masa jabatan kepala desa bangunharjo...

63
i MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM OLEH: IIS QOMARIYAH 10340203 PEMBIMBING: 1. NURAINUN MANGUNSONG, S.H., M. Hum. 2. MISBAHUL MUJIB, S. Ag., M. Hum. PRODI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014

Upload: phungminh

Post on 15-Mar-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

i

MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR

SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM

OLEH:

IIS QOMARIYAH

10340203

PEMBIMBING:

1. NURAINUN MANGUNSONG, S.H., M. Hum. 2. MISBAHUL MUJIB, S. Ag., M. Hum.

PRODI ILMU HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014

Page 2: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

ii

ABSTRAK

Keistimewaan desa di era reformasi bertambah dengan adanya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perangkat desa. Meskipun sudah ada peraturan tentang desa masih banyak terjadi kejanggalan dalam menjalankan pemerintah di desa seperti penetapan masa jabatan yang seharusnya sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan. Kasus yang akan peneliti lakukan yaitu di Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul telah terjadi ketidak singkronan dalam menetapkan masa jabatan Kepala Desa. Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah masa jabatannya berakhir. Karena itu peneliti tertarik untuk meneliti persoalan ini dengan judul “Masa Jabatan Kepala Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul Ditinjau Dari UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa.” Adapun pokok permasalahannya adalah bagaimanakah pengaturan masa jabatan Kepala Desa ditinjau dari peraturan perundang-undangan yang berlaku dan apakah masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul telah sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Berdasarkan masalah tersebut, maka metodologi penelitian dilakukan dengan jenis penelitian lapangan (Field Research) terkait masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul ditinjau dari UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sifat penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan yuridis terkait dengan pengaturan masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo ditinjau dari peraturan perundang-undangan yang berlaku. Data-data diperoleh dari hasil observasi, wawancara, telaah pustaka, serta sumber-sumber lain yang mendukung dan berkaitan dengan objek penelitian.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dasar hukum yang digunakan Kepala Desa Bangunharjo ialah UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Dalam Pasal 96 menjelaskan “Masa jabatan Kepala Desa paling lama sepuluh tahun atau dua kali masa jabatan terhitung sejak tanggal ditetapkan.” Padahal UU tersebut dinyatakan tidak berlaku karena telah digantikan UU No. 32 Tahun 2004 jo UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintah Daerah. Masa jabatan Kepala Desa enam tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk satu kali masa jabatan berikutnya. Namun khusus kasus yang peneliti lakukan Kepala Desa Bangunharjo menjalani masa jabatan lebih dari yang diatur oleh UU tersebut. Masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo tidak sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014 karena dalam Undang-undang tersebut menyatakan bahwa Kepala Desa memegang jabatan selama 6 tahun. Kemudian dapat menjabat paling banyak tiga kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara berturut-turut. Pada dasarnya peraturan yang paling baru melumpuhkan/membatalkan peraturan yang lama (Lex posteriori derogat legi priori), jadi peraturan yang telah diganti dengan peraturan yang baru, secara otomatis peraturan yang lama tidak berlaku lagi.

Page 3: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 4: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 5: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 6: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 7: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

vii

MOTTO

Kesuksesan berawal dari kemauan yang kuat !!!

Impian tidak akan pernah terwujud dengan sendirinya

kita harus segera bangun dan berupaya untuk

mewujudkannya.

Jika kita takut terjatuh dari sepeda, kita tidak akan

pernah bisa maju.

(Lance Amstrong)

Janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula

kamu bersedih hati padahal kamulah yang paling

tinggi derajatnya. Jika kamu orang-orang yang

beriman.

(QS. Ali Imran: 139)

Kelemahan manusia adalah seringkali berbuat salah

dan kelebihan manusia ia bisa belajar dari

kesalahannya

Page 8: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk Ayahanda dan Ibunda Tercinta yang selalu

memberi dukungan moril maupun materiil dan do’a

mereka senantiasa mengiringi setiap langkah dalam

hidupku.

Untuk Adekku yang selalu kusayangi dan selalu

kurindukan.

Untuk seseorang yang setia mendampingiku dalam

keadaan susah dan senang.

Untuk seluruh keluargaku.

Untuk Almamater kebanggaanku.

Untuk seluruh Dosen dan Guru-Guru yang sudah

memberikan Ilmunya.

Untuk semua Sahabat Ilmu Hukum 2010.

Untuk semua sahabat PMII Ashram Bangsa.

Untuk Teman-Teman kost yang selalu menyemangatiku

dan berusaha untuk membuatku tersenyum.

Page 9: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

ix

KATA PENGANTAR

��� ا ا���� ا�����

ا��� رب ا�%$���، أ��� أن � إ�� إ� ا و��� � ��! �� و أ��� أّن ��ّ�ا ���� و ر���� � ��ّ�

�%��، ا�,�ّ� (ّ- و �ّ,� �,+ �ّ���$ ��ّ� و �,+ *�� و (��� أ)%��، أّ�$ �%�.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya, shalawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW yang

telah mengajarkan ketakwaan dan kesabaran dalam menempuh hidup sehingga

penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Masa Jabatan Kepala

Desa Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.” Skripsi

ini ditulis guna mencapai gelar sarjana Ilmu Hukum pada Fakultas Syari’ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dengan selesainya skripsi ini penyusun sangat menyadari bahwa tanpa

bantuan dan dukungan dalam berbagai pihak tidak dapat membuahkan hasil yang

maksimal. Sebab itu pada kesempatan ini sudah selayaknya perkenankan

penyusun untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D.selaku dekan

Fakultas Sya’riah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Udiyo Basuki, S.H., M.Hum. selaku Ketua Program Studi Ilmu

Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum.

Page 10: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

x

4. Bapak Ach. Tahir, S.H.I., LL.M., M.A. selaku Sekretaris Program

Studi Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri SunanKalijaga Yogyakarta.

5. Bapak Faisal Luqman Hakim, S.H., M.Hum. selaku Dosen

Pembimbing Akademik.

6. Ibu Nurainun Mangunsong, S.H., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing

Skripsi pertama yang dengan kesabarannya meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Misbahul Mujib, S.Ag., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing

Skripsi kedua yang dengan kesabarannya meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan, pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Staf Pengajar/Dosen yang telah tulus ikhlas

membekali dan membimbing penyusun untuk memperoleh ilmu yang

bermanfaat sehingga penyusun dapat menyelesaikan studi di Program

Studi Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

9. Semua teman-temanku seperjuangan Ilmu Hukum angkatan 2010,

khususnya teruntuk IH-D, dan sahabat-sahabatku Dyah, Ismi, Ina,

Devi, Resti dan teman-temanku lainnya yang aku banggakan yang

selalu memberi semangat, motivasi, kegembiraan serta kenangan

terindah.

Page 11: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 12: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... iii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ............................................................ iv

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii

KATA PENGANTAR ................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 9

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 10

E. Telaah Pustaka ..................................................................................... 10

F. KerangkaTeoritik ................................................................................. 15

G. Metode Penelitian................................................................................. 25

H. Sistematika Pembahasan ...................................................................... 28

BAB II TINJAUAN TEORITIK JABATAN DALAM KONTEKS NEGARA

HUKUM .......................................................................................................... 30

A. Perkembangan Negara Hukum di Indonesia ........................................ 30

B. Ketentuan Umum Tentang Pemerintah Daerah ................................... 38

C. Pengertian, Kedudukan dan Fungsi Jabatan ........................................ 47

BAB III TINJAUAN UMUM STRUKTUR PEMERINTAHAN DESA

BANGUNHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL ... 70

A. Sekilas Tentang Desa Bangunharjo ..................................................... 70

B. Kondisi Geografis Desa Bangunharjo .................................................. 73

C. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Aparatur Desa ........................ 92

Page 13: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

xiii

D. Tata Pemerintahan Desa Bangunharjo ................................................. 104

E. Pengisian Jabatan Kepala Desa Bangunharjo ...................................... 106

BAB IV ANALISIS MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO

KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL ................................... 109

A. Pengaturan Masa Jabatan Kepala Desa Bangunharjo Ditinjau Dari

Peraturan Perundang-undangan ........................................................... 109

B. AnalisisMasa Jabatan Kepala Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon

Kabupaten Bantul Menurut UU No. 6 Tahun 2014 ............................. 121

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 128

A. Kesimpulan .......................................................................................... 128

B. Saran ..................................................................................................... 129

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 132

LAMPIRAN

Page 14: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemikiran atau konsepsi manusia merupakan anak zaman yang lahir

dan berkembang dalam situasi kesejarahan dengan berbagai pengaruhnya.

Pemikiran atau konsepsi manusia tentang Negara Hukum juga lahir dan

berkembang dalam situasi kesejarahan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Plato, ketika mengintroduksi konsep Nomoi, bahwa penyelenggara negara

yang baik ialah berdasarkan pada pengaturan hukum yang baik.1

Pasal 1 ayat (3) Tahun 1945 Undang-undang Dasar Negara Republik

Indonesia menyebutkan, bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum.”

Negara hukum dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi hukum

untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan yang

tidak dipertanggungjawabkan.2

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan Negara Hukum ialah

negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga

negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi terciptanya kebahagiaan hidup

untuk warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada keadilan itu perlu

diajarkan rasa susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang

baik. Demikian pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada jika

1Tahir Azhary dalam Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), hlm. 2.

2Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (Sesuai dengan Urutan Bab, Pasal dan Ayat), (Jakarta: Sekertaris Jendral MPR RI, 2010), hlm. 46.

Page 15: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

2

peraturan hukum itu mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup antar warga

negaranya.3

Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, negara Indonesia adalah

bentuk negara kesatuan. Pemerintah di daerah merupakan bagian dari

penyelenggara pemerintahan pusat. Presiden sebagai penyelenggara

pemerintahan tertinggi dalam Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 mempunyai

kewajiban untuk melaksanakan kewajiban pemerintahan untuk menuju tujuan

negara Indonesia yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alinea IV.

Karena tugas dan kewajiban presiden sangat banyak, maka memerlukan

bantuan dari pemerintah daerah, sebagai konsekuensi bentuk negara kesatuan

adanya pembagian wilayah Republik Indonesia menjadi daerah besar

(provinsi) dan daerah kecil (kabupaten/kota) seperti Pasal 18 UUD 1945.

Penyelenggaraan pemerintah di daerah adalah penyelenggaraan

pemerintah di pusat, sehingga apapun yang terjadi di daerah akan

mempengaruhi jalannya pemerintahan di pusat begitu pula sebaliknya apapun

yang terjadi di pusat akan berdampak di daerah. Oleh karena itu hubungan

antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah tidak akan dapat terputus.

Meskipun di daerah Kabupaten dan Kota menggunakan asas desentralisasi

tidak menggunakan asas dekonsentrasi. Hubungan pemerintah pusat dan

pemerintah daerah bagaikan orang tua dengan anaknya yang selalu akan

terjalin meskipun kadang–kadang terjadi konflik dalam hubungan tersebut.

Selama bentuk negara Indonesia masih berbentuk kesatuan, maka hubungan-

3Moh. Kusnardi dkk, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: Sinar Bakti, 1988),

hlm. 153.

Page 16: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

3

hubungan tersebut masih terus ada. Pemerintah pusat menjalankan

kewenangannya berdasarkan amanat konstitusi UUD 1945, sedangkan

pemerintah daerah ada dan mempunyai kewenangan menjalankan

pemerintahan di daerahnya karena diberikan berdasarkan Undang-Undang.4

Di bawah pemerintah daerah masih ada pemerintahan lagi yaitu

pemerintahan desa. Pemerintahan desa diatur dalam Undang-undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 sebagai

pengganti Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Desa.

Desa adalah salah satu bentuk dari kehidupan bersama, tinggal

bersama-sama yang hampir semuanya saling mengenal dan kebanyakan dari

mereka hidup dari pertanian, perkebunan dan lain-lain. Usaha-usaha

masyarakat desa masih dipengaruhi oleh kehendak hukum alam. Terdapat

banyak ikatan kekeluargaan yang baik dalam masyarakat desa, kekuatan pada

tradisi dan kaidah-kaidah sosial hasil kesepakatan bersama serta

keagamaannya pun masih cukup kuat.5

Menurut Kleintjes “desa dibiarkan mempunyai wewenang untuk

mengurus rumah tangganya menurut kehendaknya, di bidang kepolisian

maupun pengaturan tetapi dalam penyelenggaraannya desa tidaklah bebas

sepenuhnya. Desa diberi otonomi dengan memperhatikan peraturan yang

4Septi Nur Wijayanti dkk, Hukum Tata Negara Teori & Prakteknya Di Indonesia

(Yogyakarta: Fakultas Hukum UMY & Devisi Publikasi Penerbitan LP3M UMY, 2009), hlm. 157-158.

5Hariadi B. Setiawan, Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995), hlm. 51.

Page 17: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

4

dibuat oleh Gubernur Jendral, Kepala wilayah atau pemerintah dari kesatuan

masyarakat yang berdiri sendiri, yang ditunjuk dengan ordonasi.” Kata-kata

Kleintjes merupakan bukti bahwa desa telah ada, telah berjalan baik, dengan

organisasi pemerintahan yang berwibawa, mempunyai otonomi dan

mempraktekkan demokrasi jauh sebelum kedatangan orang Belanda di

Indonesia. Rapat desa yang berfungsi sebagai badan Legislatif memiliki

kekuasaan tertinggi dan Kepala Desa yang dipilih adalah ciri dari demokrasi di

desa.6

Kepala Desa adalah penguasa tunggal dalam pemerintahan desa

bersama-sama dengan pembantunya merupakan pamong desa. Ia adalah

pelaksana dan penyelenggara urusan rumah tangga desa dan di samping itu ia

juga menyelenggarakan urusan-urusan pemerintah. Meskipun demikian di

dalam melaksanakan tugasnya ia mempunyai batas-batas tertentu, ia tidak

dapat menuruti keinginannya sendiri. Dalam membuat peraturan desa, Kepala

Desa harus meminta pendapat BPD atau masyarakat dalam rapat desa,

khususnya mengenai urusan yang menyangkut desa, urusan yang sangat

penting. Kepala Desa wajib berunding dengan rakyat yang berhak memilih

Kepala Desa dan orang yang dipandang sesepuh dan yang menurut adat

dipandang terkemuka.7

Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 204, masa jabatan Kepala Desa

adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 kali masa

6Bayu Suryaningkrat, Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 1992), hlm. 79. 7Ibid, hlm. 81.

Page 18: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

5

jabatan berikutnya. Dalam Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005

tentang Desa menyebutkan bahwa setelah masa jabatannya berakhir, maka

Kepala Desa dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama untuk paling

banyak 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya. Secara praktis itu berarti

seseorang dapat menjadi Kepala Desa paling banyak dua kali. Perhitungan

berakhirnya masa jabatan Kepala Desa adalah “tanggal pelantikan” yang

disebutkan dalam surat keputusan. Jadi bukan didasarkan pada tanggal surat

keputusan. Bukan pula didasarkan pada tanggal pemilihan atau tanggal

penetapan.

Apabila masa jabatan Kepala Desa berakhir, maka dilakukan pemilihan

Kepala Desa sesuai mekanisme yang berlaku. Mekanisme itu dapat diurutkan

sebagai berikut: 8

1. Enam bulan sebelum masa jabatan berakhir, BPD, sesuai amanat Pasal 43

PP No. 72 Tahun 2005, menyurat secara resmi kepada Kepala Desa

tentang berakhirnya masa jabatan Kepala Desa.

2. Dalam waktu paling lama 4 (empat) bulan sebelum berakhirnya masa

jabatan Kepala Desa, BPD melakukan proses pemilihan Kepala Desa.

3. Guna melaksanakan pemilihan Kepala Desa, BPD membentuk panitia

pemilihan Kepala Desa. Panitia dimaksud beranggotakan unsur perangkat

desa, pengurus lembaga kemasyarakat dan tokoh masyarakat.

4. Panitia bekerja sesuai tahapan pemilihan yaitu “tahapan pencalonan” dan

“tahapan pemilihan.”

8 Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.

Page 19: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

6

5. Dalam tahapan pencalonan dilakukan (a) penjaringan dan penyaringan

calon, (b) penetapan calon.

6. Tahap pertama dari pemilihan adalah pengumuman nama calon kepada

seluruh masyarakat desa dilanjutkan dengan kampanye calon.

7. Tahap berikutnya adalah tahap pencoblosan atau pemilihan.

8. Calon yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai pemenang.

Dalam pemilihan Kepala Desa tidak dikenal prinsip persentase suara

sebagai cermin legitimasi seorang calon. Pemenang adalah dia yang

memperoleh suara terbanyak.

9. Setelah perhitungan suara selesai, panitia pemilihan menetapkan

keputusan panitia tentang pemenang pemilihan disertai lampiran hasil

perhitungan suara.

10. Panitia melaporkan hasil pemilihan kepada BPD.

11. BPD menyampaikan hasil pemilihan kepada Camat untuk diteruskan

kepada Bupati. Hasil dimaksud disampaikan dalam bentuk keputusan

BPD.

12. Camat, setelah menerima keputusan BPD melanjutkannya kepada

Bupati/Walikota.

13. Bupati/Walikota, sesuai ketentuan Pasal 50 Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 2005, menerbitkan keputusan tentang pengesahan pengangkatan

Kepala Desa terpilih. Batas waktu paling lama bagi dikeluarkannya surat

keputusan dimaksud adalah 15 (lima belas) hari setelah hasil pemilihan

diterima.

Page 20: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

7

14. Setelah diterbitkan keputusan pengesahan, paling lama 15 (lima belas) hari

kemudian, Bupati/Walikota wajib melantik Kepala Desa terpilih. Dengan

demikian waktu terlama seorang Kepala Desa terpilih dilantik adalah 30

(tiga puluh) hari atau 1 (satu) bulan.

Konsep desa saat ini dimaknai sebagai kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas wilayah dan berwenang untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia.9

Keistimewaan desa di era reformasi bertambah dengan adanya

kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perangkat desa seperti

Pemerintah Desa, Sekretaris Desa, dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD).

Penambahan lainnya adalah disediakannya Dana Alokasi Umum Desa,

Alokasi Dana Desa, Badan Usaha Milik Desa, serta kewenangan untuk

merumuskan Peraturan Desa. Pemilihan langsung Kepala Desa sebagai bentuk

implementasi dari sistem demokrasi yang dianut oleh negara ini, yang secara

tidak langsung berakibat pada munculnya elit-elit atau penguasa baru di

pedesaan. Dinamika pemerintahan pada saat ini dapat dilihat bahwa sebagian

besar kebijakan pemerintah justru membunuh mesin perekonomian lokal

seperti kebijakan impor besar yang malah merugikan petani lokal,

pengambilan keputusan ataupun kebijakan yang akan dilaksanakan oleh

pemerintah pusat, pemerintah daerah hingga ke Pemerintah Desa sering kali

mengabaikan kepentingan masyarakat. Padahal gagasan demokrasi kerakyatan

9Lihat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

Page 21: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

8

yang menguat dalam transformasi struktur dan kultur pemerintahan ke arah

yang lebih demokratis menghendaki peran masyarakat dalam proses

perencanaan, formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan publik. Dalam

pengertian ini bahwa kebijakan pemerintah harus dibawa dalam forum publik

untuk digagas bersama, dilaksanakan bersama dan dievaluasi bersama.10

Meskipun sudah ada peraturan tentang desa masih banyak terjadi

kejanggalan dalam menjalankan pemerintah di desa seperti penetapan masa

jabatan yang seharusnya sesuai dengan undang-undang yang telah ditetapkan.

Karena itu harus ada suatu keseimbangan kekuasaan agar masing-masing

kekuasaan tidak cenderung terlalu kuat sehingga menimbulkan tirani. Tidak

lupa adanya suatu pengawasan pemerintahan yang satu terhadap yang lain agar

suatu pemegang kekuasaan tidak berbuat sebebas-bebasnya yang dapat

menimbulkan kesewenang-wenangan. Dalam hal ini, agar terjadi suatu

keseimbangan tidak hanya satu cabang pemerintahan dapat mengecek cabang

pemerintahan lainnya, tetapi harus saling melakukan pengecekan satu sama

lain. Untuk itulah dalam suatu pemerintahan diperlukan suatu sistem saling

mengawasi secara seimbang atau disebut dengan sistem checks and

balances.11

Seperti terjadinya kasus yang peneliti lakukan yaitu di Desa

Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul telah terjadinya ketidak

singkronan dalam menetapkan masa jabatan Kepala Desa yang seharusnya

10Willy R. Tjandra. Praktis Good Governance, (Yogyakarta: Pondok Edukasi, 2006),

hlm. 57. 11 Munir Fuady, Teori Negara Modern (Rechtstaat), (Bandung: PT Refika Aditama,

2009), hlm. 124.

Page 22: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

9

dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah masa

jabatannya berakhir. Namun di Desa Bangunharjo sudah 10 tahun masa

jabatan yang seharusnya dua kali pemilihan Kepala Desa namun pada

praktiknya di Desa Bangunharjo hanya sekali saja padahal secara teoritik

negara hukum dibatasi sesuai dengan UU No. 12 Tahun 2008 sebagai

pengganti UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, PP No. 72

Tahun 2005 tentang Desa dan peraturan yang terbaru yaitu UU No. 6 Tahun

2014 tentang Desa. Karena itu peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan

ini dengan judul “Masa Jabatan Kepala Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon

Kabupaten Bantul Ditinjau Dari UU No. 6 Tahun 2014.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

beberapa pokok permasalahan penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah pengaturan masa jabatan Kepala Desa ditinjau dari

peraturan perundang-undangan yang berlaku ?

2. Apakah masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon

Kabupaten Bantul telah sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan ditempuh dalam melakukan penelitian ini

adalah:

Page 23: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

10

1. Untuk mengetahui pengaturan masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo

ditinjau dari peraturan perundang-undangan.

2. Untuk mengetahui apakah masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo

Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul telah sesuai menurut UU No. 6

Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penulisan penelitian ini adalah:

1. Secara teoritis

Adapun penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pemerintah

desa serta menambah wacana dan wawasan sehingga bisa dijadikan

bahan tambahan bagi penelitian selanjutnya.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pembaca

tentang pentingnya peraturan perundang-undangan yang berlaku

mengenai masa jabatan Kepala Desa. Dan dapat memberi kebijakan dan

pengawasan terhadap pemerintahan Desa sehingga pelaksanaan

pemerintahan bisa berjalan dengan baik.

E. Telaah Pustaka

Pada tahap ini penulis telah menyadari sudah sedemikian banyak

penelitian yang dilakukan di luar sana terkait objek ini yaitu tentang penetapan

masa jabatan Kepala Desa atau premis lain yang hampir sama. Di dalam

Page 24: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

11

proses penelusuran referensi yang dilakukan setidaknya ada beberapa referensi

yang dapat disandingkan pada kesempatan kali ini sebagai bukti orisinilitas

penelitian ini.

Karya ilmiah yang pertama ditulis oleh Mohammad Arsad Rahawarin

yang berjudul “Gaya Kepemimpinan dan Partisipasi Masyarakat”12 yang

merupakan sebuah studi tentang pembangunan desa. Penelitian ini fokus pada

kajian tentang peran partisipasi masyarakat bagi pembangunan desa di mana

menurutnya partisipasi masyarakat menjadi salah satu tujuan pembangunan itu

sendiri. Pada penelitian ini, Arsad mencoba untuk membuktikan bahwa gaya

kepemimpinan memiliki hubungan yang sangat erat dengan partisipasi

masyarakat dalam pembangunan desa. Sedangkan penelitian yang peneliti

lakukan yaitu mengenai pengaturan masa jabatan Kepala Desa ditinjau dari

peraturan perundang-undang yang berlaku apakah telah sesuai dengan UU No.

6 Tahun 2014 tentang Desa.

Penelitian ke dua yang dilakukan oleh Sartono Kartodirdjo tahun 1992

dengan judul “Pesta Demokrasi di Pedesaan (Studi Kasus Pemilihan Kepala

Desa di Jawa Tengah dan DIY).”13 Perbedaan penelitian ini dengan penilitian

yang peneliti lakukan adalah terletak pada tema penelitiannya. Jika penelitian

ini lebih menitik beratkan temanya pada dinamika pemilihan Kepala Desa

secara umum, maka penelitian yang peneliti lakukan lebih terbatas dan khusus

yaitu dalam penetapan masa jabatan Kepala Desa ditinjau dari peraturan

12Mohammad Arsad Rahawarin, “Gaya Kepemimpinan dan Partisipasi Masyarakat,”

Tesis, Fakultas Pasca Sarjana UGM, Yogyakarta, (1991). 13Sartono Kartodirdjo,(ed.), Pesta Demokrasi di Pedesaan: Studi Kasus Pemilihan

Kepala Desa di Jawa Tengah dan DIY, (Yogyakarta: Aditya Media, 1992).

Page 25: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

12

perundang-undangan yang berlaku apakah sudah sesuai dengan UU No. 6

Tahun 2014 tentang Desa.

Penelitian yang ke tiga yaitu yang dilakukan oleh Riska Nurita. Tahun

2007 dengan judul “Pemilihan Kepala Desa di Desa Girikerto Kec. Turi Kab.

Sleman Yogyakarta Tahun 1989.”14 Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang peneliti lakukan yaitu terletak pada temanya. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui aktivitas warga desa, organisasi-organisasi desa

yang terkait dan elemen-elemen yang ada di desa Girikerto pada waktu

diadakannya pemilihan Kepala Desa pada tahun 1989. Sedangkan penelitian

yang peneliti lakukan yaitu pengaturan masa jabatan yang ditinjau dari

peraturan perundang-undangan yang berlaku apakah sudah sesuai dengan UU

No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Penelitian ke empat, Tatik Rohmawati, tahun 2004 dengan judul

“Dinamika Politik Pedesaan Dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus di

Desa Masin Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah).”15 Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu, kalau penelitian

ini terfokus pada dinamika politik pedesaan dalam pemilihan Kepala Desa

dengan pokok permasalahannya untuk menjawab siapa saja yang terlibat

dalam pemilihan Kepala Desa Masin, bagaimana hubungan/relasi dari aktor-

14Riska Nurita, “Pemilihan Kepala Desa di Desa Girikerto Kecamatan Turi Kabupaten

Sleman Yogyakarta Tahun 1989,” Skripsi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta, (2007).

15Tatik Rohmawati, “Dinamika Politik Pedesaan Dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus di Desa Masin Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah,” Skripsi, Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) Bandung, (2004).

Page 26: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

13

aktor yang terlibat dalam pemilihan Kepala Desa Masin dan bagaimana

dinamika pemilihan Kepala Desa Masin ditinjau dari konflik dan kompetisi

yang berlangsung selama pemilihan Kepala Desa Masin. Sedangkan penelitian

yang peneliti lakukan terfokus pada penetapan masa jabatan terhadap Kepala

Desa ditinjau dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Penelitian ke lima, Sucipto dengan judul “Konflik Politik Dalam

Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus di Desa Giring Kecamatan Manding

Kabupaten Sumenep).”16 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang

peneliti lakukan yaitu, penelitian ini terfokus pada konflik dan jenis konflik

yang terjadi pada saat pemilihan Kepala Desa di Desa Giring Kabupaten

Sumenep. Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan tidak hanya terbatas

pada konflik yang terjadi melainkan dengan pengisian masa jabatan Kepala

Desa di Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

Penelitian ke enam, Ponarian dengan judul “Aktor dan Strategi Politik

Dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Tentang Pemilihan Kepala Desa

Hargowilis Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY Tahun

2008).”17 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan

yaitu, penelitian ini lebih terfokus pada tema aktor atau elit yang bermain pada

pemilihan Kepala Desa di Desa Hargowilis, serta bagaimana strategi politik

16Sucipto, “Konflik Politik Dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Kasus di Desa

Giring Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep),” Skripsi, Jurusan Ilmu Pemerintahan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), (2009).

17Ponarian, “ Aktor dan Strategi Politik Dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi Tentang Pemilihan Kepala Desa Hargowilis Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY Tahun 2008),” Tesis, Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, (2008).

Page 27: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

14

dari calon Kepala Desa yang menang dan terpilih. Sedangkan penelitian yang

peneliti lakukan tidak terbatas hanya pada saat pemilihan Kepala Desa namun

bagaimana pengisian masa jabatan terhadap Kepala Desa.

Penelitian ke tujuh, Happy Son Laksana dengan judul “Konflik Sosial

Antar Masyarakat Pasca Pemilihan Kepala Desa (Studi di Desa Pogalan

Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek).”18 Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu penelitian ini terfokus pada

permasalahan konflik yang terjadi meliputi bentuk-bentuk konflik, faktor-

faktor penyebab konflik dan upaya penyelesaian dari konflik tersebut pada

saat pemilihan Kepala Desa di Desa Pogalan Kabupaten Trenggalek.

Sedangkan penelitian yang peneliti lakukan tidak pada konflik melainkan

penetapan masa jabatan terhadap Kepala Desa.

Penelitian ke delapan, Rafiah Rusyida dengan judul “Studi Terhadap

Syarat-syarat Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa Banjararum

Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa

Yogyakarta.”19 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti

lakukan yaitu penelitian ini meneliti apa saja syarat-syarat dalam

pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa menurut Peraturan Daerah

Kabupaten Kulonprogo No. 6 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemilihan,

18Happy Son Laksana, “Konflik Sosial Antar Masyarakat Pasca Pemilihan Kepala

Desa (Studi di Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten Trenggalek),” Skripsi, Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), (2008).

19 Rafiah Rusyda, “Studi Terhadap Syarat-syarat Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta,” Skripsi, Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, (2013).

Page 28: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

15

Pencalonan, Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa serta

kendala dalam pelaksanaanya di Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang

Kabupaten Kulonprogo sedangkan penelitian yang peneliti lakukan yaitu

bagaimana pengisian mengenai masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo

Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul menurut peraturan perundang-undangan

yang berlaku apakah sudah sesuai dengan Undang-undang No. 6 Tahun 2014.

F. Kerangka Teoritik

Di dalam penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan beberapa

teori yaitu sebagai berikut:

1. Teori Negara Hukum

Teori yang telah kita ketahui bersama bahwa Negara Indonesia

adalah Negara Hukum.20 Sebagaimana yang dikemukaan oleh Aristoteles,

bahwa ada tiga unsur pemerintah yang berkonstitusi; pertama,

pemerintahan dilaksanakan untuk kepentingan umum. Kedua,

pemerintahan dilaksanakan menurut hukum yang berdasarkan ketentuan-

ketentuan umum, bukan hukum yang dibuat secara sewenang-wenang

yang menyampingkan konvensi dan konstitusi. Ketiga, pemerintah

berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat,

berkonstitusi berarti pemerintah yang dilaksanakan atas kehendak rakyat,

bukan berupa paksaan atau tekanan seperti dilaksanakan pemerintahan

despotis. Pemikiran Aristoteles ini jelas sekali merupakan cita negara

20Pasal 1 ayat (3) UUD NRI Tahun 1945 Amandemen Ketiga.

Page 29: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

16

hukum yang dikenal sekarang, karena ketiga unsur yang dikemukakan

oleh Aristoteles tersebut dapat ditemukan di semua negara hukum.21

2. Teori Administrasi

Mengingat negara merupakan organisasi kekuasaan

(machtenorganisatie), maka pada akhirnya Hukum Administrasi Negara

akan muncul sebagai instrumen untuk mengawasi penggunaan kekuasaan

pemerintahan.22 Dengan demikian, keberadaan HAN itu muncul karena

adanya penyelenggaraan kekuasaan negara dan pemerintahan dalam suatu

negara hukum, yang menuntut dan menghendaki penyelenggaraan tugas-

tugas kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan berdasarkan atas

hukum. Menurut Philipus M. Hadjon, ukuran atau indikasi negara hukum

adalah berfungsinya HAN, sebaliknya suatu negara bukanlah negara

hukum in realita apabila HAN tidak berfungsi.23 Kepala Desa beserta

pemerintahan desa juga perlu adanya pengawasan karena pemerintahan

desa termasuk dalam kekuasaan negara.

Administrasi berasal dari bahasa Latin “administrare” yang berarti

to manage. Derevasinya antara lain menjadi “administratio” yang berarti

besturing atau pemerintahan.24 Dalam KBBI, administrasi diartikan

sebagai;

21Firdaus, “Politik Hukum di Indonesia Kajian dari Sudut Padang Negara

Hukum,” Jurnal Hukum, Vol. 12 No. 10, (Sepetember 2005), hlm. 48. 22Foulkes dalam Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2006), hlm. 21. 23Ibid, hlm. 108. 24 Ridwan HR, Hukum Administrasi..., hlm. 28.

Page 30: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

17

a. Usaha dan kegiatan meliputi penetapan tujuan serta penetapan cara-

cara penyelenggaraan pembinaan organisasi,

b. Usaha dan kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan

kebijaksanaan serta mencapai tujuan,

c. Kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan,

d. Kegiatan kantor dan tata usaha.25

3. Teori Jabatan

Sesuai dengan keberadaan negara yang menganut konsep welfare

state, ruang lingkup kegiatan administrasi negara atau pemerintahan itu

sangat luas dan beragam. Keleluasaan dan keragaman kegiatan

administrasi negara ini seiring sejalan dengan dinamika perkembangan

masyarakat yang menuntut pengaturan dan keterlibatan administrasi

negara. Karena itu jabatan-jabatan pemerintahan selaku penyelenggara

kegiatan pemerintahan dan kemasyarakatan juga banyak dan beragam,

bahkan dalam praktik (sebagaimana akan ternyata dalam pembahasan

tentang tindakan hukum pemerintahan) pelaksanaan tugas-tugas

pemerintahan tidak semata-mata dijalankan oleh jabatan pemerintahan

yang telah dikenal secara konvensional seperti instansi-instansi

pemerintah, tetapi juga oleh badan-badan swasta. Dalam hal ini, Philipus

M. Hadjon mengatakan sebagai berikut,

“Wewenang hukum publik hanya dapat dimiliki oleh penguasa.

Dalam ajaran ini terkandung bahwa setiap orang atau setiap badan

25Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), Edisi Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), hlm. 8.

Page 31: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

18

yang memiliki hukum publik harus dimasukkan dalam golongan

penguasa sesuai dengan definisinya. Ini berarti bahwa setiap orang

atau badan yang memiliki wewenang hukum publik tidak termasuk

dalam daftar nama badan-badan pemerintahan umum seperti

disebutkan dalam UUD (pembuat Undang-undang, pemerintah,

menteri, badan-badan provinsi dan kotapraja) harus dimasukkan

dalam desentralisasi (fungsional). Bentuk organisasi yang bersifat

yuridis tidak menjadi soal. Badan yang bersangkutan dapat

berbentuk suatu badan yang didirikan oleh undang-undang tetapi

dapat juga badan pemerintahan dari yayasan/lembaga yang bersifat

hukum perdata yang memiliki wewenang hukum publik.”26

Kepala Desa sebagai jabatan dari instansi pemerintahan maka harus

menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perbandingan

masa jabatan Kepala Desa menurut peraturan perundang-undangan yang

berlaku sebagai berikut:

Peraturan Perundang-

undangan

Keterangan

1. UU No. 5 Tahun

1979 tentang

Pemerintah Desa

Pasal 7 menjelaskan “Masa jabatan Kepala

Desa 8 (delapan) tahun terhitung sejak tanggal

pelantikan dan dapat diangkat kembali untuk 1

(satu) kali masa jabatan berikutnya.”

2. UU No. 12 Tahun

1999 tentang

Pemerintah Daerah

Pasal 96 menjelaskan “Masa jabatan Kepala

Desa paling lama sepuluh tahun atau dua kali

masa jabatan terhitung sejak tanggal

ditetapkan.”

3. UU No. 32 Tahun Pasal 204 menjelaskan “Masa jabatan Kepala

26Ibid, hlm. 70.

Page 32: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

19

2004 tentang

Pemerintah Daerah

Desa adalah enam tahun dan dapat dipilih

kembali hanya untuk satu kali masa jabatan

berikutnya.”

4. PP No. 72 Tahun

2005 tentang Desa

Pasal 52 menjelaskan “Masa jabatan Kepala

Desa enam tahun terhitung sejak tanggal

pelantikan dan dapat dipilih kembali hanya

untuk satu kali masa jabatan berikutnya.”

5. UU No. 12 Tahun

2008 tentang

perubahan atas UU

No. 32 Tahun 2004

tentang Pemerintah

Daerah

Tidak ada perubahan pada Pasal 204, yang

menjelaskan “Masa jabatan Kepala Desa

adalah enam tahun dan dapat dipilih kembali

hanya untuk satu kali masa jabatan

berikutnya.”

6. UU No. 6 Tahun

2014 tentang Desa

Pasal 39 menejalaskan “Kepala Desa

memegang jabatan selama enam tahun

terhitung sejak tanggal pelantikan. Kepala

Desa dapat menjabat paling banyak tiga kali

masa jabatan secara berturut-turut atau tidak

secara berturut-turut.”

4. Teori Pertanggung Jawaban

Berasal dari kata tanggung jawab, yang berarti keadaan wajib

menanggung segala sesuatunya (kalau ada sesuatu hal, boleh dituntut,

dipersalahkan, diperkarakan, dan sebagainya).27 Dalam kamus hukum ada

27WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1976), hlm. 1014.

Page 33: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

20

dua istilah yang menunjuk pada pertanggungjawaban yakni liability dan

responsibility. Dalam pengertian dan penggunaan secara praktis, istilah

liability menunjuk pada pertanggungjawaban hukum yaitu tanggung gugat

akibat kesalahan yang dilakukan oleh subjek hukum, sedangkan istilah

responsibility menunjuk pada pertanggungjawaban politik.28

Alasan teoritik pertanggungjawaban pemerintah, pemerintah adalah

subjek hukum, sebagai pendukung hak dan kewajiban hukum, dengan dua

kedudukan hukum yaitu sebagai wakil dari badan hukum dan wakil dari

jabatan pemerintahan. Sebagai subjek hukum, pemerintah dapat

melakukan perbuatan hukum, yakni perbuatan yang ada relevansinya

dengan hukum atau dengan perbuatan yang dapat menimbulkan akibat-

akibat hukum. Dalam menyelenggarakan kenegaraan dan pemerintahan,

pertanggungjawaban itu melekat pada jabatan, yang secara yuridis dilekati

dengan kewenangan. Dalam perspektif hukum, adanya kewenangan inilah

yang memunculkan adanya pertanggungjawaban, sejalan dengan prinsip

“pemberian wewenang tertentu untuk melakukan tindakan hukum

tertentu,” menimbulkan pertanggungjawaban atas penggunaan wewenang

tersebut.29

Sesuai dengan dikeluarkannya UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

sebagai landasan dan pedoman pelaksanaan pemilihan Kepala Desa dan

penetapan masa jabatan secara langsung seperti yang diamanatkan PP No.

72 Tahun 2005 tentang Desa. Pemerintahan desa yang dipimpin oleh

28 Ridwan HR, Hukum Administrasi..., hlm. 250. 29Ibid, hlm. 251-253.

Page 34: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

21

seorang Kepala Desa dan Sekretaris Desa yang dipilih melalui proses

pemilihan Kepala Desa diatur jelas dalam aturan perundang-undangan

yakni Pasal 39 UU No. 6 Tahun 2014 dan diatur juga UU No. 12 Tahun

2008 sebagai pengganti UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Desa.

5. Teori Perundang-undangan (Gesetzgebungstheorie)

Istilah peraturan perundangan dipakai dalam Ketetapan MPRS No.

XX/MPRS/1996 tentang Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia dan

Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan. Adapun istilah yang

dipergunakan dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber

Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan, sebagaimana

nama dari Ketetapan MPR tersebut adalah peraturan perundang-undangan.

Istilah peraturan perundang-undangan juga dipakai di dalam UU No. 10

Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.30

Istilah perundang-undangan dan peraturan perundang-undangan

berasal dari kata undang-undang, yang merujuk kepada jenis atau bentuk

peraturan yang dibuat oleh negara. Dalam literatur Belanda dikenal dengan

istilah “wet” yang mempunyai dua arti yaitu “wet in formele zin” dan

“wet in materiele zin” yaitu pengertian undang-undang yang didasarkan

kepada bentuk dan cara terbentuknya serta pengertian undang-undang

yang didasarkan kepada isi atau substansinya.31

30Ni’matul Huda, dkk, Teori & Pengujian Peraturan Perundang-undangan,

(Bandung: Nusa Media, 2011), hlm. 3. 31Amiroeddin Syarif, Perundang-undangan (Dasar, jenis, dan Teknik

Membuatnya), (Bandung: Rineka Cipta, 1997), hlm. 4-6.

Page 35: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

22

Menurut Jimly Asshiddiqie, pembedaan keduanya dapat dilihat

hanya dari segi penekanan atau sudut penglihatan, yaitu suatu undang-

undang yang dapat dilihat dari segi materinya atau dilihat dari segi

bentuknya, yang dapat dilihat dengan dua hal yang sama sekali terpisah.32

Menurut Solly Lubis, yang dimaksud perundang-undangan ialah

proses pembuatan peraturan negara. dengan kata lain tata cara mulai dari

perencanaan (rancangan), pembahasan, pengesahan atau penetapan dan

akhirnya pengundangan peraturan yang bersangkutan. Peraturan

perundangna-undangan berarti peraturan mengenai tata cara pembuatan

peraturan negara. peraturan yang dimaksud meliputi Undang-undang,

Peraturan Pemerintah pengganti Undang-undang, Peraturan Pemerintah,

Peraturan Daerah, Surat Keputusan dan Intruksi.33

6. Teori Otonomi Daerah

Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dikenal

beberapa asas, yaitu:

a. Asas Desentralisasi

32 Jimly Asshiddiqie, Perihal Undang-undang, (Jakarta: Konstitusi Press, 2006),

hlm. 34-35. 33 Solly Lubis, Landasan dan Teknik Perundang-undangan, (Bandung: Mandar

Maju, 1989), hlm. 1-2.

Page 36: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

23

Yaitu penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada

daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan

dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Secara teoritik desentralisasi berpangkal dari teori pemisahan atau

pembagian kekuasaan. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Moh. Mahfud

MD sebagaimana dikutip oleh Nukthoh Arfawie Kurde mengatakan:

“Adanya desentralisasi dan otonomi daerah dapat juga dipandang

sebagai bagian penting dari prinsip Negara hukum, sebab dengan

desentralisasi dan otonomi dengan sendirinya ada pembatasan kekuasaan

seperti yang dituntut di dalam Negara hukum dan penganut

konstitusionalisme”.34

b. Asas Dekonsentrasi

Yaitu pelimpahan wewenang pemerintah oleh pemerintah kepada

gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di

wilayah tertentu.

c. Asas Tugas Pembantuan

Yaitu penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari

pemerintah provinsi kepada Kabupaten/Kota dan/atau Desa serta dari

pemerintah Kabupaten/Kota kepada Desa untuk melaksanakan tugas

pembantuan. Penyelenggaraan otonomi daerah sebagaimana telah

diamanatkan secara jelas di dalam Undang-Undang Dasar 1945,

ditujukan untuk menata sistem pemerintahan dalam kerangka Negara

34 Nukthoh Arfawie Kurde, Telaah Kritis Teori Negara Hukum, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 116.

Page 37: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

24

Kesatuan Republik Indonesia. Pelaksanaannya dilakukan dengan

memberikan keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan

kewenangan pemerintahan di tingkat daerah dalam rangka melaksanakan

amanat Undang-Undang Dasar 1945 dimaksud, telah ditetapkan Undang-

Undang tentang Pemerintahan Daerah, yang dalam perjalanan sejarahnya

telah mengalami beberapa kali perubahan.35

Otonomi selalu dilihat sebagai suatu hak atau kewenangan suatu

daerah untuk mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, otonomi yang

dipergunakan adalah otonomi nyata dan bertanggungjawab yang

merupakan salah satu prinsip untuk mendukung terwujudnya sistem

penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Pasal 1 ayat (5) UU Nomor 32

Tahun 2004 sebagaimana terakhir diubah dengan UU No. 12 Tahun 2008

menyebutkan bahwa Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.36

35 Busrizalti, Hukum Pemda Otonomi Daerah dan Implikasinya, (Yogyakarta:

Total Media, 2013), hlm. 2. 36 Ibid, hlm. 5.

Page 38: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

25

G. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu,

yang mempunyai langkah-langkah sistematis.37 Dalam Penelitian ini metode

yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian lapangan (Field Research) yang menerangkan

tentang masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon

Kabupaten Bantul karena masa jabatannya.

2. Sifat Penelitian

Penelitian Penetapan masa jabatan Kepala Desa merupakan

penelitian kualitatif karena tidak menggunakan mekanisme statistika

untuk mengolah data. Pendekatan ini merupakan pendekatan untuk

mempelajari, menerangkan atau menginterpresentasikan suatu kasus

dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar.38

3. Metode Pendekatan

Berdasarkan dengan permasalahan yang dikemukakan, maka

penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis terkait dengan masa

jabatan Kepala Desa Bangunharjo. Melalui pendekatan yuridis ini telah

sesuai dengan permasalahan yang diteliti, penelitian ini merupakan

penelitian bidang ilmu hukum (legal research) dengan konsentrasi hukum

tata negara. Pendekatan masalah pada penelitian ini dilakukan secara

37Husaini Usman dkk, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2004), hlm. 42. 38 Warsito, H, Pengaturan Metedologi Penelitian, Buku Panduan Mahasiswa,

(Jakarta: Assosiasi PT Katolik (APTIK) dan Gramedia Pustaka Utama,1992), hlm. 10.

Page 39: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

26

yuridis yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara mengkaji peraturan-

peraturan perundang-undangan beserta paraturan lainnya yang relevan

dengan permasalahan yang akan diteliti.39

4. Sumber Data

Bahan Hukum Primer, yaitu buku yang menerangkan tentang desa

bukan dari hukum saja. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah buku-

buku tentang pemerintahan desa dan undang-undang tentang Pemerintahan

Desa, baik yang pernah berlaku maupun yang sedang berlaku.

Bahan Hukum Sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan

mengenai bahan hukum primer.40 Dalam penelitian ini yang digunakan

adalah buku-buku dan pendapat pakar hukum yang ada kaitannya dengan

permasalahan yang dibahas.

5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

a. Metode Wawancara

Yaitu pengumpulan data melalui keterangan lisan orang-orang

yang memang diharapkan bisa memberikan kontribusi yang berarti

bagi penelitian ini, sekaligus sebagai pelengkap data yang diperoleh

melalui observasi.41 Wawancara diperoleh secara langsung dari

39 Muh. Abdul Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, (Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2004), hlm. 101. 40Ibid, hlm. 32. 41Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2004), hlm. 64.

Page 40: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

27

narasumber ataupun responden yang terdiri dari Pemerintah Desa

seperti Kepala Desa, BPD, Pemerintah Desa, tokoh masyarakat, dan

LSM Pengawas Pemerintah Desa yang memahami kebijakan yang

berkaitan dengan evaluasi ini dengan menggunakan pedoman

wawancara sebagai pedoman agar fokus dalam penelitian yang akan

diteliti kemudian dianalisis.

b. Metode Dokumentasi

Metode pengumpulan data melalui teknik ini diarahkan untuk

melakukan pencarian dan pengambilan segala informasi yang bersifat

teks seperti data yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan,

arsip-arsip, laporan penelitian, beserta dokumen lainnya yang

berhubungan dengan penelitian.

c. Observasi

Observasi yang dimaksud adalah pengamatan secara langsung

bagaimana implikasi penetapan masa jabatan Depala Desa di Desa

Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

d. Lokasi

Penelitian dilaksanakan di Desa Bangunharjo Kecamatan

Sewon Kabupaten Bantul.

e. Analisa Data

Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, diinterprestasi dan

dideskripsikan dalam bentuk uraian untuk mendapatkan kesimpulan

sebagai jawaban dari rumusan masalah. Metode analisis data dalam hal

Page 41: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

28

ini adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola kategorisasi dan satuan uraian dasar, sehingga dapat

ditemukan dan dapat dirumuskan.42

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah membaca dan memahami arah dan tujuan

dari penelitian ini, peneliti akan terlebih dahulu memaparkan tahap-tahap

dari penelitiannya, yang mana diantaranya sebagai berikut:

Bab satu merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan

pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua membahas tentang tinjauan teoritik jabatan dalam

konteks negara hukum yang akan mengkaji perkembangan negara hukum

di Indonesia, ketentuan umum tentang pemerintah daerah, pengertian,

kedudukan dan fungsi jabatan.

Bab ketiga berisi tentang tinjauan umum struktur pemerintahan

Desa Bangunharjo Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

Bab ke empat analisis masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo

Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul dengan tahapan analisis atau lingkup

materi sebagai berikut: Tinjauan masa jabatan Kepala Desa menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku dan analisis jabatan Kepala

Desa Bangunharjo ditinjau dari UU No. 6 Tahun 2014.

42Lexy J, Metedologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

2005), hlm. 103.

Page 42: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

29

Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan

saran dari hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya.

Page 43: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

128

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan-pembahasan sebelumnya maka secara

keseluruhan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemerintahan Desa Bangunharjo menggunakan dasar hukum UU No. 22

Tahun 1999 yang sekarang telah digantikan oleh UU No. 32 Tahun 2004

jo UU No. 12 Tahun 2008 untuk menjalankan pemerintahannya.

Sebagaimana yang disebutkan dalam asas peraturan perundangan-

undangan dikenal dengan asas Lex posteriori derogat legi priori yaitu pada

peraturan yang sederajat, peraturan yang paling baru

melumpuhkan/membatalkan peraturan yang lama. Jadi peraturan yang

telah diganti dengan peraturan yang baru, secara otomatis dengan asas ini

peraturan yang lama tidak berlaku lagi. Biasanya dalam peraturan

perundang-undangan ditegaskan secara eksplisit yang mencerminkan asas

ini. Pengaturan masa jabatan kepala desa terdapat dalam Pasal 15 ayat (1)

dan (2) Masa jabatan Kepala Desa paling lama 10 (sepuluh) tahun atau dua

kali masa jabatan terhitung sejak tanggal pelaksanaan pelantikan. Apabila

masa jabatan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah

berakhir yang bersangkutan tidak boleh dicalonkan kembali untuk masa

jabatan berikutnya. Acuan dasar yang digunakan tidak sesuai dengan tahun

pelaksanaannya sehingga terjadi kecacatan formil dalam menjalankan

pemerintahan tersebut.

Page 44: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

129

2. Masa jabatan Kepala Desa tidak sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2014

karena masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo sepuluh tahun dan tidak

dapat dipilih kembali setelah masa jabatannya berakhir. Sedangkan dalam

UU No. 6 Tahun 2014 masa jabatan Kepala Desa enam tahun dan dapat

menjabat tiga kali masa jabatan baik secara berturut-turut atau tidak secara

berturut-turut. Masa jabatan Kepala Desa Bangunharjo akan sesuai dengan

UU No. 6 Tahun 2014 setelah adanya Peraturan Pemerintah dan Peraturan

Daerah yaitu pemilihan umum Kepala Desa yang akan datang. Kepala

Desa dipilih dari calon Kepala Desa terpilih ditetapkan oleh BPD dan

disahkan oleh Bupati. Yang akan dilakukan serentak sekabupaten/kota

namun sampai saat ini belum ada intruksi dari Bupati. Kepala Desa

bertanggungjawab kepada rakyat melalui BPD dan menyampaikan laporan

mengenai tugasnya kepada Bupati. Pertanggungjawaban Kepala Desa

disampaikan kepada BPD sekali dalam setahun pada setiap tahun

anggaran. Mekanisme seperti ini agar sendi tanggungjawab pelaksanaan

pemerintahan yang dilakukan Kepala Desa kepada rakyat melalui BPD

dapat dilihat sebagai perwujudan dari kedaulatan rakyat (demokrasi) dan

perwujudannya di tingkat desa.

B. Saran

Pemerintah Desa Bangunharjo seharusnya menggunakan acuan dasar

hukum UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah bukan UU No. 22

Page 45: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

130

Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah. Karena setelah adanya UU yang baru

maka UU yang lama dinyatakan tidak berlaku lagi.

Sebelum enam bulan pemilihan umum Kepala Desa, BPD harus

memberi surat peringatan kepada Kepala Desa bahwa jabatannya akan segera

berakhir. BPD juga harus membentuk panitia pemilihan umum Kepala Desa

empat bulan sebelum pemilihan umum Kepala Desa.

Dalam rangka untuk meningkatkan kelancaran dalam

penyelenggaraan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada

masyarakat sesuai dengan perkembangan dan tuntutan reformasi. Dalam

rangka mengimplementasikan pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang

Desa maka harus segera diadakan sosialisasi UU No. 6 Tahun 2014 tentang

Desa. Hal tersebut harus segera dilaksanakan supaya masyarakat mengetahui

adanya UU yang mengatur tentang desa dan mengetahui peraturan-peraturan

yang ada di dalam UU No. 6 Tahun 2014.

Pemerintah juga harus segera mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP)

terkait UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Sebagai dasar acuan pemerintahan

desa, apakah pemerintahan desa sudah sesuai dengan UU yang berlaku atau

belum, apabila belum sesuai maka perlu adanya penegasan dari pemerintah

daerah supaya semua pemerintahan desa menggunakan dasar hukum UU No.

6 Tahun 2014 tentang Desa.

Disetiap desa perlu adanya pengawasan dari pemerintah pusat dengan

pemerintahan daerah supaya adanya saling kontrol dalam menjalankan

pemerintahan agar tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam menjalankan

Page 46: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

131

roda pemerintahan yang diamanatkan oleh masyarakat kepada para pejabat.

Semakin lama kekuasaan itu semakin besar peluang untuk menyalahgunakan

kekuasaannya, maka kekuasaan harus dibatasi dan perlu adanya pengawasan

dari pemerintahan satu dengan pemerintahan lainnya.

.

Page 47: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

132

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Ketiga.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang

Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 penrubahan kedua atas Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.

Buku-buku

Abdul, Muh Kadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: PT. Citra Aditya

Bakti, 2004.

Anggriani, Jum, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Asshiddiqie, Jimly, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Kerja Sama

Mahkamah Konstitusi dengan Pusat Studi Hukum Tata Negara, Jakarata:

FH-UI, 2004.

Asshiddiqie, Jimly, Perihal Undang-undang, Jakarta: Konstitusi Press, 2006.

Azhary, Tahir, Negara Hukum, Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Page 48: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

133

Aziz, Abdul Hakim, Negara Hukum dan Demokrasi Indonesia, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2011.

Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2009.

Busrizalti, Hukum Pemda Otonomi Daerah dan Implikasinya, Yogyakarta: Total

Media, 2013.

Fuady, Munir, Teori Negara Modern (Rechtstaat), Bandung: PT Refika Aditama,

2009.

Hamidi, Jazim, Optik Hukum Peraturan Daerah Bermasalah Menggagas

Peraturan Daerah Yang Responsif dan Berkesinambungan, Jakarta:

Prestasi Pustaka, 2011.

Hanitjito, Rony Soemitro, Metedologi Penelitian Hukum dan Jurumetri, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1998.

Huda, Ni’matul, dkk, Teori & Pengujian Peraturan Perundang-undangan,

Bandung: Nusa Media, 2011.

Kansil, C.S.T, dkk, Pengantar Ilmu Hukum Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta,

2011.

Kartodirdjo, Sartono (ed.), Pesta Demokrasi di Pedesaan: Studi Kasus Pemilihan

Kepala Desa di Jawa Tengah dan DIY, Yogyakarta: Aditya Media, 1992.

Kurde, Nukthoh Arfawie, Telaah Kritis Teori Negara Hukum, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005

Koirudin, Sketsa Kebijakan Desentralisasi di Indonesia, Malang: Averroes Press,

2005.

Kusnardi, Moh, dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta:

Sinar Bakti, 1988.

Page 49: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

134

Lexy J, Metedologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005.

Lubis, Solly, Landasan dan Teknik Perundang-undangan, Bandung: Mandar

Maju, 1989.

Lotulung, Paulus, Himpunan Makalah Azas-Azas Umum Pemerintahan Yang Baik

(AAUPB), Bandung: Citra Aditya Bakti, 1994.

Mahdi, Imam, Hukum Tata Negara Indonesia, Yogyakarta: Teras, 2011.

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Panduan Pemasyarakatan

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (Sesuai dengnan

Urutan Bab, Pasal dan ayat), Jakarta: Sekertaris Jendral MPR RI, 2010.

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2004.

Nur, Septi Wijayanti & Iwan Setiawan, Hukum Tata Negara Teori & Prakteknya

Di Indonesia, Yogyakarta: Fakultas Hukum UMY & Devisi publikasi

penerbitan LP3M UMY, 2009.

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta, UII Press, 2003.

Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada,

2006.

Ridwan HR, Tiga Dimensi Hukum Administasi Dan Peradilan Administrasi,

Yogyakarta: FH UII Press, 2009.

Setiawan, Hariadi B., Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, Yogyakarta:

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995.

Sibuea, Hotma P., Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan, dan Asas-Asas

Umum Pemerintahan Yang Baik, Jakarta: Erlangga, 2010.

Sinamo, Nomensen, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Jala Permata Aksara,

2010.

Page 50: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

135

Suryaningkrat, Bayu, Pemerintahan Administrasi Desa dan Kelurahan, Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 1992.

Syarif, Amiroeddin, Perundang-undangan (Dasar, Jenis, dan Teknik

Membuatnya), Bandung: Rineka Cipta, 1997.

Tjandra, Willy R, Praktis Good Governance, Yogyakarta : Pondok Edukasi, 2006.

Usman, dkk, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.

Warsito, H, Pengaturan Metedologi Penelitian, Buku Panduan Mahasiswa,

Jakarta: Assosiasi PT Katolik (APTIK) dan Gramedia Pustaka Utama,

1992.

Widjaja, Haw, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh,

Jakarta: Raja Grafindo, 2010.

Tesis dan Skripsi

Arsad, Mohammad Rahawarin, 1991, “Gaya Kepemimpinan dan Partisipasi

Masyarakat,” Tesis, Fakultas Pasca Sarjana UGM Yogyakarta.

Laksana, Happy Son, 2008, “Konflik Sosial Antar Masyarakat Pasca Pemilihan

Kepala Desa (Studi di Desa Pogalan Kecamatan Pogalan Kabupaten

Trenggalek)” Skripsi, Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Nurita, Riska, 2007, “Pemilihan Kepala Desa di Desa Girikerto Kecamatan Turi

Kabupaten Sleman Yogyakarta Tahun 1989”, Skripsi, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Rusyda, Rafiah, 2013, “Studi Terhadap Syarat-syarat Pengangkatan dan

Pemberhentian Kepala Desa Banjararum Kecamatan Kalibawang

Page 51: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

136

Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta,” Skripsi, Jurusan

Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Rohmawati, Tatik, 2004, “Dinamika Politik Pedesaan Dalam Pemilihan Kepala

Desa (Studi Kasus di Desa Masin Kabupaten Batang Provinsi Jawa

Tengah),” Skripsi, Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung.

Sucipto, 2009, “Konflik Politik dalam Pemilihan Kepala Desa ( Studi Kasus di

Desa Giring Kecamatan Manding Kabupaten Sumenep),” Skripsi,

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Ponarian. 2008. “Aktor dan Strategi Politik dalam Pemilihan Kepala Desa (Studi

Tentang Pemilihan Kepala Desa Hargowilis Kecamatan Kokap

Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY)”, Tesis, Pascasarjana Universitas

Gadjah Mada(UGM) Yogyakarta.

Lain-lain

Firdaus, “Politik Hukum di Indonesia Kajian dari Sudut Pandang Negara

Hukum,” Jurnal Hukum, Vol. 12 No. 10, September 2005.

Hadjon, Philipus, “Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Sebagai

Instrumen Hukum Untuk Mewujudkan Good Governance,”Makalah

pada seminar Good Governance dan Good Environmental Governance,

FH Unair, Surabaya, Kamis 28 Februari 2008.

Nur, Baron Cahyo, Laporan Kegiatan Pembangunan Desa Bangunharjo Tahun

Anggaran 2008/2009.

Page 52: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

137

Peraturan Desa Bangunharjo Sewon Bantul No. 06 Tahun 2010 Tentang

Pembentukan Organisasi Pemerintahan Desa Bangunharjo.

Peraturan Desa Bangunharjo Sewon Bantul No. 04 Tahun 2013 tentang Program

Kerja Tahunan Desa.

Peraturan Desa Bangunharjo tentang Program Kerja tahunan Desa Tahun

Anggaran 2014.

Wignjosoebroto, Soetandyo, “Masalah metodologi dalam Penelitian Hukum

sehubungan dengan Masalah Keragaman Pendekatan Konseptual,”

Makalah pada Penelitian Metedologi Pelatihan. Fak Hukum UNDIP,

1999.

WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,

1976.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

edisi Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1994.

Page 53: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 54: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 55: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 56: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 57: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah
Page 58: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

NOMOR 21 TAHUN 2001

TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN

DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

Menimbang : a. bahwa pengaturan mengenai Tata Cara Pencalonan,

Pemilihan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa Telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bantul nomor 14 tahun 2001 Jo Peraturan daerah Kabupaten Bantul Nomor 4 Tahun 2001;

b. bahwa untuk menyesuaikan dengan aspirasi yang berkembang saat ini, perlu merubah Peraturan Daerah sebagai mana dimaksud huruf a;

c. bahwa atas pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan

b ,perlu menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang Perubahan Kedua atas Peaturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 15 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta;

2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1994 tentang Pemerintah

Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1994 tentang perimbangan keuangan antra pemerintah pusat dengan pemerintah daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang

Penetapan mulai berakunya undang-undang Tahun 1950 Nomor 12,13,14 dan 15;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2000

tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa;

Page 59: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

Dengan Persetujuan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bantul

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 14 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENCALONAN, PEMILIHAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Pasal I

Peraturan Daerah kabupaten Bantul Nomor 14 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa ( Lembaran Daerah Kabupaten Bantul seri D nomor 03 Tahun 2000) yang telah diubah PERTAMA kali dengan Peraturan daerah Kabupaten Bantul Nomor 4 tahun 2001 (Lembaran Daerah Kabupaten Bantul seri D nomor 09 Tahun 2001) diubah lagi sebagai berikut: A. Dalam semua Pasal dan penjelasan sebagai berikut :

a. Penyebutan Kepala Desa harus di baca Lurah. b. Penyebutan Perangkat Desa dibaca Pamong Desa. c. Penyebutan Sekretaris desa dibaca Carik d. Penyebutan kepala seksi dibaca kepala bagian e. Penyebutan Kepala Dusun dibaca Dukuh f. Penyebutan Dusun dibaca Pedukuhan g. Perkataan “kepala urusan”, “ kepala urusan dan” dan atau “dan kepala

urusan” dihapuskan.

B. Ketentuan pasal 2 ayat (2) huruf e dan huruf m berbunyi sebagai berikut : e. pada saat pendaftaran berumur sekurang-kurangnya 25 ( dua puluh lima ) tahun

dan setinggi-tingginya 61 tahun. m. bagi pegawai negeri sipil dan TNI/Polri harus melampirkan surat lolos butuh dan

surat ijin dari instansi yang berwenang.

C. Pasal 8 ayat (1) berbunyi sebagai berikut :

Page 60: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

(1) Permohonan lamaran bakal calon dibuat rangkap 2 (dua) ditujukan kepadaKetua Badan Perwakilan Daerah (BPD) melalui ketua Panitian Pemilihan dengan tembusan Camat yang ditulis dengan tangan sendiri menggunakan tinta hitam dan bermaterai cukup sesuia dengan ketentaun peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8 atay (2) huruf I sebagai berikut :

i. bagi Pegawai Negeri Sipil dan TNI/Polri harus melampirkan Surat lolos butuh dari instansi yang berwenang.

D. Pasal 20 sebagai berikut :

Pasal 20 (1) Masa jabatan Lurah adalah 5(lima) tahun dimulai saat pelantikan. (2) Apabila berakhir masa jabatannya lurah dapat dipilih kembali untuk 1(satu) kali

masa jabatan berikutnya berturut-turut.

E. Pasal 29 ayat (2) dan (3) berbunyi sebagai berikut :

Pasal 29

(2) Dalam hal lurah berhalangan 7 (tujuh) hari atau lebih maka carik menjalankan

fungsi, wewenang, tugas dan kewajiban lurah yang ditetapkan dengan keputusan BPD.

(3) Dalam hal carik berhalangan melaksanakan fungsi, wewenang, tugas dan kewajibanlurah sebagaimana dimaksud ayat 91) dan ayat 92) maka fungsi, wewenang, tugas dan kewajiban lurah dijalankan salahs atu kepala bagian yang dianggap mampu, dengan keputusan BPD dan pemberitahuan camat dan bupati.

F. Pada penjelasan pasal demi pasal ditambahkan ketentuan sebagai berikut : Pasal 2 ayat (2) huruf e : Penetapan masa jabatan lurah 5 (lima) tahun, dengan

pertimbangan heterogenitas kehidupan masyarakat desa dan aspirasi masyarakat setempat yang memahami situasi dan kondisi sosial budaya masyarakat.

Pasal 2 ayat (2) huruf m : persyaratan bagi calon dari pegawai negeri sipil dan TNI/Polri, mekanisme peraturannya menurut ketentuan yang berlaku dari instansi induknya.

Page 61: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

Pasal II Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bantul.

Ditetapkan di Bantul, pada tanggal 27 Okt 2001 BUPATI BANTUL, TOTOK SUDARTO

Diundangkan di Bantul Tanggal 29 Okt 2001 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANTUL,

Drs ASHADI, MSi (Pembina Utama Muda, IV/c)

NIP. 490018672

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL SERI D NOMOR 56 TAHUN 2001

Page 62: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah

CURICULUM VITAE

Data Pribadi

Nama Lengkap : Iis Qomariyah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat dan Tanggal Lahir : Pati, 05 Mei 1992

No Telp : 089666908269

Email : [email protected]

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat Tinggal : Krapyak Wetan Rt. 3 No. 99 B Panggungharjo,

Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul .

Alamat Asal : Ds. Bageng Rt. 003 Rw. 007 , Kec. Gembong, Kab.

Pati, Jawa Tengah

Pendidikan Formal

1. SD N 02 Bageng, Gembong, Pati, Jawa Tengah dari tahun 1997 sampai

tahun 2003.

2. MTs (Madrasah Tsanawiyah Mujahidin Bageng, Gembong, Pati, Jawa

Tengah dari tahun 2003 sampai tahun 2006.

3. MA (Madrasah Aliyah) Raudlatul Ulum Guyangan, Trangkil, Pati, Jawa

Tengah dari tahun 2007 hingga tahun 2010.

Page 63: MASA JABATAN KEPALA DESA BANGUNHARJO …digilib.uin-suka.ac.id/14793/2/10340203_bab-i_iv-atau-v_daftar... · Seharusnya dilakukan Pemilihan Kepala Desa setiap enam tahun sekali setelah