pemerintah kabupaten mojokerto - biro hukum · kepala badan adalah kepala badan pengendalian dampak...

26
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN LABORATORIUM LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : bahwa guna melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air pada Pasal 18 ayat (3), maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Pengujian Laboratorium Lingkungan ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah- daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3046) ; 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209) ; 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419) ;

Upload: doanquynh

Post on 06-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

SALINAN

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

NOMOR 3 TAHUN 2007

TENTANG

RETRIBUSI PENGUJIAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO,

Menimbang : bahwa guna melaksanakan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 82

Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian

Pencemaran Air pada Pasal 18 ayat (3), maka perlu ditetapkan Peraturan

Daerah tentang Retribusi Pengujian Laboratorium Lingkungan ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas

Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ;

2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3046) ;

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang

Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981

Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3209) ;

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3419) ;

SALINAN

- 2 -

5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3685) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 34

Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor

246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4048) ;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997

Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3699) ;

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851) ;

8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ;

9. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377) ;

10.Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 38,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang

ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;

11.Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

SALINAN

- 3 -

12.Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4389) ;

13.Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ;

14.Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3445) ;

15.Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3838) ;

16.Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 119,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4139) ;

17.Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan

Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153 Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

18.Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4578) ;

19.Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ;

20.Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 129 Tahun 1997 tentang Baku

Mutu Udara Emisi Sumber Tidak Bergerak ;

21.Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 51 Tahun 2001 tentang

Pedoman Penunjukan Laboratorium Lingkungan ;

22.Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 45 Tahun 2002 tentang Baku

Mutu Air Limbah ;

SALINAN

- 4 -

23.Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 1 Tahun 1988 tentang

Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Daerah Tingkat II Mojokerto ;

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

dan

BUPATI MOJOKERTO

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN

LABORATORIUM LINGKUNGAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Mojokerto.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto.

3. Bupati adalah Bupati Mojokerto.

4. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Daerah Kabupaten Mojokerto.

5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Mojokerto.

6. Kantor Kas Daerah adalah Kantor Kas Daerah Kabupaten Mojokerto.

7. Pejabat yang ditunjuk adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di

bidang Retribusi sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

8. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan

Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian ijin tertentu yang

khusus disediakan dan/atau diberi oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan orang pribadi atau badan.

9. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik

Negara atau daerah dengan nama dan bentuk apapun, persekutuan,

SALINAN

- 5 -

perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, yayasan, atau organisasi yang

sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap dan bentuk badan

usaha lainnya.

10. Retribusi Jasa Usaha adalah retribusi atas jasa yang disediakan oleh

Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip-prinsip komersial karena

pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

11. Pengujian Parameter Kualitas Lingkungan adalah laboratorium kegiatan

yang meliputi pengambilan contoh termasuk uji di lapangan,

penanganan, transportasi, penyimpanan, preparasi dan uji contoh.

12. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan yang menurut

peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan

pembayaran retribusi.

13. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan

batas waktu bagi wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perijinan

tertentu dari pemerintah daerah yang bersangkutan.

14. Surat Pendaftaran Obyek Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat

SPdORD adalah surat yang digunakan oleh wajib retribusi untuk

melaporkan data objek retribusi dan wajib retribusi sebagai dasar

penghitungan dan pembayaran retribusi yang terutang menurut

peraturan perundang-undangan retribusi daerah.

15. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD

adalah surat yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang.

16. Surat Setoran Retribusi Daerah yang disingkat SSRD adalah surat yang

oleh wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaranatau

penyetoran retribusi yang terutang ke Kas Daerah atau ke tempat

pembayaran lain yang ditetapkan oleh Bupati.

17. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan yang

selanjutnya disingkat SKRDKBT adalah surat yang menentukan

tambahan atas jumlah retribusi yang telah ditetapkan.

18. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya

disingkat SKRDLB adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan

jumlah kelebihan pembayaran retribusi karena jumlah kredit retribusi

lebih besar daripada retribusi yang terutang atau tidak yang seharusnya

terutang.

19. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD

adalah surat untuk melakukan tagihan retribusi atau sanksi administrasi

berupa bunga dan/ atau denda.

SALINAN

- 6 -

20. Surat Pembetulan adalah surat yang membetulkan kesalahan tulis,

kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan

tertentu dalam peraturan perundang-undangan daerah yang terdapat

dalam Surat Ketetapan Retribusi Daerah, Surat Ketetapan Retribusi

Daerah Kurang Bayar, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar,

Surat Ketetapan Retribusi Daerah Nihil atau Surat Tagihan Retribusi

Daerah.

21. Surat Keberatan adalah surat atas keberatan terhadap Surat Ketetapan

Retribusi Daerah, Surat Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar, Surat

Ketetapan Retribusi Daerah Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan

Retribusi Daerah Lebih Bayar, Surat Ketetapan retribusi Daerah Nihil

atau terhadap pemotongan atau pemungutan oleh pihak ketiga yang

diajukan oleh Wajib Retribusi.

22. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,

mengumpulkan dan mengolah data dan/ atau keterangan lainnya dalam

rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban Retribusi Daerah

berdasarkan peraturan perundang-undangan Retribusi Daerah.

23. Laboratorium lingkungan adalah laboratorium yang dapat berdiri sendiri

sebagai laboratorium yang mempunyai kemampuan dan kewenangan

melaksanakan pengujian parameter kualitas lingkungan (fisika, kimia dan

biologi).

24. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang

mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lain.

25. Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,

zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia

sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.

26. Air adalah semua air yang terdapat didalam dan/ atau berasal dari

sumber-sumber air baik yang terdapat diatas maupun dibawah

permukaan tanah tidak termasuk dalam perairan air yang terdapat di

laut.

27. Sumber air adalah wadah air yang terdapat diatas dan dibawah

permukaan tanah, termasuk daam pengertian ini akuifer, mata air,

sungai, rawa, danau, situ, waduk, dan muara.

SALINAN

- 7 -

28. Limbah Cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh suatu

dan/ atau kegiatan yang dibuang kelingkungan dan diduga dapat

menurunkan kualitas lingkungan.

BAB II

NAMA, OBYEK DAN SUBYEK RETRIBUSI

Pasal 2

Dengan nama Retribusi Pengujian Laboratorium Lingkungan dipungut

retribusi sebagai pembayaran atas pengujian Laboratorium Lingkungan.

Pasal 3

Obyek Retribusi adalah Pengujian Laboratorium Lingkungan.

Pasal 4

Subyek Retribusi adalah orang atau badan yang memperoleh pelayanan

Pengujian Laboratorium Lingkungan.

Pasal 5

Tata cara memperoleh Pengujian Laboratorium Lingkungan diatur lebih

lanjut oleh Bupati.

BAB III

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 6

Retribusi Pengujian Laboratorium Lingkungan digolongkan sebagai

retribusi jasa usaha.

BAB IV

CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 7

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jenis industri dan

parameter yang diuji.

SALINAN

- 8 -

BAB V

PRINSIP DAN SASARAN DALAM

PENETAPAN BESARAN TARIF

Pasal 8

Prinsip dan sasaran dalam besaran tarif retribusi didasarkan pada tujuan

peningkatan Pendapatan Asli Daerah dan sebagian untuk menutup biaya

pelayanan Pengujian Laboratorium Lingkungan.

BAB VI

STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI

Pasal 9

Struktur dan besaran tarif retribusi Pengujian Laboratorium Lingkungan

adalah sebagai berikut :

1.) Pelayanan pengujian contoh uji air per parameter

No. ParameterBesar Tarif

Retribusi (Rp.)

1 2 3

I. FISIKA

1 Bau 3.000,-

2 Jumlah Zat Padat Terlarut (TDS) 10.000,-

3 Total Dissolbed Solid (TSS) 10.000,-

4 Kekeruhan 7.000,-

5 Rasa 3.000,-

6 Suhu 5.000,-

7 Warna 10.000,-

8 Daya hantar listrik 7.000,-

9 pH 7.000,-

II. KIMIA ANORGANIK

1 Air Raksa 36.000,-

2 Aluminium 27.000,-

3 Arsen 30.000,-

4 Amonia 18.000,-

5 Barium 30.000,-

6 Besi 27.000,-

7 Boron 27.000,-

SALINAN

- 9 -

No. ParameterBesar Tarif

Retribusi (Rp.)

1 2 3

8 Oksigen Terlarut (DO) 10.000,-

9 Flourida 18.000,-

10 Kadmium 27.000,-

11 Kobalt 27.000,-

12 Kesadahan 18.000,-

13 Khlorida 16.000,-

14 Kromium 27.000,-

15 Krom valensi 6 21.000,-

16 Mangan 27.000,-

17 Natrium 27.000,-

18 Nitrat 17.000,-

19 Nitrit 19.000,-

20 Nikel 27.000,-

21 Perak 27.000,-

22 Phenol 33.000,-

23 Phospat 18.000,-

24 Selenium 36.000,-

25 Seng 27.000,-

26 Sianida 45.000,-

27 Sulfat 18.000,-

28 Sulfida 39.000,-

29 Tembaga 27.000,-

30 Timbal 27.000,-

31 Sisa Khlor 14.000,-

32 BOD 20.000,-

33 COD 27.000,-

III. KIMIA ORGANIK

1 Zat Organik 16.000,-

2 Detergent 20.000,-

SALINAN

- 10 -

2.) Pelayanan pengujian contoh uji air limbah industri, rumah sakit dan

hotel

No Jenis Industri Parameter

Besar Tarif

Retribusi

(Rp.)

1 2 3 4

1 Accumulator TSS,COD,Pb,Cu,Sb,Zn,Fe,

dan ML

175.000,-

2 Agar-agar BOD,COD,TSS,NH3N,TDS

dan Cl2 bebas

100.000,-

3 Asam Sitrat BOD,COD dan TSS 85.000,-

4 Baterai Kering COD,TSS,NH3N,ML,Zn,Hg,

Cr,Mn dan Ni

175.000,-

5 Bir BOD,COD dan TSS 85.000,-

6 Bleaching earth COD, TSS dan TDS 70.000,-

7 Cat COD,TSS,Hg,Zn,Pb,Cu,

Cr6+,Ti,Cd,Phenol dan ML

175.000,-

8 Cold Storage BOD,COD,TSS dan ML 125.000,-

9 Coustic Soda TSS,Cl2 tersisa,Cu,Pb,Zn,Cr

total dan Ni

170.000,-

10 Elektroplating TSS,CN,Cr6+,Cr total,Cu,Zn,

Ni,Cd dan Pb

175.000,-

11 Ethanol BOD,COD,TSS dan H2S 100.000,-

12 Farmasi BOD,COD,TSS,N total dan

Phenol

125.000,-

13 Galvanis Fe,Mn,Zn,Cr total,Ni,Pb,Cu,

Co,Cd dan TSS

265.000,-

14 Gula BOD,COD,TSS,ML dan H2S 125.000,-

15 Karet BOD,COD,TSS dan NH3N 85.000,-

16 Karton Box BOD,COD,TSS,Pb dan Cr

total

100.000,-

17 Kayu lapis BOD,COD,TSS,NH3N,ML,

dan Phenol

100.000,-

18 Kembang Gula BOD,COD,TSS dan ML 90.000,-

19 Keramik/marmer TSS,Cr total, Co,Ni,Zn,Mn,

Cd dan Pb

150.000,-

20 Kertas BOD,COD dan TSS 85.000,-

21 Kertas dan pulp BOD,COD,TSS dan Pb 90.000,-

SALINAN

- 11 -

No Jenis Industri Parameter

Besar Tarif

Retribusi

(Rp.)

1 2 3 4

22 Korek Api BOD,COD,TSS,NO3N,Fe,

Mn,Zn,Cr6+ dan Cr total

150.000,-

23 Kulit BOD,COD,TSS,Cr total,ML,

NH3N dan H2S

110.000,-

24 Mie/kerupuk BOD,COD,TSS dan ML 85.000,-

25 Minyak Kelapa

sawit

BOD,COD,TSS, NH3N dan

ML

100.000,-

26 Minuman ringan BOD,COD,TSS dan ML 100.000,-

27 MSG/IMP BOD,COD,TSS dan NH3N 85.000,-

28 Peleburan

Tembaga

TDS,TSS,Fe,Cu,Zn,Cd,Pb,

Ni,F,Hg dan As

150.000,-

29 Pencucian

Kendaraan

BOD,COD,TSS,ML,Detergen

dan Phospat-P2O4

100.000,-

30 Pengalengan

Ikan

BOD,COD,TSS dan ML 8.000,-

31 Pengilangan

minyak bumi

BOD,COD,ML,H2S,NH3N,

dan Phenol

100.000,-

32 Pengolahan

Daging

BOD,COD,TSS dan ML 85.000,-

33 Pengolahan

Buah/Sayur

BOD dan TSS 50.000,-

34 Pengupasan biji

kopi/coklat

BOD,COD,TSS dan ML 85.000,-

35 Penyulingan

pelumas bekas

BOD,COD,TSS,H2S,NH3N,

ML dan Phenol

110.000,-

36 Rumah Potong

Hewan

BOD,COD,TSS, NH3N dan

ML

90.000,-

37 Saos BOD,COD dan TSS 80.000,-

38 Sabun/detergen/

minyak nabati

BOD,COD,TSS,ML,Phospat-

P2O4 dan detergen

100.000,-

39 Sorbitol BOD,COD,TSS, NH3N dan

Ni

100.000,-

40 Susu BOD,COD dan TSS 80.000,-

41 Tahu/Kecap BOD,COD dan TSS 80.000,-

SALINAN

- 12 -

No Jenis Industri Parameter

Besar Tarif

Retribusi

(Rp.)

1 2 3 4

42 Tapioka BOD,COD,TSS dan CN 80.000,-

43 Tekstil BOD,COD,TSS,Phenol,Cr

total,ML,NH3N dan H2S

120.000,-

45 Tepung ikan BOD,COD,TSS,NH4 dan H2S 100.000,-

46 Tepung silika TSS dan TDS 15.000,-

47 Ternak sapi

perah/ babi

BOD,COD,TSS, NH3N dan

H2S

100.000,-

48 Rumah Sakit BOD,COD,TSS, PO4,Phenol,

Cl2,NH3N dan detergen

anionik

80.000,-

49 Hotel BOD,COD, TSS ML, dan

detergen anionik

80.000,-

3.) Pelayanan Pengujian contoh uji limbah padat

No Jenis Industri Parameter

Besar Tarif

Retribusi

(Rp.)

1 2 3 4

1 Sedimen/limbah

padat

Fisika(kadar air,berat jenis) 70.000,-

2 Sedimen/limbah

padat

Fisika(kadar air,berat jenis &

distribusi butiran)

295.000,-

3 Sedimen/limbah

padat

Kimia(Cr,Cd,Cu,Ni,Pb,Co,Fe,

Mn dan Zn)

450.000,-

4.) Pelayanan pengujian contoh uji udara ambien dan kebisingan

No Jenis Industri ParameterBesar Tarif

Retribusi (Rp.)

1 Kimia SOx,NOx,COx,CO, Pb,

Hidrokarbon, dan NH3

300.000,-

2 Fisika Kebisingan, kecepatan

angin, GPS, Tekanan dan

suhu

60.000,-

SALINAN

- 13 -

BAB VII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 10

Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah Pengujian

Laboratorium Lingkungan diberikan.

BAB VIII

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 11

Masa Retribusi adalah pada saat pengujian di laboratorium lingkungan.

Pasal 12

Saat terutangnya retribusi adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

BAB IX

SURAT PENDAFTARAN

Pasal 13

(1) Wajib Retribusi wajib mengisi SPdORD.

(2) SPdORD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan

jelas, benar dan lengkap serta ditandatangani oleh Wajib Retribusi

atau Kuasanya.

(3) Bentuk, isi dan tata cara pengisian serta pengembalian SPdORD

diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB X

PENETAPAN RETRIBUSI

Pasal 14

(1) Berdasarkan SPdORD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(1) ditetapkan retribusi terutang dengan menerbitkan SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

SALINAN

- 14 -

(2) Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan dan ditemukan data baru

dan/ atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan

penambahan jumlah retribusi yang terutang, maka SKRDKBT

dikeluarkan.

(3) Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

SKRDKBT sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut

oleh Bupati.

BAB XI

TATA CARA PEMUNGUTAN

Pasal 15

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan.

(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan, dan SKRDKBT.

BAB XII

TATA CARA PEMBAYARAN RETRIBUSI

Pasal 16

(1) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau di tempat lain

yang ditunjuk sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan

SKRD, SKRD Jabatan dan SKRD tambahan.

(2) Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk, maka

hasil penerimaan retribusi harus disetor ke Kas Daerah selambat-

lambatnya 1 x 24 jam atau dalam waktu yang ditentukan oleh

Bupati.

(3) Apabila pembayaran retribusi dilakukan setelah lewat waktu yang

ditentukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka dikenakan

sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) dengan

menerbitkan STRD.

SALINAN

- 15 -

Pasal 17

(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai/ lunas.

(2) Bupati atau pejabat yang ditunjuk dapat memberi ijin kepada wajib

retribusi untuk mengangsur retribusi terutang dalam jangka waktu

tertentu dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Tata cara pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) ditetapkan oleh Bupati.

(4) Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat mengijinkan Wajib

Retribusi untuk menunda pembayaran retribusi sampai batas waktu

yang ditentukan dengan alasan yang dapat dipertanggung-

jawabkan.

Pasal 18

(1) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17

diberikan tanda bukti pembayaran.

(2) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan.

(3) Bentuk, isi, kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran

retribusi ditetapkan oleh Bupati.

BAB XIII

TATA CARA PENAGIHAN RETRIBUSI

Pasal 19

(1) Pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah 7 (tujuh) hari

sejak jatuh tempo pembayaran dengan mengeluarkan surat bayar/

penyetoran atau surat lainnya yang sejenis sebagai awal tindakan

pelaksanaan penagihan.

(2) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal Surat Teguran/

peringatan/ surat lain yang sejenis, wajib retribusi harus melunasi

retribusinya yang terutang.

SALINAN

- 16 -

(3) Surat Teguran/ penyetoran atau surat lainnya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

Pasal 20

Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan

Penagihan retribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1) oleh

Bupati.

Pasal 21

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2) Retribusi yang terutang dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas)

hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT dan STRD.

(3) Tata cara pembayaran, penyetoran dan tempat pembayaran

retribusi diatur lebih lanjut oleh Bupati.

BAB XIV

KEBERATAN

Pasal 22

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati

atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang

dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia disertai

alasan-alasan yang jelas.

(3) Dalam hal wajib retribusi mengajukan keberatan atas ketetapan

retribusi, wajib retribusi harus dapat membuktikan ketidakbenaran

ketetapan retribusi tersebut.

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua)

bulan sejak tanggal SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan,

SKRDKBT, dan SKRDLB diterbitkan kecuali apabila wajib retribusi

tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu dapat dipenuhi

karena keadaan diluar kekuasaannya.

SALINAN

- 17 -

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (2) dan (3) tidak dianggap sebagai surat

keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan.

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar retribusi

dan pelaksanaan penagihan retribusi.

Pasal 23

(1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak

tanggal surat keberatan diterima harus memberi Keputusan atas

keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Bupati atas dasar keberatan dapat berupa menerima

seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya

retribusi yang terutang.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah

lewat dan bupati tidak memberikan suatu keputusan, keberatan

yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

BAB XV

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 24

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, wajib retribusi dapat

mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.

(2) Bupati atau Pejabat dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

sejak diterimanya permohonan pengembalian kelebihan

pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus

memberikan keputusan.

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

dilampui dan Bupati atau Pejabat tidak memberikan suatu,

permohonan pengembalian kelebihan retribusi dianggap dikabulkan

dan SKRDLB harus diterbitkan dalam waktu paling lama 1 (satu)

bulan.

SALINAN

- 18 -

(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang retribusi lainnya

kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang

retribusi dimaksud.

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama

2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran retribusi dilakukan

setelah lewat waktu 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan

bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan

pembayaran kelebihan retribusi.

Pasal 25

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi

diajukan secara tertulis kepada Bupati dengan sekurang-kurangnya

menyebutkan:

a. nama dan alamat wajib retribusi ;

b. masa retribusi ;

c. besarnya kelebihan pembayaran ;

d. alasan yang singkat dan jelas ;

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran retribusi

disampaikan secara langsung atau melalui pos tercatat.

(3) Bukti penerimaaan oleh pejabat atau bukti pengiriman pos tercatat

merupakan bukti saat permohonan diterima oleh Bupati.

Pasal 26

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan dengan menerbitkan

Surat Perintah Membayar Kelebihan Retribusi (SPMKR).

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi diperhitungkan dengan

hutang retribusi lainnya, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24

ayat (4), pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dan

bukti pemindahbukuan juga berlaku sebagai bukti pembayaran.

SALINAN

- 19 -

BAB XVI

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 27

(1) Bupati berdasarkan permohonan wajib retribusi dapat memberikan

pengurangan, keringanan dan pembebasan retribusi.

(2) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan dan pembebasan

retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut

oleh Bupati.

BAB XVII

KADALUWARSA

Pasal 28

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi kadaluwarsa setelah

melampaui jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat

terutangnya retribusi, kecuali apabila wajib retribusi melakukan

tindak pidana di bidang retribusi daerah.

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) tertangguh apabila :

a. diterbitkan surat teguran atau

b. ada pengakuan utang retribusi dari wajib retribusi baik langsung

maupun tidak langsung.

BAB XVIII

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 29

Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktu atau kurang

membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2 % (dua

Persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan

ditagih dengan menggunakan STRD.

SALINAN

- 20 -

BAB XIX

PENYIDIKAN

Pasal 30

(1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah

Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan

penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang

berlaku.

(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :

a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan

atau laporan, berkenaan dengan tindak pidana di bidang

retribusi Daerah agar keterangan atau laporan tersebut menjadi

lengkap dan jelas ;

b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai

orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang

dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi

Daerah;

c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau

badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang retribusi

Daerah;

d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen

lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta

melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut;

f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

penyidikan tindak pidana di bidang retribusi Daerah;

g. menyuruh berhenti dan/ atau melarang seseorang meninggalkan

ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang

berlangsung dan memeriksa identitas orang dan/ atau dokumen

yang dibawa sebagaimana dimakud pada huruf c ;

h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana

retribusi Daerah ;

i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi ;

SALINAN

- 21 -

j. menghentikan penyidikan ;

k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan

tindak pidana di bidang retribusi Daerah menurut Peraturan

Perundang-undangan yang berlaku.

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan

dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya

kepada Penuntut Umum, sesuai dengan ketentuan yang diatur

dalam Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

BAB XX

KETENTUAN PIDANA

Pasal 31

(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya membayar

retribusi sehingga merugikan keuangan daerah dapat diancam

dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda

paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

(2) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga

merugikan keuangan Daerah dapat diancam dengan pidana

kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4

(empat) kali jumlah retribusi yang terutang.

(3) Tindak pidana yang dimaksud pada ayat (1) dan (2), adalah

pelanggaran.

BAB XXI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 32

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang

mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut oleh Bupati.

Pasal 33

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

SALINAN

- 22 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah

Kabupaten Mojokerto.

Ditetapkan di Mojokerto

pada tanggal 28 Pebruari 2007

BUPATI MOJOKERTO,

ttd

A C H M A D Y

Diundangkan di Mojokerto

pada tanggal 28 Pebruari 2007

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO,

ttd

R. SOEPRAPTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2007 NOMOR 3

SALINAN

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

NOMOR 3 TAHUN 2007

TENTANG

RETRIBUSI PENGUJIAN LABORATORIUM LINGKUNGAN

I. UMUM

Air memiliki arti yang penting bagi kehidupan makhluk hidup dan benda-

benda lainnya, sehingga air merupakan sumber daya alam yang harus

dilindungi, untuk hidup dan kehidupan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Untuk mendapatkan air sesuai dengan tingkat kualitas yang diinginkan maka

pengendalian pencemaran air sangat penting untuk dilakukan.

Pencemaran air diartikan adalah masukkannya atau dimasukannya

makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain kedalam air, oleh kegiatan

manusia sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang

mengakibatkan air tidak dapt berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Dalam pencemaran air selalu terkait dengan sumber yang

menghasilkan pencemaran yaitu sumber yang umumnya berasal dari kegiatan

usaha manusia atau kegiatan industri dan/ atau untuk mengetahui apakah

suatu lingkungan sudah tercemar atau belum adalah dengan menggunakan

baku mutu lingkungan, baku mutu lingkungan untuk air dikenal sebagai baku

mutu air yaitu batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain

yang ada dalam air sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran lingkungan hidup dan/ atau pencemaran air akan

merupakan beban sosial yang pada akhirnya masyarakat atau pemerintah

harus menanggung kerugian. Kondisi ini akan mendorong adanya upaya

pengendalian pencemaran air sehingga resiko yang terjadi dapt ditekan

sekecil-kecilnya. Upaya pengendalian pencemaran air tidak dapat dilepaskan

dan tindakan pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undang yang terkait. Untuk itu diperlukan suatu perangkat hukum yang berupa

izin pembuangan limbah cair dengan mencantumkan secara tegas tentang

kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh penanggung jawab

usaha atau kegiatan.

Mengacu pada undang-undang pengelolaan lingkungan hidup

ditetapkan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup ditetapkan bahwa

SALINAN

- 2 -

sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah tercapainya hidup keselarasan,

keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup dengan

mempertimbangkan generasi masa kini yang akan datang serta terkendalinya

pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana.

Untuk mencegah adanya dampak pencemaran pada sumber-sumber air

yang disebabkan oleh kegiatan usaha manusia/industri, maka perlu adanya

bimbingan dan pengawasan dengan Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Cukup jelas.

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Cukup jelas.

Pasal 9

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Yang dimaksud dengan “dokumen lain yang dipersamakan” antara lain

berupa surat tanda terima telah membayar retribusi.

Pasal 13

Cukup jelas.

SALINAN

- 3 -

Pasal 14

Cukup jelas.

Pasal 15

Ayat (1)

Yang dimaksud “tidak dapat diborongkan” adalah, bahwa seluruh

proses kegiatan pemungutan retribusi tidak dapat diserahkan

kepada pihak ketiga. Namun dalam pengertian ini tidak berarti

bahwa Pemerintah Daerah tidak boleh bekerja sama dengan pihak

ketiga. Dengan sangat selektif dalam proses pemungutan retribusi,

Pemerintah Daerah dapat mengajak bekerja sama Badan tertentu

yang karena profesionalismenya layak dipercaya ikut

melaksanakan sebagian tugas pemungutan jenis retribusi secara

lebih efisien. Kegiatan yang tidak dapat dikerjasamakan adalah

kegiatan penghitungan besarnya retribusi yang terutang,

pengawasan penyetoran retribusi dan penagihan retribusi.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 16

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Cukup jelas.

Pasal 19

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Cukup jelas.

Pasal 25

Cukup jelas.

SALINAN

- 4 -

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

Pasal 31

Cukup jelas.

Pasal 32

Cukup jelas.

Pasal 33

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 3