Mantapnya Kelezatan Kuliner Maninjau

Selain pemadangan yang memukau, Danau Maninjau di Kabupaten Agam, Sumatera Barat

juga memiliki hasil perikanan yang dapat diolah menjadi makanan lezat, Apa saja sih kuliner

khas Maninjau yang bisa kita nikmati?

1. Pensi (kerang mini) Pensi adalah jenis remis atau kerang air tawar yang banyak hidup di dasar Danau Maninjau.

Pensi berukuran kecil sekitar 1-2 cm dengan dua cangkang pipih simetris berwarna hitam

atau cokelat, serta berdaging mungil yang gurih dan kenyal.

Pensi dapat diolah dengan dua cara. Pensi tanpa cangkang diolah menjadi gulai untuk lauk

teman makan nasi. Biasanya pensi dimasak bersama gulai pakis. Bisa juga dibuat balado

dengan paria atau pare yang pedas. Masyarakat setempat juga biasa membuat rendang pensi.

Pensi yang masih memiliki cangkang dapat diolah dengan cara direbus atau ditumis bersama

bumbu, biasanya hanya bumbu ringan, seperti bawang, daun bawang, dan daun seledri,

dengan kuah berlimpah. Rasa kuahnya segar dan khas sebab pensi ini banyak mengandung

zat kapur dari cangkangnya.

Membuat tumis pensi ini mudah. Setelah bumbu ditumis, tambahkan air hingga

menggelegak, lalu langsung dimasukkan pensi dengan cangkangnya. Tunggu beberapa saat

hingga kedua cangkang terbuka, pensi bisa langsung diangkat.

Sedikit repot memakannya, tapi sepadan dengan kelezatannya. Foto: Mang Koez

Menikmatinya sama seperti menikmati kerang atau tutut, yakni dengan cara mengisapnya

atau langsung diemut dengan cangkang sehingga dagingnya yang putih keluar. Bisa juga

dengan cara mencungkil menggunakan tusuk gigi atau dengan tangan. Pensi Danau Maninjau

diyakini masyarakat setempat mampu meningkatkan stamina.

2. Rinuak (ikan sangat mini) Rinuak adalah sejenis ikan tawar yang hidup di Danau Maninjau. Rinuak, dalam bahasa

Minang berarti kecil. Sesuai namanya, ikan rinuak memiliki bentuk sangat kecil, hanya

sebesar korek api, berwarna putih kekuningan, mirip seperti ikan teri medan.

Ikan rinuak tetap tak akan bertahan kecuali hanya di Danau Maninjau, walaupun sudah

dipindahkan ke penampungan yang dipenuhi oksigen, Karena itu ikan rinuak segar hanya

bisa ditemukan di sekitar Danau Maninjau. Pengunjung yang ingin membawanya sebagai

oleh-oleh, dapat membelinya dalam bentuk olahan seperti palai rinuak, rinuak goreng, ikan

asin rinuak, atau peyek rinuak.

Rinuak dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan, di antaranya:

– Palai Rinuak (Pepes Rinuak)

Pepes ikan rinuak yang biasa disebut palai rinuak. Foto: Sumbar Satu

Palai rinuak terbuat dari ikan rinuak yang dicampur dengan parutan kelapa, ditambah bawang

merah, bawang putih, dan daun bawang serta sedikit cabai rawit sebagai bumbunya kemudian

dibungkus dengan daun pisang lalu dibakar dengan bara api. Palai rinuak sangat cocok

dinikmati bersama nasi hangat.

– Rinuak Goreng

Kriuk kriuk rinuak goreng membuat kita bisa tak berhenti memakannya. Foto: Dessy Savitri

Bentuknya mirip bakwan goreng. Cara pembuatannya pun sama seperti membuat bakwan.

Ikan rinuak segar, setelah dicuci bersih dan ditiris diberi bumbu bawang putih, lada, garam

dan sedikit tepung beras. Kemudian digoreng, sesendok demi sendok dalam minyak panas.

Rinuak goreng rasanya sangat gurih, membuat orang bisa tak berhenti memakannya.

– Rakik Rinuak (Peyek Rinuak)

Cocok sebagai oleh-oleh. Foto: The Explorers

Peyek rinuak yang sudah diasinkan bisa bertahan lama, bahkan hingga beberapa bulan karena

telah kering dan diasinkan. Biasanya wisatawan membelinya sebagai oleh-oleh. Selain peyek

Rinuak asin, ada pula olahan peyek rinuak yang siap santap. Harganya Rp10.000 bungkus

besar, Rp 5.000 bungkus kecil

– Dendeng Rinuak

Rinuak pun bisa dibuat sebagai dendeng. Foto: Detik

Dendeng rinuak merupakan masakan olahan dengan mencampurkan rinuak dengan tepung

beras, daun jeruk, dan beberapa bumbu. Dibentuk menjadi sangat tipis, seperti dendeng.

Rasanya enak dan gurih.

3. Ikan bada (ikan sebesar telunjuk) Bada adalah jenis ikan yang bentuknya mirip seperti ikan bilih yang terdapat di Danau

Singkarak. Jika dibandingkan dengan ikan bilih, ikan bada ini memiliki sisik yang lebih halus

dan lebih terang, dengan hanya sebesar jari kelingking orang dewasa dan panjangnya cuma

sekitar 5cm. Dari segi rasa ikan bada lebih manis dan gurih. Ikan bada bisa diolah menjadi

beberapa jenis makanan seperti:

– Ikan bada asap atau bada masiak atau bada salai

– Ikan bada goreng

– Gulai ikan bada

Yang paling spesial adalah ikan bada asap atau dikenal dengan nama bada masiak/bada salai,

yaitu ikan bada yang dikeringkan dengan cara diasapi menggunakan daun kelapa atau disalai

di atas bara api sehingga berwarna agak hitam kekuningan.

Bada asap merupakan produk warga Danau Maninjau. Sejak lama merupakan komoditas

unggulan perajin dan juga nelayan ikan bada di Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam.

Bada asap Maninjau dianggap memiliki cita rasa yang tiada tandingannya.

Merupakan salah satu makanan hasil Danau Maninjau yang paling diminati, terutama

masyarakat yang berasal dari luar area Maninjau, tak heran harganya relatif mahal. Di

Jakarta, harga satu porsinya lebih mahal daripada rendang atau dendeng.

Bada asap sangat laris pada saat liburan, terutama liburan Lebaran karena saat itu banyak

perantau yang pulang kampung. Mereka juga kerap menjadikan bada asap sebagai oleh-oleh

sehingga harga bada asap pun melejit.

Bada goreng untuk teman makan siang saat berkunjung ke Maninjau. Foto: Dessy Savitri

Pada hari-hari biasa, harga bada asap mencapai Rp100.000-120.000 per kg. Namun, pada saat

liburan, atau Lebaran, harga bada asap meroket hingga Rp180.000-200.000 per kg. Harga

bada goreng Rp150.000 per kg, sedangkan ikan bada segar sekitar Rp30.000 per kg.

4. Langkitang (sejenis siput air) Langkitang hidup di danau, sungai, hingga muara. Cangkangnya hitam dan memanjang,

sebesar kelingking. Langkitang diolah dengan cara digulai kering dengan santan kental dan

cabai hijau sehingga kuahnya tinggal sedikit. Bumbu dan santannya semua meresap ke dalam

cangkang langkitang. Rasanya gurih dan lezat dengan aroma wangi gulai. Karena

menggunakan cabai hijau rasa pedasnya tidak terlalu membakar lidah.

Moluska Danau Maninjau yang dijadikan camilan. Foto: Minangkabau Tour

5. Ikan Nila Selain hasil perikanan yang khas, Maninjau juga membudidayakan ikan air tawar

menggunakan keramba. Biasanya ikan yang dibudidayakan adalah ikan nila dan ikan mas.

Ikan nila selain digoreng, sering dimasak pangek (asam padeh atau asam pedas).

6. Ikan Sisiak Ikan sisiak adalah nama lain dari ikan tuna, ikan segar yang diperoleh dari hasil tangkapan

nelayan. Bila tidak sedang terang bulan, berlimpah ikan sisiak yang dapat dimasak dan

dikonsumsi warga Maninjau.

Bermacam-macam masakan bisa dikreasikan dari hasil panen di Danau Maninjau. Di tepian

danau, yaitu di Kampung Gasang-Maninjau, Kabupaten Agam, dapat ditemukan berderet

warung sederhana yang menjual aneka makanan khas Danau Maninjau seperti palai rinuak,

rinuak goreng, pensi, bada masiak, dan bada goreng.

Menurut salah satu pemilik warung, palai rinuak dan rinuak goreng paling digemari

pengunjung. Anda juga bisa membelinya untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Kecuali

pensi, kuliner Maninjau bisa bertahan lebih dari seminggu.

Bila Anda berada di Lawang Park atau biasa disebut Puncak Lawang Anda juga bisa

menemukan banyak restoran yang menyediakan masakan khas Maninjau. Atau bila kebetulan

memiliki kawan atau kerabat di Maninjau, Anda bisa minta tolong mereka untuk

memasakkannya.

Kuliner Maninjau yang dimasak dalam racikan bumbu istimewa sungguh menggugah selera.

Cita rasa lezatnya seperti tak mau beranjak dari lidah.

Source: http://thepressweek.com/gaya-hidup/mantapnya-kelezatan-kuliner-maninjau/