manajemen perpajakan - modul.mercubuana.ac.id-+manajemen... · pada hakekatnya pengambilan...
TRANSCRIPT
Modul ke:
Fakultas
Program Studi
Manajemen Perpajakan
Samsuri, SH, MM 02 FEB
Akuntansi
Perencanaan Pajak
Aspek Manajemen Pajak Dalam Pemilihan Bentuk Usaha
Pada hakekatnya pengambilan keputusan merupakan proses
mengevaluasi beberapa alternatif yang tersedia . Ditinjau dari
segi perpajakan alternatif tersebut adalah menyangkut masalah
keuntungan dan biaya. Pemilihan alternatif hendaknya jatuh
pada alternatif yang menjanjikan keuntungan yang besar, oleh
karena itu seorang pengambil keputusan hendaknya mampu
mengidentifikasi konsekuensi potensi pajak yang terkait
dengan alternatif- alternatif yang sedang dipertimbangkan
tersebut.
Hal ini tidak berarti bahwa alternatif yang dipilih adalah alternatif
yang beban pajaknya paling efisien yang harus dibayar, akan
tetapi lebih cenderung bagaimana memaksimalkan penghasilan
setelah pajak.
• Para pengambil keputusan hendaknya merumuskan masalah biaya setelah pajak
( after tax cost ) dan keuntungan setelah pajak ( after tax profit ) secara bersama tanpa mengabaikan kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan.
• Perhitungan pajak terutang merupakan fungsi dari tiga variabel , yaitu : a. variabel ketentuan peraturan perundang –
undangan pajak ( Tax Law ).
b. variabel fakta ( Fact ).
c. variabel proses administrasi dan kadang
kadang juga proses peradilan
• Pada umumnya fakta dapat dimodifikasi dan apabila Wajib Pajak dapat mengerti kapan dan bagaimana memodifikasinya , berarti Wajib Pajak tersebut akan dapat mengefisienkan pembayaran pajak yang cukup berarti melalui beberapa alternatif – alternatif penstrukturan lebih dulu fakta tersebut..
–Prinsip Taxable dan Deductible . Prinsip Taxable ( dapat dipajaki ) dan Deductible ( dapat dikurangi ) merupakan prinsip yang lazim dipakai dalam perencanaan pajak, yang umumnya mengubah biaya yang tidak boleh dikurangkan menjadi biaya yang boleh dikurangkan atau sebaliknya mengubah penghasilan yang meupakan obyek pajak menjadi penghasilan yang bukan obyek pajak, dengan konsekuensi terjadinya perubahan pajak terutang akibat perubahan tersebut.
• Formula Umum Perhitungan Pajak Penghasilan.
Dalam rangka mendesain suatu
perencanaan pajak, ada beberapa alternatif pendekatan yang sistematis yang dapat dilakukan yang semua itu bertitik tolak pada ”formula umum perhitungan pajaknya”.
Variabel Kritis ( Critical Variables )
Formula Variabel Kritis adalah fakta yang akan diolah dalam perencanaan pajak.
Penyebaran penghasilan menjadi penghasilan dari beberapa tahun adalah untuk mencegah penghasilan tersebut termasuk dalam kelas yang tarifnya tinggi dilakukan dengan cara penjualan cicilan, kredit dan seterusnya, sedangkan memperpendek jangka waktu biaya- biaya yang dapat dikurangkan dapat dilakukan melalui leasing dan bukan pemilikan, sepanjang biaya leasing lebih besar dari pada penyusutan fiskal.
• Pasal 6 Ayat (1)
Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk:
biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara lain ………….
• Tujuan perencanaan pajak yang baik adalah memberikan keuntungan yang sebanyak-banyaknya kepada investor agar return yang didapat semakin tinggi. Perencanaan pajak dapat dimulai dari tingkat setting up
• Bentuk usaha apa yang akan dipilih investor dalam menjalankan bisnisnya ?
Banyak pilihan bentuk usaha yang dapat diambil oleh investor, yang semua itu akan berakibat pada aspek perpajakan yang ditanggung kelak. Diantara beberapa entitas hukum bisnis yang ada di Indonesia dan diakui oleh UU Perpajakan kita adalah:
1. Perseroan Terbatas (PT)
2. Persekutuan (CV, Firma, Kongsi)
3. Perseorangan
Perseroan terbatas adalah suatu entitas bisnis
yang banyak digunakan untuk mengatur bahwa
perbedaan terbesar antara PT dengan badan
hukum lainnya adalah bahwa PT tanggung
jawab perusahaan dibebankan kepada Direksi,
bukan kepada shareholder. Hal ini berarti selama
Pemegang Saham tidak merangkap sebagai
pengurus perusahaan, maka dia tidak
dapat dimintai pertanggunjawaban terhadap
tindakan operasional perusahaan oleh pihak
manapun.
• Ilustrasi pengenaan pajak PT kita lihat sebagai berikut:
Tahun Pajak 2011
Gross Income Rp 1.200.000.000,- Operating Expenses Rp 500.000.000,-
Net Income Rp 700.000.000,-
Tax 25% Rp 175.000.000,-
• Net Income before tax Rp 700.000.000,-
• Tax 25% Rp 175.000.000,-
• Net Income After Tax Rp 525.000.000,-
• Pajak Atas Dividen 10% Rp 52.500.000,-*Return yang diterima
Shareholder Rp 472.500.000,-
% Beban Pajak (total tax/Net Income)
(Rp 175.000.000,- +Rp 52.500.000 ,-) x 100% =
Rp. 700.000.000,- = 32,5%
• Berbeda dengan PT, pengenaan pajak CV hanya dikenakan sekali pada level net income perseroan. Ketika didistribusikan kepada pemegang saham tidak dikenakan pajak dividen lagi.
• Net Income Rp 700.000.000,-
• Tax 25% Rp 175.000.000,-
• Income After Tax Rp 525.000.000,-
• Pajak Atas Dividen 0% Rp 0,-
• Return yang diterima Shareholder
Rp 525.000.000,-
% Beban Pajak (total tax/Net Income)
Rp 175.000.000,- X 100% = 25%
Rp 700.000.000,-
• Dalam perpajakan, pengaturan perseorangan diberikan banyak fasilitas, diantaranya adalah taxable income bukan dihitung dari net income, tapi dikurangi dulu Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Namun perlu diingat juga terdapat pembedaan tax rate dan lapisan penghasilan kena pajak (taxable income bracket) antara PPh Orang Pribadi dengan PPh Badan.
• Secara sederhana kita buat ilustrasi beban pajak yang harus ditanggung investor sebagai berikut :
• Net Income Rp 700.000.000,-
• PTKP (Kawin anak atau K/3) Rp 21.120.000,-Taxable Income Rp 678.888.000,-Tax Rp 148.699.700,-
• % =(148.699.700 : 700.000.000) x 100% = 21,24%
• Pemilihan salah satu entitas bisnis diatas dapat dijadikan referensi dalam pengambilan keputusan oleh para investor untuk meminimalkan beban pajak. Sudah barang tentu pajak bukan hanya satu-satunya pertimbangan dalam keputusan bisnis. Masih banyak lagi yang harus diperhatikan diantaranya ketentuan tentang tanggung jawab pesero bila terjadi tuntutan pihak lain, kebutuhan perusahaan dalam pengembangan pasar, serta kewajiban-kewajiban dan hak lain yang timbul dari pemilihan bentuk usaha tersebut
• jumlah penyerahan Rp. 15.000.000 terdiri dari : – ) penyerahan yang telah diterima pembayarannya =
Rp. 10.000.000.
– ) penyerahan yang belum diterima pembayarannya =
Rp. 5.000.000.
• Acrual Basis : Penghasilan = Rp. 15.000.000.
• Cash Basis : Penghasilan = Rp. 10.000.000.
Sisa yang belum dibayar Sebesar = Rp. 5.000.000 ditetapkan sebagai penghasilan pada periode berikutnya apabila telah diterima tunai.
• Pemakaian Tahun Pajak, baik berdasarkan Tahun Takwim atau
Tahun Buku harus taat asas. Hal ini terutama untuk mencegah
kemungkinan adanya penggeseran laba atau rugi, apabila Wajib Pajak diberi kebebasan untuk setiap saat
berganti Tahun Pajaknya.
Terima Kasih