marifatul islam

27
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Islam adalah sebuah tatanan hidup yang menghantarkan pemeluknya menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam bab ini akan dijelaskan, bagaimana umat Islam bisa memaknai al-Islam dari sisi definisi (ta’rif), baik secara etimologi maupun terminologi. Juga akan dijelaskan, terkait dengan kesempurnaan al-Islam, karakteristik Islam dan bagaimana seharusnya umat Islam menjadikan ajaran Islam itu sendiri sebagai pedoman atau acuan dalam berucap dan bertindak. 2. Tujuan 1. Mahasiswa dapat menyebutkan definisi (ta’rif) Islam secara basa dan istilah. 2. Mahasiswa dapat menjelaskan kesempurnaan Islam. 3. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan karakteristik Islam.

Upload: rukawakaeda

Post on 29-Nov-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Marifatul Islam

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Islam adalah sebuah tatanan hidup yang menghantarkan pemeluknya menuju

kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam bab ini akan dijelaskan, bagaimana umat Islam bisa

memaknai al-Islam dari sisi definisi (ta’rif), baik secara etimologi maupun terminologi. Juga

akan dijelaskan, terkait dengan kesempurnaan al-Islam, karakteristik Islam dan bagaimana

seharusnya umat Islam menjadikan ajaran Islam itu sendiri sebagai pedoman atau acuan

dalam berucap dan bertindak.

2. Tujuan

1. Mahasiswa dapat menyebutkan definisi (ta’rif) Islam secara basa dan istilah.

2. Mahasiswa dapat menjelaskan kesempurnaan Islam.

3. Mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan karakteristik Islam.

Page 2: Marifatul Islam

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Islam

1.1. Islam Menurut Bahasa (Etimologi)

Menurut etimologi, Islam berasal dari kata salima yang artinya selamat. Kemudian

dari kata tersebut dibentuk menjadi kata aslama yang artinya meyelamatkan. Dan berarti juga

tunduk, patuh dan taat.. kata aslama itulah menjadi kata Islam yang mengandung semua arti

yang terkandung dalam kata dasarnya. Oleh sebab itu orang yang melakukakan aslama

(masuk Islam) dinamakan Muslim. Berarti orang itu telah menyatakan diri untuk taat,

menyerahkan diri dan patuh kepada Allah SWT.

Di dalam ayat al-Qur’an, ada beberapa kata yang secara umum makna dari kata-kata

tersebut terkandung dalam lafazh Islam, diantaranya :

- Islamul wajhi, secara lafazh artinya menundukan wajah

ذ� �خ� و�ات �يفا ن ح� اه�يم� �ر� �ب إ �ة� م�ل �ع� �ب و�ات ن�� م�ح�س� و�ه�و� لله� و�ج�ه�ه� �م� ل س�� أ م&م�ن� ا د�ين �ح�س�ن� أ و�م�ن�

. �يال ل خ� اه�يم� �ر� �ب إ الله�

“Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya

kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang

lurus Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (QS. An-Nisaa` (4) :125)

- Istislam, secara lafazh artinya berserah diri

ها �ر� و�ك ط�و�عا ر�ض�� �أل و�ا م�او�ات� الس� ف�ي م�ن �م� ل �س� أ �ه� و�ل �غ�ون� �ب ي الله� د�ين� �ر� �ف�غ�ي أ

ج�ع�ون� �ر� ي �ه� �ي �ل .و�إ

“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah

berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan

hanya kepada Allah-lah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran (3) :83)

- Salim atau salamah, secara lafazh berarti bersih

. 7 �يم ل س� �ق�ل�ب7 ب الله� �ى �ت أ م�ن� � �ال إ

Page 3: Marifatul Islam

“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”(QS. Asy-Syu’ara

(26) :89)

- Salaam, secara lafazh artinya selamat sejahtera.

ه� �ف�س� ن ع�ل�ى �م� <ك ب ر� �ب� �ت ك �م� �ك �ي ع�ل �م@ ال س� ف�ق�ل� �ا �ن �ات �اي �ئ ب �ون� �ؤ�م�ن ي �ذ�ين� ال ج�آء�ك� �ذ�ا و�إ

�ه� �ن ف�أ �ح� ص�ل� و�أ �ع�د�ه� ب م�ن �اب� ت �م� ث �ة7 ه�ال �ج� ب وءا س� �م� م�نك ع�م�ل� م�ن� �ه� ن

� أ ح�م�ة� الر�

. ح�يم�� ر� غ�ف�ور��

“Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka

katakanlah:"Salaamun-alaikum. Rabbmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang,

(yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan,

kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka

sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-An’am (6) :54)

- Salmu, secara lafazh berarti damai.

�م� ك �ر� �ت ي �ن و�ل �م� م�ع�ك و�الله� �و�ن� ع�ل� �أل ا �م� �نت و�أ � �م ل الس� �ل�ى إ �د�ع�وا و�ت �وا �ه�ن �ت ف�ال

. �م� �ك �ع�م�ال أ

“Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah-(pun)

beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu. (QS.

Muhammad.” (47) :35)

1.2. Islam Menurut Istilah (Terminology)

Secara termonologi, Islam adalah :

�ه� ن� أ �ه�ر� ت و�اش� �م� ع�ل م�ا �ل& ك م�ن� �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى �ي< �ب الن �ه� ب اء� ج� �م�ا ل �ال� �ث �م�ت �ال و�ا �اد� �ق�ي �ن � �ال ا

. �ن� الد&ي م�ن�

“Tunduk dan patuh untuk melaksanakan segala sesuatu yang dibawa oleh Nabi SAW yang

diketahui dan terkenal bahwasannya itu merupakan syari’at Islam.”

Dengan definisi tersebut, Islam menjadi penterjemah untuk keimanan yang ada dalam

lubuk hati. Maka iman adalah keyakinan yang tertanam dalam hati, sedangkan Islam adalah

Page 4: Marifatul Islam

pembuktian dengan melibatkan anggota badan untuk keimanan yang tertanam kuat di dalam

hati. Pemahaman ini diperkuat oleh hadits Nabi SAW, ketika beliau ditanya oleh Jibril

tentang iman, maka beliau menjawab : ia adalah, hendaknya Engkau meyakini adanya Allah,

Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir dan meyakini qadla serta qadar-

Nya.

Dan ketika Rasulullah SAW ditanya tentang Islam, beliau menjawab, Islam adalah,

hendaknya kamu bersyahadat, mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan shaum di

bulan Ramadhan, dan melakukan haji apabila kamu mampu. Kemudian ketika menyebutkan

rukun Islam, beliau bersabda,”Islam itu dibangun di atas lima pondasi, dua kalimah syahadat,

mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan shaum di bulan Ramadhan.”

Dari hadits itu, terlihat jelas bahwa, Islam merupakan aplikasi daripada keimanan yang kokoh

yang tertanam di dalam hati.

2. Kesempurnaan Islam

Islam adalah kesejahteraan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan manusia, baik di

dunia maupun akhirat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Islam mengajarkan segi-segi

yang berkaitan dengan urusan duniawi dan segi-segi yang berhubungan dengan urusan

ukhrawi. Maka dengan demikian, Islam adalah ajaran yang mengatur hubungan manusia

dengan tuhannya, meliputi keyakinan dan penghambaan. Islam mengajarkan tentang system

keimanan dan peribadahan. Yang pertama disebut dengan rukun-rukun iman dan yang ke dua

disebut dengan rukun-rukun Islam.

Islam merupakan satu-satunya ajaran yang mengatur manusia dengan sesamanya dan

hubungannya dengan alam sekitarnya di mana dia hidup. Oleh karena itu, Islam mengajarkan

tentang tata nilai kehidupan manusia secara komprehensif, baik sosial, ekonomi, politik, seni,

kebudayaan, pernikahan, pembagian harta waris, jihad dan lain sebagainya. Hal tersebut

menunjukkan, bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan komprehensif (syamil wa

mutakamil).

Allah SWT berfirman,

�ط�ان� ي الش� خ�ط�و�ات� �ع�وا �ب �ت ت � و�ال �آف�ة ك � �م ل الس& ف�ي �وا ل اد�خ� �وا ء�ام�ن �ذ�ين� ال <ه�ا ي� �اأ ي

. �ين�� م<ب Wع�د�و �م� �ك ل �ه� �ن إ

Page 5: Marifatul Islam

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhannya, dan

janganlah kamu turut langkah-langkah syaithan. Sesungguhnya syaithan itu musuh yang

nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah (2) :208)

Secara umum, kesempurnaan Islam bisa dari tiga aspek:

Pertama,Kesempurnaan dalam Waktu (syumuliyyatuz zaman)

Islam adalah risalah atau ajaran yang satu yang cocok dan sesuai sepanjang sejarah

kehidupan manusia sampai hari kiamat. Islam juga merupakan agama yang menyempurnakan

sekaligus meralat ajaran yang telah dibawa oleh para nabi dan rasul Allah SWT sebelum Nabi

Muhammad SAW. Dengan demikian, maka Islam adalah agama dari seluruh nabi dan rasul

yang diutus Allah SWT, pada bangsa-bangsa dan kelompok-kelompok manusia, termasuk

Nabi Muhammad SAW dan umatnya.

Di antara ayat al-Qur`an yang menunjukkan bahwa Islam adalah agama bagi nabi sebelum

Nabi Muhammad SAW adalah firman Allah SWT,

�م� �ك �ي ع�ل و�م�اج�ع�ل� �م� �اك �ب ت اج� ه�و� ج�ه�اد�ه� ح�ق� الله� ف�ي و�ج�اه�د�وا

�م� م�اك س� ه�و� اه�يم� �ر� �ب إ �م� �يك ب� أ �ة� م�ل ج7 ح�ر� م�ن� الد&ين� ف�ي

.. �ل� ق�ب م�ن �م�ين� ل �م�س� ال

”Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah

memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu

kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu

sekalian orang-orang muslim dari dahulu ..”

(QS. Al-Hajj (22) :78)

Adapun Nabi Muhammad SAW, beliau merupakan nabi terakhir, oleh karenanya

tidak akan ada lagi setelah beliau dan secara otomatis tidak akan ada lagi ajaran selain ajaran

Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW. Islam adalah agama yang sempurna yang akan

senantiasa sejalan kehidupan manusia sepanjang zaman.

�ان� و�ك &ين� �ي �ب الن �م� ات و�خ� الله� ول� س� ر� �ك�ن و�ل �م� �ك ال ج� ر& م&ن �ح�د7 أ �آ �ب أ م�ح�م�د@ �ان� م�اك

. �يما ع�ل ى�ء7 ش� �ل& �ك ب الله�

Page 6: Marifatul Islam

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia

adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala

sesuatu”. (QS. Al-Ahzab (33) : 40)

Kedua, Kesempurnaan Sistem (syumuliyyatul manhaj)

Islam adalah agama yang memiliki system ajaran yang sempurna, di mana ia

dibangun berdasarkan asas akidah yang kokoh yang tercermin dalam rukun-rukun iman.

Kemudian di atas keimanan yang kokoh tersebut dibangunlah keislaman seorang hamba yang

tercermin dalam rukun-rukun Islam (ibadah dan mu’amalah) dan budi pekerti (akhlak).

Selanjutnya diperkuat atau didukung dengan system ajaran jihad atau amar ma’ruf nahi

munkar demi terpeliharanya keimanan yang murni dan ibadah serta akhlak mulia.

Diantara ayat-ayat yang menunjukkan kesempurnaan system Islam adalah sebagai berikut,

- Dalam masalah akidah

Allah SWT berfirman,

�ه� ول س� ر� ع�ل�ى ل� �ز� ن �ذ�ي ال �اب� �ت �ك و�ال �ه� ول س� و�ر� �ه� �الل ب �وا �م�ن آ �وا �م�ن آ �ذ�ين� ال <ه�ا ي� أ �ا ي

�ه� ل س� و�ر� �ه� �ب �ت و�ك �ه� �ت �ك ئ و�م�ال� �ه� �الل ب �ف�ر� �ك ي و�م�ن� �ل� ق�ب م�ن� ل� �ز� �ن أ �ذ�ي ال �اب� �ت �ك و�ال

. �ع�يدا ب ال ض�ال� ض�ل� ف�ق�د� �خ�ر� اآل� � �و�م �ي و�ال

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan

kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan

sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,

rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-

jauhnya”. (QS. 4:136)

- Dalam masalah ibadah, contohnya shalat dan zakat

Allah SWT berfirman :

. �ع�ين� اك الر� م�ع� �ع�وا ك و�ار� �اة� ك الز� �وا و�ء�ات �ة� الص�ال �ق�يم�وا و�أ

“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku”.

(QS. Al-Baqarah (2) :43)

Page 7: Marifatul Islam

�م� �ك �ل ق�ب م�ن �ذ�ين� ال ع�ل�ى �ب� �ت ك �م�ا ك �ام� الص&ي �م� �ك �ي ع�ل �ب� �ت ك �وا ء�ام�ن �ذ�ين� ال <ه�ا ي� �اأ ي

. �ق�ون� �ت ت �م� �ك �ع�ل ل

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan

atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”.(QS. Al-Baqarah (2) :183)

- Dalam masalah mu’amalah, contohnya larangan transaksi ribawi

الله� �ق�وا و�ات م<ض�اع�ف�ة �ض�ع�افا أ �ا ب الر& �وا �ل �ك �أ ت � ال �وا ء�ام�ن �ذ�ين� ال <ه�ا ي� أ �ا ي

. �ح�ون� �ف�ل ت �م� �ك �ع�ل ل

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan

bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Ali Imran (3)

:130)

- Dalam masalah akhlak, contoh larangan memalingkan wajah dan sombong.

�ح�ب< �ي ال الله� �ن� إ ا ح م�ر� ر�ض�� �أل ا ف�ي �م�ش� �ت و�ال �اس� �لن ل خ�د�ك� �ص�ع&ر� �ت و�ال

�ن� . إ �ك� ص�و�ت م�ن و�اغ�ض�ض� �ك� ي م�ش� ف�ي و�اق�ص�د� ف�خ�ور7 �ال7 ت م�خ� �ل� ك

. �ح�م�ير� ال ل�ص�و�ت� ص�و�ات�� �أل ا �ر� �نك أ

“Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu

berjalan di muka bumi dengan angkuh.Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan

lunakkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai”. (QS.

Luqman (31) : 18-19)

- Dalam masalah jihad.

�ون� . �ؤ�م�ن ت 7 �يم �ل أ ع�ذ�اب7 م&ن� �م �نج�يك ت ة7 ار� �ج� ت ع�ل�ى �م� <ك �د�ل أ ه�ل� �وا ء�ام�ن �ذ�ين� ال <ه�ا ي� �اأ ي

�ر�� ي خ� �م� �ك ذ�ل �م� ك �نف�س� و�أ �م� �ك م�و�ال� �أ ب الله� �يل� ب س� ف�ي �ج�اه�د�ون� و�ت �ه� ول س� و�ر� �الله� ب

. �م�ون� �ع�ل ت �م� �نت ك �ن إ �م� �ك ل

Page 8: Marifatul Islam

“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat

menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-

Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika

kamu mengetahuinya”. (QS. Ash-Shaf (61) : 10-11)

Ketiga : Sempurna dalam tempat (syumuliatul makan)

Allah swt sebagai satu-satunya dzat yang menciptakan alam ini dan segala yang ada

didalamnya termasuk manusia, Dia telah menurunkan syariat Islam untuk seluruh alam tanpa

dibatasi dengan waktu begitu juga ruang atau tempat. Yang demikian itu dikarenakan Islam

bersumber dari Dzat yang satu, yaitu Allah SWT, Dialah Dzat Yang menguasai semesta

alam, dan mengetahui akan kemaslahatan hamba-hamba-Nya disetiap waktu dan juga tempat,

oleh karenanya, syari’at Islam diturunkan untuk kehidupan manusia dimanapun ia berada

tanpa dibatasi sedikitpun dengan ruang atau tempat. Islam bukan hanya untuk kewasan Arab,

namun ia diperuntukkan untuk semua manusia, baik Arab maupun non Arab.

3. Islam adalah Pedoman Hidup

Allah SWT sebagai Dzat Yang telah menciptakan alam semesta dan segala isinya

termasuk manusia di dalamnya, tentunya Dia Maha Mengetahui akan kemaslahatan hamba-

hamba-Nya. Oleh karenanya, Allah SWT tidak membiarkan kehidupan ini tanpa aturan,

pijakan dan pedoman. Dalam rangka memberikan kemaslahatan yang sempurna, Allah Azza

Wa Jalla menurunkan syari’at Islam melalui Rasul-Nya yang berlandaskan kepada Al-Qur’an

dan Sunnah Nabawiyyah. Oleh karenanya, bagi hamba Allah yang menginginkan

kemaslahatan yang sesungguhnya, ia harus menjadikan Al-Islam sebagai landasan dasar

dalam mengunakan akal untuk berpikir, hati untuk menentukan arah dan tujuan hidup, serta

menggunakan anggota badannya untuk membuktikan kebenarannya dalam berpikir dan

menenetukan pilihan, sehingga Islam akan selalu mewarnai relung-relung kehidupannya.

Ketika seorang hamba telah menjadikan Islam sebagai pedoman hidupnya, niscaya ia

tidak akan lagi berpikir individual; karena Islam selalu mengajarkan kepada pemeluknya

untuk berpikir demi kemaslahatan umat. Begitu juga halnya dengan keputusan yang

diambilnya, tindakan yang dilakukannya akan selalu diukur terlebih dahulu dengan nilai-nilai

Islam, sehingga kemuliaan pun akan selalu menyertainya.

Page 9: Marifatul Islam

Terkait dengan keharusan berpedoman kepada Al-Islam, Umar r.a telah berkata,”Kita

adalah kaum yang dimuliakan Allah karena (selalu) berpegang teguh dengan Islam, maka kita

tidak akan pernah mendapatkan kemuliaan (kemaslahatan) tanpa berpegang teguh

kepadanya.”

Cukuplah kesempurnaan Islam sebagai alasan yang utama untuk tidak menjadikan

ajaran atau system yang lain sebagai pedoman dalam kehidupan manusia; karena Islam yang

sudah sempurna dan mencakup segala sector kehidupan dan dijamin oleh Allah SWT sebagai

pembuat syari’at tersebut, bahwa ia akan sanggup menyelesaikan semua problematika

kehidupan manusia, manakala syari’at Islam itu ditinggalkan, maka kehancuranlah yang akan

menimpa.

Adalah satu ketetapan yang tidak bisa ditawar lagi, bahwa Islam adalah satu-satunya

konsep kehidupan yang diridlai Allah Azza Wa Jalla yang sanggup menjamin kemaslahatan

hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok, di dunia maupun akhirat. Hal tersebut,

bisa dilihat dari makna-makna yang tersirat dalam ayat-ayat di bawah ini.

�م� م�اج�آء�ه �ع�د ب من �� لا إ� �اب� ت �ك ال �وا وت �أ ��ذين� ال �ف� �ل ت و�م�ااخ� �م� لا س� �لإ� ا الله عند� الد�ين� ن�� إ�

. س�اب ح ال� �ريع� س � الله ن�� �إ� ف الله �ات �اي ئ ب � ف�ر �ك� ي و�م�ن �م� �ه �ن �ي ب Hا �غ�ي ب � �م ل �ع ال“Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-

orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,

karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat

Allah sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. (QS. Ali Imran (3) :19)

. رين� �اس خ ال� من� �ة ر خ Qلأ� ا ي ف � �و و�ه � �ه من �ل� ب �ق� ي �ن �ل ف Hا دين �م لا س� �لأ ا � �ر �ي غ �غ �ت �ب ي و�م�ن“Barang siapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan

diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi”. (QS.

Ali Imran (3) :85)

4. Islam adalah Solusi

‘Sejalan dengan pase-pase kehidupan yang terus dilalui sering kali umat ini

menghadapi berbagai macam permasalahan, di mana permasalan tersebut terkadang

mengakibatkan perselisihan dalam hal menentukan pilihan solusinya. Islam tampil sebagai

Page 10: Marifatul Islam

system kehidupan yang sempurna telah memberikan konsep-konsep yang apabila

dilaksanakan dengan baik tentunya akan memberikan solusi yang mashlahat untuk umat ini,

karena Allah sendiri yang telah menjaminnya.

Oleh karena itu Allah Dzat Yang Maha Tahu akan kemaslahatan dan solusi untuk

setiap permasalahan, selalu menyeru hamba-Nya untuk mengembalikan segala permasalahan

yang terkadang diperselisihkan itu, kepada Islam agar mendapatkan solusi yang tidak

merugikan.

Konsep-konsep dasar kehidupan yang telah Allah tetapkan dalam Islam, tentunya akan

menjadi solusi alternatif untuk menyelesaikan segala permasalahan umat, oleh karenanya,

sudah seharusnya bagi umat Islam untuk berpegang teguh pada ketetapan tersebut dan tidak

mencoba untuk mencari-cari solusi selain solusi Islam. Hal tersebut diingatkan oleh Allah

SWT dalam firman-Nya,

b ء �ى� ش ي ف � �م �از�ع�ت �ن ت ن �إ� ف منك�م� م�ر Qلأ� ا ى و�ل �و�أ س�ول� �� الر �وا طيع Qو�أ � الله �وا طيع Qأ �وا �ن ء�ام ��ذين� ال �ا ه �ي� Qاأ� ي

. H ويلا tأ� ت س�ن� ح� Qو�أ ���ر خ�ي ك� ذ�ل خر Qلأ� ا �و�م �ي و�ال الله ب �ون� �ؤ�من ت � �م نت ك� ن إ� ��س�ول و�الر الله �ى ل إ� � وه ��د� �ر ف“Hai orang-orang yang beriman, ta'atilah Allah dan ta'atilah Rasul(-Nya), dan ulil amri di

antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah

ia kepada Allah (al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada

Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik

akibatnya”. (QS. An-Nisaa` (4) : 59)

Dari ayat di atas, kita selalu dituntut untuk menjadikan Islam sebagai rujukan dalam

setiap permasalahan yang dihadapi, dan menjadikannya satu-satunya solusi; karena Islam

sebagai system hidup yang sempurna tentunya telah memiliki konsep-konsep yang telah

dijamin kemaslahatannya oleh Allah SWT sebagai Dzat yang membutnya.

Sebagai contoh, kita dapat melihat sejarah pemerintahan Umar bin Abdul Aziz yang

terkenal sebagai pemerintahan yang selalu menjadikan Islam sebagai satu-satunya pedoman

dalam menjalankan pemerintahannya. Dan terbukti, selama pemerintahannya diakui sejarah

sebagai pemerintahan paling berhasil setelah Khulafaurrasyidun.

Contoh lain, untuk masalah kemiskinan Islam memiliki solusi dengan konsep zakat,

infak dan shadaqah. Untuk masalah kriminalitas, Islam memiliki solusi dengan konsep hudud

(hukuman yang telah Allah tetapkan kadar dan jenisnya) dan qishash. Untuk masalah

pembagian harta pusaka yang sering memicu konflik keluarga, Islam memiliki solusi dengan

Page 11: Marifatul Islam

konsep ilmu mawaris (faraa`id) yang secara rinci diatur dalam al-Qur`an. Untuk penyakit

masyarakat (pergaulan bebas), Islam memberikan solusi dengan konsep nikah.

Untuk masalah ekonomi yang sering kali mengakibatkan kerugian bagi sebagian pihak

dan menguntungkan bagi pihak yang lainnya, Islam memberikan solusi dengan konsep etika

berbisnis dalam Islam. Dan masih banyak solusi lainnya yang harus selalu dijadikan acuan

dalam menyelesaikan segala permasalah umat.

5. Islam Kita Undang-Undang Yang Sempurna

Islam adalah kitab undang-undang yang sempurna dan menjadi manhaz dalam

mengupayakan kehidupan manusia yang luhur. Islam berupaya memberikan kebebasan

kepada akal dan batin, serta memberikan kebebasan kehendak dan berfikir. Sehingga seorang

pemeluk agama islam akan merasa (percaya diri) bahwa dirinya adalah tuan bagi dirinya

sendiri dan rasa yang memiliki kewenangan untuk mengelola usahanya sendiri, bahkan

seorang muslim akan merasa bahwa ia tidak harus tunduk (menyambah) kepada kekuasaan

seseorang kecuali kepada kekuasaan kebenaran yang hakekatnya tidak ada yang menandingi

keagungannya.

Isalam memberikan potensi asli kepada manusia untuk membuka cakrawala akalnya

sehingga mereka mampu menganali ayat-ayat “kauniyah” Allah yang terbentang di alam

semesta ini, sekaligus mampu menngerti akan sunah-sunah Allah yang terdapat pada

makhluk-Nya serta memehami hikmah-Nya dalam dunia tabiat. Hal ini dijelaskan dalam

firman allah yang artinya:

“Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan segala sesuatu

yang diciptakan allah...”

Membunuh potensi pengetahuan (Assasain Karakter) dan tidak memanfaatkanya

dengan baik, maka hal itu di dalam Islam dipandang sebagai tindak kriminal sehingga

seseorang akan ditanya tentang hal tersebut dan akan dimintai pertanggung jawaban di

hadapan hisab yang menyulitkan. Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah yanng artinya:

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan dimintai pertanggung

jawaban”

Islam dalam akidah-akidahnya, sistem peribadatannya, ketauladanannya, dan nilai-

nilai keluhurannya telah membangkitkan kehidupan dalam perasaan yang telah membantu,

membangunkan dan mencairkan hati yang kering dan menggerakan perasaan hasrat kepada

Page 12: Marifatul Islam

kebijakan dalam diri seseorang agar memperluas cakrawala dirinya akan intrinsik kebijakan

berlaku jujur dan bergul dengan cara yang aktif.

Dalm konteks ini Islam berusaha memerangi sikap kezaliman, kecongkakan, sehingga

tidak merusak kemuliaan seseorang dan tidak menghancurkan kehormatan seseorang,

sehingga seseoranng tidak merasa dirinya lemah dan hina, tidak berdaya, tidak berarti apa-

apa, bahkan seseorang tidak merasa miskin dan sia-sia serta hartanya tidak dirampas tanpa

alasan yang jelas.

Karna Islam hadir dengan berusaha untuk mensucikan dan membersihkan kehidupan

di muka bumi, dengan cermin kehidupan Islam sebagaimana berikut:

1. Kehidupan yang tiada sekutu dan berhalaisme, akan tetapi kehidupan yang

mencerminkan nilai keikhlasan bertauhid dan ibadah semata-mata karena Allah.

2. Kehidupan yang bersih dari sikap kezaliman dan kediktatoran. Akan tetapi kehidupan

yang didalamnya mencerminkan keadilan, kebebasan yang terarah dan persaudaraan.

3. Kehidupan yang tiada kebohongan dan kebodohan, akan tetapi kehidupan yang

diwarnai ilmu pengetahuan dan perilaku bijaksana.

4. Kehidupan yang bersih dari kata-kata kotor dan fasik. Akan tetapi kehidupan yang

didalamnya tercermin nilai kesucian dan kebersihan batin.

5. Kehidupan yang bersih dari hasut dan dengki. Akan tetapi kehidupan yang didalamnya

terjalin rasa kasih sayang, kerja sama yang baik, saling menghargai dan saling tolong-

menolong.

6. Kehidupan yang bersih dari gaya berlabih-lebihan dan bermewah-mewahan. Akan

tetapi kehidupan yang didalamnya mencerminkan saling membantu, memuliakan, dan

menciptakan pengaruh pisitif.

7. Kehidupan yang bersih dari khamer (miras) dan perjudian. Akan tetapi kehidupan yang

didalamnya terdapat motifasi untuk berusaha, bekerja, dan mencari sesuatu yang

dihalalkan oleh Allah.

Potret kehidupan islam ini dimaksudkan untuk mendidik seseorang, menolong jamaah

muslim, mewujudkan hukum yang berdasarkan musyawarah, dan tujuannya adalah

menjagakeabadian dan kemurnian agama islam, mewujudkan strategi dunia dan

menggerakkan peran-peran dakwah menuju Hidayah agama Islam sehingga Ukhuwah

Insaniyah dapat segera diwujudkan dengan suasana damai dan pada gilirannya manusia dapat

hidupdibawah naungan Islam dengan tentram dan damai.

Page 13: Marifatul Islam

Demikianlah potret agama Islam yang berusaha memajukan umat manusia ke dalam

masa ilmu pengetahuan yang membuka cakrawala atom.

6. Karakteristik Islam

Yang dimaksud dengan karaktersitik Islam adalah hal-hal yang bersifat khusus yang

membedakan syari’at dengan yang lainnya.

6.1. Bersumber dari Allah SWT (Rabbaniyyah)

Oleh karena syari’at Islam bersumber dari Allah SWT sebagai pencipta alam semesta,

maka sudah barang tentu syari’at Islam terhindar dari kelemahan dan unsur-unsur

kepentingan yang sempit. Hal ini dikarenakan hukum Allah itu berbeda dengan hukum pisitif

yang dibuat oleh manusia yang tidak akan terlepas dari kelemahan dan unsur-unsur

kepentingan yang sempit.

Manusia, siapapun orang pasti akan menyimpan sifat kemanusiaannya, seperti

berpihak pada kepentingan individu atau kelompok, juga menyimpan kelemahan dan

keterbatasan ilmu pengetahuan. Umpamanya, ia memiliki keahlian dalam bidang hukum,

akan tetapi lemah dalam bidang dalam bidang-bidang yang lainnya, seperti politik, sosial dan

lain sebagainya.

Hukum produk manusia pasti tidak akan luput daripada unsur kepentingan sempit dan

sesaat. Peraturan yang dibuat oleh pihak pemerintah biasanya berpihak kepada kepentingan

perentah dan tidak jarang menyengsarakan rakyat banyak. Hal itu dikarenakan manusia tidak

terlepas dari kepentingannya.

Satu-satunya hukum yang bersih dari kekurangan, kecurangan dan ketidak adilan

hanyalah hukum Allah SWT, karena Allah Maha Suci dari sifat-sifat tersebut. Satu-satunya

hukum yang tidak memihak kepada kepentingan sepihak dan sesaat hanyalah hukum yang

dibuat Allah SWT; karena Dia tidak berkepentingan kepada manusia, namun sebaliknya,

manusia lah yang berkepentingan kepada Allah SWT.

Page 14: Marifatul Islam

6.2. Syari’at Islam Bersifat Seimbang (Tawazuniyyah)

Keseimbangan dalam syari’at Islam maknanya adalah tidak menampilkan sikap

berlebihan dalam segala aspek kehidupan, melainkan selalu berupaya untuk bersikap

proporsional sejalan dengan ketetapan yang telah digariskan dalam Islam.

Islam tidak hanya memerintahkan kepada umatnya untuk berkonsentrasi dalam

kehidupan ukhrawi, akan tetapi ia menganjurkan juga untuk tidak melupakan kehidupan

duniawi. Islam juga tidak hanya menyuruh untuk memperhatikan kepentingan pribadi, namun

menyuruh pula untuk memperhatikan keluarga, masyarakat dan umat.

Karakteristik keseimbangan ini, bisa terlihat dalam sebuah hadits Nabi SAW, ketika

datang kepada beliau tiga orang laki-laki dan bertanya tentang ibadahnya. Ketika mereka

mengetahui ibadahnya Rasulullah SAW, maka mereka merasa bahwa ibadah mereka masih

sangat sedikit, sehingga salah seorang dari mereka berkata,”Aku akan selalu shalat dan tidak

akan tidur.” kemudian yang kedua berkata,”Aku akan selalu shaum dan tidak akan pernah

berbuka.” dan yang ketiga mengatakan,”Aku akan menjauhi wanita dan tidak pernah

menikah selamanya.”

Mendengar hal itu, Rasulullah SAW bersabda,

ي � ن ل��ك � �ه ل �م� �ق�اك ت Qو�أ ه �� ل ل �م� ش�اك خ� Qأ� ل ي� ن إ� ه �� و�الل م�ا Qأ �ا و�ك�ذ �ا ك�ذ � �م �ت �ل ق ��ذين� ال � �م �ت ن Qأ

�س� �ي �ل ف تي �� ن س� ع�ن� ر�غب� �ن� �م ف س�اء�� الن ج� �و�� �ز ت Qو�أ �د� ر�ق Qو�أ ي� ل ص� �و�أ � �طر ف �و�أ ص�وم� Qأ

ي.� منKalian mengatakan, begini dan begini, ketauhilah! Demi Allah! Bahwa Aku adalah orang

yang paling takut dan paling bertakwa kepada Allah di antara kalian, akan tetapi aku

melaksanakan shaum dan berbuka, aku mendirikan shalat dan aku juga tidur, dan aku

menikahi para wanita. Maka barangsiapa yang tidak menyenangi sunnahku, ia tidak

termasuk ke dalam golonganku.”(HR. Bukhari dan Tirmidzi, hadits dari Anas bin Malik )

6.3. Berlaku untuk Umum atau Mendunia (’alamiyyah)

Syari’at Islam berlaku untuk semua orang di semua tempat. Ia bukan hanya

diperuntukkan untuk umat Islam saja, atau untuk wilayah Arab saja. Setiap orang yang hidup

di wilayah negeri Islam manapun, ia harus tunduk terhadap hukum Allah, sebagaimana

tercantum dalam firman-Nya,

Page 15: Marifatul Islam

. �ون� �م �ع�ل �ي لا اس �� الن � �ر ث ك� Qأ و�ل��كن�� Hا �ذير و�ن Hا ير �ش ب اس �� لن ل H ة �� ك�آف �� لا إ� �اك� �ن ل ر�س� Qو�م�آأ“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai

pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada

mengetahui”. (QS. Saba` (34) : 28)

Konsekuensinya, bahwa hukum Islam berikut kaidahnya harus mampu mewujudkan

kemaslahatan bagi seluruh umat manusia, dan menghantarkannya ke derajat yang lebih

tinggi; karena tidak mungkin suatu system hukum yang diberlakukan untuk umum, tetapi

kemaslahatannya hanya dirasakan oleh sekelompok umat manusia saja.

Sumber-sumber hukum Islam dibagi kepada dua bagian, yaitu : sumber yang bersifat

permanent, seperti Al-Qur’an dan as-Sunnah yang merupakan sumber utama syari’at Islam.

berikutnya, sumber yang bersifat fleksibel seperti ijtihad yang merupakan dasar bagi ijma’,

qiyas, istihsan dan mashalih mursalah. Sumber yang fleksibel inilah yang membuat syari’at

Islam dapat bertahan di mana dan kapan saja.

6.4. Bersifat Universal (Syumuliyyah)

Islam merupakan peraturan yang menyeluruh atau komprehensif, tidak terbatas hanya

pada pembinaan akhlak saja, namun ia mencakup berbagai aspek kehidupan dan mengatur

segala urusan manusia, baik yang bersifat individu, keluarga, masyarakat dan negara.

Islam telah mengatur semua aspek kehidupan seseorang, tidak ada yang terlupakan

padanya. Islam telah mengatur hubungan antara manusia dengan penciptanya (hamblum

minallahi), hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya (hablum minannasi), hingga

hubungan manusia dengan makhluk lainnya, hewan dan tumbuh-tumbuhan.Tidak ada suatu

persoalan pun yang luput dari aturan (syari’at) Islam, setiap persoalan yang muncul dalam

kehidupan manusia pasti ada jawabannya dalam syari’at Islam.

Secara garis besar, syari’at Islam dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian :

Pertama, berkenaan dengan hukum ’akidah. Termasuk di dalamnya masalah-masalah yang

berkenaan dengan prinsip bertauhid atau akidah Islam.

Kedua, berkenaan dengan akhlak (moral), seperti menghormati orang tua, menepati janji,

berkata yang baik, tidak berdusta, tidak sombong dan lain sebagainya. Dan

Page 16: Marifatul Islam

ketiga, berkenaan dengan masalah ’amaliyyah. Aspek ketiga ini terkait dengan dua masalah

utama, yaitu : aspek ibadah, yaitu aturan yang mengatur interaksi antara manusia sebagai

makhluk dengan penciptanya, aturan yang mengatur tentang tata cara menusia melaksanakan

pengabdiannya kepada Allah SWT. Selanjutnya, aspek muamalah, yaitu aturan yang

mengatur interaksi antara sesama manusia. Aspek ini merupakan bagian yang paling luas

diatur dalam Islam; mengingat aktifitas manusia yang sangat dominan

7. Kisah Teladan Seputar Ma’rifatul Islam

Pada suatu ketika, seorang yang berkebangsaan Ingris yang bernama Brawn, ia

melakukan kunjungan ke negeri India, dan kunjungan tersebut merupakan yang pertama kali

ia lakukan. Ketika ia berjalan-jalan sambil memperhatikan keadaan sebagian perkampungan

di India, tiba-tiba ia merasa kehausan dan dilihatnya seorang petani India tengah membawa

air minum, kemudian ia meminta air minum kepadanya.

Namun ketika petani tersebut melihat, bahwa yang meminta air padanya itu seorang

berkebangsaan Ingris, ia tidak memiliki keinginan sedikitpun air minum kepadanya, sehingga

Brawn melanjutkan perjalanannya sambil menahan rasa haus. Setelah beberapa langkah, si

petani India itu membuang air minum dan gelasnya, lalu menginjak-injaknya. Melihat

pemandangan seperti itu Brawn merasa terkejut dan bertanya-tanya dalam dirinya, namun ia

tidak berkomentar sedikitpun, dan terus melanjutkan perjalanannya.

Pada hari berikutnya, ia kembali melakukan perjalanan di perkampungan yang berbeda,

tiba-tiba ia kembali merasa kehausan dan didapatkannya pula seorang petani yang secara

kebetulan tengah membawa air minum seperti petani yang pertama kali dijumpainya.

Kemudian ia meminta minum kepadanya dan petani ini segera memberinya air minum.

Setelah Brawn minum air tersebut, ia pergi dari petani itu dengan tetap mengawasinya

untuk mengetahui, apakah petani tersebut membuang gelas bekas ia minum seperti petani

yang pertama ataukah tidak?

Ternyata Brawn mendapatkan pemandangan yang berbeda, petani tersebut tidak

membuang gelas bekas ia minum, melainkan ia menyimpankannya kembali ke tempat semula

dan tidak menghancurkannya, lalu Brawn bertanya kepada penduduk setempat terkait dengan

dua pemandangan yang berbeda itu.

Page 17: Marifatul Islam

Dikatakan kepada Brawn, bahwa petani yang pertama adalah seorang penyembah

berhala, yang mana ia tidak rela selain dari pemeluk agamanya minum air dari gelas yang

dibawanya. Adapun petani yang ke dua, ia adalah seorang Muslim.

Kemudian Brawn (setelah masuk Islam ia menamakan dirinya dengan Abdullah)

berkata dalam dirinya,”Aku merasa bahwa diriku harus lebih jauh mengenal Islam, maka aku

membaca terjemah Al-Qur`an, kemudian membaca kisah perjelanan hidup Rasulullah SAW,

lalu setelah itu aku masuk Islam.”

Dari kisah ini, kita dapat mengambil ibrah (pelajaran), bahwa yang menyebabkan

Brawn masuk Islam adalah akhlak yang mulia dari petani Muslim India tersebut. Maka

apabila setiap Muslim berakhlak Islami, niscaya hal itu akan menjadi media dakwah dakwah

yang paling kuat. Sehingga sangat wajar jika muncul ungkapan yang menyatakan,”Seorang

Muslim akan menjadi bukti nyata dari kebenaran ajaran Islam dengan memilih akhlak yang

mulia, dan ia akan menjadi penghujat bagi Islam manakala memilih akhlah yang tercela;

karena sesungguhnya orang yang selain Muslim akan lebih banyak membaca Islam dari

kepribadian (syakhsiyyah) Muslim yang nyata, dan tidak akan membaca lebih banyak dari

buku-buku Islam yang ditulis oleh orang-orang Muslim itus sendiri

Nampak jelas bagi kita, bahwa ketika kita hendak menjadi seorang Muslim yang bak,

dan mengajak orang lain untuk mengikuti langkah kita, maka ajaran Islam harus menjadi

penghias keseharian kita; karena tanpa itu semua keislaman kita hanya tinggal nama saja.

Page 18: Marifatul Islam

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan

Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak kacau (a = tidak, gama =

kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan

manusia dari kekacauan.

Kita sebagai umat islam belum semuanya beruswah kepada Rasulullah secara sungguh-

sungguh, karena mungkin kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau karena sudah

terkontaminasi oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan dengan nilai-nilai

islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW.

Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi

“Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah)

tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq

(iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi).

Pendidikan akhlak ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti

di tampilkan oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial

(keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat

penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau

Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut.

Page 19: Marifatul Islam

Daftar Pustaka

1. E-book (Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi)

2. Sabiq, Sayyid. 2010. Membumikan Prinsip-Prinsip Islam. Surabaya: Karya

Agung