mantap

12

Click here to load reader

Upload: arasyadnin

Post on 08-Aug-2015

45 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

mantap

TRANSCRIPT

Page 1: mantap

STRUKTUR LIPATAN

STRUKTUR LIPATAN

 Struktur lipatan merupakan salah satu struktur geologi yang paling umum dijumpai pada batuan

sedimen klastika, dan sering pula ditemukan pada batuan vulkanik dan metamorf. Salah satu ciri

khas batuan sedimen klastika adalah dijumpainya bidang perlapisan batuan yang terbentuk pada

saat sedimentasi. Apabila kita perhatikan pada singkapan batuan di lapangan bidang perlapisan

terebut mempunyai bidang kedudukan yang bervariasi, hal ini tergantung pada tektonik yang

melatarbelakanginya. Terdapat beberapa definisi lipatan menurut ahli geologi struktur, antara

lain:

1.  Hill (1953).

Lipatan merupakan pencerminan dari suatu lengkungan yang mekanismenya disebabkan oleh

dua proses, yaitu bending (melengkung) dan buckling (melipat). Pada gejala buckling, gaya yang

bekerja sejajar dengan bidang perlapisan, sedangkan pada bending, gaya yang bekerja tegak

lurus terhadap bidang permukaan lapisan. 

2.  Billing (1960)

Lipatan merupakan bentuk undulasi atau suatu gelombang pada batuan permukaan.

3.  Hob (1971)

Lipatan akibat bending, terjadi apabila gaya penyebabnya agak lurus terhadap bidang lapisan,

sedangkan pada proses buckling, terjadi apabila gaya penyebabnya sejajar dengan bidang

lapisan. Selanjutnya dikemukakan pula bahwa pada proses buckling terjadi perubahan pola

keterikan batuan, dimana pada bagian puncak lipatan antiklin, berkembang suatu rekahan yang

disebabkan akibat adanya tegasan tensional (tarikan) sedangkan pada bagian bawah bidang

lapisan terjadi tegasan kompresi yang menghasilkan Shear Joint. Kondisi ini akan terbalik pada

sinklin.

4.  Park (1980)

Lipatan adalah suatu bentuk lengkungan (curve) dari suatu bidang lapisan batuan.

 BEBERAPA UNSUR LIPATAN

1.      Plunge, sudut yang terbentuk oleh poros dengan horizontal pada bidang vertikal.

2.      Core, bagian dari suatu lipatan yang letaknya disekitar sumbu lipatan.  

3.      Crest, daerah tertinggi dari suatu lipatan biasanya selalu dijumpai pada antiklin           

4.      Pitch atau Rake, sudut antara garis poros dan horizontal, diukur pada bidang poros.

5.      Depresion , daerah terendah dari puncak lipatan.

6.      Culmination, daerah tertinggi dari puncak lipatan.

7.      Enveloping Surface, gambaran permukaan (bidang imajiner) yang melalui semua Hinge Line

dari suatu lipatan.

8.      Limb (sayap), bagian dari lipatan yang terletak Downdip (sayap yang dimulai dari lengkungan

maksimum antiklin sampai hinge sinklin), atau Updip (sayap yang dimulai dari lengkungan

Page 2: mantap

maksimum sinklin sampai hinge antiklin). Sayap lipatan dapat berupa bidang datar (planar),

melengkung (curve), atau bergelombang (wave).

9.      Fore Limb, sayap yang curam pada lipatan yang simetri.

10.  Back Limb, sayap yang landai.

11.  Hinge Point, titik yang merupakan kelengkungan maksimum pada suatu perlipatan. 

12.  Hinge Line, garis yang menghubungkan Hinge Point pada suatu perlapisan yang sama.

13.  Hinge Zone, daerah sekitar Hinge Point.

14.  Crestal Line, disebut juga garis poros, yaitu garis khayal yang menghubungkan titik-titik

tertinggi pada setiap permukaan lapisan pada sebuah antiklin.

15.  Crestal Surface, disebut juga Crestal Plane, yaitu suatu permukaan khayal dimana terletak di

dalamnya semua garis puncak dari suatu lipatan.

16.  Trough, daerah terendah pada suatu lipatan, selalu dijumpai pada sinklin.        

17.  Trough Line, garis khayal yang menghubungkan titik-titik terendah ada setiap permukaan

lapisan pasa sebuah sinklin.

18.  Trough Surface, bidang yang melewati Trough Line.

19.  Axial Line, garis khayal  yang menghubungkan titik-titik dari lengkungan maksimum pada tiap

permukaan lapisan dari suatu struktur lapisan.

20.  Axial Plane, bidang sumbu lipatan yang membagi sudut sama besar antara sayap-sayap

lipatannya.

 

GENETIK

Dari uraian yang telah di jabarkan jelas bahwa suatu bentuk lipatan terjadi akibat

deformasi. Dalam hal ini deformasi yang terjadi menghasilkan bentuk lengkungan dari suatu

bidang perlapisan yang awalnya datar dan horizontal. Dengan demkian singkapan batuan

sedimen yang memiliki kemiringan relatif 0o atau relatif datar diasumsikan batuan tersebut

belum mengalami deformasi berupa proses pembentukan lipatan.

            Struktur lipatan di samping mempunyai ukuran yang bervariasi mulai dari yag terkecil

(mikro fold) hingga berukuran regional(mega fold) juga memiliki bentuk yang bermacam-

macam. Adanya variasi ukuran dan bentuk tersebut tergantung pada sifat fisik batuan yang

terlipat, sistem tegasan, dan mekanisme pembentukanya serta waktu serta bearnya gaya yang

bekerja.

            Berdasarkan genetiknya struktur lipatan dapat terbentuk akibat tektonik dan non tektonik.

Perbedaan diantara keduanya antara lain adalah lipatan yang dibentuk akibat aktifitas tektonik

seringkali pola lipatannya teratur, pada permukaan bidang lapisanbbatuan sering dijumpai

sejumlah slicken side dan pembentukannya setelah batuan tersebut terbentuk.

            Lipatan yang terbentuk akibat non tektonik umumnya pola lipatannya tidak teratur, tida

dijumpai slicken side pada permukaan bidang lapisan batuan dan pembentukannya terjadi pada

saat pengendapan (slump structure), atau dapat juga terjadi setelah batuannya terbentuk. Untuk

Page 3: mantap

kasus yang terakhir ini pembentukan struktur lipatan terjadi akibat gejala geologi berupa proses

Diapirik dan gravity sliding.

Struktur lipatan akibat tektonik pada dasarnya dapat terbentuk akibat tegasa kompresi dan

tegasan ekstensi. Namun kenyataannya di lapangan seringkali struktur lipatan disebabka oleh

tegasan kompresi. Terbentuknya struktur lipatan akibat tegasa kompresi umumnya menghasilkan

pola lipatan yang lebih rumit dibandingkan dengan akibat tegasan ekstensional.

Terbentuknya struktur lipatan akibat tegasan ekstensional sebenarnya bukan merupakan

akibat langsung dari aktifitas tekotniknya, namun merupakan akibat sekunder karena adanya

gaya berat dari tubuh batuan itu sendiri. Struktur lipatan ini selalu terjadi pada zona sesar normal

dan selalu terbentuk di hanging wall. Proses terbentuknya lipatan ini relatif bersamaan denga

gerak blok batuan yang tersesarkan. Terbentukya struktur lipatan yang terakhir ini dinamakan

roll over.

KLASIFIKASI LIPATAN

            Penamaan suatu lipatan secara gais besar ditentukan berdasrkan orientasi dan kedudukan

sayap lipatanya. Berdasarkan unsur geometri lipatan tersebut, ada dua jenis lipatan yaitu antiklin

dan sinklin. Untuk memudahkan dalam mempelajari suatu lipatan maka dibuat beberapa

klasifikasi lipatan. Klasifikasi lipatan sejauh ini dilakukan berdasarkan geometri, morfologi dan

genetiknya.

1. Klasifikasi lipatan berdasarkan unsur geometri, antara lain:

A.    Berdasarkan kedudukan Axial Plane, yaitu:

         Upright Fold atau Simetrical Fold (lipatan tegak atau lipatan setangkup).

         Asimetrical Fold (lipatan tak setangkup atau lipatan tak simetri)

         Inclined Fold atau Over Fold (lipatan miring atau lipatan menggantung).

         Recumbent Fold (lipatan rebah)

2. Klasifikasi lipatan berdasarkan bentuknya, antara lain:

         Concentric Fold

         Similar Fold.

         Chevron Fold.

         Isoclinal Fold.

         Box Fold

         Fan Fold.

         Closed Fold

         Harmonic Fold

         Disharmonic Fold.

         Open Fold

         Kink Fold, terbagi lagi atas :

a.       Monoklin.

b.      Homoklin.

c.       Terrace.

Page 4: mantap

Pengelompokkan lipatan secara morfologis

Didasarkan atas :

1.        Perubahan bentuk daripada lipatan pada kedalaman.

2.        Susunan atau pola daripada struktur lipatan, dilihat dalam penampang denah.

Jenis-jenis lipatan tersebut adalah :

-     Concentric fold (lipatan konsentris/lipatan paralel) adalah sebutan untuk perlapisan dimana

jarak-jarak (tebal) tiap lapisan yang terlipat tetap sama.

-   Similar fold adalah sebutan untuk perlipatan dimana lapisan-lapisan yang terlipat/dilipat dengan

bentuk-bentuk yang sama sampai ke dalam. Antiklin maupun sinklin ukurannya tidak banyak

berubah ke dalam maupun ke atas.

Berdasarkan kedudukan bidang sumbunya, lipatan terdiri atas enam (6), yaitu :

1.      Lipatan Simetri (Symmetrical folds) adalah lipatan dengan kedudukan sumbu lipatan yang

tegak.

2.      Lipatan Asimetri (Asymmetrical folds) adalah lipatan dimana kedudukan sumbu lipatannya

miring.

3.      Lipatan Menggantung (Overtuned folds) adalah lipatan dimana sumbu lepatannya membentuk

sudut terhadap bidang horizontal (miring) dan kedua sayap lipatannya miring ke arah yang sama.

4.      Lipatan Rebah (Recumbent folds) adalah lipatan dimana bidang sumbunya horizontal.

5.      Chevron folds adalah lipatan menyudut atau sendinya tajam dan menyudut. Dalam hal ini, sayap

lipatannya merupakan bidang planar.

6.      Isoclinal folds adalah lipatan dimana kedudukan bidang sumbunya sejajar atau relatif sejajar dan

kedua sayapnya sejajar atau hampir sejajar

Sesar (Fault)

Sesar adalah rekahan atau zona rekahan pada batuan yang memperlihatkan peregeseran. Pergeseran pada sesar bisa terjadi sepanjang garis lurus (translasi) atau terputar (rotasi). Sesar merupakan struktur bidang dimana kedudukannya dinyatakan dalam jurus dan kemiringan.patahan/sesar turun (atau di-sebut jg patahan/sesar normal) adalah satu bentuk rekahan  pada lapisan bumi yg me-mungkin-kan satu blok batuan bergerak relatif turun terhadap blok  lainnya…

Page 5: mantap

Separation (pergeseran relatif semu) adalah jarak yang terpisah oleh sesar dan diukur pada bidang sesar. Komponen dari sparation dapat diukur pada arah tertentu, umumnya sejajar jurus atau arah kemiringan bidang sesar.

Slip (pergeseran relatif sebenarnya) adalah pergeseran relatif sebenarnya pada sesar, diukur dari blok satu keblok yang lain pada bidang sesar dan merupakan pergeseran titik-titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran disebut juga ”Net slip”.

Throw (loncatan vertikal) adalah jarak yang diukur pada bidang vertikal dari slip/sparation.

Heave (loncatan Horizontal) adalah jarak yang diukur pada bidang horizontal.

Footwall adalah blok tubuh batuan yang terletak dibawah bidang sesar.

Hangingwall adalah blok tubuh batuan yang terletak di atas bidang sesar.

Klasifikasi Sesar

Sesar   dapat   diklasifikasikan   dengan   pendekatan   geometri   yang   berbeda.   Beberapa   klasifikasi diantaranya adalah:

-      berdasarkan   hubungan   dengan   struktur   lain   (sesar   bidang   perlapisan,   sesar   longitudinal,   sesar transversal).

-     berdasarkan pola kumpulan seasar (sesar radial, sesar pralel, sesar en echelon).

Aspek terpenting dari  geometri   sesar  adalah pergeseran.  Atas dasar   ini,   sesar  dapat diklasifikasikan sebagi berikut:

A. Berdasarkan Sifat Pergerakan Relatif Semu

1. Strike separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan jurus bidang sesar, yang terdiri dari:

a. Strike left separation fault

Page 6: mantap

Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kiri.

b. Strike right separation fault

Jika kita berdiri disuatu blok dari suatu sesar maka akan terlihat jejak pergeseran semu pada blok yang lain bergeser kearah kanan.

2. Dip separation fault adalah pergeseran relatif semu searah dengan kemiringan bidang sesar, yang terdiri dari :

a. Normal sparation fault

Jika sesar dilihat  penampang vertikal,   jejak pergeseran pada footwall  ditemukan d8i  atas  jejak yang sama pada hangingwall.

b. Reverse separation fault

Jika sesar di lihat pada penampang vertikal, jejak pergeseran pada footwall dtemukan di bawah jejak yang sama pada hangingwall.

B. Berdasarkan Sifat Pergeseran Relatif Sebenarnya

1. Strike slip fault adalah pergeseran relatif semu sesarh dengan jurus bidang sesar, yang etrdiri dari:

a. Strike left slip fault

Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu sesar maka akan terletak jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser kearah kiri.

b. Strike right slip fault

Jika kita berdiri di suatu blok dari suatu seasr maka akan terlihat jejak pergeseran sebenarnya pada blok yang lain bergeser kearah kanan.

2. Dip Slip fault adalah pergeseran relatif  sebenarnya searah dengan kemiringan bidang sesar,  yang terdiri dari:

a. Normal slip fault

Blok hangingwall relatif turun terhadap footwall.

b. Reverse slip fault

Blok hangingwall bergerak relatif naik terhadap footwall.

Untuk sesar vertical : tentukan salah satu blok relative bergerak terhadap blok lain, contoh “Vertikal dip slip fault”.

3. Oblique slip fault adalah   pergeseran  miring   relative   sebernarnya   terhadap   bidang   sesar.   Untuk penamaan sesar ini dipakai kombinasi istilah “dip slip dan strike slip” seperti dibawah ini

a.   Normal left slip fault

b.   Normal right slip fault

c.   Reverse left slip fault

d.   Reverse right slip fault

e    vertical oblique slip fault.

4. Sesar Rotasi adalah yeng memperlihatkan pergeseran berputar pada bidang sesarnya.

a. Clokwise rotation fault

Page 7: mantap

Blok yang berlawanan bergerak searah jarum jam.

b. Anticlokwise rotation fault

Blok yang berlawanan bergerak berlawanan arah jarum jam

Analisa Struktur Sesar

Sesar adalah struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Sifat pergeserannya dapat bermacam-macam, mendatar,  miring  (oblique),  naik  dan turun.  Didalam mempelajari  struktur  sesar,  disamping geometrinya   yaitu,   bentuk,   ukuran,   arah,   dan   polanya,   yang   penting   juga   untuk   diketahui   adalah mekanisme pergerakannya.

Sesar dan Struktur Penyerta

Gejala   sesar   seringkali   disertai  dengan  gejala   struktur   yang   lain,  misalnya   kekar,   lipatan,   drag   fold (lipatan   seretan),  breksiasi  abibat   sesar,  milonit,  filonit  dan   sebagainya.   Struktur-struktur   ini   sangat penting untuk membantu didalam analisis tentang pergerakan sesar.

A. Kekar dan Urat (vein)

Kekar   adalah   gejala   yang   umum   terdapat   dalam   batuan.   Kekar   dapat   terbentuk   karena   tektonik (deformasi) dan dapat terbentuk juga secara non tektonik (pada saat diagenesa, proses pendinginan dsb). Dalam hal ini kita membatasi pada jenis kekar yang terbentuk secara tektonik.

Kekar merupakan salah satu struktur yang sulit diamati, sebab kekar dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum terjadinya suatu lipatan,atau terbentuknya semua struktur tersebut. Hal   ini  yang  juga merupakan kesulitan adalah tidak adanya atau relatif  kecil  pergeseran dari  kekar, sehingga tidak dapat ditentukan kelompok mana yang terbentuk sebelum dan sesudahnya.

Secara kejadiannya (genetik) kekar dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

a.    Kekar   gerus   (shear   fracture) :   adalah   rekahan   yang  bidang-bidangnya   terbentuk   karena   adanya kecenderungan untuk salin bergeser (sghearing).

b.    Kekar tarik (extention fractire) :  adalah rekahan yang bidang-bidangnya terbentuk karena adanya kecenderungan untuk saling menarik (meregang).

Extension farcture dapat dibendakan sebagai:

Tension fracture : ialah kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan arah tegasan. Relese fracture :  ialah rekekar yang terbentuk akibat hilangnya atau pengurangan tekanan dan tegak 

lurus terhadap gaya utama.B. Breksi sesar dan Milonit

Bidang sesar biasanya trerisi oleh bahan-bahan faregmental yang disebut ”Breksi sesar”. Adakaalanya bahan   ini   agak   lunak   dan   hancur   yang   disebut   sebagai ”Gouge”,   juga   pada   batuan   metamorf menunjukkan   lembar-lembar   yang  berupa   struktur  aliran.  Pada  bagian  yang   sangat   intensif  tingkat kehancurannya 9deformasi),  zona sesar  dapat berupa serbuk berbutir halus dan lunak yang disebut ”milonit”.

Gejala-gejala ini merupakan bukti-bukti yang dapat dipakai untuk menduga kelurusan dan kemenerusan dari   jalur  sesar.  Arah-arahnya misalnya didapatkan dari  orientasi  memanjangnya  fragmen atau  jalur breksiasi, arah bidang-bidang gerusan (shearing) dan milonit dan sebagainy. Arah ini akan membantu untuk menentukan bidang sesar.

C. Struktur seretan (drag)

Page 8: mantap

Struktur seretan (fault drag atau drag fold) adalah gejala penyerta disekitar bidang sesar yang terbentuk akibat pergerakan sesar. Struktur ini dapat menunjukkan gerak relatif sebenarnya. Struktur ini tampak pada perlapisan atau bidang foliasi.

Ada 2 macam seretan (drag) yang dapat terbentuk yaitu ”seretan normal” (normal fold) dan ”seretan naik” (reverse drag).

D. Cermin sesar (slickensides) dan Gores garis (striation)

Slickensides atau cermin sesar adalah gejala yang tampak pada permukaan bidang-bidang yang tergeser. Dapat   terbentuk  pada bidang  sesar  atau bidang-bidang  kekar  yang menyertainya.  Struktur   tersebut merupakan bidang-bidang halus, dan goresan-goresan (striations) yang seolah-olah dipoles. Seringkali disertai dengan jenjang-jenjang (steps), yang merupakan kekar yang terbentuk akibat gerak relatif dari bidang itu.

Metoda hukum dihedral (didres droitis)

Setiap bidang sesar dapat dibagi oleh bidnag bantu (plan auxiliaire) menjadi empat dihedral (diedres droitis).   Bidang   bantu   adalah   bidang   yang   tegaklurus   kepada   tegasan   gerus   dan   gores-garis   serta mengandung tegasan normal (σn ).

Dua dehedra yang berlawanan disebut dominan tekanan (compression) dan dua yang lainnya disebut tarikan (extension)  sebagai fungsi dari  arah pergerakan sesar.Dinyatakan secara jelas sebagi dihedral pendekatan (shortening) diamana terdapat (σ1 )dan dihedral pemanjangan (lengtening) dimana terdapat (σ3).

Istilah-istilah   tersebit   sangat  umum dalam seismologi   terutama pada perhitungan  mekanisme pusat gempa(focal mecanism). Dalam menyajikan metoda tersebut diterapkan dan dibenarkan penggunaan hukum-hukum dihedral (diedres droitis) pada aplikasi penelitian tentang kondisi mekanik yangs esuai dengan satu proses gempa bumi (seismik).

Beberapa Konsep dalam interpretasi struktur

Interpretasi struktur dapat dilakukan pada skala yang beragam, padaskala yang mikro, pada suatu jalur sesar sampai pada suatu wilayah. Untuk itu perlu dibuat batasan dan asumsi untuk menerapkan teori-teori  yang ada.  Salah satu  kendala   lain  didalam  interpretasi   struktur  adalah batasan ”waktu”,  yaitu kejadian atau generasi dari struktur tersebut. Oleh karena itu perlu diperhatikan apabila dari beberapa struktur yang ada berlainan waktu kejadiannya, artinya berbeda sejarah tektoniknya.

Beberapa   konsep  dikembangkan  diantaranya  oleh  Moody  dan  Hill   (1956)   yang  membahas   tentang urutan kejadian struktur berdasarkan arah tegasan atau gaya yang bekerja pada suatu wilayah. Konsep lain dikembangkan oleh Tchalenko (1970) dan Harding (1973) yang menjelaskan bahwa pada gerak sesar mendatar,  gejala  yang terdapat  pada  jalur  sesar  adalah komponen gerak kopel  yang bekerja  akibat seasar tersebut. Gerak kopel tersebut menghasilkan komponen tarik atau extension (E) dan komponen tekan atau compression (C).

Perbedaan dari model Moody dan Hill dan Harding adalah arah gaya pembentukknya. Bila Moody dan Hill   mebngunakan   pure   shear   sebagai   gaya   penyebab   terbentuknya   shear.   Sedangkan   Harding mengunakan simple shear.

Penyelesaian Geometri didalam pergerakan sesar

Prinsip  ataupun model   tentang kinematika dan dinamika  struktur  seringkali,  dan akan  lebih  mudah ditampilkan dalam gambaran dua dimensi, yaitu pada tampak peta penampang. Bebrapa contoh yang dipakai sebagai analisis pergerakan sesar diantaranya

Page 9: mantap

Hubungan antara tegasan utama dan pola kekar gerus yang berpasangan atau sesar mendatar utama. Hubungan   antara   sesar   atau   jalur   sesar   dengan   struktur   kekar   (tension   gash   dan   shear)   atau 

lipatanminor yang menyertainya. Hubungan antara dan pola keterakan (strain ellips) didalam jalur sesar.

Dari bebrapa prinsip ini secara teoritis dapat diketahui sifat gerak sesar sebenarnya (slip). Didalam skala kecil  sifat gerak sebenarnya ini misalnyadapat terlihatpada gores-garis (striations) pada cermin sesar (slickenside).  Pada kasusu yang lebih umum, kedudukan dan sifat gerak ini harus ditentukan dengan menerapkan kaidah teori  atau model  yang berlaku.  Gerak suatu sesar  tidak selau mutlak  mendatar seperti tampak pada peta,  normal atau naik apada penampang, akan tetapi  dapat bervariasi  antara ketiga jenis geraktersebut. Oleh karenaitu kaidah atau model dan interpretasi gerak sesar sebenarnya harus dapat dibatyangkan dalam gambar tiga dimensi.

Penentuan Pergeseran Blok Sesar

Pada bidang sesar dan blok sesar (dapat berupa hanging wall atau foot wall) sering terdapat petununjuk yang mengidentifikasikan adanya pergeseran. Petunjuk dapat berupa kenampakan fisik yang sejajar atau tegak   lurus   pergeseran   pada   bidang   sesar   (gores   garis,tensison   gash, compression   fracture, rekristalisasi, fault   step dsb.)   Berdasarkan  pengamatan   kenampakan  fisik   tersebut   secara   teliti   akan dapat membantu untuk penentuan pergeseran sewaktu sesar terbentuk.

Penentuan Arah Tegasan

Tegasan yang menyebabkan terjadinya sesar dapat ditetapkan secara grafis melaui bantuan proyeksi stereografis. Data yang diperlukan adalah kedudukan bidang sesar ( jurus dan kemiringan), sudut pitch gores garis dan arahnya, jenis pergeseran sinistral dan dekstral). Tegasan σ2 terletak pada bidang sesar dan tegak lurus gores garis (bidang B). Tegasan σ1dan σ3 terletak pada bidang yang tegak lurus σ2 (bidang T). Dengan demikian bidang B dan T saling tegak lurus, sehingga σ2 menjadi tegak lurus σ1 dan σ3. Bidang T dan bidang sesar saling tegak lurus, keduanya berpotongan menuruti gores garis.

Kedudukan σ1 memebentuk sudut lancip terhadap gores garis. Sesar terbentuk melalui bidang retakan yang sebelumnya telah ada. Kedudukan sesar sangat dipengaruhi oleh kedudukan kekar yang telah ada sebelumnya.  Kedudukan  kekar  pada  batuan  dapat  beragam,   sehingga  apabila  berkembang  menjadi sesar karan adanya tegasan tektonik dengan satu arah tertentu, maka sesar yang akan dihasilkan dapAt beragam pula jenisnya, yaitu dapat menjadi sesar naik, turun dan geser mendatar. Jenis pergeserannya juga dapat mengiri dan menganan. Dengan demikian dapat juga ditemukan pada satu singkapan adanya sesar  minor  yang  beda   jenis  maupun  macam pergeserannya  meskipun  penyebabnya  adalh   tegasan tektonik yang masih sama.