master laporan akhir.doc

23
PLAPORAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI KERUPUK IKHTIAR Oleh: Daud Geraldy Siahaan F34100001 Hafidzar Rohim F34100030 M. Wajih Abdul Basit F34100087 Nirwan Hartadi F34100126 M. Fachrizal P F34100130 M. Adhi Bhaskara F34100134 Daniel Kristianto 2013 DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Upload: nabila

Post on 15-Feb-2016

227 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Master Laporan akhir.doc

TRANSCRIPT

Page 1: Master Laporan akhir.doc

PLAPORAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI

KERUPUK IKHTIAR

Oleh:

Daud Geraldy Siahaan F34100001

Hafidzar Rohim F34100030

M. Wajih Abdul Basit F34100087

Nirwan Hartadi F34100126

M. Fachrizal P F34100130

M. Adhi Bhaskara F34100134

Daniel Kristianto

2013

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: Master Laporan akhir.doc

PENDAHULUAN

Latar BelakangProduksi bersih merupakan salah satu strategi untuk menghindari timbulnya

pencemaran industri melalui pengurangan timbulan limbah pada setiap tahap dari proses produksi untuk meminimalkan atau mengeliminasi limbah sebelum terbentuk segala jenis potensi pencemaran. Fokus penerapan produksi bersih adalah pada pencegahan awal (source reduction), pengurangan terbentuknya limbah (waste reduction), dan pemanfaatan limbah melalui daur ulang (recycle). Keberhasilan peneraparn produksi bersih akan berakibat pada efesiensi.

Usaha kerupuk merupakan salah satu jenis usaha yang banyak ditemukan di Indonesia. Industri kerupuk biasanya menggunakan bahan baku berupa berbagai jenis tepung serta hasil-hasil perikanan. Namun, hampir 50 % usaha kerupuk merupakan jenis usaha kecil dan rumah tangga. Unit usaha ini biasanya tidak terlalu menimbulkan pencemaran lingkungan yang signifikan karena sebagian besar limbahnya merupakan limbah tepung. Meskipun tidak terlalu mencemari lingkungan, penerapan produksi bersih di unit usaha kerupuk ini penting mengingat manfaat penerapan produksi bersih untuk pencapaian optimalitas

Konsep penerapan produksi bersih ini mengarah pada konsep zero waste. Limbah yang dihasilkan bukanlah jenis limbah B3, namun adanya pemanfaatan sumberdaya yang tidak efektif dan efisien. Oleh karena itu kegiatan identifikasi dan analisis alternatif-alternatif produksi bersih dianggap penting.

TujuanKegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis alternatif-

alternatif produksi bersih di salah satu Unit usaha kerupuk di Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor.

Page 3: Master Laporan akhir.doc

METODOLOGI PENGAMATAN

Dalam pelaksanaan pengamatan penerapann produksi bersih pada industri kerupuk akan dipakai metode sebagai usaha untuk menghasilkan data dan analisa yang tepat, yaitu:

1. Penjelasan SingkatPenjelasan singkat dari owner atau pemilik dari industri kerupuk untuk memberikan wacana awal.

2. Studi PustakaKegiatan ini dilakukan dengan mencari referensi dan literatur yang berkaitan dengan penerapan produksii bersih pada industri.

3. Pengamatan di LapanganKegiatan ini dilakukan dengan mengamati secara langsung proses produksi pada pabrik kerupuk kemudian mengkaji lebih lanjut dalam rangka pengembangan produksi bersih pada industri kerupuk Ikhtiar.

4. Wawancara dan DiskusiKegiatan wawancara ini dilakukan sebagai upaya pengumpulan informasi dan data primer yang berhubungan dengan aspek yang dipelajari. Wawancara dilakukan untuk menjelaskan dan mengklarifikasi serta menerangkan masalah-masalah teknis yang ada di industri kerupuk untuk mendapatkan informasi tambahan. Wawancara ini dilakukan terhadap pihak-pihak terkait dengan topik yang ada.

5. Pengolahan dan Analisa DataKegiatan ini dilakukan dengan mengolah data yang didapat dari pengamatan yang dilakukann dan kemudian dilakukan analisis data sehingga diperoleh informasi yang dapat dimanfaatkan.

6. Perumusan dan Penulisan LaporanKegiatan ini dilakukan setelah diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk dianalisis, kemudian dirumuskan yang pada akhirnya dituangkan dalam bentuk laporan Penerapan Produuksi Bersih.

Page 4: Master Laporan akhir.doc

DESKRIPSI UMUM

Pabrik Kerupuk Ikhtiar sudah beraktivitas sejak tahun 1990 namun baru diresmikan pada tahun 1994.Pada awalnya, pabrik ini didirikan dalam rangka memproduksi kerupuk dari tepungtapioka.Dalam perjalanan waktu ternyata pabrik kerupuk ini menjadi penting karena bisamemberikan andil dalam menumbuhkan bisnis keluarga, berkontribusi bagi pendapatan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Secara administratif, Pabrik Kerupuk Ikhtiar terletak di Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Luas areal pabrik secara keseluruhan ±1000 m2 dimana sudah termasuk ruang kerja pimpinan, mes karyawan, bangunan pabrik dan areal penjemuran. Bangunan pertama luasnya 54 m2 yang terdiri dari ruang kerja pimpinan, kantor, ruang tamu dan kamar mandi. Mes karyawan memiliki luas sekitar 156 m2 yang terdiri dari 13 ruang. Bangunan utama pabrik memiliki luas 250 m2. Bangunan utama terbagi menjadi beberapa bagian yaitu ruang penyimapanan bahan baku, ruang pengadonan dan pengovenan, ruang penggorengan serta ruang pengemasan produk. Pabrik ini juga memiliki areal penjemuran seluas 540 m2.

Gambar 1. Peta lokasi Pabrik Kerupuk Ikhtiar

Sumber : Google Maps.

Pabrik Kerupuk Ikhtiar termasuk ke dalam industri kecil karena hanya memiliki pegawai sebanyak 15 orang yang terdiri dari 1 orang pimpinan, 5 tenaga produksi dan 9 tenaga pemasaran.Masyarakat sekitar lebih diprioritaskan untuk menjadi pegawai yang bekerja di pabrik ini. Dalam setahun, pabrik ini beroperasi selama 11 bulan dan dalam sebulan para pegawai akan bekerja selama 27 hari. Libur dapat terjadi bila ada hari besar dalam Islam karena semua pegawainya adalah muslim. Produksi dilakukan

Page 5: Master Laporan akhir.doc

mulai dari pukul 09.00 sampai 15.00 WIB. Kemudian dilanjutkan denganpengemasan hingga pukul 17.00 WIB.

Pada pabrik kerupuk ini terdapat dua varian produk.Pertama, kerupuk kulit yang berbahan baku utama tepung tapioka dan tepung terigu. Kedua, kerupuk bulat yang berbahan baku utama tepung tapioka. Kapasitas produksi pabrik mencapai 150 kg tepung tapioka/hari untuk menghasilkan 18000 unit kerupuk kulit. Sementara itu, pabrik ini juga mampu mengolah 100 kg tepung tapioka/hari untuk menghasilkan 6000 unit kerupuk bulat. Bahan baku yang digunakan untuk membuat kerupuk antara lain meliputi tepung tapioka, tepung terigu, Sasa, bawang putih, terasi, garam dapur, gula pasir dan air. Bahan baku untuk pembuatan kerupuk diperoleh dari pemasok melalui pembelian di lokasi pemasok. Bahan baku akan disimpan di ruang penyimpanan bahan baku. Bahan bakar untuk oven berupa kayu bakar didapatkan dari penjual kayu sekitar pabrik. Bahan tambahan untuk penggorengan kerupuk ialah minyak goreng.Daya tahan produk yang dihasilkan pabrik ini umumnya sekitar 7 hari.

Pasarutama yang dituju untuk kerupukkulitmaupunkerupukbulatiniadalah pasar lokal untuk memenuhi permintaan konsumen dan distributor. Wilayah pemasaran produk kerupuk ini mencakupKota dan Kabupaten Bogor.Proses pemasaran produk akan ditangani oleh tenaga pemasaran yang bertugas menyalurkan produk kepada distributor (pengecer) yang telah menjalin kesepakatan. Sebelum sampai di tangan konsumen akhir, produk umumnya melalui channel pemasaran seperti pedagang keliling (sepeda maupun motor), warung, kantin dan rumah makan.

Page 6: Master Laporan akhir.doc

PROSES PRODUKSI

Pabrik kerupuk Ikhtiar memproduksi dua jenis kerupuk yaitu kerupuk kulit dan kerupuk ikan. Dalam proses produksinya dibutuhkan 150 kg/hari tepung tapioka sebagai bahan dasar pembuatan kerupuk kulit sehingga menghasilkan kurang lebih 18,000 kerupuk kulit/hari. Sedangkan untuk kerupuk ikan dibutuhkan 100 kg/hari tepung tapioka untuk proses produksiya yang menghasilkan 6,000 keupuk ikan/hari.

Proses Produksi Kerupuk Kulit

a. Proses Pembuatan AdonanAdonan kerupuk kulit untuk sekali produksi terdiri dari 50 kg tepung tapioka,

5 kg tepung terigu, 36 kg air, dan 2 kg garam serta bumbu. Adonan diaduk secara manual hingga homogen atau tercampur rata, kemudian adonan di masukan kedalam loyang. Dalam sekali produksi menghasilkan 62 loyang dengan bobot adonan 93,000 g dimana dalam satu loyang berisikan adonan dengan bobot 1,500 g. Dalam sehari pembuatan kerupuk kulit mencapai 3 kali produksi sehingga dibutuhkan tepung tapioka sebanyak 150 kg/hari. Kesetimbangan massa Proses pembuatan adonan tersaji pada Gambar 1 dan Tabel 1.

Gambar 1 Input dan Output Proses pembuatan Adonan kerupuk kulit

Tabel 1. Sistem Kesetimbangan Massa Proses pembuatan AdonanInput OutputTepung Tapioka 50000 gTepung Terigu 5000 gAir 36000 gBumbu dan garam 2000 g

Adonan kerupuk kulit 93000 g

b. Proses PengukusanSetelah adonan kerupuk kulit dimasukan ke dalam loyang kemudian proses

selanjutnya yaitu mengukus Adonan dalam loyang dalam tungku besar yang memuat 13 loyang dalam sekali pengukusan. Pengukusan dilakukan selama 15 menit dengan panas yang dihasilkan sebesar 900C. Panas tersebut dihasilkan dari api yang berasal

Tepung Tapioka, Tepung terigu, air, garam dan bumbu

Pengadukan manual Adonan Kerupuk kulit

Page 7: Master Laporan akhir.doc

dari pembakaran kayu bakar. Sehingga dalam proses ini dibutuhkan sebanyak 5 kali pengukusan untuk mengukus ke 62 loyang tersebut. Setelah itu adonan tersebut ditiriskan dan sudah siap dicetak/diiris untuk dijadikan kerupuk kulit. Sistem kesetimbangan massa pada proses pengukusan disajikan pada Gambar 2 dan Tabel 2.

Gambar 2 Input dan Output Proses pengukusan Adonan

Tabel 2 Sistem kesetimbangan massa proses pengukusan AdonanInput Output

Adonan mentah 13 loyang @19500 g Adonan Matang 13 loyang @19500 g

c. Proses Pemotongan AdonanProses pemotongan dilakukan agar mendapatkan ukuran kerupuk yang sesuai

untuk diproduksi. Setelah proses pengukusan selesai kemudian dilakukan proses pemotongan pada adonan. Dalam satu loyang menghasilkan 100 potong kerupuk dengan bobot per kerupuk yaitu 15 g/kerupuk dalam kondisi adonan basah. Sehingga untuk 62 loyang menghasilkan 6200 potongan kerupuk. Kesetimbangan massa proses pemotongan adonan disajikan pada Gambar 3 dan Tabel 3.

Gambar 3 Input dan Output proses pemotongan adonan

Tabel 3 Sistem kesetimbangan massa proses pemotongan adonanInput Output

1 loyang @1500 g13 Loyang@19500g

100 potong kerupuk @15g/kerupuk1300 potong kerupuk

Pengukusan (15 menit , suhu 900C)Bahan Bakar Kayu

Adonan mentah dalam Loyang

Adonan matang

Adonan dalam loyang Pemotongan Kerupuk kulit mentah

basah

Page 8: Master Laporan akhir.doc

d. Proses PenjemuranProses Penjemuran ini merupakan suatu proses yang bertujuan untuk

mengurangi kadar air atau kandungan air dalam bahan kerupuk kulit tersebut. Penjemuran dilakukan di bawah terik sinar matahari selama 3 hari (9 jam). Prosesnya yaitu setelah melalui proses pemotongan maka potongan adonan tersebut ditempatkan dan disusun pada keranjang. Untuk 1 keranjang memuat 260 potongan adonan basah, sehingga untuk memuat 6200 potongan adonan kerupuk diperlukan sekitar 24 keranjang untuk proses penjemuran. Pada proses penjemuran menghilangkan sekitar 35% kadar air yang terkandung pada adonan tersebut, sehingga menghasilkan kerupuk mentah yang cukup kering. Kesetimbangan massa proses penjemuran disajikan pada Gambar 4 dan Tabel 4.

Gambar 4 Input dan Output proses Penjemuran Potongan Adonan basah

Tabel 4 Sistem Kesetimbangan Massa Proses Penjemuran potongan Adonan basahInput Output

1 keranjang @260 kerupuk @3900g24 keranjang @ 6200 kerupuk @93000g

1 keranjang @260 kerupuk @ 2535g24 keranjang @ 6200 kerupuk @60450g

e. Proses Pengeringan OvenSetelah proses pengeringan dilanjutkan proses mengoven bahan yang sudah

dijemur tersebut. Tujuannya yaitu untuk membantu meghilangkan kadar air yang tersisa sehingga bahan benar-benar kering dan siap untuk digoreng agar menjadi kerupuk yang renyah dan dapat mengembang. Proses pengovenan ini dibutuhkan waktu selama 2 jam dengan kapasitas 22 keranjang atau sekitar 5720 keping kerupuk mentah yang di oven kan. Kemudian pada proses ini sumber energinya dari pembakaran menggunakan bahan bakar solar 10 liter/hari. Pada Proses ini menghilangkan kadar air sebesar 5% . Kesetimbangan massa proses oven disajikan pada Gambar 5 dan Tabel 5.

Sinar Matahari

Penjemuran Potongan Adonan Kering

Potongan adonan Basah

Page 9: Master Laporan akhir.doc

Gambar 5 Input dan Output Proses Oven

Tabel 5 Sistem Kesetimbangan massa proses oven Input Output

22 Keranjang @55770 g 22 Keranjang @52981.5 g

f. Proses PenggorenganSetelah selesainya Proses pengovenan, kemudian kerupuk kering mentah

tersebut siap untuk dimasak. Minyak goreng untuk proses pemasakan 10000 kerupuk dibutuhkan sebanyak 75 kg minyak goreng/hari. Sistem kesetimbangan massa proses penggorengan disajikan pada Gambar 6

Gambar 6 Input dan Output proses Penggorengan kerupuk kulit

Proses Produksi Kerupuk Ikan

a. Proses pembuatan Bibit AdonanPada pembuatan bibit adonan untuk bahan pembuatan kerupuk ikan dilakukan

pengadukan secara manual. Adapun bahan yang digunakan untuk pembuatan bibit adonan kerupuk ikan seperti tepung tapioka, bumbu, sarden, dan air. Pengadukan dilakukan sampai bahan tercampur merata. Kesetimbangan massa proses pembuatan adonan disajikan pada Gambar 7 dan Tabel 7.

Keranjang kerupuk

kerupuk kering siap masakOven (2 jam)Solar (10 L/hari )

Kerupuk Mentah

10000 keping

Kerupuk Kulit matang (10000

keping)

Kayu Bakar

Penggorengan

Minyak Goreng (75 kg/hari)

Page 10: Master Laporan akhir.doc

Gambar 7 Input dan Output Proses pembuatan Bibit Adonan kerupuk ikanTabel 1. Sistem Kesetimbangan Massa Proses pembuatan Bibit Adonan

Input OutputTepung Tapioka 10000 gAir 5000 gBumbu dan garam 1000 gSarden 1500g

Bibit Adonan kerupuk ikan 17500 g

b. Proses PencampuranProses pencampuran merupakan tahap lanjutan dari proses pembuatan bibit

adonan yang ditambahkan dengan tepung tapioka kedalam mesin pencampur (molen) sehingga menjadi adonan kerupuk ikan yang siap dicetak. Energi yang digunakan menggunakan energi listrik. Kesetimbangan massa proses pencampuran adonan disajikan pada Gambar 8 dan Tabel 8.

Gambar 8 Input dan Output proses pencampuran

Tabel 1. Sistem Kesetimbangan Massa Proses pembuatan Adonan

Input OutputTepung Tapioka 100000 gAdonan 17500 g

Adonan kerupuk ikan 117500 g

c. Proses Pencetakan Proses pencetakan adonan kerupuk ikan menggunakan mesin press atau

hidrolik untuk membantu keluarnya adonan sehingga kerupuk dapat dengan mudah dicetak oleh pekerja. Pada proses ini menggunakan energi listrik untuk proses pengepresan adonan. Pencetakan tersebut menghasilkan sekitar 6500 kerupuk

PengadukanTepung tapioka,

Bumbu, Sarden, airBibit Adonan Kerupuk ikan

Adonan

Adonan kerupuk Ikan

Energi Listrik Molen

Tepung tapioka

Page 11: Master Laporan akhir.doc

mentah. Kesetimbangan massa proses pencetakan adonan disajikan pada Gambar 9 dan Tabel 9.

Gambar 9 Input dan Output proses pencetakan adonan menjadi kerupuk ikan

Tabel 9 Sistem kesetimbangan massa Prosses Pencetakan adonanInput OutputAdonan Kerupuk ikan 117500 g kerupuk ikan 116000g

1 keping kerupuk ikan @1.78 gAdonan yang tertinggal di mesin @1500g

Proses selanjutnya yaitu hampir sama dengan proses pembuatan kerupuk kulit yaitu proses pengukusan. Setelah proses pengukusan selesai maka kepingan kerupuk ikan tersebut dijemur dalam waktu 1 hari (3 jam), pada proses ini kerupuk akan kehilangan kadar air sebesar 35%. Setelah itu dilakukan proses pengovenan selama 2 jam dan dilanjutkan proses penggorengan.

Hidrolik dan Pencetakan

Energi Listrik

Adonan kerupuk Ikan kerupuk ikan basah mentah

Page 12: Master Laporan akhir.doc

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH

Penerapan produksi bersih pada suatu industri merupakan suatu pengelolaan seluruh aspek kegiatan perusahaan dari mulai pemilihan bahan baku sampai penanganan limbah. Dalam hal ini dilakukan identifikasi proses produksi secara rinci sehingga kemudian mengidentifikasi kemungkinan munculnya limbah pada proses produksi. Penerapan Produksi bersih ini dapat memberikan alternatif solusi yang bisa diterapkan untuk kemajuan industri. Salah satu aplikasi penerapan produksi bersih

Opsi Teknis

a. Pembuatan adonan atau pengadukan Identifikasi munculnya limbah :

Pada proses pembuatan adonan limbah yang muncul adalah ceceran tepung terigu atau tepung tapioka serta bahan lainnya karena tidak masuk kedalam wadah adonan. Sehingga lantai menjadi kotor dan basah karena air yang menetes ke lantai.

Karung terigu atau tapioka yang tidak terpakai Opsi Produksi bersih :

Karyawan lebih berhati-hati dalam proses pembuatan adonan. Karung terigu dijual kepada pengrajin atau membuat usaha kerajinan

sendiri.b. Proses pemindahan ke dalam loyang (kerupuk kulit)

Identifikasi munculnya limbah : Terdapat sisa adonan dalam loyang pada saat pemidahaan adonan

maupun setelah pengukusan Adonan tercecer ke lantai

Opsi Produksi bersih : Karyawan lebih berhati-hati dalam memindahkan adonan kedalam

loyang dan dapat lebih cermat agar tidak terdapat sisa adonan yang menempel dalam loyang atau dapat membuat pipa untuk mengalirkan adonan kedalam loyang.

Sisa adonan yang menempel atau terbuang dapat dijadikan pakan ternak

c. Proses pencetakan dan pencampuran (kerupuk ikan) Identifikasi munculnya limbah :

Limbah yang dihasilkan dari proses pencetakan atau pencampuran adonan adalah sisa adonan kerupuk yang tidak ikut tercetak atau tertinggal dalam mesin molen.

Page 13: Master Laporan akhir.doc

Opsi Produksi bersih : Pekerja lebih berhati-hati dalam melakukan proses pencetakan

adonan. Mengumpulkan sisa adonan kerupuk yang tidak tercetak untuk

diproses kembali.d. Proses Pengukusan

Identifikasi munculnya limbah : Asap yang terakumulasi didalam pabrik

Opsi Produksi bersih : Pembuatan cerobong asap

e. Proses Penjemuran Identifikasi munculnya limbah :

Kerupuk yang tidak terbawa atau terjatuh di tanah pada proses penjemuran

Opsi Produksi bersih : Pekerja lebih berhati-hati dalam melakukan pengangkatan keranjang

agar kerupuk tidak terjatuh dan tertinggal dilahan penjemuran Mengumpulkan sisa potongan kerupuk yang tidak tertinggal dilahan

untuk diproses kembali menjadi pakan ternakf. Proses Oven

Identifikasi munculnya limbah : Pada saat pemberian bahan bakar solar kedalam tabung gas, minyak

solar tercecer dilantai Opsi Produksi bersih :

Menuangkan minyak solar dengan bantuan adanya corong yang lebar serta adanya penadahan dengan wadah pan plastik agar solar tidak terbuang ke lantai dan dapat digunakan kembali.

g. Proses Penggorengan Identifikasi munculnya limbah :

Minyak goreng yang berceceran Kerupuk yang berjatuhan ke lantai pada saat penirisan/ pengangkatan

kerupuk setelah penggorengan potongan-potongan kecil sisa dari kerupuk

Opsi Produksi bersih : Pembuatan penghalang yang lebih rapat agar minyak tidak berceceran

pada saat penggorengan agar kerupuk tidak terjatuh dan minyak tidak berceceran

Page 14: Master Laporan akhir.doc

Karyawan harus berhati-hati dalam proses penggorengan. Potongan-potongan kerupuk kecil dapat dimanfaatkan untuk pakan

ternak.

Harga untuk bahan baku seperti tepung tapioka yaitu 650,000/kw, sedangkan untuk tepung terigu yaitu 167,000/kg. Penggunaan Energi terbesar yaitu penggunaan bahan bakar minyak solar untuk proses oven dalam sehari memakan 10 liter minyak solar, maka dalam satu bulan akan memerlukan minyak solar sekitar 300 liter, Sehingga biaya yang perlu dikeluarkan sekitar 4500x 300 = 1,350,000 rupiah. Kemudian penggunaan bahan bakar kayu yang memakan hingga 1 kol mobil untuk 1 minggu dengan harga 250,000/kol sehingga dalam 1 bulan dibutuhkan biaya sebesar 1,000,000/4kol bahan bakar kayu. Sedangkan penggunaan Listrik perbulan memakan biaya sekitar 800,000 rupiah.

Opsi Ekonomis

Kelayakan ekonomis ini didasarkan pada penerapan opsi pelaksanaan produksi bersih di setiap tahap proses produksi maupun pada keseluruhan. Kelayakan ekonomis ini dilakukan pada proses produksi kerupuk ikan maupun kerupuk kulit.

1. Penerapan Good House Keeping

Good House Keeping dilakukan untuk mengatasi ceceran tepung dan ceceran

adonan yang dibuat. Pelaksanaan Good House Keeping ini diharapkan dapat

memberikan penghematan dalam bentuk efektifitas penggunaan bahan baku

dan adonan berdampak pada pengurangan jumlah kerupuk yang diproduksi

yang mengakibatkan mengurangi jumlah penerimaan.

2. Daur Ulang Karung Kemasan Tepung

Daur ulang kemasan tepung tapioka bisa dilakukan sebagai transformasi ke

bentuk lainnya seperti souvenir, alas makan, dan lainnya. Namun hal ini

membutuhkan sumberdaya manusia, keterampilan serta daya kreativitas

sehingga sulit diwujudkan. Pendapatan lebih besar akan didapatkan jika opsi

ini dilaksanakan daripada menjual karung kemasan tersebut. Berikut ini

perbandingan jika UKM Kerupuk menerapkan produksi bersih.

Jika hanya menjual karung bekas :

Page 15: Master Laporan akhir.doc

Penjualan karung tepung

1karung x Rp 500/karung x 60 karung/bulan

Rp 30.000/bulan

Jika mengolah karung bekas tersebut menjadi tas plastik:

Satu karung dapat dibuat menjadi satu tas plastik

Harga penjualan satu tas plastik Rp 75.000 (Anonim 2013).

Jumlah pendapatan perbulan :

Rp 75.000/unit x 60 karung/bulan = Rp 4.500.000/bulan

Jumlah pengeluaran perbulan :

Jenis Biaya Jumlah Harga Total

Gaji Pekerja 2 orang Rp 450.000/orang/bulan Rp 900.000/bulan

Pembelian

Benang Jahit

15 pintal/bulan Rp 1.500/pintal Rp 22.500/bulan

Biaya

Operasional

Rp 300.000/bulan Rp 300.000/bulan

Bahan

Pewarna

20 botol/bulan Rp 15.000/botol/bulan Rp 300.000/bulan

Pembelian

Lem

5 botol/bulan Rp 10.000/botol/bulan Rp 50.000/bulan

Total Rp 1.572.500/bulan

Jadi keuntungan bersihnya adalah selisih pendapatan dengan pengeluaran

yaitu sebesar Rp 2.927.500/bulan

Gambar Tas dari Karung Plastik

Page 16: Master Laporan akhir.doc

3. Penggunaan Kembali Air Sisa Pengukusan

Setiap bulan pabrik menggunakan air sumur sebanyak minimal 60 liter air

sumur untuk proses pengukusan. Air sisa pengukusan dapat digunakan

kembali. Hal yang harus diperhatikan yaitu kebersihan alat pengukus

khususnya pada wadah tempat kerupuk diletakkan. Hal ini menjadi penting

agar air sisa pengukusan tidak menjadi keruh dan kotor, karena fungsi dari air

tersebut hanya untuk mematangkan adonan.

4. Pembuatan tungku

Pembuatan tungku dimaksudkan untuk menghemat kebutuhan bahan bakar

kayu agar terjadi pembakaran yang sempurna. Penghematan kayu bakar ini

diasumsikan sebesar 5 % setiap tahunnya.

Opsi Lingkungan

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Usaha Kerajinan Tas [Terhubung Berkala].

http://www.peluangbisnis.com. Diakses 7 Desember 2013.