marie caliste

11
Kapal Hantu Mary Celeste Kapal itu terapung-apung di tengah Samudera Atlantik. Tanpa awak, terombang-ambing mengikuti arah angin. Ditemukan masih berlayar tak jauh dari gugus Kepulauan Azores Portugal, sekitar 500 mil dari Pulau St Maria. Inilah kisah kapal hantu Mary Celeste yang menggemparkan dunia. November, seratus tiga puluh empat tahun lalu, kapal jenis brigantine (kapal layar bertiang dua) terdaftar berlabuh di Pelabuhan Staten Island, New York. Kapal yang dikomando Kapten Benjamin Briggs itu dilaporkan memuat sejumlah produk alkohol dari perusahaan Meissner Ackermann & Coin. Dijadwalkan berangkat dari New York, Amerika Serikat menuju Genoa, Italia dengan tujuh kru plus sang kapten, istrinya Sarah E Briggs dan putri mereka yang berusia dua tahun Sophia Matilda. Pada 7 November 1872, Mary Celeste berlayar di hari yang cerah melintasi rute pelayaran normal menuju Samudera Atlantik. Tak satu pun yang menyangka bahwa itulah pelayaran terakhir Mary Celeste. Tidak diketahui penyebabnya, namun kapal itu diduga melintasi perairan paling menakutkan di Atlantik, yaitu Segitiga Bermuda dan menyisakan misteri. Mary Celeste dikabarkan hilang dan seluruh krunya tak pernah ditemukan.

Upload: sarah

Post on 09-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Marie Caliste

TRANSCRIPT

Sunday 04 February 2007

Kapal Hantu Mary Celeste

Kapal itu terapung-apung di tengah Samudera Atlantik. Tanpa awak, terombang-ambing mengikuti arah angin. Ditemukan masih berlayar tak jauh dari gugus Kepulauan Azores Portugal, sekitar 500 mil dari Pulau St Maria. Inilah kisah kapal hantu Mary Celeste yang menggemparkan dunia.

November, seratus tiga puluh empat tahun lalu, kapal jenis brigantine (kapal layar bertiang dua) terdaftar berlabuh di Pelabuhan Staten Island, New York. Kapal yang dikomando Kapten Benjamin Briggs itu dilaporkan memuat sejumlah produk alkohol dari perusahaan Meissner Ackermann & Coin. Dijadwalkan berangkat dari New York, Amerika Serikat menuju Genoa, Italia dengan tujuh kru plus sang kapten, istrinya Sarah E Briggs dan putri mereka yang berusia dua tahun Sophia Matilda.

Pada 7 November 1872, Mary Celeste berlayar di hari yang cerah melintasi rute pelayaran normal menuju Samudera Atlantik. Tak satu pun yang menyangka bahwa itulah pelayaran terakhir Mary Celeste. Tidak diketahui penyebabnya, namun kapal itu diduga melintasi perairan paling menakutkan di Atlantik, yaitu Segitiga Bermuda dan menyisakan misteri. Mary Celeste dikabarkan hilang dan seluruh krunya tak pernah ditemukan.

Tujuh hari setelah Mary Celeste berlayar, sebuah kapal layar Inggris Dei Gratia yang dikomando Kapten David Reed Morehouse melintasi rute yang sama dengan Mary Celeste. Dalam pelayaran melintasi gugus Kepulauan Azores, Portugal, Dei Gratia melihat noktah aneh di perairan lepas.

Kosong Tanpa AwakTercatat pada 4 Desember 1872, kru Dei Gratia mengidentifikasi bahwa noktah itu adalah sebuah kapal jenis brigantine bertiang dua. Setelah memantau melalui teropong selama dua jam, mereka menyimpulkan bahwa kapal itu terapung-apung tak tentu arah.

Kapten David Reed Morehouse memerintahkan membuka kontak signal dengan kapal tersebut, siapa tahu kapal asing itu memerlukan bantuan. Namun tak ada balasan signal dari kapal yang terapung tersebut.

Perwira kapal Dei Gratia Oliver Deveau atas perintah Kapten Reed, menurunkan sekoci dan mengayuh mendekati kapal yang bernama lambung Mary Celeste itu. Ketika ia dan beberapa kru menaiki Mary Celeste, mereka tak mendapat sambutan di dek kapal.

Setelah melakukan pemeriksaan keliling di dek luar, mereka tidak menemukan seorang pun manusia di kapal itu.

Oliver Deveau dan kru memeriksa seluruh bagian kapal. Mereka melaporkan bahwa kapal tersebut dalam kondisi sangat laik untuk melaut, dengan muatan kargo 1.700 barel alkohol dalam drum.Seluruh kabin tampak pernah dihuni, bahkan di pantri (dapur kapal) masih terlihat sepanci sayuran di atas kompor yang sudah mati.

Beberapa pintu kapal memang terbuka dan dek kapal dekat ruang pompa air tergenang air laut dengan sebuah pompa air yang masih beroperasi. Sementara di dalam gudang perbekalan, masih tersisa banyak makanan dan bergalon-galon suplai air putih untuk perbekalan enam bulan.

Tampaknya kapal Mary Celesta ditinggalkan seluruh kru dan penumpangnya secara terburu-buru. Dibiarkan kosong dan tetap berlayar menuju pelabuhan terakhir. Mengapa demikian?.

Upaya Mengungkap Misteri Mary Celeste

Penemuan kapal hantu Mary Celeste yang terapung tanpa awak di Samudera Atlantik sangat mengejutkan. Sejumlah teori diajukan untuk memberi penjelasan terhadap misteri yang menyelimutinya. Namun, hingga kini belum ada jawaban pasti yang memuaskan. Apa sesungguhnya yang terjadi terhadap Mary Celeste?

Teori-teori yang paling masuk akal adalah berdasarkan muatan kargo yang diangkut Mary Celeste. Briggs belum pernah mengangkut kargo berbahaya semacam 1.700 barel alkohol. Hasil penyelidikan menemukan sembilan tong dalam keadaan bocor, yang bisa menyebabkan gumpalan uap di sekitarnya.

Sejarawan Conrad Byers meyakini bahwa Kapten Briggs memerintahkan bahwa tong-tong tersebut dibuka. Akibatnya muncul asap yang membahayakan akibat alkohol yang menguap. Kapten Briggs menduga kapal akan meledak dan memerintahkan seluruh kru masuk ke sekoci. Dalam ketergesaan mereka, dia gagal menyelamatkan kapal dengan memakai tali penuntun.Angin muncul dan berhembus, sehingga kapal itu menjauh dari mereka. Mereka yang ada di sekoci tersebut ada yang tenggelam dan juga ada yang hanyut terbawa arus ke lautan lepas hingga mati kelaparan dan kehausan.

Teori Masuk AkalPerbaikan untuk teori ini dicanangkan pada 2005 oleh sejarawan Jerman, Eigel Wiese. Dia menyarankan para ilmuwan di Universitas College London untuk membuat sebuah konstruksi kapal berskala kecil (miniatur) yang akan menguji teori pengapian uap dari kargo alkohol yang mudah menguap. Dengan mengunakan butana (gas hidrokarbon tak bewarna) sebagai bahan bakarnya dan kubus kertas sebagai tongnya, di mana penutupnya disegel dan uap yang dipanasi.Kekuatan ledakan tersebut mencampakkan pintu penutup dan mengguncangkan model skala kapal itu yang berukuran sekitar peti mati.

Tidak satupun dari kubus kertas tersebut mengalami kerusakan, bahkan tidak ada tanda-tanda kerusakan. Teori ini bisa menjelaskan bahwa kargo yang tersisa ditemukan masih utuh, sementara keretakan yang terjadi di tonggak kapal diduga akibat dari salah satu pintu penutup.Pembakaran uap alkohol di penutupnya mengagumkan dan mungkin cukup menakutkan awaknya, namun apinya belum cukup panas untuk memberi kesan kebakaran.

Dugaan PemberontakanTeori lain mengemukakan soal pemberontakan awak kapal. Sejumlah kru Mary Celeste membuka penutup tong minuman beralkohol itu dan mabuk-mabukan. Dalam kondisi lepas kontrol, mereka melakukan pemberontakan dan pembunuhan terhadap Kapten Briggs dan keluarganya. Lalu seluruh kru melarikan diri dengan berpindah kapal atau menumpang sekoci.

Kendati demikian, teori ini mustahil. Alkohol yang diangkut ke dalam Mary Celeste bukanlah jenis alkohol yang layak dikonsumsi manusia, dan para awak pun tahu tentang itu.

Namun teori ini terbantah dengan track record Kapten Briggs yang dikenal sebagai orang yang taat beribadah, adil dan jujur. Dia bukanlah sosok seorang kapten yang bisa membuat awaknya melakukan pemberontakan. Catatan tentang kru kapalnya juga cukup baik sebagai pelaut yang loyal terhadap Kapten Briggs.

Teori lainnya menuturkan bahwa kapal itu dihantam badai tornado yang terjadi di lautan. Dengan keadaan demikian, seluruh kru tersapu badai dan menghilang di lautan. Ini bisa menjelaskan adanya tiang yang tergores dan kompas yang pecah serta satu sekoci yang menghilang. Teori lainnya meneruskan bahwa sebuah guncangan di laut semacam badai besar membuat panik awak kapal dan meninggalkan kapal. Kendati demikian, para pelaut umumnya sepakat bahwa untuk meninggalkan kapal adalah masalah yang ekstrem.

Brian Hicks dalam bukunya baru-baru ini menyebutkan teori yang dapat diterima akal bahwa Kapten Briggs telah membuka tutup tong tersebut guna memberi udara selama laut dalam keadaan tenang. Dikeluarkannya uap alkohol dari tong-tong tersebut membuat panik si kapten dan awak kapal lainnya, sehingga meninggalkan kapal tersebut.

Terlepas dari itu semua, sejumlah orang meyakini bahwa adanya keterlibatan aktivitas paranormal dalam peristiwa ini. Ada juga mengaitkan misteri Segitiga Bermuda dengan menghilangnya kru kapal, walau ditemukan jauh dari lokasi itu. Lantas ada juga teori penculikan UFO. Walau teori-teori itu diajukan, toh Mary Celeste tetaplah menjadi misteri hingga kini!

Dokumen Abel FosdykEmpat puluh tahun setelah Mary Celeste ditemukan, sebuah majalah terbitan London Strand Magazine mempublikasikan Misteri Mary Celeste pada 1913. Artikel tersebut ditulis oleh Howard Linford berdasarkan dokumen Abel Fosdyk yang diklaim sebagai satu-satunya saksi hidup kapal Mary Celeste.

Artikel ini diterbitkan setelah Abel tewas dan mewariskan dokumen itu pada temannya Howard Linford. Dikisahkan bahwa Abel ingin melarikan diri dari Amerika Serikat oleh suatu sebab. Ia diselamatkan Kapten Briggs yang juga temannya. Abel diselundupkan ke atas kapal dan tidak tercatat di daftar kru dan penumpang.

Menurut Abel, saat kapal berlayar, Kapten Briggs menyuruh seorang kru yang ahli pertukangan membuat dek khusus untuk istri dan anaknya di anjungan kapal. Bekas dek khusus ini terlihat pada bekas torehan lubang di bagian depan kapal.

Suatu hari, di dekat Kepulauan Azores, Kapten Briggs berdebat dengan perwira kapal dan krunya. Mereka membahas soal berapa lama orang bisa berenang dengan pakaian lengkap di tengah laut dalam. Perdebatan berubah menjadi pertaruhan. Tiba-tiba Kapten Briggs terjun ke laut dan berenang mengelilingi kapal.

Seluruh kru tertawa dan menemukan kesenangan dengan melihat sang kapten berenang. Ketujuh kru kemudian ikut terjun ke laut dan berenang bersama sang kapten. Sementara Abel, istri dan anak sang kapten duduk menyaksikan kegembiraan itu dari dek khusus yang baru selesai dibuat.

Di tengah keasyikan kapten dan kru yang berenang, seorang kru yang berenang di bawah anjungan kapal menjerit kesakitan. Semua berusaha mendekat dan ingin melihat apa yang terjadi. Ternyata kru tersebut diserang hiu raksasa. Kapten kru yang masih di air berenang cepat menggapai dek khusus. Karena tergesa-gesa panik, seluruh kru serentak menggapai, sehingga dek khusus tersebut tak mampu menahan beban. Dek khusus itu patah dan seluruh penumpang kapal jatuh ke air.

Abel juga ikut terjatuh, namun poisisinya persis di atas lembaran papan dek yang terapung di laut. Sementara hiu raksasa itu satu persatu memangsa seluruh kru, kapten, istri dan anaknya. Semua tewas kecuali Abel yang tetap bertahan di papan dek yang semakin menjauhi kapal dan terbawa arus.

Setelah terombang-ambing di papan selama berhari-nari, Abel terdampar di pantai Afrika. Ia kemudian diselamatkan oleh penduduk lokal.

Dari kisah ini pengamat menemukan kejanggalan. Disebutkan Abel, Mary Celeste adalah kapal berbobot 600 ton, kenyataannya kapal itu berbobot 280 ton dengan panjang 30 meter. Lalu ia menyebutkan bahwa kru kapal adalah orang-orang Inggris, padahal dalam dokumen pelayaran, kru Mary Celeste adalah campuran orang Jerman dan Amerika.

Laporan dalam publikasi ini disangsikan, namun tak ada yang bisa membuktikan apakah kejadian itu benar atau tidak. Sebuah misteri yang masih tertutup rapat!

The Mary Celeste (kapal hantu dengan awak yang hilang)

mungkin kisah ini masih ada sangkut-pautnya dengan suatu kawasan maut yang disebut "Segitiga Bermuda".kalian semua mungkin uda pada kenal ma nama ini, segitiga Bermuda uda pernah aku bahas di artikel ku dahulu.coba bongkar bongkar lagi. Pada 4 November 1872 , sebuah kapal layar jenis square-rigged brigantine bernama Mary Celeste telah meninggalkan pelabuhan New York, Amerika Serikat menuju ke Italia. Pada 4 Desember , Crew Kapal Dei Gratia menemukan kapal ini hanyut ditengah samudera dalam keadaan kosong tanpa awak , benar-benar tidak ada seorang pun manusia di atasnya.Anehnya, tidak ada tanda-tanda bahwa telah terjadi suatu kekacauan di atas Mary Celeste , tidak ada suatu tanda-tanda bahwa kapal itu sebelumnya telah diserang oleh para perompak. Kondisi didalam kapal itu sendiri masih sangat bersih dan rapi , seluruh benda berharga milik awak kapal yang berada didalam-nya juga masih utuh.

Catatan terakhir dalam buku catatan pelayaran Mary Celeste telah dibuat oleh sang kapten , Benjamin Spooner Briggs sepuluh hari sebelum Dei Gratia menemukan kapal itu . Kapten Briggs hanya menyebutkan bahwa pada waktu dia menulis catatan tersebut, cuaca kelihatan buruk , dan mungkin akan terjadi badai beberapa saat lagi .Hanya itu saja yang dituliskan olehnya.

Sebuah ilustrasi , saat Crew Dei Gratia menemukan Mary Celeste berlayar tanpa awak di tengah samudera

Andaikan jika Mary Celeste telah ditinggalkan oleh para awaknya akibat terjangan ombak besar akibat badai, apakah sebabnya semua anak kapal meninggalkannya, sedangkan tidak ditemukan satupun kerusakan pada tubuh kapal? Dan mengapa pula barang-barang di atas kapal itu tidak berserakan/berantakan apabila sebuah kapal dihantam oleh terjangan ombak besar akibat badai tersebut?

Bahkan ada sebotol obat batuk yang telah dibuka tetapi tidak tumpah di atas kapal itu. Di atas meja kapten , terdapat tanda-tanda bahwa dia sedang akan sarapan. Kapten Briggs bahkan telah memecahkan bagian atas sebutir telur setengah matangnya , dan kemudian ditinggalkan begitu saja.

Ketika ditemui, Mary Celeste didapati berlayar tepat mengikuti arah yang sepatutnya ia ambil tanpa ada seorangpun yang mengemudikannya.

Hal ini dirasa sangat ganjil , selama sepuluh hari semenjak kapal itu ditinggalkan secara misterius oleh para awaknya , ia mampu berlayar sejauh 500 kilometer dengan arah yang benar walaupun arus laut dan angin dapat dengan mudah mengalihkan arah laju dari kapal tersebut.

Sebenarnya apakah yang telah terjadi diatas Mary Celeste semenjak meninggalkan New York pada 4 November 1872? Mengapa tidak suatu petunjuk dari para awak kapal tentang apa yang telah terjadi disana sehingga ia ditinggalkan begitu saja? Lalu kemanakah perginya ke-10 awak kapal tersebut? Dan bagaimanakah ia dapat meneruskan perjalanan selama sepuluh hari tanpa awak kapal tepat mengikut arah tujuannya yang benar? Mungkinkah Mary Celeste telah memasuki perairan Segitiga Bermuda, lalu anak kapalnya lenyap seperti banyak kasus-kasus misterius lainnya yang kerap terjadi di kawasan tersebut?

sampai sekarang tidak ada yang tau akan jawaban semua itu, sampai sekarang pun segitiga Bermuda masih menjadi fenomena mistery yang belum terpecahkan.