mass spectroscopy.pdf

38
MAKALAH PENENTUAN STRUKTUR MOLEKUL “SPEKTROSKOPI MASSA (MASS SPECTROSCOPY)Disusun oleh Kelompok 4 : 1. Putri Amirotul Hasanah (4301412064) 2. Sidiq Fauzi (4301412066) 3. Rizka Nur Yuniarsih (4301412076) 4. Siti Nurhaeni (4301412080) Rombel 03 Pendidikan Kimia 2012 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: rizka-nur-yuniarsih

Post on 15-Nov-2015

121 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Handout tentang Spektroskopi Massa. Berisi tentang:Konsep Dasar & Prinsip Spektroskopi Massa,Pemisahan Berdasarkan Angka Banding Massa, Proses Pembelahan disertai Pemutusan IkatanProses Pembelahan Kompleks

TRANSCRIPT

  • MAKALAH PENENTUAN STRUKTUR MOLEKUL

    SPEKTROSKOPI MASSA (MASS SPECTROSCOPY)

    Disusun oleh Kelompok 4 :

    1. Putri Amirotul Hasanah (4301412064)

    2. Sidiq Fauzi (4301412066)

    3. Rizka Nur Yuniarsih (4301412076)

    4. Siti Nurhaeni (4301412080)

    Rombel 03 Pendidikan Kimia 2012

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

    2015

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

    yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-NYA kepada kami sehingga kami

    dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu.

    Makalah ini berjudul SPEKTROMETRI MASSA. Makalah ini disusun

    untuk memberikan informasi tentang teori spektrometri massa dan cara

    penggunaannya pada penentuan struktur. Kami mengucapkan terima kasih kepada

    pihak yang telah membantu demi terselesaikannya makalah ini.

    Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak hal

    yang masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu , kritik dan saran yang sangat

    membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

    Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi

    penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya

    Semarang, 11 Maret 2015

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

    C. Tujuan .......................................................................................................... 2

    BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

    A. Konsep dasar dan prinsip spektrometri massa ............................................. 2

    B. Pemisahan Berdasarkan Angka Banding Massa .......................................... 7

    C. Proses Pembelahan disertai Pemutusan ikatan ............................................. 6

    C.1 Pembelahan disertai pemutusan satu ikatan ............................................. 6

    C.2 Pembelahan disertai pemutusan dua ikatan .............................................. 9

    D. Proses pembelahan kompleks .................................................................... 14

    E. Analisis spektrometri massa ....................................................................... 16

    BAB III PENUTUP .............................................................................................. 26

    A. Simpulan .................................................................................................... 26

    B. Saran ........................................................................................................... 27

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 27

  • 1

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam penelitian ilmu pengetahuan selalu mengalami kemajuan dan

    perkembangan. Hal ini juga terjadi pada penelitian kimia dan instrumen yang

    menyertainya sehingga dapat mempermudah dalam mempelajari dan

    melakukan analisis. Analisis yang dapat dilakukan berupa senyawa kimia,

    kandungan senyawa kimia dalam suatu sampel, sifat kimia suatu senyawa dan

    analisis lainnya.

    Pada analisis senyawa kimia seperti penentuan berat molekul suatu

    senyawa, awalnya dilakukan dengan cara mengukur kerapatan uap atau

    penurunan titik beku senyawa tersebut, sementara rumus molekulnya

    ditentukan dengan cara analisis unsur. Selain lama dan merepotkan, teknik ini

    juga memerlukan jumlah sampel yang banyak dengan kemurnian yang tinggi.

    Sekarang berat molekul dan rumus molekul bisa ditentukan dengan cepat dan

    jumlah sampel sedikit menggunakan spektrofotometer massa (MS).

    Spektrometri massa dapat difungsikan untuk identifikasi struktur kimia

    suatu molekul. Penentuan struktur molekul baik molekul organik maupun

    anorganik didasarkan pada pola fragmentasi dari ion-ion yang terbentuk ketika

    suatu molekul diionkan. Pola fragmentasi suatu molekul sangat berbeda

    dengan molekul yang lain dan hasil analisisnya dapat berulang (reproducible).

    Dalam kegiatan belajar ini akan mempelajari konsep dasar

    Spektroskopi Massa, instrumen spektroskopi massa, serta aplikasi metode

    spektroskopi untuk penentuan struktur molekul senyawa.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana konsep dasar spektrometri massa ?

    2. Bagaimana cara pemisahan berdasarkan angka banding

    massa/muatan?

    3. Bagaimana proses pembelahan disertai pemutusan ikatan ?

    4. Bagaimana cara menganalisis spektrum massa ?

  • 2

    C. Tujuan

    1. Untuk memahami konsep dasar spektrometri massa

    2. Untuk mengetahui cara pemisahan berdasarkan angka banding

    massa/muatan

    3. Untuk menjelaskan mekanisme pembelahan disertai pemutusan ikatan

    4. Untuk membedakan bermacam striktur berdasarkan pemecahan yang

    dapat diramalkan

    5. Untuk menyusun rumus molekul yang mungkin dan menetapkan

    satuan struktur dan satuan residu berdasarkan sektrum massa

    BAB II PEMBAHASAN

    A. Konsep dasar dan prinsip spektrometri massa

    Spektrometri adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk

    menentukan struktur kimia dari molekul organik berdasarkan perhitungan

    massa dari molekul tersebut serta pola fragmentasinya. Berbeda dengan

    metode spektroskopi sebelumnya spektroskopi massa adalah suatu tekhnik

    analisis yang mendasarkan pemisahan bekas ion-ion yang sesuai dengan

    perbandingan massa dengan muatan dan pengukuran intensitas dari berkas

    ion-ion tersebut.

    Dalam spektroskopi massa, molekulmolekul senyawa organik

    ditembak dengan berkas elektron dan diubah menjadi ion-ion positif yang

    bertenaga tinggi (ionion molekuler atau ion - ion induk),yang dapat

    dipecah-pecah menjadi ion-ion yang lebih kecil (ion- ion pecahan).

    Lepasnya elektron dari molekul akan menghasilkan radikal kation, yang

    dapat dituliskan sebagai berikut :

    Sebagai contoh, methanol memberikan ion molekul sebagai berikut :

  • 3

    Ion molekuler M + selanjutnya terurai menjadi sepasang pecahan /fragmen,

    yang dapat berupa radikal dan ion atau molekul kecil radikal.

    Ion-ion molekuler, ion-ion pecahan dan ion-ion radikal pecahan

    selanjutnya dipisahkan oleh pembelokan medan magnet yang dapat

    berubah sesuai dengan massa dan muatannya, dan akan menimbulkan arus

    pada kolektor yang sebanding dengan limpahan relatif mereka. Spektrum

    massa mengambarkan perbandingan limpahan relatif terhadap m/e

    (massa/muatan). Partikel-partikel netral yang dihasilkan dalam proses

    fragmentasi ( m1 ) atau radikal ( m2 ) tidak dapat dideteksi dalam

    spektrometer massa.

    Spektrum massa akan menghasilkan puncak-puncak yang tercatat

    dalam rekorder, yang dipaparkan sebagai grafik batangan. Fragmen-

    fragmen disusun sedemikian sehingga peak-peak ditata menurut kenaikan

    m/e dari kiri ke kanan dalam spektrum. Intensitas peak sebanding dengan

    kelimpahan relatif fragmen-fragmen yang bergantung pada stabilitas relatif

    mereka. Puncak yang paling tinggi dinamakan base peak (puncak dasar)

    diberi nilai intensitas sebesar 100%; peak-peak yang lebih kecil dilaporkan

    misalnya 20%, 30%, menurut nilainya relatif terhadap peak dasar. Puncak

    yang paling tinggi pada spektrum methanol adalah puncak M-1pada m/e=

    31. Puncak ini timbul karena lepasnya atom hidrogen dari ion molekul.

    Adapun spektrofometer massa itu sendiri memiliki lima

    komponen utama penyusunnya, yaitu system penanganan cuplikan,

    ruang pengionan dan pemercepat, tabung analisator, pengumpul ion dan

  • 4

    penguat, pencatat. Diagram spektrofometer massa tersebut dapat dilihat

    dalam gambar berikut ini:

    a. Sistem Penanganan Cuplikan

    Sistem ini meliputi alat untuk memasukkan cuplikan, mikromanometer

    untuk menentukan jumlah cuplikan yang masuk, alat pengukur

    cuplikan yang masuk ruang pengionan serta sistem pemompaan.

    Cairan dimasukkan dengan menyentuhkan pipet mikro ke piringan

    gelas. Cuplikan selanjutnya diuapkan sebelum masuk ke ruang

    pengionan.

    b. Ruang Pengionan dan Pemercepat

    Kamar pengion (serta instrumen keseluruhan) dijaga agar tetap dalam

    keadaan vakum (tekanan 10-6

    hingga 10-5

    Torr), untuk

    meminimalkan tabrakan dan reaksi antara radikal, molekul udara,

    dan lain-lain. Di dalam kamar ini cuplikan melewati suatu aliran

    elektron berenergi tinggi, yang menyebabkan ionisasi beberapa

    molekul cuplikan menjadi ion-ion molekul. Setelah terbentuk

    sebuah ion molekul dapat mengalami fragmentasi dan penataan

  • 5

    ulang. Proses ini dapat berjalan sangat cepat (10-10

    10-6 detik).

    Partikel yang berumur lebih panjang dapat dideteksi oleh pengumpul

    ion, sedangkan yang berumur lebih pendek mungkin tidak dapat

    mencapai pengumpul ion. Dalam beberapa hal, ion molekul terlalu

    pendek usianya sehingga tidak dapat dideteksi dan hanya produk-

    produk fragmentasinya yang menunjukkan peak. Segera setelah

    radikal-radikal ion dan partikel-partikel lain terbentuk, mereka

    diumpankan melewati dua elektroda, lempeng pemercepat ion, yang

    mempercepat partikel bermuatan positif (partikel bermuatan negatif

    dan netral tidak dipercepat dan terus-menerus dibuang oleh pompa

    vakum). Dari lempeng pemercepat partikel bermuatan positif menuju

    ke tabung analisator.

    c. Tabung Analisator

    Tabung analisator berupa tabung logam yang dihampakan (10-7

    10-8

    Torr), yang berbentuk lengkung, dan dipasang elektromagnet yang

    tegak lurus bidang bagan. Medan magnet yang digunakan harus

    seragam. Dalam tabung analisator partikel-partikel yang bermuatan

    positif ini dibelokkan oleh medan magnet sehingga lintasannya

    melengkung. Jari-jari lintasan melengkung bergantung pada

    kecepatan partikel, yang pada gilirannya bergantung pada kuat

    medan magnet, voltase pemercepat, dan m/e partikel. Pada kuat

    medan magnet dan voltase yang sama, partikel dengan m/e tinggi

    akan memiliki jari-jari yang lebih besar, sedangkan yang m/e nya

    rendah akan mempunyai jari-jari lebih kecil. Hal ini dapat dijelaskan

    dengan persamaan berikut ini.

    Tenaga kinetik dari massa ion m bergerak dengan kecepatan v

    diberikan berdasarkan persamaan E = m v2

    . Tenaga potensial ion

    dengan muatan e ditolak oleh medan elektrostatik yang

    bertegangan V adalah sebesar eV. Bila ion ditolak, tenaga

    potensial eV diubah menjadi tenaga kinetik m v2 , sehingga :

    e V = m v2

    atau v2

    = 2 e V/m (persamaan 1)

  • 6

    Bila ion-ion ditembakkan pada medan magnet dari analisator

    maka mereka bergerak melingkar oleh pengaruh medan, dan pada

    kesetimbangan gaya sentrifugal ion (m V2

    / r) sama dengan gaya

    sentripetal yang dihasilkan oleh magnet (eBV), diman r adalah jari-jari

    kelengkungan dan B adalah kiuat medan, sehingga :

    m V2 /r = eBV atau V = e Br/m (persamaan 2)

    Penggabungan persamaan 1 dan 2

    2 e V/m = e2 Br

    2 / m

    2, sehingga m/e = B

    2 r

    2 / 2V

    Dengan melihat persamaan m/e = B2 r

    2 / 2V, maka dapat dimengerti

    bahwa partikel dengan m/e tinggi memiliki jari-jari besar, dan partikel

    dengan m/e rendah memiliki jari-jari kecil. Jika voltase pemercepat

    dikurangi perlahan-lahan secara kontinyu, maka kecepatan semua

    partikel akan berkurang, dan jari-jari lintasan semua partikel akan

    berkurang. Dengan teknik ini partikel berturut-turut mengenai detektor

    dimulai dari m/e rendah.

    d. Pengumpul Ion dan Penguat

    Pengumpul ion terdiri atas satu lubang atau lebih lubang

    pengumpul, serta suatu silinder faraday, berkas ion menumbuk

    pengumpul dalam arah tegak lurus, kemudian isyarat diperkuat

    (amplifikasi) oleh suatu pengganda elektron.

    e. Pencatat

    Pencatat yang digunakan secara luas memakai lima buah

    galvanometer terpisah yang mencatat serentak. Tinggi puncak

    sebanding dengan jumlah ion dari

    masing-masing massa, dan digandakan sesuai dengan faktor kepekaan

    yang memadai.

  • 7

    B. Pemisahan Berdasarkan Angka Banding Massa

    P-1 Operasi spektrometri massa:

    1) Sampel cair diuapkan dalam vakum di dalam wadah yang dipanaskan

    (sebanyak satu microgram sudah cukup) , dan uap dimasukkan ke

    dalam ruang pengionan. Pemanasan wadah seringkali diperlukan untuk

    mempermudah penguapan, terutama bila sampel mempunyai titik didih

    tinggi. Sampel padat dimasukkan ke dalam ruang pengionan dengan

    meletakkannya pada ujung alat pemasukkan sampel (insertion probe).

    2) Di dalam sumber ion, sampel dibom dengan arus elektron yang

    berenergi 70 ev. Energy yang diserap oleh molekul mendorong

    pengionan karena pembebasan elektron dari orbital ikatan dan orbital

    tak ikatan. Ion yang terbentuk karena pembebasan satu elektron dari

    satu molekul asal disebut ion molekul atau ion induk. Beberapa ion

    molekul terpecah menjadi ion anak yang lebih kecil dan pecahan

    netral. Ion positif dan ion negative keduanya terbentuk tetapi yang kita

    perlukan ialah ion positif. Potensial positif yang kecil digunakan untuk

    menolak ion positif dari ruang pengionan.

    3) Suatu lempeng pemercepat yang mempunyai potensial positif 2000

    volt digunakan untuk mempercepat ion positif dalam tabung memasuki

    daerah medan magnet.

    4) Ion dibelokkan berbeda-beda oleh medan magnet tergantung kepada

    perbandingan massa/ muatan, misalnya ion C5H11+ kurang dibelokkan

    daripadaion C3H7+. Jadi berkas ion terbagi menjadi komponen berkas

    ion menurut perbandingan massa / muatan.

    5) Masing-masing komponen berkas ion dilakukan melalui celah

    pengumpul dan menumbuk lempeng pengumpul. Masing-masing ion

    menerima elektron dari lempeng yang menetralkan muatan positifnya.

    Suatu aliran arus terjadi rangkaian pengumpul, diperkuat, dan direkam

    sebagai fungsi perbandingan massa/muatan. Besarnya masing-masing

  • 8

    puncak merupakan ukuran jumlah relatif ion dalam masing-masing

    komponen berkas ion.

    P-2 Spektrometri massa resolusi rendah

    Pada spektrometri massa senyawa organic resolusi rendah, bobot

    molekul berikut digunakan untuk menghitung massa ion dan untuk

    menetapkan komposisi unsur ion yang mungkin.

    H = 1

    D = 2

    C = 12

    N = 14

    O = 16

    S = 32

    P-3 Spektrometri massa resolusi tinggi

    Spektrum massa resolusi rendah menghasilkan satuan harga m/e

    untuk ion molekul dan ion pecahan. Akan tetapi untuk suatu harga m/e

    seringkali terdapat lebih dari satu susunan unsur (rumus molekul) yang

    sesuai, sebagaimana telah ditunjukkan pada bagian terdahulu.

    Spektrometer massa resolusi tinggi tertentu mampu mengukur

    massa ion secara teliti, sampai beberapa angka dibelakang koma, sehingga

    kita dapat membedakan rumus molekul alternatif yang mungkin untuk ion.

    Teknik itu disebut spektrometri massa resolusi tinggi.

    Dengan mengambil C= 12,0000 massa unsur lain yang sering

    terdapat dalam senyawa organic ialah:

    H=1,0078

    C=12,0000

    N=14,0031

    O=15,9949

    S=31,9721

  • 1

  • 2

    P-4 Sumbangan (kontribusi) isotop

    Banyak unsur yang biasa terdapat dalam senyawa organic terdapat

    di alam sebagai campuran isotopnya. Angka banding kelimpahan alamiah

    unsur terhadap isotopnya adalah sebagai berikut:

    P-5 Daerah ion molekul adalah rumit untuk molekul yang mengandung

    lebih dari satu atom yang mempunyai isotop berarti, misalnya C, Cl, S,

    dan Br. Intensitas relatif puncak di daerah ion molekul untuk molekul-

    molekul tersebut dapat dihitung dari pernyataan:

    (a+b)m

    Dimana :

    a=kelimpahan relatif isotop yang lebih ringan

    b= kelimpahan relatif isotop yang lebih berat

    m=jumlah atom unsur yang ada dalam molekul

    Jadi, bila terdapat dua atom unsur pernyataan menjadi :

    (a+b)2 = a

    2 + 2ab + b

    2

    Suku 1 suku 2 suku 3

    Harga a dan b yang sesuai disubstitusikan.

  • 3

    Suku 1 memberikan intensitas relatif puncak yang hanya mengandung

    isotop a.

    Suku 2 memberikan intensitas relatif puncak yang mengandung isotop a

    dan b.

    Suku 3 memberikan intensitas relatif puncak yang hanya mengandung

    isotop b.

    P-6 Pernyataan (a+b)m

    terutama sangat cocok untuk menghitung

    kelimpahan isotop dalam molekul yang molekul yang mengandung banyak

    halogen. Senyawa polisulfida dapat diperlakukan sama.

    P-7 Pengionan suatu molekul organic biasanya memerlukan kira-kira

    10-15 ev. Tetapi, pada spektrometri massa, molekul dibom dengan

    elektron berenergi 70 ev. Satu elektron terlepas dari molekul, dan

    terbentuk kation radikal berenergi tinggi yang mempunyai kebolehjadian

    besar untuk terpecah-pecah, yaitu untuk melepas kelebihan energinya.

    Pada umumnya, elektron akan dilepas dari bagian / tempat molekul

    yang paling mudah terionkan, misalnya dari pasangan elektron sunyi pada

    atom O, N, S atau halogen, atau dari ikatan rangkap. Bila molekul tidak

    mempunyai pasangan elektron sunyi atau ikatan rangkap, maka barulah

    elektron akan dilepas dari ikatan sigma. Ikatan sigma C-C lebih mudah

    terionkan daripada ikatan sigma C-H.

    P-8 Suatu potensial 70 ev, lebih dari cukup untuk pengionan molekul

    senyawa organic. Akibatnya, molekul yang terion cenderung untuk

    terpecah-pecah. Beberapa golongan senyawa dapat menampung lebih

    banyak beban / muatan yang terbentuk daripada golongan lainnya karena

    terjadinya delokalisasi, sehingga umurnya lebih panjang.

    Ion molekul tertentu umurnya demikian panjang sehingga dapat

    terion untuk kedua kalinya bahkan untuk ketiga kalinya.

  • 4

    P-9 Proses pembelahan (fisi) adalah proses dimana satu ikatan kimia

    dalam satu molekul terputus. Kita dapat menggolongkan proses

    pembelahan dalam tiga jenis:

    1) HOMOLISIS: pemutusan ikatan sigma dua elektron, dan setiap

    fragmen membawa serta satu elektron, yaitu:

    Perhatikan tanda panah hanya berkepala sebelah menunjukkan

    pergeseran/ perpindahan satu elektron.

    2) HETEROLISIS : pemutusan ikatan sigma dua elektron, kedua

    elektron itu tetap pada salah satu pecahan, yaitu:

    Tanda panah penuh berarti perpindahan dua elektron.

    Perhatikan X kekurangan elektron, sebagai kation.

    3) HEMI-HETEROLISIS: pemutusan ikatan sigma yang sudah terion,

    yaitu:

    Karena hanya ada satu elektron pada orbital ikatan sigma, maka

    digunakan tanda panah berkepala sebelah. Perhatikan semua ion

    molekul (radikal kation) digambarkan dalam tanda kurung persegi.

    P-10 Perhatikan sejumlah ion yang bermassa m1 pada spectrometer.

    Beberapa dari ion itu akan terlihat pada harga m/e yang sesuai (m1) pada

    spektrum massa. Beberapa ion lainnya akan terpecah di dalam ruang

    pengion, menghasilkan ion anak bermassa m1 yang terlihat pada m/e m2,

    yaitu:

    m 1+ m 2

    + + pecahan netral

  • 5

    Tetapi, seringkali mungkin saja beberapa ion m1 tidak terpecah

    dalam ruang pengion tetapi pecah ketika dalam perjalanan. Ion anak yang

    terbentuk dalam perjalanan (disebut ion metastabil) tidak terlihat pada m/e

    m2.

    Jika m1 dan m2 selalu terlihat pada satuan harga m/e, maka m*

    mungkin saja terlihat pada pecahan harga m/e. Terdapat suatu persamaan

    matematika yang menyatakan ketergantungan m1, m2, dan m*:

    Jadi, bila terlihat ion pada massa m1 dan m2 dan ada dugaan

    terpecahnya m1 menghasilkan m2, maka kita dapat menyakinkannya

    dengan memeriksa apakah ada ion metastabil pada m* yang harganya

    memenuhi persamaan diatas. Karena itu adanya ion metastabil dugaan

    adanya hubungan antara m1 dan m2. Tetapi tidak semua pemecahan

    menghasilkan ion metastabil, karena itu tidak adanya puncak ion

    metastabil bukan bukti yang dapat dipakai untuk menolak hubungan

    pemecahan.

    Kadang-kadang harga m/e ion metastabil yang dihitung secara

    teoritik lebih rendah 0,1-0,4, satuan massa daripada harga m/e amatan.

  • 6

    Contoh soal:

    1. Mengapa hanya ion positif yang berperan pada spektrometri massa

    senyawa organic?

    Jawab: Hanya ion positif yang ditolak ke dalam tabung spectrometer

    massa oleh potensial positif. Ion negative tertarik oleh potensial positif dan

    pecahan netral tidak terpengaruh.

    2. Bagaimana hubungan antara besarnya defleksi atau simpangan yang

    sidebabkan oleh medan magnet dengan momentum ion?

    Jawab: makin besar momentum, maka makin kecil simpangannya dan

    sebaliknya.

    3. Suatu amida menunjukkan puncak ion pecahan pada m/e 58 dalam

    spektrum massa. Rumus molekul manakah yang hanya mengandung C dan

    H sesuai dengan puncak itu?

    Jawab: hanya C4H10

    4. Bagaimanakah intensitas relatif ion molekul M dan M + 1 pada spektrum

    massa resolusi rendah metana?

    Jawab: M : M+1 = 98,89 : 1,11 biasanya dibulatkan menjadi 98,9 : 1,1

    5. Bila suatu ion rendah kemantapannya, bagaimanakah intensitas relatif

    puncaknya dalam spektrum massa?

    Jawab : tinggi puncak relatif akan lebih rendah bila dibandingkan dengan

    tinggi puncak ion yang lebih mantap.

    C. Proses Pembelahan disertai Pemutusan ikatan

    C.1 Pembelahan disertai pemutusan satu ikatan

    Pembentukan pecahan ber m/e ganjil bila M genap

    P-1 Bila hidrokarbon jenuh mendapat peilaku di dalam spectrometer

    massa, terbentuklah kation radikal. Karena tidak terdapat gugus fungsi

    untuk melokalisasi muatan, maka muatan mungkin terdapat pada salah

    satu ikatan sigma yang manapun. Proses pembelahan sederhana

  • 7

    merupakan proses yang utama dan menghasilkan pecahan yang

    mempunyai m/e ganjil dan dapat digeneralisasi.

    1) Pada alkana berantai lurus, gugus alkil terputus pada salah satu

    ujung molekul, dan kemudian terlihat berturut-turut terputusnya gugus

    bermassa 14 satuan (CH2). Terlihat suatu deret puncak homolog yang

    mempunyai pola yang khas:

    Suatu eliminasi hydrogen yang menyertai proses pemutusan ikatan

    membentuk puncak-puncak lebih rendah yang terlihat pada m/e ion

    hidrokarbon. Perhatikan maksimum yang terjadi pada C3-Cn.

    2) Pada hidrokarbon yang bercabang pembelahan cenderung terjadi

    pada tempat percabangan. Jadi tempat percabangan dapat segera dikenal

    karena pembelahan preferensi itu akan menghasilkan ion pecahan yang

    relatif berlimpah. Bila pada tempat percabangan ada kemungkinan

    pembelahan lebih dari satu, maka gugus yang dilepas lebih dahulu ialah

    gugus yang bermassa paling besar.

    P-2 Notasi yang akan digunakan untuk menerangkan hidrokarbon tidak

    jenuh ialah:

  • 8

    a. Atom C diberi tanda , , , seperti terlihat pada gambar,

    b. Ikatan antara gugus tidak jenuh dengan C- disebut ikatan

    vinilik(vinil) dan

    c. Ikatan antara atom karbon dan karbon disebut ikatan alilik

    (alil) (dalam sistem alifatik) atau ikatan benzilik (benzyl) (dalam system

    aromatic).

    Proses pembelahan sederhana yang umum, yang terjadi pada hidrokarbon

    tidak jenuh ialah:

    a) Pemutusan ikatan vinil, ini relatif jarang terjadi,

    b) Pemutusan ikatan alil, proses ini yang paling banyak dijumpai.

    P-3 Proses pemecahan umum sederhana yang terjadi pada radikal

    kation alcohol, amina, dan eter ialah pemutusan ikatan antara C () dan C

    (). Pembelahan , ini menghasilkan ion oxonium atau ion imonium.

    P-4 Proses pemecahan sederhana umum pada halide adalah :

    a) Pembelahan ikatan C - X

    b) Pembelahan , dengan pembentukan ion halonium

    c) Pemecahan gugus alkil yang jauh letaknya disertai pembentukan

    ion halonium siklik.

  • 9

    Massa atom halogen ialah :

    F=19

    Cl=35 dan 37 (3:1)

    Br=79 dan 81 (1:1)

    I=127

    P-5 Radikal kation ester, aldehida, dan keton dapat mengalami

    pemecahan dengan terputusnya ikatan antara karbon karbonil dan atom

    (pembelahan ).

    Ion jenis R+, RC O+ , RO+ , +O COR dapat terbentuk. Pada ester,

    ion jenis R+ dapat terbentuk.

    C.2 Pembelahan disertai pemutusan dua ikatan

    Proses pembelahan dan penyusunan ulang disertai pemutusan dua ikatan

    Pembentukan pecahan ber m/e bila M genap. Pada proses pembelahan ini

    terdapat 6 bahasan, yaitu :

    1) Dalam senyawa olefina dan senyawa tidak jenuh lainnya yang

    memiliki rumus umum :

    Gambar 1. Senyawa olefina

  • 10

    Dengan Q, X, Y, dan Z dapat merupakan hampir setiap

    kombinasi C, O, N dan S mengalami poses pembelahan kompleks

    yang disebut penyusunan ulang MC Lafferty . Penataan ulang Mc

    Lafferty terjadi bila terdapat sebuah atom hydrogen terhadap

    suatu gugus karbonil dalam ion molekul itu. Proses ini menyangkut

    pemutusan ikatan alilik dan pemindahan H- ke ikatan rangkap

    terion. Muatan kation radikal terletak pada salah satu pecahan.

    Contoh :

    1. Dua jalur mekanisme untuk pemecahan kation radikal 1

    pentena yang membentuk etilena

    Jawab :

    2. Pembentukan ion pada m/e 70 karena penyusun ulang Mc

    Lafferty dalam spektrum 3-heptena (M=98)

    Jawab :

    Pada pembentukkan m/e 70 maka melepas 28 satuan massa

    sesuai dari 3-heptena (M=98) yaitu C2H4. Untuk m/e 70

    terbentuk karena penyusunan ulang dari Mc Lafferty (karena

    ada H )

  • 11

    2) Pada olefina siklik, senyawa yang berupa cincin dengan enam-

    anggota sejenis sikloheksena mengalami pemecahan serupa dengan

    pemecahan retro-Diels Alder. Terbentuklah btadiena dan

    pemecahan olefin. Pecahan yang satu, yang mempunyai m/e genap,

    bermuatan sebagai kation radikal, pecahan lainnya merupakan

    molekul netral.

    Pemecahan retro-Diels Alder juga merupakan proses yang secpat

    pada system aromatic yang mempunyai struktur umum :

    Penyusunan ulang dapat mudah dimengerti dengan

    menganggap suatu radikal kation aromatic terbentuk pada proses

    tersebut. Tetapi mungkin mekanisme lainnya dapat dipostulasi bila

    A, B, C atau D adalah heteroatom yang dapat terionkan.

    Contoh : dua mekanisme dalam menerangkan pemecahan C (4)

    dan C(5) pada pengionan sikloheksena yang dilepas sebagai etilena

    netral dan gambar kation radikal yang terbentuk

  • 12

    Jawaban :

    Pemecahan secara Retro-Diels Alder terjadi pada system

    lingkar jenis sikloheksena dan pada beberapa senyawa aromatik.

    Pada senyawa aromatik orto-dwisubstitusi mungkin melepaskan

    pecahan netral melalui bentuk transisi beranggota-6 siklik.

    3) Pada penyusunan ulang radikal kation aromatik rupanya terjadi

    melalui bentuk transisi beranggotakan 4 siklik. Kasus yang umum

    terjadi yaitu :

    Radikal kation senyawa aromatik yang tersubstitusi pada tempat

    tertentu dapat mengalami penyusunan ulang melalui bentuk transisi

    beranggota-4 siklik. Atom hydrogen pada posisi dialihkan ke inti

    aromatic bersamaan dengan pelepasan molekul netral.

    4) Pada proses dehidrasi, yaitu lepasnya 18 satuan masa dari ion

    molekul, merupakan proses yang penting pada spektrum massa

    kebanyakan alkohol alifatik. Pelepasan air ini dapat terjadi pada :

    (a) dehidrasi termal dan (b) dehidrasi akibat pemboman elektron.

    Dehidrasi termal dapat terjadi di dalam ruang pengionan sebelum

    pengionan oleh pemboman elektron , dalam hal ini olefin yang

    terbentuk akan terionkan. Dehidrasi jenis ini merupakan sumber

    kesukaran yang umun pada penafsiran spektrum massa alcohol.

  • 13

    Sebagai akibat reaksi samping yang tidak dapat diamati .

    Mekanisme dehidrasi termal dapat digambarkan sebagai berikut :

    Proses dehidrasi ini melalui eliminasi 1,2 H2O , yaitu eliminas

    gugus hidroksil dan satu atom hydrogen yang berdampingan

    dengan gugus hidroksil.

    Alcohol yang mengalami dehidrasi termal dapat terionkan oleh

    pemboman elektron . Radikal kation uang terbentuk dapat

    melepaskan molekul netral air dengan cara mengeliminasi 1,3 atau

    1,4. Bentuk transisi siklik yang menguntungkan dari segi ruang

    mempermudah proses dehidrasi.

    Pelepasan NH3 dari amina merupakan proses yang kurang umum.

    Pelepasan HX dari alkilhalida terjadi melalui eliminas 1,2.

    5) Pada alkohol asiklik yang mempunyai rantai alkil terdiri dari empat

    atom C atau lebih dapat mengeliminasi H2O netral dan olefin netral

    secara serempak. Hasilnya ialah radikal kation bermassa genap

    6) Pada sistem siklik tertentu akan terpecahkan karena terjadi

    pemutusan dua ikatan dan membentuk bagian netral dan radikal

    kation ber m/e genap (bila M genap). System demikian ialah :

    Hidrokarbon jenuh siklik :

    Eter siklik :

  • 14

    Fenol :

    Sistem aromatik berjembatan karbonil :

    Sehingga pada hidrokarbon jenuh sklik mungkin mengalami

    pembelahan dan menghasilkan etilena netral. Pada eter siklik

    mungkin mengalami pembelahan , homolitik dan membentuk

    ion oksonium non-siklik. Heterolisis CO lebih lanjut menyebabkan

    pelepasan Aldehid netral dan pembentukan radikal kation alkil.

    Dan pada fenol dan system aromatic yang mengandung jembatan

    gugus karbonil seringkali melepaskan CO dengan mudah

    D. Proses pembelahan kompleks

    Bagian 4: Pembelahan kompleks alcohol siklik, haloda siklik,

    sikloalkilamina dan keton siklik. Pembentukan pecahan ber m/e ganjil bila M

    genap, setelah pemutusan dua ikatan dan pemindahan H.

    Pembelahan kompleks merupakan proses umum pada pemecahan

    spektrum massa alkohol siklik , halide siklik , sikloalkilamina dan keton

    siklik. Proses pemecahan jenis ini melibakan pemutusan dua ikatan cincin dan

    pemindahan suatu hydrogen, disertai pembentukan ion oksonium atau ion

    imonium yang mantap.

  • 15

    Contoh Soal:

    1. Dengan menggunakan radikal kation sikloheksanol, gambarkan spesies

    oksonium non-siklik yang terbentuk karena pembelahahan a, .

    Jawab:

    2. Ion oksonium yang terbentuk karena pembelahan a , eter dan ion

    imonium yang terbentuk karena pembelahahn a , amida, dapat

    mengalami pembelahan lebih lanjut yaitu pemutusan ikatan alkil-oksigen

    atau alkil-nitrogen yang disertai pemindahan H

    Jawab:

    3. Spektrum massa puncak di-n-propil eter mempunnyai puncak pada m/e 31

    dan 73. Berikan mekanisme pembentukan ion itu.

    Jawab:

  • 16

    E. Analisis spektrometri massa

    Pada setiap orang kemungkinan dapat mengembangkan sendiri cara

    menganalisis spektrum massa untuk penentuan struktur kimia suatu

    senyawa, namun secara sistematik cara menganalisis yang sudah terbukti

    sangat bermanfaat, yaitu :

    1). Langkah 1 : Analisis daerah ion molekul

    Ini dilakukan dengan menjawab secara teratur pertanyaan berikut :

    a. Bagaimana intensitas ion molekul ?

    b. Apakah M ganjil atau genap ?

    c. Apakah pola isotop berarti ?

    d. Rumus molekul apakah yang dapat ditentukan ? Tentukan satuan tidak

    jenuh (ikatan rangkap dan cincin) yang ditunjukkan oleh setiap rumus

    molekul yang mungkin

    2). Langkah 2 : Analisis ion pecahan

    Ini dilakukan dengan menjawab secara teratur pertanyaan berikut :

    a. Apakah ada pelepasan bagian yang karakteristik ?

    Ion Pecahan yang lepas Jenis struktur atau pecahan

    M-1 H Aldehida (beberapa ester dan

    amina)

  • 17

    M-15 CH3 Substituent metil

    M-18 H2O Alkohol

    M-28 C2H4 , CO, N2 C2H4, penyusunan ulang

    Mc.Lafferty, CO, (Pelepasan dari

    keton siklik)

    M-29 CHO, C2H5 Aldehida, substituent etil

    M-34 H2S Tiol

    M-35 , M-

    36

    Cl , HCl Klorida

    M-43 CH3CO , C3H7 Metilketon, substituent propel

    M-45 COOH Asam karboksilat

    M-60 CH3COOH Asetat

    b. Rumus molekul apakah yang cocok untuk ion-ion yang berarti ?

    Ion Pecahan Jenis struktur

    29 CHO Aldehida

    30 CH2NH2 Amina primer

    43 CH3CO , C3H7 CH3CO , substituent propel

    29, 43, 57, 71,

    dst.

    C2H5, C3H7, dst. n-alkil

    39, 50, 51, 52,

    65, 77

    Hasil pemecahan

    Senyawa

    aromatik

    Senyawa aromatik :

    Kebanyakan ion akan terlihat

    bila system aromatik

    merupakan bagian dari stuktur

    60 CH3COOH Asam karboksilat, asetat, ester

    metal

    91 C6H5CH2 Benzoil

    105 C6H5CO Benzoil

  • 18

    c. Apakah sifat ganjil genap ion yang berarti menunjukkan proses

    penyusunan ulang, yaitu, Mc Lafferty, retro-Dials-Alder ?

    d. Apakah analisis resolusi tinggi memberikan rumus molekul alternatif

    untuk ion-ion ?

    3). Langkah 3 : Pembuatan daftar satuan struktur parsial

    Ini dilakukan dengan menjawab secara teratur pertanyaan berikut :

    a. Satuan struktur parsial apakah yang mungkin ?

    b. Apakah ada hubungan antara ion utama (puncak meta-stabil) ?

    c. Barapa jumlah satuan tak jenuh dan atom yang sudah dipenuhi oleh

    satuan struktur parsial ?Pecahan sisa apakah yang mungkin ?

    4). Langkah 4 : Postulasi struktur

    Ini dilakukan dengan menjawab secara teratur pertanyaan berikut :

    a. Gabungkan struktur parsial dan struktur sisa menurut semua cara yag

    mungkin

    b. Eliminasi setaiap struktur yang tidak mungkin berdasarkan data

    spektrum massa atau data lain

    Mengenai contoh dari penerapan alat spektroskopi massa ini dapat kita

    pelajari dari jurnal mengenai Produksi Bio-Etanol dari Daging Buah

    Salak (Salacca zalacca) yang ditulis oleh Thamrin, dkk. Adapun metode

    yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara buah salak

    yang dibeli dari daerah Tagulandang dikupas kulit luarnya kemudian

    daging buahnya dibersihkan dari kulit arinya dan dicuci. Daging

    buah salak tersebut kemudian dipotong kecil-kecil dan ditimba

    sebanyak 200 g. Lalu dimasukkan ke dalam gelas piala 1000 ml yang

    sudah berisi 300 mL aquades. Setelah itu diblender kemudian

    dipanaskan pada suhu 100oC selama 10 menit.

    Setelah dipanaskan, daging buah salak tersebut didinginkan terlebih

    dahulu pada suhu ruang. Setelah dingin, sampel dimasukan dalam

  • 19

    wadah untuk fermentasi dan dicampurkan dengan ragi sebanyak 10 g

    sedikit demi sedikit sambil diaduk, sehingga dihasilkan konsentrasi ragi

    dari daging buah salak 5% (b/b). sampel siap difermentasi dengan

    mendiamkannya selama 48 jam, dalam wadah fermentasi yang tutup

    atasnya diberi selang yang ujung lainnya direndam dalam air.

    Setelah proses fermentasi selesai, sampel tersebut kemudian diperas

    dan disaring. Filtratnya lalu didestilasi selam 5 jam, pada suhu 78-800C.

    Setelah itu destilatnya dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif.

    Hasil analisis kualitatifnya digunakan untuk membuktikan bahwa

    senyawa yang dihasilkan dari proses fermentasi pada sampel salak yang

    digunakan adalah etanol, yaitu menggunakan instrument GC-MS. Pada

    metode ini senyawa dalam kromatografi gas, kemudian akan masuk ke

    dalam alat spektroskopi massa dan akan mengalami pemecahan

    (fragmentasi). Fragmen-fragmen yang relatif stabil dari molekul tersebut

    akan menghasilkan puncak-puncak pada spektrum massa. Puncak-puncak

    tersebut kemudian diinterpretasi untuk meramalkan senyawa yang

    terkandung dalam sampel salak tersebut. Hasil dari proses yang dilakukan

    dapat dilihat pada spektrum massa berikut:

    Mekanisme pembentukan ion pecahan pertama:

  • 20

    Mekanisme pembentukan ion pecahan kedua:

    Dari spektrum massa tersebut dapat dilihat ada tiga puncak utama

    yang dihasilkan dari sampel tersebut. Puncak yang pertama memiliki

    harga m/e 46, puncak yang kedua memiliki harga m/e 45, dan

    puncak yang ketiga memiliki harga m/e 31.

    Pada spektrum massa tersebut, puncak pertama yang memiliki harga

    m/e 46 (M) merupakan ion molekul yang dihasilkan saat senyawa

    tersebut dibom dengan arus elektron saat memasuki alat spektrometer

    massa. Harga m/e dari puncak ini sesuai dengan berat molekul etanol

    (CH3CH2OH). Kedua puncak lainnya yang memiliki harga m/e 45 (M-1)

    dan 31 (M-15) dihasilkan dari proses fragmentasi yang terjadi pada

    ion molekulnya, sehingga dihasilkan dua ion pecahan yang memiliki

    harga m/e tersebut.

    Puncak kedua (m/e = 45) dan ketiga (m/e = 31) yang terdapat pada

    spektrum massa sesuai dengan dua proses fragmentasi yang dapat

    terjadi pada molekul etanol. Kedua proses fragmentasi tersebut dapat

    dilihat pada mekanisme pembentukan ion pecahan pertama dan

    mekanisme pembentukan ion pecahan kedua.

    Puncak kedua dan ketiga memiliki intensitas lebih besar

    dibandingkan dengan puncak dari ion molekulnya disebabkan karena

    kedua ion pecahan yang dihasilkan dari kedua proses fragmentasi

    tersebut lebih stabil dibandingkan dengan ion molekulnya, sehingga

    kelimpahan relatif dari kedua ion pecahan tersebut lebih besar dari

    ion molekulnya.

  • 21

    Kedua ion pecahan tersebut lebih stabil karena energinya lebih

    rendah dibandingkan dengan energi dari ion molekulnya. Penurunan

    energi ini terjadi akibat adanya pembentukan ikatan pi antara atom

    karbon dan atom oksigen setelah pelepasan radikal hidrogen pada

    proses fragmentasi pertama, dan pelepasan radikal metil pada proses

    fragmentasi kedua. Pembentukan ikatan pi ini membuat satu elektron

    yang tidak berpasangan pada atom oksigen yang berada pada orbital

    non-ikatan turun ke orbital pi ikatan, akibatnya energi dari kedua ion

    pecahan tersebut menurun sehingga kelimpahan relatif dari ion pecahan

    tersebut meningkat karena kestabilannya meningkat. Peningkatan

    kestabilan dari kedua ion pecahan ini juga terjadi karena adanya

    resonansi yang terjadi pada kedua ion pecahan tersebut yang membuat

    energinya relatif lebih rendah. Mekanisme resonansi yang terjadi pada

    kedua ion molekul tersebut dapat dilihat pada mekanisme berikut ini:

    Resonansi yang terjadi pada ion pecahan pertama :

    Resonansi yang terjadi pada ion pecahan kedua :

    Kedua puncak yang memiliki harga m/e 45 dan m/e 31 tersebut juga

    sesuai dengan spektrum pustaka data yang menunjukkan bahwa senyawa

    yang memiliki puncak pada harga m/e tersebut adalah suatu alcohol. Dan

    dari harga m/e dari ion molekul dan fragmen-fragmennya menunjukkan

    bahwa senyawa yang terkandung pada sampel adalah etanol.

  • 22

    Selain itu ada proses pemecahan yang biasa dijumpai, seperti berikut :

    1. Alkana

    a. Pembelahan sederhana ikatan C-C, paling sering teradi pada tempat

    percabangan

    b. Alkana siklik cenderung memutuskan rantai samping dan/atau

    melepaskan bagian netral olefinik

    2. Alkena

    a. Pembelahan alilik sederhana (pembelahan vinilik lebih jarang)

    b. Penyusunan ulang Mc.Lafferty (bila atom H )

    c. Retro-Diels Alder

    3. Hidrokarbon Aromatik

    a. Pembelahan benzilik dengan perluasan cincin menjadi ion

    torpilium

  • 23

    b. Pembelahan Vinilik

    c. Penyusunan ulang Mc.Lafferty (bila ada atom H )

    d. Eliminasi pecahan netral dari senyawa aromatik orto-dwisubstitusi

    e. Retro-Diels Alder

    4. Alkohol

    a. Dehidrasi (termal, sebelum pengion dank arena pemboman

    elektron)

    Hasil dehidrasi-1, 4 dapat membelah lebih lanjut

    b. Pembelahan-, membentuk ion oksonium

    c. Pembelahan kompleks disertai pengalihan H pada alkohol siklik

  • 24

    5. Amina alifatik

    a. Pembelahan-, membentuk ion imonium

    Ion imonium mungkin membelah lagi desrtai pengalihan H

    b. Pembelahan kompleks disertai pengalihan H pada cincin

    hidrokarbon yang mengandung substituent amino (analog dengan

    pembelahan kompleks pada alkohol siklik)

    6. Eter alifatik

    a. Pembelahan alkil-oksigen. Muatan biasanya terdapat pada alkil

    b. Pembelahan -, disertai pembentukan ion oksonium

    Ion oksonium yang terbentuk dapat membelah lebih lanjut disertai

    pengalihan H

    c. Eter siklik dapat melepaskan pecahan aldehida netral

    7. Halida

    a. Pemutusan ikatan H X

  • 25

    b. Eliminasi HX. Analog dengan eliminasi H2O dari alkohol

    c. Pembelahan -, disertai pembentukan ion halonium

    d. Pemutusan jarak jauh disertai pembentukan ion halonium siklik

    8. Ester

    a. Pembelahan- yang membentuk ion jenis R+, RCO+, +OR, +OCOR

    , dan R+

    b. Pembentukan

    c. Penyusunan ulang Mc.Lafferty

    d. Penyusunan ulang dua kali ester yang menghasilkan pecaha asam

    karboksilat terprotonkan

  • 26

    9. Aldehida dan Keton

    a. Pembelahan-, yang membentuk ion jenis R+ dan RCO+

    b. Penyusunan ulang Mc.Laffert

    c. Keton siklik mengalami pembelahan kompleks yang menghasilkan

    pecahan netral dan ion oksonium

    d. Keton aromatik berjembatan melepas karbonmonoksida

    10. Fenol

    Fenol melepas karbonmonoksida

    BAB III PENUTUP

    A. Simpulan

    Metode spektroskopi massa adalah suatu teknik analisis yang mendasarkan

    pemisahan berkas ion-ion yang sesuai dengan perbandingan massa dengan muatan

    dan pengukuran intensitas dari berkas ion-ion tertsebut. Dalam spektroskopi

    massa, molekul- molekul senyawa organk ditembak dengan berkas elektron dan

    diubah menjadi ion-ion bermuatan positif yang bertenaga tinggi (ion-ion

  • 27

    molekuler atau ionion induk), yang dapat dipecah menjadi ion-ion lebih kecil

    (ion-ion pecahan).

    Spektrofometer Massa terdiri lima komponen utama yaitu system penanganan

    cuplikan, ruang pengionan dan pemercepat, tabung analisator, pengumpul ion

    danpenguat, pencatat. Cuplikan diuapkan dalam ruang cuplikan sebelum masuk ke

    ruang pengionan, yang selanjutnya ditembak dengan elektron berenergi tinggi,

    yang akan melepaskan ion-ion induk. Berkas dari ion-ion induk melewati medan

    magnet yang kuat dalam tabung analisator, yang dapat membelokkan berkas.

    Besarnya pembelokan tergantung massa ion.

    B. Saran

    Setelah memahami materi spektroskopi massa yang telah dijabarkan,

    hendaknya mahasiswa dapat menentukan struktur molekul suatu senyawa yang

    ada. Adapun hal penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan spektroskopi

    ini adalah proses pemisahan bekas ion-ionnya yang sesuai dengan perbandingan

    massa dengan muatan dan pengukuran intensitas dari berkas ion-ion yang

    digunakan. Guna mendapatkan hasil yang lebih akurat hendaknya diperlukan

    berbagai data spekrum penunjang lainnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Creswell, Clifford J end all. 1982. Analisis Spektrum Senyawa Organik. Bandung:

    Penerbit ITB Bandung

    Kristianingrum, Susila. 2014. Handout Spektroskopi Massa. Yogyakarta:

    Universitas Negeri Yogyakarta

    Thamrin, dkk. 2011. Produksi Bio-Etanol dari Daging Buah Salak (Salacca

    zalacca). Manado: Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 2, Oktober 2011