masalah kesehtan pada menopause

Upload: la-ode-rinaldi

Post on 09-Apr-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    1/10

    1

    MASALAH KESEHATAN PADA MENOPAUSE

    Pendahuluan

    Setelah usia 40 tahun seorang wanita memasuki fase klimakterium. Asal katanya dari climacter

    yang berarti tahun-tahun peralihan. Klimakterium atau usia mapan berlangsung dari saatpramenopause ( kra-kira 40 tahun ) yaitu pada masa dimana ovarium berangsur-angsur menurun

    fungsinya dan berakhir sekitar 55 tahun. Pada periode klimakterium ini terjadilah saat

    menopause ( mati haid )., yang merupakan salah satu fase dari kehidupan normal seorang wanita

    ( 1 ).

    Menopause berasal dari bahasa Yunani yaitu Meno = bulan sedangkan pause berarti berhenti,

    sehingga menopause berarti berhentinya haid secara permane setelah tidak aktifnya ovarium (

    indung telur ) sehingga hormon esterogen menurun. Menopause sering diiringi gejala yang

    sangat merisaukan dan mengancam kualitas kehdupan sehari-hari. ( 2 )

    Di Indonesia usia harapan hidup juga menunjukkan kenaikan, sedangkan angka kelahiran

    cenderung menurun hal ini akan merubah peta demografi. Pada 2040 diperkirakan 20%penduduk Indonesia akan melampaui 65 tahun dan jumlah ini akan menyedot paling tidak 50%

    dari anggaran kesehatan, apalagi pada usia ini sudah tidak produktif lagi.

    Untuk menantisipasi masa tua dengan lebih cerah dibutuhkan penghkatan kualitas hidup.

    Seorang dokter yang peduli terhadap permasalahan ini akan membantu para usia menopause

    untukmmelangkah ke masa senja yang lebih menyenangkan. Sebagai dokter harus tahu fakta

    yang timbul pada fase usia lanjut, mengerti gejala menopause dan dapat mengambil sikap yang

    bisa diterapkan pada mereka- paling tidak , sebagai dokter umum bisa memberi arahan kemana

    mereka akan berkonsultasi tentang keluhan mereka dan bagaimana pengobatannya.

    Pada masa klimakterium inilah terjadi penurunan esterogen dan peningkatan gonadotropin

    Gambar 1. Hormon gonadotropin dan esterogen dalam pramenopause dan pasca menopause

    ( Dikutip dari Ilmu Kandungan YBP,1992 Editor : Prof. dr Sarwono P )

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    2/10

    2

    KLIMAKTERIUM.

    Seorang wanita pada masa hidupnya secara khronologis melalui tahapan masa bayi- masa kanak-

    kanak- masa prapubertas- pubertasd-Pramenopause-Menopause- Pra Senium dan diakhiri

    Senium seperti dalam gambar berikut

    Gambar 2. Khronologis Masa Kehidupan Wanita ( Diambil dari Panduan Menopause Ed.

    I. Editor Ali Baziad dan Biran Affandi-POGI dan PERMI , 1997)

    Klimakterium bukan suatu keadaan patologik, melainkan suatu masa peralihan yang normal,

    yang berlangsung beberapa tahun sebelum menopause dan beberapa tahun setelah menopause.Kita sulit menentukan pasti kapan awal dan kapan akhir klimaterium .

    Pada klimakterium terdapat penurunan produksi esterogen dan kenaikan hormon gonadotropin

    yang akan terus tetap tinggi sampai kira-kira 15 tahun setelah menopause, yang kemudian akan

    menurun. Tingginya gonadotropin sebagai akibat native feedback yang berkurang karena

    .esterogen yang menurun.

    Perlu diketahui Esterogen banyak sekali manfaaatrnya pada usia reproduksi yaitu

    1. Hormone pematang organ genitalia.1.1.Memacu proses maturasi vagina, tuba, uterus serta perkembangan seka sekunder

    1.2.Memacu pembentukan stroma dan saluran kelenjar mamae

    1.3.Mengaselerasi pertumbuhan tulang panjang dan penutupan epipisis tulang pada saat

    pubertas

    2. Berperan dalam mengatur distribusi lemak tubuh terutama daerah payudara dan pinggul,sehingga membentuk kontur tubuh yang berkarakteristik wanita

    3. Dalam jumlah besar ikut berperan untuk pembentukan piamen kuklit, terutama padadaerah ptuing susu dan genitalia

    4. Berperan dalam merangsang pertumbuhan otot uterus dan endometrium5. Memiliki efek metabolic sebagfai berikut:5.1.Mempertahankan bentuk dan kelenturan kulit serta struktur vaskuler

    5.2.Menekan proses resorpsi tulang dengan mengantagonis efek hormone paratiroid ( PTH )

    5.3.Berperan dalam meningkatkan proses resorpsi zat makanan dengan jalan menrunkan

    motilitas usus

    5.4.Berperan dalam mengatur dan memproduksi berbagai enzim tubuh. Di dalam hati

    esterogen meningkatkan sintesa protein pengikat ( transport protein ) bagi hormone

    esterogen sendiri, testosterone, dan tiroksin

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    3/10

    3

    6. Menambah tingkat koagulabilitas darah dengan mempengaruhi sistim koagulasiu sepertipenigkatan factor II, VII, IX, dan X

    7. Meningkatkan kadar plasminogen dan menekan proses adhesi sistim trombosit.8. Berpengaruh terhadapa pengatura komposisi lipid plasma, seperti meningkatkan HDL &

    trigliserida, serta menurunkan LDL dan kadar kolesterol plasma

    9. Memiliki efek tambahan seperti:9.1 Berpera dfalam meregulasi proses libido manusia dan estrus pada binatang percobaan

    9.2. Berpengaruh terhadap perpindahan cairan intravaskulr ke ekstravaskuler, sehingga

    memudahkan edema.

    9.3 Mengkompensasi proses rtensi natrium & cairan di ginjal pada saat terjadi penurunan

    volume plasma darah

    9.4. Memodulasi sistim saraf simpatik dalam mengontrol fungsi otot polos

    Pada klimaterium terjadi perubahan tertentu yang dapat menimbulkan gangguan ringan atau

    terkadeang berat. Walaupun pada klimaterium terjadi perubahan tetapi hanya 25 % yangmerasakan akibatnya terutama di Eropa sehingga mereka minta pertolongan dokter ( Ilmu

    Kandungan Sarwono hal 89-91 )

    Gbr . 3. Keluhan pada masa klimakterium ( Dari: Pra,peri dan Pasca Menopause .Editor Ali B

    dkk )

    Pada masa Klimakterium inilah yang diawali dengan Pramenopause atau Premenopause yaitu

    suatu masa yang dapat ditandai dengan timbulnya keluhan klimakterium dan perdarahan uterus

    yang bersifat tidak teratur dan dimulai kira-kira usia 40 tahun. Saat inilah kadar esterogen mulai

    turun, terjadi insufiensi korpus luteum dan kegagalan ovulasi. Endometrium dapat menjadi

    atropik atau hiperplastik sehingga bentuk kelainan haid dapat bermanisfetasi sebagai amenorea,

    polimenorea, serta hipermenorea. Hal ini berakibat kecemasan. Pada fase ini kemungkinan

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    4/10

    4

    terjadinya kanker endometrium meningkat sebagai akibat progesteronh yang menurun drastis dan

    pengaruh esterogten yang dominan ( gbr. 3 )

    Perimenopause adalah masa menjelang dan setelah menopause sekitar 50 tahun. Keluha pada

    saat perimenopause lebih dikaitkan dengan gangguan vasomotor- dimana terjadi peningkatan

    sesitivitas tubuh terhadap perubahan esterogen. Keluhan yang terjadi seperti Hot flush,

    berkeringat banyak, insomnia, depresi, serta perasaan mudah tersinggung.

    Pasca menopause adalah masa yang berlangsung kurang lebih 3-5 tahun setelah menopause.

    Pada masa ini keluhan local padfa sistim urogenital bagian bawah yang sudah ada makin

    menonjol . Atropi vulva vagina menimbulkan berkurangnya lendir yang bermanfaat pada saat

    sanggama sehingga menimbulkan disparenia bahkan luka saat sanggama ( 3 ).

    GEJALA

    Secara klinis gejala klimakterium- termasuk didalamnya adalah menopause dapat dibagai sbb

    Jangka pendek:

    1.

    Gejala vasomotorik: merupakan gejala dari defisiensi esterogen yang paling primer, halini disebabkan oleh ketidakseimbangan sentral otonom dari sistim vasomotor.

    Manifestasinya adalah gejolak panas Hot Flush , vertigo, hiperhidrosis, dan

    paraestesia. Keluhan gejolak panas dengan prevalensi 17 % pada wanita usia > 42 tahun

    yang masih menunjukan daur haid yang teratur dan akan meningkat menjadi 40% pada

    wanita yang daur haidnya sudah tidak teratur. Pada masa senium keluhanini akan

    menghilang

    2. Gejala psikologik: termasuk cemas, depresi, mudah tersinggung, sulit tidur danberkurangnya libido, gejala ini sering timbul tetapi tidak selalu dibarengi dengan

    penurunan esterogen. Agoestina di Bandung mengadakan penelitian tentang wanita masa

    klimakterium didapat bahwa 24,6% wanita haid tidak teratur , pusing pada 54-60%wanita, depresi pada 21,2-29,3%, tetapi gejolak panas hanya 7,8-16%.( Agustina )

    3. Keadaan atrofi: atrofi selaput lendir vagina yang dapat berakibat disparenia, pruritusvagina, stress incontinence urine.( 2 )

    4. Jaringan ikat : Pada kulit terjadi menurunnya elastisitas kulit akibat berkurangnyakolagen akibat penurunan esterogen (2 ). Akibat lain dari pengurangan jaringan kolagen

    adalah rasa sakit pada persendian, rasa sakit pada mata, rambut mudah putus, yang

    semuanya dapat diperbaiki dengan pemberian esterogen.

    5. Lain-lain : ketegangan payudara, perut sering kembung, kram kaki, migrain dapat pulaterjadi padea esterogen yang tinggi.

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    5/10

    5

    Gbr. 4. Gejala dan kelainan pada masa perimenopause

    Jangka panjang

    1. Penyakit kardiovaskuler: angka kematian wanita akibat penyakit kardiovskulermeningkat seiring dengan usia harapan hidup wanita yang meningkat

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    6/10

    6

    Gbr 5. Penyebab kematian pada wanita menopause

    2. Osteoporosis: Setelah menopause laju pengeroposan tulang akan meningkat sebagaiakibat ketidak seimbangannya perombakan dan pembenmtukan tulang. Tulang yang

    paling banyak dipengaruhi adalah tulang bagian distal radius, leher tulang femur, tulang

    vertebra. Pengurangan densitas tulang yang paling cepat terjadi pada 5 tahun pertama

    menopause.

    Peranan hormone esterogen terhadap metabolism tulang tidak berk\jalan secara langsung.

    Hingga kini belumdapat dibuktikan secara pasti apakah jaringan tulang memiliki reseptor

    esterogen dan progesterone. Pengaruh aktivasi sistim osteoklast untuk pembentukan

    tulang berlansung melalhui calsitonin yang bekerja menghambat osteoklast dalam proses

    resorpsi tulang. Esterogen sendiri telah terbukti berperan dalam meningkatkan calcitonin.

    Hampir seluruh wanita menopause akan mmengalami gangguan keseimbangan

    kandungan mineral tulang ( Bone loss ) yang dikenal sebagai osteopenia, akan tetapi

    hanya 25% saja dari merekan yang akan berkembang menjadi osteoporosis.

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    7/10

    7

    Esterogen Calcitonin Ekstresi Calsium ginjal

    Aktivitas osteoklastik

    Resorpsi tulang Serum calcium Hormon paratiroid

    Vitamin D 3 >>>

    Absorbsi calcium usus

    Gbr. 6. Pengaruh Esterogen pada metabolism Calcium.

    PENATALAKSANAAN KLIMAKTERIUM.Ruang lingkup wanita klimakterium memliki aspek yang lebih luas daripada sekedar masa

    menopause yang hanya waktu antara -ataupun manula yang hanya dibatasi sesudah 60 tahun.

    Dengan memperhitungkan wanita usia klimakterium ( usia 40 65 tahun ) maka jumlah wanita

    yang akan mengalami problematika akibat penurunan hormon esterogen akan meningkat,

    sehingga membutuhkan pengelolaan melalui suatu tim keahlian yang dapat bekerja sama

    terpadu. Pengobatan hormonal bukan semata-mata merupakan jalan keluar, melainkan hanya

    bertujuan untuk mengganti defisiensi yang terjadi dan memudahkan wanita-wanita tersebut

    memasuki/ melampui masa klimakterium dengan tegar.

    Kerjasama diantara berbagai disiplin ilmu, seperti Kebidanan, Bedah, Penyakit dalam, Ahli Gizi,

    Psikologi dll.Program pelayanan seyogyanya disajikan dalambetuk kegiatan yang dapat bersifat promotif,

    preventif dan kuratif serta rehabilitative yang semuanya tergantung pada keadaan dan keluhan

    penderita

    PROGRAM PROMOTIF

    Program ini ditujukan kepada seluruh wanita usia klimakterium dalam benyuk penyuluhan

    dengan materi perihal fisiologis proses klimakterium dan proses geriatric. Didalam kegiatan ini

    tercakup pila kegiatan penyuluhan gizi dan latihan jasmani sehingga pada akhirnya mereka

    diharapkan dapat terbiasa dengan pola kebiasaan yang dapat menyokong masa tuanya.

    PROGRAM PREVENTIF

    Program ini ditujukan kepada wanita usia klimakterium yang tidak merasakan keluhan akan

    tetapi memiliki risiko tinggi mengalami osteoporosis. Adsapaun cirri-cirinya adalah :

    1. Suku bangsa oriental- kulit putih2. Postur badan yang ramdping/kurus

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    8/10

    8

    3. Menopause prekoks atau tindakan pembedahan BSO4. Mereka yang diet dengan- rendah kalsium, tinggi alcohol, tinggi kafein, protein heman

    yang berlebihan, tinggi fosfat

    5. Terdapat riwayat keluarga osteoporosis6. pPerokok aktif7. Nullipara8. Gaya hidup dengan aktivitas yang ribngan9. Mengidapa penyakit metabolic DM10.Penyakit Cushing11.Penggunaan steroid jangka panjang

    Identifikasi terhadapa factor risiko dapat dilakukan dengan sistim scoring sbb.

    KONDISI NILAI

    1. Lama amenorea

    2. Pemakai kortison khronis3. Faktor heriditer4. Postur tubuh kurus5. Defisiensi kalsium saat masa pertumbuhan6. Alkoholisme/ Perokok aktif7. Gaya hidup beraktivitas ringan8. Faktor ras ( Caucasian, Asia )

    6- 12 bulan12- 24 bulan2 5 tahun

    5 10 tahun 10 tahun

    123

    45

    53

    32

    13

    1Nilai total

    Wanita dengan scoring 8/ >- kelompok risiko tinggi

    5 7 kelompok risiko sedang

    PROGRAM PENGOBATAN

    Apabila akan diberi obat harus diberikan penjelasan sampai mengerti betul karena pengobatan

    cukup lama dengan waktu kira-kira 5 10 tahun dan diberikan sedini mungkin setelah

    menopause dank an dihentikan secara bertahap dengan mengkaji kemunhgkinan terjadinya

    osteoporosis.

    Beberapa kaidah yang harus diperhatikan sebelum memberikan pengobatan hormonal (Memorandum First International Conggress on the Menopause, La Grande Monte 1976 )

    1. Pengobatan dengan mempergunakan hormone esterogen adalah sangat bersifat individualsehingga harus disesuaikan dengan kebutuhan penderita

    2. Dosis yang dipergunakan seyogyanya merupakan dosis maintenance efektif yangterendah 9 Lowest effective maintenance dosage )

    3. Pola bagan pengobatan hendaknya bersifat berkala/ siklik

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    9/10

    9

    4. Pada setiap pengobatan, hormone progesterone harus diberika pada fase kedua setiapsiklus

    5. Penjelasan harus lengkap6. Bila terjadi perdarahan atipik perlu dikonfirmasikan dengan kuretase.

    Pemberian hormone Esterogen .

    Esterogen yang dipilih sebaiknya merupakan Esterogen alamiah ( natural esterogen ) seperti:

    1. Esterogen konjugasi _ oral / injeksi2. Estradiol Valerat : oral3. Piperazine Oestrone Slphat4. Transdermal Patch ( Micrnized Oestradiol )5. Estriol Sukksinat

    Estrogen alamiah tidak memicu pemebentukan renin dan factor pembekuan darah sehingga

    mengurangi terjadinya hipertensi dan tromboemboli .

    Pemberian hormone progesterone .

    Pemebrian estrogen yang lama dapat menyebabkan timbulnya kelainan seperti hyperplasia

    endomerium samapai kepada keadaan patologis endometrium , sehingga perlu diberi kombinasi

    progesterone.

    Progesteron mempunyai efek :

    1. Menghambat pembentukan reseptor estrogen2. Menginduksi terbentukya sejumlah besar enzim didalam sitoplasma, terutama estraduiol

    dehidrogenase dan estrone sulfotransferase yang berfungsi mmmmmmmmmengkonversi

    komponen estrogen yang potan ( Estradiol ) menjadi estron sulfat yang bersifar lemahdan larut dalam air

    3. Menginduksi perubahan sekretorik pada sitoplasma sel endometriumPreparat progesterone : Medroksi Progesteron Asetat, Dihidrogesteronestron, Levonorgestrel,

    Noretisterone, Linestrenol.

    Program kuratif/ rehabilatif

    Pengobatan kuratif ditujukan kepada pasien dengan keluhan klimakterium. Pada pasien yang

    menunjukan adanya osteoporosis dapat diberi anabolic steroid seperti Decadurabolin.

    Rujukan :

    1. Panduan Menopause : Edisi Pertama, Editor Ali Baziad, Biran Effandi. POGI danPERMI 1997

    2. Pengelolaan Menopause dan Andropause Menjelang Lanjut Usia: Editor Bantuk D.T;Budi Palarto; T Mirza I; Bambang W.: FK Undip dan Bada Penerbit UNdip Semarang

    1996

  • 8/8/2019 Masalah Kesehtan Pada Menopause

    10/10

    10

    3. Perimenopause Pasca Menopause; Editor Ali Baziad; Wardoyo G; Syarief D; H ZainA: Muktamar IDI XXI Yogyakarta 20-24 Oktober 1994

    4. IlmuKandungan : Editor Sarwono P. YBP 1982.