marine fisheries: jurnal teknologi dan manajemen … hasil tangkapan...pengelolaan perikanan...

13

Upload: phamkhuong

Post on 30-Mar-2019

279 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan
Page 2: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut, merupakan media publikasi darihasil-hasil penelitian/kajian di bidang teknologi dan manajemen perikanan laut secara luas. Jurnal ini dikelolaoleh Forum Komunikasi dan Kemitraan Perikanan Tangkap (FK2PT) dan Departemen Pemanfaatan SumberDaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB, yang diterbitkan dua kali dalamsetahun yaitu pada bulan Mei dan November.

Penanggung Jawab:

Ketua Dept. Pemanfaatan Sumberdaya PerikananFPIK-IPB;

Ketua Forum Komunikasi Kemitraan PerikananTangkap (FK2PT)

Pimpinan Redaksi:

Dr. Yopi Novita, S.Pi, M.Si.

Redaksi Pelaksana:Didin Komarudin, S.Pi, M.Si.Ima Kusumanti, S.Pi, M.Sc.

Oktavianto P. Darmono, S.Pi.

Dewan Editor:

Dr. Ir. Budhi Hascaryo Iskandar, M.Si.(IPB, Teknologi Perikanan Laut)

Dr. Ir. Ronny Irawan Wahju, M.Phil.(IPB, Teknologi Perikanan Laut)

Dr. Ir. Gondo Puspito, M.Sc.(IPB, Teknologi Perikanan Laut)

Dr. Mochammad Riyanto, S.Pi, M.Si.(IPB, Teknologi Perikanan Laut)

Dr. Ir. Aristi Dian Purnama Fitri, M.Si.(UNDIP, Teknologi Perikanan Laut)

Dr. Ir. Sugeng H. Wisudo, M.Si.(IPB, Manajemen dan Kebijakan Perikanan Laut)

Dr. Ir. Dwi Ernaningsih, M.Si.(USNI, Manajemen dan Kebijakan Perikanan Laut)

Dr. Ir. Alfa F. P. Nelwan, M.Si.(UNHAS, Manajemen dan Kebijakan Perikanan

Laut)

Harga langganan MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut sebesar Rp110.000 per tahun atau Rp 60.000 per eksemplar untuk pribadi (personal), Rp 130.000 per tahun atau Rp67.000 per eksemplar untuk institusi, biaya kirim Rp 15.000 per pengiriman (Pulau Jawa) atau Rp 20.000 perpengiriman (luar Pulau Jawa), pembayaran dilakukan ke BNI Cabang Bogor No. Rekening 0369173065, a.n.Yopi Novita.

Alamat Redaksi: Departemen Pemanfaatan Sumber daya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,Institut Pertanian Bogor, Jl. Lingkar Kampus, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Telp (0251) 8622935,Fax (0251) 8421732, Email: [email protected]

Cerita sampul:Proses hauling alat tangkap rawai tuna pada salah satu kapal penangkap ikan di Samudera Hindia.(Sumber foto: Naskah Novianto dan Nugraha 2014 Halaman 119-127)

Page 3: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan atas terbitnya Jurnal Marine Fisheries Volume 5 No. 2Edisi November 2014. Pada edisi kali ini terdapat beberapa tema penelitian, diantaranya adalahpengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, danekonomi perikanan. Naskah dengan tema pengelolaan diantarnya adalah sasaran strategipengembangan model kluster industri perikanan tangkap, analisis optimasi armada penangkapanmandidihang skala kecil di Kabupaten Seram Bagian Barat, dan lain sebagainya. Adapun naskahyang bertemakan teknologi diantaranya adalah rancang bangun bubu elver spiral dan seleksiumpan, serta naskah dengan judul bentuk perangkap plastik untuk menangkap keong macan.

Naskah yang bertemakan kapal penangkapan ikan membahas tentang aspek keselamatanditinjau dari stabilitas kapal dan regulasi pada kapal pole and line di Bitung. Adapun naskah yangbertemakan ekonomi perikanan mengkaji mengenai kelayakan usaha perikanan pukat cincin diPPP Lampulo Banda Aceh.

Tim redaksi menghaturkan terima kasih kepada penulis yang telah mempercayakannaskahnya untuk diterbitkan pada jurnal yang kami kelola. Selain itu, tim redaksi juga memberikanpenghargaan yang sebesar-besarnya kepada mitra bestari yang telah banyak membantu,sehingga Jurnal Marine Fisheries pada edisi ini dapat terbit. Semoga kehadiran Jurnal MarineFisheries dapat menjadi rujukan bagi pemangku kebijakan dan bagi peneliti. Saran dan kritik yangmembangun sangat diharapkan untuk peningkatan kualitas penerbitan Marine Fisheries pada edisiselanjutnya.

Tim Redaksi

Page 4: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

Marine Fisheries ISSN 2087-4235Vol. 5, No. 2, November 2014Hal: 119-127

KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN DAN IKAN TARGETPERIKANAN RAWAI TUNA BAGIAN TIMUR SAMUDERA HINDIA

Catch Composition of By-Catch and Target Species on Tuna Longline Fisheriesin Eastern Indian Ocean

Oleh:

Dian Novianto1*, Budi Nugraha1

1 Loka Penelitian Perikanan Tuna Bali

* Korespondensi: [email protected]

Diterima: 16 Juli 2014; Disetujui: 14 Oktober 2014

ABSTRACTTuna longline operations also capture other than tuna species are known as by-catch are

caught accidentally due to the ecological linkages. This study aims to identify the speciescomposition of by-catch and try to analyze the interaction of non-target species with tuna speciesas the target species in the tuna longline fishery in the eastern Indian Ocean. Surveillance wasconducted on February 2013 - January 2014 by following 7 commercial tuna longliners vessel withfishing operations for 226 days. The results showed there were 36 species, where the targetspecies consists of 4 tuna species (26.11%) and 32 by-catch species consist of by-product(24.08%) and that is not utilized (discards, 49.74%). The Results of by-catch are consists of alancetfish (Alepisaurus spp, 42.87%), pelagic stingray (Pteroplatytrygon violacea, 22.05%), escolar(Lepidocybium flavobrunneum, 10.22%) and sickle pomfret (Taractichthys steindachneri, 8.21%),while for other species consists of are billfishes (6 species), shark and rays species (10 species),bony fishes (11 species) and turtles (olive ridley).

Keywords: by-catch, Indian ocean, tuna longline

ABSTRAKPengoperasian rawai tuna juga menangkap ikan jenis lainnya selain tuna yang dikenal

dengan sebutan hasil tangkapan sampingan (HTS atau by-catch) yang tertangkap secara tidaksengaja dikarenakan adanya keterkaitan secara ekologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengiden-tifikasi komposisi jenis hasil tangkapan sampingan dan mencoba menganalisis hubungan interaksiikan hasil tangkapan sampingan dengan ikan tuna sebagai tangkapan utama (target species)pada perikanan rawai tuna di bagian Timur Samudera Hindia. Pengamatan dilakukan pada bulanFebruari 2013-Januari 2014 dengan mengikuti kegiatan operasi penangkapan 7 kapal rawai tunakomersial selama 226 hari operasi penangkapan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 35 jenisikan dan 1 jenis penyu, dengan target utama terdiri dari 4 jenis ikan (26,11%) serta hasil tangkapansampingan yang terdiri dari 31 jenis ikan dan 1 jenis penyu. Dari hasil tangkapan sampingan yangdiperoleh, sekitar 24,08 % yang dimanfaatkan (by-product) dan 49,74% yang tidak dimanfaatkan(discards). Hasil tangkapan sampingan berturut-turut didominasi oleh ikan naga (Alepisaurus spp.,42,87%), pari lemer (Pteroplatytrygon violacea, 22,05%), ikan setan (Lepidocybium flavobrunneum,10,22%) dan bawal sabit (Taractichthys steindachneri, 8,21%), selanjutnya juga tertangkap jenisparuh panjang (billfish, 6 spesies), jenis cucut dan pari (elasmobranchii, 10 spesies), jenis teleostei(bony fishes,11 spesies) dan penyu lekang (Lepidochelys olivacea).

Kata kunci: hasil tangkap sampingan, Samudera Hindia, rawai tuna

Page 5: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

120 Marine Fisheries 5 (2): 119-127, November 2014

PENDAHULUANRawai tuna atau tuna longline merupa-

kan salah satu alat tangkap yang sangat efektifuntuk menangkap tuna. Dalam pengoperasian-nya rawai tuna juga menangkap jenis-jenis lainselain tuna yang dikenal dengan sebutan hasiltangkap sampingan (HTS atau by-catch) yangtertangkap secara tidak sengaja dikarenakanadanya keterkaitan secara ekologi (Watson danKerstetter 2006). Komposisi jumlah dan jenisspesies ikan target dan hasil tangkap samping-an rawai tuna sangat dipengaruhi oleh konfigu-rasi alat tangkap terutama posisi mata pancingdidalam air (the depth of hooks), kapan dandimana melakukan penangkapan yang berhu-bungan dengan habitat, penyebaran dan kebia-saan hidup dari spesies tersebut (Bartram danKaneko 2009). Pengoperasian rawai tuna ko-mersial di Indonesia pada umumnya multispesies yaitu mereka tidak hanya menangkaptuna namun mereka juga menangkap beberapaspesies yang memiliki nilai jual yang akanmemberikan tambahan penghasilan untukmereka.

Penelitian hasil tangkap sampingan per-ikanan tuna di Samudera Hindia telah dilakukan(Read 2007; Huang et al. 2008; Prisantoso etal. 2010; Setyadji dan Nugraha 2012). Kekha-watiran dan perhatian terhadap hasil tangkapsampingan merupakan isu penting dalam usa-ha pengelolaan dan konservasi dikarenakanbeberapa jenis hasil tangkap sampingan, paus,lumba-lumba dan pesut (cetaceans), burunglaut, penyu, hiu dan pari (elasmobranchs) sertabeberapa spesies lainnya yang sangat rentanterhadap tekanan penangkapan yang berle-bihan dan membutuhkan waktu yang lama

untuk memulihkan populasinya (Heithaus et al.2008). Secara keseluruhan ketersediaan datahasil tangkap sampingan (by-catch) dan ikanyang tidak termanfaatkan (discards) pada per-ikanan rawai tuna di Samudera Hindia sangatkurang, terutama bila dibandingkan denganyang ada pada perikanan rawai tuna di Samu-dera Pasifik bagian timur (Joseph 2009).

Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti-fikasi komposisi jenis hasil tangkap sampingandan mencoba menganalisis hubungan interaksiikan hasil tangkap sampingan (by-catch)dengan ikan tuna sebagai tangkapan utama(target species) pada perikanan rawai tuna dibagian Timur Samudera Hindia.

METODEData komposisi hasil tangkapan rawai

tuna diperoleh hasil observer ilmiah (on-board)Loka Penelitian Perikanan Tuna yang dikumpul-kan pada periode Februari 2013-Januari 2014.Pengumpulan data dilakukan dalam 7 tripdengan kapal yang berbeda selama 226 harioperasi penangkapan pada rawai tuna komer-sial. Pengumpulan data dengan metode simplerandom sampling, data yang dikumpulkan meli-puti aspek penangkapan, spesifikasi kapalrawai tuna, spesifikasi alat tangkap rawai tuna,operasional penangkapan (jumlah hari operasi,jumlah ABK, informasi setting dan hauling sertadaerah penangkapan), aspek biologi (jeniskelamin, ukuran panjang dan berat ikan), kom-posisi hasil tangkapan dan waktu makan ikandengan menggunakan alat hook timer. Daerahpenangkapan terletak pada koordinat 50–90 LSdan 1100–1220 BT (Gambar 1).

Gambar 1 Daerah penangkapan rawai tuna selama observasi ilmiah

Samudera Hindia

Page 6: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

Novianto dan Nugraha – Komposisi HTS dan Ikan Target Rawai Tuna 121

Selain ikan target, yakni tuna mata besar(bigeye tuna; Thunnus obesus), tuna siripkuning/madidihang (yellowfin tuna; Thunnusalbacares), tuna sirip biru selatan (southernbluefin tuna; Thunnus maccoyii) dan albakora(albacore; Thunnus alalunga) terdapat ikanhasil tangkap sampingan yang ikut tertangkap.Data konstruksi alat tangkap digunakan untukmenganalisis kedalaman mata pancing danswimming layer dari ikan target dan hasiltangkap sampingan dengan menggunakanmetode Yoshihara (1951) diacu dalam Suharto(1995) dan akan dianalisa untuk melihatinteraksi (overlapping) di daerah penangkapan.Data jenis ikan hasil tangkap sampingan digu-nakan untuk memperoleh komposisi hasiltangkap sampingan rawai tuna yang beroperasidi per-airan Samudera Hindia dan dianalisisdengan menggunakan program Microsoft OfficeExcel. Data waktu makan ikan yang diperolehdari informasi hook timer yang dipasang padatali cabang dari tali utama rawai tuna dicatat kedalam program Microsoft Office Excel untukkemudian di analisis menggunakan diagramuntuk mengetahui waktu ikan memakan umpan(feeding periodicity). Analisis deskriptif diguna-kan dalam upaya untuk mengetahui interaksiantara ikan hasil tangkap sampingan denganikan target selama operasi penangkapan.

Upaya penangkapan dalam perikananrawai tuna dinyatakan dalam jumlah pancingyang digunakan pada suatu daerah tertentu,sedangkan hasil tangkapan per satuan upayadihitung sebagai jumlah ikan/bobot ikan yangtertangkap per 100 mata pancing (Klawe 1980).Mengacu pada Prisantoso et al. (2010), hasiltangkapan persatuan upaya ini disebut jugadengan laju pancing (hook rate) yang ditulisdalam persamaan sebagai berikut:

dimana:HR = Laju pancing (ekor/100 pancing)JI = Jumlah ikan (ekor)JP = Jumlah pancing

HASIL DAN PEMBAHASAN

Total hasil tangkapan selama 226 harioperasi penangkapan rawai tuna denganmengikuti 7 kapal yang berbeda berhasil meng-observasi 386.178 mata pancing dengan kom-posisi dan jumlah tiap spesies berturut-turutterdiri dari ikan naga (lancetfish; Alepisaurusspp.) 1.880 ekor (42,87%) dengan hook ratessebesar 48,68, pari lemer (Pteroplatytrygonviolacea) 967 ekor (22,05%) dengan hook rate25,04, ikan setan (escolar; Lepidocybium

flavobrunneum) 448 ekor (10,22%) denganhook rate 11,60, kemudian bawal sabit (sicklepomfret; Taractichthys steindachneri) 360 ekor(8,21%), sedangkan untuk jenis lainnya diba-wah 5% dengan nilai hook rate dibawah 5(Tabel 1 dan 2).

Berdasarkan konstruksi, rawai tuna dapatdigolongkan menjadi 3 tipe yaitu rawai permu-kaan (surface longline) yang terdiri dari 4-7pancing antar pelampung, rawai pertengahan(middle depth longline) terdiri dari 11 dan 13pancing dan rawai dalam (depth longline) yangterdiri atas 15-21 pancing (Gambar 2).

Hasil tangkapan berdasarkan tipe rawaituna pertengahan diperoleh tangkapan ikantarget sebesar 26,31% yang terdiri dari 4 jenisdominan tuna, ikan hasil tangkapan sampingansebesar 16,72% terdiri dari 24 spesies yangmemiliki nilai ekonomi (by-product) dan ikanyang tidak termanfaatkan dan dibuang kembalike laut sebesar 56,97%. Biasanya ikan yangtidak termanfaatkan dan dibuang kembali kelaut dalam kondisi terluka maupun mati (dis-cards). Terdapat 7 spesies ikan dan 1 spesiespenyu dalam komposisi hasil tangkapan yangtidak termanfaatkan. Sementara hasil tangkap-an rawai tuna tipe dalam diperoleh hasil ikantarget 25,62%, ikan hasil tangkapan sampingansebanyak 42,15% terdiri dari 16 spesies dan32,22% ikan discards yang terdiri dari 6 spesiesikan (Gambar 3).

Berdasarkan tali cabang atau jumlahpancing, rawai tuna yang memiliki jumlah 11pancing antar basket memperoleh ikan hasiltangkap sampingan sebanyak 32 ekor danbanyak tertangkap pada posisi pancing nomor2, sedangkan ikan discards pada pancingnomor 4. Rawai tuna dengan jumlah 12 pancingantar basket memperoleh ikan hasil tangkapsampingan sebanyak 48 ekor, sedangkan dis-cards 223 ekor dan banyak tertangkap padapancing nomor 3. Untuk rawai tuna denganjumlah 15 pancing memperoleh ikan hasil tang-kap sampingan sebanyak 50 ekor dan banyaktertangkap pada pancing nomor 6 dan 7,sedangkan ikan discards pada pancing nomor2. Sementara rawai tuna dengan jumlah 16pancing memperoleh ikan hasil tangkapsampingan sebanyak 43 ekor dan banyaktertangkap pada pancing nomor 10, sedangkanikan discards sebanyak 62 ekor dan banyaktertangkap pada pancing nomor 4 (Gambar 4).

Hasil pengamatan dengan menggunakanalat bantu “hook timer” yang berfungsi untukmengetahui saat ikan memakan umpan (feed-ing periodicity) diperoleh informasi bahwa ikanpari lemer sangat aktif mencari makan padamalam hari yaitu pada jam 17.00 hingga 24.00

Page 7: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

122 Marine Fisheries 5 (2): 119-127, November 2014

puncaknya terjadi pada jam 19.00, sedangkanikan naga memilik 2 puncak aktif mencari ma-

kan yaitu pada jam 19.00 dan 23.00 (Gambar5).

Tabel 1 Komposisi hasil tangkapan utama, nama, kode, jumlah hasil tangkapan, persentase dannilai hook rate tiap spesies

No Nama Indonesia Nama Latin Kode Total (ekor) % Hook Rate1 Albakora Thunnus alalunga ALB 812 13,70 2,1032 Tuna mata besar Thunnus obesus BET 510 8,60 1,3213 Madidihang Thunnus albacares YFT 203 3,42 0,5264 Tuna sirip biru selatan Thunnus maccoyii SBF 25 0,42 0,065

Tabel 2 Komposisi hasil tangkapan sampingan, nama, kode, jumlah hasil tangkapan, persentasedan nilai hook rate tiap spesies

No Nama Indonesia Nama Latin Kode Total(ekor) % Hook rate

Tuna (Famili Scombridae)1 Cakalang Katsuwonus pelamis SKJ 77 1,76 1,992 Tongkol kenyar Sarda orientalis BIP 1 0,02 0,03Ikan lainnya (Bony Fishes)3 Ikan setan Lepidocybium flavobrunneum LEC 448 10,22 11,604 Bawal sabit Taractichthys steindachneri TST 360 8,21 9,325 Bawal lonjong Taractes rubescens TCR 98 2,23 2,546 Tenggiri laki Acanthocybium solandri WAH 70 1,6 1,817 Ikan opah Lampris guttatus MON 57 1,3 1,488 Lemadang Coryphaena hippurus CDF 13 0,3 0,349 Gindara Ruvettus pretiosus OIL 9 0,21 0,2310 Bawal ekor perak Taractes rubescens EIL 4 0,09 0,10Ikan Berparuh (Billfishes)11 Ikan pedang Xiphias gladius SWO 109 2,49 2,8212 Setuhuk biru Makaira nigricans BLZ 44 1 1,1413 Setuhuk hitam Istiompax indica BLM 40 0,91 1,0414 Ikan layaran Istiohorus platypterus SFA 17 0,39 0,4415 Ikan tumbuk Tetrapturus angustirostris SSP 11 0,25 0,2816 Setuhuk loreng Tetrapturus audax MLS 3 0,07 0,08Ikan bertulang rawan (Kelas Elasmobranchii )17 Hiu selendang biru Prionace glauca BSH 44 1 1,1418 Hiu lanjaman Carcharhinus brevipinna CCB 4 0,09 0,1019 Hiu moro Isurus oxyrinchus MSO 3 0,07 0,0820 Hiu koboy Carcharhinus longimanus OCS 2 0,05 0,0521 Hiu tikus Alopias pelagicus TSP 2 0,05 0,0522 Hiu tikus Alopias superciliosus TSS 1 0,02 0,0323 Hiu martil Sphyrna spp. SPY 1 0,02 0,0324 Hiu macan Galeocerdo cuvier TIG 1 0,02 0,03Ikan yang tidak dimanfaatkan (Discards)25 Ikan naga Alepisaurus spp. NGA 1880 42,87 48,6826 Pari lemer Pteroplatytrygon violacea DAS 967 22,05 25,0427 Hiu buaya Pseudocarcharias kamoharai PSK 63 1,44 1,6328 Layur hitam Gempylus serpens HAR 33 0,75 0,8529 Ikan mambo Mola mola MOX 11 0,25 0,2830 Pari plampangan Mobula japonica RMJ 3 0,07 0,0831 Layur merah Trachipterus fukuzakii TRF 3 0,07 0,0832 Penyu lekang Lepidochelys olivacea LKV 6 0,14 0,16

Page 8: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

Novianto dan Nugraha – Komposisi HTS dan Ikan Target Rawai Tuna 123

Gambar 2 Rata-rata kedalaman mata pancing berdasarkan metode Yoshihara

Gambar 3 Persentase komposisi ikan target dan ikan hasil tangkap sampingan pada tipe rawaituna dalam (a) dan rawai tuna pertengahan (b)

Ikan Non-target :16,72%

Ikan Discards : 56, 97%

Ikan target :26,31%

Ikan Non-target :42,15%

Ikan Discards:32,22%

Ikan Target :25,62%

Page 9: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

124 Marine Fisheries 5 (2): 119-127, November 2014

Gambar 4 Komposisi hasil tangkapan ikan target dan ikan hasil tangkap sampingan berdasarkannomor pancing

Gambar 5 Waktu memakan umpan ikan naga (NGA) dan pari lemer (DAS)

Page 10: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

Novianto dan Nugraha – Komposisi HTS dan Ikan Target Rawai Tuna 125

Komposisi ikan hasil tangkapansampingan secara keseluruhan didominasi olehikan naga, pari lemer, ikan setan, bawal sabitdan ikan pedang. Komposisi ini sama denganyang terjadi di perikanan rawai tuna di Samu-dera Pasifik (Ward et al. 2004; Zhenhua et al.2012) dan penelitian-penelitian sebelumnya di-perairan Samudera Hindia (Barata dan Prisan-toso 2009; Prisantoso et al. 2010; Nugraha danTriharyuni 2009), sedangkan perikanan rawaiikan pedang (swordfish) di Atlantik menun-jukkan hiu buaya, hiu tikus, ikan naga dan parilemer merupakan hasil tangkapan sampinganyang banyak tertangkap (Morato et al. 2010).Banyak faktor, termasuk gerakan vertikal men-cari makan, tipe dan ukuran pancing, jenis um-pan dan lama perendaman pancing (soak time),dapat mempengaruhi kelimpahan dan keren-tanan spesies ikan pelagis pada operasionalpenangkapan rawai tuna (Zhu et al. 2012).

Perbedaan konstruksi jumlah pancingmempengaruhi kedalaman pancing untuk men-capai kedalaman renang (swimming layer) ikantarget. Beverly et al. (2009) menyatakan salahsatu teknik yang potensial untuk mengurangitangkapan yang tidak diinginkan adalah meng-hilangkan pancing permukaan. Tipe rawai da-lam (depth longline) dapat mengurangi tertang-kapnya spesies epipelagis karena rata-ratakedalaman pancing dibawah 100 meter. Meski-pun perbedaan kedalaman pancing rawai per-mukaan dan dalam berbeda, kedua tipe inimenargetkan tuna mata besar dan menangkapkomposisi yang sama namun ada perbedaansignifikan laju tangkap terhadap 5 speies epi-pelagis non-target yaitu jenis tenggriri laki,lemadang, ikan tumbuk, setuhuk biru, dansetuhuk loreng lebih sedikit tertangkap di tiperawai dalam. Hal ini sesuai dengan hasilpenelitian ini yang menunjukkan porsi ikandiscards sebanyak 56,97% merupakan ikanjenis epipelagis yang banyak tertangkap di tiperawai yang lebih dangkal dibandingkan tiperawai dalam (32,22%).

Zhu et al. (2012) menyatakan kecualiuntuk hiu tikus dan bawal sabit, spesies hasiltangkap sampingan memiliki kedalaman rata-rata yang berbeda secara signifikan dengantuna mata besar. Beverly et al. (2003), menya-takan spesies yang memliki nilai ekonomisseperti bawal (pomfret), ikan setan dan opahditemukan di perairan laut dalam dan berkelom-pok dengan tuna mata besar, sedangkan layurhitam (snake mackerel), ikan naga (lancetfish)dan pari lemer (pelagic stingrays) dapat ter-tangkap pada setiap kedalaman mata pancing.Beverly et al. (2009) juga menemukan bahwamenghilangkan pancing dangkal di atas 100 mdari kolom air dari rawai tuna standar (permu-

kaan) secara signifikan dapat meningkatkantangkapan bawal sabit dan akan meningkatkantangkapan hiu tikus bila menggunakan pancingdalam. Oleh karena itu, menyesuaikan alattangkap rawai untuk rentang kedalaman terten-tu dapat mengurangi tingkat tangkapan daribeberapa spesies, tetapi meningkatkan tingkattangkapan jenis lainnya (Zhu et al. 2012).

Ward dan Myers (2005) menyatakan per-bandingan catch ability penangkapan padasiang dan malam hari mengungkapkan variasipola makan (feeding periodicity) diantara spe-sies mesopelagis yang mungkin merupakangambaran migrasi vertikal mereka. Nilai catchability dari tuna mata besar, meningkat padadaerah yang lebih dalam pada siang hari,sedangkan pada malam hari penyebarannyalebih merata. Hal ini diduga visibilitas yangsangat penting untuk distribusi vertikal predatorbesar seperti tuna mata besar di laut terbuka.Tuna mata besar mencari makan di bawahzona yang diterangi matahari pada siang hari dimana mereka dapat menghindari deteksi olehmangsanya dan pada malam hari penyebaran-nya lebih luas karena laut hampir seragamgelap. Distribusi dari predator besar lainnyamenunjukkan pola migrasi vertikal yang miripdengan tuna mata besar, misalnya, albakor,ikan setan dan hiu tikus (bigeye thresher shark;Alopias superciliosus).

Visibilitas juga penting untuk menghindaripredator bagi spesies yang berukuran kecil,mereka berkonsentrasi pada kedalaman yangdalam, di bawah zona diterangi matahari sela-ma siang hari, dimana mereka dapat menghin-dari predator mereka dan malam hari merekamenjelajah ke permukaan untuk mencari ma-kan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian inidimana ikan naga dan pari lemer aktif padamalam hari. Aktifnya kedua spesies ini padamalam hari diduga mereka merupakan mangsabagi ikan predator lainnya sehingga merekalebih menghindari daerah yang terang. Bebera-pa spesies epipelagis menunjukkan pola yangberlawanan, berkonsentrasi di permukaan airselama siang hari dan kemudian mulai lebih lu-as bergerak di malam hari, misalnya, ikan tum-buk dan setuhuk loreng (Ward dan Myers2005).

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Terdapat 36 spesies hasil tangkapan ra-wai tuna yang terdiri atas 4 jenis tangkapan uta-ma yakni tuna mata besar, tuna sirip kuning/madidihang, tuna sirip biru selatan, dan albako-ra, 32 spesies hasil tangkap sampingan yang

Page 11: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

126 Marine Fisheries 5 (2): 119-127, November 2014

terdiri dari 23 spesies yang dimanfaatkan (by-product) dan 9 spesies yang dibuang (dis-cards). Interaksi antara ikan target dan ikan ha-sil tangkap sampingan sangat dipengaruhi olehkedalaman renang (swimming layer), kebiasaanmencari makan (feeding periodicity) dan statusmangsa dan pemangsa.

SaranUntuk menjaga kelestarian sumber daya

ikan hasil tangkapan rawai tuna, khususnya ha-sil tangkapan sampingan yang dibuang, disa-rankan untuk memperhatikan penggunaan kon-figurasi alat tangkap terutama posisi mata pan-cing di dalam air, kapan dan dimana melakukanpenangkapan yang berhubungan dengan habi-tat, penyebaran dan kebiasaan hidup dari spe-sies tersebut.

DAFTAR PUSTAKABartram PK, Kaneko JJ. 2009. Catch to By-

catch Ratios: Comparing Hawaii’s Long-line Fisheries with Others, SOEST 04-05.JIMAR Contribution 04-352, University ofHawaii-NOAA, Joint Institute for Marineand Atmospheric Research [Internet].[diunduh pada tanggal 1 Mei 2014].Tersedia pada: http://www.soest.hawaii.edu/pfrp/soest_jimar_rpts/bartram_kaneko_bycatch_rpt.pdf.

Barata A, Prisantoso BI. 2009. Beberapa JenisIkan Bawal (angel fish, bramidae) yangTertangkap dengan Rawai Tuna (tunalongline) di Samudera Hindia dan AspekPenangkapannya. Jurnal Bawal. 2(5):223-227.

Beverly S, Daniel C, Michael M, Brett M. 2009.Effects of Eliminating Shallow Hooksfrom Tuna Longline Sets on Target andNon-target Species in The Hawaii-BasedPelagic Tuna Fishery. Fisheries Re-search (96): 281-288.

Beverly S, Chapman L, SokimiW. 2003.Horizontal Longline Fishing Methods andTechniques: A Manual for Fisherman.Noumea, New Caledonia: Multipress.130 p.

Heithaus, Michael R, Alejandro F, Aaron JW,Boris W. 2008. Predicting EcologicalConsequences of Marine Top PredatorDeclines. Review Trends in Ecology andEvolution.Elsevier Inc 23 (4) [Internet].[diunduh pada tanggal 1 Mei 2014].Tersedia pada:http://dx.doi.org/10.1016/j.tree.2008.01.003.

Huang HW, Chang KY, Tai JP. 2008. Pre-liminary Estimation of Seabird by-catch ofTaiwanese longline fisheries in the IndianOcean. IOTC-2008-WPEB-17. 5 p.

Joseph J. 2009. By-catch in The World’s TunaFisheries: An Overview of The State ofMeasured Data, Programs And A Propo-sal For A Path Forward: An InternationalSeafood Sustainability Foundation WhitePaper [Internet]. [diunduh pada tanggal 2Mei 2014]. Tersedia pada:http://issfound-ation.org/ wpcontent/uploads/downloads/2010/12/ISSFWhitepaperBycatch.pdf.

Klawe WL. 1980. Longlines Catches of TunasWithin The 200 Miles Economic Zones ofThe Indian And Western Pasific Ocean.Dev. Rep. Indian Ocean Prog. 48: 83 pp.

Morato T, Simon DH, Valerie A, Simon JN.2010. Seamounts are Hotspots of Pela-gic Biodiversity in the Open Ocean.PNAS107 (21): 9707–9711. [Internet].[diunduh pada tanggal 2 Mei 2014].Tersedia pada: www.pnas.org/lookup/suppl/doi:10.1073/pnas.0910290107.

Nugraha B, Triharyuni S. 2009. Pengaruh Suhudan Kedalaman Mata Pancing Rawai Tu-na (Tuna Longline) terhadap Hasil Tang-kapan Tuna di Samudera Hindia. JurnalPenelitian Perikanan Indonesia. 15(3):239-247.

Prisantoso BI, Widodo AA, Mahiswara, SadiyahL. 2010. Beberapa Jenis Hasil TangkapSampingan (By-catch) Kapal Rawai Tunadi Samudera Hindia yang Berbasis diCilacap. Jurnal Penelitian Perikanan In-donesia. 16(3): 185-194.

Read AJ. 2007. Do Circle Hooks Reduce theMortality of Sea Turtles in Pelagic long-lines? A Review of Recent Experiments.Biological Conservation. 1(35): 155-169.

Setyadji B, Nugraha B. 2012. Hasil TangkapSampingan (HTS) Kapal Rawai Tuna diSaMudera Hindia Yang Berbasis di Be-noa. Jurnal Penelitian Perikanan Indone-sia. 18(1): 43-51.

Suharto. 1995. Pengaruh Kedalaman MataPancing Rawai Tuna terhadap HasilTangkapan (Percobaan Orientasi denganKM. Madidihang di Samudera Hindia Se-belah Barat Sumatera) [skripsi]. Bogor:Jurusan Pemanfaatan Sumber daya Per-ikanan. Fakultas Perikanan. Institut Per-tanian Bogor. 78 p.

Ward P, Myers RA. 2005. Inferring The DepthDistribution of Catchability for Pelagic

Page 12: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

Novianto dan Nugraha – Komposisi HTS dan Ikan Target Rawai Tuna 127

Fishes and Correcting for Variations inthe Depth of Longline Fishing Gear. J.Fish. Aquat. Sci. 62: 1130–1142.

Ward P, Myers RA, Wade B. 2004. Fish Lost AtSea: The Effect of Soak Time on PelagicLongline Catches. Fish Bull. 102: 179–195.

Watson JW, Kerstetter DW. 2006. PelagicLongline Fishing Gear: A Brief HistoryAnd Review of Research Efforts ToImprove Selectivity. Marine TechnologySociety Journal. 40(3).

Zhenhua W, Dai X, Zhu J, Wang X. 2013.Catch and Depth Distribution of PelagicFishes Caught In A Chinese ObserverTrip In the Water of Eastern SolomonIslands. WCPFC-SC9-2013/ EB-WP-13.

Zhu J, Xu L, Xiaojie D, Xinjun C, Yong C. 2012.Comparative Analysis of Depth Distri-bution for Seventeen Large Pelagic FishSpecies Captured in A Longline Fisheryin The Central-Eastern Pacific Ocean.Scientia Marina. 76(1).

Page 13: MARINE FISHERIES: Jurnal Teknologi dan Manajemen … HASIL TANGKAPAN...pengelolaan perikanan tangkap, teknologi alat penangkapan ikan, kapal penangkap ikan, dan ... yang bertemakan

ISSN 2087-4235

MARINE FISHERIESJurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan Laut

1. Sasaran Strategis Pengembangan Model Kluster Industri Perikanan Tangkap(Strategic objectives for Cluster Development Model of Capture FisheriesIndustry) Oleh: Tri Wiji Nurani, Ardani, Ernani Lubis........................................................ 109-118

2. Komposisi Hasil Tangkapan Sampingan dan Ikan Target Perikanan Rawai TunaBagian Timur Samudera Hindia (Catch Composition of by-catch and TargetSpecies on Tuna Longline Fisheries in Eastern Indian Ocean) Oleh: Dian Novianto,Budi Nugraha ..................................................................................................................... 119-127

3. Analisis Optimasi Armada Penangkapan Madidihang Skala Kecil di KabupatenSeram Bagian Barat (Fishing Fleet Optimization Analysis of Small ScaleYellowfin Tuna in West Seram Regency) Oleh: Ruslan H.S. Tawari, Domu Simbolon,Ari Purbayanto, Am Azbas Taurusman ............................................................................. 129-136

4. Rancang Bangun Bubu Elver Spiral (Desain of Elver Spiral Traps) Oleh: MisbahSururi, Gondo Puspito........................................................................................................ 137-145

5. Analisis Sumberdaya Ikan Tembang (Sardinella fimbriata) di Perairan SelatSunda yang Didaratkan di PPP Labuan, Banten (Analysis of FringescaleSardinella (Sardinella fimbriata) Resources in Sunda Strait that Landed on PPPLabuan, Banten) Oleh: Rodearni Simarmata, Mennofatria Boer, Achmad Fahrudin....... 147-152

6. Seleksi Umpan dan Bentuk Perangkap Plastik untuk Menangkap Keong Macan(Selection on Bait and Shape of Plastic Trap in Catching Babylon Snail) Oleh:Gondo Puspito, Ayu Adhita Damayanti ............................................................................. 153-160

7. Analisis Kelayakan Usaha Perikanan Pukat Cincin di Pelabuhan Perikanan Pantai(PPP) Lampulo Banda Aceh, Propinsi Aceh (Analysis Financial Fisheries ofPurse Seine in Lampulo Fishing Port Banda Aceh Provinsi Aceh) Oleh: Neliyana,Budy Wiryawan, Eko Sri Wiyono, Tri Wiji Nurani .............................................................. 161-167

8. Sistem Rantai Pasok Tuna Loin di Perairan Maluku (Supply Chain System ofTuna Loin in Maluku Waters) Oleh: Arinto Kuncoro Jati, Tri Wiji Nurani, Budhi H.Iskandar ............................................................................................................................ 169-177

9. Aspek Keselamatan Ditinjau dari Stabilitas Kapal dan Regulasi Pada Kapal Poleand Line di Bitung, Sulawesi Utara (Safety Aspects Pole and liner From ShipStability and Regulation Point of View in Bitung, North Sulawesi) Oleh: YuliPurwanto, Budhi H. Iskandar, Mohammad Imron, Budy Wiryawan................................... 179-190

10. Pola Musim dan Daerah Penangkapan Rajungan (Portunus pelagicus) di PerairanKabupaten Pangkep (Season and Patterns of Catching Swimming Crab(Portunus pelagicus) in Pangkep Waters Regency) Oleh: Ihsan, Eko Sri Wiyono,Sugeng Hari Wisudo, John Haluan ................................................................................... 191-198

Alamat: Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPBJl. Lingkar Akademik, Kampus IPB Darmaga Telp. (0251) 8622935 Fax. (0251) 8421732

Email: [email protected]