manajemen risiko keselamatan dan kesehatan …spmi.poltekba.ac.id/spmi/fileta/combined.pdf · judul...
TRANSCRIPT
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS PT. JAGAT INTERINDO)
TUGAS AKHIR
JOY RENEE HUTAGALUNG
NIM: 150309270392
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2018
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS PT. JAGAT INTERINDO)
TUGAS AKHIR
KARYA TULIS INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU
SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR AHLI MADYA
DARI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JOY RENEE HUTAGALUNG
NIM: 150309270392
POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
BALIKPAPAN
2018
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Politeknik Negeri Balikpapan, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Joy Renee Hutagalung
NPM : 150309270392
ProgramStudi : Teknik Sipil
Judul TA : Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Proyek Konstruksi (Studi Kasus PT. Jagat Interindo)
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui untuk memberikan hak
kepada Politeknik Negeri Balikpapan untuk menyimpan, mengalih media atau
format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Balikpapan
Pada tanggal : 20 Maret 2018
Yang menyatakan
Materai 6000
(Joy Renee Hutagalung)
LEMBAR PENGESAHAN
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS PT. JAGAT INTERINDO)
Disusun Oleh:
JOY RENEE HUTAGALUNG
NIM: 150309270392
Pembimbing I Pembimbing II
Mahfud S.Pd, M.T Totok Sulistiyo, S.T, M.T
NIP: 196611021993031005 NIP: 197209022000121003
Penguji I Penguji II
Karmila Achmad S.T, M.T Candra Irawan S.T, M.Si.
NIP: 197903172007012017 NIP: 197701242007011010
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknik Sipil,
Drs, Sunarno, M.Eng
NIP: 196404131990031015
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Joy Renee Hutagalung
Tempat/Tgl Lahir : Malalayang, 28 Desember 1997
NIM : 150309270392
Menyatakan bahwa tugas akhir yang berjudul “MANAJEMEN RISIKO
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK
KONSTRUKSI (STUDI KASUS PT. JAGAT INTERINDO)” adalah bukan
merupakan hasil karya tulis orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali
dalam kutipan yang kami sebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan kami buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar kami bersedia mendapat sanksi akademis.
Balikpapan, Maret 2018
Mahasiswa,
Materai 6000
JOY RENEE HUTAGALUNG
NIM: 070309091794
Karya Ilmiah ini kupersembahkan kepada
Ibu dan adik tercinta yang selalu memberi semangat kepada diriku
Treys Sumarauw dan Abraham Sultan Panangian Hutagalung
ABSTRAK
Permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia masih
dipandang sebelah mata, ini terbukti dari masih banyaknya kecelakaan kerja yang
terjadi terutama di sektor konstruksi. Berdasarkan laporan International Labour
Organization (ILO), setiap hari terjadi kecelakaan kerja yang mengakibatkan korban
fatal sebanyak 6.000 kasus. Sementara di Indonesia setiap 100 ribu tenaga kerja
terdapat 20 orang fatal akibat kecelakaan kerja di bidang konstruksi (Republika, Selasa,
15 January 2016).
Pada penelitian ini akan diteliti mengenai identifikasi bahaya K3, penilaian
risiko K3 serta bagaimana pengendalian terhadap risiko K3 pada proyek konstruksi,
terlebih dibagian pemasangan fasade dengan PT. Jagat sebagai subjek penelitian.
Metode penilaian menggunakan standar AS/NZS 4360:2004 Risk Management. Dari
hasil penelitian diperoleh bahwa risiko yang tergolong high risk berjumlah 5 risiko
(20.8%), medium risk berjumlah 10 risiko (41.7%), dan low risk berjumlah 9 risiko
(37.5%). 5 risiko kategori high risk yaitu risiko terjatuh dari ketinggian saat
pemasangan bracket di pinggir lantai dengan indeks risiko 15.2, jatuh dari scaffolding
dengan indeks risiko 15.2, tali sling gondola putus saat pemasangan kaca dari sisi luar
bangunan dengan indeks risiko 13.5, tangan terkena bor saat pemasangan aluminium
dengan indeks risiko 11 dan motor gondola slip dengan indeks risiko 10.2. Berdasarkan
identifikasi dan penilaian ditemukan bahwa pekerjaan di tempat tinggi memiliki risiko
lebih tinggi dan indeks risiko yang lebih besar.
Kata kunci: Manajemen Risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), AS/NZS
4360:2004
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir dengan
judul “Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek
Konstruksi (Studi Kasus PT. Jagat Interindo)”.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ramli, S.E, M.M sebagai Direktur Politeknik Negeri Balikpapan.
2. Bapak Drs. Sunarno, M.Eng. sbg Kepala Program Studi Teknik Sipil Politeknik
Negeri Balikpapan.
3. Mahfud, S.Pd, M.T sebagai dosen pembimbing I dan Totok Sulistiyo, S.T, M.T
sebagai dosen pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan pengarahan
selama pengerjaan tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen, staf dan karyawan Jurusan Teknik Sipil di Politeknik Negeri
Balikpapan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
5. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kelancaran pengerjaan
tugas akhir ini.
6. Seluruh teman angkatan 2015 Teknik Sipil di Politeknik Negeri Balikpapan yang
telah membantu selama penyusunan tugas akhir ini hingga selesai.
7. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan
tugas akhir ini hingga selesai.
Penulis menyadari tugas akhir ini bukanlah karya yang sempurna. Untuk itu
diharapkan segala kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas
akhir ini demi kebaikan dimasa yang akan datang.
Balikpapan, 31 Januari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iv
LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 3
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Proyek Konstruksi ........................................................................................... 4
2.2 Fasade Bangunan ............................................................................................ 4
2.3 Pembagian Lingkup Pemeliharaan Bangunan ................................................ 4
2.3.1 Komponen Arsitektur Bangunan Gedung .................................................... 5
2.4 Pengertian Risiko ............................................................................................ 5
2.5 Jenis-Jenis Risiko ............................................................................................ 6
2.6 Sumber-Sumber Risiko ................................................................................... 7
2.7 Manajemen Risiko .......................................................................................... 8
2.8 Proses Manajemen Risiko ............................................................................... 9
2.9 Populasi ........................................................................................................... 11
2.10 Sampel ........................................................................................................... 12
2.11 Sampling ........................................................................................................ 12
2.12 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 14
2.13 Uji Kualitas Data ........................................................................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian ............................................................................................. 16
3.2 Jenis Penelitian ................................................................................................ 16
3.3 Pengumpulan Data .......................................................................................... 17
3.4 Jumlah Sampel ................................................................................................ 19
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Responden Penelitian ...................................................................................... 21
4.2 Analisa Risiko ................................................................................................. 21
4.3 Evaluasi Risiko ............................................................................................... 23
4.4 Pengendalian Risiko ........................................................................................ 24
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 27
5.2 Saran ................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Proses Manajemen Risiko Menurut AS/NZS 4360:2004................... 11
Gambar 3.1 Flow Chart ........................................................................................ 18
Gambar 3.2 Grafik Rincian Populasi dan Sampel ................................................ 20
Gambar 4.1 Pengelompokan Risiko ...................................................................... 23
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Skala Pengukuran Kemungkinan (Likelihood) AS/NZS 4360:2004 ..... 9
Tabel 2.2 Skala Pengukuran Analisa Tingkat Keparahan (Severity) .................... 9
Tabel 2.3 Tingkatan Risiko Menurut AS/NZS 4360:2004 .................................... 10
Tabel 3.1 Variabel, Dimensi, Indikator, Sub-Indikator ........................................ 17
Tabel 3.2 Jumlah Populasi .................................................................................... 19
Tabel 3.3 Validitas Penelitian ............................................................................... 19
Tabel 3.4 Rincian Populasi dan Sampel ................................................................ 20
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Indeks Risiko ........................................................... 21
Tabel 4.2 Kategori Risiko dari High ke Low ........................................................ 23
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kuesioner Penelitian .......................................................................... 29
Lampiran II Jawaban Surat Permohonan Data...................................................... 31
Lampiran III Gambar Perencanaan dan Bangunan Eksisting ............................... 32
Lampiran IV Jawaban Kuesioner Responden ....................................................... 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecelakaan kerja di Indonesia cenderung terus meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut statistik BPJS Ketenagakerjaan, terjadi peningkatan kecelakaan kerja 20
persen sepanjang tahun 2017 dibandingkan 2016 secara nasional (Detik, 2018). Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja, yaitu unsafe
condition dan unsafe behavior. Unsafe behavior merupakan perilaku dan kebiasaan
yang mengarah pada terjadinya kecelakaan kerja seperti tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) dan penggunaan peralatan yang tidak standar. Unsafe
condition merupakan kondisi tempat kerja yang tidak aman seperti terlalu gelap,
panas, dan gangguan-gangguan faktor fisik lingkungan kerja lainnya. Faktor-faktor
kecelakaan kerja tersebut dapat dieliminasi dengan adanya komitmen perusahaan
dalam menetapkan kebijakan dan peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
serta didukung oleh kualitas SDM perusahaan dalam pelaksanaannya.
Industri jasa konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang memiliki
risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi dibandingkan jenis pekerjaan yang lain.
Sering terjadinya kecelakaan kerja pada proyek konstruksi diakibatkan kurang
diperhatikannya K3, sehingga diperlukan analisis mengenai K3 pada proyek
konstruksi. Adanya kemungkinan kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi
akan menjadi salah satu penyebab terganggunya atau terhentinya aktivitas
pekerjaan proyek. Oleh karena itu, pada saat pelaksanaan pekerjaan konstruksi
diwajibkan untuk menerapkan sistem manajemen K3 di lokasi kerja dimana
masalah keselamatan dan kesehatan kerja ini juga merupakan bagian dari
perencanaan dan pengendalian proyek.
Namun masalah K3 secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal
ini ditunjukkan dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja. Ketua Umum
Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (A2K4) Indonesia
Anas Zaini Z Iksan mengatakan, “setiap tahun terjadi 96.000 kasus kecelakaan
kerja”. Dari jumlah ini, sebagian besar kecelakaan kerja terjadi pada proyek jasa
2
konstruksi dan sisanya terjadi di sektor Industri manufaktur (Suara Karya, 2015).
Contoh kasus di dunia konstruksi yang pernah terjadi adalah di proyek
pembongkaran dinding sebuah bangunan bekas gudang kepiting di Jalan
Mulawarman, Gang Sayur RT 20, Lamaru Balikpapan Timur, dimana ada tiga
pekerja bangunan yang tertimpa reruntuhan lantai dua saat sedang membongkar
dinding lantai dasar (Tribun, 2017).
PT. Jagat Interindo menangani bagian fasade semenjak dari awal mulainya
Proyek Borneo Bay enam tahun lalu. Selama kurun waktu tersebut, sistem
manajemen K3 telah dijalankan. Namun perlu peninjauan terhadap efektifitas dari
manajemen risiko K3 yang diterapkan di Proyek Borneo Bay, sehingga penelitian
yang diambil adalah Manajemen Risiko K3 di Proyek Konstruksi dengan PT. Jagat
Interindo sebagai objek penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan yang akan diteliti
pada penelitian ini adalah:
a. Apa tingkatan bahaya risiko K3 di pekerjaan pemasangan fasade?
b. Apa hasil dari evaluasi risiko K3 pada pekerjaan pemasangan fasade?
c. Bagaimana pengendalian risiko K3 pada pekerjaan pemasangan fasade?
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dari penelitian ini adalah:
a. Kegiatan proyek konstruksi yang diteliti adalah proyek konstruksi Borneo Bay
Balikpapan,
b. Risiko yang diidentifikasi adalah adalah risiko K3 yang berkaitan dengan
aktivitas pada proyek pemasangan fasade Borneo Bay Balikpapan.
c. Proses manajemen risiko yang dilakukan yaitu identifikasi risiko, analisa
risiko, evaluasi risiko, dan pengendalian risiko.
d. Kontraktor yang menjadi objek penelitian adalah PT. Jagat Interindo cabang
Balikpapan.
e. Sampel adalah pekerja dan staff di PT. Jagat Interindo yang terkait
dengan proyek konstruksi yang diteliti.
3
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk menganalisis risiko K3 yang terjadi pada pekerjaan fasade di
Borneo Bay Balikpapan.
b. Untuk mengevaluasi risiko K3 yang terjadi pada pekerjaan fasade di
Borneo Bay Balikpapan.
c. Untuk mengendalikan risiko K3 di pekerjaan fasade.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu:
a. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi atau digunakan sebagai
salah satu referensi bagi penulis lain dalam melakukan penelitian dan tugas
akhir.
b. Untuk menambah wawasan bagi pembaca tentang mengidentifikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan pengendalian risiko Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Proyek Konstruksi
Proyek Konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan
tersebut, terdapat suatu proses yang mengolah sumber daya proyek menjadi suatu
kegiatan yang berupa bangunan (Ervianto, 2005).
2.2 Fasade Bangunan
Fasade atau façade berdasarkan etimologis memiliki akar yang cukup
panjang. Facade (Inggris) berasal dari Bahasa Perancis yang juga façade, yang
diambil dari Bahasa Italia facciata atau faccia. Faccia sendiri berasal dari Bahasa
Latin facies, yang yang selanjutnya berkmbang menjadi face (Bahasa Inggris yang
berarti wajah). Dalam dunia arsitektur fasade bangunan berarti wajah, bagian muka
atau depan bangunan. Fasade atau bagian tampak bangunan adalah unsur yang tidak
dapat dihilangkan dari satu produk desain arsitektur, dan bahkan merupakan bagian
terpenting dari suatu karya arsitektur, karena elemen tampak inilah yang diapresiasi
atau dilihat pertama kali.
Melalui fasade kita bisa mendapat gambaran tentang fungsi bangunan. Selain
itu fasade juga berfungsi sebagai alat perekam sejarah peradaban manusia.
Dengan mengamati dan mempelajari desain fasade suatu bangunan, kondisi sosial
budaya dan kehidupan spiritual bisa diketahui, bahkan keadaan ekonomi dan
politik pada masa tertentu.
2.3 Pembagian Lingkup Pemeliharaan Bangunan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan umum nomor 24 tahun 2018
lingkup pemelihara bangunan terbagi menjadi lima bidang yaitu:
a. Arsitektural
b. Struktural
c. Mekanikal (tata udara, sanitasi, plambing dan transportasi)
d. Elektrikal (catu daya, tata cahaya, telepon, komunikasi dan alarm)
e. Tata ruang luar
5
f. Tata Graha (housekeeping)
2.3.1 Komponen Arsitektur Bangunan Gedung
Komponen arsitektur pada bangunan gedung terbagi menjadi:
a. Sarana jalan keluar
b. Dinding kaca (tempered glass)
c. Dinding keramik (mozaik)
d. Dinding lapis marmer
e. Dinding dengan penutup cladding aluminum composite
f. Pemeliharaan plafond tripleks
g. Pemeliharaan plafond akustiks
h. Pemeliharaan plafond gipsum
i. Pemeliharaan plafond kayu
j. Pemeliharaan plafond metal
k. Pemeliharaan kunci, grendel dan engsel
l. Pemeliharaan sliding door, rolling door dan folding door
m. Pemeliharaan kusen aluminium
n. Pemeliharaan kusen kayu
o. Pemeliharaan kusen plastik dan besi
p. Pemeliharaan door closer
2.4 Pengertian Risiko
Risiko merupakan suatu keadaan adanya ketidakpastian dan tingkat
ketidakpastiannya terukur secara kuantitatif. Risiko juga dapat diartikan sebagai
suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian. Risiko berhubungan dengan
ketidakpastian ini terjadi oleh karena kurang atau tidak tersedianya cukup informasi
tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti (uncertainty) dapat berakibat
menguntungkan atau merugikan.
Seluruh kegiatan yang dilakukan baik perorangan atau perusahaan
mengandung risiko. Kegiatan bisnis sangat erat kaitannya dengan risiko. Risiko
dalam kegiatan bisnis juga dikaitkan dengan besarnya pengembalian yang akan
diterima oleh pengambil risiko. Semakin besar risiko yang dihadapi umumnya
6
dapat diperhitungkan bahwa pengembalian yang diterima juga akan lebih besar.
Menurut Griffin (2002:715), risiko adalah ketidakpastian tentang peristiwa masa
depan atas hasil yang diinginkan atau tidak diinginkan. Menurut Hanafi (2006:1),
risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah
proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Sedangkan
Menurut Vaughan (1978), risiko memiliki beberapa arti dan definisi, yaitu:
a. Risk is the chance of loss (risiko adalah kans kerugian). Chance of loss
berhubungan dengan suatu exposure (paparan) terhadap kemungkinan
kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan
tingkat probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Dalam hal chance of loss
100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
b. Risk is the possibility of loss (risiko adalah kemungkinan kerugian). Istilah
possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada di antara nol
dan satu.
c. Risk is uncertainty (risiko adalah ketidakpastian). Uncertainty bersifat
subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan penilaian individu
terhadap situasi resiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu
yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi
risiko berikut.
d. Risk is the dispersion of actual from expected results (risiko merupakan
penyebaran hasil aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik
mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai di sekitar
suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.
e. Risk is the probability of any outcome different from the one expected (risiko
adalah probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang
diharapkan). Risiko bukan probabilitas dari suatu kejadian tunggal, tetapi
probabilitas dari beberapa hasil yang berbeda dari yang diharapkan.
2.5 Jenis-jenis Risiko
Menurut Hanafi (2006:6), terdapat dua jenis risiko secara umum, yaitu:
a. Risiko murni (pure risk)
Risiko murni adalah ketidakpastian terjadinya suatu kerugian atau dengan
kata lain hanya ada suatu peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan.
7
Risiko murni adalah suatu risiko yang bilamana terjadi akan memberikan kerugian
dan apabila tidak terjadi maka tidak menimbulkan kerugian namun juga tidak
menimbulkan keuntungan. Risiko ini akibatnya hanya ada dua macam: rugi atau
titik impas (break even), contohnya adalah pencurian, kecelakaan atau kebakaran.
b. Risiko spekulasi (speculative risk)
Risiko spekulasi adalah risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua
kemungkinan, yaitu peluang mengalami kerugian finansial atau memperoleh
keuntungan. Risiko ini akibatnya ada tiga macam: rugi, untung atau break event.
2.6 Sumber-sumber Risiko
Menurut Godfrey (1996), terdapat sumber-sumber risiko yang perlu diketahui
dan diidentifikasi sebagai langkah awal penanganan risiko, yaitu sebagai
berikut:
a. Politik (Political), Contohnya: Kebijaksanaan pemerintah, pendapat publik,
perubahan ideologi, peraturan, kekacauan (perang, terorisme, kerusuhan).
b. Lingkungan (Environmental), Contohnya: Pencemaran, kebisingan,
perizinan, opini publik, kebijakan internal/perusahaan, perundangan yang
berkaitan dengan lingkungan, dampak lingkungan.
c. Perencanaan (Planning), Contohnya: Persyaratan perizinan, kebijakan dan
praktik, tata guna lahan, dampak sosial dan ekonomi, opini publik.
d. Pemasaran (Market), Contohnya: Permintaan (perkiraan), persaingan,
keusangan, kepuasan pelanggan, mode.
e. Ekonomi (Economic), Contohnya: Kebijakan keuangan, perpajakan, inflasi,
suku bunga, nilai tukar.
f. Keuangan (Financial), Contohnya: Kebangkrutan, keuntungan, asuransi, risk
share.
g. Alami (Natural), Contohnya: Kondisi tanah di luar dugaan, cuaca, gempa,
kebakaran dan ledakan, temuan situs arkeologi.
h. Proyek (Project), Contohnya: Definisi, strategi pengadaan, persyaratan unjuk
kerja, standar, kepemimpinan, organisasi (kedewasaan, komitmen,
kompetensi dan pengalaman), perencanaan dan pengendalian kualitas,
rencana kerja, tenaga kerja dan sumber daya, komunikasi dan budaya.
8
i. Teknis (Technic), Contohnya: Kelengkapan desain, efisiensi operasional,
keandalan.
j. Manusia (Human), Contohnya: Kesalahan, tidak kompeten, kelalaian,
kelelahan, kemampuan berkomunikasi, budaya, bekerja dalam kondisi gelap
atau malam hari.
k. Kriminal (Criminal), Contohnya: Kurang aman, perusakan, pencurian,
penipuan, korupsi.
l. Keselamatan (Safety), Contohnya: Peraturan (kesehatan dan keselamatan
kerja), zat berbahaya, bertabrakan, keruntuhan, kebanjiran, kebakaran dan
ledakan.
2.7 Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur atau metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan atau
pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh
penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta
tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko
yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat
yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman
yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di
sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi
manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
Secara umum manajemen risiko didefinisikan sebagai proses,
mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan mengembangkan strategi
untuk mengelolah risiko tersebut. Dalam hal ini manajemen risiko akan
9
melibatkan proses-proses, metode dan teknik yang membantu manajer proyek
maksimumkan probabilitas dan konsekuensi dari event positif dan minimasi
probabilitas dan konsekuensi event yang berlawanan.
Dalam manajemen proyek, yang dimaksud dengan manajemen risiko proyek
adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko
selam umur proyek dan tetap menjamin tercapainya tujuan proyek.
2.8 Proses Manajemen Risiko
Proses yang dilalui dalam manajemen risiko adalah:
a. Penetapan Manajemen Risiko, penetapan meliputi langkah memutuskan
bagaimana mendekati dan merencanakan aktivitas manajemen risiko untuk
proyek.
b. Identifikasi Risiko, tahapan selanjutnya dari proses identifikasi risiko adalah
mengenali jenis-jenis risiko yang mungkin (dan umumnya) dihadapi oleh
setiap pelaku bisnis.
c. Analisis Risiko Kualitatif, analisis kualitatif dalam manajemen risiko adalah
proses menilai (assessment) impak dan kemungkinan dari risiko yang sudah
diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan
efeknya terhadap tujuan proyek. Skala pengukuran yang digunakan dalam
analisa kualitatif adalah Australian Standard/New Zealand Standard
(AS/NZS) 4360:2004. Skala pengukurannya sebagai berikut:
Tabel 2.1. Skala Pengukuran kemungkinan (likelihood) AS/NZS 4360:2004
A Hampir pasti terjadi dan akan terjadi di semua situasi (almost certain)
B Kemungkinan akan terjadi di semua situasi (likely)
C Moderat, seharusnya terjadi di suatu waktu (moderate)
D Cenderung dapat terjadi di suatu waktu (unlikely)
E Jarang terjadi (rare)
Tabel 2.2. Skala pengukuran analisa tingkat keparahan (severity) menurut
AS/NZS 4360:2004
Negligible Tanpa kecelakaan manusia dan kerugian materi.
Minor Bantuan kecelakaan awal, kerugian materi yang medium.
10
Moderat Diharuskan penanganan secara medis, kerugian materi yang
cukup tinggi.
Major Kecelakaan yang berat, kehilangan kemampuan operasi/
produksi, kerugian materi yang tinggi.
Extreme Bahaya radiasi dengan efek penyebaran yang luas, kerugian
yang sangat besar.
Evaluasi tingkatan resiko ditabelkan dan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 2.3. Tingkatan risiko menurut AS/NZS 4360:2004
(Sumber: Risk Management Guidelines)
Keterangan:
a) Very High Risk: Risiko Sangat tinggi.
b) High Risk: Risiko tinggi
c) Medium Risk: Risiko Sedang
d) Low Risk: Risiko Rendah
d. Analisis Risiko Kuantitatif adalah proses identifikasi secara numerik
probabilitas dari setiap risiko dan konsekuensinya terhadap tujuan proyek.
e. Evaluasi Risiko, Membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko
untuk menentukan bagaimana penanganan risiko yang akan diterapkan
f. Pengendalian dan Monitoring Risiko, langkah ini adalah proses mengawasi
risiko yang sudah diidentifikasi, memonitor risiko yang tersisa, dan
mengidentifikasikan risiko baru, memastikan pelaksanaan risk management
plan dan mengevaluasi keefektifannya dalam mengurangi risiko.
11
Gambar 2.1. Proses manajemen risiko menurut AS/NZS 4360:2004
(Sumber: Risk Management Guidelines)
2.9 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang atau
makhluk hidup, namun juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan
hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, akan tetapi
meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek
tersebut. Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi, karena satu orang
tersebut memiliki berbagai karakteristik, seperti gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi,
dan sebagainya. Menurut Margono (2004), populasi merupakan seluruh data yang
menjadi pusat perhatian seorang peneliti dalam ruang lingkup dan waktu yang telah
ditentukan. Populasi berkaitan dengan data-data. Jika setiap manusia memberikan
suatu data, maka ukuran atau banyaknya populasi akan sama dengan banyaknya
manusia. Menurut Sugiyono (2008:115), populasi adalah wilayah generalisasi
12
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu.
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
2.10 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui suatu cara tertentu
yang memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap, yang dianggap bisa
mewakili populasi. Dengan kata lain pengertian sampel adalah sebagian, atau
subset, dari suatu populasi. Menurut Sugiyono (2008:116) sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan
menurut Arikunto (2008:116) Penentuan pengambilan sampel adalah sebagai
berikut:
Apabila kurang dari 100 lebih baik diambil semua hingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara
10-15% atau 20-55% atau lebih tergantung sedikit banyaknya dari:
a. Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana
b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya dana.
Besaran sampel untuk melakukan kegiatan penelitian dapat ditentukan
dengan menggunakan rumus Slovin (Prasetyo dan Jannah, 2015)
𝑛 =𝑁
1+𝑁𝑒2 ………………………………….….(2.1)
n = Besaran sampel
N = Besaran populasi
e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran
ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)
Secara lebih spesifik penentuan besaran sampel pada masing-masing
kelompok dengan menggunakan rumus (Prasetyo dan Jannah):
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒 =𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑃𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙× 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑙𝑒………………….(2.2)
2.11 Sampling
Teknik sampling adalah bagian dari metodologi statistika yang berhubungan
dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan
metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk
13
menggeneralisasikan keseluruhan populasi. Menurut Sugiyono (2003:74-78).
Sampling adalah teknik pengambilan sampel. Ada dua macam teknik pengambilan
sampel menurut Sugiyono yaitu:
a) Random Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi
baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama
untuk dipilih sebagai anggota sampel. Cara pengambilan sampel dengan
random ada tiga cara:
a. Cara undian adalah pengambilan sampel dengan cara memberikan
kesempatan kepada setiap individu untuk menjadi anggota sampel.
b. Cara ordinal adalah cara pengambilan sampel dengan cara kelipatan dari
sampel sebelumnya, misalkan kelipatan dua, kelipatan tiga, dan
seterusnya.
c. Cara randomisasi adalah pengambilan sampling melalui tabel bilangan
random.
b) Non Random Sampling
Adalah cara pengambilan sampel yang tidak semua anggota sampel diberi
kesempatan untuk dipilih sebagai anggota sampel. Cara pengambilan sampel
dengan non random sampling ada tujuh cara yaitu:
a. Proportional sampling yang adalah pengambilan sampel yang
memperhatikan pertimbangan unsur-unsur atau kategori dalam populasi
penelitian.
b. Stratified sampling adalah cara pengambilan sampel dari populasi yang
terdiri dari strata yang mempunyai susunan bertingkat.
c. Purposive sampling adalah cara pengambilan sampel dengan menetapkan
ciri yang sesuai dengan tujuan.
d. Quota sampling adalah cara pengambilan sampel berdasarkan ruang dan
tempat.
e. Double sampling atau sampling kembar. Dalam double sampling,
penelitian dimulai dengan sebuah sampel yang relatif berukuran kecil.
Jika hasilnya tidak dapat memberikan kepastian, maka sampel yang kedua
perlu diambil dan berdasarkan tambahan sampel kedua, lalu membuat
kesimpulan.
14
f. Area probability sampling adalah cara pengambilan sampel yang
menunjukkan cara tertentu atau bagian sampel yang memiliki ciri-ciri
populasi.
g. Cluster sampling adalah cara pengambilan sampel yang berdasarkan pada
cluster-cluster tertentu.
h. Combine adalah gabungan antara beberapa sampling dalam teknik
random sampling dan teknik non random sampling di atas sehingga
menyiapkan tampilan komunikasi.
2.12 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan
penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan
sebagainya. Menurut Arikunto (2002:136) metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya. Teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu
a) kuesioner atau angket.
Pengertian metode angket menurut Arikunto (2006:151) bahwa angket adalah
pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Sedangkan menurut
Sugiyono (2008:199) angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada sampel untuk dijawab.
Kelebihan metode angket:
a. Menghemat waktu, dengan waktu yang singkat dapat memperoleh data
b. Menghemat biaya, karena tidak memerlukan banyak peralatan
c. Menghemat tenaga
Kekurangan metode angket:
a. Ada kemungkinan para responden dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan yang diampaikan tidak jujur
b. Apabila pertanyaan kurang jelas dapat mengakibatkan jawaban bermacam-
macam
Langkah-langkah pelaksanaan angket adalah sebagai berikut:
15
a. Penulis membuat daftar pertanyaan
b. Lalu diberikan kepada reponden
c. Setelah selesai dijawab segera disusun untuk diolah sesuai dengan standar
yang ditetapkan sebelumnya, kemudian disajikan dalam laporan penelitian.
b) Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) Dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Metode dokumentasi ini
dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di PT.
Jagat Interindo, yaitu berupa:
a. Profil perusahaan
b. Proyek yang dikerjakan di proyek konstruksi Borneo Bay Balikpapan
c. Hasil pekerjaan (dalam bentuk gambar, peneliti datang mengunjungi
lokasi)
2.13 Uji Kualitas Data
Uji kualitas data adalah uji yang disyaratkan dalam penelitian dengan
instrument angket/kuesioner agar data yang diperoleh dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya. Uji ini terdiri atas uji validitas dan reliabilitas.
Uji Validitas berkaitan dengan keandalan kuesioner tersebut yang mana
sebuah kuesioner diharapkan mampu mengukur konstruk, atau variabel sesuai
dengan indikator yang disusun, jika ternyata variabel/konstruk tersebut tidak dapat
diukur maka kuesioner/pernyataan kuesioner tersebut tidak valid.
Uji Reliabilitas terkait dengan tingkat stabilitas kuesioner, artinya kuesioner
yang disusun mampu memberikan jawaban yang sama dari waktu kewaktu apabila
diajukan kembali ke responden yang sama. Kuesioner yang apabila memberikan
jawaban yang berubah-ubah dengan sampel yang sama maka akan dianggap tidak
reliable.
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Tempat penelitiannya terletak di Kota Balikpapan tepat di kawasan hunian
Borneo Bay, dengan alamat Jl. Jenderal Sudirman No.1, Klandasan Ilir. Borneo Bay
adalah proyek dari PT. Agung Podomoro Land dan merupakan Waterfront
Superblock pertama di Kota Balikpapan. Karena proyek pembangunan berskala
besar, banyak perusahaan kontraktor yang dipekerjakan dalam proyek tersebut,
seperti PT. Multibangun Adhitama Konstruksi yang berperan sebagai main
contractor dengan tugas membangun struktur bangunan apartemen Borneo Bay.
Main contractor juga merekrut sub-contractor untuk bergabung dan bekerja sama
dalam pembangunan Borneo Bay, seperti PT. Tropica Greeneries dalam bidang
pengurusan landscape dan PT. Sawunggaling Karya Konstruksi dalam pekerjaan
konstruksi baja. PT. Jagat Interindo juga masuk di dalam proyek ini dan bertugas
dalam pemasangan fasade bangunan.
3.2 Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian deskriptif. Tujuan
penelitian ini, yaitu mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, yaitu dengan
kuesioner sebagai instrumen untuk menjawab seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden.
3.3 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan:
a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan dengan pencarian literatur melalui jurnal nasional,
penelitian terdahulu, internet dan buku mengenai teori-teori yang berhubungan
dengan permasalahan yang dikaji.
b. Instrumen Pengumpulan Data (Kuesioner)
17
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berbentuk checklist.
Langkah-langkah penyusunan instrumen dapat diawali dengan penjabaran menjadi
variabel, dimensi, indikator, dan komponen-komponennya.
Tabel 3.1 Variabel, dimensi, indikator, sub-indikator
Variabel Dimensi Indikator Sub-Indikator
Manajemen Pengangkutan Mengangkut Aluminium - Tangan Terjepit Aluminium
Risiko Material Frame - Kaki Tertimpa Aluminium
K3 - Kaki Tersandung Aluminium dan
Sampah Material
- Kepala Tertimpa Aluminium
- Tergores Bagian Tajam Material
Angkut Kaca - Kaca Pecah
- Tangan Tergores
- Kaki Tersandung Sampah Material
Angkut Alumunium - Tangan Terjepit ACP
Composit Panel (ACP) - Kaki Tertimpa ACP
- Kaki Tersandung Sampah Material
- Kepala Tertimpa ACP
- Tergores Bagian Tajam Material
Pemasangan Pemasangan Aluminium - Tangan Terkena Bor
Fasade Frame - Tangan Terjepit
- Tersengat Listrik
Pemasangan Kaca dari - Kaca Pecah
Sisi Luar Menggunakan - Tangan Tergores
Gondola - Tali Sling Putus
- Motor Gondola Slip
Pemasangan Bracket di - Terpapar Debu
Pinggir Lantai - Jatuh dari Ketinggian
- Jatuh dari Scaffolding
- Benda Jatuh
Seluruh pernyataan yang disusun ditempatkan dalam lembaran instrumen
kuesioner. Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yaitu data primer dan data
sekunder.
Data primer diperoleh dari penyebaran kuesioner tentang penilaian atau
persepsi tentang manajemen risiko K3 pada pekerjaan pembangunan gedung.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari pihak manajemen pengelola atau
kontraktor, selain itu didapat juga dari literatur seperti buku, media elektronik atau
internet dan sumber-sumber yang menunjang dalam penelitian. Flow chart dapat
dilihat pada gambar dibawah ini;
18
Gambar 3.1. Flow Chart
19
3.4 Jumlah Sampel
Populasi yang diambil untuk penelitian ini adalah pekerja dan staff PT. Jagat
Interindo cabang Balikpapan yang terlibat dalam proyek pembangunan Borneo Bay
Balikpapan.
Tabel 3.2. Jumlah populasi
Jumlah Populasi Pekerja Staff
136 orang 125 orang 11 orang
Karena jumlah populasi lebih dari 100 orang, maka jumlah subjek yang bisa
diambil agar sampel valid adalah dalam range 20 sampai 55 persen (Arikunto,
2008). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 40 persen. Maka jumlah sampel
agar data terhitung valid adalah:
40
100 × 136 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 = 54,4 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑑𝑖 55 𝑜𝑟𝑔)
Tabel 3.3. Validitas penelitian
Jumlah Populasi Persentase Valid Jumlah Sampel
136 orang 40% 55 orang
Setelah mendapatkan jumlah sampel yang valid, rumus Slovin (Rumus 2.1)
digunakan untuk menentukan jumlah responden untuk penelitian dengan margin
error 10 persen.
136
1 + 136 × 10%= 57,6 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑑𝑖 58 𝑜𝑟𝑔)
Jumlah responden lebih dari 55 orang, maka masih terhitung valid.
Di penelitian ini, peneliti menggunakan jumlah sampel 58 orang.
Secara lebih spesifik penentuan besaran sampel pada staff dan pekerja adalah
sebagai berikut:
1. Staff
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =11 𝑜𝑟𝑔
136 𝑜𝑟𝑔× 58 𝑜𝑟𝑔 = 4,7 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑑𝑖 5 𝑜𝑟𝑔)
2. Pekerja
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 =125 𝑜𝑟𝑔
136 𝑜𝑟𝑔× 58 𝑜𝑟𝑔 = 53,3 (𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑗𝑎𝑑𝑖 53 𝑜𝑟𝑔)
Adapun rincian populasi dan sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada
tabel dan grafik di bawah ini:
20
Tabel 3.4. Rincian populasi dan sampel
Kategori Karyawan Populasi Jumlah sampel
Staff 11 orang 5 orang
Pekerja 125 orang 53 orang
Total 136 orang 58 orang
Gambar 3.2 Grafik rincian populasi dan sampel
125
11
53
5
0
20
40
60
80
100
120
140
Pekerja Staff
Rincian Populasi dan Sampel
Populasi Jumlah Sampel
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Responden Penelitian
Berikut adalah data dari 58 responden yang diperoleh dari kuesioner dilihat dari
kategori karyawan yang bekerja di PT. Jagat Interindo.
a. Pekerja : 91%
b. Staff : 9%
4.2 Analisa Risiko
Analisa risiko adalah tahap pengukuran risiko yang dinilai berdasarkan jawaban
hasil kuesioner 58 responden tentang risiko-risiko yang terjadi di Proyek Borneo Bay.
Risiko diformulasikan sebagai fungsi dari probabilitas (probability) dan dampak
negatif (impact). Atau indeks risiko = kemungkinan terjadi (likelihood) × tingkat
keparahan (severity). Tabel di bawah ini adalah tabel hasil perhitungan indeks risiko.
Data berisi jawaban responden selengkapnya tercantum di lampiran iv.
Tabel 4.1 Hasil perhitungan indeks risiko
No Pernyataan L S IR Kategori
A. Pengangkutan material
1 Mengangkut Aluminium Frame
1.1 Tangan terjepit aluminium 3.59 1 3.59 Low
1.2 Kaki tertimpa aluminium 3.5 1 3.5 Low
1.3 Kaki tersandung aluminium dan sampah 2.6 2 5.2 Medium
material (batu, puing, dll)
1.4 Kepala tertimpa aluminium 3.83 2 7.66 Medium
1.5 Tergores bagian tajam material 3.78 2 7.56 Medium
2 Angkut kaca
2.1 Kaca pecah saat pengangkutan 3.79 2 7.58 Medium
2.2 Tangan tergores saat pengangkutan kaca 2.21 2 4.42 Low
2.3 Kaki tersandung sampah material 2.41 2 4.82 Low
22
No Pernyataan L S IR Kategori
3 Angkut Aluminium Composite Panel (ACP)
3.1 Tangan terjepit ACP 3.71 2 7.42 Medium
3.2 Kaki tertimpa ACP 3.6 2 7.2 Medium
3.3 Kaki tersandung ACP dan sampah
material 2.33 1 2.33 Low
3.4 Kepala tertimpa ACP 4.41 2 8.82 Medium
3.5 Tergores bagian tajam material 2.48 2 4.96 Low
B. Pemasangan Fasade
4 Pemasangan aluminium frame
4.1 Tangan terkena bor saat pasang
aluminium 3.67 3 11 High
4.2 Tangan terjepit aluminium 3.79 2 7.58 Medium
4.3 Tersengat listrik 2.53 2 5.06 Medium
5 Pemasangan kaca dari sisi luar bangunan
(menggunakan gondola)
5.1 Kaca pecah saat proses pemasangan 3.47 1 3.47 Low
5.2 Tangan tergores saat pemasangan kaca 2.41 1 2.41 Low
5.3 Tali sling putus 4.5 3 13.5 High
5.4 Motor gondola slip 2.55 4 10.2 High
6 Pemasangan bracket di pinggir lantai
6.1 Terpapar debu 1.97 1 1.97 Low
6.2 Jatuh dari ketinggian 3.81 4 15.2 High
6.3 Jatuh dari scaffolding 3.81 4 15.2 High
6.4 Benda jatuh 2.72 2 5.44 Medium
Keterangan:
a. L = Likelihood
b. S = Severity
c. IR = Indeks Risiko (L×S)
23
4.3 Evaluasi Risiko
a. Identifikasi Risiko
Dari hasil identifikasi risiko yang diteliti terdapat 24 variabel risiko total yang
terdiri dari 13 risiko saat proses pengangkutan material dan 11 risiko pemasangan
fasade. Dari 24 variabel risiko tersebut dilakukan pengelompokan berdasarkan
kesamaan potensi risiko dari aktivitas/area yang berbeda.
Gambar 4.1 Pengelompokan risiko
b. Penilaian Risiko
Dari hasil analisa menggunakan standar AS/NZS 4360:2004 sebagai acuan,
terdapat 5 risiko yang menempati peringkat high risk, 10 risiko yang menempati
medium risk dan 9 risiko yang menempati peringkat low risk.
Tabel 4.2 Kategori risiko dari high ke low
No. Risiko IR Kategori
1 Jatuh dari ketinggian 15.2 High
2 Jatuh dari scaffolding 15.2 High
3 Tali sling putus 13.5 High
4 Tangan terkena bor saat pasang aluminium 11 High
5 motor gondola slip 10.2 High
6 Kepala tertimpa ACP 8.82 Medium
7 Kepala tertimpa aluminium 7.66 Medium
12.5%
16.7%
12.5%
16.7%
4.2%
4.2%
8.2%
20.8%
4.2%
Pengelompokan Risiko
Terjepit Tertimpa Tersandung Tergores Terkena bor
Tersengat listrik Kaca pecah Jatuh Terpapar debu
24
No. Risiko IR Kategori
8 Kaca pecah saat pengangkutan 7.58 Medium
9 Tangan terjepit aluminium (pemasangan fasade) 7.58 Medium
10 Tergores bagian tajam material (angkut material) 7.56 Medium
11 Tangan terjepit ACP 7.42 Medium
12 Kaki tertimpa ACP 7.2 Medium
13 Benda jatuh 5.44 Medium
14 Kaki tersandung aluminium dan sampah material 5.2 Medium
(batu, puing, dll).
15 Tersengat listrik 5.06 Medium
16 Tergores bagian tajam material (angkut ACP) 4.96 Low
17 Kaki tersandung sampah material 4.82 Low
18 Tangan terjepit aluminium 3.59 Low
19 Kaki terjepit aluminium 3.5 Low
20 Kaca pecah saat proses pemasangan 3.47 Low
21 Tangan tergores saat pengangkutan kaca 2.41 Low
22 Tangan tergores saat pemasangan kaca 2.41 Low
23 Kaki tersandung ACP dan sampah material 2.33 Low
24 Terpapar debu 1.97 Low
4.4 Pengendalian Risiko
Berikut adalah pedoman pengendalian risiko menurut AS/NZS 4360:2004.
a) Eliminasi
Eliminasi merupakan langkah pengendalian yang lebih baik untuk dapat
mengendalikan likelihood. Risiko dapat dihindarkan dengan menghilangkan
sumbernya. Jika sumber bahaya tidak ada maka tidak ada risiko.
b) Substitusi
Substitusi adalah mengganti bahan, alat atau cara kerja dengan yang lain
sehingga kemungkinan kecelakaan dapat ditekan.
c) Pengendalian teknis (engineering control)
Pengendalian teknis dapat merubah jalur transmisi bahaya atau mengisolasi
bahaya. Pengendalian teknis antara lain:
a. Menjaga jarak yang aman
25
b. Penggunaan sistem pengaman dan pelindung
c. Proses tertutup
d) Administratif
Prinsip dari pengendalian ini adalah untuk mengurangi kontak antara penerima
dengan sumber bahaya. Pengendalian administratif diantaranya:
a. Pengaturan waktu kerja
b. Prosedur kerja aman (SOP)
c. Pemilihan/seleksi pekerja
e) Alat Pelindung Diri (APD)
APD merupakan alat perlindungan diri bagi pekerja yang bertujuan untuk
mencegah atau meminimalisir dampak/akibat yang terjadi apabila ada kecelakaan.
Berdasarkan tabel 4.2, risiko K3 yang masuk kategori high risk ada 5, yaitu:
a. Jatuh dari ketinggian
b. Jatuh dari scaffolding
c. Tali sling putus
d. Tangan terkena bor saat pasang aluminium
e. Motor gondola slip
Risiko K3 yang masuk kategori high risk merupakan risiko yang paling berbahaya dan
perlu penanganan secepatnya. Untuk meminimalkan risiko-risiko tersebut, usaha yang
perlu dilakukan adalah:
a) Lakukan pekerjaan sesuai perencanaan dan gunakan fall protection. Ada dua jenis
fall protection, yaitu:
a. Collective fall protection
Adalah perangkat yang mencegah pekerja jatuh seperti pagar/guardrail,
platform kerja, dsb. Tambahkan peralatan lain seperti jaring (safety net), air
bags atau crash decking.
b. Individual fall protection
Adalah perangkat yang melindungi pekerja jika pekerja jatuh seperti fall
arrest system. Dapat menggunakan full body harness dan line.
26
b) Untuk pekerja yang bekerja di tempat tinggi, lakukan persiapan keamanan untuk
mengurangi kemungkinan jatuh dari ketinggian seperti:
a. Mempersiapkan APD yang diperlukan
b. Menggunakan jaring pengaman
c. Memperhatikan beban maksimum yang dapat ditahan oleh struktur dimana
pekerja melakukan kerjaannya
d. Hati-hati ada kemungkinan benda jatuh
e. Perhatikan apabila ada lubang atau pijakan yang tidak kuat
f. Beri tanda pada tempat atau daerah yang berbahaya.
c) Sebelum menggunakan scaffolding, pastikan scaffolding layak pakai dan sudah
diberi tag (tanda) oleh pihak scaffolder bahwa alat tersebut masih layak untuk
digunakan.
d) Tali sling bisa putus apabila gondola menampung berat lebih dari kapasitas yang
dianjurkan. Maka pastikan kapasitas angkut gondola tidak melebihi beban standar
yang sudah ditentukan.
e) Gunakan sarung tangan pelindung dan berhati-hati saat proses pemasangan
aluminium menggunakan bor.
f) Sebelum menggunakan gondola, pastikan dahulu apakah mesin berfungsi dengan
baik atau tidak, untuk menghindari kecelakaan seperti motor gondola slip saat
sedang bekerja.
g) Hanya operator yang kompeten dan bersetifikat yang boleh mengoperasikan
gondola.
27
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisa dalam penelitian ini, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
a. Dari total 24 variabel risiko, risiko yang masuk dalam kategori high risk adalah
sebanyak 5 risiko (20.8%), medium risk sebanyak 10 risiko (41.7%), dan low risk
sebanyak 9 risiko (37.5%).
b. Dari perkalian likelihood dan severity, maka diperoleh nilai tertinggi dari indeks
risiko adalah risiko terjatuh dari ketinggian dan jatuh dari scaffolding dengan nilai
15.2.
c. Secara umum ada 5 cara dalam menekan risiko kecelakaan kerja, yaitu dengan cara
eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, administrasi, dan penggunaan APD.
Serta risiko yang memasuki kategori high risk merupakan risiko yang memiliki
persentase bahaya yang paling tinggi dan karena itu harus ditangani secepatnya.
5.2 Saran
a. K3 harus dibudayakan dan dilaksanakan secara efektif oleh para pekerja, staff, dan
semua yang ada dalam satu organisasi perusahaan atau proyek. Manajemen risiko
K3 harus menjamin adanya tindakan perbaikan kinerja dan budaya keselamatan
secara berkesinambungan sehingga target zero accident dapat tercapai.
b. Sebaiknya perusahaan memberi sanksi atau denda pada setiap pekerja yang
melanggar peraturan, dan memberikan penghargaan atau hadiah bagi setiap
pekerja yang disiplin dan menaati peraturan yang ada (sistem reward dan
punishment).
28
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. AS/NZS 4360 (2004). 3rd Edition The Australian and New Zealand
Standard on Risk Management. Broadleaf Capital International Pty Ltd.
NSW Australia.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Metodelogi penelitian. Yogyakarta: Bina Aksara.
David, Prins. 2017. Angka Kecelakaan RI meningkat ke 123 ribu kasus, [online],
(https://finance.detik.com/moneter/d-3853101/angka-celaka-ri-naik-ke-
123-ribu-kasus-di-2017, diakses tanggal 9 April 2018)
Godfrey, Patrick S., Sir William Halcrow and Partners Ltd. 1996. Control of Risk:
A Guide to the Systematic Management of Risk from Construction.
London: CIRIA.
Griffin, R.W. 2002. Management jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hanafi, Mamduh. 2006. Manajemen Resiko. Yogyakarta: YKPN.
Jorion, P. 1997. Value at Risk. Chicago: Irvine.
Octavianus, Fanny. 2015. Angka Kecelakaan Kerja di Indonesia, [online],
(https://www.suarakarya.id/category/3/bisnis/angka-kecelakaan-kerja,
diakses tanggal 9 April 2018)
Sadgrove, Kid. 2005. The Complete Guide to Business Risk Management. Gower
Publishing Limited: Burlington.
Sari, Novita. Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada Pekerjaan
Konstruksi. Tugas Akhir Teknik Sipil Fakultas Untan
Soputan, Gabby. 2014. Manajemen Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Studi kasus pada Pembangunan Gedung SMA Eben Haezar. Jurnal Teknik
Sipil Vol.4 No.4, Desember 2014 (229-238) ISSN: 2087-9334 Universitas
Sam Ratulangi.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Pusat Bahasa Depdiknas.
Vaughan, E.J dan Curtis M. Elliot. 1978. Fundamentals of Risk and Insurance.
Toronto: John Wiley & Sons Inc.
Wicaksono, Iman.K. dan Singgih, Moses. 2011. Manajemen Resiko K3
(Keselamatan Dan Kesehatan Kerja) Pada Proyek Pembangunan
Apartemen Puncak Permai Surabaya. Prosiding Seminar Nasional
Manajemen Teknologi XIII, Program Studi MMT-ITS, Surabaya.
LAMPIRAN 1 – KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN
MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Dengan hormat,
Dalam rangka penulisan laporan akhir di Perguruan Tinggi Politkenik
Negeri Balikpapan. Laporan akhir ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Ahli Madya dari Politeknik Negeri Balikpapan, maka saya memohon dengan
sangat kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi Kuesioner yang telah disediakan.
Kuesioner ini bukan tes dari atasan atau dari manapun, maka dari itu
Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu takut atau ragu-ragu dalam memberikan jawaban
yang sejujurnya. Setiap jawaban yang diberikan merupakan bantuan yang tidak
ternilai harganya bagi penelitian ini. Atas perhatian dan bantuannya saya
mengucapkan terima kasih.
I. PETUNJUK PENGISIAN
a. Mohon dengan hormat bantuan dan kesedian Bapak/Ibu/Saudara untuk
menjawab seluruh pertanyaan yang ada.
b. Berilah tanda silang atau centang pada kolom yang Bapak/Ibu/Saudara
pilih sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
II. IDENTITAS RESPONDEN
Kategori karyawan : : Pekerja
: Staff
III. KETERANGAN PENGISIAN KUESIONER
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mencentang pada jawaban yang
paling sesuai menurut anda dengan kriteria sebagai berikut:
A = Selalu terjadi
B = Sering terjadi
C = Kadang-kadang terjadi
D = Hampir tidak pernah terjadi
E = Tidak pernah terjadi
IV. TABEL DAFTAR PERNYATAAN
No. Pernyataan A B C D E
A. Pengangkutan material
1 Mengangkut Aluminium Frame
1.1 Tangan terjepit aluminium
1.2 Kaki tertimpa aluminium
1.3 Kaki tersandung aluminium dan sampah
material (batu, puing, dll)
1.4 Kepala tertimpa aluminium
1.5 Tergores bagian tajam material
2 Angkut kaca
2.1 Kaca pecah saat pengangkutan
2.2 Tangan tergores saat pengangkutan kaca
2.3 Kaki tersandung sampah material
3 Angkut Aluminium Composite Panel (ACP)
3.1 Tangan terjepit ACP
3.2 Kaki tertimpa ACP
3.3 Kaki tersandung ACP dan sampah material
3.4 Kepala tertimpa ACP
3.5 Tergores bagian tajam material
B. Pemasangan Fasade
4 Pemasangan aluminium frame
4.1 Tangan terkena bor saat pasang aluminium
4.2 Tangan terjepit aluminium
4.3 Tersengat listrik
5 Pemasangan kaca dari sisi luar bangunan
(menggunakan gondola)
5.1 Kaca pecah saat proses pemasangan
5.2 Tangan tergores saat pemasangan kaca
5.3 Tali sling putus
5.4 Motor gondola slip
6 Pemasangan bracket di pinggir lantai
6.1 Terpapar debu
6.2 Jatuh dari ketinggian
6.3 Jatuh dari scaffolding
6.4 Benda jatuh
LAMPIRAN II – JAWABAN SURAT PERMOHONAN DATA
31
LAMPIRAN III – GAMBAR PERENCANAAN DAN BANGUNAN EKSISTING
32
Borneo Bay Concept Area
Proyek Borneo Bay City
33
Pekerja dan staff dikumpulkan sebelum pembagian kuesioner
Pekerja dan staff mengisi kuesioner
LAMPIRAN IV – JAWABAN KUESIONER RESPONDEN
34
Indikator Kuesioner
NR 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4.1 4.2 4.3 5.1 5.2 5.3 5.4 6.1 6.2 6.3 6.4
1 3 3 2 4 4 4 2 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 5 3 2 4 4 3
2 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2 4 2 2 4 4 3
3 4 4 3 3 4 3 2 2 4 3 2 5 2 4 4 2 4 2 4 3 3 4 4 2
4 3 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 3 3 3 2 4 3 4 2 3 4 4 3
5 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 2 5 3 4 4 3 3 2 5 2 2 3 4 3
6 3 4 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4 2 4 4 2 4 2 4 3 3 4 4 2
7 4 3 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 5 2 1 4 4 3
8 4 4 2 4 3 3 3 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3 2 4 3 3 4 4 2
9 4 4 3 4 4 4 2 2 4 3 2 5 3 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 2
10 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 2 4 2 4 4 2 3 2 5 2 1 3 4 3
11 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4 2 3 4 2 3 3 5 3 2 4 4 3
12 3 4 3 3 4 4 2 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3
13 4 3 3 4 4 4 2 2 3 3 2 5 3 4 4 3 3 2 5 3 1 4 4 3
14 4 4 3 4 4 3 2 2 4 4 2 5 3 4 4 2 3 3 5 2 1 4 3 3
15 4 3 2 4 4 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 3 4 3 5 2 2 3 4 3
16 4 3 2 4 4 4 2 2 3 4 3 5 2 4 4 2 4 3 4 3 1 4 3 3
17 4 3 3 4 3 4 2 2 4 3 2 5 2 4 4 3 3 3 5 2 2 4 4 2
18 4 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 5 3 3 4 2 4 3 5 2 2 4 3 3
19 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 4 2
20 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3 5 2 3 4 2 4 2 5 2 3 3 4 3
21 3 3 2 4 4 4 2 2 3 4 3 5 2 4 3 2 3 3 4 3 2 4 4 2
22 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 2 1 4 4 3
23 4 4 2 3 4 3 3 2 4 3 2 5 2 4 4 2 4 3 5 3 2 3 4 2
24 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 3 4 2 3 2 5 3 2 4 4 3
25 3 4 3 4 4 4 2 2 3 4 2 5 2 4 4 3 3 3 5 2 2 3 4 3
26 4 3 2 4 4 3 2 2 4 4 3 4 3 3 4 2 3 3 5 3 2 4 4 3
27 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 2 5 2 3 4 3 3 3 5 2 2 4 3 3
28 4 4 3 3 4 4 2 3 3 4 3 4 3 4 4 2 3 2 4 3 2 4 4 3
LAMPIRAN IV – JAWABAN KUESIONER RESPONDEN
35
Indikator Kuesioner
NR 1.1 1.2
1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 3.1
3.2 3.3 3.4 3.5 4.1 4.2 4.3 5.1 5.2
5.3 5.4 6.1 6.2 6.3 6.4
29 4 4 2 4 3 3 2 2 4 3 2 5 2 4 4 3 3 3 5 3 2 4 4 2
30 4 4 3 4 3 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 2 4 2 2 3 3 3
31 3 4 3 3 4 4 2 2 4 4 2 5 2 3 4 3 3 2 5 3 2 4 4 3
32 4 3 3 4 4 4 2 3 4 4 2 5 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3
33 3 4 2 4 4 3 2 2 4 4 2 5 3 3 3 2 4 3 5 2 2 4 4 2
34 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 3 5 2 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 3
35 3 3 2 4 4 4 2 2 4 3 2 4 2 3 4 3 4 3 5 3 2 4 4 3
36 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 5 3 4 3 3 4 3 4 2 2 4 4 2
37 3 3 3 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 3 3 3 5 2 2 4 3 3
38 3 3 2 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 2 3 4 2
39 3 3 3 4 4 4 2 2 4 4 2 4 2 4 4 3 3 2 4 3 2 4 4 3
40 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 5 2 2 4 4 3
41 4 3 2 4 4 4 2 2 3 4 2 4 2 3 4 3 3 2 4 3 1 3 4 3
42 4 4 2 4 4 4 2 3 4 3 3 5 2 4 4 3 4 2 5 2 2 4 4 3
43 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 1 4 4 3
44 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 3 5 2 4 4 3 4 2 5 2 2 4 4 3
45 3 3 2 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 3 2 5 3 3 4 4 3
46 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 2 4 2 4 4 3 3 2 4 3 2 4 4 3
47 3 3 3 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 4 4 2 4 3 4 2 1 4 4 3
48 4 4 3 4 4 3 2 2 4 3 2 4 3 4 4 3 3 2 5 3 2 4 3 3
49 3 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 2 3 2 4 3 2 4 4 3
50 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 2 4 3 2 4 4 3
51 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 2 5 3 3 3 3 3 2 5 3 3 4 3 3
52 4 4 3 3 3 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 2
53 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 4 2 4 3 3 3 2 5 3 2 4 3 3
54 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 3 5 3 3 4 3 4 2 4 2 1 4 4 2
LAMPIRAN IV – JAWABAN KUESIONER RESPONDEN
36
Indikator Kuesioner
NR 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 2.1 2.2 2.3 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 4.1 4.2 4.3 5.1 5.2 5.3 5.4 6.1 6.2 6.3 6.4
55 3 3 2 4 4 3 2 3 4 3 2 4 2 4 4 2 3 2 4 2 2 4 4 2
56 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4 2 3 3 2 4 3 5 3 3 4 3 3
57 3 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 5 2 4 4 3 3 2 4 3 2 4 4 2
58 4 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 4 2 4 4 2 4 3 4 2 2 3 4 3
RHS 3.59 3.5 2.6 3.83 3.78 3.79 2.21 2.41 3.71 3.6 2.33 4.41 2.48 3.67 3.79 2.53 3.47 2.41 4.5 2.55 1.97 3.81 3.81 2.72
KETERANGAN:
NR = NOMOR RESPONDEN
1 = SELALU TERJADI
2 = SERING TERJADI
3 = KADANG-KADANG TERJADI
4 = HAMPIR TIDAK PERNAH TERJADI
5 = TIDAK PERNAH TERJADI
RHS = RATA-RATA HASIL KUESIONER