manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada

21
Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proses Pembuatan Tahu Di Pabrik Tahu X Tahun 2012 Endra muhamad fadillah, Meily Kurniawidjaja. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Abstrack: Penelitian ini membahas Manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik tahu x tahun 2012, penelitian ini bersifat deskriptif. Desain studi yang digunakan merupakan desain studi berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004 dengan metode semi kuantitatif menggunakan Job Hazard Analysis (JHA). Analisis risiko dilakukan menganalisis nilai konsekuensi, peluang serta frekuensi dan dianalisis menggunakan metode Fine yang ada pada AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan level risiko yang belum acceptable pada setiap proses pembuatan tahu yaitu very high, priority 1, substansial, dan priority 3. Oleh karena itu, diberikan rekomendasi yang bersifat engineering, administrative, serta penggunaaan alat pelindung diri. Kata kunci: AS/NZS 4360:2004, penilain risiko, kemungkinan,pemajanan, konsekuensi, level risiko. Abstrack: This Risk management of safety and health research that was held at plant tofu x in 2012, is a descriptive study. This study design used a study design based on standard AS / NZS 4360:2004 with a semi-quantitative method using the Job Hazard Analysis (JHA). Risk analyzes were conducted to analyze the value of the consequences, opportunities and the frequency and analyzed using the methods of Fine existing AS / NZS 4360:2004. The results showed that the level of risk that has not been found acceptable on every process of making out is very high, priority one, substantial, and priority 3. Therefore, given the recommendation that is engineering, administrative, and use of protective equipment. Keywords: AS/NZS 4360:2004, risk assessment, probability, exposure, consequences, Level of risk Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Proses Pembuatan Tahu Di

Pabrik Tahu X Tahun 2012

Endra muhamad fadillah, Meily Kurniawidjaja.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Abstrack: Penelitian ini membahas Manajemen risiko keselamatan dan kesehatan kerja di pabrik

tahu x tahun 2012, penelitian ini bersifat deskriptif. Desain studi yang digunakan merupakan

desain studi berdasarkan standar AS/NZS 4360:2004 dengan metode semi kuantitatif

menggunakan Job Hazard Analysis (JHA). Analisis risiko dilakukan menganalisis nilai

konsekuensi, peluang serta frekuensi dan dianalisis menggunakan metode Fine yang ada pada

AS/NZS 4360:2004. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan level risiko yang belum

acceptable pada setiap proses pembuatan tahu yaitu very high, priority 1, substansial, dan

priority 3. Oleh karena itu, diberikan rekomendasi yang bersifat engineering, administrative, serta

penggunaaan alat pelindung diri.

Kata kunci:

AS/NZS 4360:2004, penilain risiko, kemungkinan,pemajanan, konsekuensi, level risiko.

Abstrack: This Risk management of safety and health research that was held at plant tofu x in

2012, is a descriptive study. This study design used a study design based on standard AS / NZS

4360:2004 with a semi-quantitative method using the Job Hazard Analysis (JHA). Risk analyzes

were conducted to analyze the value of the consequences, opportunities and the frequency and

analyzed using the methods of Fine existing AS / NZS 4360:2004. The results showed that the

level of risk that has not been found acceptable on every process of making out is very high,

priority one, substantial, and priority 3. Therefore, given the recommendation that is engineering,

administrative, and use of protective equipment.

Keywords:

AS/NZS 4360:2004, risk assessment, probability, exposure, consequences, Level of risk

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 2: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Pendahuluan /Latar Belakang

Perkembangan dunia industri khususnya industri informal yang sedang berkembang di

Indonesia sangat berpengaruh untuk perekonomian Indonesia,dengan menciptakan lapangan

kerja untuk para pengangguran yang ada di Indonesia dan menambah penghasilan pekerja

tsb, akan tetapi industri informal jarang sekali untuk mengikuti peraturan yang berlaku di

Indonesia dan juga pemerintah yang tidak melakukan pengawasan serta pelatihan untuk para

pekerja sehingga menimbulkan berbagai masalah baru yang terkait dengan keselamatan kerja

dan juga kesehatan kerja. Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha

yang banyak dalam skala kecil, kepemilikan oleh individu atau keluarga, teknologi yang

sederhana dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan ketrampilan yang rendah,

produktivitas tenaga kerja yang rendah dan tingkat upah yang juga relatif lebih rendah

dibandingkan sektor formal. Menurut Peraturan Pemerintah No 50 tahun 2012 tentang

penerapan SMK3 yaitu meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan

kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Mencegah dan mengurangi

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen,

pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta menciptakan tempat kerja yang

aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas. Penerapan SMK3 dilakukan

berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

sebagai salah satu unsur perlindungan tenaga kerja bertujuan untuk menjamin para pekerja

dan orang lain yang berada disekitar tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat

dan menjaga agar sumber–sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien ,serta

menjamin kelancaran proses produksi yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan

produktivitas industri.

Salah satu usaha yang banyak berkembang di sektor informal adalah industri tahu

rumahan, dimana terdapat pekerja yang beraktivitas dalam proses produksinya. Pada

umumnya, pekerja di tempat pembuatan tahu belum mendapatkan pelayanan kesehatan keja

ataupun jaminan kesehatan apabila terjadi penyakit akibat kerja. Dalam prosesnya sendiri

terdapat banyak bahaya yang mungkin dapat mempengaruhi tingkat kesehatan pekerja.

Industri tahu ini mengolah bahan dasar kedelai sampai menghasilkan tahu.

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 3: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Tinjauan Teoritis

Kerangka Konsep

Kerangka Teori

Gambar 3.1 Australia Standard (AS/NZS 4360:2004), Risk Management

Telah diolah kembali : http://www.ucop.edu/riskmgt/erm/documents/as_stdrds4360_2004.pdf, 2006

Identifikasi Risiko

Apa yang bisa terjadi

Kapan dan dimana itu bisa terjadi

Bagaimana dan mengapa itu terjadi

Penentuan Konteks

Konteks internal

Konteks eksternal

Konteks manajemen risiko

Pengembangan kriteria

Penetapan struktur

Analisis Risiko

Penentuan Alternatif Kontrol

Perkiraan Tingkat Risiko

Menentukan kemungkinan Menentukan konsekuensi

Kom

unik

asi d

an K

onsu

ltasi

Monitoring dan review

Penanggulangan Risiko

Identifikasi penanggulangan risiko

Evaluasi penanggulangan risiko (pilihan)

Menentukan penanggulangan risiko

Menyiapakan rencana penanggulangan

Implementasi penanggulangan

Evaluasi Risiko

Membandingkan dengan kriteria standar

Menentukan prioritas risiko

Risiko diterima

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 4: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Kerangka konsep

.

Gambaran produksi

Identifikasi bahaya dan risiko

Analisis bahaya dan risiko

Menentukan Exposure Menentukan

Probability

Menentukan

Consequences

Basic risk = Consequency x Likelihood x Exposure

( Tanpa mempertimbangkan pengendalian yang ada )

Pengendalian yang ada ( existing control )

Menentukan Exposure Menentukan

Consequences

Menentukan

Probability

Existing Risk = Consequency x Likelihood xExposure

Risk Reduction = Existing Risk – Basic Risk

Evaluasi Risiko (menetapkan prioritas risiko)

Menentukan Rekomendasi Pengendalian Risiko

Predictive risk = Consequency x Likelihood xExposure

Kom

unik

asi d

an K

onsu

ltasi

Mo

nito

ring &

evaluasi

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 5: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Definisi operasional

Tabel Definisi Operasional

No. Variabel Definisi operasional instrumen/Cara Ukur Alat ukur Skala Ukur

Indikator/hasil ukur

1. Gambaran

produksi

Proses kegiatan membuat

tahu Observasi

wawancara

kamera

lembar wawancara

Nominal Proses produksi

2. Identifikasi

risiko

Proses untuk menentukan

apa, dimana, kapan,

mengapa, dan bagaimana

sesuatu dapat terjadi

observasi

wawancara

data sekunder

Lembar JHA Nominal

-risiko keselamatan -risiko kesehatan

2. Analisis Risiko Proses yang sistematis untuk memahami sifat alamiah dan untuk menyimpulkan suatu level risiko

Consequences x Likelihood x Exposure

matriks modifikasi semikuantitatif AS/NZS 4360

Interval Very high = > 350

Priority 1 = 180-350

Substantial = 70-180

Priority 3 = 20-70 Acceptable = < 20

3.

Consequence Dampak dari suatu kejadian Observasi

wawancara

matriks modifikasi semikuantitatif AS/NZS 4360

Ordinal Catastrophic = 100

Disaster = 50

Very serious = 25

Serious = 15

Important = 5

Noticeable = 1 4. Exposure

Frekuensi pekerja terpajan suatu bahaya

Observasi

Wawancara

matriksmodifikasi semikuantitatif AS/NZS 4360

Ordinal

Continuously = 10

- Frequently = 6

- Occasionally = 3

- Infrequent =2

- Rare = 1

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 6: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

No. Variabel Definisi operasional instrumen /Cara Ukur Alat ukur Skala Ukur

Indikator/ hasil ukur

5. Probability

Kemungkinan frekuensi terjadinya suatu kejadian

Observasi

Wawancara

Kriteria penilaian risiko semi kuantitatif

matriksmodifikasi semikuantitatif AS/NZS 4360

Ordinal

Almost certain = 10

Likely = 6

Unusual but possible = 3

Remotely possible = 1

Conceivable = 0,5

Practically Impossible = 0,1

7. Basic risk Level risiko awal tanpa mempertimbangkan pengendalian yang sudah ada

Mengalikan antara consequences, likelihood, dan exposure

kalkulator Interval Very high = >350

Priority I = 180-350

Substantial = 70-180

Priority 3 = 20-70

Acceptable = <20 8. Pengendalian

yang ada

Pengendalian yang sudah dilakukan industri tahu

Observasi

Wawancara

Lembar JHA Ordinal Pengendalian secara eliminasi, substitusi, engineering, administrative, dan penggunaan alat pelindung diri ( APD )

9. Existing Risk Level risiko yang ada pada saat ini dengan memperhitungkan program pengendalian yang telah dilakukan

Mengalikan antara consequences, likelihood, dan exposure

kalkulator Interval Very high = >350

Priority I = 180-350

Substantial = 70-180

Priority 3 = 20-70

Acceptable = <20

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 7: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

No. Variabel Definisi operasional instrumen /Cara Ukur Alat ukur Skala Ukur

Indikator/ hasil ukur

10. Risk Reduction ( RR )

Besarnya tingkat pengurangan risiko setelah

mengimplementasikan pengendalian risiko

(Existing Risk - Basic risk )

Risk Reduction = ( Basic risk -Existing

Risk ) / Basic Risk *100%

kalkulator Rasio 0% - 100%

11. Evaluasi Risiko Proses membandingkan level risiko dengan kriteria risiko

Membandingkan level risiko dengan kriteria risiko sesuai standar yang berlaku

table ALARP Ordinal Tolerable

Generally acceptable

12. Menentukan Rekomendasi Pengendalian Risiko

Memberikan rekomendasi yang belum dilakukan oleh pabrik tahu yang berguna untuk meminimalkan risiko dengan mempertimbangkan kemungkinan pelaksanaan pengaplikasian tersebut di pabrik tahu

Hierarki pengendalian bahaya dan risiko

Hirarki pengendalian

Nominal Eliminasi

Subtitusi

Kontrol teknik

Kontrol administrative

Alat pelindung diri

13 Predictive risk Level risiko yang sudah dilakukan perhitungan setelah program pengendalian yang diberikan oleh penulis

Mengalikan antara consequences, likelihood, dan exposure

kalkulator interval Very high = >350

Priority I = 180-350

Substantial = 70-180

Priority 3 = 20-70

Acceptable = <20

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 8: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

No. Variabel Definisi operasional instrumen /Cara Ukur Alat ukur Skala Ukur

Indikator/ hasil ukur

14. Komunikasi dan konsultasi

Melakukan komunikasi kepada para pekerja dan juga pemilik pabrik berkonsultasi dengan otoritas ranah publik

Observasi berkomunikasi

Lembar JHA Nominal Dilaksanakan Tidak dilaksanakan

15. Monitoring dan evaluasi

Melakukan monitoring yang dilakukan otoritas ranah public dan melakukan surveilens kepada pemilik pabrik

Observasi berkomunikasi

table ALARP

lembar JHA

Nominal Dilaksanakan Tidak dilaksanakan

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 9: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Metedologi Penelitian

METEDOLOGI PENELITIAN

Metode yang digunakan adalah metode analisis risiko semi-kuantitatif. Proses penilaian

risiko mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004. Untuk identifikasi bahaya dan risiko digunakan

metode JHA (Job Hazard Analysis).dimana identifikasi dilakukan pada setiap tahapan pekerjaan

dan juga melakukan wawancara dengan para pekerja serta melakukan observasi. Sementara untuk

penilaian risiko ditentukan dengan mengalikan faktor konsekuensi, pajanan dan

kemungkinan.Penilaian risiko ini akan dilakukan pada bulan November 2012 - Desember 2012

yang bertempat di Pabrik Tahu X. Jenis data yang digunakan dalam penilaian risiko ini adalah

data primer dan sekunder. Data primer yang digunakan berupa data yang didapat dari hasil

observasi langsung di tempat kerja dan wawancara dengan 4 pekerja di Pabrik tahu X sedangkan

untuk data sekunder digunakan studi literatur tentang bahaya dan risiko pada industri Tahu.

Instrumen yang digunakan dalam penilaian risiko ini antara lain kamera, metode JHA (Job

Hazard Analysis). Untuk identifikasi bahaya dan risiko K3, form wawancara, perhitungan dan

tabel risiko W.T. Fine, dan kalkulator untuk mengkalkulasi nilai risiko. Objek pada penilaian

risiko ini adalah seluruh tahapan proses kerja di Pabrik Tahu X

Adapun tahapan dalam melakukan penilaian risiko keselamatan dan kesehatan di Pabrik Tahu X

adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur mengenai bahaya dan risiko keselamatan dan kesehatan pada proses Tahu

2. Kunjungan langsung ke Pabrik Tahu X.

3. Melihat gambaran proses produksi yang dilakukan di Pabrik Tahu X.

4. Identifikasi bahaya dan risiko yang ada di Pabrik Tahu X.

5. Melakukan penilaian risiko (basic risk dan existing risk) yang ada di Pabrik Tahu X.

6. Menentukan risk reduction.

Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi hazard dan risiko

keselamatan dan kesehatan kerja menggunakan metode analisis risiko AS/NZS 4360:2004. Tahap

awal yang dilakukan adalah dengan mengetahui tahapan proses pembuatan tahu, selanjutnya

dilakukan proses identifikasi hazard dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan

tahapan pekerjaan dengan menggunakan Job Hazard Analysis (JHA) yang berguna untuk

mengetahui hazard dan risiko keselamatan dan kesehatan kerja, penyebab serta upaya

pengendalian yang telah dilakukan di pabrik tahu. Kemudian dilakukan proses analisis risiko

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 10: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

dengan menggunakan metode analisis semi kuantitatif yang mengacu pada tabel penilaian W.T.

Fine untuk menentukan tingkat Consequence, Exposure, dan Likelihood. Berikut ini adalah

rumus perhitungannya :

Setelah memperoleh risk score dari masing-masing tahapan kegiatan yang dilakukan oleh

para pekerja di pabrik tahu, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan pembandingan tahap

penilaian tingkat risiko dalam bentuk skor. Skor yang telah diperoleh dibandingkan dengan

standar yang ada untuk melihat apakah nilai tersebut masih bisa diterima atau tidak .

Risk Score = Consequence x Exposure x Likelihood

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 11: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Hasil dan Pembahasan

Dari penilaian risiko didapatkan total 31 hazard dengan existing risk dengan memperhitungkan

pengendalian yang telah ada, pada proses pembuatan tahu lalu dikelompokkan menurut tabel

risiko Fine dan penulis memberikan tanda pada tiap level risiko Fine dengan warna yang

mewakili tiap level risiko, yaitu risiko dengan level risiko merah yang berarti pada level very

high sebanyak 11 dampak (35.4%), risiko dengan level risiko orange yang berarti pada level

priority 1 sebanyak 14 dampak (45.1%), risiko dengan level risiko kuning yang berarti pada

level substantial sebanyak 5 dampak (16.1%), risiko dengan level risiko hijau muda yang berarti

pada level priority 3 sebanyak 1 dampak = (3.2%). Sebagian besar existing risk ada pada level

risiko orange dengan level priority 1 yang artinya masih membutuhkan perbaikan dan

pengawasan di dalam proses pembuatan tahu.

Komunikasi dan Konsultasi

Untuk langkah selanjutnya dari proses manajemen risiko diharapkan otoritas yang bertanggung

jawab pada ranah publik suku dinas tenaga kerja dan transmigrasi (sudinakertrans), Dinas

kesehatan(dinkes), puskesmas melakukan proses komunikasi dan konsultasi kepada pihak pabrik

tahu, proses komunikasi dan konsultasi yang dilakukan dapat berupa pemberian informasi terkait

bahaya dan risiko di pabrik tahu tsb.dengan melakukan komunikasi dan konsultasi diharapkan

pekerja dapat bekerja dengan selamat serta sehat dalam melakukan pekerjaan.

Monitoring dan review

Berdasarkan hasil manajemen risiko rekomendasi pengendalian perlu adanya monitoring dan

review terhadap penerapan rekomendasi pengendalian tsb.Dilakukan monitoring oleh otoritas

ranah publik seperti puskemas, Dinas kesehatan(dinkes), suku dinas tenaga kerja dan

transmigrasi(Sudinakertrans) Otoritas ranah publik tsb perlu melakukan penyuluhan untuk para

pekerja sebagai upaya promotif dan preventif

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 12: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

no proses Tahapan kegiatan hazard Scenario kejadian Dampak Pengendalian risiko di pabrik tahu

2 Proses

penggilingan

kedelai

Menggiling kedelai setelah di

diamkan selama 30 menit ke

dalam mesin giling

hazard mekanik:

terjepit,tergiling

Tangan pekerja yang terjepit mesin

giling atau tangan pekerja ikut

tergiling mesin giling

Luka sangat serius

hingga cacat

permanen

Belum ada

hazard ergonomic:

postur janggal

Postur janggal ketika akan mengangkat ember berisi kedelai untuk di masukan kedalam mesin giling

-Nyeri pada tangan

Belum ada

hazard biologi:

Nyamuk , serangga dan

jamur

Pekerja yang digigit nyamuk dan serangga dan juga bakteri serta jamur yang berada di lingkungan pekerja .

Sakit DBD atau penyakit Jamuran

Belum ada

Bahaya perilaku:pekerja

tidak menggunakan

sandal atau alas kaki dan

juga tidak menggunakan

APD ketika bekerja.

Pekerja tidak menggunakan APD ketika bekerja

Cedera pada

pinggang ketika

terjatuh

Luka tusuk

Belum ada

Hazard mekanik :

Lantai tempat kerja licin

Ketika sedang bekerja pekerja bisa terjatuh dikarenakan lantai tempat bekerja licin

Terpeleset

terjatuh

Memakai sandal

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 13: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

no proses Bahaya dan dampak Basic risk Pengendalian pabrik tahu

Exiting risk rekomendasi Predictive Risk

C E L BR LR C E L ER RR LR C E L PR RR LR

2 Proses

penggiling

an kedelai

hazard mekanik:

-terjepit,tergiling

dampaknya :

-Luka sangat serius

hingga cacat

permanen

25 6 6 900 VH

Belum ada 25 6 6 900 0% VH -menggunakan safety guard untuk mesin giling -memberitahukan bahaya dari mesin giling tsb. -membuat sop mesin giling Maintenance mesin giling

15 6 3 270 70% P1

hazard ergonomic:

-postur janggal

dampaknya :

-Nyeri pada tangan

-Nyeri pada

pinggang

5 6 6 180 P1 Belum ada 5 6 6 180 0% P1 -melakukan stretching sebelum melakukan pekerjaan dan sesudah melakukan pekerjaan -membuat SOP angkat-angkut -safety talk

5 3 6 90 50% SU

C: Consequences E : Exposure L: Likelihood NR: Risiko LR: Level risiko RR: Risk reduction

LR: Level Risiko => Very High: Priority I: Substantial : Priority 3 : Acceptable :

VH P1 SU P3 AC

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 14: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

no proses Tahapan kegiatan hazard Scenario kejadian Dampak Pengendalian risiko di pabrik tahu

3 Proses perebusan hasil gilingan

Merebus hasil dari penggilingan selama kurang lebih 45 menit dengan menggunakan uap panas dan pekerja satu nya memonitoring drum yang berisi uap panas

hazard mekanik:

terkena api yang ada di

dalam drum

Pekerja dapat Terkena api yang berada di dalam drum dan juga terkena percikan dari hasil perebusan

Luka sangat serius

Luka bakar

Belum ada

hazard ergonomic:

postur janggal

Postur janggal ketika akan mengangkat ember berisi kedelai untuk di masukan kedalam mesin giling

-Nyeri pada tangan

Belum ada

hazard biologi:

Nyamuk , serangga dan

jamur

Pekerja yang digigit nyamuk dan serangga dan juga bakteri serta jamur yang berada di lingkungan pekerja .

Sakit DBD atau penyakit Jamuran

Belum ada

Hazard mekanik :

Lantai tempat kerja licin

Ketika sedang bekerja pekerja bisa terjatuh dikarenakan lantai tempat bekerja licin

Terpeleset

terjatuh

Menggunakan sendal

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 15: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

no proses Tahapan kegiatan hazard Scenario kejadian Dampak Pengendalian risiko di pabrik tahu

3 Proses perebusan hasil gilingan

Merebus hasil dari penggilingan selama kurang lebih 45 menit dengan menggunakan uap panas dan pekerja satu nya memonitoring drum yang berisi uap panas

hazard fisik : uap panas

dan juga hasil

perebusan yang bersuhu

kurang lebih 800C – 100

0C

Panas yang dihasilkan perebusan tahu yang bersuhu kurang lebih 800C – 1000 C

Luka sangat serius

Luka bakar

Belum ada

Hazard kimia: debu

yang berada di sekitar

pabrik dan di dalam

pabrik

Debu yang berada di lingkungan

pabrik dan ventilasi yang kurang

bagus di pabrik tsb.

.

Gangguan

pernafasan

Dan sesak nafas

-pekerja mengalami

batuk-batuk

Belum ada

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 16: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

no proses Bahaya dan dampak Basic risk Pengendalian pabrik tahu

Exiting risk rekomendasi Predictive Risk

C E L BR LR C E L ER RR LR C E L PR RR LR

3 Proses perebusan hasil gilingan

Hazard fisik:

-uap panas dan juga

hasil perebusan

yang bersuhu kurang

lebih 800C – 1000 C

Dampaknya :

-Luka bakar

15 10 6 900 VH

Belum ada 15

10 6 900 0% VH -memasang temperature suhu -menggunakan sarung tangan -menggunakan masker -menjaga jarak dengan tempat perebusan -membuat SOP -memberikan penyuluhan -membuat rambu-rambu

15 6 3 270 70% P1

Hazard biologi : nyamuk dan,jamur Dampaknya : Sakit DBD dan jamuran(candidiasis)

5 10 6 300 P1 Belum ada 5 10 6 300 0% P1 - memasang kelambu di depan pabrik dan ventilasi -menggunakan handbody atau autan -membersihkan saluran pembuangan -melakukan 3M -memakai pakaian khusus buat kerja dan selalu membawa handuk

5 6 6 180 40% SU

C: Consequences E : Exposure L: Likelihood NR: Risiko LR: Level risiko RR: Risk reduction

LR: Level Risiko => Very High: Priority I: Substantial : Priority 3 : Acceptable :

VH P1 SU P3 AC

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 17: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Tahapan proses pembuatan tahu adalah pemilihan kedelai, penggilingan

kedelai, perebusan hasil gilingan, penyaringan sari dan ampas tahu,

mencetak tahu, merebus tahu.

2. Secara umum pada proses pembuatan tahu ditemukan berbagai hazard di

berbagai aktivitas kegiatan, masih banyak risiko yang masih belum

dikelola dengan baik.

3. Terdapat total 31 Hazard dalam proses pembuatan tahu

a. Level very high =11 dampak (35, 4%)

b. Level priority 1 = 14 dampak (45, 1%)

c. Level substansial = 5 dampak (16, 1%)

d. Level priority 3 = 1 dampak (3, 2%).

4. Risiko terbesar pada proses pemilihan kedelai adalah perilaku pekerja

yang tidak baik dengan nilai risiko sebesar 500 (very high) disini belum

dilakukan pengendalian oleh pabrik tahu.

5. Risiko terbesar pada proses penggilingan kedelai adalah terjepit mesin

giling dengan nilai risiko sebesar 900 (very high) disini belum dilakukan

pengendalian oleh pabrik tahu.

6. Risiko terbesar pada proses perebusan hasil gilingan adalah luka bakar

dengan nilai risiko sebesar 900 (very high) disini belum dilakukan

pengendalian oleh pabrik tahu.

7. Risiko terbesar pada proses penyaringan sari dan ampas tahu adalah panas

yang dapat menyebabkan dehidrasi dengan nilai risiko sebesar 900 (very

high) disini belum dilakukan pengendalian oleh pabrik tahu.

8. Risiko terbesar pada proses mencetak tahu adalah panas yang dapat

menyebabkan dehidrasi dengan nilai risiko sebesar 900 (very high) disini

belum dilakukan pengendalian oleh pabrik tahu.

9. Risiko terbesar pada proses merebus tahu adalah panas yang dapat

menyebabkan dehidrasi dan luka bakar dengan nilai risiko sebesar 900

(very high) disini belum dilakukan pengendalian oleh pabrik tahu.

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 18: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

10. Pengendalian yang sudah dilakukan oleh pabrik tahu adalah Hanya

memakai sendal ketika sedang bekerja, selebihnya pekerja belum

melakukan pengendalian apapun.

7.2 Saran

Secara umum, untuk mengelola risiko sampai pada level yang dapat

diterima (acceptable risk) maka perlu memperhatikan hal-hal di bawah ini:

A. Manajemen

1. Komitmen pemilik tempat kerja terhadap keselamatan dan

kesehatan kerja untuk melindungi pekerja dari penyakit akibat kerja

maupun kecelakaan dan mencegah berbagai kerugian lainnya.

2. Berkoordinasi antara pemilik pabrik tahu dengan puskesmas

terutama saat terjadi kecelakaan maupun gangguan kesehatan pada

pekerja.

B. Engineering control

1. Pemeliharaan peralatan kerja seperti (drum untuk memasak

tahu,serta pipa-pipa yang berhubungan,mesin giling, dll)

2. Seluruh peralatan listrik di maintenance untuk mencegah terjadi

kebakaran.

C. Administratif control

1. Membuat prosedur kerja aman untuk setiap kegiatan pekerjaan

sesuai hasil penelitian ini tentang managemen risiko.

2. Menempel prosedur kerja disetiap tempat proses agar dapat

dilihat oleh para pekerja.

3. Membuat prosedur kerja ketika merasakan sakit untuk berobat

ke puskesmas.

D. Housekeeping

1. Menjaga kebersihan (housekeeping) lingkungan pabrik yang

baik, misalnya dengan membuang sisa-sisa produksi tahu yang

tidak digunakan, membuat saluran yang baik untuk pembuangan

limbah dari pabrik tahu.

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 19: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

2. Membuat jadwal untuk membuang sampah supaya sampah di

pabrik tidak menumpuk.

E. Pengawasan

1. Pengawasan untuk memastikan pekerja bekerja dengan aman

dan menggunakan alat pelindung diri yang telah disediakan.

2. Melakukan inpeksi tempat kerja dan peralatan sebelum mulai

bekerja untuk memastikan lingkungan kerja dan peralatan yang

akan digunakan aman. Misalnya : memeriksa kondisi mesin

giling serta pipa-pipa yang untuk merebus tahu agar ketika

digunakan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti ledakan

dari pipa atau tergiling mesin giling

F. Promosi K3

1. Melakukan penyuluhan kepada pekerja di pabrik tahu

2. Melakukan komunikasi bahaya terhadap pekerja agar pekerja

tahu, sadar kemudian menjadi peduli untuk keselamatan dan

kesehatan pekerja.

3. Pemberian training pada pekerja mengenai proses kerja.

4. Memasang poster di setiap kegiatan agar pekerja lebih tahu

bagaimana melakukan pekerjaan yang baik.

5. Menyediakan air minum di tempat yang mudah dijangkau oleh

para pekerja untuk mencegah dehidrasi

6. Memasang indikator urine untuk melihat pekerja dehidrasi atau

tidak.

G. Alat pelindung diri

Melengkapi pekerja dengan alat pelindung diri yang sesuai,

seperti sarung tangan anti api, sepatu boots, dan baju untuk

bekerja atau baju pelindung.

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 20: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Kepustakaan

Achmadi, Umar Fahmi. (1993). Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di

Indonesia. Jakarta: Depkes RI

Australian Standard /New Zealand Standard. (2004). Australian Standard /New

Zealand Standard Risk Management 4360:2004. Sydney and Wellington:

Author.

Colling. A. David, (1990), Industrial Safety Management and Technology.

Fine, William T. (1971). Mathematical Evaluation for Controlling Hazard.

Australia: Central Queensland University.

Gusani, A.Dela. (2012). Universitas Indonesia. Analisis Risiko Keselamatan dan

Kesehatan Kerja di Penyamakan kulit x tahun 2012. Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Depok

Harms, Lars and Rigdahl. (2001). Safety Analysis Principles and Practice in

Occupational Safety 2nd Edition. New York: Taylor and Francis.

International Labour Organization. (2012). Profil Pekerjaan yang LayakIndonesia

<http://www.ilo.org/global/topics/safety-and-health-at-work/lang--en/index.htm>

(20 november 2012, 15:00)

Kolluru, Rao.V et al,. (1996). Risk Assessment and Management Handbook for

Environmental, Health, and Safety Professionals. United States: McGraw-

Hill Inc.

Kurniawidjaja, L.Meily. (2010). Teori dan Aplikasi kesehatan Kerja. Jakarta: UI-

Press.

Levy, S. Barry, et al. (2006) Occupational and Environmental Health:

Recognizing ang Peventing Disease and Injury. 5th Edition. Philadelphia:

Lippincott Williams & Wilkins.

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013

Page 21: Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada

Merna, Tony & Faisal F. Al-Thani. (2008). Corporate Risk Management 2nd

Edition. England: John Wiley & Sons Ltd.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

<http://www.depdagri.go.id/media/documents/2012/05/29/p/p/pp_no.50-

2012.pdf>. (10 november 2012, 19:00)

Rahayu, S.Endang, dkk. (2012) Teknologi Proses Produksi Tahu, Yogyakarta:

Kanisius.

Ramli, Soehatman. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Risiko dalam Perspektif

K3 OHS Risk Management. Jakarta: Dian Rakyat.

Susilo, J.Leo dan Victor, R.Kaho. (2011). Manajemen Risiko Berbasis ISO 31000

Untuk Industri Nonperbankan, Jakarta: PPM.

Suma’mur P. K, (1981), Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, PT.

Toko Gunung Agung, Jakarta.

Manajemen risiko ..., Endra Muhamad Fadillah, FKM UI, 2013