manajemen program pembelajaran …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/amin...2 manajemen...

210
1 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran PAI Antara SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga) Oleh: Amin Murtadlo NIM. M1.11.002 Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2015 i

Upload: truongnhan

Post on 12-May-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

1

MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

PAI Antara SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah Plus Salatiga)

Oleh:

Amin Murtadlo

NIM. M1.11.002

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana

Institut Agama Islam Negeri Salatiga sebagai pelengkap persyaratan untuk

gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2015

i

Page 2: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

2

MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

PAI Antara SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah Plus Salatiga)

Oleh:

AMIN MURTADLO

NIM MI.11.002

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana

Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Sebagai pelengkap persyaratan untuk

Gelar Magister Pendidikan Islam

Salatiga, 29 September 2015

Dr. H. Sa’adi, M.Ag Dr. Adang Kuswaya, M.Ag

Pembimbing I Pembimbing II

ii

Page 3: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

3

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

PROGRAM PASCASARJANA

Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.ppsstainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 eksemplar

Hal : Naskah tesis

Saudara Amin Murtadlo

Kepada

Yth. Rektor IAIN Salatiga

di Salatiga

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama

ini, kami kirimkan naskah tesis saudara :

Nama : Amin Murtadlo

NIM : M111002

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : Manajemen Program Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (Studi Komparasi Manajemen Program

Pembelajaran PAI Antara SMA Islam Sudirman

Ambarawa dan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga)

Dengan ini kami mohon tesis saudara tersebut di atas supaya segera

dimunaqosahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Salatiga, 29 September 2015

Pembimbing

Dr. H. Saadi, M.Ag.

NIP. 19630420 199203 1 003

Page 4: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

4

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Amin Murtadlo

NIM : M1.11.002

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Tanggal Ujian : Kamis, 1 Oktober 2015

Judul Tesis :Manajemen Program Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (Studi Komparasi Manajemen Program

Pembelajaran PAI Antara SMA Islam Sudirman

Ambarawa dan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga).

Panitia Munaqosah Tesis

Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag.

Sekretaris Penguji : Dr. Winarno, M.Pd.

Penguji I : Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag.

Penguji II : Dr. H. Dr. Miftahuddin, M.Ag.

Penguji III : Dr. H. Sa’adi, M.Ag

Page 5: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

5

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

”Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis ini hasil karya saya

sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa

pengakuan bahan- bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis orang

lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijazah pada

Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, 29 September 2015

Yang membuat pernyataan,

Amin Murtadlo

Page 6: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

6

ABSTRAK

Judul tesis: Manajemen Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi

Komparasi Manajemen Program Pembelajaran PAI Antara SMA

Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah Plus

Salatiga).

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan manajemen yang sedang

dilaksanakan dan mengungkap perbedaan manajemen program pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga. Adapun rumusan

masalah pada peneltian ini adalah: 1) Bagaimana proses perencanaan program

pembelajaran PAI; 2) Bagaimana proses pelaksanaannya; 3) Bagaimana bentuk

pengendalian program pembelajarannya.

Pendekatan dalam penelitian ini adalah melalui studi multi kasus.Untuk menggali data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan telaah dokumen. Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Adapun teknik analisis data menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan.

Hasil dalam penelitian ini adalah 1) Konsep perencanaan program

pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah

Plus Salatiga, yang dijabarkan melalui dua tahapan yaitu telaah kurikulum KTSP

SMA dan perencanaan perangkat pembelajaran 2) Proses Pelaksanaan program

pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah

Plus Salatiga yang secara umum dibagi dalam tiga hal yaitu: a) Kegiatan tatap

Muka (intrakurikuler); b) Kegiatan Mandiri Terstruktur (Ekstrakurikuler); c)

Kegiatan Mandiri Tak Terstruktur dalam bentuk pembudayaan religius. 3)

Pengendalian program pembelajaran PAI yang secara umum dilakukan oleh

kepala sekolah dan secara khusus dilakukan oleh guru PAI.

Kata kunci: Manajemen; Program; Pembelajaran; Pendidikan Agama Islam

Page 7: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

7

ABSTRACT

The title: The Management of Islamic education learning programs (A

comparative research management in Islamic education learning

programs at Sudirman Islamic high school Ambarawa and

Muhammadiyah Plus high school Salatiga).

This research is aimed to describe and to reveal the comparative

management of Islamic education learning programs (PAI) at Sudirman Islamic

high school Ambarawa and Muhammadiyah Plus High school Salatiga. The

problem statements of the research are: (1) how is the Islamic education learning

program planning? (2) How is the implementation process of Islamic education

learning program? And (3) how to control the process of Islamic education

learning program? The approach of the research is through a multi cases study. The data is

obtained by observation technique, interview, and document research. The data in the research are primary and secondary data.The technique of data analysis is done by data reduction, data presentation, and conclusion.

The results of the research are: 1) The concept of Islamic education

learning program planning Islamic high school Sudirman Ambarawa and High

school Muhammadiyah Plus Salatiga. It can be reached by KTSP curriculum and

set of planning learning study; 2) The implementation process of Islamic

education learning program of the schools, which are generally divided by three

activities. Those are a) face-to-face activities (intrakurikuler); b) Structural

Independent activities to form the extracurricular learning; c) non structural

activities in the religius cultivation. The control is generally exercised by the

headmaster and specifically committed by Islamic religious education teachers.

Keywords: Management; Program; Learning; Islamic Education.

Page 8: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

8

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Ú ufeããq^% ãpÙ9Ve #i9] äiCZm =Ïn&ep ufeããq^%ããqniã o};eã ät} ä}

lqfjR% äjæ Rç5 ufeã lã

Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah

setiap orang memperhatikan apa yang diperbuatnya untuk hari esok (akhirat) , dan

bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu

kerjakan. (Q.S. Al-Hasyr: 18)

PERSEMBAHAN

Isteri tercinta,

Ananda Muhammad Farhan Abawayh,

Al Hanafii Asnan, Luqman al-hakim,

Page 9: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

9

KATA PENGANTAR

بسم ميحرلا نمحرلا هللا

Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam yang telah memberikan

karunia dan nikmat-Nya kepada semua hamba-Nya. Sholawat dan salam semoga

tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya

serta generasi penerus risalahnya hingga akhir zaman.

Setelah melalui perjuangan panjang, alhamdulillah tesis dengan judul

“Manajemen Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam” (Studi Komparasi

Manajemen Program Pembelajaran PAI Antara SMA Islam Sudirman Ambarawa

dan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga) dapat terselesaikan dengan baik.

Penulisan tesis ini tak mungkin terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan,

dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak terkait.

Oleh karena itu, tiada kata yang kami berikan kepada pihak-pihak yang

telah membantu terselesaikannya penulisan tesis ini kecuali ucapan terima kasih

atas semua bantuan, bimbingan dan partisipasinya, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag selaku Direktur Pascasarjana IAIN

Salatiga

3. Bapak Dr.H.Sa’adi, M.Ag dan Dr. Adang Kuswaya, M.Ag selaku pembimbing

yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan penuh kesabaran

dan kebijaksanaannya memberikan bimbingan dan pengarahan, sehingga tesis

ini selesai.

Page 10: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

10

4. Bapak Riyanto B.A selaku Kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa yang

memberikan bantuan dan waktunya kepada penulis, untuk melakukan

penelitian guna menyelesaikan tesis ini.

5. Ibu Dian Indrihartani, S.Sos, M.Pd selaku Kepala SMA Muhammadiyah Plus

Salatiga yang telah memberikan bantuan dan waktunya kepada penulis untuk

melakukan penelitian guna menyelesaikan tesis ini.

6. Rekan-rekan yang telah membantu penulis hingga terselesaikannya tesis ini.

Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua

amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat

balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT, jazakumullah khairal jaza’. Amin.

Dengan berbagai keterbatasan yang dimiliki penulis, tentu dalam

penyusunan tesis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran

yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga tesis bermanfaat

dan memperkaya khasanah keilmuan di dunia pendidikan khususnya pendidikan

Islam.

Amin ya Rabbal 'alamin.

Salatiga, 29 September 2015

Penulis

Amin Murtadlo

Page 11: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .. ......................................................................... ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI ..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi

LAMPIRAN ...................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5

C. Signifikasi Penelitian ............................................................................. 6

D. Kajian Pustaka .................................................................................. 8

E. Metode Penelitian ............................................................................ 12

F. Sistematika Penulisan ....................................................................... 15

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 17

A. Konsep Dasar Pembelajaran PAI .......................................................... 17

1. Pengertian PAI ........................................................................... 17

2. Karakteristik Mata Pelajaran PAI SMA ........................................ 19

3. Tujuan PAI .................................................................................... 20

Page 12: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

12

4. Prinsip Pembelajaran PAI .............................................................. 22

5. Standar Isi Mapel PAI SMA ............................................................ 23

6. Model Pembelajaran PAI .............................................................. 25

B. Manajemen Program Pembelajaran ..................................................... 29

1. Konsep Manajemen .......................................................................... 29

2. Konsep Pembelajaran .................................................................... 31

3. Manajemen Program Pembelajaran ......................................... 34

a. Perencanaan .............................................................................. 35

b. Pelaksanaan ............................................................................... 44

c. Pengendalian ............................................................................. 61

C. Pendekatan Manajemen Program Pembelajaran ............................. 67

D. Model Manajemen Program Pembelajaran ....................................... 72

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................. 75

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................ 75

B. Lokasi Penelitian .................................................................................. 78

C. Kehadiran Peneliti ................................................................................ 81

D. Instrumen Penelitian ........................................................................... 83

E. Pengumpulan Data .............................................................................. 86

1. Wawancara ...................................................................................... 86

2. Pengamatan .................................................................................... 87

3. Studi Dokumentasi ........................................................................... 88

F. Analisa Data ......................................................................................... 90

1. Reduksi Data .................................................................................. 91

2. Display atau penyajian Data .......................................................... 92

Page 13: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

13

3. Penarikan Kesimpulan .................................................................... 94

G. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 95

1. Uji Kredibilitas .............................................................................. 95

2. Dependabilitas ................................................................................. 96

3. Konfirmabilitas ............................................................................. 96

H. Tahap-tahap Penelitian ......................................................................... 97

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISA ................................................ 99

A. Paparan Data `....................................................................................... 99

1. Perencanaan Program Pembelajaran PAI ........................................ 99

a. Program Kegiatan Tatap Muka .................. ................................101

b. Program Kegiatan Tugas Terstruktur ..........................................105

c. Program Kegiatan Mandiri Tak Terstrutur ................................ 106

2. Pelaksanaan Program Pembelajaran PAI ...................................... 107

a. Program Kegiatan Tatap Muka ....................................... 108

b. Program Kegiatan Tugas Terstruktur .............................. 112

c. Program Kegiatan Mandiri Tak Terstrutur ...................... 114

3. Pengendalian Program Pembelajaran PAI .................................... 116

a. Pengendalian Terhadap Hasil Pembelajaran ............................. 117

b. Pengendalian Terhadap Proses Pembelajaran .......................... 117

B. Analisa Data ......................................................................................... 119

1. Perencanaan Program Pembelajaran PAI ..................................... 119

2. Pelaksanaan Program Pembelajaran PAI ...................................... 122

a. Program Kegiatan Tatap Muka ................................................. 122

Page 14: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

14

b. Program Kegiatan Tugas Terstruktur ........................................ 124

c. Program Kegiatan Mandiri Tak Terstrutur ............................... 125

3. Pengendalian Pengembangan Program Pembelajaran PAI …….... 127

BAB V PENUTUP .......................................................................... 129

A. Kesimpulan............................................................................................ 129

B. Saran-saran ......................................................................................... 131

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 133

DAFTAR TABEL ............................................................................................. 134

LAMPIRAN ....................................................................................................... 134

BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 138

Page 15: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

15

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian SMA Islam Sudirman

Tabel 4.2 Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian SMA Muh. Salatiga

Tabel 4.3 Program Tahunan SMA Islam Sudirman Ambarawa

Tabel 4.4 Program Tahunan SMA SMA Muhammadiyah Plus Salatiga

Tabel 4.5 Analisis Alokasi Waktu SMA Islam Sudirman Ambarawa

Tabel 4.6 Analisis Alokasi Waktu SMA Muhammadiyah Plus Salatiga

Tabel 4.7 Promes SMA Islam Sudirman Ambarawa

Tabel 4.8 Promes SMA SMA Muhammadiyah Plus Salatiga

Page 16: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

16

DAFTAR LAMPIRAN

Panduan Wawancara Manajemen Program pembelajaran PAI

Panduan Wawancara Pengelolaan Kurikulum

Panduan Wawancara Pengelolaan Pembelajaran

Panduan Wawancara Kegiatan Eskul PAI di SMA

Panduan Wawancara Pelaksanaan eskul dan di luar Sekolah

Catatan Wawancara Manajemen Program pembelajaran PAI

Catatan Wawancara Pengelolaan Kurikulum

Catatan Wawancara Pengelolaan Pembelajaran

Catatan Wawancara Kegiatan Eskul PAI dan di luar Sekolah

Format RPP SMA Islam Sudirman Ambarawa

Format RPP SMA Muhammadiyah Plus Salatiga

Kalender Pendidikan SMA Islam Sudirman Ambarawa

Kalender Pendidikan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga

Jadwal Pelajaran SMA Islam Sudirman Ambarawa TP. 2013/2014

Jadwal Mengajar Guru SMA Muhammadiyah Plus Salatiga TP. 2013/2014

SK Tim Pengembang Kurikulum SMA Islam Sudirman Ambarawa TP. 2013/2014

SK Tim Pengembang Kurikulum SMA Muhammadiyah Plus Salatiga TP. 2013/2014

Surat Keterangan Penelitian

Lembar Bimbingan Tesis

Berita Acara Ujian Proposal Tesis

Berita Acara Ujian Tesis

Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 12 Biografi Penulis

Page 17: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kenyataan yang dihadapi dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama

Islam di lembaga pendidikan formal saat ini, adalah rendahnya kualitas

pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa. Permasalahannya adalah

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam kurang berhasil dalam

pembentukan perilaku positif siswa. Lemahnya aspek metodologi yang

dikuasai oleh guru juga merupakan penyebab rendahnya kualitas pembelajaran.

Metode yang dipakai masih bersifat konvensional.

Apabila kualitas pembelajaran tidak dapat ditingkatkan, tidak menutup

kemungkinan tujuan Pendidikan Agama Islam pun tidak akan sesuai dengan

yang diharapkan. Secara umum tujuan Pendidikan Agama Islam adalah

membentuk pribadi taqwa1. Disamping itu ada juga yang merumuskan bahwa

tujuan Pendidikan Agama Islam adalah membentuk peserta didik yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki pengetahuan yang luas tentang

Islam dan berakhlakul karimah.2Permasalahan nyata yang tampak dan diakui

pula oleh para ahli pendidikan dewasa ini adalah pendidikan agama yang

diajarkan di sekolah umum ternyata kurang berhasil dalam mengembangkan

pribadi-pribadi yang taat dan berakhlak mulia. Bukti-bukti yang diajukan untuk

1Ahmad Tafsir, Berbagai Permasalahan dalam Pendidikan Agama Islam, Bandung: IAIN

Sunan Gunung Jati, 1997, 14. 2Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Kurikulum 2004, Jakarta: Rancang Grafis, 2003, 2.

1

Page 18: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

18

memperkuat pernyataan tersebut antara lain kenyataan adanya siswa yang

kurang mampu membaca al-Qur’an dengan baik meski sudah duduk di bangku

SMP dan bahkan SMA, belum dapat melaksanakan shalat dengan baik, tidak

puasa di bulan Ramadhan, tidak menunjukkan perilaku yang terpuji, banyak

perilaku asusila, merokok dan minum minuman keras dikalangan pelajar

hingga terjadinya tawuran dikalangan para pelajar antar sekolah.

Kesimpulannya, pendidikan agama belum mampu untuk menumbuhkan sikap

positif dalam diri anak yang berguna bagi kemaslahatan masyarakat.3

Untuk mengatasi berbagai persoalan di atas maka perlu merevisi dari

dalam Proses Belajar Mengajar yang selama ini diterapkan guru Pendidikan

Agama Islam. Ada dua aspek yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu :

didaktik dan metodik. Didaktik adalah ilmu menanamkan pengetahuan kepada

murid dengan cara yang cepat dan tepat, sehingga anak dapat dengan mudah

menangkapnya. Dengan istilah lain, ilmu yang memberi uraian tentang

kegiatan proses mengajar yang menimbulkan proses belajar. Sedangkan

metodik adalah bagian dari didaktik yang membicarakan tentang pelaksanaan

cara mengajar, atau cara guru menyajikan bahan pelajaran kepada murid.4

Dalam Islam, penggunaan metodologi yang tepat dalam rangka

mempermudah proses belajar mengajar adalah suatu keniscayaan sehingga

keberadaannya sangat dinantikan baik dari kalangan siswa maupun dari

3Daradjat, Zakiah, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta: Ruhama, 2001, 49.

4 Zuhairini, dkk.,Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya : Usaha Nasional, 1983, 12.

Page 19: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

19

pemerhati dan pengguna lulusan keguruan. Ismail5 mengatakan bahwa metode

sebagai seni dalam transfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih

signifikan dibanding dari materi itu sendiri. Syukri Zarkasyi, pengasuh pondok

modern Gontor pernah menyatakan:

uBZm @<9Uãoi ks ü @<9Uã 0p=eãpÀ Ö^}=Ëeã oi ks ü@<9U ã obep ÀÕ8äUã oi ks üÖ^}=Ëe ã

(metode itu lebih penting dari pada materi itu sendiri, akan tetapi guru

lebih penting dari metode dan jiwa guru lebih penting dari guru itu sendiri)6.

Cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi siswa, walaupun

sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu menarik.

Sebaliknya materi yang cukup menarik karena disampaikan dengan cara yang

kurang menarik maka materi itu kurang dapat dipahami oleh siswa.

Selama ini, metodologi pembelajaran Agama Islam yang diterapkan

masih mempertahankan cara-cara lama (tradisional) seperti ceramah,

menghafal dan demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering. Seperti

halnya pada materi tajwid dari masa ke masa selalu menggunakan cara-cara

lama dengan ceramah dan membaca al-Qur’an sehingga cara-cara seperti itu

diakui atau tidak, membuat siswa tampak bosan, jenuh dan kurang bersemangat

dalam belajar agama.

Oleh karenanya secara umum seluruh praktisi pendidikan, khususnya

dalam pembelajaran pendidikan agama Islam perlu melakukan inovasi,

5 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Semarang: Pustaka Rasail, cet.I, 2008, 12. 6 Mujtahid, Pengembangan Profesi Guru... , 11.

Page 20: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

20

kreatifitas yang dengan istilah lain dikenal dengan sebutan PAIKEM, sehingga

tujuan pendidikan Agama Islam dapat tercapai. Strategi PAIKEM merupakan

pendekatan dalam proses belajar mengajar yang bila diterapkan secara tepat

berpeluang dalam meningkatkan tiga hal. Pertama, memaksimalisasi pengaruh

fisik terhadap jiwa, kedua, memaksimalisasi pengaruh jiwa terhadap proses

psikofisik dan psikososial, dan ketiga, bimbingan kearah pengalaman

kehidupan spiritual.

Ditinjau dari aspek psikologis bahwa dalam praktik pembelajaran

agama kurang dapat memaksimalkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa,

yang meliputi cara berfikir, bersikap dan bertindak. Dengan kata lain, bila

pengajaran agama (Islam) menggunakan metode ceramah, berarti baru

menyentuh aspek kognitif saja (menghafal dan mengetahui). Padahal inti

Pendidikan Agama Islam adalah keimanan yang lebih berdimensi afektif

dengan sasaran utama hati nurani (concience) yang harus diterapkan

(psikhomotor) dalam kehidupan sehari-hari.Untuk itu, pendidikan Agama

Islam hendaknya bersifat integralistik yang menyentuh semua ranah.

Untuk itulah dibutuhkan suatu program manajemen program

pembelajaran pendidikan agama Islam yang didalamnya diarahkan bukan

hanya sekedar menyuruh siswa untuk menghafal berbagai konsep, tetapi lebih

dari itu mereka (peserta didik) mampu menguasai ketrampilan berfikir, karena

memang seharusnya learning itu berisi thinking dan juga values. Disamping

itu, seorang guru agama harus pandai membuat perencanaan yang mengarah

pada pengembangan kearah yang lebih baik.

Page 21: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

21

Atas dasar itulah dipilih program-program yang tepat dalam

pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu,

penulis mengadakan penelitian mengenai Manajemen Program Pembelajaran

PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan di SMA Muhammadiyah (Plus)

Salatiga.

Adapun dipilihnya SMA Islam Sudirman Ambarawa sebagai obyek

penelitian adalah karena penulis menganggap masih belum maksimalnya

kegiatan-kegiatan keagamaan termasuk program-program pembelajaran PAI,

padahal SMA ini telah meraih penghargaan “Terakrediatsi A” dari Badan

Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah. Selain itu letaknya yang strategis di

jalan Raya Semarang-Jogjakarta, memudahkan penulis untuk menjangkau

lokasi penelitian.

Sedangkan dipilihnya SMA Muhammadiyah Plus Salatiga adalah

sebagai obyek penelitian karena SMA Muhammadiyah sebagai salah satu

lembaga pendidikan tingkat menengah atas di Salatiga yang berada di bawah

naungan Persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki karakteristik khusus

yang membedakan dengan yayasan-yayasan Islam lain, disamping berbagai

prestasi-prestasi keagamaan yang telah dicapai oleh lembaga ini.

B. Rumusan Masalah

Page 22: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

22

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti

memfokuskan penelitian ini pada “manajemen program pembelajaran

pendidikan agama Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan di SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga”. Adapun rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana proses perencanaan program pembelajaran pendidikan

Agama Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan di SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga?

b. Bagaimana proses pelaksanaan program pembelajaran pendidikan

Agama Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan di SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga?

c. Bagaimana bentuk pengendalian program pembelajaran pendidikan

Agama Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan di SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk :

a. Mendeskripsikan perencanaan program pembelajaran PAI di SMA

Islam Sudirman Ambarawa dan di SMA Muhammadiyah (Plus)

Salatiga.

Page 23: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

23

b. Membuktikan pelaksanaan program pembelajaran PAI di SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga.

c. Mengetahui bentuk pengendalian program pembelajaran pendidikan

Agama Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan di SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga.

2. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini merupakan sumbangan pemikiran

dan masukan dalam upaya pengembangan ilmu kependidikan terutama

berkaitan dengan proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian hasil

pembelajaran PAI.

Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat

bagi pihak-pihak terkait :

a. Bagi Perguruan Tinggi, hasil penelitian ini merupakan sumber kajian

bagi peneliti lain untuk mengkaji secara mendalam konsep-konsep

teoritik manajemen program pembelajaran PAI.

b. Upaya memberikan informasi kepada instansi terkait yang dalam hal

ini Depdiknas dan institusi SMA Islam Sudirman Ambarawa dan

SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga agar lebih mempertahankan

program-program unggulan dalam pembelajaran PAI dan mengadakan

pembenahan jika terdapat kekurangan dan kelemahan yang terjadi

Page 24: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

24

dalam kaitannya dengan proses perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian hasil pembelajaran PAI.

c. Bagi perpustakaan, hasil penelitian ini merupakan input untuk

menambah koleksi khazanah kepustakaan.

d. Bagi peneliti, penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga

untuk memperluas cakrawala pemikiran dan memperluas wawasan.

D. Kajian Pustaka

Penelitian mengenai manajemen program pembelajaran PAI telah

dilakukan beberapa peneliti. Berdasarkan eksplorasi peneliti, terdapat

beberapa hasil penelitian yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini,

di antaranya:

Hamid Supriyanto, yang berjudul “Pengembangan Metode

Pembelajaran Efektif Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri Kota

Yogyakarta” yang lebih menitikberatkan pembahasannya pada aspek

afektif dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang selanjutnya

disingkat PAI, lebih khusus dari aspek metodologi pembelajaran yang

digunakan oleh Guru PAI (GPAI) di seluruh SMA Negeri Kota

Yogyakarta.7Dalam penelitian deskriptif tersebut, Hamid menyimpulkan

bahwa para GPAI masih menggunakan metode mengajar yang terbatas dan

7 Hamid Supriyanto,”Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Negeri Kota Yogyakarta”, TESIS, PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2005, 5.

Page 25: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

25

belum menyentuh aspek afektif sehingga pembelajaran kognitif lebih

mendominasi dalam proses pembelajarannya.8

Selanjutnya tesis yang berjudul “Manajemen Peningkatan Mutu

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 2 Delanggu Tahun Ajaran

2004/2005” yang disusun oleh Komarudin yang menitikberatkan

penelitiannya pada pendeskripsian penyusunan rencana program

peningkatan mutu, pelaksanaan dan ketercapaian mutu yang dihasilkan di

SMP 2 Delanggu.9Dalam hasil penelitian kualitatif tersebut, Komarudin

menyimpulkan bahwa di SMP yang ditelitinya telah menerapkan

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) karena

kemandirian sekolah dalam menggali dan mengelola sumber dana,

kemandirian dalam mengadakan sarana prasarana, pembinaan ketrampilan

pengelolaan kegiatan siswa, pembekalan dan penerapan kemampuan

manajemen dalam skala jumlah siswa yang banyak dalam mewujudkan

siswa yang takwa.10

Fatur Rahman11

,”Manajemen Mutu dalam Pengembangan

Profesionalisme Guru Madrasah di Pondok Pesantren”, Tesis, PPs UIN

Malang yang menekankan pada bentuk-bentuk pengembangan

8Hamid Supriyanto,”Pengembangan Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

SMA Negeri Kota Yogyakarta”, 5-6. 9 Komarudin,Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di SMP 2 Delanggu

Tahun Ajaran 2002/2003,TESIS, PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta,2005, v.

10

I Komarudin,Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan ..., vi 11

Fatur Rahman, “Manajemen Mutu dalam Pengembangan Profesionalisme Guru

Madrasah di Pondok Pesantren”, Tesis, PPs UIN Malang, 2008

Page 26: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

26

profesionalisme guru madrasah dan faktor-faktor sebagai pendukung dan

penghambat dalam meningkatkan mutu guru madrasah di pondok

pesantren.

Nur Ali12

, yang berjudul “Manajemen Pengembangan Kurikulum

SMK di Lingkungan Pesantren”, yang mengupas tentang latar belakang

diadakannya pengembangan kurikulum SMK, bagaimana manajemen

pengembangan kurikulum SMK, dan apa implikasinya terhadap citra SMK

di lingkungan Pesantren. Dalam penelitiannya telah diketahui perlunya

diadakan pengembangan kurikulum SMK karena kurikulum yang sudah

ada masih menerapkan kurikulum lama yang berasal dari Depdiknas saja

padahal sekolah ini berada pada lingkungan pesantren, maka kurikulum

yang dikembangkan adalah kurikulum dari yayasan pesantren yang

dikolaborasikan dengan kurikulum Depdiknas yang pengembangannya

melalui proses manajemen modern dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

penilaian, dan pengawasan. Hasilnya diketahui mampu mengangkat citra

SMK di lingkungan Pesantren dengan ditandai semakin banyaknya siswa

yang masuk dari tahun ke tahun dan alumninya banyak yang diterima di

dunia kerja.

Aini Firdausi13

, yang berjudul “Manajemen Pembelajaran Sekolah

unggulan Studi Multi Kasus pada MIN Malang 2 dan MI Al-Huda” yang

12

Nur Ali, “Manajemen Pengembangan Kurikulum SMK di Lingkungan Pesantren”,

Disertasi, PPs UM Malang, 2008 13

Aini Firdausi, Manajemen Pembelajaran Sekolah ungguan Studi Multi Kasus pada MIN

Malang 2 dan MI Al-Huda,TESIS PPs Universitas Negeri Malang, 2009.

Page 27: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

27

menekankan pada perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran model

manajemen modern-religius dengan metode pembelajaran Quantum

Teaching and Learning.

Cukup banyak penelitian yang memaparkan tentang menejemen

pendidikan. Dari pemaparan hasil penelitian di atas, nampak saling

melengkapi satu sama lain. Akan tetapi, sejauh ini belum ditemukan suatu

penelitian yang membahas tentang bagaimana proses manajemen program

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), mulai dari proses

perencanaan, pelaksanaan, dan pengendaliannya di sekolah menengah atas

(SMA) di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga. Oleh karena itu,

penelitian tentang masalah ini, menjadi signifikan untuk dilakukan.

No Judul/ penelitian Persamaan Perbedaan Originalitas

Penelitian

1. Pengembangan

Metode Pembelajaran

Efektif Pendidikan

Agama Islam di SMA

Negeri Kota

Yogyakarta, Hamid

Supriyanto (Tesis,

UIN, Yogyakarta,

2005)

Metode

Pembelajar

an Efektif

Menitikberatkan

pada aspek

afektif siswa

1. Memfokuskan

pada

bagaimana

proses

perencanaan

program

pembelajaran

PAI

2. Memfokuskan

pada

bagaimana

proses

pelaksanaan

program

pembelajaran

PAI

3. Memfokuskan

pada

bagaimana

proses

pengendalian

program

pembelajaran

2. Manajemen

Peningkatan Mutu

Pendidikan Agama

Islam di SMP 2

Delanggu, Komarudin,

(Tesis, Yogyakarta,

2005)

Meningkat

kan mutu

pembelajar

an

Rencana

program

peningkatan

mutu,

pelaksanaan,

dan ketercapaian

mutu yang

dihasilkan

3. Manajemen Mutu

dalam Pengembangan

Profesionalisme Guru

Madrasah di Pondok

Pesantren, Fatur

Rahman, (Tesis, UIN

Meningkat

kan mutu

guru agama

Profesionalisme

Guru Madrasah

di Pondok

Pesantren

Page 28: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

28

Malang, 2008)

4. Manajemen

Pengembangan

Kurikulum SMK di

Lingkungan Pesantren

, Nur Ali, (Disertasi,

UM Malang, 2008)

Manajemen

Pengemban

gan

Pengembangan

Kurikulum

SMK di

Lingkungan

Pesantren

5. Manajemen

Pembelajaran Sekolah

unggulan Studi Multi

Kasus pada MIN

Malang 2 dan MI Al-

Huda, Aini Firdausi,

(Tesis Universitas

Negeri Malang, 2009)

Manajemen

Pembelajar

an

Manajemen

Pembelajaran

Sekolah

unggulan

E. Metode Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

merupakan suatu paradigma penelitian untuk mendeskripsikan peristiwa,

perilaku orang atau suatu keadaan pada tempat tertentu secara rinci dan

mendalam dalam bentuk narasi.14

Jenis data yang diungkapkan dalam

penelitian ini adalah bersifat skematik, narasi, dan uraian juga penjelasan data

dari informan baik lisan maupun data dokumen yang tertulis, perilaku subyek

yang diamati di lapangan juga menjadi data dalam pengumpulan hasil

penelitian ini.

1. Metode Pengumpulan Data

Sasaran penelitian ini adalah menguak konsep perencanaan

program pembelajaran PAI, pelaksanaan program pembelajaran PAI, dan

14

Satori, Djam’an, Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Penerbit

Alfabeta, 2012, 236.

Page 29: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

29

pengendalian program pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman

Ambarawa dan SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga.

Untuk memperoleh data yang akurat mengenai obyek penelitian,

maka penulis akan menggunakan ciri khas penelitian, yaitu pengumpulan

data melalui hasil pengamatan, wawancara, dan penelaahan dokumen.15

Pengamatan (observasi), dilakukan untuk memperoleh data implementasi

dari perencanaan pengembangan program pembelajaran. Wawancara

dilakukan untuk memperoleh data mengenai pemahaman guru dalam

perencanaan, pelaksanaann dan pengendalian program pembelajaran PAI.

Penelaahan dokumen, dilakukan untuk mengetahui rancangan proses

pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga.

2. Sumber Data

Mengingat penelitian ini kajiannya bersifat gabungan (triangulasi)

antara litratur dan lapangan, maka data primernya adalah data resmi berupa

perangkat pembelajaran guru mata pelajaran PAI di SMA Islam Sudirman

Ambarawa dan SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga Tahun pelajaran

2013/2014. Data ini harus didukung oleh bukti penerapan di lapangan.

Sementara data lapangannya, diambil dari data hasil observasi pembelajaran

di kelas dan wawancara singkat dengan guru pengajar, karyawan dan siswa

di kedua SMA tersebut di atas. Sedangkan sumber data sekunder adalah

15

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Bandung: PT. Remaja

Rosda karya, 2005, 9.

Page 30: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

30

data-data yang bisa mendukung data primer, yaitu berupa dokumen KTSP,

jadwal kegiatan, dan diikuti dengan tampilan perilaku siswa, dan lain

sebagainya.

3. Pendekatan Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa penelitian ini

adalah penelitian kualitatif, maka pendekatannya menggunakan

rancangan/desain studi kasus. Ada beberapa pendekatan yang digunakan,

yaitu filosofis, fenomenologis, dan psikologis.16

Pendekatan filosofis dimaksudkan untuk memetakan konsep

perencanaan program pembelajaran yang menjadi pembahasan dunia

pendidikan. Dalam hal ini, peneliti berusaha mencari filosofis dari

perencanaan program pembelajaran. Kemudian dicocokkan dengan

pelaksanaan program pembelajaran dan pengendaliannya, dengan

pendekatan fenomenologis. Pendekatan fenomenologis digunakan untuk

melihat penampakan riil ketercapaian perencanaan program pembelajaran

dan cara pengendaliannya. Telaah sekilas tentang perencanaan program

sangat mempengaruhi terhadap pelaksananan program. Dari dua obyek

penelitian akan dibandingkan, sebab biasanya obyek yang berbeda akan

menghasilkan temuan yang berbeda pula.

16

Pendekatan filosofis adalah proses penelitian yang cermat, metodis, mendalam,

evaluative, dan kritis. Pendekatan fenomenologis adalah pendekatan yang mendasarkan analisanya

pada penampakan yang muncul ke permukaan, yang dapat diamati dan diidentifikasi. Pendekatan

psikologis adalah pendekatan penelitian yang didasarkan pada teori-teori psikologis. Peter

Connolly (ed), Aneka Pendekatan Studi Agama, Yogyakarta: Lkis, 2002, 114-201.

Page 31: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

31

4. Metode Analisis

Perencanaan program pembelajaran PAI, pelaksanaan program

pembelajaran PAI, dan pengendalian program pembelajaran PAI, antara

SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah Ambarawa

akan dianalisis secara komparatif. Penggunaan metode ini mensyaratkan

adanya tiga hal, yaitu: obyektifitas, sistematis dan generalisasi. Data hasil

analisa akan dilihat bukti nyatanya dalam observasi langsung di kelas

mengenai konsep tulis dengan pelaksanaan di lapangan. Lalu data yang

diperoleh, akan dideskripsikan dalam sebuah laporan hasil penelitian

dekriptif.

F. Sistematika Penulisan

Demi memudahkan memperoleh gambaran singkat tentang isi tesis,

maka berikut dikemukakan sistematika penulisan yang akan penulis lakukan:

Pada bagian awal (Bab I), sebagaimana umumnya penelitian, maka

berisi hal-hal pokok, yaitu: Pendahuluan. Dalam pendahuluan diuraikan

tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Sebagai landasan teori mengenai perencanaan program pembelajaran

PAI, maka pada Bab II penelitian ini akan dibahas mengenai: (a) Pembelajaran

PAI yang meliputi pengertian PAI, karakteristik mata pelajaran PAI, tujuan

Page 32: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

32

PAI, prinsip pembelajaran PAI, standar isi mata pelajaran PAI, dan model

pembelajaran PAI), (b) Manajemen Program Pembelajaran PAI yang meliputi

(perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian), (c) Pendekatan manajemen

program pembelajaran, (d) Model manajemen program pembelajaran, (e)

manajemen program pembelajaran PAI.

Pada Bab III, membahas tentang metode penelitian yang berisi tentang :

(a) Pendekatan dan jenis penelitian, (b) Lokasi penelitian, (c) kehadiran

peneliti, (d) Instrumen Penelitian, (e) Pengumpulan data, (f) Analisa data, (g)

Pengecekan keabsahan data, dan (h) Tahap-tahap penelitian.

Pada Bab IV, 1) paparan data yang berisi: (a) Perencanaan program

pembelajaran PAI, (b) Pelaksanaan program pembelajaran PAI, (c)

Pengendalian program pembelajaran PAI; dan 2) analisis data berdasarkan

kajian teoritis meliputi : (a) Perencanaan Program Pembelajaran PAI di SMA

Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga, (b)

Pelaksanaan Program Pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa

dan SMA Muhammadiyah Plus Salatiga, (c) Pengendalian Program

Pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawadan SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga.

Bab V, penutup yang meliputi tentang kesimpulan dari hasil penelitian disertai

saran-saran.

Page 33: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

33

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Di dalam UUSPN No.20/2003 Bab X pasal 36 dan 37 ditegaskan bahwa

kurikulum setiap jenis, jalur, dan jenjang pendidikan wajib memuat antara

lain pendidikan agama.17

Istilah pendidikan yang sudah lazim kita kenal

dalam bahasa Arab adalah Ö~æ =% , sedangkan Pendidikan Agama Islam dalam

bahasa Arab ialah Ö~iwAýeã Ö~æ =% . Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan

usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta

didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.18

Sedangkan di dalam GBPP

PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa Pendidikan Agama Islam dalam

meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

17 Team Media, Undang-undang RI Momor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS (Sistem

Pendidikan Nasional) Beserta Penjelasannya, Surabaya: Media Center, 2005, 25.

18

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Berbasis Kompetensi, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004, 132.

17

Page 34: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

34

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.19

Dengan demikian pembelajaran pendidikan agama Islam dapat

diartikan sebagai upaya membuat peserta didik dapat belajar, terdorong

belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari agama

Islam secara menyeluruh yang mengakibatkan beberapa perubahan yang

relatif tetap dalam tingkah laku seseorang, baik dalam kognitif, afektif,

maupun psikomotor.20

Dari pengertian tersebut terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran PAI, yaitu :

a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan

bimbingan pengajaran dan latihan yang dilakukan secara berencana dan

sadar untuk mencapai suatu tujuan.

b. Peserta didik dibimbing, diajari, dan dilatih dalam meningkatkan

keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan terhadap ajaran

agama Islam.

c. Pendidik atau guru PAI yang melakukan kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan, secara sadar terhadap peserta didiknya untuk mencapai tujuan

pendidikan agama Islam.

19 Muhaimin, Abdul Ghafur, Nur Ali Rahman, Strategi Belajar Mengajar, Surabaya:

Citra Media, 1996, 1.

20

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di

Sekolah, Bandung: Rosdakarya, 2002, 183.

Page 35: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

35

d. Kegiatan pembelajaran PAI diarahkan untuk meningkatkan keyakinan,

pemahaman, penghayatan,dan pengamalanajaran agama Islam dari peserta

didik guna membentuk kesalehan sosial.21

Dari definisi yang telah disebutkan di atas, menurut penulis PAI

dapat diartikan sebagai pendidikan yang dilakukan orang dewasa secara

sistematis dan pragmatis untuk memberikan kemampuan pada anak dalam

memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara

kehidupannya dengan kepribadian Islam. Dengan kata lain, bimbingan

menjadi muslim yang tangguh dan mampu merealisasikan ajaran Islam

dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi insan kamil.

2. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA

Pendidikan agama Islam (PAI) SMA mempunyai karakteristik

tertentu yang membedakan dengan mata pelajaran yang lain diantaranya:22

a. PAI adalah rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-

ajaran pokok yang terdapat dalam agama Islam. Dari segi isinya, PAI

merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah salah satu

komponen dan tidak dapat dipisahkan dari rumpun mata pelajaran yang

bertujuan mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik.

b. PAI sebagai sebuah program pembelajaran, diarahkan pada: 1) menjaga

aqidah dan ketaqwaan peserta didik; 2) menjadi landasan untuk rajin

mempelajari ilmu-ilmu lain yang diajarkan di sekolah; 3) mendorong

peserta didik untuk kritis, kreatif dan inovatif; menjadi landasan dalam

21

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, 76.

22

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, Yogyakarta: Teras, 2007, 13.

Page 36: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

36

kehidupan sehari-hari di masyarakat. PAI bukan hanya mengajarkan

pengetahuan tentang agama Islam, tetapi juga untuk diamalkan dalam

kehidupan sehari-hari (membangun etika sosial). Pembelajaran PAI

tidak hanya menekankan penguasaan kompetensi kognitif saja, tetapi

juga efektif dan psikomotoriknya.

c. Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu

aqidah, syari’ah dan akhlak.

d. Output program pembelajaran PAI di sekolah adalah terbentuknya

peserta didik yang memiliki akhlak mulia (budi pekerti luhur) yang

merupakan misi utama dari diutusya Nabi Muhammad Saw di dunia ini.

Pendidikan akhlak adalah jiwa pendidikan dalam Islam sehingga

pencapaian akhlak mulia (karimah) .

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam (PAI) pada sekolah umum bertujuan

meningkatkan keimanan, ketaqwaan, pemahaman, penghayatan dan

pengamalan siswa terhadap ajaran Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang bertaqwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam

tujuan tersebut, terdapat beberapa dimensi yang hendak dituju dalam

pembelajaran PAI, yaitu: (1) keimanan siswa terhadap ajaran agama Islam;

(2) pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan siswa; (3)

penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan siswa dalam

menjalankan ajaran agama; (4) pengalaman, dalam arti bagaimana ajaran

Page 37: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

37

yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasikan oleh

peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk

menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya

dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah Swt serta mengaktualisasikan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.23

Dalam tujuan tersebut, terdapat beberapa dimensi yang hendak

dituju dalam pembelajaran PAI, yaitu: a. Keimanan siswa terhadap ajaran

agama Islam; b. Pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan

siswa; c. Penghayatan atau pengalaman batinyang dirasakan siswa dalam

menjalankan ajaran agama; d. Pengalaman24

, dalam arti bagaimana ajaran

yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau diinternalisasikan oleh

peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk

menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya

dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa

kepada Allah Swt., serta mengaktualisasikan dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Depdiknas merumuskan tujuan PAI di sekolah umum, yaitu :

a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan,

serta pengalaman siswa tentang agama Islam sehingga menjadi manusia

muslim yang terus berkembang keimanannya kepada Allah swt.

23

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran...., 13. 24

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran...., 16.

Page 38: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

38

b. Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak

mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas,

produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga

keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya

agama dalam komunitas sekolah.25

4. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Prinsip pembelajaran PAI yang harus diperhatikan guru yaitu: (a)

berpusat pada siswa (kegiatan pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai

subyek belajar dan mendorong mereka untuk mengembangkan segenap bakat

dan potensinya secara optimal); (b) belajar dengan melakukan. Belajar bukan

hanya sekedar mendengarkan, mencatat sambil duduk di bangku, akan tetapi

belajar adalah proses beraktivitas, belajar adalah berbuat (learning by doing);

(c) mengembangkan kecakapan sosial. Maksudnya strategi pembelajaran

diarahkan kepada hal yang memungkinkan siswa terlibat dengan pihak lain;

(d) mengembangkan fitrah ber-Tuhan. Pembelajaran yang mengarahkan pada

pengasahan rasa dan penghayatan agama sesuai dengan tingkatan usia siswa.

(e) mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah; (f) mengembangkan

kreativitas siswa; (g) mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi; (h)

menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik; (i) belajar

25

Lihat Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Lihat juga dalam

lampiran Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran PAI SMA. Lihat juga

Muhamin, Rekonstruksi Pendidikan Islam dari paradigma Pengembangan, Manajemen

Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2009, 310

Page 39: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

39

sepanjang hayat. Mendorong siswa mencari ilmu dimanapun berada; (j)

perpaduan kompetisi, kerjasama dan solidaritas.26

Dari uraian tersebut menurut penulis bahwa prinsip pembelajaran PAI

merupakan upaya menumbuhkan kesadaran fitrah keislaman peserta didik

melalui kegiatan pembelajaran, baik pembelajaran secara formal maupun non

formal dan berlangsung sepanjang masa kehidupannya.

5. Standar Isi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA

Berdasarkan PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 6 Ayat (1) butir (a) disebutkan bahwa yang dimaksud dengan

kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia termasuk di dalamnya

muatan akhlak mulia yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk

membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika,

budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Mata

pelajaran agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual. Peningkatan

potensi spiritual dalam kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan,

serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun

kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spiritual tersebut pada akhirnya

bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang

aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.

26

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK, Jakarta: Kencana, 2006, 30-32

dan Nazarudin, Manajemen Pembelajaran , 19-20.

Page 40: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

40

Pendidikan Agama Islam diberikan dalam rangka mengikuti tuntunan

bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan

manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt dan berakhlak mulia serta bertujuan

untuk menghasilkan manusia yang jujur adil, berbudi pekerti, etis, saling

menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.

Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya standar kompetensi sesuai

dengan jenjang persekolahan yang secara nasional ditandai dengan ciri-ciri: (1)

lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan

materi; (2) mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya

pendidikan yang tersedia; (3) memberikan kebebasan yang lebih luas kepada

pendidik di lapangan untuk mengembangkan strategi dan program

pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan sumber daya

pendidikan.27

Dengan Pendidikan Agama Islam diharapkan dapat menampilkan

manusia yang selalu berupaya menyempurnakan iman, taqwa dan aktif

membangun peradaban dan keharmonisan kehidupan, khususnya dalam

memajukan peradaban bangsa yang bermartabat. Manusia seperti itu

diharapkan tangguh dalam menghadapi tantangan, hambatan dan perubahan

yang muncul dalam pergaulan masyarakat baik dalam lingkup lokal, nasional,

regional maupun global. Disisi lain, guru diharapkan dapat mengembangkan

metode pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

Peran semua unsur sekolah, orang tua siswa dan masyarakat sangat penting

dalam mendukung keberhasilan pencapaian tujuan PAI.

27 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran... , 62.

Page 41: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

41

6. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku

bagi siswa. Untuk terjadinya perubahan perilaku sudah tentu di dalam

pembelajaran tersebut terdapat pengalaman belajar yang sistematis yang

langsung menyentuh kebutuhan siswa.28 Untuk keperluan pembelajaran dalam

konteks pemberian pengalaman belajar dimaksud, maka model pembelajaran

yang monoton dan selama ini berlangsung di kelas sudah saatnya diganti

dengan model pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif, siswa

mengidentifikasi, merumuskan dan menyelesaikan masalah.

Model pembelajaran yang ditawarkan para ahli untuk mewujudkan

kegiatan belajar aktif dimaksud diantaranya: (1) Inquiry-discoveryapproach

(belajar mencari dan menemukan sendiri); (2) Expository teaching (menyajikan

bahan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap

sehingga siswa tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan tertib);

(3) Mastery learning (belajar tuntas); (4) Humanistic education yaitu menitik

beratkan pada upaya membantu siswa mencapai perwujudan dirinya sesuai

dengan kemampuan dasar dan keunikan yang dimilikinya).29

Mulyasa menawarkan konsep tentang model pembelajaran yang efektif

bagi terbentuknya kompetensi siswa diantaranya: (1) Contectual Teaching and

Learning yaitu model pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan materi

pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata; (2) role

28 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran ...., 165. 29

Abin Syamsudi Makmun, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2002,

232-236.

Page 42: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

42

playing yaitu model pembelajaran yang menekankan pada problem solving

(pemecahan masalah); (3) modular Instruction yaitu pembelajaran dengan

menggunakan system modul/paket belajar mandiri yang disusun secara

sistematis, operasional dan terarah; (4) pembelajaran partisipatif yaitu

pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi pembelajaran.30

Dari sekian model di atas, masih banyak model pembelajaran lainnya

yang dapat dipilih dan digunakan oleh guru. Yang jelas tidak ada satu model

pembelajaran pun yang paling efektif untuk satu mata pelajaran, yang ada

adalah satu atau beberapa model pembelajaran yang efektif untuk mata

pelajaran tertentu tetapi belum tentu untuk materi lainnya. Oleh karenanya guru

harus cerdas dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai untuk suatu

kegiatan pembelajaran guna tercapainya indikator-indikator yang sudah

ditetapkan sebelumnya.

Bagi guru, jangan terlalu merisaukan cara mengajar yang penting

adalah bagaimana kondisi pembelajaran yang diharapkan itu dapat terjadi dan

dirasakan oleh siswa. Karena dari kondisi pembelajaran itu diharapkan maksud

dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan cara mengajar yang bervariasi.

Setiap cara mengajar memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.

Model pembelajaran yang kurang baik adalah apabila guru sering

menggunakan satu cara pembelajaran yang terus menerus dengan slogan bila

guru aktif maka siswa diam, bila siswa aktif maka guru pasif. 31 Dengan

30

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2006, 137-157. 31

Djohar, MS, Guru, Pendidikan dan Pembinaannya , Yogyakarta: CV. Grafika Indah,

2006, 93

Page 43: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

43

menghindari penggunaan metode monoton diharapkan pencapaian pendidikan

agama diperoleh secara maksimal.

Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan

pembelajaran. Ayat pertama (lima ayat yang merupakan wahyu pertama)

berbicara tentang pembelajaran, yaitu:

& h=avã cæ<p ü=]ã Ù % _fQ oi läBmýeã _f5 $Ù |;eã cæ< kAäæ ü=]ã Ú( kfR} keäi läBmýeãkfQ # kf^fæ kfQ |;eãØ

(1).Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,(2). Dia

telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3). Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha pemurah, (4). Yang mengajar (manusia) dengan

perantaran kalam, (5). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.32

Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima oleh Nabi

Muhammad, yang diantaranya berbicara tentang perintah kepada semua

manusia untuk selalu menelaah, membaca, belajar dan observasi ilmiah tentang

penciptaan manusia sendiri.33

Dalam Islam, penggunaan metodologi yang tepat dalam rangka

mempermudah proses belajar-mengajar adalah suatu yang niscaya sehingga

keberadaanya sangat dinanti, baik dari kalangan siswa maupun dari pemerhati dan

pengguna lulusan keguruan. Ismail 34 mengatakan bahwa metode sebagai seni

dalam mentrasfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan

dibanding dari materi itu sendiri. Sebuah adagium mengatakan bahwa:

32

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Semarang: PT. Karya Toha

Putra, 1271 33

Chabib Thoha, Kapita Selekta PendidikanAgama Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

1996, 77 34

Islamil, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif,

Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan), Semarang: Pustaka Rasail Cet.I, 2008,12.

Page 44: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

44

Õ8äUã oi ksü Ö^}=Ëe ã (metode jauh lebih penting dibanding materi). Kenyataan

membuktikan bahwa cara penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh

siswa, walaupun sebenarnya materi yang disampaikan sesungguhnya tidak terlalu

menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik, karena disampaikan dengan cara

yag kurang menarik maka materi itu kurang dapat dicerna oleh siswa.

Al-qur’an sebagai sumber hukum Islam telah memerintahkan untuk

memilih metode yang tepat dalam proses pembelajaran, seperti yang terdapat

dalam surah an-Nahl : 125

Ú oB1ã és 0fæ kS8ä-pÖnB<ã ÖÏQqjeãp Öjb2fæ cæ< g~çA ûeã P8ã êD o}9&tjfæ kfQã qsp uf~çA oQ gM o] kfQã qs cæ< lã

“Serulah (manusia) kepada Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang

baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk”.

Ayat diatas berbicara tentang beberapa metode pembelajaran. Di sini ada tiga

contoh metode, yaitu hikmah (kebijaksanaan), mau’idhah hasanah (nasehat yang

baik), dan mujadalah (dialog dan debat). Pendapat ini juga banyak disampaikan

oleh para mufassir, seperti Fakhrudin ar-Razy, Muhammad Ash-Shawy, an-

Nawawy al-Jawy, dan lain-lain. 35 Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis

simpulkan bahwa penggunaan metode yang tepat dalam pembelajaran dapat

menyampaikan materi pembelajaran sesuai yang diharapkan. Oleh karenanya

setiap guru diharapkan mampu memilih metode yang sesuai dengan kondisi siswa,

dan lingkungan dimana pembelajaran berlangsung..

35

Islamil, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ..., 12

Page 45: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

45

B. Manajemen Program Pembelajaran

1. Konsep Manajemen

Dalam Webster, News Collegiate Dictionary disebutkan bahwa

manajemen berasal dari kata to manage berasal dari bahasa Italia “managgio”

dari kata “managgiare” yang diambil dari bahasa Latin. Kata manus yang

berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Managere diterjemahkan

dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda

management dan manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen.

Management diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen

atau pengelolaan.36

Kata manage dalam kamus diberi arti: (1) to direct and control

(membimbing dan mengawasi); (2) to treat with care (memperlakukan dengan

seksama); (3) to carry on business or affair (mengurus perniagaan, atau

urusan/persoalan); (4) to achieve one’spurpose (mencapai tujuan tertentu).37

Pengertian manajemen dalam kamus tersebut memberikan gambaran bahwa

manajemen adalah suatu kemampuan atau ketrampilan membimbing,

mengawasi dan memperlakukan/mengurus sesuatu dengan seksama untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manajemen banyak dikemukakan oleh beberapa pakar manajemen

yaitu: manajemen adalah suatu proses pencapaian tujuan organisasi lewat usaha

orang lain. 38 Menurut Gulick manajemen adalah suatu bidang pengetahuan

36

Husain Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,

2006, 3. 37

Syamsudduha, Manajemen Pesantren, Yogyakarta: Graha Guru, 2004, 16. 38

M. Toha, Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Rajawali Press, 1999, 35.

Page 46: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

46

yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang

bekerja sama.39 Terry memberikan defenisi: “management is a distinct process

consisting of planning, organizing, actuating and controlling, performed to

determine and accomplish stated objectives by the use of human beings and

other resources”.40 Maksudnya bahwa manajemen adalah suatu proses yang

terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang

dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan dengan menggunakan

sumber manusia dan sumber lain. Sedangkan Hersey dan Blanchard

memberikan definisi management as working with and through individuals and

groups to accomplish organizational goals.41 Pengertian di atas mengandung

arti bahwa manajemen adalah bekerja dengan dan melalui individu atau

kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen menurut Nanang adalah: (1) manajemen sebagai ilmu

pengetahuan karena memiliki serangkaian teori yang menuntut manajer untuk

melakukan tindakan pada situasi tertentu dan meramalkan akibat-akibatnya, (2)

manajemen merupakan suatu kiat atau seni untuk melaksanakan pekerjaan

melalui orang-orang, yang membutuhkan tiga unsur yaitu pandangan,

pengetahuan teknis dan komunikasi; (3) manajemen merupakan suatu profesi

yang dituntut persyaratan tertentu seperti: (a) kemampuan / kompetensi

meliputi konseptual, sosial dan teknikal; (b) kemampuan konsep adalah

39

N. Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, 1. 40

Terry G.R., Principles of Management (3rd

ed.). (Homewood IL: Richard D. Irwin, INC,

1997), 4. 41

P. Hersey dan Blanchard K., Management of Organizatioanal Behavior: Utilizing

Human resources, (4th ed.), (Englewood Cliffs, New Jersey: Printice Hall, INC, 1982, 3.

Page 47: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

47

kemampuan mempersepsi organisasi sebagai suatu sistem, (c) memahami

perubahan pada setiap bagian berpengaruh kepada keseluruhan organisasi.42

Berdasarkan beberapa pengertian manajemen di atas, maka dapat

penulis simpulkan bahwa manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni

yang menyangkut aspek-aspek yang sistematis, suatu proses kerjasama dan

usaha melalui orang lain, pengaturan, pengarahan, koordinasi, evaluasi untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan serta dengan memperhatikan sumber

dana, alat, metode, waktu dan tempat pelaksanaan.

2. Konsep Pembelajaran

Konsep Pembelajaran Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pada Pasal 1 Bab pertama, menyebutkan

bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik

dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.43

Jadi interakasi

siswa dengan guru atau sumber belajar yang lain dalam lingkungan belajar

disebut pembelajaran. Sedang menurut Degeng dalam Uno bahwa

pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa.44

Dalam pengertian

ini secara implisit dalam pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan,

mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan.

Pemilihan, penetapan dan pengembangan metode ini didasarkan pada

kondisi pengajaran yang ada.

Senada dengan itu, Syafarudin mengemukakan bahwa guru sebagai

seorang menejer seharusnya melakukan pembelajaran yaitu dengan proses

42

N. Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan ..., 1-4. 43

http://www.depdiknas..id/RPP/modules.php?name=News&file=article&sid=36 44

Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, 2.

Page 48: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

48

pengarahan anak didik untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka

perubahan tingkah laku (kognitif, afektif dan psikomotik) menuju

kedewasaan.45

Pengarahan agar siswa belajar sehingga terjadi peningkatan

dalam tingkah lakunya, disebut sebagai pembelajaran.

Surya berkesimpulan bahwa secara umum pembelajaran merupakan

suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil

interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Secara lengkap pengertian pembelajaran dapat dirumuskan

sebagai berikut: “Pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh

individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.”46

Beberapa prinsip yang menjadi landasan pengertian di atas

diantaranya: Pertama, pembelajaran sebagai usaha memperoleh perubahan

perilaku. Artinya seseorang yang telah mengalami pembelajaran akan

berubah perilakunya. Tetapi tidak semua perubahan perilaku sebagai hasil

pembelajaran. Perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai

ciri-ciri sebagai berikut: (1) perubahan yang disadari; (2) bersifat kontinyu

(berkesinambungan); (3) bersifat fungsional (memberikan manfaat); (4)

45

Syafaruddin , Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum Teaching,

2005, 77. 46

Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Yogyakarta: Pustaka Bani

Quraisy, 2004, 9.

Page 49: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

49

bersifat positif; (5) bersifat permanent (menetap); (6) bertujuan dan terarah

artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai.47

Kedua, hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara

keseluruhan (kognitif, afektif dan motorik). Ketiga, pembelajaran

merupakan suatu proses. Artinya pembelajaran itu merupakan suatu

aktivitas yang berkesinambungan, sistematis dan terarah. Keempat, proses

pembelajaran terjadi karena adanya sesuatu yang mendorong dan ada

sesuatu tujuan yang akan dicapai. Kelima, pembelajaran merupakan bentuk

pengalaman. Perubahan perilaku yang diperoleh dari pembelajaran pada

dasarnya merupakan pengalaman.

Berkaitan dengan pengembangan program pembelajaran berarti

melakukan suatu proses yang terus menerus untuk melakukan perbaikan

program yang sudah ada. Melakukan pengembangan pembelajaran berarti

melakukan suatu proses pembelajaran yang terus-menerus sehingga terjadi

perbaikan dalam pembelajaran. Perbaikan dalam pembelajaran ditandai

dengan adanya usaha perbaikan program maupun perbaikan tingkah laku

pada diri siswa. Hal-hal yang perlu dikembangkan dalam pembelajaran

mengacu pada SK-KD meliputi; silabus, Indikator , Materi pembelajaran,

Strategi Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan

evaluasi pembelajaran.

Jadi, Program pembelajaran yang dimaksud adalah usaha yang

dilakukan secara sistematis dan terus menerus untuk memperbaiki aktivitas

47

Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran ..., 9-10.

Page 50: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

50

pembelajaran dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran yang ada

pada satuan pendidikan tersebut dengan syarat potensi yang sudah ada lebih

memenuhi dari yang distandarkan.

Dengan demikian, dapat penulis simpulkan bahwa manajemen

program pembelajaran adalah usaha untuk melakukan perbaikan program

baik dalam arti kuantitatif maupun kualitatif. Perbaikan program dimulai

dari merencanakan, melaksanakan (mengorganisir dan mengarahkan) serta

mengendalikan program dalam rangka memperoleh perubahan perilaku

yang baru dalam diri peserta didik.

3. Manajemen Program Pembelajaran

Dalam teori pembelajaran, manajemen program pembelajaran adalah

ilmu murni, terapan dan sistem. Teori pembelajaran meliputii teori

pengajaran yang di dalamnya dihubungkan berbagai faktor ke dalam sistem

manajemen program pembelajaran. Menurut Reigeluth bahwa manajemen

program pembelajaran adalah berkenaan dengan pemahaman, peningkatan

dan pelaksanaan dari pengelolaan program pengajaran yang dilaksanakan.48

Itu berarti manajemen program pembelajaran adalah proses pendayagunaan

seluruh komponen yang saling berinteraksi (sumber daya pengajaran) untuk

mencapai tujuan program pembelajaran.

Rohani berpendapat bahwa manajemen (pengelolaan) program

pembelajaran adalah lebih mengacu pada suatu upaya mengatur

(memenejemeni, mengendalikan) aktivitas pembelajaran berdasarkan

48

Mohammad Surya, Psikologi Pembelajaran..., 10.

Page 51: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

51

konsep-konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk menyukseskan

tujuan pembelajaran agar tercapai secara lebih efektif, efisien dan produktif.

Manajemen pembelajaran diawali dengan penentuan strategi, pelaksanaan,

dan diakhiri dengan penilaian.49

Penilaian tersebut pada akhirnya akan dapat

dimanfaatkan sebagai feedback bagi perbaikan seluruh program

pembelajaran lebih lanjut.

Para ahli menajemen memberikan pendapat beragam mengenai

fungsi manajemen, namun pada intinya mengandung kesamaan. Sebagai

contoh, fungsi-fungsi manajemen menurut: Henry Fayol

(planning,organizing, commanding, dan controlling), George R. Terry

(planning,organizing, actuating, controlling), L.M. Gulick (planning,

organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting), Kantz

O’Donniell (planning, organizing, staffing, leading, controlling).50

Pendapat beragam tentang fungsi manajemen di atas, menunjukkan

banyaknya aspek yang dikerjakan oleh seorang manejer. Dari beberapa

pendapat di atas, terlihat adanya beberapa aspek utama yaitu planning,

organizing, commanding, controlling. Keempat fungsi tersebut akan

dijelaskan berikut:

a. Perencanaan Program Pembelajaran PAI

Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari aktivitas

manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut

49

Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, 2. 50

Syamsudduha, Manajemen Pesantren ..., 19.

Page 52: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

52

Anderson, perencanaan adalah pandangan masa depan dan menciptakan

kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan seseorang di masa depan.51

Walaupun semua fungsi manajemen saling terkait namun setiap

pelaksanaan kegiatan organisasi harus dimulai dari perencanaan.

Dijelaskan Davis bahwa perencanaan pengajaran adalah pekerjaan yang

dilakukan oleh seorang guru untuk merumuskan tujuan pengajaran.

Sedangkan Dick dan Reiser menjelaskan bahwa rencana pembelajaran

terdiri dari sejumlah komponen yang jika dipadukan memberikan

panduan bagi penyampaian pengajaran efektif kepada pembelajar.52

Sesungguhnya fungsi perencanaan dalam organisasi untuk

menyajikan suatu sistem keputusan yang terpadu sebagai kerangka dasar

bagi kegiatan organisasi. Menurut Nurhida Amir dan Rocdhita,

perencanaan pengajaran merupakan suatu proses analisis dari kebutuhan

dan tujuan belajar, pengembangan materi, kegiatan belajar mengajar dan

penilaian hasil belajar peserta didik, mencobakan semua kegiatan

mengajar dan penilaian peserta didik.53

Setidaknya terdapat beberapa alasan rencana guru menjadi

penting, yaitu: (1) untuk mengurangi kecemasan dan ketidakpastian; (2)

memberikan pengalaman pembelajaran bagi guru; (3) perencanaan

membolehkan para guru untuk mengakomodasi perbedaan individu

diantara siswa; (4) memberikan struktur dan arah untuk pembelajaran.

Tegasnya, perencanaan memang sangat diperlukan oleh guru.

51 Syafaruddin , Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran..., 91. 52

Syafaruddin , Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran..., 91. 53 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, op. cit., 69.

Page 53: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

53

Rencana program dibuat dengan tujuan untuk memperjelas

bagaimana suatu visi dapat dicapai. Rencana program pada dasarnya

merupakan upaya untuk implementasi strategi utama organisasi. Rencana

program juga juga merupakan proses penentuan jumlah dan jenis sumber

daya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan suatu rencana.54

Rencana program dituangkan dalam bentuk rancangan kegiatan

pembelajaran dalam bentuk silabus dan desain pembelajaran, rancangan

pelaksanaan pembelajaran lebih rinci (RPP), desain penilaian dan

instrumennya, serta dilaksanakan secara efektif dan efisien. Mekanisme

kerja tim pengembang kurikulum, MGMP, dan guru mata pelajaran

disajikan dalam skema berikut ini.

54 Muhaimin, Sutiah, Prabowo, L. S., Manajemen Pendidikan: Aplikasinya...., 185

Page 54: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

54

Gambar 2.1.

Mekanisme Kerja Tim Pengembang Kurikulum,

MGMP dan Guru Mata Pelajaran

Evaluasi

Evaluasi

Langkah-Langkah

Pengembangan kegiatan pembelajaran dilakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1) Mengkaji dan memetakan KD (KD) agar diketahui karakteristiknya.

Hal ini perlu dilakukan guna merancang strategi dan metode yang

KTSP

(Struktur kurikulum,

Mekanisme

Pembelajaran dan

Penilaian, dll.)

Silabus

Desain Pembelajaran

Desain Penelitian

RPP

Instrumen Penilaian

Bahan Ajar

Pelaksanaan

Pembelajaran dan

Penilaian

Tim

Pengembang

Kurikulum

MGMP

Guru Mata

Pelajaran

Page 55: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

55

akan digunakan pada kegiatan tatap muka, tugas terstruktur, dan

mandiri tidak terstruktur.

2) Mendeskripsikan KD secara lebih rinci dan terukur ke dalam rumusan

indikator kompetensi. Indikator berguna untuk merancang kegiatan

pembelajaran yang diperlukan. Indikator yang dominan pada prinsip

danKTSP (Struktur kurikulum, Mekanisme Pembelajaran dan

prosedural misalnya, menyarankan kegiatan pembelajaran dengan

strategi diskoveri inkuiri.

3) Membuat desain pembelajaran dalam bentuk silabus atau desain

umum pembelajaran seperti disajikan dalam Contoh Desain Umum

Pembelajaran Sistem SKS.

4) Menjabarkan silabus atau desain pembelajaran dalam bentuk

rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) tiap pertemuan.

5) Melaksanaan pembelajaran sesuai dengan silabus/desain pembelajaran

dan RPP.

6) Melakukan penilaian proses maupun hasil belajar untuk mengukur

pencapaian kompetensi

Dalam kegiatan perencanaan program pembelajaran, seorang

guru harus menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang memuat identitas

mata pelajaran, standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD ),

indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar,

alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian

hasil belajar, dan sumber belajar.

1) Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata

pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi

Page 56: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

56

,kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan

pendidkan.55

Silabus sebagai acuan kegiatan pembelajaran dapat

dilakukan oleh para guru secara mandiri atau kelompok, kelompok

MGMP, KKG, Dinas pendidikan kabupaten dan Kandepag

Kabupaten/Kota harus memperhatikan:

1) Mengembangan indikator

2) Mengidentifikasi materi ajar/ materi pokok

3) Mengembangkan kegiatan pembelajaran

4) Pengalokasian waktu

5) Pengembangan penilaian dan

6) Menentukan sumber/ Bahan /alat.56

Silabus yang direncanakan dan yang akan dilaksanakan dalam proses

pembelajaran hendakanya disesuaikan dengan situasi dan kodisi anak

di lingkungan dimana sekolah itu berada. Silabus yang terlampau ideal

akan mengakibatkan kegagalan dalam proses pembelajaran dan

hasilnya tentu akan jauh dari yang diharapkan. Untuk itu para guru

dalam menyuusun silabus, sendiri maupun berkelompok, disamping

mengacu pada kurikulum juga memusatkan perhatian pada

pengembangan seluruh kompetensi siswa serta merespon secara

proaktif berbagai perkembangan informasi, ilmu pengetahuan,

tegnologi, dan seni serta program pembelajarannya terhadap

55 E.Mulyasa, ,KTSP, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, 190. 56 Khaeruddin, Mahfud junaidi, Kuriklum Tingkat Satuan Pendidkan, Jogjakarta: Pilar Media,

2007, 129.

Page 57: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

57

kepentingan daerah dan karakteristik peserta didik serta tetap memiliki

fleksibilitas dalam melaksanakan kurikulum yang berdiversifikasi.

2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan

belajar peserta didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada

satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan

sistematis serta sesuai dengan karakteristik siswa, agar pembelajaran

berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,

memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan

ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai

dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta

didik.

RPP disusun untuk setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam

satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk

setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan

pendidikan dan disesuaikan pula dengan kondisi siswa dan keberadaan

lingkungan dimana sekolah itu berada.

Komponen RPP adalah :

a) Identitas mata pelajaran

Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas,

semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema

pelajaran, jumlah pertemuan.

b) Standar kompetensi

Page 58: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

58

Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan

minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai

pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.

c) Kompetensi dasar

Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus

dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai

rujukan penyusunan indikator kompetensi dalam suatu

pelajaran.

d) Indikator pencapaian kompetensi

Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur

dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian

kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata

pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan

dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat

diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan

keterampilan.

e) Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar

yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan

kompetensi dasar.

f) Materi ajar

Page 59: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

59

Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan

rumusan indikator pencapaian kompetensi.

g) Alokasi waktu

Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk

pencapaian KD dan beban belajar.

h) Metode pembelajaran

Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang

telah ditetapkan. Martinis Yamin mengatakan bahwa metode

adalah cara melakukan atau menyajikan, ,menguraikan,

memberi contoh ,dan memberi latihan isi pelajaran kepada

siswa untuk mencapai tujuan tertentu.57

Pemilihan metode

pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta

didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi

yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran.

i) Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajarn diakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreatifitas dan kemandiriaan sesuai dengan bakat ,

57 Martinis Yamin, Sertifikasi profesi keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada press,

2006, 153.

Page 60: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

60

minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.58

Kegiatan pembelajaran ini di awali dengan pendahualuan

,kegiatan inti dan penutup.

j) Penilaian hasil belajar

Penilaian hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu

kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah

terjadi pada diri peserta didik.59

Prosedur dan instrumen

penilia proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator

pencapaian kompetensi dan mengacu pada standar penilaian

yang ditetapkan sekolah maupun pemerintah.

b. Pelaksanaan Program Pembelajaran PAI

1) Pengorganisasian

Mengorganisir dalam mengembangkan program

pembelajaran merupakan pekerjaan yang dilakukan seorang guru

dan kepala sekolah dalam mengatur dan menggunakan sumber

belajar dengan maksud mencapai tujuan belajar dengan cara yang

efektif dan efisien.60

Artinya bahwa organisasi merupakan proses

pembagian sumber belajar untuk mempermudah mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

Jika ditelusuri lebih jauh lagi, pengorganisasian sebenarnya

tidak saja berhenti pada pengelolaan sumber belajar, sebagaimana

yang dijelaskan Davis bahwa pengorganisasian dalam

58 PP. N0.19 tahun 2005, pasal 19 ( ayat 1) 59 E.Mulyasa, Kurikulum yang disempurnakan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2006, 243.

60 Syafaruddin , Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran..., 110

Page 61: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

61

pembelajaran meliputi: (a) memilih alat taktik yang tepat; (b)

memilih alat bantu belajar atau audio visual yang tepat; (c) memilih

besarnya kelas (jumlah siswa yang tepat); (d) memilih strategi yang

tepat untuk mengkomunikasikan peraturan-peraturan, prosedur

serta pengajaran yang kompleks.61

Dalam rangka pengelolaan program-program pembelajaran,

guru perlu menciptakan suasana belajar di kelas yang kondusif dan

terarah pada pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien diantaranya:

a) Sebelum guru masuk kelas (pre condition).

Cara yang ditempuh oleh guru adalah: (1) merumuskan apa

yang penting dan harus dimiliki oleh siswa; (2) merancang

bantuan-bantuan yang cocok akan diberikan kepada siswa; (3)

merancang waktu yang sesuai dengan topik/pokok bahasan

pelajaran.

b) Pada waktu guru di kelas (operating procedures)

Cara yang ditempuh mencakup kegiatan berikut: (1)

memperhatikan keragaman siswa sehingga guru memperlakukan

mereka dengan cara dan waktu yang berbeda; (2) mengadakan

pengukuran terhadap berbagai pencapaian siswa sebagai hasil

belajarnya.62

61

Syafaruddin , Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran..., 110 62

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa: Sebuah Pendekatan Evaluatif,

Jakarta: CV Rajawali, 1986, 27-28.

Page 62: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

62

Pada tahapan di atas maka mutlak diperlukan metodologi

yang tepat dalam pembelajaran. Dalam hal ini metode mengajar

adalah (1) salah satu komponen dari proses pendidikan; (2)

merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat-alat bantu

mengajar; (3) merupakan kebulatan dalam satu sistem pengajaran.

Sebagai menejer, guru dapat mengorganisasikan program

atau bahan pelajaran untuk disampaikan kepada siswa dengan

beberapa metode, antara lain: metode ceramah, metode

demonstrasi, diskusi, metode tanya jawab, metode drill/latihan,

atau metode resitasi/pemberian tugas belajar, karyawisata,

sosiodrama, simulasi, dll.63

Dalam menggunakan dan memilih

metode, yang penting diperhatikan guru adalah tujuan pengajaran

yang akan dicapai, sifat materi pelajaran, kondisi siswa,

kemampuan guru dan alokasi waktu. Artinya bahwa

pengorganisasian ini erat terkait dengan pengelolaan kelas.

Pengelolaan kelas merupakan suatu usaha yang dilakukan

oleh guru (penanggung jawab) dalam membantu yang

diharapkan.64

Edmund, dkk, mendefenisikan pengelolaan kelas

yaitu: (1) Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi

siswa yang tinggi karena keterlibatan siswa di kelas; (2) tingkah

63

Syafaruddin , Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran..., 112-115. 64 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa...., 68.

Page 63: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

63

laku siswa yang tidak banyak mengganggu kegiatan guru dan siswa

lain; (3) menggunakan waktu belajar yang efisien.65

Kegiatan utama yang dilakukan dalam pengelolaan kelas

yaitu: (1) yang berkaitan dengan siswa; (2) yang berkaitan dengan

fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran). Membuka jendela,

merangsang anak untuk belajar maksimal, mengatur bangku, meja

dan sebagainya merupakan pengelolaan. Jadi, tujuan pengelolaan

kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib

sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Sebuah kelas dapat dikatakan tertib, dilihat dari indikator

yaitu: (1) setiap anak terus bekerja, tidak ada yang berhenti karena

tidak tahu tugas belajar yang diberikan kepadanya, (2) setiap anak

terus melakukan pekerjaan belajar tanpa membuang waktu agar

dapat menyelesaikan tugas belajar yang diberikan kepadanya.

Jangan sampai ada anak yang dapat mengerjakan tugasnya, tetapi

tidak bergairah dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru,

karena situasi dan kondisi kelas tidak mendukung.

Pengelolaan kelas tidak sekedar pada hal-hal teknis atau

menyangkut strategi belaka, namun lebih menyangkut faktor

pribadi-pribadi peserta didik yang ada di kelas tersebut.

Pengelolaan kelas tidak dapat dilepaskan dari aspek manusiawi dari

pembelajaran dan pengajaran. Pengelolaan kelas yang ditekankan

65

Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2006, 264

Page 64: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

64

pada bagaimana mengelola pribadi-pribadi yang ada akan lebih

menolong dan mendukung perkembangan pribadi, baik pribadi

peserta didik maupun gurunya.

Kelas atau kegiatan belajar mengajar hendaknya menjadi

suasana yang menggairahkan dan mengasyikkan untuk kegiatan

eksplorasi diri dan menemukan identitas diri. Maka pengajaran

secara integral mesti berkaitan dengan pendidikan nilai. Faktor-

faktor penting dalam pengelolaan kelas adalah faktor gurunya,

faktor kedisiplinan, dan faktor evaluasi atau penilaian bagi peserta

didik. Kesemua faktor tersebut saling berkaitan antara satu dengan

lainnya yang harus diperhatikan guru dalam rangka mengelola

kelas mencapai tujuan yang maksimal.

2) Pengarahan

Pengarahan (leading) yang biasanya juga diartikan

kepemimpinan adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi

aktivitas yang berhubungan dengan tugas dari anggota-anggota

kelompok.66

Tugas mengarahkan dilakukan oleh pemimpin, oleh

karena itu kepemimpinan kepala sekolah, mempunyai peran yang

sangat penting dalam mengarahkan personil untuk melaksanakan

kegiatan pengembangan program pembelajaran.

Kepemimpinan dalam pengembangan program

pembelajaran merupakan proses aktivitas peningkatan pemanfaatan

66 Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar, Jakarta: Rieneka Cipta, 1993, 94.

Page 65: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

65

sumberdaya manusia dan material di sekolah secara lebih kreatif,

mengintegrasikan semua kegiatan dalam kepemimpinan, sedangkan

manajemen dan administrasi pendidikan membuat keputusan untuk

kelangsungan pembelajaran secara efektif.67

Menurut Sue dan Glover dalam konteks pembelajaran,

peran guru adalah menolong siswa untuk mengembangkan

kapasitas pembelajaran, yang memungkinkan aktivitas manajemen,

struktur organisasi, sistem dan proses yang diperlukan untuk

menangani kegiatan mengajar dan peluang belajar para siswa

secara maksimal.68

Semakin senang perasaan (enjoyable) anak

dalam mengikuti pembelajaran, diharapkan tujuan pembelajaran

yaitu perubahan tingkah laku siswa tercapai secara optimal.

Menurut Davis dalam konteks peran guru, memimpin

adalah pekerjaan yang dilakukan oleh guru untuk memberikan

motivasi, mendorong dan membimbing siswa sehingga mereka

akan siap untuk mencapai tujuan belajar yang telah disepakati. Jadi

peran guru disini lebih mengarah pada kegiatan memotivasi siswa

untuk dapat belajar. Untuk memberikan pengaruh dan bimbingan

dalam konteks mengajar, guru sebagai pemimpin melakukan dua

usaha utama, yaitu: (1) memperkokoh motivasi siswa, (2) memilih

strategi mengajar yang tepat.69

Ketika guru berhasil melaksanakan

kedua usaha di atas, maka secara tidak langsung guru telah

67 Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran..., 121. 68

Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran...,121. 69

Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran...,124

Page 66: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

66

menjalin hubungan harmonis dengan siswa, sehingga memudahkan

guru dalam mengarahkan siswa ke arah tujuan yang diharapkan.

Karakteristik hubungan yang baik antar guru dan siswa

yaitu: (1) keterbukaan dan transparan sehingga memungkinkan

terjadinya keterusterangan satu dengan lainnya; (2) penuh

perhatian, bila tiap pihak mengetahui bahwa dirinya dihargai oleh

pihak lain; (3) saling ketergantungan dari pihak yang satu kepada

pihak yang lain; (4) keterpisahan, untuk memungkinkan guru dan

siswa menumbuhkan dan mengembangkan keunikan, kreativitas

dan individualitas masing-masing; (5) pemenuhan kebutuhan

bersama sehingga tidak ada satu pihak yang dikorbankan untuk

memenuhi kebutuhan pihak lain.70

Silberman berpendapat bahwa pembelajaran akan memikat

hati siswa manakala guru melakukan hal-hal berikut: (1)

menyampaikan informasi dalam bahasa mereka (siswa); (2)

memberikan contoh tentang hal tersebut; (3) Memperkenalkan

dalam berbagai arahan dan keadaan; (4) melihat hubungan antara

informasi dan fakta atau gagasan lainnya; (5) membuat

kegunaannya dalam berbagai cara; (6) memperhatikan beberapa

konsekuensi informasi tersebut; (7) menyatakan perbedaan

informasi itu dengan lainnya.71

70

Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran..., 125. 71

Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran..., 125.

Page 67: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

67

Pembelajaran akan lebih memantapkan siswa untuk tekun

mengikuti pembelajaran guru dan termotivasi untuk giat belajar

sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan yang diterapkan guru

dalam lingkungan pendidikan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

Sriyono, dkk bahwa dalam konteks kepemimpinan, terdapat

beberapa gaya kepemimpinan guru, yaitu: (1) guru yang otoriter;

(2) guru yang memberikan kebebasan; (3) guru yang demokratis.72

Terdapat perbedaan signifikan antara guru dalam pembelajaran.

Guru yang otoriter cenderung berbuat banyak untuk mengambil

keputusan, sedangkan guru yang demokratis, membagi kepada

kelompok untuk membuat keputusan.

Sebagai seorang manejer, guru pun diharapkan mampu

memberikan penguatan motivasi kepada siswa untuk belajar. Perlu

diketahui juga bahwa persoalan motivasi bukan hanya kajian dalam

psikologi, tetapi juga berkaitan dengan manajemen dan

pembelajaran. Semua orang mempunyai motivasi dalam melakukan

suatu tindakan. Guru sebagai pemimpin dalam proses pengajaran,

berperan dalam mempengaruhi atau memotivasi siswa agar mau

melakukan pekerjaan yang diharapkan sehingga pekerjaan guru

dalam mengajar menjadi lancar, siswa mudah paham dan

menguasai materi pelajaran sehingga tercapai tujuan pengajaran.

72

Tunggal, Manajemen Suatu Pengantar,..,131

Page 68: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

68

Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat

menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi siswa malas

belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Motivasi dapat efektif

bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan siswa.

Penganekaragaman cara belajar memberikan penguatan dan

sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk

lebih bergairah dalam belajar.73

Menurut Davis, kegiatan motivasi ialah kekuatan yang

tersembunyi dalam diri dan mendorong seseorang berkelakuan dan

bertindak dengan cara yang khusus. Mitchel berpendapat bahwa

motivasi sebagai suatutingkat kejiwaan berkaitan dengan keinginan

individu dan pilihan untuk melakukan perilaku tertentu. Menurut

Callahan dan Clark, motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik

yang menyebabkan adanya tingkah laku kearah suatu tujuan

tertentu.74

Jadi motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu

tindakan. Suatu kondisi dimana keinginan-keinginan (needs)

pribadi dapat mencapai kepuasan.

Maslow mengemukakan tingkat kebutuhan sebagai dasar motivasi

yaitu: (a) Kebutuhan psikologis, mencakup: lapar haus, dan

dorongan seksual; (b) Kebutuhan rasa aman, mencakup: keamanan

dan perlindungan fisik dan emosi; (c) Kebutuhan sosial, meliputi:

kepemilikan, penerimaan dan persahabatan; (d) Kebutuhan harga

73

Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka

Cipta, 2005, 45. 74 E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,..., 264.

Page 69: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

69

diri, mencakup: harga diri, pengakuan dan prestasi (faktor internal),

status, pengakuan dan perhatian (faktor eksternal); (e) Kebutuhan

aktualisasi diri, mencakup: pertumbuhan pencapaian potensi

individu.75

Basyirudin berpendapat bahwa motivasi atas dua bagian,

yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan

yang timbul dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motivasi ini biasanya mucul karena adanya keinginan mencapai

tujuan yang terkandung dalam perbuatan belajar seseorang,

sebagaimana dikatakan para psikolog “Intrinsic motivations are

inherence in the learning situation and meeting pupil needs and

purposes”. Sedangkan Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang

timbul karena adanya pengaruh luar, seperti adanya keinginan

mencari penghargaan berupa angka, hadiah, dan sebagainya.76

Menurut penulis guru harus selalu berusaha untuk

memperkuat motivasi siswa dalam belajar. Hal tersebut dapat

dicapai melalui penyajian pelajaran yang menarik dan hubungan

pribadi yang menyenangkan baik dalam kegiatan belajar mengajar

di kelas maupun di luar kelas. Bagaimanapun, siswa akan senang

belajar di kelas yang nyaman dan menarik yang direncanakan

dengan baik. Siswa harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga

terwujud rasa harga diri, status dan pengenalan diri. Intinya adalah

75 Sri Esti Wuryani Djiwandono, Psikologi Pendidikan, .., 264, 76

Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Press,

2002, 10.

Page 70: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

70

menciptakan iklim kesehatan yang tinggi di sekolah baik fisik

maupun non fisik.

Tentu saja untuk menciptakan motivasi siswa dalam belajar

tidak hanya persoalan keprofesionalan guru. Hal tersebut juga

berkaitan dengan efektifitas manajemen sekolah dalam

menyediakan sumber daya yang mendukung munculnya motivasi

belajar yang tinggi.

Berdasarkan Permendiknas nomor 41 tahun 2007 tentang standar

proses, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan

implementasi dari RPP, yang meliputi: kegiatan pendahuluan,

kegiatan inti dan kegiatan penutup.

1) Kegiatan Pendahuluan

Dalam kegiatan pendahuluan, guru: a) menyiapkan peserta didik

secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b)

Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan

sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c) menjelaskan

tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d)

menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan

sesuai silabus.

2) Kegiatan Inti

Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran

untuk mencapai KD yang dilakukan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

Page 71: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

71

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik karena

pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang

secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam

tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.”77

Kegiatan inti

menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik

peserta didik dan mata pelajaran, yang dapat meliputi proses

eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Dalam kegiatan eksplorasi, guru: a) Melibatkan peserta didik

mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/ tema materi

yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang

jadi guru dan belajar dari aneka sumber; b) Menggunakan beragam

pendekatan pembelajaran, media pembe-lajaran, dan sumber

belajar lain; c) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik

serta antara peser-ta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber

belajar lainnya; d) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam

setiap kegiatan pembelajaran; dan e) Memfasilitasi peserta didik

melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan.

Dalarn kegiatan elaborasi, guru: a) membiasakan peserta

didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas

77 Corey (1986 ) dalam Sagala,Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung:

Alfabeta, 2005, 61.

Page 72: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

72

tertentu yang bermakna; b) memfasilitasi peserta didik melalui

pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan

gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis; c) memberi

kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah,

dan bertindak tanpa rasa takut; d) memfasilitasi peserta didik dalam

pembelajaran kooperatif dan kolaboratif; e) memfasilitasi peserta

didik berkompetisi secara sehat untuk meningkat- kan prestasi

belajar; f) memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi

yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual

maupun kelompok; g) memfasilitasi peserta didik untuk

menyajikan variasi; kerja individual maupun kelompok; h)

memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival,

serta produk yang dihasilkan; i) memfasilitasi peserta didik

Dalam kegiatan konfirmasi, guru: a) memberikan umpan

balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,

maupunhadiah terhadap keberhasilan peserta didik, b) memberikan

konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik

melalui berbagai sumber, c) memfasilitasi peserta didik melakukan

refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah

dilakukan, d) memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh

pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar.

Page 73: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

73

3) Kegiatan Penutup

Dalam kegiatan penutup, guru: a) Bersama-sama dengan

peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/ kesimpulan

pelajaran; b) melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap

kegiatan yang sudah di-laksanakan secara konsisten dan

terprogram; c) memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil

pembelajaran; d) merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam

bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan

konseling dan/atau memberikan tugas balik, tugas individual

maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e)

menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Selain tiga kegiatan inti di atas, untuk mendukung

ketercapaian dan ketuntasan suatu pembejalaran, guru perlu

menerapkan dan mengembangkan metode dan menggunakan media

pembelajaran yang tepat. Metode pembelajaran digunakan oleh

guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat

indikator yang telah ditetapkan. Dalam hal ini banyak metode

pembelajaran yang bisa dipilih oleh seorang guru. Pemilihan

metode pembelajaran ini tentu saja harus disesuaikan dengan

situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap

indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata

pelajaran.

Page 74: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

74

Di antara metode pembelajaran yang bisa digunakan

adalah: metode ceramah, diskusi, belajar kelompok, inquiry dan

discovery, bermain peran, dan pembelajaran dengan modul

(Modular Instruction). Pelaksanaan pembelajaran bisa

dilaksanakan di kelas (in classteaching) atau luar kelas (out of class

teaching).

Adapun media pembelajaran adalah segala sesuatu yang

bisa digunakan sebagai alat bantu dalam rangka mendukung usaha-

usaha pelaksanaan strategi serta metode pembelajaran yang

mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran. Media

pembelajaran merupakan segala sesuatu yang membawa atau

menyalurkan informasi antara sumber dan penerima. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

setiap alat baik hardware maupun software yang dipergunakan

sebagai media komunikasi dan bertujuan untuk meningkatkan

aktivitas proses belajar mengajar.

Secara garis besar media dapat digolongkan menjadi tiga

jenis yakni: Media berupa benda asli, seperti candi, masjid, dan

artefak lainnya. Kegunaan media dalam pembelajaran adalah

untuk: membangkitkan motivasi, membuat konsep abstrak menjadi

konkrit, mengatasi batas-batas ruang kelas, mengatasi perbedaan

pengalaman siswa, memungkinkan mengamati objek yang terlalu

kecil, menggantikan penampilan objek yang berbahaya/sulit

Page 75: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

75

terjangkau, menyajikan informasi belajar secara konsisten,

menyajikan pesan secara serempak, menyajikan peristiwa yang

telah lewat, memusatkan perhatian, mengatasi objek yang

kompleks, mengatasi penampilan objek yang terlalu cepat atau

lambat, besar atau kecil.

Sebagai tahapan strategis pencapaian kompetensi, kegiatan

pembelajaran perlu didesain dan dilaksanakan secara efektif dan

efisien sehingga memperoleh hasil maksimal. Berdasarkan panduan

penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kegiatan pembelajaran terdiri dari kegiatan tatap muka, kegiatan

tugas terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.

a. Kegiatan Tatap Muka

Untuk sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan

tatap muka dilakukan dengan strategi bervariasi baik ekspositori

maupun diskoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti

ceramah interaktif, presentasi, diskusi kelas, diskusi kelompok,

pembelajaran kolaboratif dan kooperatif, demonstrasi,

eksperimen, observasi di sekolah, ekplorasi dan kajian pustaka

atau internet, tanya jawab, atau simulasi.

Untuk sekolah yang menerapkan sistem SKS, kegiatan

tatap muka lebih disarankan dengan strategi ekspositori. Namun

demikian tidak menutup kemungkinan menggunakan strategi

dikoveri inkuiri. Metode yang digunakan seperti ceramah

Page 76: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

76

interaktif, presentasi, diskusi kelas, tanya jawab, atau

demonstrasi.

b. Kegiatan Tugas terstruktur

Bagi sekolah yang menerapkan sistem paket, kegiatan

tugas terstruktur tidak dicantumkan dalam jadwal pelajaran

namun dirancang oleh guru dalam silabus maupun RPP

(Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran). Oleh karena itu

pembelajaran dilakukan dengan strategi diskoveri inkuiri.

Metode yang digunakan seperti penugasan, observasi

lingkungan, atau proyek.

Kegiatan tugas terstruktur merupakan kegiatan

pembelajaran yang mengembangkan kemandirian belajar peserta

didik, peran guru sebagai fasilitator, tutor, teman belajar.

Strategi yang disarankan adalah diskoveri inkuiri dan tidak

disarankan dengan strategi ekspositori. Metode yang digunakan

seperti diskusi kelompok, pembelajaran kolaboratif dan

kooperatif, demonstrasi, eksperimen, observasi di sekolah,

ekplorasi dan kajian pustaka atau internet, atau simulasi.

c. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan

pembelajaran yang dirancang oleh guru namun tidak

dicantumkan dalam jadwal pelajaran baik untuk sistem paket

maupun sistem SKS. Strategi pembelajaran yang digunakan

Page 77: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

77

adalah diskoveri inkuiri dengan metode seperti penugasan,

observasi lingkungan, atau proyek.

Kegiatan program pembelajaran dilakukan dalam

koordinasi kepala sekolah yang dilaksanakan oleh tim

pengembang kurikulum di sekolah bersama dengan guru baik

melalui rapat kerja dan/atau kegiatan MGMP. Dalam

mengembangkan kegiatan pembelajaran, diperlukan informasi

yang cukup berkaitan dengan karakteristik sekolah yang terdiri

dari, potensi dan kebutuhan peserta didik, sumber daya, fasilitas,

lingkungan, dan lain-lain. Informasi diperoleh dari berbagai

sumber seperti catatan dan pengalaman guru, hasil riset bagian

penelitian dan pengembangan (Litbang), atau informasi bagian

inventarisasi di sekolah, serta karakteristik keilmuan sesuai mata

pelajaran.

c. Pengendalian

Pengendalian adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan

untuk mengadakan pengawasan, penyempurnaan dan penilaian untuk

menjamin agar tujuan dapat dicapai seperti yang telah ditetapkan

dalam perencanaan. Dalam pengendalian terdapat kegiatan monitoring

hasil-hasil dan membandingkannya dengan standar, menentukan

penyebab-penyebabnya, dan memperbaiki penyimpangan-

penyimpangannya.78

Pengendalian berbeda dengan pengawasan.

78 Sutopo, Administrasi manajemen Organisasi, Jakarta: LAN RI, 1998, 96.

Page 78: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

78

Perbedaannya terletak pada wewenang yang ada. Karena itu,

pengendalian memiliki wewenang turun tangan yang tidak dimiliki

oleh pengawas. Pengawas hanya sebatas memberi saran, sedangkan

tindak lanjutnya dilakukan oleh pengendali, karenanya pengendalian

lebih luas daripada pengawasan. Meskipun demikian pengendalian

juga sering disebut dengan pengawasan, sehingga pengendalian

diartikan sebagai proses kegiatan melihat apakah yang terjadi itu

sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, jika tidak maka akan

dilakukan penyesuaian. Dalam tulisan ini selanjutnya disebut dengan

istilah pengendalian. Nur Ali dalam Murdick dalam fatah menyatakan

pengendalian merupakan proses dasar yang secara esensial tetap

diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi79

. Proses

dasarnya terdiri dari tiga tahap yaitu; menetapkan standar pelaksanaan,

pengukuran pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar, dan

menentukan kesenjangan antara pelaksanaan dengan standar dan

rencana.

Salah satu fungsi pengendalian adalah mengadakan koreksi

sehingga apa yang sedang dilakukan bawahan dapat diarahkan dengan

benar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sukmadinata

menyatakan ada tiga cara pengendalian yang dapat dilakukan oleh

pemimpin80

. Pertama, pengendalian umpan maju (feedforward)

79 Nur Ali, Menejemen Pengembangan Kurikulum SMK, DISERTASI, Malang: PPs UM, 2008,,

96. 80 Sumadinata, dkk, Pengendalian Mutu pendidikan Sekolah Menengah; Konsep,Prinsip dan

Instrumen, Bandung: PT. Refika Aditama, 2006, 46-47.

Page 79: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

79

dilakukan sebelum pekerjaan dimulai. Tujuannya adalah untuk

mengantisipasi kemungkinan masalah yang akan muncul serta

melakukan tindakan-tindakan pencegahan. Kedua, pengendalian

konkuren (concurent controls) yaitu memusatkan kegiatan

pengendalian pada apa yang sedang berjalan atau proses pelaksanaan

kegiatan. Cara pengendalian ini disebut steering controls, monitoring

pekerjaan atau kegiatan yang sedang berjalan untuk meyakinkan

bahwa segala sesuatu telah berjalan dengan baik. Ketiga, pengendalian

umpan balik (feedback controls) atau disebut juga postaction controls,

yaitu pengukuran dan perbaikan dilakukan setelah kegiatan dilakukan.

Sedangkan proses pengendalian terdiri atas tiga langkah universal

yaitu; mengukur perbuatan, membandingkan perbuatan, dan

memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan81

.

Dengan demikian, pengendalian berarti melakukan kegiatan

yang terencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Oleh

karena itu pengendalian berkaitan erat dengan fungsi perencanaan,

pengorganisasian, dan pengarahan. Pengendalian juga sangat

menentukan baik-buruknya pelaksanaan suatu rencana karena tujuan

pengendalian agar proses pelaksanaan dilakukan sesuai dengan

ketentuan rencana dan melakukan perbaikan jika terdapat

penyimpangan dalam pelaksanaannya, sehingga tujuan yang dicapai

sesuai dengan perencanaannya.

81 Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2005, 60.

Page 80: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

80

Pengendalian yang baik apabila dilakukan tidak saja hanya

pada tahap akhir dari suatu pekerjaan, akan tetapi pengendalian harus

dilakukan sejak dari awal kegiatan, dalam arti dari sejak disusunnya

rencana kegiatan sampai dengan berakhirnya suatu kegiatan.

Pengendalian juga dapat dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah

disusun dan dapat pula dilakukan sewaktu-waktu. Dengan demikian

dapat diformulasikan bahwa pengendalian program pembelajaran

yaitu proses pemantauan, penilaian dan pelaporan atas pencapaian

tujuan dalam kegiatan-kegiatan manajemen program pembelajaran

yang telah ditetapkan untuk tindakan korektif guna penyempurnaan

lebih lanjut.

Untuk kegiatan pengendalian program pembelajaran dapat

dilakukan sejak mulai penyusunan perencanaan program,

pengorganisasian program, dan pengarahan kegiatan, proses aktivitas

orang-orang yang terlibat di dalamnya, serta berbagai upaya

menggerakkannya, sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat berhasil

dengan baik sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

Pengendalian dalam program pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mengadakan

penilaian hasil pembelajaran dan melakukan pengawasan terhadap

proses pembelajaran.

Penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh guru terhadap

hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi

Page 81: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

81

peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan

kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.82

Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan

terprogram dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis

atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil

karya berupa tugas,proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian

diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian

Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.

Sedangkan terhadap pengawasan atau pengendalian terhadap

proses pembelajaran dilakukan dengan cara:

a. Pemantauan.

1) Pemantauan proses pembelajaran dilakukan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

2) Pemantauan dilakukan dengan cara diskusi kelompok terfokus,

pengamatan, pencatatan, perekaman, wawacara, dan

dokumentasi.

3) Kegiatan pemantauan dilaksanakan oleh kepala dan pengawas

satuan pendidikan.

b. Supervisi

1) Supervisi proses pembelajaran dilakukan pada tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian hasil pembelajaran.

82 Permendiknas RI nomor 52 tahun 2008 tentang standar proses.

Page 82: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

82

2) Supervisi pembelajaran diselenggarakan dengan cara pemberian

contoh, diskusi, pelatihan, dan konsultasi

3) Kegiatan supervisi dilakukan oleh kepala dan pengawas satuan

pendidikan.

c. Evaluasi

1) Evaluasi proses pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas

pembelajaran secara keseluruhan, mencakup tahap perencanaan proses

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan penilaian hasil

pembelajaran.

2) Evaluasi proses pembelajaran diselenggarakan dengan cara:

a) membandingkan proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan

standar proses,

b) mengidentifikasi kinerja guru dalam proses pembelajaran sesuai

dengan kompetensi guru.

c) evaluasi proses pembelajaran memusatkan pada keseluruhan kinerja

guru dalam proses pembelajaran.

d. Pelaporan

Hasil kegiatan pemantauan, supervisi, dan evaluasi proses

pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan.

e. Tindak lanjut

1) Penguatan dan penghargaan diberikan kepada guru yang telah

memenuhi standar.

Page 83: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

83

2) Teguran yang bersifat mendidik diberikan kepada guru yang belum

memenuhi standar. Guru diberi kesempatan untuk mengikuti

pelatihan/penataran lebih lanjut

C. Pendekatan Manajemen Program Pembelajaran

Pendekatan merupakan cara pandang atau sudut pandang yang setelah

dilakukan kajian memiliki tingkat kecocokan/relevansi yang tinggi (efektivitas

dan efisiensi) untuk digunakan oleh satuan pendidikan dalam memecahkan

permasalahan atau untuk mencapai visi, misi, tujuan dan hasil pendidikan.83

Untuk meningkatkan keberhasilan belajar para siswa, maka setidaknya ada

lima pendekatan yang dapat digunakan dalam melaksanakan program

pembelajaran di kelas:84

Pertama, Pendekatan Penanaman Nilai (inculcation approach).

Pendekatan ini merupakan suatu pendekatan yang memberi penekanan pada

penanaman nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Pendekatan ini sebenarnya

merupakan pendekatan tradisional. Banyak kritik dalam berbagai literatur barat

yang ditujukan kepada pendekatan ini. Pendekatan ini dipandang indoktrinatif,

tidak sesuai dengan perkembangan kehidupan demokrasi. Pendekatan ini

dinilai mengabaikan hak anak untuk memilih nilainya sendiri secara bebas.

Menurut Raths dalam Sjarkawi85

, kehidupan manusia berbeda karena

perbedaan waktu dan tempat. Kita tidak dapat meramalkan nilai yang sesuai

83 Muhaimin, Suti’ah, Prabowo, L.S, Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) Pada Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Rajawali Pers, 2009,7. 84 Sjarkawi, Pembentukkan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial

Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri , Jakarta: Bumi Aksara, 2006, 114-115. 85 Sjarkawi, Pembentukkan Kepribadian Anak: Peran Moral ..., 115.

Page 84: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

84

untuk generasi yang akan datang. Menurut beliau, setiap generasi mempunyai

hak untuk menentukan nilainya sendiri. Oleh karena itu, yang perlu diajarkan

kepada generasi muda bukannya nilai, melainkan proses, supaya mereka dapat

menemukan nilai-nilai mereka sendiri, sesuai dengan tempat dan zamannya.

Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini antara lain keteladanan,

penguatan positif dan negatif, simulasi dan bermain peran.

Kedua, Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif (cognitive moral

development approach). Pendekatan ini mendorong siswa untuk berpikir aktif

tentang masalah-masalah moral dan dalam membuat keputusankeputusan

moral. Pendekatan ini lebih menekankan pada tercapainya tingkat

pertimbangan moral yang tinggi sebagai hasil belajar. Perkembangan moral

menurut pendekatan ini dilihat sebagai perkembangan tingkat berpikir dalam

membuat pertimbangan moral, dari suatu tingkat yang lebih rendah menuju

suatu tingkat yang lebih tinggi. Tujuan yang ingin dicapai oleh pendekatan ini

ada dua hal yang utama, yaitu: (1) membantu siswa dalam membuat

pertimbangan moral yang lebih kompleks berdasarkan kepada nilai yang lebih

tinggi; (2) mendorong siswa untuk mendiskusikan alasan-alasannya ketika

memilih nilai dan posisinya dalam suatu masalah moral. Cara yang dapat

digunakan dalam menerapkan pendekatan ini antara lain melakukan diskusi

kelompok dengan topik dilemma moral, baik yang faktual maupun yang

abstrak (hipotetikal).

Ketiga, Pendekatan Analisis Nilai (values analysis approach).

Pendekatan ini memberikan penekanan pada perkembangan kemampuan siswa

Page 85: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

85

untuk berpikir logis, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan

dengan nilai-nilai sosial. Jika dibandingkan dengan pendekatan perkembangan

kognitif, salah satu perbedaan penting antara keduanya bahwa pendekatan

analisis nilai lebih menekankan pada pembahasan masalah-masalah yang

memuat nilai-nilai sosial. Adapun pendekatan perkembangan kognitif memberi

penekanan pada dilema moral yang bersifat perseorangan. Pendekatan ini lebih

menekankan agar siswa dapat menggunakan kemampuan berfikir logis dan

ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan dengan nilai

tertentu. Selain itu, siswa dalam menggunakan proses berfikir rasional dan

analitis dapat menghubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai mereka

sendiri.

Keempat, Pendekatan Klarifikasi Nilai (values clarification approach).

Pendekatan ini memberi penekanan pada usaha membantu siswa dalam

mengkaji perasaan dan perbuatannya sendiri, untuk meningkatkan kesadaran

mereka tentang nilai-nilai mereka sendiri. Pendekatan ini memberi penekanan

pada nilai yang sesungguhnya dimiliki oleh seseorang. Bagi penganut

pendekatan ini, nilai bersifat subjektif, ditentukan oleh seseorang berdasarkan

kepada berbagai latar belakang pengalamannya sendiri, tidak ditentukan oleh

faktor luar, seperti agama, masyarakat, dan sebagainya. Oleh karena itu, bagi

penganut pendekatan ini, isi nilai tidak terlalu penting. Hal yang sangat

dipentingkan dalam program pendidikan adalah mengembangkan keterampilan

siswa dalam melakukan proses menilai. Ada tiga proses klarifikasi nilai

Page 86: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

86

menurut pendekatan ini. Dalam tiga proses tersebut terdapat tujuh subproses

sebagai berikut:

I. memilih:

1). dengan bebas

2). dari berbagai alternatif

3). setelah mengadakan pertimbangan tentang

berbagai akibatnya,

II. menghargai:

4). merasa bahagia atau gembira dengan pilihannya,

5). mau mengakui pilihannya itu di depan umum,

III. bertindak:

6). berbuat sesuatu sesuai dengan pilihannya,

7). diulang-ulang sebagai suatu pola tingkah laku

dalam hidup.

Pendekatan jenis ini sangat dikritik oleh Kilpatrick bahwa pendekatan

value clarification tidak tepat diberikan kepada anak-anak karena mereka

belum mengenal dan mengetahui mana yang baik dan benar. Kesalahan

terbesar terletak pada pemahaman dan keyakinan mereka tentang moral

kebenaran. Artinya bahwa kebenaran moral adalah relatif, moral baik atau

buruk adalah tergantung bagaimana individu mendefenisikannya. Berhubung

manusia bisa beragam latar belakang sosialnya maka nilai-nilai yang dianut

juga sangat beragam, sehingga tidak ada kebenaran nilai yang dianggap

absolut.86

Metode pendekatan value clarification memberikan kebebasan

86 Ratna Megawangi, Pendidikan Karakter: Solusi Yang Tepat Membangun Bangsa, Bogor:

Indonesia Heritage Foundation, 2004, 97-98.

Page 87: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

87

kepada individu untuk mendefinisikan moral menurut keyakinan masing-

masing, asalkan ada pembenarannya.

Metode pengajaran yang digunakan dalam Pendekatan Klarifikasi Nilai,

harus memperhatikan faktor keadaan serta bahan pelajarannya yang relevan.

Namun demikian, penggunaannya perlu hati-hati, supaya tidak membuka

kesempatan bagi siswa, untuk memilih nilai-nilai yang bertentangan dengan

nilai-nilai masyarakatnya, terutama nilai-nilai Agama yang ingin dibudayakan

dan ditanamkan dalam diri mereka. Cara yang dapat digunakan dalam

pendekatan ini diantaranya bermain peran, simulasi, analisis mendalam tentang

nilai sendiri, aktivitas yang bertujuan mengembangkan sensitivitas, kegiatan di

luar kelas, dan diskusi kelompok.

Kelima, pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach).

Pendekatan pembelajaran berbuat memberi penekanan pada usaha memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan perbuatanperbuatan moral, baik

secara perseorangan maupun secara bersama-sama dalam suatu kelompok.

Berbagai pendekatan pendidikan nilai yang berkembang mempunyai

aspek penekanan yang berbeda, serta mempunyai kekuatan dan kelemahan

yang relatif berbeda pula. Berbagai metode pendidikan dan pengajaran yang

digunakan oleh berbagai pendekatan pendidikan nilai yang berkembang dapat

digunakan juga dalam pelaksanaan Pendidikan agama. Hal tersebut sejalan

dengan pemberlakukan KTSP yang proses pembelajarannya memadukan ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor.

Page 88: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

88

D. Model Manajemen Program Pembelajaran

Melakukan manajemen terhadap program pembelajaran berarti

melakukan suatu proses yang terkait dengan pembelajaran yang terus menerus

sehingga terjadi perbaikan dalam pembelajaran. Perbaikan dalam pembelajaran

ditandai dengan adanya usaha perbaikan program maupun perbaikan tingkah

laku pada diri siswa. Hal-hal yang perlu dikembangkana dalam pembelajaran

mengacu pada SK-KD meliputi; Silabus, Indikator , Materi pembelajaran,

Strategi Pembelajaran, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan evaluasi

pembelajaran.

Manajemen merupakan seni dan ilmu mengelola sumber daya untuk

mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Bisa juga didefinisikan sebagai

proses efisien.87

Sedangkan pengembangan merupakan aktifitas yang terus

menerus dalam rangka mencapai program yang diinginkan bisa berarti kualitas

dan bisa juga secara kuantitas.88

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa manajemen program

pembelajaran adalah usaha yang dilakukan secara sistematis dan terus menerus

untuk memperbaiki program-program pembelajaran dalam rangka

meningkatkan mutu pembelajaran yang ada mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian pada satuan pendidikan

tersebut dengan syarat potensi yang sudah ada lebih memenuhi dari yang

distandarkan.

87 Muhaimin, Sutiah, Prabowo, L. S., Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam penyusunan

Rencana Pengembangan Sekolah , Jakarta: Kencana, 2009, 5. 88 Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Rajawali Persada, 2009, 37.

Page 89: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

89

Untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkan dalam pengembangan

program pembelajajaran, berbagai model dapat dikembangkan dalam

manajemen pembelajaran. Satu diantaranya adalah model Dick and Carey89

dengan langkah-langkah yaitu: mengembangkan tujuan pengajaran,

melaksanakan analisis pengajaran, mengidentifikasi tingkah laku masukan dan

karakteristik siswa, merumuskan tujuan performansi, mengembangkan butir-

butir tes acuan patokan, mengembangkan strategi pengajaran, mengembangkan

dan memilih material pengajaran, mendesain dan melaksankan evaluasi

formatif, merevisi bahan pembelajaran dan yang terakhir adalah mendesain dan

melaksanakan evaluasi sumatif.

Penggunaan model Dick and Carey dalam pengembangan program

pembelajaran dimaksudkan agar (1) pada awal proses pembelajaran anak didik

atau siswa dapat mengetahui dan mampu melakukan hal-hal yang berkaitan

dengan materi pada akhir pelajaran, (2) adanya pertautan antara tiap

komponen, khususnya antara strategi pembelajaran dan hasil pembelajaran

yang dikehendaki, (3) menerapkan langkah-langkah yang perlu dilakukan

dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.

Model desain sistem pembelajaran yang dikemukakan oleh Dick dan

Carey telah lama digunakan untuk menciptakan program pembelajaran yang

efektif, efisien, dan menarik. Model yang dikembangkan didasarkan pada

penggunaan pendekatan sistem atau system approach terhadap komponen-

89 Uno, B. Hamzah, Model Pembelajaran; menciptakan Proses Belajar mengajar yang Kreatif

dan Efektif, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007, 89.

Page 90: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

90

komponen dasar dari desain sistem pembelajaran yang meliputi analisis,

desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Model ini terdiri atas

beberapa komponen dan sub komponen yang perlu dilakukan untuk membuat

rancangan aktivitas yang lebih besar. Pengembangan model desain sistem

pembelajara ini tidak hanya diperoleh dari teori dan hasil penelitian, tetapi

juga dari pengalaman praktis yang diperoleh dilapangan. Implementasi model

desain sistem pembelajaran ini memerlukan proses yang sistematis dan

menyeluruh. Hal ini diperlukan untuk dapat menciptakan desain sistem

pembelajaran yang mampu digunakan secara optimal dalam mengatasi

masalah-masalah pembelajaran.

Page 91: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

91

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini secara berturut-turut diuraikan; (a) Pendekatan dan jenis penelitian,

(b) Lokasi penelitian, (c) Kehadiran peneliti (d) Instrumen penelitian (e)

Pengumpulan data, (f) Analisis data, (g) Pengecekan keabsahan data, dan (h)

Tahap-tahap penelitian.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.

Fokus Penelitian adalah manajemen program pembelajaran

pendidikan Agama Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah Plus Salatiga. Untuk menjawab fokus penelitian tersebut

dibutuhkan subfokus yang mempertanyakan bagaimana proses perencanaan,

pelaksanaan, dan pengendalian program pembelajaran pendidikan Agama

Islam. Fokus penelitian yang demikian berbentuk eksplanatori dan menurut

Yin lebih mengarah ke penggunaan strategi studi kasus.90

Studi kasus sendiri merupakan bagian dari penelitian kualitatif. Jadi

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan/desain

studi kasus. Alasan digunakannya pendekatan kualitatif sebagai pendekatan

penelitian ini adalah karena peneliti melihat sifat dari masalah yang diteliti

dapat berkembang secara alamiah sesuai dengan kondisi dan situasi di

90 Robert K. Yin, “Case Study Research: Design and Methods”, diterjemakan oleh M. Djauzi

Mudzakir, Studi Kasus: Desain dan Metode, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, 4.

75

Page 92: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

92

lapangan. Peneliti juga berkeyakinan bahwa dengan pendekatan alamiah,

penelitian ini akan menghasilkan informasi yang lebih lengkap.91

Jadi, dipilihnya pendekatan kualitatif sebagai pendekatan penelitian ini

karena peneliti berkeinginnan untuk memahami secara mendalam kasus yang

terjadi di lokasi di atas.92

Rancangan penelitian ini dibuat sebagaimana umumnya

rancangan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, umumnya bersifat

sementara dan lebih banyak memperhatikan pembentukan teori substantif dari data

empiris yang akan didapat di lapangan.93

Untuk itu, desain penelitian ini dikembangkan secara terbuka dari

berbagai perubahan yang diperlukan sesuai dengan kondisi lapangan.94

Hal ini

penting untuk dijelaskan, mengingat penelitian kualitatif merupakan penelitian

yang didesain dalam kondisi dan situasi alamiah (Naturalistic) sehingga dapat

ditemukan kebenaran dalam bentuk semurni-murninya tanpa mengalami

distorsi yang disebabkan oleh instrumen dan desain penelitian karena

91

Stauss mengidentifikasi pendekatan kualitatif sebagai jenis penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik dan bentuk hitungan lainnya. Terkait alasan

penggunaan pendekatan ini, Stauss mengatakan bahwa banyak alasan yang melandasi

digunakannya pendekatan kualitatif. Di antara beberapa alasan terpenting adalah kemantapan

peneliti sendiri dan sifat dari masalah yang diteliti. Lihat Anselm Stauss, et.all; “Basic of

Qualitative Research : Grounded Teory Prosedures and Techniques”, diterjemahkan oleh

Mohammad, Sodiq et.all. Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan Teknik-teknik

Teorisasi Data, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003, 5. 92 Menurut Suprayogo, secara umum, penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami

(understanding) dunia makna yang disimpulkan dalam perilaku masyarakat menurut perspektif

masyarakat itu sendiri. Lihat Imam Suprayogo, et. All., Metodologi Penelitian Sosial Agama,

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, 9. 93 Sukidin, et. All., Metode Penelitian: Membimbing dan Mengantar Kesuksesan Anda

dalam Dunia Penelitian, Surabaya: Insan Cendekia, 2005, 23. 94 Nurul Zuruiyah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan :Teori dan Aplikasi ,

Jakarta: Bumi Aksara, 2006, 91.

Page 93: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

93

instrumen dan desain penelitian cenderung mengkotak-kotakkan manusia

dalam kerangka konsepsi yang kaku.95

Sebagaimana telah peneliti nyatakan di atas, bahwa penelitian ini telah

dirancang dengan desain studi kasus. Karena rancangan studi kasus merupakan

suatu strategi penelitian yang mengkaji secara rinci atas suatu latar atau satu

orang subyek atau suatu peristiwa tertentu.96

Adapun tipe studi kasus dalam penelitian ini adalah studi kasus

mikroetnografi, yaitu studi kasus yang dilakukan pada unit terkecil, seperti

pada sisi tertentu kehidupan sebuah komunitas atau organisasi atau bahkan

seorang individu.97

Menurut Bungin (2007:233) sebagaimana dikutip Djam’an

Satori bahwa yang menarik dari studi kasus ini adalah kebebasan peneliti

dalam menganalisis objek penelitiannya serta kebebasan menentukan domain

yang ingin dikembangkan.98

Penggunaan studi kasus dalam penelitian ini untuk menjawab apakah

memang di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah Plus

Salatiga sudah dikembangkan program-program pembelajaran yang

berkualitas. Di antara yang harus dijawab melalui pendekatan ini juga

mengenai bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

95 IKIP Jakarta, Memperluas Cakrawala Penelitian Ilmiah , Jakarta: IKIP Jakarta,

1988, 67. 96 Yesim Ozbarlas, Perspectives On Multicultural Education: Case Studies Of a

Jerman and an American Female Minority Teacher, a Desertation, Not Published Atlanta: The

College of Education in Georgia State Univercity, 2008, 60. 97

Djam’an S.& Aan Komariah, Metodologi penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta,

2012, 206. 98

Djam’an S.& Aan Komariah, Metodologi penelitian Kualitatif..., 207.

Page 94: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

94

program pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah Plus Salatiga dan bagaimana pula pengembangannya.

B. Lokasi Penelitian

1. Alasan Pemilihan Lokasi

Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Islam Sudirman

Ambarawa, letaknya Jl. Jendral Sudirman No. 2 A Ambarawa 50612 Kab.

Semarang Jawa Tengah, Indonesia. Adapun dipilihnya SMA Islam

Sudirman Ambarawa sebagai obyek penelitian adalah karena SMA ini

merupakan satu-satunya SMA di bawah naungan Yayasan Pusat Pendidikan

Islam (Yappis) di Ambarawa. Selain itu letaknya yang strategis di jalan

Raya Semarang-Jogjakarta, memudahkan terjadinya perubahan baik dari sisi

fisik maupun pengaruh negatif bagi dunia pendidikan, maka perlu

dikembangkan program-program keagamaan yang intens untuk

mengimbangi akan rawannya dekadensi moral yang pada akhirnya

terjerumus ke dalam lingkungan yang kurang mendidik. Dipilihnya lembaga

Pendidikan ini karena prestasi dan program unggulannya. Prestasi yang

diraih baik akademis maupun non akademis antara lain : Pemenang III

Kejurnas Drum Band IV ”Lomba Ketahanan dan Kecepatan Berbaris

Marching Band Putra di Jakarta, 10 – 12 Juli 1986; Juara II Apresiasi Rohis

2006 di Ungaran 22-23 April 2006; Juara I MTQ Pelajar Tk. SLTA Bidang

Tilawah Kecamatan Ambarawa Tahun 2007; Juara harapan I Lomba Karya

Tulis Ilmiah Tk. SMA/ MA/ Sederajat Se Jawa Tengah di Kampus UMS

Page 95: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

95

tahun 2012; Juara III Kaligrafi MGMP-PA-RSMABI Korwil Semarang

tanggal 06 Februari 2012.

Sedangkan dipilihnya SMA Muhammadiyah Plus Salatiga adalah

sebagai obyek penelitian karena SMA Muhammadiyah sebagai salah satu

lembaga pendidikan tingkat menengah atas di Salatiga yang berada di

bawah naungan Persyarikatan Muhammadiyah yang memiliki karakteristik

khusus yang membedakan dengan yayasan-yayasan Islam lain, yaitu

penyelenggaraan PAI yang menitik beratkan pada al-Islam,

Muhammadiyah, dan Bahasa Arab yang disingkat (Ismuba). Prestasi yang

pernah diukir SMA Muhammadiyah Plus Salatiga antara lain: Juara 3 MTQ

Pelajar Putra Tingkat Kota Salatiga (2008); Juara1 Pidato Bahasa Jawa

Putra Tingkat Kota Salatiga (2008); Juara 3 Tilawah Putra Tingkat Kota

Salatiga (2011).

Di samping itu, dipilihnya lokasi ini sebagai tempat penelitian

karena peneliti ingin mengetahui sejauhmana program-program

pembelajaran yang dilaksanakan hingga mampu menjadi sekolah diminati

masyarakat Kelurahan Sidorejo alatiga termasuk ingin mengetahui program-

program pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang diterapkan. Karena

menurut observasi peneliti terdapat ekstrakurikuler bahasa arab sebagai

ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam dan Budaya religius yang kondusif.

Hal inilah yang menjadi alasan tersendiri bagi peneliti untuk menjadikan

lembaga tersebut sebagai lokasi penelitian.

Page 96: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

96

2. Keadaan Lingkungan SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah Plus Salatiga

SMA Islam Sudirman Ambarawa merupakan lembaga pendidikan

tingkat menengah ke atas dengan ciri khusus Islam, yang didirikan pada 1

Desember 1977 oleh Yayasan Islamic Centre Sudirman GUPPI sebagai

yayasan penyelenggara dengan Ijin Operasional Kanwil Depdikbud tanggal, 1

April 1978, Nomor 154/ II/ S.A/ 1978, yang kemudian Yayasan tersebut pada

tanggal 12 Februari 2008 berubah nama menjadi Yayasan Pusat Pendidikan

Islam Sudirman (YAPPIS) Ambarawa dengan Nomor Data Sekolah 154/ II/

S.A/1978. SMA Islam Sudirman Ambarawa Kabupaten Semarang kemudian

mendapatkan Akta Notaris dari Notaris Ny. El Matu pada tanggal 12 Maret

1980.Pada tanggal 3 Mei 2000 status sekolah berubah menjadi Disamakan

dengan SK Status Nomor : 79/ C.C7/ Kep/ PP/ 2000. dan pada tanggal 13

Oktober 2006 telah terakreditasi dari Badan Akreditasi Sekolah Nasional

dengan Status TERAKREDITASI A.99

SMA Islam Sudirman Ambarawa memiliki 6 gedung yaitu satu gedung

kantor, tiga gedung untuk kelas, satu gedung pertemuan dan laboratorium, satu

buah masjid. Penggunaan gedung tersebut meliputi: 27 ruang kelas, 2 ruang

Laboratorium komputer, 2 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang multi media, 1

ruang perpustakaan, 1 ruang kepala, 1 ruang guru, 1 ruang Tata Usaha, 1 ruang

Bimbingan Konseling, 1 ruang OSIS, 1 ruang UKS, 3 ruang gudang, 1ruang ,

kantin, 15 ruang WC siswa, 8 ruang WC guru, 3 ruang laboratorium IPA, 1

ruang TRRC, 1 ruang aula. Semua gedung kecuali masjid berlantai dua. SMA

ini memiliki 1buah halaman untuk Olah Raga, 1 buah halaman untuk upacara.

Adapun SMA Muhammadiyah Plus Salatiga terletak di Jalan Kyai Haji

Ahmad Dahlan, Soka, RT 03 / RW 06, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan

Sidorejo, Kota Salatiga, 500 meter dari Jalan Raya Solo – Semarang. Tanah

Sekolah sepenuhnya milik Persyarikatan Muhammadiyah. Luas area

99

http://smaissuda.sch.id/tentang-kami/sejarah, diakses pada tanggal 3 Mei 2014.

Page 97: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

97

seluruhnya 5.445 m2. Sekitar sekolah dikelilingi oleh pagar sepanjang 3815 m.

SMA Muhammadiyah memiliki gedung sebanyak 4, terdiri dari 1 gedung

bertingkat, 2 gedung kelas dan 1 musholla serta 1 buah halaman untuk olah

raga dan upacara. Luas bangunan seluruhnya 1.885m2. Penggunaan gedung

meliputi: 1 ruang kepala, 1 ruang Tata Usaha, 8 ruang kelas, 1 ruang

Laboratorium Bahasa, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang perpustakaan, 1

ruang aula, 1 ruang UKS, dan 1 ruang OSIS.100

Sedangkan dipilihnya SMA Muhammadiyah Plus Salatiga adalah

sebagai obyek penelitian karena SMA Muhammadiyah sebagai salah satu

lembaga pendidikan tingkat menengah atas di Salatiga yang berada di bawah

naungan Persyarikatan Muhammadiyah, yang tentunya memiliki ciri khusus

yang membedakan dengan lelmag-lembaga pendidikan lainnya.

C. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai pengumpul data.

Kehadiran peneliti sebagai pengumpul data karena peneliti tidak bekerja di

lokasi penelitian. Dengan demikian obyektivitas data tidak diragukan karena

tidak ada tendensi apa-apa kecuali untuk mendapatkan informasi yang

sebenarnya terjadi di lapangan. Karena itu yang diharapkan banyak dari

penelitian ini adalah instrument non-manusia seperti dokumen-dokumen dan

kejadian-kejadian saat observasi maupun pengamatan mendalam sepanjang

penelitian ini dilakukan.

100 Dokumen KTSP SMA Muhammadiyah Plus Salatiga.

Page 98: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

98

Oleh karena itu, penelitian ini dilaksanakan dengan sebaik mungkin,

bersikap selektif, hati-hati dan bersungguh-sungguh dalam menjaring data

sesuai dengan kenyataan di lapangan, sehingga data yang terkumpul benar-

benar relevan dan terjamin keabsahannya. Menurut Moleong kedudukan

peneliti dalam penelitian kualitatif sekaligus merupakan perencana, pelaksana

pengumpul data, analis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor

hasil penelitian.101

Penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada

hasil pengamatan peneliti. Sehingga manusia sebagai instrumen penelitian

menjadi suatu keharusan.102

Bahkan dalam penelitian kualitatif, posisi peneliti

menjadi instrumen kunci (the key Instrument).103

Untuk itu, validitas dan

reliabilitas data kualitatif banyak tergantung pada keterampilan metodologis,

kepekaan, dan integritas peneliti sendiri. Untuk dapat memahami makna dan

penafsiran terhadap fenomena dan simbol-simbol interaksi di sekolah maka

dibutuhkan keterlibatan dan penghayatan langsung peneliti terhadap subyek

penelitian di lapangan. Ini merupakan alasan lain kenapa peneliti harus menjadi

instrumen kunci penelitian ini. Lebih jauh lagi, penelitian kualitatif juga

mengandalkan kemampuan komunikasi dalam menyesuaikan diri terhadap

berbagai ragam realitas, yang tidak dapat dikerjakan instrumen non human.

Peneliti diharapkan mampu memahami fenomena yang terjadi dan selanjutnya

menangkap makna dibalik gejala yang ada. Sedang instrumen penelitian non

101 Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, Edisi Revisi,

2005, 174. 102 Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif , Yogjakarta: Rake Sarasin, 2003. 103 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2008, 223.

Page 99: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

99

manusia, seperti panduan wawancara, observasi atau pengamatan, maupun

dokumentasi sekedar fungsi sebagai alat bantu dalam proses perekaman

informasi.104

Maka dalam penelitian ini, peneliti berusaha dapat menghindari

pengaruh subyektif dan menjaga lingkungan secara alami agar proses sosial

yang terjadi berjalan sebagaimana biasa. Sehingga dari hal tersebut, peneliti

kualitatif dapat menahan dan menjaga dirinya untuk tidak terlalu jauh

mengintervensi terhadap lingkungan yang menjadi obyek penelitian tersebut.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk menggali data di

lapangan. fungsi dari instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang

diperlukan ketika peneliti menginjak pada langkah pengumpulan informasi di

lapangan.105

Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam penelitian ini, peneliti berperan

menjadi instrumen kunci penelitian. Sebagai instrumen kunci, peneliti melakukan

penelitiannya dengan instrumen tambahan berupa pedoman wawancara, pedoman

observasi dan pedoman dokumentasi. Pedoman wawancara merupakan lembar

acuan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dirancang oleh peneliti untuk

mengetahui bagaimana merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

program-program pembelajaran PAI di sekolah. Dengan melibatkan guru agama,

guru ekstra, koordinator kurikulum, koordinator kesiswaan, wakil kepala sekolah,

104 Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ..., 18. 105 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta: Bumi Aksara,

2007, 75.

Page 100: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

100

dan kepala sekolah. Pedoman wawancara tersebut dapat berkembang sesuai

dengan situasi dan kondisi pada saat wawancara dilakukan.

Sedangkan pedoman observasi merupakan alat untuk memudahkan

peneliti dalam mengamati data secara lengkap pada waktu berlangsungnya

proses penelitian. Pedoman observasi peneliti gunakan untuk mengetahui

kondisi lingkungan sekolah, keadaan siswa, kegiatan pembelajaran Agama

Islam di kelas. Adapun pedoman dokumentasi digunakan untuk menggali data

terkait dengan kurikulum yang digunakan, program-program pembelajaran

yang dikembangkan, dan dokumen-dokumen tentang fasilitas pembelajaran

yang ada di sekolah.

Untuk menetapkan informan dalam penelitian ini diikuti saran Guba dan

Lincoln agar memilih informan yang memiliki pengetahuan khusus, informatif,

dan dekat dengan situasi yang menjadi fokus penelitian, disamping memiliki status

khusus. Kepala sekolah dari sabyek yang diteliti, diasumsikan memiliki banyak

informasi tentang sekolah yang dipimpinnya, termasuk situasi dari sekolahnya.

Hal ini berarti bahwa kepala sekolah dapat dijadikan informan pertama untuk

diwawancarai.

Langkah selanjutnya adalah wakil kepala sekolah, staf kurikulum, staf

kesiswaan, staf sarana prasarana, guru PAI, guru ekstrakurikuler PAI dan informan

lain yang dianggap memiliki informasi yang dibutuhkan, relevan dan memadahi,

serta dapat dijadikan informan berikutnya, demikian seterusnya.

Dari hasil wawancara di SMA Islam Sudirman Ambarawa diperoleh 7 orang

yang dijadikan informan penelitian dengan rincian sebagaimana disajikan pada

tabel berikut ini.

Page 101: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

101

Tabel 3.4

Rincian Informan Penelitian di SMA Islam Sudirman Ambarawa

No Informan Nama Data Tentang Ket.

1. Kepala Sekolah

(KS)

Riyanto, B.A. Perencanaan,

Pelaksanaan, dan

Pengendalian

1, 2 &

3

2. Urusan Kurikulum

(Urs.Kur.)

Rahmi Siti S Perencanaan Program 1

3. Urusan Kesiswaan

(Urs.Siswa)

Drs. Joko P Pelaksanaan Program 2

4. Guru Pend. Agama

Islam (G.PAI)

Edi Mahmud, S.Ag

Hanifudin, S.Hi

Perencanaan,

Pelaksanaan

dan Pengendalian

Program

1, 2 &

3

5. Pembina Ekstra

Kurikuler PAI

Mifrohayati, S.PdI

Hanifudin, S.Hi

Perencanaan dan

Pelaksanaan Program

1, 2

6. Pembina OSIS

(Peng. OSIS)

Ambar Wahyuni Perencanaan dan

Pelaksanaan Program

1, 2

7. Siswa 2 siswa Pelaksanaan &

Pengendalian Program

2,3

Sedangkan hasil wawancara di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga

diperoleh 6 orang yang dijadikan informan penelitian dengan rincian

sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5

Rincian Informan Penelitian SMA Muhammadiyah Plus Salatiga

No Informan Nama Data Tentang Ket.

1. Kepala Sekolah

(KS)

Dian Indri H, S.Sos, M.

Pd

Perencanaan,

Pelaksanaan, dan

Pengendalian

1, 2 &

3

2. Urusan Kurikulum

(Urs.Kur.)

Nur Hadi, S.Ag. Perencanaan Program 1

3. Urusan Kesiswaan

(Urs.Siswa)

Dra. Suratilah Pelaksanaan Program 2

4. Guru Pend. Agama

Islam (G.PAI)

Nur Hadi, S.Ag. Perencanaan,

Pelaksanaan

dan Pengendalian

Program

1, 2 &

3

5. Pembina Ekstra

Kurikuler PAI

Nur Hadi, S.Ag. Perencanaan dan

Pelaksanaan Program

1, 2

6. Siswa 2 siswa Pelaksanaan &

Pengendalian Program

2,3

Page 102: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

102

E. Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara menyeluruh dan memperloeh relevansi

data berdasarkan fokus dan tujuan penelitian, maka pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan tiga teknik, yaitu wawancara mendalam,

observasi partisipan, dan studi dokumentasi.

1.Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan tehnik pengumpulan data dengan

melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara

(interviewer) dan terwawancara (interviewee) dengan maksud menghimpun

informasi dari terwawancara. Interviewee pada penelitian kualitatif adalah

informan yang dari padanya pengetahuan dan pemahaman diperoleh.106

Tehnik wawancara terdiri atas tiga jenis, yaitu: terstruktur (structured

Interview), wawancara semi terstruktur (semistructured interview), dan

wawancara tidak terstruktur (unstructured interview).107

Dalam penelitian

ini peneliti berupaya menggunakan semi tersetruktur dan tak tersetruktur.

Hal ini peneliti lakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi

wawancara serta kebutuhan akan informasi yang berkembang setiap saat.

Adapun wawancara semi terstruktur adalah wawancara yang

dilakukan dengan mengembangkan instrumen penelitian. Dalam hal ini

peneliti akan melakukan wawancara untuk mengetahui bagaimana proses

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program pembelajaran

pendidikan Agama Islam. Untuk itu yang menjadi responden dari jenis

106

Djam’an S.& Aan Komariah, Metodologi penelitian Kualitatif..., 129. 107

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif..., 233.

Page 103: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

103

wawancara ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator

kurikulum, dan koordinator kesiswaan. Sedangkan wawancara tak

tersetruktur dilakukan kepada Guru Agama Islam, Pembina OSIS, Pembina

Ekstrakurikuler PAI, dan siswa. Wawancara ini dilakukan sebagai

pelengkap data untuk menjawab fokus penelitian tentang bagaimana proses

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian program pembelajaran PAI.

Alasan dipilihnya tehnik interview (wawancara) ini adalah karena

dengan tehnik pengumpulan data ini maka peneliti akan berhasil

memperoleh data dari informan yang lebih banyak dan sesuai dengan

kebutuhan penelitian. Adapun informan yang diwawancarai sebanyak 7

orang dari SMA Islam Sudirman Ambarawa dan 6 orang dari SMA

Muhammadiyah Plus Salatiga.

2. Pengamatan (Observation)

Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk

menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.108

Syaodih N. Mengatakan bahwa, observasi (observation) atau pengamatan

merupakan suatu tehnik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.109

Dari kedua pendapat tersebut terdapat satu kesamaan pemahaman bahwa

observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara

langsung maupun tidak langsung. Secara langsung adalah terjun ke

lapangan terlibat seluruh pancaindera. Secara tidak langsung adalah

108

Bungin, Burhan, Penelitian Kualitatif, Jakarta: Prenadata putra grafika, 2007, 115. 109

Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, 220.

Page 104: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

104

pengamatan yang dibantu melalui media visual/audiovisual, misalnya

handycam, alat perekam, dll. Dalam hal ini peneliti secara langsung melihat

situasi pembelajaran PAI yang dilakukan oleh seorang guru PAI dapat

terlihat dan terekam langsung.

Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan pengamatan

berperan serta dan tersamar. Peneliti perlu mengikuti kegiatan tersebut

alasannya untuk mengetahui dan merasakan kondisi riil dari subyek

penelitian seperti peneliti ikut serta dalam solat berjamaah zuhur untuk

mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan keagamaan di lingkungan

sekolah.

Tehnik pengamatan berperan serta digunakan untuk melengkapi dan

menguji hasil wawancara yang diberikan oleh informan yang kemungkinan

belum menggambarkan segala macam situasi yang dikehendaki peneliti.

Dengan tehnik ini peneliti dapat melihat dan merasakan secara langsung

suasana dan kondisi subyek penelitian.

3. Studi Dokumentasi (Documentation Review)

Dalam penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber

manusia, melalui observasi dan wawancara. Akan tetapi ada pula sumber

non manusia juga (non human resources) yang dapat digunakan, diantaranya

dokumen, foto, dan bahan statistik. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

peneliti menggunakan tehnik dokumentasi. Data dokumentasi ini digunakan

untuk melengkapi data yang diperoleh dari wawancara dan observasi

langsung.

Page 105: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

105

Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, agenda program, dan sebagainya.110

Penggunaan

dokumentasi dalam pengumpulan data pada penelitian ini didasarkan atas

beberapa alasan sebagai berikut:

1) Merupakan sumber informasi yang stabil dan kaya.

2) Bermanfaat untuk membuktikan sebuah peristiwa.

3) Sifatnya alamiah dengan konteks.

4) Hasil pengkajian akan diperluas sesuai dengan pengetahuan terhadap sesuatu

yang diteliti.111

Tehnik ini sangat diperlukan oleh peneliti untuk meneliti arsip-arsip

sekolah. Arsip-arsip kegiatan pada masa lampau sangat perlu untuk dihadirkan

karena kegiatan ini sangat sulit untuk dapat diputar ulang. Begitu juga dengan

program-program kegiatan sekolah akan lebih mudah untuk digali dengan

menggunakan metode ini. Adapun dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini

menyangkut Dokumen I dan II KTSP SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah Plus Salatiga meliputi Visi, Misi, tujuan, dan perangkat

pembelajaran antara lain: pengembangan silabus, program tahunan, program

semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama , dan lain

sebagainya di Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah

Plus Salatiga.

110

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka

Cipta, 1997, 236. 111

Lincoln et.al., Naturalistic Inqury, Beverly Hill: SAGE Publications, 1985, 23.

Page 106: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

106

F. Analisa Data

Dalam penelitian kualitatif, analisa data merupakan proses penelaahan

dan pengaturan secara sistematis transkrip, wawancara, catatan lapangan,

pengalaman seseorang, dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun dengan

tujuan untuk menyusun hipotesis kerja dan mengangkatnya menjadi teori

sebagai hasil penelitian. Oleh karena itu, menurut Bogdan dan Biklen

(Moleong: 2006, 248) mengemukakan bahwa analisa data kualitatif adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang

dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.112

Moleong mengklasifikasikan tiga model analisa data dalam penelitian

kualitatif, yaitu: (1) metode perbandingan konstan (constant comparative

method) seperti yang dikemukakan oleh Glaser & Strauss, (2) metode analisis

data menurut Spradley, dan (3) metode analisis Miles & Huberman. Diantara

ketiga metode tersebut, metode yang pertama yang paling banyak

digunakan.113

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode analisis

data Miles dan Huberman yaitu analisis model interaktif. Analisis data

berlangsung secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan proses

112

Bogdan dan Biklen, dalam Nur Ali, Manajemen Pengembangan Kurikulum SMK di

Lingkungan Pesantren, DISERTASI,:PPS UM, Malang 2008, 152. 113

Moeleong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, 15.

Page 107: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

107

pengumpulan data dengan alur tahapan: pengumpulan data (data collection),

reduksi data (data reduction), penyajian data (data display), mengambil

kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification). Tehnik

nalisis data model interaktif tersebut dapat dibagankan sebagai berikut:

Diagram 3.1 Tehnik Analisis Data model Interaktif114

Peneliti menggunakan model analisis interaktif yang mencakup tiga

komponen yang saling berkaitan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, dan

penarikan kesimpulan. Sedangkan konseptualisasi, kategorisasi, dan diskripsi

dikembangkan atas dasar kejadian (incidence) yang diperoleh ketika di

lapangan. Oleh karena itu antara kegiatan pengumpulan data dan analisis data

menjadi satu kesatuan yang tidak mungkin dipisahkan.

1. Reduksi data, merupakan proses pemilihan, pemusatan, perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan.115

Dengan kata lain

reduksi data ialah proses penyederhanaan data, memilih hal-hal pokok yang

sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data dalam penelitian kualitatif

berlangsung secara simultan selama proses pengumpulan data berlangsung,

114

Miles, M.B & Huberman A. Maichel, Qualitative Data Analysis, London: Sage Publications,

1984, 20. 115

Tjetjep R.R., Analisis Data Kualitatif, Terjemahan, Jakarta: UI- Press, 1992, 16.

Data Display

Data Reduction Conclusion:

drawing &

Verification

Data Collection

Page 108: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

108

baik dalam bentuk ringkasan, mengkode, menelusuri tema dan membuat

gugus-gugus, membuat partisipan dan menulis memo. Dalam penelitian

kualitatif, reduksi data merupakan bagian yang tak terpisahkan dari analisis

data.

2. Display atau penyajian data, ialah proses pengorganisasian untuk

memudahkan data dianalisis dan disimpulkan. Proses ini dilakukan dengan

cara membuat matrik, diagram atau grafik, sehingga dengan begitu peneliti

dapat memetakan semua data yang ditemukan dengan lebih sistematis. Miles

and Huberman menyatakan “the most frequent form of display data for

qualitative research data in the past has been narrative text”.116

Dengan

demikian yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks naratif. Display data ini merupakan

tahapan kedua dari kegiatan analisis data, yakni menyampaikan hasil temuan

penelitian kepada pembaca atau peneliti lain.

Langkah-langkah penganalisian selama pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu: 1) setiap selesai pengumpulan data, semua catatan

lapangan dibaca, dipahami, dan dibuatkan ringkasannya; 2) semua catatan

lapangan dan semua ringkasan yang telah dibuat, dibaca lagi dan dibuatkan

ringkasan-ringkasan sementara, yaitu ringkasan hasil sementara yang

mensintesiskan apa yang telah diketahui tentang kasus yang dijadikan latar

penelitian, dan menunjukkan apa yang masih harus diteliti. Pembuatan

ringkasan kasus ini bertujuan untuk memperoleh catatan yang terpadu

116 Miles, M.B & Huberman A. Maichel, op.cit., 17.

Page 109: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

109

mengenai kasus yang menjadi latar penelitian; 3) setelah seluruh data yang

diperlukan telah selesai dikumpulkan dan peneliti meninggalkan lapangan

penelitian, maka catatan lapangan yang telah dibuat selama pengumpulan

data dianalisis lebih lanjut secara lebih intensif. Adapun langkah-langkah

yang ditempuh dalam analisis setelah pengumpulan data adalah sebagai

berikut: Pertama, pengembangan sistem kategori pengkodean. Pengkodean

dalam penelitian ini dibuat berdasarkan kasus latar penelitian, tehnik

pengumpulan data, sumber data, fokus penelitian, waktu kegiatan penelitian.

Pengkodean yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam table

berikut ini.

Table 3.6

Sistem Pengkodean Analisis Data

NO ASPEK PENGKODEAN KODE

1. Kasus Latar Penelitian SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah Plus Salatiga

I

2. Tehnik Pengumpulan Data

a. Wawancara b. Observasi c. Dokumentasi

W

O

D

3. Responden:

a. Kepala Sekolah b. Urusan Kurikulum (Urs.Kur.)

c. Urusan Kesiswaan (Urs.Siswa)

d. Urusan Sarana Prasarana (Urs. Sarpras)

e. Guru Pend. Agama Islam (G.PAI)

f. Pembina Ekstra Kurikuler PAI

g. Pembina Rois

h. Pembina OSIS (Peng. OSIS)

i. Siswa

KS

Urs. Kur.

Urs. Siswa

Urs. Sarpras

GPAI

Pb. Ekstra

Pb. Rois

Pb. OSIS

Sis.

4. Fokus Penelitian

a. Perencanaan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam b. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam c. Pengendalian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Prp

Plp

Pdp

5. Waktu Kegiatan: tanggal, bulan, dan tahun 02-04-13

Page 110: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

110

Pengkodean ini digunakan dalam kegiatan analisis data. Kode fokus

penelitian digunakan untuk mengelompokkan data hasil penelitian yang

diperoleh melalui wawancara, studi dokumentasi, dan observasi. Kemudian

pada bagian akhir catatan lapangan atau transkrip wawancara dicantumkan:

kode lokasi penelitian, tehnik pengumpulan data, sumber data, tanggal, bulan,

dan tahun. Berikut ini disajikan contoh penerapan kode dan cara membacanya.

W-3-Urs.Kur-Pdp. 02-04-13

W = wawancara

3 = Nomor Responden

Urs.Kur = Urusan Kurikulum

Pdp = Pengendalian Program Pembelajaran

02-04-13 = Tanggal, bulan dan tahun

Kedua, penyortiran data. Setelah kode-kode tersebut dibuat lengkap

dengan pembatasan operasionalnya, masing-masing catatan lapangan dibaca

kembali, dan setiap satuan data yang tertera di dalamnya diberi kode yang

sesuai. Yang dimaksud satuan di sini adalah potongan-potongan catatan

lapangan yang berupa kalimat, paragraph, atau urutan alinea. Kode-kode

tersebut ditulis pada tepi lembar catatan lapangan. Kemudian semua catatan

lapangannya difotokopi. Hasil kopiannya dipotong-potong berdasarkan satuan

data, sementara catatan lapangan yang asli disimpan sebagai arsip. Potongan-

potongan catatan lapangan tersebut dipilah-pilah atau dikelompok-

kelompokkan berdasarkan kodenya masing-masing sebagaimana tercantum

pada bagian tepi kirinya. Untuk memudahkan pelacakannya pada satuan

catatan lapangan yang asli, maka pada bagian bawah setiap satuan data tersebut

diberi notasi.

Page 111: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

111

3.Penarikan kesimpulan, penarikan kesimpulan sebagai temuan-temuan

sementara pada setiap kasus tunggal dilakukan dengan cara mensintesiskan

semua data yang terkumpul. Untuk kepentingan itu terlebih dahulu dibuatkan

beberapa diagram konteks yang dimaksudkan untuk mendiagramkan peran

berbagai pihak dalam kegiatan-kegiatan manajemen pengembangan program

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan catatan bisa dibuat diagram.

Jika tidak bisa, maka hanya dibuat kesimpulan-kesimpulan saja.

G. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menjamin kesahihan dan keabsahan data, maka peneliti berupaya

menggunakan metode pengecekan keabsahan temuan. Dalam penelitian ini,

pemeriksaan keabsahan data didasarkan pada kriteria-kriteria untuk menjamin

kepercayaan data yang diperoleh melalui penelitian. Menurut Moloeng criteria

tersebut ada 4 (empat) yaitu: kredibilitas, keteralihan, kebergantungan, dan

konfirmabilitas.117

Sementara peneliti hanya menggunakan 3 metode dari empat

metode pengecekan keabsahan temuan.

1. Uji Kredibilitas Data

Uji kredibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang berhasil

dikumpulkan sesuai fakta yang sebenarnya terjadi. Untuk mencapai nilai

kredibiitas ada beberapa tehnik yaitu: teknik triangulasi sumber, pengecekan

anggota, dan perpanjangan kehadiran peneliti di lapangan.

Triangulasi sumber data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data

dengan mencari data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama

lain. Triangulasi data dilakukan dengan cara menanyakan kebenaran data tertentu

117

Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi Revisi), Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2007, 324325.

Page 112: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

112

yang diperoleh dari kepala SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga, kemudian dikonfirmasikan kepada informan lain

seperti wakil kepala sekolah urusan kurikulum.

Pengecekan anggota dilakukan dengan cara menunjukkan data atau

informasi, termasuk hasil interpretasi penelitian yang sudah ditulis rapi dalam

bentuk catatan lapangan atau transkrip wawancara pada informan kunci agar

dikomentari, disetujui atau tidak, dan bisa ditambah informasi lain jika dianggap

perlu.

Perpanjangan keikutsertaan peneliti memungkinkan terjadinya hubungan

antara peneliti dengan nara sumber menjadi akrab (tidak ada jarak lagi), semakin

terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan

lagi dan peneliti dapat memperoleh data secara lengkap.

2. Dependabilitas (kebergantungan)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya

kemungkinan kesalahan dalam menyimpulkan dan menginterpretasikan data,

sehingga data dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dalam penelitian ini

sebagai auditor peneliti adalah pembimbing tesis yaitu Dr. H. Sa’adi, M.Ag dan

Dr.Adang Kuswaya, M.Ag.

3. Konfirmabilitas (kepastian)

Kriteria ini untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan dengan cara

mengecek data dan informasi serta interpretasi hasil penelitian yang didukung

oleh materi yang ada. Dalam pelacakan ini, peneliti menyiapkan bahan-bahan

yang didiperlukan seperti data lapangan berupa catatan lapangan dari hasil

pengamatan penelitian tentang proses perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian dalam mengembangkan program-program pembelajaran dan

Page 113: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

113

transkrip wawancara serta catatan proses pelakdsanaan penelitian yang mencakup

metodologi, strategi serta keabsahan.

Upaya konfirmabilitas untuk mendapat kepastian data yang diperoleh itu

obyektif, bermakna, dapat dipercaya, factual dan dapat dipastikan. Berkaitan

denghan pengumpulan data ini, keterangan dari kepala sekolah, kordinator

kurikulum, koordinator kesiswaan, dan keterangan dari informan lain perlu diuji

kredibilitasnya. Hal ini yang menjadi tumpuan penglihatan, pengamatan

objektifitas dan subjektifitas untuk menuju suatu kepastian.

H. Tahap-tahap Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga tahap. Pertama, studi orientasi

dengan menyusun proposal penelitian yang bersifat tentative dan menggalang

sumber pendukung yang diperlukan. Kegiatan dalam tahap ini diantaranya: 1)

mencari isu-isu umum yang unik dalam konteks pendidikan.isu yang

ditemukan pada sekolah yang dipilih sebagai subyek adalah SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga; 2) mencari

sejumlah literatur yang relevan tentang SMA; 3) mengadakan studi orientasi

pada subyek yang diteliti, untuk mengumpulkan data sementara secara

umum; dan 4) diskusi dengan teman sejawat serta berkonsultasi dengan

pembimbing untuk memperoleh arahan dan saran-saran.

Kedua, studi eksplorasi umum dengan melakukan: 1) konsultasi,

wawancara, dan perijinan pada kepala Sekolah; 2) penjajagan umum pada

subyek yang ditunjuk untuk melakukan observasi dan wawancara; 3)

mengadakan studi literatur untuk menentukan kembali focus dan kasus

penelitian; 4) mengadakan diskusi dengan teman sejawat untuik memperoleh

Page 114: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

114

masukan yang berarti; 5) melaksanakan ujian proposal tesis dalam rangka

memperoleh persetujuan untuk melanjutkan studi penelitian lebih lanjut.

Ketiga, eksplorasi terfokus yang diikuti dengan pengecekan hasil atau

temuan penelitian dan penulisan laporan hasil penelitian. Tahap eksplorasi

terfokus ini mencakup: 1) tahap pengumpulan data yang dilakukan secara

terinci dan mendalam guna menemukan konseptual teme-tema di lapangan; 2)

dilakukan pengumpulan dan analisis data secara bersama-sama; 3) dilakukan

pula pengecekan hasil dan temuan penelitian oleh pembimbing tesis,

selanjutnya ditulis sebagai laporan hasil penelitian.

Page 115: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

115

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISA

Dalam bab IV ini diuraikan secara berurutan tentang: (a) paparan data dan (b)

Analisa.

A. Paparan Data

Dalam paparan data ini diuraikan tentang: 1. perencanaan program

pembelajaran Pendidikan Agama Islam; 2. pelaksanaan program pembelajaran

3. pengendalian program pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

1. Perencanaan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Berbicara tentang perencanaan program pembelajaran termasuk di

dalamnya program pembelajaran PAI, sebenarnya di awali dari

penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan atau disingkat KTSP dari

masing-masing satuan pendidikan. Oleh karena itu sudah dipastikan

bahwa baik di SMA Islam Sudirman maupun SMA Muhammadiyah (Plus)

Salatiga pada akhir tahun pelajaran atau disaat anak menjalani libur

semester genap, guru dan karyawan disibukkan dengan agenda rapat akhir

tahun pelajaran dan rapat menyongsong tahun pelajaran baru. Dari

evaluasi tahun pelajaran berjalan, maka menjadi titik tolak untuk

menyusun program-program kegiatan pembelajaran untuk tahun pelajaran

berikutnya. Dengan demikian diperlukan telaah kurikulum, atau sering

disebut revisi kurikulum. Revisi kurikulum diperlukan karena adanya

perubahan seperti jumlah siswa yang kurang atau bertambah, kebijakan

99

Page 116: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

116

pemerintah yang mungkin mengalami perubahan, dan lain sebaganinya.

Dengan demikian kurikulum yang dipakai seiring dengan perubahan yang

ada. Mengingat pembahasan kurikulum begitu luas cakupannya maka

dalam paparan data ini hanya disinggung sedikit tentang struktur

kurikulum di masing-masing sekolah tersebut di atas. Lebih jelasnya dapat

dilihat pada lampiran tesis ini.

Dalam tahap perencanaan selain mempertimbangkan materi,

struktur dan muatan Kurikulum Berbasis Kompetensi Sekolah (KTSP),

juga mempertimbangkan keadaan peserta didik serta sarana dan prasarana

yang mendukungnya. Semua komponen baik di SMA Islam Sudirman

Ambarawa maupun di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga ikut terlibat.

Semua komponen yang dimaksud adalah Kepala Sekolah, Guru,

Karyawan, Komite Sekolah, Orang Tuan/Wali peserta didik, instansi

terkait dan masyarakat sekitar. Dalam perencanaan program pembelajaran

di SMA dilakukan melalui workshop dengan melibatkan para ahli.

Kegiatan workshop biasanya diawali dengan kegiatan orientasi program

dari kepala sekolah dilanjutkan orientasi program dari dinas terkait

(Dikdasmen) yang dalam hal ini diwakili pejabat setruktural dan pengawas

Pendidikan Agama Islam. Dalam orientasi ini biasanya disampaikan

harapan-harapan demi kemajuan lembaga pendidikan. Kegiatan berikutnya

adalah diskusi antar guru mapel mengenai rencana pembelajaran untuk

satu tahun ke depan. Berikut ini hasil wawancara penulis dengan Kepala

sekolah di SMA Sudirman Ambarawa Bapak Riyanto, B.A:

Page 117: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

117

Mengakhiri tahun pelajaran kami melakukan evaluasi terhadap seluruh

kegiatan pembelajaran pada tahun pelajaran berjalan dalam rapat seluruh

dewan guru dan staf kantor. Kemudian pada hari yang telah disepakati

diadakan workshop revisi kurikulum termasuk di dalamya penyusunan

rencana kegiatan pembelajaran untuk tahun berikutnya. Dalam kegiatan

tersebut diawali dengan orientasi program yang disampaikan oleh kepala

sekolah dan tenaga ahli (nara sumber). Kami juga memerintahkan kepada

semua guru (termasuk juga Guru PAI) untuk mendiskusikan rencana

pembelajaran yang akan dilakukan untuk satu tahun ke depan. (W-1-KS-Prp.

22-07-13)

Hal senada juga dikemukakan oleh kepala SMA Muhammadiyah Plus

Salatiga, Ibu Dian sebagai berikut:

Setiap akan memasuki tahun pelajaran baru biasanya di akhir bulan Juni saya

mengajak seluruh dewan guru dan staf kantor untuk menyusun program

kegiatan pembelajaran tahun yang akan datang. Bagi staf kantor menyusun

program-program yang sesuai dengan bidang tugasnya. Bagi para guru

menyusun kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan untuk satu tahun

berikutnya. Tujuannya agar program yang dibuat nantinya sebagai pedoman

dalam mereka melaksanakan tugas. Kegiatan tersebut kami namai workshop

revisi kurikulum. Dalam workshop itu biasanya kami mendatangkan tenaga

ahli dari dinas pendidikan kota atau dari unsur pengawas. Saya

memerintahkan kepada semua guru (termasuk juga Guru PAI) untuk

menyusun rencana pembelajaran yang akan dilakukan untuk satu tahun ke

depan. (W-1-KS-Prp. 24-07-13)

a. Perencanaan Program Kegiatan Tatap Muka (Pembelajaran

Intrakurikuler)

Perencanaan program pembelajaran PAI di SMA Islam

Sudirman Ambarawa dapat dilihat dalam bentuk pembuatan perangkat

pembelajaran yang meliputi: pengembangan silabus bidang studi PAI,

program tahunan, program semester, persiapan mengajar dengan

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun dan

dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi-Kompetensi Dasar

(SK-KD), dan disesuaiukan dengan kalender pendidikan yang berlaku,

Page 118: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

118

jadwal pelajaran sekolah yang bersangkutan dan sarana yang tersedia,

seperti penuturan koordinator bidang kurikulum (RS) sebagai berikut:

Setiap memasuki liburan semester guru-guru mengikuti kegiatan workshop

yang diselenggarakan sekolah untuk menyusun perangkat pembelajaran yang

di dalamnya memuat pengembangan silabus dan sistem penilaian, rencana

Pelaksanaan pembelajaran, Program tahunan, program semester, pemetaan

materi, kriteria ketuntasan minimal, dan lain-lain. Juga termasuk kegiatan

pengembangan diri dalam bentuk ekstrakurikuler harus ada perangkat

pembelajarannya berikut kriteria penilaian. Hal ini dilakukan supaya pada

waktu masuk pelajaran guru-guru tidak disibukkan dengan administrasi

pembelajaran.(W.2.Urs.Kur.Prp 25-07-2013)

Perencanaan program pembelajaran PAI di SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga sebagaimana dituturkan oleh Wakil

Kepala Urusan Kurikulum dan beliau juga sebagai guru Agama Islam,

Pak Nur adalah sebagai berikut:

Bu Dian memerintahkan kepada kami bahwa setiap guru harus menyusun

perangkat pembelajaran yang di dalamnya akan memuat pengembangan

silabus dan sistem penilaian, rencana pelaksanaan pembelajaran, program

tahunan, program semester, pemetaan materi, kriteria ketuntasan minimal,

dan lain-lain. Semua unsur di dalam perangkat pembelajaran harus sudah

dibuat sebelum memasuki tahun pelajaran baru. Hal ini dimaksudkan

supaya guru lebih fokus di dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

Disamping itu jika sekolah ini pada saatnya diakreditasi guru tidak bingung

mempersiapkan administrasi yang harus dibuat. (W.2.Urs.Kur.Prp 23-07-

2013)

Dari data dokumentasi diperoleh contoh Format Pengembangan

Silabus dan Sistem Penilaian SMA Islam Sudirman Ambarawa tahun

pelajaran 2013/2014 dan Format Pengembangan Silabus dan Sistem

Penilaian SMA Muhammadiyah Plus Salatiga tahun pelajaran

2013/2014. Contoh Pengembangan Silabus dan Sistem Penilaian dapat

dilihat dalam tabel 4.1 dan tabel 4.2

Page 119: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

119

Berikutnya adalah perencanaan program tahunan yaitu suatu

rencana pembelajaran selama satu tahun yang terdiri dari rencana

semester 1 dan 2. Rencana tahunan paling tidak memuat : Identitas

pelajaran, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, dan Alokasi

Waktu. Berdasarkan dokumentasi pada guru PAI diketahui bahwa

semua guru PAI telah membuat Program Tahunan (prota) sebagai dasar

pijakan dan schedule apa yang akan mereka ajarkan pada siswa selama

satu tahun pelajaran. Program tahunan ini dibuat berdasarkan

pengembangan silabus yang sudah mereka buat sebelumnya. Contoh

Format Program Tahunan dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4

(lihat lampiran 3 dan 4)

Program tahunan ini kemudian disesuaian dengan analisis waktu

program semester yang berisi sekurang-kurangnya: menganalisis

minggu efektif dan tidak efektif, menghitung jumlah jam pelajaran

dalam satu semester, menghitung jam untuk kegiatan non tatap muka

seperti: ulangan harian, ulangan tengah semester, dan uji kompetensi

pada akhir semester. Kemudian berisi juga tentang perhitungan pekan

untuk setiap tatap muka. Contoh Format Analisis Alokasi Waktu dapat

dilihat pada tabel 4.5 dan tabel 4.6 (lihat lampir 5 dan 6)

Setelah program tahunan dibuat, guru harus mempersiapkan

program semester. Program semester merupakan penjabaran dan rincian

dari program tahunan yang dibuat sebelumnya. Rencana semester

paling tidak memuat antara lain: Identitas pelajaran, Standar

Page 120: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

120

Kompetensi dan kompetensi dasar, alokasi waktu, bulan dan pekan

pelaksanaan. Dalam menentukan alokasi waktu untuk setiap kompetensi

dasar dipertimbangkan keluasaan dan kesulitan materi.

Program tahunan (Prota), Analisis Waktu, Program Semester (Promes)

ini harus sudah selesai sebelum pelajaran hari pertama dimulai. Tehnis

pembuatan Prota dan Promes dilakuklan bersama-sama dengan guru

yang lain di bawah koordinasi bidang kurikulum. Berikut contoh

Promes SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun pelajaran 2013/2014

dan Promes SMA Muhammadiyah Plus Salatiga dapat dilihat pada tabel

4.7 dan tabel 4.8 (lihat lampiran 7 dan 8)

Perencanaan berikutnya yang dilakukan oleh guru adalah

menyusun Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP). Di dalam RPP

secara rinci harus memuat: Identitas mata pelajaran, Standar

Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), Tujuan pembelajaran,

Materi pokok, Metode pembelajaran, Langkah-langkah kegiatan

pembelajaran, Alat/Bahan/Sumbert belajar, Bentuk instrumen penilaian,

dan pedoman penilaian. Contoh format RPP yang dibuat oleh guru PAI

di SMA Islam Sudirman Ambarawa dapat dilihat dalam Lampiran dan

SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga Tabel 4.10 dan tabel 4.11 (lihat

Lampiran 10 dan 11)

Page 121: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

121

b. Perencanaan Program Kegiatan Tugas Terstruktur (Pembelajaran

ekstrakurikuler PAI)

Kegiatan tugas terstruktur termasuk kategori program

pengembangan diri. Kegiatan jenis ini merupakan kegiatan di luar jam

yang tercantum pada struktur kurikulum. Oleh karena itu kegiatan ini

sering disebut kegiatan ekstrakurikuler. Perencanaan penyusunan

program pembelajaran ekstrakurikuler, melalui staf koordinator

kesiswaan SMA diatur tersendiri pada waktu dan jam yang sudah

ditentukan. Untuk membahas masalah perencanaan jadwal pelaksanaan

kegiatan pembelajaran ekstrakurikuler bidang keagamaan satu tahun

kedepan, berikut penuturan Waka Kesiswaan SMA Islam Sudirman

Ambarawa Pak Drs. Joko P. kepada penulis:

Saya selaku wakil Kepala Sekolah urusan kesiswaan selalu menekankan

dan meminta kepada setiap guru ekstrakurikuler termasuk juga guru

ekstra agama, dalam hal ini pembina ekstra BTA di SMA Islam

Sudirman Ambarawa ini untuk segera mendata berapa jumlah siswa laki-

laki dan berapa jumlah siswa perempuan di masing-masing kelasnya.

Mengingat jumlah siswa kita banyak maka jadwal pelaksanaan kegiatan

ekstra BTA dibuat empat hari mulai hari senin sampai dengan hari kamis

(W-3.Urs.Siswa.Prp 22-8-2013)

Berdasarkan wawancara tersebut, diketahui bahwa kegiatan ekstra

kurikuler di SMA Islam Sudirman Ambarawa bidang keagamaan adalah

bimbingan Baca Tulis Al-qur’an (BTA). Adapun jadwal kegiatan BTA

mulai hari Senin sampai dengan hari Kamis. Hal ini dilakukan

mengingat jumlah siswa yang banyak, maka membutuhkan alokasi

waktu yang banyak pula.

Page 122: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

122

Adapun program kegiatan tugas terstruktur di SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga bidang keagamaan adalah bimbingan

Baca Tulis Al-Qur’an (BTA), dan khitobah. Berikut adalah hasil

wawancara penulis dengan Bu Dra. Suratilah selaku Waka Urusan

Kesiswaan:

Program pembelajaran ekstrakurikuler yang mendukung pembelajaran

PAI di SMA Muhammadiyah adalah bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an

(BTA) dan khitobah. Mengenai jadwal pelaksanaannya pada hari Sabtu

sebagaimana tertuang dalam kalender pendidikan. Khusus BTA

merupakan ekstra wajib. Meskipun perencanaa kegiatan bimbingan BTA

diserahkan sepenuhnya kepada guru ekstra tetapi programnya tetap

mengacu pada tujuan pembelajaran PAI yang tercantum dalam

kurikulum. (W-3.Urs.Siswa.Prp 20-8-2013)

c. Perencanaan Kegiatan Mandiri Tak Terstruktur (Pembiasaan Suasana

Religius)

Kegiatan mandiri tak tersetruktur adalah merupakan kegiatan

spontanitas. pembiasaan diri dan diperuntukkan kepada seluruh warga

sekolah. Tidak hanya siswa yang harus melaksanakan tetapi seluruh

warga sekolah. Bentuk kegiatan-kegiatan yang termasuk kedalam

kegiatan mandiri tak terstruktur di SMA Islam Sudirman Ambarawa

maupun di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah pembiasaan

suasana religius di kawasan lingkungan sekolah. Contohnya kebiasaan

para siswa bersalaman dengan guru, berperilaku sopan santun kepada

siapa saja bila bertemu, ambil sampah setiap melihat sampah tidak pada

tempatnya dan memasukkannya pada bak sampah, kebiasaan masuk

ruangan dengan mengucap salam, memasang slogan sekolah bebas

rokok, bebas kekerasan, dan bebas obat terlarang dan lain-lain. Oleh

Page 123: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

123

karena itu dalam perencanaannya hanya berupa jadwal kegiatan dan

pembuatan peraturan atau tata tertib berikut sanksi bagi pelanggar

peraturan, baik yang dikeluarkan oleh sekolah maupun organisasi siswa

intra sekolah (OSIS).

2. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Kegiatan pembelajaran sehari-hari di SMA Islam Sudirman

Ambarawa dan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga berlangsung

sesuai dengan program 6 hari kerja. dari hari Senin sampai dengan hari

Sabtu. Sesuai dengan dokumen kurikulum, di SMA Islam Sudirman

Ambarawa pada hari Senin pembelajaran dimulai jam 08.00- 13.45 karena

dari jam 07.15 sampai dengan 08.00 digunakan untuk kegiatan upacara ,

hari selasa, Rabu, dan Kamis jam pembelajaran dimulai pukul 07.15-

13.45 wib, hari Jum’at 07.15-08.00 kegiatan tadarus dan dilanjutkan

bersih kelas dan lingkungan secara bersama-sama. Pembelajaran dimulai

08.00 – 13.00; kegiatan solat jum’at sudah termasuk di dalamnya. Hari

Sabtu pembelajaran mulai 07.15 -13.00.

Sedangkan di SMA Muhammadiyah Plus Salatiga sesuai dengan

dokumen kurikulum, pada hari Senin pembelajaran dimulai jam 07.45-

15.00 karena dari jam 07.00 sampai dengan 07.45 digunakan untuk

kegiatan upacara; Hari Selasa pelajaran dimulai pukul 07.00 berakhir

pukul 14.20; Hari Rabu dan Kamis pelajaran dimulai pukul 07.00 berakhir

pukul 15.00; Hari Jum’at pelajaran dimulai pukul 07.00 berakhir pukul

11.00, Hari Sabtu pukul 07.00-07.45 kegiatan senam bersama dilanjutkan

Page 124: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

124

bersih kelas dan lingkungan sampai dengan 08.30; pukul 08.30-13.50

kegiatan pengembangan diri (ekstrakurikuler) sesuai dengan pilihan

peserta didik, yaitu antara lain: teater, KIR, Futsal, Paduan suara, BTA,

dan English Club. Lebih jelasnya jadwal pelajaran di kedua SMA tersebut

dapat dilihat dalam Lampiran 12 dan 13 tentang jadwal pelajaran.

SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah

(Plus) Salatiga melaksanakan program pembelajaran PAI berdasarkan

pedoman yang berlaku, yaitu terdiri dari kegiatan pembelajaran

Intrakurikuler, kegiatan Ekstrakurikuler dan pembudayaan suasana

religius.

a. Program Kegiatan Tatap Muka (Pembelajaran Intrakurikuler)

Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang

berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban

belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran berlangsung selama

45 menit. Dalam melaksanakan pembelajaran PAI di kelas, guru PAI di

SMA Islam Sudirman Ambarawa menggunakan tahapan-tahapan

sebagaimana dijelaskan dalam temuan penelitian melalui observasi

pelaksanaan pembelajaran al-Qur’an Bab membaca al-Qur’an,

diperoleh data sebagai berikut:

1) Kegiatan awal (pendahuluan)

Kegiatan pembelajaran di kelas XI yang diajarkan oleh Pak

Edi Mahmud, S.Ag dimulai dengan mengucapkan salam, berdo’a

bersama, dilanjutkan membaca al-Qur’an selama 5-10 menit. Setelah

Page 125: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

125

itu guru mengabsen kehadiran siswa. Langkah selanjutnya guru

mengajukan pertanyaan tentang batas materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Hal ini tentunya merupakan strategi guru dalam

mengawali pembelajaran, yang bertujuan menarik perhatian siswa,

mengetahui tingkat penguasaan materi sebelumnya dan juga untuk

mengetahui kesiapan siswa dalam mengikuti materi pelajaran

berikutnya. Langkah berikutnya Pak Edi menyampaikan tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai pada hari itu.

2) Kegiatan Inti

Sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah

membaca Al-Qur’an, maka Pak Edi menunjuk seorang siswa yang

sudah fasih untuk memimpin teman-temannya membaca Q.S al-

Baqarah ayat 148 di bawah bimbingan guru. Setelah itu beliau

membaca surat tersebut berulang hingga tiga kali. Kegiatan siswa

adalah mendengarkan bacaan guru.

Langkah berikutnya Pak Edi membagi siswa dalam beberapa

kelompok. Setiap kelompok mendengarkan bacaan guru. Bacaan

yang disampaikan berbeda-beda. Dari bacaan yang disampaikan

siswa diminta mengidentifikasi tajwidnya. Setelah dirasa cukup

faham terhadap materi yang disampaikan, Pak Edi berganti materi

baru yaitu Q.S. Fatir ayat 32.

Pada materi Q.S. Fatir ayat 32 siswa diminta

mengidentifikasi tajwid yang ada pada bacaan tersebut dengan cara

Page 126: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

126

didiskusikan dalam kelompoknya. Setelah diskusi kelompok

berakhir dilanjutkan presentasi dari masing-masing kelompok.

Kegiatan inti diakhiri dengan siswa mengerjakan tes tertulis.

3) Kegiatan Akhir (penutup)

Pak Edi dalam mengakhiri pembelajaran yaitu dengan

memberikan penekanan tentang pentingnya membaca al-Qur’an

secara tartil dan kegiatan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah.

Adapun penilaian yang Beliau lakukan adalah tes tertulis yang sudah

disiapkan sebelumnya dan tes perbuatan saat siswa menirukan

bacaan guru.

Adapun pelaksanaan pembelajaran di kelas XI SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga, sebagaimana hasil observasi langsung

terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan P Nurhadi, S.Ag

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kegiatan awal (pendahuluan)

Kegiatan pembelajaran di kelas XI yang diajarkan oleh Pak

Nur Hadi, S.Ag diawali guru mengucapkan salam dan do’a bersama.

Salah satu siswa diminta memimpin menghafal surat pendek secara

berjama’ah, yang dilanjutkan dengan penjelasan guru tentang makna

yang terkandung dalam surat yang dihafal tadi.. Hal ini tentunya

merupakan strategi guru dalam mengawali pembelajaran, yang

bertujuan menarik perhatian siswa, mengetahui tingkat penguasaan

materi sebelumnya dan juga untuk mengetahui kesiapan siswa dalam

Page 127: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

127

mengikuti materi pelajaran berikutnya. Bahkan guru juga

menghubungkan makna tersebut dengan kejadian sosial atau

fenomena alam. Kemudian guru mengabsen kehadiran siswa.

Selanjutnya guru mengajukan tiga pertanyaan yang berhubungan

dengan materi sebelumnya.

2) Kegiatan Inti

Sesuai dengan kompetensi dasar yang ingin dicapai adalah

membaca Al-Qur’an, maka Pak Nur membacakan Q.S al-Baqarah

ayat 148. Beliau membacanya berulang hingga tiga kali. Kegiatan

siswa adalah mendengarkan bacaan guru. Kegiatan selanjutnya guru

langsung mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang

hukum bacaan sesuai ilmu tajwid dalam Q.S Al Baqarah ayat 148

dengan menyuruh mengucapkan yang benar. Di sini nampaknya

guru berkeinginan tidak hanya tahu ilmu tajwidnya tetapi sekaligus

siswa dapat menerapkannya. Jika ditemui bacaan siswa kurang

sesuai maka beliau meluruskannya. Meskipun materinya membaca

Pak Nur juga menjelaskan tentang makna yang terkandung dalam

surat tersebut. Ini hanya sebagai selingan agar perhatian siswa

kepada bacaan tersebut tetap terjaga.

Langkah berikutnya Pak Nur membagi siswa dalam beberapa

kelompok. Setiap kelompok diminta mengidentifikasi tajwidnya

melalui diskusi kelompok. Setelah dirasa cukup faham terhadap

Page 128: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

128

materi yang disampaikan, Pak Nur berganti materi baru yaitu Q.S.

Fatir ayat 32 dengan proses pembelajaran seperti surat pertama.

Setelah diskusi kelompok berakhir dilanjutkan presentasi dari

masing-masing kelompok. Kegiatan inti diakhiri dengan penekanan

pentingnya membaca al-Qur’an secara tartil.

3) Kegiatan Akhir (penutup)

Pak Nur dalam mengakhiri pembelajaran yaitu dengan

mengajak siswa bersama-sama mengucapkan kata “al Hamdulillah”.

Adapun penilaian yang Beliau lakukan adalah tes tertulis yang sudah

disiapkan sebelumnya dan tes perbuatan saat siswa menirukan

bacaan guru.

b. Program Kegiatan Tugas Terstruktur (Pembelajaran ekstrakurikuler

PAI)

Kegiatan tugas terstruktur termasuk kategori program

pengembangan diri. Kegiatan jenis ini merupakan kegiatan di luar jam

yang tercantum pada struktur kurikulum. Kegiatan ekstrakurikuler di

SMA Islam Sudirman Ambarawa maupun di SMA Muhammadiyah

(Plus) Salatiga ditujukan untuk mengembangkan bakat bakat dan minat

serta memantapkan pembentukan kepribadian siswa. Kegiatan ini tentu

saja menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah yang menunjang

pembelajaran kelas serta anggaran biaya yang ada.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa kegiatan tugas

terstruktur di SMA Islam Sudirman Ambarawa dalam bentuk

Page 129: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

129

pembelajaran ekstra kurikuler berupa bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an

(BTA) yang pelaksanaannya diajarkan oleh Pak Khanifudin, S.Hi

selaku pembina ekstra BTA. Berkaitan dengan pembelajaran

ekstrakurikuler bidang keagamaan, Pak Khanif guru Agama Islam dan

sekaligus guru ekstrakurikuler agama menuturkan sebagai berikut:

SMA Islam Sudirman Ambarawa mewajibkan kepada setiap siswa untuk

mengikuti kegiatan Baca Tulis Al Qur’an karena sebagian besar siswa

berasal dari sekolah menengah pertama yang rata-rata kurang lancar

dalam membaca al Qur’an dan di rumah orang tua jarang mengajarinya.

Oleh karenanya setiap pagi ada kegiatan tadarus di masjid dengan

penjadwalan yang diatur oleh waka kurikulum. Adapun ihwanul muslimin

adalah kelompok alumni SMA Islam Sudirman Ambarawa yang masih

memiliki kepedulian terhadap kegiatan keagamaan khususnya di

lingkumngan SMA Islam Sudirman Ambarawa. Kelompok ini

mengadakan kegiatan anjang sana dari rumah ke rumah anggota di bawah

bimbingan saya. Kelompok ini sering dimintai bantuan oleh sekolah

khusunya pada saat MOS (Masa Orientasi Siswa Baru) kelas X untuk

memberikan mentoring keagamaan. Sedangkan MTQ diperuntukkan

kepada siswa yang berminat mengikuti seni baca al Qur’an. Karena SMA

ini belum memiliki pembina Seni baca al-Qur’an, maka kita mengundang

Pak Sofi untuk melatih anak-anak

(W-7.Pb.Ekstra Prp. 22-8-2013)

Dalam prakteknya, peserta esktrakurikuler BTA ini sangat

antusias mengikuti kegiatan. Hal ini terbukti dengan absensi kehadiran

95% di setiap kelasnya. Di samping itu kegiatan ini mengambil tempat

di masjid sehingga suasana pembelajaran lebih kondusif dan

menyenangkan.

Kegiatan tugas tersetruktur yang lain adalah Seni baca Alqur’an

atau dikenal dengan nama MTQ. Pembimbing kegiatan ini adalah Pak

Sofiullah. Beliau tenaga ahli di luar SMA Islam Sudirman Ambarawa

yang secara kebetulan rumahnya dilingkungan perumahan serasi dekat

Page 130: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

130

SMA ini. Kegiatan ekstra Kaligrafi hanya diajarkan manakala ada even

lomba tingkat SMA.

SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga menerapkan kegiatan

tugas terstruktur PAI berupa pendalaman materi pembelajaran oleh

peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang

pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada

kegiatan tatap muka. Pengembangan program pembelajaran dalam

bentuk ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga antara

lain: teater, Karya Tulis Ilmiah (KIR), Baca Tulis Al-Qur’an (BTA) ,

dan English Club yang dilakukan seminggu sekali sesuai jadwal yang

ditentukan. Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan salah satu

guru Agama (N.H) di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga:

Kegiatan yang mendukung pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

ini untuk kegiatan ekstra antara lain Baca Tulis Al-Qur’an dengan metode

tutor sebaya dibawah bimbingan guru pada hari Sabtu sesuai kalender

pendidikan. Untuk kegiatan Ekstra BTA merupakan kegiatan yang wajib

diikuti seluruh siswa. Pada hari Sabtu juga diselenggarakan Teater, latihan

membuat Karya Tulis Ilmiah (KIR) dan English Club.

(W-Gr.PAI 20-8-2013)

c. Program Kegiatan Mandiri Tak Terstruktur

Kegiatan mandiri tidak terstruktur di SMA adalah kegiatan

pembelajaran yang dirancang oleh guru Agama Islam namun tidak

dicantumkan dalam jadwal pelajaran. Bentuk kegiatan mandiri tak

tersetruktur berupa pembiasaan suasana religius bagi seluruh warga

sekolah. Berkaitan dengan program ini, semuanya telah dirancang

oleh guru pembina dan pengurus Organisasi Siswa Intra Sekolah

Page 131: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

131

(OSIS) dibawah koordinasi urusan kesiswaaan dan pembina OSIS

seksi bidang (sekbid) ketaqwaan.

Program kegiatan yang termasuk dalam kategori mandiri tak

terstruktur di SMA Islam Sudirman Ambarawa dalam bentuk

pembiasaan seperti: 1) Budaya 3 SAS (Salam, Salim, Senyum, Ambil

Sampah); 2) Budaya Jum’at bersih; 3) Halal bi Halal; 4) Kegiatan

Hari Besar Islam (PHBI); 5) Santunan Kematian; 6) Santunan Anak

Yatim; 7) Budaya beramal jariyah setiap Jum’at; 8) Budaya berbusana

muslimah (berjilbab) bagi siswa putri; 9) Sholat Dzuhur berjamaah di

masjid ; dan 10) Sholat berjamaah Jum’ah setiap hari jum’at. Kegiatan

tersebut di atas yang penulis lihat sendiri dan pernah terlibat di

dalamnya adalah kegiatan Shalat Dzuhur berjama’ah dan shalat

Jum’ah, di mana setiap selesai mengerjakan shalat dzuhur siswa

mendengarkan pengajian (kultum) yang disampaikan oleh siswa laki-

laki. Demikian juga pada saat pelaksanaan shalat Jum’ah yang

menjadi Bilal adalah juga siswa laki-laki. Dari sini nampak jelas

bahwa budaya seperti ini merupakan bekal yang baik bagi siswa kelak

jika mereka terjun di kehidupan masyarakat.

Terkait dengan pelaksanaan kegiatan di atas, koordinator kurikulum

menuturkan sebagai berikut:

Kami membagi program pembelajaran dalam kurikulum itu menjadi dua

bagian. Satu untuk program pembelajaran intrakurikuler atau kurikulum yang

tersetruktur, dua untuk program pengembangan diri yang pelaksanaannya

tidak dicantumkan dalam struktur kurikulum namun dilaksanakan di luar jam

pelajaran dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Adapun yang terkait dengan

budaya-budaya yang dikembangkan di sini adalah program kerja bakti, shalat

Page 132: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

132

dzuhur berjama’ah, shalat jum’at bersih, takziah, santunan kematian, dan

belajar berpidato melalui kelompok studi Islam “ikhwanul muslimin”.

(W-3-Urs.Kur.Prp.22-8-2013)

Sedangkan bentuk pembiasaan suasana religius yang ada di

SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah: 1) Budaya berbusana

muslimah; 2 Infaq Jum’at; 3) Sholat Dzuhur berjamaah di musholla;

4) Kultum selesai solat Dzuhur berjamaah pada hari Kamis; 5)

Menghadiri pengajian dalam rangka Milad Muhammadiyah 6)

Penyembelihan hewan kurban pada hari Raya Kurban.

Untuk shalat zuhur berjamaah, pelaksanaannya bergiliran

mengingat tempatnya terbatas.. Data ini penulis peroleh dari hasil

wawancara dengan salah seorang guru Agama Islam di SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga (N.H) sebagaimana dalam

penuturannya sebagai berikut:

“Program kegiatan keagamaan di sekolah kami yang sudah berjalan secara

rutin adalah sholat dzuhur berjama’ah di musholla milik sekolah ini. Hanya

pelaksanaannya bergilir mengingat tempatnya terbatas. Kami juga

menyelenggarakan pengumpulan infaq setiap jum’ah yang kegunanannya

juga untuk membantu siswa yang suatu saat membutuhkan seperti sakit atau

ada keluarganya yang meninggal dunia. Selain itu kami juga

menyelenggarakan penyembelihan hewan qurban pada saat hari raya qurban.

Sedangkan menghadiri pengajian dalam rangka milad Muhammadiyah

merupakan agenda rutin yang sudah diatur oleh pengurus Muhammadiyah

tingkat Kodia Salatiga dimana tempat penyelenggaraannya selalu berpindah

pindah” (W-6.Gr.PAI. 20-8-2013)

3. Pengendalian Program Pembelajaran PAI

Pengendalian dalam pengembangan program pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mengadakan

penilaian hasil pembelajaran dan melakukan pengawasan terhadap proses

pembelajaran.

Page 133: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

133

a. Pengendalian Terhadap Hasil Pembelajaran PAI

Pengendalian terhadap hasil dari proses pembelajaran PAI dilakukan

oleh guru dalam bentuk ulangan-ulangan. Ada beberapa jenis ulangan yang

diberikan kepada siswa antara lain: ulangan harian, ulangan tengah semester,

ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas, serta ujian nasional.

Berbagai ulangan tersebut pada hakekatnya merupakan bentuk pengendalian

terhadap seluruh proses pembelajaran PAI, khususnya menyangkut

pengetahuan siswa tentang PAI. Bentuk pengendalian terhadap hasil

pembelajaran PAI juga diwujudkan dalam penilaian sikap siswa melalui

pembiasaan suasana religius di lingkungan sekolah. Penilaian jenis ini

dituangkan dalam rapor siswa dalam bentuk narasi sikap.

b. Pengendalian Terhadap Proses Pembelajaran.

Bentuk pengendalian terhadap proses pembelajaran dibagi menjadi

dua yaitu pengawasan intern dan pengawasan extern. Pertama, Pengawasan

terhadap seluruh proses pembelajaran dari luar lembaga pendidikan. Untuk

pengawasan terhadap seluruh proses pembelajaran di SMA Islam sudirman

dilakukan oleh Dinas pendidikan Kabupaten Semarang. Adapun bentuknya

berupa laporan dari hasil pelaksanaan Ujian oleh sekolah ke dinas pendidikan

sesuai bentuk ujiannya. Dapat juga berupa kunjungan dari pejabat atau

pengawas yang membidangi Pendidikan Agama Islam ke SMA Islam

Sudirman.

Pengawasan ekstern (dari luar) dilakukan juga oleh Pengurus

Yayasan Islam Sudirman Ambarawa terhadap kinerja kepala dan juga guru-

Page 134: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

134

guru mapel PAI. Bahkan Pengurus yayasan memiliki Ruang khusus di SMA

Islam Sudirman yang setiap hari selalu memantau kegiatan pembelajaran di

SMA. Hal ini penulis lihat sendiri ada daftar kehadiran dari pengurus yayasan

di SMA Islam Sudirman.

Pengawasan kedua adalah pengawasan intern. Yakni pengawasan

yang dilakukan oleh Kepala sekolah terhadap masing-masing guru di lembaga

pendidikan yang bersangkutan. Bentuknya berupa pemeriksaan administrasi

pembelajaran guru PAI yang dilakukan secara berkala. Oleh karena itu Pak

Riyanto selaku kepala SMA Islam Sudirman sudah menjadwalkan kapan beliau

memeriksa kelengkapan administrasi guru-guru PAI. Disamping itu secara

berkala juga melakukan kunjungan kelas untuk mengetahui situasi pelaksanaan

pembelajaran. Hal ini dikandung maksud untuk mencocokkan antara

perencanaan dengan pelaksanaan pembelajarn Agama Islam di kelas.

Pengawsan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga juga meliputi

dua bagian. Pertama pengawasan ektern yang dilakukan oleh Dinas pendidikan

kota Salatiga terhadap seluruh Proses Kegiatan di sekolah. Hal ini dapat dilhat

dari daftar kehadiran pejabat atau pengawas pendidikan Agama Islam di

sekolah tersebut. Demikian juga secara berkala yayasan memantau keberadaan

SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga, terutama pada rapat akhir tahun

pelajaran.

Pengawasan kedua, yaitu pengawasan intern dilakukan juga oleh

kepala SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga. Bu Dian Indrihartani, S.Sos,

M.Pd selaku kepala juga melakukan pemeriksaan terhadap perangkat

Page 135: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

135

administrasi guru Agama Islam. Hal ini diketahui dari tanda tangan setiap

administrasi yang dibuat guru. Pengawasan juga dilakukan beliau melalui

kunjungan kelas yang sudah beliau jadwaalkan selama satu tahun pelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut dapat penulis simpulkan bahwa

pengawasan telah dilakukan di kedua lembaga pendidikan tersebut. Hal ini

nampak dari setiap kegiatan yang belangsung selalu dinilai baik. Ini terbukti

dari bukti peraih predikat “Terakreditasi A” dari Badan Akreditasi Nasional

(BAN S/M) untuk kedua SMA tersebut di atas.

B. Analisa Data

Analisa data mengacu pada tema yang dihasilkan dari keseluruhan

fokus penelitian, yaitu: perencanaan program pembelajaran pendidikan agama

Islam (PAI), pelaksanaan program pembelajaran pendidikan agama Islam

(PAI), dan pengendalian program pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI).

1. Perencanaan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Perencanaan program pembelajaran pendidikan agama Islam adalah

suatu pemikiran atau persiapan untuk melaksanakan tugas mengajar PAI

dengan menerapkan prinsip-prinsip pengajaran dan melalui langkah-langkah

perencanaan itu sendiri. Perencanaan program pembelajaran pendidikan

agama Islam dimulai dengan kajian Standar Kompetensi dan Kompetensi

dasar (SK-KD), pengembangan indikator sebagai kajian SK-KD,

menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang mengacu pada standar

kompetensi lulusan mata pelajaran (SKL-MP) pendidikan agama

Page 136: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

136

dilanjutkan dengan menyusun silabus dan sistem penilaian, menyusun

program tahunan (Prota), program semester (Promes), menyusun rencana

persiapan pembelajaran (RPP).

Menyusun silabus dan sistem penilaian adalah mengembangkan dan

menjabarkan kurikulum menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran atau

susunan materi yang teratur pada mata pelajaran tertentu pada

kelas/semester tertentu118

. Teknis penyusunan silabus dan sistem penilaian

yang terjadi di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan di SMA

Muhammadiyah (Plus) salatiga diawali dari rapat khusus yang disebut

dengan revisi kurikulum. Dilihat dari format silabus ada perbedaan yang

antara silabus dari keduanya. Di dalam format silabus SMA Islam

Sudirman Ambarawa mencantumkan tugas tersetruktur dan tidak

tersetruktur serta Nilai karakter yang diharapkan, sedangkan di format

silabus SMA Muhammadiyah (Plus) salatiga tidak mencantumkan tugas

tersetruktur dan tidak tersetruktur serta Nilai karakter.

Dari perbedaan kedua silabus tersebut tidak menjadi masalah karena

keduanya telah mencantumkan unsur-unsur yang harus ada dalam silabus.

Menurut E. Mulyasa, silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu

kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup standar

kompetensi ,kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator, penilaian,

118

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan

Metodologi Pendidikan Agama Islamdi Sekolah Umum, Yogyakarta: Teras, 2007, 126.

Page 137: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

137

alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan

pendidkan119.

Ditinjau dari format program tahunan (prota) ada perbedaan karena

perbedaan sudut pandang. Program tahunan di SMA Muhammadiyah (Plus)

salatiga untuk mata pelajaran PAI al-Qur’an secara detail tiap suratnya,

yaitu meliputi membaca, menjelaskan artinya, menampilkan perilaku.

Uraian ini dimasukkan dalam unsur kompetensi dasar. Standar isi memuat

tentang pokok bahasan dari setiap suratnya. Sedangkan program tahunan

SMA Islam Sudirman Ambarawa standar kompetensi/kompetensi dasar ada

dalam satu kolom. Pada kolom ini memuat standar kompetensi pada aspek

al-Qur’an, akhlak, ibadah, dan tarikh/sejarah. Secara teoritis sebuah prota

memuat a.l: identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan kompetensi

dasar, dan alokasi waktu. Dari pemaparan prota kedua SMA tersebut di atas

telah terpenuhi.

Ditinjau dari format program semester keduanya sama. Perbedaan

keduanya terletak pada waktu pelaksanaannya. Pelaksanaan ulangan

harian, ulangan tengah semester, ulangan semester/ ulangan kenaikan kelas

disesuaikan dengan kondisi kegiatan yang terjadi di SMA masing-masing.

Meskipun terdapat perbedaan tetapi tetap mengacu pada kalender

pendidikan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan kabupaten/kota.

Ditinjau dari format rencana pelaksanaan pembelajaran dari kedua

SMA tersebut terdapat perbedaan sebagai berikut:

119

E. Mulyasa, KTSP, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, 190.

Page 138: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

138

a. RPP SMA Islam Sudirman Ambarawa memuat tiga indikator, dengan

rincian: membaca, menjelaskan arti, dan menampilkan perilaku. Ketiga

indikator untuk tiga kali pertemuan. Sedangkan RPP SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga hanya memuat empat indikator dengan

rincian: membaca dan mengidentifikasi tajwid. Indikator ini hanya

untuk satu kali pertemuan.

b. Di dalam RPP SMA Islam Sudirman Ambarawa memuat nilai budaya

dan karakter bangsa yang diharapkan, tetapi pada RPP SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga nilai budaya dan karakter bangsa yang

diharapkan tidak dimunculkan.

c. Di dalam RPP SMA Islam Sudirman Ambarawa, kegiatan inti meliputi

elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi dengan uraian yang mendetail.

Sedangkan di dalam RPP SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga

kegiatan inti meliputi eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dengan

uraian lebih singkat. Secara teoritis sebuah RPP minimal memuat:

kompetensi dasar, materi belajar, hasil belajar, indikator hasil belajar,

prosedur pembelajaran, dan penilaian.120

Dari kedua RPP yang dibuat

oleh guru pendidikan agama Islam dari kedua SMA tersebut sudah

sesuai dengan panduan yang ada. Perbedaan yang ada disebabkan

karena pemahaman dan keluasaan pemikiran beliau berdua berbeda.

2. Pelaksanaan Program Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

a. Pelaksanaan Program Kegiatan Tatap muka (Pembelajaran Intrakurikuler)

120 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006, 109.

Page 139: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

139

Berdasarkan perencanaan pembelajaran (RPP) dan observasi

pelaksanaan pembelajaran di SMA Islam sudirman nampaknya sudah

sesuai antara rencana dan pelaksanaannya. Demikian juga metode yang

dipakai telah menerapkan metode diskusi kelompok. Dari observasi

tampak bahwa suasana pembelajaran kelihatan hidup. Guru aktif

mengarahkan siswa dan siswa merasa senang dalam mengikuti proses

pembelajaran. Untuk memberi Untuk memberikan pengaruh dan

bimbingan dalam konteks mengajar, guru sebagai pemimpin melakukan

dua usaha utama, yaitu: (1) memperkokoh motivasi siswa, (2) memilih

strategi mengajar yang tepat121

. Ketika guru berhasil melaksanakan kedua

usaha di atas, maka secara tidak langsung guru telah menjalin hubungan

harmonis dengan siswa, sehingga memudahkan guru dalam mengarahkan

siswa ke arah tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan perencanaan pembelajaran (RPP) dan observasi

pelaksanaan pembelajaran di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga

nampaknya sudah sesuai antara rencana dan pelaksanaannya. Demikian

juga metode yang dipakai telah menerapkan metode diskusi kelompok.

Dari observasi tampak bahwa suasana pembelajaran kelihatan hidup.

Bahkan dengan sabar beliau memberikan bimbingan membaca sesuai

ilmu tajwid. Lebih dari itu beliau mengaitkan materi pembelajaran

dengan kehidupan dunia nyata siswa dan memberikan solusi terhadap

problema yang ada. Hal ini nampaknya beliau menerapkan model

121

Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran...,124

Page 140: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

140

pembelajaran yang ditawarkan E.Mulyasa, yaitu Contectual Teaching and

Learning dan role playing yaitu model pembelajaran yang menekankan pada

pemecahan masalah122.

Dari segi hubungan dengan siswa dalam konteks kepemimpinan,

gaya kepemimpinan yang diterapkan guru PAI di kelas, baik di SMA Islam

Sudirman Ambarawa dan di SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah

gaya kepemimpinan yang demokratis. Dalam mengambil keputusan, guru

lebih menyerahkan kepada siswa secara koordinatif. Sedangkan gaya

kepemimpinan yang otoriter, cenderung akan menumbuhkan sikap pasif

dan agresif tidak nampak selama penelitian ini. Demikian juga dalam

interaksi pembelajaran, guru menempatkan diri bukan satu-satunya

sumber belajar, tetapi memberikan kesempatan kepada siswanya untuk

melontarkan pendapat atau ide sesuai dengan pengalaman dan

kemampuan mereka masing-masing.

b. Program Kegiatan Tugas Tersetruktur (Pembelajaran Ekstrakurikuler)

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler berupa bimbingan

Baca Tulis Al-Quran (BTA) di SMA Islam Sudirman Ambarawa dibina

oleh guru agama Islam dari kelas yang berbeda. Ini menarik karena jika

diajarkan oleh guru agama di kelasnya bisa menimbulkan kebosanan.

Maka Pak Khanif yang dipercaya membimbing ekstra ini begitu aktif dan

bersemangat. Disamping beliau fasih dalam membaca, ide-ide dalam

mengajarkannya selalu ada. Dari prosentase kehadiran siswa yang tinggi

mengikuti kegiatan ini menunjukkan bahwa kegiatan ekstra ini disenangi

122 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004..., 137-141

Page 141: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

141

anak-anak. Adapun kegiatan ekstra seni baca al-Qur’an (MTQ) diajarkan

oleh guru dari luar SMA. Ini mengandung maksud bahwa SMA Islam

Sudirman menginginkan bahwa kegiatan ini benar-benar ditangani oleh

orang yang ahli dibidangnya. Bukan sekedar melaksanakan program

tetapi ada tujuan yang jelas, yaitu siswa mampu membacakan al-Qur’an

dengan seni.

Adapun kegiatan ekstrakurikuler di SMA Muhammadiyah (Plus)

Salatiga berupa bimbingan Baca Tulis Al-Quran (BTA) yang

dilaksanakan hari Sabtu. Karena pada hari sabtu memang khusus untuk

kegiatan ekstra. Dengan demikian waktu pembelajaran lebih leluasa

dalam mengaturnya.

b. Program Kegiatan Mandiri Tak Tersetruktur (Pembiasaan suasana religius)

Fenomena menarik yang dapat disaksikan keseharian di

lingkungan SMA Islam Sudirman Ambarawa adalah kegiatan shalat

zuhur berjama’ah di masjid. Setiap harinya banyak siswa dari ketiga

kelas yang ada dengan tanpa perintah guru mereka berbondong-bondong

menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat zuhur. Bahkan seusai

penulis ikut serta shalat zuhur berjamaah, penulis menyaksikan seorang

siswa tampil memberikan kultum. Ini sungguh membanggakan, karena

dengan sendirinya dia melatih mental berbicara di hadapan khalayak,

juga secara tidak langsung mengingatkan pribadinya untuk menjadi insan

yang bertaqwa. Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran PAI

sebagaimana dijelaskan Nazarudin dalam bukunya berjudul “Manajemen

Page 142: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

142

Pembelajaran”123

. Pembiasaan lain yang dilaksanakan seperti

mengucapkan salam setiap bertemu guru maupun karyawan

menunjukkan rasa keakraban diantara mereka. Kebiasaan membuang

sampah pada tempatnya merupakan implementasi dari perintah

Rasulullah saw yang artinya bahwa kebersihan itu bagian dari keimanan

seseorang. Demikian juga kebiasaan suasana religius yang lain seperti

peringatan hari-hari besar Islam berlangsung dengan baik sesuai sesuai

yang diprogramkan sekolah. Hal itu semua merupakan bagian dari proses

pembelajaran pendidikan Agama Islam.

Sedangkan bentuk pembiasaan suasana religius yang ada di

SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga adalah: 1) Budaya berbusana

muslimah; 2 Infaq Jum’at; 3) Sholat Dzuhur berjamaah di musholla; 4)

Kultum selesai solat Dzuhur berjamaah pada hari Kamis; 5) Menghadiri

pengajian dalam rangka Milad Muhammadiyah 6) Penyembelihan hewan

kurban pada hari Raya Kurban. Semua kegiatan ini berlangsung sesuai

dengan yang diprogramkan sekolah. Adapun kegiatan menghadiri

123 beberapa dimensi yang hendak dituju dalam pembelajaran PAI, yaitu: (1) keimanan

siswa terhadap ajaran agama Islam; (2) pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan

siswa; (3) penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan siswa dalam menjalankan ajaran

agama; (4) pengalaman, dalam arti bagaimana ajaran yang telah diimani, dipahami dan dihayati

atau diinternalisasikan oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk

menggerakkan, mengamalkan dan menaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan

pribadi sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta mengaktualisasikan

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran.

: Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islamdi Sekolah Umum,

Yogyakarta: Teras, 2007, 13.

Page 143: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

143

pengajian dalam rangka Milad Muhammadiyah sifatnya spontanitas,

sesuai undangan dari Pengurus cabang Muhammadiyah kota salatiga

yang berlaku di semua lembaga pendidikan Muhammadiyah.

3. Pengendalian program pembelajaran pendidikan agama Islam (PAI)

Pengendalian terhadap program pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di kedua SMA tersebut dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

mengadakan penilaian hasil pembelajaran dan melakukan pengawasan

terhadap proses pembelajaran.

Perbedaan keduanya terletak pada posisi dan kewenangan masing-

masing. Untuk pengawasan terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan di

SMA Islam Sudirman Ambarawa dari luar dilakukan oleh Dinas Pendidikan

Kabupaten Semarng karena wilayahnya berada di Kabupaten Semaranng,

sedangkan pengawasan terhadap mutu penyelenggaraan pendidikan di

SMAMuhammadiyah Salatiga dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kota

Salatiga.

Pengendalian intern yang dilakukan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program pendidikan agama Islam dilakukan oleh kepala

sekolah masing-masing, baik secara langsung melalui kunjungan kelas

maupun pemeriksaan administrasi. Secara tidak langsung dilakukan oleh

wakil kepala sekolah yaitu wakil urusan kurikulum maupun wakil urusan

kesiswaan. Pengawasan intern di SMA Islam Sudirman Ambarawa selain

dilakukan oleh kepala sekolah juga dilakukan oleh yayasan pusat

pendidikan Islam sudirman (Yappiss) Ambarawa secara terus menerus. Hal

Page 144: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

144

ini diketahui penulis karena kantor pengurus yayasan menjadi satu dengan

kantor SMA Islam Sudirman Ambarawa, yang berada di lantai kedua dari

gedung kantor. Sedangkan untuk pengawasan intern yang dilakukan

pengurus Yayasan Muhammadiyah dilakukan secara berkala karena

pengurus mengambil tempat di luar SMAMuhammadiyah Salatiga.

Pengendalian terhadap hasil pembelajaran pendidikan agama Islam

dilakukan oleh guru Agama Islam melalui berbagai bentuk ulangan.

Dilihat dari pelaksanaannya perbedaan keduanya terletak pada waktu

pelaksanaannya. Pelaksanaan ulangan masing-masing mengacu pada

kalender pendidikan yang dibuat oleh kedua SMA tersebut.

Page 145: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

145

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan analisa data tentang manajemen program

pembelajaran PAI di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA

Muhammadiyah (Plus) Salatiga menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pengembangan program pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah

(Plus) Salatiga yaitu:

a. Perencanaan program kegiatan tatap muka (Intrakurikuler)

Perencanaan program pembelajaran intrakurikuler PAI dimulai dengan

perencanaan perangkat pembelajaran yang terdiri dari: program tahunan

(Prota), program semester (Promes), kajian SK-KD, pemetaan Indikator

dan pengebangannya, merumuskan kriteria ketuntasan minimal (KKM),

mengembangkan silabus rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Rencana pelaksanaan program pembelajaran dikelas berdasarkan kajian

SK-KD dan indikator yang ditetapkan dengan berpijak pada Standar Isi

(SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran PAI yang

tertuang dalam PP Nomor 19/ 2005 dan Permendiknas Nomor 22, 23,

dan 24 tahun 2006. Adapun tehnis pengorganisasiannya dilakukan

dengan cara mengajak semua guru melakukan rapat kerja khusus untuk

129

Page 146: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

146

mengembangkan program-program pembelajaran, dimulai dengan

pemberian orientsi dan pengarahan dari kepala sekolah, dilanjutkan

dengan orientasi dari nara sumber;

b. Perencanaan ekstrakurikuler PAI yaitu kegiatan Baca Tulis Al-Qur’an

(BTA), Pidato Bahasa Arab, dan Seni Baca Al-Qur’an yang disusun

oleh koordinator kurikulum yang sudah dikomunikasikan dengan guru

Agama Islam.

c. Perencanaan program kegiatan mandiri tak terstruktur dalam bentuk

pembinaan Imtaq yaitu pembiasaan suasana religius di lingkungan

sekolah disusun oleh guru Agama Islam dengan melibatkan siswa di

bawah koordinasi wakil kepala bidang kesiswaan.

2. Pelaksanaan program pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

dilakukan dalam bentuk:

a. Pelaksanaan preogram pembelajaran di kelas oleh guru Agama Islam.

Dalam pelaksanaannya guru agama Islam banyak menggunakan metode

diskusi . Pengaturan kelas masih satu arah, Evaluasi pembelajaran sudah

menyentuh aspek pemahaman, sikap dan perbuatan.

b. Pelaksanaan kegiatan ekstra masih mengikuti kurikulum yang berasal dari

pemerintah. Belum menampakkan inovasi terhadap kegiatan ekstra.

Intensitas pelaksanan kegiatan ekstra kurikuler masih sebatas

menyongsong adanya lomba keagamaan.

c. Pelaksanaan pembiasaan suasana religius di sekolah sudah baik. Hal ini

tidak lepas dari pengawasan guru, staf kantor dan dari kepala sekolah.

Page 147: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

147

3. Pengendalian pengembangan program pembelajaran pendidikan Agama

Islam di SMA Islam Sudirman Ambarawa dan SMA Muhammadiyah

(Plus) Salatiga

Pengendalian program pembelajaran PAI baik di SMA Islam Sudirman

Ambarawa dan SMA Muhammadiyah (Plus) Salatiga pada garis besarnya

dibagi menjadi dua, yaitu pengawasan dari dalam dan dari luar. Kedua

pengawasan ini selalu berlangsung secara rutin dan berjenjang.

B. Saran-saran

1. Bagi kepala sekolah dan staf supaya menyatukan visi yang sama dalam

seluruh penyelenggaraan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang

terjadi di sekolah.

2. Untuk guru pendidikan agama Islam (PAI) dalam proses pembelajaran

hendaknya selalu melakukan inovasi pembelajaran dan menggunaan multi

media. Jika memungkinkan setiap tugas bisa memanfaatkan media

elektronik seperti pemanfaatan IT (jaringan Internet), karena di sekolah

sudah ada jaringan tersebut.

3. Model pembelajaran yang efektif, kultur sekolah, pembiasaan hal positif

yang terbangun baik selama ini di lingkungan sekolah, sedapat mungkin

dipertahankan dan dikembangkan terus menerus.

4. Perhatian lebih serius dan penghargaan atas keberhasilan kegiatan

ekstrakurikuler kagamaan terus ditingkatkan.

Page 148: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

148

5. Keteladanan spiritual dari para guru PAI dan juga semua guru dan kepala

sekolah perlu lebih digalakkan, terutama dalam mewujudkan tertib shalat.

Page 149: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

149

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Nur. Manajemen Pengembangan Kurikulum SMK di Lingkungan Pesantren,

Disertasi, PPs UM, Malang, 2008.

Arikunto , Suharsimi. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta, 1997.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenadata Putra Grafika, 2007.

Connolly, Peter, ed, Aneka Pendekatan Studi Agama, Yogyakarta: Lkis, 2002

Djam’an & Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta,

2012.

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta, 2005.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidika. Jakarta: Grasindo, 2006.

Djohar, MS. Guru, Pendidikan dan Pembinaannya. Yogyakarta: CV. Grafika

Indah, 2006.

Daradjat, Zakiah. Remaja Harapan dan Tantangan.Jakarta : Ruhama, 2001.

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan

Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Kurikulum 2004,

Jakarta : Rancang Grafis, 2003.

Dokumen SMA Islam Sudirman Ambarawa, Profil, Program Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah 2013/2014.

Dokumen SMA Muhammadiyah Plus Salatiga, Profil, Program Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah 2013/2014.

Fattah, N. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999.

Firdausi, Aini. Manajemen Pembelajaran Sekolah Unggulan Studi Multi Kasus

pada MIN Malang,Tesis, PPs Universitas Negeri Malang, 2009.

G.R.,Terry. Principles of Management (3rd

ed.). (Homewood IL: Richard D.

Irwin, INC, 1997.

Page 150: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

150

Hersey, P. dan Blanchard K.. Management of Organizatioanal Behavior: Utilizing

Human resources, (4th

ed.), (Englewood Cliffs, New Jersey: Printice Hall,

INC, 1982.

http://smaissuda.sch.id/tentang-kami/sejarah. (03/05/14)

IKIP Jakarta. Memperluas Cakrawala Penelitian Ilmiah. Jakarta: IKIP Jakarta,

1988.

Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Semarang: Pustaka

Rasail Cet.I, 2008.

K. Yin, Robert. Case Study Research: Design and Methods. Terjemahan M.

Djauzi, Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1997.

Komarudin. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di SMP 2

Delanggu Tahun Ajaran 2002/2003. Tesis, PPs UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2004.

Lincoln, Y. S., & Guba, Egon. Naturalistic inquiry. Beverly Hills, CA: Sage

Publication, Inc., 1985.

Khaeruddin, Mahfud junaidi. Kuriklum Tingkat Satuan Pendidkan. Jogjakarta:

Pilar Media, 2007.

Makmun, Abin Syamsudi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rosdakarya, 2002.

Megawangi, Ratna. Pendidikan Karakter: Solusi Yang Tepat Membangun

Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation, 2004.

Muhaimin, Abdul Ghafur, Nur Ali Rahman. Strategi Belajar Mengajar.

Surabaya: Citra Media, 1996.

Muhaimin, Suti’ah, Prabowo, L.S. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali

Persada, 2009.

Muhaimin, Sutiah, Prabowo, L. S. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam

penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah . Jakarta: Kencana, 2009.

Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah. Bandung: Rosdakarya, 2002.

Page 151: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

151

Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Persada,

2009.

Muhamin. Rekonstruksi Pendidikan Islam dari paradigma Pengembangan,

Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.

Miles, M.B & Huberman A. Maichel. Qualitative Data Analysis, London: Sage

Publications, 1984.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Nazarudin. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Teras, 2007.

Majid,Abdul, Dian Andayani. Pendidikan Agama Berbasis Kompetensi. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006.

Muhajir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2003.

Mujtahid. Pengembangan Profesi Guru, Malang : UIN-Malang Press, 2009.

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan

metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Yogyakarta:

Teras, 2007.

Uno, B., Hamzah, Model Pembelajaran; menciptakan Proses Belajar mengajar

yang Kreatif dan Efekti. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.

Uno,B., Hamzah. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Permendiknas RI nomor 52 tahun 2008 tentang standar proses.

PP. N0.19 tahun 2005, pasal 19 ( ayat 1).

Rahman, Fatur. Manajemen Mutu dalam Pengembangan Profesionalisme Guru

Madrasah dan Pondok Pesantren, Tesis, PPs UIN Malang, 2008.

Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006.

Page 152: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

152

Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta,

2005.

Satori, Djam’an. Komariah.Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Pen.

Alfabeta, 2012.

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Sebuah Pendekatan Evaluatif,

Jakarta: CV. Rajawali, 1986.

Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, :

Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Surya, Muhammad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Yogyakarta:

Pustaka Bani Quraisy, 2004

Sutopo, Administrasi Manajemen Organisasi, Jakarta: LAN RI, 1998.

Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum

teaching, 2015, 110.

Syamsudduha. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Graha Guru, 2004.

Strauss, Anselm. Basic of Qualitative Research: Grounded Teory Prosedures and

Techniques, Terjemahan Mohammad, Sodiq et.all. Dasar-dasar Penelitian

Kualitatif: Tata Langkah dan Tehnik-tehnik Teorisasi Data, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta, 2008.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Penelitian

Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta:

Bumi Aksara, 2007.

Sukidin. Metode Penelitian: Membimbing dan Mengantar Kesuksesan Anda

dalam Dunia Penelitian. Surabaya: Insan Cendekia, 2005.

Suprayogo, Imam. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2003.

Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta 2000.

Syaodih, Nana. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006.

Page 153: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

153

Syarkawi, Pembentukan kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional

dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Jati Diri, Jakarta: Bumi Aksara,

2006.

Sjarkawi. Pembentukkan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional

dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi

Aksara, 2006.

Tafsir, Ahmad. Berbagai Permasalahan Dalam Pendidikan Agama Islam,

Bandung: IAIN Sunan Gunung Jati, 1997.

Tjetjep R.R., Analisis Data Kualitatif, Terjemahan. Jakarta: UI-Press, 1992.

Thoha, Chabib. Kapita Selekta PendidikanAgama Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996.

Toha, M. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Rajawali Press, 1999

Usman Husain, Manajemen Prinsip dan Instrumen, Bandung: PT Refika Aditama,

2006.

Usman, Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat

Press, 2002.

Usman,Husain. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2006.

Yamin, Martinis. Sertifikasi profesi keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung

Persada press, 2006.

Yesim Ozbarlas. Perspektives on Multicultural Education: Case Studies of a

Jerman and American Female Minority Teache. A Desertation, not Published

Atlanta: The College of Education in Georgia State Univercity, 2008.

Yusuf LN, Syamsu. Psikologi Belajar Agama “ Perspektif Agama Islam”,

Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005.

Zuruiyah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Page 154: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

154

BIOGRAFI PENULIS

AMIN MURTADLO Lahir di Dukuh Muteran RT 26 RW 09, Desa Sruwen,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang pada tanggal 16 Mei 1968. Anak

keempat dari tiga bersaudara, terlahir dari pasangan Mohammad Akhiyat dan

Muntamah. Pada tahun 1999 menikah dengan Retno Yuliastuti, dikaruniai oleh

Allah Swt tiga anak laki-laki yakni Ali Hanafi Asnan Lahir tahun 2000,

Muhammad Farhan A. Lahir tahun 2006, dan Luqman al Hakim lahir tahun 2008.

Jenjang pendidikan diawali dari Sekolah Dasar Sruwen I lulus tahun 1982,

melanjutkan ke SMP Negeri I Tengaran lulus tahun 1985. Selama belajar di

tingkat dasar sampai dengan lanjutan menambah pengetahuan keagamaan di

Madrasah Diniyah Awaliyah Muteran sruwen lulus tahun 1982. Kemudian

melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri Tengaran lulus tahun 1988. Setelah lulus

dari SMA melanjutkan kuliah di IAIN Walisongo Semarang Jurusan tarbiyah,

yang waktu itu berada di Salatiga. Lulus IAIN Walisongo Semarang tahun 1993

dengan Dekan waktu itu Bapak Drs. Noerhadi Djamal.

Setelah berhasil meraih gelar kesarjanaan berusaha mengabdikan ilmu

deng an wiyata selama satu tahun yaitu di SMP Negeri 2 Bawen. Alhamdulillah

atas Rahmat Allah Swt dan berkat do’a kedua orang tua penulis berhasil lulus

dalam seleksi CPNS pada tahun 1995. Pekerjaan penulis adalah guru MI Negeri

Ambarawa dari tahun 1999 sampai dengan 2009. Tahun 2010 diamanati

pemerintah tugas tambahan sebagai kepala Madrasah Ibtidaiyah Negeri

Ambarawa hingga sekarang ini.

Page 155: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

155

Selama menjadi PNS mendapat berbagai pelatihan dibidang pendidikan

maupun keuangan, baik dari Dinas pendidikan dan kebudayaan maupun dari

Kementerian Agama.

Page 156: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

156

Page 157: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

157

Page 158: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

158

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Nur. Manajemen Pengembangan Kurikulum SMK di Lingkungan Pesantren,

Disertasi, PPs UM, Malang, 2008.

Arikunto , Suharsimi. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta, 1997.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenadata Putra Grafika, 2007.

Connolly, Peter, ed, Aneka Pendekatan Studi Agama, Yogyakarta: Lkis, 2002

Djam’an, S. & Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta, 2012.

Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:

Rineka Cipta, 2005.

Djiwandono, Sri Esti Wuryani. Psikologi Pendidika. Jakarta: Grasindo, 2006.

Djohar, MS. Guru, Pendidikan dan Pembinaannya. Yogyakarta: CV. Grafika

Indah, 2006.

Daradjat, Zakiah. Remaja Harapan dan Tantangan.Jakarta : Ruhama, 2001.

Departemen Pendidikan Nasional, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan

Penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Kurikulum 2004,

Jakarta : Rancang Grafis, 2003.

Dokumen SMA Islam Sudirman Ambarawa, Profil, Program Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah 2013/2014.

Dokumen SMA Muhammadiyah Plus Salatiga, Profil, Program Visi, Misi, dan

Tujuan Sekolah 2013/2014.

Fattah, N. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya,

1999.

Firdausi, Aini. Manajemen Pembelajaran Sekolah Unggulan Studi Multi Kasus

pada MIN Malang,Tesis, PPs Universitas Negeri Malang, 2009.

G.R.,Terry. Principles of Management (3rd

ed.). (Homewood IL: Richard D.

Irwin, INC, 1997.

Page 159: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

159

Hersey, P. dan Blanchard K.. Management of Organizatioanal Behavior: Utilizing

Human resources, (4th

ed.), (Englewood Cliffs, New Jersey: Printice Hall,

INC, 1982.

http://smaissuda.sch.id/tentang-kami/sejarah. (03/05/14)

IKIP Jakarta. Memperluas Cakrawala Penelitian Ilmiah. Jakarta: IKIP Jakarta,

1988.

Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan). Semarang: Pustaka

Rasail Cet.I, 2008.

K. Yin, Robert. Case Study Research: Design and Methods. Terjemahan M.

Djauzi, Studi Kasus: Desain dan Metode. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1997.

Komarudin. Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di SMP 2

Delanggu Tahun Ajaran 2002/2003. Tesis, PPs UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2004.

Lincoln, Y. S., & Guba, Egon. Naturalistic inquiry. Beverly Hills, CA: Sage

Publication, Inc., 1985.

Khaeruddin, Mahfud junaidi. Kuriklum Tingkat Satuan Pendidkan. Jogjakarta:

Pilar Media, 2007.

Makmun, Abin Syamsudi. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rosdakarya, 2002.

Megawangi, Ratna. Pendidikan Karakter: Solusi Yang Tepat Membangun

Bangsa. Bogor: Indonesia Heritage Foundation, 2004.

Muhaimin, Abdul Ghafur, Nur Ali Rahman. Strategi Belajar Mengajar.

Surabaya: Citra Media, 1996.

Muhaimin, Suti’ah, Prabowo, L.S. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) Pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali

Persada, 2009.

Muhaimin, Sutiah, Prabowo, L. S. Manajemen Pendidikan: Aplikasinya dalam

penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah . Jakarta: Kencana, 2009.

Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islam di Sekolah. Bandung: Rosdakarya, 2002.

Page 160: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

160

Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Persada,

2009.

Muhamin. Rekonstruksi Pendidikan Islam dari paradigma Pengembangan,

Manajemen Kelembagaan, Kurikulum hingga Strategi Pembelajaran.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.

Miles, M.B & Huberman A. Maichel. Qualitative Data Analysis, London: Sage

Publications, 1984.

Mulyasa, E. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.

Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

Nazarudin. Manajemen Pembelajaran. Yogyakarta: Teras, 2007.

Majid,Abdul, Dian Andayani. Pendidikan Agama Berbasis Kompetensi. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2004.

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006.

Muhajir, Noeng. Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin, 2003.

Mujtahid. Pengembangan Profesi Guru, Malang : UIN-Malang Press, 2009.

Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan

metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, Yogyakarta:

Teras, 2007.

Uno, B., Hamzah, Model Pembelajaran; menciptakan Proses Belajar mengajar

yang Kreatif dan Efekti. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007.

Uno,B., Hamzah. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.

Permendiknas RI nomor 52 tahun 2008 tentang standar proses.

PP. N0.19 tahun 2005, pasal 19 ( ayat 1).

Rahman, Fatur. Manajemen Mutu dalam Pengembangan Profesionalisme Guru

Madrasah dan Pondok Pesantren, Tesis, PPs UIN Malang, 2008.

Rohani, Ahmad. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta : Kencana Prenada Media, 2006.

Page 161: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

161

Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta,

2005.

Satori, Djam’an. Komariah.Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Pen.

Alfabeta, 2012.

Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Sebuah Pendekatan Evaluatif,

Jakarta: CV. Rajawali, 1986.

Sukmadinata, dkk, Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah: Konsep, :

Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Surya, Muhammad. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Yogyakarta:

Pustaka Bani Quraisy, 2004

Sutopo, Administrasi Manajemen Organisasi, Jakarta: LAN RI, 1998.

Syafarudin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Jakarta: Quantum

teaching, 2015, 110.

Syamsudduha. Manajemen Pesantren. Yogyakarta: Graha Guru, 2004.

Strauss, Anselm. Basic of Qualitative Research: Grounded Teory Prosedures and

Techniques, Terjemahan Mohammad, Sodiq et.all. Dasar-dasar Penelitian

Kualitatif: Tata Langkah dan Tehnik-tehnik Teorisasi Data, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta, 2008.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis untuk Penelitian

Pemula. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Prakteknya, Jakarta:

Bumi Aksara, 2007.

Sukidin. Metode Penelitian: Membimbing dan Mengantar Kesuksesan Anda

dalam Dunia Penelitian. Surabaya: Insan Cendekia, 2005.

Suprayogo, Imam. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2003.

Syaiful, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta 2000.

Syaodih, Nana. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2006.

Page 162: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

162

Syarkawi, Pembentukan kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional

dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Jati Diri, Jakarta: Bumi Aksara,

2006.

Sjarkawi. Pembentukkan Kepribadian Anak: Peran Moral, Intelektual, Emosional

dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi

Aksara, 2006.

Tafsir, Ahmad. Berbagai Permasalahan Dalam Pendidikan Agama Islam,

Bandung: IAIN Sunan Gunung Jati, 1997.

Tjetjep R.R., Analisis Data Kualitatif, Terjemahan. Jakarta: UI-Press, 1992.

Thoha, Chabib. Kapita Selekta PendidikanAgama Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 1996.

Toha, M. Kepemimpinan dalam Manajemen, Jakarta: Rajawali Press, 1999

Usman Husain, Manajemen Prinsip dan Instrumen, Bandung: PT Refika Aditama,

2006.

Usman, Basyirudin. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta: Ciputat

Press, 2002.

Usman,Husain. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara, 2006.

Yamin, Martinis. Sertifikasi profesi keguruan di Indonesia. Jakarta: Gaung

Persada press, 2006.

Yesim Ozbarlas. Perspektives on Multicultural Education: Case Studies of a

Jerman and American Female Minority Teache. A Desertation, not Published

Atlanta: The College of Education in Georgia State Univercity, 2008.

Yusuf LN, Syamsu. Psikologi Belajar Agama “ Perspektif Agama Islam”,

Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005.

Zuruiyah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan: Teori dan

Aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara, 2006.

Page 163: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

163

Page 164: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

164

Page 165: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

165

Page 166: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

166

Page 167: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

167

Daftar Pertanyaan Wawancara

Topik : Manajemen Program pembelajaran PAI

Nara sumber : Kepala Sekolah

Pertanyaan :

1. Bagaimana gambaran umum SMA .... tentang letak, sejarah berdirinya, pendiri

yayasan. Visi misi, tujuan, struktur organisasi, pembagian tugas guru, keadaan

jumlah guru, karyawan dan siswa, serta sarana prasarana dalam menunjang

pembelajaran?

2. Apa yang Bapak lakukan pada awal tahun pelajaran dan menjelang

berakhirnya tahun pelajaran ?

3. Langkah-langkah apa saja yang diambil kepala sekolah dalam

mengembangkan program pembelajaran tersebut.

4. Siapa saja yang terlibat dalam perumusan dan perencanaan program

pembelajaran di sekolah.

5. Apa saja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembelajaran

di sekolah ?

6. Apa saja faktor pendukung terhadap keberhasilan monitoring seluruh proses

pembelajaran di sekolah?

Page 168: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

168

Page 169: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

169

Page 170: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

170

Daftar Pertanyaan Wawancara

Topik : Pengelolaan Kurikulum

Nara sumber : Wa. Ka. Kurikulum

Pertanyaan :

1. Menurut Bapak/Ibu...,apakah guru harus menyusun program

pembelajaran?

2. Penyusunan program pembelajaran meliputi apa saja?

3. Mengapa penyusunan harus lebih awal?

4. Bagaiaman proses penyusunan program pembelajarannya?

5. Menurut Bapak/Ibu ... program apa saja yang harusnya disusun oleh guru ?

6. Menurut Bapak/ Ibu ...bagaimana pelaksanaan program pembelajarannya ?

7. Apakah Bp/Ibu pernah melihat atau ada tamu yang memonitor

pelaksanaan program pembelajaran?

8. Bagaimana dengan peran kepala sekolah dalam hal monitoring?

Page 171: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

171

Daftar Pertanyaan Wawancara

Topik : Pengelolaan Kurikulum

Nara sumber : Wa. Ka. Urusan Kesiswaan

Pertanyaan :

1. Perencanaan seperti apa agar eskul PAI di sekolah Bp/Ibu berjalan dengan

baik?

2. Ektra kurikuler apa yang ada di sekolah Bapak/Ibu?

3. Mengapa penyusunan harus lebih awal?

4. Bagaiaman pelaksanaan eskul yang diterapkan di sekolah Bapak/Ibu?

5. Bagaimana dengan pengaturan waktu eskul di sekolah Bapak/Ibu?

6. Menurut Bapak/ Ibu ...bagaimana pelaksanaan program pembelajarannya ?

7. Apakah Bp/Ibu pernah melihat atau ada tamu yang memonitor

pelaksanaan program pembelajaran?

8. Bagaimana dengan peran kepala sekolah dalam hal monitoring?

Page 172: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

172

Daftar Pertanyaan Wawancara

Topik : Pengelolaan Pembelajaran

Nara sumber : Guru

Pertanyaan :

1. Apakah sekolah Bapak/Ibu mengharuskan menyusun program

pembelajaran PAI ?

2. Penyusunan program pembelajaran meliputi apa saja?

3. Kapan penyusunan program pembelajaran PAI dilaksanakan?

4. Apa yang Bp/Ibu persiapkan ketika mau mengajar di kelas?

5. Bagaimana tanggapan anak-anak terhadap pelaksanaan pembelajaran di

kelas?

6. Bagaimana bentuk evaluasinya ?

7. Bagaimana juga dengan kegiatan pembelajaran di luar kelas?

8. Bentuk peran apa yang dilakukan kepala sekolah terhadap program

bapak/Ibu?

Page 173: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

173

Daftar Pertanyaan Wawancara

Topik : Kegiatan Eskul PAI di SMA

Nara sumber : Pembina Eskul PAI

Pertanyaan :

1. Perencanaan seperti apa agar Eskul PAI di sekolah ini berjalan dengan

baik ?

2. Eskul apa saja yang ada di sekolah Bapak/Ibu?

3. Bagaimana pelaksanaan eskul yang diterapkan di sekolah Bapak/Ibu ?

4. Bagaimana pengendalian terhadap pelaksanaan eskul yang diprogramkan

di sekolah ini ?

5. Apa harapan dan tujuan pihak sekolah terhadap eskul yang Bapak/Ibu

terapkan ?

6. Apa bentuk dukungan yang bisa Bapak/Ibu berikan demi keberhasilan

eskul di sekolah ?

Page 174: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

174

Daftar Pertanyaan Wawancara

Topik : Pelaksanaan Pembelajaran di dalam dan di luar Sekolah

Nara sumber : Siswa

Pertanyaan :

1. Apakah kamu senang sekolah di sini ?

2. Apa yang membuat kamu senang sekolah di sini ?

3. Mata pelajaran apa yang kamu sukai di sekolah ini ?

4. Selain diajarkan mata pelajaran umum tentu kamu diajarkan pelajaran

Agama. Bentuk kegiatan seperti apa yang mendukung mata pelajaran

agama yang diajarkan di sekolah ini?

5. Bagaimana kegiatan ibadah yang dilaksanakan dan dibiasakan di sekolah ?

6. Apakah di sekolahmu ada tambahan pelajaran ekstra kurikuler ? Kalau ada

ekstra apa yang kamu ikuti ?

7. Jam berapa pelajaran dimulai dan jam berapa pula kamu pulang sekolah ?

Page 175: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

175

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Rabu , 24 Juli 2013

Tempat : Ruang kepala sekolah

Pukul : 08.30 WIB

Narasumber : Ibu Dian Indrihartani, S.Sos., M.Pd

Topik : Manajemen Program Pembelajaran PAI

Peneliti : Bagaimana gambaran umum SMA Muhammadiyah Salatiga

tentang letak, sejarah berdirinya, pendiri yayasan. Visi misi,

tujuan, keadaan jumlah guru, karyawan dan siswa, serta

sarana prasarana dalam menunjang pembelajaran?

Narasumber :

SMA Muhammadiyah Salatiga didirikan tahun 1976. Letaknya di

Jalan KH Ahmad Dahlan No 1 Salatiga Nomor 1, Soka, RT 03 /

RW 06, Kelurahan Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo, Kota Salatiga,

500 meter dari Jalan Raya Solo – Semarang. Sekolah ini merupakan

satu-satunya sekolah SMA Swasta Islam di Salatiga. sepengetahuan

saya, sekolah ini didirikan oleh para pengurus Yayasan

Muhammadiyah di Salatiga.Visi SMA Muhammadiyah Salatiga

adalah ”Berkarakter, kreatif, dan berprestasi”.

Adapun misi SMA Muhammadiyah (Plus) salatiga adalah:

1. Mengembangkan potensi keberagamaan/keislaman, karakter dan

moralitas peserta didik serta warga sekolah.

2. Melaksanakan pembelajaran yang mendorong munculnya

kreativitas dan berkembangnya dan berkembangnya totalitas

peserta didik.

3. Menumbuhkan semangat berprestasi pada warga sekolah.

Page 176: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

176

4. Menumbuhkan suasana pembelajaran yang menyenangkan, akrab,

dan berpartisipatif.

Adapun tujuannya adalah :

a. Menghasilkan lulusan yang memiliki landasan agama, karakter,

dan moralitas yang kuat.

b. Memberikan dasar kemampuan akademik yang tinggi pada

peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi unggulan.

c. Mengantarkan peserta didik menemukan potensi unik (bakat dan

minat) yang dimiliki untuk dikembangkan secara optimal.

d. Membekali ketrampilan teknologi informasi dan komunikasi serta

mengembangkan diri secara mandiri.

Jumlah seluruh personil sekolah ada sebanyak 31 orang,

terdiri atas guru 25 orang, karyawan tata usaha 3 Orang, pesuruh 2

orang dan SATPAM 1 orang.

Jumlah peserta didik pada tahun 2013/2014 seluruhnya berjumlah

128 orang. Persebaran jumlah peserta didik antar kelas merata.

Peserta didik di kelas X ada 3 rombongan belajar. Peserta didik di

kelas XI ada 2 rombongan belajar yaitu program IPA satu

rombongan belajar, program IPS satu rombongan belajar. Sedangkan

peserta didik di kelas XII ada sebanyak 3 rombongan belajar yaitu

program IPA satu rombongan belajar, program IPS satu rombongan

belajar dan program BAHASA satu rombongan belajar.

Peneliti : Apa yang Ibu lakukan pada awal tahun pelajaran dan

menjelang tahun pelajaran ?

Narasumber : Ya , tentu membuat perencanaan. Biasanya Semua guru dan

wakil kurikulum mengadakan rapat telaah kurikulum.

Selanjutnya masing-masing guru menyusun perancanaan

pembelajaran untuk satu tahun kedepan. Selanjutnya pada

akhir tahun pelajaran, biasanya seusai pembagian rapor semua

Page 177: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

177

guru dan karyawan saya undang dalam rapar evaluasi. Wakil

kepala sekolah kita evaluasi kinerja dan hasil capaian kerjanya.

Untuk guru kita evaluasi mulai perencanaan berupa perangkat

administrasi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di kelas

sampai evaluasinya.

Peneliti : Langkah-langkah apa saja yang diambil kepala sekolah dalam

mengembangkan program pembelajaran ?

Narasumber : Saya selaku kepala sekolah menginginkan semua proses

pembelajaran berlangsung dengan tertib dan aman. Maka

langkah saya yang pertama memerintahkan wakil kurikulum

bidang sarana menyiapkan bahan pembelajaran dan

memerintahkan guru untuk segera menyusun program

pembelajaran beserta dan melaksanakan dengan penuh

tanggung jawab. Langkah selanjutnya melakukan pengawasan

berkala.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam perumusan dan perencanaan

program pembelajaran di sekolah?

Narasumber : Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan

yang ada, seperti: Pejabat struktural/ fungsional dinas

pendidikan Kota; Komite sekolah; Staf Kantor, dan tentunya

Guru.

Peneliti : Apa saja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

program pembelajaran di sekolah?

Narasumber : Ada tiga kriteria yaitu, pertama perencanaan yang baik dan

pelaksanaan yang maksimal, dan monitoring yang

berkelanjutan.

Peneliti : Apa saja faktor yang mendukung terhadap keberhasilan

monitoring seluruh proses pembelajaran di sekolah?

Narasumber : Kerjasama semua pihak dalam melakukan monitoring dan

saling memahami tugas pokok dan fungsi di antara kepala, Staf

Kantor, dan guru, dan siswa.

Page 178: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

178

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Senin , 22 Juli 2013

Tempat : Ruang kepala sekolah

Pukul : 08.30 WIB

Narasumber : Bapak Riyanto, B.A

Topik : Manajemen Program Pembelajaran PAI

Peneliti : Bagaimana gambaran umum SMA Islam sudirman

Ambarawa tentang letak, sejarah berdirinya, pendiri

yayasan. Visi misi, tujuan, keadaan jumlah guru, karyawan

dan siswa, serta sarana prasarana dalam menunjang

pembelajaran?

Narasumber :

SMA Islam Sudirman ambarawa didirikan pada tanggal 1 Desember

1977 oleh Yayasan Islamic Center Sudirman GUPPI, kemudian

nama yayasan berganti menjadi Yayasan Pusat Pendidikan Islam

Sudirman (Yappis) Ambarawa. Letaknya di Jalan Jendral Sudirman

No. 2.A Ambarawa, Dukuh Kupang, Kecamatan Ambarawa, 500

meter dari Kantor Kecamatan Ambarawa. Sekolah ini merupakan

satu-satunya sekolah SMA Swasta Islam di Ambarawa.

Sepengetahuan saya, pengurus Yappis waktu itu a.l: Bp. K.H

Mohammad mansur, yang kala itu menjabat di Dirjen Pendis Depag

Pusat Jakarta, Drs. Harun Rosyidi (Ketua Pengadilan Agama

Semarang, bapak Moh Amin Hambali (Kasi Urais Depag Kab.

Semarang, Bapak H. Subiono(Apoteker Pemda Kab. Semarang), dan

Bapak adalah beliau yang masih menjabat sebagai pengurus yayasan.

Amin syamsuri Salatiga.Visi SMA Islam Sudirman Ambarawa

adalah ”terwujudnya pribadi yang Islami, berjiwa Pancasila, cerdas,

mandiri dan berwawasan global”.

Page 179: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

179

Adapun misi SMA Muhammadiyah (Plus) salatiga adalah:

1. Mewujudkan peserta didik yang Ilami, berjiwa Pancasila,

berpikit kritis, dan kreatif.

2. Membekali peserta didik dengan keilmuan, ketrampilan, dan

kewirausahaan.

3. Membina peserta didik agar memanfaatkan potensi diri .

Adapun tujuannya adalah :

1. Diperolehnya rata-rat ujian nasional dan ujian sekolah pada

tingkat minimum 75.

2. Meraih kejuaraan dalam lomba bidang akademis dan non

akademis

3. Membentuk kepribadian anak berasaskan ahlu sunnah wal

jama’ah.

. Jumlah seluruh personil sekolah ada 45 orang, terdiri atas

guru Guru Tetap Yayasan 22 orang, karyawan Tetap 7 Orang, Guru

Tidak tetap 19 orang dan karyawan Tidak Tetap 7 orang.

Jumlah peserta didik pada tahun 2013/2014 untuk kelas X berjumlah

240 orang, untuk kelas XI berjumlah 203 orang, dan untuk kelas XII

berjumlah 250 orang. Persebaran jumlah peserta didik antar kelas

merata. Kelas X IPA ada 3 Rombel, Kelas X IPS ada 3 Rombel,

Kelas X Bahasa ada 2 Rombel. Untuk kelas Kelas XI IPA ada 2

Rombel, Kelas XI IPS ada 4 Rombel, Kelas XI Bahasa ada 1

Rombel. Sedangkan Kelas XII IPA ada 2 Rombel, Kelas XII IPS

ada 4 Rombel, Kelas XII Bahasa ada 2 Rombel,.

Peneliti : Apa yang Bapak lakukan pada awal tahun pelajaran dan

menjelang tahun pelajaran ?

Narasumber : Menurut saya tentu membuat perencanaan. Biasanya Semua

guru dan wakil kurikulum mengadakan rapat telaah kurikulum.

Selanjutnya masing-masing guru menyusun perancanaan

Page 180: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

180

pembelajaran untuk satu tahun ke depan. Selanjutnya pada

akhir tahun pelajaran, biasanya seusai pembagian rapor semua

guru dan karyawan saya undang dalam rapar evaluasi. Wakil

kepala sekolah kita evaluasi kinerja dan hasil capaian kerjanya.

Untuk guru kita evaluasi mulai perencanaan berupa perangkat

administrasi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran di kelas

dan di luar kelas sampai evaluasinya.

Peneliti : Langkah-langkah apa saja yang diambil kepala sekolah dalam

mengembangkan program pembelajaran ?

Narasumber : Saya selaku kepala sekolah menginginkan semua proses

pembelajaran berlangsung dengan tertib dan aman. Maka

langkah saya yang pertama memerintahkan semua karyawan

melaksanakan tupoksinya dan memerintahkan guru untuk

segera menyusun program pembelajaran beserta dan

melaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Langkah

selanjutnya melakukan pengawasan secara intern dan ekstern.

Peneliti : Siapa saja yang terlibat dalam perumusan dan perencanaan

program pembelajaran di sekolah?

Narasumber : Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan pendidikan

yang ada, seperti: dinas pendidikan Kota; Komite sekolah; Staf

Kantor, dan tentunya Guru.

Peneliti : Apa saja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

program pembelajaran di sekolah?

Narasumber : Ada tiga kriteria yaitu, pertama perencanaan yang baik dan

pelaksanaan yang maksimal, dan monitoring yang

berkelanjutan.

Peneliti : Apa saja faktor yang mendukung terhadap keberhasilan

monitoring seluruh proses pembelajaran di sekolah?

Narasumber : Kerjasama semua pihak dalam melakukan monitoring dan

saling memahami tugas pokok dan fungsi di antara kepala, Staf

Kantor, dan guru, dan siswa.

Page 181: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

181

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Kamis, 25 Juli 2013

Tempat : Ruang tamu

Pukul : 09.30 WIB

Narasumber : Rahmi Siti S

Topik : Perencanaan dan pelaksanaan Program Pembelajaran PAI

Peneliti : Menurut Bapak/Ibu...,apakah guru harus menyusun program

pembelajaran?

Narasumber : Ya, pasti Pak. Karena guru tidak hanya mengajar tetapi juga

merencanakan pembelajaran.

Peneliti : Penyusunan program pembelajaran meliputi apa saja ?

Narasumber : program pembelajaran Intra, ekstra dan program mandiri tak

tersetruktur, bentuknya pembiasaan diri.

Peneliti : Mengapa penyusunan harus lebih awal?

Narasumber : Ya, karena biar guru tidak disibukkan membuat

administrasi padahal dia harus mengajar saat itu. Dengan

kata lain biar guru fokus dalam mengajar.

Peneliti : Menurut Ibu, program apa saja yang harus disusun oleh

guru?

Narasumber : Wah, banyak sekali. Penyusunan program itu meliputi;

pengembangan silabus dan sistem penilaian, prota, promes,

pemetaan materi, KKM, dan RPP.

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan program pembelajarannya?

Narasumber : Alhamdulillah para guru melaksanakan dengan baik, penuh

tanggung jawab.

Peneliti : Apakah pernah ibu melihat atau ada tamu yang memonitir

pelaksanaan program pembelajaran?

Page 182: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

182

Narasumber : Ya sering, kan ada buku tamunya. Biasanya pejabat atau

pengawas jika memonitor pelaksanaan ujian selalu

menuliskan maksud kunjungannya. Kalau pengurus yayasan

selalu hadir karena beliau ada kewajiban absen juga.

Peneliti : Bagaimana dengan peran kepala sekolah dalam hal

monitoring?

Narasumber : Justru monitoring ini berlangsung dengan baik, kuncinya

ada di kepala sekolah. Maksudnya monitoring akan

berlangsung dengan baik jika kepala sekolahnya

melaksanakan monitoring dengan baik.

Page 183: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

183

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Selasa, 20 Agustus 2013

Tempat : Ruang tamu

Pukul : 09.30 WIB

Narasumber : Nur Hadi, S/Ag

Topik : Pengelolaan Pembelajaran

Peneliti : Apakah sekolah Bapak/Ibu mengharuskan menyusun

program pembelajaran PAI ?

Narasumber : ya, karena beliau selalu mengajak kepada seluruh guru dan

karyawan dalam rapat penyusunan kurikulum, termasuk

juga guru diminta menyusun perangkat pembelajarannya..

Peneliti : Penyusunan program pembelajaran yang Bapak / Ibu

lakukan meliputi apa saja?

Narasumber : Saya menyusun mulai dari pengembangan silabus dan

penilaian, dilanjutkan dengan prota, promes, RPP, KKM,

Analisa Alokasi waktu. Prota, promes, Analisa Alokasi

Waktu mengacu pada kalender akademik yang berlaku.

Peneliti : Kapan penyusunan program pembelajaran PAI dilakukan

Bapak/Ibu?

Narasumber : Ibu kepala Sekolah mengharuskan semua guru sebelum

masuk tahun pelajaran baru sudah selesai. Oleh karena itu

liburan sekolah anak dimanfaatkan untuk menyusun

perangkat pembelajaran.

Peneliti : Apa yang Bapak/Ibu persiapkan ketika mau mengajar di

kelas?

Narasumber : pertama perangkat pembelajaran itu kita persiapkan terlebih

dahulu di kelas. Malam harinya sebelum pelaksanaan

pembelajaran saya mempelajari materi dan mencari bahan

Page 184: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

184

lain untuk pendalaman materi. Berikutnya mempersiapkan

bentuk evaluasinya. Ya, itu yang saya lakukan.

Peneliti : Bagaimana tanggapan anak-anak terhadap pelaksanaan

pembelajaran di kelas?

Narasumber : Anak-anak sangat senang. Bahkan merasa waktunya kurang

untuk diskusi kelompok.

Peneliti : Bagaimana bentuk evaluasinya ?

Narasumber : Tergantung materinya. Jika menuntut penilaian

pengetahuan saya membuat soal tes tertulis. Jika nilai sikap

dan perbuatan, ya tinggal kita nilai penampilannya dan

sikap dia saat pembelajara. Untuk sikap saya sudah

menyusun skala sikapnya.

Peneliti : Bagaimana dengan kegiatan pembelajaran PAI di luar

kelas?

Narasumber : Pembelajaran di luar kelas ada dua, yang tersetruktur yaitu

bimbingan Baca Tulis Al-qur’an (BTA) kita sudah ada

aturannya, tinggal melaksanakan. Adapun waktunya sudah

direncanakan oleh waka kurikulum. Kegiatan pembelajaran

di luar kelas yang lain adalah pembiasan religius, seperti

shalat berjamaa’ah zuhur, pengajian dalam peringatan hari

besar Islam, dll.

Peneliti : Bentuk peran apa yang dimainkan kepala sekolah terhadap

program Bapak/ibu buat?

Narasumber : Kepala sekolah selalu memonitor terhadap administrasi guru,

karena setiap administrasi harus ditandatangani beliau.

Beliau terkadang mengunjungi kelas, mungkin memastikan

saya mengajar.

Page 185: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

185

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Sabtu, 22 Agustus 2013

Tempat : di Ruang Tamu

Pukul : 09.30 WIB

Narasumber : Khanifudin, S.Hi

Topik : Pelaksanaan Ekstrakurikuler di Sekolah

Peneliti : Perencanaan seperti apa agar Eskul PAI di sekolah ini

berjalan dengan baik ?

Narasumber : Biasanya, begitu masuk tahunpelajaran baru kira-kira satu

bulan, saya segera menyusun jadwal kegiatan eskul. Karena

pada bulan jumlah siswa tetap sedah ada. Selanjutnya saya

juga menyiapkan materi yang akan diajarkan untuk satu

tahun ke depan.

Peneliti : Eskul apa saja yang ada di sekolah Bapak/Ibu?

Narasumber : bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an, Khitobah, dan seni baca

Al-Qur’an biasanya orang menyebut MTQ. Untuk MTQ

ada pembimbing dari luar, yaitu Pak Sofiullah. Beliau

kebetulan rumahnya tidak jauh dari SMA ini.

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan eskul yang diterapkan di sekolah

Bapak/Ibu?

Narasumber : Alhamdulillah setiap eskul agama diselenggarakan banyak

anak yang mengikuti. Hal ini dapat dilihat dari absen

kehadirannya. Jika ada yang tidak hadir, hanya satu dua

anak. Itu wajar. Namanya saja kegiatan skstra.

Peneliti : Apa harapan dan tujuan pihak sekolah terhadap eskul yang

Bapak/Ibu terapkan ?

Narasumber : Harapannya selain berlangsung dengan rutin, bisa

meningkatkan kualitas bacaan Al-Qur’an siswa. Hal ini juga

membantu guru agama Islam dalam pelajaran agama.

Page 186: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

186

Peneliti : Bagaimana pengendalian terhadap pelaksanaan eskul yang

diprogramkan di sekolah ini?

Narasumber : Kepala sekolah meminta saya menunjukkan daftar absen

kehadiran sisswa dan menanyakan tanggapan anak

mengenai pelaksanaan BTA.

Peneliti : Apa bentuk dukungan yang bisa Bapak/Ibu berikan demi

keberhasilan eskul di sekolah?

Narasumber : Menurut saya, kedisiplinan dalam melaksanakan eskul itu

yang utama. Selain itu meotivasi siswa dalam setiap

kegiatan pembelajaran. Dan mengikutkan siswa dalam

kegiatan lomba keagamaan.

Page 187: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

187

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Sabtu, 22 Agustus 2013

Tempat : di Ruang Tamu

Pukul : 09.30 WIB

Narasumber : Drs. Joko Pujiyanto

Topik : Perencanaan Urusan Kesiswaan

Peneliti : Perencanaan seperti apa agar Eskul PAI di sekolah ini

berjalan dengan baik ?

Narasumber : Biasanya, begitu masuk tahun pelajaran baru kira-kira satu

bulan, saya segera memerintahkan Guru Agama untuk

menyusun jadwal kegiatan eskul. Karena pada bulan

tersebut jumlah siswa tetap sudah ada. Termasuk juga

menyiapkan materi yang akan diajarkan untuk satu tahun ke

depan.

Peneliti : Eskul apa saja yang ada di sekolah Bapak/Ibu?

Narasumber : bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an, Khitobah, dan seni baca

Al-Qur’an biasanya orang menyebut MTQ.

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan eskul yang diterapkan di sekolah

Bapak/Ibu?

Narasumber : Alhamdulillah setiap eskul agama diselenggarakan banyak

anak yang mengikuti. Hal ini dapat dilihat dari absen

kehadirannya. Jika ada yang tidak hadir, hanya satu dua

anak. Itu wajar. Namanya saja kegiatan skstra.

Peneliti : Karena siswanya banyak bagaimana pengaturan waktunya

eskul yang Bapak/Ibu di SMA ini ?

Narasumber : Kami mengaturnya dalam empat hari, yaitu mulai Senin

hingga Kamis

Page 188: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

188

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Sabtu, 20 Agustus 2013

Tempat : di Ruang Tamu

Pukul : 09.30 WIB

Narasumber : Dra. Suratilah

Topik : Perencanaan Urusan Kesiswaan

Peneliti : Perencanaan seperti apa agar Eskul PAI di sekolah ini

berjalan dengan baik ?

Narasumber : Biasanya, begitu masuk tahun pelajaran baru kira-kira satu

bulan, saya segera memerintahkan Guru Agama untuk

menyusun jadwal kegiatan eskul. Karena pada bulan

tersebut jumlah siswa tetap sudah ada. Termasuk juga

menyiapkan materi yang akan diajarkan untuk satu tahun ke

depan.

Peneliti : Eskul apa saja yang ada di sekolah Bapak/Ibu?

Narasumber : Di SMA Muhammadiyah kegiatan ekstrakurikulernya

adalah bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an.

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan eskul yang diterapkan di sekolah

Bapak/Ibu?

Narasumber : Alhamdulillah setiap eskul agama diselenggarakan banyak

anak yang mengikuti. Meskipun pelaksanaan diserahkan

guru PAI tetapi tetap mengacu pada kurikulum yang ada.

Peneliti : Bagaimana pengaturan waktun eskul yang Bapak/Ibu di

SMA ini ?

Narasumber : Kami mengaturnya hanya satu hari, yaitu di hari Sabtu.

Karena pada hari ini khusus untuk ekstra dan

pengembangan diri

Peneliti : Bagaimana pengendalian terhadap pelaksanaan eskul yang

diprogramkan di sekolah ini?

Page 189: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

189

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Senin, 20 Agustus 2013

Tempat : Ruang Tamu

Pukul : 09.30 WIB

Narasumber : Annisa, Nova asvani

Topik : Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah

Peneliti : Apakah kamu senang sekolah di sini ?

Narasumber : ya senang sekali.

Peneliti : Apa yang membuat kamu senang sekolah di sini ?

Narasumber : gurunya menyenangkan,

Peneliti : Mata pelajaran apa yang kamu sukai di sekolah ini ?

Narasumber : semua saya suka

Peneliti : Selain diajarkan mata pelajaran umum tentu kamu diajarkan

pelajaran Agama. Bentuk kegiatan seperti apa yang

mendukung mata pelajaran agama yang diajarkan di sekolah

ini?

Narasumber : banyak, ada BTA, MTQ, Khitobah, dll.

Peneliti : Bagaimana kegiatan ibadah yang dilaksanakan dan

dibiasakan di sekolah ?

Page 190: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

190

Narasumber : Salat duhur berjamaah, terkadang salat duha dan Salat

Jum’ah bagi siswa laki-laki.

Peneliti : Apakah di sekolahmu ada tambahan pelajaran ekstra

kurikuler ? Kalau ada ekstra apa yang kamu ikuti ?

Narasumber : Ada, BTA, karena itu wajib.

Peneliti : Jam berapa pelajaran dimulai dan jam berapa pula kamu

pulang sekolah ?

Narasumber : Pada hari Senis sapai Kamis dari jam 07.00 hingga jam

15.00; Hari Jum’at mulai jam 07.00 hingga jam 11.00; Hari

Sabtu mulai jam 07.00 hngga 13.50.

Peneliti : Berarti makan siang di sekolah? Capek gak ?

Narasumber : Ya saya bawa bekal dari rumah. Gak sudah biasa sampe

sore.

Page 191: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

191

Lampiran

Catatan Wawancara

Hari, Tanggal : Sabtu, 22 agustus 2013

Tempat : di lingkungan sekolah

Pukul : 10.15 WIB

Narasumber : Bayu Wicaksono dan Iryanti kelas XI

Topik : Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah dan diluar sekolah

Peneliti : Apakah kamu senang sekolah di sini ?

Narasumber : ya senang sekali.

Peneliti : Apa yang membuat kamu senang sekolah di sini ?

Narasumber : Belajarnya menyenangkan, gurunya ramah dan tempatnya

nyaman, jauh dari kebisingan.

Peneliti : Mata pelajaran apa yang kamu sukai di sekolah ini ?

Narasumber : semua saya suka.

Peneliti : Selain diajarkan mata pelajaran umum tentu kamu diajarkan

pelajaran Agama. Apakah mata pelajaran agama yang

diajarkan di sekolah ini hanya satu (Pendidikan Agama

Islam /PAI saja) atau ada tambahan ? Kalau ada tambahan,

apa saja tambahan itu?

Narasumber : Banyak, ada BTA, seni Baca A-Qur’an. Khitobah

Peneliti : Bagaimana kegiatan ibadah yang dilaksanakan dan dibiasakan

di sekolah ?

Page 192: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

192

Narasumber : salat zuhur berjamaah, shalat jum’ah bagi sisa laki-laki, kadang-

kadang shalat duha, kegiatan penyembelihan hewan kurban

pada hari Raya kurban, PHBI, dll.

Peneliti : Apakah di sekolahmu ada tambahan pelajaran ekstra kurikuler ?

Kalau ada ekstra apa yang kamu ikuti ?

Narasumber : Ada, banyak ekstranya, saya ikut pramuka dan kajian Islam.

Peneliti : Jam berapa pelajaran dimulai dan jam berapa pula kamu

pulang sekolah ?

Narasumber : pelajaran mulai 7.00 dengan tahfiz selama 15 menit, baru

pelajaran, pulang sekolah jam 13.45, kecuali pas ikut ekstra.

Peneliti : gak sampe sore ya ?

Narasumber : Ya pas ekstra saja sampe sore.

Page 193: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

193

Page 194: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

194

Page 195: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

195

Page 196: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

196

Page 197: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

197

Page 198: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

198

Page 199: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

199

Page 200: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

200

Page 201: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

201

Page 202: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

202

Page 203: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

203

Page 204: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

204

Page 205: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

205

Page 206: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

206

Page 207: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

207

Page 208: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

208

Page 209: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

209

Page 210: MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/109/1/Amin...2 MANAJEMEN PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi Komparasi Manajemen Program Pembelajaran

210