laporan akhir.doc

64
PENGARUH SOSIALISASI STIKER BERLANGGANAN TERHADAP PENGGUNAANNYA OLEH MAHASISWA UMM Diajukan dalam rangka tugas UAS mata kuliah Metode Penelitian Sosial Disusun Oleh : Nama : A Rahman Hakim NIM : 08220104 Program Studi : Ilmu Komunikasi IV C FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Upload: kintan-jezebel

Post on 23-Jul-2015

81 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan akhir.doc

PENGARUH SOSIALISASI STIKER BERLANGGANAN

TERHADAP PENGGUNAANNYA OLEH

MAHASISWA UMM

Diajukan dalam rangka tugas UAS mata kuliah

Metode Penelitian Sosial

Disusun Oleh :

Nama : A Rahman Hakim

NIM : 08220104

Program Studi : Ilmu Komunikasi IV C

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2010

Page 2: laporan akhir.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor menimbulkan masalah baru

bidang transportasi di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik,

jumlah kendaraan bermotor berbagai jenis di Indonesia sebanyak 45.081.225 pada

tahun 2006, 57.769.449 pada tahun 2007, dan 65.273.451 pada tahun 2008. Data

tersebut menunjukkan peningkatan rata-rata 20-25 persen setiap tahunnya.

Gambar 1

Imbas peningkatan tersebut terlihat pada kemacetan dan tingkat polusi

yang menghiasi sebagian besar jalan. Beberapa kota besar di Indonesia

memperlihatkan bahwa kemacetan dipicu oleh sistem tata kelola parkir yang

buruk. Parkir liar di bahu jalan (on street) atau di tempat-tempat publik

mempersempit lebar jalan. Akibatnya, penumpukan kendaraan bermotor pada

titik-titik tertentu tidak bisa dihindarkan.

Permasalahan parkir menjadi otoritas masing-masing daerah dalam

pengelolaannnya. Setiap daerah memiliki kewenangan dan kebijakan sesuai

2

Page 3: laporan akhir.doc

keadaan jumlah kendaraan dan titik-titik rawan kemacetan. Namun, pengelolaan

sistem parkir yang baik tidak hanya menyelesaikan masalah kemacetan dan

polusi, tapi juga memberikan pendapatan besar dari pengguna jasa parkir. Sebagai

contoh, pemerintah DKI Jakarta mampu mendapatkan Rp 19,3 miliar pada tahun

2007, Rp 19,1 miliar pada tahun 2008, dan Rp 19 miliar pada tahun 2009 (dikutip

dari situs pribadi Gubernur Fauzi Bowo).

Namun data dari TEMPO Interaktif.com menyebutkan, angka berkisar Rp

19 miliar tersebut masih jauh dari harapan. Jumlah kendaraan bermotor berbagai

jenis di DKI Jakarta mencapai 9.963.887 pada tahun 2009. Berdasarkan Peraturan

Gubernur DKI Nomor 48 Tahun 2004, tarif parkir untuk kendaraan roda empat

jenis sedan, jeep, minibus, pickup maksimal Rp 2.000 untuk satu jam pertama dan

maksimal Rp 2.000 untuk jam berikutnya. Tarif parkir untuk sepeda motor Rp 500

per jam. Melihat tarif parkir tersebut, jumlah retribusi seharusnya lebih dari Rp

200 miliar per tahunnya.

Dugaan sementara pihak pemerintah, retribusi parkir sering mengalami

kebocoran. Juru parkir (Jukir) sebagai lini depan pengelola sistem parkir tak luput

dari kemungkinan melakukan kecurangan. Berdasarkan laporan warga, jukir

jarang memberikan karcis kepada warga yang memanfaatkan fasilitas parkir.

Padahal, karcis tersebut merupakan bukti pembayaran parkir. Sehingga, kelebihan

uang diluar karcis yang terjual diambil oleh jukir tersebut. Bahkan beberapa

warga mengeluhkan penarikan retribusi yang berlebih oleh jukir-jukir “nakal”.

Terlebih jika hal tersebut dilakukan di tempat-tempat yang sering dikunjungi,

seperti pusat perbelanjaan, pasar, atau taman kota.

3

Page 4: laporan akhir.doc

Selain jukir, masyarakat pengguna fasilitas parkir juga acuh terhadap

sistem kelola parkir. Masyarakat cenderung menaati apa yang diucapkan oleh

jukir. Ketika tarif parkir dinaikkan, masyarakat lebih memilih membayar sesuai

yang diminta jukir daripada harus berdebat atau membantah. Ketidaktahuan

masyarakat tentang aturan parkir mengakibatkan suburnya jukir-jukir “nakal”.

Meski pemerintah melalui media massa lokal selalu menyosialisasikan tarif

parkir, sebagian besar masyarakat belum mengetahui informasi tersebut.

Masyarakat ekonomi dan berpendidikan menengah kurang aktif dalam memburu

informasi sehingga kebijakan-kebijakan baru ditingkat daerah gagal

diinfomasikan.

Untuk menanggulangi masalah kebocoran retribusi parkir, pemerintah

DKI Jakarta dan Sidoarjo menerapkan parkir berlangganan. Pengguna parkir

berlangganan ditandai dengan stiker pada setiap kendaraanya. Penerapannya

dilakukan saat pemilik kendaraan memperpanjang Surat Tanda Nomor Kendaraan

(STNK) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB).

Pemerintah DKI Jakarta mulai menerapkan sistem tersebut pada tahun

2010. Untuk memperolah hasil maksimal, pemerintah melalui Unit Pelayanan

Teknis (UPT) Parkir Dinas Perhubungan DKI akan mengkaji dan melakukan

survei terlebih dahulu. Kajian dan survei dilakukan untuk mengetahui

pertentangan yang akan terjadi. Pihak UPT parkir sedang berkoordinasi dengan

Polda Metro Jaya, Dinas Pekerjaan Umum, dan Dinas Tata Ruang untuk membuat

mekanismenya.

Seperti dikutip dalam Bisnis Indonesia.com, setiap perpanjangan STNK

dan BBNKB di Samsat, kendaraan roda dua atau motor akan dikenakan biaya

4

Page 5: laporan akhir.doc

parkir berlangganan sebesar Rp 35.000 per tahun dan kendaraan beroda empat

sebesar Rp 75.000 per tahun. Sistem parkir berlangganan ini ditujukan bagi

pengguna parkir on street, bukan untuk off street yang berada di gedung-gedung

dan dikelola oleh swasta.

Diprediksikan jika sistem ini diterapkan, pendapatan retribusi parkir DKI

dapat mencapai Rp 224 miliar. Dengan peningkatan pendapatan retribusi parkir

sebesar itu, maka dana tersebut dapat digunakan untuk membangun gedung-

gedung parkir off street. Untuk menerapkan sistem ini, biaya operasional yang

dibutuhkan hanya Rp 74 miliar. Sisa dana dapat dipakai untuk membebaskan

lahan sebagai gedung parkir off street. Ini sejalan dengan rencana Pemprov DKI

yang akan mengurangi 410 titik lokasi parkir on street.

Nantinya jika sistem parkir berlangganan ini diterapkan, para jukir tidak

lagi dibayar berdasarkan setoran, melainkan berbentuk gaji per bulan sebesar Rp

1,7 juta per jukir. Namun, sebelumnya mereka akan disosialisasikan agar

kendaraan bermotor yang memakai stiker berlangganan tidak dimintai uang parkir

lagi. Jika masyarakat setuju, mereka akan mendapatkan stiker parkir berlangganan

untuk satu tahun pada saat memperpanjang STNK atau BBNKB. Selain itu, para

pemilik stiker parkir langganan otomatis mendapatkan asuransi kecelakaan.

Untuk sosialisasinya, pemerintah bersama UPT Parkir Dinas Perhubungan

akan menempelkan stiker informasi penerapan kebijakan tersebut langsung di

lokasinya. Diharapkan, masyarakat dan jukir dapat mengetahui informasi tersebut

dan menyelesaikan masalah jukir “nakal”.

Berbeda dengan Pemprov DKI, Pemerintah Daerah Sidoarjo telah

menerapkan sistem parkir berlangganan menggunakan stiker sejak Juni 2009

5

Page 6: laporan akhir.doc

Untuk sepeda motor dipungut Rp 25.000 dan mobil Rp 50.000 pertahun . Selama

setahun, dinas perhubungan (Dishub) menarget pemasukan dari retribusi parkir

sebesar Rp 13 miliar. Kepala Dishub berani mematok target tersebut dengan

asumsi jumlah kendaraan roda dua sebanyak 404.982, roda empat sebanyak

47.411, dan roda empat plus sebanyak 18.736 kendaraan. Dari jumlah itu, sebesar

15 persen diserahkan ke Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan 7,5 persen ke

Kepolisian Daerah Jatim (SURYA edisi 21 Maret 2010)..

Secara teknis, jukir harus mematuhi ketentuan tersebut. Ketika jukir

melakukan pelanggaran, masalah tersebut akan dilimpahkan ke kepolisian. Dalam

parkir berlangganan ini, jukir tidak diperbolehkan memungut pengendara yang

sepeda motor atau mobilnya ditempeli stiker berlogo parkir berlangganan. Jika

masih memungut, akan diperingatkan sampai tiga kali sebelum akhirnya

diserahkan ke pihak kepolisian. Dishub telah menyertkan nomor telepon yang bisa

dihubungi, yaitu 031-91744871 jika masyarakat melihat ada kecurangan di

lapangan.

Untuk memperjelas aturan penerapan sistem, Dishub memberikan tanda

khusus di lokasi bertuliskan parkir berlangganan. Di seluruh Sidoarjo tersebar 224

titik. Ada 112 titik di kawasan kota, 33 titik di daerah taman, 47 titik di Krian, dan

32 titik di daerah Porong. Informasi itu diharapkan dapat mengoptimalisasi

kebijakan tersebut.

Teori SOR (Stimulus-Organisme-Respon) memandang penyebaran

informasi dapat memengaruhi individu untuk bertindak. Setiap simbol verbal

(tulisan, gambar, dan tanda) pada media sosialisasi dipandang sebagai stimulus

yang merangsang orang lain memberikan respon tertentu. Tindakan atau efek dari

6

Page 7: laporan akhir.doc

informasi bergantung pada penerimaan masing-masing individu. Ada penerimaan

positif yang melahirkan persetujuan dan ada penerimaan negatif yang

mengakibatkan penolakan.

Hovland (1953) menyatakan, dalam menelaah sikap baru ada tiga faktor

penting yang memengaruhinya, yaitu perhatian, pengertian, dan penerimaan.

Sosialisasi melalui beragam media mampu memberikan ketertarikan perhatian

bagi individu yang melihatnya. Selanjutnya, jika makna simbol verbal dapat

dipersepsi sama oleh komunikan, terciptalah pengertian. Penerimaan akan muncul

disertai tindakan positif ketika pengertian disetuji dan dianggap memiliki efek

baik bagi komunikan.

Namun, sosialisasi sistem baru di berbagai kota mengalami beberapa

kendala. Di DKI Jakarta misalnya, pemerintah dinilai terlalu lamban dalam

menyosialisasikan kebijakan barunya tersebut. Sebagian besar warga

menunjukkan antusias yang tinggi untuk menggunakan stiker parkir

berlangganan. Seperti dilansir Koran Jakarta edisi Pebruari, beberapa pengelola

parkir masih membandel dengan menerapkan tarif parkir diluar aturan. Sistem

parkir berlangganan dirasa dapat menanggulangi masalah “kenakalan” jukir.

Di Sidoarjo, beberapa warga menolak menggunakan stiker parkir.

Sosialisasi yang kurang optimal menyebabkan stiker parkir hanya berlaku pada

daerah tertentu saja. Sugeng Budi Santoso, warga Kecamatan Wonoayu secara

tegas menolak karena di beberapa ruas jalan jukir masih meminta uang parkir. Hal

yang sama juga dialami Dodi, warga Krian. Melalui Pusat Pengaduan Pelayanan

Masyarakat (P3M), Dodi menyampaikan pengalaman ketidakberesan sistem

7

Page 8: laporan akhir.doc

tersebut. Meski telah memiliki stiker parkir seri A dengan nomor 006525, ia

masih dimintai uang saat parkir di depan Apotek dan Optik Gama.

Disektor privat, lembaga pendidikan setingkat perguruan tinggi

mendominasi pemanfaatan sistem parkir berstiker. Jumlah mahasiswa yang stabil

dan kurun waktu penggunaan fasilitas parkir yang intensif menjadi alasan

penggunaan sistem tersebut. Selain peningkatan keamanan, sistem parkir berstiker

memberi masukan dana untuk perbaikan dan perawatan fasilitas. Universitas

Gajah Mada telah menerapkan sistem itu sejak tahun 2006, Institut Teknologi

Bandung pada 2007, dan Universitas Brawijaya pada tahun 2008.

Perusahaan swasta cenderung memberikan layanan parkir sebagai fasilitas

umum yang digratiskan bagi karyawan atau tamu. Pelayanan menjadi nilai tambah

bagi kenyamanan dan kesejahteraan karyawan. Tujuan akhir bukan pada

peningkatan keuntungan materi, tapi karyawan merasa dilayani dan dihargai oleh

perusahaan.

Walaupun penerapan sistem parkir berlangganan dibeberapa tempat belum

optimal, UMM mencoba untuk menggunakan sistem baru tersebut. Dimulai pada

awal tahun ajaran 2009-2010, mahasiswa diwajibkan menggunakan stiker parkir

berlangganan. Namun, beberapa mahasiswa bekerja sama dengan BEMU menolak

sistem itu karena dinilai memberatkan mahasiswa. Stiker parkir juga dinilai tidak

mengubah keadaan parkir di UMM. Tidak adanya perbaikan kualitas yang

signifikan pada pelayanan perparkiran turut mengurangi minat mahasiswa.

Keuntungan menggunakan stiker parkir hanya terlihat pada saat mengantri

memasuki area parkir. Jumlah mahasiswa aktif UMM 18.646 orang, namun

petugas penjaga pintu parkir hanya berjumlah dua orang. Sehingga hampir setiap

8

Page 9: laporan akhir.doc

pagi tampak antrian yang cukup panjang. Mahasiswa berstiker diperbolehkan

langsung masuk tanpa ditulis nomor kedaraannya terlebih dahulu. Dapat

dikatakan, stiker mempercepat laju kendaraan memasuki area parkir. Selain hal

tersebut, tidak terlihat adanya perbedaan yang nyata.

Jika penggunaan stiker parkir bertujuan meningkatkan pendapatan

kampus, mahasiswa memerlukan bukti pemanfaatannya, seperti penambahan

fasilitas misalnya. Sosialisasi yang selama ini dilakukan hanya sebatas himbauan

untuk menggunakan stiker parkir tanpa menyertakan alasan atau manfaat dalam

penggunaannya. Sosialisasi dibutuhkan untuk menyampaikan informasi sekaligus

memersuasi pembacanya. Sosialisasi yang baik tentu dapat meningkatkan

kemungkinan penggunaan stiker parkir.

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian ini memilih judul

“Pengaruh Sosialisasi Stiker Parkir Berlangganan terhadap Penggunaannya oleh

Mahasiswa UMM”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa hal yang diuraikan dalam alasan pemilihan judul,

maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut,

1. Bagaimana sosialisasi stiker parkir berlangganan di UMM?

2. Bagaimana penggunaan stiker parkir berlangganan di UMM?

3. Bagaimana pengaruh sosialisasi terhadap penggunaan stiker parkir

berlangganan di UMM?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai yaitu,

1. Mengetahui sosialisasi stiker parkir berlangganan di UMM

9

Page 10: laporan akhir.doc

2. Mengetahui penggunaan stiker parkir berlangganan di UMM

3. Mengetahui pengaruh sosialisasi terhadap penggunaan stiker parkir

berlangganan di UMM

D. Manfaat Penelitian

Manfaat praktis yang diperoleh dalam penelitian ini adalah,

1. Memperbaiki sosialisasi yang dilakukan pihak UMM sebagai

penyelenggara sistem.

2. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang sistem parkir berlangganan.

Manfaat teoritis yang didapat melalui peneltitian ini yaitu,

1. Menguji teori Parking Management dan Disonansi Kognitif serta

menemukan kekurangannya.

2. Memberi sumbangan pemikiran bagi Ilmu Komunikasi.

E. Definisi Konsep dan Operasional

E.1 Defnisi Konsep

Sosialisasi stiker parkir berlangganan adalah suatu mekanisme

penyampaian informasi tentang adanya sistem parkir berlangganan kepada

mahasiswa melalui berbagai pola dan bentuk kegiatan, baik secara langsung

maupun tidak langsung berhubungan dengan mahasiswa. Dengan mekanisme ini,

mahasiswa mengetahui dan memahami sistem baru yang akan diberlakukan.

Tindak lanjut atas informasi tersebut, diharapkan dapat dijadikan referensi dalam

pengambilan keputusan menggunakan stiker parkir berlangganan.

Kegiatan sosialisasi merupakan bagian dari proses komunikasi dalam

rangka peningkatan kesadaran mahasiswa terhadap pentingnya pengetahuan

10

Page 11: laporan akhir.doc

sistem parkir berlangganan. Komunikasi berasal dari bahasa latin

“communicatio” yang berarti pemberitahuan atau pertukaran.

Beberapa para ahli mendefinisikan komunikasi sebagai berikut:

1. Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996 : 4) : “A process by which a source

transmits a massage to a receiver through some channel”. (Proses penyampaian

pesan kepada penerima melalui beberapa saluran)

2. Hoveland (1948 : 372): “The process by which an individual (the

communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behavior

of other individu”. (proses seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus

(biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk

perilaku orang lain (khalayak))

3. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964:527): the transmission of

information, ideas, emotions, skills, etc. by the uses of symbol…”. (proses

penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-lain melalui

penggunaan simbol-simbol..)

Dalam sosialisasi parkir berlangganan, pesan yang diberikan berupa

simbol-simbol informasi mengenai himbauan penggunaan stiker parkir. Informasi

yang diberikan adalah prosedur dan tempat pendaftaran serta masa berlaku stiker.

E.2 Definisi Operasional

Sosialisasi stiker parkir berlangganan adalah pemberian pengetahuan

mengenai perparkiran khususnya stiker parkir berlangganan di UMM. Sosialisasi

yang dilakukan UMM adalah penyebaran informasi yang menggunakan media

spanduk, leaflet, dan selebaran. Indikatornya adalah pengetahuan tentang stiker

11

Page 12: laporan akhir.doc

parkir berlangganan, frekuensi pemberian sosialisasi, jumlah petugas yang

memberikan sosialisasi, dan tata cara pemberian sosialisasi (jenis dan bentuk).

Penggunaan stiker parkir berlangganan adalah tingkah laku mahasiswa

UMM menggunakan stiker parkir berlangganan ketika berada di area parkir UMM

dan mematuhi segala ketentuannya. Indikatornya adalah pembelian dan

penggunaan stiker parkir berlangganan.

F. Hipotesis

- Ho : Tidak ada pengaruh sosialisasi terhadap penggunaan stiker parkir

berlangganan mahasiswa UMM.

- Hi : Ada pengaruh sosialisasi terhadap penggunaan stiker parkir

berlangganan mahasiswa UMM.

12

Page 13: laporan akhir.doc

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu belum ada yang fokus pada masalah perparkiran.

Namun, penelitian dengan memaparkan masalah sosialisasi dalam bidang tertentu,

seperti pajak atau kebijakan safety riding banyak dilakukan mahasiswa. Penelitian

sebelumnya fokus pada peran sosialisasi terhadap perubahan sikap. Namun,

konsep yang digunakan hanya terbatas pada komunikasi (sosialisasi) saja.

Fokusnya hanya pada bagaimana pihak komunikator menyampaikan informasi

secara efektif. Penelitian tersebut tidak melihat bagaimana komunikan menyikapi

bahkan bertindak setelah menerima informasi. Sebagai contoh, pada kasus pajak,

penelitian hanya fokus pada pencarian faktor-faktor efektivitas penyebaran

informasi seputar pajak. Peneliti hanya sedikit menyinggung tentang faktor-faktor

yang merubah sikap komunikan untuk setuju atau menolak membayar pajak.

Untuk itu, saya melihat pengaruh sosialisasi tidak hanya pada bagaimana

komunikator menyebarkan informasi, tapi juga melihat respon dari mahasiswa

sebagai komunikan. Mahasiswa dengan segala sikapnya memiliki latar belakang

dan pemikiran unik yang berbeda-beda. Sehingga, agar sosialisasi dapat

berpengaruh, komunikator harus melihat siapa saja komunikannya sebelum

merumuskan bentuk dan cara sosialisasi.

B. Landasan Teori

B.1 Sosialisasi Informasi

Definisi informasi menurut Shannon dan Weaver adalah ”Information is

pattern matter energy that affects the probabilities of alternatives available to an

13

Page 14: laporan akhir.doc

individual making decision” (informasi merupakan energi yang terpolakan yang

memengaruhi individu dalam mengambil keputusan dari kemungkinan-

kemungkinan yang ada). Informasi dalam sosialisasi stiker parkir memengaruhi

individu untuk memutuskan akan menggunakan stiker atau tidak. Tentu

disesuaikan dengan berbagai kondisi (ekonomi dan sosial), persepsi, dan

kebutuhan masing-masing mahasiswa.

Informasi memiliki kekuatan dalam memengaruhi pemikiran dan perasaan

pembacanya. Aubrey Fisher (1986) memberikan tiga konsep informasi, yaitu :

1. Informasi menunjukkan fakta atau data yang diperoleh selama proses

komunikasi. Informasi dikonsepkan sebagai kuantitas fisik yang dapat

dipindahkan dari satu titik ke titik yang lain, individu satu kepada individu

yang lain, atau medium yang satu ke medium yang lainnya. Semakin

banyak memperoleh fakta atau data, secara kuantitas seseorang juga

memiliki banyak informasi. UMM memberikan informasi melalui media.

Sehingga hanya terbatas pada simbol-simbol gambar atau tulisan.

2. Informasi menunjukkan makna data. Informasi merupakan arti, maksud

atau makna yang terkandung dalam data. Suatu data mempunyai nilai

informasi bila bermakna bagi seseorang. Penafsiran terhadap data atau

stimulus yang diterima otak menentukan kualitas informasi. Sebagai

produk sebuah ”pabrik” (otak), kualitas informasi ditentukan oleh berbagai

unsur pengolah stimulus, seperti pengetahuan (frame of reference),

pengalaman (field of experience), dan selera (frame of interest). Semakin

luas pengetahuan, pengalaman , dan semakin baik selera, maka informasi

yang dihasilkan semakin berkualitas. Proses tersebut dikenal dengan nama

14

Page 15: laporan akhir.doc

intellectual process. Mahasiswa UMM yang memiliki keberagaman daerah

membawa status sosial dan ekonomi yang juga beragam. Pemikiran dan

sikap mereka terhadap informasi bergantung pada unsur-unsur tersebut.

Berbagai jenis informasi kebijakan kampus disampaikan melalui berbagai

pola dan bentuk kegiatan, yaitu melalui berbagai jenis event seperti: seminar,

workshop, talkshow, simulasi ataupun penyebaran buku, leaflet, brosur, CD

interaktif atau sebaran lainnya. Bahkan, jika ada, pihak kampus dapat

menggunakan media massa, seperti koran, tabloid, atau majalah kampus.

Seperti yang telah dijelaskan, kegiatan sosialisasi sangat erat kaitannya

dengan disiplin ilmu komunikasi, yang menurut William G Scoot dipengaruhi

oleh 5 (lima) faktor, yaitu :

1. the Act (Perbuatan).

2. the Scene (Adegan).

3. the Agent (Pelaku)

4. the Agency (Perantara).

5. the Purpose (Tujuan).

Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian simbol-simbol atau

lambang yang telah disepakati dan dimengerti dengan baik dalam hubungan-

hubungan antar manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan

dengan bahasa atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula

dipergunakan. Simbol yang digunakan dalam sosialisasi stiker parkir

menggunakan bahasa formal himbauan. Mahasiswa dituntut menggunakan stiker

parkir melalui stempel “wajib” yang tertera pada brosur.

15

Page 16: laporan akhir.doc

Adegan menekankan hubungannya dengan lingkungan komunikasi.

Adegan menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti

dari apa yang dikatakan. Semakin dekat simbol yang digunakan pihak kampus,

semakin mudah pula mahasiswa memahaminya.

Para individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi

dinamakan pelaku-pelaku komunikasi. Dalam sosialisasi ini, pihak kampus

berperan sebagai komunikator dan mahasiswa sebagai komunikan. Pihak kampus

menggunakan sosialisasi satu arah dengan menggunakan media brosur, selebaran,

dan spanduk, sehingga tidak memungkinkan mahasiswa untuk memberikan

umpan balik.

Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun

terwujudnya perantara itu (the agency). Alat-alat itu selain dapat berwujud

komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga merupakan alat konunikasi tertulis,

seperti surat perintah, memo, bulletin, nota, surat tugas dan lainnya yang sejenis.

UMM fokus pada alat-alat tertulis dalam menyosialisasikan stiker parkir.

Kelebihannya, informasi yang diberikan tidak mengalami bias.

Menurut Grace, terdapat 4 macam tujuan (the Purpose), yaitu :

1. Tujuan fungsional (the Functional Goals): tujuan yang secara pokok

bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi/lembaga.

2. Tujuan Manipulasi (the Manipulative Goals): tujuan ini dimaksudkan

untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang

disampaikan baik sesuai ataupun tidak dengan nilai dan sikapnya

sendiri.

16

Page 17: laporan akhir.doc

3. Tujuan Keindahan (the Aesthetics Goals): tujuan ini bermaksud untuk

menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini

dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan

perasaan seseorang yang akan diwujudkan dalam kenyataan.

4. Tujuan Keyakinan (the Confidence Goals): tujuan ini bermaksud

untuk meyakinkan atau mengembangkan keyakinan orang-orang pada

lingkungan.

Dari keempat macam tujuan diatas, UMM menggunakan tujuan

manipulasi. Terbukti pada jenis media yang digunakan, yaitu media tulis yang

bersifat searah. Media tersebut tidak memungkinkan mahasiswa memberikan

umpan balik atau responnya.

Dalam parking management, salah satu solusi masalah parkir adalah

menambah efisiensi kapasitas parkir yang ada. Beberapa cara untuk meningkatkan

efisiensi adalah provide parking information to users dan control use of parking

passes.

Pihak kampus dapat memaksimalkan penyediaan informasi tentang siapa

saja pengguna area parkir dan berapa biaya yang dibutuhkan. Penyediaan

informasi dapat dilakukan dengan menggunakan media langsung (seminar,

workshop, talkshow) atau tidak langsung (media cetak atau elektronik). Informasi

utama harus disediakan secara real time, atau menyediakan informasi diarea

parkir.

UMM lebih memilih menggunakan media tidak langsung. Secara real

time, UMM telah memasang spanduk di tempat-tempat strategis mendekati area

17

Page 18: laporan akhir.doc

parkir, seperti jalan masuk kampus dan tepat diatas kawasan parkir. Selain itu,

UMM juga menempatkan satu spanduk di depan perpusatakaan pusat.

Selain penyediaan informasi, UMM juga telah menggunakan sistem parkir

berlangganan (control use of parking passes). Dalam teorinya, parking passes

diperuntukkan orang-orang tertentu yang berprestasi. Misalnya, parkir digratiskan

bagi mahasiswa teladan, dosen berprestasi, atau professor peraih nobel. Namun,

UMM lebih memilih memberikan stiker parkir pada semua mahasiswa dengan

membayar sejumlah uang sesuai ketentuan. Meskipun tidak gratis, stiker parkir

memudahkan UMM dalam pengaturannya, baik secara keuangan maupun

meningkatkan efisiensi pekerjaan penjaga pintu parkir.

B.2 Sikap

Beberapa definisi sikap yaitu,

1. berorientasi kepada respon : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu

perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak

mendukung (Unfavourable) pada suatu objek.

2. berorientasi kepada kesiapan respon

: sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan

cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang

menghendaki adanya respon.

: suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk

menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan.

18

Page 19: laporan akhir.doc

3. berorientasi kepada skema triadik

: sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan

konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan

berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya.

Dalam menyikapi sosialisasi stiker parkir, mahasiswa dihadapkan pada

pilihan suka atau tidak suka terhadap informasi dan kebijakan tersebut. Sikap

mahasiswa tersebut ditampakkan dengan tiga komponen sikap (Menurut Mar’at

(1984), yaitu:

1. Komponen kognisi yang berhubungan dengan belief (kepercayaan atau

keyakinan), ide, konsep, persepsi, stereotipe, opini yang dimiliki individu

mengenai sesuatu. Informasi yang diterima melalui sosialisasi akan

dipersepsi dan diyakini oleh individu. Namun, secara kognisi, mahasiswa

juga dihadapkan pada pilihan menolak atau menerima ide stiker parkir

tersebut.

2. Komponen Afeksi yang berhubungan dengan kehidupan emosional

seseorang menyangkut perasaan individu terhadap objek sikap dan

menyangkut masalah emosi. Misalnya, mahasiswa menampakkan

ekspresi senang (terlihat tersenyum) atau sedih (raut wajah kecewa) saat

menerima informasi tersebut.

3. Komponen Behavioral yang merupakan kecenderungan bertingkah laku.

Kata ”kecenderungan” berarti belum berperilaku. Mahasiswa hanya

memiliki kecenderungan untuk menggunakan atau tidak menggunakan

stiker parkir. Namun, kecenderungan tersebut berpengaruh besar pada

kemungkinan melakukan tindakan penggunaan atau tidak menggunakan.

19

Page 20: laporan akhir.doc

Perubahan sikap mahasiswa setelah menerima informasi dipengaruhi oleh

tiga faktor, yaitu:

1. Sumber dari pesan (dalam hal ini UMM)

a. Kredibilitas, semakin percaya dengan orang yang mengirimkan pesan,

maka kita akan semakin menyukai untuk dipengaruhi oleh pemberi

pesan. Dua aspek penting dalam kredibilitas adalah keahlian dan

kepercayaan. Tingkat kredibilitas berpengaruh terhadap daya persuasif.

Kredibilitas tinggi memiliki daya persuasif tinggi, begitu juga

sebaliknya.

b. Daya Tarik

Efektivitas daya tarik dipengaruhi oleh daya tarik fisik,

menyenangkan, dan kemiripan. Pesan yang dikirimkan menggunakan

media harus mempercantik kalimat dan bentuknya agar lebih menarik.

Untuk membuatnya lebih menyenangkan, konsep yang digunakan

harus lebih dekat dengan mahasiswa. Penggunaan kata-kata populer

misalnya.

2. Pesan (isi informasi)

Ada tiga hal yang berkaitan dengan isi pesan:

a. Usulan : suatu pernyataan yang kita terima secara tidak kritis. Pesan

dirancang dengan harapan orang akan percaya, membentuk sikap, dan

terhasut dengan apa yang dikatakan tanpa melihat faktanya.

b. Menakuti. UMM tidak memasukkan informasi hukuman atau akibat

jika tidak menggunakan stiker parkir.

20

Page 21: laporan akhir.doc

c. Pesan Satu sisi dan dua sisi. Pesan satu sisi paling efektif jika orang

dalam keadaan netral atau sudah menyukai suatu pesan. Pesan dua sisi

lebih disukai untuk mengubah pandangan yang bertentangan. UMM

menggunakan pesan satu sisi. Hanya informasi dari pihak kampus

yang diberikan tanpa menyertakan pandangan lain yang bertentangan.

3. Penerima Pesan

Beberapa ciri penerima pesan:

a. Influenceability. Sifat kepribadian seseorang tidak berhubungan

dengan mudahnya seseorang untuk dibujuk. Meski demikian, anak-

anak lebih mudah dipengaruhi daripada orang dewasa dan orang

berpendidikan rendah lebih mudah dipengaruhi daripada yang

berpendidikan tinggi. Mahasiswa UMM yang berpendidikan tinggi

tentu tidak mudah dipengaruhi. Informasi yang diberikan harus

melibatkan pemikiran atau ide yang dapat diterima oleh kalangan

mahasiswa.

b. Arah Perhatian dan Penafsiran. Pesan akan berpengaruh pada

penerima, tergantung dari persepsi dan penafsirannya. Masing-masing

mahasiswa memiliki penafsiran dan perhatian tersendiri pada

informasi tersebut.

B.3 Teori Disonansi Kognitif

Teori disonansi (ketidakseimbangan) kognitif menerangkan bahwa

keputusan-keputusan, pilihan-pilihan informasi baru, sangat mungkin

menciptakan perasaan tidak mantap dalam diri seseorang. Ketidakseimbangan

secara psikologis tidak nyaman dan dapat memotivasi seseorang untuk

21

Page 22: laporan akhir.doc

memperbaikinya. Disonansi terjadi ketika ada dua elemen kognisi yang

bertentangan sehingga mengganggu logika atau pengharapan.

Ketika informasi kebijkan stiker parkir disebarkan, mahasiswa dihadapkan

pada konsep baru yang belum pernah ada. Kejelasan dan keuntungan penggunaan

stiker parkir yang belum bisa dibuktikan, bertentangan dengan konsep

kenyamanan mahasiswa. Ada keraguan dalam benak mahasiswa. Kebaruan

tersebut semakin menimbulkan disonansi ketika banyak mahasiswa lain tidak

setuju terhadap kebijakan.

Cara untuk mengurangi disonansi yaitu,

a. Merubah salah satu elemen kognitif, yaitu dengan mengubah sikap

agar sesuai dengan perilakunya. Misalnya mahasiswa memilih

menggunakan stiker parkir.

b. Menambahkan satu elemen kognitif baru. Misalnya tidak percaya

stiker dapat memberikan keuntungan.

22

Page 23: laporan akhir.doc

BAB III

Metode Penelitian

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Pengaruh sosialisasi

terhadap perubahan sikap tidak dapat dilihat hanya dari beberapa individu.

Peneliti harus mengamati perubahan sikap tersebut dari sebagian besar sampel

dalam populasi. Keberhasilan sosialisasasi tidak dapat disimpulkan hanya dari

pandangan subyektif beberapa orang. Penggunaan stiker parkir akibat baiknya

sosialisasi akan dibarengi perubahan sikap banyak mahasiswa.

B. Tempat Penelitian

Awalnya, peneliti berencana menyebar kuesioner dipintu keluar masuk

mahasiswa di areal tempat parkir depan Masjid AR Fachrudin dan parkir utama.

Namun, sebagian besar dari mahasiswa menolak mengisi angket. Mahasiswa yang

memasuki areal parkir bertujuan segera meninggalkan kampus. Sedangkan

mahasiswa yang keluar dari areal parkir bertujuan segera menuju kelas untuk

kuliah.

Peneliti memutuskan untuk menyebar kuesioner di ruang tunggu

mahasiswa. Di tempat ini, mahasiswa tampak tidak terlalu terburu-buru ingin

pergi ke suatu tempat. Mereka dapat mengisi kuesioner dengan tenang tanpa

terkejar waktu. Tempat-tempat tunggu tersebut diantaranya ruang tunggu di

sebelah lift GKB I, ruang tunggu koridor jurusan dan TU, serta areal hot spot di

lantai 3,5 GKB I dan di taman peternakan samping danau buatan.

23

Page 24: laporan akhir.doc

C. Responden

Dalam penelitian ini, responden adalah seluruh mahasiswa aktif pengguna

kendaraan bermotor, baik mobil maupun sepeda motor. Untuk memudahkan

pencarian, peneliti menemui mahasiswa pada jam kuliah di sekitar ruang tunggu.

Peneliti juga harus paham jika beberapa mahasiswa menolak mengisi kuesioner

karena suatu kesibukan. Akhir Juni nanti akan ada wisuda, sehingga banyak

mahasiswa yang sibuk menanti dosen pembimbing di ruang tunggu koridor

jurusan dan ruang dosen.

Sebagian besar responden mengisi kuesioner secara tenang tanpa paksaan.

Terbukti dengan lama waktu pengisian dan pemberian jawaban kuesioner. Hanya

sebagian kecil saja yang mengisi tanpa berpikir. Sikap tersebut terlihat pada

keseragaman jawaban dengan cenderung pada pilihan jawaban tertentu. Semua

pertanyaan dijawab dengan opsi “setuju”, misalnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Data yang dibutuhkan

Data yang dibutuhkan diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data

primer didapat melalui penyebaran kuesioner kepada responden dan wawancara

dengan Kepala Biro Administrasi Keuangan, Dicky Wisnu Usdek. Wawancara

dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dicky

merupakan pemegang kendali utama kebijakan stiker parkir.

Namun, Dicky menolak diwawancarai dengan alasan kesibukan mengurus

keuangan mahasiswa baru dan kegiatan lainnya. Dicky memberikan alternatif

waktu diskusi di minggu keempat bulan Juni. Namun, melihat keterbatasan waktu

penelitian dan pengumpulan laoran, wawancara tidak dilakukan.

24

Page 25: laporan akhir.doc

Data sekunder bersumber dari dokumen UMM melalui kepala Satuan

Pengamanan beserta jajarannya. Peneliti sempat mewawancarai Edy Moerbiyanto

sebagai kepala Markas Komando Satpam. Edy memberikan alternatif jawaban

seputar masa depan stiker parkir dan perbedaan keamanan setelah munculnya

kebijakan tersebut. Namun Edy tidak bisa memberikan keterangan pasti mengenai

pemberlakuan kembali kebijakan stiker parkir berlangganan pada awal tahun

ajaran 2010-2011.

2. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam tiga cara, yaitu :

a. Pengamatan/Observasi : kegiatan mengumpulkan data melalui penglihatan

langsung dilapangan. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui aspek-

aspek tertentu dari penilaian kualitas sosialisasi dan penggunaannya agar

relevan dengan tujuan penelitian.

b. Wawancara : kegiatan tanya jawab yang dilakukan terhadap Kepala

Markas Komando Satpam dengan berlandaskan tujuan penelitian.

c. Kuesioner : pernyataan responden dinilai berdasarkan pilihan jawaban

kuesioner. Masing-masing variabel diukur enam indikator untuk menilai

tingkat kualitasnya. Variabel dijabarkan dalam beberapa pertanyaan yang

mempunyai skor jawaban 1-5 (Skala Likert).

Indikator-indikator tersebut antara lain :

Sosialisasi

1. Informasi tentang stiker parkir berlangganan dalam berbagai media

2. Frekuensi pemberian sosialisasi

3. Jumlah petugas yang menyebarkan informasi

25

Page 26: laporan akhir.doc

4. Tata cara/media yang digunakan

Penggunaan stiker parkir berlangganan

1. Pembelian stiker

2. Penggunaan stiker di area parkir

Tabel 1. Skorring Jawaban

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Ragu-Ragu 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

E. Populasi dan Sampling

D.1 Populasi

Populasi yang diteliti adalah seluruh mahasiswa aktif Universitas

Muhammadiyah Malang berdasarkan data di website resmi UMM. Populasi

tersebut berjumlah 18.646 (data pada bulan Maret 2010).

D.2 Sampel

Menurut Roscoe (1975) dalam Uma Sekaran (1992), jumlah sampel

sebaiknya antara 30 s/d 500 elemen. Untuk memudahkan, Krejcie dan Morgan

(1970) dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar yang bisa dipakai untuk

menentukan jumlah sampel. Bagi populasi mendekati 20.000, sampel yang

digunakan sebesar 377. Namun, peneliti menggunakan 50 sampel dengan

mempertimbangkan waktu dan efektivitas kerja.

26

Page 27: laporan akhir.doc

F. Teknik Analisa Data

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif prosentase serta

analisis regresi.

F.1 Analisis Deskriptif Prosentase

Metode ini untuk mengkaji variabel – variabel yang ada pada penelitian

ini yaitu mengetahui seberapa besar alternatif jawaban dari tiap – tiap indikator

yang mewakili masing – masing variabel. Rumus yang digunakan adalah,

Keterangan :

% = prosentase nilai yang diperoleh n = nilai yang diperoleh

N = jumlah total

Hasil kuantitatif dari perhitungan rumus diatas diubah atau ditafsirkan

dengan kalimat yang bersifat kualitatif. Dalam hal ini sosialisasi dan penggunaan

stiker parkir ditafsirkan secara kualitatif kedalam empat kriteria. Untuk itu

langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan prosentase maksimal yaitu 100%

2. Menetapkan prosentase minimal yaitu 25%

3. Menetapkan rentangan prosentase yaitu 100% - 25% = 75%

4. Menetapkan interval prosentase 75% : 4 = 18,75%

27

Page 28: laporan akhir.doc

Tabel 2. Kriteria

No Interval Kelas Kriteria

1 81,26 % - 100% sangat tinggi

2 62,51 % - 81,25 % tinggi

3 43,76 % - 62,50 % rendah

4 25,00 % - 43,75 % sangat rendah

Kriteria sosialisasi stiker parkir berlngganan dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Sangat tinggi berarti sosialisasi diberikan lebih sering dan mahasiswa

memahami apa yang diberikan dalam sosialisasi tersebut.

b. Tinggi berarti sosialisasi diberikan 2 – 3 kali dan mahasiswa memahami apa

yang diberikan dalam sosialisasi tersebut.

c. Rendah berarti sosialisasi diberikan hanya 1 kali dan mahasiswa kurang

memahami apa yang diberikan dalam sosialisasi tersebut.

d. Sangat rendah berarti tidak pernah diadakan sosialisasi dan mahasiswa tidak

memahami kebijakan stiker parkir berlangganan.

Kriteria penggunaan stiker parkir berlangganan dapat dijelaskan sebagai

berikut :

a. Sangat tinggi berarti mahasiswa melakukan pendaftaran dan menggunakan

stiker parkir dengan aktif sesaat setelah mengetahui informasi kebijakan.

b. Tinggi berarti mahasiswa menggunakan stiker parkir beberapa hari setelah

informasi disosialisasikan.

28

Page 29: laporan akhir.doc

c. Rendah berarti mahasiswa menggunakan stiker parkir lebih dari seminggu

setelah informasi disosialisasikan.

d. Sangat redah berarti mahasiswa menggunakan stiker lebih dari satu bulan

setelah informasi disosialisasikan dan dalam keadaan terpaksa.

F.2.Analisis Regresi

Untuk mencari korelasi antara sosialisasi (X) dengan penggunaan stiker

parkir berlangganan (Y), digunakan langkah-langkah berikut,

F.2.1 Mencari koefisien korelasi antara sosialisasi dengan penggunaan

stiker parkir berlangganan dengan menggunakan rumus,

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara sosialisasi dengan penggunaan stiker parkir

berlangganan

X = variabel sosialisasi

Y = variabel penggunaan stiker parkir berlangganan

Jika r hitung > r tabel maka ada hubungan positif antara sosialisasi (X) dengan

penggunaan stiker parkir berlangganan (Y).

Jika r hitung < r table maka tidak ada hubungan negatif antara sosialisasi (X)

penggunaan stiker parkir berlangganan (Y).

F.2.2 Menentukan persamaan regresi antara X dan Y dengan rumus

Y=a+bX.

29

Page 30: laporan akhir.doc

Keterangan :

X = variabel sosialisasi

Y = variabel penggunaan stiker parkir berlangganan

a, b = koefisien korelasi

b adalah koefisien arah regresi linier yang digunakan untuk menyatakan

perubahan rata – rata variabel Y untuk setiap perubahan variabel X sebesar satu

unit. Jika b positif maka terjadi pertambahan dan jika b negatif maka terjadi

penurunan atau pengurangan.

30

Page 31: laporan akhir.doc

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Mahasiswa UMM

Jumlah mahasiswa aktif berdasarkan website resmi UMM per 18 Maret

2010 adalah 18.646 orang. Mahasiswa tersebut terbagi ke dalam 10 fakultas dan

tersebar di kampus I, II, dan III. Kampus I digunakan oleh mahasiswa

pascasarjana. Kampus II ditempati mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Fakultas

Ilmu Kesehatan. Sedangkan Kampus III diisi oleh mahasiswa Fakultas Agama

Islam, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik,

Fakultas Peternakan dan Perikanan, Fakultas Psikologi, Fakultas ekonomi, serta

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Mahasiswa UMM tak hanya berasal dari wilayah kota Malang, namun

juga diisi oleh hampir semua propinsi di Indonesia. Keragaman asal daerah

memunculkan kekayaan pemikiran dan pemaknaan. Latar belakang budaya

masing-masing wilayah juga sangat berdampak pada perbedaan pendidikan dan

sistem sosial yang berlaku. Perbedaan tersebut berpengaruh pada penilaian

sosialisasi stiker parkir beserta penerimaan kebijakan tersebut.

Tetapi, perbedaan itu juga menjadi wacana bagi pihak UMM untuk

memberikan sajian informasi yang setara dan seimbang. Informasi sosialisasi

menggunakan bahasa yang universal dan nasional, baik dalam hal pilihan kata

maupun simbol-simbolnya. Sehingga tidak menimbulkan ambiguitas di kalangan

mahasiswa. Namun, sikap kehati-hatian tersebut berpengaruh pada gaya bahasa.

31

Page 32: laporan akhir.doc

Informasi yang diberikan terlalu singkat dan padat. Bahkan menghilangkan

beberapa informasi penting lainnya, seperti manfaat dan tujuan penggunaan stiker.

Tabel 3. Daftar Asal Daerah Mahasiswa

(Lima Besar Daerah Asal)

No Asal Daerah Jumlah

1 Jawa Timur 13.290

2 Kalimantan Timur 929

3 Nusa Tenggara Barat 822

4 Kalimantan Selatan 487

5 Jawa Tengah 292

Mahasiswa UMM tidak memiliki batasan umur. Mahasiswa berNIM muda

bukan berarti berusia muda pula. UMM memberikan kelonggaran batas umur saat

pendaftaran calon mahasiswa. Namun, peneliti menyebarkan kuesioner kepada

masing-masing perwakilan tingkatan agar terjadi keseimbangan pemikiran

berdasarkan rata-rata usia. Mahasiswa yang telah lebih dahulu masuk tentu

memiliki pengalaman dan gambaran UMM lebih banyak dibanding mahasiswa

baru. Sehingga akan timbul gejolak tersendiri yang unik pada masing-masing

mahasiswa. Selain itu, kuantitas pengalaman berpengaruh pada kepekaan

perhatian pada sosialisasi kebijakan stiker berlangganan.

32

Page 33: laporan akhir.doc

Tabel 4. Daftar Jumlah Responden berdasarkan Angkatan (NIM)

No Angkatan Jumlah Prosentase

1 2009 19 38 %

2 2008 21 42 %

3 2007 8 16 %

4 2006 2 4%

Perbedaan jenis kelamin tak banyak berpengaruh pada pemikiran

mahasiswa. Keaktifan mahasiswa di perkuliahan maupun dalam organisasi tidak

ditentukan oleh jenis kelamin. Tak sedikit aktivis mahasiswa UMM berasal dari

kaum hawa. Namun, sebagian besar mahasiswa laki-laki cenderung memilih

sepeda motor atau mobil sebagai kendaraan. Dibanding perempuan, laki-laki

cenderung malu menumpang angkutan kota atau becak. Berdasarkan asumsi

tersebut, pemerhati sosialisasi dan pengguna stiker parkir didominasi laki-laki.

Tetapi, penulis tetap memberikan peluang yang sama untuk mendapatkan dan

mengisi kuesioner tanpa membedakan jenis kelamin.

Tabel 5. Jumlah Responden berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 23 46 %

2 Perempuan 27 54 %

33

Page 34: laporan akhir.doc

B. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan untuk mencari penyelesaian

masalah yang terhimpun dalam hipotesa adalah teknik analisa deskriptif

prosentase dan Regresi Sederhana.

B.1 Teknik Deskriptif Prosentase

Masing-masing alternatif jawaban dianalisa berdasarkan kriteria yang telah

tercantum pada tabel 2. Pilihan jawaban dihitung menggunakan rumus :

Langkah-langkah penentuan kriteria untuk variabel sosialisasi stiker parkir

berlangganan dan variabel penggunaan stiker parkir adalah sebagai berikut :

a. Sosialisasi Stiker Parkir Berlangganan

Untuk mengetahui tingkat sosialiasi tersebut, masing-masing alternatif

jawaban dihitung sesuai frekuensi pilihan responden.

Tabel 6. Prosentase Alternatif Jawaban Sosialisasi Stiker Parkir Berlangganan

No Pilihan Jawaban Jumlah Prosentase yang diperoleh

1 Sangat Tidak Setuju 9 3 %

2 Tidak Setuju 60 20 %

3 Ragu-Ragu 61 20,3 %

4 Setuju 129 43 %

5 Sangat Setuju 41 13,7 %

Untuk tingkat sosialisasi secara keseluruhan diketahui sebagai berikut :

%= x 100%

34

Page 35: laporan akhir.doc

= 1101/1500 x 100% = 73,4 %

Berdasarkan perhitungan diatas, tingkat sosialisasi sebesar 73, 4 % termasuk

kriteria tinggi (Tabel 2).

b. Penggunaan Stiker Parkir Berlangganan

Untuk mengetahui tingkat penggunan tersebut, masing-masing alternatif

jawaban dihitung sesuai frekuensi pilihan responden.

Tabel 7. Prosentase Alternatif Jawaban Penggunan Stiker Parkir Berlangganan

No Pilihan Jawaban Jumlah Prosentase yang diperoleh

1 Sangat Tidak Setuju 9 3 %

2 Tidak Setuju 60 20 %

3 Ragu-Ragu 62 20,6 %

4 Setuju 128 42,7 %

5 Sangat Setuju 41 13,7%

Untuk tingkat penggunaan secara keseluruhan diketahui sebagai berikut :

%= x 100%

= 1032/1500 x 100% = 68,8 %

Berdasarkan perhitungan diatas, tingkat penggunaan sebesar 68,8 % termasuk

kriteria tinggi (Tabel 2).

B.2 Analisis Regresi

Teknik ini digunakan untuk mencari korelasi antara Sosialisasi Stiker

Parkir Berlangganan dengan Penggunaannya.

35

Page 36: laporan akhir.doc

a. Untuk menentukan hubungan tersebut, digunakan rumus :

Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil rxy= 0,532. Dengan

jumlah sampel atau N=50 dan taraf signifikansi 5 % didapat r tabel =

0,279. Jadi rhitung > rtabel. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif

antara sosialisasi stiker parkir berlangganan dengan penggunaannya

oleh mahasiswa UMM.

b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh peningkatan/penurunan

kualitas sosialisasi stiker parkir berlangganan terhadap penggunaannya

digunakan rumus : Y=a+bX

Dari hasil analisa, diperoleh

a= 5,658

b= 0,68

Jadi, persamaan regresi linier dalam penelitian ini adalah

Y=5,658+0,68X.

36

Page 37: laporan akhir.doc

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam analisa deskriptif prosentase, sosialisasi dan penggunaan stiker

menunjukkan kriteria tinggi. Hal tersebut berarti sosialisasi telah dilakukan antara

2-3 kali dan mahasiswa memahami informasi yang diberikan. Ilham Syafi’I

mengungkapkan, pada awal kebijakan diperkenalkan, sosialisasi memang tampak

gencar. Leaflet berada dihampir tiap sudut tembok dan papan pengumuman. Juru

parkir intensif menyebarkan selebaran kecil di pintu keluar masuk area parkir.

Ilham juga mengakui informasi yang diberikan cukup singkat, padat, dan

jelas. Namun Ilham menyayangkan, informasi tersebut dinilai kurang lengkap.

Manfaat dan tujuan kebijakan tersebut tidak dijelaskan baik dalam selebaran atau

spanduk. Sebagian besar teman Ilham sepakat mengacuhkan informasi karena

kurangnya kepastian penambahan layanan dalam sosialisasi itu.

Ilham menilai, sosialisasi kurang menarik. Mestinya informasi dikemas

layaknya iklan dengan tambahan gambar atau slogan sehingga mahasiswa mudah

menangkap dan mengingatnya. Bahasa yang digunakan dalam sosialisasi masih

tampak terlalu formal dan terkesan “memaksa”.

Tingkat penggunaan stiker parkir berlangganan juga masuk dalam kategori

tinggi. Berarti, mahasiswa segera membeli dan menggunakan stiker parkir tak

lama setelah sosialisasi dilakukan. Anda Rahmat menuturkan, segala kebijakan

kampus pasti telah dihitung manfaat dan kekurangannya. Anda menilai, kebijakan

stiker parkir bermanfaat bagi mahasiswa. Menurutnya, stiker parkir mampu

37

Page 38: laporan akhir.doc

mengurangi kemacetan saat memasuki area parkir. Stiker juga dapat menghemat

pengeluaran terutama bagi mahasiswa yang aktif keluar masuk kampus.

Penurunan jumlah pengguna pada semester berikutnya, kata Anda,

disebabkan penurunan sosialisasi pihak kampus. Tak ada lagi selebaran, leaflet,

atau pengumuman lain untuk terus menggunakan stiker parkir. Akibatnya

mahasiswa seolah lupa dan tak mempedulikan kebijakan tersebut. Padahal,

mahasiswa memiliki ketertarikan tinggi pada awal kemunculan kebijakan tersebut.

Adanya pengaruh sosialiasasi stiker parkir berlangganan terhadap

penggunaannya terbukti pada perhitungan analisa product moment. Nilai rhitung >

rtabel. Hasil lainnya, yaitu analisa regresi linier, memunculkan persamaan

Y=5,658+0,68X. Nilai koefisien didepan variabel X (sosialisasi) bernilai positif.

Artinya, setiap terjadi peningkatan sosialisasi, akan terjadi peningkatan pula pada

penggunaannya. Begitu juga sebaliknya, jika sosialisasi menurun, akan terjadi

penurunan pada penggunaan stiker parkir berlangganan. Persamaan tersebut

mengungkapkan, setiap kenaikan satu poin sosialisasi, akan ada kenaikan sebesar

0,68 pada variabel penggunaan.

38

Page 39: laporan akhir.doc

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan wawancara dilapangan, terdapat

pengaruh besar antara sosialisasi stiker parkir berlangganan terhadap

penggunaannya oleh mahasiswa UMM. Sosialisasi yang dilakukan pihak kampus

masuk dalam kriteria tinggi. Berarti, sosialisasi bisa dikatakan berhasil. Penilaian

senada juga dinyatakan oleh beberapa mahasiswa. Namun, sosialisasi mengalami

penurunan pada semester kedua. Informasi yang diberikan saat sosialisasi juga

masih dinilai kurang menarik dan kurang lengkap.

Penggunaan stiker parkir juga menunjukkan criteria tinggi. Mahasiswa

membeli dan menggunakan stiker parkir berlangganan tak lama setelah sosialisasi

dilakukan. Namun, terjadi penurunan penggunaan pada semester kedua. Kasus

tersebut terbukti beradasarkan perhitungan analisis regresi sederhana. Melalui

persamaan liniernya, Y=5,658+0,68X, terlihat adanya perbandingan lurus antara

sosialisasi dan penggunaan stiker parkir. Jika sosialisasi meningkat, akan ada

peningkatan penggunaan. Berlaku pula pada kebalikannya.

B. Saran

B.1 Untuk UMM

Kebijakan stiker parkir berlangganan masih berusia sangat muda. Kendala

sosialisasi harus segera terpecahkan untuk meningkatkan penggunaannya.

Mahasiswa membutuhkan kejelasan informasi tentang manfaat dan kegunaan

stiker tersebut. UMM memiliki banyak pakar penulisan, iklan, dan komunikasi

39

Page 40: laporan akhir.doc

secara umum. alangkah lebih bijak jika menggunakan sumber daya manusia dari

dalam utuk memperbaiki teknik dan metode sosialisasi. Mahsiswa perlu

diingatkan secara kontinyu agar memberikan perhatian lebih pada setiap informasi

seputar stiker parkir.

B.2 Untuk Peneliti Lain

Penelitian ini masih jauh dari sempurna. Sampel yang digunakan masih

terlalu sedikit. Penambahan jumlah sampel akan meningkatkan keakuratan hasil

penelitian. Peneliti juga menganalisa hanya sampai pada level regresi sederhana.

Akan lebih baik jiika peneliti lain mamp melengkapi hingga analisa uji beda.

Penyebaran angket juga harus lebih merata pada semua jurusan dan tingkatan.

Agar hasil penelitian seimbang dan mewakili sebagian besar populasi.

40

Page 41: laporan akhir.doc

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Sifuddin. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Liberty,Yogyakarta:1998

Effendi, Onong Uchjana.1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. PT. CitraAditya Bhakti, Bandung: 1993

Hovland, Carl I., Irving L. Janis dan Harold H. Kelly. Communication and.Persuasion: Psychological Studies of Opinion Change New Haven. YaleUniversity , CT : 1953

Koeswara. Teori-Teori Kepribadian (Psikoanalisis, Behaviorisme, Humanistik).PT. Eresco, Bandung: 1991

Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya,Bandung : 2007

Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. PT. Remaja Rosdakarya,Bandung:2002

Sudjana. Metode Statistika. Tarsito, Bandung: 1996 Sutrisno, Hadi. Statistika. Yayasan Penerbit Psikologi, Yogyakarta: 2000Trenholm, Sara dan Arthur Jensen. Interpersonal Communication : 3rd ed.

Wadsworth : 1996

41