1414 50 66 387 96 274

Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Selatan, Triwulan I 2011.

Jakarta Barat

Wilayah Administrasi Jakarta Barat terdiri dari 8 kecamatan dan 56 kelurahan. Data

5- 11

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

dari tiap-tiap Suku Dinas mengenai jumlah sarana pengumpul sampah yang

tersedia dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut.

Tabel 5.15 Data Sarana Pengumpul Sampah Per Kecamatan di Wilayah Jakarta Barat

Kecamatan

Gerobak

sampah

Container

TongSamp

ah

Gerobak

Celeng

Galvanis

Suku Dinas

Swadaya

10 m3 6 m3

1. Taman Sari

8 0 3 3 35 22 0

2. Tambora

8 0 4 2 30 20 0

3. Grogol Petamburan

6 0 4 3 28 18 0

4. Palmerah

6 0 4 3 28 20 0

5. Cengkareng

6 0 4 5 35 20 0

6. Kalideres

5 0 4 5 33 22 0

7. Kebon Jeruk

6 0 3 4 28 18 0

8. Kembangan

5 0 4 4 33 21 0

Sudin 0 0 25 13 0 0 0

Jumlah

50 0 55 42 250 161 0

Sumber: Data dari Suku Dinas Wilayah Jakarta Barat, Triwulan I, 2011.

Penyapuan Jalan

Kegiatan penyapuan jalan saat ini dilakukan dengan dua cara yaitu cara manual dan

cara mekanik. Penyapuan cara manual adalah penyapuan yang dilakukan oleh

tenaga manusia dibantu peralatan seperti sapu lidi dan kegiatan dilakukan dengan

sistim beregu (kelompok) atau perorangan. Setiap regu berjumlah 10 orang yang

terdiri dari 8 petugas penyapu jalan (pesada) dan 2 orang penarik gerobak. Pada

sistem perorangan satu orang petugas mempunyai beban 1.875 m2 di dua sisi jalan.

Peralatan dari setiap regu terdiri dari :

a.a. 1 buah gerobak sampah dan 2 buah gerobak celeng (gerobak sorong)

a.b. 1 buah cangkrang

a.c. 2 buah pengki

a.d. 8 ikat sapu lidi gagang panjang

a.e. 2 ikat sapu lidi gagang pendek

5- 12

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Jumlah pesada tahun 2011 berjumlah 1.635 orang yang terdiri dari 205 pesada

berstatus PNS dan 1.430 pesada berstatus petugas lepas (non PNS). Sedangkan

penyapuan dengan cara mekanik dilakukan dengan menggunakan mobil penyapu

jalan (Sreet Sweeper).

Pelaksanaan penyapuan jalan dan pengangkutan sampah yang melibatkan pihak

swasta mulai dirintis tahun 1988. Pada tahun 2010 cakupannya bertambah luas.

Berikut ini akan disajikan tabel wilayah administrasi Kelurahan yang masuk dalam

cakupan pelayanan 2010 masing-masing Kelurahan induk (diluar Kecamatan usulan

baru) pada Tabel 5.16.

Tabel 5.16. Cakupan wilayah administrasi yang dilayani swastanisasi kebersihan

No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Jumlah Kelurahan

I Jakarta Pusat1.1. Tanah Abang Kebon Melati, Kebon Kacang, Petamburan,

Kampung Bali, Karet Tengsin, Bendungan Hilir, Gelora

7

1.2. Gambir Cideng, Petojo Selatan, Petojo Utara, Kebon Kelapa, Duri Pulo, Gambir

6

1.3. Menteng Pegangsaan, Cikini, Menteng, Kebon Sirih, Gondangdia

5

1.4. Sawah Besar Gunung Sahari Utara, Mangga Dua Selatan, Karang Anyar, Kartini, Pasar Baru

5

1.5. Senen Senen, Kenari, Kramat, Paseban, Bungur, Kwitang

6

1.6. Kemayoran Gunung Sahari Selatan, Cempaka Baru, Sumur Batu, Harapan Mulya

4

1.7. Cempaka Putih Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih Barat, Rawasari

3

1.8. Johar Baru Galur, Tanah Tinggi 2II Jakarta Utara2.1. Penjaringan Penjaringan, Pejagalan, Pluit 32.2. Tanjung Priok Sunter Agung, Sunter Jaya, Tanjung Priok,

Sungai Bambu, Papanggo, Kebon Bawang,6

2.3. Koja Lagoa, Rawa Badak Utara, Rawa Badak Selatan, Koja Utara

4

2.4. Kelapa Gading Kelapa Gading Barat, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Timur

3

2.5. Pademangan Ancol, Pademangan Barat, Pademangan Timur

3

III Jakarta Barat3.1. Taman Sari Mangga Besar, Pinangsia, Maphar, Glodok,

Keagungan, Krukut, Taman Sari, Tangki8

3.2. Tambora Roa Malaka, Tambora, Jembatan Lima, Tanah Sereal, Pekojan, Krendang, Duri Utara, Duri Selatan, Jembatan Besi, Kali Anyar, Angke

11

3.3. Grogol Petamburan Jelambar, Jelambar Baru, Wijaya Kusuma, Tanjung Duren Utara, Tanjung Duren Selatan, Grogol, Tomang

7

3.4. Kebon Jeruk Kedoya Utara, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, 6

5- 13

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

No Nama Kecamatan Nama Kelurahan Jumlah Kelurahan

Sukabumi Utara, Kelapa Dua, Sukabumi Selatan

3.5. Palmerah Kota Bambu Utara, Kota Bambu Selatan, Slipi, Jati Pulo, Kemanggisan, Palmerah

6

3.6. Cengkareng Kedaung Kali Angke, Cengkareng Timur, Cengkareng Barat

3

3.7. Kalideres Kalideres 1

IV Jakarta Selatan4.1. Setia Budi Karet Kuningan, Setia Budi, Karet, Guntur,

Kuningan Timur, Karet Semanggi6

4.2. Pasar Minggu Pejaten Barat, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jati Padang, Ragunan, Cilandak Timur, Kebagusan

7

4.3. Kebayoran Lama Cipulir, Pondok Pinang, Grogol Selatan, Grogol Utara, Kebayoran Lama Selatan, Kebayoran Lama Utara

6

4.4. Kebayoran Baru Gandaria Utara, Cipete Utara, Pulo, Petogogan, Melawai, Kramat Pela, Gunung, Selong, Rawa Barat, Senayan

10

4.5. Mampang Prapatan Pela Mampang, Kuningan Barat, Tegal Parang, Mampang Prapatan

4

4.6. Jaga Karsa Tanjung Barat, Lenteng Agung 24.7. Tebet Menteng Dalam, Tebet Barat, Tebet Timur,

Kebon Baru4

4.8. Cilandak Lebak Bulus, Cilandak Barat, Cipete Selatan, Gandaria Selatan

4

4.9. Pancoran Pancoran, Kalibata, Cikoko, Rawajati, Duren Tiga

5

V Jakarta Timur5.1. Matraman Palmeriam, Pisangan Baru, Utan Kayu

Selatan, Utan Kayu Utara, Kebon Manggis, Kayu Manis

6

5.2. Jatinegara Balimester, Cipinang Besar Utara, Cipinang Besar Selatan, Kampung Melayu, Bidara Cina, Cipinang Cempedak, Cipinang Muara, Rawabunga

8

5.3. Kramat Jati Kramat Jati, Cawang, Cililitan, Balekambang, Dukuh

5

5.4. Duren Sawit Klender, Pondok Bambu, Duren Sawit, Malaka Jaya, Malaka Sari, Pondok Kopi

6

5.5. Cakung Jatinegara, Rawa Terate, Cakung Timur, Penggilingan, Pulo Gebang, Cakung Barat, Ujung Menteng

7

5.6. Ciracas Rambutan, Ciracas, Susukan Utara, Susukan Selatan

4

5.7. Pasar Rebo Gedong, Pekayon 25.8. Pulogadung Pisangan Timur, Rawamangun, Kayu Putih,

Cipinang, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jati7

5.9. Makasar Makasar, Kebon Pala, Cipinang Melayu 3 Sumber: Kontrak Swastanisasi Dinas Kebersihan 2010 dan Analisa Konsultan 2011

Tabel 5.16 di atas menggambarkan bahwa jumlah Kelurahan yang telah

mendapatkan pelayanan dari swastanisasi seluruhnya mencapai 209 Kelurahan,

meskipun boleh jadi pada satu kelurahan pelayanan swastanisasi secara total

melayani keseluruhan wilayah Kelurahan.

5- 14

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Pihak swasta yang dilibatkan pada swastanisasi kebersihan untuk tiap wilayah

administrasi seperti disajikan pada Tabel 5.17 berikut.

5- 15

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 5.17. Kegiatan Swastanisasi Kebersihan Tahun 2010

No Lokasi

Kerja

Nama

Perusahaa

n

Luas Penyapua

n [m2]

Pengangkutan Samp

ah [Ton]

Kendaraa

n

Jumlah Personil

Jenis Kap. [m3]

Pesada

Driver

Crew

1 Jakarta Pusat

PT. Sarana Organtama Resik

410.723.68

3

116.144,44

Typer 16 659 40 125

2 Jakarta Utara

PT. Nanka Citra Tama

479.410.74

2

77.463,46

Typer 16 738 28 56

3 Jakarta Barat

PT. Samhana Indah

257.869.47

3

15.000,56

Typer 16 524 34 68

4 Jakarta Selatan

PT. Harapan Mulya Karya

430.195.35

8

105.775,42

Typer 16 701 41 82

5 Jakarta Timur

PT. Capri Nusa Raya

402.299.23

1

75.328,82

Typer 16 618 26 52

Jumlah

1.980.498.4

87

389.713

3240 169 383

Sumber data: BPPK Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2010.

5.3.5.3.Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sampah

Tempat penampungan sementara (TPS) sampah adalah tempat penampungan

sampah dari hasil sub sistem pengumpulan. Mengacu standar Nasional Indonesia

(SNI) 19-2454-2002 mengenai Tata Cara Teknik Operasional Pengelolaan Sampah

Perkotaan, ada 3 tipe pemindahan seperti disajikan pada tabel 5.18. berikut.

Tabel 5.18. Tipe Pemindahan (Transfer)

No

.

Uraian Transfer DepoTipe

I

Transfer Depo Tipe

II

Transfer Depo Tipe

III

1. Luas Lahan >200 m2 60-200 m2 10-20 m22. Fungsi - Tempat

pertemuan peralatan pengumpul dan

- Tempat pertemuan peralatan pengumpul dan pengangkutan

- Tempat pertemuan gerobak & kontainer (6-10) m3

- Lokasi penempatan

5- 16

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

pengangktan sebelum pemidahan

- Tempat penyimpanan alat kebersihan

- Bengkel sederhana

- Kantor Wilayah/pengendali

- Tempat pemilahan- Tempat

pengomposan

sebelum pemindahan

- Tempat parkir gerobak

- Tempat pemilahan

kontainer komunal (1-10) m3

3. Daerah pemakai

Baik sekali untuk daerah yang mudah mendapat lahan

Daerah sulit medapat lahan yang kosong dan daerah protokol

TPS dapat berupa transfer dipo, pool kontainer, pool gerobak, transito dan bak

terbuka dari pasangan bata. Pada jam-jam tertentu sampah ini diangkut oleh truk

pengangkut menuju ke SPA, ITF atau TPST.

Dinas Kebersihan DKI Jakarta membangun 2 jenis TPS, yaitu TPS sampah Pasar dan

TPS non Pasar. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kebersihan Triwulan I

Tahun 2011 diketahui data jumlah TPS non Pasar di 5 wilayah administrasi DKI

Jakarta seperti pada Tabel 5.19. berikut ini:

Tabel 5.19. TPS Non Pasar (Pemukiman) di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta Tahun

2011

No. Wilayah

Administra

si

Jumlah

Dan Jenis TPS

Tps Terbuka (Lokasi)

Dipo(buah)

Pool Gerobak (lokasi)

Transito

(lokasi)

Pool Container (lokasi)

Bak Beto

n(buah)

Terjadwal

Tidak Terjadwal

1 Jakarta

Pusat

13 67 20 94 66 0 0

2 Jakarta

Utara

16 30 17 55 57 43 0

3 Jakarta

Barat

31 53 63 0 14 0 0

4 Jakarta

Selatan

28 71 37 70 59 6 0

5- 17

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5 Jakarta

Timur

43 41 59 0 133 115 0

Jumlah

131 262 196 219 329 164 0

Sumber: Sudin Kebersihan DKI Jakarta, Informasi Data Pengelolaan Kebersihan Triwulan I 2011.* terjadwal = diangkut secara rutin** tidak terjadwal = diangkut tidak rutin/insidentil

Sedangkan tabulasi data jumlah dan jenis TPSS di masing-masing Wilayah

Administrasi ada pada pada Lampiran I.

Tabel berikut menyajikan jumlah TPSS Pasar. Lokasi dari TPSS Pasar di masing-

masing wilayah dapat dilihat di Lampiran 4.

Tabel 5.20. Jumlah TPSS Pasar di 5 Wilayah Administrasi DKI Jakarta Desember

2007.

No. Wilayah Jumlah Pasar

Volume Sampah Keterangan

(m³ /hari)1 Jakarta Pusat 39 351,48 2 Jakarta Utara 24 172,48 3 Jakarta Barat 27 219,78 4 Jakarta Selatan 28 314,38 5 Jakarta Timur 33 612,88

Jumlah 151 1671,00

Sumber: Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2007

5.3.5.4.Pengangkutan

Pengangkutan sampah adalah sub sistem yang bertujuan membawa sampah dari

lokasi penampungan sementara atau dari sumber sampah menuju tempat

pemrosesan berikutnya atau akhir. Sistem pemuatan sampah dilakukan dengan

tiga cara, yaitu:

Manual, Pemuatan sampah dari proses pengumpulan ke kontainer angkutan

dilakukan oleh petugas pengumpul. Petugas pengumpul melakukan:

1. Pemindahan sampah dari gerobak-gerobak hasil pengumpulan atau dari bak

sampah (TPS) ke kontainer.

2. Pemindahan dari bak sampah atau gerobak trailler yang diparkir di jalan

protokol ke dalam kendaraan angkut maupun trailler.

3. Peralatan yang digunakan untuk pengoperasian pemindahan manual antara

lain sekop, cangkul, dan sejenisnya.

5- 18

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Mekanis, Pemuatan kontainer ke atas arm roll truck dilakukan secara mekanis (load

haul). Tata laksana pemindahan dengan menggunakan arm roll truck terdiri dari

langkah-langkah berikut:

Manuver parkir guna meletakkan kontainer kosong yang dibawanya;

Menurunkan kontainer ke tanah;

Manuver ke kontainer penuh;

Mengangkat kontainer penuh;

Keluar dari lokasi pemindahan untuk melaksanakan operasi pengangkutan.

Campuran, Pengisian kontainer dilakukan secara manual oleh petugas pengumpul,

sedangkan pemuatan kontainer ke atas arm roll truck dilakukan secara mekanis

(load haul).

Berikut ini sarana angkutan kebersihan yang umum

digunakan:

1. Street sweeper

Penggunaan street sweeper adalah untuk penyapuan jalan,

lebih ditujukan pada ruas-ruas jalan protokol yang letaknya

strategis, misalnya lokasi yang berdekatan dengan pusat perkantoran

pemerintahan.

5- 19

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

2. Truk Sampah Bak Terbuka

Penggunaan truk sampah bak terbuka adalah untuk

pangangkutan sampah baik door to door dan

pengangkutan sampah di TPSS,jika sampah sudah

di muat ke dalam truk terbuka, truk harus

dalam kondisi tertutup dengan terpal.

3. Truk sampah arm roll (hydraulis)

Pengumpulan sampah menggunakan kontainer besi di tempatkan di pinggir jalan

raya ataupun di TPSS yang melayani sampah di wilayah pemukiman padat yang

sulit dilalui oleh truk arm roll dan pengangkutannya menggunakan bak arm roll

(hydraulis).

4. Truk sampah dengan pemadatan (compactor)

Penggunaan truk compactor adalah untuk pengangkutan sampah dengan

memadatkan sampah sehingga lebih efisien dalam mengangkut sampah,

compactor ini digunakan untuk pengangkutan system door-to-door.

Tahapan pengangkutan sampah dilakukan dengan 3 skema yaitu (1) pengangkutan

dari TPS ke SPA atau ITF kemudian ke TPST, (2) pengangkutan dari TPS ke TPST dan

(3) pengangkutan sampah pasar ke TPST. Penjelasan ketiga tahap pengangkutan

adalah sebagai berikut:

1) Pengangkutan sampah dari TPS ke SPA atau ITF kemudian ke TPST dilakukan

oleh truk yang dimiliki Dinas Kebersihan dan Suku Dinas Kebersihan 5 (lima)

Wilayah Administrasi,

2) Pengangkutan sampah dari TPS ke TPST dilakukan oleh truk sewa dari Pihak

Swasta Angkutan.

3) Pengangkutan sampah pasar ke TPST dilakukan oleh truk sewa swasta. Sesuai

Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 2043 Tahun 2004

5- 20

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

tentang Pengalihan Pengangkutan Sampah Pasar dari Perusahaan Daerah

Pasar Jaya Provinsi DKI Jakarta kepada Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta,

menyebutkan bahwa mulai tanggal 1 Januari 2005 pengangkutan sampah

pasar menjadi tanggung jawab Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

Pengangkutan sampah dari sungai-sungai/badan air diangkut oleh Dinas Pekerjaan

Umum untuk dibuang ke TPST.

Kegiatan pengangkutan sampah di DKI Jakarta selama ini mengacu pada syarat-

syarat dan jadwal pengangkutan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kebersihan,

sebagai berikut:

1. Pengangkutan seluruh sampah dari TPS yang terletak pada jalur jalan protokol

atau yang sejenis sudah harus diselesaikan setiap hari paling lambat pada

pukul 06.30.

2. Pengangkutan seluruh sampah dari TPS yang terletak pada jalur non protokol

atau jalan lingkungan atau yang sejenis harus diselesaikan setiap hari.

3. Angkutan rit 1 dilaksanakan : jam 06.00 s/d 08.00 Tuntas.

4. Angkutan rit 2 dilaksanakan : jam 14.00 s/d 16.00 Tuntas.

5. Sampah tidak boleh tertumpah disekitar pewadahan dan harus masuk ke

pewadahan.

6. Setelah jam 16.00 TPS dalam kondisi bersih tidak terdapat tumpukan dan

ceceran sampah.

7. Untuk kendaraan rit 3 waktunya disesuaikan dengan kondisi setempat.

8. Angkutan sampah pada malam hari dilaksanakan apabila ada timbunan baru,

yang mengganggu kondisi lingkungan setempat dan harus

diangkut/dilaksanakan selama 24 jam.

9. Setiap TPS yang telah tuntas angkutan sampahnya menempatkan petugas

untuk menyapu dan membersihkan sisa-sisa sampah yang tertinggal.

10. Pelaksanaan pembuangan hasil pengumpulan sampah diangkut seluruhnya ke

TPST yang telah ditetapkan oleh Dinas Kebersihan Propinsi DKI Jakarta.

Pengaturan dan pengawasan kegiatan angkutan sampah di masing-masing wilayah

dilaksanakan oleh Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan, sedangkan pengendalian

kebersihan di 5 wilayah dilakukan oleh Bidang Penanganan dan Pengandalian

Kebersihan Dinas dan Seksi Pengendalian Kebersihan yang ada di Suku Dinas

Kebersihan di 5 Wilayah Administrasi.

5- 21

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Berdasarkan data armada yang diperoleh dari Bina Sarana, Suku Dinas 5 Wilayah

serta pihak Rekanan Angkutan Sampah diketahui bahwa jumlah armada angkut

sampah adalah seperti pada Tabel 5.21. berikut:

Tabel 5.21. Jumlah Armada Angkut Sampah DKI Jakarta Tahun 2010

Institusi Wilayah Jumlah Armada (unit)

Suku Dinas 5 Wilayah 775Swastanisasi 5 Wilayah 135Sewa Typer 5 Wilayah 50Sewa Compactor 5 Wilayah 50Angkutan Pasar 5 Wilayah 45

Total 5 Wilayah 1.055 Sumber: Data Bina Sarana Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta 2010

Detail armada angkut sampah per institusi sebagai berikut:

Dinas Kebersihan

Armada angkut sampah yang dimiliki oleh Dinas Kebersihan dan Suku Dinas di

masing-masing Wilayah Administrasi seperti disajikan pada table 5.22. berikut.

Tabel 5.22. Jumlah Kendaraan Angkutan Sampah Milik Dinas Kebersihan Tahun 2010

No Jenis Kendaraan

Pool Dinas

Wilayah

Suku Dinas Kebersihan

UPT TPA

Jumlah

Pusat Utara Barat Selatan

Timur

1 Arm Roll Kecil

0 27 22 28 23 22 0 122

2 Arm Roll Besar TPS Indoor

0 0 0 5 0 7 0 12

3 Arm Roll Besar

0 31 33 36 26 26 0 152

4 Compactor Kecil

0 3 2 7 7 12 0 31

5 Compactor Sedang

0 0 0 0 0 0 0 0

6 Comp 0 14 15 24 18 26 0 97

5- 22

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

actor Besar

7 Typer Kecil

5 29 35 33 29 36 0 167

8 Typer Besar

6 48 36 44 30 31 2 197

Jumlah

11 152 143 177 133 160 2 778

Sumber data: Bidang Sarana & Prasarana Dinas Kebersihan DKI Jakarta, 2010.

Berdasarkan usia kendaraan angkutan sampah milik Dinas Kebersihan disajikan

pada Tabel 5.xx berikut:

Tabel 5.23. Armada Angkutan Dinas Kebersihan Menurut Usia

No Jenis Kendara

an

Usia Kendaraan

Jumlah Unit

Kapasitas

Tampung

Sampah (m3)

Keterangan

< 15 thn

> 15 thn

1 Arm Roll Kecil

100 30 130 6 Kondisi kendaraan yg tidak layak jalan adalah sebesar 201 unit (atau 25% dari total kendaraan)

2 Arm Roll Besar

145 29 174 10

3 Typer Kecil

131 42 173 10

4 Typer Besar

110 82 192 20

5 Compactor Kecil

60 13 73 12

6 Compactor Besar

50 5 55 24

Jumlah 596 201 797

Sumber: Data Dinas Kebersihan Per Juli 2011.

Inventarisasi kendaraan operasional Sarana dan Prasarana Dinas Kebersihan Tahun

2010 dapat dilihat pada Lampiran xx.

Sewa Kendaraan Angkutan Sampah Typer

Pada tahun 2010 jumlah truk kendaraan angkutan sampah sistem sewa truk typer

sebanyak 50 unit dengan perusahaan yang berbeda untuk masing-masing wilayah

administrasi DKI Jakarta sebagai berikut

Tabel 5.24. Jumlah dan Swasta Sewa Truk Typer Angkut Sampah tahun 2010.

5- 23

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

No.

Lokasi Tugas Nama Perusahaan Jenis Kendaraa

n

Kapasitas Kendaraan

Jumlah Kendaraa

n

Sampah Terangkut

[Ton]

1 Jakarta Pusat Pt. Bragmakarti Utama

Typer Besar

26 [M3] 10 34.601,50

2 Jakarta Utara Pt. Nanka Citra Tama

Typer Besar

18 [M3] 10 23.041,46

3 Jakarta Barat Pt. Samhana Indah Typer Besar

26 [M3] 10 34.453,70

4 Jakarta Selatan

Pt. Samhana Indah Typer Besar

26 [M3] 10 36.123,12

5 Jakarta Timur Pt. Bragmakarti Utama

Typer Besar

26 [M3] 10 34.555,26

Jumlah 50 162.775,04

Sumber : BPPK Dinas Kebersihan DKI Jakarta

Tabel 5.25. Cakupan wilayah administrasi yang dilayani Armada Truk Sewa Typer

No Wilayah Jenis TPS Alamat

I Jakarta Pusat1.1. Kec. Gambir Dipo Jl. TJ. Selor RW 06 Kel Cideng1.2. Kec.Sawah Besar TPS Jl. Karang Ayar, Kel. Karang Anyar1.3. Kec.Senen LPS Jl. Pasar Gaplok, Kel. Senen1.4. Kec.Tanah Abang TPS Jl. PAM Baru RW 04, Kel. Bendungan Hilir1.5. Dipo Jl. Jati Petamburan, Kel. Petamburan1.6. Kec.Kemayoran Dipo Jl. Kran Raya RW 02, Kel. Gng. Sahari Selatan

TPS Jl. Waru RW 02, Kel. Serdang1.7. Kec.Cempaka Putih Dipo Jl. Cempaka Putih Timur, Kel. Cempaka Putih

Timur1.8. Kec.Johar Baru Dipo Jl. Pulo Gandul, Kel. Tanah Tinggi

Dipo Jl. Percetakan Negara II Ujung, Kel. Johar BaruII Jakarta Utara2.1. Kec.Koja Dipo Komplek UKA RW 08, Kel. Tugu Utara2.2. Kec.Tj. Priok Dipo Jl. Sunter Jaya, Kel Sunter Jaya2.3. Kec.Penjaringan Dipo Muara Baru RW 017, Kel. Penjaringan2.4. Kec.Cilincing LPS Jl. Raya Kali Baru RW 14, Kel. Kali Baru2.5. Kec.Pademangan Dipo Pademangan Timur, Kel. Pademangan Barat2.6 Kec. Kelapa Gading TPS TPS Kompi Udin (Penambahan Lokasi Baru)III Jakarta Barat3.1. Kec.Taman Sari Dipo Jl. Mangga Besar II, Kel. Tangki3.2. Kec.Tambora Dipo Kalianyar RW. 09, Kel. Kali Anyar

Dipo Duri, Kel. Duri UtaraDipo Hanura Raya FW. 015, Kel. Tanah Sereal

3.3. Kec.Grogol Petamburan

Dipo Indraloka Kel. Wijaya Kusuma

3.4. Kec.Palmerah Dipo RW.03, Kel. PalmerahDipo Jatipulo, Kel. Jatipulo

3.5. Kec.Kebon Jeruk Dipo Taman Ratu RW.013, Kel. Duri Kepa

IV Jakarta Selatan4.1. Kec. Tebet Dipo Jl. Asem Baris/Ciliwung, Kel. Kebon Baru

Dipo Jl. Tebet Timur, Kel. Tebet Timur

5- 24

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

No Wilayah Jenis TPS Alamat

Dipo Jl. Tebet Barat, Kel. Tebet BaratDipo Jl. Lapangan Ros, Kel. Bukit Duri

4.2. Kec. Keb. Lama Dipo Pondok Pinang, Kel. Pondok Pinang4.3. Kec. Pancoran Dipo Komp. DPR, Kel. Rawa Jati4.4. Kec. Setia Budi Dipo Jl. Menteng Pulo, Kel. Menteng Atas4.5. Kec. Keb. Baru Dipo Gandaria Utara, Kel. Gandaria Utara4.6. Kec. Mampang Prapatan Dipo Jl. Bangka X, Kel. Mampang4.7. Kec. Cilandak Pool

GrbkJl. Cilandak Raya, Kel. Cilandak Raya

V Jakarta Timur5.1. Kec. Pulogadung Dipo Pulo Mas 21, Kel. Kayu Putih

Pool Grbk

Jl. Pemuda, Kel. Rawamangun

TPS Jl. Pisangan Timur, Kel. Pisangan TimurTPS Jl. PratekanTPS Jl. Kayu Mas, Kel. Pulogadung

5.2. Kec. Makasar Pool Grbk

RW. 02 Makasar, Kel. Makasar

5.3. Kec. Ciracas Dipo Kelapa Dua Wetan, Kel Kelapa DuaSumber: Kontrak Sewa Typer, Tahun 2010 (Lap Final Pra FS Angkutan, 2010)

Sewa Kendaraan Angkut Sampah Compactor

Pada tahun 2010 jumlah sistem sewa truk kendaraan angkutan sampah compactor

sebanyak 50 unit dengan perusahaan yang berbeda untuk masing-masing wilayah

administrasi DKI Jakarta sebagai berikut:

Tabel 5.26. Jumlah dan Swasta Sewa Compactor di 5 Wilayah Admistrasi Tahun 2010

No Lokasi Tugas

Nama Perusahaan Jenis Kendaraan

Kapasitas Kendaraa

n

Tahun Pembuata

n

Jumlah Kendaraan

1 Jakarta Pusat

Pt. Bumi Pertiwi Compactor Besar & Kecil

10 [M3] & 6 [M3]

2008 10

2 Jakarta Utara

Pt. Bumi Pertiwi Compactor Besar & Kecil

10 [M3] & 6 [M3]

2008 10

3 Jakarta Barat

Pt. Capri Nusa Raya Compactor Besar & Kecil

10 [M3] & 6 [M3]

2008 10

4 Jakarta Selatan

Pt. Nur Artha Raya Pertiwi

Compactor Besar & Kecil

10 [M3] & 6 [M3]

2008 10

5 Jakarta Timur

Pt. Capri Nusa Raya Compactor Besar & Kecil

10 [M3] & 6 [M3]

2008 10

Jumlah 50

Sumber : BPPK Dinas Kebersihan DKI Jakarta

Cakupan pelayanan armada truk sewa compactor disajikan pada tabel 5.27. berikut:

Tabel 5.27. Cakupan wilayah administrasi yang dilayani Armada Truk Sewa

Compactor

5- 25

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

No Wilayah/Kecamatan Jenis TPS Alamat

I Jakarta Pusat1.1. Gambir Pool Grbk Jl. Cibunar, Kel. Duri Pulo1.2. Sawah Besar Dipo Jl. Mangga Besar XIII, Kel. Pasar Baru1.3. Senen Dipo Jl. Bungur Besar, Kel. Bungur1.4. Tanah Abang Dipo

TPSJl. Jembatan Tiga, Kel. PenjaringanJl. Karet Bivak, Kel. Karet Tengsin

1.5. Kemayoran Dipo

TPSTPS

Jl. Bendungan Jago RW 06 & 07, Kel. Utan PanjangJl. Berlian, Kel. Utan PanjangJl. Utan Panjang Timur, Kel. Utan Panjang

1.6. Johar Baru Bak Beton Jl. Pasar Gembrong, Kel. GalurII Jakarta Utara2.1. Koja LPS

LPSJl. Plumpang Semper, Kel. Tugu SelatanJl. Kramat Raya, Kel. Tugu Selatan

2.2. Tj.Priok LPS

Container

Jl. Metro Papanggo (Apartemen), Kel. Sunter AgungJl. Martadinata Volker A-9, Kel. Sunter Agung

2.3. Penjaringan LPSLPS

RW 08 & RW 15, Kel PluitJl. Kapuk Raya RW 01, Kel. Pluit

2.4. Cilincing LPS

LPSLPS

Jl. Tugu Raya SMP 231, Kel. Semper Barat (Kampung Beting)Jl. Tipar Cakung RW 03 (Kel. Sukapura)Jl. Marunda Raya RW 03 (Kel. Marunda)

2.5. Pademangan Dipo Jl. Budi Mulya RW 010, Kel. Pademangan Barat

III Jakarta Barat3.1. Taman Sari TPS Jl. Mangga Besar II, Kel. Taman Sari3.2. Tambora TPS Jl. Gudang Terasi, Pekojan RW 11, Kel. Pekojan3.3. Grogol Petamburan Dipo

DipoTPS

Makaliwe, Kel. GrogolArjuna Utara RW 02, Kel Tj. Duren SelatanRW 11 Jelambar Baru (Dutas Mas), Kel. Jelambar Baru

3.4. Palmerah Dipo Jl. Kemanggisan Illir RW 08, Kel. Kemanggisan3.5. Kebon Jeruk Dipo Duri Kepa Jl. Arjuna Utara RW 01, Kel. Duri

Kepa3.6. Cengkareng Dipo Rawa Buaya RW 01, Kel. Rawa Buaya3.7. Kembangan Dipo

DipoRW 09 Citra I, Kel. Meruya SelatanRW 16 Citra I, Kel. Meruya Selatan

IV Jakarta Selatan4.1. Tebet Transito Jl. Inspeksi DAS Ciliwung, Kel. Kebon Baru4.2. Kebayoran Lama LPS Pasar Kby Lama, Kel. Kby.Lama Utara4.3. Setia Budi LPS Jl. Kawi4.4. Kebayoran Baru LPS Jl. Damai, Kel. Cipete Utara4.5. Mampang Prapatan Container Jl. H. Abd. Rahim RT 03/02, Kel. Kuningan

Barat4.6. Pasar Minggu Dipo

DipoPejaten Timur, Kel. Pejaten TimurPasar Minggu, Kel. Pasar Minggu

4.7. Jagakarsa TransitoTransitoTransitoPool Grbk

Gang Lontar RW 03, Kel. Lenteng AgungTaman RW 02, Kel. Lenteng AgungJl. Akses UI, Kel Srengseng SawahRW 04, Kel. Lenteng Agung

4.8. Pesanggrahan LPSLPS

KKNDeplu Bintaro

V Jakarta Timur5.1. Pulogadung Pool Grbk Jl. Kayu Putih RW 16, Kel. Kayu Putih

5- 26

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

No Wilayah/Kecamatan Jenis TPS Alamat

Dipo Jl. Sodong, Kel. Cipinang5.2. Matraman Dipo

DipoPisangan RW 14, Kel. Pisangan BaruKayu manis RW 03, Kel. Kayu Manis

5.3. Pasar Rebo Dipo Pool GrbkDipo

Jl. Pendidikan, Kel. CijantungJl. Condet RW 03, Kel. GedongGang Buah, Kel Pekayon

5.4. Duren Sawit Pool GrbkPool Grbk

Poncol RW 05Malakasari, Kel. Malakasari

5.5. Ciracas Dipo Jl. H.Baping RW 05, Kel. Susukan5.6. Kramat Jati Dipo Bulak Rantai RW 05, Kel. Kampung Tengah

Jl. SMP 125 RW 03, Kel. Kampung Tengah5.7. Cipayung LPS

LPSLubang Buaya, Kel. Lubang BuayaKebun Jati, Kel. Lubang Buaya

Sumber: Kontrak Sewa Compactor, Tahun 2010

Truk Angkutan Sampah Pasar

Pada tahun 2010 jumlah sistem sewa truk kendaraan angkutan untuk sampah pasar

dengan perusahaan yang berbeda untuk masing-masing wilayah administrasi DKI

Jakarta sebagai berikut:

Tabel 5.28. Jumlah dan Swasta Sewa Compactor di 5 Wilayah Admistrasi Tahun 2010

No. Lokasi Tugas Nama Perusahaan Jenis Kendaraan

Kapasitas Kendaraan

[M3]

Jumlah Kendaraan

1 Jakarta Pusat Pt.Godang Tua Jaya Arm Roll Besar

14 6

Arm Roll Kecil 6 1

Typer Kecil 6 1

2 Jakarta Utara Cv. Eka Brothers Arm Roll Besar

14 4

3 Jakarta Barat Cv. Sinjaya Arm Roll Besar

14 4

Arm Roll Kecil 6 2

Compactor Kecil

8 1

Typer Besar 18 1

4 Jakarta Selatan

Pt. Harapan Mulya Karya

Arm Roll Besar

14 4

Arm Roll Kecil 6 2

Typer Besar 18 1

Typer Kecil 6 2

5 Jakarta Timur Pt. Ernijuta Agung Arm Roll Besar

14 4

Arm Roll Kecil 6 5

Typer Kecil 6 1

5- 27

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tronton 24 17

Jumlah 56

Sumber : BPPK Dinas Kebersihan DKI Jakarta

Berdasarkan Kontrak Kerja Tahun 2010 antara Dinas Kebersihan dengan Pihak

Ketiga, wilayah kerja Angkutan Sampah Pasar meliputi 5 Wilayah dengan lokasi

dapat dilihat pada Lampiran XX

5.3.5.4.Stasiun Peralihan Antara Dan Fasilitas Pengolahan Antara (Intermediate

Treatment Facility)

Stasiun Peralihan Antara atau disebut SPA bertujuan untuk memperpendek jarak

pengangkutan truk dari sumber ke TPST. Stasiun ini berfungsi untuk menempatkan

sampah secara sementara pada satu titik yang terletak diantara TPS dengan TPST,

dengan menambah perlakukan terhadap sampah yang akan diangkut ke TPST.

Perlakuan tambahan yang dimaksud adalah pemadatan terhadap sampah, serta

peralihan kendaraan alat angkutan sampah. Pemadatan sampah bertujuan untuk

menambah berat jenis sampah, sehingga dengan volume yang sama, maka sampah

yang diangkut akan menjadi lebih berat. Setelah sampah dipadatkan, sampah

pemadatan diangkut dengan kendaraan pengangkut sampah khusus dengan

kapasitas yang lebih besar, yang biasa disebut dengan truk kapsul.

Pembangunan Stasiun Peralihan Antara (SPA) merupakan satu usaha untuk

mengefisienkan tahap pengangkutan sampah di wilayah DKI Jakarta.

Pengembangan pada tahapan pengangkutan sampah dengan memanfaatkan SPA

diambil berdasarkan analisa yang ditinjau dari berbagai aspek, diantaranya

mengurangi jarak tempuh truk pengangkut sampah ke Tempat Pengolahan Sampah

Terpadu (TPST) yang terletak diluar Kota Jakarta (Bantargebang Bekasi Jawa Barat).

Manfaat dari adanya SPA untuk mengurangi kepadatan lalu lintas kota Jakarta,

khususnya di areal TPST Bantargebang Bekasi.

Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sunter

Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sunter, berlokasi di Jl. Sunter Baru Kelurahan Sunter

Agung Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, merupakan bangunan fasillitas

umum milik Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta. Perencanaan pembangunan SPA

Sunter dilakukan sejak tahun 1987 berdasarkan hasil studi JICA (Jakarta Solid Waste

Management System Improvement Project). SPA Sunter dibangun menggunakan

pendanaan dari OECF pada Tahun 1990.

5- 28

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Sampah yang masuk ke SPA Sunter berasal dari Jakarta Utara, Jakarta Barat serta

sebagian Jakarta Pusat, maupun wilayah lainnya. Sampah yang telah dipadatkan

dari SPA Sunter ini kemudian langsung diangkut dengan menggunakan truk kapsul

menuju ke TPST Bantargebang. Jumlah sampah yang masuk ke SPA Sunter

diperkirakan mencapai 1000 Ton per hari. Tabel 5.29. berikut ini menguraikan

desain awal dari SPA Sunter, antara lain:

Tabel 5.29. Desain Rencana SPA Sunter

Parameter Volume Unit

Kapasitas Penanganan Rencana 1500 Ton/HariKapasitas Kompaktor 63,3 Ton/Hari/Kompaktor1 (satu) Siklus Kompaktor 19 Menit/KompaktorDesain Jumlah Jam Operasional 13 Jam operasional/HariJumlah truk kapsul berkapasitas 40 m3 15 Unit truk kapsulJumlah traktor (trailer penggerek/hauling

trailers)

9 Unit

Sumber:

Berdasarkan desain siklus operasi per 1 (satu) unit membutuhkan waktu 19 menit.

Dengan demikian diperkirakan dalam waktu 1 (satu) jam terdapat 9,5 kontainer

atau truk kapsul berkapasitas 40 m3 dapat beroperasi. Kapasitas desain per jam

adalah 190 Ton.

Terdapat 2 (dua) buah jalur yang dioperasikan, dari kapasitas 3 (tiga) jalur yang

disediakan (satu jalur berfungsi untuk cadangan), dengan kapasitas total 127 Ton

per jam. Sehingga dalam 13 jam diperkirakan mencapai 1.653 Ton per hari.

Pengoperasian SPA Sunter mulai efektif pada bulan April 2003.

Besar volume sampah dan jumlah kendaraan yang masuk ke SPA Sunter dari

berbagai Suku Dinas di Wilayah DKI Jakarta disajikan pada tabel 5.30. berikut ini:

Tabel 5.30. Volume dan Jumlah Kendaraan Sampah Yang Masuk SPA Sunter dari

Wilayah Administrasi Lain dan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta

No. Unit Kerja SPA SunterVolume

(ton)Kendaraan

(unit)

1. Sudin Kebersihan Jakarta Pusat

150 30

2. Sudin Kebersihan Jakarta Utara

430 86

5- 29

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

3. Sudin Kebersihan Jakarta Barat

150 30

4. Sudin Kebersihan Jakarta Selatan

- - Langsung ke TPST Bantargebang

5. Sudin Kebersihan Jakarta Timur

220 44

6. Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta

50 10

Jumlah 1000 200Sumber : Instruksi Kepala Dinas Kebersihan No.5 tahun 2008. Lap Final FS SPA Sunter 2009

Menurut Instruksi Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta No. 95 tahun 2008,

pengaturan waktu buang kendaraan pengumpul yang berasal dari waste collector di

SPA Sunter dimulai pukul 05.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB, selanjutnya diluar

waktu buang tersebut kendaraan angkutan sampah dilarang parkir di dalam

maupun di luar arel SPA Sunter. Dalam operasionalnya, SPA Sunter tidak hanya

menerima buangan sampah dari wilayah Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Jakarta

Pusat, namun juga menerima sampah dari Jakarta Timur dengan

mempertimbangkan jarak dan waktu tempuh. Sedangkan sampah yang berasal dari

Dinas Kebersihan DKI Jakarta dibuang langsung ke TPA Bantar Gebang, dikarenakan

kendaraan yang digunakan sudah berupa kompaktor, sehingga dianggap sampah

yang dibawa telah dipadatkan.

Kendaraan pengumpul atau pengangkut sampah yang membuang sampahnya di

SPA Sunter terdiri dari 2 jenis kendaraan yaitu Arm Roll yang tergolong kendaraan

mekanis dan Dump Truck (Tipper) yang tergolong kendaraan semi mekanis. Jenis

kendaraan pengumpul berupa kompaktor tidak membuang sampahnya di SPA

Sunter, namun langsung menuju TPA Bantar Gebang karena dianggap sampah yang

diangkutnya sudah dipadatkan dengan sistem kompaksi yang terdapat di dalam

kendaraan itu sendiri.

Jarak antara SPA Sunter – TPST Bantargebang adalah 52 km. Waktu beroperasi TPST

Bantargebang adalah 24 jam. Waktu tempuh 2 – 3 jam untuk 1 kali perjalanan.

Sehingga, satu kali waktu turnaround untuk kontainer sampah (SPA Sunter-TPST-

SPA Sunter) sekitar 4-6 jam.

5- 30

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Daerah yang dilayani oleh SPA Sunter dengan jarak terdekat adalah Kecamatan

Pademangan yang terletak di Jakarta Utara dengan jarak 9 km dan waktu tempuh

30 menit. Sedangkan jarak terjauh adalah Kecamatan Cengkareng yang terletak di

Jakarta Barat yaitu 51 km dengan waktu tempuh 2 jam 45 menit.

SPA Sunter secara keseluruhan memiliki luas 60.000 m2 (6 Ha) termasuk tanah yang

berada di samping sungai sebesar ±6.300 m2 , sedangkan luas lahan yang

digunakan untuk SPA dan fasilitas lainnya adalah mencapai ±5.300 m2, sisa areal

lahan yang kosong terdiri dari lahan parkir untuk antrian truk sampah yang masuk,

parkir kendaraan lain, jalan operasi serta taman. Pembangunan SPA Sunter

terlaksana atas dukungan dana OECF Loan IP 414, sekarang menjadi Japan Bank

International Coorporattion (JBIC). Dalam kegiatan operasional, SPA Sunter

dilengkapi dengan beberapa fasilitas bangunan yang masing-masing mempunyai

luas bangunan yang berbeda, perincian luas bangunan di SPA Sunter dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 5.31. Perincian Luas Bangunan dan Sarana SPA Sunter

No Nama Bangunan Luas Lantai (m2) Keterangan

12345678910

Bengkel dan Sub WorkshopMesjidJembatan timbang dan kantorBBM dan Fuel StasiunRumah PompaGudang Oli dan BanGedung Transfer Stasiun Lt.I dan IIPos Jaga ITempat Pencucian / GantryPos Jaga II

2.059144

59156

96144

2.592541612

Tidak berfungsiTidak berfungsiTidak berfungsi

Tidak berfungsi

Total Luas Bangunan 5.332Sumber: Sarana dan Prasarana SPA Sunter (2008)

5- 31

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 5.10. Tampak Depan Bangunan SPA Sunter

Didalam Transfer Station Building terjadi proses pembongkaran/pemindahan

sampah dari truk sampah (kendaraan kolektor) ke dalam hopper dan feeder yang

sudah disediakan. Kemudian secara gravitasi, sampah tersebut akan dipadatkan

pada compactor yang berkapasitas 1500 ton/hari (terdiri dari 3 unit compactor yang

masing-masing berkapasitas 500 ton/hari) dengan menggunakan sistem hidraulik,

yaitu sistem yang menggunakan aliran cair (oli) untuk menghasilkan daya berupa

energi potensial menjadi energi mekanik.

Tabel 5.31. Jumlah Sarana dan Prasarana SPA Sunter

No. Tipe Unit KeteranganPengadaa

n LamaPengadaa

n Baru1 Tractor

Head Nissan CWB 450 HT (1997)

18

2 Tractor Head Hino FM 320 P (2007)

12 belum digunakan

3 Semi Trailer Container

27 9 unit rusak

4 Bukaka Container

5 1 unit dalam perbaikan

5 Magnum Prime Over

2 1 unit tidak beroperasi

6 Kompaktor 3 kendala teknis

7 Street Sweeper Dong Feng

2 1 unit diperbantukan, 1 unit tidak beroperasi

8 Derek Nissan (Nissan Tow)

1

Sumber : Seksi Sarana dan Prasarana SPA Sunter (2008)

Untuk jelasnya siklus perjalanan sampah yang terjadi di SPA Sunter dapat dilihat

pada Gambar 5.11. berikut. Siklus ini menggambarkan kondisi ideal dimana faktor-

5- 32

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

faktor yang menjadi kendala operasional di SPA di minimasi.

5- 33

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 5.11. Siklus Perjalanan Sampah di SPA Sunter

IV - 34

5- 34 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Fasilitas Pengolahan Antara atau Intermediate Treatment Facility (ITF)

Cakung Cilincing

Tempat pengolahan sampah lainnya adalah Pusat Daur Ulang dan Komposting

(PDUK) Cakung Cilincing milik perusahaan swasta PT. Wira Gulfindo Sarana

(PT.WGS) dengan kapasitas olah sampah ± 700 m3/hari. Pada tanggal 1 Agustus

2011 yang lalu, PDUK Cakung Cilincing telah berubah menjadi Intermediate

Treatment Facility (ITF). ITF adalah sebuah fasilitas pengolahan sampah di dalam

kota dengan menggunakan teknologi yang modern, tepat guna dan ramah

lingkungan. Tujuan dibangunnya ITF di dalam kota adalah untuk mengurangi beban

volume sampah di TPST Regional, yaitu melalui teknologi yang mampu mereduksi

sampah hingga 90%.

ITF Cacing dijalankan dengan penerapan Teknologi Mechanichal Biological

Treatment (MBT). Bio-metanisasi atau metanisasi organik adalah proses yang dipilih

untuk mendukung pendirian pabrik pengolah sampah, karena prosesnya paling

sesuai dengan karakteristik sampah dan iklim di DKI Jakarta. Kaitan utama untuk

proses pemilihan ini adalah bahwa sampah di Indonesia secara khusus berbeda

dengan sampah di negara-negara Barat. Sampah di Indonesia bersifat lebih lembab

(banyak mengandung air) dan tercampur-baur, karena tidak dilakukan proses

pemisahan. Di samping itu, sampah di Indonesia terdiri dari makanan dan sampah

sayuran, serta material organik lainnya, yang lebih mudah diuraikan secara organik.

Gambar 5.12. ITF Cakung Cilincing , dahulu PDUK Cakung Cilincing

5- 35 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Spesifikasi Teknologi

Kapasitas: Maximum 1300 MT / hari

Proses: Bio–metanisasi dari sampah organik.

Produksi Listrik melalui Mesin I.C.

(Containerized Power Plant oleh Entec Biogas Gmbh, ).

Masa Kontrak: Tahun 2011 Kontrak service selama 12 bulan

(multiyears)

Juli 2011 sampai dengan Juni 2012.

Tahun 2012 Kontrak service setiap 5 tahun selama 20 tahun

(Perlu persetujuan DPRD)

Luas Lahan: 7 hektar

Produksi Tenaga Listrik: 10-12 MW dengan Bio–metanisasi / Mesin I.C.

Tenaga listrik akan dijual kepada Perusahaan Listrik

Negara (PLN).

Produk samping lain: Material terdaur–ulang, seperti plastik, kertas, logam,

kaca,

dan lain–lain.

Estimasi Biaya Proyek: US$ 96 juta.

Estimasi Waktu Penyelesaian: Proyek 12 – 16 bulan.

Sistem pengolahan sampah yang dilakukan sebelumnya adalah sampah organic

diproses menjadi pupuk kompos dan residunya diangkut ke TPST Bantargebang.

Mulai dioperasikan sebagai SPA oleh perusahaan swasta yaitu PT. Wira Gulfindo

Sarana. Pada awalnya SPA ini dibangun oleh rekanan swasta tersebut dengan

menggunakan skema BOO di Cakung Cilincing. Kapasitas yang direncanakan adalah

1000 ton per hari, akan tetapi aktualnya hanya mencapai rata-rata 700 ton sampah

per hari yang bisa ditangani. Volume tersebut terdiri dari 300 Ton per hari untuk

diolah menjadi kompos, sementara sisanya sebesar 400 Ton/hari, bisa diolah dan

dipadatkan ke dalam SPA Cakung-Cilincing.

ITF ini memiliki 2 buah kompaktor dengan corong tuang (hopper) dan konveyor

sebagai mekanisme input untuk corong tuang. Pada tahun 2006 SPA ini dimodifikasi

menjadi instalasi pengomposan dengan skala yang lebih besar. Vokume dan jumlah

kendaraan sampah yang masuk ke ITF Cacing dari Wilayah Administrasi lain dan

Dinas Kebersihan DKI Jakarta disajikan pada tabel berikut:

5- 36 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

5- 37 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 5.31. Volume dan Jumlah Kendaraan Sampah Yang Masuk ITF Cakung

Cilincing dari Wilayah Administrasi Lain dan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta

No. Unit Kerja SPA CacingVolume

(ton)Kendaraan

(unit)

1. Sudin Kebersihan Jakarta Pusat

150 30

2. Sudin Kebersihan Jakarta Utara

430 86

3. Sudin Kebersihan Jakarta Barat

150 30

4. Sudin Kebersihan Jakarta Selatan

- - Langsung ke TPST Bantargebang

5. Sudin Kebersihan Jakarta Timur

220 44

6. Dinas Kebersihan Prov. DKI Jakarta

50 10

Jumlah 1000 200Sumber : Instruksi Kepala Dinas Kebersihan No.5 tahun 2008. Lap Final FS SPA Sunter 2009

5.3.5.4 Pemrosesan Akhir

Proses Pembuangan Akhir adalah proses terakhir dalam sistem pengelolaan sampah

dimana sampah yang berasal dari dari Tempat Penampungan Sementara Sampah

(TPS) diangkut dan diolah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

Pada tahun 2008 Pemprov DKI Jakarta membuat perjanjian kerjasama dengan PT.

Godang Tua Jaya jo. PT. NOEI sebagai pengelola TPST dalam bentuk kerjasama

Bangun Guna Serah selama 15 tahun. Luas TPST Bantargebang tersebut adalah

110,3 Ha. Status tanah adalah milik Pemda DKI Jakarta dan sistem pemusnahan

yang dilaksanakan adalah “Sanitary Landfill”. Saat ini luas tanah yang sudah

dipergunakan sebesar 97%, sisanya ± 3% diperkirakan dapat menampung sampah

5- 38 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

sampai tahun 2023, dengan adanya rencana mengurangi volume sampah melalui

komposting dan GALFAD (gasification/pyrolisis, landfill gas, anaerobic digestion).

Luas Area : 108 Ha + 2,3 Ha Lahan Enclave

Lokasi : Desa Ciketing Udik, Cikiwul & Sumur Batu – Bekasi

Status Tanah : Milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Studi awal AMDAL : Tahun 1989 oleh BKLH DKI Jakarta & BKL Jawa Barat

Revisi AMDAL : Surat Persetujuan Kelayakan Lingkungan AMDAL,

RKL & RPL no 660.1/206.BPLH.AMDAL/III/2010

Tanggal 11 Maret 2010

Mulai Beroperasi : Agustus 1989, dikelola Pihak III sejak 5 Des 2008

5- 39 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Tabel 5. 32. Rekapitulasi Sampah Yang Masuk Ke TPST Bantargebang Tahun 2010

No. Sumber Sampah

Bulan Total Rata2/Hari

Jan Feb Maret

April Mei Juni Juli Ags Sept Okt Nov Des

1 Suku Dinas Keb. Jak-Pus

5.979,50 5.279,90 5.352,08 4.863,74 4.750,12 5.494,94 3.875,66 3.024,80 3.111,52 4.304,34 3.511,16 3.418,22 52.965,98

145,11

2 Suku Dinas Keb. Jak-Ut

4.514,94 3.591,16 3.415,84 3.473,32 3.666,28 4.348,18 4.558,40 3.446,46 3.215,90 4.147,62 3.158,54 2.937,90 44.474,54

121,85

3 Suku Dinas Keb. Jak-Bar

2.720,20 2.922,74 3.496,36 2.893,58 3.230,86 3.306,98 3.026,70 2.758,80 2.498,42 2.537,58 2.661,52 2.962,28 35.016,02

95,93

4 Suku Dinas Keb. Jak-Sel

11.332,17

9.756,28 9.767,90 9.358,46 10.515,56

10.187,58

10.629,72

9.475,82 8.650,84 10.591,18

10.212,40

9.973,78 120.451,69

330,00

5 Suku Dinas Keb. Jak-Tim

2.891,20 3.351,06 3.702,82 2.599,62 2.654,74 2.584,36 2.364,28 1.924,68 2.513,54 4.420,24 3.964,98 4.363,02 37.334,54

102,29

6 PDUK Cakung

12.581,60

11.527,24

12.701,28

12.061,38

13.461,20

10.633,09

11.493,12

12.271,92

9.528,00 13.708,32

14.555,70

11.919,54

146.442,39

401,21

7 SPA Sunter

21.327,60

20.357,20

22.712,46

19.569,50

18.348,64

16.776,10

14.568,64

17.144,02

14.955,48

18.064,18

16.911,32

17.166,48

217.901,62

596,99

5- 40 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

8 PD. Pasar Jaya

15.916,84

13.429,42

13.819,02

12.322,36

13.101,50

12.065,54

12.512,76

13.272,38

11.481,96

13.621,62

12.729,48

13.382,56

157.655,44

431,93

9 Swastanisasi

41.665,08

35.621,98

39.257,60

37.526,98

39.952,24

38.242,24

41.686,08

44.598,14

36.446,84

43.625,18

40.949,32

40.445,28

480.016,96

1.315,11

10 Swasta Umum

5.615,44 4.576,16 4.995,00 4.937,18 7.804,84 6.578,30 7.574,36 8.195,62 7.589,88 7.804,02 7.927,14 7.394,36 80.992,30

221,90

11 Kendaraan Sewa

29.970,52

25.935,50

28.287,72

25.555,96

25.772,08

26.552,50

27.016,44

28.405,14

24.430,64

27.282,54

27.558,74

28.081,54

324.849,32

890,00

12 Sewa Compactor

14.172,02

12.979,94

13.901,86

12.682,70

13.699,19

12.335,56

12.969,52

13.903,80

9.256,78 11.098,80

10.633,14

10.913,12

148.546,43

406,98

13 Bidang P.P.K.

0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 106,40 276,16 283,82 361,64 1.028,02 8,43

Jumlah

168.687,11

149.328,58

161.409,94

147.844,78

156.957,25

149.105,37

152.275,68

158.421,58

133.786,20

161.481,78

155.057,26

153.319,72

1.847.675,25

5.062,12

Jumlah /

Hari

5.441,52

5.333,16

5.206,77

4.928,16

5.063,14

4.970,18

4.912,12

5.110,37

4.459,54

5.209,09

5.168,58

4.945,80

5.062,12

Sumber : PT. Sucofindo Appraisal Utama & Unit TPST Regional

5- 41 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Penggunaan TPA/TPST : menampung sampah dari wilayah DKI Jakarta

Rata-rata volume sampah yang masuk ke TPA/TPST : 5.062 ton/hari

Sampah yang telah diangkut yang berasal dari berbagai sumber, diangkut

menggunakan alat angkut berupa truk sampah. Pengangkutan sampah tersebut

masuk ke TPST Bantargebang melalui proses penimbangan, sampah tersebut akan

dicatat jam, tanggal, serta berat timbangannya, berikut nomor armada truk

pengangkutnya. Setelah melalui proses penimbangan, maka sampah dibawa masuk

menuju titik buang.

Pada umumnya setiap hari dibuka 3 (tiga) lokasi titik buang sampah di TPST

Bantargebang oleh pihak pengelola swasta TPST. Sampah kemudian dibuang di

lokasi tersebut, serta dilakukan perlakuan pemindahan, perataan serta pemadatan

sampah. Secara teoritis, untuk sanitary landfill diperlukan perlakuan penutupan

sampah menggunakan tanah penutup (cover soil) setiap harinya, agar pencemaran

lingkungan dapat dikelola. Penutupan sampah juga dilakukan secara berkala

dengan volume tanah penutup yang lebih tebal, serta pada saat terakhir dilakukan

penutupan dengan tanah penutup akhir (final).

Mekanisme pengelolaan sampah yang dilakukan di dalam TPST Bantargebang,

khususnya yang menggunakan metode sanitary landfill dapat dilihat pada Gambar

5.13.

5- 42 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA

DINAS KEBERSIHANPEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTAJL. MANDALA V NO.67 CILILITAN BESAR – JAKARTA TELP. 8092744

Gambar 5.13. Mekanisme Pengelolaan Sampah di TPST Bantargebang

5- 43 Masterplan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta PT. ARKONIN ENGINEERING MANGGALA PRATAMA