manfaat penelitian -...

39
5 Manfaat Penelitian Dapat memberikan informasi kepada pihak SMA Negeri 10 Cipondoh Kota Tangerang mengenai persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah. Bagi Kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk memberikan bimbingan dan dukungan kepada guru dalam melaksanakan tugasnya serta mempertimbangkan tingkat kesiapan dan kematangannya dalam membagi tugas. Bagi guru, agar meningkatkan sikap profesionalnya, kesiapan dan kematangannya dalam menjalankan tugasnya. Bagi peneliti sendiri, sebagai bahan masukan dan menambah wawasan mengenai konsep persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah dan menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan.

Upload: vuliem

Post on 14-May-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

5

Manfaat Penelitian

Dapat memberikan informasi kepada pihak SMA Negeri 10 Cipondoh Kota

Tangerang mengenai persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah.

Bagi Kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk memberikan bimbingan dan

dukungan kepada guru dalam melaksanakan tugasnya serta mempertimbangkan

tingkat kesiapan dan kematangannya dalam membagi tugas.

Bagi guru, agar meningkatkan sikap profesionalnya, kesiapan dan kematangannya

dalam menjalankan tugasnya.

Bagi peneliti sendiri, sebagai bahan masukan dan menambah wawasan mengenai

konsep persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah dan menambah khazanah

ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan.

Page 2: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Persepsi

1. Pengertian Persepsi

Manusia sebagai makhluk sosial yang sekaligus juga makhluk individual,

maka terdapat perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainnya.

Adanya perbedaan inilah yang antara lain menyebabkan mengapa seseorang

menyenangi suatu obyek, sedangkan orang lain tidak senang bahkan

membenci obyek tersebut. Hal ini sangat tergantung bagaimana individu

menanggapi obyek tersebut dengan persepsinya. Pada kenyataannya

sebagian besar sikap, tingkah laku dan penyesuaian ditentukan oleh

persepsinya.

Banyak para ahli mendefinisikan persepsi dalam arti yang berbeda-beda

sesuai dengan pendapatnya masing-masing, tapi maksud dan intinya sama,

seperti beberapa pendapat ahli di bawah ini:

Persepsi (perception) dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana

cara seseorang melihat sesuatu; sedangkan dalam arti luas adalah pandangan

atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan

sesuatu.1

Pareek mengatakan bahwa persepsi merupakan proses menerima,

menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan

reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data.2

1 Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2003), h. 445.

2 Alex Sobur, Psikologi Umum…, h. 446.

Page 3: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

7

Menurut Zikri Neni Iska, persepsi adalah proses individu mengenali

objek-objek dan fakta-fakta objektif dengan menggunakan alat indra.3

Berarti persepsi itu di dahului oleh proses pengindraan. Proses individu

mengenali objek-objek dengan alat pengindraannya sehingga individu

tesebut menyadari apa yang ia lihat, apa yang ia dengar, dan sebagainya,

kemudian individu tersebut mengalami persepsi.

Selanjutnya John. M. Echols dan Hasan Shadily menjelaskan bahwa

persepsi dalam bahasa inggris adalah "perception" yang artinya penglihatan;

tanggapan daya memahai/menanggapi.4 Sebagai suatu tanggapan, serapan,

penglihatan dan pengetahuan atau pemahaman, persepsi membutuhkan

proses dan waktu untuk memperoleh informasi yang lebih akurat tentang

permasalahan yang ingin diketahui.

W.R. Nord dalam buku J. Winardi menyatakan bahwa persepsi

merupakan “proses kognitif, dimana seorang individu memberikan arti

kepada lingkungan’. Mengingat bahwa masing-masing orang memberi

artinya sendiri terhadap stimuli, maka dapat dikatakan bahwa individu-

individu yang berbeda, melihat hal sama dengan cara-cara yang berbeda.5

Menurut Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry "persepsi di artikan

sebagai a) pengamatan; penyusunan dorongan-dorongan dalam kesatuan-

kesatuan; b) hal mengetahui, melalui indera; c) tanggapan (indera); daya

memahami.6 Maka persepsi dapat di pahami mengamati (pandangan) dari

seseorang atau banyak orang akan hal atau peristiwa yang di dapat dan di

terima. Adapun proses di ketahuinya sesuatu hal pada seseorang melalui

pancaindera yang di milikinya. Dari pendapat-pendapat di atas tersebut, ada

kesamaan bahwa persepsi adalah memandang atau mengartikan sesuatu hal

3 Zikri Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, (Jakarta:

Kizi Brother’s, 20006), h. 54. 4 John M, Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT.

Gramedia, 1997), h. 424. 5 J. Winardi, Manajemen Prilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 203-204.

6 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya:

Arkola, 1994), h. 591.

Page 4: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

8

atau peristiwa yang di dapat atau di terima melalui pancaindra sehingga

dapat mengetahuinya.

Istilah persepsi biasanya di gunakan untuk mengungkapkan tentang

pengalaman terhadap sesuatu benda ataupun sesuatu kejadian yang di alami.

Dimana persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan

mengorganisasikan data-data indra untuk di kembangkan sedemikian rupa

sehingga kita dapat menyadari sesuatu yang ada di lingkungan kita.7

Persepsi merupakan suatu proses yang di tempuh individu untuk

mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar

memberikan makna bagi lingkungan mereka.8 Berarti persepsi itu

memberikan makna (arti) terhadap lingkungannya, dan agar dapat

memberikan makna terhadapat lingkungannya seorang individu harus

mampu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan inderanya.

Persepsi juga merupakan suatu proses yang di dahului oleh proses

penginderaan, yaitu merupakan proses di terimanya stimulus oleh individu

melalui alat indra.9 Dalam persepsi stimulus dapat datang dari luar, tetapi

juga dapat datang dari individu sendiri. Namun demikian sebagian terbesar

stimulus datang dari luar individu yang bersangkutan. Sekalipun persepsi

dapat melalui macam-macam alat indera yang ada pada diri individu, tetapi

sebagian besar persepsi melalui alat indera penglihatan.

Maka persepsi pada hakikatnya merupakan proses penilaian seseorang

terhadap obyek tertentu, dengan melalui aktivitas mengindera,

mengintegrasikan dan memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik

maupun obyek sosial, dan penginderaan tersebut tergantung pada stimulus

fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya. Sensasi-sensasi dari

lingkungan akan diolah bersama-sama dengan hal-hal yang telah di pelajari

7 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam,

(Jakarta: Kencana, 2008), h. 88. 8 Stephen P. Robbins, Prilaku Organisasi, Penerj. Hadyana Pujaatmaka, (Jakarta:

PT Prenhlindo, 2002), h. 88. 9 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (ANDI Yogyakarta, 2004), h. 87-88.

Page 5: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

9

sebelumnya baik hal itu berupa harapan-harapan, nilai-nilai, sikap, ingatan

dan lain-lain.

Di dalam proses persepsi tersebut individu di tuntut untuk memberikan

penilaian terhadap suatu obyek yang dapat bersifat positif/negatif, senang

atau tidak senang dan sebagainya. Dengan adanya persepsi maka akan

terbentuk sikap, yaitu suatu kecenderungan yang stabil untuk berlaku atau

bertindak secara tertentu di dalam situasi yang tertentu pula.

Berdasarkan sumber-sumber yang di kemukan di atas, dapat di ketahui

bahwa kata persepsi memiliki dua rumusan pengertian yang satu sama lain

saling terkait yaitu sebagai proses yang menggambarkan aktivitas psikologis

dan sebagai hasil yang menggambarkan suatu keadaan.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa, “pada

hakikatnya persepsi adalah kemampuan individu dalam memahami objek

yang ada di lingkungannya (berupa peristiwa atau kejadian-kejadian, ide

atau pola pikir seseorang, prilaku seseorang, situasi tertentu dan sebagainya

yang kesemuanya itu membawa pesan-pesan tertentu), di peroleh melalui

hasil pengindraan dan penafsiran atau interpretasi yang membentuk

kesadaran tertentu, di wujudkan dalam bentuk pendapat, pandangan dan

penilaian dirinya terhadap apa yang di terimanya tersebut. Ada beberapa

syarat yang perlu di penuhi agar individu dapat menyadari dan mengadakan

persepsi yaitu adanya objek yang di persiapkan, alat indera untuk menerima

stimulus dan adanya perhatian dari individu itu sendiri, karena tanpa

perhatian tidak akan terjadi persepsi.

2. Faktor-faktor yang Berperan dalam Persepsi

Seperti telah di paparkan di depan bahwa dalam persepsi individu

mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus yang diterimanya,

sehingga stimulus tersebut mempunyai arti bagi individu yang

bersangkutan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa stimulus

merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi. Berkaitan

Page 6: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

10

dengan faktor-faktor yang berperan dalam persepsi dapat dikemukakan

adanya beberapa faktor, yaitu:

a. Objek yang di persepsi

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor.

Stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga

dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung

mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. Adapun objek

yang dipersepsi dangat banyak yaitu segala sesuatu ada disekitar

manusia. Dan manusia itu sendiri dapat menjadi objek persepsi.

b. Alat indra, syaraf, dan pusat susunan syaraf

Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.

Disamping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk

meneruskan stimulus yang di terima reseptor ke pusat susunan syaraf,

yaitu otak sebagai pusat kesadaran, sebagai alat untuk mengadakan

respon yang diperlukan syaraf motoris.

c. Perhatian

Untuk menyadari atau untuk mengadakan persepsi di perlukan adanya

perhatian, yaitu merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan

dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan

atau konsentrasi dari seluruh aktivitas idividu yang ditujukan kepada

sesuatu atau sekumpulan objek.10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Karena persepsi lebih bersifat psikologis dari pada proses penginderaan

saja maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut Abdul

Rahman Shaleh faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi di antaranya:

a. Perhatian yang selektif

Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

rangsangan dari lingkungannya. Meskipun demikian, ia tidak harus

menanggapi semua rangsangan yang di terimanya untuk itu, individunya

memusatkan perhatiannya pada rangsangan-rangsangan tertentu saja.

Dengan demikian, objek-objek atau gejala lain tidak akan tampil kemuka

sebagai pengamatan.

b. Ciri-ciri rangsang

Rangsangan yang bergerak di antara rangsangan yang diam akan lebih

menarik perhatian. Demikian juga rangsangan yang paling besar di antara

10

Bimo Walgito, Pengantar Psokologi Umum…, h. 89-90.

Page 7: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

11

yang kecil, yang kontras dengan latar belakangnya dan intensitas

rangsangan yang paling kuat.

c. Nilai dan kebutuhan individu

Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam

pengamatannya di banding seorang bukan seniman. Penelitian juga

menunjukkan, bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat

uang logam lebih besar dari pada anak-anak orang kaya.

d. Pengalaman dahulu

Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana

seseorang mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang

baru, tetapi lain halnya bagi orang-orang mentawai di pedalaman Siberut

atau saudara kita di pedalaman Irian.11

B. Kinerja Kepala Sekolah

1. Pengertian Kinerja

Suatu kelompok atau lembaga pasti akan diarahkan atau disamakan

persepsi-persepsi atau tujuan-tujuannya oleh seseorang yang di pilih oleh

komunitas internal atau eksternal untuk menjadi ketua atau pimpinan. Ini

semua di maksudkan agar hal-hal yang akan di lakukan oleh kelompok atau

lembaga tersebut menjadi lebih terarah, fokus, dan dapat mencapai tujuan

yang di harapkan dengan lebih efektif dan efesien. Kepala sekolah

merupakan pemimpin dan sekaligus manajer pada suatu institusi

pendidikan. Ia sebagai salah satu kunci jaminan berhasil atau tidaknya

institusi tersebut mencapai tujuan yang telah di rencanakan. Sudah pasti,

kinerja kepala sekolah tersebut akan menjadi barometer bagi komunitas-

komunitas lain, baik internal maupun eksternal, dalam menjalankan tugas

dan kewajibannya. Kinerja atau prestasi kerja dari sang kepala sekolah

/pemimpin merupakan jaminan akan tercapainya tujuan yang telah di

tetapkan oleh lembaga dengan baik dan maksimal.

Kinerja kepala sekolah merupakan faktor yang signifikan dalam proses

pencapaian tujuan-tujuan pendidikan sekolah, sehingga apabila kinerja

11

Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam …, h.

128-129.

Page 8: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

12

kepala sekolah baik maka kemajuan sekolah akan tercapai, demikian juga

sebaliknya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala Sekolah di tuntut untuk

berupaya keras mengelola seluruh kegiatan di sekolah seefektif dan

seefisien mungkin agar proses pendidikan di sekolah sesuai dengan yang di

harapkan.

Adapun kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan

sasaran, tujuan, misi, visi lembaga. Armstrong mengatakan bahwa kinerja

dan hasil kerja selalu menjadi tanda keberhasilan lembaga dan orang-orang

yang ada dalam lembaga tersebut.12

Prestasi kerja atau kinerja di pengaruhi

oleh cara-cara yang di tempuh, usaha yang dilakukan, dan pada giliranya

akan memunculkan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau

sekelompok orang dalam lembaga, sesuai dengan wewenang dan tanggung

jawab masing-masing dalam mencapai sasaran/tujuan lembaga.

Menurut E. Mulyasa kinerja atau performansi dapat di artikan sebagai

prestasi kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau unjuk kerja.13

Wahjosumidjo mendefinisikan kinerja sebagai sumbangan secara

kulitatif dan kuantitatif yang terukur dalam rangka membantu tercapainya

tujuan kelompok dalam suatu unit kerja.14

Dengan kata lain, kinerja adalah

prestasi, kontribusi sumbangan, atau hasil kerja.

Menurut Wibowo ”kinerja berasal dari pengertian performance”. Ada

pula yang memberikan pengertian performance sebagai hasil kerja atau

prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja mempunyai makna yang lebih

luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan

berlangsung. 15

Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai

hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan

12

Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, (Yoyakarta: Ar-Ruzz Media,

2008), h. 30. 13

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2003), h. 136. 14

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya, (PT. RajaGrafindo persada, Jakarta. 2002), h. 430. 15

Wibowo, Manajemen KInerja, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 7.

Page 9: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

13

memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian kinerja adalah

melakukan pekerjaan dengan hasil yang dicapai dari perkerjaan tersebut.

Suryadi mengutip Seribner yang mengatakan bahwa kinerja atau

performansi berasal dari akar kata ”to performance” yang mempunyai

beberapa entri yang berarti: (1) mengerjakan atau membawa, (2) megganti

atau mengisi seperti sumpah, (3) menghabisi atau menyelesaikan suatu

penanganan, dan (4) mengerjakan apa yang di harapkan dari seseorang atau

mesin. Maka, Suryadi menyimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang

dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu lembaga,

sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka

mencapai tujuan lembaga bersangkutan secara legal dan tidak melanggar

hukum serta sesuai dengan moral atau etika.16

Prestasi kerja adalah suatu

hasil kerja yang di kerjakan atau yang dihasilkan atau diberikan oleh

seseorang atau sekolmpok orang. Kinerja adalah hasil kerja berdasarkan

penilaian tentang tugas dan fungsi jabatan sebagai pendidik, manajer

lembaga pendidikan, administrator, supervisor, inovator, dan motivator atau

apapun yang penilaiannya dilakukan oleh suatu institusi tertentu, baik

lembaga internal maupun eksternal.

Menurut Rahardja (2004:4), yang di kutip Titin Dwi Istiawan dalam

skripsinya yang berjudul Pengaruh Iklim Organisasi Dan Persepsi Guru

Tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Sma

Negeri 1baturetno Wonogiri mengemukakan bahwa kinerja adalah prestasi

kerja, hasil kerja atau unjuk kerja. Kemampuan melaksanakan tugas atau

kinerja (performance) adalah sesuatu hal yang dapat meningkatkan fungsi

motivasi secara terus menerus. Dengan demikian, kinerja kepala sekolah

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang

kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.17

16

Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif ..., h. 31. 17

Titin Dwi Istiawan, Pengaruh Iklim Organisasi Dan Persepsi Guru Tentang

Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Sma Negeri 1baturetno

Page 10: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

14

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

pencapaian atau prestasi kerja dari seseorang yang memiliki kemauan,

kemampuan dan prilaku yang baik dalam melakukan pekerjaannya dalam

usaha penerapan konsep gagasan dengan efektif dan efesien sehingga

tercapai tujuan yang telah di tetapkan oleh lembaga pendidikan.

2. Kepala Sekolah

Mengenai pengertian kepala sekolah itu sendiri menurut Wahjosumidjo

bahwa ada dua kata kunci untuk memahami definisi dari kepala sekolah,

kedua kata tersebut adalah 'kepala' dan 'sekolah'. Kata 'kepala' dapat

diartikan 'ketua' atau 'pimpinan' dalam suatu organisai atau sebuah lembaga.

Adapun 'sekolah' adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima

dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah

adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin

suatu sekolah (madrasah), tempat di selenggarakannya proses belajar

mengajar atau tempat terjadinya interaksi antara guru yang memberi

pelajaran dan murid yang menerima palajaran.18

Kata memimpin dari

rumusan tersebut memiliki / mengandung makna luas, yaitu: kemampuan

untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah

(madrasah) sehingga dapat di dayagunakan secara maksimal untuk

mencapai tujuan yang telah di tentukan. Dalam praktik lembaga, kata

”memimpin” mengandung konotasi "menggerakkan, mengarahkan,

membimbing, melindungi, membina, memberikan teladan, memberikan

motivasi, memberikan bantuan, dan lain-lain.19

Wonogiri, Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2009, h. 2. 18

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah..., h. 83. 19

Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif..., h. 32.

Page 11: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

15

Sedangkan kepala sekolah menurut Lazaruth yang di kutip oleh Nani

Suryani dalam skripsinya adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai

peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah.20

Dari pengertian kepala sekolah yang telah di kemukakan di atas, maka

dapat di simpulkan kepala sekolah adalah kemampuan seorang tenaga

fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah secara

profesional dalam menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu

sekolah sehingga dapat di dayagunakan secara maksimal demi tercapainya

tujuan yang telah di tetapkan.

Menurut Sellis yang di kutip Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala

Sekolah Profesional, untuk menjadi kepala sekolah yang profesional harus

memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu yang

terpadu bagi lembaganya maupun bagi tenaga kependidikan dan peserta

didik.

2. Mempunyai komitmen yang jelas dalam proses peningkatan kualitas.

3. Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan dengan kualitas.

4. Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan

kebijakan sekolah.

5. Dapat meyakinkan terhadap para peserta didik, orang tua, dan

masyarakat.

6. Pemimpin (kepala sekolah) mendukung pengembangan tenaga

kependidikan.

7. Tidak menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa di

landasi bukti yang kuat.

8. Pemimpin melakukan inovasi terhadap sekolah.

9. Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tanggung yang

jelas.

10. Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap

penghalang, baik yang bersifat organisasi maupun budaya.

11. Membangun tim kerja yang efektif.

12. Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan monitoring

dan evaluasi.21

20

Nani Suryani, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan

Kerja Guru Sma Negeri Di Kabupaten Kuningan, Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang, 2006, h. 9. 21

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 86.

Page 12: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

16

Kepala sekolah dalam mengelola lembaga pendidikan sekolah harus

mempunyai visi, misi serta komitmen yang jelas. Kepala sekolah juga

membangun tim kerja yang kompak, karena setiap lembaga pendidikan

tidak dapat berjalan dengan baik tanpa ada dukungan dari berbagai pihak,

begitupun dalam pengembangan tenaga kependidikan. Kepala sekolah juga

membangung komitmen kepada para tenaga kependidikannya.

Disamping itu kepala sekolah memiliki peran yang sangat kuat dalam

mengkordinasikan, menggerakkan dan menyerasikan semua sumber daya

pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepemimpinan yang baik merupakan

salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk mewujudkan visi,

misi dan tujuan sekolahnya melalui program-program yang di laksanakan,

serta mempunyai kemampuan manajemen yang memadai agar bisa

mengambil inisiatif untuk meningkatkan mutu sekolah.

Zig Ziglar menyatakan yang di kutip oleh Abdullah Munir dalam

bukunya Menjadi Kepala Sekolah Efektif, bahwa ada beberapa aturan dan

pikiran dasar yang harus di pikirkan oleh pemimpin, dalam hal ini kepala

sekolah, bila ingin menjalin kerja sama yang baik dengan komunitas

lembaga, baik internal maupun eksternal, yaitu:

1. Pemimpin yang sensitif, efektif mengetahui bahwa untuk mendapatkan

kerja sama yang sebenarnya, dia harus mengetahui bahwa dia tidaklah

mengetahui segala sesuatu itu dengan secara sempurna.

2. Para pemimpin yang dinamis memahami bahwa semua orang dapat

bekerja sama dengan orang-orang yang setuju dengan mereka.

Pemimpin yang sebenarnya adalah mereka yang dapat bergaul, bekerja

sama, dan mencapai hasil produksi maksimum dengan orang-orang yang

tidak setuju dengan mereka.

3. Para pemimpin yang efektif mengembangkan kemampuan untuk

mengamati/memahami segala sesuatu dari perspektif orang lain. Mereka

memberikan keuntungan dari kerja sama, bukan meminta keuntungan.

4. Para pemimpin lembaga akan hati-hati merencanakan proyek-proyek

mereka dan memilih waktu dan tempat di mana ide-ide mereka dapat

diterima, dan mempresentasikan ide-ide tersebut dengan cara yang jelas

dan detail.

5. Pemimpin yang sukses memulai segala sesuatu dengan dasar pikiran

bahwa orang lain mungkin sebagian pendapatnya benar dan secara

konsekuen tidak menentang perbedaan pendapat dan ide tersebut. Dia

mengetahui bahwa ide tidak memperdulikan siapa pemiliknya atau siapa

Page 13: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

17

yang akan menggunakannya, sehingga dia dapat memenangkan kerja

sama tersebut dengan pikiran terbuka. 22

Zig Ziglar juga memberikan sepuluh kunci (key log) untuk mencapai

kinerja manjemen yang baik, yaitu:

1. Perlihatkan kejujuran dan penghargaan yang tulus disetiap kesempatan dan

buatlah orang lain merasa penting.

2. Jangan mengkritik, menyalahkan, atau mengeluh.

3. Buatlah alasan bahwa Anda lebih besar dari ego.

4. Bekerjalah untuk perkembangan, bukan kesempurnaan.

5. Orientasikan diri Anda untuk menjadi penemu solusi, bukan berorientasi

ke masalah.

6. Investasikanlah waktu pada kegiatan-kegiatan yang dapat menghasilkan

keuntungan investasi sesuai dengan daftar prioritas, karena tanggung

jawab usaha saja tidak akan menghasilkan, karena hasil adalah alasan dari

suatu kegiatan.

7. Tanamkanlah tanggung jawab sebagai alasan yang baik untuk bekerja; dan

metodenya adalah disiplin.

8. Pahami dan terimalah kelemahan anda.

9. Buatlah daftar dan secara konstan menjalankannya.

10. Selalu perlihatkan kerendahan hati dan terimakasih Anda kepada orang

lain. 23

Semakin jelaslah disini bahwa seorang kepala sekolah / pemimpin

tidaklah dapat melakukan apapun sendirian, dan dia pun membutuhkan

bantuan orang lain/bawahan. Ziglar membuat kesimpulan bahwa ada

sepuluh aturan ”kemenangan ganda” bagi pembentukan kinerja tim yang

ideal ketika berhubungan dengan orang lain, yaitu:

1. Ingatlah bahwa senyum menjadi media sosial yang paling ampuh yang

kita miliki secara pribadi.

2. Mendengar adalah kemampuan yang paling disia-siakan didalam bisnis

(atau dirumah) sekarang ini. Orang yang mendengar, mengontrol hasil

akhir dari diskusi. Rangsanglah orang lain untuk berbicara, dan

kemudian secara sadar hilangkan seluruh hambatan atas kemampuan

mendengar Anda yang baik.

3. Berbicaralah tentang hal-hal yang menarik bagi lawan bicara kita. Anda

akan menemui keunikan dan kekhusuan dari setiap individu yang Anda

temui. Orang lain akan merasa tertarik bila di temukan seleranya, dan

periksalah sudut pandang orang lain.

22

Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif …, h. 35. 23

Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif…, h. 36.

Page 14: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

18

4. Tanyalah pertanyaan yang telah Anda ketahui jawabannya dan Anda

akan melihat/memahami perspektif orang lain. Sebagian besar ide

adalah lebih cocok jika kira menemukannya sendiri. Orang-orang yang

benar-benar peduli kepada orang lain akan mengarah pada ”penemuan

jalan”.

5. "Apa yang anda bicarakan dengan sangat keras, saya tidak dapat

mendengarnya” Ingatlah untuk memberi contoh teladan tentang tingkah

laku dan tindakan yang Anda inginkan untuk ditiru orang lain.

6. Berikanlah tugas-tugas yang memungkinkan Anda untuk

memperlihatkan kepercayaan dan keyakinan Anda bahwa orang lain

akan sukses mengerjakan tugas-tugas tersebut.

7. Selalulah membuat permohonan/permintaan, dan jangan pernah

memberikan perintah.

8. Kembangkanlah kemampuan Anda untuk menggunakan cerita-cerita

naratif dan analogi yang bermakna, dan ini adalah media pembelajaran

yang sangat berguna.

9. Selalulah menghormati orang lain. Perlihatkan rasa hormat Anda dengan

cara selalu tepat waktu untuk setiap pertemuan atau memberitahukan

terlebih dahulu bila anda harus terlambat.

10. Balaslah telepon-telepon dan surat-surat secepatnya, tidak ada kata maaf

untuk menundanya.24

Dari definisi Kinerja dan Kepala Sekolah di atas, dapat di simpulkan

bahwa kinerja kepala sekolah adalah suatu prestasi, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif, yang terukur dalam rangka untuk mencapai tujuan

lembaga sekolah yang telah di tetapkan secara bersama-sama sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawabnya. Adapun indikatornya adalah

kemampuan kepala sekolah dalam memimpin, mengawas dan

mengadministrasi.

3. Peran dan Fungsi Kepala Sekolah

Peranan kepala sekolah sangat penting dalam memberdayakan

masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci

keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada

peserta didik di sekolah dan apa yang di pikirkan orang tua dan masyarakat.

Kepala sekolah dituntut untuk senantiasa berusaha membina dan

24

Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif ..., h. 37-38.

Page 15: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

19

mengembangkan hubungan kerja sama yang baik antara sekolah dan

masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan efisien.

Lembaga pendidikan dalam hal ini sekolah dalam mencapai visi dan misi

yang telah di tentukan perlu di tunjang oleh kemampuan kepala sekolah

dalam menjalankan roda kepemimpinannya. Dalam perkembangan

selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan perkembangan

zaman, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berperan dan berfungsi

sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, innovator,

motivator, dan pencipta iklim kerja. Adapun peran dan fungsi kepala

sekolah sebagai berikut :

1) Kepala Sekolah Sebagai Edukator

Memahami arti pendidik tidak cukup dengan berpegang pada konotasi

yang tergantung dalam definisi pendidik, melainkan harus di pelajari

keterkaitannya dengan makna pendidikan, sasaran pendidikan,

bagaimana pendidikan itu di laksanakan. Arti atau definisi pendidikan

secara leksikal dapat digali dari berbagai sumber, antara lain sebagai

berikut. Pendidikan itu ialah pemberian bimbingan atau bantuan rohani

bagi yang masih memerlukan.25

Adapun pendidik adalah orang yang

mendidik. Sedangkan mendidik diartikan memberi latihan (ajaran,

pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran sehingga pendidikan

dapat diartikan proses pegubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan.26

Peranan kepala sekolah sebagai pendidik

apabila dikaitkan dengan sumber di atas sebagai seorang pendidik dia

harus mampu menanamkan, memajukan dan meningkatkan paling tidak

empat macam nilai, yaitu:

a. Mental, hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak

manusia.

25

Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Press, 2005), h. 8. 26

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,

Jakarta: Pusat Bahasa, 2008, h. 353

Page 16: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

20

b. Moral, hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai

perbuatan, sikap dan kewajiban atau moral yang diartikan sebagai

akhlak, budi pekerti dan kesusilaan.

c. Fisik, hal-hal yang berkaitan dengan kondisi jasmani atau badan,

kesehatan dan penampilan manusia secara lahiriah.

d. Artistik, hal-hal yang berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap

seni dan keindahan.27

Wahyusumidjo menjelaskan tentang peranan Kepala Sekolah sebagai

pendidik. Sebagai seorang pendidik, Kepala Sekolah harus mampu

menanamkan, memajukan, dan meningkatkan nilai mental, moral, fisik

dan artistik kepada para guru atau tenaga fungsional yang lainnya,

tenaga administrasi (staf) dan kelompok para siswa atau peserta didik.

Untuk menanamkan peranannya ini Kepala Sekolah harus menunjukkan

sikap persuasif dan keteladanan.28

Sikap persuasif dan keteladanan

inilah yang akan mewarnai kepemimpinan termasuk didalamnya

pembinaan yang di lakukan oleh Kepala Sekolah terhadap guru yang ada

di sekolah tersebut. Kepala sekolah sebagai edukator, supervisor,

motivator yang harus melaksanakan pembinaan kepada para karyawan,

dan para guru di sekolah yang di pimpinnya karena faktor manusia

merupakan faktor sentral yang menentukan seluruh gerak aktivitas suatu

organisasi, walau secanggih apapun teknologi yang digunakan tetap

faktor manusia yang menentukannya.

Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan

guru merupakan pelaksana dan pengembang utama kurikulum di sekolah.

Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan adalah kurikulum,

karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan

acuan oleh setiap satuan pendidikan baik oleh pengelola maupun

penyelenggara.29

Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi

dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar

27

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah ..., h. 124. 28

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah ..., h. 125. 29

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 4.

Page 17: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

21

mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat

kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa

berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus

menerus meningkatkan kompetensinya dan profesionalismenya, sehingga

kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien.

Sorang kepala sekolah harus memiliki strategi untuk meningkatkan

kompetensi dan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolahnya,

dengan cara menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan

nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh

tenaga kependidikan dan peserta didik, serta melaksanakan model

pembelajaran yang menarik.30

Selain upaya-upaya tersebut, kepala

sekolah sebagai edukator juga harus memiliki kemampuan untuk

membimbing guru, tenaga kependidikan, peserta didik, dan

mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti perkembangan IPTEK

dan memberi contoh dalam mengajar. Di samping itu kepala sekolah

dapat membagi wewenangnnya dengan para pegawainya dalam

pengelolaan pendidikan agar dapat efektif dan efesien.

2) Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Kepala sekolah sebagai manajer mempunyai peran yang menentukan

dalam pengelolaan manajemen sekolah, berhasil tidaknya tujuan sekolah

dapat di pengaruhi bagaimana kepala sekolah menjalankan fungsi-fungsi

manajemen. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pergerakan),

dan controlling (pengontrolan). Adapun manajemen itu sendiri adalah

proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan

mengendalikan usaha anggota-anggota organisasi serta pendayagunaan

seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah

di tetapkan.31

30

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 98. 31

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah ..., h. 94.

Page 18: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

22

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,

"kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk

memperdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama, memberi

kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan

profesinya, dan mendorong ketertiban seluruh tenaga kependidikan

dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah".32

Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus

dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan

dan pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah

seyogyanya dapat memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas

kepada para guru untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan

profesi melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang

dilaksanakan di sekolah, seperti : in house training, diskusi profesional

dan sebagainya, atau melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan di luar

sekolah, seperti : kesempatan melanjutkan pendidikan atau mengikuti

berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.

Menurut Hani Handoko "Kepala Sekolah sebagai menajer harus

mampu mengawasi dan bertanggung jawab atas kesatuan kerja

keseluruhan divisi yang mencakup atau beberapa kegiatan-kegiatan

fungsional dalam satuan kerja".33

Adapun menurut Mulyasa "Kepala

Sekolah sebagai manajer harus mampu memberdayakan tenaga

kependidikan melalui kerjasama yaitu dengan memberikan kesempatan

kepada tenaga kependidikan untuk meningkatkan kompetensinya, serta

mendorong para pendidik terlibat dalam berbagai kegiatan yang

menunjang program sekolah yaitu:

a) Memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama atau

kooperatif, dalam hal ini kepala sekolah harus mementingkan

kerja sama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain yang

terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.

32

E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 103. 33

T. Hani Handoko, Manajemen Edisi 2, (BPFE-Yogyakarta, 2003), h. 20.

Page 19: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

23

b) Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk

meningkatkan profesinya, sebagai manajer kepala sekolah harus

meningkatkan profesi secara persuasif dan dari hati ke hati.

c) Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan, kepala

sekolah harus berusaha untuk mendorong keterlibatan semua

tenaga kependidikan dalam setiap kegiatan di sekolah. Dalam hal

ini kepala sekolah bisa berpedoman pada asas tujuan, asas

keunggulan, asas mupakat, asas kesatuan, asas persatuan, asas

empirisme, asas keakraban, dan asas integritas.34

3) Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat

erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat

pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah.

Secara spesifik, kepala sekolah harus memiliki kemampuan untuk

mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola

administrasi personalia, mengelola administrasi sarana dan prasarana,

mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan.

Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efesien agar dapat

menunjang produktivitas sekolah.35

Kepala sekolah adalah penanggung jawab pelaksanaan pendidikan

sekolah, termasuk di dalamnya adalah penanggung jawab pelaksanaan

administrasi sekolah. Adapun tugas kepala sekolah selaku administrator

menyelengarakan administrasi : 1) Perencanaan, 2) Pengorganaisasian, 3)

Pengarahan, 4) Pengkoordinasi, 5) Pengawasan, 6) Kurikulum, 7)

Kesiswaan, 8) Ketata Usahaan, 9) Ketenagaan, 10) Kantor, 11)

Keuangan, 12) Perpustakaan, 13) Laboratorium, 14) Ruang ketrampilan,

15) Bimbingan konseling, 16) UKS, 17) OSIS, 18) Serbaguna, 19)

Media, 20) Gudang, 7) K.36

Khusus yang berkenaan dengan pengelolaan keuangan, bahwa untuk

tercapainya peningkatan kompetensi guru tidak lepas dari faktor biaya.

Seberapa besar sekolah dapat mengalokasikan anggaran peningkatan

kompetensi guru tentunya akan mempengaruhi terhadap tingkat

kompetensi para gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah seyogyanya

dapat mengalokasikan anggaran yang memadai bagi upaya peningkatan

kompetensi guru.

34

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 103-104. 35

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 107. 36

Anang27,TugasKepalaSekolah,http//www.smp5yogya.org/indo/indekl.php?utama

=tugas/tugas _kepala_sekolah. Html. 27 Oktober, 2008.

Page 20: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

24

4) Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Dalam pelaksanaan peran dan fungsinya sebagai supervisor kepala

sekolah harus mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian

yang merupakan control agar kegiatan pendidikan di sekolah terarah

pada tujuan yang telah di tetapkan. Pengawasan dan pengendalian juga

merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga

kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati

dalam melaksanakan pekerjaannya.

Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah sebagai supervisor harus

memperhatikan prinsip-prinsip:

(1) Hubungan konsultatif, kolegial dan bukan hirarkis,

(2) Dilaksanakan secara demokratis,

(3) Berpusat pada tenaga kependidikan (guru),

(4) Dilakukan berdasarkan kebutuhan tenaga kependidikan (guru), dan

(5) Merupakan bantuan profesioanl.37

Kepala sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan

supervisi mengenai: proses belajar mengajar, kegiatan bimbingan dan

konseling, kegiatan ekstra kulikuler, kegiatan ketatausahaan, kegiatan

kerjasama dengan masyarakat dan instansi tertentu, kegiatan OSIS,

kegiatan sarana dan prasarana.38

Kepala sekolah sebagai supervisor dapat di lakukan secara efektif

antara lain melalui diskusi kelompok, kunjungan kelas, pembicaraan

individual, dan simulasi pembelajaran. Untuk mengetahui sejauh mana

guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala sekolah

perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang dapat di lakukan melalui

kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara

langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media

yang digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari

hasil supervisi ini, dapat di ketahui kelemahan sekaligus keunggulan guru

37

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 113. 38

Anang27,TugasKepalaSekolah,http//www.smp5yogya.org/indo/indekl.php?utama

= tugas/tugas _kepala_sekolah. Html. 27 Oktober, 2008.

Page 21: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

25

dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan kompetensi guru

yang bersangkutan, selanjutnya di upayakan solusi, pembinaan dan

tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang

ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan

pembelajaran.

5) Kepala Sekolah Sebagai Pemimpin (Leader)

Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan

petunjuk dan pengawasan, serta meningkatkan motivasi kerja tenaga

kependidikan. Adapun kemampuan yang harus di wujudkan kepala

sekolah sebagai leader dapat di analisis dari kepribadian, seperti:

pengetahuan terhadap kependidikan misalnya: memahami kondisi tenaga

kependidikan, memahami kondisi siswa, menyusun program tenaga

kependidikan, menerima masukan, saran dan kritikan dari berbagai pihak

untuk meningkatkan kepemimpinannya. Menganalisis visi dan misi

sekolah, seperti: melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi

kedalam tindakan. Kemampuan mengambil keputusan, seperti:

mengambil keputusan untuk kepentingan internal dan eksternal sekolah.

Dan kemampuan berkomunikasi, seperti: berkomunikasi secara lisan

dengan tenaga kependidikan di sekolah dan orang tua serta masyarakat

lingkungan sekolah.39

Kunci keberhasilan sekolah terletak pada efisiensi dan efektivitasnya

penampilan seorang kepala sekolah. Betapa perlunya kualitas pemimpin

kepala sekolah, maka selalu di tekankan pentingnya kemampuan dasar

yang perlu di miliki oleh kepala sekolah yaitu: sebagai kader akan

tercermin sifat-sifat: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani

mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil dan

teladan. Kepala sekolah hendaknya senantiasa mengembangkan diri agar

menjadi pemimpin pendidikan (Education Leader) yang profesional.

Profesional kepala sekolah juga ditunjukan dengan kemampuannya

39

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional…, h. 115-116.

Page 22: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

26

membina dan meningkatkan moral kerja staff, ia harus memperhatikan

kesejahteraan anggota stafnya.40

Pengaruh masyarakat terhadap sekolah sebagai lembaga sosial, terasa

amat kuat dan berpengaruh kepada para individu-individu yang ada di

dalam lingkungan sekolah. Lingkungan di mana sekolah berada,

merupakan masyarakat yang bersifat kompleks, terdiri dari berbagai

macam tingkatan masyarakat yang saling melengkapi dan bersifat unik,

sebagai akibat latar belakang dimensi budaya yang beraneka ragam. Oleh

karena itu, perlu pertimbangan baik-baik dalam memperbaiki dan

mempertinnggi hubungan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat

yaitu dengan melibatkan orang tua dan masyarakat serta isu-isu yang ada

yang di timbulkan dan bagaimana menyelesaikan isu-isu tersebut.

Kepemimpinan kepala sekolah dalam hal ini mempunyai peran

menentukan sebagai suatu kekuatan dan kewibawaan dalam

menghimpun dan menggerakkan segala sumber daya manusia, dana serta

dukungan politis dari segenap jajaran aparat pendidikan. Kepala sekolah

sebagai orang yang pertama yang mengemban tugas dan kewajiban yang

berat, karena merupakan penyelenggara dan penanggung jawab utama.

Kepala sekolah harus dapat mengarahkan dan mencurahkan segala

kemampuannya untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar. Disamping

itu, kepala sekolah harus dapat membangkitkan suasana yang

menyenangkan, aman dan penuh semangat. Kepala sekolah juga harus

mampu mengembangkan guru untuk tumbuh dalam kepemimpinannya.

Kepala sekolah bukan hanya berfungsi sebagai kepala, tetapi juga

sebagai seorang pemimpin.

Keberhasilan manajemen di tentukan oleh efektivitas kepemimpinan,

karena kepemimipinan adalah inti dari manajemen. Seorang kepala

sekolah harus memilih dan melaksanakan kepemimpinannya dengan baik

40

Umiyati, Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Fasilitas Sekolah

Terhadap Semangat Kerja Guru di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Se Kecamatan

Pringapus Kabupaten Semarang, Skripsi Sarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2008, h. 4-5

Page 23: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

27

agar memperoleh kesuksesan dalam menjalankan tugasnya. Keberhasilan

sekolah adalah keberhasilan kepala sekolah. Kepala sekolah adalah

jabatan pimpinan yang tidak bisa diisi oleh orang-orang tanpa di

dasarkan oleh pertimbangan–pertimbangan sekaligus sebagai pemimpin

pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam

mengembangkan mutu pendidikan sekolah. Perkembangan semangat

kerja, kerjasama yang harmonis, niat terhadap pendidikan, suasana kerja

yang menyenangkan dan perkembangan mutu profesional di antara para

guru banyak di tentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala sekolah.

Menurut Wahjosumidjo "Kepala Sekolah sebagai pemimpin harus

dapat mempengaruhi dan meyakinkan bawahannya agar mereka

mempunyai kemauan sesuai dengan kemampuannya untuk melakukan

pekerjaannya secara maksimal agar mencapai tujuan organisasi

pendidikan".41

Kaitannya kinerja kepala sekolah tidak hanya sebagai

pemimpin, tetapi harus dapat menjalankan peran dan fungsinya sebagai

manajer untuk mencapai profesionalisme kepala sekolah itu sendiri dan

menjadi tauladan bagi para bawahannya.

Kepala Sekolah sebagai pemimpin dalam menjalankan fungsi

kepemimpinan yaitu sebagai (1) Perintis (pathfinding) di mana sang

pemimpin memahami kebutuhan utama para stakeholder-nya, misi dan

nilai-nilai yang dianut, serta yang berkaitan dengan visi dan strategi,

yaitu ke mana lembaga tersebut akan dibawa dan bagaimana caranya

agar tercapai tujuan yang telah di tentukan. (2) Penyelaras (aligning)

berkaitan dengan bagaimana seorang pemimpin menyelaraskan

keseluruhan sistem dalam organisasi agar mampu bekerja dan saling

sinergis. Sang pemimpin (kepala sekolah) harus memahami betul apa

saja bagian-bagian dalam sistem organisasi tersebut. Kemudian, ia

menyelaraskan bagian-bagian tersebut agar sesuai dengan strategi untuk

mencapai visi yang telah digariskan. (3) Pemberdaya (empowering)

berhubungan dengan upaya pemimpin untuk menumbuhkan lingkungan

41

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah..., h. 105.

Page 24: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

28

agar setiap orang dalam organisasi mampu melakukan yang terbaik dan

selalu mempunyai komitmen yang kuat. Di mana seorang pemimpin

harus memahami sifat pekerjaan atau tugas yang di embannya. Ia juga

juga harus memahami dan mendelegasikan seberapa besar tanggung

jawab dan otoritas yang harus di miliki oleh setiap bawahan yang

dipimpinnya. Siapa mengerjakan apa. Untuk alasan apa mereka

mengerjakan pekerjaan tersebut. Bagaimana caranya. Dukungan sumber

daya apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut

dan bagaimana akuntabilitasnya. (4) Panutan (modeling) yaitu,

bagaimana agar pemimpin dapat menjadi panutan bagi para bawahanya.

Bagaimana dia bertanggung jawab atas tutur kata, sikap, prilaku, dan

keputusan-keputusan yang di ambilnya. Dan sejauh mana dia melakukan

apa yang telah di katakannya.42

6) Kepala Sekolah Sebagai Innovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,

kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin

hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

mengintegrasikan setiap kegiatan, memberi teladan kepada seluruh

tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model

pembelajaran yang innovatif. Kepala sekolah sebagai innovator akan

tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif,

kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, pragmatis, keteladanan,

disiplin, serta adaptabel dan fleksibel. Dan kepala sekolah sebagai

innovator harus mampu mencari, menemukan, dan melaksanakan,

berbagai pembaharuan di sekolah.43

42

Muhammad Syafii Antonio, The Super Leader Super Manajer, (Tazkia

Multimedia & ProLM Centre, Jakarta. 2008), h. 20-21. 43

E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah…, h. 118.

Page 25: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

29

7) Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Kepala sekolah sebagai motivator, harus memiliki strategi yang tepat

untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat

ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana

kerja, disiplin, dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan

berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar

(PSB).44

8) Kepala Sekolah Sebagai Pencipta Iklim Kerja

Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap

guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul,

yang disertai usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu,

dalam upaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif, kepala

sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

(1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan yang di lakukannya

menarik dan menyenangkan, (2) tujuan kegiatan perlu disusun dengan

dengan jelas dan diinformasikan kepada para guru sehingga mereka

mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat dilibatkan dalam

penyusunan tujuan tersebut, (3) para guru harus selalu diberitahu tentang

dari setiap pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari hukuman,

namun sewaktu-waktu hukuman juga di perlukan, (5) usahakan untuk

memenuhi kebutuhan sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh

kepuasan.45

4. Tugas dan Tangung Jawab Kepala Sekolah

Dengan berjalan otonomi sekolah, maka peran seorang pimpinan dalam

menjalankan tugas dan tanggung jawabnya pada suatu organisasi akan

semakin dominan, sehingga seorang pimpinan di tuntut untuk dapat

menggerakkan bawahannya agar mau dan mampu bekerja keras dalam

mewujudkan tujuan organisasi, karena baik buruknya organisasi sering

44

E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah…, h. 120. 45

E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah…, h. 122.

Page 26: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

30

sekali sebagian besar tergantung pada pemimpin, dimana salah satunya

dengan komunikasi yang efektif dan efisien. Program-program yang telah di

tetapkan, agar dapat berjalan dengan baik, harus dilakukan pengontrolan

pada bidang masing-masing. Untuk melaksanakan peran tersebut, di

perlukan kepemimpinan kepala sekolah yang komunikatif dan sesuai

dengan situasi sehingga bawahan dapat menjalankan tugasnya dengan

sebaik-baiknya.

Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi, seperti:

berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah dan

orang tua serta masyarakat lingkungan sekolah.

Berkenaan komunikasi kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan

aktivitas penyampaian pesan, informasi, dan tugas (secara verbal ataupun

non verbal) melalui media tertentu yang di lakukan oleh seorang pemimpin

kepada bawahannya dengan tujuan tertentu. Terkait dengan komunikasi

verbal yang merupakan komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau

kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara

tulisan. Dan komunikasi nonverbal yang melalui pertukaran dan penciptaan

pesan dengan tidak menggunakan kata-kata.46

Kepala Sekolah mempunyai peranan yang sangat berpengaruh di

lingkungan sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Tugas kepala sekolah

selaku pimpinan adalah membantu para guru mengembangkan kesanggupan

mereka secara maksimal dan menciptakan suasana hidup sekolah yang

sehat, mendorong guru-guru, pegawai tata usaha, murid-murid dan orang

tua untuk mempersatukan kehendak pikiran dan tindakan dalam kegiatan

kerjasama yang efektif bagi tercapainya tujuan-tujuan sekolah

Kepala sekolah sebagai orang yang pertama yang mengemban tugas dan

memiliki kewajiban yang berat, karena merupakan penyelenggara dan

penanggung jawab utama. Kepala sekolah harus dapat mengarahkan dan

mencurahkan segala kemampuannya untuk kelancaran kegiatan belajar

mengajar. Di samping itu, kepala sekolah harus dapat membangkitkan

46

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 95&130.

Page 27: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

31

suasana yang menyenangkan, aman dan penuh semangat. Kepala sekolah

juga harus mampu mengembangkan guru dan yang lainnya untuk tumbuh

dalam kepemimpinannya. Kepala sekolah bukan hanya berfungsi sebagai

kepala, tetapi juga sebagai seorang pemimpin.

Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penentu

utama pemberdayaan bawahan dan peningkatan mutu. Kepala sekolah

adalah orang yang bertanggung jawab apakah guru dan staf sekolah dapat

bekerja secara optimal. Kultur sekolah dan kultur pembelajaran juga di

bangun oleh gaya kepemimpinan kepala sekolah dalam berinteraksi dengan

komunitasnya (Kepala sekolah, guru, dan staf).

Besarnya tanggung jawab kepala sekolah di gambarkan oleh Sergiovani,

Burlingame, Coombs, dan Thurston (1987) dalam Danim (2003:197),

bahwa kepala sekolah untuk jenjang dan jenis sekolah apapun, merupakan

orang yang memiliki tanggung jawab utama, yaitu apakah guru dan staf

dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Tugas-tugas kepala

sekolah bersifat ganda, yang satu sama lain memiliki kaitan erat, baik

langsung atau tidak langsung.47

5. Keterampilan Kepala Sekolah

Keterampilan memainkan peranan penting sekali dalam prilaku

individual dan performa. Ada tiga keterampilan yang harus di miliki oleh

kepala sekolah sebagai manajer, yaitu:

(1) Teknical Skills

a. Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur, dan

teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus.

b. Kemampuan untuk memanfaatkan serta memberdayakan sarana,

peralatan yang di perlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat

khusus tersebut.

(2) Human Skills

a. Kemampuan untuk memahami prilaku manusia dalam proses kerja

sama.

47

Dodo Suwanda, Peranan danTugas Kepala Sekolah dan Guru, http://dossuwanda.

Wordpress.com. 7 April 2009.

Page 28: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

32

b. Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain,

mengapa mereka berkata dan berprilaku.

c. Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif.

d. Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif,

praktis, dan diplomatis.

e. Mampu berprilaku yang dapat diterima.

(3) Conceptual Skills

a. Kemampuan analisis.

b. Kemampuan berfikir rasional.

c. Ahli dan cakap dalam berbagai macam konsepsi.

d. Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami

berbagai kecenderungan.

e. Mampu mengantisipasikan perintah.

f. Mampu mengenal macam-macam kesempatan dan problem-problem

sosial.48

Dalam posisinya sebagai administrator dan manajer pendidikan, kepala

sekolah di harapkan memiliki kemampuan profesional dan ketrampilan yang

memadai. Ketrampilan–ketrampilan yang diperlukan dalam mencapai

keberhasilan sekolah, yaitu ketrampilan konseptual, ketrampilan hubungan

dan ketrampilan tehnikal. Ketrampilan konseptual meliputi; kemampuan

melihat sekolah dan semua program pendidikan sebagai suatu keseluruhan.

Ketrampilan hubungan manusia meliputi; kemampuan menjalin hubungan

kerjasama secara efektif dan efisien dengan personel sekolah, baik secara

perorangan maupun kelompok. Keterampilan tehnikal merupakan

kecakapan dan keahlihan yang harus di miliki kepala sekolah meliputi

metode-metode, proses-proses, prosedur dan tehnik pengelolahan kelas.

Dengan kemampuan profesional dalam manajemen pendidikan, kepala

sekolah di harapkan dapat menyusun program sekolah yang efektif,

menciptakan iklim sekolah yang kondusif dan membangun unjuk kerja

personel sekolah serta dapat membimbing guru melaksanakan proses

pembelajaran. Di sekolah, kepala sekolah senantiasa berinteraksi dengan

para bawahannya, memonitor dan menilai kegiatan mereka sehari-hari.

Rendahnya kinerja para bawahan akan berpengaruh terhadap pelaksanaan

48

Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Madrasah…, h. 101-102.

Page 29: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

33

tugas yang pada gilirannya akan berpengaruh pula terhadap pencapaian

tujuan pendidikan. Rendahnya kinerja bawahan harus di identifikasi

penyebabnya. Pada kondisi semacam ini, kepala sekolah memegang peranan

penting, karena dapat memberikan iklim yang memungkinkan bagi para

bawahan untuk bekerja dan berkarya dengan penuh semangat. Dengan

ketrampilan manajerial yang di miliki, kepala sekolah membangun dan

mempertahankan kinerja bawahannya yang positif.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukan di atas, mengenai

bagaimana persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah, pada hakikatnya

persepsi adalah proses penerimaan, pengorganisasian, dan penafsiran dari

stimulus yang di terima individu, melalui alat inderanya. Syarat-syarat yang

perlu di perhatikan dalam mengadakan persepsi yaitu dengan adanya objek

yang di persepsikan, alat indera untuk menerima stimulus dan adanya perhatian

dari individu itu sendiri, karena tanpa perhatian tidak akan terjadi persepsi.

Kepala sekolah sebagai seorang pemimpin di anggap mempunyai kinerja

yang baik apabila ia memiliki kemampuan yang dapat mempengaruhi

bawahannya secara positif sehingga bawahan dengan senang hati mau dan

mampu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia mampu menunjukan

rasa komitmennya terhadap tujuan dan nilai-nilai oraganisasi. Juga mempunyai

integritas yang tinggi baik terhadap organisasi maupun terhadap sesama. Selain

itu, ia mampu memotivasi dirinya sendiri maupun bawahanya, serta mampu

menghadapi perbedaan-perbedaan yang terjadi dalam organisasi.

Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat di tentukan oleh keberhasilan

kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah.

Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh

dalam meningkatkan kinerja para bawahannya. Kepala sekolah bertanggung

jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah,

pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta

pemeliharaan sarana dan prasarana. Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan

Page 30: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

34

dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang

menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan

menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi,

memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya.

Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan

peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga

kependidikan. Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian

atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk

memimpin sebuah lembaga pendidikan. Dalam perannya sebagai seorang

pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan

orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi kepala sekolah tidak cukup dilakukan

dalam kapasitas kepala sekolah sebagai pemimpin, melainkan juga hanya

dilakukan oleh mereka yang memiliki sifat-sifat kempemimpinan. Hanya

kepala sekolah yang memiliki sifat-sifat kepemimpinanlah yang mampu

bekerja dengan atau melalui orang lain. Jika tidak seperti itu, maka seorang

kepala sekolah akan bekerja sendiri. Apa-apa yang menjadi tugas pokok dan

fungsinya di kerjakan sendiri, tidak mampu memberdayakan guru dan staf, dan

anggota komunitas sekolah secara keseluruhan. Praktik kerja seperti ini hanya

diakukan oleh kepala sekolah yang otoriter, tidak memiliki kepercayaan

terhadap guru dan staf.

Dengan demikian kepala sekolah berkewajiban untuk membina guru, staf,

dan menghilangkan sikap otoriter demi meningkatkan pelayanan pendidikan

dalam arti berusaha untuk meningkatkan pelaksanaan pengelolaan pendidikan,

dengan cara mengelola kinerja secara efektif baik kinerja individu atau kinerja

tim untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan visi dan

misi lembaga pendidikan di SMA Negeri 10 Cipondoh Kota Tangerang.

Page 31: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

Untuk mengetahui bagaimana persepsi guru tentang kinerja kepala sekolah

di SMA Negeri 10 Cipondoh Kota Tangerang.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Cipondoh Kota Tangerang,

sedangkan yang menjadi responden adalah guru-guru di SMA Negeri 10

Cipodoh Kota Tangerang. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei

2010.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif analisis yaitu

dengan menjelaskan dan menggambarkan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat objek penelitian. Dimana objek

penelitian ini mengenai persepsi guru tentang kinerja Kepala SMA Negeri 10

Cipondoh Kota Tangerang.

Page 32: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

36

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh

peneliti untuk di pelajari dan di tarik kesimpulannya.1 Sedangkan menurut S.

Margono, populasi merupakan “keseluruhan obyek penelitian yang terdiri

dari manusia, hewan, benda-benda, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes

atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di

dalam suatu penelitian”.2 Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen

yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Dalam penelitian ini, subjek populasi adalah guru negeri pada SMA

Negeri 10 Cipondoh Kota Tangerang. Adapun jumlah guru negeri pada SMA

Negeri 10 tersebut sebanyak 50 orang sampel.

Sedangkan sampel ialah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang di

miliki oleh populasi”.3 Sedangkan menurut Nurul Zuriah, sampel adalah

“bagian dari populasi sebagai contoh (master) yang diambil dengan

menggunakan cara-cara tertentu”.4 Untuk mempermudah proses penetapan

sampel, penulis berpedoman kepada pendapat Suharsimi Arikunto yang

menyatakan bahwa “Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil

semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. 5

Selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 dapat diambil antara 10 % - 15 %

atau 20 % - 25 % atau lebih”.

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 117.

2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. RINEKA CIPTA, 2004), h.

118. 3 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, h. 118.

4 Nurul Zuriyah, metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),

h. 119. 5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT RINEKA

CIPTA, 2002), h. 113.

Page 33: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

37

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan proses pengadaan data untuk keperluan

suatu penelitian yang merupakan langkah penting dalam metode ilmiah.

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang di butuhkan

dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Untuk memperoleh data dalam

penelitian ini, teknik pengumpulan data yang penulis gunakan pada penelitian

ini, sebagai berikut:

1. Studi Dokumentasi

Teknik ini merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang

berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian. Dokumentasi ini

dilakukan untuk memperoleh data tentang profil kepala sekolah, sejarah

berdirinya sekolah, struktur organisasi, visi, misi, dan tujuan sekolah serta

keadaan guru, siswa dan sarana prasarana sekolah.

2. Kuesioner

Kuesioner/Angket adalah pengumpulan data yang mengunakan angket

dengan memberikan beberapa pernyataan atau pertanyaan disertai pilihan

jawaban yang telah disediakan. Angket ini diberikan kepada responden yang

berjumlah 50 orang. Instrument ini disusun dalam bentuk pernyataan positif

dan negatif.

3. Wawancara

Melakukan pengamatan dan pencatatan yang sitematis terhadap gejala-

gejala yang diteliti dan melakukan dialog tanya jawab (wawancara) yang

dilakukan oleh peneliti dengan wakil kepala SMAN 10 Cipondoh Kota

Tangerang untuk memperoleh informasi atau data yang diperlukan dalam

penelitian ini.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan melihat refrensi

atau literatur yang berhubungan dengan objek penelitian.

Page 34: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

38

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang sudah di peroleh diuraikan dengan keterangan

agar data tersebut dapat di pahami oleh penulis dan orang lain yang akan

mengetahui hasil penelitian ini. Untuk mengolah data hasil penelitian, penulis

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Pada tahap ini penulis mengecek kelengkapan dan kebenaran pengisian

angket agar terhindar dari kekeliruan atau kesalahan.

2. Skoring

Penulis memberikan skor terhadap butir-butir pernyataan yang terdapat

dalam angket dengan Skala Linkert. Skala Linkert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena sosial.6 Butir jawaban yang terdapat dalam angket ada 5

yaitu SS (sangat setuju), S (Setuju), RR (ragu-ragu), TS (tidak setuju),

STS (sangat tidak setuju). Maka skor yang diberikan penulis untuk

pernyataan positif yaitu: 5 untuk SS, 4 untuk S, 3 untuk RR, dan 2 untuk

TS, dan 1 untuk STS. Sedangkan untuk kategori pernyataan negatif,

masing-masing diberi bobot 1 untuk SS, 2 untuk S, 3 untuk RR, 4 untuk

TS, dan 5 untuk STS.

Teknik analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang mudah dibaca dan di interpretasikan. Penelitian ini

menggunakan analisis kualitatif dekriptif yaitu suatu teknik analisis data yang

analisisnya dilakukan dengan memberi gambaran peristiwa yang terjadi yang

berkaitan dengan persepsi guru tentang kinera kepala sekolah. Adapun

metode yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif deskriptif analisis.

Setelah data atau informasi diperoleh dari lapangan, langkah selanjutnya

adalah mengklasifikasikan, mengolah dan menganalisis serta menjelaskan

data yang kemudian hasilnya diambil dan di jadikan sebagai kesimpulan.

6 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Jakarta: CV. Alrfabeta,

2009). Cet. Ke-7, h. 93.

Page 35: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

39

Dalam penghitungan data yang penulis dapatkan, penulis akan menghitung

rumus distribusi frekuensi relatif, yaitu:

Ket : P = Angka persentase

F = Number of Case (jumlah frekuensi/banyaknya individu

N = Jumlah responden7

Setelah di dapat hasil prosentase dari angket yang telah di sebarkan kepada

guru-guru SMAN 10 Cipondoh Kota Tangerang, maka untuk menentukan

katagori penilaian dari hasil pelitian tersebut, peneliti menentukan kriteria

penilaian data-data kualitatif berdasarkan nilai-nilai angket, yakni sebagai

berikut:

Tabel 1.1

Kriteria Penilian Data 8

No Persentase Penafsiran

1 81 - 100% Sangat Baik

2 61 – 80% Baik

3 41 – 60% Cukup Baik

4 21 – 40% Tidak baik

5 0 – 20% Sangat Tidak Baik

7 Anas sudiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.

43. 8 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rieneka Cipta, 2005), h. 44.

F P = x 100 %

N

Page 36: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

40

G. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik skala likert yaitu teknik yang memberikan suatu nilai

skala untuk tiap alternatif jawaban dari lima katagori. Dengan demikian

instrumen itu akan menghasilkan total skor bagi tiap responden. Berdasarkan

sudut pandang tertentu, semua pernyataan yang memilih alternatif-alternatif

dibawah ini diberi skor sebagai berikut: misalnya sangat setuju nilainya 5,

setuju nilainya 4, tidak menjawab/memutuskan (ragu-ragu) nilainya 3, tidak

setuju nilainya 2, dan sangat tidak setuju nilainya 1.9

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini merupakan instrumen

yang dibuat dan di kembangkan sendiri dengan melalui beberapa tahapan.

Tahapan-tahapan tersebut dilakukan untuk mendapatkan instrumen yang valid

dan reliabel serta representatif terhadap variabel penelitian.

Tahapan-tahapan tersebut, adalah: pertama, pengkajian teori yang

berkaitan dengan variabel yang diteliti sehingga dapat ditentukan konstruk

dari variabel tersebut. Kedua, penentuan indikator dari variabel yang di teliti.

Ketiga, penyusunan kisi-kisi instrumen. Keempat, penyusunan item-item

pernyataan, kemudian dilanjutkan dengan penetapan skala penilaiannya.

Keenam, penentuan item-item instrumen yang akan digunakan untuk

mengambil data di lapangan,

Untuk memberikan batasan yang jelas dalam penyusunan instrumen,

berikut ini di kemukakan definisi konseptual dan definisi operasional kinerja

kepala sekolah.

9 Siti Nurlaela, Persepsi Guru Tentang Kinerja Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan

Pendidikan, Skripsi Sarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2009, h. 28.

Page 37: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

41

1. Kinerja Kepala Sekolah

a. Definisi Konseptual

Kinerja kepala sekolah adalah suatu prestasi, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif yang terukur dalam rangka untuk mencapai tujuan

organisasi sekolah yang telah di tetapkan secara bersama-sama sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawabnya. Adapun bayangan

indikatornya adalah kemampuan kepala sekolah dalam : memimpin,

mengadministrsi dan mengawas.

b. Definisi Operasional

Kinerja kepala sekolah adalah skor responden yang di peroleh melalui

angket sehingga dapat menggambarkan baik tidaknya kinerja kepala

sekolah yang mempunyai lima alternatif - alternatif pernyataan. Adapun

alternatif jawaban dari pernyataan terdiri dari; Sangat setuju, setuju, ragu-

ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Adapun skor yang diberikan

penulis untuk pernyataan positif yaitu: 5 untuk SS, 4 untuk S, 3 untuk

RR, dan 2 untuk TS, dan 1 untuk STS. Sedangkan untuk kategori

pernyataan negatif, masing-masing diberi bobot 1 untuk SS, 2 untuk S, 3

untuk RR, 4 untuk TS, dan 5 untuk STS. Untuk lebih jelasnya dapat di

lihat di bawah ini.

Tabel 1.2

Skor Penilaian

Responden hanya memilih satu dari lima alternatif jawaban tersebut,

sesuai dengan pendapat / keadaan sebenarnya.

No. Alternatif Jawaban Bobot Skor (+) Bobot Skor (-)

1. Sangat setuju 5 1

2. Setuju 4 2

3. Ragu-ragu 3 3

4. Tidak setuju 2 4

5. Sangat tidak setuju 1 5

Page 38: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

42

2. Kisi-kisi Instrumen (Persepsi guru tentang kinerja kepala SMAN 10

Cipondoh Kota Tangerang)

Tabel 1.3

Kisi-kisi Istrumen

No. Indikator Nomor

Butir Jumlah

1 Memimpin 1. Mampu menyusun

perencanaan sekolah dengan baik 2. Mampu menggerakkan bawahan untuk mencapai tujuan sekolah 3. Kemampuan kepala

sekolah dalam memimpin sesuai dengan harapan bawahan sehingga menjadi panutan bagi meraka 4. Melakukan

kerjasama yang baik antara pimpinan dan bawahan 5. Kemampuan kepala sekolah dalam berkomunikasi dengan baik terhadap para

bawahan 6. Mampu mengarahkan bawahan untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik 7. Mampu memberikan

penghargaan terhadap bawahan yang berprestasi

1

2-3

4-6

7

8

9

10

1

2

3

1

1

1

1

2 Mengadministrasi 8.Mampu mendokumentasikan kegiatan-kegiatan organisasi sekolah

11

1

Page 39: Manfaat Penelitian - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/21598/2/MOH.AMIN... · 2 Alex Sobur, Psikologi Umum ... sebagian besar persepsi melalui

43

9. Mampu mengelola

keuangan dan kurikulum berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan 10. Mampu menerima saran dan kritik yang membangun dalam mengadakan

pengawasan 11. Menjaga dan mengurusi sarana dan prasaran sekolah

12-13

14

15

2

1

1

3 Mengawas 12. Membahas hasil pengawasan kepada bawahan 13. Kemampuan kepala sekolah dalam melakukan supervisi secara rutin 14. Melakukan

pengontrolan untuk mengetahui keadaan kelas pada KBM 15. Mampu membantu guru dalam mengatasi masalah belajar mengajar 16. Kemampuan melakukan hubungan yang baik dengan sekolah mapun dengan masyarakat

16

17

18

19

20

1

1

1

1

1

Total 20