masalah sampah plastikimpor

12
MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP Salman Luthan A. Pendahuluan enjelang pembukaan Konvensi Basel II yang imembicarakan masalah ekspor sampah 83 beberapa-waktu yang lalu, kelompok Greenpeace menggelar aksl protes terhadap negara-negara Industri yangmenentang pelarangan total ekspor sampah bahan berbahaya dan beracun (83) ke Dunia Ketiga. Aksl yang mellbatkan tidakkurang 60 orang anggota kelompok peclnta lingkungan tersebut dllakukan dengan cara membuang satu ton sampah impor di depan markas besar PBBdiJenewa. •. Sampah yang dibuang tersebut adalah sampah plastik impor Indonesia yang berasal darl negara-negara Industri, seperti Belanda, Jerman. Amerika-Serikat, Jepang, Singapura, dan Hongkong. Barahg-barang rongsokan yang mengandung 83 dan tidak dapat didaur ulang tersebut diangkut oleh kapal MV. Greenpeace darlpelabuhan Tanjung Priok ke Jenewa. Pengapalan sampah Impor' tersebut berdaisait<an kesepakatan antara aktlvis Greenpeace dengan para pemulung se Jabotabek' dan Wahana Lingkungan HIdupIndonesia (Walhl). < Daiam aksl protes tersebut dipajang poster yang berbunyl Asia Is not your waste dump di atas bendera negara- negara Industri. Inllah salah satu bentuk reaksi sosial terhadap transaksl perdagangan sampah plastik Impor. Cuplikan peristlwa tersebut menggambarkan bahwa masalah sampah JOO impor telah menjadi Isu Internaslonai yang mellbatkan pemerlntah negara-negara Industri dan pemerlntah negara-negara berkembang serta organisasi-organlsasi nonpemerintah (Nongovernmental Group Organization atau NGO) dikeduakawasan tersebut; Besarnya perhatlan terhadap masalah; sampah plastik Impor menunjukkan tingglnya kepedullan masyarakat Internaslonai iterhadap lingkungan hidup, yang bukan .hanya merupakan tempat hidup manusia, tapl juga tempat berdiam makhluk hidup lalnnya. Masalah sampah Impor dislnyalir sudah ada dl Indonesia sejak tahun 1989, namun pada waktu Itu beium begitu digubris oleh plhak berwajib.. Indikasl' terjadinya manipulasipemasukan sampah plastik Impor yang mengandung limbah 83 berawal darl informasi para pemulung (scavengers atau plastic garbage collec tor), yang menemukannya di. tempat- tempat pembuangan sampah. Kasussampah plastik Impor ini pada tingkat mikro (nasional) mencuatkan adanya perbedaan kepentlngan antara kepentlngan bisnis dengan kepentlngan ketenagakerjaan atau antara kepentlngan orang kaya (pengusaha dan industriawan) dengan kepentlngan orang miskin (para pemulung). Para pengusaha dan Industriawan lebih suka membeli sampah Impor darlpada sampah hasll pengumpulan para pemulungsebab harga sampah impor jauh leblh murah. miSIA NO. 30IXVM/I996

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPORDAN DAMPAKNYA TERHADAP

LINGKUNGAN HIDUP

Salman Luthan

A. Pendahuluan

enjelang pembukaan KonvensiBasel II yang imembicarakanmasalah ekspor sampah 83beberapa-waktu yang lalu,kelompok Greenpeace menggelar

aksl protes terhadap negara-negaraIndustri yangmenentang pelarangan totalekspor sampah bahan berbahaya danberacun (83) ke Dunia Ketiga. Aksl yangmellbatkan tidakkurang 60 orang anggotakelompok peclnta lingkungan tersebutdllakukan dengan cara membuang satuton sampah impor di depan markas besarPBBdiJenewa. •.

Sampah yang dibuang tersebutadalah sampah plastik impor Indonesiayang berasal darl negara-negara Industri,seperti Belanda, Jerman. Amerika-Serikat,Jepang, Singapura, dan Hongkong.Barahg-barang • rongsokan yangmengandung 83 dan tidak dapat didaurulang tersebut diangkut oleh kapal MV.Greenpeace darlpelabuhan Tanjung Priokke Jenewa. Pengapalan sampah Impor'tersebut berdaisait<an kesepakatan antaraaktlvis Greenpeace dengan para pemulungse Jabotabek' dan Wahana LingkunganHIdup Indonesia (Walhl). <

Daiam aksl protes tersebut dipajangposter yang berbunyl Asia Is not yourwaste dump di atas bendera negara-negara Industri. Inllah salah satu bentukreaksi sosial terhadap transakslperdagangan sampah plastik Impor.

Cuplikan peristlwa tersebutmenggambarkan bahwa masalah sampah

JOO

impor telahmenjadi Isu Internaslonai yangmellbatkan pemerlntah negara-negaraIndustri dan pemerlntah negara-negaraberkembang serta organisasi-organlsasinonpemerintah (Nongovernmental GroupOrganizationatau NGO) di keduakawasantersebut;

Besarnya perhatlan terhadapmasalah; sampah plastik Impormenunjukkan tingglnya kepedullanmasyarakat Internaslonai iterhadaplingkungan hidup, yang bukan .hanyamerupakan tempat hidup manusia, tapljuga tempat berdiam makhluk hiduplalnnya.

Masalah sampah Impor dislnyalirsudah ada dl Indonesia sejak tahun 1989,namun pada waktu Itu beium begitudigubris oleh plhak berwajib.. Indikasl'terjadinya manipulasipemasukan sampahplastik Impor yang mengandung limbah83 berawal darl informasi para pemulung(scavengers atau plastic garbage collector), yang menemukannya di. tempat-tempat pembuangan sampah.

Kasussampah plastik Impor ini padatingkat mikro (nasional) mencuatkanadanya perbedaan kepentlngan antarakepentlngan bisnis dengan kepentlnganketenagakerjaan atau antara kepentlnganorang kaya (pengusaha dan industriawan)dengan kepentlngan orang miskin (parapemulung). Para pengusaha danIndustriawan lebih suka membeli sampahImpor darlpada sampah hasllpengumpulanpara pemulungsebab hargasampah impor jauh leblh murah.

miSIA NO. 30IXVM/I996

Page 2: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

Jika impor sampah plastik tidakdihentikan, maka para pemulung akankehilangan pangsa pasar untuk menjualbarang-barang plastik bekas yang merekakumpulkan. Dengan kata lain; parapemulung akan kehilangan matapencaharian (penghasilan) untuk sekedarbiaya penyambung hidup keluarganya.

Pertentangan kepentingan bisnisdengan kepentingan pengelolanlingkungan terdapat pada penumpukansampah plastik di daiam negeri, karenasampah-sampah lokal tidak bisa dijual dantidak bisa didaur ulang. Hal ini tentumempunyai implikasi lebih burukterhadaplingkungan hidup, baik untuk penyediaanlahan bagi pembuangan sampah-maupunterhadap kesehatan manusia.

Pada level makro (global) masalahsampah plastik impor menggambarkanadanya pertentangan kepentingan antaranegara-negara industri (sebagaipengekspor) dengan negara-negaraberkembang (sebagai pengimpor).Negara-negara industri cenderung tidakmau mengolah sendiri sampah-sampahplastik dan limbah-limbah industri yangdihasilkannya, karena biaya peng-olahannya cukup mahal, apalagi jikasampah Itu mengandung B3. Cara yangpaling mudah untuk memecahkan masalahsampah tersebut adalah mengekspornyake negara-negara Dunta Ketiga. Dengancara seperti itu mereka dapat mengatasipencemaran dan kerusakan lingkunganyang terjadi di negaranya, meski hal Itujelas mendatangkan masalah baru bagiDunia Ketiga yang secara teknologis.kurang mempunyai kemampuan untukmendaur ulang barang-barang tersebut.

Halini menunjukkan bahwa negara-negara industri yang selama ini seialumendengung-dengungkan isu lingkunganhidup dalam pemberian utang luar negerikepada negara-negara Dunia Ketiga,ternyata tidak punya komitmen yang sejatidalam bidang lingkungan, sekaligusmenunjukkan bahwa kepentingannasionalnya leblh utama daripada

USISIA NO. 30IXVIIIIII996

Masalah Sampah Plastik....,Salman Luthan

kepentingan universal menyelamatkanlingkungan alam semesta ini.

Dalam menghadapi masalah inipemerintah Indonesia'^ sebenarnyabersikap sangat responsif dalam mencaripenyelesaian dengan mengeluarkanlarangan impor sampah plastik sepertitertuang dalam Surat Keputusan MenteriPerdagangan No.. 349/KP/XI/1992tertanggal 21 Nopember 1992, meskikenyataannya kegiatan impor sampahplastik masih tenjs berlanjut hingga akhirtahun 1993*. Pihak Bea dan Cukaimenuduh PT. Surveyor Indonesia danSGS sebagai pihak yang harusbertanggungjawab terhadap masuknyasampah Impor hu, karena adanya faldabahwa barang-barang tersebut dllengkapldengan laporan pemeriksaah surveyor.

B. Deskripsl Kasus Sampah PlastikImpor

Kasus sampah plastik berawal daritransaksi perdagangan antar negara(ekspor impor) yang melibatkan negara-negara industri seperti Belanda, Jepang,Amerlka, Jerman, Hongkong danSingapura sebagai pengekspor dan Indonesia sebagai negara pengimpor.Transaksi perdagangan tersebut adalahantara pengusaha Indonesia denganpenguasaha negara-negara Industritersebut.

Sebelum adanya SK MenteriPerdagangan No. 349/Kp/XI/1992 tidakada larangan impor sampah plastik.Artlnya la baru menjadi tindakan illegal,setelah tanggal pemberlakuan SKtersebut, yaitu 21 Nopember 1992.

* Hasil temuan berbagai instansi dan LSM tentangjumlah sampah Impor ini beragam. Manurut HumasKejaksaan Agung terdapat 247 petikemas sebesar4.818,5 ton. Bapedal men/ebut 500 kontainer,sementara Walhimencalat 254 petikemas. Sebagianbesar sampah plastik impor tersebut menumpuk dipelabuhan Tanjung PriukBelawan dan Tanjung PerakSurabaya.

101

Page 3: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

Masalah Sampah PkstDc...^Salman Luthan

Kasus sampah plastik impor inibukan hanya menyangkut sampah plastikyang dimpor setelah berlakunya SKmenteri Perdagangan tersebut, tapi j'ugaberhubungan dengan sampah plastikyangdiimpor sebelum SK tersebut. Untukmengetahui lebih jauh tentang kuantitasdan sifat sampah Impor tersebut, negara-negara pengekspor, dan perusahaanpengimpornya dapat dijelaskan dengantabel-tabel berlkut ini.

Kuantitas Sampah Plastik Impor

No: Sifat Daur Ulang Jumlah

Kontainer

1. : Dapat didaur ulang 136 kontainer

2. : Tidak dapat didaur ulang 104 kontainer

3. : Belum diadakan pengujian 21 kontainer

261 kontainer

Sumber: Bapedal

Jumlah sampah. plastik imporsebanyak 261 kontainer tersebutmenjpakan hasil Impor sejak tahun 1989sampai dengan tahun 1994, namunBapedal tidak memiliki data distribusikasus per tahun. Jumlah sampah plastikimpor yang tidak mengandung 83 adalah136 kontainer, termasuk dalam kategoripositive list, artinya dapat didaur ulangdengan menggunakan teknologi tertentu.Sedarigkan yang me- ngandung 83termasuk kategori negative list, yaitusampah yang tidak dapat didaur ulang.Ada 21 kontainer sampah plastik importersebut yang belum diadakan pengujianlaboratorium, sehingga belum diketahuljenisnya, apakah dapat didaur ulang atautidak.

Negara-negara yang mengekspor"sampah plastik mengandung limbah 83adalah sebagai berikut;

702

Limbah Plastik Impor Mengandung B3Yang tidak Dapat Didaur Ulang

(Masuk Negatif List)

No Negara Jumlah Kontainer

1. Belanda = 75 kontainer2. Jerman = 5 kontainer3. Jepang = 1 kontainer4. Singapura = 13 kontainer5. Amerika = 6 kontainer6. , Hongkong = 1 kontainer7. Tdk diketahui negaranya » 1 kontainer

- 104 kontainer

Sumber: Bapedal

Tabel tersebut dl atas teriihat bahwaBelanda meaipakan negara yang palingbanyak mengeks-por sampah plastik yangmengandung bahan berbahaya danberacun ke Indonesia, kemudian dlikutiSingapura dan Jerman. Limbah- limbahtersebut sesuai dengan Konvensi Baselterdiri dari kontaminan-kontaminan denganberbagal kode limbah. label berikut Iniakan merijelaskan jenis-jenis kontamlnanyang terdapat dalam sampah plastik Importersebut. .

Tabel 3

Kontamlnan LImbah/Sampah PlastikImpor Yang Mengandung 83

No. Kode Kontamlnan Limbah Jumlah Kontainer

1. Y46 s 73 kontainer

2. Y1 s 4 kontainer

3. Y22. Y23. Y31 = 17 kontainer

4. Y45. Y36 = 1 kontainer

5. Y46. H8 1 kontainer

6. Y22. Y23 1 kontainer

7. Y22. Y23,Y31.Y26- = 3 kontainer

8, Y22. Y23.Y31.Y46 = 1 kontainer

9.• s 3 kontainer

= 104 kontainer

Sumber: Bapedal

UNISIA NO. 30IXVIIII11996

Page 4: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

Kptftrannan

1. Vl Umbah klinis(botol infus)2. Y22 Umbah dengan bahan pencemar

utama Copper3. y23 Umbah dengan bahan pencemar

utama Zinc4. Y31 Umbah dengan bahan pencemar

utama Lead.5. Y26 Umbah dengan bahan pencemar

utama Cadmium6. Y45 Limbah dengan bahan pencemar

peiarut organik7. Y46 Umbah rumah tangga8. H8 Limbah plastik kemasan bahan

korosif9. Limbah plastik kotor (berlumpur)

Sampah plastik impor yangmengandung Ilmbah B3 Itu yang palingbanyak dari jenis Ilmbah rumah tangga(Y46), balk ilmbah rumah tangga murni,maupun yang teiah bercampur plastikbekas kemasan korosif dan yang telahbercampur dengan bahan peiarut crganlk.Kemudian Ilmbah dengan bahanpencemar utama campuran antara Copper(Y22). Zinc {Y23) dan Cadmium (Y26),dan iimbah klinis.

Sedangkan perusahaan penglmporsampah piastik tersebut kebanyakan dariJakarta, dan sebagian kecildari Surabayadan Medan. Perusahaan penglmporsampah mengandung B3 setelahberlakunya SK Menteri Perdagangantergambar dalam tabel.4.

Tabel 4Perusahaan Penglmpor Sampah B3

(Setelah 25 Nopember 1992)

Perusahaan Alamat jenis Umbah JumlahKontainar

1.PT. ICM Jakarta ' Rumah tangga 8

Logam berat 3

2. PT. E.S.R.A Jakarta Rumah tangga 7, Klinis 2

3. PT. S.G.M.' Jakarta Rumah tangga 8

sampah beHumpur 14. PT. D.U. Jakarta Logam berat 2

Klinis 15. PT. C.I.A. Jakarta Klinis 16. PT. M.I. Jakarta Klinis 17. PT. W.M. Jakarta Rumah tangga 108. PT. N.S.N.B. Jakarta Rumah tangga 2

UmiA m. 30IXVIUIU996

9. PT. S.K.10. PT. H.H.

Masalah Sampah Plastik...., SahneutLuthan

. JakartaJakarta

Logam beratRumah tanggarumah tanggacampur plastikbakas kemasan

korosifRumah tanggacampur peiarutorganik

Jumlah

2

18

64

Sumbar: Walhi

Menurut Walhi ada 64 kontainarsampah plastik impor yang dimasukkanmelalui pelabuhan Indonesia setelahberlakunya SK Menteri PerdaganganNo.349/Kp/XI/1992 yang melarang imporsampah piastik. Data dari Walhi inlberbeda dengan data dari Bapedal, karenamenurut penelitlan Bapedal hanya ada 21kontainer sampah plastik impor setelahberlakunya SK Menteri Perdagangantersebut.

C. Dampak Sampah Plastik ImporSampah plastik impor yang masuk

ke Indonesia jelas mempunyai dampakterhadap kehldupan masyarakat, balkterhadap kehidupan ekonomi maupunterhadap lingkungan hidup. Namundemikian hams dibedakan antara dampakyang ditlmbulkan oleh sampah piastikimpor yang mengandung B3 dan sampahplastik impor yang tidak mengandung B3.Sampah piastik impor yang mengandungB3 mempunyai tingkat bahaya leblh tinggidaripada sampah plastik impor yang tidakmengandung B3. Sampah atau Iimbahyang mengandung B3 memilikikharakteristlk mudah meledak, mudahterbakar, berslfat reaktlf, beracun, bersifatkorosif, dan bisa menyebabkan infeksi.

Dampak sampah plastik importerhadap kehidupan ekonomi masyarakatterutama berkaitan dengan kerugianfinansiai yang dialami oleh Indonesia, yaitubiaya pengolahan sampah plastik Importersebut, harga sewa lokasi kontainer dlpelabuhan dan kemgian yang dialami parapemulung.

103

Page 5: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

Misalah Sampah PlastQc...^ Salman Luthan

Jumlah sampah atau limbah plastikbekas yang diimpor adalah 3000 ton perbulan, dengan komposisi 60 persen dapatdidaur ulang dan 40 persen tidak dapatdidaur ulang. Sampah plastik impor yangmengandung B3 harus ditangani secarakhusus, tidak boleh dibuang begitu sajake TPA dan biaya pengolahannya mahai.Biaya yang harus dikeluarkan untukpengolahan plastik biasa (non B'3)sebesar Rp. 337.500.000 per bulan, untukpengolahan plastik yang mengandung B3adalah Rp. 480.000.000 per bulan, danuntuk pengolahan sampah plastik yangtidak dapat didaur ulang sebesar Rp.817.500.000 per bulan. Biaya tersebutbelum termasuk biaya transportasi kelokasi pembuang-an dan biaya penyewaanlahan tempat penumpukan kontainer-kontainer yang tidak diakui pengimpornyadi peiabuhan-pelabuhan.

Kerugian finasial lainnya adalahpenurunan penghasilan pemulung karehalimbah plastik lokal yang dikumpulkan olehmereka tidak terserap oleh industripendaur ulang. Jumlah limbah plastik lokalhasil pengumpulan pemulung yang tidakterserap atau terjual mencapai 40 persendari jumlah total yang dikumpulkansebesar 3000 ton per bulan.

Harga penjualan juga turun sampai50 persen sehingga penghasilan pemulungturun dari Rp. 6000 per hari menjadi Rp.3000 per hari. Penurunan penghasilan in!tentu mempengaruhi pemenuhan

.kebutuhan seharl-hari para pemulungbeserta keluarganya. Penurunanpenghasilan para pemulung hanyaberlangsung sampai dengandikeluarkannya SK Menteri PerdaganganNo. 349/Kp^l/1992 yang melarang imporsampah plastik. Dengan adanya SKtersebut, sampah plastik yangdikumpulkan oleh para pemulung kembaliterserap oleh industri pendaur ulangplastik.

Di samping mempunyai dampakekonomis, sampah plastik impor jugamempunyai dampak terhadap lingkungan

104

hidup, khususnya terhadap pencemaransampah dan gangguan kesehatanmanusia. Sampah plastik impor yang tidakdapat didaur ulang akan dibuang ke tempatpembuangan akhir sampah (TPA), yangseharusnya digunakan untuk pembuangansampah dalam negeri. Oleh karena rtuterjadi penumpukan sampah yang banyaksekali.

Sementara itu sampah plastik imporyang mengandung B3 harus ditanganisecara khusus, tidak boleh dibuang begitusaja ke TPA. Pembuangan sampah plastikimpor yang mengandung B3 ke tempat-tempat pembuangan sampahmengakibatkan gangguan kesehatanterhadap pemulung.

Di samping itu, sampah impor yangtermasuk kategori bisa didaur ulang,ternyata tidak semuanya dapat didaurulang oleh pengimpornya. Plastik-piastikbekas itu kemudian dibuang ke tempat-tempat pembuangan sampah. Hasil produkpendauran ulang ternyata juga tidakmemenuhi performan standar yang balkdan tidak memenuhi upaya pengelolaanlingkungan yang balk. Dengan kata lain,sampah Impor yang bisa didaur ulangtersebut juga mencemari lingkungan hidup.

D. Faktor-Faktor PenyebabKasus sampah plastik impor yang

terjadi dalam masyarakat kita terutamadisebabkan oleh kelemahan sistemperaturan perundang-undangan,khususnya peraturan tentang ekspor imporsampah dan limbah bahan berbahaya danberacun. Sebagian besar sampah plastikimpor yang masuk ke Indonesia datangsebelum Indonesia memiliki peraturanperundang-undangan yang melarangimpor sampah dan adaya peraturantentang limbah bahan berbahaya danberacun. Dari 261 kontainer limbah atau

sampah plastik impor yang masuk Indonesia, hanya 21 kontainer yang masuksetelah Indonesia melarang impor sampahplastik pada tanggai 22 Nopember 1992,dan hanya 1 kontainer setelah Irrdonesla

UNISIA NO. 30IXVinU1996

Page 6: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

meratifikasi Konvensi Basel yangmengatur tentang PengawasanPerpindahan Lint'as Batas LimbahBerbahaya dan Pembuangannya padatanggari2 Juli 1993.

Sebenarnya pemerintah sudahmendeteksi adanya impor sampah ataulimbah bahan berbahaya dan beracunpada tahun 1989, dl maha ketlka ituMenteri KLH mengirim surat imbauankepada para gubernur agar menolak setlapImpbr sampah yang mengandung bahanberbahaya dan beracun yang niasuk kepelabuhan-pela-buhan dl daerahnya.Namun masalah Itu tidak ditlndaklanjutidenganpembuatan peraturan perundang-undangan atau' peratlflkaslan hasllKonvensi Basel pada waktu itu. Adanyakekosongan aturan hukum tersebutdimanfaatkan secara jell oleh parapengusaha dan Industriawan dari Belanda,Jerman, Amerika Serlkat, Jepang,SIngapura, dan Hongkong untukmengekspor sampah atau limbah yangada dl negara mereka ke Indonesia. Parapengusaha dan kalangan industriawan Indonesia yang bergerak dalam industri daurulang sampah membutuhkan sampah darinegara-negara Industri tersebut sebagalbahan baku untuk Industri daur ulang yangmereka kelola. Dengan adanya perrhlntaandan penawaran tersebut, maka kemudlanlahir berbagai transaksl dagang sampahplastik dan limbah bahan berbahaya danberacun.

Industri daur ulang sampah plastiksebenarnya tidak ada masalah sepanjangbahan bakunya tidak mengandung B3,walaupun sampah plastik Itu berasal darihasil impor. Adalah sangat mengherankan,mengapa para pengusaha Indonesia maumenglmpor'sampah plastik mengandungB3 yang jelas-jelas tidak bisa didaur ulang.Motif negara.-negara industri untukmenglmpor sampah plastik atau limbahlainnya, terutama sampah atau limbahyang mengandung B3 adalah karenaalasan praktis dan ekonomis. Untukmendaur ulang' sampah dan atau

UNISIA NO. 30IXVIIIII1996

Masalah Sampah Plastik Salman Luthan

membuang sampah yang rnengandung B3di negara-negara industri persyaratannyajelas sangat komprehensif dan blayanyajuga sangat besar. Oleh kaena rtu lebihpraktis dan ekonomis jika diekspor kenegara lain. Dengan kata lain, kebijakanekspor tersebut lebih menguntungkandaripada mengolah sendiri.

Bagi pengusaha dalam negeri imporsampah plastik yang tidak mengandungB3 dilatarbelakangi oleh motif bisnis untukmen'dapatkan keuntungan,yang sebesar-besarnya, karena harga plastik impor itulebih murah daripada harga plastik yangdikumpulkan para pemulung. Namuntindakan menglmpor sampah plastik yangtelah terko.ntaminasi B3 atau menglmporlimbah B3 Itu sendiri sulit melacak motifyang melatarbelakanginya. Probabilltasyang paling mungkin adalahpersekongkolan jahat dengan Imbalanuang.

Dengan kasus sampah plastik imporini terlihat bahwa hukum mempunyaiperanan penting dalam kehidupanmasyarakat. Hukum mengatur bagaimanakehidupan masyarakat seharusnyadilaksanakan. Tujuannya ' adalah untukmenciptakan kedamaian dalam pergaulanhidup bersama. Kedamaian akan terciptaapabila ada keter-tiban (keteraturan dalaminteraksi sosial) dan adanya ketenteraman(kebebasan untuk mengekpresikan diri).Tanpa hukum tidak mungkin terciptaketertiban dan ketenteraman dalam

kehidupan masyarakat, termasukketertiban dan ketenteraman dalam eksporimpor sampah plastik dan bahanberbahaya dan beracun.

Di samping itu, pemerintah sebagaiorgan yang paling bertanggungjawabdalam penegakan hukum lingkunganmemiliki standar ganda dalam penegakanhukum lingkungan. Pada satu sisipemerintah begitu mendorong kalanganpengusaha dan industri agar pedulidengan lingkungan hidup, khususnyadalam pengendalian pencemaran. Namunkalau ada kasus pencemaran yang

105

Page 7: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

Masalah Sampah Plastik...., Saiman Luthan

dilakukan oleh pabrik-pabrik, ternyatasangat jarang yang diproses. Bahkanupaya-upaya yang dilakukan masyarakatuntuk memperkarakan perusahaanpencemar ke pengadiian sering mehgalamihambatan dari aparat penegak hukumsendiri.,

Tujuan penegakan hukum bukansekedar menghukum para pelanggarhukum, tap! yang lebih utama adalah agaranggota masyarakat yang lain tidakmelanggar hukum pula. Aspek prevensiin! jauh lebih panting daripadapenghukuman itu sendiri. Bagaimanamungkin menumbuhkan sikap takut ataujeVa di kalangan industrlawan agar tidakmencemari lingkungan, jika para pelanggar(pencemar) ketentuan hukum lingkunganitu tidak diproses secara hukum.

Ketakutan pemerintah terhadapdampak negatif yang akan ditimbulkan jikapencemar diajukan ke pengadiian, yangakan mempengaruhi kehidupan ekonomimasyarakat, jelas terlalu berlebihan.Adanya proses hukum terhadap parapelaku pencemaran belum tentumempengaruhi proses produksiperusahaan secara nasional. Kalaupunada dampak terhadap proses produksiperusahaan, paling hanya berpengaruhterhadap perusahaan yang diadili tersebut.Ongkos sosial yang harus dikeluarkanwarga masyarakat untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh pecemarantidak pernah dikalkulasikan sebagaikerugian dalam konteks kehidupanekonomi. Barapa biaya kesehatan yangharus dikeluarkan oleh setiap rumahtangga yang menderita sakit akibatpencemaran, dan berapa penghasilanyang hilang karena orang kehilanganpekerjaan akibat pencemaran, penuruhankualit^s air minum, blaya pembelian airbersih, penurunan kulitas tanah dansebagainya.

Jika terjadi konflik kepentinganantara kepentingan industrl dengankepentingan masyarakat yang terkenadampak pencemaran, pemerintah secara

106

umum lebih berpihak kepada kaumindustriawan. Alasannya, jika perusahaantersebut tidak berproduksi, maka negaraakan rugi secara ekonomis, dan akanmenimbulkan masalah ketenagakerjaan.Adanya ambivalensi-sikap pemerintahdalam penegakan hukum ini tergambardari begitu banyaknya kasus-kasuspencemaran lingkurigan yang telahdiperiksa oleh aparat penyidik tidakdilimpahkan ke pengadiian. Kasus-kasuspencemaran yang telah diperiksa olehaparat penyidik dan dipublikasikan melaluimass media banyak yang tidak jelas tindaklanjutnya.

Faktor lain yang menyebabkanterjadinya masalah sampah plastik Imporini adalah aparaturpelaksana hukum yangkurang profesional, terutama dalam sektorpengawasan di pelabuhan. Salah satumodus operandi masuknya sampah plastikimpor' ke Indonesia adalah melaluipemalsuan dokumen-dokumen impor yangtidak terdeteksi oleh petugas Bea danCukai.

E. Kebljakan Pemerintah MengenajSarnpah Impor

Pengolahan dan pembuanganlimbah B3 yang berisiko rriinimum bagimanusia dan lingkungan hidup merupakantantangan penting bagi pemerintah danjuga bagi industrl. Namun tidak semuanegara dan industri mengambil kebijakantersebut. Cara yang semakin banyakdigunakan untuk mengatasi masalahini adalah dengari mengangkut(mengimpor) limbah B3 ke negara lain.-Cara ini adalah cara yang paling mudahdan ekonomis. karena jika mengolahsendiri biayanya cukup mahal.,Oleh karenaItu terjadi peningkatan permintaaninvestasi untuk pembuangan limbah. Indonesia merupakan salah satu tujuan daripembuangan limbah B3 ini.

Untuk mengantisipasi peningkatanpermintaan untuk investasi pembuanganlimbah B3 dari luar negerl tersebut, padatahun 1989 Menterj Negara

UmiA NO. 30/XVI/III1996

Page 8: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

Kependudukan dan Lingkungan Hiduptelah mengeluarkan surat yang berisiimbauan kepada seluruh gubernur diwilayah Indonesia untuk menolak tanahair Indonesia dijadikan tempatpembuangan limbah dari negara lain.

Walaupun sudah ada imbauan,namun kenyataannya, kasus sampahplastik impor disinyalir sudah terjadi sejakakhir..1991. Indikasi terjadinya manipuiasikasus pemasukan sampah plastik imporyang mengandung limbah B3 berawal dariInformasi para pemulung (scavengers atauplastic garbage collector). Limbah B3tersebut bercampur dengan limbah plastikuntuk didaur uiang. Salah satu contohadalah ditemukan drum-drum yangberluliskan Lechitine.

Kebijakan pemerintah dalammenghadapi masalah sampah plastikimpor inidapat dibedakan antara kebijakanpengaturan hukum (regulation policy) dankebijakan penyelesaian kasus (case settlement policy).

1. Kebijakan Pengaturan HukumAda tiga macam kebijakan

pengaturan hukum yang dilakukanpemerintah untuk meresppn kasussampah plastik Impor, yaitu pelaranganimpor sampah plastik melalui SuratKeputusan Menteri Perdagangan No. 349/Kp/XI/1992, peratifikasian Konven^i Baselyang mengaturtentang Pengawasan danPerpindahan Lintas Batas LimbahBerbahaya dan Pembuangannya, danPembuatan Peraturan Pemerintah No. 19

Tahun 1994 tentang Pengolahan LimbahBahan Berbahaya dan Beracun.

Dasar pelarangan Impor sampahplastik menurut konsideran SK MenteriPerdangan No. 349/Kp/XI/1992 adalahdalam rangka pencegahan pencemaranterhadap lingkungan dan- kesehatanmanusia yang diakibatkan oleh sampahplastik, khususnya yang berasal dari Impor.Tindakan pemerintah melarang imporsampah plastik secara total, termasuk jenissampah plastik yang dapat didaur ulang

UNISIA NO. 30IXVIIIII1996

Masalah SampshPUstik....,SalmanLuthan

(positive list),, jelas memberikankeuntungan ganda bagi Indonesia.Pertama, berkurangnya penumpukansampah karena sampah plastiklokal dibelloleh industrl daur ulang, sehinggamengurangi beban pemerintah untukmenyediakan lahan pembuangan sampah.Kedua, penyediaan lapangan kerja bagipara pemulung dapat dilestarikan. Sayangsekali Surat Keputusan MenteriPerdagangan yang melarang Imporsampah plastik tersebut. tidak disertaidengan sanksi hukum bila ketentuantersebut dilanggar sehingga secara yuridisformal peraturan tersebut lemah.

Setelah melarang impor sampahplastik, Indonesia meratiflkasi BaselConvention on the Control ofTransboundary Movements of Hazardous Wasters and Their Disposal padatanggal 12 Jull 1993. Konvensi Basel inimengatur Pengav^asan dan PerpindahanLintas Batas Limbah Berbahaya danPembuang-annya.

Dasar pertimbangan meratiflkasiKonvensi Basel tersebut adalah bahwasecara geografis wilayah Republik Indonesia terdirl dari. pulau-pulau denganperairan terbuka, karena itu sangatpotensial sebagai tempat pembuanganlimbah berbahaya secara tidak sah dariluar negeri. Di samping itu, jugaberdasarkan pertimbangan bahwa untukmemelihara kelestarian lingkungan sertamencegah agar wilayah Republik Indonesia tidak menjadi tempat pemtxranganlimbah berbahaya.

Untuk melengkapi kedua aturantersebut, pada tanggal 30 April 1994pemerintah memberlakukan PP No 19Tahun 1994 tentang Pengolahan LimbahBahan Berbahaya dan Beracun. MeskipunPP ini lebih banyak mengatur pengolahanlimbah berbahaya dan bahan beracunyang dihasilkan.dalam negeri, namun jugamengatur tentang pengawasan impor danekspor limbah B3. Ketentuan PP No. 19Tahun 1994 Pasal 27 menyebutkan:(1). Setiap orang atau badan usaha

107

Page 9: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

MftsalahSampah Plastlk.^., Salman Luthan

dilarang memasukkan limbah B3 dariluar negeri ke dalam Wilayah NegaraRepublik Indonesia.

(2). Pengangkutan limbah B3 dari luarnegeri melalui Wilayah NegaraRepublik Indonesia, wajib dilakukanmemberitahukan terlebih dahulusecara tertulis kepada PemerintahRepublik Indonesia.

(3). Penglriman limbah B3 ke luar negeridapat dilakukan setelah mendapatpersetujuan tertulis dari pemerintahnegara penerima dan mendapat izintertulis dari Pemerintah Republik Indonesia.

(4). Ketentuah lebih lanjut mengenal tatacara penglriman limbah B3 ke luarnegeri ditetapkan MenteriPerdagangan setelah mendapatpertimbangan Badan PengendallDampak Ling-kungan.

Pelanggaran terhadap ketentuandalam PP ini dapat dikenakan sanksi ad-ministratif berupa peringatan danpencabutan ijin usaha. Pengangkutanlimbah B3 yang menggunakan saranatransportasi yang tidak memenuhlketentuan pengangkutan diancam dengansanksi yang terdapat dalam peraturanperundang-undangan dl bidangperhubungan.

Ketentuan-ketentuan lain yangdikeluarkan pemerintah dalammenghadapi masalah sampah plastikimpor adalah sebagal berikut:1. Surat Menteri Sekretaris Negara No.

R-339/ M.SESNEG/11/1992 yang berisiPetunjuk Presiden: Sebaiknya imporlimbah plastik dan aki bekas dilarang.Surat dikeluarkan tanggal 30 Nopember

• 1992.2. Surat Menteri Muda Perdagangan No.

S-107/M/XI1/ 1992 mengenaipermintaan peninjauan kembali atas SKMenteri Perdagangan, Suratdikeluarkan tanggal 18 Desember1992.

3. Surat Menteri Keuangan No. S-1571/

108.

MK.00/1992 tentang Pemberlan IjinPemasukan ke Daerah Pabean atasParty LImbah/Sampah Plastik yangdikapalkan dari negara asal sebelumatau pada tangal 25 November 1992.Surat dikeluarkan tanggal 30 Desember1992.

4. Surat Direktorat Jenderal Pabean No.S-16/BC.3/1993 tentang PelaksanaanSK Menteri' Keuangan. Suratdikeluarkan tanggal 5 Januari 1993.

5. Surat Dirjen Bea Cukai: RDG/DirjenBea Cukal/RDG No. 02/BC/1993tentang Penghentlan Pelaksanaan SKMenteri Keuangan. Surat dikeluarkantanggal 3 Pebruarl 1993.

6. Surat Keputusan Jaksa Agung: SKEPNo. Kep-027/JA/2/1993 mengenalPembentukan Tim PenanggulanganImpor Limbah. Surat dikeluarkantanggal 12 Pebruaii 1993.

7. Surat Dirjen Bea Cukai S-104/BC/1993dan SE-06/BC/1993 tentang: (a)Importir dapat mengurus PIUD sampaltanggal 15 April 1993; (b) Kontaineryang tidak diambil sampal tanggal 12April 1993 akan dilelang; (c) Lelangdilakukan dengan syarat; tidakmencemari lingkungan dan slapmembeli sampah plastik pemulungdengan perbandingan 1:3.Kedua surat tersebut dikeluarkan padatanggal 15 Maret 1993 dan 16 Maret1993.

8. Surat Wakil Sekretaris Kablnet No. 27/WASESKAB/ 4/ 1993 berisi PetunjukPresiden bahwa Limbah Impor agardimusnahkan.

2. Kebijakan Penyelesaian KasusUntuk mencari pemecahan kasus

sampah plastik impor ini, pemerintah telahmembentuk Tim Penanggulangan ImporLimbah (TP4P) berdasarkan SuratKeputusan Jaksa Agung: SKEP No. Kep-027/JA/2/1993. Tim TP4P terdiri dariKejaksaan Agung (sebagal ketua),Bapedal, Ditjen Bea Cukai, Kepolisian,Departemen Perindustrlan, Departemen

UNISIA NO. 30ixvmil996

Page 10: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

Kesehatan dan instansi terkait lainnya(Departemen Perdagangan, DepartemenLuar Negeri, dan Adpel) masing-masingsebagai anggota.

Dalam penanganan sampah plastikimpor tersebut Tim telah melakukanpengecekan-pengecekan dokumenbeserta barang, penelitian dan penyidikanterhadap importir serta mengambilkebijakan-kebijakan dalam menaati SKMeneteri Perdagangan untuk menolakmasuknya limbah atau sampah plastikImpor ke wllayah Republik Indonesia.Dalampemerlksaan Isi kontainer-kontainersampah plastik impor yang tertumpuk dipelabuhan Tanjung Priok, Bapedal danDItjen Bea dan Cukal bersama-samaKepollsian, Kejaksaan, DepartemenPerindustrian, dan Departemen kesehatantelah melakukan pemerlksaan lapangan.Bapedal telah mengambil sampel limbahplastik tersebut untuk di tes laboratorium,kecuall untuk limbah plastik yangmerupakan limbah rumah tangga danlimbah berlumpur, diperiksa secara visual.Untuk sampah plastik yang tertumpuk dipelabuhan Belawan Medan dan TanjungPerak Surabaya, Bapedal telahbekerjasama dengan Biro LIngkunganHidup Medan dan Surabaya dan memintauntuk melakukan pemerlksaan. Selainmelakukari pemerlksaan lapangan. DItjenBea Cukal bersama Bapedal telahmelakukan pengecekan-pengecekandokumen/manifest.

Untuk mengetahui apakah sampahplastik impor didaur ulang dan diolah olehImportir sesual dengan performan standaryang balk, Bapedal bersama kepollsiantelah melakukan pengecekan ke lokasiindustri di Tangerang yang merupakansalah satu industri penerlma terbanyaksampah plastik Impor. Berdasarkan hasllpengecekan lapangan, penelitian danpengetesan (pengujian), pemerlksaandokumen/manifest Impor, dan penlnjauanke lokasi pabrik pengolah limbah, telahdiperoleh hasll sebagalmana diuraikanberlkut Inl.

UNISIA NO. 30IXVIIIII1996

Masalah Sunpah PUstik....,SalmanLuUtan

Pertama, jumlah sampah plastikImpor sebanyak 261 kontainer, yangterdapat di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta sebanyak 240 kontainer, dipelabuhan Tanjung Perak Surabayasebanyak 15 kontainer dan di pelabuhanBelawan Medan sebanyak 6 kontainer.Sedangkan sampah plastik impor yangmengandung limbah83 ada sebanyak 104kontainer.

Dilihat dari waktu masuknya, ada 21kontainer yang masuk setelah Indonesiamelarang impor sampah plastik melalulSK Menterl Perdagangan, dan 1 kontainersetelah Indonesia meratlfikasi KonvensiBasel.

Kedua, proses pengiriman telahdimanipulasi, balk oleh eksportirnyamaupun oleh importirnya dengan management yang baik. Dokumen-dokumenimpor/manifest dimanipulasi sedemikianrupa. Sejumlah kontainer limbah plastikimpor yang dalam dokumen dinyatakanberisi PVG scrap ternyata juga berisikanlimbah yang lain yang berbeda daripernyataan dalam dokumen/manifest.Ketlga, sampah plastik Impor tersebuthanya beberapa persen saja yang didaurulang dan tidak memenuhi performanstandar yang baik serta tidak memenuhiupaya pengelolaan llngkungan yang baik.Berdasarkan hasil temuan Tim tersebut.penyelesaian masalah sampah plastikimpor ini ditempuh melalui dua cara(kebijakan), yaitu penyelesaian secarahukum, dan penyelesaian secaranonhukum. Penentuan cara penyelesaian,apakah secara hukum atau nonhukumtergantung kepada kedudukan kasusnya.Bagi sampah plastik impor yang BL-nyamasuk setelah keluar SK MenteriPerdagangan Nomor 349/Kp/XI/1992tentang Larangan Impor Sampah Plastik,akan diselesaikan secara hukum.

Sedangkan sampah plastik imporyang BL-nya sebelum keluar SK MenteriPerdagangan tersebut diselesaikan secaranonhukum, yaitu: (a) Yang masuk negatiflist (yang mengandung limbah B3 dan tidak

109

Page 11: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

Masalah Sampah PlastQc...., Salman Luihan

dapat didaur ulang) yaitu sebanyak 104kontainer direncanakan akan direeksporke negara asalnya yaitu dengan telahdiberitahukannya hal in! kepada kedutaanbesar masing-masing negara tersebut, dan(b) Yang masuk posltif list (tidakmengandung limbah B3 dan dapat didaurulang) sebanyak 125 kontainer sudah adaizin untukdiambil oleh importir. Darijumlah125 kontainer itu, 56 kontainer telahdiambil oleh importir, sedangkan 69kontainer belum diambil. Kontainersampah plastik yang PIUD-nya setelahtanggal 15 April 1993 akan dilelang.

Untuk merealisasikan rencanareekspor tersebut pemerintah Indonesia,dalam hal ini Departemen Luar Negeritelah menyampaikan rencana reeksporsampah plastik yang masuk negatif listkepada negara-negara pengekspor(Belanda, Jerman, Singapura, Jepang,Amerika dan Hongkong). Hal itu telahdisampaikan oleh Dirjen HELN kepadakedutaan besar negara-negara tersebutdi atas dengan mengeluarkan pernyataanagar ;(a) Penyelesalan Limbah B3 dipelabuhan Indonesia ini secepatmungkin;(b) Kejadian ini jangan sampaiberulang lagi di masa datang; (c)mengimbau agar masalah inijangan hanyamenjadi masalah legal saja, dan (d) kasusLimbah B3 di pelabuhan Indonesia inisangat peka dan bisa mengarah padasituasi memburuksecara politik.

Rencana Pemerintah Indonesia

dalam menangani sampah plastik imporyang masuk daftar negatif list tersebutadalah mereekspor ke negara asalnya.Pemerintah Belanda telah menanggapirencana pemerintah Indonesia tersebutyaitu dengan mengirim tim penyidik VROMBelanda ke Indonesia. Selain Belanda,rencana reekspor sampah plastik tersebuttelah ditanggapi pula oleh pemerintahJepang, yaitu dengan mengirim kuesioneruntuk dijawab oleh pemerintah Indonesia,dalam hal ini Bapedal.

Pemerintah Indonesia meng-inginkan biaya reekspor sampah plastik

no

Impor yang mengandung B3 tersebutditanggung oleh pemerintah negara-negara pengekspor, yaitu pemerintahBelanda, Jepang, Amerika Serlkat,Jerman, Singapura dan pemerintahHongkong, meski iangkah ini akanmengalami banyak kesulitan (tidak bisadipaksakan) karena dasar hukumnya tidakkuat. ApalagI perusahaan-perusahaanpengekspor dan penjsahaan-peoisahaanpengimpor diduga banyak yang fiktif. Padaakhlrnya akan tergantung padakesepakatan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara-negarapengekspor di meja perundingan.Upaya hukum yang dilakukan pemerintahyang akan menuntut para importir yangmengimpor sampah plastik sesudahadanya Surat Keputusan MenteriPerdagangan No. 349/Kp/XI/1992 denganpenyelundupan adalah tepat, karena SKMenteri Perdagangan tersebutmenentukan kualifikasi illegal atau tidaknyaperdagangan sampah plastik yang diimporke Indonesia. Dengan kata lain,mengimpor sampah plastik setelah adanyaSK Menteri Perdagangan merupakantindakan illegal. Sedangkan upayapemerintah tidak menuntut para Importiryang mengimpor sampah plastik sebelumSK tersebut, jelas kurang tepat, karenapara importir tersebut dimungkinkan puladituntut secara hukum, termasuk dengantuntutan delik penyelundupan.

Dari pemeriksaan kasus di lapangandiketahul bahwa modus operandi imporsampah plastik itu dilakukan dengan caramemalsukan dokumen impor danpenyebutan jumlah dan jenis barang yangtidak sesuai dengan keadaan barang yangsebenarnya. Pemalsuan dokumen impordan pemutarbalikan fakta barang termasukkualifikasi tindak pidana penyelundupan.Dengan demikian para importir yangmengimpor sampah plastik sebelumadanya SK Menteri Perdagangan yangmenggunakan modus operandi pemalsuandokumen impor dan pemutarbalikan faktabarang tentu saja dapat dituntut dengan

UNISIA NO. 30IXVIIIffl996

Page 12: MASALAH SAMPAH PLASTIKIMPOR

delik penyeiundupan.Pemerintah tidak menggunakah UU

No. 4/1982, khususnya ketentuan pasal22, untuk menjaring para importir sampahplastik. karena proses pembuktianterjadlnya pencemaran sangat sulit danharus melalui pengujlan laboratorium.Meskipun ada indlkasi pembuangansampah plastik yang mengandung B3 dltempat pembuangan akhir sampah (TPA)dan timbulnya penyakit gatal-gatal yangdiderita para pemulung yang menyortirsampah tersebut dengan tangan telanjang,namun indlkasi tersebut tidak cukupmemadai untuk dijadikan alat buktl.Timbulnya penyakit gatal-gatal belum tentumempunyai korelasi langsung dengansampah plastik yang mengandung B3. Dlsamping itu, perusahaan yang membuangsampah plastik yang mengandung B3tersebut tidak bisa diidentifikasi.

Penyelesaian secara'nonhukummelalui upaya diplomatik untuk mereksporsampah plastik yang mengandung B3 kenegara asalnya adalah tepat, karena tidakmembutuhkan prosedur yang panjang.Namun jika upaya in! gagal, maka harusdiselesaikan melalui arbitrase seperti yangdikehendaki oleh Konvensi. Basel.

F. Saran-saran

Dalam rangka menangtisipasikemungkinan-kemungkinan bunik di masadepan diperlukan peraturan perundang-undangan yang bersifat antisipatif,sehingga persoalan-persoalan yang akanterjadi dapat disiapkan saranapenanggulanganhya sejak awal sehinggadampaknya terhadap kehidupanmasyarakat dan lingkungan hidup dapatdieliminasi. Reran serta masyarakat dalampengelolaan lingkungan hidup juga perluditingkatkan, karena masyarakat bukanhanya dapat memberikan informasi untukpengungkapan kasus-kasus lingkungan,tap! juga dapat membantupemasyarakatan. dan penaatan hukumlingkungan dan mendemokratisasikanproses pengambilan keputusan yang

VNISIA NO. 30/XViUI/1996

MasalahSampah Plastik Salman Luthan

mengatur kehidupan mereka.Disamping itu penegakan hukumlingkungan hendaknya dllaksanakansecara konsisten, bukan hanya supayapara pencemar menjadi jera danterhindarnya lingkungan dari risikokerusakan dan pencemaran, tapi jugasupaya anggota masyarakat yang laintidak melanggar hukum (prevensi umum).

DAFTAR PUSATAKA

Abdurrahman. Pongantar Hukum LingkunganIndonesia. Bandung; Alumni, 1986.

Amsyari, F. Prinsip-Prinsip MasalahPencemaran Lingkung-an. Jakarta:Ghalia Indonesia, 1976.

Buntoro, C.I. Beberapa Aspek PencemaranPlastik Dan Pehgaruhnya TerhadapPertumbuhan Tanaman Jagung.Yogyakarta: Zeamays Fakultas BiologiUGM, 1986.

Danusaputra, Munadjad. Hukum LingkunganBuku I: Umum. Bandung: Binaclpta,1980.

Hardjasoemantri, Koeshadi. HukumLingkungan. cet. kedelapan.Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress, 1991.,Hukum Tata Lingkungan. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press, 1988._• Aspek Hukum Peran Serta MasyarakatDalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress, 1986.

Komisi Dunia Untuk Lingkungan danPembangunan. Hari Depan KitaBersama. Jakarta: PI. Gramedia, 1988.

Lotulung, Paulus.Effendi, Penegakan HukumLingkungan Oleh Hukum Perdata.Bandung: OKra Aditya Bakti, 1993.

Mahida, U.N. Pecemaran Air. cet. pertama.Jakarta: Radjawali, 1984.

Salim, Emil. Pembangunan BerwawasanLingkungan. Jakarta: LP3ES, 1989.Lingkungan Hidup dan Pembangunan.Jakarta: Mutiara, 1982.

Silalahi, Daud. Hukum Lingkungan. Bandung:Alumni, 1992.

Soemarwoto, Otto. Ekologi Lingkungan Hidupdan Pembangunan. cet. keempat, Jakarta: Djambatan, 1989.

Suparni, Niniek. Pelestarian, Pengelolaan, DanPenegakan Hukum Lingkungan. Jakarta; Sinar Grafika, 1992.

111