manajemen wisata pendakian taman nasional · pdf fileadministratif termasuk dalam tiga...

26
MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO (TNGGP) JAWA BARAT Oleh: Idris Humaedi E34120023 Rizki Kurnia Tohir E34120028 Reza Imam Pradana E34120063 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013

Upload: dinhtuong

Post on 30-Jan-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO (TNGGP) JAWA BARAT

Oleh:

Idris Humaedi E34120023

Rizki Kurnia Tohir E34120028

Reza Imam Pradana E34120063

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2013

Page 2: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan kekuatan dan

hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Manajemen Wisata Pendakian Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGGP) Jawa Barat”. Shalawat dan salam semoga tercurah pula kepada

Rasulullah Muhammad SAW, dan para sahabat. Teriring doa dan harap semoga

Allah meridhoi upaya yang kami lakukan.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas perbaikan mata kuliah

Rekreasi Alam Dan Ekowisata. Dalam makalah ini dikemukakan identifikasi

bagaimana manajemen pengelolaan pendakian TNGGP.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada tim dosen mata kuliah Rekreasi

Alam dan Ekowisata yang telah memberi bimbingan dan arahan dalam

penyusunan makalah ini. Penulis berharap makalah ini bermanfaat baik bagi

penulis maupun bagi pembaca pada umumnya bagi masyarakat sehingga dapat

menjadi solusi dalam menanggulangi kebakaran hutan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bogor, 18 Desember 2013

Penulis

Page 3: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Tujuan ............................................................................................. 2

II. PEMBAHASAN

2.1 Kondisi umum kawasan .................................................................. 3

2.2 Mekanisme Pengelolaan Wisata Pendakian Di TNGGP ............... 6

2.3 Identifikasi Manajemen Wisata Pendakian Di TNGGP ................. 7

2.4 Analisis Pengelolaan Wisata Pendakian Di TNGGP ...................... 16

III. PENUTUP

3.1 Simpulan ......................................................................................... 21

3.2 Saran ................................................................................................ 21

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 22

Page 4: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki taman nasional sebanyak 38 lokasi yang tersebar

hampir di seluruh propinsi Indonesia. Taman nasional tersebut mencakup total

luas kawasan 14,22 juta hektar atau sekitar 60 persen luas keseluruhan kawasan

konservasi di Indonesia. Taman Nasional merupakan salah satu bentuk kawasan

konservasi yang mempunyai fungsi dan peranan paling lengkap dan penting jika

dibandingkan dengan kawasan konservasi lainnya (Saparjadi, 1998).

Adapun fungsi taman nasional adalah untuk perlindungan sistem

penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman hayati, serta pemanfaatan

secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Pemanfaatan taman

nasional biasanya lebih fokus pada pengembangkan wisata berbasis pendidikan

dan lingkungan yang lestari.

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango adalah salah satu taman

nasional yang memiliki kawasan pegunungan dengan dua puncak pegunungan

yaitu puncak Gunung Gede 2958 mdpl dan puncak Gunung Pangrango 3019

mdpl. Taman Nasional Gunung Gede Pangrango memberikan daya tarik wisata

pendakian puncak gunung, selain itu keanekaragaman jenis hayati di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango sangat tinggi diantaranya jenis flora, fauna

yang unik menambah nilai daya tarik wisata. Wisata pendakian ini menjadi salah

satu wisata yang populer di kawasan ini.

Page 5: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

Tingginya antusiasme wisatawan untuk melakukan wisata pendakian

puncak Gunung Gede Pangrango maka pengelolaan wisata ini harus benar-benar

baik. Oleh karena itu dalam tulisan ini penulis mengidentifikasi bagaimana

pengelolaan dan manajemen terhadap wisata pendakian di TNGGP untuk

mendukung kelestarian objek wisata pucak Gunung Gede Pangrango.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi mekanisme pengelolaan wisata pendakian di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango.

b. Mengidentifikasi manajemen wisata pendakian di Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango.

c. Menganalisis pengelolaan wisata pendakian di Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango.

Page 6: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Umum Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

2.1.1. Status Kawasan

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) mempunyai peranan

yang penting dalam sejarah konservasi di Indonesia. Pada tanggal 6 Maret 1980

Menteri Pertanian melaui SK Menteri Pertanian No. 36/Mentan/X/1982,

menetapkan bahwa kawasan Gunung Gede Pangrango dengan luas 15.196 ha

termasuk cagar alam, hutan alam, dan taman hutan disekitarnya adalah Kawasan

Taman Nasional. Untuk meningkatkan luas kawasan konservasi, pada tahun

2003 melalui SK Menteri Kehutanan No. 174/KPTS-II/2003 dilakukan

perluasan dari 15.196 ha menjadi 21.975 ha. Perluasan dilakukan mengingat

kawasan disekitar TNGGP merupakan habitat dan daerah jelajah beberapa jenis

satwa langka dan dilindungi seperti Surili, Owa jawa, Macan Tutul dan beberapa

jenis burung yang perlu dilindungi dan dilestarikan (Hartono, 2008).

2.1.2 Lokasi, dan Batas Kawasan

Secara geografis Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)

terletak antara 106051’ - 107002’ BT dan 6041’ – 6051’ LS. Secara

administratif termasuk dalam tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Sukabumi,

Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. batas-batasnya adalah Utara: Cianjur

Page 7: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

dan Bogor; Barat: Sukabumi dan Bogor; Selatan: Sukabumi; Timur: Cianjur

(Hartono, 2008).

2.1.3 Lingkungan fisik

Berdasarkan peta tanah provinsi Jawa Barat dari lembaga penelitian tanah

Bogor, kawasan taman nasional gunung gede pangrango terdiri dari jenis tanah

regosol dan litosol yang mudah erosi, jenis tanah asosiasi andosol dan regosol

yang peka terhadap erosi, jenis tanah latosol coklat merupakan tanah yang subur

dan paling dominan di TNGGP (Mota, 2002).

TNGGP merupakan daerah beriklim tropis dengan curah hujan berkisar

antara 3000-4000 mm/tahun. Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Ferguson tipe

iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di cibodas antara 18-10 oC

pada siang hari dan malam hari berkisar 0-5 oC. Kelembaban udara berkisar

antara 80-90%, dan di daerah ini bertiup angin munson. Sistem hidrologi

TNGGP ini terdiri dari sungai sungai yang umumnya membentuk pola radial,

dan laju aliran relatif stabil (Mota, 2002). Kawasan ini merupakan pemasok air

yang banyak, terihat dari debit air sekitar 8 milyar liter per tahun (Hartono,

2008).

2.1.4 Bentuk Topografi dan Geologi

Gunung Gede dan Pangrango merupakan alur gunung berapi yang

terbentuk dari aktivitas lapisan kulit bumi secara terus menerus. Secara umum

batuan pada kawasan ini terdiri dari batuan vulkanik (Mota, 2002). Ketinggian

Gunung Gede (2958 m dpl) dan Gunung Pangrango (3019 m dpl).

Page 8: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

Keadaan topografi di TNGGP bervariasi mulai dari landai hingga

bergunung dengan kisaran ketinggian antara 700 m dan 3000 m dpl. Jurang

dengan kedalaman sekitar 70 m banyak dijumpai didalam kedua kawasan

tersebut. Sebagian besar kawasan merupakan dataran tinggi tanah kering dan

sebagian kecil merupakan daerah rawa, terutama di daerah sekitar Cibeureum

yaitu Rawa Gayonggong.

2.1.5 Potensi Wisata

Berdasarkan pemaparan Haryanto Wahyu Sukotjo staff balai taman

nasional gunung gede pangrango dalam kegiatan pekan ilmiah kehutanan 2003

menyebutkan bahwa potensi wisata di TNGGP terdiri dari:

a. Potensi Flora

- Tumbuhan unik dan langka (edelweis, kantong semar, dan raflesia)

- Berbagai jenis anggrek

- Berbagai jenis palm

- Pohon-pohon dengan ukuran besar seperti rasamala dan puspa.

b. Potensi Fauna

- Jenis mamalia langka seperti macan tutul dan owa

- Berbagai jenis burung seperti elang jawa dan anis gunung

- Berbagai jenis katak yang unik dan menarik seperti katak bintik merah

dan Katak Bertanduk

c. potensi kekhususan alam

Page 9: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

- Air terjn Cibeureum Cibodas, Cibeureum, Selabintana, Air terjun sawer,

Bere, Air terjun Cipadaraten

- Danau Telaga biru dan Danau Situgunung

- Rawa Denok

- Air panas

- Puncak Gunung Gede dan Pangrango

- Kawah Rau Lanan, Wadon, dan Kawah Baru

- Alun-alun Suryakencana dan Mandalawangi

- Bumi perkemahan Bobojong, pondok Halimun dan Barubolang

- Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol (Atraksi Canopy Walk)

2.2 Mekanisme Pengelolaan Wisata Pendakian Di TNGGP

Mekanisme pengelolaan wisata pendakian di TNGGP berbentuk prosedur

dan SOP yang tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Balai Besar Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango Nomor: Sk. 34 /11-Tu/1/2010 Tentang

“Perubahan Surat Keputusan Kepala Balai Besar Nomor Sk. 84 /11-Tu/1/2009

Tentang Petunjuk Teknis Pelayanan Pendakian Di Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango”.

Prosedur dan SOP yang di keluarkan oleh balai untuk mengatur wisata

pendakian supaya aman dan tidak menimbulkan dampak negatif. Prosedur dan

SOP pendakian lebih mengarah kepada keselamatan pengunjung dan

perlindungan ekosistem pegunungan. Prosedur pendakian ini terdiri dari:

prosedur alur perizinan, prosedur pelaksanaan pendakian. Untuk SOP pendakian

Page 10: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

sendiri terdiri dari: peralatan dan pakaian yang harus dibawa dan dipakai, larangan

larangan.

2.3 Identifikasi pengelolaan/manajemen wisata pendakian di TNGGP

A. Prosedur Pendakian

Kuota

Jumlah pengunjung pendakian di TNGGP ditetapkan dengan sistem kuota

yaitu sebanyak 600 orang/hari dengan rincian pada masing-masing pintu masuk

pendakian sebagai berikut:

1. Pintu Masuk Mandalawangi Cibodas 300 orang/hari

2. Pintu Masuk Gunung Putri 200 orang/hari

3. Pintu Masuk Selabintana 100 orang/hari

Pengajuan Ijin Pendakian

Perijinan merupakan hal mutlak yang harus dilakukan pertama kali oleh

para calon pendaki di kawasan TNGGP. Perijinan ini bertujuan untuk

mewujudkan tertib administrasi sebagai salah satu bentuk pelayanan kepada

pengunjung dan merupakan keabsahan sebagai pengunjung TNGGP. Perijinan

Page 11: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

untuk pendakian di Balai Besar TNGGP dilaksanakan dengan sistem Booking

(Reservasi). Booking dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu : secara online,

langsung, dan menggunakan fax-telepon.

Pengurusan SIMAKSI

Setiap calon pendaki yang telah mengajukan ijin pendakian (booking)

harus mengurus SIMAKSI pendakian di loket perijinan di Kantor Balai Besar

TNGGP di Cibodas maksimal 1 hari sebelum hari H pendakian dan SIMAKSI

pendakian hanya berlaku untuk satu (1) kali masuk.

Persyaratan

Untuk dapat memperoleh SIMAKSI pendakian di TNGGP, maka setiap

calon pendaki harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :Fotokopi identitas

resmi (KTP/Kartu Pelajar/ KTM/ SIM/ Pasport), Bagi calon pendaki yang berusia

kurang dari 17 tahun, disamping identitas diri bersangkutan harus pula

menyertakan Surat Ijin Orang Tua/Wali yang ditandatangani diatas materai senilai

Rp. 6000, serta dilengkapi fotocopy KTP dari orang tua/wali; Jumlah anggota

pendaki dalam SIMAKSI adalah 1 kelompok minimal 3 (tiga) orang dan

maksimal 10 (sepuluh) orang.

Perubahan/Pembatalan SIMAKSI Pendakian

Perubahan jadwal pendakian, penambahan ataupun pengurangan calon

pendaki dapat dilakukan paling lambat 5 (lima) hari sebelum tanggal pendakian

Page 12: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

(H-5) dan setelah itu tidak bisa di ganggu gugat. Karena terkait dengan kuota dan

pembukuan pada sistem booking; Pembatalan oleh calon pendaki dapat diterima,

tetapi karcis masuk dan asuransi yang telah dibayarkan tidak dapat dikembalikan

(segala biaya menjadi resiko pendaki);

Pembatalan SIMAKSI pendakian dapat dilakukan jika terjadi Force

Majeur, yaitu terjadinya bencana alam, seperti gunung meletus, angin kencang,

hujan lebat,kebakaran hutan dan lain-lain yang dapat mengancam keselamatan

pendaki, sehingga TNGGP perlu menutup kegiatan pendakian tanpa

pemberitahuan terlebih dahulu. Dalam hal ini, tiket masuk dan asuransi yang telah

diterima pendaki dapat ditarik dan diuangkan kembali. Apabila pendaki tidak

memenuhi peraturan sesuai juknis ini dan pengisian data yang tidak benar maka

SIMAKSI akan dibatalkan.

Tiket Masuk

Tiket pendakian di TNGGP dikenakan sesuai dengan ketentuan yang

tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 1998 tentang Tarif

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku di Departemen Kehutanan.

Tiket berlaku untuk usia 5 tahun ke atas; Harga tiket dikenakan sebesar yaitu Rp.

2.500,- per hari per orang untuk pendaki domestik dan Rp. 20.000,- per hari per

orang untuk pendaki mancanegara; Setiap pendaki (domestik dan mancanegara)

diwajibkan membeli asuransi sebesar Rp. 2.000,- per orang.

Tes Tertulis

Page 13: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

Sebelum melaksanakan pendakian, para calon pendaki diwajibkan untuk

mengikuti tes tertulis tentang pengetahuan pendakian di Visitor Center dan atau

Information Center BBTNGGP. Apabila dari hasil tes tersebut calon pendaki

dinyatakan tidak lulus maka yang bersangkutan tidak diperbolehkan melakukan

pendakian pada saat itu.

Pendampingan

Pendampingan dilakukan oleh porter, pemandu maupun interpreter yang

berasal dari Forum Interpreter dan atau Pemandu yang memiliki lisensi TNGGP.

Wisatawan wajib didampingai apabila tidak sesuai standard pendakian TNGGP,

dan tidak wajib Pendampingan apabila Wisatawan merupakan anggota dari

organisasi Pecinta Alam dengan bukti keanggotaan atau pengalaman berstandar

pendakian gunung.

Batas Lama Pendakian

Batas lama pendakian yang diijinkan di TNGGP adalah 2 (dua) hari dan 1

(satu) malam, Jika ada tujuan khusus seperti penelitian, pengambilan foto,

pembuatan video / film, dan lain-lain, akan melakukan pendakian lebih dari

ketentuan maka harus ada ijin khusus dari Kepala Balai Besar TNGGP.

Sanksi

Page 14: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

Bila pendaki melanggar ketentuan batas lama pendakian maka dianggap

melanggar dan akan dikenakan sanksi berupa denda 10 kali lipat tiket per 1 hari

keterlambatan.

Penutupan Pendakian

Penutupan jalur pendakian merupakan salah satu bentuk pengelolaan

pendakian yang dilakukan dalam rangka pemulihan (recovery) ekosistem,

Penutupan jalur pendakian secara rutin direncanakan dilakukan selama 2 kali

dalam 1 tahun, Bulan Agustus selama 1 bulan penuh (1 Agustus-31Agustus)

sebagai antisipasi bahaya kebakaran akibat musim kemarau, dan bulan Januari s/d

Maret (1 Januari – 31 Maret) antisipasi cuaca dingin akibat musim hujan yang

disertai angin yang dapat membahayakan para pendaki. Selain penutupan rutin

terdapat juga penutupan Insidentil Yaitu penutupan pendakian yang dilakukan

sewaktu-waktu oleh Balai Besar TNGGP bila terjadi bencana alam sebagai

antisipasi pengunjung dari bahaya kecelakaan

B. Pelaksanaan Pendakian

Simaksi

Setelah calon pendaki mendapatkan SIMAKSI pendakian, selanjutnya

calon pendaki dapat melakukan kegiatan pendakian pada hari/tanggal yang telah

ditetapkan dengan melapor di pintu masuk sesuai yang tercatat pada SIMAKSI

Pendakian dengan menunjukkan surat ijin pendakian (lembar putih dan merah),

pengecekan barang bawaan dan pengecekan data yang tertera pada surat ijin oleh

Page 15: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

petugas, Petugas memberi informasi tentang peraturan/tata tertib pendakian.

SIMAKSI pendakian lembar putih berikut karcis masuk dan asuransi diberikan

kembali kepada pendaki sebagai bukti yang sah selama aktifitas pendakian,

sedangkan lembar merah disimpan di pintu masuk sebagai arsip setelah dilakukan

pencatatan pada buku register pendakian (masuk).

Saat Pendakian

Dalam rangka pengamanan pengunjung pendakian dan untuk perlindungan

keanekaragaman hayati, beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

1. Setiap pendaki harus menggunakan pakaian dan sepatu khusus untuk standar

pendakian.

2. Pendaki harus tetap berjalan pada jalur yang telah ditentukan. Tidak diijinkan

berjalan di luar jalur, membuat jalur baru dan atau membuat jalur pintas.

3. Kemping hanya dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan yaitu Kandang

Batu, Kandang Badak, Alun- Alun Mandalawangi, Alun-Alun Barat dan Timur

dan Cigeber.

4. Kemping selain dilokasi pada no. 3 diatas tidak diijinkan dan akan dianggap

illegal bila dilakukan. Bila hal ini dilakukan, maka akan ditindak oleh petugas

sesuai sanksi yang berlaku.

5. Saat pendakian dan kemping, pengunjung tidak diijinkan membuat api dari

kayu untuk memasak, perapian dan tujuan lainnya. Pengunjung pendakian

disarankan untuk membawa parafin, kompor gas / minyak tanah untuk

keperluan memasak.

Page 16: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

6. Setiap rombongan pendaki diwajibkan membawa 1 kantong sampah untuk

memasukkan sampah setelah pendakian.

7. Sampah-sampah pendaki harus dibawa kembali dan ditempatkan pada

pembuangan sampah di pintu keluar.

Selesai Pendakian

Menunjukkan surat ijin pendakian (lembar putih) berikut karcis masuk dan

asuransi sebagai bukti keabsahan administrasi. Menunjukkan Form Pemeriksaan

dan Pencatatan Barang Bawaan yang dapat menghasilkan sampah untuk diperiksa

bersama-sama dan mencocokkan dengan sampah y ang dibawa oleh masing-

masing pendaki. Petugas meneliti dan mengecek data yang tertera pada surat ijin

dan Kegiatan pendakian selesai sejak pendaki menyampaikan SIMAKSI

pendakian lembar putih kepada petugas pintu keluar.

C. Petugas Pelayanan Pendakian

1. Petugas Perijinan/Pelayanan Pendakian

2. Petugas Pemungut Tiket Masuk

3. petugas pintu masuk

4 Petugas Pintu Keluar

5. Petugas Poskodal

6. Volunteer

D. Peraturan Pendakian

Page 17: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

Peraturan pendakian merupakan rambu-rambu yang harus diikuti oleh

pendaki saat berada di dalam kawasan TNGGP, meliputi Larangan dan Sanksi

yang dikenakan bila melanggar peraturan pendakian, larangan tersebut terdiri dari:

1. Mengambil, memetik, memotong tumbuhan dan atau bagian-bagiannya serta

benda-benda lainnya dan membawa ketempat lain.

2. Menangkap, melukai dan atau membunuh satwa yang ada dalam kawasan.

3. Dilarang membawa binatang kedalam maupun keluar kawasan.

4. Membawa minuman keras atau beralkohol.

5. Membawa obat-obatan terlarang yang termasuk dalam daftar G Departemen

kesehatan, seperti putau, heroin,leksotan, ekstasi, ganja dan lain-lain yang

sejenis dan Berbahaya.

6. Membawa alat musik dan alat bunyi-bunyian lainnya seperti gitar, piano,

seruling, harmonika, peluit, serta alat-alat lain jika dibunyikan akan

mengganggu ketenangan kehidupan flora dan fauna.

7. Membawa alat elektronik seperti radio komunikasi (Handy Talky), radio, tape,

walkman, gamewatch, wireless dan lain-lain, kecuali jam tangan, telepon

seluler (ponsel) dan kamera saku.

8. Membawa senjata api, senapan angin dan senjata tajam seperti golok, pisau.

9. Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk berburu seperti senjata angin,

panah, ketepel, tombak, jerat lem atau kurungan, dan lain-lain.

10. Membawa bahan detergen dan bahan pencemaran lainnya, seperti odol, sabun,

shampoo, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dapat membahayakan bagi

lingkungan sekitar.

Page 18: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

12. Melakukan vandalisme, berupa perusakan fasilitas wisata, membuat coretan

dan tempel menempel pada fasilitas wisata.

13. Membuang sampah dalam kawasan dan tidak membawa turun kembali

sampah bawaannya ke luar kawasan.

14. Membuat api unggun dan atau perapian di dalam kawasan karena

dikhawatirkan dapat menimbulkan kebakaran hutan.

15. Melakukan pendakian sendiri.

E. Prosedur Keselamatan Pendaki

Demi kenyamanan dan keamanan, setiap pendaki diwajibkan membawa

peralatan standard minimal berupa:

1. Tenda kedap air, dengan frame/ tiang besi/alumuniumnya (dilarang tenda tidak

dengan tiang). Flysheet hanya digunakan sebagai peralatan tambahan.

2. Ransel/carier dengan spesifikasi kuat dan kondisi baik (jahitan, resleting,

pengikat), nyaman dipakai,Kapasitas 40 lt atau lebih, tidak mengganggu

pergerakan; Tas berukuran kecil hanya digunakan untuk peralatan tambahan.

3. Matras, minimal terbuat dari bahan evaspon, ketebalan min 3 mm, lebar min 40

cm, panjang min 180 cm, dapat digulung dan memakai pengikat, ringkas.

4. Kantong tidur (Sleeping bag), minimal mampu menahan suhu 10O Celcius.

5. Sarung tangan dengan spesifikasi jari-jari tangan tertutup,sesuai dengan ukuran

tangan menutup/melebihi pergelangan tangan.

6. Kaos kaki diutamakan bahan semi wool, kuat dan tebal,bahan bukan nylon dan

membawa cadangan ( 2 Ps).

Page 19: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

7. Baju lapangan tangan panjang, mudah kering (menyerap keringat)serta tidak

terlalu longgar/ketat.

8. Celana lapangan dengan spesifikasi bahan tidak terbuat dari jeans, mempunyai

saku tambahan (saku samping),tidak terlalu longgar/ketat.

9. Pakaian tidur/training/sweater/kaos tangan panjang yang bersifat

menghangatkan (1 Stel).

10. Balaclava / kupluk diutamakan bahan semi wool/polar.

11. Sepatu olahraga/lapangan, minimal sepatu militer, kuat, nyaman dengan

membawa tali sepatu cadangan (1 Ps).

12. Jas hujan, minimal jenis ponco terdapat lubang untuk kepala,Jenis bahan tidak

mudah sobek/berserat/plastic.

13. Lampu senter, minimal menggunakan 2 buah baterai besar,diberi tali

gantungan dengan bohlam cadangan (1 buah), baterai cadangan (2 buah).

14. Peralatan masak : minimal misting / nasting lengkap dengan spesifikasi bahan

aluminium dan memakai pembungkus, parafin atau kompos gas kecil.

15. Perbekalan logistik, untuk 2 hari 1 malam dengan volume disesuaikan dengan

jumlah anggota kelompok.

16. Obat-obatan pribadi (alat P3K).

2.4 Analisis Pengelolaan Wisata Pendakian Di Taman Nasional Gunung

Gede Pangrango

Aturan manajemen/ pengelolaan wisata pendakian di TNGGP yang

tertuang dalam Surat keputusan balai TNGGP tentang petunjuk teknis

Page 20: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

pelaksanaan pendakian memiliki beberapa kelebihan dalam hal pengelolaannya,

tetapi dalam pelaksanaan nya tidak semua prosedur tersebut dilaksanakan dan

diterapkan sesuai dengan SK tersebut yang menjadi kekurangan dari pengelolaan.

A. Prosedur Pendakian

Dalam hal pengajuan izin pendakian dilakukan dengan cara booking

dengan 3 cara hal ini menjadi kelebihan pengelolaan karena memudahkan dalam

proses pengajuan perizinan. Kekurangan dari prosedur pendakian ini seperti

prosedur jumlah anggota dari 1 kelompok maksimal 10 orang yang pada

kenyataannya masih terdapat anggota dari 1 kelompok itu yang lebih dari 10

orang. Pelaksanaan tes tertulis sebelum wisatawan melakukan pendakian nyata

tidak dilakukan di TNGGP ini. Pendampingan wisatawan tidak terlaksana dengan

baik. Dalam kenyataannya setelah wisatawan mendapatkan SIMAKSI wisatawan

bisa langsung melakukan pendakian dengan pemeriksaan prosedur dan sop yang

minim oleh petugas.

Sistematika cara booking sudah berjalan dengan baik, semua turan yang

ada sudah dijalankan dengan baik. Seperti batas pembuatan SIMAKSI yang harus

dilakukan maksimal H-7 sebelum dilakukannya pendakian. Cara bookingnya

sendiri juga sudah berjalan dengan baik dalam hal caranya, yaitu bisa secara

langsung datang ke posko pembuatan SIMAKSI atau dengan cara booking.

Namun untuk KTP atau tanda pengenal sendiri dalam kenyataannya masih bisa

dipalsukan dan tidak sesuai dengan aslinya.

Page 21: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

B. Pelaksanaan Pendakian

Pelaksanaan pendakian pada kenyataannya hanya terdiri dari pemeriksaan

berkas SIMAKSI, pemeriksaan barang bawaan dengan hanya menanyakan kepada

wisatawan tidak dengan pemeriksaan mendetail, dan pemberian info tentang

sampah yang harus di bawa kembali. Aturan yang dibuat sebelum pendakian

sangat sistematis, namun pada kenyataannya tidak terlalu dijalankan oleh pihak

petugas TNGGP-nya itu sendiri. Untuk juknis yang dibuat saat keluar dari

Kawasan TNGGP semua SOP yang tertera semuanya dilaksanakan oleh petugas.

Seperti pengecekan jumlah anggota, pengecekan sampaah bawaan dari kawasan

TNGGP.

Aturan yang diberikan saat melakukan pendakian tidak terlalu

mendapatkan pengawasan dari pihak petugas. Karena petugas hanya ada di posko

masuk TNGGP saja. SOP yang ada saat melakukan pendakian, kembali kepada

kesadaran masing-masing pendaki demi keselamatan mereka. Seperti untuk

tempat kemping, pada aturan yang berlaku hanya ada 6 kawasan. Namun masih

ada saja pendaki yang melakukan pembuatan tempat kemping yang illegal, seperti

dipuncak gunung gede.

C. Petugas Pelayanan

Petugas perizinan/pelayanan pendakian yang ada di TNGGP sudah

berjalan sesuai fungsinya, yaitu salahsatunya adalah yang mengurusi SIMAKSI.

Namun masih ada point tugas yang memang tidak mereka laksanakan, seperti

pendampingan bagi pendaki yang independent.

Page 22: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

Petugas pemungut tiket masuk dan petugas pintu masuk dipegang oleh

satu orang. Hal itu tidak masalah, karena termasuk mengefisienkan sumberdaya

yang ada. Namun untuk pelaksanaan tugasnya itu sendiri masih ada saja yang

belum dilaksanakan. Seperti pengecekan antara form bawang bawaan dengan

barang yang benar-benar dibawa. Hal itu tidak dilakukan, hanya ditanyakan saja

kepada para pendakinya. Pemberian cap/tagging (terdapat dalam juknis) juga

tidak dilaksanakan oleh pihak petugas. Pengecekan peralatan pendakian juga

hanya sebatas melihat dengan kasat mata saja, tidak dilakukan penmeriksaan

mendetail tentang hal itu. Padahal sangat penting untuk dilaksanakan demi

keselamatan pendaki.

Petugas pintu keluar sama saja tugasnya seperti petugas pintu masuk.

Hanya berbeda saat pengecekan jumlah terakhir anggota pendaki saat keluar dari

kawasan. Untuk petugas poskodal sendiri tidak diketaui kinerja dilapang seperti

apa, karena tidak ditemukan adanya poskodal yang berisi para petugasnya.

Kemudian untuk volunteer sendiri tidak ditemukan adanya volunteer, namun dari

juknis yang ada untuk volunteer tugasnya yaitu membantu para petugas. Baik itu

petugas pintu masuk, pintu keluar ataupun petugas poskodal.intinya membantu

petugas setempat untuk melaksanakan kerjanya.

D. Peraturan Pendakian

Dalam peraturan pendakian terdapat larangan dan sanksi bagi para

pelanggranya. Utnuk larangan yang ada bisa terbilang ketat, namun pengawasan

dari pihak TNGGPO masih kurang. Hal itu bisa dimaklumi karena tidak mungkin

Page 23: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

jika kawasan TNGGP tersebut harus terawasi secara penuh oleh pihak petugas.

Namun hal kecil yang bisa diantisipas masih kurang bisa diperhatikan.

Pemeriksaan barang bawaan misalnya yang dilakukan hanya secraa simbolik saja.

Sama juga perihal aturan baranag yang harus dibawa oleh para pendaki. Pada

juknis yang ada, dicantumkan berbagai macam peralatan keperluan pendaki yang

sangat lengkap. Namun sama halnya dengan aturan larangan yang ada,

pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak petigas TNGGP tidak dilakukan sampai

harus membongkar barang bawaan. Hanya ditanyakan kepada para pendakinya

saja. Padahal hal itu sangat penting untuk diperhatikan karena menyangkut

keselematan pendaki yang menjadi tanggung jawab pihak petugas itu sendiri.

Untuk sanksi yang diberikan sangat ketat, karena langsung berhubungan dengan

Undang-Undang serta peraturan pemerintah. Namun tetap saj dalam pelaksaannya

kembali kepada ksedaran pendaki, karena dari pihak petugas TNGGP juga

memmpunyai keterbatasan kemampuan untuk mengawasi semua kawasan

TNGGP.

E. Peraturan Pendakian dan Keselamatan Pendaki

Kelebihan pada manajemen pendakian sangat detail terutama dalam

prosedur keselamatan pendakian, tetapi kekurangannya adalah dalam hal

pengecekan peralatan yang di bawa oleh wisatawan dan larangan-larangan kurang

mengatur wisatawan.

Page 24: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Taman Nasional merupakan salah satu bentuk kawasan konservasi yang

mempunyai fungsi dan peranan paling lengkap dan penting jika dibandingkan

Page 25: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

dengan kawasan konservasi lainnya. Pengembangan wisata di taman nasional

sebagai pemanfaatan dari ekosistem yang ada seperti wisata pendakian di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango. Tingginya minat pengunjung untuk aktifitas

pendakian, memberikan dampak negatif yang nyata terhadap ekosistem kawasan

TNGGP. Dampak negatif tersebut terjadi di sepanjang jalur pendakian, Sehingga

Pengelolaan objek wisata pendakian di gunung gede pangrango wajib untuk

dikelola secara baik. Mekanisme pengelolaan wisata pendakian di tuangkan dalam

Surat Keputusan balai TNGGP tentang petunjuk teknis pendakian, tetapi dalam

pelaksanaannya belum semua aturan yang tertera dalam Surat Keputusan Balai di

terapkan.

3.2 Saran

Pengelolaan wisata pendakian hendaknya lebih di tingkatkan, dengan

memperketat prosedur pendakian, peningkatan kemampuan sumber daya

pengelola, dan melakukan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran wisatawan

terhadap pentingnya ekosistem hutan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: MANAJEMEN WISATA PENDAKIAN TAMAN NASIONAL · PDF fileadministratif termasuk dalam tiga kabupaten, ... iklim kawasan ini termasuk tipe iklim A. Temperatur di ... 31 Maret) antisipasi

Basuni Sambas, 2003. Inovasi Institusi Untuk Meningkatkan Kinerja Daerah

Penyannga Kawasn Konservasi (Studi Kasus Di Tnggp Jawa Barat).

Disertasi. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Mota Aristides V.D.S, 2002. Pengembangan Pengelolaan Kawasan Taman

Nasional Dalan Era Otonomi Daerah (Studi Kasus Di Tnggp). Tesis.

Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Hartono Ernawati E. Stategi Taman Naional Gunung Gede Pangrango Dalam

Pengembangan Promosi Ekowisata. Tesis. Program Pasca Sarjana

Institut Pertanian Bogor.

Sukotjo Haryanto Wahyu,2003. Pengelolaan Pariwisata Alam Di Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango. Prosiding. Seminar Ekowisata Pekan

Ilmiah Kehutanan Nasional 2003.

Saparjadi Koes, 1998. Pola Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia.

Lokakarya . Departemen Kehutanan dan Perkebunan.