manufacturing hope 53 ada brigade 200k di pertamina

Download Manufacturing Hope 53 Ada Brigade 200K Di Pertamina

If you can't read please download the document

Upload: arif-pawiro

Post on 28-Oct-2015

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Manufacturing Hope 53 Ada Brigade 200K Di Pertamina

TRANSCRIPT

Ada Brigade 200K di Pertamina Senin, 26 November 2012 Manufacturing Hope 53 Malam Minggu kemarin bukan malam untuk hura-hura bagi direksi Pertamina. Malam i tu mereka berkumpul di suatu tempat untuk menandai dimulainya pekerjaan besar ya ng rumit: menaikkan produksi minyak 200.000 barel per hari dalam waktu dua tahun ! Tekad itu seperti mengada-ada. Seperti menggantang asap. Tapi, Dirut Pertamina K aren Agustiawan, Direktur Hulu Muhamad Husen, Komisaris Utama Sugiharto, Komisar is Luluk Sumiarso, Dirut Pertamina EP Syamsu Alam, dan hampir 200 generasi muda Pertamina sudah membulatkan satu tekad: kerja keras mewujudkannya. Mereka sudah bertekad untuk membuat Pertamina menjadi perusahaan kelas regional dalam waktu dua tahun! Mereka pun beramai-ramai membubuhkan tanda tangan di pang gung dan berkomitmen untuk melaksanakannya. Sebagai pelaksana di lapangan, direksi Pertamina membentuk apa yang mereka sebut Brigade 200K dan Brigade 100K . Brigade ini sepenuhnya terdiri atas anak muda Pertam ina yang umurnya paling tua 29 tahun! Bahkan, ada di antaranya yang umurnya baru 25 tahun. Tujuh orang, seperti juga Dirut Pertamina: perempuan! Brigade 200K sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kenaikan produksi minyak 200. 000 (200K) barel per hari. Sedangkan Brigade 100K bertanggung jawab akan lahirny a energi terbarukan melalui percepatan proyek geotermal sebesar (equivalen) 100. 000 barel per hari. Dengan tambahan produksi itu, Pertamina sudah bisa dibilang memasuki level perus ahaan minyak kelas regional. Memang harus bekerja sangat keras. Keras sekali. Di situlah kuncinya. Tapi, mereka juga tahu bahwa capaian yang diraih melalui kerj a keras akan tinggi nilainya. Tidak sama dengan sukses yang didapat dengan melim pahnya fasilitas. Selama ini Pertamina memang ketinggalan jauh. Jauh sekali. Itu juga disadari den gan sesadar-sadarnya oleh insan Pertamina sendiri. Mereka pun bertekad sudah saa tnya Pertamina berusaha menjadi kebanggaan rakyatnya. Sebagai perusahaan yang -M alaysia pun dulu belajar ke Pertamina- bisa diandalkan sebagai jagoan Indonesia di dunia internasional. Tentu banyak sekali dalih yang bisa dikemukakan tentang mengapa Pertamina keting galan jauh dari perusahaan minyak negara tetangga. Banyak sekali kambing hitam y ang bisa disajikan. Banyak juga salah-menyalahkan yang bisa dilakukan. Tapi, saya tidak mau berputar-putar di situ. Hambatan adalah untuk diatasi, buka n untuk dikeluhkan. Halangan adalah untuk diloncati, bukan untuk diratapi. Rinta ngan adalah untuk diberantas, bukan untuk ditakuti. Memang ada beberapa pilihan untuk membuat Pertamina bisa meningkatkan produksi m inyaknya. Bahkan, ada pilihan yang mudah. Tidak perlu berbelepotan. Bisa dikerja kan sambil makan-makan di hotel bintang lima. Yakni, membeli perusahaan-perusaha an minyak asing. Atau membeli ladang-ladang yang sudah produksi di luar negeri. Semua itu bisa dilakukan di ruang-ruang ber-AC. Tawaran seperti itu banyak. Tapi, harganya juga mahal-mahal. Belum tentu keuangan Pertamina bisa menjangkaun ya. Risikonya pun besar. Bahkan, waktu sering habis terbuang karena hasilnya yan g sulit diharap. Apalagi sering juga harus melewati tender yang belum tentu Perta mina bisa memenangkannya.

Pikiran mengembangkan sayap ke luar negeri seperti itu boleh terus diupayakan. T api, upaya di dalam negeri juga tidak boleh kendur. Pertamina baru memegang pera n 20 persen di dalam negeri. Yang 80 persen masih asing. Malaysia sudah 40 perse n dan bahkan Brasil sudah 90 persen. Pemerintah sudah tahu kondisi itu dan tentu akan ikut mengupayakan agar Pertamin a bisa mendapat porsi yang lebih besar. Tapi, Pertamina tidak boleh hanya mengga ntungkan diri kepada apa yang akan diberikan oleh pemerintah. Pertamina sendiri harus menunjukkan kerja kerasnya. Setidaknya dengan apa yang s udah ada dan sudah dimiliki. Kian kelihatan kerja keras Pertamina, kian mudah ba gi pemerintah untuk memberikan kepercayaan yang lebih besar. Kian terbukti Perta mina mampu mendayagunakan kemampuannya, kian besar kepercayaan pemerintah untuk membesarkannya. Saya sangat menghargai tekad baru Pertamina untuk menengok kembali kekayaan lama nya itu. Memang harus kerja keras, belepotan, dan mandi keringat. Tapi, itulah i nti sebuah kebangkitan. Pembentukan Brigade 200K adalah kebangkitan Pertamina. K arena itu, hasil kerja Brigade 200K akan ikut menentukan bisa atau tidak Pertami na mendapatkan kepercayaan yang lebih besar. Dengan Brigade 200K Pertamina akan menengok kembali sumur-sumur lamanya. Pertami na memiliki ribuan sumur tua seperti itu. Mereka akan bisa menjawab, mengapa sum ur-sumur itu hasilnya tidak bisa maksimal dan bagaimana cara meningkatkannya. Teknologi yang dipergunakan di sumur-sumur itu adalah teknologi zaman Belanda. D engan pemikiran dan teknologi baru, mestinya bisa ditingkatkan hasilnya. Ini sud ah terbukti di Sungai Lilin, Sumsel. Produksi sumur tua peninggalan Belanda itu berhasil ditingkatkan menjadi lima kali lipatnya! Dalam dua tahun produksinya na ik dari 80 barel per hari menjadi 450 barel per hari. Inilah sumur tua yang diusahakan Belanda pada 1936. Kini, dengan teknologi baru masih bisa ditingkatkan begitu besar. Pertamina memiliki banyak sumur seperti itu. Ribuan jumlahnya. Salah satu anak p erusahaannya saja, Pertamina EP, punya lebih 200 sumur sejenis. Sumur-sumur itu pasti lebih baik dari apa yang ada di Tiongkok Utara. Atau dalam istilah para ah li perminyakan, sumur-sumur lama Pertamina itu seperti gadis desa yang cantik, t api belum dimasukkan salon. Dengan menggunakan teknologi baru sumur-sumur itu akan bisa mendongkrak produksi minyak Pertamina. Biaya dan risiko tidak sebesar kalau melakukan drilling di la dang-ladang baru. Waktunya pun bisa lebih singkat karena tidak dimulai dari nol. Jauh sebelum menjadi orang pemerintah, lebih dari 10 tahun lalu, saya sering sek ali berkunjung ke Daqing di Provinsi Heilongjiang dan Panju di Provinsi Liaoning . Inilah dua provinsi yang disebut Kuwait -nya Tiongkok. Mereka dengan telaten, ker ja keras, dan gemi mendayagunakan ribuan sumur tua. Kondisi sumur-sumur minyak di sana umumnya jauh lebih jelek daripada yang dimili ki Pertamina. Apalagi di musim salju. Mereka harus memanasi sumur-sumur dan pipa -pipa itu. Alangkah sulitnya. Bahkan, ada sumur yang minyaknya habis disedot dalam enam jam . Tidak layak lagi hasilnya disalurkan melalui pipa. Hasil sedotan enam jam itu ditampung di mobil tangki yang sengaja didatangkan. Mobil itu pergi setelah enam jam menunggu di situ. Besoknya, setelah minyaknya mengumpul lagi, baru disedot enam jam lagi. Begitu s eterusnya. Alangkah sulitnya. Alangkah repotnya. Tapi, mereka menekuninya. Setet

es demi setetes. Itulah inti pelajaran dasar entrepreneur. Hemat pangkal kaya. Negara yang begitu kaya saja masih melakukan usaha yang begitu gigih. Apalagi, k ita yang masih harus berjuang keras untuk maju. Prinsip bagaimana bisa mengerjaka n yang besar-besar dengan baik kalau yang kecil-kecil tidak tertangani adalah pri nsip manajemen sehari-hari yang harus dipegang. Banyak orang yang setelah mimpi besar melupakan detail-detail yang kecil. Pengusaha-pengusaha besar yang kukuh tidak ada yang pernah melupakan detail-deta il kecil di bidang usahanya! Kalau saja Brigade 200K berhasil dengan kerja kerasnya, alangkah bersejarahnya. Meningkatkan produksi 200.000 barel dalam dua tahun luar biasa nilainya. Itu jug a berarti akan mengurangi impor minyak mentah 200.000 barel per hari. Alangkah m enghematnya devisa negara. Tentu saya akan memonitor Brigade 200K ini. Sambil mendoakannya dalam setiap mal am-malam saya. (*) Dahlan Iskan Menteri BUMN