manajemen tenaga kependidikan
TRANSCRIPT
MANAJEMEN TENAGA KEPENDIDIKAN (PERSONEL SEKOLAH)
A. Pengertian Manajemen Personel Sekolah
Istilah personel sekolah dimaksudkan sebagai semua tenaga yang ada
di sekolah, yang dapat mencakup tenaga edukatif dan administratif. Dapat
pula dilihat dari statusnya, maka pada sekolah negeri ada pegawai tetap, pada
sekolah swasta terdapat pegawai dipekerjakan, pegawai yayasan dan honorer.
Secara operasional, administrasi personel sekolah adalah segenap
proses penataan yang bersangkut paut dengan masalah memperoleh dan
menggunakan tenaga kerja di sekolah secara efisien, demi tercapainya tujuan
sekolah yang telah ditentukan sebelumnya.
Ditingkat sekolah menengah, pengelolaan secara administratif,
personel (kepegawaian) ada pada tata usaha atas wewenang yang diberikan
oleh kepala sekolah, sedangkan di sekolah dasar semua urusan dipegang oleh
kepala sekolah.
Tujuan administrasi personel adalah agar pada personel (pegawai)
yang ada berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna serta mampu
menciptakan suasana kerja yang menyenangkan. (Depdikbut, 1994:30)
B. Ruang Lingkup manajemen Personel Sekolah
Segenap proses penataan pegawai meliputi semua proses atau cara
memperoleh pegawai, penempatan, dan penugasan, pemeliharaannya,
pembinaannya, evaluasi, serta pemutusan hubungan kerja.
1. Pengadaan Personel
Pengadaan personel dilakukan pada dasarnya karena tuntutan atau alas
an-alasan:
a. Ada perluasan pekerjaan karena mekarnya lembaga atau sekolah dan
tambah besarnya beban tugas.
b. Ada mutasi pegawai
Kedua hal tersebut mengakibatkan adanya kekurangan dan kebutuhan
pegawai atau biasa disebut ada formasi yang harus diisi. Formasi adalah
jumlah dan susunan pangkat pegawai yang diperlukan untuk mampu
melaksanakan tugas disuatu instansi.
Proses pengadaan pegawai meliputi kegiatan mulai dari pengumuman
kebutuhan, menyeleksi samapi pada pengangkatannya. Aktivitas ini terasa
sekali bagi sekolah swasta yang melaksanakan penarikan tenaga kerja sendiri.
Lain halnya dengan sekolah negeri yang biasanya pegawainya merupakan
jatah dari daerah atau pusat, sehingga tinggal menginventaris saja.
2. Penempatan dan Penugasan
Prinsip dasar penempatan dan penugasan pegaawai adalah kesesuaian
tugas dengan kemampuan yang dimiliki pegawai (the right man on the
right place). Kepala sekolah hendaknya cermat dam menempatkan dan
memberikan tugas kepada stafnya. Harus tau betul kemampuan dan
kesanggupan masing-masing stafnya, baik tenaga tata usaha maupun
untuk guru. Dalam kaitannya dengan pembagian tugas guru, ada beberapa
hal yang harus diingat, antara lain:
a. Bidang keahlian yang dimiliki oleh guru
b. Sistem guru kelas dan sistem guru bidang studi
c. Formasi, yaitu susunan jatah petugas
d. Beban tugas guru yaitu menurut ketentuan yaitu 24 jam
e. Kemungkinan adanya perangkapan tugas mengajarkjan pelajaran lain
jika masih kekurangan guru
f. Masa kerja dan pengalaman mengajar dalam bidang pelajaran yang
ditekuni oleh guru
3. Pemeliharaan Personel
Dalam aspek pemeliharaan personel sekolah, dalam buku ini mengacu
pada pemeliharaan pegawai negeri sipil pada umumnya, yang di dalamnya
terdapat kewajiban dan hak pegawai negeri sipil. Hal ini diasumsikan
bahwa pemeliharaan pegawai pada instansi atau lembaga pendidikan pada
umumnya tidak jauh berbeda dengan ketentuan yang berlaku bagai
pegawai negeri sipil.
a. Kewajiban Pegawai Negeri Sipil
Di dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 diatur kewajiban yang
harus ditaati oleh setiap Pegawai Negeri Sipil, sebagai berikut:
1) Wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-
undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah
2) Wajib mentaati semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku
3) Wajib melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan
kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran an tanggung
jawab
4) Wajib menyimpan rahasia jabatan
b. Hak-hak Pegawai Negeri Sipil
Disamping menjalankan yugas dan kewajiban tersebut setiap Pegawai
Negeri Sipil diberikan hak-hak sebagai berikut”
1) Memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan tanggung
jawab dan tugasnya.
2) Memperoleh cuti, antara lain: cuti tahunan, cuti besar, cuti sakit,
cuti bersalin, cuti karena alas an penting, dan cuti diluar
tanggungan Negara.
3) Memperoleh perawatan dan segala biaya ditanggung oleh Negara
bagi Pegawai Negeri Sipil yang mengalami kecelakaan dalam
dank arena menjalankan tugas.
4) Memperoleh tunjangan cacad setiap bulan disamping pensium
bagi Pegawai Negeri Sipil yang ditimpa suatu kecelakaan dalam
dank arena menjalankan tugas kewajibannya sehingga menderita
cacad jasmani atau cacad rohani yang mengakibatkan tidak apat
bekerja lagi dalam jabatan apapun.
5) Memperoleh pension bagi yang telah memenuhi syarat-syarat
4. Pembinaan Personel
Pengertian pembinaan dan pengembangan pegawai adalah usaha-
usaha yang dilakukan untuk menunjukan dan meningkatkan mutu serta
efisiensi seluruh tenaga personalia yang berada dalam lingkungan sekolah
baik tenaga edukatif maupun administratif.
a. Promosi pegawai, diartikan sebagai kenaikan pangkat yang merupakan
salah satu jenis usaha peningkatan dan pembinaan yang meliputi
sistem karier dan sisitem prestasi kerja.
1) Sitem karier, adalah suatu sistem kepegawaian di mana untuk
pengangkatan pertama didasarkan atas kecakapan yang
bersangkutan, sedang dalam pengembangannya lebih lanjut, masa
kerja, pengalaman, kesetian, pengabdian ,dan syarat-syarat
objektif lainnya turut menentukan. Ddalam sistem karier
dimungkinkan naik pangkat tanpa ujian jabatan dan
pengangkatannya dalam jabatan dilaksanakan berdasarkan jenjang
yang telah ditentukan. Sistem karier dibagi menjadi dua yaitu
sistem karier terbuka dan sistem karier tertutup.
2) Sistem prestasi kerja, adalah suatu sistem kepegawaian di mana
untuk pengangkatan seseorang dalam suatu jabatan didasarkan
atas kecakapan dan prestasi yang dicapai oleh orang yang diangkat
itu. Kecakapan tersebut harus dibuktikan dengan lulus ujian
jabatan dan prestasinya itu harus terbukti secara nyata.
b. Kenaikan pangkat merupakan suatu penghargaan bagi seorang
pegawai yang juga merupakan salah satu bentuk dari promosi.
Kenaikan pangkat ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober.
Jenis-jenis kenaikan pangkat adalah kenaikan pangkat: regular,
pilihan, istimewa, pengabdian, anumerta, dalam tugas belajar, menjadi
pejabat Negara, dalam penugasan di luar instansi, dalam wajib militer,
dan penyesuaian ijasah, serta kenaikan pangkat lain-lain (LAN RI,
1997:39).
1) Kenaikan pengkat regular, diberikan pada pegawai yang telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan tanpa terikat pada jabatan
yang dipangkunya.
2) Kenaikan pangkat pilihan, diberikan kepada pegawai yang
memangku jabatan stuktural atau fungsional, dalam batas0batas
jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang ditentukan.
Guru sebagai pegawai yang memangku jabatan fungsional,
disamping harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan harus
pula memenuhi angka kredit. Ketentuan mengenai angka kredit
bagi guru tersebut telah diatur dalam: Keputusan Menteri
Pendayagiunaan Aparatur Negara No. 84/1993, dijelaskan dengan
Keputusan Bersama Mentri Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kepala BAKN No. 043/1993, No. 25 Th. 1993, tentang:
Penjelasan Pelaksanaan Janatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.
3) Kenaikan pangkat istimewa, diberikan kepada pegawai yang
menunjukan prestasi kerja yang luar biasa baiknya menemukan
penemuan baru yang bermanfaat bagi Negara.
4) Kenaikan pangkat pegabdian, sebagai penghargaan bagi pegawai
yang akan mencapai batas usia pension dan akan mencapai batas
usia pensiun dan akan mengakhiri masa jabatannya denag hak
pensiun.
5) Kenaikan pangakat anumerta, merupak kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi dari pada pangkat yang dimiliki, untuk menghargai
pengabdian dan jasa-jasanya kepada Negara dan bangsa.
6) Kenaikan pangkat dalam tugas belajar, diberikan pada batas
jenjang pangkat yang ditentukan untuk jabatan yang
dipangkusebelum ybs. Mengikuti pendidikan atau latihan jabatan
dan dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
7) Kenaikan pangkat menjadi pejaban Negara, diberikan kepada
pegawai yang diangkat menjadi pejabat Negara, baik yang
dibebaskan dari jabatan organiknya, maupun yang tidak
dibebaskan dari jabatan organiknya, kenaikan pangkatnya
dipertimbangkan sesuai dengan jabatan yang dipangkunya.
8) Kenaikan pangkat dalam penugasan di luar instansi, diberikan
kepada pegawai yang dipekerjakan atau diperbantukan instansi
lain.
9) Kenaikan pangkat dalam wajib militer, tidak diberikan kepada
pegawai selama menjalankani dinas wajib militer. Kenaikan
pangkatnya dipertimbangkan kembali setelah kembali dari dinas
wajib militer.
10) Kenaikan pangkat penyesuaian ijasah, diberikan kepada pegawai
yang telah menyelesaikan belajar sesuai dengan surat tanda tamat
belajar yang diperoleh.
Dalam kaitanya dengan pembinaan pegawai, khususnya pegai negeri
sipil, dalam hal pertimbangan untuk kenaikan pangkat, dilakukan penilaian
pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk daftar penilaian pelaksanaan
pekerjaan (DP3). Sebagai mana dalam pasal 20 Undang-undang No. 8 Tahun
1974, ditegaskan: “ Untuk lebih menjalin objektivitas dalam mem-
pertimbangkan dan menetapkan kenaikan pangkat dan pengangkatan dalam
jabatan diadakan daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan”. Unsur-unsur yang
terdapat dalam DP3, adalah: kesetian, prestasi kerja, tanggung jawab,
ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa, dan kepemimpinan. Gradasi nilai
dalam DP3 dinyatakan dalam angka: amat baik (91-100), baik (76-90), cukup
(61-75), sedang (51-60), dan kurang (50 ke bawah).
5. Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan hubungan kerja dalam pengertian ini meliputi: pemberhentian
seseorang pegawai yang mengakibatkan yang bersangutan kehilangan
statusnya sebagai pegawai. Seorang Pegawai Negeri Sipil diberhentikan
sebagai Pegawai Negeri Sipil, karena alas an-alasan sebagai berikut:
a. Pemberhentian atas permintaan sendiri
b. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun
c. Pemberhentian karena adanya penyederhanaan organisasi
d. Pemberhentian karena melakukan pelanggaran atau tindakan pidana
penyelewengan
e. Pemberhebtian karena tidak cakap jasmani dan rohani
f. Pemberhentiaan karena meninggalkan tugas
g. Pemberhentian karena meninggal dunia
h. Pemberhentian karena sebab-sebab lain
Berikut ini adalah tenaga kependidikan yang harus ada dalam setiap jenjang
pendidikan menurut PP no. 19 tahun 2005 pasal 37.
a. TK/RA atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala
TK/RA dan tenaga kebersihan TK/RA.
b. SD/MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala
sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga
kebersihan sekolah/madrasah.
c. SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat dan SMA/MA, atau bentuk lain yang
sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga
administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga kebersihan
sekolah/madrasah.
d. SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala
sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium,
dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah.
e. SDLB, SMPLB, dan SMALB atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya
terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga
laboratorium, tenaga kebersihan sekolah, teknisi sumber belajar, psikolog, pekerja
sosial, dan terapis.
f. Paket A, Paket B dan Paket C sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola kelompok
belajar, tenaga administrasi, dan tenaga perpustakaan.
g. lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan sekurang-kurangnya terdiri
atas pengelola atau penyelenggara, teknisi, sumber belajar, pustakawan, dan
laboran.
Sedangkan standar untuk setiap jenis tenaga kependidikan adalah sebagai berikut.
a. Tenaga Kependidikan pada pendidikan tinggi harus memiliki kualifikasi,
kompetensi, dan sertifikasi sesuai dengan bidang tugasnya.
b. Kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan Peraturan Menteri.
c. Tenaga kependidikan di lembaga kursus dan pelatihan harus memiliki
kualifikasi dan kompetensi minimum yang dipersyaratkan.
d. Ketentuan lebih lanjut tentang standar tenaga kependidikan pada lembaga
kursus dan pelatihan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan
Peraturan Menteri.