manual persetujuan tindakan kedokteran

11
MANUAL PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Indonesian Medical Council 2006 1. Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi: a. Adalah persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya atas rencana tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan. b. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi adalah pernyataan sepihak dari pasien dan bukan perjanjian antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, sehingga dapat ditarik kembali setiap saat. c. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi merupakan proses sekaligus hasil dari suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, dan bukan sekedar penandatanganan formulir persetujuan. Menurut Permenkes RI nomor 290/MENKES/PER/III/2008 Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 : Persetujuan tindakankedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.2. Persetujuan meliputi berbagai aspek pada hubungan antara dokter dan pasien, di antaranya:

Upload: weka-bathari

Post on 05-Nov-2015

138 views

Category:

Documents


40 download

DESCRIPTION

Permenkes no 290 th 2008Konsil Kedokteran Indonesia th 2008

TRANSCRIPT

MANUAL PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERANKONSIL KEDOKTERAN INDONESIAIndonesian Medical Council2006

1. Persetujuan Tindakan Kedokteran atau Kedokteran Gigi:a. Adalah persetujuan pasien atau yang sah mewakilinya atas rencana tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang diajukan oleh dokter atau dokter gigi, setelah menerima informasi yang cukup untuk dapat membuat persetujuan.b. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi adalah pernyataan sepihak dari pasien dan bukan perjanjian antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, sehingga dapat ditarik kembali setiap saat.c. Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi merupakan proses sekaligus hasil dari suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan dokter atau dokter gigi, dan bukan sekedar penandatanganan formulir persetujuan.Menurut Permenkes RI nomor 290/MENKES/PER/III/2008Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 :Persetujuan tindakankedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien.

2. Persetujuan meliputi berbagai aspek pada hubungan antara dokter dan pasien, di antaranya: Kerahasiaan dan pengungkapan informasiDokter membutuhkan persetujuan pasien untuk dapat membuka informasi pasien, misalnya kepada kolega dokter, pemberi kerja atau perusahaan asuransi. Prinsipnya tetap sama, yaitu pasien harus jelas terlebih dahulu tentang informasi apa yang akan diberikan dan siapa saja yang akan terlibat. Pemeriksaan skriningMemeriksa individu yang sehat, misalnya untuk mendeteksi tanda awal dari kondisi yang potensial mengancam nyawa individu tersebut, harus dilakukan dengan perhatian khusus. Pendidikan Pasien dibutuhkan persetujuannya bila mereka dilibatkan dalam proses belajar-mengajar. Jika seorang dokter melibatkan mahasiswa (co-ass) ketika sedang menerima konsultasi pasien, maka pasien perlu diminta persetujuannya. Demikian pula apabila dokter ingin merekam, membuat foto ataupun membuat film video untuk kepentingan pendidikan. PenelitianMelibatkan pasien dalam sebuah penelitian merupakan proses yang lebih memerlukan persetujuan dibandingkan pasien yang akan menjalani perawatan. Sebelum dokter memulai penelitian dokter tersebut harus mendapat persetujuan dari Panitia etika penelitian. Dalam hal ini Departemen Kesehatan telah menerbitkan beberapa panduan yang berguna.

3. Pemberian Informasi Kepada PasienPasal 45 UU Praktik Kedokteran memberikan batasan minimal informasi yang selayaknya diberikan kepada pasien, yaitu :a. Diagnosis dan tata cara tindakan medisb. Tujuan tindakan medis yang dilakukanc. Alternatif tindakan lain dan risikonyad. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dane. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukanPermenkes RI nomor 290/MENKES/PER/III/2008 Bab II Persetujuan dan Penjelasan Bagian Kedua Pasal 7 ayat 3Penjelasan tentang tindakan kedokteran sekurang-kurangnya mencakup:a. Diagnose dan tata cara tindakan kedokteran;b. Tujuan tindakan kedokteran yang dilakukan;c. Alternatif tindakan lain, dan risikonya;d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dane. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukanf. Perkiraan pembayaran.Permenkes RI nomor 290/MENKES/PER/III/2008 Bab II Persetujuan dan Penjelasan Bagian Kedua Pasal 8(1) Penjelasan tentang diagnosis dan keadaan kesehatan pasien dapat meliputi:a. Temuan klinis dari hasil pemeriksaan medis hingga saat tersebut;b. Diagnosis penyakit, atau dalam hal belum dapat ditegakkan, maka sekurang-kurangnya diagnosis kerja dan diagnosis banding;c. Indikasi atau keadaan klinis pasien yang membutuhkan dilakukannya tindakan kedokteran;d. Prognosis apabila dilakukan tindakan dan apabila tidak dilakukan tindakan.(2) Penjelasan tentang tindakan yang dilakukan meliputi:a. Tujuan tindakan kedokteran yang dapat berupa tujuan preventif, diagnostic, terapeutik, ataupun rehabilitative.b. Tata cara pelaksanaan tindakan apa yang akan dialami pasien selama dan sesudah tindakan, serta efek samping atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi.c. Alternatif tindakan lain berikut kelebihan dan kekurangannya dibandingkan dengan tindakan yang direncanakan.d. Risiko dan komplikasi yang mungkkin terjadi pada masing-masing alternatif tindakan.e. Perluasan tindakan yang mungkin dilakukan untuk mengatasi keadaan darurat akibat risiko dan komplikasi tersebut atau keadaan yang tidak terduga lainnya.(3) Penjelasan tentang risiko dan komplikasi tindakan kedokteran adalah semua risiko dan komplikasi yang dapat terjadi mengikuti tindakan kedokteran yang dilakukan, kecuali:a. Risiko dan komplikasi yang sudah menjadi pengetahuan umumb. Risiko dan komplikasi yang sangat jarang terjadi atau yang dampaknya sangat ringanc. Risiko dan komplikasi yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya (unforeseeable)(4) Penjelasan tentang prognosis meliputi:a. Prognosis tentang hidup-matinya (ad vitam);b. Prognosis tentang fungsinya (ad functionam);c. Prognosis tentang kesembuhan (ad senationam).