manfaat terapi bekam menurut perpektif medis dan non medis
DESCRIPTION
Tinjauan pustakaTRANSCRIPT
Manfaat Terapi Bekam Menurut Perpektif Medis dan
Non MedisTerapi bekam sejak dulu sering dilakukan oleh
sebagian masyarakat di Indonesia. Terapi alternatif
ini oleh Kementrian Kesehatan dikategorikan ke
dalam jenis pengobatan tradisional. Masyarakat non
medis selama ini menganggap terapi bekam adalah
mengeluarkan darah kotor lewat kulit yang sudah
dilukai dengan alat khusus dan disedot
menggunakan mangkuk vakum. Melihat manfaat
bekam ternyata menarik untuk diteliti oleh kalangan
medis. Bukan seperti perpektif masyarakat non
medis yang menganggap bekam berkaitan dengan
masuk angin dan darah kotor. Tetapi kalangan
medis mengungkapkan ternyata memang bekam
terbukti dapat meningkat sebagian respon imunitas
tubuh yang berdampak dapat meningkatkan
kekebalan tubuh dalam melawan gangguan tubuh.
Bekam adalah metode pengobatan dengan cara
mengeluarkan darah statis yang mengandung toksin dari
dalam tubuh manusia. Berbekam dengan cara melakukan
pemvakuman di kulit dan pengeluaran darah darinya.
Pengertian ini mencakup dua mekanisme pokok dari
bekam, yaitu proses pemvakuman kulit dan dilanjutkan
dengan pengeluaran darah dari kulit yang telah divakum
sebelumnya. Dalam bahasa Jawa disebut cantuk atau kop.
Di Sumbawa dan sekitarnya disebut tangkik atau
batangkik. Dalam bahasa Arab disebut hijamah. Dalam
bahasa Inggris disebut blood cupping atau blood letting
atau cupping therapy atau blood cupping therapy atau
cupping therapeutic. Dalam bahasa Mandarin disebut pa
hou kuan. Di Asia tenggara (Malaysia dan Indonesia)
dikenal dengan sebutan bekam
Sejarah
Praktek bekam adalah praktek pengobatan penyakit yang
sudah ada sejak ribuan tahun silam. Orang yang rutin
melakukan bekam diyakini akan sembuh dari berbagai
penyakit. Bekam adalah metode pengobatan kuno yang
sudah dipakai sejak zaman Yunani Kuno dan disebutkan
dalam catatan medis Sanskerta ribuan tahun lalu. Bekam
juga dipakai oleh ilmuwan kedoketeran Ibnu Sina. Ibnu
Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengungkapkan:
“Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena
cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak
normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-
cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu
diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan
ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai
puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di
bulan”.
Pada zaman China kuno seorang herbalis Ge Hong (281-
341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for
Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk
membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik
“jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai
untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun abad ke-18
(abad ke-13 Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan
lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan
istilah Leech Therapy) dan masih dipraktekkan sampai
dengan sekarang.
Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus
Cornelius Galen (200-300 M) mempopulerkan cara
pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk
pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik
pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup
banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga
sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium
dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan
dan khasiatnya.
Di Eropa, praktek bekam dilarang sejak akhir abad ke-19
karena menurut dokter pasien-pasien yang dibekam
menjadi lebih lemah dan mudah terkena infeksi. Risiko
infeksi bisa timbul karena alat-alat yang digunakan tidak
higienis.
Di India, praktek bekam bisa ditemui di pinggir-pinggir
jalan daerah Delhi. Pasien diharuskan berdiri dan berjemur
di bawah sinar matahari selama 1,5 jam supaya aliran
darah lebih lancar. Kemudian pasien, masih dalam posisi
berdiri, dililit tali mulai dari bagian pinggang sampai kaki,
kemudian dilakukan sayatan menggunakan silet. Salah
satu pemilik praktik bekam ala India tersebut adalah Hakim
Ghyas. Setiap harinya ia melayani ratusan pasien. Pria
berusia 79 tahun itu mengklaim teknik bekam yang
dilakukannya bisa mengobati hampir semua jenis penyakit
artritis, penyakit jantung, bahkan kanker darah stadium
awal. Dalam sebuah wawancara dengan CNN, Ghyas
mengatakan praktek pengobatan yang dilakukannya itu
memungut bayaran secara sukarela karena kebanyakan
pasien adalah orang miskin. Untuk membiayai
kehidupannya sehari-hari, Ghyas mengandalkan pada gaji
anak laki-lakinya yang bekerja sebagai penjaga toko,
sementara anaknya yang lain mengikuti jejaknya dan
membantu praktek bekam.
Cara melakukan Bekam :
1. Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan
2. Mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan
desinfektan seperti betadine
3. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan
“kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap
pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5
menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi
(pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian
tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan
penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.
4. Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian
dilakukan syartoh /penyayatan (jumlah sayatan 5-15
untuk satu titik tergantung diameter kop yang dipakai,
panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu
dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salahsatu
tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah
disayat, kulit tidak mengeluarkan darah akan tetapi
setelah disedot dengan alat maka darahnya baru
keluar.
5. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah
kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
6. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop
dan jika perlu bisa lakukan penghisapan ulang seperti
tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.
7. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus
sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang
setelah 2-5 hari
8. Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam
sendiri. Kop/alat bekam tidak boleh digunakan untuk
pasien lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan
penyakit menular lainnya.
9. Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam
hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu.
Beberapa ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur
untuk dilakukan pembekaman sedangkan yang lainnya
menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan
patofisiologis suatu penyakit.
10. Bagian tubuh yang dibekam diantaranya adalah Titik
di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh,
Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil,
al-akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk,
Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’)
Bekam Menurut Penelitian medis
Manfaat bekam ternyata telah diteliti oleh kalangan medis.
Tetapi menurut kajian medis manfaat dan cara kerja
bekam tidak berkaitan dengan darah kotor atau
“mengelurkan angin” seperti dianalogikan oleh masyarakat
non medis. Menurut dunia medis “darah kotor” atau racun
dalam darah tidak dapat hanya dibuang dengan
mengeluarkan hanya sebagian kecil dalam darah seperti
yang dilakukan saat bekam. Padahal racun dalam darah
beredar di seluruh tubuh. Sebenarnya sevcara alamiah
fungsi detoksifikasi atau pengeluaran racun dapat
dilakukan oleh organ ginjal dan hati. Hati
merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh yang
berfungsi sebagai alat ekskresi atau pengeluaran racun.
Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan
cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan
menghasilkan amonia, urea, danasam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
Ginjal adalah organ yang berfungsi menyaring
kotoran (terutamaurea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin. Proses pemecahan
senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Semua darah yang beredar dalam tubuh manusia akan
melalui 2 organ besar tersebut yang dapat dilakukan
penyarigan racun dan dikeluarkan oleh tubuh. Bila hati
atau ginjal rusak maka penyaringan racun tersebut
dilakukan dengan memakai alat hemodialisis atau cuci
ginjal.
Terapi alternatif ini telah dilakukan penelitian oleh
beberapa peneliti diantaranya oleh Saad A Al Saedi. Dr.
Saad A. AL-Saedi dari Medicine College, Departement
Pediatric telah melaporkan penelitiannya dlam sebiah
jurnal yang berjudul , Molecular Aspects of Cupping
Therapy: Relationship to Immune Functions in Patients with
Chronic HCV Infection (Phase two). Peneliti tersebut
mengamati terapi bekam berkaitan
denganfungsi Imun iB pasien Artikel
Baru infeksi Hepatitis C Kronik. Penelitian
tersebutmembandingkan pasien HCV yang
menjalani cupping (bekam) dengan kelompok kobtrol
degan mengamati (sel darah putih) CBC, fungsi hati
dan respon imun. Efekrespon imun
pengobatan bekam diamati pada MDA, IL–
1ß, dan cAMP. Hasil penelitianini menunjukkan perbaikan
yang signifikan dalam enzim hati (ALT yaitu)
setelahdilakukan bekam berulang, dan juga dalam
mengurangi MDA radikal bebas serta cAMP,yang
keduanya dicurigai perubahan hati patologis yang
menyertai infeksi HCV. Di sisi lain, hasil penelitian
menunjukkan efek cupping pada peningkatan IL–1ß yang
memicukaskade imunostimulasi sekunder
untuk radang, dengan mengaktifkan T–limfosit dansel-
B bersama dengan mengaktifkan molekul
adhesi dan sitokin lain. Hasilmenunjukkan juga
terus meningkatkan jumlah
trombosit pada cupping diulang.Meskipun tidak ada
perubahan signifikan pada jumlah WBC diamati,
jumlah limfositmeningkat bahkan di
atas tingkat kontrol, yang mungkin mencerminkan sistem
kekebalan
tubuh ditingkatkan sekunder pengurangan diamati
dalam viral load. Bekamjuga
meningkat kadar hemoglobin sekitar nilai kontrol. Tindakan
terapi cupping jugadikaitkan dengan penurunan yang
signifikan dalam viral load RNA HCV menggunakan
teknik PCR. Secara keseluruhan, hasil ini menunjukkan
peningkatan yang signifikandalam
respon kekebalan setelah bekam berulang dan
kemudian penurunan yang signifikan
dalam replikasi virus dalam sampel darah yang diambil
dari pasien-pasien ini.
Dr. Wadda’ A. Umar mengungkapkan teori kedokteran
bahwa saat pembekaman pada titik bekam, maka akan
terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit,
jaringan bawah kulit ( sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat
kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti
serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance
(SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini
menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta
flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler
juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat
pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan
mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek
relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat
vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah
secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya
corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing
factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan
menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin dan
corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek
menyembuhkan peradangan serta menstabilkan
permeabilitas sel.
Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu
dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan
dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui
syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah
thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan
sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut
aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan
reflek intubasi nyeri.
Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui manfaat dari
metode bekam. Salah satunya adalah yang dilakukan
terhadap 60 orang gemuk yang rutin melakukan bekam.
Ternyata bekam bisa menurunkan tekanan darah dan
kolesterol jahat, serta meningkatkan kadar kolesterol baik.
Hasil studi yang dimuat dalam BMC Medicine tersebut
cukup mengejutkan. Studi lain yang dimuat dalam Journal
of the American Medical Association juga menyebutkan
orang yang mendonasikan darahnya setiap 6 bulan sekali
lebih jarang terkena serangan jantung dan stroke.
Para ahli menduga manfaat kesehatan tersebut karena
kadar zat besi dalam darah berkurang. Kadar zat besi yang
tinggi terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung
dan pembuluh darah. Terapi sedot darah menggunakan
lintah yang sempat populer di Inggris juga diklaim bisa
mengurangi rasa nyeri lutut akibat artritis. Penelitian lain
menyebutkan nyeri saraf akibat penyakit herpes bisa
berkurang setelah sedot lintah.
Jong In Kim peneliti lain mengamati terapi basah–
cupping untuk nyeri punggung bawah yang non spesifik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa basah–
cupping mungkin memiliki efek potensial untuk
mengurangi rasa sakit saat berhubungan
denganPNSLBP. Namun penelitian tersebut masih belum
secara tegas dapat menyimpulkan efek terapi basah–
cupping adalah intervensi yang berarti bagi
perbaikan fungsionaldari PNSLBP.
Meski bukan berdasarkan penelitian medis, Thomas W.
Anderson (1985) juga mempublikasikan buku berjudul 100
Diseases Treated by Cupping Method atau 100 Penyakit
yang Dapat Diobati dengan Bekam. Diungkapkan dalam
buku tersebut beberapa penyakit yang berespon cukup
baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi,
hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke,
parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises,
wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik,
ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah
(leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit
sistim imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis),
Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania,
skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga
bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan
(menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan
berat badan, dll).
Bekam Menurut Pandangan Masyarakat Non Medis
Seperti pengobatan alternatif lainnya praktek bekam
menurut pandangan non medis sering dikaitkan dengan
teori masuk angin dan darah kotor yang secara medis
sebenarnya tidak ada relevansinya. Kalangan non medis
menganggap bekam dapat mengeluarkan “darah kotor”.
Teknik ini sering dikonotasikan dengan proses menstruasi
pada wanita. Ahli kedokteran Yunani Kuno, Hipokrates,
percaya bahwa menstruasi berfungsi untuk membersihkan
diri kaum wanita. Praktisi bekam meyakini darah kotor
adalah sumber dari segala penyakit. Jika darah tersebut
dikeluarkan, tubuh akan memproduksi darah baru
sehingga tubuh menjadi sehat dan bugar. Karena itu
diperlukan beberapa kali sesi bekam.
Bekam dapat dilakukan dengan dua cara yaitu bekam
kering dan bekam basah. Bekam basah adalah metode
yang biasanya dilakukan oleh terapis yaitu dengan
mengeluarkan darah. Bekam kering di lain sisi tidak
mengeluarkan darah sama sekali. Bekam kering hanya
menempatkan mangkuk vakum di atas kulit sehingga tidak
ada darah yang keluar.
Masyarakat non medis menganggap bekam basah itu
sampai membuang toksin dalam darah. Kalau bekam
kering hanya gas dan uap yang keluar. Orang yang
anginnya terlalu tinggi dalam darah bisa ditarik keluar. Jadi
membuang patogen angin dalam tubuh. Meski tidak
sampai kedalam proses pengeluaran darah, bekam kering
dianggap dapat mengeluarkan angin dalam tubuh, rasa
nyeri yang berpindah pada otot, masuk angin, dan pusing
dapat diobati. Saat dibekam kering, angin yang disebut
sebagai penyebab penyakit tersebut dapat terlihat keluar
dengan bentuk seperti uap. Mankuk vakum yang
ditempelkan di atas tubuh perlahan akan terlihat semakin
berkabut sesuai dengan tingkatan angin yang ada dalam
tubuh pasien. Pengobatan bekam kering juga dapat
dilakukan dengan bermacam teknik salah satunya yaitu
dengan menggerakkan mangkuk vakum di atas kulit pasien
yang telah diolesi minyak pelicin. Cara ini dimaksudkan
untuk memijat pasien bekam menggunakan mangkuk
vakum yang menyedot kulit sehingga pasien akan lebih
rileks.
Bekam menurut Agama Islam
Menurut pandangan ajaran agama Islam, terapi bekam
adalah salah satu pengobatan yang dianjurkan nabi
Muhamad SAW. Berbagai hadist menyebutkan anjuran
terapi bekam yang dilakukan Nabi Muhammad. Bekam itu
dianjurkan oleh nabi Muhammad berdasarkan riwayat Jabir
bin ‘Abdillah ra, ia berkata, “saya pernah mendengar Nabi
SAW bersabda ; “Aku tidak berjalan dihadapan sekelompok
malaikat pun pada malam ketika aku diisra’kan, kecuali
mereka berkata, “Wahai Muhammad, perintahkanlah
ummatmu agar berbekam”. (Shahihul Jami’ : 5671) Hadits
Shahih
Bekam itu sunnah para Rasul, seperti yang diriwayatkan
Malih bin ‘Abdullah Al – Khothmi, dari ayahnya yang
berkata, Rasulullah SAW bersabda ; “Lima hal termasuk
sunnah para Rasul yaitu, malu, pemaaf, bekam, siwak, dan
memakai wewangian”. (HR. Thabrani dan Ibnu Jarir) Hadits
Shahih. Menurut hadist lainnya menyebutkan juga bahwa
Bekam itu menyembuhkan, dari Ibnu Abbas ra, Nabi SAW
bersabda, “Penyembuhan itu ada 3 macam ; (1) Minum
madu, (2) Berbekam, dan (3) kay dengan besi panas. Dan
aku melarang umatku berobat dengan kay” (HR. Bukhari)
Hadits Shahih. Bekam itu sebaik – baiknya pengobatan,
dari Humaid Ath Thawil ra, dari Annas bin Malik ra, Nabi
SAW bersabda, “Sesungguhnya sebaik – baiknya
pengobatan yang kalian lakukan adalah berbekam”. (HR.
Tirmidzi) Hadits Shahih
Rasulullah saw bersabda, “Sebaik – baiknya Pengobatan
yang kamu lakukan adalah Al Hijamah ( Bekam )” (nseperti
uyang diriwayatkan HR. Ahmad sebuah Hadits Shahih.
Rasulullah saw bersabda juga , “Pengobatan yang paling
ideal yang dilakukan manusia adalah Al Hijamah (Bekam)”
seperti yang diriwayatkan HR. Muslim Hadits Shahih.
Sedangkan Ibnu Abbas ra, meriwayatkan Nabi saw pernah
bersabda, “Orang yang paling baik adalah seorang tukang
bekam (Al hijamah) karena ia mengeluarkan darah kotor,
meringankan otot yang kaku dan mempertajam pandangan
mata terhadap orang yang dibekamnya” (HR. Tirmidzi)
Hadits Shahih. Rasulullah saw bersabda “sesungguhnya
pada bekam itu terkandung kesembuhan”(kitab mukhtahar
muslim no 1480, shahihul jaami’no 2128, dan silsilah Al-
hadits ash-shahihah no 864 karya imam al-Albani) Hadits
Shahih
Ashim bin umar bin Qatadah ra pernah meriwayatkan
bahwa Jabir bin Abdullah ra pernah menjenguk Al-muqni’
ra, dia bercerita : “aku tidak sembuh sehingga aku
berbekam, karena sesungguhnya aku mendengar
Rasulullah saw bersabda “sesungguhnya didalamnya
terkandung kesembuhan” (HR. Ahmad, Bukhari, Muslim,
Abu Ya’la, al-Hakim, al-baihaqi) Hadits Shahih. Dari hadist
Uqbah bin Amir ra, Rasulullah saw bersabda “ada tiga hal
yang jika pada suatu ada kesembuhan, maka kesembuhan
itu ada pada sayatan alat bekam atau meminum madu
atau membakar bagian yang sakit. Dan aku membenci
pembakaran (sudutan api) dan tidak juga menyukainya”
(HR. Ahmad dalam musnadnya) Hadits Shahih
Anas bin Malik ra juga meriwayatkan bahwa Rasulullah
saw bersabda “kalian harus berbekam dan menggunakan
al- Qusthul Bahri” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad dan An-
Nasai dalam kitab As- Sunan Al- Kubra no. 7581) Hadits
Shahih. Dari Jabir al-Muqni RA, dia bercerita: “Aku tidak
akan merasa sehat sehingga berbekam, karena
sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW
bersabda: ‘Sesungguhnya pada bekam itu terdapat
kesembuhan’.” (Shahih Ibnu Hibban (III/440)) Hadits
Shahih. Dalam hadist lainnya Anas RA, juga meriwayatkan
bahwa “Rasulullah SAW bersabda: ‘Jika terjadi panas
memuncak, maka netralkanlah dengan bekam sehingga
tidak terjadi hipertensi pada salah seorang diantara kalian
yang akan membunuhnya’.” (diriwayatkan oleh al-Hakim
dalam kitab al-Mustadrak, dari Anas RA yang diakui pula
oleh adz-Dzahabi (IV/212)) Hadits Shahih.
Abdullah bin Mas’ud RA juga meriwayatkan: “Rasulullah
SAW pernah menyampaikan sebuah hadits tentang malam
dimana beliau diperjalankan bahwa beliau tidak melewati
sejumlah malaikat melainkan mereka semua menyuruh
beliau SAW dengan mengatakan: ‘Perintahkanlah umatmu
untuk berbekam’.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-
Albani (II/20), hasan gharib). Hadit Shahih. Pada malam aku
di-isra’kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat
melainkan mereka berkata: “Wahai Muhammad suruhlah
umatmu melakukan bekam.” (HR Sunan Abu Daud, Ibnu
Majah, Shahih Jami’us Shaghir 2/731) Hadits Shahih.
Sementara itu Ibnu ‘Abbas RApun meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah aku berjalan melewati
segolongan malaikat pada malam aku diisra’kan,
melainkan mereka semua mengatakan kepadaku: ‘Wahai
Muhammad, engkau harus berbekam’.” (Shahih Sunan Ibnu
Majah, Syaikh al-Albani (II/259) Hadit Shahih. Ibnu Umar RA
juga pernah meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah aku melewati satu dari langit-langit yang ada
melainkan para malaikat mengatakan: ‘Hai Muhammad,
perintahkan ummatmu untuk berbekam, karena sebaik-
baik sarana yang kalian pergunakan untuk berobat adalah
bekam, al-kist, dan syuniz semacam tumbuh-tumbuhan’.”
(Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-
Haitsami, III/388) Hadits Shahih.
Referensi
http://assabil-holyholistic.com/artikel/bekam/bekam-
hijamah/definisi-bekam-terbaruka
http://www.pelatihanbekam.org/2012/08/metoda-
bekam-api.html
Alexis Black : Ancient Chinese technique of cupping
offers pain relief without drugs or surgery
(http://www.naturalnews.com/020253.html)
Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for
Health Care Professionals
(http://www.massagetoday.com/archives/20…)
Celebs Paltrow and Spears “Stuck” on Ancient Chinese
Art of Cupping
(
http://www.free-press-release.com/news/200704/11776
12286.html)
Dr. Nishi Joshi menggunakan akupuntur dan bekam
untuk menangani kanker payudara dari artis Kylie
Minogue serta menterapi Cate Blanchett dan Kate Moss.
Dr. S. Tamer : Cupping Therapy Beneficial in Treating
Numerous Diseases
(http://www.naturalnews.com/022727.html)
Cao L, Wang F. Efficacy comparison between needle-
knife therapy and acupuncture-cupping for cervical
spondylosis of cervical type]. Zhongguo Zhen Jiu. 2014
May;34(5):499-502. Chinese.
Cao HJ, Liu JP, Hu H, Wang NS.Using a partially
randomized patient preference study design to evaluate
the therapeutic effect of acupuncture
and cuppingtherapy for fibromyalgia: study protocol
for a partially randomized controlled trial. Trials. 2014
Jul 10;15:280. doi: 10.1186/1745-6215-15-280.
Zhou HJ, Li XH. Acupuncture combined with bloodletting
and cupping for 23 cases of pathological laughing and
crying after stroke]. Zhongguo Zhen Jiu. 2014
Apr;34(4):350. Chinese.
Dr. Petra Zizenbacher dari Vienna, Austria, ahli
pengobatan herbal yang menerapkan metode Cupping
dan Lintah (Leech Therapy) dan salahsatu pasien
langganannya yang terkenal adalah artis Demi Moore
dan Gwyneth Paltrow sebagaimana Britney Spears yang
juga pernah di bekam.
Hennawy M (2004). Cupping therapy and Infertility.
Available
a
thttp://www.obgyn.net/english/pubs/features/presentati
ons/hennawy15/280,1Cupping Therapy and Infertility.
Accessed December 2004.
Ilkay Zihni Chirali : Cupping Therapy
(http://www.cuppingtherapy.co.uk/19103.html)
Kohler D (1990) : The Connective Tissue as The Physical
Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping
Therapeutic Method
L.M. Thama, H.P. Leea,b,_, C. Lua : Cupping: From a
biomechanical perspective (Journal of Biomechanics)
June 2005 (http://www.elsevier.com/locate/jbiomech)
Longsdale, I. (2005) Manager of The Spa at County
Hotel, London. Discussion re. ‘the use of cupping
therapy in Eastern Europe’
Michael Reed Gach,Ph.D seorang pendiri dan Direktur
Institute Acupressure dari Berkeley, California dengan
bukunya Acupressure’s Potent Points, a Guide to Self
Care for Common Ailments (http://Acupressure.com)
Michalsen A, Klotz S, Ludtke R, Moebus S, Spahn G,
Dobos GJ (2003) . Effectiveness of leech therapy in
osteoarthritis of the knee: a randomized, controlled trial.
Ann Intern Med. 2003 Nov 4;139(9):724-30
Subhuti Dharmananda, Ph.D. Director, Institute for
Traditional Medicine, Portland, Oregon : Cupping.
(http://www.itmonline.org/arts/cupping.htm)
Thomas W. Anderson (1985) : 100 Diseases Treated by
Cupping Method
What Caused Gwyneth’s Spots
(http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/38794…)
International Al-Hijamah Therapist Assosiation (IAHTA)
(http://www.iahta.org/)