master plan pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... pengolahan hasil...

230
MASTER PLAN PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN PANGAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan 2016

Upload: vonga

Post on 23-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

MASTER PLANPENGEMBANGAN KAWASAN

TANAMAN PANGANPROVINSI SUMATERA SELATAN

Dinas PertanianTanaman Pangan Dan Hortikultura

Provinsi Sumatera Selatan2016

Page 2: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadhirat Allah SWT atas karunia, rahmat dan hidayahyang telah dilimpahkan kepada Tim Penyusun dengan telah diselesaikannyaDokumen Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan di ProvinsiSumatera Selatan tahun 2016. Dokumen Master Plan ini dikonstruksi melaluiproses identifikasi dan analisis terhadap komoditi tanaman pangan (padi,jagung, dan kedelai) yang menjadi unggulan di Sumatera Selatan, beberapawilayah kawasan yang telah ditetapkan secara nasional meliputi KabupatenOKI, OKU Timur, Ogan Ilir, Banyuasin, dan kabupaten yang belum ditetapkantetapi memiliki potensi yang besar untukpengembangannya yaitu KabupatenMusi Rawas dan Lahat.

Dokumen Master Paln ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah ProvinsiSumatera Selatan khususnya Dinas Pertanian Tanaman Pangan danHortikultura Provinsi Sumatera Selatan sebagai pedoman arahan bagipengembangan tanaman pangan dengan pola pengembangan kawasan diSumatera Selatan yang tepat dan terarah, bersifat strategis, berskala besar,dan berdurasi panjang dengan memperhatikan berbagai faktor yang melekatpada konteks, situasi, dan lingkungan pengembangan, sehingga dapatmengantarkan pada pencapaian tujuan dengan tingkat efektivitas danefisiensi yang tinggi. Bagi masyarakat/investor dan stakeholders lainnya,dokumen ini bermanfaat sebagai dokumen yang dapat memberikan informasitentang komoditi unggulan tanaman pangan di Provinsi Sumatera Selatanyang memiliki potensi untuk berswasembada, sekaligus menjadi referensibagi instansi serta sektor terkait untuk menyusun program pengembanganindustri/komoditi unggulan khususnya pada wilayah-wilayah kawasan diProvinsi Sumatera Selatan yang bersinergi.

Tim mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada semuapihak yang telah berkontribusi bagi tersusunnya dokumen ini, terutamakepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi SumateraSelatan yang telah memfasilitasi pelaksanaan penyusunan Master PlanPengembangan Kawasan Tanaman Pangan di Provinsi Sumatera Selatan.

Palembang, Desember 2016

Tim Penyusun

Page 3: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

iii

DAFTAR ISI

Halaman

I. PENDAHULUAN…………………………………………………………...... I-11.1. Latar Belakang……………………………………………………… I-11.2. Tujuan…………………………………………………………………. I-41.3. Hasil Yang Diharapkan…………………………………………… I-41.4. Sasaran………………………………………………………………..1.5. Ruang Lingkup………………………………………………….

I-4I-5

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGANKAWASAN TANAMAN PANGAN ………… II-12.1. Komoditas dan Calon Lokasi………………………………….. II-12.2. Visi Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota..2.3. Misi Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota..

II-3II-8

2.4. Tujuan Pengembangan Komoditas dan KawasanTanaman Pangan ………………………………………………… II-13

2.5. Sasaran Pengembangan Komoditas dan KawasanTanaman Pangan …………………………………………….. II-15

III. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR…………………….. III-13.1. Tinjauan Pustaka Pengembangan Kawasan dan

Komoditas Unggulan Tanaman Pangan ………………….. III-1

3.2. Tinjauan Pustaka dan Hasil-Hasil Kegiatan Terdahulu III-53.3. Tantangan dan Permasalahan Pembangunan

Pertanian (Spesifik Komoditas dan Kawasan)…………… III-103.4. Landasan Teori Pengembangan Kawasan dan

Komoditas Unggulan Tanaman Pangan ………………….. III-143.5. Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Studi…………………… III-243.6. Kerangka Pemikiran Penyusunan Master Plan dan

Rencana Aksi………………………………………………………… III-26

IV. METODOLOGI………………………………………………………………... IV-14.1. Jenis data dan Sumbernya…………………………………….. IV-14.2. Metode Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data.. IV-14.3. Metode Pendekatan dan Pelaksanaan Studi……………… IV-24.4. Metode Penyusunan dan Rencana Aksi……………………. IV-3

V. POTENSI WILAYAH KOMODITAS UNGGULAN DANKAWASAN TANAMAN PANGAN ……………………………………….. V-15.1. Aspek Kondisi Umum Wilayah………………………………… V-15.2. Aspek Agroekologis dan Lingkungan………………………. V-45.3. Aspek Ekonomi dan Perekonomian…………………………. V-12

Page 4: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

iv

Halaman5.4. Aspek Sarana dan Prasarana Penunjang…………………. V-225.5. Aspek Pengolahan, Perdagangan dan Konsumsi Hasil

Pertanian……………………….…………………………………….. V-305.6. Aspek Kelembagaan……………………….…………………….. V-315.7. Aspek Sumber Daya Manusia…………………………………. V-335.8. Aspek Teknis dan Gangguan Produksi…………………….. V-375.9. Aspek Kebijakan……………………….…………………………… V-425.10. Aspek Pertanian……………………….…………………………… V-46

VI. ANALISIS PERENCANAAN……………………….………………………. VI-16.1. Analisis Biofisik Sumberdaya Lahan………………………. VI-1

6.1.1. Analisis Kesesuaian Lahan dan Agroklimatuntuk Pengembangan Kawasan Padi…………. VI-3

6.1.2. Analisis Kesesuaian Lahan dan Agroklimatuntuk Pengembangan Kawasan Jagung……… VI-6

6.1.3. Analisis Kesesuaian Lahan dan Agroklimatuntuk Pengembangan Kawasan Kedelai……… VI-12

6.1.4. Perencanaan Pengembangan KawasanBerdasarkan Aspek Biofisik SumberdayaLahan……………………………………………………… VI-15

6.2. Analisis Ekonomi dan Perekonomian……………………… VI-376.2.1. Potensi Ekonomi Pengembangan Kawasan

Padi………………………………………………………… VI-436.2.2. Potensi Ekonomi Pengembangan Kawasan

Jagung……………………………………………………. VI-466.2.3. Potensi Ekonomi Pengembangan Kawasan

Kedelai……………………………………………………. VI-486.3. Analisis Sarana dan Prasarana Penunjang……………… VI-516.4. Analisis Kependudukan dan Sosial Budaya……………… VI-596.5. AnalisisKelembagaan……………………….………………….. VI-616.6. Analisis Sumber Daya Manusia……………………………… VI-636.7. Analisis Teknis Tanaman Pangan …………………………. VI-656.8 Analisis Pengolahan, Perdagangan dan Konsumsi

Perdagangan Hasil Pertanian………………………………… VI-726.9. Analisis Kebijakan dan Pembiayaan……………………….. VI-74

6.9.1. Kebijakan Prioritas Pembiayaan dan InsentifFiskal Provinsi dan Kabupaten/Kota…………… VI-74

6.10. Analisis Pelaku dan Pemangku Kepentingan………….. VI-766.11. Analisis Model dan Desain Pengembangan

Komoditas Unggulan………………………………… VI-826.11.1.Pilihan Komoditas dan Produk Akhir……………. VI-826.11.2. Pengembangan Infrastruktur……………………. VI-876.11.3. Keterkaitan antar Program dan Antar Sentra

dan Antar Kawasan atau Antar Klaster……….VI-89

Page 5: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

v

Halaman6.11.4. Penyediaan Sarana Produksi, Bahan Baku dan

Bahan Penolong………………………………………… VI-916.11.5. Pengembangan Pasar dan Perdagangan………. VI-926.11.6. Pengembangan Kelembagaan dan SDM……… VI-946.11.7. Pengembangan Ilmu dan Teknologi…………… VI-956.11.8. Pemngembangan Pembiayaan…………………… VI-96

VII. RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN……………………… VII-17.1. Strategi Pengembangan………………………..………………. VII-1

7.1.1. Pendekatan Politik……………………………………….. VII-17.1.2. Pendekatan Teknokratik……………………………….. VII-27.1.3. Pendekatan Keterpaduan Top Down Policy-

Bottom Up Planning…………………………………….. VII-27.1.4. Pendekatan Partisipatif…………………………………. VII-2

7.2. Program Pengembangan………………………..……………… VII-37.3. Rencana Aksi Pengembangan…………………………….. VII-3

VIII KESIMPULAN DAN SARAN………………………..…………………….. VIII-18.1. Kesimpulan………………………..………………………………… VIII-18.2. Saran………………………..…………………………………………. VIII-2

Page 6: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 5.1. Kondisi Umum Wilayah-Wilayah Kawasan TanamanPangan dan hortikultura di Provinsi Sumatera Selatan,2015………………………..……………………………. V-4

Tabel 5.2. Luas Lahan per Kabupaten/Kota Dirinci MenurutPenggunaannya di Sumatera Selatan Tahun 2013-2015………………………..…………………………………………. V-8

Tabel 5.3. Rata-Rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan diProvinsi Sumatera Selatan Tahun 2015……… V-9

Tabel 5.4. Rerata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan PenyinaranMatahari Menurut Bulan di Provinsi Sumatera Selatan,2015………………………..……………… V-10

Tabel 5.5. Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan diProvinsi Sumatera Selatan, 2015……………………….. V-11

Tabel 5.6. Rerata Kondisi Aspek Agroekologis dan Lingkungan PadaWilayah yang Telah Ditetapkan Sebagai Kawasan diProvinsi Sumatera Selatan…………………..

V-12

Tabel 5.7. PDRB atas Dasar Harga Berlaku Komoditi Pertanian diProvinsi Sumatera Selatan (Juta Rupiah) ……………. V-13

Tabel 5.8. Kontribusi Sektor dan Sub Sektor Pertanian Provinsiterhadap PDRB Sumatera Selatan, 2015………………… V-15

Tabel 5.9. Perkembangan Rerata Harga Produsen Tanaman Padipada Wilayah Kawasan Tahun 2009-2015……….. V-16

Tabel 5.10. Perkembangan rerata harga produsen tanaman jagungdan kedelai pada wilayah kawasan tahun 2009-2015…………………..……………………………………… V-17

Tabel 5.11. Hasil Analisis Usahatani Padi pada Wilayah Kawasan perMusim Tanam…………………..…………………………… V-18

Tabel 5.12. Hasil Analisis Usahatani Jagung pada Wilayah Kawasanper Musim Tanam………………………………….. V-19

Tabel 5.13. Hasil Analisis Usahatani Kedelai Pada Wilayah KawasanPer Musim Tanam………………………………….. V-20

Tabel 5.14. Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk diSumatera Selatan dan pada Wilayah Kawasan yangDitetapkan………………………………………………….. V-21

Tabel 5.15. Bantuan Alsintan Melalui Program Upsus Tahun 2015pada Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan…………….. V-24

Tabel 5.16. Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan JenisPermukaan Jalan di Wilayah-Wilayah Kawasan TanamanPangan Di Provinsi Sumatera Selatan, 2015…………………. V-25

Page 7: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

vii

HalamanTabel 5.17. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan Menurut

Kabupaten/Kota di Wilayah-Wilayah Kawasan TanamanPangan di Provinsi Sumatera Selatan, 2015………………… V-25

Tabel 5.18. Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jenis KendaraanMenurut Kabupaten/Kota di Wilayah-Wilayah KawasanTanaman Pangan di Provinsi Sumatera Selatan, 2015……. V-26

Tabel 5.19. Jumlah Bank Pemerintah, Bank Pembangunan Daerah,Bank Swasta, dan Bank BPR di Provinsi Sumatera Selatan(unit), Tahun 2014…………………… V-29

Tabel 5.20. Jumlah Koperasi dan Anggota Koperasi MenurutKabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan, 2014.. V-30

Tabel 5.21. Perkembangan dan Perimbangan Produksi dan KonsumsiBeras Masyarakat di Sumatera Selatan……. V-31

Tabel 5.22. Jumlah kelompok tani dan Gapoktan di ProvinsiSumatera Selatan, 2013-2014……………………………… V-32

Tabel 5.23. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian danPertumbuhannya pada Wilayah-Wilayah Kawasan diProvinsi Sumatera Selatan……………………………………. V-33

Tabel 5.24. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di ProvinsiSumatera Selatan Menurut Golongan Luas Lahan yangDikuasai……………………………………………………… V-34

Tabel 5.25. Jumlah Petani Sektor Pertanian dan Sub Sektor TanamanPangan dan Hortikultura di Provinsi Sumatera Selatantahun 2013……………………………………………………………… V-35

Tabel 5.26. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan RumahTangga Usahatani Tanaman Pangan yang MelakukanPengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah-WilayahKawasan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013………. V-36

Tabel 5.27. Jumlah SDM yang Menangani Pelayanan Pertanian padaWilayah-Wilayah Kawasan di Sumatera Selatan Tahun2015………………………………………………………… V-37

Tabel 5.28. Luas Masing-Masing Kabupaten dan Kota Di ProvinsiSumatera Selatan………………………………………………… V-47

Tabel 5.29. Luas Areal Pertanaman Padi di Berbagai Kabupaten danKota Di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2015… V-48

Tabel 5.30. Luas Areal Tanam Padi dan Potensi PengembanganLahan Dari Berbagai Kabupaten dan Kota di SumateraSelatan………………………………………………… V-49

Tabel 5.31. Lahan Sawah dari Berbagai Tipologi di Setiap Kabupatendan Kota Yang Ada di Sumatera Selatan (2016) …………. V-50

Tabel 5.32. Penampilan Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas danProduksi Tanaman Pangan di SumateraSelatan………………………………………………… V-51

Page 8: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

viii

HalamanTabel 6.1. Kesesuaian Lahan dan Agroklimat Wilayah Kawasan Padi

dengan Syarat Lahan dan Agroklimat yang DiinginkanTanaman Padi…………………………………….. VI-5

Tabel 6.2 Kesesuaian Lahan dan Agroklimat Wilayah KawasanJagung dengan Syarat Lahan dan Agroklimat yangDiinginkan Tanaman Jagung………………………………… VI-12

Tabel 6.3 Kesesuaian Lahan dan Agroklimat Wilayah KawasanKedelai dengan Syarat Lahan dan Agroklimat yangDiinginkan Tanaman Kedelai………………………………… VI-14

Tabel 6.4. Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumseldan Wilayah Kawasan, 2015-2016………………

VI-20

Tabel 6.5. Kondisi dan Potensi Jagung di Sumatera Selatan danWilayah Kawasan, Tahun 2015-2016……………………..

VI-29

Tabel 6.6. Kondisi dan Potensi Kedelai di Sumatera Selatan danWilayah Kawasan, Tahun 2015-2016………………………

VI-34

Tabel 6.7. Kebutuhan Sarana dan Prasarana di Tingkat PetaniUntuk Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan………… VI-51

Tabel 6.8. Penyediaan Jalan Berdasarkan Kecepatan Kendaraan,Lebar dan GSJ…………………………………………………………… VI-52

Tabel 6.9. Standar Perencanaan Prasarana Drainase VI-54Tabel 6.10. Standar Kebutuhan Air Bersih…………………………………….. VI-55Tabel 6.11. Kebutuhan Jaringan Listrik…………………………………………. VI-57Tabel 6.12. Kebutuhan Jaringan Telepon………………………………………. VI-58Tabel 6.13. Jumlah Kawasan Tanaman Pangan dari Berbagai

Kabupaten dan Kota di Sumatera Selatan…………………….. VI-66Tabel 6.14. Luas Total Kawasan Tanaman Pangan Untuk Setiap

Kabupaten dan Kota di Sumatera Selatan…………………….. VI-67Tabel 6.15. Kawasan Berbagai Komoditi Tanaman Pangan di

Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)…………………………… VI-68Tabel 6.16. Kawasan Berbagai Komoditi Tanaman Pangan di

Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKUT)……………… VI-69Tabel 6.17. Kawasan Berbagai Komoditi Tanaman Pangan di

Kabupaten Ogan Ilir…………………………………………………… VI-70Tabel 6.18. Kawasan Berbagai Komoditi Tanaman Pangan di

Kabupaten Banyuasin…………………………… VI-71Tabel 7.1. Matriks Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Tanaman

Kedelai di Sumatera Selatan……………………………………….. VII-4Tabel 7.2. Matriks Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Tanaman

Jagung di Sumatera Selatan……………………………………….. VII-8Tabel 7.3. Matriks Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Tanaman

Kedelai di Sumatera Selatan……………………………. VII-10

Page 9: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 6.1. Peta Rencana Pengembangan Kawasan BudidayaPertanian………………………………………………………….. VI-18

Gambar 6.2. Peta Eksisting Kawasan Padi di KabupatenBanyuasin…………………………………………………………. VI-21

Gambar 6.3. Peta Pengembangan Kawasan Padi di KabupatenBanyuasin………………………………………………………….. VI-22

Gambar 6.4. Peta Eksisting Kawasan Padi di Kabupaten OKI VI-23Gambar 6.5. Peta Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten

OKI…………………………………………………………………… VI-32Gambar 6.6. Peta Eksisting Kawasan Padi di Kabupaten OKU

Timur………………………………………………………………… VI-25Gambar 6.7. Peta Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten

OKU Timur………………………………………………………… VI-26Gambar 6.8. Peta Eksisting Kawasan Padi di Kabupaten Ogan Ilir VI-27Gambar 6.9. Peta Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten

Ogan Ilir……………………………………………………………. VI-28Gambar6.10. Peta Eksisting Kawasan Jagung di Kabupaten OKU

Timur………………………………………………………………... VI-30Gambar 6.11. Peta Pengembangan Kawasan Jagung di Kabupaten

OKU Timur………………………………………………………… VI-31Gambar 6.12. Peta Existing Kawasan Jagung di Kabupaten OKI….. VI-32Gambar 6.13. Peta Pengembangan Kawasan Jagung di Kabupaten

OKI…………………………………………………………………… VI-33Gambar 6.14. Peta Existing Kawasan Kedelai di Kabupaten

Banyuasin………………………………………………………….. VI-35Gambar 6.15. Peta Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten

Banyuasin………………………………………………………….. VI-36Gambar.6.16. Sistem Lembaga Otoritas Produksi TPH………………… VI-78Gambar 6.17. Contoh Struktur organisasi UMK padi sawah pasang

surut………………………………………………………………….. VI-80Gambar 6.18. Model Klaster Tanaman Komoditi Unggulan…………… VI-82Gambar 6.19. Pohon Industri Komoditas Padi…………………………….. VI-84Gambar 6.20. Pohon Industri Komoditas Jagung………………………… VI-85Gambar 6.21. Pohon Industri Komoditas Kedelai………………………… VI-87

Page 10: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

I-1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada masa mendatang, perencanaan pembangunan pertanian mesti

beorientasi pada optimalisasi sumberdaya berupa keterpaduan kegiatan, lokasi,

pembiayaan maupun fokus komoditas. Pendekatan pengembangan kawasan

dirancang untuk meningkatkan efektifitas kegiatan, efisiensi anggaran dan

mendorong keberlanjutan kawasan komoditas unggulan.

Kawasan pertanian menurut administrasi pengelolaannya terdiri dari :

1. Kawasan Pertanian Nasional, merupakan kawasan yang ditetapkan oleh

Menteri Pertanian dengan kriteria :

1) Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi

terhadap pencapaian produksi nasional;

2) Difasilitasi oleh APBN dan didukung APBD provinsi/kabupaten/kota;

3) Mengembangkan 40 komoditas unggulan nasional sesuai dengan Renstra

Kementan.

2. Kawasan Pertanian Provinsi adalah kawasan yang ditetapkan oleh Gubernur

dengan kriteria :

1) Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi

terhadap pencapaian produksi provinsi;

2) Difasilitasi oleh APBD provinsi dan dapat didukung APBN sebagai

pendamping (untuk provinsi yang mengembangkan 40 komoditas

unggulan nasional);

3) Mengembangkan komoditas unggulan provinsi dan/atau 40 komoditas

unggulan nasional.

1

Page 11: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

I-2

3. Kawasan Pertanian Kabupaten/Kota adalah kawasan yang ditetapkan oleh

Bupati/Walikota dengan kriteria :

1) Memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi

terhadap pencapaian produksi kabupaten/kota;

2) Difasilitasi oleh APBD kabupaten/kota dan dapat didukung APBN sebagai

pendamping (untuk kabupaten/kota yang mengembangkan 40

komoditas unggulan nasional) serta dapat didukung oleh APBD rovinsi

(untuk kabupaten/kota yang mengembangkan komoditas unggulan

provinsi);

3) Mengembangkan komoditas unggulan provinsi dan/atau 40 komoditas

unggulan nasional.

Oleh karena itu dianggap perlu disusun rancang bangun pengembangan

komoditas strategis yang dapat mendorong terciptanya kerjasama antar daerah

dan pelaku dalam suatu kawasan guna menjamin terpenuhinya ketersediaan

pasokan produksi komoditas pangan dengan tetap memberikan keuntungan

yang memadai bagi petani dan produsen melalui pemberian berbagai insentif

produksi dan jaminan harga pasar hasil panen yang layak. Rancang bangun

perencanaan kawasan pertanian yang disusun harus sejalan dengan

pendekatan sistem perencanaan dan pembangunan nasional, yaitu bersifat

politis (mendukung tercapainya visi-misi kepala negara/kepala daerah), top-

down policy (sejalan dengan arah kebijakan nasional), bottom-up planning

(sesuai dengan aspirasi/kebutuhan masyarakat) dan teknokratis (didasarkan

pada kelayakan teknis, sosial ekonomis dan lingkungan). Dengan demikian,

penyusunan rancang bangun pengembangan komoditas merupakan bentuk

pendekatan yang terpadu dan menyeluruh dalam perencanaan yang didasarkan

atas kelayakan dan kesesuaian terhadap prasyarat dan potensi dampaknya

terhadap pengaruh timbal balik dari teknis budidaya, agroekosistem dan faktor

sosial-ekonomi.

Untuk dapat mewujudkan pengembangan komoditas strategis yang

berkelanjutan dibutuhkan perencanaan pengembangan komoditas yang dapat

Page 12: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

I-3

mengakselerasi potensi daya saing komoditas dan wilayah melalui optimalisasi

sinergitas pengembangan komoditas, keterpaduan lokasi kegiatan dan

keterpaduan sumber pembiayaan. Keterpaduan pengembangan komoditas itu

didukung secara horisontal dan vertikal oleh segenap pelaku dan pemangku

kepentingan dalam suatu kawasan pertanian yang berskala ekonomis,

mensyaratkan pendekatan yang menyeluruh mulai dari hulu hingga hilir.

Secara garis besar implementasi pengembangan kawasan dapat dibagi

ke dalam tahap : perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan dengan urutan

tahapan sebagai berikut :

1. Pembentukan organisasi pelaksana;

2. Penentuan komoditas;

3. Penentuan lokasi kawasan kabupaten/kota;

4. Penyusunan masterplan pengembangan kawasan;

5. Penyusunan rencana aksi pengembangan kawasan;

6. Sinkronisasi rencana pengembangan kawasan lingkup provinsi;

7. Sinkronisasi rencana pengembangan kawasan lingkup esselon I

Kementerian Pertanian;

8. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kawasan;

9. Monitoring, evaluasi dan pelaporan;

10. Penyusunan data base pengembangan kawasan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia

Nomor : 03/Kpts/PD.120/1/2015 tentang Penetapan Kawasan Padi, Jagung,

Kedelai dan Ubi Kayu Nasional Nasional maka di Provinsi Sumatera Selatan

terdapat beberapa kabupaten yang ditetapkan sebagai kawasan padi, jagung

dan kedelai. Secara faktual ada kabupaten yang memang sudah menjadi

sentra produksi kawasan komooditas padi, ada pula yang baru tumbuhatau

dikembangkan menjadi sentra produksi satu atau lebih komoditas lamnya

Sesuai dengan tahapan implementasi pengembangan kawasan maka

disusunlah Masterplan untuk kabupaten–kabupaten yang telah ditetapkan

sebagai kawasan tanaman pangan.

Page 13: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

I-4

1.2. Tujuan

Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan

bertujuan untuk:

1. Mendukung kebijakan Kementerian Pertanian dalam mengimplementasikan

kebijakan pengembangan kawasan tanaman pangan;

2. Mengarahkan perencanaan kawasan tanaman pangan selaras dengan

kebijakan nasional;

3. Menyediakan dokumen bagi para perencana dan pengambil keputusan di

provinsi, kabupaten dan pemangku kepentingan dalam menyusun rencana

aksi pengembangan kawasan tanaman pangan yang disusun oleh

Kabupaten;

4. Meningkatkan kinerja pengembangan kawasan tanaman pangan secara

terukur.

1.3. Hasil Yang Diharapkan

1. Tersusunnya Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan di

Provinsi Sumatera Selatan dan diteruskan dengan Penyusunan Rencana

Aksi Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan oleh Kabupaten/Kota.

2. Terbangunnya sentra-sentra produksi tanaman pangan pada Kawasan

Berbasis Komoditas Padi, Jagung dan Kedelai di Provinsi Sumatera Selatan.

1.4. Sasaran

Sasaran dari penyusunan master plan pengembangan kawasan tanaman

pangan di Sumatera Selatan ini adalah:

1. Tersusunnya master plan dan rencana aksi pengembangan kawasan

tanaman pangan secara komprehensif.

2. Adanya kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan tanaman

pangan ddalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan.

3. Tersedianya alokasi anggaran non APBN yang mendukung pengembangan

kawasan tanaman pangan secara berkelanjutan (multiyears).

Page 14: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

I-5

4. Meningkatnya produksi, produktivitas, dan mutu komoditas unggulan

tanaman pangan yang dikembangkan.

5. Meningkatnya aktivitas pasca panen dan kualitas komoditas tanaman

pangan.

6. Meningkatnya aktivitas pengolahan dan nilai tambah produk darikomoditas

tersebut

7. Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas tanaman pangan

8. Meningkatnya pendapatan pelaku usaha komoditas tersebut

9. Meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha;

10. Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan, pasar input dan

output, teknologi dan informasi.

1.5. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penyusunan masterplan ini dibatasi pada wilayah Provinsi

Sumatera Selatan. dengan fokus wilayah pada kabupaten-kabupaten yang telah

ditetapkan secara nasional. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI No :

03/Kpts/PD.120/1/2015 dan Kepmentan No : 45/Kpts/PD.200/1/2015 telah

menetapkan kawasan tanaman pangan di Sumatera Selatan meliputi:

1. Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) untuk kawasan tanaman padi.

2. Kabupaten OKU Timur (OKUT) untuk kawasan tanaman padi dan jagung.

3. Kabupaten Ogan Ilir (OI) untuk kawasan tanaman padi.

4. Kabupaten Banyuasin untuk kawasan tanaman padi dan kedelai.

Penyusunan masterplan pengembangan kawasan tanaman pangan di

Sumatera Selatan ini dilaksanakan selama 6 bulan selama tahun 2016. Dari

hasil penyusunan master plan ini, didapat dokumen yang bermuatan:

- Potensi wilayah komoditas unggulan dan kawasan tanaman pangan yang

ditinjau dari berbagai aspek.

- Hasil analisis perencanaan terhadap biofisik sumberdaya lahan, ekonomi

dan perekonomian, sarana dan prasarana penunjang, kependudukan dan

Page 15: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

I-6

sosial budaya, kelembagaan, sumberdaya manusia, teknis tanaman

pangan, pengolahan, perdagangan dan konsumsi perdagangan hasil

pertanian, kebijakan dan pembiayaan, pelaku dan pemangku kepentingan,

serta model dan desain pengembangan komoditas unggulan

- Rencana aksi pengembangan kawasan.

Secara keseluruhan muatan master plan ini dirangkum dan disajikan secara

lengkap dalam dokumen yang terstruktur sesuai format penulisan, yang terdiri

dari :

RINGKASAN EKSEKUTIF

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Hasil Yang Diharapkan

D. Sasaran

E. Ruang Lingkup

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PENGEMBANGAN KAWASAN TANAMAN

PANGAN HORTIKULTURA

A. Komoditas dan Calon Lokasi

B. Visi Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten Kota

C. Misi Pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten Kota

D.Tujuan Pengembangan Komoditas dan Kawasan Tanaman Pangan

E. Sasaran Pengembangan Komoditas dan Kawasan Tanaman Pangan

III. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka dan Hasil-Hasil Kegiatan Terdahulu

Page 16: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

I-7

B. Tantangan dan Permasalahan Pembangunan Pertanian (Spesifik

Komoditas dan Kawasan)

C. Landasan Teori Pengembangan Kawasan dan Komoditas Unggulan

Tanaman Pangan

D.Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Studi

E. Kerangka Pemikiran Penyusunan Masterplan dan Rencana Aksi

IV. METODOLOGI

A. Jenis data dan Sumbernya

B. Metode Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

C. Metode Pendekatan dan Pelaksanaan Studi

D.Metode Penyusunan dan Rencana Aksi

V. POTENSI WILAYAH KOMODITAS UNGGULAN DAN KAWASAN TANAMAN

PANGAN

A. Aspek Kondisi Umum Wilayah

B. Aspek Agroekologis dan Lingkungan

C. Aspek Ekonomi dan Perekonomian

D.Aspek Kependudukan dan Sosial Budaya

E. Aspek Sarana dan Prasarana Penunjang

F. Aspek Pengolahan, Perdagangan dan Konsumsi Hasil Tanaman Pangan

G.Aspek Kelembagaan

H.Aspek Sumber Daya Manusia

I. Aspek Teknis

J. Aspek Gangguan Produksi

K. Aspek Kebijakan

L. Aspek Pertanian

VI. ANALISIS PERENCANAAN

A. Analisis Biofisik Sumberdaya Lahan

B. Analisis Ekonomi dan Perekonomian

C. Analisis Sarana dan Prasarana Penunjang

D.Analisis Kependudukan dan Sosial Budaya

Page 17: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

I-8

E. Analisis Kelembagaan

F. Analisis Sumber Daya Manusia

G.Analisis Teknis Tanaman Pangan

H.Analisis Pengolahan, Perdagangan dan Konsumsi Perdagangan Hasil

Pertanian

I. Analisis Kebijakan dan Pembiayaan

J. Analisis Pelaku dan Pemangku Kepentingan (Keterkaitan antar Program

dan Antar Sentra dan Antar Kawasan atau Antar Klaster)

K. Analisis Model dan Desain Pengembangan Komoditas Unggulan

VII. RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KAWASAN

A. Strategi Pengembangan

B. Program Pengembangan

C. Rencana Aksi Pengembangan

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 18: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-1

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARANPENGEMBANGAN KAWASAN TANAMANPANGAN

2.1. Komoditas dan Calon Lokasi

Penetapan komoditi unggulan tanaman pangan dilakukan berdasarkan

peran dan fungsi primer komoditi tersebut bagi masyarakat, serta kondisi dan

potensi sumberdaya yang tersedia. Secara umum kriteria

penentuan komoditas unggulan terdiri dari :

1. Lima Komoditas Pangan Utama (Padi, Jagung, Kedelai, Sapi dan Tebu), dan

40 Komoditass Unggulan Nasional berdasarkan Permentan Nomor: 50 tahun

2012 (Dibuat Pemeringkatan untuk 37 komoditas unggulan)

2. Komoditas yang sejalan dengan Koridor Ekonomi: Sawit dan Karet

(Sumatera-Kalimantan), Industri Pangan (Jawa), Jagung dan Sapi (Bali-

Nustra), Pangan (Sulawesi), Pangan dan Ternak (Papua-Maluku).

Untuk kriteria umum calon lokasi terdiri dari :

1. Berpotensi sumberdaya pertanian (selama ini sentra), sehingga memiliki

potensi pasar

2. Memanfaatkan kawasan yang sudah ada, namun dimungkinkan jika ingin

membangun kawasan baru.

3. Bisa di dalam satu kabupaten, lintas kabupaten, maupun lintas provinsi

4. Mempertimbangkan skala ekonomi kewilayahan (bukan skala ekonomi unit

usaha) dan keterkaitan ke belakang dan ke depan.

5. Mengacu pada peraturan Undang-undang, misal Undang-Undang 12/1992,

18/2004, 18/2009, 41/2009, Undang-Undang 13/2010, Undang-Undang

18/2012, dan Undang-Undang 19/2013.

2

Page 19: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-2

6. Sejalan dengan Renstra Kementan, Kebijakan daerah (Renstrada Provinsi

dan Renstrada Kabupaten) dan mengacu ketentuan RTRW.

7. Adanya komitmen Kepala Daerah untuk membangun kawasan dimaksud.

Pada Provinsi Sumatera Selatan jenis komoditas unggulan telah

diusulkan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan secara nasional.

Berdasarkan hasil penilaian nasional yang berbasis pada kondisi dan potensi

sumberdaya serta peluang keberlanjutan ke depan dan dukungan dari

pemerintah setempat, maka ditetapkan komoditas pangan uggulan terdiri dari:

1. Padi

2. Jagung

3. Kedelai

Untuk calon lokasi kawasan ditentukan berdasarkan usulan dari

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, yang selanjutnya ditindaklajuti melalui

evaluasi di tingkat nasional. Hasil evaluasi dan penilaian di tingkat nasional

tentu saja tidak dapat mengakomodir keseluruhan usulan dikarenakan terdapat

keterbatasan dari aspek anggaran dan ketersediaan sumberdaya, sehingga

harus dilakukan seleksi dan penilaian terhadap keberlanjutannya ke depan. Dari

hasil evaluasi dan penilaian di tingkat nasional, maka ditentukan calon lokasi

kawasan berikut jenis komoditi yang dikembangkan pada kawasan, yang

ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian RI No : 03/Kpts/PD.120/1/2015

dan Kepmentan No : 45/Kpts/PD.200/1/2015 yang telah menetapkan kawasan

tanaman pangan di Sumatera Selatan meliputi:

1. Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) untuk kawasan tanaman padi.

2. Kabupaten OKU Timur (OKUT) untuk kawasan tanaman padi dan jagung.

3. Kabupaten Ogan Ilir (OI) untuk kawasan tanaman padi

4. Kabupaten Banyuasin untuk kawasan tanaman padi dan kedelai.

Ada dua daerah yang sudah menjadi sentra produksi padi sejak lama, namun

belum ditetapkan menjadi kawasan tanaman pangan, yaitu Kabupaten Musi

Rawas yang lahannya bersambung dengan Kota Lubuklinggau. Oleh karenanya

rencana pengembangan kawasannya dibahas dalam Master Plan ini.

Page 20: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-3

2.2. Visi Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota

Visi Pemerintah Pusat

Dengan mempertimbangkan masalah pokok bangsa, tantangan

pembangunan yang dihadapi dan capaian pembangunan selama ini, maka

visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah:

“Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian

berlandaskan gotong-royong”.

Visi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Dengan mempertimbangkan kemajuan yang telah dicapai pada periode

2008-2013; memperhatikan hasil analisis isu strategis; mengacu visi dan misi

Gubernur dan Wakil Gubernur yang terpilih untuk masa bakti 2013-2018;

mengikuti prioritas pembangunan RPJPD Provinsi Sumatera Selatan 2005-2025;

memperhatikan prioritas pembangunan nasional; merujuk pada tujuan nasional

yang tercantum dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945; serta

memperhatikan tujuan pembangunan millenium, maka visi pembangunan

Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013-2018 adalah :

“Sumatera Selatan sejahtera, lebih maju dan berdaya saing internasional”

Penjelasan dari visi pembangunan Sumatera Selatan 2013-2018 adalah

sebagai berikut :

- Sejahtera mengarah kepada kondisi kehidupan masyarakat Sumatera

Selatan pada semua lapisan yang mampu memenuhi hak dasarnya lebih dari

hanya memenuhi kebutuhan dasar, dan sekaligus merasakan suasana yang

aman dan nyaman dalam berkehidupan dan berusaha. Hidup sejahtera

adalah hidup dalam kelimpahan yang tidak hanya keduniawian, tetapi

mampu menempatkan, memanfaatkan dan mengarahkan ke duniawian

tersebut menjadi sarana hidup masyarakat yang damai, penuh toleransi,

saling mendukung, tertib, disiplin dan profesional yang didukung dengan

sumberdaya manusia yang bermutu, handal dan profesional dalam setiap

aspek.

Page 21: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-4

- Lebih maju adalah keadaan Sumatera Selatan yang semakin maju dan

berkembang dalam berbagai dimensi pembangunan meliputi sarana dan

prasarana fisik, ekonomi dan sosial. Kemajuan daerah ditandai oleh tingkat

kenyamanan, kelancaran dan kemudahan mobilitas orang, barang dan jasa

baik untuk kepentingan material maupun spiritual. Sumatera Selatan yang

lebih maju juga berarti kondisi daerah yang memiliki infrastruktur ekonomi

yang baik, lengkap dan terpadu.

- Berdaya saing internasional menggambarkan kapasitas dan kapabilitas

daerah Sumatera Selatan yang berperan serta secara aktif dalam pergaulan,

kerjasama dan hubungan internasional. Penetrasi yang dilakukan dalam

berbagai kesempatan kegiatan skala internasional akan menghadirkan

daerah Sumatera Selatan yang menarik untuk menjadi tujuan investasi di

berbagai bidang. Terkandung di dalamnya kekayaan sumber daya manusia

dan sumber daya alam daerah Sumatera Selatan yang berlimpah, yang

masih harus dimanfaatkan secara profesional, inovatif, dan berkelanjutan

demi kemakmuran daerah dan kemaslatan masyarakat.

Secara keseluruhan visi tersebut menunjukkan bahwa Sumatera Selatan

dalam lima tahun ke depan akan mencapai : kemakmuran daerah,

kesejahteraan rakyat dan eksistensi Sumatera Selatan di lingkup nasional,

regional dan internasional.

Visi Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI)

Visi Pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014-2019

adalah : "Terwujudnya masyarakat OKI yang maju, mandiri dan sejahtera

berlandaskan iman dan taqwa"

Visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir Tahun 2014-2019 ini

menjadi cita-cita bagi pembangunan yang secara sistematis bagi

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan segenap pemangku kepentingan

pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penjelasan dari visi tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 22: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-5

- OKI Maju berlandaskan Iman dan Taqwa

Kondisi wilayah dan masyarakat yang memiliki infrastruktur perekonomian,

pendidikan, kesehatan air bersih, dan ketenagalistrikan, sehingga

berkemampuan mengikuti dan menyesuaikan dengan perkembangan global

namun tetap mempertahankan ciri identitas masyarakat Ogan Komering Ilir

yang majemuk, saling menghargai dan menghormati dalam bingkai

keluarga besar masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir yang serasi dan

harmonis berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

- OKI Mandiri berlandaskan Iman dan Taqwa

Kemampuan pemerintah daerah untuk menyelenggaranakan pemerintahan

dan pembangunan serta kemampuan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan dasarnya (sandang, pangan dan papan), serta dapat

berpatisipasi dalam pembangunan daerah dengan mengandalkan potensi

dan sumberdaya yang dimiliki, sehingga masyarakat lebih beriman dan

bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan tidak bergantung sepenuhnya

kepada pemerintah daerah.

- OKI sejahtera berlandaskan iman dan taqwa;

Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran, sekolah, usia

harapan hidup dan meningkatnya daya beli masyarakat, sehingga memiliki

penghidupan yang layak/seimbang jasmani dan rohani, berdaya saing,

memiliki rasa aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah, serta

memilliki integritas dan moralitas sehingga dapat menikmati kehidupan yang

lebih mandiri dan maju, yang berlandaskan Iman dan Taqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Visi Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur)

Visi Kabupaten OKU Timur tahun 2016-2021 adalah “Yakin OKU Timur

lebih baik, aman, nyaman tanpa jalan berlubang”.

Pejelasan Visi :

Page 23: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-6

- Lebih Baik : adalah keadaan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur yang

semakin maju dan berkembang dalam pembangunan baik sumber daya

manusia, sarana prasarana, perekonomian daerah dan sosial budaya. Lebih

baik juga dapat diartikan bahwa apa yang sudah dicapai pada masa

pemerintahan sebelumnya dapat ditingkatkan dengan lebih baik lagi demi

mencapai kesejahteraan rakyat di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur

secara keseluruhan.

- Aman : artinya terciptanya dan terwujudnya penciptaan keamanan dan

ketertiban yang ditujukan untuk menciptakan kondisi yang kondusif, dengan

tegaknya supremasi hukum yang mencerminkan kebenaran dan keadilan,

serta memperoleh legitimasi yang kuat dari masyarakat.

- Nyaman: artinya terciptanya suatu kondisi dimana kualitas lingkungan

terpelihara dengan baik melalui sinergitas lintas sektor sehingga dapat

memberikan kesegaran dan kesejukan bagi penghuninya. Kabupaten Ogan

Komering Ulu Timur yang nyaman adalah suatu kondisi dimana berbagai

kebutuhan dasar manusia seperti tanah, air, dan udara terpenuhi dengan

baik sehingga nyaman untuk ditinggali serta ruang-ruang kota dan

infrastruktur pendukungnya responsif terhadap berbagai aktifitas dan

perilaku penghuninya.

- Tanpa Jalan Berlubang : artinya bahwa jalan dan jembatan sebagai sarana

transportasi utama di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur selalu dalam

kondisi yang layak sehingga dapat mempercepat arus barang baik hasil

pertanian maupun kebutuhan masyarakat dengan dukungan seluruh elemen

masyarakat baik pemerintah, masyarakat maupun swasta.

Visi Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir (OI)

Visi daerah Kabupaten Ogan Ilir tahun 2005 – 2025 sebagai tertuang

dalam Rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Ogan Ilir tahun 2005 – 2025 adalah :

“ Terwujudnya Ogan Ilir yang santri menuju masyarakat sejahtera “

Page 24: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-7

Kata Santri mempunyai 2 pengertian pokok, yaitu :

1. Santri, dalam arti harfiah adalah aktifitas kehidupan sehari-hari dalam

masyarakat Ogan Ilir yang selalu dilandasi oleh nilai-nilai agama Islam,

2. Santri, sebagai singkatan dari subur, aman, nyaman, tertib, relegius dan

indah.

Sejahtera mengandung pengertian: kondisi yang dimiliki, dirasakan, dan

dinikmati oleh penduduk/masyarakat terhadap kebutuhan hak dasar hidupnya

untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat

sudah tercukupi atau melebihi. Kebutuhan dasar tersebut antara lain

kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, air bersih,

pertanahan, sumberdaya alam, lingkungan hidup, rasa aman, dan hak untuk

berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-

laki.

Visi Pemerintah Kabupaten Banyuasin

Visi Pemerintah Kabupaten Banyuasin tahun 2013-2018 adalah : “Banyuasin

sebagai kawasan mandiri dan berdaya saing”.

Visi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas

Visi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas tahun adalah “MURA SEMPURNA

2021 Sejahtera, Mandiri, Produktif, Unggul, Religius, Nyaman, dan Aman”.

2.3. Misi Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten Kota

Misi Pemerintah Pusat

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan

sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai

negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis

Page 25: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-8

berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat

dan berbasiskan kepentingan nasional.

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Misi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

Berdasarkan visi pembangunan yang telah ditetapkan, maka misi

pembangunan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013-2018 adalah sebagai

berikut:

1. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Misi kesatu menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan

perlu ditopang oleh pertumbuhan dari sisi pengeluaran dan sisi produksi

yang seimbang agar peningkatan jumlah permintaan tidak diikuti oleh

tekanan inflasi yang tinggi. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi

diharapkan akan mendorong (1) peningkatan daya beli masyarakat, (2)

peningkatan iklim investasi, (3) peningkatan penyerapan anggaran dan

perbaikan kualitas belanja, serta (4) peningkatan daya saing ekspor. Dari

sisi produksi, pertumbuhan ekonomi diarahkan untuk mendorong (1)

peningkatan nilai tambah industri, (2) peningkatan perdagangan

antarwilayah, dan (3) peningkatan infrastruktur

2. Memantapkan stabilitas daerah

Misi kedua menekankan peningkatan stabilitas daerah melalui 3 (tiga)

aspek, yaitu: (1) stabilitas ekonomi dengan menjaga stabilitas harga dan

nilai tukar, (2) stabilitas sosial dengan mencegah konflik sosial, melalui (a)

pelaksanaan pembangunan dengan mempertimbangkan aspek pemerataan

dan keadilan; (b) pelaksanaan mekanisme perencanaan pembangunan

Page 26: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-9

partisipatif; dan (c) pelaksanaan program dan kegiatan yang bernuansa

membangun harmoni sosial; serta (3) stabilitas politik melalui: (a)

pemantapan pertahanan dan keamanandengan membangun kerjasama

keamanan dengan berbagai instansi maupun lembaga baik secara formal

maupun informal untuk mempermudah penanganan berbagai

permasalahan yang semakin komplek; serta meningkatkan peran dan

partisipatif aktif masyarakat dalam mengkritisi, menangani Kamtibmas,

meningkatkan kewaspadaan lingkungan atas berbagai kemungkinan

terjadinya aksi kejahatan, terutama kemungkinan terjadinya aksi terorisme;

(b) pemantapan pelaksanaan Pemilu dan Pemilukada dengan mendukung

penyelenggaraan Pemilu 2014 dan pemilukada; memelihara kebebasan sipil

dan hak-hak politik warga dengan memperhatikan dan menindaklanjuti

secara seksama Inpres No.2 Tahun 2013 tentang Penanganan Gangguan

Keamanan Dalam Negeri; serta memfasilitasi peningkatan peran dan

kapasitas forum-forum komunikasi seperti FKDPM dan FKUB.

3. Meningkatkan pemerataan yang berkeadilan

Misi ketiga mengutamakan pemerataan yang berkeadilan dengan

memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh masyarakat untuk

berperan serta dalam pembangunan dan menikmati hasil pembangunan.

Misi meningkatkan pemerataan yang berkeadilan diharapkan akan

mendorong (1) pemberdayaan melalui peningkatan partisipasi dan

perluasan pemanfaat; (2) peningkatan SDM yang berkualitas berbasis

kompetensi, dan (3) penanggulangan kemiskinan difokuskan kepada

pengembangan penghidupan yang berkelanjutan dan melakukan sinergi

dari seluruh pihak, termasuk kerjasama dan kemitraan pemerintah pusat,

pemerintah daerah, BUMN, swasta dan masyarakat.

4. Meningkatkan pengelolaan lingkungan yang lestari dan penanggulangan

bencana

Misi keempat menegaskan pelaksanaan konservasi dan pemanfaatan

lingkungan hidup dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan

Page 27: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-10

kesejahteraan yang berkelanjutan yang disertai dengan penguasaan dan

pengelolaan resiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim. Misi ini

diharapkan akan (1) meningkatkan pengelolaan hutan dan lahan gambut

secara lestari untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan

yang berkelanjutan; (2) mengendalikan kerusakan lingkungan, dengan

menurunkan pencemaran lingkungan melalui pengawasan ketaatan

pengendalian sumber-sumber pencemaran; (3) meningkatkan pengelolaan

Daerah Aliran Sungai secara terpadu; serta (4) meningkatkan kemampuan

penanggulangan bencana melalui: penguatan kapasitas aparatur

pemerintah, menjamin berlangsungnya fungsi sistem peringatan dini dan

menyediakan infrastruktur kesiapsiagaan.

Misi Kabupaten OKI

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ilir

tahun 2014-2019 tersebut ditempuh melalui 6 (enam) misi pembangunan

beserta pokok-pokok penjelasannya sebagai berikut:

1. Mewujudkan pembangunan dari desa

2. Meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah

dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan

masyarakat.

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

4. Peningkatan pertumbuhan ekonomi

5. Mewujudkan penataan pemanfaatan dan peruntukan ruang yang ramah

lingkungan

6. Menciptakan kehidupan keagamaan, keamanan dan sosial-budaya.

Misi Kabupaten OKU

Untuk mencapai segala apa yang dicita-citakan sebagaimana terkandung

dalam visi diatas, maka rumusan misi Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam

rangka pencapaian visi Kabupaten Ogan Komering Ulu ditetapkan dalam 4 misi:

Page 28: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-11

1. Meningkatkan pembangunan masyarakat yang berkualitas, melalui

peningkatan peran sektor pendidikan, kesehatan, agama dan sektor

pembangunan lainnya.

2. Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merata, adalah dengan

upaya mendorong pengembangan sektor utama perekonomian Kabupaten

Ogan Komering Ulu yaitu sektor pertambangan dan penggalian, pertanian,

perdagangan dan jasa, industri sebagai penggerak ekonomi utama (prime

mover) dan menjadi tulang punggung tercapainya kesejahteraan

penduduk.

3. Mengembangkan prasarana dan sarana wilayah yang berkelanjutan,

dengan melalui peningkatan peran sektor infrastruktur, sehingga mampu

meningkatkan aktivitas perekonomian wilayah.

4. Mengembangkan tata pemerintahan yang baik, melalui peningkatan kinerja

aparatur, sehingga mampu memberikan pelayanan prima kepada

masyarakat yang didukung oleh perangkat daerah yang efektif, efisien,

aparatur yang profesional, infrastruktur yang memadai dalam suasana

politik, hukum dan Kamtibmas yang kondusif.

Misi Kabupaten OKU Timur

Misi pembangunan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur adalah :

1. Mewujudkan infrastruktur yang layak;

2. Memberikan rasa aman dan nyaman dengan peningkatan sinergitas antara

masyarakat, pemerintah dan aparat keamanan;

3. Mewujudkan kualitas SDM yang profesional, berbudaya dan berakhlak

mulia yang berorientasi pada pelayanan publik;

4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dala proses dan pemerataan

pembangunan;

5. Meningkatkan kesejahteraan, kualitas pendidikan dan kesehatan

masyarakat

6. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis pembangunan pertanian.

Page 29: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-12

Misi Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir

Misi daerah Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2005 – 2025 sebagai tertuang

dalam Rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Ogan Ilir Tahun 2005 – 2025 adalah :

1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia yang berakhlak

mulia, sehat, berpendidikan, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Meningkatkan stabilitas keamanan, ketentraman dan ketertiban

masyarakat, dengan menjunjung tinggi hak-hak azasi manusia (HAM) dan

demokrasi.

3. Meningkatkan kinerja Aparatur Pemerintah yang berakhlak mulia, jujur,

adil, sejahtera, profesional, dan akomodatif terhadap aspirasi masyarakat

serta mempermudah pelayanan terhadap masyarakat.

4. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka otonomi desa

dengan pengelolaan pembangunan dan perekonomian masyarakat desa.

5. Menjadikan Ogan Ilir sebagai kawasan pertumbuhan baru bidang

perdagangan, perindustrian dan pendidikan di selatan Kota Palembang.

6. Mengembangkan aksesibilitas, pemeliharaan sarana dan prasarana

perhubungan.

7. Mengembangkan zona agribisnis, agroindustri, industri kecil dan

menengah, penguatan kelembagaan dan pemasaran produk.

8. Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup yang lestari dan

berkelanjutan.

9. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat sipil dalam perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan pembangunan.

10. Meningkatkan kualitas kehidupan dan peran perempuan dalam

pembangunan sehingga terdapat kesetaraan dengan kaum laki-laki sesuai

dengan kaidah pengarus-utamaan gender.

Misi Pemerintah Kabupaten Banyuasin

Misi pemerintah Kabupaten Banyuasin terdiri dari :

Page 30: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-13

1. Meningkatkan Kualitas sumberdaya manusia.

2. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan

lingkungan.

3. Mewujudkan tata kelola pemerintah yang akuntabel

4. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi

daerah

Misi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas

Misi pemerintah Kabupaten Musi Rawas, meliputi :

1. Memperbaiki kualitas sumberdaya manusia dan infrastruktur

2. Menumbuhkembangkan sistem dan usaha agribsnis dan agroindustri

komoditi unggulan.

3. Mengembangkan usaha ekonomi produktif masyarakat non petani.

4. Meningkatkan kemandirian dan keberdayaan masyarakat dalam

pembangunan daerah dan pengelolaan sumberdaya alam yang ramah

lingkungan

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang bersih, berwibawa dan

pelayanan prima.

6. Memantapkan pembangunan masyarakat yang religius menuju MURA

Darussalam.

7. Memastikan kondisi Kabupaten Mura yang lebih aman dan nyaman untuk

berinvestasi, menarik, dan berkesan untuk dikunjungi.

2.4. Tujuan Pengembangan Komoditas dan Kawasan TanamanPangan

Secara nasional, tujuan pengembangan komoditas dan kawasan

tanaman pangan adalah mendukung tercapainya empat target sukses

Kementerian Pertanian, yaitu :

1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;

2. Peningkatan diversifikasi pangan,

3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta

Page 31: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-14

4. Peningkatan kesejahteraan petani.

Adapun maksud dari pengembangan kawasan pertanian tanaman pangan

adalah :

1. Merencanakan dan menetapkan sasaran dan lokasi kegiatan untuk

mendukung pencapaian target produksi/populasi dan produktivitas 5 (lima)

komoditas pertanian strategis (padi, jagung, kedelai, daging sapi dan gula)

serta komoditas unggulan nasional lainnya;

2. Terfokusnya pengembangan komoditas pertanian strategis dan unggulan

nasional secara komprehensif dan terpadu dari aspek hulu, hilir maupun

aspek penunjangnya dalam rangka mewujudkan sinergitas dan pengutuhan

pembangunan pertanian yang berbasis kawasan;

3. Mendorong sinergitas perumusan dan implementasi kebijakan nasional dan

daerah dalam pengembangan 5 komoditas strategis dan komoditas

unggulan Kementerian Pertanian RI sesuai dengan kondisi agroekosistem di

setiap wilayah guna mendukung tercapainya 4 target sukses Kementerian

Pertanian; dan

4. Meningkatkan kapasitas perencana dan perencanaan dalam pengembangan

komoditas strategis dan unggulan nasional yang berbasis kinerja,

berorientasi hasil dan berkerangka pengeluaran jangka menengah guna

mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang berdimensi

kewilayahan.

Selaras dengan tujuan nasional, maka untuk Provinsi Sumatera Selatan,

tujuan pengembangan komoditas dan kawasan tanaman pangan tersebut

adalah :

1. Mendukung kebijakan Kementerian Pertanian dalam mengimplementasikan

kebijakan pengembangan kawasan tanaman pangan;

2. Mengarahkan perencanaan kawasan tanaman pangan selaras dengan

kebijakan nasional;

3. Meningkatkan kinerja pengembangan kawasan tanaman pangan secara

terukur.

Page 32: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-15

4. Membangun sentra-sentra produksi tanaman pangan di kawasan berbasis

komoditas padi, jagung dan kedelai di Provinsi Sumatera Selatan.

2.5. Sasaran Pengembangan Komoditas dan Kawasan TanamanPangan

Sasaran yang diharapkan dari pengembangan komoditas dan kawasan

tanaman pangan adalah:

1. Terjaminnya dukungan perencanaan wilayah dalam penyelenggaraan

program dan kegiatan pembangunan pertanian yang terkait dengan

pencapaian target dan perlindungan lahan berkelanjutan bagi komoditas

strategis nasional guna mewujudkan ketahanan pangan, peningkatan nilai

tambah, daya saing dan ekspor serta peningkatan kesejahteraan petani;

2. Terumuskannya instrumen untuk mendukung perencanaan wilayah bagi

Kepala Daerah dalam menetapkan kebijakan operasional dalam

merencanakan dan mengimplementasikan Rencana Umum Tata Ruang

Wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota; dan

3. Terumuskannya bahan koordinasi lintas sektoral dan lintas jenjang

pemerintahan dalam meningkatkan daya saing wilayah dan komoditas

strategis dan komoditas unggulan pertanian nasional.

Indikator outcome dari pengembangan komoditas dan kawasan tanaman

pangan adalah:

Aspek Manajemen :

1) Tersusunnya master plan dan rencana aksi pengembangan kawasan

pertanian secara komprehensif di daerah;

2) Adanya kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan kawasan

pertanian di daerah;

3) Tersedianya alokasi anggaran non APBN Kementan yang mendukung

pengembangan kawasan pertanian secara berkelanjutan (multy years).

Page 33: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

II-16

Aspek Teknis :

1) Meningkatnya produksi, produktivitas, dan mutu komoditas unggulan yang

dikembangkan;

2) Meningkatnya aktivitas pasca panen dan kualitas produk;

3) Meningkatnya aktivitas pengolahan dan nilai tambah produk;

4) Meningkatnya jaringan pemasaran komoditas;

5) Meningkatnya pendapatan pelaku usaha komoditas;

6) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja dan kesempatan berusaha;

7) Meningkatnya aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan, pasar input dan

output, teknologi dan informasi.

Page 34: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-1

TINJAUAN PUSTAKA DANKERANGKA PIKIR

3.1. Tinjauan Pustaka Pengembangan Kawasan dan KomoditasUnggulan Tanaman Pangan

Ada empat target utama pembangunan pertanian yang ditetapkan

Pemerintah melalui Kementerian Pertanian yaitu: (1) mewujudkan pencapaian

swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) mewujudkan peningkatan

diversifikasi pangan, (3) mewujudkan peningkatan nilai tambah, daya saing,

dan ekspor, serta (4) mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani (Ditjen

Tanaman Pangan, 2012). Khusus pada pembangunan sub sektor tanaman

pangan, pencapaian keempat sasaran utama tersebut diharapkan dapat

memberikan dampak kinerja yang signifikan bagi pemenuhan kebutuhan

nasional dan ketahanan pangan nasional. Baik kebutuhan pangan, kebutuhan

pakan, kebutuhan energi maupun kebutuhan bahan baku untuk industri

lainnya. Selain itu, dampak kinerja pembangunan tanaman pangan juga

diharapkan dapat mengurangi jumlah kemiskinan dan meningkatkan

pendapatan negara. Dalam hal ini, pembangunan tanaman pangan

dikelompokkan pada pengembangan komoditas utama seperti padi, jagung,

kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu; serta komoditas

alternatif.

Adapun strategi pencapaian produksi tanaman pangan melalui empat

strategi yaitu: (1) peningkatan produktivitas, (2) perluasan areal dan optimasi

lahan, (3) penurunan konsumsi beras dan pengembangan diversifikasi pangan,

dan (4) peningkatan manajemen. Arah dan kebijakan Program Peningkatan

Produksi, Produktivitas, dan Mutu Tanaman Pangan untuk Mencapai

Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan diprioritaskan pada: (1) Komoditi

3

Page 35: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-2

utama dan unggulan nasional antara lain padi, jagung, dan kedelai, dan (2)

Komoditi alternatif/unggulan daerah (lokal).

Penuangan arah dan kebijakan pembangunan pertanian terutama

berkaitan dengan tanaman pangan dikonsolidasikan dalam berbagai rancangan

program. Pada sub sektor tanaman pangan, tahun 2012 terdapat program

peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman pangan untuk

mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan. Program ini difokuskan

pada penguatan aspek ketersediaan pangan bersumber dari produksi dalam

negeri, baik dalam kuantitas maupun kualitas (Ditjen Tanaman Pangan, 2012).

Oleh karena itu, dengan kerangka percepatan dan perluasan pembangunan

ekonomi maka pembangunan pertanian khususnya tanaman pangan memiliki

urgensi sangat penting untuk terus ditingkatkan. Berbagai informasi hasil kajian

termasuk kondisi produksi (penawaran) dan permintaan pangan utama serta

kebijakan pengembangan eksisting, permasalahan yang dihadapi dan kebijakan

pengembangan kedepan menjadi informasi penting dalam upaya percepatan

dan perluasan pembangunan ekonomi nasional.

Pengembangan wilayah pada dasarnya mempunyai tujuan agar suatu

wilayah berkembangan menuju tingkat perkembangan yang diinginkan. Salah

satu pendekatan yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan wilayah

adalah pengembangan sektor. Suatu wilayah dapat berkembangan melalui

berkembangnya sektor unggulan pada wilayah tersebut yang dapat mendorong

perkembangan sektor lain.

Salah satu sektor yang kerap kali mendapatkan perhatian cukup besar

dari pemerintah dikarenakan peranannya yang sangat penting dalam

pembangunan ekonomi adalah sektor pertanian. Sektor pertanian dapat

menjadi basis dalam menggambarkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui

usaha berbasis pertanian yaitu agribisnis. Usaha yang berbasis agribisnis

merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditi

pertanian dalam arti luas meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai

produksi. Pengolahan masukan dan keluaran produksi, atau lazim disebut

Page 36: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-3

dengan sektor agroindustri, bidang pemasaran dan kelembagaan sebagai

penunjang kegiatan dalam agribisnis.

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah dimana hampir

seluruh kabupatennya memiliki potensi di sektor pertanian. Hingga saat ini

sektor pertanian masih menjadi sektor utama pendukung perekonomian di

Sumatera Selatan. Potensi sektor pertanian yang cukup besar juga dapat

terlihat dari mata pencaharian penduduk di wilayah ini yang sebagian besar

bekerja sebagai petani, yaitu sebesar 58%.

Peran penting sektor pertanian di Sumatera Selatan tersebut juga

tercermin dari kontribusi sektor ini terhadap pendapatan Pemerintah Provinsi

Sumatera Selatan. Dari data sebaran kontribusi pendapatan dari berbagai

sektor di Sumatera Selatan tahun 2015 terdata bahwa sektor ini menjadi tiga

sektor andalan penyumbang pendapatan Provinsi Sumatera Selatan. Dari data

BPS Provinsi Sumatera Selatan (2015), berdasarkan harga berlaku, terdapat

tiga lapangan usaha yang memberikan peranan cukup besar terhadap PDRB,

yaitu pertambangan diikuti oleh industri pengolahan, serta pertanian,

perkebunan, dan perikanan. Pada tahun 2015 peranan masing-masing

lapangan usaha di atas secara berurutan adalah 21,9 persen, 18,3 persen,

dan 16,6 persen. Dibanding kondisi tahun sebelumnya, peran industri

pengolahan meningkat sebesar 5,2 persen. Sedangkan pertambangan dan

penggalian dan pertanian menurun masing-masing sebesar 8,4 persen dan 6,7

persen.

Pada sub sektor pertanian yang merupakan bagian dari sektor pertanian,

perkebunan dan perikanan, kontribusi tersebut berasal dari bidang pertanian

tanaman pangan dan hortikultura, yang didominasi dari sub sektor tanaman

pangan. Kondisi ini menunjukkan bahwa subsektor tanaman pangan selalu

memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan subsektor –

subsektor lainnya, meskipun trennya tidak selalu menunjukan peningkatan dari

tahun ke tahun. Besarnya peranan sektor pertanian terhadap Provinsi Sumatera

Selatan ini tidak terlepas dari upaya wilayah ini untuk mempertahankan

Page 37: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-4

penggunaan lahan khususnya pada usaha pertanian, serta program-program

kerja pemerintah daerah yang konsisten terhadap pengembangan bidang

pertanian.

Namun, dalam perkembangannya, subsektor tanaman pangan di Provinsi

Sumatera Selatan sebagian besar hanya bergerak pada usaha budidaya (on

farm) saja tanpa diikuti pembangunan agribisnis yang dapat meningkatkan

nilai tambah pada komoditas unggulan tanaman pangan. Teknologi pasca

panen yang seharusnya mampu meningkatkan nilai tambah produk belum bisa

dilakukan dengan baik. Hal tersebut disebabkan karena masih rendahnya

penguasaan teknologi pengolahan produk pertanian yang berakibat rendahnya

nilai tambah produk karena sebagian besar produk dijual dalam bentuk bahan

baku, sehingga penduduk yang bermata pencaharian di sektor pertanian belum

menikmati hasil yang maksimal, khususnya melalui usaha pada jenis komditas

unggulannya.

Komoditas unggulan adalah komoditas andalan yang memiliki posisi

strategis, berdasarkan baik pertimbangan teknis (kondisi tanah dan iklim)

maupun sosial ekonomi dan kelembagaan (penguasaan teknologi, kemampuan

sumber daya manusia, infrastruktur, dan kondisi sosial budaya setempat),

untuk dikembangkan di suatu wilayah.

Alkadri (2001) mengemukakan beberapa kriteria dalam penentuan suatu

komoditas unggulan, antara lain :

a. Komoditas unggulan tersebut dapat memberikan kontribusi yang signifikan

pada peningkatan produksi, pendapatan dan pengeluaran.

b. Mampu bersaing dengan produk sejenis dari wilayah lain di pasar nasional

dan internasional, baik dalam harga produk, biaya produksi dan kualitas

pelayanan.

c. Memiliki keterkaitan dengan wilayah lain, baik dalam hal pasar (konsumen)

maupun pemasokan bahan baku.

d. Memiliki status teknologi yang terus meningkat, terutama melalui inovasi

teknologi.

Page 38: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-5

e. Mampu menyerap tenaga kerja yang berkualitas secara optimal sesuai

dengan skala produksinya.

f. Dapat bertahan dalam jangka panjang tertentu, mulai dari fase kelahiran,

pertumbuhan, hingga fase kejenuhan atau penurunan.

g. Tidak rentan terhadap gejolak eksternal dan internal.

h. Pengembangan harus mendapatkan berbagai bentuk dukungan, misalnya

keamanan, sosial, budaya, informasi dan peluang pasar, kelembagaan,

fasilitas insentif / disinsentif dan lain-lain.

i. Pengembangan berorientasi pada kelestarian sumberdaya dan lingkungan.

Saragih (2001) mengatakan bahwa komoditas unggulan diartikan

sebagai komoditas basis yaitu komoditas yang dihasilkan secara berlebihan

dalam pengertian lebih untuk digunakan masyarakat dalam suatu wilayah

tertentu sehingga kelebihan tersebut dapat dijual keluar wilayah tersebut.

Sebagai akibat upaya transfer keluar wilayah tersebut maka terciptalah

kegiatan-kegiatan pendukung yang dapat meningkatkan nilai tambah serta

memperluas kesempatan kerja.

3.2. Tinjauan Pustaka dan Hasil-Hasil Kegiatan Terdahulu

Pada tahun 2015, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Sumatera Selatan bekerjasama dengan Universitas Sriwijaya telah

melaksanakan Kajian Komoditi Unggulan Pertanian Tanaman Pangan dan

Hortikultura di Provinsi Sumatera Selatan. Kajian tersebut dilakukan di seluruh

wilayah-wilayah sentra tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi Sumatera

Selatan. Hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa pada komoditi tanaman

pangan yang memiliki keunggulan komparatif di Sumatera Selatan adalah :

1. Untuk komoditi padi menjadi sektor basis dan memiliki keunggulan

komparatif di Kabupaten Banyuasin, OKU Timur, OKI, Musi Rawas, Musi

Banyuasin dan Ogan Ilir.

Page 39: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-6

2. Untuk komoditi jagung menjadi sektor basis dan memiliki keunggulan

komparatif di Kabupaten Banyuasin, Empat Lawang, Musi Banyuasin, OKI,

OKU, OKU Selatan, dan Kabupaten OKU Timur.

3. Untuk komoditi kedelai menjadi sektor basis dan memiliki keunggulan

komparatif di Kabupaten Lahat, OKU Selatan, Musi Rawas, Musi

Banyuasin, dan OKU Timur.

Dari hasil kajian yang telah dilakukan oleh Dinas Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan Kota Palembang di tahun 2015 tentang Model Industri Hilir

Berbasis Bahan Baku Produksi Komoditi yang diusahakan di Kawasan

Agrowisata Gandus menunjukkan bahwa Kota Palembang meskipun bukanlah

wilayah produsen pertanian di Provinsi Sumatera Selatan, namun memiliki

kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan agropolitan, yang menjadikan

sektor pertanian sebagai basis pembangunan wilayah. Kawasan Agropolitan

Gandus merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi pertanian dengan

variasi yang cukup beragam meskipun tidak terlalu besar jika dibandingkan

wilayah-wilayah produsen lainnya di Sumatera Selatan. Di setiap sub sektor

pertanian yang terdiri dari kelompok tanaman pangan dan hortikultura,

perkebunan, peternakan dan perikanan masing-masing memiliki potensi yang

tinggi untuk dikembangkan pada sektor hilirnya. Pada komoditi pangan, jenis

komoditi yang mendominasi adalah padi, jagung dan kedelai. Pada kelompok

hortikultura, meskipun tidak banyak, Kota Palembang juga memiliki berbagai

potensi sayuran dataran rendah, dan berbagai jenis buah tropis yang memiliki

ciri khas lokal. Untuk sub sektor perkebunan tidak terdapat jenis komoditi yang

menonjol dikarenakan ketersediaan lahan di Kota Palembang untuk sektor

perkebunan sangat terbatas.

Keanekaragaman bahan baku pertanian yang dapat diolah menjadi

produk industri agro di Kota Palembang sangat mendukung perkembangan

industri agro yang memang memiliki keterkaitan yang erat dikarenakan bahan

baku industri agro bertumpu pada produksi dari hasil-hasil komoditi pertanian.

Saat ini perkembangan industri agro di Kota Palembang sudah berjalan

Page 40: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-7

dengan baik, namun masih memiliki keterbatasan pada jenis produk yang

masih didominasi barang setengah jadi. Diversifikasi produk industri agro

sudah dilakukan, namun sampai saat ini perkembangannya belum berjalan

dengan baik.

Beberapa komoditi pertanian yang sekarang dikembangkan menuju

produk industri agro melalui penerapan teknologi, sehingga produk mentah

menjadi produk industri agro telah dilakukan di Kota Palembang, meskipun

ketersediaan bahan baku masih banyak dipasok dari wilayah lain. Produksi

bidang pertanian yang sekarang mulai dikembangan di Kota Palembang hingga

menjadi produk industri agro tersebut terdiri dari:

- Produksi padi melalui teknologi pengeringan dan penggilingan menjadi

produk industri agro dalam bentuk beras.

- Ubi kayu melalui teknologi sortasi, pemarutan, ekstraksi, pengayakan, dan

pengeringan menjadi produk industri agro dalam bentuk tepung tapioka.

- Getah karet melalui teknologi penggumpalan (koagulan), pengepresan,

pembentukan, pengasapan menjadi karet sheet asap (RSS).

- Kopi melalui teknologi pengeringan, penggorengan, dan penggilingan

menjadi produk industri agro dalam bentuk kopi bubuk.

- Ikan melalui teknologi penggilingan, perebusan dan penggorengan menjadi

produk industri agro seperti pempek, kerupuk, dan nugget ikan.

Disamping produk-produk tersebut, masih terdapat jenis komoditi lain

yang telah diolah melalui teknologi pengolahan hingga menjadi produk industri

yang siap dipasarkan. Produk-produk industri unggulan yang telah

dikembangkan di Kota Palembang tersebut diolah dalam skala rumah tangga

maupun industri besar. .

Untuk penyusunan master plan kawasan yang selaras juga sebelumnya

telah dilakukan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Sumatera Selatan, diantaranya di tahun 2014 telah disusun Rencana Induk

(Master Plan) Pengembangan Agrowisata di Kabupaten Lahat Sumatera

Selatan. Hasil kajian tersebut yang seyogyanya juga merekomendasikan

Page 41: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-8

pengembangan suatu wilayah dengan pola kawasan. Dari hasil penyusunan

master plan tersebut dapat dijelaskan bahwa Pengembangan Agrowisata

merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja pembangunan

pertanian daerah yang dipadukan dengan pengembangan potensi wisata yang

berbasis pada kekayaan sumberdaya alam setempat. Setiap daerah yang

berbasis pertanian memiliki potensi untuk mengembangkan pola agrowisata ini,

namun perlu didahului dengan penyusunan rencana induknya yang kemudian

dilanjutkan dengan rencana rekayasa rincinya. Selain itu dalam pelaksanaan

programnya mesti didukung dengan dana pembangunan fisik dan infrastruktur

yang relevan dan dibutuhkan serta adanya komitmen semua pihak yang terkait,

bukan hanya menjadi tanggung jawab instansi yang langsung bergerak di

bidang pertanian saja.

Begitu pula dengan upaya pengembangan agrowisata di Wilayah

Kelurahan Pagar Agung, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat dengan potensi

pertanian, terutama hortikulturanya yang sangat bagus untuk dikembangkan

sebagai objek pariwisata pedesaan. Kondisi pemandangan alam yang bagus

dan udara yang cukup sejuk menjadi pelengkap dari potensi yang dimiliki

sebagai sebagai modal pengembangan agrowisata. Wilayah Pagar Agung yang

direncanakan menjadi wilayah sentra agrowisata sebagai bagian dari

Kecamatan Lahat merupakan wilayah pertanian yang meskipun bukan sentra

produksi komoditi pertanian di Kabupaten Lahat, namun dapat penjadi

pajangan (display) yang representatif karena memiliki hampir semua jenis

komoditi pertanian dan perkebunan yang termasuk kategori tanaman pangan

(padi), buah-buahan (durian, duku, lengkeng, alpukat, belimbing, jeruk, jambu,

mangga, manggis, dsb), sayur-sayuran (kentang, bawang merah. bayam,

kangkung, kacang panjang, dsb) serta dari jenis komoditi perkebunan (karet,

kelapa sawit, lada, kakao, kemiri, pinang, dan lain-lain). Selain itu, dukungan

potensi perikanan dan peternakan serta keindahan alam yang berasal dari air

(air terjun dan sungai) dan ditambah kekayaan budaya peninggalan sejarah

yang lokasinya saling berdekatan membuat daerah ini menjadi potensi yang

Page 42: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-9

strategis untuk dikembangkan sebagai pusat agrowisata yang terintegrasi.

Keberadaan berbagai potensi tersebut saat ini belum diberdayakan

secara optimal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat setempat dan

sekaligus pendapatan daerah melalui pengembangan agrowisata, untuk itu

sudah saatnya wilayah ini menjadi pusat perhatian untuk dibentuk menjadi

wilayah agrowisata yang potensial melalui berbagai kegiatan pertanian dan

produk budaya serta penonjolan nuansa pedesaan yang alami yang dapat

menjadi alternatif untuk mendiversifikasikan produk wisata, memberikan

pengalaman baru kepada wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Lahat dan

mendiversifikasikan kegiatan ekonomi masyarakat desa setempat. Program-

program pengembangan yang bersifat fisik maupun non fisik tentu saja

dibutuhkan guna mewujudkan rencana tersebut. Koordinasi yang baik antar

instansi pemerintah dan kerjasama dengan pihak swasta menjadi hal yang

wajib untuk dilaksanakan, begitu juga dengan partisipasi masyarakat setempat

serta berbagai kearifan lokal harus diberdayakan dalam mendukung

perwujudan wilayah agrowisata ini.

Untuk mengembangkan Kelurahan Pagar Agung Kecamatan Lahat

menjadi kawasan agrowisata, maka Pemerintah Kabupaten Lahat harus

menyiapkan komoditi unggulan pertanian daerah, sarana dan prasarana yang

memadai serta sumberdaya manusia yang berkualitas di bidang pariwisata.

Guna memenuhinya, tentu saja dibutuhkan peran aktif sektor pendidikan

pariwisata dalam upaya menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas di

bidang pariwisata. Selain itu peran Pemerintah Daerah di provinsi dan

kabupaten/kota (Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan, Dinas

Pekerjaan Umum, Dinas Perikanan dan Dinas Pendidikan dan lain-lain) dalam

pengembangan agrowisata perlu ditingkatkan khususnya dalam sinergitas,

kerjasama dengan dunia pendidikan dan dunia bisnis dengan melibatkan

masyarakat.

Salah satu titik krusial yang perlu dicermati adalah pengenalan lokasi dan

pemasaran komoditi yang di kembangkan di kawasan agrowisata ini. Pada

Page 43: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-10

tahap awal diperlukan kerjasama dengan SKPD terkait, terutama Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Dinas Perdagangan.

Kerjasama dengan Dinas Pendidikan dapat dibangun dengan cara membuat

kegiatan kunjungan agrowisata bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Lahat secara

bergiliran setiap minggu ke lokasi agrowisata tersebut, mulai dari taman kanak-

kanak hingga SLTA. Kegiatan seperti ini juga dapat dimanfaatkan untuk

menumbuhkan minat dan kecintaan terhadap duna pertanian. Peran Dinas

Perdagangan dan Dinas Pariwisata terkait dengan promosi perdagangan dan

wisata ke masyarakat di luar daerah dalam lingkup nasional maupun

internasiona yang dapat dilakukan secara langsung maupun bekerjasama

dengan pemerintahan provinsi dan pemerintah pusat dalam jangka menengah

maupun jangka panjang. Selanjutnya, peran swasta nasional nampaknya juga

perlu digalakkan dengan memberikan fasilitasi untuk mendukung

pengembangan kawasan agrowisatanya sendiri, menjadi mitra usaha

pemasaran komoditi yang dikembangangkan di wilayah Kabupaten Lahat

dalam koordinasi agrowisata, maupun dalam promosi wisata di lokasi tersebut

dan pembangunan lokasi agrowisata lainnya di masa mendatang.

3.3. Tantangan dan Permasalahan Pembangunan Pertanian (SpesifikKomoditas dan Kawasan)

Tantangan dan permasalahan pembangunan pertanian khususnya

pembangunan untuk komoditi tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai)

diidentifikasi melalui informasi langsung dari petani pelaksana itu sendiri, serta

analisis kondisi di lapangan. Dari hasil FGD di setiap lokasi kajian menunjukkan

bahwa yang menjadi tantangan dan permasalahan utama pada pembangunan

komoditi pangan (padi, jagung dan kedelai) adalah rendahnya modal usaha.

Ketidak berdayaan petani terhadap penguasaan modal usaha serta

lemahnya petani terhadap aksesibilitas ke lembaga modal menjadikan mereka

cenderung memanfaatkan peluang untuk mendapatkan modal dari lembaga

finansial non formal baik pedagang pengumpul maupun fihak lainnya. Hal ini

lebih disebabkan karena urusan yang praktis dalam upaya

Page 44: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-11

mendapatkan bantuan modal serta urusan yang praktis juga dalam hal

memasarkan produk. Disamping itu karena tidak adanya peluang lain untuk

mendapatkan bantuan modal yang lebih mudah selain dengan lembaga

finansial non formal tersebut walau harus membayar dengan bunga yang

tinggi. Akan tetapi dengan adanya hubungan antara keduanya melalui pinjaman

tersebut berarti bahwa kesempatan untuk memasarkan produk ketempat lain

telah tertutup.

Rendahnya modal menyebabkan petani tidak mampu menjangkau

sarana produksi yang ada seperti bibit unggul, pupuk dan obat-obatan yang

sebenarnya tersedia di kios-kios setempat. Harga benih jagung unggul Rp

45.000/kg merupakan harga yang sangat tinggi bagi petani. Dengan adanya

program SLPTT tersebut disatu sisi dapat membantu petani terutama dalam

penyediaan sarana produksi maupun aplikasi teknologi, akan tetapi disisi lain

menjadikan ketergantungan terhadap adanya bantuan yang cenderung

meningkat.

Salah satu program yang dicanangkan pemerintah untuk meningkatkan

ketahanan pangan adalah program SLPTT dan BLBU. Program SLPTT dan

program BLBU merupakan program yang telah dilaksanakan di tingkat/wilayah

kelompok tani. Memang dengan adanya program tersebut petani merasa

terbantu terutama dengan adanya bantuan bibit seperti bibit jagung unggul

BISI-2, Nusantara, Kuda terbang dan merk lainnya. Akan tetapi program

tersebut belum semua anggota kelompok mendapatkannya. Pada tahun 2010

semua anggota pernah mendapatkan bantuan berupa bibit jagung sebanyak 15

kg/ha, pupuk Urea 100 kg/ha dan Ponskha 100 kg/ha. Sedangkan tahun

berikutnya bantuan tersebut sudah tidak ada lagi. Bantuan tersebut sebenarnya

merupakan stimulan agar petani mau menerapkan teknologi yang ada,

sehingga produksinya diharapkan dapat meningkat. Akan tetapi upaya tersebut

belum mencapai sasaran yang diinginkan dan petani masih tetap menggunakan

varitas lokal yang produksinya lebih rendah. Permasalahan utama adalah modal

usahatani yang masih lemah.

Page 45: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-12

Sarana produksi merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan

budidaya tanaman pangan baik tanaman padi, jagung maupun kedelai. Akan

tetapi permasalahan utama yang dihadapi kelompok tani adalah ketersediaan

benih unggul. Sebenarnya ketersediaan benih unggul tersebut tidak masalah,

mengingat hampir semua kios Saprodi senantiasa menyediakan benih unggul

tersebut terutama jagung. Akan tetapi sehubungan dengan adanya

ketergantungan petani terhadap bantuan pemerintah, maka kesadaran petani

untuk membeli benih sendiri masih rendah. Adanya bantuan benih di satu sisi

menguntungkan petani, akan tetapi disisi lain menjadikan ketergantungan.

Permasalahan lainnya adalah adanya keterlambatan pengiriman/droping

bantuan benih, menjadikan petani beralih ke penggunaan benih jagung lokal

yang biasa mereka gunakan.

Hal tersebut disebabkan karena persiapan lahan untuk penanaman yang

telah dilakukan, akan tetapi bibit yang dijanjikan belum juga datang. Sehingga

petani memanfaatkan benih bantuan ditanam pada musim berikutnya. Guna

meningkatkan produktivitas komoditi tanaman pangan, maka salah satu sarana

yang tidak bisa diabaikan adalah keberadaan penyuluh pertanian di lapangan

dan bantuan bibit, pupuk dan obat-obatan.

Sementara dalam hal pengembangan tanaman pangan khususnya padi,

jagung dan kedelai, maka dilihat dari tingkat produktivitas padi yang dihasilkan

menunjukkan bahwa pada periode pelaksanaan Program Upsus Pajale tahun

2015-2016, telah terjadi peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai sesuai

harapan meskipun tidak merata pada setiap area produksi. Untuk padi rerata

produktivitasnya mencapai 5 ton per Ha. Pada tahun 2015 petani dihadapkan

pada masalah kemarau panjang sehingga terjadi kesulitan untuk mendapatkan

air. Selain itu serangan hama tikus juga menjadi kendala utama disamping

adanya jenis hama dan penyakit lainnya.

Selain padi, jagung juga menjadi komoditas unggulan untuk sektor

pangan. Namun demikian permasalahan utama dalam hal teknologi yang

masih banyak dihadapi oleh kelompok tani adalah teknologi pasca panen,

Page 46: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-13

terutama minimnya ketersediaan alat pengering dan pemipil jagung. Alat ini

masih terbatas, sehingga dari alat yang ada digunakan secara bergiliran.

Disamping itu permasalahan lain adalah pemanfaatan pupuk kandang masih

relatif sedikit. Kotoran ternak sapi yang ada sebagian besar belum

termanfaatkan. Kesadaran petani akan pemanfaatan pupuk kandang masih

sangat lemah. Sehingga banyak pupuk kandang yang sebenarnya dapat

dimanfaatkan sebagai substitusi kebutuhan pupuk, justru tidak dimanfaatkan

dan terbuang begitu saja.

Untuk sementara ini upaya penanggulangan masalah tersebut dilakukan,

melalui bantuan sarana produksi berupa bibit jagung, pupuk dan obat-obatan

dan peralatan pasca panen melalui Program Upsus Pajale. Akan tetapi

bantuan program yang disalurkan ke kelompok tani tersebut menunjukkan

bahwa disamping tidak kontinyu, juga dalam jumlah terbatas.

Dari hasil beberapa kajian yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas

Sriwijaya pada kurun waktu 5 tahun terakhir (2011-2015) menunjukkan bahwa

secara umum permasalahan yang masih menjadikan kendala dalam kegiatan

berusaha tani tanaman pangan diantaranya adalah :

Luas areal lahan sawah cenderung sudah sulit untuk dikembangkan lagi

mengingat hampir sebagian besar lahan yang ada sudah berbentuk lahan

sawah, terbatasnya lahan tidur yang bisa dijadikan areal perluasan lahan

sawah menyebabkan kegiatan perluasan areal persawahan sudah sulit untuk

dilakukan lagi.

Semakin meningkatnya kegiatan pembangunan fisik baik pembangunan

fasilitas perumahan maupun sarana prasarana lainnya yang banyak

memanfaatkan lahan sawah yang semakin meningkat dan semakin sulit

dikendalikan menyebabkan semakin mempercepat terjadinya konversi lahan

pertanian terutama lahan sawah beririgasi teknis.

Peningkatan produksi padi selain terancam oleh adanya konversi lahan

sawah juga sangat ditentukan oleh keseriusan pelaksanaan di lapangan

terutama oleh petani sendiri. Kegiatan usahatani yang tidak diimbangi oleh

Page 47: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-14

adanya pendampingan terutama oleh kehadirannya tenaga penyuluh sangat

sulit untuk mempertahankan produktivitas yang tinggi. Kehadiran penyuluh

dalam mengatasi setiap permasalahan yang ada di lapangan sangat

diharapkan oleh petani.

Masalah ketersediaan sarana irigasi yang belum merata. Secara umum

irigasi merupakan salah satu infrastruktur yang saat ini masih dirasakan

masih sangat kurang. Sehingga pada saat musim kemarau petani praktis

tidak dapat berusahatani karena terbatasnya ketersediaan air. Disamping itu

pembangunan sarana jalan usaha tani juga belum merata.

3.4. Landasan Teori Pengembangan Kawasan dan KomoditasUnggulan Tanaman Pangan

Sebagai bentuk penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional 2010-2014, pemerintah menetapkan tiga strategi utama dalam rangka

percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi, yaitu: (1) mengembangkan

Koridor Ekonomi Indonesia; (2) memperkuat konektivitas nasional; dan (3)

mempercepat kemampuan SDM dan IPTEK nasional. Dalam rangka

pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia, terdapat enam koridor ekonomi

yang telah ditetapkan beserta tema pembangunannya masing-masing, yaitu:

(1) Koridor Sumatera sebagai produksi dan pengolahan hasil bumi dan lumbung

energi nasional; (2) Koridor Kalimantan sebagai pusat produksi dan pengolahan

hasil tambang dan lumbung energi nasional; (3) Koridor Jawa sebagai

pendorong industri dan jasa nasional; (4) Koridor Sulawesi sebagai pusat

produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan perikanan nasional;

(5) Koridor Bali-NTT-NTB sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung

pangan nasional; dan (6) Koridor Papua-Maluku-Maluku Utara sebagai

pengolahan sumber daya alam yang melimpah dan SDM yang sejahtera. Secara

umum strategi pengembangan Koridor Ekonomi Indonesia tersebut dapat

diartikan sebagai upaya untuk mengembangkan wilayah dalam rangka memacu

perkembangan ekonomi yang mengakar pada potensi dan kondisi sosial-

Page 48: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-15

ekonomi daerah dan masyarakatnya.

Di masa lalu, pemerintah pernah melakukan upaya-upaya dalam bentuk

kebijakan, program dan kegiatan untuk mengembangkan wilayah melalui

strategi mempertahankan daya dukung sumberdaya lokal yang tersedia dan

memanfaatkan peluang yang ada secara sinergis dan terintegrasi, baik tingkat

regional, nasional dan sektoral. Di tingkat regional, upaya untuk

mengembangkan wilayah telah dilakukan melalui berbagai strategi dan

pendekatan kerja sama antar kawasan lintas negara seperti: Indonesia-

Malaysia-Thailand-Growth-Triangle (IMT-GT), Brunei Darussalam-Indonesia–

Malaysia-Philippines East ASEAN Growth Area(BIMP-EAGA), dan Indonesia-

Malaysia-Singapore Growth Triangle (IMS-GT). Namun demikian, upaya

pengembangan ekonomi antar wilayah-antar negara ini belum dapat berjalan

sesuai dengan yang diharapkan, karena kurangnya dukungan instrumen

kerjasama operasional dan komitmen dari segenap pemangku kepentingan

yang terlibat.

Selanjutnya, dalam skala lintas provinsi telah dikembangkan rancang

bangun kerja sama dalam bentuk Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu

(KAPET) di wilayah yang memiliki potensi untuk cepat tumbuh dan mempunyai

sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi wilayah dan

sekitarnya (trickle-down effect). Terdapat 13 KAPET yang pembentukannya

masing-masing dikukuhkan dengan Keputusan Presiden, yaitu: Biak, Batulicin,

Sasamba, Sanggau, Manado-Bitung, Mbay, Parepare, Seram, Bima, Batui,

Bukari, DAS Kakap, dan Sabang. Namun dalam pelaksanaannya, KAPET belum

dapat berjalan sesuai yang diharapkan, karena pengembangannya memerlukan

investasi yang besar serta kurangnya dukungan instrumen kerjasama

operasional lintas instansi dan komitmen dari segenap pemangku kepentingan

yang terlibat.

Dalam skala sektoral di lingkup nasional, telah banyak Kementerian/

Lembaga yang menerbitkan kebijakan pengembangan ekonomi wilayah baik

yang dilaksanakan oleh internal Kementerian/Lembaga maupun yang

Page 49: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-16

dilaksanakan melalui kerja sama lintas Kementerian/Lembaga, diantaranya

adalah: Kawasan Sentra Produksi (KSP), Kawasan Cepat Tumbuh, dan Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) yang dibina oleh Kementerian Dalam Negeri; Kawasan

Agropolitan (Kementerian Dalam Negeri & Kementerian Pertanian); Kawasan

Minapolitan (Kementerian Kelautan dan Perikanan); Kota Terpadu Mandiri

(KTM) yang dibina oleh Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Kawasan

Industri Berbasis Komoditas yang dibina oleh Kementerian Perindustrian serta

kawasan-kawasan lainnya. Namun dalam pelaksanaannya kawasan-kawasan

tersebut juga belum dapat berjalan sesuai yang diharapkan, karena kerja sama

antar instansi dan lintas sektoral belum dapat berjalan dengan baik.

Di lingkup Kementerian Pertanian juga telah diselenggarakan berbagai

pola pengembangan komoditas dengan pendekatan yang berbasis kawasan

pada era sebelum pelaksanaan otonomi daerah, maupun di periode awal masa

transisi pelaksanaannya. Diantara berbagai konsep kawasan yang telah

dilaksanakan Kementerian Pertanian yaitu Sentra Pengembangan Agribisnis

Komoditas Unggulan (SPAKU), Kawasan Agribisnis Hortikultura, Kawasan

Industri Peternakan (KINAK), Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK), Perkebunan

Inti Rakyat (PIR), Kawasan Industri Masyarakat Perkebunan (KIMBUN),

Agropolitan, PRIMA TANI serta berbagai koordinasi perencanaan

pengembangan kawasan lainnya seperti kawasan produksi padi di pantai utara

dan selatan Jawa, jagung di Gorontalo, kakao di Sulawesi dan kawasan lainnya.

Secara manajerial, penyelenggaraan pengembangan kawasan oleh

Kementerian Pertanian yang berbasis komoditas di atas masih dilaksanakan

dengan pola “proyek”, baik dalam pengertian dual budgeting sistem maupun

dalam pengertian masih bersifat output oriented. Dengan mulai diterapkannya

prinsip penyelenggaraan pemerintahan daerah secara otonomi penuh serta

disiplin penyelenggaraan program dan pembiayaan, maka penyelenggaraan

pengembangan kawasan yang berbasis komoditas ke depan dituntut sejalan

dengan prinsip-prinsip good governance, yaitu sesuai dengan rambu-rambu

penyelenggaraan tata pemerintahan (terutama disiplin kewenangan, urusan

Page 50: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-17

dan pembiayaan) serta tata kelola dan tata penyelenggaraan yang baik. Di

samping itu, reformasi perencanaan dan penganggaran serta reorientasi arah

pembangunan nasional mensyaratkan untuk mulai dilaksanakannya program

yang memiliki kerangka pembiayaan berkerangka jangka menengah,

berorientasi outcome, berbasis kinerja dan berdimensi kewilayahan.

Guna menyusun rancang bangun pengembangan komoditas

sebagaimana dimaksud di atas yang sesuai dengan era otonomi daerah, harus

diawali dengan proses pembelajaran (lesson learned) dari keberhasilan maupun

kegagalan penyelenggaraan program dan kegiatan pengembangan kawasan

yang pernah dilaksanakan atau difasilitasi oleh Kementerian Pertanian. Belajar

dari pengalaman sebelumnya, diperlukan suatu instrumen perencanaan

pengembangan komoditas pertanian yang didasarkan atas analisis isu strategis,

identifikasi potensi yang disusun ke dalam skenario strategi, arah kebijakan

jangka menengah, serta langkah-langkah operasional pelaksanaannya dalam

suatu bentuk rancang bangun.

Arah dan kebijakan pembangunan pertanian nasional yang menjadi

landasan dalam penyusunan master plan ini adalah sebagaimana yang tertuang

dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2010-2014 serta dinamika

perubahannya yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian. Kebijakan dan

strategi nasional mengacu pada sasaran RPJMN 2010-2014 yang difokuskan

pada kesejahteraan rakyat dalam aspek ekonomi dan pangan. Sasaran aspek

pembangunan ekonomi difokuskan pada kontribusi sektor pertanian dalam

mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi rata-rata 6,3 – 6,8 persen per

tahun dan sebelum tahun 2014 mencapai 7,0 persen; inflasi rata-rata 4-6

persen; tingkat pengangguran terbuka 5-6 persen pada akhir tahun 2014; dan

tingkat kemiskinan 8 – 10 persen pada akhir tahun 2014. Sasaran aspek

pembangunan pangan adalah pertumbuhan komoditas pangan utama, yaitu

produksi padi 3,22 persen per tahun; produksi jagung 10,02 persen per tahun;

produksi kedelai 20,05 persen per tahun; dan produksi daging sapi 7,40 persen

per tahun.

Page 51: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-18

Keterkaitan antara strategi RPJMN 2010-2014 dengan Rencana Strategis

Kementerian Pertanian 2010-2014 dijabarkan ke dalam strategi pembangunan

pertanian yang berfokus pada tujuh aspek dasar yang disebut dengan TUJUH

GEMA REVITALISASI, yaitu : (1) Revitalisasi Lahan; (2) Revitalisasi Perbenihan

dan Perbibitan; (3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; (4) Revitalisasi

Sumber Daya Manusia; (5) Revitalisasi Pembiayaan Petani; (6) Revitalisasi

Kelembagaan Petani; dan (7) Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir.

Implementasi dari TUJUH GEMA REVITALISASI ini merupakan kelanjutan,

perluasan dan pendalaman dari segenap usaha yang telah dilaksanakan

sebelumnya melalui perencanaan kebijakan, program, penganggaran,

pelaksanaan dan evaluasinya secara terpadu yang disesuaikan dengan

sumberdaya alam, sosial budaya daerah, perubahan dinamika lingkungan

strategis internal dan eksternal serta memperhatikan potensi, permasalahan

dan tantangan yang dihadapi saat ini dan kemudian. Implementasi strategi

pembangunan pertanian diarahkan guna mendukung tercapainya EMPAT

TARGET SUKSES Kementerian Pertanian.

Sasaran swasembada yang akan dicapai pada akhir tahun 2014 adalah

produksi kedelai sebesar 2,7 juta ton, produksi gula sebesar produksi 3,45 juta

ton dan produksi daging sapi 0,66 juta ton. Adapun sasaran swasembada

berkelanjutan yang hendak dicapai pada akhir tahun 2014 adalah produksi padi

sebesar 76,57 juta ton dan produksi jagung 29 juta ton. Disamping itu

peningkatan produksi 35 komoditas unggul nasional lainnya. Sasaran

pencapaian peningkatan diversifikasi pangan yang hendak dicapai adalah: (1)

konsumsi beras menurun sekurang-kurangnya 1,5 persen per tahun,

bersamaan dengan peningkatan konsumsi umbi-umbian, pangan hewani, buah-

buahan, dan sayuran; (2) skor Pola Pangan Harapan (PPH) naik dari 86,4

(tahun 2010) menjadi 93,3 (tahun 2014); dan (3) peningkatan keamanan

pangan. Sasaran pencapaian peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor

yang akan dicapai adalah: (1) tersertifikasinya semua produk pertanian organik,

kakao fermentasi, dan bahan olahan karet pada 2014 (pemberlakuan wajib

Page 52: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-19

bersertifikat); (2) meningkatnya produk olahan yang diperdagangkan dari 20

persen (tahun 2010) menjadi 50 persen (tahun 2014); (3) berkembangnya

produksi tepung-tepungan untuk mensubstitusi 20 persen gandum/terigu impor

pada tahun 2014; (3) terpenuhinya semua sarana pengolahan kakao fermentasi

bermutu untuk industri coklat dalam negeri (tahun 2014); dan (4)

meningkatnya surplus neraca perdagangan dari US$ 24,3 miliar (tahun 2010)

menjadi US$ 54,5 miliar (tahun 2014). Sasaran peningkatan kesejahteraan

petani yang hendak dicapai adalah: (1) tingkat pendapatan per kapita pertanian

Rp 7,93 juta di tahun 2014; dan (2) rata-rata laju peningkatan pendapatan per

kapita 11,10 persen per tahun.

Secara umum, berbagai program dan kegiatan pembangunan pertanian

diarahkan untuk menjamin ketahanan pangan nasional, meningkatkan ekspor

dan mensubtitusi produk impor dengan produk lokal yang pada gilirannya akan

mendorong peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat. Konsep

Pengembangan Kawasan Pertanian Untuk membangun dan mengembangkan

kawasan pertanian dibutuhkan peran serta dan tanggung jawab para

pemangku kepentingan. Untuk itu diperlukan persamaan pemahaman tentang

pengertian dan batasan kawasan pertanian.

Sentra Pertanian dan Kawasan Pertanian

Sentra pertanian merupakan bagian dari kawasan yang memiliki ciri

tertentu dimana di dalamnya terdapat kegiatan produksi suatu jenis produk

pertanian unggulan. Disamping itu, sentra merupakan area yang lebih khusus

untuk suatu komoditas dalam kegiatan ekonomi yang telah membudaya yang

ditunjang oleh prasarana dan sarana produksi untuk berkembangnya produk

tersebut. Pada area sentra terdapat suatu kesatuan fungsional secara fisik

lahan, geografis, agroklimat, infrastruktur dan kelembagaan serta SDM, yang

berpotensi untuk berkembangnya suatu komoditas unggulan.

Kawasan pertanian adalah gabungan dari sentra-sentra pertanian yang

terkait secara fungsional baik dalam faktor sumber daya alam, sosial budaya,

Page 53: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-20

maupun infrastruktur, sedemikian rupa sehingga memenuhi batasan luasan

minimal skala ekonomi dan efektivitas manajemen pembangunan wilayah.

Kawasan pertanian menurut administrasi pengelolaan terdiri dari: (1) Kawasan

Pertanian Nasional; (2) Kawasan Pertanian Provinsi; dan (3) Kawasan Pertanian

Kabupaten/Kota dengan kriteria untuk masing-masing kawasan sebagai berikut:

- Kawasan Pertanian Nasional merupakan kawasan yang ditetapkan oleh

Menteri Pertanian dengan kriteria:

1. memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi

terhadap pembentukan produksi nasional;

2. mendapat fasilitas dukungan pendanaan dari APBN serta APBD

provinsi/kabupaten/kota;

3. mengembangkan 40 (empat puluh) komoditas unggulan nasional yang

telah ditetapkan.

Kawasan Pertanian Provinsi adalah kawasan yang ditetapkan oleh

Gubernur dengan kriteria:

1. memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi

terhadap pembentukan produksi provinsi;

2. difasilitasi oleh APBD provinsi dan atau dapat didukung APBN sebagai

pendamping (untuk provinsi yang mengembangkan 40 komoditas

unggulan nasional);

3. mengembangkan komoditas unggulan provinsi dan/atau 40 komoditas

unggulan nasional.

Kawasan Pertanian Kabupaten/Kota adalah kawasan yang ditetapkan oleh

Bupati/Walikota dengan kriteria:

1. memiliki kontribusi produksi yang signifikan atau berpotensi tinggi

terhadap produksi kabupaten/kota;

2. difasilitasi oleh APBD kabupaten/kota dan/atau didukung oleh APBN

sebagai pendamping (untuk kabupaten yang mengembangkan 40

unggulan nasional), serta dapat didukung oleh APBD provinsi (untuk

Page 54: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-21

kabupaten yang mengembangkan komoditas unggulan provinsi);

3. mengembangkan komoditas unggulan kabupaten/kota, komoditas

unggulan provinsi dan/atau komoditas 40 unggulan nasional.

Kawasan Pertanian Berdasarkan Kelompok Komoditas

Berdasarkan kelompok komoditas, kawasan pertanian terdiri dari: (1)

kawasan tanaman pangan; (2) kawasan hortikultura; (3) kawasan perkebunan;

dan (4) kawasan peternakan dengan kriteria sebagai berikut :

a. Tanaman pangan

Kawasan tanaman pangan adalah kawasan usaha tanaman pangan yang

disatukan oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan infrastruktur fisik

buatan, serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa

sehingga mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha

tanaman pangan.

Kawasan tanaman pangan dapat berupa kawasan yang telah eksis atau

calon lokasi baru dan lokasinya dapat berupa hamparan atau spot partial

namun terhubung dengan aksesibilitas memadai.

Kriteria khusus kawasan tanaman pangan dalam aspek luas agregat

kawasan untuk masing-masing komoditas unggulan tanaman pangan

adalah: padi, jagung, dan ubi kayu minimal 5.000 hektar; kedelai minimal

2.000 hektar; kacang tanah minimal 1.000 hektar; serta kacang hijau dan

ubi jalar minimal 500 hektar. Disamping aspek luas agregat, kriteria

khusus kawasan tanaman pangan juga mencakup berbagai aspek teknis

lainnya yang bersifat spesifik komoditas.

b. Kawasan hortikultura adalah sebaran usaha hortikultura yang disatukan

oleh faktor alamiah, sosial budaya, dan infrastruktur fisik buatan, serta

dibatasi oleh agroekosistem yang sama sedemikian rupa sehingga

mencapai skala ekonomi dan efektivitas manajemen usaha

hortikultura,dapat meliputi kawasan yang telah eksis maupun lokasi baru

yang memiliki potensi SDA yang sesuai dengan agroekosistem, dan

lokasinya dapat berupa hamparan dan/atau spot partial (luasan

Page 55: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-22

terpisah) dalam satu kawasan yang terhubung dengan aksesibilitas

memadai. Kriteria khusus kawasan hortikultura mencakup berbagai aspek

teknis yang bersifat spesifik komoditas baik untuk tanaman buah, sayuran,

tanaman obat maupun tanaman hias.

c. Perkebunan

Kawasan perkebunan atau kawasan pengembangan perkebunan adalah

wilayah pembangunan perkebunan sebagai pusat pertumbuhan dan

pengembangan dan usaha agribisnis perkebunan yang berkelanjutan

(sesuai UU No. 18/2004). Kawasan tersebut disatukan oleh faktor alamiah,

kegiatan ekonomi, sosial budaya dan berbagai infrastruktur pertanian,

serta dibatasi oleh agroekosistem yang sama sehingga mencapai skala

ekonomi dan efektivitas manajemen usaha perkebunan. Kawasan

perkebunan dapat berupa kawasan yang telah ada maupun lokasi baru

yang sesuai dengan persyaratan bagi masing-masing jenis budidaya

tanaman perkebunan, dan lokasinya disatukan oleh agroekosistem yang

sama.

Kriteria khusus kawasan perkebunan diantaranya :

- Pengusahaannya dilakukan sebagai usaha perkebunan rakyat dan/atau

sebagai usaha perkebunan besar dengan pendekatan skala ekonomi;

Usaha perkebunan besar bermitra dengan usaha perkebunan rakyat

secara berkelanjutan, baik melalui pola perusahaan inti – plasma,

perkebunan rakyat dengan perusahaan mitra (kemitraan), kerjasama

pengolahan hasil dan bentuk-bentuk kerjasama lainnya; dan

- Arah pengembangannya dilaksanakan dalam bingkai prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan, diantaranya: kelapa sawit menerapkan

sistem ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), kakao menerapkan

sustainable cocoa dan prinsip-prinsip berkelanjutan lainnya.

d. Peternakan

Kawasan peternakan adalah kawasan existing atau lokasi baru yang

memiliki SDA sesuai agroekosistem, dan lokasinya dapat berupa hamparan

Page 56: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-23

dan atau spot partial (luasan terpisah) yang terhubung secara fungsional

melalui aksesibilitas yang baik dalam satu kawasan, dilengkapi dengan

prasarana dan sarana pengembangan ternak yang memadai. Kawasan

peternakan harus memiliki lahan padang penggembalaan dan atau hijauan

makanan ternak, serta dapat dikembangkan dengan pola integrasi ternak-

perkebunan, ternak-tanaman pangan, ternak-hortikultura.

Sumber Pembiayaan Pengembangan Kawasan

Pengembangan kawasan melibatkan peran serta masyarakat

(community); kalangan swasta, BUMN dan BUMD (business); serta pemerintah

(government). Sumber pembiayaan pengembangan kawasan dari pemerintah

dapat berasal dari APBN, APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota. Dana

pemerintah bersifat trigger (pengungkit) berkembangnya kawasan oleh

masyarakat dan dunia usaha.

Sumber pendanaan kawasan pertanian nasional didanai terutama oleh

APBN, namun demikian kawasan tersebut memungkinkan didanai APBD Provinsi

maupun APBD Kabupaten/Kota. Komoditas yang dikembangkan di kawasan

pertanian nasional difokuskan pada 40 komoditas unggulan nasional sesuai

Renstra Kementerian Pertanian.

Pola Dasar Pengembangan Kawasan Pertanian

Pola dasar pengembangan kawasan pertanian dirancang untuk

meningkatkan keberhasilan penerapan Rencana Strategis Kementerian

Pertanian 2010-2014 yang telah dijabarkan ke dalam strategi pembangunan

pertanian. Strategi pembangunan pertanian berfokus pada tujuh aspek dasar

yang disebut dengan TUJUH GEMA REVITALISASI.

Implementasi TUJUH GEMA REVITALISASI merupakan kelanjutan,

perluasan dan pendalaman telah dilaksanakan melalui perencanaan kebijakan,

program, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan secara terpadu

guna mendukung tercapainya EMPAT TARGET SUKSES Kementerian Pertanian.

Pola dasar pengembangan kawasan pertanian dikelompokkan: (1) pola

Page 57: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-24

pengembangan kawasan yang sudah ada, dan (2) pola pengembangan

kawasan baru.

a. Pola Pengembangan Kawasan yang Sudah Ada (Existing)

Pola ini ditujukan bagi kawasan pertanian yang sudah ada dan

berkembang, untuk memperluas skala produksi, serta melengkapi/memperkuat

simpul-simpul agribisnis yang belum berfungsi optimal. Luasan kawasan dapat

bertambah sesuai dengan daya dukung. Kawasan yang telah mandiri

diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi daerah sekitarnya (trickle-

down effect).

b. Pola Pengembangan Kawasan Baru

Pola ini ditujukan untuk kawasan komoditas unggulan pada wilayah

baru/potensial yang belum dikembangkan. Ada dua pendekatan pengembangan

kawasan, yaitu (1) memperluas skala dan mengadakan kegiatan yang belum

terlaksana, (2) membangun kawasan baru di kawasan potensial secara

bertahap hingga mencapai skala minimum kawasan.

Penentuan kawasan baru dapat didasarkan pada komoditas yang

potensial, dan ketersediaan lahan yang sesuai untuk mendukung

pengembangan komoditas tersebut (commodity-driven). Ada kalanya lokasi

potensial sudah ada, namun belum terdapat komoditas yang layak untuk

dikembangkan. Dalam pengembangan kawasan pertanian harus ditentukan

terlebih dahulu komoditas yang tepat berdasarkan potensi pasar dan wilayah

dan ketersediaan sumberdaya serta dukungan pemerintah setempat.

3.5. Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Studi

Pelaksanaan studi terkait penyusunan master plan dan rencana aksi telah

banyak dilakukan untuk berbagai komoditi dari berbagai wilayah, dengan

metode pelaksanaan studi yang cenderung sama. Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan (2015) dalam kegiatan

Page 58: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-25

penyusunan Kajian Komoditi Unggulan Pertanian Tanaman Pangan Dan

Hortikultura Tahun 2015, dalam pelaksanaan studi tersebut menggunakan

metode analisis deskriptif, dengan jenis metode survei. Menurut Whitney

(1960) dalam Nazir (2005) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah

serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi tertentu termasuk

tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Metode survei sebagai bagian

dari metode deskriptif adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan

secara faktual . Metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan

terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau

masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana

dan pengambilan keputusan dimasa mendatang (Nazir, 2005).

Metode kajian yang sama juga digunakan Juarsyah, dkk (2015), dalam

melakukan Kajian Pengembangan Agribisnis Komoditas Unggulan Buah-Buahan

Di Kabupaten Kubu Raya Kalimantan Barat. Penggunaan metode survey

dengan analisis deskriptif dianggap paling tepat dalam mengkaji

pengembangan-pengembangan wilayah dengan konsep kawasan pada berbagai

komoditi pertanian. Dalam penentuan komoditi unggulannya menggunakan

analisis LQ dan diperkuat dengan metode Delphi. Penyusunan strategi dengan

menggunakan analisis SWOT yang menghasilkan strategi dalam pengembangan

kawasan yang diinginkan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera

Selatan (2014) juga telah menyusun Master Plan Pengembangan Agrowisata

dengan menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif. Metode ini

digunakan untuk mengungkap kedalaman berbagai potensi dan kegiatan

pertanian, dan perkebunan yang menjadi daya tarik pariwisata di Kelurahan

Pagar Agung Kabupaten Lahat yang menjadi lokasi terpilih. Upaya mengungkap

potensi dan sumberdaya dilakukan dengan menelusuri informasi dari berbagai

Page 59: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-26

sumber data yang terdiri dari: informan, tempat dan peristiwa serta

dokumentasi/arsip terkait yang ada. Lokasi sasaran penyusunan master plan ini

adalah wilayah Kabupaten Lahat, tepatnya di Kelurahan Pagar Agung yang

memiliki berbagai ragam objek dan daya tarik wisata alam dan budaya yang

sangat potensial untuk pengembangan agrowisata.

Badan Penelitian dan Pengembangan Sumatera Utara (2011) telah

melakukan kajian Pengembangan Agrowisata dan Bahari di Provinsi Sumatera

Utara dengan menggunakan Kajian ini menggunakan metode observasi

(pengamatan) langsung untuk mengumpulkan data potensi sumberdaya dan

metode survey untuk sosial ekonomi masyarakat. Informasi dikumpulkan dari

responden dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok

(Singarimbun, 1995). Data yang dikumpulkan merupakan data primer dan

sekunder yangdiperoleh dari berbagai publikasi yang berasal dari stakeholders

dan berbagai informasi yang terkait dengan agrowisata dan wisata bahari.

Bank Indonesia Kota Palembang (2014) dalam menyusun kajian

Pemetaan dan Pendalaman Klaster Komoditas Unggulan Daerah dan Komoditas

Utama Penyumbang Inflasi di Provinsi Sumatera Selatan menggunakan metode

deskriptif kualitatif dengan pemilihan jenis metode survey. Metode ini dianggap

metode yang tepat dalam menggambarkan potensi wilayah serta menganalisis

pengembangannya ke depan.

3.6. Kerangka Pemikiran Penyusunan Masterplan dan Rencana Aksi

Pendekatan pengembangan kawasan dirancang untuk meningkatkan

efektivitas kegiatan, efisiensi anggaran dan mendorong keberlanjutan kawasan

komoditas unggulan. Empat pendekatan yang digunakan dalam pengembangan

kawasan komoditas unggulan yaitu: (1) pendekatan agroekosistem, (2)

pendekatan sistem agribisnis, (3) pendekatan partisipatif, dan (4) pendekatan

terpadu. Keempat pendekatan tersebut harus dilaksanakan secara

berkesinambungan dalam pengembangan kawasan pertanian. Khusus untuk

pengembangan kawasan perkebunan ada satu pendekatan lagi yang digunakan

Page 60: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-27

adalah pendekatan diversifikasi integratif. Secara ringkas urgensi dan makna

dari setiap pendekatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Pendekatan Agroekosistem

Pengembangan kawasan pertanian disusun dengan mempertimbangkan

kualitas dan ketersediaan sumberdaya lahan melalui pewilayahan komoditas,

dengan mempertimbangkan kesesuaian lahan dan agroklimat agar diperoleh

hasil produksi dan produktivitas pertanian yang optimal dan berwawasan

lingkungan. Kondisi agroekosistem di wilayah salah satunya dicirikan oleh

kondisi bio-fisik lahan yang mencakup ketinggian lokasi, kelerengan lahan,

kondisi iklim, dan karakteristik tanah. Untuk optimalisasi pemanfaatan

sumberdaya lahan, penentuan komoditas unggulan harus mengacu pada peta

pewilayahan komoditas pertanian skala 1:50.000 yang telah

mempertimbangkan agroekosistem setempat.

Pendekatan Sistem Agribisnis

Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam pengembangan kawasan

komoditas unggulan adalah meningkatnya kuantitas produksi, kualitas produk

dan kesinambungan produksi komoditas yang dihasilkan. Dalam rangka

pencapaian sasaran tersebut dan meningkatkan efektivitas serta efisiensi

pengembangan komoditas unggulan, maka pengembangan kawasan komoditas

unggulan harus dilaksanakan melalui pendekatan sistem agribisnis. Hal ini

mengandung pengertian bahwa pengembangan komoditas pertanian di

kawasan komoditas unggulan harus dilaksanakan secara menyeluruh dan

terpadu mulai dari pengadaan input produksi hingga pemasaran produk yang

dihasilkan petani. Dengan kata lain, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

pengembangan kawasan komoditas unggulan dapat meliputi aspek pengadaan

input produksi, proses produksi komoditas, aspek pemasaran, pengolahan

komoditas, serta aspek penyuluhan dan permodalan, yang disesuaikan dengan

kebutuhan pengembangan komoditas unggulan di kawasan setempat.

Pendekatan agribisnis dalam pengembangan kawasan juga bermakna

Page 61: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-28

bahwa kegiatan pertanian pada suatu kawasan berorientasi pada keuntungan

usahatani. Hal ini mengisyaratkan perlunya efisiensi dalam penggunaan input

produksi, serta optimasi produksi. Pendekatan agribisnis juga mensyaratkan

adanya keterpaduan antar pemangku kepentingan pertanian yang terdiri dari

kalangan bisnis/usaha, masyarakat dan pemerintah. Namun demikian, motor

utama penggerak suatu kawasan pertanian tetap berada di masyarakat dan

dunia usaha, sedangkan keberadaan pemerintah hanya sebagai fasilitator dan

pengungkit terutama dalam pengembangan tahap awal.

Kawasan pertanian yang dibangun melalui pendekatan agribisnis

memiliki orientasi produksi yang jelas, apakah dalam rangka memenuhi

kebutuhan pangan lokal, atau untuk memenuhi permintaan pasar khususnya

pasar ekspor. Kawasan pertanian yang mengembangkan komoditas pangan

utama dari sub-sektor tanaman pangan (terutama padi, jagung, kedelai),

komoditas peternakan (sapi potong), dan komoditas perkebunan (gula)

merupakan kawasan yang diarahkan untuk menjadi pemasok utama kebutuhan

pangan masyarakat. Keterpaduan kegiatan yang dibangun dalam kawasan

pertanian tersebut lebih diarahkan untuk dapat menghasilkan produk berdaya

saing melalui peningkatan kuantitas produksi dan produktivitas melalui berbagai

instrumen mencakup perluasan areal, penggunaan benih/bibit unggul, aplikasi

teknologi budidaya, pengairan dan kegiatan-kegiatan lainnya dengan titik berat

kepada aspek hulu (benih/bibit unggul) dan aspek budidaya (kuantitas

produksi), serta tetap mengedepankan aspek kualitas dan efisiensi.

Kawasan pertanian yang mengembangkan komoditas bernilai tinggi dan

diminati pasar (sebagai produk kebutuhan sekunder atau tersier), merupakan

kawasan yang diarahkan untuk menjadi pemasok terhadap permintaan pasar

baik di tingkat lokal maupun internasional. Produk-produk bernilai tinggi dan

bukan merupakan kebutuhan pangan utama tersebut sebagian diantaranya

mencakup produk-produk unggulan hortikultura dan perkebunan. Keterpaduan

kegiatan yang dibangun dalam kawasan berorientasi permintaan pasar lebih

diarahkan untuk dapat meningkatkan daya saing produk melalui peningkatan

Page 62: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-29

produksi dan kualitas produk, kontinuitas ketersediaan produk, pengolahan

pasca panen dan kegiatan-kegiatan lainnya dengan titik berat kepada aspek

budidaya (praktik GAP) dan aspek pasca panen (pengolahan, penyimpanan dan

peningkatan kualitas).

Pendekatan Terpadu dan Terintegrasi

Pembangunan kawasan komoditas unggulan dengan pendekatan sistem

agribisnis akan membutuhkan dukungan pembinaan serta fasilitas dari seluruh

unit Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan berbagai dinas/instansi di

daerah, dan dalam hal tertentu akan dibutuhkan pula dukungan dari

Kementerian lain. Dalam rangka menciptakan sinergisme kegiatan pada lingkup

Kementerian Pertanian, maka pelaksanaan program pada Unit Eselon I lingkup

Kementerian Pertanian di lokasi kawasan komoditas tertentu perlu dilaksanakan

secara terpadu dan terintegrasi. Hal ini dapat ditempuh dengan melakukan

sinkronisasi program lintas Eselon I lingkup Kementerian Pertanian dan

memprioritaskan program-program unit Eselon I Kementerian Pertanian di

lokasi kawasan komoditas unggulan yang telah ditetapkan, sesuai dengan

kebutuhannya. Sinkronisasi program juga perlu dilaksanakan dengan program

Pemda Kabupaten, Pemda Provinsi dan program Kementerian lain.

Pendekatan Partisipatif

Pembangunan kawasan komoditas unggulan dalam pelaksanaannya akan

melibatkan banyak pihak mulai dari pemerintah pusat (Kementan), Pemda

Provinsi, Pemda Kabupaten/Kota, pelaku usaha dan masyarakat. Dalam rangka

mendorong keberlanjutan kawasan komoditas yang telah ditetapkan, maka

perlu ditumbuhkan rasa memiliki pada seluruh pihak yang terkait. Dalam kaitan

tersebut seluruh pihak terkait perlu dilibatkan secara aktif mulai dari tahap

perencanaan kegiatan hingga tahap pelaksanaan kegiatan pengembangan

kawasan yang telah ditetapkan. Partisipasi dana dari berbagai pihak (dana

APBD, swasta dan masyarakat) juga perlu dikembangkan untuk meningkatkan

sinergi dan outcome dari kegiatan pengembangan kawasan.

Page 63: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

III-30

Pendekatan Diversifikasi Integratif

Dalam pengembangan budidaya tanaman tahunan, seperti tanaman

perkebunan dan hortikultura, pada periode Tanaman Belum Menghasilkan

(TBM), dapat dikembangkan tanaman pakan ternak atau tanaman penutup

tanah untuk menekan pertumbuhan gulma, menahan erosi, serta menahan

aliran permukaan dan penguapan. Dengan tujuan yang sama, dapat

dikembangkan paket teknologi alternatif berupa pengembangan tanaman

pangan intensif, sehingga selain menekan biaya, sekaligus memberikan

pendapatan kepada petani. Disamping itu pada usaha tanaman tahunan

terdapat berbagai jenis limbah dan hasil samping yang dapat dimanfaatkan

sebagai sumber pakan ternak. Salah satu sasaran yang ingin dicapai dalam

pengembangan kawasan tanaman tahunan (perkebunan, hortikultura) adalah

meningkatnya produksi, produktivitas, kualitas produk dan kontinuitas produksi

yang dihasilkan. Dalam rangka pencapaian sasaran tersebut dan meningkatkan

efektivitas dan efisiensi, maka pada pengembangan kawasan tanaman tahunan

dapat dilaksanakan pengembangan sistem pertanian dengan integrasi tanaman

pangan atau integrasi ternak.

Klasifikasi Pengembangan Kawasan

Kawasan pertanian yang ada saat ini baik merupakan kawasan pertanian

tradisional maupun kawasan pertanian yang dibangun Pemerintah. Ditinjau dari

tahap perkembangannya dapat diklasifikasikan dalam tiga katagori kelas, yaitu:

a. Kawasan yang belum berkembang

b. Kawasan yang cukup berkembang

c. Kawasan yang telah berkembang

Page 64: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

IV-1

METODOLOGI

4.1. Jenis data dan Sumbernya

Jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder.

Untuk data primer bersumber dari para pelaku usaha pertanian tanaman

pangan, mulai dari petani, kelompok tani, dan pedagang yang berada pada

lokasi-lokasi kajian. Adapun data sekunder bersumber dari instansi terkait

seperti Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera

Selatan dan pada masing-masing tingkat kabupaten/kota wilayah kajian, BPS

Provinsi Sumatera Selatan dan BPS pada tingkat kabupaten, Bappeda Provinsi

Sumatera Selatan, serta SKPD lain yang terkait. Sumber lain data sekunder

juga didapat dari studi literatur dari dokumen-dokumen hasil penelitian dengan

topik dan tema yang terkait dengan kajian ini.

4.2. Metode Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam kajian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan metode

wawancara terstruktur yang dituntun dengan kuesioner yang telah disusun

sebagai pedoman. Pendalaman materi dilakukan dengan metode Focus Group

Discussion (FGD) yang melibatkan perwakilan pemerintah setempat,

stakeholders, kelompok tani dan para pedagang untuk komoditi pangan

unggulan pada masing-masing wilayah. serta tokoh-tokoh masyarakat.

Wawancara dilakukan kepada responden sesuai jumlah responden yang telah

ditetapkan. Pendalaman informasi juga dilakukan dengan melakukan indepth

interview terhadap key informan yang terpilih.

4

Page 65: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

IV-2

Pengambilan data sekunder seluruh objek yang dikembangkan di

kawasan ini, dan data-data pendukung yang relevan lainnya, yang berasal dari

instansi terkait di Provinsi Sumatera Selatan seperti Dinas Pertanian Tanaman

Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Pertanian

Pertanian yang berada di kabupaten-kabupaten yang menjadi wilayah kajian,

serta BPS Provinsi Sumatera Selatan, melalui metode pengumpulan dengan

mendatangi SKPD terkait dan telusur data melalui dokumen fisik maupun

dokumen yang diterbitkan melalui media online.

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan teknik

analisis model interaktif yang meliputi : (1) pengumpulan data, (2) reduksi

data, (3) sajian data, (4) penarikan kesimpulan (verifikasi). Proses tersebut

dilakukan dengan menggunakan program komputer excel untuk tabulasi data,

metode delphy untuk analisis lanjutan, serta diskusi kelompok untuk

pembahasan. Penyempurnaan hasil analisis dilakukan melalui expose hasil

kajian pada forum seminar guna mendapatkan masukan dari para stakeholders

guna penyempunaan laporan akhir.

4.3. Metode Pendekatan dan Pelaksanaan Studi

Kegiatan kajian ini ini dilaksanakan dengan penentuan dan pemantapan

calon kawasan yang telah ditunjuk secara nasional melalui Surat Keputusan

Menteri Pertanian RI No : 03/Kpts/PD.120/1/2015 & No : 45/Kpts/PD.200/1/

2015 yang menetapkan kawasan tanaman pangan dan hortikultura di Sumatera

Selatan, terdiri dari :

1. Kawasan padi di Kabupaten : Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, Ogan

Ilir (OI), dan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur)

2. Kawasan jagung di Kabupaten OKU Timur

3. Kawasan kedelai di Kabupaten Banyuasin

Pada setiap lokasi kajian dilakukan pertemuan dengan para pihak terkait,

pembinaan dan pengawalan pada daerah terpilih sebagai kawasan komoditi

unggulan tanaman pangan. Kawasan komoditi unggulan yang dikaji kemudian

Page 66: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

IV-3

dituangkan ke dalam suatu peta kawasan komoditas tanaaman pangan di

wilayah Sumatera Selatan.

Dalam pelaksanaannya, kajian ini menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan jenis metode penelitian survei. Menurut Whitney (1960)

dalam Nazir (2005) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah

serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi tertentu termasuk

tentang hubungan, kegiatan, sikap, pandangan serta proses yang sedang

berlangsung dan pengaruh dari suatu fenomena. Metode survei sebagai bagian

dari metode deskriptif adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan

secara faktual . Metode survei juga dilakukan evaluasi serta perbandingan

terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau

masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana

dan pengambilan keputusan dimasa mendatang (Nazir, 2005).

4.4. Metode Penyusunan dan Rencana Aksi

Metode penyusunan hasil kajian menggunakan metode yang telah

disusun dalam pedoman pengembangan kawasan yang telah dikeluarkan oleh

Kementerian Pertanian Republik Indonesia dalam bentuk Peraturan Menteri

Pertanian Nomor : 50/Permentan/CT.140/8/2012. Pedoman tersebut memandu

secara jelas teknik dan cara penyusunan sampai dengan format dokumen

laporan yang harus disajikan.

Rencana aksi yang merupakan bagian dari master plan pengembangan

tanaman pangan di Provinsi Sumatera Selatan disusun dengan format tabulasi

dengan menggunakan tahapan-tahapan penyusunan sebagai berikut :

1. Identifikasi isu strategis dan permasalahan serta kebutuhan pengembangan

komoditi unggulan.

2. Penentuan program utama berbasis solusi terhadap permasalahan dan

identifikasi kebutuhan pengembangan.

Page 67: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

IV-4

3. Penentuan sasaran untuk masing-masing program.

4. Penyusunan rencana aksi berbasis program utama untuk mencapai sasaran

secara operasional.

5. Penentuan lokasi pelaksanaan rencana aksi.

6. Penentuan Satker yang bertanggung jawab sebagai pelaksana masing-

masing rencana aksi.

7. Pemilahan sumber dana yang akan membiayai rencana aksi.

Page 68: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-1

POTENSI WILAYAH KOMODITASUNGGULAN DAN KAWASAN TANAMANPANGAN

5.1. Aspek Kondisi Umum Wilayah

Secara astronomis, Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1’-4’

Lintang Selatan dan antara 102’-106’ Bujur Timur. Berdasarkan posisi

geografisnya, Provinsi Sumatera Selatan memiliki batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Jambi

- Sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Lampung

- Sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Bengkulu

- Sebelalah timur berbatasan dengan Provinsi Bangka Belitung.

Sumatera Selatan secara administratif terdiri dari 17 kabupaten/kota,

yaitu : (1) Kabupaten Ogan Komering Ulu, (2) Kabupaten Ogan Komering Ilir,

(3) Kabupaten Muara Enim, (4) Kabupaten Lahat, (5) Kabupaten Musi Rawas,

(6) Kabupaten Musi Banyuasin, (7) Kabupaten Banyuasin, (8) Kabupaten OKU

Selatan, (9) Kabupaten OKU Timur, (10) Kabupaten Ogan Ilir, (11) Kabupaten

Empat Lawang, (12) Kabupaten PALI, (13) Kabupaten Musi Rawas Utara, (14)

Kota Palembang, (15) Kota Prabumulih, (16) Kota Pagar Alam, dan (17) Kota

Lubuk Linggau.

Dari aspek iklim, yang diklasifikasi berdasarkan suhu dan kelembaban

udara dengan simbol A dan B, maka wilayah Provinsi Sumatera Selatan berada

pada kategori iklim A atau tropis. Wilayah dengan jenis iklim B atau iklim gurun

tropis atau iklim kering umumnya hanya terdapat di daerah gurun dan daerah

semiand (steppa), curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun dan

penguapan besar. Di Sumatera Selatan, suhu rata-rata bulanan tidak kurang

dari 180C, dan suhu rata-rata tahunan berada pada kisaran angka 200C-250C.

5

Page 69: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-2

Untuk curah hujan, rerata wilayah-wilayah di Sumatera Selatan rata-rata

memiliki curah hujan lebih dari 70 cm/tahun.

Sumatera Selatan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-

rata + 79 meter diatas permukaan laut, terletak pada posisi 1’-4’ Lintang

Selatan dan antara 102’-106’ Bujur Timur. Luas wilayah Sumatera Selatan,

adalah berupa daratan seluas 87.421,17 Km2. Wilayah administrasi Provinsi

Sumatera Selatan berjumlah 17 kabupaten/kota, yang terdiri dari 13 wilayah

kabupaten dan empat kota, dengan luas wilayah masing-masing kabupaten/

kota, yaitu:

1. Ogan Komering Ulu (3.747,77 Km2),

2. Ogan Komering Ilir (17.086,39 Km2),

3. Muara Enim (6.901,36 Km2),

4. Lahat (4.297,12 Km2),

5. Musi Rawas (6.330,53 Km2),

6. Musi Banyuasin (14.530,36 Km2),

7. Banyuasin (12.361,43 Km2),

8. OKU Selatan (4.544.18 Km2),

9. OKU Timur (3.397,10 Km2),

10. Ogan Ilir (2.411,24 Km2),

11. Empat Lawang (2.312,20 Km2),

12. PALI (1.844,71 Km2),

13. Musi Rawas Utara (5.836,70 Km2),

14. Kota Palembang (363,68 Km2),

15. Kota Prabumulih (458,11 Km2),

16. Kota Pagar Alam (632,80 Km2) serta

17. Kota Lubuk Linggau (365,49 Km2).

Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran di Provinsi

Sumatera Selatan cenderung memiliki bagian wilayah dengan sebaran yang

bervariasi, terdiri dari:

Page 70: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-3

- 0 M - 25 M = 23,5 %

- 26 M - 50 M = 17,7 %

- 51 M -100 M = 35,3 %

- 101 M ke atas = 23,5 %

Ibukota Provinsi Sumatera Selatan terletak di Kota Palembang. Dari 16

kabupaten/kota yang lain, maka kabupaten/kota yang letaknya paling dekat

dengan Kota Palembang adalah Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Ogan ilir,

yang berjarak 35 Km. Adapun kabupaten yang berlokasi paling jauh dari

ibukota provinsi adalah Kota Pagar Alam, dengan jarak terdata 460 Km dari

Kota Palembang. Jarak antara ibukota provinsi ke daerah kabupaten/kota lain

meliputi :

1. Palembang – Ogan Komering Ulu: 221 km.

2. Palembang – Ogan Komering Ilir : 120 km.

3. Palembang – Muara Enim : 220 km.

4. Palembang – Lahat : 240 km.

5. Palembang – Musi Rawas : 360 km.

6. Palembang – Musi Banyuasin : 120 km.

7. Palembang – Banyuasin : 35 km.

8. Palembang – OKU Selatan : 280 km.

9. Palembang – OKU Timur : 261 km.

10.Palembang – Ogan Ilir : 35 km.

11.Palembang – Empat Lawang : 360 km.

12.Palembang – PALI : 160 km.

13.Palembang – Musi Rawas Utara : 390 km.

14.Palembang – Prabumulih : 95 km.

15.Palembang – Pagar Alam : 460 km.

16.Palembang – Lubuk Linggau : 260 km.

Pada wilayah-wilayah kawasan tanaman pangan, kondisi umumnya

tersaji secara ringkas pada Tabel 5.1.

Page 71: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-4

Tabel 5.1.Kondisi Umum Wilayah-Wilayah Kawasan Tanaman Pangan di Provinsi

Sumatera Selatan, 2015

No Wilayah Kawasan Luas Wilayah(Km2)

%TerhadapSumsel

KetinggianTempat

(Meter Dpl)

Jarak DariIbukota

Provinsi (Km)

1 OKU 3.747,77 4,29 70 221

2 OKI 17.086,39 19,54 18 120

3 Banyuasin 12.361,43 14,14 63 35

4 Ogan Ilir 2.411,24 2,76 25 35

5 Palembang 363,68 0,42 8 0

6 Musi Rawas 6.330,53 7,24 120 360

7 OKU Timur 3.397,10 3,89 83 261

Sumber : BPS Proovinsi Sumatera Selatan, 2016

Dari 7 kawasan yang telah ditetapkan, pada Tabel 5.1 terlihat bahwa

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) merupakan wilayah yang memiliki luasan

wilayah dengan persentase terbesar terhadap Provinsi Sumatera Selatan

(19,54%). Adapun wilayah yang terdekat dengan ibukota provinsi selain

Palembang tentunya adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dan

Kabupaten Ogan Ilir, sedangkan wilayah kawasan yang terjauh dari ibukota

provinsi adalah Kabupaten Musi Rawas (360 Km).

5.2. Aspek Agroekologis dan Lingkungan

Potensi wilayah Sumatera Selatan berdasarkan aspek agroekologis dan

lingkungan dideskripsikan melalui kondisi potensi sumberdaya lahan dan

agroklimat. Potensi sumberdaya lahan ditinjau dari tata guna lahan yang

tersedia untuk dikembangkan, sedangkan potensi agroklimat dideskripsikan

melalui kondisi suhu, iklim, angin, curah hujan, penyinaran, dan lain-lain.

Selain itu, potensi agroekologis dan lingkungan juga digambarkan dari kondisi

Page 72: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-5

wilayah-wilayah yang telah ditetapkan sebagai kawasan peruntukkan pertanian

dalam RTRW provinsi maupun RTRW di tingkat kabupaten /kota.

Sumberdaya Lahan

Jenis lahan yang tersedia untuk kegiatan pertanian di Sumatera Selatan

terbagi atas jenis lahan sawah dan bukan sawah. Jenis lahan sawah yaitu

lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan),

saluran untuk menahan/menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah

tanpa memandang dari mana diperoleh status lahan tersebut. Lahan tersebut

termasuk lahan yang terdaftar di Pajak Bumi Bangunan, Iuran Pembangunan

Daerah, lahan bengkok, lahan serobotan, lahan rawa yang ditanami padi dan

lahan bekas tanaman tahunan yang telah dijadikan sawah, baik yang ditanami

padi maupun palawija. Sedangkan lahan bukan sawah adalah semua lahan

pertanian selain lahan sawah seperti tegal/kebun, ladang/huma, perkebunan,

lahan yang ditanami pohon/hutan rakyat, padang penggembalaan, padang

rumput, lahan yang sementara tidak diusahakan dan lahan pertanian bukan

sawah lainnya (tambak, kolam, empang).

Kedua jenis lahan tersebut, baik lahan sawah maupun lahan bukan

sawah, dalam penggunaannya secara umum terbagi atas lahan yang

diusahakan untuk pertanian dalam arti luas dan lahan yang diusahakan bukan

untuk kegiatan pertanian. Lahan yang diusahakan untuk pertanian adalah

lahan yang dikuasai dan pernah diusahakan untuk pertanian selama setahun

yang lalu. Lahan tersebut antara lain: lahan sawah, huma, ladang/tegal/ kebun,

hutan, dan lahan untuk pengembalaan/padang rumput. Tidak termasuk lahan

yang diusahakan untuk pertanian, bila lahan pertanian diusahakan untuk usaha

pembuatan genteng, batu bata dan sebagainya. Lahan yang digunakan untuk

kegiatan pertanian tersebut terbagi atas :

1. Lahan Sawah Irigasi,

yaitu lahan sawah yang memperoleh pengairan dari sistem irigasi, baik

yang bangunan penyadap dan jaringan -jaringannya diatur dan dikuasai

Page 73: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-6

dinas pengairan PU maupun dikelola sendiri oleh masyarakat. Lahan sawah

irigasi yaitu lahan sawah yang sumber air utamanya berasal dari air

irigasi. Lahan sawah irigasi terdiri dari, teknis, setengah teknis, irigasi

sederhana, irigasi desa/non PU, termasuk juga sawah sistem surjan yaitu

sawah yang yang sumber air utamanya berasal dari air irigasi atau air

reklamasi rawa pasang surut (bukan lebak) dengan sistem tanam pada

tabukan dan guludan.

2. Lahan Sawah Non Irigasi

yaitu lahan sawah yang tidak memperoleh pengairan dari sistem irigasi

tetapi tergantung pada air alam, seperti :

air hujan, pasang surutnya air sungai/laut dan air rembesan. Lahan sawah

non irigasi terdiri dari:

a. Lahan Sawah Tadah Hujan yaitu lahan sawah yang sumber air utamanya

berasal dari curah hujan.

b. Lahan Sawah Rawa Pasang Surut yaitu lahan sawah yang pengairannya

tergantung pada air sungai yang dipengaruhi oleh pasang surutnya air

laut.

c. Lahan Sawah Rawa Lebak yaitu lahan sawah yang mempunyai

genangan hamper sepanjang tahun, minimal selama tiga bulan dengan

ketinggian genangan minimal 50 cm.

3. Tegal/Kebun yaitu lahan bukan sawah (lahan kering) yang ditanami

tanaman semusim atau tahunan dan letaknya terpisah dengan halaman

sekitar rumah serta penggunaannya tidak berpindah-pindah.

4. Ladang/Huma

yaitu lahan bukan sawah (lahan kering) yang biasanya ditanami tanaman

musiman dan penggunaannya hanya semusim atau dua musim, kemudian

akan ditinggalkan bila sudah tidak subur lagi (berpindah-pindah).

Kemungkinan lahan ini beberapa tahun kemudian akan dikerjakan kembali

jika sudah subur.

Page 74: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-7

5. Perkebunan

yaitu lahan yang ditanami tanaman perkebunan/industri seperti: karet, kopi,

teh, dan sebagainya, baik yang diusahakan oleh rakyat/rumah tangga

ataupun perusahaan perkebunan yang berada dalam wilayah kecamatan.

6. Lahan yang Ditanami Pohon/Hutan Rakyat

yaitu lahan yang ditumbuhi kayu-kayuan/hutan rakyat termasuk bambo,

sengon dan angsana, baik yang tumbuh sendiri maupun yang sengaja

ditanam misalnya semak-semak dan pohon-pohon yang hasil utamanya

kayu. Kemungkinan lahan ini juga ditanami tanaman bahan makanan

seperti padi atau palawija, tetapi tanaman utamanya adalah bambu/kayu-

kayuan.

7. Padang Penggembalaan/Padang Rumput

yaitu lahan yang khusus digunakan untuk pengembalaan ternak. Lahan

yang sementara tidak diusahakan (dibiarkan kosong lebih dari satu tahun

dan kurang dari dua tahun) tidak dianggap sebagai lahan

pengembalaan/padang rumput meskipun ada hewan yang digembalakan

di sana.

8. Lahan yang Sementara Tidak Diusahakan

yaitu lahan yang biasanya diusahakan tetapi untuk sementara (lebih dari

satu tahun dan kurang dari dua tahun) tidak diusahakan. Termasuk lahan

sawah yang tidak diusahakan selama lebih dari dua tahun.

9. Lahan Bukan Sawah Lainnya

yaitu lahan sekitar rumah (pekarangan) yang diusahakan untuk pertanian.

Tabel 5.2 di bawah ini menampilkan distribusi dari tiga kategori

penggunaan lahan di kabupaten/kota yang ada di Sumatera Selatan. Dari

ketiga kategori penggunaan lahan terlihat bahwa jenis lahan bukan sawah yang

digunakan untuk kegiatan pertanian merupakan jenis lahan yang memiliki

luasan terbesar dalam penggunaannya. Jenis lahan pertanian bukan sawah ini

umumnya digunakan untuk usaha tanaman pangan non sawah, palawija,

hortikultura, peternakan, perikanan, perkebunan dan usaha kehutanan.

Page 75: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-8

Tabel 5.2.

Luas Lahan per Kabupaten/Kota Dirinci Menurut Penggunaannya di SumateraSelatan Tahun 2013-2015

No Kabupaten/Kota

Lahan Pertanian Lahan Bukan Pertanian (Ha)Lahan Sawah (Ha) Lahan Bukan Sawah (Ha)

2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 20151 OKU 11.862 8.901 8.872 486.308 469.897 449.191 80.759 88.897 89.4322 OKI 183.757 183.000 185.998 1.453.401 1.449.120 881.137 316.363 321.401 886.4363 Muara Enim 27.580 27.017 27.017 581.247 572.247 572.277 116.606 128.167 128.1374 Lahat 17.758 17.491 17.525 339.726 336.320 336.241 58.778 55.867 49.9305 Musi Rawas 37.497 30.366 30.451 798.059 422.854 419.653 401.028 182.698 185.6146 Musi

Banyuasin67.231 68.222 66.810 928.093 932.344 931.237 431.272 426.030 428.539

7 Banyusin 235.139 235.139 226.518 573.863 573.883 582.454 374.297 374.297 374.2978 OKU Selatan 17.889 18.040 18.040 373.729 374.826 376.455 131.139 131.217 127.6499 OKU Timur 85.077 84.966 85.620 157.120 163.095 162.451 56.678 58.922 589.91210 Ogan Ilir 64.607 64.962 67.627 119.828 118.099 116.908 79.598 80.972 79.49811 Empat

Lawang14.091 14.091 14.091 161.909 161.366 166.824 49.664 50.187 44.729

12 PALI 6.579 6.579 6.579 137.078 137.078 134.881 40.343 40.343 42.54013 Muratara - 7.131 7.131 - 377.047 377.047 - 216.688 216.68814 Palembang 6.218 6.189 6.189 9.582 9.109 9.109 26.317 27.725 27.72515 Prabumulih 437 550 700 31.552 28.831 27.204 16.035 14.069 15.54616 Pagar Alam 3.440 3.440 3.440 29.605 29.331 29.331 30.320 30.594 30.59417 Lubuk

Linggau2.433 1.916 1.894 30.805 30.329 26.641 6.912 7.904 11,614

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016

Dari Tabel 5.2 terlihat bahwa pada wilayah kawasan pangan (Kabupaten

OKI, Banyuasin, Ogan Ilir dan OKU Timur) penggunaan sawah dalam kurun

waktu 3 tahun terakhir masih berfluktuasi. Untuk jenis lahan sawah,

penggunan terbesar berada di Kabupaten Banyuasin dan OKI. Kondisi yang

sama juga terlihat untuk lahan pertanian dengan kategori bukan sawah.

Luasan terluas penggunaan lahan pertanian non sawah juga berada di

Kabupaten OKI. Adapun wilayah kawasan dengan penggunaan lahan untuk

kegiatan pertanian dengan luasan lahan pertanian tersempit adalah Kota

Palembang.

Page 76: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-9

Potensi Agroklimat

Provinsi Sumatera Selatan merupakan wilayah yang memiliki iklim tropis

yang berada pada kelompok iklim Tipe A. curah hujan terendah kurang dari

25,4/ tahun dan penguapan besar. Di Sumatera Selatan, suhu rata-rata

bulanan tidak kurang dari 180C, dan suhu rata-rata tahunan berada pada

kisaran angka 200C-250C. Besaran suhu udara dan kelembaban udara per

bulan tahun 2015 di Provinsi Sumatera Selatan secara rinci disajikan pada Tabel

5.3 berikut ini.

Tabel 5.3.Rata-Rata Suhu dan Kelembaban Udara Menurut Bulan di Provinsi Sumatera

Selatan Tahun 2015

Bulan Suhu Udara (0C) Kelembaban Udara (%)Maks Min Rerata Maks Min Rerata

Januari 31,60 24,10 26,70 95,00 67,00 84,00Februari 32,10 23,90 26,70 95,00 67,00 84,00Maret 32,40 23,80 26,80 96,00 67,00 85,00April 33,20 24,20 27,60 94,00 64,00 83,00Mei 33,60 25,10 28,30 93,00 62,00 81,00Juni 33,10 24,70 27,80 93,00 62,00 81,00Juli 33,50 24,60 28,00 90,00 56,00 76,00Agustus 33,90 24,30 28,00 91,00 54,00 75,00September 34,60 24,00 28,20 89,00 48,00 71,00Oktober 34,40 24,20 28,60 88,00 48,00 71,00November 34,80 25,00 28,50 91,00 53,00 78,00Desember 33,00 24,90 27,50 91,00 68,00 84,00Rerata 33,40 24,40 27,70 92,00 60,00 79,00Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Kenten Palembang, 2016

Pada potensi agroklimat untuk jenis tekanan udara, kecepatan angin dan

penyinaran matahari menunjukkan bahwa rerata tekanan udara di Provinsi

Sumatera Selatan selama satu tahun adalah 1.011 mb. Pada kondisi kecepatan

angin terdata rerata 3,50 knot per bulan, dan penyinaran matahari rerata 51%

per bulan. Kondisi ini memenuhi persyaratan kebutuhan tekanan udara,

kecepatan angin dan kebutuhan sinar matahari pada tanaman pangan dan

hortikultura. Data lengkap tersaji pada Tabel 5.4 berikut ini.

Page 77: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-10

Tabel 5.4.Rerata Tekanan Udara, Kecepatan Angin dan Penyinaran Matahari Menurut

Bulan di Provinsi Sumatera Selatan, 2015

Bulan Tekanan Udara(mb)

Kecepatan Angin(knot)

PenyinaranMatahari (%)

Januari 1.011,30 3,90 49,00Februari 1.011,30 3,40 44,00Maret 1.011,50 2,70 52,00April 1.010,20 2,20 61,00Mei 1.010,50 2,70 66,00Juni 1.010,40 3,10 36,00Juli 1.011,00 4,60 77,00Agustus 1.011,10 4,10 75,00September 1.011,60 4,80 47,00Oktober 1.012,00 4,40 13,00November 1.009,90 2,70 46,00Desember 1.010,90 2,90 48,00Rerata 1.011,00 3,50 51,00Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Kenten Palembang, 2016

Dari kondisi tekanan udara, kecepatan angin dan penyinaran matahari di

Provinsi Sumatera Selatan yang terjadi setiap bulan dari data tahun 2015

menunjukkan bahwa provinsi ini memang memiliki dukungan aspek agroklimat

yang cocok untuk kegiatan pertanian. Jika ditelusuri kondisi agroklimat per

kabupaten khususnya pada wilayah-wilayah kawasan menunjukkan sebaran

angka dari aspek-aspek agroklimat yang relatif tidak jauh berbeda.

Pada aspek agroklimat curah hujan dan hari hujan, juga menunjukkan

bahwa rerata wilayah-wilayah di Provinsi Sumatera Selatan memenuhi syarat

tumbuh untuk komoditi pangan dan hortikultura dan aspek kebutuhan air yang

bersumber dari air hujan. Dari data tahun 2015 yang memang terjadi anomali

iklim sehingga menyebabkan kemarau panjang hampir di seluruh wilayah di

Indonesia, namun hari hujan di Provinsi Sumatera Selatan masih terlihat ada.

Bulan September dan Oktober merupakan bulan-bulan yang memiliki curah

hujan dan hari hujan terendah, namun demikian, kondisi ini terjadi karena

anomali iklim. Pada kondisi normal terdata bahwa curah hujan dan hari hujan

Page 78: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-11

rerata baik untuk setiap bulannya, sekalipun pada musim kemarau umumnya

masih terdapat hujan, atau lebih dikenal dengan istilah kemarau basah. Jumlah

curah hujan dan hari hujan pada setiap bulan pada tahun 2015 di Provinsi

Sumatera Selatan disajikan pada Tabel 5.5 berikut ini.

Tabel 5.5.Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Menurut Bulan di Provinsi

Sumatera Selatan, 2015

Bulan Curah Hujan (mm3) Hari HujanJanuari 221,60 24Februari 132,20 15Maret 390,50 25April 375,60 24Mei 177,90 14Juni 170,20 12Juli 21,40 7Agustus 21,20 9September 5,30 1Oktober 0,20 2November 193,40 15Desember 323,00 21Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Kenten Palembang, 2016

Kondisi Aspek Agroekologis dan Lingkungan Pada Wilayah yang TelahDitetapkan Sebagai Kawasan

Kondisi agroekologis pada setiap wilayah kawasan menunjukkan

kecenderungan yang relatif sama dengan kondisi agroekologis di tingkat

kabupaten. Setiap wilayah kawasan memiliki suhu, curah hujan dan hari hujan

yang meskipun masih memiliki variasi namun dengan perbedaan variasi yang

tidak begitu jauh. Pada Tabel 5.6 berikut ini menunjukkan bahwa variasi suhu

antar wilayah memiliki jarak antara 180C – 380C, namun rerata suhu terendah

berada pada angka > 200C. Banyaknya hari hujan pada setiap bulan

menunjukkan bahwa wilayah yang paling tinggi hari hujannya adalah

Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Data lengkap tersaji pada Tabel 5.6.

Page 79: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-12

Tabel 5.6.Rerata Kondisi Aspek Agroekologis dan Lingkungan Pada Wilayah yang Telah

Ditetapkan Sebagai Kawasan di Provinsi Sumatera Selatan

No Wilayah Kawasan Suhu (̊ C) Curah Hujan (Mm3) Hari Hujan/Bln

1 OKU 27-30 2.687 22

2 OKI 26-28 1.576 7

3 Banyuasin 24-34 2.130 15

4 Ogan Ilir 24-34 2.126 16

5 Palembang 23-34 2.025 14

6 Musi Rawas 23-30 2.677 20

7 OKU Timur 18-38 2.690 17Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016

5.3. Aspek Ekonomi dan Perekonomian

Aspek ekonomi dan perekonomian ini dijelaskan melalui deskripsi kondisi

data dan informasi mengenai kontribusi sektor pertanian sub sektor hortikultura

dan komoditas unggulan dalam perekonomian wilayah, perkembangan harga,

perkembangan kredit, suku bunga, pendapatan petani, analisis usahatani,

satuan biaya dan kebutuhan investasi dan lain-lain. Pada aspek ini secara

keseluruhan memiliki daya dukung terhadap pengembangan kawasan,

meskipun kondisi kontribusinya bervariasi untuk masing-masing komoditi dan

kawasan. Secara rinci gambaran aspek ekonomi tersebut disajikan dalam uraian

berikut ini.

5.3.1. Kontribusi Sektor Pertanian Sub Sektor Hortikultura danKomoditas Unggulan dalam Perekonomian Wilayah

Sektor pertanian di Sumatera Selatan merupakan satu dari tiga lapangan

usaha yang memberikan peranan cukup besar bagi PDRB Provinsi Sumatera

Selatan. Dari data BPS Provinsi Sumatera Selatan (2015), berdasarkan harga

Page 80: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-13

berlaku, terdapat tiga lapangan usaha yang memberikan peranan cukup

besar terhadap PDRB, yaitu pertambangan diikuti oleh industri pengolahan,

serta pertanian, perkebunan, dan perikanan. Pada tahun 2015 peranan

masing-masing lapangan usaha di atas secara berurutan adalah 21,9 persen,

18,3 persen, dan 16,6 persen. Dibanding kondisi tahun sebelumnya, peran

industri pengolahan meningkat sebesar 5,2 persen. Sedangkan pertambangan

dan penggalian dan pertanian menurun masing-masing sebesar 8,4 persen dan

6,7 persen.

Pada sub sektor pertanian yang merupakan bagian dari sektor pertanian,

perkebunan dan perikanan, kontribusi tersebut berasal dari bidang pertanian

tanaman pangan dan hortikultura, yang didominasi dari sub sektor tanaman

pangan. Kondisi ini menunjukkan bahwa subsektor tanaman pangan selalu

memberikan kontribusi yang cukup besar dibandingkan dengan subsektor-

subsektor lainnya, meskipun trennya tidak selalu menunjukan peningkatan dari

tahun ke tahun (masih berfluktuasi). Tabel 5.7 berikut ini menginformasikan

perkembangan nilai kontribusi komoditi pangan dan hortikultura terhadap PDRB

Sumatera Selatan pada kurun waktu tahun 2012-2015.

Tabel 5.7.PDRB atas Dasar Harga Berlaku Komoditi Pertanian di Provinsi Sumatera

Selatan (Juta Rupiah)

Jenis Lapangan Usaha 2012 2013 2014˟ 2015˟˟

Pertanian, Perikanan danKehutanan

37.862.813 52.145.884,8 54.406.469 55.168.853.4

1. Tanaman Pangan 7.973.890 8.582.687 8.346.862,8 9.358.443,9

2. Tanaman HortikulturaSemusim

493.570 513.156 514.657,6 608.698,9

3. Tanaman HortikuturaTahunan dan Lainnya

2.014.552 2.241.519 2.304.206 2.434.433,7

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016

Keterangan : ˟ angka sementara ˟˟Angka sangat sementara

Page 81: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-14

Dari data yang dipublikasikan BPS Provinsi Sumatera Selatan tersebut

menunjukkan bahwa struktur perekonomian di Sumatera Selatan masih

didominasi oleh sektor pertambangan, sektor industri dan sektor pertanian.

Sepanjang tahun 2010-2015 kontribusi dari ketiga sektor ini dapat dikatakan

sebagai penopang utama perekonomian di Sumatera Selatan. Pada tahun 2013

lebih dari 50% perekonomian di Provinsi Sumatera Selatan disumbang oleh

ketiga sektor utama ini. Dari data Kabupaten dan Kota di Provinsi Sumatera

Selatan, kabupaten dengan kontribusi sektor pertanian terbesar adalah

Kabupaten Banyuasin dengan PDRB 11,93T rupiah pada 2010, dan meningkat

tahun 2013 mencapai 16,92 T rupiah. Selain Kabupaten Banyuasin, daerah lain

yang sama-sama memiliki keunggulan di sektor pertanian adalah Kabupaten

OKI, Lahat dan OKU. Ketiganya memiliki kemiripan dalam struktur

perekonomian, dan pada umumnya sektor pertanianlah yang menjadi sektor

penting dalam menopang perekonomian regional masing-masing daerah.

Dari hasil penelitian Octavia dkk (2016) menunjukkan bahwa sub sektor

perkebunan yang berkontribusi paling besar dibandingkan sub sektor pertanian

lainnya dengan total 9,09% yang artinya hampir 10% dari PDRB Sumatera

Selatan disumbang dari sub sektor perkebunan saja. Urutan kedua adalah sub

sektor tanaman bahan makanan, diikuti sub sektor perikanan dan kehutanan.

Kontribusi terendah untuk sub sektor pertanian adalah kontribusi dari sub

sektor peternakan, dengan kontribusi total rata-rata 1,49%.

Sektor pertanian secara keseluruhan kontribusinya mencapai angka

19,57% terhadap PDRB total Sumatera Selatan. Hampir 20% dari total PDRB

Sumatera Selatan disumbang dari sektor pertanian, yang artinya sektor

pertanian masih berpengaruh tinggi terhadap perekonomian di Sumatera

Selatan, dengan sub sektor andalan dari kelomopok tanaman pangan dan

perkebunan. Dari data time series dala kurun waktu 10 tahun terakhir pada

hasil penelitian tersebut didapat bahwa sektor pertanian masih menjadi salah

satu sektor utama penunjang PDRB Sumsel dengan angka 21,79%.

Page 82: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-15

Tabel 5.8.Kontribusi Sektor dan Sub Sektor Pertanian Provinsi terhadap PDRB

Sumatera Selatan, 2015

No Sektor / Sub Sektor Kontribusi (%)1 Pertanian 21,792 Tanaman Pangan 4,663 Perkebunan 10,194 Peternakan 1,675 Kehutanan 1,706 Perikanan 3,11

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan Diolah dalam Octavia, dkk (2016)

Berdasarkan Tabel 5.8 terlihat dari angka persentase kontribusi

menunjukkan bahwa sub sektor perkebunan yang menjadi penunjang utama

PDRB di sektor pertanian untuk Provinsi Sumatera Selatan. Dengan angka

10,19% artinya hampir setengah dari kontribusi sektor pertanian Sumsel

terhadap PDRB Sumsel disumbang dari sub sektor perkebunan. Ketersediaan

lahan yang cocok untuk usaha perkebunan membuat Sumsel menjadi ladang

bagi perusahaan-perusahaan perkebunan untuk mengembangkan usaha.

Dimana pada tahun 2013 terdapat 292 perusahaan perkebunan yang ada di

Sumsel. Hal ini menyebabkan subsektor perkebunan menjadi penyumbang

kontribusi terbesar sektor pertanian Sumsel terhadap PRDB

Posisi kedua ditempati oleh sub sektor tanaman pangan dengan

kontribusi sebesar 4,66%, diikuti subsektor peternakan dengan kontribusi

sebesar 1,67%, subsektor kehutanan sebesar 1,70% dan subsektor perikanan

sebesar 3,11%. Artinya untuk tingkat kabupaten dan kota sub sektor yang

berkontribusi terbesar adalah sub sektor perkebunan dan tanaman pangan.

Kontribusi terkecil adalah berasal dari subsektor peternakan. Untuk tanaman

pangan, didominasi kontribusi dari produksi padi, diikuti jagung, kedelai dan

umbi-umbian. Pada tahun 2015 khusus untuk komoditi pangan (padi, jagung

dan kedelai) meskipun mengalami musim kemarau panjang di tahun 2015,

namun terjadi peningkatan produksi yang cukup siginifikan sebagai dampak dari

Program Upaya Khusus Paningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus

Page 83: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-16

Pajale) yang dilakukan oleh pemerintah pusat dengan dukungan pemerintah

daerah.

5.3.2. Perkembangan Harga, Perkembangan Kredit dan Suku Bunga

Perkembangan harga dari komoditas unggulan tanaman pangan dan

hortikultura di Provinsi Sumatera Selatan diperoleh dari hasil survey statistik

harga produsen di pedesaan, yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Provinsi

Sumatera Selatan. Survei ini dilakukan setiap bulan di 11 kabupaten sentra

produksi meliputi 83 wilayah kecamatan yang berada dalam wilayah 11

kabupaten tersebut. Pantauan harga juga dilakukan oleh Tim Kajian melalui

wawancara dengan produsen pada wilayah kajian. Dari kedua sumber

tersebut, menunjukkan perkembangan harga yang sama untuk masing-masing

komoditi yang menjadi unggulan pada kajian ini. Perkembangan harga masing-

masing komoditi pada wilayah-wilayah kajian secara rinci disajikan pada tabel-

tabel berikut ini.

Tabel 5.9.Perkembangan Rerata Harga Produsen Tanaman Padi pada Wilayah Kawasan

Tahun 2009-2015

Tahun Harga pada Kabupaten (Rp/Kg GKG)OKI Banyuasin Ogan Ilir OKU Timur

2010 5.283 4.841 2.683 3.2912011 5.592 4.778 - 3.0552012 6.747 5.570 2.551 3.2162013 6.315 4.352 2.232 4.2452014 6.002 4.647 - 5.2092015 4.140 4.913 - 5.1622016 4.650 4.500 3.750 4.700

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016 dan hasil survey lapangan, 2016

Perkembangan rerata harga padi dalam bentuk gabah kering giling yang

disajikan pada Tabel 5.9 menunjukkan bahwa terjadi variasi antar wilayah

kawasan. Meskipun terlihat perkembangan harga setiap tahun cenderung

berfluktuasi namun harga GKG pada wilayah OKI cenderung lebih baik

Page 84: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-17

dibanding wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan posisi tawar petani cukup baik

disamping saluran pemasarannya yang relatif pendek, dikarenakan mutu

produksi GKG dari masing-masing wilayah relatif tidak jauh berbeda.

Tabel 5.10.Perkembangan rerata harga produsen tanaman jagung dan kedelai pada

wilayah kawasan tahun 2009-2015

Tahun Harga Jagung (Pocelan) diKabupaten OKU Timur (Rp/Kg)

Harga Kedelai di KabupatenBanyuasin (Rp/Kg)

2010 2.275 4.9002011 2.707 4.9002012 2.748 4.9002013 2.914 5.5002014 2.887 4.0002015 2.726 9.0002016 2.550 2.500

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016 dan hasil survey lapangan, 2016

Pada dua komoditi pangan lainnya, yaitu jagung dan kedelai

menunjukkan perkembangan harga yang juga masih berfluktuasi. Tingkat

fluktuasi yang cenderung tidak ekstrim terlihat pada harga jagung, yang

meskipun belum stabil namun perkembangan fluktuasi harga setiap tahun tidak

terlalu berbeda signifikan. Kondisi yang relatif sama terlihat pada

perkembangan harga kedelai, yang sempai meningkat cukup tinggi di tahun

2015, kemudian menurun kembali di tahun 2016.

5.3.3. Analisis Usahatani dari Komoditi Unggulan

Analisis usahatani menunjukkan analisis perhitungan terhadap biaya

produksi yang dikeluarkan terhadap input-input produksi yang digunakan dalam

menghasilkan produksi usahatani yang diinginkan. Perhitungan biaya

menggunakan perhitungan terhadap biaya tetap dan biaya variabel yang

dikeluarkan, dalam menghasilkan produksi per satuan waktu pengusahaan.

Dari produksi yang dihasilkan dengan tingkat harga yang berlaku, diperoleh

Page 85: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-18

penerimaaan, yang setelah dikurangi biaya produksi dapat dihuting pendapatan

yang diterima petani dalam mengusahakan komoditi tersebut. Uraian analisis

usahatani masing-masing komoditi unggulan secara rinci disajikan berikut ini.

5.3.3.1. Analisis Usahatani Padi

Dari hasil survey lapangan pada wilayah-wilayah kawasan menunjukkan

bahwa rerata pendapatan yang diterima petani dari usahatani padi cenderung

tidak jauh berbeda. Perbedaan pendapatan setiap tahun lebih kepada kuantitas

usahatani yang bisa dilakukan setiap tahun. Pada lahan irigasi umumnya petani

bisa melakukan 2-3 kali musim tanam (IP 200-IP 300) setiap tahun, namun

pada wilayah pasang surut dan lebak, umumnya hanya mampu ditanam 1 kali

dalam setahun. Perbedaan ini dikarena dikarenakan pada wilayah pasang surut

dan lebak terkendala permasalahan air dan kondisi lahan yang tidak

memungkinkan untuk ditanam lebih dari 1 kali dalam setahun. Namun, pada

tahun 2015 pemerintah telah mencoba meningkatan IP di wilayah tersebut

melalui bantuan perbaikan sarana air, sistem pompanisasi dan penggunaan

bibit-bibit unggul yang sesuai wilayah. Hasil analisis usahatani komoditi padi

berdasarkan data survey pada wilayah kawasan disajikan pada Tabel 5.11

berikut ini.

Tabel 5.11.Hasil Analisis Usahatani Padi pada Wilayah Kawasan per Musim Tanam

No Jenis Perhitungan Jumlah

1 Biaya Produksi (Rp/ha/MT) 9.400.000

2 Produksi (Kg/Ha/MT) 5.500

3 Harga Jual GKG (Rp/Kg) 4.500

4 Penerimaan (Rp/ha/MT) 24.750.000

5 Pendapatan (Rp/Ha/MT) 15.350.000

Dari Tabel 5.14 dapat dijelaskan bahwa rerata setiap musim tanam

Page 86: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-19

petani harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.9.400.000 per hektar per musim

tanam untuk mendapatkan produksi rerata 5.400 GKG. Dari usaha tersebut,

petani mendapatkan pendapatan sebesar Rp.15.350.000 per musim tanam,

sehingga jika dihitung rerata, maka setiap bulan pendapatan yang diperoleh

petani sebesar Rp. 2.500.000 per bulan, jika lahan yang diusahakannya 1 Ha.

5.3.3.2. Analisis Usahatani Jagung

Dari hasil survey lapangan pada wilayah-wilayah kawasan menunjukkan

bahwa rerata pendapatan yang diterima petani dari usahatani jagung

cenderung tidak jauh berbeda. Perbedaan pendapatan setiap tahun lebih

kepada kuantitas usahatani yang bisa dilakukan setiap tahun. Umumnya

komoditi jagung ditanam petani secara bergilir dengan usahatani padi pada

lahan yang sama, untuk pengusahaan lahan dengan IP 300 maupun IP 200.

Namun demikian terdapat juga lahan jagung yang diusahakan petani secara

konsisten sepanjang tahun. Hasil analisis usahatani jagung berdasarkan data

survey pada wilayah-wilayah kawasan disajikan secara lengkap pada Tabel 5.12

berikut ini.

Tabel 5.12.Hasil Analisis Usahatani Jagung pada Wilayah Kawasan per Musim Tanam

No Jenis Perhitungan Jumlah

1 Biaya Produksi (Rp/ha/MT) 10.000.000

2 Produksi (Kg/Ha/MT) 8.500

3 Harga Jual (Rp/Kg) 2.600

4 Penerimaan (Rp/ha/MT) 22.100.000

5 Pendapatan (Rp/Ha/MT) 12.100.000

Dari Tabel 5.6 dapat dijelaskan bahwa rerata setiap musim tanam petani

harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.9.400.000 per hektar per musim tanam

Page 87: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-20

untuk mendapatkan produksi rerata 5.400 Kg. Dari usaha tersebut, petani

mendapatkan pendapatan sebesar Rp.15.350.000 per musim tanam, sehingga

jika dihitung rerata, maka setiap bulan pendapatan yang diperoleh petani

sebesar Rp. 2.500.000 per bulan, jika lahan yang diusahakannya 1 Ha.

5.3.3.3. Analisis Usahatani Kedelai

Dari hasil survey lapangan pada wilayah kawasan kedelai menunjukkan

bahwa rerata pendapatan yang diterima petani dari usahatani kedelai

cenderung berfluktuasi mengikuti harga jual yang tidak stabil. Hasil analisis

usahatani komoditi kedelai berdasarkan data survey pada wilayah kawasan

disajikan pada Tabel 5.13 berikut ini.

Tabel 5.13.Hasil Analisis Usahatani Kedelai Pada Wilayah Kawasan Per Musim Tanam

No Jenis Perhitungan Jumlah

1 Biaya Produksi (Rp/ha/MT) 6.500.000

2 Produksi (Kg/Ha/MT) 7.000

3 Harga Jual (Rp/Kg) 2.500

4 Penerimaan (Rp/ha/MT) 17.500.000

5 Pendapatan (Rp/Ha/MT) 11.000.000

Dari Tabel 5.16 dapat dijelaskan bahwa rerata setiap musim tanam

petani harus mengeluarkan biaya sebesar Rp.6.500.000 per hektar per musim

tanam untuk mendapatkan produksi rerata 7.000 Kg. Dari usaha tersebut,

petani mendapatkan pendapatan sebesar Rp.11.000.000 per musim tanam.

Aspek Kependudukan dan Sosial Budaya

Penduduk Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan proyeksi penduduk

tahun 2015 sebanyak 8.052.315 jiwa yang terdiri atas 4.092.177 jiwa penduduk

laki-laki dan 3.960.138 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan

proyeksi jumlah penduduk tahun 2014, penduduk Provinsi Sumatera Selatan

Page 88: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-21

mengalami pertumbuhan sebesar 1,40 persen. Sementara itu besarnya angka

rasio jenis kelamin tahun 2015 penduduk laki-laki terhadap penduduk

perempuan sebesar 1,03.

Kepadatan penduduk di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2015 mencapai

92,11 jiwa/km. Kepadatan Penduduk di 17 kabupaten/kota cukup beragam

dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kota Palembang dengan

kepadatan sebesar 4.345,90 jiwa/km2dan terendah di Ke Kabupaten Musi

Rawas Utara sebesar 31,32 jiwa/Km2.

Pada tahun 2015 jumlah angkatan kerja di Sumatera Selatan sebanyak

3.934.787 orang. Perkembangan jumlah angkatan kerja mengalami

peningkatan dari tahun 2014. Jika dilihat distribusi jumlah penduduk pada

masing-masing kawasan yang telah ditetapkan, maka terlihat bahwa untuk

kawasan pangan dengan, maka Kabupaten Banyuasin merupakan wilayah

dengan jumlabh penduduk tertinggi.

Tabel 5.14.Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk di Sumatera Selatan dan

pada Wilayah Kawasan yang Ditetapkan

No Provinsi/Kabupaten

Jumlah Penduduk (Jiwa) LajuPertumbuhan

Penduduk2010 2014 2015

1 Sumatera Selatan 7.481.604 7.941.495 8.052.315 1,40

2 OKU 324.917 344.932 349.787 1,41

3 OKI 729.415 776.263 787.513 1,45

4 Banyuasin 752.193 799.998 811.501 1,44

5 Ogan Ilir 382.014 403.828 409.171 1,32

6 OKU Timur 611.479 642.206 649.394 1,12

7 Palembang 1.468.007 1.558.494 1.580.517 1,41

8 Musi Rawas 357.112 378.987 384.333 1,41Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016

Page 89: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-22

Dari Tabel 5.14 terlihat bahwa dari 7 kawasan tersebut, laju

pertumbuhan penduduk tertinggi berada pada Kabupaten Ogan Komering Ilir

(OKI), dengan laju pertumbuhan penduduk pada angka 1,45, melebihi angka

pertumbuhan penduduk Sumatera Selatan. Adapun wilayah dengan

pertumbuhan penduduk terendah berada pada Kabupaten OKU Timur (1,12)

5.4. Aspek Sarana dan Prasarana Penunjang

Sarana dan prasarana yang menjadi penunjang pengembangan komoditi

pangan dan hortikultura unggulan pada wilayah-wilayah kawasan menjadi

aspek yang diperlukan dalam pengembangan. Jenis sarana dan prasarana

penunjang yang dibutuhkan tersebut meliputi sarana pengairan seperti

ketersediaan irigasi dan jenis pengairan lainnya, kondisi ketersediaan lahan,

modal, benih, pupuk dan ketersedian alsintan sebagai faktor produksi, beserta

infrastruktur seperti jaringan jalan, transportasi, dan komunikasi. Selain itu

sarana dan prasarana pasca panen, seperti mesin pengolahan hasil dan pasar

serta dukungan lembaga perguruan tinggi, litbang, dan permodalan juga

menjadi bagian dari sarana dan prasarana penunjang pengembangan komoditi

unggulan.

Pada sarana pengairan, sumberdaya air di Provinsi Sumatera Selatan

dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu sumberdaya air permukaan dan sumberdaya

air tanah. Wilayah Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah kaya

sumberdaya air, karena dialiri oleh banyak sungai. Beberapa sungai yang

relatif besar adalah Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering dan Sungai

Lematang. Persediaan air di Wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada

dasarnya sangat tergantung dari sungai-sungai utama, yakni Sungai

Musi dan anak-anak sungainya. Sebagian besar sungai-sungai bermata air

dari Bukit Barisan, kecuali Sungai Mesuji, Sungai Lalan dan Sungai Banyuasin.

Sungai yang bermata air dari Bukit Barisan dan bermuara ke Selat Bangka

adalah Sungai Musi beserta anak sungainya, seperti Sungai Ogan, Sungai

Page 90: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-23

Komering, Sungai Lematang, Sungai Kelingi, Sungai Lakitan, Sungai Rupit dan

Sungai Rawas.

Ketergantungan masyarakat yang tinggal di sepanjang pinggiran

sungai terhadap keberadaan sungai tersebut masih sangat besar terutama

dalam memenuhi kebutuhan air untuk aktivitas sehari-hari seperti minum,

memasak, mandi dan MCK serta untuk kebutuhan pengairan lahan pertanian

dan usaha perikanan yang mereka lakukan. Sungai-sungai tersebut juga

merupakan sumber air yang dialirkan melalui irigasi-irigasi yang dibangun pada

wilayah-wilayah pangan di Sumatera Selatan. Pada wilayah-wilayah yang

minim ketersediaan irigasi, sumber pengairannya rerata memanfaatkan sumber

dari air hujan.

Pada faktor ketersediaan input, rerata tidak mengalami masalah.

Kebutuhan benih selalu tersedia meskipun belum tersedia secara swasembada,

namun sudah banyak penangkar-penangkar benih untuk komoditi pangan dan

hortikultura, yang sebagian besar sudah membantu masyarakat untuk

memenuhi kebutuhan benih. Kondisi yang sama juga terjadi pada jenis input

lainnya seperti pupuk dan pestisida. Untuk sarana produksi pupuk

permasalahannya adalah terbatasnya jumlah ketersediaan pupuk subsidi,

sehingga petani harus membeli pupuk non subsidi untuk memenuhi kebutuhan

lahannya. Pembelian pupuk non subsidi tentu saja akan menambah jumlah

biaya produksi yang harus dikeluarkan karena harganya jauh lebih mahal dari

pupuk subsidi. Pada sarana Alsintan, kebutuhan petani akan Alsintan didukung

melalui Program Upsus Pajale yang mendistribusikan bantuan Alsintan pada

kabupaten/kota secara proporsional sesuai kebutuhan, seperti yang disajikan

pada Tabel 5.15.

Page 91: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-24

Tabel 5.15Bantuan Alsintan Melalui Program Upsus Tahun 2015 pada Kabupaten/Kota di

Sumatera Selatan

No KabupatenKota

HandTraktor

PompaAir

RiceTrans-plante

r

Traktor Roda

4

CombineHarveste

r

PowerTreserMultiguna

CornSeller RMU

Vertikal Dryer+ bangunan

Padi Jagung

1 OKU 27 15 3 5 8 2 5 - 1 -

2 OKI 345 30 58 8 15 5 5 2 1 -

3 Muara Enim 123 37 18 5 8 2 5 1 1 -

4 PALI 24 15 4 4 - 1 2 - - -

5 Lahat 70 21 10 1 7 3 2 - 3 -

6 Musi Rawas 135 41 18 6 15 4 10 3 3 1

7 Muratara 15 15 1 1 - 2 2 - - -

8 Muba 224 67 32 9 11 3 10 3 3 -

9 Banyuasin 355 110 60 6 15 4 15 4 6 2

10 Oku Selatan 77 23 11 4 8 1 10 - - 2

11 Oku Timur 286 70 50 5 6 5 2 1 3 -

12 Ogan Ilir 192 53 28 10 8 - 3 3 2 -

13 Empat Lawang 54 17 8 3 8 2 5 - 1 1

14 Palembang 40 32 0 1 - - - 2 - -

15 Prabumulih 9 14 2 1 - 1 - - - -

16 Pagaralam 18 19 2 2 5 1 2 - - -

17 Lubuk Linggau 34 23 1 1 7 1 2 2 1 -

Sumatera Selatan 2.028 602 306 72 121 37 80 21 25 6

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016

Pada prasarana jalan, wilayah-wilayah kawasan tanaman pangan dan

hortikultura rerata telah memiliki sarana transportasi yang memadai dari

wilayah produsen menuju wilayah konsumen. Sarana jalan yang dimiliki

masing-masing kabupaten tersebut meskipun telah tersedia semua namun

terdapat variasi kondisi lahan dari jalan dengan permukaan aspal, belum diaspal

sampai dengan kondisi jalan yang masih tanah dan rusak. Kondisi prasarana

jalan ini tersaji pada Tabel 5.16.

Page 92: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-25

Tabel 5.16.Panjang Jalan Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Permukaan Jalan

di Wilayah-Wilayah Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2015

No Kabupaten/KotaKawasan

Jenis Permukaan Jalan (Km)

Aspal TidakDiaspal Lainnya Jumlah

1 Sumatera Selatan 1.444,41 18,26 0,20 1.462,872 OKU 86,7 0,55 0,00 87,223 OKI 98,20 0,00 0,00 98,204 Banyuasin 56,50 0,00 0,00 56,505 Ogan Ilir 173,04 4,61 0,00 177,656 OKU Timur 199,15 6,60 0,00 205,757 Palembang 64,81 0,00 0,00 64,818 Musi Rawas 56,25 0,00 0,00 0,00Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2015

Dari panjang jalan yang tersedia sebagai sarana transportasi pada

masing-masing wilayah kawasan memang belum sepenuhnya berada dalam

kondisi baik. Masih terdapat jalan-jalan dengan kondisi rusak bahkan sangat

rusak, namun jumlahnya memang hanya sebagian kecil dari jalan-jalan yang

sudah berada pada kondisi baik. Tabel 5.17 menyajikan distribusi kondisi jalan

pada wilayah-wilayah kawasan.

Tabel 5.17Panjang Jalan dan Kondisi Jalan Menurut Kabupaten/Kota di Wilayah-Wilayah

Kawasan Tanaman Pangan di Provinsi Sumatera Selatan, 2015

No Kabupaten/KotaKawasan

Kondisi Jalan (Km)Baik Sedang Rusak Rusak Berat

1 Sumatera Selatan 1.254,25 160,42 18,40 29,802 OKU 70,47 16,65 0,00 0,103 OKI 72,30 13,90 4,60 7,404 Banyuasin 55,90 0,60 0,00 0,005 Ogan Ilir 139,55 29,90 4,80 3,406 OKU Timur 162,50 32,05 6,00 5,207 Palembang 61,04 3,77 0,00 0,008 Musi Rawas 52,15 4,10 0,00 0,00Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2015

Page 93: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-26

Pada sarana transportasi terlihat bahwa ketersediaan alat angkut untuk

/orang maupun barang tersebar cukup banyak dan cenderung mencukupi

kebutuhan pengangkutan dan mobilitas masyarakat. Jumlah kendaraan yang

tersedia menurut kabupate/kota yang ditetapkan sebagai wilayah kawasan

disajikan pada Tabel 5.18 berikut ini.

Tabel 5.18Jumlah Kendaraan Bermotor dan Jenis Kendaraan Menurut Kabupaten/Kota di

Wilayah-Wilayah Kawasan Tanaman Pangan di Provinsi Sumatera Selatan, 2015

No Kabupaten/KotaKawasan

Jenis KendaraanMobil

Berpenumpang Bus Truk SepedaMotor

1 Sumatera Selatan 254.784 2.022 41.024 1.009.8952 OKU 9.081 66 1.433 54.6613 OKI 7.970 46 1.759 4.8334 Banyuasin 8.704 64 2.159 71.4275 Ogan Ilir 4.777 72 815 82.6306 OKU Timur 7.872 103 1.723 67.1827 Palembang 150.693 1.139 22.802 397.7478 Musi Rawas 6.782 24 1.031 33.279Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2015

Dalam pergerakan trasnportasi khususnya pengangkutan hasil-hasil

produksi dari wilayah produsen ke wilayah konsumen dalam ruang lingkup

lokal, regional, nasional bahkan internasional, Provinsi Sumatera Selatan

khususnya melalui wilayah ibukota provinsi yaitu Kota Palembang, provinsi ini

memiliki akses jalan darat, laut dan udara. Untuk melayani transportasi ke luar

wilayah-wilayah produsen ini, Provinsi Sumatera Selatan memiliki 4 pintu

gerbang, yaitu stasiun kereta apa Kertapati, Bandara Internasional Sultan

Mahmud Badarudin II, Pelabuhan Boom Baru dan Pelabuhan Tanjung Siapi-Api,

serta terminal-terminal angkutan penumpang dan barang.

Pada sistem trasnportasi darat, wilayah Provinsi Sumatera Selatan

memiliki dua poros jalan utama, yang melayani pergerakan regional

(pergerakan lintas provinsi di Sumatera), yaitu lintas tengah dan lintas timur

Page 94: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-27

Sumatera. Kedua poros ini memegang peranan yang sangat penting bagi

pergerakan orang dan barang termasuk produksi-produksi tanaman pangan dan

hortikultura. Selain melalui trasportasi darat, akses keluar dan masuk Provinsi

Sumatera Selatan dapat melalui sistem transportasi udara, yang tidak hanya

tersedia di ibukota provinsi namun kini juga telah tersedia di beberapa

kabupaten/kota, seperti di Kota Lubuk Linggau dan Pagar Alam. Trasnportasi

air juga menjadi pilihyan berikutnya, yaitu melalui pelabuhan boom baru dan

pelabuhan tanjung siapi-api yang sekarang semakin disempurnakan fasilitasnya

menuju pelabuhan internasional.

Prasarana dan sarana penunjang berikutnya adalah listrik. Secara umum

seluruh wilayah kawasan tanaman pangan dan hortikultura ini telah dilalui

fasilitas listrik yang dilayani oleh PT PLN (Persero). Prasarana ketenagalistrikan

PLN yang dimiliki Provinsi Sumatera Selatan adalah :

- 4 unit PLTU batubara, dengan kapasitas terpasang 260,0 MW.

- 2 unit PLTU (gas, HSD dan residu) dengan kapasitas terpasang 25,0 MW

- 8 unit PLTG , dengan kapasitas terpasang 207,7 MW

- 4 unit PLTD besar, dengan kapasitas terpasang 37,9 MW

- 47 unit PLTD isolated

- Jaringan Tegangan Menengah (JTM) yang telah dibanguna sepanjang

6.907,00 KMS

- Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 7.231,00 KMS.

Selain listrik PLN, banyak perusahaan besar di Provinsi Sumatera Selatan

memiliki tenaga pembangkit listrik sendiri untuk kepentingan perusahaannya,

seperti PT Pusri, PT Pertamina, PT TEL, dan PT PN Nusantara dengan total

kapasitas terpasang 433,37 KVA. Untuk kebutuhan listrik di Provinsi Sumatera

Selatan sendiri sebenarnya telah terpenuhi oleh energi yang diproduksi oleh

pembangkit yang ada di wilayah ini, namun karena energi ini di interkoneksikan

(pemakaian bersama), sehingga terkadang terjadi pemadaman yang tidak bisa

dihindarkan.

Page 95: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-28

Pada prasarana telekomunikasi yang mayoritas dikelola oleh PT Telkom

wilayah kerja Sumatera Bagian Selatan. Pelayan telekomunikasi ini dikelola

oleh beberapa Kandatel di beberapa kabupaten/kota. Seiring dengan

perkembangan teknologi komunikasi, maka saat ini pengelola telekomunikasi

tidak hanya dimonopoli oleh PT Telkom lagi, beberapa perusahaan swasta telah

berpartisipasi menyediakan layanan ini khususnya pada pelayanan

telekomunikasi seluler. Kondisi ini juga telah terdistribusi menyebar ke seluruh

kabupaten/kota sehingga sangat membantu proses komunikasi pelaku-pelaku

usaha agribisnis tanaman pangan dan hortikutura.

Saat ini sudah banyak petani dan kelompoknya yang memanfaatkan

sarana komunikasi untuk membantu mereka dalam mendapat informasi pasar

dan informasi kebutuhan sarana produksi. Selain itu, sarana komunikasi

melalui peralatan telepon seluler (HP) sudah banyak digunakan petani untuk

berkomunikasi antar petani atau antar kelompok tani. Selain berbagi info

mereka juga sudah mulai memanfaatkannya untuk perluasan usaha dengan

cara berkomunikasi dengan piha-pihak lain yang terkait dengan pengembangan

usahatani yang mereka lakukan.

Pada sarana permodalan, lembaga pendukungnya adalah lembaga

perbankan dan lembaga permodalan non formal lainnya. Jumlah perbankan di

Sumatera Selatan pada tahun 2014 dibagi menjadi tiga, yaitu Bank Umum

Pemerintah, Bank Umum Swasta Nasional dan BPR. Jumlah Bank yang paling

banyak di Provinsi Sumatera Selatan adalah bank yang merupakan bank

pemerintahan dan pembangunan daerah, sementara BPR jumlahnya sangat

terbatas. Pada kelompok bank swasta, jumlahnya juga cukup banyak yang

terdiri dari kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor pusat dan wilayah,

kantor kas, kas mobil dan loket pelayanan. Sebaran jumlah bank pemerintah,

swasta nasional dankelompok BPR yang tersedia di Sumatera Selatan tersaji

secara rinci pada Tabel 5.19.

Page 96: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-29

Tabel 5.19Jumlah Bank Pemerintah, Bank Pembangunan Daerah, Bank Swasta, dan Bank

BPR di Provinsi Sumatera Selatan (unit), Tahun 2014

No Jenis Bank Jumlah (Unit)

1 Bank Umum Pemerintah dan Bank PembangunanDaerah

1. Kantor Cabang 372. Kantor Cabang Pembantu 2433. Kantor Pusat dan Wilayah 44. Kantor Kas 745. Kas Mobil 56. Loket Pelayanan 21

2 Bank Umum Swasta Nasional1. Kantor Pusat dan Wilayah 42. Kantor Cabang 573. Kantor Cabang Pembantu 2334. Loket Pelayanan -5. Kantor Kas 116. Kas Mobil 1

3 BPR1. Kantor Pusat dan Wilayah 202. Kantor Cabang 103. Kantor Cabang Pembantu -4. Kantor Kas 9

Sumber : Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VII

Koperasi juga menjadi lembaga pendukung bagi pengembangan usahatani

petani. Jumlah koperasi di Sumatera Selatan pada tahun 2014 mencapai

5.970 unit atau meningkat sebesar 14,26 persen dibanding tahun

sebelumnya. Koperasi tersebut tersebar di seluruh kabupaten/kota yang ada di

Provinsi Sumatera Selatan dengan besaran yang bervariasi, dengan jumlah

terbanyak berada di Kota Palembang (1.054 unit), disusul Kabupaten Musi

Rawas (1.029 unit) dan Kabupaten Muara Enim (530 unit) di posisi 2 dan 3.

Jumlah koperasi dengan jumlah unit terkecil adalah koperasi yang berada di

bawah kelola Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 2014 jumlah anggota

koperasi di Sumatera Selatan mencapai 811.860 orang, sedangkan besarnya

Page 97: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-30

volume usaha mencapai 2,69 triliun rupiah. Sebaran jumlah koperasi berikut

jumlah anggotanya disajikan secara rinci pada Tabel 5.20.

Tabel 5.20.Jumlah Koperasi dan Anggota Koperasi Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Sumatera Selatan, 2014

No Kabupaten / Kota Jumlah Koperasi (Unit)

1 Ogan Komering Ulu 347

2 Ogan Komering Ilir 350

3 Muara Enim 530

4 Lahat 395

5 Musi Rawas 1.029

6 Musi Banyuasin 261

7 Banyuasin 350

8 OKU Selatan 189

9 OKU Timur 408

10 Ogan Ilir 197

11 Empat Lawang 125

12 Palembang 1.054

13 Prabumulih 155

14 Pagar Alam 110

15 Lubuk Linggau 193

16 Provinsi Sumsel 97

Jumlah 5.790

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2015

5.5. Aspek Pengolahan, Perdagangan dan Konsumsi Hasil Pertanian

Perkembangan dan perimbangan produksi dan konsumsi yang

penggunaanya untuk pemenuhan dalam wilayah pada bagian ini disajikan

terbatas pada perimbangan komoditi pangan uatama saja, yaitu padi (beras).

Page 98: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-31

Tabel 5.21.Perkembangan dan Perimbangan Produksi dan Konsumsi Beras Masyarakat

di Sumatera Selatan

TahunProduksi (Ton) Jumlah

Penduduk(Org)

KebutuhanKonsumsi

Sumsel (Ton)Surplus (Ton)

GKG Beras

2007 2.753.044 1.727.259 7.019.964 723.057 1.004.202

2008 2.971.286 1.864.184 7.121.790 754.981 1.109.203

2009 3.125.236 1.960.773 7.222.635 765.672 1.195.101

2010 3.272.451 2.053.135 7.450.394 759.941 1.293.194

2011 3.384.670 2.123.541 7,593.425 774.529 1.349.012

2012 3.295.246 2.067.437 7.701.528 785.556 1.281.881

2013 3.676.723 2.306.776 7.810.890* 796.711 1.510.065

ARAM II 3.497.917 2.194.593 7.921.805* 808.025 1.386.568

ASEM 3.669.587 2.302.298 7.921.805* 808.025 1.494.273

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi SumateraSelatan, 2015

5.6. Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan yang menunjang pengembangan komoditi pangan

dan hortikultura di Provinsi Sumatera Selatan terbagi menjadi kelembagaan

yang berada di tingkat petani dan terlibat langsung maupun kelembagaan yang

berada pada kelompok eksternal petani. Pada kelembagaan di tingkat petani,

ketersediaan kelompok tani, Gapoktan dan Koperasi menjadi aspek

kelembagaan yang sangat penting.

Pada kelembagaan di tingkat petani, pendataan yang dilakukan oleh

Kementerian Pertanian RI bekerjasama dengan Dinas Pertanian Tanaman

Page 99: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-32

Pangan dan Hortikutura Provinsi Sumatera Selatan mencatat bahwa sampai

dengan tahun 2015 tercatat jumlah kelompok tani di Sumatera Selatan sebayak

16.759 kelompok tani. Data ketersediaan kelembagaan di tingkat petani

disajikan pada Tabel 5.22 berikut ini.

Tabel 5.22.Jumlah kelompok tani dan Gapoktan di Provinsi Sumatera Selatan, 2013-2014

No Jenis Lembaga Tahun 2013 Tahun 2014Jumlah

KelompokJumlahAnggota(Orang)

JumlahKelompok

JumlahAnggota(Orang)

1 Kelompok Tani (Poktan) 16.759 18.771 1.711 307.6132 Gabungan Kelompok Tani

(Gapoktan)1.415 242.376 1.415 242.376

Sumber : Kemeterian Pertanian RI, 2014

Dari Tabel 5.22 menunjukkan bahwa untuk kelompok tani jumlahnya

semakin berkurang namun anggotanya semakin meningkat. Hal ini

dikarenakan masih banyak terdapat kelompok tani yang tidak aktif sehingga

melebur ke dalam kelompok-kelompok tani yang aktif atau masuk dalam dalam

Gapoktan saja.

Pada kelembagaan di tingkat pemerintahaan, terdapat SKPD terkait di

bidang pertanian yang menjadi perpanjang tangan pemerintah di tingkat

provinsi maupun kabupaten. Pada tingkat provinsi terdapat Dinas Pertanian

Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, begitu juga pada

tingkat kabupaten/kota. Semua wilayah kawasan memiliki SKPD ini sebagai

perpanjangan tangan pemerintah dalam mengembangkan komoditi pangan dan

hortikulturan dari hulu sampai dengan hilir. Dalam operasionalnya tentu saja

SKPD ini harus bekerjasama dengan SKPD lain seperti Dinas Perindustrian dan

Perdagangan dan Badan Ketahanan Pangan pada sektor hilirnya. Disamping

itu, kerjasama juga harus dilakukan dengan pihak-pihak swasta, khususnya

pada kelompok yang mengusahakan sarana-sarana produksi untuk kebutuhan

petani.

Page 100: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-33

5.7. Aspek Sumber Daya Manusia

Dalam rangka pengembangan masing-masing kawasan, baik pangan

maupun hortikultura, maka diperlukan dukungan aspek sumberdaya manusia

yang terlibat dalam usaha pengembangan tersebut. Sumberdaya yang memiliki

peran langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan wilayah kawasan

tersebut meliputi SDM pelaku usahatani tanaman pangan dan hortikultura, SDM

yang menangani pelayanan pertanian serta kuantitas dan kualitasnya seperti

pegawai tanaman pangan dan hortikultura, penyuluh, pendamping, dll.

Rumah tangga usaha pertanian pada wilayah-wilayah kawasan di

Sumatera Selatan berbdasarkan hasil Sensus Pertanian tahun 2013

menunjukkan bahwa sebagian besar terjadi penurunan jumlah rumah tangga

usaha pertanian. Namun demikian pada beberapa wilayah pangan masih

terlihat peningkatan jumlah rumah tangga usaha pertanian. Informasi kondisi

perkembangan jumlah rumah tangga ini, secara rinci tersaji pada Tabel 5.23.

Tabel 5.23.Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Pertumbuhannya pada Wilayah-

Wilayah Kawasan di Provinsi Sumatera Selatan

Kabupaten/Kota

Rumah Tangga UsahaPertanian Pertumbuhan

2003 2013 Absolut %

OKU 40.411 39.610 -801 -1,98

OKI 114.749 123.132 8.383 7,31

Musi Rawas 94.312 88.555 -5.757 -6,10

Banyuasin 119.734 114.738 -4.996 -4,17

OKU Timur 114.420 120.209 5.789 5,06

Ogan Ilir 52.028 51.445 -583 -1,12

Palembang 28.322 10.768 -17.554 -61,98

Sumber : Sensus Pertanian 2013, BPS Provinsi Sumatera Selatan

Page 101: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-34

Pengelompokkan rumah tangga usaha pertanian berdasarkan golongan

luas lahan yang dikuasai menunjukkan bahwa kelompok terbesar jumlah berada

pada kelompok golongan luas lahan 10.000 M2 – 19.999 M2 atau berada pada

kelompok kepemilikan luas lahan 1-2 Hektar. Namu demikian, masih banyak

juga terdapat kelompok rumah tangga usaha pertanian yang masih berada

pada kategori petani Gurem, dikarenakan hanya mengusahkan lahan kurang

dari 0,5 Hektar. Sebaran data lengkap tersaji pada Tabel 5.24.

Tabel 5.24.Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian di Provinsi Sumatera Selatan Menurut

Golongan Luas Lahan yang Dikuasai

Gol Luas Lahan(M²)

Rumah Tangga Usaha Pertanian Pertumbuhan

2003 2013 Absolut %

< 1.000 105,340 27.648 -77.692 -73,75

1.000 – 1.999 32,973 15.548 -17.425 -52,85

2.000 – 4.999 102,244 76.232 -26.012 -25,44

5.000 – 9.999 139,119 139.976 857 0,62

10.000 – 19.999 263,604 322.061 58.457 22,18

20.000 – 29.999 190,613 195.932 5.319 2,79

≥ 30.000 137,565 181.327 43.762 31,81

JUMLAH 971,458 958.724 -12.734 -1,31

Sumber : Sensus Pertanian 2013, BPS Provinsi Sumatera Selatan

Pengelompokkan berikutnya adalah pembagian petani tanaman pangan

dan hortikultura berdasarkan jenis kelamin. Tabel 5.25 menunjukkan bahwa

jumlah petani laki-laki di sub sektor pangan maupun hortikultura didominasi

petani berjenis kelamin laki-laki. Hal ini dikarenakan memang pekerjaan yang

dilakukan pada kegiatan usahatani khususnya on farm lebih banyak

memerlukan kemampuan fisik, sehingga laki-laki memang lebih pas. Namun

Page 102: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-35

demikian, peranan wanita dalam usahatani ini cukup besar, terutama pada

aktifitas-aktifias ringan seperti pemanenan dan penanaman.

Tabel 5.25.Jumlah Petani Sektor Pertanian dan Sub Sektor Tanaman Pangan dan

Hortikultura di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2013

Sektor/Sub Sektor Laki-Laki Perempuan Jumlah

Absolut % Absolut % Absolut %

Pertanian 950.811 78,89 254.454 21,11 1.205.265 100

Tanaman Pangan 387.470 78,91 103.571 21,09 491.041 100

Hortikultura 145.680 79,43 37.723 20.57 183.403 100

Sumber : Sensus Pertanian 2013, BPS Provinsi Sumatera Selatan

Pada agro industrinya, terlihat bahwa terdapat juga rumah tangga usaha

pertanian yang melakukan pengolah hasil pertanian tanaman pangan dan

hortikulturanya. Jenis olahan yang dibuat bervariasi, namun mengarah kepada

produk pangan yang siap konsumsi, seperti keripik, sirup, penganan meja, dan

sebagainya. Selain itu juga terdapat rumah tangga yang mengolah dalam

bentuk setengah jadi seperti tepung tapioka, tepung beras maupun tepung

jagung. Rumah tangga yang melakukan usaha olahan pangan dan hortikultura

ini tersebar pada wilayah-wilayah kawasan, dengan wilayah kawasan yang

memiliki jumlah rumah tangga pengolah terbanyak adalah Kabupaten

Banyuasin (124.551 RT). Selanjutnya adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir

dan Kabupaten Musi Rawas. Jika dikomparasi antara jumlah rumah tangga yang

mengolah tanaman pangan dengan hortiktultura, maka terlihat bahwa rumah

tangga yang mengolah tanaman pangan berjumlah lebih banyak daripada

rumah tangga yang mengolah tanaman hortikultura. Distribusi kelompok

rumah tangga petani yang melakukan aktifitas pengolahan tersebut secara rinci

disajikan pada Tabel 5.26.

Page 103: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-36

Tabel 5.26Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian dan Rumah Tangga Usahatani

Tanaman Pangan dan Hortikultura yang Melakukan Pengolahan Hasil PertanianPada Wilayah-Wilayah Kawasan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2013

Kabupaten/Kota RT UsahaPertanian

Rumah Tangga Usaha Pertanian SubSektor (RT)

Tanaman Pangan Hortikultura

OKU 47.035 3.454 155

OKI 119.187 33.279 7.633

Musi Rawas 101.114 12.239 1.288

Banyuasin 124.551 73.510 1.440

OKU Timur 99.405 42.815 1.125

Ogan Ilir 43.079 19.801 1.059

Palembang 10.804 3.763 263

Sumber : Sensus Pertanian 2013, BPS Provinsi Sumatera Selatan

Kondisi SDM pada kelompok penanganan pelayanan pertanian

khususnya pada kegiatan penyuluhan pada wilayah-wilayah kawasan

menunjukkan bahwa meskipun belum ideal rasio antara jumlah petani yang

memerlukan pelayanan dengan jumlah SDM yang melayani namun telah cukup

banyak jumlah SDM nya. Kelompok SDM dengan profesi PPL tersebut

terkategori dengan status PPL PNS, PPL THL dan PPL swadaya, dengan jumlah

terbanyak pada kelompok PPL dengan status PNS. PPL tersebut wilayah

kerjanya terdistribusi pada desa-desa yang ada di kabupaten/kota yang ada di

Sumatera Selatan, di bawah kelembagaan masing-masing SKPD terkait. Selain

itu, keberadaan PPL swadaya merupakan SDM pendukung dan membantu

mengatasi kekurangan tenaga PPL pada setiap desa. Jumlah dan sebaran SDM

PPL tersebut pada wilayah kawasan secara lengkap disajikan pada Tabel 5.33

berikut ini.

Page 104: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-37

Tabel 5.27.Jumlah SDM yang Menangani Pelayanan Pertanian pada Wilayah-Wilayah

Kawasan di Sumatera Selatan Tahun 2015

Kabupaten/Kota Kategori PPL (Orang)

PPL PNS THL/TB Swadaya Jumlah

OKU 66 28 - 94

OKI 127 58 - 185

Musi Rawas 141 53 84 278

Banyuasin 157 71 - 228

OKU Timur 88 49 32 169

Ogan Ilir 42 60 - 102

Palembang 33 17 - 50

Sumber : Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumberdaya Manusia,Kemeterian Pertanian, 2015

5.8. Aspek Teknis dan Gangguan Produksi

Dalam pengusahaan tanaman pangan dan hortikultura di Sumatera

Selatan, masih terdapat aspek-aspek yang tergolong dapat mengganggu

produksi. Jenis gangguan tersebut meliputi gangguan produksi yang bersumber

dari bencana alam, serangan OPT, banjir, kekeringan dan termasuk kerawanan

konflik, gangguan kemanan, dan sengketa lahan.

Pada komoditi pangan khususnya padi, Sumatera Selatan menargetkan

produksi Gabah Kering Giling (GKG) padi tahun 2016 sebesar 4,7 juta ton

dengan target tanam di lahan seluas 1.071.000 hektar. Jumlah tersebut

meningkat sebesar 500.000 ton dari produksi tahun lalu berdasarkan Angka

Sementara (ASEM) tahun 2015 yang berada pada angka 4,2 juta ton di atas

luas lahan tanam 894.220 hektar. Gangguan produksi yang terjadi selama

musim hujan yaitu pada bulan Januari dan Februari adalah banjir yang

Page 105: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-38

disebabkan meluapnya berbgai sungai besar yang ada di Sumatera Selatan.

Banjir biasanya mengganggu kegiatan budidaya padi di Kabupaten Ogan

Komering Ilir (OKI), Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Muara Enim, Lahat, Musi

Rawas, Musi Rawas Utara (Muratara) dan PALI. Sebagai gambaran luas

gangguan banjir yang terjadi selama priode musim hujan 2016 untuk tujuh

kabupaten tersebut mencapai 2.722 hektar dan yang terluas terjadi di

Kabupaten Muratara yakni 1.484 hektar dengan puso seluas 268 hektar.

Ancaman banjir selalu terjadi di Sumatera Selatan dan sifatnya fluktuatif untuk

ketinggian, lama dan tempatnya.

Kendala yang dihadapi dalam budidaya padi di Sumatera Selatan selain

banjir juga kekeringan saat musim kemarau. Daerah yang sering mengalami

gangguan kekeringan adalah lebak dangkal dan juga areal persawahan rawa

pasang surut tipe B dan C, serta daerah persawahan yang berada di ujung

jaringan irigasi. Areal persawahan di Sumsel yang sering mengalami

kekeringan adalah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Komering UIu

(OKU), Musi Rawas (Mura) dan Banyuasin. Luas daerah persawahan yang

terkena dampak kekeringan dapat mencapai 20.000 hektar sehingga dapat

menurunkan produktivitas persawahan. Kekeringan biasanya terjadi pada

akhir musim kemarau sehingga luapan air rawa sangat terbatas, dan juga

akibat suplai air irigasi yang sangat terbatas sampai pada daerah hilir irigasi.

Bencana kekeringan juga bergantung dari lama musim kemarau dan juga

jumlah curah hujan yang ada. Saat El nino pada tahun 2015 kemarin maka

dampak kekeringan di areal persawahan Sumsel mengakibatkan terjadinya

fuso, dan sifat gangguan kekeringan tentu sangat bergantung dari kondisi iklim

yang mana ancaman akan menurun saat Sumsel dengan kondisi La Nina.

Selain bencana alam, maka jenis gangguan produksi lainnya adalah

berasal dai gangguan hama dan penyakit tanaman. Jenis hama yang paling

dominan menyerang padi di Sumsel adalah tikus. Serangan tikus banyak terjadi

pada pertengahan sampai akhir musim tanam (MT) 1. Daerah persawahan

padi yang banyak diserang tikus adalah daerah pasang surut di

Page 106: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-39

Kabupaten OKI dan Banyuasin. Serangan tikus juga bersifat sporadic yang

dapat saja terjadi di berbagai tipologi lahan dan juga musim. Oleh sebab itu,

ancaman tikus selalu menjadi prioritas utama yang dipersiapkan untuk

pengendaliannnya. Hama lain yang penting adalah wereng, dan umumnya

dalam dua tahun terakhir banyak menyerang padi di daerah pasang surut

terutama di Kabupaten Banyuasin. Pada tahun 2016 ini, terjadi serangan

wereng di Kecamatan Pulau Rimau sampai ribuan hektar yang tentunya dapat

mengganggu hasil padi.

Hama Sundep selain menyerang padi di lahan sawah irigasi dan pasang

surut ternyata juga telah menyerang sawah tadah hujan di Martapura

(Kabupaten OKU Timur), dan hama ini biasanya menyerang tanaman padi yang

baru berusia sekitar dua minggu sehingga akan membuat batang padi

menguning dan kering. Kalaupun bertahan hidup nantinya saat panen buah

padinya akan kosong atau tidak berisi. Serangan hama keong mas akan

merusak tanaman padi yang baru ditanam beberapa hari. Keong mas juga

menyerang ratusan hektar tanaman padi milik petani Desa Rantau Bayur

Kecamatan Rantau Bayur (Musi Banyuasin) sehingga banyak padi yang gagal

panen. Ulat Grayak juga telah menyerang padi secara signifikan di Kota Pagar

Alam yang mencakup wilayah Karang Anyar dan Muara Sindang Kecamatan

Dempo Selatan. Serangan hama ulat yang menyerang persawahan

menyebabkan petani mengalami gagal panen, dan biasanya waktu serangan

terjadi sekitar 15 hari sebelum panen.

Penyakit tungro merupakan salah satu penyakit penting tanaman padi

karena memiliki potensi menyebabkan kerusakan yang tinggi. Di Indonesia

penyakit tungro dilaporkan telah menyebar hampir di seluruh sentra produksi

padi dan serangannya terluas dibanding serangan penyakit lain. Tungro

disebabkan oleh dua jenis virus yang berbeda yaitu virus bentuk batang Rice

tungro bacilliform virus (RTBV) dan virus bentuk bulat Rice Tungro Spherical

Virus (RTSV.) Infeksi penyakit Tungro pada tanaman padi dapat terjadi sejak

tanaman di persemaian. Pada daerah pertanaman padi yang serentak

Page 107: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-40

infeksi penyakit tungro sebagian besar mulai terjadi setelah tanam. Kehilangan

hasil padi akibat serangan tungro sangat bervariasi, tergantung pada umur

tanaman dan intensitas serangan. Semakin muda stadia tanaman terinfeksi,

semakin besar kehilangan hasilnya. Kisaran kehilangan hasil pada stadia yang

terinfeksi 2–12 minggu setelah tanam (mst) antara 90–20%. Pada intensitas

serangan ringan kehilangan hasil diperkirakan mencapai 15%, intensitas

serangan sedang mengakibatkan kehilangan hasil lebih kurang 35%, dan

intensitas serangan berat mengakibatkan kehilangan hasil lebih kurang 60%.

Pada tiga tahun yang lalu telah terjadi serangan hama tungro dan leher patah

lalu di Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, Kabupaten Lahat. Hal yang sama juga

terjadi saat MT 1 di lahan persawahan padi di berbagai kecamatan di

Kabupaten Banyuasin. Pada tahun 2016 ini ditemukan serangan Tunggro di

Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas dengan skala yang relatif luas.

Penyakit yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri yang banyak

mengancam padi di persawahan Sumatera Selatan adalah Blast (patah leher)

dan juga hawar daun (kresek), dan areal serangannya dalam satu tahun

terakhir mencapai areal lebih dari 1.300 hektar sehingga banyak petani merugi.

Wilayah yang ditanami oleh varietas padi tertentu ternyata sangat peka kepada

blast sehingga serangan tersebut banyak dijumpai di berbagai kabupaten sentra

padi di Sumatera Selatan.

Pada komoditi jagung, kendala dalam budidaya jagung yang

menyebabkan rendahnya produktivitas jagung antara lain adalah serangan

hama dan penyakit. Hama yang sering dijumpai menyerang tanaman jagung di

Sumatera Selatan adalah ulat penggerek batang jagung, kutu daun, ulat daun,

ulat penggerek tongkol, ulat grayak, lalat bibit, ulat tanah. Sedangkan Bulai,

Karat, penyakit gosong, penyakit busuk tongkol adalah penyakit yang sering

muncul di tanaman jagung dan dapat menurunkan produksi jagung.

Petani Jagung di wilayah Bungamayang, Kabupaten OKU Timur pada

tahun 2016 kembali diresahkan oleh serangan hama tikus. Sebelumnya, para

petani diresahkan oleh serangan hama babi dan monyet yang

Page 108: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-41

menghabiskan tanaman jagung mereka. Kondisi yang sama sering terjadi pada

areal jagung di Kecamatan Air Sugihan (OKI) dimana serangan tikus terhadap

jagung hampir terjadi setiap tahun dalam lima tahun terakhir ini.

Penyakit penting tanaman jagung adalah Hawar Daun (Helmithosporium

turcicum), busuk Pelepah (Rhizoctonia solani), penyakit Bulai

(Peronosclerospora maydis), busuk tongkol Fusarium, busuk tongkol Diplodia,

busuk batang, karat daun (Puccinia polysora) dan bercak daun (Bipolaris

maydis Syn.). Wilayah yang banyak mendapatkan serangan penyakit bulai dan

busuk tongkol adalah Kabupaten OKU Timur, Ogan Ilir, Musi Banyuasin,

Banyuasin, dan Kota Lubuk Linggau yang biasanya terjadi antara Musim

Tanam 1 dan Musim Tanam 2.

Pada tanaman kedelai, gangguan produksi yang sering dialami adalah

serangan hama, yang terjadi sejak tanaman mulai tumbuh hingga panen.

Besarnya kehilangan hasil tanaman karena serangan hama ditentukan oleh

berbagai faktor antara lain tinggi rendahnya populasi hama, fase pertumbuhan

tanaman, bagian tanaman yang dirusak, dan ketahanan varietas. Serangan

hama untuk kedelai di Sumsel memang belum banyak dilaporkan sebagai akibat

areal pertanaman yang belum sangat luas. Hama penting untuk kedelai adalah

lalat kacang (Ophiomyia phaseoli), kumbang daun kedelai (Phaedonia inclusa),

kutu kebul (Bemisia tabaci), kutu daun (Aphis glycines), ulat grayak

(Spodoptera litura), ulat jengkal (Chrysodeixis chalcite), ulat buah (Helicoverpa

armigera), penggerek polong (Etiella zinckenella dan E. hobsoni dan kepik

hijau. Lokasi budidaya kedelai di Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Lahat

sudah ada serangan dengan intensitas kecil dari ulat jengkal.

Anggapan petani bahwa budidaya kedelai sensitif dengan penyakit

terkadang ada benarnya sebab penyakit penting yang banyak menyerang

kedelai adalah penyakit Karat Daun, Bakteri Pustul, Bercak Kuning, Rebah

Kecambah, Busuk Daun/Polong, Antraknose, Hawar Batang, Bercak Biji Ungu.

Sedangkan yang disebabkan oleh Virus meliputi: Soybean Stunt Virus (SSV),

Soybean Mosaic Virus (SMV), Cowpea Mild Mottle Virus (CMMV), Peanut

Page 109: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-42

Stripe Virus (PStV) dan Bean Yellow Mosaic Virus (BYMV). Kerugian petani

akibat penyakit-penyakit tersebut belum banyak dilaporkan di Sumsel.

Walaupun demikian, kesiapan dan antisipasi pengendalian sangat perlu

dilakukan.

Persoalan lain yang tidak spesifik komoditi adalah persoalan yang terkait

sengketa lahan pangan. Persoalan sengkketa lahan pangan di Sumsel banyak

disebabkan adanya perbedaan penetapatan tapal batas lahan petani dengan

perkebunan kelapa sawit, HTI dan kawasan hutan. Perbedaan persepsi tentang

aturan peraturan adat juga menjadi kendala dalam pengembangan kawasan

pertanian tanaman pangan sehingga berbagai pihak menjadi status qua dalam

pengelolaan lahan. Persoalan sengketa lahan banyak dijumpai di Kabupaten

Banyuasin, OKI, Ogan Ilir, dan MUBA. Sisi lain dari dampak sengketa lahan

adalah terjadinya lahan tidur yang berakibat terhadap kebakaran lahan pada

musim kemarau.

5.9. Aspek Kebijakan

Pengembangan kawasan ini dilakukan berlandaskan dasar yang formal

dari pusat hingga kabupaten/kota terkait agribisnis (Keputusan Gubernur,

Bupati, Peraturan Daerah Terkait Pengembangan Kawasan) dan lain-lain. Dasar

hukum dari pengembangan kawasan ini adalah

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman

(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 3478);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah

juncto Undang-Undang Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara

Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);

3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (Lembaran Negara Tahun 2006

Page 110: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-43

Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4660);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun

2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4725);

6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2008 Tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844)

7. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura

8. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Tahun 2013 Nomor 131,

Tambahan Lembaran Negara Nomor 5433);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007

Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 4833);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2010 tentang Usaha Budidaya

Tanaman (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 24, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 5106);

12. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas

Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan

dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;

13. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/ OT.140/ 9/2009

tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian;

Page 111: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-44

14. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50/Permentan/ OT.140/ 8/2012

tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian;

15. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 03/Kpts/ PD.120

/1/ 2015 tentang Penetapan Kawasan Padi, Jagung, Kedelai dan Ubi Kayu

Nasional;

16. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesi Nomor :

45/Kpts/PD.200/1/2015 tentang Penetapan Kawasan Kawasan Cabai,

Bawang Merah dan Jeruk Nasional.

17. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia 2011-2025 sebagaimana tela diubah dengan

Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2014;

18. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang

Pembentuka Menteri Kabinet Kerja Kementerian dan

Pengangkatan Periode 2014-2019;

19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41 /Permentan/ OT.140/9/

2009 tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian;

20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor61/Permentan/OT.140/10/2010

tentang Organisasi dan Tata Kerja

21. Peraturan Menteri Pertanian50/Permentan/OT.140/8/~012 tentang

Pengembangan Kawasan Pertanian;

Isu dan Kebijakan Terkait

Isu dan kebijakan terkait dalam pengembangan kawasan tanaman

pangan di Provinsi Sumatera Selatan, meliputi :

Pemerintah masih mempersiapkan pembentukan Badan Pangan Nasional

(BPN) sesuai dengan UU Pangan No.18 Tahun 2012. Bulan Januari 2016

diperkirakan telah dibentuk BPN yang merupakan gabungan dari Bulog dan

Badan Ketahanan Pangan (BKP). Peran Bulog akan diperbesar karena

Page 112: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-45

memiliki aset yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pangan nasional

dimana sejumlah gudang Bulog diubah fungsi sehingga dapat menyimpan

produk pangan selain beras. Selain itu Bulog juga membutuhkan cold

storage untuk menyimpan daging sapi, bawang, jagung,cabai, kedelai,

tomat dan pangan lainnya.

Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis Kementerian BUMN menyiapkan 5

strategi untuk memperkuat perum Bulog meningkatkan cadangan beras

nasional, yaitu: (1)membuka lahan baru seperti Merauke Industrial Food

Estate, (2)modernisasi penambahan sarana penyimpanan yang akan

ditingkatkan dari hanya 3,9 juta ton atau 6-7 % menjadi 15%,

(3)menyerap hasil panen, (4)pengembangan jalur distribusi pangan, dan

(5) penguatan fungsi Bulog.

Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (SPK)

Kementerian Perdagangan mengatakan pedagang harus memperhatikan

kebenaran label bahasa Indonesia dengan barang jualannya meliputi jenis

dan kualitas beras, berat dan tingkat kepecahannya. Dirjen SPK juga

mengajakkementerian dan lembaga non kementerian (seperti Otoritas

Kompeten Keamanan Pangan Kementerian Pertanian dan dinas terkait)

untuk mengawasi peredaran dan jaminan keamanan beras.

Penyaluran Raskin tahun 2015 ditambah menjadi 14 kali dengan Rumah

Tangga Sasaran Penerima raskin tetap. Penyaluran raskin hingga Oktober

2015 telah dilaksanakan Bulog Subdivre Subang sebanyak 13 kali

sedangkan penyaluran ke 14 akan dilaksanakan November-Desember.

Penyaluran raskin tambahan mengacu pada Keputusan Kementerian Sosial

dalam upaya membantu wargatidak mampu akibat kekeringan dan

tingginya harga beras di pasaran.

Bulog tetap melakukan pembelian gabah dan berasmelalui mekanisme

pembelian berdasarkan HPP dan non HPP. Saat ini total penyerapan Bulog

sebesar 2,6 juta ton dengan 700 ribu ton diantaranya adalah beras

komersial. Menurut Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA), bahwa

Page 113: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-46

saat ini Bulog lebih mengandalkan penyerapan beras non HPP karena HPP

dianggap terlalu rendah dan tidak ada kenaikan yang signifikan dalam 3

tahun

5.10. Aspek Pertanian

Sumatera Selatan mempunyai 13 kabupaten dan 4 Kota dengan luas areal

administratif seluas 91.592,43 Km2 atau sekitar 9,159 juta hektar, dengan

tipologi lahan pertanian yaitu lahan basah dan lahan kering. Untuk lahan basah

meliputi rawa lebak dan rawa pasang surut. Sementara, lahan kering

membentang dari lahan dataran tinggi, dataran sedang dan dataran rendah.

Tersedianya potensi lahan yang cukup merupakan salah satu keuntungan dari

upaya yang akan ditempuh dalam mewujudkan sasaran peningkatan pangan di

Sumatera Selatan. Sasaran pengembangan dan pembukaan sawah baru secara

intensif di Sumsel telah dilaksanakan lebih dari 15 tahun yang mencakup semua

jenis lahan sawah, akan tetapi sasaran utama dengan wilayah yang luas adalah

pada lahan rawa lebak dan lahan sawah rawa pasang surut .

Page 114: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-47

Tabel 5.28.Luas Masing-Masing Kabupaten dan Kota Di Provinsi Sumatera Selatan

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi SumateraSelatan, 2016

Pembangunan sub sektor tanaman pangan di Indonesia termasuk juga di

Sumsel dalam tiga tahun terakhir ini telah dirasakan membawa dampak yang

sangat besar terutama dari sisi luas lahan sawah baru yang dicetak dan juga

peningkatan indeks pertanaman (IP). Potensi lahan yang sebelumnya telah ada

terus dikembangkan oleh Pemprov Sumsel. Luas areal tanaman padi di Sumsel

No Kabupaten/Kota Luas (Km2) %

1 Ogan Komering Ulu 4.797,06 5,238

2 Ogan Komering Ilir 18.359,04 20,044

3 Muara Enim 7.383,90 8,062

4 Lahat 5.311,74 5,799

5 Musi Rawas 6.350,10 6,933

6 Musi Banyuasin 14.266,26 15,576

7 Banyuasin 11.832.99 12,919

8 Ogan Komering Ulu Timur 3.370,00 3,679

9 Ogan Komering Ulu Selatan 5.493,94 5,998

10 Ogan Ilir 2.666,09 2,911

11 Empat Lawang 2.256,44 2,464

12 Penukal Abab Lematang Ilir 1.840,00 2,009

13 Musi Rawas Utara 6.008,55 6,560

14 Palembang 369,22 0,403

15 Pagar Alam 633,66 0,692

16 Lubuk Linggau 401,50 0,438

17 Prabumulih 251,94 0,275

Total 91,592.43 100,00

Page 115: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-48

dari berbagai kabupaten dan kota telah mencapai 620 ribu hektar (Tabel 5.29).

Potensi sawah yang ada ini perlu terus dipertahankan agar menjadi upaya

produksi lahan padi yang berkelanjutan.

Tabel 5.29.Luas Areal Pertanaman Padi di Berbagai Kabupaten dan Kota Di Provinsi

Sumatera Selatan Tahun 2015

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi SumateraSelatan, 2016

Potensi pengembangan lahan persawahan yang nantinya untuk menjadi

areal budidaya padi, jagung dan kedelai serta bawang masih memungkinkan

untuk di tingkatkan luasnya di Provinsi Sumsel. Potensi tersebut berada di

OKI, Banyuasin dan OI (Tabel 5.30). Potensi lain untuk meningkatkan areal

panen adalah peningkatan IP baik padi maupun jagung, dan hal tersebut dapat

dikembangkan di berbagai kabupaten yang ada. Pengembangan tersebut tentu

harus disertai dengan peningkatan Sapras persawahan sehingga ancaman

banjir dan kekeringan dapat diminimalisir.

1 OKU 825 4,507 - 5,332 0.862 OKI 72,093 50,509 - 122,602 19.753 MUARA ENIM 21,911 2,465 34 24,410 3.934 LAHAT 2,752 13,589 538 16,879 2.725 MUSI RAWAS 1,421 13,816 4,921 20,158 3.256 MUBA 44,786 5,745 30 50,561 8.157 BANYUASIN 108,453 89,508 - 197,961 31.908 OKU SELATAN 296 9,820 7,765 17,881 2.889 OKU TIMUR 14,435 47,170 18,061 79,666 12.84

10 OGAN ILIR 45,564 1,678 - 47,242 7.6111 EMPAT LAWANG 2,696 10,627 231 13,554 2.1812 PALI 5,583 231 - 5,814 0.9413 MURATARA 6,064 880 - 6,944 1.1214 PALEMBANG 5,335 505 - 5,840 0.9415 PRABUMULIH 525 - - 525 0.0816 PAGAR ALAM 497 2,885 30 3,412 0.5517 LUBUK LINGGAU 15 413 1,423 1,851 0.30

JUMLAH 333,251 254,348 33,033 620,632 100

PERSENTASE

NO KABUPATEN 1XTANAM

2X TANAM 3X TANAM JUMLAH

Page 116: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-49

Tabel 5.30.Luas Areal Tanam Padi dan Potensi Pengembangan Lahan Dari Berbagai

Kabupaten dan Kota di Sumatera Selatan

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi SumateraSelatan, 2016

Melalui program upaya khusus peningkatan produksi padi jagung dan

kedelai (Upsus Pajale) maka areal panen padi pada tahun 2016 telah mencapai

lebih dari 1 juta hektar, jagung (67 ribu hektar), dan kedelai (hampir 10 ribu

hektar) sehingga luas areal panen padi, jagung dan kedelai hampir 1,2 juta

hektar ( Tabel 5.31). Kawasan panen padi merata di semua kabupaten dan

kota yang ada di Sumsel dan yang paling luas adalah Kabupaten Banyuasin dan

diikuti oleh Kabupaten OKI dan OKUT. Areal persawahan padi pada MT 2 dan

MT 3 dapat menjadi areal budidaya jagung dan juga kedelai yang tentunya luas

dan tempat sangat tergantung dengan kondisi tipologi lahan. Oleh sebab itu,

1 OKU - 4,507 825 - 3,540 8,8722 OKI - 50,509 72,093 7,730 55,666 185,9983 MUARA ENIM 34 2,465 21,911 810 1,797 27,0174 LAHAT 538 13,589 2,752 159 487 17,5255 MUSI RAWAS 4,921 13,816 1,421 304 9,989 30,4516 MUBA 30 5,745 44,786 5,141 11,108 66,8107 BANYUASIN - 89,508 108,453 15,596 12,961 226,5188 OKU SELATAN 7,765 9,820 296 120 39 18,0409 OKU TIMUR 18,061 47,170 14,435 555 5,399 85,62010 OGAN ILIR - 1,678 45,564 2,042 18,343 67,62711 EMPAT LAWANG 231 10,627 2,696 179 358 14,09112 PALI - 231 5,583 81 684 6,57913 MURATARA - 880 6,064 - 187 7,13114 PALEMBANG - 505 5,335 - 349 6,18915 PRABUMULIH - - 525 28 175 72816 PAGAR ALAM 30 2,885 497 - - 3,41217 LUBUK LINGGAU 1,423 413 15 - 43 1,894

JUMLAH 33,033 254,348 333,251 32,745 121,125 774,502

NO KABUPATEN 3XTANAM JUMLAH2X

TANAM1X

TANAM DTL TDA

Page 117: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-50

Kawasan panen jagung yang terbesar juga dijumpai di Kabupaten Banyuasin

dan Kabupaten OKUT. Sementara itu, kawasan untuk panen kedelai banyak

dijumpai di Kabupaten Banyuasin, Musi Rawas dan OKU Selatan.

Tabel 5.31.Lahan Sawah dari Berbagai Tipologi di Setiap Kabupaten dan Kota Yang Ada di

Sumatera Selatan (2016)No Kabupaten/Kota Tipologi Sawah Lahan sawah

seluruhnya(ditanami

padi)

Irigasi TadahHujan

PasangSurut

Lebak

1 Ogan Komering Ulu 3,244 1,648 - 440 5,332

2 Ogan Komering Ilir 650 37,100 26,434 58,418 122,6023 Muara Enim 6,054 3,854 - 14,502 24,4104 Lahat 15,364 1,515 - - 16,8795 Musi Rawas 12,423 7,438 - 297 20,1586 Musi banyuasin - 235 34,579 15,747 50,5617 Banyuasin - - 166,317 31,644 197,9618 OKU Selatan 15,957 1,924 - - 17,881

9 OKU Timur 43,481 21,108 - 15,077 79,66610 Ogan Ilir - 553 - 46,689 47,24211 Empat Lawang 13,050 504 - - 13,55412 PALI - 315 - 5,499 5,81413 Musi Rawas Utara 415 4,334 - 2,195 6,944

14 Palembang - - - 5,840 5,84015 Prabumulih - - - 525 52516 Pagar Alam 3,412 - - - 3,41217 Lubuk Linggau 1,637 199 14 1 1,851JUMLAH 115,687 80,727 227,344 196,874 620,632

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi SumateraSelatan, 2016

Sumsel mempunyai empat macam areal persawahan yaitu irigasi, tadah hujan,

rawa pasang surut dan rawa lebak (Tabel 5.32) yang mempunyai karakteristik

berbeda sehingga waktu tanam dan panen padi tidak sama yang selanjutnya

hampir sepanjang waktu terjadi panen padi di sumsel. Sampai tahun 2016 ini,

Page 118: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-51

rawa pasang surut masih menjadi andalan dalam budidaya padi dan lahan rawa

lebak diposisi kedua. Untuk tadah hujan masih relatif luas sehingga dapat

menjadi potensi pengembangan jagung atau kedelai pada MT 2. Untuk

pengembangan kedepan maka perluasan areal padi dapat dilakukan di pasang

surut OKI dan Banyuasin.

Tabel 5.32.Penampilan Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman

Pangan di Sumatera Selatan

No Komoditi LuasTanam (Ha)

LuasPanen (Ha)

Produkvitas(Ku/Ha)

Produksi(Ton)

1. Padi(ton GKG) 1.073.107 1.012.099 47,34 4.826.084

2. Jagung(ton PK) 62.650 60.490 62,12 375.760

3. Kedelai(ton BK) 19.800 18.810 15,55 29.254

Sumber : Dinas Pertanian TPH Provinsi Sumatera Selatan, 2016

Secara umum potensi produktivitas berbagai komoditi penting Sumsel

(Tabel 5.33) masih dapat ditingkatkan sebab berbagai faktor pembatas produksi

relatif signifikan berpengaruh terhadap produksi tanaman pangan. Pada

daerah rawa pasang surut masih dapat ditingkatkan menjadi IP 300 dengan

menerapkan padi-padi-palawija. Selanjutnya, di daerah rawa lebak masih

potensial dilaksanakan padi-palawija.

Potensi pengembangan pertanian tanaman pangan di Sumsel selain

mengandalkan areal persawahan dan tadah hujan sebenarnya masih dapat

diintegrasikan dengan perkebunan rakyat datau perkebunan besar. Untuk areal

perkebunan kelapa sawit yang ada di rawa lebak dan pasang surut dapat

ditumpangsarikan dengan padi atau palawija lainnya sampai umur sawit 5

tahun. Ke depan potensi tersebut relative besar sebab secara bertahap sekitar

Page 119: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

V-52

10 ribu hektar kelapa sawit akan direplanting setiap tahun di sumsel. Hal yang

sama juga akan terjadi di lahan kering untuk tanaman karet sehingga potensial

untuk dikembangkan jagung di perkebunan karet replanting. Adanya program

replanting dua komoditi perkebunan tentunya dapat diintegrasikan dengan

Upsus Pajale.

Page 120: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-1

ANALISIS PERENCANAAN

Perencanaan merupakan kegiatan awal dari proses manajemen suatu

usaha/kegiatan. Melalui perencanaan maka pelaksanaan kegiatan yang akan

dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien dikarenakan terdapat

pedoman dalam pelaksanaannya. Dalam penyusunan perencanaan, perlu

mempertimbangkan berbagai aspek yang diperlukan agar pada saat aksi

kegiatan dapat operasional secara efektif dan efisien. Berbagai aspek yang

perlu dianalisis dalam penyusunan perencanaan meliputi aspek biofisik dan

sumberdaya lahanm ekonomi dan perekonomian, sarana dan prasarana,

kependudukan dan sosial budaya, kelembagaan, sumberdaya manusia, teknis

tanaman dan pengolahannya, pembiayaan serta kebijakan-kebijakan

pendukung dari pemerintah. Untuk mengukur tingkat pencapaian perencanaan

pada saat operasional, maka perlu ditetapkan indikator-indikator keberhasilan

beserta target output, outcome dan impact yang akan dicapai sesuai tujuan dan

sasaran pembangunan yang akan dicapai dan dilaksanakan.

6.1. Analisis Biofisik Sumberdaya Lahan

Faktor utama dalam pengembangan komoditi dalam konteks kawasan

adalah kesesuaian aspek biofisik yang terdiri dari aspek kesesuaian lahan dan

dukungan agroklimat pada wilayah kawasan terhadap komoditi yang akan

dikembangkan. Komoditi yang akan diusahakan dalam suatu wilayah akan

berkembang dengan baik jika terdapat kesesuaian jenis lahan dan agroklimat

wilayah dengan syarat tumbuh kembangnya suatu komoditi.

Kesesuaian lahan secara umum terbagi atas kesesuaian lahan aktual dan

kesesuaian lahan potensial. Kesesuaian lahan aktual masih dapat menerima

perbaikan kecil pada sumberdaya lahan sebagai bagian spesifikasi tipe

6

Page 121: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-2

penggunaan lahan, sedangkan kesesuaian lahan potensial mengacu pada nilai

lahan di masa datang apabila melakukan perbaikan lahan pada skala besar.

Menurut FAO (1976), klasifikasi kesesuaian lahan dibagi menjadi 4

kategori, yaitu :

1. Ordo : adalah keadaan kesesuaian lahan secara global.

Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong

sesuai (S = Suitable) dan lahan yang tidak sesuai (N = Not Suitable).

2. Kelas : adalah keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo.

Berdasarkan tingkat detail data yang tersedia pada masing-masing skala

pemetaan, kelas kesesuaian lahan dapat dibedakan menjadi : (1) untuk

pemetaan tingkat semi detail (skala 1:25.000-1:50.000) pada tingkat kelas,

lahan yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan dalam tiga kelas, yaitu :

lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2), dan sesuai marginal (S3).

Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan ke

dalam kelas-kelas. (2) untuk pemetaan tingkat tinjau (skala 1:100.000-

1:250.000) pada tingkat kelas dibedakan atas kelas sesuai (S), sesuai

bersyarat (CS) dan tidak sesuai (N).

a. Kelas S1 (sangat sesuai): Lahan tidak mempunyai faktor pembatas yang

berarti atau nyata terhadap penggunaan secara berkelanjutan, atau

faktor pembatas bersifat minor dan tidak ada pengaruh terhadap

produktivitas lahan secara nyata.

b. Kelas S2 (cukup sesuai): Lahan mempunyai faktor pembatas, dan faktor

pembatas ini akan berpengaruh terhadap produktivitasnya, memerlukan

tambahan masukan (input). Pembatas tersebut biasanya dapat diatasi

oleh petani sendiri.

c. Kelas S3 (sesuai marjinal): Lahan mempunyai faktor pembatas yang

berat, dan faktor pembatas ini akan sangat berpengaruh terhadap

produktivitasnya, memerlukan tambahan masukan yang lebih banyak

daripada lahan yang tergolong S2. Untuk mengatasi faktor pembatas

pada S3 memerlukan modal tinggi, sehingga perlu adanya bantuan atau

Page 122: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-3

campur tangan (intervensi) dari pemerintah atau pihak swasta untuk

memperbaikinya

d. Tidak sesuai (N): Lahan yang mempunyai faktor pembatas yang sangat

berat atau sulit diatasi.

3. Sub Kelas: adalah keadaan tingkatan dalam kelas kesesuaian lahan. Kelas

kesesuaian lahan dibedakan menjadi subkelas berdasarkan kualitas dan

karakteristik lahan (sifat-sifat tanah dan lingkungan fisik lainnya) yang

menjadi faktor pembatas terberat.

4. Unit: adalah keadaan tingkatan dalam sub kelas kesesuaian lahan, yang

didasarkan pada sifat tambahan dan pengelolaannya. Dalam praktek

evaluasi lahan, kesesuaian lahan pada kategori unit ini jarang digunakan.

Berikut disajikan analisis biofisik sumberdaya lahan pada masing-masing

kawasan komoditi unggulan di Sumatera Selatan.

6.1.1. Analisis Kesesuaian Lahan dan Agroklimat untukPengembangan Kawasan Padi

Tanaman padi merupakan jenis tanaman yang dapat tumbuh dengan

baik pada wilayah dengan ketinggian tempat berkisar antara 0-1500 m dpl dan

tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi adalah tanah sawah dengan

kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dengan perbandingan tertentu dan

diperlukan air dalam jumlah yang cukup dengan ketebalan lapisan atasnya

sekitar 18-22 cm dengan pH 4-7 (Surowinoto, 1982).

Dari aspek agroklimat, tanaman padi secara umum membutuhkan syarat

suhu minimum 11°-25°C untuk perkecambahan, 22°C-23oC untuk pembungaan,

20°-25°C untuk pembentukan biji, dan suhu yang lebih panas dibutuhkan untuk

semua pertumbuhan karena merupakan suhu yang sesuai bagi tanaman padi

khususnya di daerah tropika. Suhu udara dan intensitas cahaya di lingkungan

sekitar tanaman berkorelasi positif dalam proses fotosintesis, yang merupakan

proses pemasakan oleh tanaman untuk pertumbuhan tanaman dan produksi

buah atau biji (Aak, 1990).

Page 123: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-4

Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik di daerah yang berhawa panas

dan banyak mengandung uap air dengan curah hujan rata-rata 200 mm bulan-1 atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki

sekitar 1500-2000 mm tahun-1. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman

padi 23 °C.

Interaksi antara tanaman dengan lingkungannya merupakan salah satu

syarat bagi peningkatan produksi padi. Iklim dan cuaca merupakan lingkungan

fisik esensial bagi produktivitas tanaman yang sulit dimodifikasi sehingga secara

langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

tersebut. Di Indonesia faktor curah hujan dan kelembaban udara merupakan

parameter iklim yang sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman pangan khususnya. Hal ini disebabkan faktor iklim tersebut memiliki

peranan paling besar dalam menentukan kondisi musim di wilayah Indonesia

(Suparyono dan Setyono, 1994).

Kesesuaian lahan merupakan gambaran tingkat kecocokan sebidang

lahan untuk suatu penggunaan tertentu. Kelas kesesuaian lahan dapat berbeda

tergantung pada potensi lahan yang ada dibandingkan dengan persyaratan

suatu penggunaan tertentu. Pada hakekatnya analisis valuasi kesesuaian lahan

adalah penilaian kecocokan lahan terhadap persyaratan penggunaan lahan

yang lebih detil. Evaluasi kesesuaian lahan ini harus dilakukan secara

menyeluruh sesuai dengan prinsip dan tujuan evaluasi lahan (Mahi, 2005).

Kawasan tanaman padi yang telah ditetapkan di Sumatera Selatan

berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, Ogan Ilir dan

Kabupaten OKU Timur. Namun jika dilihat dari potensi yang ada, maka

Kabupaten Musi Rawas merupakan satu wilayah lagi yang patut

dipertimbangkan untuk menjadi salah satu dari kawasan padi di Sumatera

Selatan. Potensi yang ada di Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat dari luasan

lahan pengusahaan dan produksi padi yang dihasilkan, yang saat ini termasuk

dalam 4 wilayah produsen padi terbesar di Sumsel.

Page 124: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-5

Keempat kabupaten yang telah ditetapkan sebagai wilayah kawasan padi

ini secara umum memiliki syarat-syarat tumbuh yang diinginkan tanaman padi,

baik dari aspek kesesuaian lahan maupun aspek agroklimat, sehingga layak

untuk dijadikan kawasan jika ditinjau dari aspek kesesuaian lahan dan

agroklimat. Rerata daerah-daerah produsen padi yang menjadi wilayah target

pengembangan pada wilayah kawasan memiliki kondisi lahan dan agroklimat

yang cenderung memiliki kesamaan. Tabel 6.1 berikut ini menyajikan kondisi

lahan dan agroklimat keempat wilayah kawasan yang disandingkan dengan

syarat jenis lahan dan faktor agroklimat yang dibutuhan untuk pengembangan

tanaman padi.

Tabel 6.1.Kesesuaian Lahan dan Agroklimat Wilayah Kawasan Padi dengan Syarat Lahan

dan Agroklimat yang Diinginkan Tanaman Padi

No Aspek Agroklimatdan Kesesuaian

Lahan

SyaratTumbuh Padi

Kabupaten

OKI OI Banyuasin OKU Timur

1 Jenis Tanah Berlempungberat atautanah lumpuryang subur

Mayoritas gleihumus danorganosol(endapan rawayang subur)

AlluvialdanPodsolik

Alluvial,organosol,kleihumus &podsolik

Latosol danPodsolik

2 PH tanah 4-7 4-6 4-6,5 4-6 4-73 Suhu (oC) 11-27 26-28 23-32 26-27 22-314 Ketinggian

tempat (m dpl)0-1.500 10 14 0-40 0-1.000

5 Kelembaban (%) > 80 70-86 60-98 69-85 60-906 Curah hujan

(mm/bulan)100-200 150 100 200 22-400

7 PenyinaranMatahari (%)

> 50 30-50 30-60 30-60 30-60

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan dan BPS Kabupaten OKI, OI,Banyuasin dan OKU Timur, 2016

Dari Tabel 6.1 menunjukkan bahwa keempat wilayah kawasan

pengembangan padi di Sumatera Selatan memiliki kesesuaian lahan dan aspek

agroklimat yang mendukung. Jenis tanah dan iklim di empat wilayah tersebut

rerata sesuai dengan jenis tanah dan iklim yang menjadi syarat tumbuh yang

Page 125: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-6

baik bagi tanaman padi. Dengan demikian, dari aspek kesesuaian lahan dan

biofisik keempat wilayah kawasan ini telah memenuhi persyaratan yang

diinginkan bagi perkembangan tanaman padi.

6.1.2. Analisis Kesesuaian Lahan dan Agroklimat untukPengembangan Kawasan Jagung

Jagung adalah komoditi pangan yang dapat tumbuh dengan baik pada

wilayah yang memiliki kondisi iklim dan kesesuaian lahan sebagai berikut :

1. Suhu

Suhu yang sesuai untuk tanaman jagung antara 21°C – 30°C dengan suhu

optimum antara 23°C – 27°C. Untuk daerah-daerah di Indonesia,

persyaratan suhu tidak menjadi persoalan. Di Jawa Timur yang banyak

membudidayakan tanaman jagung, mempunyai suhu antara 25°C – 27°C.

Daerah ini sangat cocok untuk pertanaman jagung sehingga menjadi

daerah jagung penting di Indonesia.

Pada waktu perkecambahan biji, suhu optimal berkisar 30°C – 32°C; suhu

di bawah 12,8°C akan mengganggu perkecambahan sehingga dapat

menurunkan hasil. Pada suhu 40°C – 44°C lembaga (embrio) jagung dapat

rusak. Keadaan suhu di Sumatera Selatan tidak menjadi masalah karena

suhunya sudah cukup optimal bagi pertumbuhan jagung. Namun, masa

panen yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik daripada musim

penghujan. Hal ini terutama berpengaruh pada lamanya masak biji dan

mudahnya proses pengeringan biji dengan menggunakan sinar matahari.

2. Ketinggian Tempat

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di

daerah pegunungan yang memiliki ketinggian tempat 1.000 – 1.800 m di

atas permukaan laut (dpl). Di Kenya, jagung dapat tumbuh baik pada

ketinggian 1.200 – 1.800 m dpl. Jagung yang ditanam di dataran rendah di

bawah 800 m dpl juga masih memberikan hasil yang baik pula.

Page 126: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-7

3. Kemiringan Lahan

Kemiringan lahan mempunyai hubungan dengan gerakan air pada

permukaan tanah. Lahan dengan kemiringan kurang dari 8% dapat

ditanami jagung, karena pada tingkat kemiringan tersebut sangat kecil

kemungkinan terjadinya erosi tanah. Namun air hujan yang berlebihan akan

terbagi; sebagian meresap ke dalam tanah dan sebagian lain mengalir ke

bagian yang lebih rendah. Pada suatu daerah yang mempunyai tingkat

kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dibuat teras terlebih dahulu agar

dapat menghambat terjadinya aliran air yang cepat yang dapat membawa

hara dari tanah yang dilewatinya. Perpindahan hara bersama tanah yang

dilalui aliran air yang sering disebut erosi tanah, kemudian diendapkan di

tempat yang lebih rendah. Tanah yang telah tererosi tersebut akan menjadi

tanah gersang, miskin hara sehingga untuk pengolahan tanah berikutnya

perlu diberikan tambahan pupuk.

4. Intensitas Penyinaran

Pertanaman jagung menghendaki sinar matahari langsung, oleh karena itu

jika ternaungi maka akan memberikan hasil yang kurang baik : batangnya

kurus dan lemah, tongkolnya ringan, dan hasilnya rendah. Sinar matahari

diperlukan sebagai sumber energi yang membantu dalam proses

fotosintesis. Pada proses fotosintesis, sinar matahari berperan langsung

pada pemasakan makanan yang kemudian ditranslokasikan ke seluruh

bagian tanaman. Hasil fotosintesis yang disalurkan ke calon buah

menyebabkan calon buah makin cepat berkembang dan pengisian buahpun

makin bertambah baik, tongkol semakin berisi sehingga hasil yang

diharapkan dapat terwujud.

5. Curah Hujan

Tanaman jagung membutuhkan curah hujan relatif sedikit. Tanaman

jagung akan tumbuh normal pada curah hujan sekitar 250 – 5000 mm ;

kurang atau lebih dari angka ini akan menurunkan hasil jagung.

Page 127: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-8

Kandungan air optimal untuk perkecambahan biji sekitar 25% – 60% dari

kapasitas lapangan; jika melebihi 60% maka akan mengganggu

perkecambahan. Setelah perkecambahan, kebutuhan airnya relatif sedikit,

sedangkan kebutuhan air terbanyak terjadi setelah tanaman jagung

berbunga. Hujan lebat dalam waktu sebentar pada stadia berbunga disusul

penyinaran matahari merupakan pengaruh baik untuk produksi jagung

dibanding hujan terus-menerus atau tidak ada hujan sama sekali.

Pada daerah yang curah hujannya merata dengan batas musim kemarau

yang kurang tegas, seperti di sebagian Jawa Barat dan Jawa Timur, maka

kebutuhan airnya cukup terpenuhi sehingga jagung dapat tumbuh dengan

baik. Namun sebagian daerah di Jawa Timur yang curah hujannya relatif

rendah karena musim kemarau yang lebih panjang maka produksi

jagungnya relatif lebih rendah.

Jumlah air yang diuapkan oleh satu tanaman jagung pada suhu 23°C adalah

1,8 liter; makin tinggi suhu maka air yang diuapkan juga semakin banyak.

Pada suhu 27°C dapat menguapkan air sebanyak 3,1 liter. Meskipun

demikian, tanaman jagung juga mempunyai kemampuan yang tinggi untuk

mengambil air dari dalam tanah sehingga air yang diuapkan dapat

diimbangi. Oleh karena itu, penanaman jagung perlu tepat waktu, terutama

pada daerah-daerah yang bercurah hujan rendah.

6. Tanah

Jagung dapat ditanam di hampir semua jenis tanah, asalkan tanahnya

subur, gembur (sarang), dan kaya akan humus. Selain itu, drainase, aerasi,

dan pengelolaan yang baik akan membantu keberhasilan usaha tanaman

jagung.

Berdasarkan hasil penelitian, pH tanah yang baik untuk pertumbuhan

jagung di Indonesia adalah antara 5,5 – 7,5, sedangkan yang paling baik

adalah pH 6,8. Pada tanah-tanah dengan pH rendah (kurang dari 5,5)

pertumbuhan tanaman jagung kurang baik, hal ini mungkin disebabkan

karena keracunan ion-ion alumanium. Pada pH tanah di atas 8,0

Page 128: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-9

tanaman masih dapat tumbuh baik asalkan tanah tersebut cukup

mengandung zat hara terutama hara mikro.

Pada tanah-tanah dengan pH rendah, sebaiknya dilakukan pengapuran

dengan maksud menaikkan pH tanah ; selain itu, akan menambah hara-

hara tanaman karena hara-hara yang tadinya terikat akan dilepas tanah ;

juga dapat menambah kalsium tanah yang berguna untuk pertumbuhan

tanaman.

Adapun jenis-jenis tanah yang sesuai untuk pertanaman jagung adalah

sebagai berikut:

1. Tanah Andosol

Tanah andosol, yaitu tanah pegunungan yang berwarna hitam dan

berdebu adalah sesuai untuk pertumbuhan jagung, namun pH-nya harus

disesuaikan dengan persyaratan tumbuh tanaman jagung.

Istilah Andosol berasal dari kata Jepang Ando yang berarti hitam atau

kelam. Beberapa sifat umum tanah andosol adalah : berwarna kelam,

coklat sampai hitam, sangat porous / sarang, sangat gembur,, struktur

remah, terasa berminyak karena mengandung bahan organik antara 8%

– 30% dengan pH 4,5 – 6. Kandungan C dan N tinggi tetapi nisbah C/N

rendah, sedangkan kadar P rendah karena terfiksasi kuat.

2. Tanah Latosol

Tanah-tanah latosol cocok untuk pertumbuhan tanaman jagung asalkan

keasaman tanah sesuai persyaratannya dan kaya akan humus. Ciri

umum tanah latosol adalah : bertekstur lempung sampai geluh,

berstruktur remah sampai gumpal lemah dan konsistensi gembur. Warna

tanah merah, merah kekuningan, coklat kemerahan, coklat, coklat

kekuningan, dan merah ungu. Kesuburannya rendah sampai medium,

dan pH 4,5 – 6,5.

3. Tanah Grumusol

Tanah grumusol dapat ditanami jagung asalkan aerasi dan draenasenya

diperbaiki karena grumusol termasuk tanah berat. Nama

Page 129: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-10

grumusol berasal dari istilah grumus yang berarti gumpal keras. Nama ini

diberikan untuk tanah lempung berwarna kelam yang bersifat fisik berat.

Jenis lempung yang terbanyak adalah monmorilonit sehingga daya

adsorbsinya tinggi. Umumnya jenuh akan basa terutama Ca dan Mg. pH-

nya sekitar 6,0 – 8,2 dan makin dalam makin alkalis. Hal ini

menyebabkan gerakan air dan keadaan aerasinya buruk. Kandungan

bahan organiknya sekitar 1,5% – 4,0%.

Tanah grumusol yang telah lama dijadikan tanah pertanian memiliki

kadar asam fosfat yang rendah. Dalam beberapa hal terdapat korelasi

antara kadar fosfat dan kadar kapur, artinya tanah yang kaya fosfat

biasanya alkalis, sehingga unsur hara tak siap untuk diserap.Tanah yang

telah berkembang, umumnya miskin unsur N dan kekurangan bahan

organik.

Pada tanah-tanah semacam ini, bila curah hujan tinggi maka air biasanya

akan menggenangi tanah sehingga benih yang ditanam menjadi busuk

atau tanaman akan kekurangan udara sehingga tumbuhnya merana

karena akarnya menjadi busuk dan tidak dapat mengambil hara tanaman

dalam tanah yang berakibat daun-daun tanaman menjadi hijau pucat

kekuning-kuningan, kurus, dan akhirnya mati.

4. Tanah Berpasir

Tanah berpasir dapat ditanami jagung asalkan cukup air dan hara

tanaman untuk prtumbuhannya , sebab tanah semacam ini memiliki

porositas yang tinggi atau mudah meloloskan air secara perkolasi

(peresapan ke bawah).

5. Tanah Gambut

Pada tanah gambut jagungpun dapat tumbuh baik asalkan kemasaman

tanah diperbaiki, misalnya dengan pengapuran, karena tanah gambut

bereaksi masam (pH 3,0 – 5,0).

Gambut terbentuk jika humifikasi lebih besar daripada mineralisasi. Hal

ini terjadi dalam keadaan di mana tanaman mati lemas dalam air atau

Page 130: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-11

bagian tanaman terendam air, membentuk endapan-endapan yang

mengandung bahan organik dalam persentasi yang sangat tinggi (lebih

dari 65%). Bakteri anaerob menyelenggarakan proses pembusukan dan

penguraian sehingga terjadi dekomposisi membentuk humus.

Pengapuran sangat dianjurkan pada tanah-tanah yang pH-nya rendah

(kurang dari 5,5) apabila menghendaki pertanaman jagung yang baik.

Pada tanah-tanah di Indonesia terutama pada tanah-tanah yang pH-nya

kurang dari 5,5, pertumbuhan jagung kurang baik. Hal ini kemungkinan

karena keracunan ion-ion alumanium.

Tanah yang kaya bahan organik atau humus penting artinya karena dari

padanya diharapkan hara tanaman, dan juga karena kandungan

humusnya maka tanah tidak akan cepat kering pada musim kemarau

karena tanah mempunyai daya memegang air yang tinggi.

Kawasan tanaman jagung telah ditetapkan di Sumatera Selatan berada

di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur (OKU Timur). Namun Kabupaten

Banyuasin dari aspek luasan lahan, produksi dan sumberdaya manusia yang

mengusahakan menjadi wilayah yang juga patut diperhitungkan untuk menjadi

wilayah kawasan jagung. Secara umum Kabupaten OKU Timur dan Banyuasin

memiliki syarat-syarat tumbuh yang diinginkan tanaman jagung, baik dari aspek

kesesuaian lahan maupun aspek agroklimat, sehingga layak untuk dijadikan

kawasan jika ditinjau dari aspek kesesuaian lahan dan agroklimat. Rerata

daerah-daerah produsen jagung yang menjadi wilayah target pengembangan

pada wilayah kawasan memiliki kondisi lahan dan agroklimat yang cenderung

memiliki kesamaan. Tabel 6.2 menyajikan kondisi lahan dan agroklimat wilayah

kawasan yang telah ditetapkan (OKU Timur) dan wilayah yang patut

diperhitungkan untuk menjadi kawasan jagung (Banyuasin) disandingkan

dengan syarat jenis lahan dan faktor agroklimat yang dibutuhan untuk

pengembangan tanaman jagung.

Page 131: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-12

Tabel 6.2Kesesuaian Lahan dan Agroklimat Wilayah Kawasan Jagung dengan Syarat

Lahan dan Agroklimat yang Diinginkan Tanaman Jagung

No Aspek Agroklimat danKesesuaian Lahan

Syarat TumbuhJagung

Kabupaten

Banyuasin OKU Timur1 Jenis Tanah Andosol, Latosol,

Grumusol, Berpasir &Gambut

Alluvial, Organosol,Klei Humus &Podsolik

Latosol danPodsolik

2 PH tanah 6,0 – 8,2 4-6 4-73 Suhu (oC) 21 – 30 26-27 22-314 Ketinggian tempat (m

dpl)10-1.000 0-40 0-1.000

5 Kelembaban (%) > 50 69-85 60-906 Curah hujan (mm/bulan) 20-400 200 22-4007 Penyinaran Matahari (%) >50 30-60 30-60

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan dan BPS Kabupaten Banyuasin danOKU Timur, 2016

Dari Tabel 6.2 menunjukkan bahwa kedua wilayah kawasan

pengembangan jagung di Sumatera Selatan memiliki kesesuaian lahan dan

aspek agroklimat yang mendukung. Jenis tanah dan iklim di dua wilayah

tersebut rerata sesuai dengan jenis tanah dan iklim yang menjadi syarat

tumbuh yang baik bagi tanaman jagung. Dengan demikian, dari aspek

kesesuaian lahan dan biofisik kedua wilayah kawasan ini telah memenuhi

persyaratan yang diinginkan bagi perkembangan tanaman jagung.

6.1.3. Analisis Kesesuaian Lahan dan Agroklimat untukPengembangan Kawasan Kedelai

Kedelai dapat tumbuh baik sampai ketinggian 1.500 dpl. Perkecambahan

optimal terjadi pada suhu 30˚ C. Selain itu penyinaran matahari 12 jam/hari

atau minimal 10 jam/hari dan curah hujan yang paling optimal antara 100-200

mm/bulan (Andrianto dan Indarto, 2004).

Kedelai menghendaki suhu lingkungan yang optimal untuk proses

pembentukan bunga yaitu 25-28°C. Kedelai dapat tumbuh dan berproduksi

dengan baik pada ketinggian tempat berkisar 20-300 m dpl. Umur berbunga

Page 132: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-13

tanaman kedelai yang ditanam pada dataran tinggi mundur 2-3 hari

dibandingkan tanaman kedelai yang ditanam di dataran rendah (Adisarwanto,

2005).

Kedelai termasuk termasuk tanaman berhari pendek, artinya kedelai

tidak mampu berbunga jika panjang hari melebihi batas kritis yaitu 15 jam per

hari. Oleh sebab itu pada daerah tropis yang panjang hari 12 jam kedelai akan

mengalami penurunan produksi karena masa berbunga menjadi pendek (Jufri,

2006)

Pada aspek tanah, tanaman kedelai dapat tumbuh baik jika drainase dan

aerasi tanah baik. Untuk dapat tumbuh subur kedelai menghendaki tanah yang

subur, gembur, serta kaya bahan organik. Bahan organik yang cukup akan

memperbaiki dan menjadi bahan makanan bagi organisme dalam tanah

(Suprapto,1999).

Tanah yang dapat ditanam kedelai harus memiliki air dan hara tanaman

yang cukup untuk pertumbuhannya. Tanah yang mengandung liat tinggi perlu

perbaikan drainase dan aerasi sehingga tanaman tidak kekurangan oksigen.

Tanaman kedelai dapat tumbuh pada jenis tanah alluvial, regosol, gumosol,

latosol dan andosol (Andrianto dan Indarto, 2004).

Pada tanah yang memiliki pH 5,5 atau pada tanah masam pertumbuhan

bintil akar akan terhambat sehingga proses pembentukan nitrifikasi akan

berjalan kurang baik serta kedelai dapat keracunan alumunium (Rukmana dan

Yuyun, 1996).

Kawasan tanaman kedelai telah ditetapkan di Sumatera Selatan berada

di Kabupaten Banyuasin. Namun Kabupaten Lahat dari aspek luasan lahan,

produksi dan sumberdaya manusia yang mengusahakan menjadi wilayah yang

juga patut diperhitungkan untuk menjadi wilayah kawasan kedelai. Secara

umum Kabupaten Banyuasin dan Lahat memiliki syarat-syarat tumbuh yang

diinginkan tanaman kedelai, baik dari aspek kesesuaian lahan maupun aspek

agroklimat, sehingga layak untuk dijadikan kawasan jika ditinjau dari aspek

kesesuaian lahan dan agroklimat. Rerata daerah-daerah produsen kedelai

Page 133: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-14

yang menjadi wilayah target pengembangan pada wilayah kawasan memiliki

kondisi lahan dan agroklimat yang cenderung memiliki kesamaan. Tabel 6.3

berikut ini menyajikan kondisi lahan dan agroklimat wilayah kawasan yang telah

ditetapkan (Banyuasin) dan wilayah yang patut diperhitungkan untuk menjadi

kawasan kedelai (Lahat) disandingkan dengan syarat jenis lahan dan faktor

agroklimat yang dibutuhan untuk pengembangan tanaman kedelai.

Tabel 6.3Kesesuaian Lahan dan Agroklimat Wilayah Kawasan Kedelai dengan Syarat

Lahan dan Agroklimat yang Diinginkan Tanaman Kedelai

No Aspek Agroklimat danKesesuaian Lahan

Syarat TumbuhKedelai

Kabupaten

Banyuasin Lahat1 Jenis Tanah Alluvial, Regosol,

Gumosol, Latosol danAndosol

Alluvial, Organosol,Klei Humus &Podsolik

Alluvial, TanahAdosol, TanahRegosol danjenis Komplekpodsolik Litosol

2 PH tanah 6-8 4-6 4-83 Suhu (oC) 25-28 26-27 22-304 Ketinggian tempat (m

dpl)20-300 m dpl 0-40 100-1.000

5 Kelembaban (%) 60-80 69-85 70-806 Curah hujan (mm/bulan) 100-200 200 2007 Penyinaran Matahari (%) 30-70 30-60 30-70

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan dan BPS Kabupaten Banyuasin danOKU Timur, 2016

Dari Tabel 6.3 menunjukkan bahwa kedua wilayah kawasan

pengembangan kedelai di Sumatera Selatan memiliki kesesuaian lahan dan

aspek agroklimat yang mendukung. Jenis tanah dan iklim di dua wilayah

tersebut rerata sesuai dengan jenis tanah dan iklim yang menjadi syarat

tumbuh yang baik bagi tanaman kedelai. Dengan demikian, dari aspek

kesesuaian lahan dan biofisik kedua wilayah kawasan ini telah memenuhi

persyaratan yang diinginkan bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman

kedelai.

Page 134: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-15

6.1.4. Perencanaan Pengembangan Kawasan Berdasarkan AspekBiofisik Sumberdaya Lahan

Pemanfaatan ruang kawasan budidaya meliputi kawasan budidaya

pertanian dalam arti luas dan kawasan budidaya non pertanian atau yang

umumnya disebut dengan kawasan perkotaan. Berdasarkan hasil analisis

kesesuaian lahan kawasan budidaya pertanian dalam arti luas di Provinsi

Sumatera Selatan direncanakan seluas 6.981.760,20 Ha atau sekitar 80,23%

dari luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang tersebar di seluruh

kabupaten/kota (disajikan pada Gambar 6.1). Kegiatan yang dapat

dikembangkan pada kawasan budidaya pertanian meliputi; pertanian lahan

basah, pertanian lahan kering, perkebunan, tanaman hortikultura, peternakan,

perikanan dan hutan produksi.

Selain kawasan pertanian dalam arti luas, yang termasuk dalam kawasan

budidaya ialah kawasan budidaya non pertanian (disebut juga pengembangan

kegiatan perkotaan) yang meliputi pemukiman eksisting, prasarana jalan,

rencana pengembangan pemukiman, kegiatan industri dan kawasan

pertambangan. Luas areal yang direncanakan sebagai kawasan budidaya non

pertanian ialah seluas 157.228,04 ha atau 1,81% dari luas wilayah Provinsi

Sumatera Selatan dengan lokasi penyebaran terdapat di seluruh

kabupaten/kota.

Uraian berikut ini mendeskripsikan rincian rencana pengembangan

pemanfaatan ruang di wilayah Provinsi Sumatera Selatan berikut pemetaan

yang dilakukan per kawasan :

(1) Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya Pertanian

a. Pertanian Lahan Basah

Lahan basah atau dalam bahasa Inggris disebut wetland adalah wilayah-

wilayah dimana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap)

atau musiman. Wilayah lahan basah itu sebagian atau seluruhnya

Page 135: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-16

kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal atau tergenang.

Digolongkan ke dalam lahan basah ini di antaranya, adalah rawa-rawa

termasuk juga rawa bakau, payau, dan gambut. Dimana air yang menggenangi

lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau juga air asin. Lahan

basah ini merupakan wilayah yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati

yang tinggi dibandingkan dengan kebanyakan ekosistem. Kawasan lahan basah

yang merupakan lahan yang subur, sehingga sering dibuka, dikeringkan dan

dikonversi menjadi lahan-lahan pertanian.

Lahan basah dicirikan oleh muka air tanah yang relatif dangkal, dan juga

dekat dengan permukaan tanah, pada waktu yang cukup lama sepanjang tahun

untuk menumbuhkan hidrofita, yaitu tumbuh-tumbuhan yang khusus tumbuh di

wilayah basah. Tumbuh-tumbuhan yang dapat dikembangkan di lahan basah

ini termasuk di dalamnya adalah tanaman pangan khususnya padi.

Pengusahaan komodoti pada lahan basah tersebut lazim disebut pertanian

lahan basah.

Pertanian lahan basah diartikan sebagai pertanian yg dikembangkan pada

dataran rendah yg mempunyai ketinggian ukuran 300 m diatas permukaan laut

yg di sekitarnya terdapat banyak air dari sungai-sungai atau saluran irigasi.

Contoh tanaman yang dibudidayakan di lahan basah adalah tanaman padi,

sedangkan pada lahan kering contohnya tanaman palawijaya, buah-buahan dan

sayur-sayuran.

Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi

lahan basah yang cukup luas. Jenis lahan basah yang ada di Sumatera Selatan

dikategorikan dalam kelompok lahan lebak dan lahan pasang surut. Hampir

seluruh wilayah kabupaten/koya di Provinsi Sumatera Selatan memiliki potensi

lahan basah, dengan wilayah terbesar yang mendominasi lahan basah adalah

Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir dan Kabupaten

Ogan Ilir. Potensi lahan basah yang terdistribusi hampir di seluruh

kabupaten/kota tersebut menyebabkan pertanian lahan basah di Sumatera

Selatan diarahkan pengembangannya di seluruh kabupaten kota di wilayah

Page 136: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-17

Provinsi Sumatera Selatan kecuali Kota Pagar Alam dengan luas total

1.027.900,81 ha atau sekitar 11,81%.

b. Pertanian Lahan Kering

Pengertian Pertanian Lahan kering adalah lahan yang dapat digunakan

untuk usaha pertanian dengan menggunakan air secara terbatas dan biasanya

hanya mengharapkan dari curah hujan atau menunggu hujan. Lahan ini

mempunyai kondisi agro-ekosistem yang beragam, pada umumnya berlerang

dan dengan kondisi kemantapan lahan yang labil (peka terhadap erosi)

terutama bila pengelolaannya tidak memperhatikan kaidah konservasi tanah.

Pengunaan lahan kering untuk kegiatan pertanian banyak dilakukan di

Sumatera Selatan. Dalam pengertian operasional, pertanian lahan kering

diartikan sebagai pertanian yang mengandalkan musim hujan karena hanya air

hujan sebagai pasokan kebutuhan air bagi tanaman. Pada umumnya lahan

kering berada pada ketinggin 500 - 1500 m diatas permukaan laut. Untuk

usaha pertanian lahan kering dapat dibagi dalam tiga jenis penggunaan lahan,

yaitu lahan kering berbasis palawija (tegalan), lahan kering berbasis sayuran

(dataran tinggi) dan pekarangan.

Pertanian lahan kering diarahkan pengembangannya di seluruh kabupaten

kota di wilayah Provinsi Sumatera Selatan kecuali Kota Lubuk Linggau, Kota

Palembang dan Kota Pagar Alam dengan luas total 745.654,68 (sekitar 8,57%).

Page 137: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-18

Gambar 6.1. Peta Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya Pertanian

Page 138: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-19

Pada umumnya, pemanfaan lahan untuk pertanian adalah lebih besar

bila dibandingkan dengan penggunaan lahan untuk kegiatan non pertanian.

Walaupun demikian. Alokasi lahan untuk kawasan lindung tetap diperlukan bagi

suatu kabupaten maupun kota.

Secara umum, penggunaan lahan untuk kegiatan budidaya maupun

kawasan lindung sesuai dengan kondisi lahan, ketersedian air dan agroklimat.

Kegiatan pertanian untuk irigasi teknis baik terdapat di Ogan Komering Ulu,

Ogan Komering Ulu Timur , Ogan Komering Ilir serta Musi Rawas. Selanjutnya

pertanian dengan irigasi yang lebih sederhana terdapat di Muara Enim, Lahat,

Pagar Alam dan Ogan Komering Ulu Selatan. Untuk pertanian lahan rawa

pasang surut dan rawa lebak terdapat di Ogan Ilir, Banyuasin, Musi Banyuasin

dan Ogan Komering Ilir.

Pemanfaatan lahan untuk tanaman jagung dan palawija, terdapat di

beberapa kabupaten dan kota yang memiliki lahan kering misalnya Ogan

Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Ilir

dan Ogan Komering Ilir. Untuk jenis tanaman sayur mayur, terdapat pada

beberapa wilayah yang sesuai diantaranya adalah Pagar Alam, Lahat, dan Ogan

Komering Ulu Selatan.

Secara umum lahan di kawasan-kawasan tersebut di atas sesuai juga

ditanami komoditas cabai merah dan bawang merah. Hal yang penting untuk

mengembangkan dua komoditas hrtikultura ini adalah kemauan, komitmen dan

peningkatan keterampilan petani yang mengusahakan, karena sebelum ini

usahataninya baru dilakukan oleh beberapa petani dalam skala kecil, belum

berkembang dalam skala besar dalam kawasan yang memang untuk itu.

Dilihat dari kondisi hidrologi, sumber air di Provinsi Sumatera Selatan

berasal dari air permukaan dan air tanah. Adapun jenis air permukaan yang

berada di Provinsi Sumatera Selatan adalah sungai, danau/rawa, tadah hujan.

Sedangkan air tanah sangat jarang dijumpai sebagai sumber mata air dan kalau

ada debitnya kecil. Namun secara setempat pemunculan air tanah dapat

ditemukan walaupun debitnya relatif kecil umumnya kurang dari 1 lt/det, dan

Page 139: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-20

tidak cukup prospek untuk dikembangkan disebabkan bersifat rembesan dan

dipengaruhi oleh keadaan musim.

Dilihat berdasarkan kondisi iklimnya, Provinsi Sumatera Selatan

mempunyai iklim tropis dan basah dengan variasi curah hujan antara 9/7 –

492/23 mm (curah hujan/hari) sepanjang tahun 2003, setiap bulannya curah

hujan bervariasi dengan bulan November merupakan bulan dengan curah hujan

paling banyak. Provinsi Sumatera Selatan memiliki suhu yang cenderung panas

berkisar antara 23,2°C hingga 33° C dengan rata-rata suhu udara pada tahun

2003 berkisar 26,7°C. Suhu terendah/minimum terjadi pada bulan Juli,

sedangkan suhu tertinggi/maksimum terjadi pada bulan Juni.

(1) Rencana Pengembangan Kawasan Padi

Untuk pengembangan kawasan tanaman padi pada kawasan yang telah

ditetapkan di Sumatera Selatan, akan dilakukan berdasarkan aspek biofisik,

ketersediaan dan kesesuaian lahan, serta perencanaan yang diselaraskan

dengan RTRW kabupaten/kota terkait disajikan pada Tabel 6.4, diikuti rencana

pengembangannya yang dideskripsikan dalam peta potensi dan pengembangan

pada masing-masing wilayah kawasan yang disajikan pada Gambar 6.2-6.9.

Tabel 6.4Kondisi dan Potensi Padi Sawah dan Padi Ladang di Sumsel dan Wilayah

Kawasan, 2015-2016No Provinsi/

KabupatenLuas

Panen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktiitas(Ton/Ha)

PotensiPengembanganThn 2016 (Ha)

1 Sumatera Selatan 872.737 4.247.922 4,87 1.073.107

2 Banyuasin 254.470 1.236.750 4,86 318.947

3 OKI 138.667 624.017 4,50 195.106

4 OKU Timur 143.326 864.437 6,03 167.076

5 Ogan Ilir 46.405 175.929 3,79 54.941

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016 dan Dinas Pertanian TPH ProvinsiSumsel,Dinas Pertanian TPH Kabupaten OKI, Banyuasin, Ogan Ilir dan OKUT

Page 140: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-21

Gambar 6.2. Peta Eksisting Kawasan Padi di Kabupaten Banyuasin

Page 141: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-22

Gambar 6.3. Peta Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten Banyuasin

Page 142: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-23

Gambar 6.4. Peta Eksisting Kawasan Padi di Kabupaten OKI

Page 143: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-24

Gambar 6.5. Peta Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten OKI

Page 144: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-25

Gambar 6.6. Peta Eksisting Kawasan Padi di Kabupaten OKU Timur

Page 145: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-26

Gambar 6.7. Peta Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten OKU Timur

Page 146: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-27

Gambar 6.8. Peta Eksisting Kawasan Padi di Kabupaten Ogan Ilir

Page 147: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-28

Gambar 6.9. Peta Pengembangan Kawasan Padi di Kabupaten Ogan Ilir

Page 148: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-29

(2) Rencana Pengembangan Kawasan Jagung

Kawasan tanaman jagung di Sumatera Selatan ditetapkan di Kabupaten

OKU Timur. Dalam pengusahaan jagung, mayoritas wilayah-wilayah di

Sumatera Selatan ini menggunakan lahan yang sama yang mereka gunakan

untuk berusahatani padi. Artinya tanaman jagung umumnya diusahakan secara

bergantian dengan tanaman padi pada lahan yang sama, dengan pola

pengusahaan IP 200 maupun IP 300. Kondisi ini menyebabkan perhitungan

luas lahan pengusahaan jagung seringkali menjadi tumpang tindih dengan

perhitungan lahan padi. Namun demikian, pengusahaan tanaman jagung

tersebut berlangsung secara kontinue setiap musim tanam. Pada wilayah

kawasan jagung di Sumatera Selatan, meskipun masih terdapat pengusahaan

jagung pada lahan yang sama dengan padi, namun sebagian besar telah

dilakukan penanaman jagung secara monokultur.

Kawasan tanaman jagung di Sumatera Selatan ditetapkan di Kabupaten

OKU Timur, meskipun Kabupaten OKI juga memiliki potensi untuk menjadi

kawasan jagung. Rencana pengembangan kawasan jagung berdasarkan aspek

biofisik, ketersediaan dan kesesuaian lahan, serta perencanaan yang

diselaraskan dengan RTRW Kabupaten OKU Timur disajikan pada Tabel 6.5,

diikuti rencana pengembangannya yang dideskripsikan dalam peta potensi dan

pengembangan pada masing-masing wilayah kawasan yang disajikan pada

Gambar 6.10 hingga Gambar 6.11.

Tabel 6.5.Kondisi dan Potensi Jagung di Sumatera Selatan dan Wilayah Kawasan,

Tahun 2015-2016

No Provinsi/Kabupaten

LuasPanen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktiitas(Ton/Ha)

PotensiPengembanganThn 2016 (Ha)

1 Sumatera Selatan 46.315 289.007 62,40 47.030

2 OKU Timur 7.777 44.510 57,23 7.345Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016 dan Dinas Pertanian TPH Provinsi

Sumatera Selatan, Dinas Pertanian TPH Kabupaten OKUT

Page 149: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-30

Gambar 6.10. Peta Eksisting Kawasan Jagung di Kabupaten OKU Timur

Page 150: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-31

Gambar 6.11. Peta Pengembangan Kawasan Jagung di Kabupaten OKU Timur

Page 151: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-32

Gambar 6.12. Peta Existing Kawasan Jagung di Kabupaten OKI

Page 152: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-33

Gambar 6.13. Peta Pengembangan Kawasan Jagung di Kabupaten OKI

Page 153: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-34

(3) Rencana Pengembangan Kawasan Kedelai

Kawasan tanaman kedelai di Sumatera Selatan ditetapkan di Kabupaten

Banyuasin, meskipun Kabupaten Lahat juga memiliki potensi untuk menjadi

kawasan kedelai, mengingat penanaman kedelai di Kabupaten Lahat telah

dilakukan sebelum pengembangan di Banyuasin. Namun penetapan kawasan di

Kabupaten Banyuasin salah satu pertimbangannya adalah potensi lahan pasang

surut di wilayah ini cukup luas, sehingga memungkinkan untuk pengembangan

ke depan.

Areal pasang surut bisa ditanam dua kali hingga tiga kali setahun atau

pada tahap awal para petani menanam padi, sedangkan di tahap keduanya

lahan dapat ditanami palawija seperti kedelai. Artinya dalam pengusahaan

kedelai, mayoritas petani-petani di wilayah kawasan tesebut menggunakan

lahan yang sama yang mereka gunakan untuk berusahatani padi. Pengusahaan

tanaman kedelai umumnya diusahakan secara bergantian dengan tanaman padi

pada lahan yang sama, dengan pola pengusahaan IP 200 maupun IP 300.

Rencana pengembangan kawasan kedelai berdasarkan aspek biofisik,

ketersediaan dan kesesuaian lahan, serta perencanaan yang diselaraskan

dengan RTRW Kabupaten Banyuasin disajikan pada Tabel 6.6, diikuti rencana

pengembangannya yang dideskripsikan dalam peta potensi dan pengembangan

pada masing-masing wilayah kawasan yang disajikan pada Gambar 6.14 dan

Gambar 6.15.

Tabel 6.6.Kondisi dan Potensi Kedelai di Sumatera Selatan dan Wilayah Kawasan,

Tahun 2015-2016

No Provinsi/Kabupaten

LuasPanen(Ha)

Produksi(Ton)

Produktifitas(Ton/Ha)

PotensiPengembanganThn 2016 (Ha)

1 Sumatera Selatan 11.145 16.818 1,55 19.800

2 Banyuasin 3.717 5.258 1,41 4.500Sumber : BPS Provinsi Sumatera Selatan, 2016 dan Dinas Pertanian TPH Provinsi

Sumatera Selatan, Dinas Pertanian TPH Kabupaten Banyuasin

Page 154: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-35

Gambar 6.14. Peta Existing Kawasan Kedelai di Kabupaten Banyuasin

Page 155: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-36

Gambar 6.15. Peta Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten Banyuasin

Page 156: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-37

6.2. Analisis Ekonomi dan Perekonomian

Pembangunan pertanian tanaman pangan di Sumatera Selatan dengan

konsep pengembangan kawasan menempatkan pertanian tanaman pangan dan

hortikultura sebagai salah satu penggerak utama perekonomian di wilayah ini.

lahan, potensi tenaga kerja, dan basis ekonomi lokal pedesaan menjadi faktor

utama pengembangan tanaman pangan. Saat ini disadari bahwa pembangunan

pertanian tidak saja bertumpu di desa tetapi juga diperlukan integrasi dengan

kawasan dan dukungan sarana serta prasarana yang tidak saja berada di

pedesaan. Struktur perekonomian wilayah merupakan faktor dasar yang

membedakan suatu wilayah dengan wilayah lainnya, perbedaan tersebut sangat

erat kaitannya dengan kondisi dan potensi suatu wilayah dari segi fisik

lingkungan, sosial ekonomi dan kelembagaan.

Konsep pertanian dengan konsep kawasan yang berkelanjutan dapat

diwujudkan dengan perencanaan wilayah yang berbasiskan sumberdaya alam

yang ada di suatu wilayah tertentu. Perencanaan pembangunan wilayah adalah

suatu upaya merumuskan dan mengaplikasikan kerangka teori kedalam

kebijakan ekonomi dan program pembangunan yang didalamnya

mempertimbangkan aspek wilayah dengan mengintegrasikan aspek sosial

lingkungan menuju tercapainya kesejahteraan yang optimal dan berkelanjutan.

Untuk memberhasilkan pembangunan ekonomi wilayah melalui

pengembangan sektor tanaman pangan dan hortikultura, kita perlu menemu-

kenali terlebih dahulu kondisi dan tantangan yang dihadapi sektor ini. Dengan

menemukenali hal-hal tersebut, kita dapat merumuskan strategi untuk

menghadapinya dan mempercepat pembangunan sektor tanaman pangan dan

hortikultura dari kondisi saat ini menuju kinerja subsektor tanaman pangan

yang diharapkan.

Pengembangan subsektor tanaman pangan di masa depan, khususnya

menghadapi era globalisasi, akan menghadapi sejumlah tantangan besar yang

bersumber dari tuntutan pembangunan ekonomi domestik, perubahan

lingkungan ekonomi interansional, baik karena pengaruh lieberalisasi ekonomi

Page 157: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-38

maupun karena perubahan-perubahan fundamental dalam pasar produk

agribisnis internasional.

Setidaknya ada lima alasan mengapa sektor pertanian khususnya pada

sub sektor tanaman pangan menjadi strategis dalam dalam satu wilayah, yaitu :

1. Pertanian tanaman pangan merupakan sektor yang menyediakan

kebutuhan pangan masyarakat.

2. Sub sektor ini merupakan penyedia bahan baku bagi sektor industri

(agroindustri).

3. Sub sektor ini memberikan kontribusi bagi pendapatan daerah dan devisa

melalui komoditas yang diekspor.

4. Sub sektor ini menyediakan kesempatan kerja bagi tenaga kerja pedesaan.

5. Sub sektor ini perlu dipertahankan untuk keseimbangan ekosistem

(lingkungan).

Adapun peran penting sub sektor ini dalam berkontribusi terhadap

pembangunan ekonomi antara lain :

1. Meningkatkan produksi pangan untuk konsumsi domestik,

2. Penyedia tenaga kerja

3. Memperbesar pasar untuk industri,

4. Meningkatkan supply uang tabungan dan

5. Meningkatkan devisa.

Sampai saat ini, peranan sektor pertanian tanaman pangan di Sumatera

Selatan begitu besar dalam mendukung pemenuhan pangan dan memberikan

lapangan kerja bagi rumah tangga petani. Hasil Sensus Pertanian tahun 2013

menunjukkan bahwa sektor pertanian di Sumatera Selatan memiliki jumlah

rumah tangga usaha pertanian sebanyak sebanyak 958.724 orang. Untuk sub

sektor tanaman pangan, memiliki jumlah rumah tangga tani sebanyak 397.937

rumah tangga. Dengan pengembangan kawasan tanaman pangan ke depan,

akan menambah jumlah rumah tangga tani, yang bermakna bertambah serapan

tenaga kerja yang dapat disediakan, khususnya di wilayah-wilayah kawasan.

Page 158: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-39

Melalui pengembangan kawasan tanaman pangan ke depan harapannya

mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk, sebagai sumber

pendapatan, sebagai sarana untuk berusaha, serta sebagai sarana untuk dapat

merubah nasib ke arah yang lebih baik lagi. Peranan sub sektor pertanian

tanaman pangan melalui pengembangan kawasan tersebut dapat dilakukan

dengan meningkatkan ekonomi petani dengan cara pemberdayaan ekonomi

kerakyatan.

Secara nasional, sektor pertanian mempunyai peranan yang penting dan

strategis dalam pembangunan nasional. Peranan tersebut antara lain:

meningkatkan penerimaan devisa negara, penyediaan lapangan kerja,

perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam

negeri, bahan baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber

daya alam secara berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya kontribusi

sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terutama pada masa

kirisis ekonomi yang dialami Indonesia, satu-satunya sektor yang menjadi

penyelamat perekonomian Indonesia pada tahun 1997-1998 hanyalah sektor

pertanian, dimana pertanian memiliki pertumbuhan yang positif.

Disisi lain, dilihat ternyata pembangunan pertanian melalui

pengembangan kawasan mampu menunjukkan peningkatan produktivitas di

sektor pertanian. Hal ini menunjukkan dua hal yakni, bahwa terjadi

peningkatan produktivitas pada hasil produk pertanian yang diikuti oleh

perbaikan koalitas, perbaikan teknologi yang mengikutinya dan peningkatan

jumlah tenaga kerja di sektor pertanian. Pada dasarnya tidak perlu diragukan

lagi, bahwa pembangunan ekonomi yang berbasiskan lepada sektor pertanian

(agribisnis), karena telah memberikan bukti dan dan peranan yang cukup besar

dalam pembangunan perekonomian bangsa, dan tentunya lebih dari itu.

Pembangunan pertanian dalam kerangka pembangunan ekonomi

nasional berarti menjadikan perekonomian daerah sebagai tulang punggung

perekonomian nasional. Sebagai agregasi dari ekonomi daerah, perekonomian

nasional yang tangguh hanya mungkin diwujudkan melalui perekonomian yang

Page 159: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-40

kokoh. Rapuhnya perekonomian nasional selama ini disatu sisi dan tingginya

disparitas ekonomi antar daerah dan golongan disisi lain mencerminkan bahwa

perekonomian nasional Indonesia dimasa lalu tidak berakar kuat pada ekonomi

daerah.

Pembangunan ekonomi lokal yang berbasis pada pertanian dengan

pengembangan kawasam merupakan sebuah proses orientasi, yang meletakkan

formasi institusi baru, pengembangan industri alternatif, peningkatan kapasitas

pelaku untuk menghasilkan produk yang lebih baik, identifikasi pasar baru,

transfer ilmu pengetahuan, dan menstimulasi bangkitnya perusahaan baru serta

semangat kewirausahaan.

Diharapkan dalam pembangunan ekonomi lokal melalui konsep

pengembangan kawasan, kegiatan pertanian dalam perkembangannya akan

berorientasi pada pasar (konsumen) apabila terjadi penyebaran sumberdaya

dan faktor produksi yang merata serta adanya biaya transportasi yang relatif

murah. Orientasi pasar ini akan menunjukkan bahwa setiap lokasi dapat

menghasilkan komoditi pertanian tertentu. Suatu kegiatan pertanian akan lebih

dapat berkembang pada lokasi tertentu yang disebabkan oleh adanya

kemudahaan bagi konsumen yang berasal dari dalam atau dari luar lokasi untuk

datang ke lokasi pemasaran komoditi pertanian tersebut.

Dari uraian di atas dapat dispesifikkan bahwa pengembangan kawasan

tanaman pangan memberikan manfaat ekonomi bagi wilayah adalah sebagai

berikut :

1. Dapat menyerap banyak tenaga kerja

Besarnya kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi

Sumatera Selatan tersebut diindikasikan juga dengan besarnya penyerapan

tenaga kerja. Indikasi ini didukung kenyataan bahwa sektor pertanian

masih bersifat padat karya (labor intensive) dibandingkan padat modal

(capital intensive). Hasil Sensus Pertanian Tahun 2013 menunjukkan bahwa

kemampuan sektor pertanian menyerap tenaga kerja dalam kurun waktu

2003-2013 meskipun mengalami penurunan sebesar 1,31%, maka dengan

Page 160: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-41

pengembangan kawasan diharapkan dapat meningkatkan penyerapan

tenaga kerja, yang di tahu 2013 terdata sektor ini memiliki jumlah Rumah

Tangga Petani di sumsel sebanyak 958.724 rumah tangga tani.

2. Memenuhi ketahanan pangan

Pada umumnya masyarakat Sumatera Selatan seperti halnya kebanyakan

masayarakat Indonesia menjadikan bahan pangan utamanya adalah padi

(beras), sementara saat ini produksi padi petani di Sumatera Selatan

meskipun di atas kertas telah dapat memenuhi kebutuhan penduduknya,

namun belum terdistribusi merata, karena masih ada sebagian wilayah

yang terkategori defisit pangan, dan masih banyaknya produksi pangan

Sumsel dijual ke luar wilayah. Hal ini terlihat dari adanya kebijakan

pemerintah yang melakukan impor beras dari Vietnam dan Thailand guna

memenuhi stok beras yang aman.

3. Merupakan kebutuhan pokok manusia

Sektor pertanian khususnya sub sektor tanaman pangan merupakan

sumber kehidupan manusia dan juga sektor yang menjanjikan bagi

perekonomian wilayah. Pertanian salah satu pilar bagi kehidupan

masayarkat. Bertani adalah pekerjaan yang mulia, selain untuk

kehidupannya sendiri, juga penting bagi kelestarian alam dan makluk hidup

lainnya.

4. Didukung oleh alam di Sumatera Selatan

Dengan kegiatan di sektor pertanian, masyarakat memperoleh pangan yang

merupakan kebutuhan pokok untuk keberlanjutan hidup dan kehidupannya.

Manusia tidak dapat hidup dengan baik tanpa makan yang berkecukupan

baik jumlah dan mutunya. Oleh karena itu kemampuan daerah untuk

menyediakan pangan yang cukup bagi penduduknya melalui kemandirian

pangan adalah kewajiban.

Seiring dengan usaha-usaha pembangunan pertanian seperti

pengembangan kawasan, muncul masalah-masalah baru yang kemudian

memperlambat laju perkembangan pertanian di Sumatera Selatan. Mulai dari

Page 161: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-42

kerusakan alam yang diakibatkan oleh pelaku produksi dan konsumen pertanian

sampai minimnya pendidikan petani. Hal ini disebabkan adanya pola hidup yang

berubah dari petani itu sendiri, minimnya pengetahuan akan pemanfaatan dan

pengembangan pertanian modern, politik pertanian serta pudarnya nilai-nilai

budaya dan spirit yang dimiliki oleh pelaku pertanian. Belum lagi masalah

adanya pertentangan antara pertanian modern dengan pertanian berkelanjutan

yang semestinya dapat dikombinasikan dalam sistem pertanian terpadu, dan

segelintir masalah-masalah lainnya.

Di sisi lain, saat ini penyebab sulitnya perkembangan sektor pertanian

adalah karena masalah lahan pertanian, seperti ;

- Luas pemilikan lahan petani kini semakin sempit, setengah dari petani

memiliki lahan kurang dari 0,5 hektar sehingga sebagian besar bekerja

sebagai buruh tani. Sebagai solusinya dengan menegmbangkan kawasan

yang menuntut batas minimal lahan pengusahaan di pedesaan dalam

upaya merasionalisasi jumlah petani dengan lahan yang ekonomis.

- Alih fungsi lahan produktif ke industri maupun perumahan. Sebagai

solusinya pemerintah agar bisa membatasi terjadinya alih fungsi lahan

pertanian. Disamping itu, perlu juga penggalakan sistem pertanian yang

berbasis pada konservasi lahan serta pemanfaatan lahan tidur untuk lahan

pertanian.

- Produktifitas lahan menurun akibat intansifikasi berlebihan dalam

penggunaan pupuk kimia secara terus menerus, sebagai solusinya perlu

dikembangkan sistem pertanian yang ramah lingkungan (organik).

Dengan melihat beberapa permasalahan sektor pertanian sebagaimana

tersebut di atas tentunya kita semua harus semakin berhati-hati, sebab jika

masalah tersebut tidak segera diatasi mungkin 5 hingga 10 tahun kedepan

sektor pertanian di Indonesia tidak akan bisa lagi memenuhi kebutuhan pangan

bagi seluruh masyarakat Indonesia sehingga bukan tidak mungkin krisis pangan

pun akan bisa saja terjadi.

Page 162: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-43

6.2.1. Potensi Ekonomi Pengembangan Kawasan Padi

Kawasan tanaman padi di Sumatera Selatan yang layak untuk terus

dikembangkan pengelolaannya tidak hanya terbatas pada yang telah ditetapkan

dalam Keputusan Menteri Pertanian RI No : 03/Kpts/PD.120/1/2015 & No :

45/Kpts/ PD.200/1/2015, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin,

Ogan Ilir, dan OKU Timur, melainkan juga Musi Rawas yang secara faktual

sudah lama merupakan salah satu sentra produksi padi. Berdasarkan

perkembangan yang terjadi sejauh ini, masih terdapat potensi besar untuk

meningkatkan produksi padi di beberapa kawasan sentra produksi padi

tersebut, yang sekaligus juga akan berefek pada peningkatan pendapatan

keluarga petani.

Peluang peningkatan produksi terbesar terdapat di wilayah pasang surut

Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI) dan Musi Banyuasin (Muba)

karena dari sekitar 212.500 ha areal sawah yang ditanami padi, baru 20 % saja

yang intensitas pertanamannya (IP) mencapai 200 (dua kali tanam padi).

Sebagian besar masih dilakukan dengan IP 100 (satu kali tanam) pada bulan

Oktober-Februari/Maret, atau ditanami komoditas lain seperti jagung, umbi-

umbian atau sayuran untuk musim keduanya (Februari/Maret-Juli).

Ketersediaan dan kualitas air pasang surut bagi tanaman padi menjadi faktor

penghambat utama untuk menanam padi pada musim kedua bagi petani yang

akan melakukan IP 200. Dengan kondisi tersebut terdapat ancaman untuk

terjadi alih fungsi kemoditi kelapa sawit dan komoditi atau usaha lainnya cukup

besar, bahkan di beberapa lokasi seperti Banyuasin, Musi Banyuasin dan Ogan

Komering Ilir sudah terjadi. Lebih tingginya pendapatan dari kebun kelapa

sawit dibandingkan dari usahatani padi yang hanya satu kali tanam per tahun

menjadi alasan konversi tersebut. Oleh karena itu perlu perbaikan jaringan

drainase dan tata air mikro pada kawasan pasang surut untuk dapat

meningkatkan ketersediaan air yang berkualitas bagi tanaman padi musim

kedua. Pada areal yang kualitas dan ketersediaan airnya belum mencukupi

untuk tanaman padi musim kedua dapat digunakan untuk penanaman jagung.

Page 163: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-44

Potensi areal kedua untuk penambahan produksi padi adalah lahan lebak

yang mencapai sekitar 207.000 ha dan tersebar di sebelas kabupaten, dimana

enam terluas luas terbesar berada di Kabupaten OKI (63,508 ha), Ogan Ilir

(48.700 ha), Banyuasin (33.300 ha), Musi Banyuasin (19.817 ha), Muara Enim

(13.334 ha) dan OKU Timur (13.264 ha). Dengan mengatur pola pergiliran

tanaman yang over lapping antara musim tanam pertama ke musim tanam

kedua, yaitu melakukan pembenihan sebelum padi musin tanam pertama

dipanen, dan segera setelah panen padi musim pertama dilakukan percepatan

penanaman padi untuk musim kedua. Berarti meskipun tidak sama dengan di

pasang surut, cukup besar juga potensi peningkatan produksi padi dengan

penambahan IP dengan mensiasati waktu tanam kedua yang dipercepat dalam

hal penyiapan benih dan pembibitannya. Selain itu dapat juga dilakukan

dengan pengaturan sistem drainase yang lebih lebih baik.

Untuk lahan irigasi, peningkatan produksi masih ada peluang dengan

rehabilitasi saluran irigasi primer hingga tersier, perluasan areal pelayanan

irigasi ke bagian hilir di OKU Timur dan Musi Rawas yang masih belum terairi,

penertiban dan pengaturan penggunaan air saluran irigasi oleh para pemilik

kolam. Format kegiatan seperti itu akan menambah intensitas pertanaman,

intensifikasi budidaya, penambahan areal lahan sawah yang dialiri air irigasi,

penggunaan varietas yang lebih unggul, dan penggunaan teknologi penurun

kehilangan panen, sehingga produksi akan bertambah.

Selanjutnya pada areal irigasi lainnya seperti di Kabupaten

Lahat, OKU Selatan, Empat Lawang, Pagar Alam, Lubuklinggau, Muara Enim

dan OKU, masih dapat dilakukan penambahan produksi melalui perbaikan

peningkatan kapasitas jangkauan saluran irigasi sampai ke persawahan di

bagian hilir yang masih belum mendapat layanan air irigasi. Daerah tersebut

selama ini masih tergolong sawah tadah hujan dan hanya dapat ditanami padi

sekali setahun, kemudian ditanami palawija atau hortikultura. Ada pula yang

beralih komoditi ke tanaman karet atau kelapa sawit ketika ketersediaan dan

pasokan airnya sangat rendah, seperti di pasang surut dan lebak.

Page 164: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-45

Sejauh ini belum banyak nilai tambah dari produksi padi yang diperoleh

petani, sedangkan di tingkat pedagang besar telah diperoleh melalui

pengolahan beras multi kualitas dan beras campuran berkualitas tinggi. Potensi

untuk meningkatkan nilai tambah dari produksi padi di tingkat petani dapat

dilakukan melalui pengembangan sistem penggilingan gabah skala kelompok

atau gabungan kelompok petani dengan modal bersama para petani ditambah

subsidi pemerintah sehingga dapat dihasilkan beras berkualitas tinggi dan

sedang yang diminati pasar. Selain untuk konsumsi manusia, ada beberapa

produk olahan dari beras yang dapat dikembangkan ketika produksi berlimpah,

sekaligus menambah variasi kegiatan usaha ekonomi para petani. Dari beras

sendiri dapat dibuat beras kencur, param, dan tepung beras.

Jerami padi umumnya secara tradisional dapat dijadikan pakan ternak,

mulsa dan atap rumah, dan kemudian banyak juga yang dipakai untuk pupuk

organik, kosmetik, barang kerajinan, dan bahan bakar. Sementara itu limbah

penggilingan beras berupa sekam dan dedak dan lain-lain dapat diolah lagi

menjadi produk ekonomi, seperti pakan ternak, pupuk organik dan lain-lain.

Jumlah produksi beras Sumatera Selatan selama ini telah mengalami surplus,

sehingga sebagian telah diperdagangkan hingga ke luar provinsi sekitar, seperti

ke Bengkulu, Jambi, Riau, Bangka Belitung, Lampung hingga Jakarta. Sejak

tahun 2010-an harga gabah dan beras relatif stabil dengan kecenderungan

menaik, tidak lagi berfluktuasi drastis seperti sebelumnya karena dengan

tipologi lahan yang lengkap, musim tanam dan panen padi dapat dilakukan

secara regular sepanjang tahun. Hal ini menunjukkan bahwa surplus beras

provinsi ini telah mempunyai dan dapat diserap pasar dengan sebaran yang

cukup luas ke luar provinsi.

Sejauh ini beberapa kabupaten/kota yang menjadi kawasan sentra

produksi padi telah berkembang cukup maju perekonomiannya, seperti di

Belitang OKU Timur, Tugu Mulyo Musi Rawas, Mesuji Ogan Komering Ilir serta

Muara Telang dan Tanjung Lago di Kabupaten Banyuasin. Kawasan yang

sebelumnya berupa pedesaan telah bertumbuh menjadi kota-kota kecil dengan

Page 165: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-46

kegiatan ekonomi pasar yang aktif setiap hari. Pada masa mendatang sentra-

sentra produksi baru dengan perluasan areal tanam diperkirakan akan juga

berkembang menjadi kawasan perekonomian baru yang bertumbuh dan

bersaing dengan kawasan perekonomian berbasis komoditas kelapa sawit yang

saat ini juga berkembang pesat. Hal itu dapat terjadi ketika musim tanam padi

terjadi minimal dua kali setahun, atau musim tanam padi dapat diikuti musim

tanam palawija atau tanaman lain dalam setahun yang memungkinkan

terdapatnya kegiatan budidaya komoditi padi dan komoditi lain yang diikuti

dengan perputaran uang yang lancar di kawasan tersebut sepanjang tahun.

6.2.2. Potensi Ekonomi Pengembangan Kawasan Jagung

Jagung merupakan satu dari komoditi pangan pada kelompok palawija

yang mendapat perhatian penuh dari pemerintah untuk dikembangkan dan

ditingkatkan produksinya dengan target terciptanya sawasembada melalui

Program Upaya Peningkatan Produksi Khusus Padi, Jagung dan Kedelai (disebut

Upsus Pajale). Jika dilihat pada kurun waktu 10 tahun terakhir, maka produksi

jagung Sumsel dapat dikatakan terus mengalami peningkatan, meskipun di

tahun 2012 pernah mengalami penurunan produksi yang cukup signifikan.

Namun demikian, setelah itu, trend produksi jagung di Sumatera Selatan

tersebut meningkat, hingga di tahun 2014 tercatat produksi jagung sebesar

191.634 ton PPK dan meningkat lagi pada tahun 2015 dan 2016.

Budidaya tanaman jagung di Sumatera Selatan dilakukan hampir dari

seluruh wilayah kabupaten yang ada, dengan produksi tertinggi di tahun 2014

berada di Kabupaten OKU Timur sebesar 60.549 ton PPK. Posisi kedua

ditempati oleh Kabupaten Banyuasin dengan produksi sebesar 40.637 ton PPK,

diikuti Kabupaten OKU Selatan yang berada pada peringkat ke tiga, dengan

produksi sebesar 29.875 ton PPK. Perlu dikemukakan bahwa jagung yang

dibudidayakan secara garis besar terdiri atas dua jenis, yaitu jagung pangan

dan jagung pakan, sedangkan yang menjadi program Upsus Pajale adalah

jagung pakan. Ada usulan petani dan aparat lapangan yang disampaikan ketika

Page 166: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-47

dilakukan survei dan diskusi di lapangan, yaitu kalau memungkinkan

pemerintah juga memasukkan jenis jagung pangan dalam Upsus Pajale untuk

mengatasi kendala pemasaran jagung pakan ketika terjadi panen raya. Jumlah

bibit untuk budidaya tanaman jagung pangan cukup diperhitungkan untuk

memenuhi permintaan saja dengan proporsi maksimum 20 persen atau sesuai

dengan potensi permintaan pasar dalam program produksi jagung yang

termasuk dalam program Upsus Pajale.

Selain yang telah dikemukakan di atas, untuk pengusahaan dan

peningkatan produksi jagung di masa mendatang terdapat juga alternatif lahan

yang dapat dimanfaatkan selain di lahan sawah dengan memanfaatkan antar

waktu tanam padi setelah IP 200 atau setelah padi IP 100. Potensi lahan

tersebut adalah pada areal peremajaan kebun karet yang setiap tahun dalam

road map Pembangunan Perkebunan rata-rata luasnya diproyeksikan sekitar

10.000 ha dan kelapa sawit dengan rata-rata sekitar 4.000 ha per tahun di

wilayah Sumatera Selatan. Apabila luasan areal tersebut dmanfaatkan untuk

menanam jagung dan tanaman hortikultura seperti cabai dan nenas, akan

terjadi peningkatan produksi komoditi tersebut dan pendapatan para petaninya

yang cukup signifikan

Hasil produksi jagung diharapkan dapat dijual kepada pabrik-pabrik

pakan besar di Provinsi Lampung melalui pedagang atau secara langsung oleh

kelompok petani atau gabungan kelompok petani. Apabila para petani

mengalami kesulitan dalam memasarkannya, diperlukan bantuan dan fasilitasi

pemerintah dan para pihak yang relevan untuk memperlancar pemasarannya.

Alternatif lain adalah sejalan dengan adanya rencana pembangunan industri

pakan skala kecil kelompok dan skala sedang swasta seperti yang dituangkan

dalam rencana pembangunan industri Provinsi Sumatera Selatan 2016-2035, di

kabupaten OKI, Banyuasin, OKU Timur, Musi Rawas dan kabupaten lain yang

potensial, hasil produksi jagung dapat dipasok untuk memenuhi kebutuhan

pabrik-pabrik tersebut dengan pembagian zonasi. Hal ini dimaksudkan agar

dstribusi pemasaran dan pasokan jagung, termasuk pakan ternak dan ikan hasil

Page 167: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-48

kombinasi olahan dengan bahan baku lain yang juga menyebar ketersediaannya

relatif merata dan stabil di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Ketika

terjadi surplus dari permintaan atau kapasitas yang ada, maka jagung dapat

dipasarkan ke luar provinsi selain di Lampung.

Untuk hasil produksi jagung pangan, selain untuk langsung di konsumsi,

terdapat juga peluang diolah menjadi beberapa produk turunan seperti tepung

jagung, pati jagung, popcorn, kue jagung. Begitu pula batang tanaman dan

limbah tongkol jagung dapat dibuat kompos, bahan bakar dan bebagai produk

lain. Adanya keterkaitan yang kuat antara hulu dan hilir dalam pengembangan

komoditi jagung ini akan menentukan keberhasilan pencapaian swsembada

jagung, yang sekaligus menjamin peningkatan dan kestabilan pendapatan

petani.

6.2.3. Potensi Ekonomi Pengembangan Kawasan Kedelai

Komoditas kedelai yang juga merupakan bagian dari komoditi yang

mendapat perhatian pemerintah dan ditargetkan untuk dicapai swasembadanya

pada tahun 2015 melalui Program Upsus Pajale. Perkembangan produksinya

hingga sampai saat ini memang cenderung masih berfluktuasi selama 2011-

2014 antara 5.800 ton hingga 13.700 ton. Melalui upaya-upaya yang dilakukan

pemerintah provinsi maupun kabupaten, ternyata perkembangannya selama

kurun waktu 2013-2015 cenderung membaik. Melalui Program Upsus

Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai, angka produksi di tahun 2015

meningkat dibanding tahun 2014 sesuai dengan target yang telah ditetapkan

pemerintah pusat maupun pemerintah provinsi. Ada dua belas kabupaten/kota

yang melakukan budidaya kedelai, yaitu Kabupaten Banyuasin, Musi Banyuasin,

Lahat, Empat Lawang, OKU Timur, OKU Selatan, OKU, OKI, Ogan Ilir, Musi

Rawas, Muara Enm dan Kota Lubuklinggau. Walapun demikian, pengembangan

kedelai di wilayah tersebut hingga saat ini belum menampakkan kemajuan yang

berarti dengan potensi lahan yang cukup tersedia baik dari kesesuaian lahan

maupun iklim mikro yang ada. Penyebabnya adalah relatif lebih rendah

Page 168: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-49

keunggulan komparatifnya dibandingkan di Jawa apalagi dengan di luar negeri.

Sebagai contoh, hasil survey dan diskusi lapangan diperoleh informasi bahwa

petani di lahan pasang surut Kabupaten Banyuasin tidak terlalu besar animonya

untuk membudidayakan kedelai dan hanya akan kembali menanamnya apabila

mendapat bantuan dari pemerintah atau pihak lain. Masih rendahnya

produktivitas kedelai dan lebih kecilnya keuntungan usahatani komoditas

tersebut dibandingkan padi, jagung maupun beberapa komoditas alternatif

lainnya menjadi alasan utama penghambat pengembangan usahatani kedelai.

Sebenarnya ada satu kawasan yang memang petaninya sudah cukup

lama melakukan budidaya kedelai tanpa tergantung ada atau tidaknya program

atau bantuan pemerintah, yaitu di Kecamatan Merapi Kabupaten Lahat dengan

musim tanam lebih dari satu kali setahun pada lahan yang khusus ditanam

untuk kedelai. Oleh karena itu wajar apabila data tahun 2014 ketika Program

Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai (Upsus Pajale)

belum dimulai menunjukkan bahwa produksi kedelai di Kabupaten tersebut

sebanyak 2.239 ton merupakan produksi tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan.

Pada wilayah kabupaten lain pada umumnya budidaya tanaman kedelai

dilakukan pada lahan sawah dengan pola pergiliran tanam dengan padi,

sehingga mesti bersaing dengan tanaman jagung. Sebagian kecil ada pula

yang ditanami pada musim ketiga pada lahan sawah yang cukup tersedia air

dan memungkinkan untuk diterapkan IP 300 di lahan tersebut. Hingga saat ini

pengembangan budidaya tanaman kedelai di lahan kering non sawah masih

lebih rendah hasilnya dibandingkan di lahan sawah.

Pada masa mendatang, kontribusi produksi dari masing-masing wilayah

kabupaten/kota tersebut diharapkan akan terus meningkat mulai tahun 2015

setelah mendapat dukungan pemerintah melalui program Upsus Pajale

tersebut. Untuk mendukung harapan itu perlu ditetapkan prioritas untuk

mendahulukan lokasi kegiatan pada kawasan yang para petaninya

menunjukkan keseriusan dan motivasi yang tinggi untuk berusahatani kedelai

agar ada kepastian keberlanjutan kegiatannya setelah program Upsus Pajale

Page 169: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-50

berhenti. Selain itu dilakukan pula upaya yang lebih intensif untuk terus

mengembangkan teknologi budidaya kedelai yang dapat meningkatkan

produktivitas tanaman kedelai, sehingga akan memunculkan minat petani lain

untuk berusahatani kedelai dan memperluas areal dan kawasan budidaya

tanaman kedelai di Sumatera Selatan.

Selain dipasarkan dalam bentuk bahan mentah oleh petani ke pedagang,

terdapat pula potensi untuk memberikan nilai tambah terhadap komoditas

kedelai di tingkat petani dengan mengembangkan usaha pengolahan pangan

fermentasi (tahu, tempe), pangan non fermentasi (susu kedelai), dan/atau

pakan ternak. Kelembagaan usaha pengolahannya dapat dipilih mulai dari

usaha individu rumah tangga hingga usaha kelompok, maupun koperasi. Untuk

mempermudah berbagai urusan dan kegiatan usaha, termasuk mengakses

modal dianjurkan bentuk kelembagaan usaha kelompok atau koperasi.

Kawasan tanaman kedelai di Sumatera Selatan ditetapkan di Kabupaten

Banyuasin, meskipun Kabupaten Lahat juga memiliki potensi untuk menjadi

kawasan kedelai, mengingat penanaman kedelai di Kabupaten Lahat telah

dilakukan sebelum pengembangan di Banyuasin. Namun penetapan kawasan di

Kabupaten Banyuasin salah satu pertimbangannya adalah potensi lahan pasang

surut di wilayah ini cukup luas, sehingga memungkinkan untuk pengembangan

ke depan.

Areal pasang surut bisa ditanam dua kali hingga tiga kali setahun atau

pada tahap awal para petani menanam padi, sedangkan di tahap keduanya

lahan dapat ditanami palawija seperti kedelai. Artinya dalam pengusahaan

kedelai, mayoritas petani-petani di wilayah kawasan tesebut menggunakan

lahan yang sama yang mereka gunakan untuk berusahatani padi. Pengusahaan

tanaman kedelai umumnya diusahakan secara bergantian dengan tanaman padi

pada lahan yang sama, dengan pola pengusahaan IP 200 maupun IP 300.

Page 170: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-51

6.3. Analisis Sarana dan Prasarana Penunjang

Berdasarkan hasil wawancara dan FGD yang dilakukan di wilayah

kawasan diperoleh gambaran sarana dan prasarana yang dibutuhkan petani

guna pengembangan kawasan tanaman pangan di wilayah mereka. Secara

umum jenis sarana dan prasarana yang dibutuhkan cenderung sama pada

setiap kawasan, dengan mayoritas kebutuhan pada infrastruktur adalah

perbaikan jalan tani dan jalan produksi serta prasarana pengairan. Pada aspek

teknis berua bantuan sarana produksi khususnya benih, pupuk dan alsintan

khususnya Alsintan untuk kegiata panen dan pasca panen. Hasil identifikasi

kebutuhan sarana dan prasarana secara rinci disajikan pada Tabel 6.7 berikut

ini.

Tabel 6.7.Kebutuhan Sarana dan Prasarana di Tingkat Petani Untuk Pengembangan

Kawasan Tanaman Pangan

No Jenis Komoditi Unggukan Sarana dan Prasarana yang Dibutuhkan

1 Padi Perbaikan jalan tani, pupuk subsidi, mesinpanen, alat pengering dan lantai jemur

2 Jagung Perbaikan jalan tani, pupuk subsidi, alatpengering dan lantai jemur, alat pemipiljagung

3 Kedelai Perbaikan jalan tani, benih dan pupuksubsidi

Kebutuhan sarana dan prasarana di tingkat petani tersebut merupakan

bagian dari ketersediaan sarana dan parasarana yang harus ada untuk

pengembangkan kawasan. Memperhatikan ketersediaan dan kelayakan

prasarana merupakan salah satu poin mewujudkan perencanaan berbasis

kesejahteraan. Prasarana suatu wilayah atau kota selalu mengikuti tata ruang

sebab prasarana adalah merupakan bagian dari ruang. Aspek-aspek

penataruangan seperti penetapan status kawasan, sarana hingga prasarana

telah diatur oleh UU penataruangan, RTRWN, dan acuan penyediaannya dalam

wilayah yang disebut standarisasi. Standarisasi penyediaan prasarana menjadi

acuan tentang apa dan bagaimana prasarana tersebut dapat

Page 171: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-52

melengkapi dan memenuhi konsonan tata ruang wilayah/kota. Berbasis pada

standar pengembangan kawasan, maka dukungan terhadap ketersediaan

sarana dan prasarana yang harusnya tersedia pada setiap kawasan, meliputi :

1. Prasarana Jalan, meliputi :

a. Prasarana Jalan Kolektor

Karakter dari prasarana jalan kolektor adalah jalan yang berfungsi sebagai

pengumpul lalu lintas dari Prasarana jalan lokal untuk disalurkan ke

Prasarana jalan arteri. Dengan kata lain Orasarana jalan ini akan merupakan

penghubung jalan arteri dengan jalan lokal. Selain itu jalan yang memotong

Prasarana jalan ini sedapat mungkin dibatasi oleh kendaraan yang

melintasinya. Jalan ini direkomendasikan berkecepatan lebih rendah dari

kecepatan kendaraan pada jalan arteri.

b. Prasarana Jalan Lokal

Prasarana jalan lokal adalah jalan yang berfungsi menampung lalu lintas

dari jalan tertentu yang terlayani oleh jalan lingkungan,dan selanjutnya akan

disalurkan ke prasarana jalan kolektor. Adapun karakter dari jalan lokal

adalah jarak perjalanannya atau identik dengan panjang jalan ini relatif

pendek dan jalan memotongnya (dapat saja berupa gank/lorong) tidak

dibatasi.selain itu direkomendasikan lebih mudah dari ketentuan yang

Tabel 6.8.Penyediaan Jalan Berdasarkan Kecepatan Kendaraan, Lebar dan GSJ

` Sumber : Kepmen Kimpraswil No. 534/KPTS/M/2005

No Hirarki Jalan KecepatanKendaraan

Minimal LebarJalan

1. Arteri Primer > 60 km/jam > 8 m

2. Arteri sekunder > 30 km/jam > 7 m

3. Kolektor Primer > 40 km/jam > 7 m

4. Kolektor Sekunder > 20 km/jam > 7 m

5. Lokal Primer > 30 km/jam > 6 m

6. Lokal Sekunder > 10 km/jam > 5 m

Page 172: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-53

diberlakukan pada prasarana jalan kolektor maupun arteri. Untuk hierarki

jaringan jalan dapat diklasifikasikan berdasarkan pada kecepatan kendaraan,

lebar jalan dan garis sempadan jalan, tersaji pada Tabel 6.8.

Selain itu, jenis prasarana dan utilitas pada jaringan jalan yang harus

disediakan ditetapkan menurut klasifikasi jalan perumahan yang disusun

berdasarkan hirarki jalan, fungsi jalan dan kelas kawasan/lingkungan

perumahan. Jalan perumahan yang baik harus dapat memberikan rasa

aman dan nyaman bagi pergerakan pejalan kaki, pengendara sepeda dan

pengendara kendaraan bermotor. Selain itu harus didukung pula oleh

ketersediaan prasarana pendukung jalan, seperti perkerasan jalan, trotoar,

drainase, lansekap, rambu lalu lintas, parkir dan lain-lain.

2. Prasarana Drainase

Prasarana drainase primer dan sekunder harus mempunyai kapasitas

tampung yang cukup untuk menampung air yang mengalir dari area kasiba

dan kawasan sekitarnya. Saluran pembuangan air hujan dapat dibangun

secara terbuka, namun pembangunannya harus dilakukan dengan ketentuan

sebagai berikut:

a. Dasar saluran terbuka ½ lingkaran dengan diameter minimum 20 cm

atau berbentuk bulat telur ukuran minimum 20/30 cm;

b. Bahan saluran terbuat dari tanah liat, beton, pasangan batu bata dan

atau bahan lain;

c. Kemiringan saluran minimum 2 %;

d. Tidak boleh melebihi peil banjir di daerah tersebut;

e. Kedalaman saluran minimum 30 cm;

f. Apabila saluran dibuat tertutup, maka pada tiap perubahan arah harus

dilengkapi dengan lubang kontrol dan pada bagian saluran yang lurus

lubang kontrol harus ditempatkan pada jarak maksimum 50 meter;

g. Saluran tertutup dapat terbuat dari PVC, beton, tanah liat dan bahan-

lain;

Page 173: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-54

h. Untuk mengatasi terhambatnya saluran air karena endapan pasir/tanah

pada drainase terbuka dan tertutup perlu bak kontrol dengan jarak

kurang lebih 50 m dengan dimensi (0,40x 0,40x 0,40) m3; Setiap

lingkungan harus dilengkapi dengan sistem pembuangan air hujan atau

kotoran yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup seperti:

- Saluran pembuangan air hujan harus direncanakan berdasarkan

frekuensi intensitas curah hujan 2 tahunan.

- Saluran pembuangan air hujan dapat merupakan saluran terbuka atau

tertutup. Apabila saluran dibuat tertutup, maka tiap perubahan arah

harus dilengkapi dengan lubang pemeriksa, pada saluran yang lurus

lubang periksa harus dibuat tiap jarak minimum 50 meter.

Tabel 6.9.Standar Perencanaan Prasarana Drainase

NoKemiringan

Lahan

Kerapatan Saluran (m/100 Ha)Ket

Primer Sekunder Tersier Jumlah

1234

0-2 %2-5 %5-15 %15-40 %

800600480320

5100408030602040

141001128084605640

2000015960120008000

V min0,6m/dtV mak2.5m/dt

5 > 40 % Tidak DirekomendasikanSumber : Standar Nasional Indonesia Tahun 2004

3. Prasarana Air Bersih

Air bersih memegang peranan penting sebagai kebutuhan pokok dan utama

penghidupan dan kehidupan penduduk di kawasan perencanaan. Beberapa

sumber air bersih yang dimanfaatkan oleh penduduk kawasan perencanaan

bersumber dari air permukaan (sungai) dan dari mata air pegunungan yang

dikelolah oleh PDAM dan masyarakat. Sasaran rencana kebutuhan air bersih

dikategorikan berdasarkan jumlah kebutuhan penduduk pendukung dan

kebutuhan aktivitas perkotaan.

Page 174: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-55

Tabel 6.10.Standar Kebutuhan Air Bersih

No Fasilitas Kebutuhan

1 Perumahan 60 liter/orang/hari2 Fasilitas

Pendidikan STK 10 liter/orang/hari SD 10 liter/orang/hari SLTP 10 liter/orang/hari SLTA 10 liter/orang/hari

3 FasilitasKesehatan

Rumah sakit bersalin 5.000 liter/hari, Puskesmas3.000 liter/unit/hari, PUSTU 1.500 liter/unit/hari. Balaipengobatan 8.000 liter/unit/hari. Tempat praktekdokter 300 liter/unit/hari dan Apotik 30 liter/unit/hari.

4 Pemerintahandan PU

(kantor lingkungan, kantor pos, parkir umumditambah MCK) 1000 liter/orang/hari

5 FasilitasPeribadatan

Mesjid 3500 liter/orang/hari Mushallah 2000 liter/orang/hari

6 FasilitasPerekonomian

Fasilitas perekonomian menurut jenisnya adalahwarung 250 liter/unit/hari, pertokoan 10.000liter/unit/hari dan pusat perbelanjaan 86 m3 /ha/hari.

7 FasilitasOlahraga danrekreasi

Balai pertemuan 1.000 liter/unit/hari, gedungserbaguna 10.000 liter/unit/hari, taman untukbermain untuk 250 jiwa membutuhkan 1.000liter/unit/hari, taman untuk 2.500 jiwa membutuhkan5.000 liter/unit/hari dan lapangan olahraga 10.000liter/unit/hari.

Sumber : Standar Nasional Indonesia Tahun 2004

Standar hidrant dan sarana pemadam kebakaran pada umumnya dalam satu

kilometer pipa distribusi terdapat 4-5 buah hidrant. Ketentuan dalam

penempatan hidrant yaitu:

1) Satu kran umum disediakan untuk jumlah pemakai 250 jiwa;

2) Radius pelayanan maksimum 100 meter;

3) Kapasitas minimum untuk kran umum adalah 30 liter/orang/hari;

Standarisasi kebutuhan air bersih berdasarkan jenis-jenis fasilitas wilayah

termasuk sasaran penggunaanya tersebut secara rinci seperti yang telah

disajikan pada Tabel 6.10.

Page 175: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-56

4. Prasarana Listrik

Keseluruhan kebutuhan energi listrik di kawasan perencanaan berdasarkan

standar perencanaan lingkungan perkotaan kebutuhan listrik adalah :

a. Perumahan dengan golongan tipe A adalah 1.300 Watt/unit, tipe B

adalah 900 Watt/unit dan tipe C sebesar 900 Watt/unit.

b. Fasilitas perdagangan dan perkantoran membutuhkan suplay energi

listrik sesuai standar yakni 60 watt/m2 atau 25 % dari kebutuhan rumah

tangga.

c. Fasilitas sosial dan pelayan umum untuk kegiatan pendidikan, kesehatan

dan peribadatan dan pelayanan umum meliputi pos keamanan dan balai

pertemuan. Standar kebutuhan energi listrik untuk fasilitas tersebut

adalah 60 watt/m2 atau 25 % dari kebutuhan rumah tangga.

d. Penerangan jalan kebutuhan listriknya adalah 10 % dari total kebutuhan

keseluruhan rumah tangga

e. Perkiraan kehilangan energi listrik dalam transmisi diperkirakan 30 %

dari total energi listrik yang dibutuhkan.

Sistem distribusi Prasarana kabel listrik menggunakan tiang yang terbuat

dari pipa beton yang penempatannya pada daerah manfaat jalan dengan

jarak satu dengan yang lainnya adalah lebih kurang 50 meter. Selain itu

sebagai upaya untuk menghindari gangguan Prasarana listrik, maka di

beberapa tempat akan ditempatkan gardu listrik yang sekaligus berfungsi

sebagai pengontrol gangguan listrik yang akan terjadi. Penyediaan

prasarana listrik ini ini mesti menjadi upaya serius yang dillakukan piha

terkait untuk menunjang pengembangan kawasan komoditi unggulan

pertanian tanaman pangan di Sumatera Selatan yang tidak hanya

memperhatikan aspek on farm, namun juga dapat menunjang aspek

pengolahan dan pemasarannya

Page 176: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-57

Tabel 6.11.Kebutuhan Jaringan Listrik

No. Jenis SambunganJumlah

Pelanggan(Unit)

Daya(KVA)

Jumlah(KVA/Watt)

1 Rumah Type A 199 1,300 258,414

2 Rumah Type B 596 900 536,706

3 Rumah Type C 1,193 450 536,706

4 Pendidikan 4 1,500 6,000

5 Peribadatan 20 1,500 30,000

6 Kesehatan 8 1,500 12,000

7 Pelayanan Umum 4 1,500 6,000

8 Perdagangan 4 1,500 6,000

9 Olah Raga 3 1,500 4,500

10Penerangan Lampu Jalan =

10 % dari total kebutuhan – –139,633

Jumlah 2,031 1,535,959

Sumber : Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Tahun 2002

5. Telekomunikasi

Prasarana telekomunikasi merupakan salah satu jenis utilitas wilayah yang

menunjang kelengkapan infrastruktur dalam suatu wilayah tertentu. Beberapa

persyaratan, kriteria dan kebutuhan yang harus dipenuhi adalah:

a. Tiap lingkungan rumah perlu dilayani sambungan telepon rumah melayani

14 kk (1:14)

b. Dibutuhkan sekurang-kurangnya 1 sambungan telepon umum untuk setiap

250 jiwa penduduk (unit RT) yang ditempatkan pada pusat-pusat kegiatan

lingkungan RT tersebut. (1:250)

c. Ketersediaan antar sambungan telepon umum ini harus memiliki jarak

radius bagi pejalan kaki yaitu 200 - 400 m;

d. Penempatan pesawat telepon umum diutamakan di area-area publik

Page 177: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-58

seperti ruang terbuka umum, pusat lingkungan, ataupun berdekatan

dengan bangunan sarana lingkungan; dan

e. Penempatan pesawat telepon harus terlindungi terhadap cuaca (hujan dan

panas matahari) yang dapat diintegrasikan dengan kebutuhan

kenyamanan pemakai telepon umum tersebut.

Tabel 6.12.Kebutuhan Jaringan Telepon

No. Jenis Fasilitas Jumlah Sambungan Persentase (%)

1. Permukiman 1,988 99.00

2. Pelayanan Umum 4 0.20

3. Pendidikan 4 0.20

4. Kesehatan 8 0.40

5. Perekonomian 4 0.20

Jumlah 2,008 100.00

Sumber : Keputusan Menteri Permukiman & Prasarana Wilayah Tahun 2002

Hubungan antara pengembangan kawasan tanaman pangan dan

hortikultura dengan peningkatan komoditi unggulan sangat erat. Komoditi

unggulan sebagai prasayat dalam pengembangan kawasan yang akan

meningkatkan mutu dan kualitas suatu komuditas yang menunjang, dimana

suatu komuditas ini akan dijadikan sebagai sentra dalam pengembangan

kawasan. Bila suatu wilayah mempunyai komoditas maka pengembangan

kawasan cepat berkembang dan begitu pun sebaliknya.

Hubungan antara pengembangan kawasan dengan sarana dan prasarana

juga memiliki hubungan yang sangat erat. Kemajuan suatu wilayah ditentukan

oleh ketersedian sarana dan prasarana, bila sarana dan prasarana menunjang

maka dalam pengembangan kawasan akan semakin cepat berkemban.

Ketersedian sarana dan prasarana akan semakin menunjang dalam

perkembangan dalam kawasan. Bila sarana dan prasarana baik maka

Page 178: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-59

pengembagan kawasan akan semakin baik dan lancar dan begitupun

sebaliknya.

6.4. Analisis Kependudukan dan Sosial Budaya

Analisis Kependudukan dan sosial budaya meliputi analisis yang

dilakukan terhadap kependudukan, ketenaga kerjaan dan sosial budaya untuk

meningkatkan Kualitas SDM dan menghitung kebutuhan dukungan tenaga kerja

dan kontribusi kawasan dalam menyerap tenaga kerja dan perencanaan

pengembangan SDM petani, kelompok tani, koperasi dan lain-lain.

Selama ini, dengan adanya peranan SDM pertanian di dalam

pembangunan sektor pertanian yang diharapkan SDM yang mampu

meningkatkan peranannya di dalam sektor pertanian, dalam arti luas adalah

sektor pertanian dalam berbagai lini termasuk di dalamnya usaha-usaha

pertanian dan segala hal yang mampu menunjang perkembangan maupun

kontinuitas kegiatan yang berguna bagi pertanian dan sektor-sektor lain yang

terhubung dengan pertanian secara langsung maupun yang mendukung

pertanian secara tidak langsung diharapkan pembangunan pertanian yang

mampu untuk memenuhi kriteria perkembangan ekonomi pertanian secara

merata di seluruh aspek bidang pertanian. Kita tidak mampu mengesampingkan

dengan adanya SDM pertanian yang baik di dalam menjalani perkembangan

pembangunan di pertanian. SDM yang baik mampu menjunjung tinggi segala

macam aspek di dalam pembangunan pertanian sehingga penbangunan

pertanian mampu untuk meningkatkan kegiatannya dalam mendukung

perekonomian masyarakat pertanian itu sendiri.

Di dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan kawasan,

peran SDM itu sendiri mendapatkan perhatiannya secara khusus dengan

diadakannya berbagai macam pelatihan khusus mengenai SDM itu sendiri dan

menjalankan seminar-seminar yang membahas tentang SDM pertanian. Adanya

otonomi daerah dimana daerah sebagai pelaksana pembangunan pertanian

menuntut jumlah dan SDM institusi pertanian yang memadai. Selama ini fakta

Page 179: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-60

menunjukkan pembangunan pertanian kurang menjadi prioritas pembangunan

di daerah, namun sekarang peranan SDM pertanian mulai diperhatikan jika hal

ini berkelanjutan dan terus berkelanjutan maka dibutuhkan SDM yang sanggup

memenuni kebutuhan yang ada.

Menurut Hubeis (1993), pelaksanaan pembangunan pertanian ini akan

berhasil jika semua sumberdaya manusia dalam hal ini tidak hanya pria, tetapi

juga perempuan yang jumlahnya haqmpir berimbang dengan jumlah laki-laki.

Sekitar 70% dari seluruh penduduk perempuan di Sumatera Selatan tinggal di

pedesaan dan lebih dari setengahnya memperoleh nafkah hidup dari sektor

pertanian. Untuk mewujudkan agribisnis yang berdaya saing diperlukan SDM

pertanian yang profesional, kreatif, inovatif, kredibel, dan berwawasan global.

Dalam memperbaiki SDM pada setiap kawasan perlu peran perguruan

tinggi guna membantu mengembangkan SDM pada masing-masing kawasan

karena :

1. Ketidak berdayaan petani yang disebabkan adanya kegagalan pasar pada

pertanian, dicirikan oleh :

- Kegagalan dalam kompetisi

- Kerterbatasan sumberdaya yang dimiliki

- Pasar yang tidak sempurna

- Kegagalan informasi

- Permasalahan makroekonomi yang kurang mendukung

- Kemiskinan dan ketidak merataan

2. Keterbatasan jumlah dan SDM institusi pertanian di daerah. Adanya

otonomi daerah dimana daerah sebagai pelaksana pembangunan pertanian

menuntut jumlah dan SDM institusi pertanian yang memadai. Selama ini

fakta menunjukkan pembangunan pertanian kurang menjadi prioritas

pembangunan di daerah. Oleh karena itu perguruan tinggi diharapkan

menjadi patner institusi di daerah baik dalam konsep, aktifitas maupun

dalam menjembatani kepentingan petani.

Page 180: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-61

3. Adanya Tri Dharma perguruan tinggi, yakni pendidikan, penelitian dan

pengabdian masyarakat. Perguruan tinggi pertanian yang mempunyai SDM,

teknologi dan mahasiswa selama ini aktifitas Tri Dharma perguruan

tingginya belum sinergis dengan pembangunan pertanian.

Pengembangan kawasan usahatani/budidaya pertanian tanaman padi,

jagung, dan kedele akan membantu menambah penyerapan tenaga kerja dan

mengurangi pengangguran penduduk yang mencapai sekitar 6 % pada tahun

2015 di Sumatera Selatan. Terhadap tenaga kerja yang ada dan akan diserap

masih perlu ditingkatkan kualitasnya melalui bimbingan, pendidikan dan

pelatihan. Hingga saat ini yang SDM-nya sudah relatif mapan adalah petani

padi, jagung dan kedelai baik dalam berbudidaya tanaman tersebut,

berkegiatan dalam kelompok tani, gabungan kelompok tani maupun dalam

koperasi/KUD. Sementara dalam pengembangan budidaya tanaman cabai

besar dan bawang merah, keterampilan petani masih perlu ditingkatkan dengan

pelatihan manajemen jika petaninya relatif baru berusahatani dan belum

berpengalaman bekerja di kelompok dan koperasi, sedangkan yang sudah

berpengalaman berorganisasi hanya perlu menambah keterampilan

membudidayakan kedua komoditas tersebut. Hal tersebut diperlukan tidak

hanya agar petani lebih mahir berusahatani cabai besar dan bawang merah,

melainkan juga untuk membangun motivasi dan keseriusan sekaligus kehati-

hatian yang tinggi dalam menjalan kegiatan usahataninya mengingat resiko

teknis yang cukup tinggi dan biaya yang sangat besar yang dikorbankan.

6.5. Analisis Kelembagaan

Dari hasil survey lapangan diperoleh gambaran keragaman bentuk

kelembagaan di tingkat petani saat ini. Keragamannya meliputi dari status,

struktur, pewilayahan maupun keanggotaannya. Memperhatikan temuan

tersebut maka perlu adanya penyesuaian yang mendasar tentang pola

pembinaan dan pengembangan kelompok tani, sehingga Surat Keputusan

Page 181: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-62

Menteri No.93/Kpts/Ot. 210/3/93 tanggal 18 Maret 1997 tetang Pedoman

Pembinaan Kelompok Tani–Nelayan sudah tidak lagi relevan menjadi suatu

acuan kebijakan operasional di tingkat lapangan. Kondisi ini dikarenakan

kebutuhan akan pengorganisasian kelembagaan petani sudah tidak sesuai lagi

dengan sistem yang dikembangkan. Akibatnya muncul kelompok-kelompok

baru yang keluar dari tatanan tetapi memperoleh keberhasilan dalam

menerapkan sistem agribisnis.

Bentuk-bentuk kelembagaan baru yang muncul adalah bersifat formal

dengan dasar hukum serta memiliki AD/ART yang pada hakekatnya sangat

mendekati organisasi LSM dengan membawa visi pembangunan pertanian.

Kondisi ini dikarenakan organisasi petani yang bersifat non-formal ternyata

memiliki ruang gerak yang sempit khususnya dikaitkan dengan dunia “bisnis”

yang menghendaki adanya legalitas dan sejenisnya.

Struktur dan fungsi organisasi kelembagaan petani yang dkategorikan

berhasil banyak mendekatkan pada fungsi-fungsi pelayanan yang mengarah

pada “bisnis” di sektor pertanian mulai dari hulu sampai ke hilir. Sedangkan

struktur organisasi kelembagaan petani yang kurang berhasil banyak mendekati

pada fungsi-fungsi produksi. Dengan struktur dan fungsi yang berorientasi pada

bisnis pertanian maka kelompok-kelompok baru dapat menampung anggota-

anggota yang bergerak dalam “of-farm”. Disini muncul suatu simbiosis

mutualistik antara petani sebagai produsen dan pedagang sebagai pengumpul

dan penyalur sehingga antara keduanya tidak merebutkan peran tetapi banyak

berbagi peran.

Sistem pengelompokan pada kelompok yang berhasil banyak

mendekatkan pada profesi bukan lagi pada domisili maupun hamparan. Dengan

model sistem pengelompokan ini maka jangkauan kelembagaan petani tidak

dibatasi oleh kawasan. Kondisi ini disebabkan karena cepatnya pertumbuhan

dalam teknologi informasi dan perbaikan sarana-prasarana (infrastructure).

Pada kelompok yang berhasil memiliki tingkat partisipasi yang tinggi,

Page 182: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-63

oleh karena menggunakan pola komunikasi multi-arah, sehingga semua

anggota dapat berperan serta memiliki kekuatan yang sama dalam

mempengaruhi anggota lainnya. Kondisi ini menciptakan dorongan anggota

untuk berpartisipasi secara optimum.

Kelompok tani yang berhasil banyak menerapkan pola-pola pelayanan

dan memberikan proses pembelajaran bagi anggotanya; seperti memberikan

kesempatan untuk mencoba saprotan pada lahan ushataninya melalui

pengujian dan pengembangan. Selanjutnya memberikan kesempatan untuk

mengaktualisasikan dirinya dalam suatu seminar, workshop ataupun menjadi

narasumber.

Pada kelompok tani yang berhasil penekanan keterikatan dalam bentuk

upaya membangun jaringan antar kelembagaan khususnya pada system

agribisnis. Kondisi ini menciptakan pola ketergantungan antara organisasi

petani, anggota dan kelembagaan lainnya. Keberhasilan dalam membentuk

jaringan ini ditunjukan oleh terjadinya pola kemitraan didalam kelompok

maupun antar kelompok.

Berdasarkan kondisi dan kebutuhan kelembagaan tersebut, maka dalam

pengembangan kelembagaan di tingkat kawasan perlu dilakukan :

- Penyesuaian Surat Keputusan Menteri No. 93/Kpts/OT.210/3/93

- Perlunya penguatan partisipasi petani (pemberdayaan) dalam

pengembangan kelembagaan dan masyarakat.

- Perlunya penguatan dan perluasan jaringan partnership dalam

pengembangan kelompok petani dengan berbagai pihak terkait

(stakeholders).

- Perlunya penguatan desentralisasi penyuluhan pertanian.

6.6. Analisis Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang dianalisis pada bagian ini difokuskan kepada

kebutuhan SDM yang berkaitan dengan tenaga pendamping, penyuluh,

pengembang dan sebagainya dibanding ketersediaannya saat ini. Disamping

Page 183: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-64

penting untuk dibahas kebutuhan-kebutuhan keahlian dari perekrutan

penyiapan pendidikan dan keahlian dari para petugas pengembang kawasan

dan peningkatan kapasitas yang dibutuhkan.

Dalam era agribisnis, aktor utama pembangunan agribisnis dan aktor

pendukung pembangunan agribisnis perlu ada pembinaan kemampuan aspek

bisnis, manajerial dan berorganisasi bisnis petani serta peningkatan wawasan

agribisnis. Dalam hal ini perlu reorientasi peran penyuluhan pertanian yang

merupakan lembaga pembinaan SDM petani. Oleh karena itu perlu peningkatan

pendidikan penyuluh baik melalui pendidikan formal, kursus singkat, studi

banding. Serta perlu perubahan fungsi BPP yang selama ini sebagai lembaga

penyuluhan agro-teknis, menjadi Klinik Konsultasi Agribisnis.

Dalam rangka pengembangan kawasan, maka peran aktif dari PPL dan

pendamping sangat diperlukan terutama pada tahap-tahap awal

pengembangan kawasan. Mengingat jenis komoditi unggulan yang diusahakan

terdiri dari tanaman pangan dan hortikultura, maka diperlukan peningkatan

pengetahuan PPL serta perekrutan tenaga pendamping terhadap kedua sub

sektor tersebut secara berkelanjutan. Peningkatan pengetahuan dan

keterampilan PPL dapat dilakukan dengan cara pelatihan, magang, dan

kegiatan pendidikan non formal lainnya secara kontinue. Adapun kebutuhan

jumlah PPL dan pendamping tersebut secara ideal mengikuti standarisasi

pengembangan kawasan yaitu 1 orang PPL membina 1 desa, sehingga untuk

satu kawasan kebutuhan PPL tergantung kepada jumlah desa dan petani yang

berada di dalamnya. Dari dari data rasio jumlah PPL di Sumsel dengan

kebutuhan kelompok tani yang dibina teridentifikasi bahwa secara keseluruhan

Sumatera Selatan masih kekurangan tenaga PPL lebih kurang 300 orang.

Agar pengembangan kawasan komoditi unggulan tanaman pangan dan

hortikultura dapat berjalan lancar dan mencapai keberhasilan diperlukan tidak

hanya kegiatan penyuluhan yang dilakukan PPL, tetapi juga untuk bagian

tertentu diperlukan kegiatan pendampingan dan pengembangan. Dalam kaitan

program Upsus Pajale, telah dimanfaatkan tenaga pendamping dari perguruan

Page 184: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-65

tinggi yang berjalan dengan baik. Akan tetapi untuk jangka menengah dan

panjang perlu ditambah tenaga pendamping yang direkrut khusus dan

dipekerjakan dalam unit kerja lapangan berdampingan dengan tenaga penyuluh

dengan pembagian tugas yang jelas dan terpadu. Momentum dikembalikannya

SDM penyuluh ke instansi sektoral sejak tahun 2017 dapat dimanfaatkan untuk

diberikan tugas yang terkait dengan pengembangan lima kawasan komoditi

yang akan dikembangkan di Sumatera Selatan.

Untuk tenaga pengembang, selain dapat bersumber dari unit kerja SKPD

atau Kementerian Pertanian seperti UPTD dan BPTD, dapat pula dimanfaatkan

para petani pelopor pengembangan budidaya tanaman tersebut, yaitu yang

menerapkan teknologi baru untuk padi, jagung dan kedelai, dan yang berhasil

membudidayakan tanaman cabai besar dan bawang merah. Antar SDM

tersebut perlu dipadukan dalam sistem koordinasi, bahkan dapat dibentuk

kelembagaan kerjasamanya. Format ini akan memudahkan komunikasi antar

mereka dan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas mereka dalam

membantu kelancaran kegiatan para petani dalam kawasan komoditi ungulan

tersebut.

6.7. Analisis Teknis Tanaman Pangan

Secara umum Sumsel dengan berbagai karakteristik tipologi lahan

mempunyai areal yang sesuai dengan berbagai komoditi pangan dan

hortikultura sehingga secara eksisting keberadaan berbagai tanaman sudah ada

sejak lama. Melalui program pembangunan pertanian berapa dekade yang lalu

sampai sekarang maka keberadaan kawasan pertanian menjadi terbentuk

sedemikian rupa. Melalui keberadaan tanaman dan minat petani serta tipologi

lahan maka pengembangan kawasan atau pemantapan kawasan tanaman

pangan telah dilakukan sedemikian rupa. Berdasarkan fakta di lapangan maka

ada sejumlah kawasan pertanian yang perlu dimantapkan yang totalnya untuk

di Sumsel sekitar 47 kawasan. Kawasan tanaman pangan seperti padi (33),

kawasan jagung (9) dan kedelai (5). Berdasarkan keberadaan kawasan di

Page 185: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-66

kabupaten maka kabupaten Banyuasin yang terbanyak (11 kawasan), OKI (17

kawasan) dan OKU timur (15). Informasi tentang data tersebut dapat dilihat

pada Tabel 6.13.

Tabel 6.13.Jumlah kawasan Tanaman Pangan Dari Berbagai Kabupaten dan Kota di

Sumatera Selatan

No Kabupaten

Jumlah KawasanTotal

Padi Jagung Kedelai

1 OKI 13 4 0 17

2 OKU 0 0 0 0

3 OKU Timur 10 5 0 15

4 Ogan Ilir 4 0 0 4

5 Banyuasin 6 0 5 11

6 Musi Rawas 0 0 0 0

7 Palembang 0 0 0 0

Jumlah 33 9 5 47

Sumber : Dinas Pertanian TPH Provinsi Sumatera Selatan, 2016 dan HasilSurvey Lapangan

Luas total kawasan tanaman pangan di Sumatera Selatan sekitar

571.070 hektar yang tersebar di enam kabupaten dan satu kota. Kabupaten

OKI dan Banyuasin merupakan daerah yang mempunyai porsi terluas kawasan,

dan Kota Palembang yang paling kecil porsinya. Berbasis komoditi maka

Sumatera Selatan mempunyai kawasan padi sekitar 501.942 hektar, kawasan

jagung seluas 64.228 hektar, kawasan kedelai seluas 4.900 hektar. Jika dirinci

pengusahaan luasan per kabupaten/kota yang telah ditetapkan sebagai

kawasan (ditampilkan pada Tabel 6.14) terlihat bahwa kawasan padi memang

memiliki luasan pengusahaan yang terbesar karena luasan existingnya memang

lebih luas dibandingkan komoditi pangan lainnya. Sebaran masing-masing

Page 186: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-67

luasan komoditi pada masing-masing kawasan disajikan pada Tabel 6.14

berikut ini.

Tabel 6.14Luas Total Kawasan Tanaman Pangan Untuk Setiap Kabupaten dan Kota di

Sumatera Selatan

No KabupatenLuas kawasan komoditi (ha)

Total(ha)

Padi Jagung Kedelai

1 OKI 166.531 54.466 0 220.997

2 OKU Timur 93.665 9.762 0 103.427

3 Ogan Ilir 19.580 0 0 19.580

4 Banyuasin 222.166 0 4.900 227.066

5 Musi Rawas 42.706 1.163 1.733 45.602

Jumlah 544.648 65.391 6.633 616.672

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi SumateraSelatan dan Kabupaten/Kota Masing-Masing Kawasan, serta HasilSurvey, 2016

Berdasarkan keberadaan kawasan tanaman pangan yang ada di

kabupaten, maka Kabupaten OKI telah ditetapkan untuk menjadi kawasan padi

dan jagung. Luas total arealnya mencapai 220.997 hektar. Kawasan padi

mencakup 13 kecamatan dengan luas areal 166.531 hektar. Kawasan padi

yang ada di OKI yang terluas ada di kecamatan Sungai Menang. Untuk Jagung

terdapat pada empat kecamatan dan terluas berada di Sungai Menang.

Kawasan untuk budidaya bawang terdapat di Kecamatan Lempuing dan

Lempuing Jaya. Sementara itu untuk cabe terdapat di Kecamatan Jejawi,

Lempuing jaya, dan Jejawi. Sebaran pengusahaan dan potensi lahan yang

tersedia pada masing-masing komoditi yang dikembangkan di Kabupaten OKI

disajikan pada Tabel 6.15 berikut ini.

Page 187: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-68

Tabel 6.15Kawasan Berbagai Komoditi Tanaman Pangan di Kabupaten Ogan Komering Ilir

(OKI)

No Jenis KomoditiUsulan Kawasan

Potensi Lahan (Ha)(Kecamatan)

1 Padi

1. Lempuing 11.000

2. Lempuing Jaya 11.412

3. Air Sugihan 17.619

4. Sungai Menang 26.007

5. Cengal 17.460

6. Tulung Selapan 3.822

7. Kayu Agung 7.322

8. SP Padang 11.130

9. Jejawi 13.897

10. Pampangan 16.137

11. Teluk Gelam 8.390

12. Pedamaran 9.325

13. Tanjung Lubuk 13.010

Total 166.531

2 Jagung

1. Air Sugihan 7.000

2. Sungai Menang 26.0073. Lempuing 10.0474. Lempuing Jaya 11.412

Total 54.466

Total Kawasan Pengembangan 220.997

Kabupaten OKU Timur akan dikembangkan kawasan padi dan jagung

yang mencakup 16 kawasan. Keberadaan sawah yang sudah ada dan juga

areal sawah pencetakan baru mempunyai andil besar dalam pembentukan

kawasan padi di OKU Timur yang dapat mencapai 93.665 hektar. Sementara,

Page 188: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-69

Kawasan jagung tergolong kecil di OKU Timur yang disebabkan dikembangkan

di lahan kering dan juga sawah tadah hujan. Kawasan jagung akan

dikembangkan secara luas di Kecamatan Bunga Mayang dan Kecamatan Jaya

Pura (Tabel 6.16).

Tabel 6.16.Kawasan Berbagai Komoditi Tanaman Pangan di Kabupaten Ogan Komering

Ulu Timur (OKUT)

No Jenis Komoditi Usulan Kawasan(Kecamatan)

Potensi Lahan(Ha)

1 Padi 1. Buay Madang 17.351

2. Buay Madang Timur 16.213

3. Semendawai Suku III 10.892

4. Madang Suku III 8.859

5. Madang Suku I 7.2

6. BP Peliung 7.613

7. BP Bangsa Raja 7.513

8. Belitang II 5.315

9. Belitang Mulya 5.492

10.Cempaka 7.217

Total 93.665

2 Jagung 1. BungaMayang 3.926

2. Jayapura 1.707

3. BP Peliung 475

4. Semendawai Suku III 334

5. Cempaka 320

6. Semendawai Timur 300

Total 9.762

Total Kawasan Pengembangan 103.427

Kabupaten Ogan Ilir dominan dengan lahan basah yaitu rawa lebak

terutama di DAS Ogan bagian hilir sehingga pengembangan kawasan padi di

Page 189: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-70

lahan rawa lebak menjadi prioritas di kabupaten ini. Luas kawasan padi di

kabupaten Ogan Ilir hampir 20 ribu hektar dengan cakupan di empat

kecamatan. Kecamatan Pemulutan dan kecamatan Inderalaya merupakan

kawasan padi yang terluas (Tabel 6.17)

Tabel 6.17.Kawasan berbagai komoditi tanaman pangan di

Kabupaten Ogan Ilir

No Jenis Komoditi Usulan Kawasan(Kecamatan)

Potensi Lahan(Ha)

3 Padi 1. Pemulutan 7.206

2. Indralaya 4.833

3. Pemulutan Selatan 3.795

4. Tanjung Raja 3.746

Total Kawasan Pengembangan 19.580

Total luas areal tanaman pangan di kabupaten Banyuasin sekitar

227.066 hektar untuk menjadi kawasan padi (222.166 hektar), kedelai (4.900

hektar). Kawasan berbagai komoditi tersebut dominan di areal pasang surut

dengan berbagai tipologi lahannya. Kawasan padi hampir merata di Muara

Sugihan, Muara Telang, Air Saleh, Rantau Bayur, Pulau Rimau dan Makarti

Jaya. Kawasan padi yang terluas berbasis kecamatan akan dikembangkan di

Muara Sugihan, untuk kedelai terdapat di Air Saleh (Tabel 6.18).

Sementara itu untuk di Kabupaten Musi Rawas yang belum termasuk

dalam penetapan kawasan tanaman pangan, wilayah tanaman padi menyebar

hampir di seluruh 14 kecamatan yang ada. Hanya satu kecamatan yag tidak

ada sawahnya, yaitu Kecamatan TB Kepungut. Tanama jagung diusahakan di

seluruh kecamatan, dan untuk tanaman kedelai hanya di Kecamatan Jaya Loka

yang tidakdiusahaan. Dengan demikian berarti potensi Kabupaten Musi Rawas

untuk menjadi kawasan 3 tanaman pangan tersebut relatif besar, sehingga

wajaruntuk mendapat penetapan pemerintah.

Page 190: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-71

Tabel 6.18.Kawasan Berbagai Komoditi Tanaman Pangan di Kabupaten Banyuasin

No Jenis Komoditi Usulan Kawasan(Kecamatan)

Potensi Lahan(Ha)

3 Padi 1. MuaraSugihan 59.297

2. MuaraTelang 42.830

3. Air Saleh 36.749

4. RantauBayur 32.054

5. PulauRimau 29.057

6. MakartiJaya 22.179

Total 222.166

4 Kedelai 1. Air Saleh 2.500

2. TungkalIlir 1.000

3. PulauRimau 500

4. Banyuasin II 500

5. MuaraTelang 400

Total 4.900

Total Kawasan Pengembangan 227.066

Berdasarkan data yang terdapat dari berbagai Tabel kawasan komoditi

dari berbagai kabupaten dan kota dan perbandingan data yang ada selama ini

maka tergambar bahwa akan terjadi peningkatan jumlah kecamatan sejalan

dengan perluasan kawasan komoditas pangan di Sumatera Selatan. Sejalan

dengan pengembangan kawasan di berbagai kecamatan yang ada maka

diperlukan berbagai syarat pendukung agar aspek teknis tanaman pangan

dapat berjalan maksimum;

1. Dukungan kesatuan manajemen air (irigasi, drainase dan pompanisasi)

yang jika memungkinkan berbasis saling mendukung agar semua kawasan

tersebut menjadi satu kesatuan manajemen air.

2. Dukungan infrastruktur berbasis kawasan sehingga jalan, jembatan, kanal,

dapat menjadi alur transportasi komoditi untuk bergerak secara lancer.

3. Dukungan sistem pertanian yang berlangsung sepanjang musim yang

Page 191: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-72

disesuaikan dengan musim dan faktor hambatan lainnya.

Tiga dukungan dalam pengembangan kawasan tersebut nantinya akan

berimplikasi lebih jauh terhadap pengembangan system budidaya tanaman

pangan dan hortikultura yaitu monokultur, polikultur, atau sisipan

(tumpangsari).

a. Khusus untuk padi yang dibudidayakan di lahan irigasi dan rawa maka

system tanam monokultur dengan menerapkan berbagai varietas akan

lebih tahan terhadap berbagai resiko lapangan.

b. Pola tanam polikultur dapat diterapkan antara jeruk dengan padi dilahan

rawa lebak dan pasang surut sehingga optimalisasi pemanpaatan lahan

menjadi lebih tinggi.

c. Pola tanam monokultur kedelai dengan sistem budidaya jenuh air (SBJA)

sangat cocok untuk dilaksankan pada Musim Tanam III di lahan pasang

surut.

6.8. Analisis Pengolahan, Perdagangan dan Konsumsi PerdaganganHasil Pertanian

Mengingat potensi tanaman pangan di Sumatera Selatan sangat

baik maka peningkatan kuantitas dan kualitas ketersediaan pangan

melalui peningkatan dan pengembangan hasil produksi dari komoditas

pangan yang diunggulkan (padi, jagung dan kedelai) mutlak harus dilakukan.

Peningkatan dan pengembangan produksi yang dimaksud adalah bukan hanya

produksi yang berada pada sektor on farm saja, namun sudah marus

berorientasi ke arah produk olahan pada sektor hilir (agro industri). Usaha ini

juga diharapkan sebagai salah satu cara untuk dapat membantu mempercepat

waktu pencapaian skor mutu pangan norma PPH sebesar 100 sebelum

tahun 2020, sesuai dengan target pada Program Sumsel Lumbung Pangan yang

telah lama dicanangkan.

Arah pengembangan dan peningkatan produksi komoditas pangan

yang akan dikembangkan pada setiap kawasan adalah dengan prioritas untuk

Page 192: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-73

memenuhi kebutuhan ketersediaan dan konsumsi domestik. Berdasarkan

pada kinerja ketersediaan dan konsumsi normatif, maka beberapa hal

yang perlu mendapat perhatian segera adalah perbaikan kualitas ketersediaan

pangan maupun kualitas konsumsi pangan penduduk. Bertitik tolak dari

indikasi bahwa keanekaragaman pangan yang dikonsumsi berkorelasi

dengan keanekaragaman pangan yang tersedia, maka untuk memperbaiki

kualitas konsumsi penduduk yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah

memperbaiki kualitas ketersediaan pangan.

Upaya perbaikan kualitas ketersediaan pangan ini harus ditempuh

dengan pendekatan agribisnis dalam artian upaya tersebut secara garis besar

harus mencakup aspek-aspek sebagai berikut :

1) Penyediaan pangan diutamakan melalui peningkatan produksi dengan

jumlah dan komposisi yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi

konsumen;

2) Pengembangan sistem distribusi yang efisien dengan jangkauan

mencakup wilayah pedesaan dan daerah terpencil; dan

3) Penciptaan mekanisme pasar yang mendukung terbentuknya harga

yang terjangkau daya beli konsumen dan mampu memberikan

insentif bagi produsen untuk menghasilkan produksi pangan.

Upaya ini harus dilakukan karena secara teoritis konsumsi pangan

dipengaruhi paling tidak oleh empat faktor utama yaitu : 1) penyediaan

pangan (termasuk produksi); 2) daya beli (pendapatan); 3) pengetahuan dan

kesadaran gizi; dan 4) faktor-faktor sosial dan budaya, maka keempat peubah

tersebut secara simultan haruslah digunakan sebagai instrumen kebijaksanaan

dalam peningkatan kualitas konsumsi pangan sekaligus memperbaiki

status gizi penduduk. Oleh karena itu, perbaikan kualitas ketersediaan

pangan melalui upaya sebagaimana disebutkan di atas harus diikuti pula

dengan upaya-upaya peningkatan daya beli masyarakat melalui peningkatan

pendapatan serta peningkatan pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat.

Page 193: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-74

Pada target pengembangan komoditi olahannya pada sektor hilir (agro

industri), maka perencanaan yang harus dilakukan adalah pengembangan

teknologi pengolahan komoditi pangan. Melalui pengembangan pengolahan

tanaman pangan dimaksudkan dapat dikembangkan berbagai produk pangan

olahan yang aman, sehat, environmentally friendly, lebih bermutu,

memenuhi kaidah keagamaan (halal), menarik, disukai dan terjangkau oleh

daya beli masyarakat sehingga menjadi alternatif bagi konsumen untuk

memilihnya dan diharapkan konsumsi pangan masyarakat menjadi lebih

beragam.

6.9. Analisis Kebijakan dan Pembiayaan

Analisis kebutuhan dukungan peraturan dan kebijakan baik pencabutan

peraturan yang menghambat, peraturan untuk mendukung dan upaya untuk

menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi pengembangan kawasan

hortikultura.

6.9.1. Kebijakan Prioritas Pembiayaan dan Insentif Fiskal Provinsi danKabupaten/Kota

1. Perlu koordinasi antara provinsi dan kabupaten/kota dalam pembiayaan

fiskal guna peningkatan budidaya tanaman pangan terpilih yang pada saat

ini kuantitasnya belum memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat

Sumatera Selatan dengan pertimbangan ketersediaan faktor produksi dan

efisiensi produksi.

2. Untuk menambah dan memperlancar investasi, perlu disosialisasikan

insentif fiskal daerah apa saja yang dapat diterapkan oleh pemerintah

provinsi maupun pemerintah kabupaten/kota kepada investor. Selain hal

tersebut penyederhanaan sistem birokrasi dan pelayanan perizinan dalam

berinvestasi perlu dibuatkan aturannya.

3. Perlu ditetapkan bagaimana sistem dan sumber pembiayaan publik yang

melibatkan peran berbagai pihak mulai dari pemerintah provinsi,

Page 194: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-75

kabupaten/kota, dan pemerintah pusat maupun non publik/swasta dari

investor masyarakat luas dalam pengembangan kawasan komoditi

unggulan ke depan. Hal itu diharapkan mencerminkan komitmen semua

pihak untuk berpartisipasi dari sisi pembiayaan untuk kepentingan dan

keberhasilan bersama dari proses pemantapan ketahanan pangan dan

pembangunan pertanian dalam arti luas.

4. Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat mengintegrasikan

pendanaan APBD dan dana program-program CSR pihak swasta di daerah

masing-masing ke dalam program-program pemberdayaan pemerintah

pusat yang telah eksis di masyarakat dalam rangka peningkatan kapasitas

para petani, peningkatan infrastruktur pertanian dan permodalan usaha

tani mengingat Program-program yang telah memiliki kelembagaan yang

kuat dan memiliki SDM yang telah terlatih baik dari masyarakat maupun

dari pendampingan konsultannya, Perlu pula diperluas pola yang memiliki

tingkat keterlibatan masyarakat yang tinggi baik dalam swadaya

pendanaan maupun pelaksanaannya sehingga partisipasi masyarakat

dalam kontrol kegiatan dan pemeliharaan infrasruktur tentunya akan lebih

tinggi.

5. Kepada pemerintah pusat akan diusulkan untuk menetapkan beberapa

kebijakan deregulasi dan regulasi berikut ini:

a. Penurunan pajak (pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan)

yang menjadi beban pelaku usaha di bidang agribisnis.

b. Pembebasan sementara pajak pertambahan nilai (PPn) untuk

mendorong tumbuhnya industri pengolahan lokal.

c. Harmonisasi tarif, yaitu menerapkan tarif impor lebih tinggi untuk

produk-produk olahan pertanian dan substitusinya.

d. Insentif investasi terutama pada industri hilir pertanian yang akan

tumbuh dalam jangka menengah berupa keringanan pajak,

kemudahan investasi terutama perizinan dam penghapusan retribusi.

Dukungan dan fasilitasi pendanaan dari pemerintah melalui skim kredit

Page 195: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-76

khusus bagi petani jeruk, cabai besar dan bawang merah.

6.10. Analisis Pelaku dan Pemangku Kepentingan

Implementasi pengembangan kawasan tanaman pangan dianjurkan

untuk dilakukan dengan sistem manajemen terpadu melalui suatu pengelolaan

dalam bentuk lembaga otoritas produksi tanaman seperti tampak dalam gambar

di bawah. Lembaga otoritas ini melibatkan UMK sebagai pengelola utama

kawasan dan para pemangku kepentingan lainnya yang bekerja secara sinergis

dan terpadu.

Struktur organisasi Unit Manajemen Kawasan (UMK) tanaman pangan

beberapa koordinator lapangan yang masing-masing bertanggung jawab

membina kawasan dengan luas tertentu (misalnya padi per 1.000 ha).

Manajer Utama didukung oleh 2 (dua) staf administrasi. Setiap koordinator

lapangan dibantu 2- 4 orang tenaga pendamping yang wilayah kerjanya

masing-masing dalam luasan tertentu (untuk padi) 250 ha. Dalam mekanisme

kerjanya, organisasi unit ini harus selalu berkordinasi dengan Dinas Pertanian

dan instansi pemerintah terkait lainnya pada tingkat provinsi, kabupaten

maupun kecamatan, agar terjadi sinkronisasi pelaksanaan manajemen produksi,

panen dan pasca panennya. Unit manajemen kawasan ini tidak dimaksudkan

untuk mengambil alih kegiatan produksi yang dilakukan petani, melain memiliki

tugas untuk :

1. Melaksanakan seleksi CPCL

2. Menyusun rencana budidaya tanaman di kawasan

3. Memperkirakan jumlah sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida) yang harus

disiapkan berdasarkan kebutuhan aktual petani

4. Menginventarisasi kondisi infrastruktur tata air, prasarana transportasi dan

pasar hasil produksi dan menyampaikannya ke instansi terkait melalui Dinas

Pertanian.

5. Memastikan lancarnya dan mengawal pasokan sarana produksi pertanian

yang mencukupi kebutuhan lahan usahatani padi di kawasan dalam jenis,

Page 196: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-77

jumlah, harga dan waktu yang tepat,

6. Menggerakkan dan mengkoordinasi SDM penyuluh dan pendamping

produksi usahatani

7. Mendorong dan membantu pemanfaatan berbagai inovasi teknologi

budidaya, pengendalian OPT, panen dan pasca panen yang dapat diadopsi

petani agar dapat meningkatkan produktivitas padi pada lahan sawah

mereka.

Gambar.6.16. Sistem Lembaga Otoritas Produksi Tanaman Pangan

8. Melakukan mediasi antara petani, kelompok tani, Gapoktan dengan instansi

pemerintah terkait, lembaga penyandang dana (Perbankan, BUMN dll), dan

Mitra Usaha :

Perum Bulog Divre Sumsel Pabrik penggilingan padi/

Pabrik pengolahan hasil BUMN (PT. Pusri, PT.

Pertani, PT. SHS, PT. BA) BUMS Bank/Lembaga Keuangan

PenanggungJawab

Pokja AhliPertanian

KoordinatorProduksi

TimsAsistensiTeknis

PJ. TeknisKabupaten

PJ. TeknisKabupaten

UMKB

UMKZ

UMKA

SekretariatLOP

GAPOKTAN/POKTAN/PETANI

Mitra Kerja :

Perguruan Tinggi SKPD terkait Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian(BPTP)

KTNA/Asosiasi terkait

Page 197: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-78

lembaga pemasaran (misalnya : Perum Bulog) untuk menjamin kelancaran

program peningkatan produksi padi dan pendapatan petani.

Dengan demikian sebagai penanggung jawab dan pimpinan kawasan,

agar dapat bekerja dan menjalankan tugasnya masing-masing, serta memantau

secara periodik manajer UMK mempunyai tugas pokok menjalankan sebagian

besar dari peran manajerial UMK tersebut, memberikan motivasi, dorongan

semangat, dan membina koordinator lapangan kondisi dan perkembangan

lapangan termasuk kinerja tenaga pendamping secara periodik baik langsung

maupun melalui koordinator lapangan. Asisten Manajer bertanggung jawab

terhadap lancarnya sistem dan mekanisme kegiatan usahatani pada sub

kawasan dengan memimpin, menggerakkan, dan memantau tenaga

pendamping, dan berkoordinasi dengan PPL dalam setiap kegiatan operasional.

Koordinator juga bertugas membantu manajer UMK dan pihak lainnya dalam

menerapkan inovasi teknologi terkait dengan peningkatan produksi. Tenaga

pendamping bertugas melakukan seleksi Calon Peserta - Calon Lahan (CPCL),

mendampimgi kelompok dalam menyusun Rencana Definitif Kebutuhan

Kelompok (RDKK) yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan aktual lahan

usahatani masing-masing petani, membantu koordinator lapangan dan manajer

unit untuk mengawal dan memastikan petani/kelompok tani memperoleh

pasokan sarana produksi sesuai RDKK, mendampingi kegiatan budidaya padi

bekerjasama dengan PPL, mendampingi kegiatan panen dan penanganan pasca

panen, serta membantu mekanisme pemasaran hasil produksi. Selain itu, para

pengelola UMK ini pada proses pengolahan lahan akan bekerjasama dengan

brigade pengolahan tanah dan pada proses panen bekerjasama dengan brigade

panen-pascapanen yang sudah ada. Dalam setiap kegiatan lapangan yang

dilakukan, manajemen UMK berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi

dan petugas lapangan pemerintah terkait, yaitu Dinas Pertanian Tanaman

Pangan Provinsi Kabupaten, UPTD dan BPTP.

Sebagai contoh di kawasan komoditas padi kegiatan operasional unit

kawasan usahatani padi akan dilakukan dengan dua UMK 5.000 Ha

Page 198: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-79

yang cikal bakalnya dimulai dengan kawasan 800 ha dan sudah digarap

kerjasama pembiayaannya oleh Perum Bulog Divre Sumatera Selatan untuk di

Muara Telang, dan pembiayaan usahatani seluruh kawasan tersebut dapat

diusulkan untuk dibiayai oleh Perum Bulog dan/atau dilengkapi dengan dana

dari BUMN lain. Selanjutnya, untuk UMK Karang Agung diusulkan untuk didanai

dengan skim GP3K BUMN yang dilakukan PT. Pertani, PT. Sang Hyang Sri, dan

PT. Bukit Asam dengan kewajiban pemasaran hasil produksi petani ke Perum

Bulog untuk menjamin pengembalian pinjaman.

Gambar 6.17. Contoh Struktur Organisasi UMK Padi Sawah Pasang Surut

Pemberian sebagian pinjaman diusulkan dalam bentuk barang, misalnya

dari PT. Pusri berupa pupuk, dari PT. Pertani berupa pestisida, dan PT. SHS

berupa benih. Kedua pola ini dimaksudkan untuk menunjang kenaikan

produksi melalui peningkatan produktivitas dan IP 100 menjadi 200.

Agar operasional manajemen kawasan dapat berjalan lancar, maka

diperlukan dana untuk pembiayaan bagi personil pengelola dan dana

Page 199: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-80

kegiatannya. Jenis pembiayaan yang diperlukan berupa (1) upah/honor

manajer unit dan staf pendukungnya, koordinator lapangan/sub kawasan, dan

tenaga pendamping, (2) biaya operasional kegiatan rapat/pertemuan,

transportasi, (3) biaya operasional tim pembina/pemantau.

6.11. Analisis Model dan Desain Pengembangan Komoditas Unggulan

Berikut disampaikan pilihan dan penetapan model pengembangan

kawasan tanaman unggulan. Model yang direkomendasikan untuk ditetapkan

adalah model klaster dimana terdapat fungsi rantai pasok dan hubungan timbal

balik yang saling menguntungkan dan terjalin keterikatan antar pelaku usaha

dalam satu wilayah geografis, maupun antar wilayah.

Industri hulu yang terdiri dari para pelaku usaha di bidang input produksi

diharapkan tersedia di wilayah klaster, namun mekanisme penyalurannya akan

lebih efektif jika melibatkan kelompok tani sebagai lembaga yang ada di tingkat

petani. Melalui kelompok tani, penyaluran kebutuhan input produksi diharapkan

lebih terkoordinir dan juga melatih kelompok usaha petani agar dapat

memanajemen sendiri usaha yang mereka lakukan, sekaligus memberikan

keuntungan pada lembaga yang mereka miliki.

Pada tingkat hilir, peran kelompok tani juga diharapkan dapat diberdayakan,

melalui usaha penampungan hasil produksi lahan petani. Pembelian komodii

dari petani oleh pedagang sebaiknya melalui kelompok tani, sehingga secara

kuantitas kebutuhan pedagang dapat dipenuhi secara kontinyu. Selain itu,

melalui lembaga, dapat membantu petani memiliki kekuatan untuk dapat

berkontribusi memperkuat posisi tawar menjadi ke arah price maker, sehingga

tidak terus menurus menjadi kelompok price taker. Kegiatan yang terkoordinasi

melalui lembaga (kelompok, Gapoktan bahkan koperasi) dapat menjadikan

usahatani komoditi unggulan pilihan petani menjadi usaha yang terkategori

agribisnis. Jika usaha tersebut tetap dilakukan secara individu, maka

perubahan usaha menjadi bentuk bisnis akan tetap sulit dilakukan oleh petani.

Page 200: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-81

Gambar 6.18.Model Klaster Tanaman Komoditi Unggulan

Pengolahan

PETANI KELOMPOK TANI

DISTRIBU-TOR PUPUK

ORGANIK

DISTRIBUTORBENIH, PUPUKLAINNYA, DAN

PESTISIDA

PEDAGANGIntra dan

AntarDaerah

PENGUSAHAINPUT PRODUKSI

InstitusiPendukung

LembagaPembiayaan

- DukunganPembiayaanProgram Kredit

- Dukungan AdmPeminjaman Dana

- PelayananPerbankan

LembagaPenelitian &

Pengembangan/PT

- Memberikankontribusi hasil-hasil penelitian padi

- Melakukansosialisasi inovasipadi

- Melakukanpembinaan danpendampingankepada pelakuusaha karet

Pemerintah/Pemda

- PengadaanInfrastruktur

- Pembinaan SDMPelaku Usahatani(pelatihan,pendampingan &penyuluhan)

- Program BantuanIntensifikasi danekstensifikasi UT

- Kebijakan &Regulasi

- Dukungan Perizinan- Peningkatan Minat

Investor

- Usaha pengadaanbibit & pupukorganik

- Penyaluran bibit,pupuk danpestisida

- Industripengolahan

- Simpan pinjam- Lumbung pangan- Penjualan hasil

produksi beras

ORGANISASI & KELEMBAGAAN PENDUKUNG- TPID dan Dewan Ketahanan Pangan- Asosiasi Pengusaha komoditi- Gapoktan- Koperasi

- Kebijakan & Regulasi- Dukungan Perizinan- Peningkatan Minat Investor

Page 201: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-82

Dalam implementasinya, keterlibatan lembaga pendukung dan

penunjang tentu saja sangat diperlukan. Peran aktif pemerintah dan

pemerintah daerah melalui instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan

Ketahanan Pangan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan tentu saja sangat

diperlukan. Aktifitas pemerintah daerah melalui dukungan program

ekstensifikasi, intensifikasi dan bantuan dana bergulir atau Saprosi dan Alsintan

secara kontinue menjadi faktor pendukung implementasi klaster sesuai tujuan.

Kebijakan-kebijakan yang pro ke petani dan pengadaan infrastruktur yang

diperlukan dalam implementasi klaster merupakan syarat utama yang harus

dilakukan untuk merealisasikan jalannya klaster. Bagian yang tak kalah penting

adalah kelompok institusi pendukung seperti lembaga pembiayaan, lembaga

penelitian dan Perguruan Tinggi, serta organisasi-organisasi terkait perberasan

diharapkan dapat berkontribusi secara konsisten. Dengan demikian, klaster

yang dibentuk baru dapat berjalan sesuai dengan konsep yang disusun,

sehingga tidak hanya sekedar nama dan pencanangan klaster saja, seperti yang

selama ini dilakukan di wilayah-wilayah kajian.

Pengembangan pengusahaan beras dengan model klaster yang

direkomendasikan jika diadopsi secara ideal, diyakini akan memberikan

perbaikan pada kuantitas dan kualitas produksi beras, infrastruktur, pemasaran,

kemampuan SDM, dan industri pendukung, yang pada akhirnya akan

memberikan manfaat finansial dan ekonomi yang lebih baik dari sekarang.

6.11.1. Pilihan Komoditas dan Produk Akhir

1. Produk Padi

Dari tanaman padi dapat diperoleh beberapa produk yang dapat

memberikan nilai tambah dan sejauh ini belum banyak diperoleh petani,

sedangkan di tingkat pedagang besar telah diperoleh melalui pengolahan beras

multi kualitas dan beras campuran berkualitas tinggi. Potensi untuk

meningkatkan nilai tambah dari produksi padi di tingkat petani dapat dilakukan

melalui pengembangan sistem penggilingan gabah skala kelompok atau

Page 202: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-83

gabungan kelompok petani dengan modal bersama para petani ditambah

subsidi pemerintah sehingga dapat dihasilkan beras berkualitas tinggi dan

sedang yang diminati pasar.

Gambar 6.19. Pohon Industri Komoditas Padi

Selain untuk konsumsi manusia, ada beberapa produk olahan dari beras

yang dapat dikembangkan, seperti dapat dilihat pada Gambar 6.41, untuk

memperoleh nilai tambah dan mencegah anjloknya harga ketika produksi

berlimpah, sekaligus menambah variasi kegiatan usaha ekonomi petani. Dari

beras juga dapat dibuat beras kencur, param, dan tepung beras.

Jerami padi umumnya secara tradisional dapat dijadikan pakan ternak,

mulsa dan atap rumah, dan kemudian banyak juga yang dipakai untuk pupuk

organik, kosmetik, barang kerajinan, dan bahan bakar. Sementara itu limbah

penggilingan beras berupa sekam dan dedak dan lain-lain dapat diolah lagi

menjadi produk ekonomi, seperti pakan ternak, pupuk organik dan lain-lain.

Page 203: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-84

2. Produk Jagung

Hasil produksi jagung diharapkan dapat dijual kepada pabrik-pabrik

pakan besar di Provinsi Lampung melalui pedagang atau secara langsung oleh

kelompok petani atau gabungan kelompok petani. Apabila para petani

mengalami kesulitan dalam memasarkannya, diperlukan bantuan dan fasilitasi

pemerintah dan para pihak yang relevan untuk memperlancar pemasarannya.

Alternatif lain adalah sejalan dengan adanya rencana pembangunan industri

pakan skala kecil kelompok dan skala sedang swasta seperti yang dituangkan

dalam rencana pembangunan industri Provinsi Sumatera Selatan 2016-2035, di

kabupaten OKI, Banyuasin, OKU Timur, Musi Rawas dan kabupaten lain yang

potensial, hasil produksi jagung dapat dipasok untuk memenuhi kebutuhan

pabrik-pabrik tersebut dengan pembagian zonasi.

Gambar 6.20. Pohon Industri Komoditas Jagung

Hal ini dimaksudkan agar distribusi pemasaran dan pasokan jagung,

termasuk pakan ternak dan ikan hasil kombinasi olahan dengan bahan baku lain

yang juga menyebar ketersediaannya relatif merata dan stabil di seluruh

DaunPakan

Kompos

Pipilan

BuahTongkol

Jagung

- Grit- Tepung

-Pati-Lembaga

-Pakan-Pangan-Bahan

bakuindusri

-arKulit

Kelobot-Pakan-Pulp-Kertas-Bahan bakar

Batang -Pakan-Pulp

- Kertas-Bahan

bakar

Page 204: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-85

wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Ketika terjadi surplus dari permintaan atau

kapasitas yang ada, maka jagung dapat dipasarkan ke luar provinsi selain di

Lampung.

Untuk hasil produksi jagung pangan, selain untuk langsung di konsumsi,

terdapat juga peluang diolah menjadi beberapa produk turunan seperti tepung

jagung, pati jagung, popcorn, kue jagung. Begitu pula batang tanaman dan

limbah tongkol jagung dapat dibuat kompos, bahan bakar dan bebagai produk

lain seperti disajikan pada Gambar 6.20. Adanya keterkaitan yang kuat antara

hulu dan hilir dalam pengembangan komoditi jagung ini akan menentukan

keberhasilan pencapaian swsembada jagung, yang sekaligus menjamin

peningkatan dan kestabilan pendapatan petani.

3. Produk Kedelai

Selain dipasarkan dalam bentuk bahan mentah oleh petani ke pedagang,

terdapat pula potensi untuk memberikan nilai tambah terhadap komoditas

kedelai di tingkat petani dengan mengembangkan usaha pengolahan pangan

fermentasi (tahu, tempe), pangan non fermentasi (susu kedelai), dan/atau

pakan ternak seperti tampak pada pada Gambar 6.43 kelembagaan usaha

pengolahannya dapat dipilih mulai dari usaha individu rumah tangga hingga

usaha kelompok, maupun koperasi. Untuk mempermudah berbagai urusan dan

kegiatan usaha, termasuk mengakses modal dianjurkan bentuk kelembagaan

usaha kelompok atau koperasi yang dijalankan.

Page 205: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-86

Gambar 6.21. Pohon Industri Komoditas Kedelai

6.11.2. Pengembangan Infrastruktur

Ada dua jenis infrastruktur utama yang perlu mendapat perhatian dalam

rangka pengembangan kawasan komoditi unggulan tanaman pangan dan

hortikultura, yaitu jaringan irigasi atau drainase maupun cadangan air di lokasi

untuk melaksanakan budidaya komoditi tersebut di berbagai lokasi.

Untuk lahan irigasi, peningkatan produksi masih ada peluang dengan

rehabilitasi saluran irigasi primer hingga tersier, perluasan areal pelayanan

irigasi kebagian hilir di OKU Timur dan Musi Rawas yang masih belum terairi,

penertiban dan pengaturan penggunaan air saluran irigasi oleh para pemilik

kolam. Format kegiatan seperti itu akan menambah intensitas pertanaman,

intensifikasi budidaya, penambahan areal lahan sawah yang dialiri air irigasi,

penggunaan varietas yang lebih unggul, dan penggunaan teknologi penurun

kehilangan panen, sehingga produksi akan bertambah.

Selanjutnya pada areal irigasi lainnya seperti di Kabupaten

Lahat, OKU Selatan, Empat Lawang, Pagar Alam, Lubuklinggau, Muara Enim

dan OKU, masih dapat dilakukan penambahan produksi melalui perbaikan

Page 206: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-87

peningkatan kapasitas jangkauan saluran irigasi di sampai ke persawahan di

bagian hilir yang masih belum mendapat layanan air irigasi. Daerah terssebut

selama ini masih tergolong sawah tadah hujan dan hanya dapat ditanami padi

sekali setahun, kemudian ditanami palawija atau hortikultura. Ada pula yang

mengalami alih komoditi ke tanaman karet atau kelapa sawit ketika

ketersediaan dan pasokan airnya sangat rendah, sebagaimana terjadi di lahan

pasang surut dan lebak.

Untuk kawasan komoditi di lahan pasang surut diperlukan perbaikan

jaringan drainase dan tata air mikro sebagian besar kawasan pasang surut

untuk dapat meningkatkan ketersediaan air yang berkualitas bagi tanaman padi

untuk musim yang kedua. Sementara itu pada areal yang kualitas dan

ketersediaan airnya belum mencukupi untuk tanaman padi musim kedua dapat

digunakan untuk penanaman jagung.

Pada lahan rawa lebak, infrastruktur yang perlu dibenahi adalah

pengendalian volume kelebihan air pada musim air sungai tinggi dan

penampung ketersediaan air ketika musim kering. Sistem penyiapan embung,

pompanisasi dan pipanisasi merupakan langkah terobosan yang dapat ditempuh

untuk memperbaiki sistem pengairan di lahan lebak. Untuk lahan kering dan

tadah hujan juga memerlukan penyediaan embung dan pompanisasi untuk

penyediaan air.

Infrastruktur yang kedua adalah jalan produksi dan jalan penghubung

antara kawasan dengan pabrik pengolahan dan pusat pasar di dalam daerah

maupun ke luar daerah. Pada kawasan yang menggunakan areal sawah irigasi

umumnya infrastruktur jalan utama relatif dalam kondisi yang baik, hanya jalan

produksinya yang perlu direhabilitasi. Hal yang sama untuk di lahan kering dan

tadah hujan, karena lokasinya berdampingan atau berada di dalam wilayah

perkebunan kelapa sawit yang infrastuktur jalannya cukup baik. Perbaikan

jalan produksi dan jalan penghubung yang cukup intensif perlu dilakukan di

kawasan pasang surut dan rawa lebak yang sudah pernah dibangun

sebelumnya dan sering mengalami kerusakan akibat terendam air pasang atau

Page 207: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-88

kebanjiran. Pembangunan jalan dengan sistem cor beton merupakan solusi

yang dapat ditempuh.

6.11.3. Keterkaitan antar Program dan Antar Sentra dan AntarKawasan atau Antar Klaster

Pengembangan kawasan andalan dilaksanakan melalui program

pengembangan agribisnis, industri, agrowisata, dan bisnis jasa yang dapat

terkait satu sentra dengan sentra lainnya, terutama pada kondisi yang memang

perlu dilakukan. Program-program ini kemudian dijabarkan melalui beberapa

kegiatan berikut ini:

1. Program pengembangan agribisnis, kegiatannya adalah:

a. Penataan kawasan sentra produksi pertanian di kabupaten dan kota.

b. Pembentukan kelembagaan yang koordinasi penentuan zonasi dan

pergiiiran waktu tanam, terutama untuk komoditi cabai dan bawang

merah.

c. Pembangunan dan pengadaan infrastruktur pendukung untuk

transportasi (jalan dan jembatan, terminal, pelabuhan/dermaga),

irigasi/pengairan, listrik, dan telekomunikasi serta perdagangan

(pasar, sub terminal agribisnis, gudang).

d. Pengembangan IPTEK atau pendidikan dan latihan teknis bagi aparat

dan petani.

e. Optimalisasi balai-balai penelitian dan pengembangan pertanian

tanaman pangan

f. Penanganan pasca panen dan pengolahan hasil melalui pengadaan

alat mesin pertanian, pengering, dan penggiling.

g. Pembangunan sentra benih atau bibit unggul beserta pelatihannya.

h. Intensifikasi dan ekstensifikasi lahan komoditi unggulan.

i. Penguatan kelembagaan petani di setiap kawasan andalan.

j. Pemanfaatan teknologi dan sarana produksi yang ramah lingkungan.

2. Program pengembangan agroindustri, kegiatannya ialah:

Page 208: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-89

a. Identifikasi dan pengembangan kelompok agroindustri.

b. Penanganan produk-produk agroindustri hilir berbasis bahan baku

lokal.

c. Mendorong masuknya investasi kelompok lokal dan domestik melalui

regulasi dan perizinan dalam jangka pendek, dan investasi besar

dalam jangka panjang.

d. Pengembangan jaringan pemasaran produk-produk agroindustri hilir.

e. Mengarahkan pengembangan kegiatan agroindustri di lokasi kawasan

industri (industrial estate), misalnya di KEK.

3. Program pengembangan agroriwisata, kegiatannya ialah:

a. Penataan kawasan agrowisata kawasan tanaman pangan di

beberapa lokasi yang potensial

b. Promosi lokasi agrowisata dan penyelenggaraan festival atau event

agrowisata

c. Pengembangan agro estate.

5. Program pengembangan jasa, kegiatannya ialah:

a. Penumbuhan jasa informasi.

b. Pengembangan jasa perdagangan.

c. Pengembangan jasa konsultansi.

d. Pengembangan jasa pendidikan.

e. Pengembangan jasa riset dan teknologi.

6. Program pengembangan sumber daya manusia, kegiatannya ialah:

a. Pelatihan pengembangan komoditi di balai-balai riset dan teknologi.

b. Pelatihan manajemen pengelolaan bisnis di perguruan tinggi.

c. Pelatihan teknis budiaya di balai-balai pelatihan.

6.11.4. Penyediaan Sarana Produksi, Bahan Baku dan BahanPenolong

Perlu kebijakan yang khusus mengatur tataniaga dan distribusi input

produksi seperti benih, pupuk, pestisida, dan lain-lain yang lebih menjamin

Page 209: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-90

ketersediaan input produksi pagi petani secara tepat waktu atau dalam rangka

percepatan waktu tanam. Hal tersebut diperlukan karena siklus produksi

tanaman itu sendiri tidak dapat dipercepat atau diperlambat karena harus

mengikuti proses biologis yang alami. Demikian juga masa tanam yang harus

mengikuti musim yang tepat. Akibatnya kebutuhan input produksi harus

tersedia pada saat yang telah ditentukan. Bila tidak sesuai dengan waktu pada

saat dibutuhkan akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang akhirnya

mempengaruhi produksi.

Penyediaan atau pasokan bahan baku untuk budidaya maupun

agroindustri komoditi tanaman pangan dan hortikultura unggulan perlu

diperhatikan dan/atau dikelola secara cermat dan serius untuk menjamin

kontinyuitas kegiatan produksinya masing-masing.. Secara internal apabila ada

unit pengelola kawasan adala dengan menggunakan cara sistem titik

pemesanan (order point system). Jika persediaan bahan baku dan bahan

penolong hampir habis atau dinilai perlu untuk menambah persediaannya,

maka unit ini akan melakukan pemesanan untuk menambah bahan baku.

Pemesanan dapat dilakukan secara bebas terhadap para pemasok, atau melalui

sistem kerjasama dengan pemasok yang kredibel. Lama penyimpanan bahan

baku dan penolong perlu disesuaikan dengan rentang waktu kebutuhan

pemakaian, kapasitas gudang dan modal yang tersedia. Pada tahap awal

diperlukan peran pemerinah untuk memfasilitasi sistem penyediaan bahan baku

melalui program bantuan atau pembentukan kemitraan dengan perusahaan

pemasok bahan baku dan penolong.

6.11.5. Pengembangan Pasar dan Perdagangan

Pada tahap awal perlu kebijakan pemasaran komoditi dan produk

unggulan tanaman pangan dan hortikultura yang bersifat saling mendukung

dan melengkapi antara pemerintah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota

maupun antar pemerintah kabupaten/kota. Hal ini penting untuk dirumuskan

agar terdapat sinergi upaya untuk memperlancar pemasaran komoditi dalam

Page 210: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-91

rangka meningkatkan pendapatan petani dan pelaku usaha lainnya secara fair.

Untuk itu perlu disediakan infrastruktur pasar hasil penjualan di sentra produksi

yang sebagian sudah ada, namun memerlukan perbaikan. Pada kawasan

tertentu yang baru dibangun seperti di lokasi yang akan dijadikan kawasan

hortikutura pada tahap awal perlu dibangun pasar kecil berupa TPH (tempat

penampungan hasil) sebagai pusat transaksi komoditi yang diproduksi petani.

Pemasaran komoditi dapat dilakukan dengan sistem contract farming,

memperpendek rantai pasar, dan pembinaan pedagang perantara.

Selain itu, kerjasama dalam kegiatan promosi juga perlu disusun baik

antar provinsi dan kabupaten/kota, maupun dengan pihak perusahaan

BUMN/BUMD maupun swasta untuk memperkuat memperluas jangkauan

pemasaran dan mengefisienkan biaya. Kerjasama ini dapat diwujudkan dengan

pembuatan website bersama pemerintah provinsi/kabupaten dan perusahaan-

perusahaan tersebut secara langsung atau interlink untuk mempromosikan dan

memasarkan produksi unggulan.

Pada tahap berikutnya pengembangan pasar dan perdagangan komoditi

dan produk unggulan yang dihasilkan direkomendasikan dengan membangun

kelembagaan kemitraan usaha agribisnis yang berdaya saing dapat dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut : (1) petani atau kelompok tani di

kawasan sentra produksi melakukan konsolidasi manajemen usaha pada

hamparan lahan yang memenuhi skala usaha, misalnya 50-100 hektar untuk

padi; (2) konsolidasi manajemen dituangkan dalam bentuk kelembagaan

agribisnis seperti yang lebih bersifat formal dan terpadu, seperti koperasi

agribisnis, asosiasi petani, kelompok usaha agribisnis terpadu, kelompok usaha

bersama agribisnis, sistem kebersamaan ekonomi (SKE) dan lainnya; (3)

kelompok usaha tersebut sebaiknya berbentuk korporasi, asosiasi, atau koperasi

yang berbadan hukum sehingga dapat melakukan transaksi secara seimbang

dan akses ke berbagai lembaga pembiayaan; (4) penerapan manajemen

korporasi dalam menjalankan sistem usaha agribisnis; dan (5)

pengembangan pola kemitraan usaha agribisnis terpadu.

Page 211: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-92

Salah satu model kemitraan usaha yang layak dikembangkan adalah

kelembagaan kemitraan usaha agribisnis terpadu. Implementasi kelembagaan

kemitraan usaha agribisnis terpadu adalah sebagai berikut: (1) petani

melakukan konsolidasi dalam wadah kelompok tani; (2) kelompok tani mandiri

dapat ditransformasikan dalam kelembagaan formal berbadan hukum (koperasi

pertanian, koperasi agribisnis, atau kelembagaan lainnya sesuai kebutuhan);

(3) kelompok tani mandiri atau yang sudah dalam kelembagaan berbadan

hukum mengkonsolidasikan diri dalam bentuk gapoktan atau asosiasi

petani/asosiasi agribisnis; (4) kelembagaan-kelembagaan yang telah tergabung

tersebut melakukan konsolidasi manajemen usaha pada hamparan lahan

yang memenuhi skala usaha, tergantung jenis komoditas; (5) pilihan komoditas

atau kelompok komoditas disesuaikan dengan potensi wilayah dan permintaan

pasarnya; (6) penerapan manajemen korporasi dalam menjalankan sistem

usaha agribisnis; (7) pemilihan perusahaan mitra yang didasarkan atas

rekomendasi dari dinas dan atau direktorat teknis yang didasarkan atas

komitmennya membangun masyarakat agribisnis; dan (8) adanya kelembagaan

pusat pelayanan dan konsultasi agribisnis (PPA) sebagai mediator dan fasilitator

terbangunnya kelembagaan kemitraan usaha terpadu.

Pengembangan sistem logistik dan distribusi cabai dan bawang merah

yang efisien untuk mengurangi disparitas harga baik karena kesenjangan antar

waktu maupun kesenjangan antar wilayah. Hal ini perlu melibatkan instansi

terkait seperti Dinas Perhubungan, Dinas Perindustian dan Dinas

Perdagangan. Sistem logistik dan distribusi ini perlu didukung dengan teknologi

penyimpan untuk mempertahankan kesegaran komoditi, dan khususnya

investasi cold storage untuk komoditi cabai.

Selanjutnya dilakukan pengembangan teknologi early warning system

yang dapat memantau perkembangan informasi harian harga komoditi dan di

beberapa sentra produksi dan pasar induk di wilayah Indonesia yang

terintegrasi dengan sistem nasional. Sistem ini dapat dimanfaatkan oleh

produsen dan konsumen untuk menentukan harga pasar serta oleh pemerintah

Page 212: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-93

untuk menentukan perlunya intervensi dalam menjamin ketersediaan dan

stabilisasi harga.

6.11.6. Pengembangan Kelembagaan dan SDM

Optimalisasi peran Dinas Ketahanan Pangan dan Bulog Divisi Regional

yang bertugas untuk mengelola pangan daerah termasuk cabai dan bawang

dalam kaitannya dengan suplai, distribusi, pasar, dan lain-lain. Kelembagaan ini

dikoordinasi oleh Dewan Ketahanan Pangan yang bertanggung jawab langsung

kepada Gubernur yang berkoordinasi dengan Bupati/Walikota. Kehadiran

intervensi pemerintah dalam hal ini diperlukan untuk menjamin ketersediaan

dan menjaga kestabilan harga baik pada saat harga tinggi maupun pada saat

harga jatuh.

Agar pengembangan kawasan komoditi unggulan tanaman pangan dan

hortikultura dapat berjalan lancar dan mencapai keberhasilan diperlukan

kegiatan pendampingan, penyuluhan dan pengembangan. Dalam kaitan

program Upsus Pajale, telah dimanfaatkan tenaga pendamping dari perguruan

tinggi yang berjalan dengan baik. Akan tetapi untuk jangka menengah dan

panjang perlu ditambah tenaga pendamping yang direkrut khusus dan

dipekerjakan dalam unit kerja lapangan berdampingan dengan tenaga penyuluh

dengan pembagian tugas yang jelas dan terpadu. Momentum dikembalikannya

SDM penyuluh ke instansi sektoral sejak tahun 2017 dapat dimanfaatkan untuk

diberikan tugas yang terkait dengan pengembangan lima kawasan komoditi

yang akan dikembangkan di Sumatera Selatan.

Untuk tenaga pengembang, selain dapat bersumber dari unit kerja SKPD

atau Kementerian Pertanian seperti UPTD dan BPTD, dapat pula dimanfaatkan

para petani pelopor pengembangan budidaya tanaman tersebut, yaitu yang

menerapkan teknologi baru untuk padi, jagung dan kedelai. Antar SDM

tersebut perlu dipadukan dalam sistem koordinasi, bahkan dapat dibentuk

kelembagaan kerjasamanya. Format ini akan memudahkan komunikasi antar

mereka dan upaya untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas mereka dalam

Page 213: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-94

membantu kelancaran kegiatan para petani dalam kawasan komoditi ungulan

tersebut.

Sistem koordinasi Kelembagaan SDM tersebut kemudian melakukan

kerjasama dengan kelembagaan petani, baik dengan Gapoktan mapun

langsung dengan kelompok petani bila diperlukan. Kerjasama tersebut

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan petani dalam berbudidaya

tanaman yang baik dan mengelola usahataninya secara profesional, serta

meningkatkan kemampuan mengakses modal, mengelola keuangan dan

melakukan pemasaran dengan posisi tawar yang kuat.

6.11.7. Pengembangan Ilmu dan Teknologi

Perlu tindak lanjut pengimplementasian hasil riset di bidang produksi dan

pengolahan pangan unggulan yang telah dilakukan oleh pada beberapa

lembaga penelitian dan perguruan tinggi lokal di Sumatera Selatan oleh

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar dapat dimanfaatkan secara luas

oleh masyarakat.

Perlu dirumuskan jenis riset dan pengembangan teknologi untuk

menghasilkan berbagai benih/bibit, pupuk, pengendali OPT, teknologi

pengolahan, pengemasan, manajemen pemasaran dan lain-lain, termasuk

untuk menghasilkan sistem kelembagaan yang konsisten bagi pengembangan

komoditi.

Program yang sejalan dengan ini yang dapat dioptimalkan adalah

pengembangan science park dan techno park yang sudah dicanangkan

pemerintah sebagai lokasi pengembangan iptek terapan, percontohan dan

diseminasi berbagai Iptek tersebut yang dilakukan para peneliti dari berbagai

instansi.

6.11.8. Pengembangan Pembiayaan

Perlu kebijakan akses pinjaman modal dengan beban bunga atau biaya

modal yang wajar bagi petani, seperti pengembangan lembaga keuangan

mikro, koperasi dan perbankan yang sudah ada yang dapat dijangkau baik dari

Page 214: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-95

sisi bunga maupun persyaratannya dan ini perlu insentif pembiayaan dari APBD

provinsi dan kabupaten/kota. Campur tangan pemerintah diperlukan di sini

sehubungan dengan keengganan dari sektor keuangan formal dalam

memberikan kredit ke bidang pertanian karena tingginya resiko usaha, tidak

adanya atau keterbatasan agunan tambahan, masih sedikitnya pihak yang

bersedia menjadi penjamin (avalist) dan masa angsuran yang mengikuti siklus

panen. Hal tersebut jika dibiarkan saja dapat berakibat petani akan terlilit oleh

sistem ijon yang dapat mengurangi pendapatan petani.

Secara praktis, pembiayaan usaha awal budidaya tanaman unggulan

dapat bersumber dan pemerintha melalui SKPD terkait berupa bantuan secara

fisik, dalam bentuk peralatan, benih hingga pupuk tanaman. Selain itu, kalau

masih kurang atau yang tidak mendapat bantuan pemerintah dapat

memperoleh pembiayaan perbankan berupa pinjaman nilai plafon sesuai

dengan kebutuhan modal kerja usahatani melalui skim KUR dan jangka waktu

pengembalian selama 3 tahun. Nasabah diwajibkan mengembalikan pinjaman

termasuk bunga pinjaman yang wajar per bulan.

Sumber pembiayaan perbankan lain berupa pinjaman kredit kepada

petani untuk kegiatan budidaya tetapi diperuntukkan bagi usaha perdagangan

sarana produksi, pengolahan dan pemasaran hasil-hasil pertanian. Proporsi

pola pembiayaan ini bervariasi antar petani karena disesuaikan dengan skala

usahanya termasuk diantaranya luasan areal tanam dan jenis tanaman/varietas

yang digunakan.

Perbankan atau lembaga keuangan lainnya dapat juga memberikan

kredit pembiayaan dengan insentif bunga ringan atau subsidi dari pemerintaah

kepada investor kelompok lokal atau domestik yang berminat di bidang

pertanian baik dari sisi Alsintan, input produksi, distribusi, pasar dan

pengolahan produk turunan dari produk pertanian. Apabila industri atau usaha

skala menengah atau besar yang dikelola terwujud, maka usahatani pada

tingkat on farm akan terangkat karena ada jaminan pasokan input produksi dan

atau ada jaminan pasar yang akan menyerap hasil produksi pertanian.

Page 215: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman PanganDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VI-96

Koordinasi dan sinkronisasi dana CSR (Corporate Social Responsibility)

BUMN dan BUMS di daerah dengan dana APBD dalam membiayai program dan

kegiatan pengembangan kawasan komoditi unggulan tanaman pangan dan

hortikultura yang bersifat saling mengisi pada tahapan rantai pasok komoditi

atau per pilihan komoditi, namun tidak tumpang tindih.

Page 216: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-1

RENCANA AKSI PENGEMBANGANKAWASAN

Rencana aksi pengembangan kawasan (action plan) merupakan bagian

dari rancang bangun pengembangan kawasan petanian yang bersifat scientific

atau teknokratik untuk mengarahkan pengembangan dan pembinaan kawasan.

Rancang bangun pengembangan kawasan ini disusun berdasarkan analisis

teknokratis dan rencana kerja melalui telaah kebijakan serta analisis

pemeringkatan, klasifikasi dan pemetaan kawasan serta analisis data dan

informasi tabular dan spasial. Secara garis besar rancang bangun

pengembangan kawasan mencakup:

1. Simulasi skenario arahan dan tujuan kebijakan dan program makro

regional yang bersifat strategis atau yang bersifat sebagai master plan

2. Simulasi skenario sasaran dan program kegiatan mikro lokasional yang

bersifat taktis dan lokasional atau yang bersifat sebagai action plan.

Action plan merupakan penjabaran operasional dari master plan sebagai upaya

untuk menyusun rencana yang lebih rinci dalam kurun waktu jamak (multy

years)

7.1. Strategi Pengembangan

Strategi pengembangan rencana aksi ini disusun berdasarkan

pendekatan yang sejalan dengan Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang No.25 Tahun 2004,

yaitu pendekatan politik, teknokratis, keterpaduan top down policy-bottom up

planning dan partisipatif.

7.1.1. Pendekatan Politik

Pendekatan visi misi kepala daerah terpilih sebagai input dalam

perencanaan pengembangan kawasan. Dengan demikian tujuan dan

7

Page 217: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-2

saran pembangunan nasional malalui penetapan kawasan harus dapat

diintegrasikan dan diharmoisasikan dengan visi misi kepala daerah ke dalam

kebijakan dan strategi pengembangan kawasan

7.1.2. Pendekatan Teknokratik

Strategi melalui pendekatan teknokratik adalah strategi mendudukan

action plan pengembangan kawasan pertanian sebagai instrument perencanaan

scientific yang disusun dengan menggunakan metode dan kerangka pikir ilmiah

oleh Bappeda dan SKPD sebagai penjabaran operasional dari RPJMD dan

Renstra SKPD pada lingkup pertanian di kabupaten/kota.

7.1.3. Pendekatan keterpaduan top down policy-bottom up planning

Pendekatan keterpaduan ini mendudukan forum koordinasi Musrenbang

dan forum koordinasi teknis lainnya yang dilaksanakan menurut jenjang

pemerintahan mulai dari tingkat desa kecamatan dan kabupaten/kota sebagai

arena untuk negosiasi dan konsensus penetapan tujuan dan sasaran

pengembangan awasan di daerah.

7.1.4. Pendekatan Partisipatif

Strategi pendekatan partisipatif mendudukan bahwa penetapan dan

pemilihan jenis dan volume kegiatan disesuaikan dengan kebutuhan,

permasalahan dan aspirasi petani sebagai pelaku usaha serta pembiayaan dan

pengembangan kawasan didorong untuk meningkatkan keswadayaan

masyarakat.

Selanjutnya tahapan dan proses penyusunan serta pelaksanaan action

plan ini membutuhkan rencana kerja yang terukur dan penyusunannya

melibatkan para pemangku kepentingan, mulai dari pengambil kebijakan di

tingkat kabupaten/kota hingga aparatur teknis di lapangan. Disamping itu,

keterlibatan petani sebagai pelaku utama pengembangan kawasan melalui

stratgei pengembangan partisipatif akan sangat dibutuhkan untuk menentukan

Page 218: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-3

rencana kegiatan yang paling sesuai dengan permasalahan, aspirasi, dan

kebutuhan pelaku usaha di lapangan.

Rancangan matrik action plan ini dalam proses selanjutnya, tidak dapat

berhenti sampai disini saja, masih perlu kajian ulang dan pendalaman melalui

negosiasi dan konsensus dengan instansi lintas sektor di daerah untum

mendapatkan dukungan regulasi serta anggaran yang dibutuhkan untuk

mendukung pengembangan kawasan.

Pada akhirnya nanti, action plan yang telah disusun ini perlu ditetapkan

oleh Kepala Daerah atau Peraturan Daerah untuk menjadikan dokumen

perencanaan pengembangan kawasan ini mendapatkan dukungan kebijakan

yang dapat membangkitkan peluang dan potensi pembangunan pertanian

sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi di wilayah kawasan.

7.2. Program Pengembangan

Program pengembangan yang disusun merupakan program yang dibuat

berdasarkan strategi pendekatan yang telah disusun, yaitu berbasis pada

pendekatan politik, teknokratis, keterpaduan top down policy-bottom up

planning dan partisipatif. Dengan demikian program-program yang disusun

memang berbasis pada permasalahan dan kebutuhan petani, dan selaras

dengan kepentingan politik dan teknokratis, sehingga pada saat operasionalnya

dapat berlangsung optimal melalui dukungan anggaran yang rasional dan

keterlibatan lintas instansi melalui SDM yang kompeten.

7.3. Rencana Aksi Pengembangan

Rencana aksi pengembangan kawasan merupakan operasional dari

program yang telah disusun dan langsung diarahkan pada lokasi sasaran.

Dukungan anggaran utama adalah dari APBN dan APBD, namun tidak menutup

kemungkinan untuk dilakukan kolaborasi dengan dengan sumber lain non

pemerintah. Hasil penyusunan program dan rencana aksi untu pengembangan

kawasan per komoditi unggulan secara rinci disajikan pada Tabel 7.1.

Page 219: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-4

Tabel 7.1. Matriks Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Tanaman Padi Di Sumatera Selatan

AnalisisPermasalahan Program

UtamaSasaran

Rencana AksiLokasi Satker Pelaksana

Rencana PembiayaanAPBN APBD

ProvAPBDKab/Kota

Kuantitas dankualitas produksimasih rendahdan belumkonsisten

Peningkatankualitas dankuantitasproduksi yangberkelanjutan

Meningkatnyaproduksi danproduktifitaspadi > 6 ton/Ha

Melanjutkan program Upsuspeningkatan produksi padi dalambentuk penyediaan bantuan benih,pupuk dan Alsintan berbasiskebutuhan dan jenis lahan

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provdan Kabupaten √ √ √

Pembuatan lahan percontohan disetiap wilayah produsen berbasisGAP melalui kerjasama denganPerguruan Tinggi danBalitbangnovda

Dinas Pertanian TPH Provdan KabPerguruan Tinggi (PT)Balitbangnovda

√ √

Pendampingan petani penerimabantuan melalui kerjasam denganperguruan tinggi

Dinas Pertanian TPH Provdan KabupatanPerguruan Tinggi (PT)

√ √ √

Kondisi danketersediaaninfrastrukturpendukung belumoptimal

Perbaikan danperluasanjaringaninfrastruktur

Jalan usahatanitani 80% dalamkondisi baik

Perbaikan jalan usahatani OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian KabDinas PU Bina Marga √ √

Lahan petani >80% memilikiTAM yg lancar

Perbaikan dan penambahan jaringanirigasi dan TAM

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian KabDinas PU Pengairan √ √ √

Belumterpenuhinyakebutuhan benih,pupuk danAlsintan yangspesifik lokasi dantepat waktu

Pemenuhankebutuhanbenih, pupuk,Alsintan yangtepat lokasidan tepatwaktu

Terpenuhinyakebutuhanbenih, pupukdan Alsintanyang spesifiklokasi dan tepatwaktu

Bantuan benih, pupuk dan Alsintanbendasarkan kebutuhan dan waktupermintaan

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian Provinsi danKabupaten √ √ √

Fasilitasi kerjasama Gapoktandengan supplier benih, pupuk danAlsintan

Page 220: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-5

AnalisisPermasalahan Program

UtamaSasaran Rencana Aksi Lokasi Satker Pelaksana

Rencana PembiayaanAPBN

APBDProv

APBDKab/Kota

Tingkatpengetahuan danketerampilanpetani dalamberusahatani,manajemenusaha danpenggunaanteknologi masihrendah

PeningkatanPengetahuandanKeterampilanPetani

Meningkatnyapengetahuandanketerampilanpetani dalamberusahatanidan manajemenusaha

Pendampingan ke kelompok tanidalam setiap program bantuanteknologi melalui kerjasama denganPerguruan Tinggi dan Balitbang

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provdan KabPerguruan TinggiBalitbang

√ √

Mou dengan PTdan Balitbang

Pelatihan adopsi teknologi budidayadan pasca panen, serta manajemenusaha

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provdan Kab

√ √

Pembuatan pedoman teknisusahatani tanaman padi spesifiklokasi yang praktis & komunikatif

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Perguruan Tinggi dan dinasPertanian TPH Provinsi √ √

Berkurangnyajumlah petanitanaman pangandan hortikultura

Peningkatanmotivasipetani dangenerasi mudatani

Meningkatnyaminat generasimuda untukmenjadi petani

Sosialisasi dan edukasi pertaniantanaman pangan yang prospektif

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi, Perguruan Tinggidan Balitbang

√ √

Kompetisi kreatif berbasis danbertema tanaman pangan untukgenerasi muda

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab Perguruan Tinggi

√ √ √

Pemberian beasiswa untuk anakpetani yang melanjutkan pendidikanke ilmu pertanian

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Pemerintah Provinsi danKabupaten, PerguruanTinggi

√ √ √

Pengadaan lahan pendidikanpertanian tanaman pangan(laboratorium terbuka)

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Pemerintah Provinsi danKabupaten, PerguruanTinggi

√ √ √

Page 221: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-6

AnalisisPermasalahan Program

UtamaSasaran Rencana Aksi Lokasi Satker Pelaksana

Rencana PembiayaanAPB

NAPBDProv

APBDKab/Kota

Semakinberkurangnya TKupahan

Revitalisasitenaga kerjadi bidangpertaniantanamanpangan

- Meningkatnyaminat TK

- Penguranganbiaya tenagakerja permusim tanam

Perbaikan sistem upah TK mengikutiUMR buruh

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Pemrov dan Pemkab√ √

Pengenalan inovasi teknologi yangberpihak pada kemudahan bekerjatenaga kerja

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab Perguruan Tinggi

√ √

Pembuatan model pengusahaanusahatani yang berbasis modal sosialdan kearifan lokal

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab Perguruan Tinggi

√ √

Masih rendahnyatingkatpemberdayaankelompok tanidan Gapoktan

Revitalisasikelembagaanpetani

TerbentuknyaGapoktanmandiri

Pembentukan badan hukum padaGapoktan

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, √ √

Terbentuknyaasosiasi petaniuntuk aktifitaskomersial

Fasilitasi pembentukan asosiasipetani tanaman pangan

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab

√ √

Masih rendahnyaaktifitas danjumlah kelompokpada industri hilirkomoditi pangan

Pengembanganindustri hilirtanamanpangan

Bertambah nyajumlah IKMtanaman panganyang komersial

Diklat hilirisasi tanaman pangan OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, DinasPerindustrian kabupaten

√ √

Pengembangan industri pakan danmakanan berbahan baku tanamanpangan

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, DinasPerindustrian kabupaten

√ √

Page 222: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-7

AnalisisPermasalahan Program

UtamaSasaran Rencana Aksi Lokasi Satker Pelaksana

Rencana PembiayaanAPB

NAPBDProv

APBDKab/Kota

Masih rendahnyakemampuanuntuk mengaksesmodal gunapengembanganusaha

Fasilitasi kelembagapermodalan

Teratasinyamasalahpermodalan ditingkat petani

Berkurang nyatingkatketergantu nganpetani kepadatengkulak

- Penyediaan skim kredit untukpetani dan IKM tanaman panganoleh Bank Pemerintah dan swasta

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab , Bank Pemerintahdan Swasta

√ √

- Pendampingan dan fasilitasipetani dalam mengakses modal keperbankan

Masih tingginyasusut hasil(losses)

Perbaikanteknologipasca panen

Berkurangnyasusut hasil

- Bantuan Asintan panen danpengolahan pasca panen

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, PerguruanTinggi

√ √

- Penyuluhan dan pelatihanpengolahan pasca panen

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, PerguruanTinggi

√ √

Fluktuasi hargapada saat panenraya

Pengendaianhargaprodusen

Stabilisasi hargagabah

Pengaturan musim tanam yang tidakberbarengan

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab

√ √

Fasilitasi kerjasaman dengan Bulogdalam menampung hasil panen

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab, Bulog

√ √

Alih fungsi danfragmentasi lahanpertanian

Pembatasanalih fungsilahan

Berkurangnyaalih fungsi lahan

Penerapan Perda alih fungsi lahan OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab

√ √

Pemberian reward kepada petanitanaman pangan

OKI, OI,OKUT,Banyuasin

Dinas Pertanian TPH Provinsidan Kabupaten, Pemrov danPemkab

√ √

Page 223: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-8

Tabel 7.2. Matriks Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Tanaman Jagung Di Sumatera Selatan

AnalisisPermasalahan

ProgramUtama

SasaranRencana Aksi Lokasi Satker Pelaksana

Rencana PembiayaanAPBN APBD

ProvAPBDKab/Kota

Kualitas jagungbelum memenuhipermintaan pasar(kadar kering>14%)

Perbaikankualitasproduksijagungberorientasipermintaanpasar

Meningkatnyakualitas jagungdengan kadarkering < 14%)

Pengadaan lantai jamur, alatpengering dan mesin pemipil secaraproporsional

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten, √ √ √

Terserapnyaproduksi petanidi pasar

Edukasi pengolahan pasca panensesuai GAP

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi,

√ √

Terbatasnyaketersediaan benihjagung unggul danberkualitas ditingkat petani

Pengadaandan pengem-bangan benihjagungberkualitas

Tersedianyabenih unggulproduksi petani

Kerjasama penelitian benih ungguldengan perguruan tinggi

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi,

√ √

Demplot produksi benih jagungunggul

Terbatasnyaketersediaan pupukbersubsidi

Pengadaanpupuk organiksecara mandiri

Tersedianyapupuk organikpengganti pupukkimia

Pelatihan bagi PPL dan petanimembuat pupuk organik berbahanbaku sumberdaya lokal kerjasamadengan perguruan tinggi

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi,

√ √

Berkurangnyabiaya produksipetani daripenggunaanpupuk organik

Pembuatan Demplot penanamanjagung menggunakan pupuk organik

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi,

√ √

Permintaan pasaryang berfluktuasi

Pengem-bangan pabrikpakan ternak

Tertampungnyaproduksi jagungpetani secarakontinue

Fasilitasi kerjasama kelompok tanijagung dengan pabrik pakan

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi, DinasPeternakan

√ √ √

Pelatihan pembuatan pakan kepadapetani berbasis jagung

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi,

√ √

Page 224: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-9

AnalisisPermasalahan

ProgramUtama

Sasaran Rencana Aksi Lokasi Satker Pelaksana

Rencana PembiayaanAPBN APBD

ProvAPBDKab/Kota

Masih minimnyaindustri hilir jagung

Pengem-banganindustri hilirjagung

Berkembangnyaagroindustrijagung

Pelatihan pembuatan berbagai jenisindustri hilir jagung

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi, DinasPerindustrian

√ √

Tertampungnyaproduksi jagungpetani

Pendampingan dan pembinaan UKMindustri jagung

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi, DinasPerindustrian

√ √

Fasilitasi produk agroindustri jagungmelalui pasar tani

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Perguruan Tinggi, DinasPerindustrian

√ √

Dukunganinfrastruktur belumoptimal

Pengem-banganinfrastrukturagribisnisjagung

Tersedianyainfrastrukturagribisnis jagungyan g memadai

Pengembangan dan perbaikan jalanusahatani

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Dinas PU Bina Marga

√ √

Fasilitasi ketersediaan sarana danprasana produksi (benih hibrida,komposit unggul, pupuk danpestisida dan peralatan) tepatwaktu, jumlah dan jenis denganharga yang layak di setiap sentraproduksi

OKU TimurBanyuasin

Dinas Pertanian TPHProvinsi dan Kabupaten,Dinas PU Bina Marga

√ √

Page 225: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VII-10

Tabel 7.3. Matriks Rencana Aksi Pengembangan Kawasan Tanaman Kedelai Di Sumatera Selatan

AnalisisPermasalahan

ProgramUtama

SasaranRencana Aksi Lokasi Satker Pelaksana

Rencana PembiayaanAPBN APBD

ProvAPBDKab/Kota

Masih rendahnyakuantitas dankualitas produksi

Peningkatankuantitas dankualitasproduksikedelai

Meningkatnyakuantitas dankualitas produksikedelai

Perluasan areal tanam kedelai Banyuasin Dinas Pertanian TPHProvinsi danKabupaten,

√ √ √

Pengadaan bantuan benih danpupuk

Banyuasin Dinas Pertanian TPHProvinsi danKabupaten,

√ √ √

Harga yangberfluktuasi

Stabilisasiharga kedelai

Stabilnya hargakedelai Fasilitasi kerjasama dengan Bulog

dan industri hilir kedelai

Banyuasin Dinas Pertanian TPHProvinsi danKabupaten,

√ √ √

Pengetahuan danketerampilan teknispetani dalambudidaya kedelaimasih rendah

Peningkatanpengetahuandanketerampilanteknis petanidalambudidayakedelai

Meningkatnyapengetahuandanketerampilan

Pelatihan perbaikan budidayakedelai

Banyuasin Dinas Pertanian TPHProvinsi danKabupaten, PerguruanTinggi

√ √

Masih rendahnyaminat agro industrikedelai untukmenggunakankedelai lokalsebagai bahanbaku karenadianggapberkualitas burukdan tidak cocokuntuk bahan baku

Peningkatankonsumsiagroindustrikedelai kedelailokal

Meningkatnyakonsumsikedelai lokaloleh agroindustrikedelai

Fasilitasi kerjasama kelompok tanikedelai dengan agro industri kedelai

Banyuasin Dinas Pertanian TPHProvinsi danKabupaten, PerguruanTinggi

√ √

Edukasi dan sosialisai yang benartentang kedelai lokal

Banyuasin Dinas Pertanian TPHProvinsi danKabupaten, PerguruanTinggi

√ √

Page 226: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VIII-1

KESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Dengan kekayaan sumberdaya alam dan tipologi lahan yang lengkap,

Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang

sangat potensial dan prospektif untuk memanfaatkannya secara optimal bagi

budidaya tanaman pangan unggulan dalam rangka swasembada pangan.

Upaya optimalisasi sumberdaya lahan dan sumberdaya lain itu memerlukan

arahan berupa rencana induk (Master Plan) agar dapat ditentukan prioritas

pelaksanaan program dan kegiatannya.

Kesimpulan dari hasil penyusunan master plan pengembangan kawasan

tanaman pangan di Provinsi Sumatera Selatan dapat dikemukakan sebagai

berikut :

1. Kawasan tanaman pangan di Provinsi Sumatera Selatan ditetapkan

berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian RI No : 03/Kpts/PD.120/ 1/2015

dan Kepmentan No : 45/Kpts/PD.200/1/2015 dengan distribusi kawasan

meliputi :

- Kawasan padi berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir

(OI), OKU Timur dan Kabupaten Banyuasin

- Kawasan jagung berada di Kabupaten OKU timur

- Kawasan kedelai berada di Kabupaten Banyuasin

Meskipun prioritas dilakukan terhadap wilayah-wilayah kawasan yang telah

ditetapkan, namun berdasarkan fakta di lapangan untuk pengembangannya

ke depan tidak hanya terbatas pada yang telah ditetapkan dalam

Kepmentan itu saja, melainkan juga pada kabupaten/kota lain yang sudah

lama menjadi sentra produksi dari tanaman pangan tersebut seperti

8

Page 227: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VIII-2

Kabupaten Musi Rawas untuk tanaman padi, Kabupaten Lahat untuk

tanaman kedelai, Kabupaten Banyuasin untuk tanaman jagung, dan

kabupaten/kota lain yang memiliki potensi sumberdaya dan animo tinggi

untuk pengembangan komoditi tanaman pangan.

2. Dari hasil analisis biofisik sumberdaya lahan, ekonomi, sarana dan

prasarana penunjang, kependudukan dan sosial budaya, kelembagaan,

sumberdaya manusia, teknis tanaman, pengolahan dan perdagangan, serta

kebijakan dan pembiayaan menunjukkan kecenderungan yang selaras

bahwa wilayah-wilayah kawasan tersebut memenuhi persyaratan untuk

dikembangkan sebagai kawasan melalui komoditi padi, jagung dan kedelai,

serta memiliki prospek untuk pengembangan ke depan yang bersinergi

dengan wilayah lain yang memiliki potensi yang sama namun tidak

ditetapkan sebagai wilayah kawasan.

3. Penyusunan rencana aksi dalam master plan ini dirumuskan berbasis pada

tujuan peningkatan produksi dengan orientasi swasembada, dan solusi

aplikatif dari permasalahan yang masih menjadi kendala dalam

pengembangan komoditi pangan, yaitu padi, jagung dan kedelai dengan

jenis permasalahan yang dominan ada pada kelompok tanaman pangan

adalah masih terbatasnya ketersediaan input produksi yang bersubsidi,

fasilitas dan peralatan pasca panen yang belum memadai dan mencukupi

kebutuhan keseluruhan kelompok tani, serta masih rendahnya

pemberdayaan kelembagaan di tingkat petani. Beberapa program dan

rencana aksi yang disusun telah memerhatikan dan diupayakan untuk

mengatasi berbagai permasalahan tersebut

8.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan yang dikemukakan, maka

guna mencapai keberhasilan pengembangan kawasan tanaman pangan di

Provinsi Sumatera Selatan ke depan disarankan :

1. Usaha perluasan lahan dan peningkatan produksi guna pengembangan

komoditi pangan pada setiap kawasan hendaknya diprioritaskan

Page 228: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VIII-3

pada jenis lahan sub optimal yang ketersediaannya masih luas dan belum

dimanfaatkan, namun mengingat permasalahannya mayoritas terkait

dengan pengairan maka dalam implimentasinya diperlukan perbaikan

jaringan drainase dan tata air mikro untuk dapat meningkatkan

ketersediaan air yang berkualitas bagi tanaman padi untuk musim yang

kedua.

2. Guna mendapatkan potensi untuk meningkatkan nilai tambah dari

pengembangan komoditi pangan khususnya padi di tingkat petani

disarankan agar dilakukan pengembangan sistem penggilingan gabah skala

kelompok atau gabungan kelompok petani dengan modal bersama

ditambah subsidi pemerintah sehingga dapat dihasilkan beras berkualitas

tinggi dan sedang yang diminati pasar, dan beberapa produk olahan dari

beras yang dapat dikembangkan ketika produksi berlimpah, sekaligus

menambah variasi kegiatan usaha ekonomi para petani, seperti beras

kencur, param, dan tepung beras.

3. Pada pengembangan komoditi jagung yang didominasi jagung untuk

pakan, hendaknya ke depan pelru diversifikasi jenis produk dengan juga

memasukkan jenis jagung pangan dalam Upsus Pajale untuk mengatasi

kendala pemasaran jagung pakan ketika terjadi panen raya.

4. Untuk pengusahaan dan peningkatan produksi jagung di masa mendatang

terdapat alternatif lahan yang dapat dimanfaatkan selain di lahan sawah

dengan memanfaatkan antar waktu tanam padi pada areal peremajaan

kebun karet yang setiap tahun dalam road map Pembangunan Perkebunan

rata-rata luasnya diproyeksikan sekitar 10.000 ha dan kelapa sawit dengan

rata-rata sekitar 4.000 ha per tahun di wilayah Sumatera Selatan.

5. Untuk mencapai swasembada kedelai yang berkelanjutan disarankan agar

pengembangannya ditetapkan prioritas untuk mendahulukan lokasi

kegiatan pada kawasan yang para petaninya menunjukkan keseriusan dan

motivasi yang tinggi untuk berusahatani kedelai, dan harus dilakukan pula

upaya yang lebih intensif untuk terus mengembangkan teknologi budidaya

Page 229: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VIII-4

kedelai yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai, sehingga

akan memunculkan minat petani lain untuk berusahatani kedelai.

6. Perlu kebijakan yang khusus mengatur tataniaga dan distribusi input

produksi seperti benih, pupuk, pestisida, dan lain-lain yang lebih menjamin

ketersediaan input produksi bagi petani secara tepat waktu atau dalam

rangka percepatan waktu tanam.

7. Perlu kebijakan pemasaran komoditi dan produk unggulan tanaman pangan

yang bersifat saling mendukung dan melengkapi antara pemerintah

provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota

8. Agar pengembangan kawasan komoditi unggulan tanaman pangan dapat

berjalan lancar dan mencapai keberhasilan diperlukan kegiatan

pendampingan, penyuluhan dan pengembangan yang dilakukan tidak

hanya oleh lembaga penyuluhan tetapi juga melibatkan peran perguruan

tinggi.

9. Perlu tindak lanjut implementasi hasil riset di bidang produksi dan

pengolahan pangan unggulan yang telah dilakukan oleh pada beberapa

lembaga penelitian dan perguruan tinggi lokal di Sumatera Selatan oleh

pemerintah provinsi dan kabupaten/kota agar dapat dimanfaatkan secara

luas oleh masyarakat.

10. Perlu dirumuskan jenis riset dan pengembangan teknologi untuk

menghasilkan berbagai benih/bibit, pupuk, pengendali OPT, teknologi

pengolahan, pengemasan, manajemen pemasaran dan lain-lain, termasuk

untuk menghasilkan sistem kelembagaan yang konsisten bagi

pengembangan komoditi.

11. Program yang sejalan dengan ini yang dapat dioptimalkan adalah

pengembangan science park dan techno park yang sudah dicanangkan

pemerintah sebagai lokasi pengembangan iptek terapan, percontohan dan

diseminasi berbagai Iptek tersebut yang dilakukan para peneliti dari

berbagai instansi.

Page 230: MASTER PLAN Pangan... · proses identifikasi dan analisis terhadap komoditi ... Pengolahan Hasil Pertanian Pada Wilayah ... Kondisi dan Potensi Padi Sawah & Padi Ladang di Sumsel

Master Plan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan Dan HortikulturaDi Provinsi Sumatera Selatan, 2016

VIII-5

12. Perlu kebijakan akses pinjaman modal dengan beban bunga atau biaya

modal yang wajar bagi petani, seperti pengembangan lembaga keuangan

mikro, koperasi dan perbankan yang sudah ada yang dapat dijangkau baik

dari sisi bunga maupun persyaratannya dan ini perlu insentif pembiayaan

dari APBD provinsi dan kabupaten/kota.