manajemen perkantoran modern
TRANSCRIPT
-
1
PENDAHULUAN
1. DESKRIPSI SINGKAT
Dalam sebagian hidup Anda, Anda menjadi anggota satu atau beberapa
organisasi. Salah satunya adalah organisasi di mana Anda bekerja saat ini.
Elemen yang sangat mendasar dalam organisasi adalah sasaran yang
merupakan tujuan yang diusahakan untuk dicapai oleh suatu organisasi.
Kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan dalam organisasi ada dua jenis yakni
kegiatan pokok, yakni yang secara langsung berhubungan dengan tujuan dan
kegiatan penunjang yakni kegiatan-kegiatan yang bersifat membantu, melayani,
memudahkan, dan memperlancar tugas pokok. Kegiatan penunjang disebut
dengan pekerjaan perkantoran Dalam bahasa Inggris sering disebut office work
atau paperwork.
Saat ini Anda sudah diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil, dan
telah melaksanakan pekerjaan kantor. Tetapi apakah Anda menyadari bahwa
pekerjaan yang Anda lakukan di kantor sangat penting karena berkaitan dengan
data/informasi sehingga perlu dikelola dengan baik agar tujuan organisasi dapat
tercapai secara efisien dan efektif, dan bagaimana dampaknya apabila suatu
organisasi pengolahan data/informasi tidak dikelola dengan baik. Seiring dengan
berkembangnya kemajuan jaman dan teknologi terutama teknologi informasi,
maka pekerjaan kantor perlu dikelola secara modern, oleh karena itu dalam diklat
ini Anda diberikan mata pelajaran pengetahuan manajemen perkantoran modern.
Manajemen Perkantoran adalah perencanaan, pengendalian, dan
pengorganisasian pekerjaan perkantoran serta menggerakkan mereka yang
melaksanakannya agar mencapai tujuan organisasi. Lingkup pekerjaan kantor
terdapat dua jenis pekerjaan, yakni pekerjaan tulis-menulis dan bukan tulis-
menulis. Dalam modul ini Anda akan mempelajari bagaimana merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan pekerjaan tulis-menulis yang berkaitan
dengan penanganan surat dan pekerjaan bukan tulis-menulis antara lain
pelayanan telepon dan penerimaan tamu dan tata cara pengarsipan surat.
-
2
Bahan ajar ini terdiri dari tujuh Kegiatan Belajar, yaitu:
a. Administrasi, manajemen dan organisasi;
b. Penanganan Surat;
c. Pelayanan Telepon;
d. Penerimaan Tamu Kantor;
e. Tata Cara Mengarsip;
f. Peranan Teknologi Informasi bagi Pekerjaan Kantor.
g. Tata Cara Menyelenggarakan Rapat
2. Prasyarat Kompetensi
Dalam modul Manajemen Perkantoran Modern ini, terdapat pengetahuan
yang harus Anda ketahui sehari-hari, oleh karena itu Anda perlu membaca
peraturan yang berkaitan dengan kegiatan administrasi antara lain tata
persuratan, kearsipan di lingkungan Kementerian Keuangan, karena Anda telah
menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan. Pekerjaan Anda
dalam organisasi tidak lepas dari administrasi yang perlu dikelola dengan baik.
Modul ini untuk lebih memperluas wawasan Anda dalam bidang manajemen
perkantoran yang saat ini berlangsung di Kementerian Keuangan.
3. Standar Kompetensi
Setelah megikuti proses pembelajaran ini peserta diharapkan mampu
memahami manajemen perkantoran modern, dan dapat menerapkannya di unit
kerjanya.
4. Standar Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta prajabatan Golongan II
diharapkan mampu :
a Menjelaskan pengertian Administrasi, manajemen, dan organisasi kantor,
pekerjaan kantor, pengorganisasian pekerjaan kantor, manajemen
perkantoran, dan manajemen perkantoran modern;
b Memahami cara penanganan surat ;
-
3
c Memahami cara pelayanan telepon
d Memahami cara penerimaan tamu;
e Memahami tatacara mengarsip ;
f Menjelaskan peranan teknologi informasi perkantoran.
g Menjelaskan tata cara menyelenggarakan rapat
Pada setiap Kegiatan Belajar, membahas materi pembelajaran secara rinci
satu persatu. Anda dapat mempelajari Kegiatan Belajar tersebut secara
berurutan, atau dapat mempelajarinya secara acak sesuai materi yang Anda
perlukan untuk dipelajari.
5. Relevansi Modul
Pengetahuan perkantoran dapat diaplikasikan pada kegiatan pekerjaan
kantor pada masing-masing unit tempat Anda bekerja, mulai dari penanganan
surat sampai mengarsipkan dan pekerjaan kantor bukan tulis menulis lainnya
misalnya pelayanan telepon dan penerimaan tamu serta penyelenggaraan rapat.
-
4
Kegiatan Belajar 1
ADMINISTRASI, MANAJEMEN DAN
ORGANISASI
Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat :
a. menjelaskan pengertian administrasi dan manajemen ;
b. menjelaskan organisasi, kantor, pekerjaan kantor, manajemen perkantoran ;
c. menjelaskan lingkup pekerjaan kantor, pengorganisasian pekerjaan kantor;
d. menjelaskan manajemen perkantoran modern dan ciri-cirinya.
1. Uraian dan Contoh
A. Pengertian-Pengertian
1. Administrasi Dan Manajemen
Dalam pemakaian sehari-hari, kata administrasi sering diartikan dalam
dua macam pengertian yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit. Menurut
The Liang Gie, administrasi dalam arti luas diterjemahkan sebagai
keseluruhan proses penyelenggaraan kegiatan dalam suatu kerja sama untuk
mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama. Perumusan demikian
didasarkan kepada kenyataan bahwa pada setiap instansi/kantor selalu ada
dua jenis pekerjaan yaitu pekerjaan pokok dan pekerjaan penunjang. Dalam
arti sempit, administrasi dirumuskan sebagai pencatatan keterangan-
keterangan secara tertulis. Keterangan-keterangan tersebut selain dapat
digunakan untuk keperluan sehari-hari, tapi dapat juga digunakan untuk
keterangan di masa yang akan datang. Administrasi dalam arti sempit sering
disebut tata usaha.
Menurut The Liang Gie, Manajemen adalah rangkaian kegiatan
menggerakkan orang-orang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
-
5
Namun kadang-kadang istilah administrasi dengan manajemen sering tidak
dibedakan, karena merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan.
2. Organisasi
Secara umum administrasi memusatkan perhatian kepada organisasi
baik organisasi pemerintah, personil, keuangan, dan lain-lain. Dalam
kehidupan sehari-hari Anda tidak lepas dari organisasi. Mengapa organisasi
diperlukan? Organisasi diperlukan karena kita tidak dapat mengerjakan
gagasan, ide tanpa bantuan orang lain. Organisasi dirasakan mutlak karena
merupakan wadah atau kerangka kerja sama antarmanusia untuk mencapai
tujuan. Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai sekelompok
orang yang bersatu-padu, bekerja secara formal berdasarkan tata tertib
tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah disetujui bersama.
Dengan rumusan tersebut dapat dilihat unsur-unsur organisasi adalah :
kelompok orang, kerja sama, tujuan, keterikatan formal, dan susunan
hierarkhi.
3. Kantor
Dalam pergaulan sehari-hari apabila kita mendengar percakapan
seseorang yang menggunakan kata kantor, seakan-akan kita sudah
memahami benar arti kantor yang diucapkannya, dan seakan-akan hanya
ada satu pengertian mengenai kata kantor. Akan tetapi bila kita perhatikan
dengan cermat, kata kantor mempunyai beberapa arti, tergantung kepada
kalimat yang diucapkan oleh sipembicara. Untuk lebih jelasnya kita
perhatikan kalimat-kalimat berikut yang semuanya menggunakan kata
kantor. Pemuda A mengatakan : Kantor itu tidak baik, masa lamaran sudah
disampaikan sebulan yang lalu sampai saat ini belum dijawab. Bapak B
mengatakan : Memang tidak mudah untuk bertemu dengan dia, kita harus
minta waktu terlebih dahulu beberapa hari sebelumnya, ia orang kantor.
Bapak C berkata kepada anaknya: Kantormu bagus, berdinding kaca, tingkat
20 dan memakai tangga berjalan.
-
6
Seorang sekretaris D berkata kepada tamu : Sebaiknya Bapak datang
lagi sekitar pukul 3 siang, Sekarang Bapak Kepala PUSDIKLAT sedang tidak
ada di kantor. Seorang pegawai E dari suatu perusahaan swasta berkata
kepada temannya: Agar kamu dapat mengetahui apakah usulan cuti kamu
disetujui atau tidak, tanyakan saja kepada temanmu atau langsung ke kantor
Sekretariat . Seorang pegawai F setelah ditanya oleh teman sekerjanya
menjawab : Saya tugas ke New York bersama Bapak Dawam selama dua
minggu, dibiayai kantor .
Bila kita renungkan, kata kantor seperti tersebut pada kalimat-kalimat di
atas mempunyai arti yang tidak sama. Yang dimaksudkan kantor oleh
pembicara A adalah kegiatan atau pelayanan yaitu pelayanannya tidak baik
karena surat sudah disampaikan sebulan yang lalu tapi tidak dijawab sampai
saat ini. Kantor yang dimaksud pembicara B adalah jabatan, jadi yang
dimaksud orang kantor adalah seorang pejabat. Lain halnya yang
dimaksudkan oleh pembicara C, kantor yang dimaksudkannya adalah
gedung tempat anaknya bekerja. Yang dimaksudkan oleh sekretaris D,
kantor adalah ruangan kerja Kepala PUSDIKLAT, karena itu ia menyarankan
kepada tamu agar datang lagi sekitar pukul 3 siang yang mungkin menurut
jadwal acara yang ia ketahui pada sekitar pukul 3 tersebut Kepala
PUSDIKLAT akan ada di ruangan kerjanya. Berbeda dengan yang
dimaksudkan sekretaris D, kantor yang dimaksudkan pegawai E adalah salah
satu unit kerja di perusahaan di mana ia bekerja; jadi yang dimaksudkannya
adalah bagian Sekretariat. Kantor yang dimaksudkan pegawai F, bukan
bagian Sekretariat, tapi instansi atau perusahaan di mana ia dan Pak Dawam
bekerja.
Dari contoh-contoh di atas, kita sudah dapat mengetahui enam macam
pengertian kantor yaitu jasa/pelayanan, jabatan, gedung tempat bekerja,
ruang kerja, unit kerja/bagian/biro, dan instansi atau badan usaha. Oleh
karena itu agar kita dapat mengerti benar apa yang dimaksudkan kantor oleh
seorang pembicara, kita harus memahaminya dalam kaitan apa kata kantor
itu digunakan oleh pembicara dalam kalimatnya.
-
7
Perbedaan-perbedaan seperti di atas, bukanlah hal yang baru, karena
para ahli di bidang administrasi perkantoranpun dalam perumusan yang
dibuatnya mempunyai pendapat yang tidak selalu sama mengenai pengertian
kantor.
Seorang ahli perkantoran, Paul Mahieu, mengemukakan bahwa kantor
adalah tempat dalam suatu badan usaha dimana dilaksanakan pekerjaan
administratif yang dapat dilakukan dengan tangan atau mesin. Pekerjaan
administratif senantiasa terdiri dari pencatatan pelbagai keterangan yang
penting bagi badan usaha yang bersangkutan. Ahli yang lain, Glenn W.
Howard & Edward Masonbrink mengemukakan : Kantor adalah tempat
diselenggarakannya kegiatan menangani informasi dan proses menangani
informasi tersebut, mulai dari menerima, mengumpulkan, mengolah,
menyimpan sampai menyalurkan.
Pengertian kantor yang dimaksudkan dalam modul ini adalah
pengertian yang lebih mirip dengan yang dikemukan Glenn W. Howard dan
Edward Masonbrink yaitu tempat penyelengaraan kegiatan menangani
informasi dan proses penanganan informasi tersebut.
4. Pekerjaan Kantor
Setelah mengetahui pengertian kantor, untuk lebih memperluas
wawasan kita perlu mengetahui pengertian pekerjaan kantor. Seperti halnya
pengertian kantor, perumusan pengertian pekerjaan kantor dapat merujuk
kepada rumusan yang dikemukakan oleh para ahli.
William H. Leffingwell dan Edwin M. Robinson, mengemukakan
pekerjaan kantor berkenaan pertama-tama dengan warkat-warkat dari badan
usaha yang bersangkutan, pemakaian warkat-warkat dan pemeliharaannya
guna dipakai untuk mencari keterangan di kemudian hari. Warkat itu
mungkin merupakan sejarah daripada pelaksanaan urusan badan usaha itu
sebagaimana digambarkan oleh daftar-daftar perhitungan, surat menyurat,
surat-surat perjanjian, surat-surat pesanan, daftar-daftar harta benda,
rencana-rencana dan jadwal-jadwal, laporan-laporan dan oleh segala macam
nota yang tertulis dan tercetak.
-
8
George R. Terry mengemukakan, pekerjaan kantor meliputi
penyampaian keterangan secara lisan dan pembuatan warkat-warkat tertulis
dan laporan-laporan sebagai cara untuk meringkaskan banyak hal dengan
cepat guna menyediakan suatu landasan fakta bagi tindakan kontrol dari
pimpinan.
Walaupun kedua pendapat di atas tidak memberikan pengertian yang
persis sama, tetapi ada unsur kesamaannya yaitu bahwa pekerjaan kantor
adalah segala kegiatan yang ada kaitannya dengan penanganan
informasi/keterangan-keterangan baik informasi itu berupa lisan atau
sudah berbentuk warkat-warkat. Secara definitif yang dimaksud dengan
keterangan adalah pengetahuan tentang sesuatu hal atau peristiwa yang
diperoleh melalui pembacaan atau pengamatan, dan yang dimaksud
warkat adalah setiap catatan tertulis atau bergambar mengenai sesuatu
hal atau peristiwa yang dibuat untuk keperluan membantu ingatan. Yang
dimaksud dengan keterangan dan warkat dalam rumusan di atas, adalah
semua keterangan dan informasi dari instansi yang bersangkutan, demikian
juga warkat yang dimaksud adalah catatan tertulis atau bergambar atau
rekaman yang bertalian dengan kegiatan instansi tersebut.
Pekerjaan kantor atau pekerjaan ketatausahaan, dilihat dari
kegiatannya dapat dibedakan dua macam, yakni pekerjaan yang tulis-menulis
misalnya penanganan surat masuk, penanganan surat keluar
(korespondensi), penghitungan dan pembuatan laporan, sedangkan
pekerjaan yang bukan tulis-menulis terdiri dari pengiriman surat,
penggandaan surat dinas, penyimpanan surat, pelayanan telepon,
penerimaan tamu, penataan ruang kantor, penataan lingkungan kantor.
5. Manajemen Perkantoran
Dari pengertian di atas maka kegiatan perkantoran perlu direncanakan,
diorganisasikan, digerakkan oleh semua sumber daya yang terlibat atau
dilibatkan, perlu diawasi serta dikendalikan dengan sebaik-baiknya agar
organisasi dapat mencapai tujuannya. Menurut George Terry, Manajemen
Perkantoran adalah Controlling and organizing of office work, and actuating
those performing is so as to achieve the predetermined objective. It deals
-
9
with the life cycle of business information and retention if of permanent value,
of destruction if obsolete (Manajemen Perkantoran adalah perencanaan,
pengendalian, dan pengorganisasian pekerjaan perkantoran serta
menggerakan mereka yang melaksanakannya agar mencapai tujuan-tujuan
yang telah ditentukan lebih dahulu. Ini bersangkut paut dengan peredaran
hidup data dan keterangan perusahaan dari sejak penciptaan melalui
pemeliharaan, penyebaran, dan penyimpanannya kalau memiliki nilai tetap
atau pemusnahannya kalau usang). Menurut The Liang Gie Manajemen
Perkantoran adalah rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan
(mengatur, menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk),
mengawasi dan mengendalikan (melakukan kontrol) sampai
menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal. Dengan demikian maka
pengertian manajemen perkantoran, yakni penyelenggaraan semua kegiatan
yang bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan kantor.
B. LINGKUP PEKERJAAN DALAM SUATU ORGANISASI/INSTANSI
Secara garis besar, pekerjaan di suatu instansi ada dua jenis
pekerjaan/tugas yakni:
1. Tugas pokok disebut juga kegiatan substantif/operatif, yakni kegiatan-
kegiatan yang secara langsung mengenai tujuan organisasi. Oleh karena
berhubungan langsung dengan tujuan organisasi, maka tugas pokok masing-
masing instansi berbeda satu dengan lainnya. Misalnya pekerjaan pokok
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai adalah melakukan sebagian tugas
Kementerian Keuangan di bidang pemungutan pajak negara dalam bentuk
bea dan cukai serta pungutan lainnya, berdasarkan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Menteri Keuangan, akan berbeda dengan pekerjaan pokok
unit lain di lingkungan Kementerian Keuangan. Dengan demikian maka tugas
pokok tidak lain adalah pekerjaan yang menurut surat keputusan mengenai
tugas pokok, fungsi harus dilaksanakan.
2. Tugas Penunjang adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat membantu,
melayani, memudahkan dan memperlancar tugas pokok. Biasanya pekerjaan
administratif, misalnya penanganan pegawai, keuangan, perlengkapan.
Tugas Penunjang disebut juga pekerjaan perkantoran. Pekerjaan Penunjang
atau perkantoran di setiap unit sama.
-
10
-
11
PENGORGANISASIAN PEKERJAAN KANTOR
Pekerjaan kantor dapat diorganisir dengan menggunakan salah satu asas
dari tiga asas yang biasa digunakan, baik oleh instansi-instansi Pemerintah
maupun instansi swasta. Ketiga asas tersebut yaitu asas sentralisasi, asas
desentralisasi, dan asas campuran.
1. Asas Sentralisasi
Bila digunakan asas ini, maka semua pekerjaan kantor ditangani oleh
unit tersendiri dalam instansi yang bersangkutan. Unit-unit lainnya hanya
difokuskan kepada pelaksanaan tugas-tugas pokok instansi.
Asas sentralisasi mempunyai beberapa kebaikan bagi pelaksanaan
pekerjaan kantor, diantaranya adalah :
a. Cara kerja dengan mudah dapat diseragamkan;
b. Pengawasan mudah dilakukan;
c. Penggunaan peralatan dan perabotan kantor dapat dihemat;
d. Beban kerja pekerjaan kantor dapat diadakan pembagian secara lebih
merata;
e. Penggunaan tenaga kerja dapat diadakan pengaturan yang lebih luwes.
Walaupun asas ini mempunyai beberapa kebaikan, tetapi di sisi lain
mengandung beberapa kelemahan yang mendasar. Oleh karena itu dalam
hal pemilihan asas yang akan digunakan, kelemahan-kelemahan tersebut
perlu mendapat pertimbangan yang seksama agar tidak menimbulkan
kesulitan-kesulitan dalam pelaksanaan pekerjaan. Kelemahan-kelemahan
dimaksud antara lain adalah :
a. Tidak mungkin menampung pekerjaan yang cukup banyak pada waktu
yang bersamaan, misalnya pada akhir tahun anggaran di mana
diperlukan penyelesaian laporan kegiatan dari berbagai unit. Akibat dari
keadaan ini maka penyelesaian pekerjaan akan mengalami kelambatan.
b. Unit pengelola pekerjaan kantor sering tidak memahami kebutuhan
khusus unit lainnya yang justru merupakan kebutuhan yang
memperlancar pelaksanaan pekerjaan unit yang bersangkutan. Bila hal ini
-
12
terjadi, maka pelaksanaan pekerjaan unit yang bersangkutan akan
mengalami hambatan.
c. Karena unit pengelola pekerjaan kantor mempunyai kewenangan yang
secara langsung atau tidak dapat menentukan kelancaran pekerjaan unit
lain, kadang-kadang terjadi hal yang sebaliknya yaitu yang seharusnya
unit ini melayani unit lain, berubah menjadi unit yang minta dilayani.
Kegiatan perkantoran di lingkungan Kementerian Keuangan yang
disentralisasikan misalnya kegiatan penerimaan surat masuk, penerimaan
tamu, penataan lingkungan kantor, walaupun ada pula unit yang
menggunakan asas desentralisasi untuk kegiatan tersebut.
2. Asas Desentralisasi
Pengelolaan pekerjaan kantor yang menggunakan asas ini yaitu setiap
unit organisasi dalam instansi diberikan kewenangan untuk mengelola
pekerjaan kantornya masing-masing. Misalnya setiap Direktorat mempunyai
Subbag Tata Usaha sendiri-sendiri yang mempunyai tugas mengurus
kebutuhan peralatan kantor, alat tulis-menulis, pengetikan, penggandaan,
dan sebagainya.
Penggunaan asas ini mempunyai beberapa kebaikan yaitu :
a. Dapat memperlancar pelaksanaan pekerjaan pokok bagi instansi yang
mempunyai unit-unit yang tersebar di beberapa tempat.
b. Dapat melayani kebutuhan-kebutuhan khusus bagi unit-unit yang
bersangkutan.
c. Menumpuknya pekerjaan pada saat-saat tertentu seperti biasa terjadi
pada asas sentralisasi, dapat dihindarkan.
Seperti halnya asas sentralisasi, asas desentralisasipun mempunyai
beberapa kelemahan, antara lain adalah :
a. Memerlukan biaya yang cukup besar, karena diperlukan peralatan kantor
yang sejenis yang jumlahnya lebih dari satu. Misalnya instansi yang
bersangkutan mempunyai lima unit, maka harus disediakan mesin
fotokopi lima buah, padahal mungkin dalam pelaksanaannya kapasitas
mesin fotokopi tersebut tidak digunakan secara penuh;
-
13
b. Memerlukan tenaga yang banyak untuk mengoperasikan peralatan
kantor;
c. Memerlukan tenaga yang banyak dan biaya yang besar untuk keperluan
pengawasan pelaksanaan pekerjaan kantor. Banyaknya jenjang birokrasi
juga akan menambah sulitnya pengawasan.
Kegiatan perkantoran yang didesentralisasikan misalnya penanganan
surat keluar mulai dari mengonsep surat sampai surat tersebut siap
dikirimkan dan penyusunan laporan, namun ada pula di unit organisasi yang
pekerjaan tersebut disentralisasikan karena organisasi tersebut masih belum
luas.
3. Asas Campuran
Karena adanya kelemahan-kelemahan seperti disebutkan di atas, maka
dalam beberapa instansi dilaksanakan asas campuran yang merupakan
perpaduan kedua asas di atas. Untuk pekerjaan-pekerjaan kantor yang
sifatnya memerlukan pengawasan secara kontinyu dan mengandung banyak
kerawanan, dilakukan dengan menggunakan asas sentralisasi, sedangkan
pekerjaan kantor yang sifatnya umum dilakukan dengan menggunakan asas
desentralisasi, hal ini biasanya dilakukan oleh organisasi yang belum luas.
Kegiatan perkantoran yang menggunakan asas campuran, misalnya :
a. Pelayanan telepon, untuk pelayanan telepon keluar instansi (ekstern)
dipusatkan, sedangkan untuk pelayanan telepon di dalam unit organisasi
menggunakan pesawat intern.
b. Pengarsipan, untuk pengelolaan arsip yang sudah tidak aktif dipusatkan
di unit pengelolaan arsip, sedangkan untuk pengelolaan arsip yang aktif
dikelola oleh masing-masing unit di dalam organisasi tersebut.
Seperti disebutkan di atas, dalam menerapkan asas pengorganisasian
pekerjaan kantor setiap instansi harus mempertimbangkannya sebaik-
baiknya dengan memperhatikan semua kebaikan-kebaikan dan kelemahan-
kelemahan yang ada pada ketiga asas. Seberapa jauh salah satu asas akan
dijadikan pedoman dengan tanpa mengabaikan kebaikan-kebaikan asas
yang lain, hal ini tergantung kepada tujuan, luas pekerjaan, taraf
perkembangan, dan tingkat kebutuhan suatu instansi. Pada instansi yang
-
14
sudah berkembang biasanya lebih tepat digunakan asas campuran. Walapun
demikian akhirnya penentuan asas yang akan dipakai secara logis harus
berpedoman kepada prinsip bahwa asas itu secara teknis dapat dilaksanakan
dan secara ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.
C. MANAJEMEN PERKANTORAN MODERN
Sebagaimana Anda telah ketahui, bahwa manajemen perkantoran adalah
rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan (mengatur, menyusun),
mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi dan mengendalikan
(melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib sesuatu hal.
Sesuatu hal ini adalah pekerjaan perkantoran. Agar pekerjaan kantor sesuai
dengan tuntutan zaman dan sesuai dengan teknologi yang berkembang, maka
harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi tersebut. Istilah moden
dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah terbaru, mutakhir, terkini,
sikap dan cara berpikir serta bertindak sesuai dengan tuntutan zaman. Dengan
demikian maka pengertian manajemen perkantoran modern yakni
penyelenggaraan semua kegiatan yang bertalian dengan pelaksanaan pekerjaan
kantor yang modern.
Sebagaimana diuraikan bahwa kantor merupakan tempat penyelengaraan
kegiatan menangani informasi dan proses penanganan informasi tersebut. Istilah
modern yang berkenaan dengan tempat dan proses penanganan data/informasi
yang modern, antara lainnya dicirikan dengan :
1. Pegawai yang melaksanakan penanganan data/informasi adalah pegawai
yang mempunyai sikap disiplin, profesional memiliki sikap dan cara berpikir
sesuai dengan tuntutan zaman.
Tentunya untuk Kantor Kementrian Keuangan diperlukan pegawai yang
selalu berusaha keras untuk selalu mencapai hasil kerja yang lebih baik
walaupun pimpinan tidak ada ditempat kerja dan mempunyai integritas yang
tinggi, sehingga pekerjaan kantor dapat terlaksana dengan baik dan benar
2. Sistem, prosedur dan tata kerja perkantoran yang jelas, sehingga setiap
pegawai mempunyai uraian tugas (job description), tugas apakah yang harus
dilakukan oleh pegawai tersebut, kepada siapa ia harus bertanggung jawab,
-
15
bagaimana alur pekerjaannya, apakah yang harus dihasilkan oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.
Untuk Kementrian Keuangan telah ada sistem operasi prosedur (SOP), yang
diharapkan menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan, bahkan saat ini
telah ada SOP unggulan, sehingga diharapkan masyarakan dapat dilayani
dengan baik.
3. Memiliki bangunan dan tata ruang yang baik, menggunakan alat dan
perlengkapan termasuk mebeler yang tepat. Alat perkantoran dalam
pengolahan data/informasi serba dikomputerkan (computerized).
4. Mendayagunakan biaya, menerapkan tatalaksana yang demokratis, efektif,
efisien, produktif, berkeadilan, dan manusiawi.
Dalam hal biaya, biaya yang dipergunakan untuk kegiatan perkantoran
harus menghasilkan keluaran (output) yang jelas, dan output tersebut harus
fungsi (outcome), dimana saat ini Kementrian Keuangan telah melaksanakan
anggaran berbasis kinerja.
Terlihat dari ciri kantor modern, maka Kementrian Keuangan saat ini
telah menuju perkantoran yang modern, hal yang terpenting dalam
pengelolaan kantor yang modern adalah sumber daya manusia / pegawai
yang melaksanakan kegiatan pekerjaan kantor. Oleh karena itu pegawai
Kementrian Keuangan untuk mengelola pekerjaan kantor, agar dapat
melaksanakan tugas denga baik.
Dalam kantor modern yang kegiatan perkantorannya menggunakan sistem
komputer, akan mendapat keuntungan dalam memproses data/informasi dalam
hal kecepatan, kecermatan, keterhandalan, dan kemutakhiran. Dengan demikian
dengan semakin modernnya suatu kantor maka semakin banyak informasi yang
dapat diakses, sehingga semakin dapat dimanfaatkan untuk organisasi lain,
namun pekerjaan kantor yang menggunakan teknologi modern perlu
mewaspadai adanya informasi yang masuk yang dapat mengacaukan kegiatan
pengelolaan informasi. Misalnya pada saat pemilu tanggal 5 April 2004, adanya
virus yang mengacaukan sistem informasi pemilu, sehingga lambang-lambang
partai berubah. Oleh karena itu perlu diperhitungkan kemungkinan gangguan
terhadap sistem yang digunakan. Kerusakan atau kesalahan salah satu alat
dapat mengganggu keseluruhan sistem, dan akan mengganggu seluruh
pekerjaan kantor.
-
16
2. LATIHAN
Jawablah pertanyaan di bawah ini.
1. Sebutkan perbedaan antara administrasi dalam arti sempit dan arti luas
menurut The Liang Gie ?
2. Jelaskan arti kata kantor menurut Saudara ?
3. Jelaskan pengertian pekerjaan kantor menurut George R. Terry ?
4. Jelaskan pengertian manajemen perkantoran ?
5. Jelaska pengertian manajemen perkantoran modern ?
-
17
3. RANGKUMAN
Administrasi mempunyai beberapa arti, dalam arti luas administrasi
diartikan sebagai keseluruhan proses kerja sama antara dua orang atau lebih,
menurut cara-cara tertentu untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
Dalam arti sempit, administrasi diartikan sebagai tata usaha yakni
rangkaian kegiatan mengirim dan menyampaikan keterangan-keterangan yang
diperlukan dalam usaha kerja sama. Dengan demikian maka Tata Usaha
merupakan unsur administrasi, oleh karena itu pekerjaan kantor merupakan
bagian dari administrasi. Administrasi selalu ada dalam organisasi. Organisasi
adalah sekelompok orang-orang yang bersatu-padu bekerja secara formal
berdasarkan tata tertib tertentu untuk mencapai suatu tujuan yang telah disetujui
bersama.
Pengertian kantor berbeda-beda tergantung dalam ucapan pembicaraan
antara lain dapat berarti jasa/pelayanan, jabatan, gedung, tempat bekerja,
ruangan kerja, unit kerja/bagian atau instansi. Pengertian kantor dalam modul ini
adalah tempat diselenggarakannya kegiatan menangani informasi dan proses
penanganan informasi.
Pekerjaan kantor adalah semua kegiatan yang ada kaitannya dengan
penanganan informasi/keterangan yang bertalian dengan tugas-tugas organisasi
yang bersangkutan. Pekerjaan kantor terdiri dari pekerjaan tulis-menulis dan
bukan tulis-menulis. Untuk mengorganisasikan pekerjaan kantor ada 3 asas,
yakni sentralisasi, desentralisasi, dan campuran.
Kantor merupakan tempat penyelengaraan kegiatan menangani informasi
dan proses penanganan informasi tersebut. Istilah modern yang berkenaan
dengan tempat dan proses penanganan data/informasi yang modern, yang
antara lainnya dicirikan dengan adanya :
1. Pegawai yang melaksanakan penanganan data/informasi adalah pegawai
yang mempunyai sikap disiplin, profesional memiliki sikap dan cara berpikir
sesuai dengan tuntutan zaman;
2. Sistem, prosedur, dan tata kerja perkantoran yang jelas, sehingga setiap
pegawai mempunyai uraian tugas (job description), tugas apakah yang harus
dilakukan oleh pegawai tersebut, kepada siapa ia harus bertanggung jawab,
-
18
bagaimana alur pekerjaannya, dan apakah yang harus dihasilkan oleh
pegawai.
3. Memiliki bangunan dan tata ruang yang baik, menggunakan alat dan
perlengkapan termasuk mebeler yang tepat. Alat perkantoran dalam
pengolahan data/informasi serba dikomputerkan (computerized).
4. Mendayagunakan biaya, menerapkan tata laksana yang demokratis, efektif,
efisien, produktif, berkeadilan, dan manusiawi.
4. TES FORMATIF
Pilihan satu jawaban yang benar dalam pertanyaan di bawah ini:
1. Pencatatan keterangan-keterangan secara tertulis atau tata usaha
merupakan pengertian dari ...
a. administrasi dalam arti sempit
b. administrasi dalam arti luas
c. pekerjaan kantor
d. kantor
2. Di bawah ini adalah unsur-unsur organisasi, kecuali...
a. sekelompok orang
b. kerja sama
c. tujuan
d. administrasi
3. Kegiatan-kegiatan yang secara langsung mengenai tujuan organisasi, oleh
karena itu berhubungan langsung dengan tujuan organisasi disebut...
a. tugas pokok
b. tugas penunjang
c. organisasi
d. pekerjaan kantor
4. Segala kegiatan yang ada kaitannya dengan penanganan
informasi/keterangan-keterangan baik informasi itu berupa lisan atau sudah
berbentuk warkat-warkat.
a. tugas pokok
b. kantor
c. organisasi
-
19
d. pekerjaan kantor
5. Pekerjaan kantor terdiri dari...
a. pekerjaan pokok dan penunjang
b. pekerjaan subtantif dan operatif
c. pekerjaan manajerial dan kepemimpinan
d. pekerjaan tulis menulis dan bukan tulis menulis
6. Setiap catatan tertulis atau bergambar mengenai sesuatu hal atau peristiwa
yang dibuat untuk keperluan membantu ingatan disebut ...
a. catatan
b. memo
c. warkat
d. nota dinas
7. Tidak mungkin menampung pekerjaan yang cukup banyak pada waktu yang
bersamaan, merupakan kelemahan dari pengorganisasian pekerjaan kantor
yang menggunakan asas ...
a. sentralisasi
b. desentralisasi
c. campuran
d. manfaat
8. Memerlukan tenaga yang banyak untuk mengoperasikan peralatan kantor,
merupakan apabila unit akan menerapkan pengorganisasian pekerjaan
kantor berdasarkan asas...
a. sentralisasi
b. desentralisasi
c. campuran
d. manfaat
9. Asas pengorganisasian pekerjaan kantor yang akan digunakan, haruslah
mempertimbangkan hal berikut, kecuali ...
a. tingkat kebutuhan organisasi
b. taraf perkembangan organisasi
c. kebutuhan pegawai
d. luas organisasi
10. Rangkaian aktivitas merencanakan, mengorganisasikan (mengatur,
menyusun), mengarahkan (memberikan arah dan petunjuk), mengawasi dan
-
20
mengendalikan (melakukan kontrol) sampai menyelenggarakan secara tertib
sesuatu hal adalah pengertian dari
a. manajemen
b. manajemen perkantoran
c. manajemen perkantoran modern
d. pekerjaan kantor
5. STUDI TIPS
Untuk lebih mudah memahami konsep pekerjaan kantor, perhatikan
pelaksanaan pekerjaan kantor di unit Anda dan bandingkan dengan teori yang
telah Anda pelajari di modul. Perhatikan unsur-unsur kantor yang modern dan
bandingkan dengan kantor Anda
-
21
Kegiatan Belajar 2
PENANGANAN SURAT
Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat :
a. menjelaskan pengertian, fungsi dan arus surat ;
b. menjelaskan cara pengelolaan surat masuk ;
c. menjelaskan cara pengelolaan surat keluat
d. menjelaskan langkah-langkah membuat surat ;
e. menjelaskan macam, bentuk, bahasa, gaya bahasa dan syarat-syarat
surat yang baik ;
f. menjelaskan wewenang penandatanganan surat ;
g. menjelaskan pejabat pengganti ;
h. menjelaskan cap dinas
i. menjelaskan media/sarana surat
j. membuat surat dan nota dinas
1. URAIAN DAN CONTOH
Dalam hal penanganan surat, sering timbul pertanyaan yang sangat
mendasar, mengapa penanganan surat perlu mendapat perhatian dalam arti
cara-cara penanganan surat harus dipelajari, padahal pekerjaan itu hanya
merupakan pekerjaan mudah, yaitu menerima surat, membuka sampul surat, dan
mengeluarkan surat dari sampulnya. Pertanyaan demikian biasanya timbul
karena yang bersangkutan belum mengalami, memahami, dan menghayati
pekerjaan kantor dari suatu instansi misalnya instansi Pemerintah.
Surat merupakan alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan
ditujukan kepada pihak lain dengan tujuan menyampaikan informasi.
Sepintas lalu memang pekerjaan penanganan surat sepertinya mudah dan
sederhana. Akan tetapi bila direnungkan lebih mendalam, persoalannya tidak
semudah itu, karena yang perlu diperhatikan bukan saja pengurusan surat-surat
-
22
dalam arti fisik yang wujudnya hanya berupa lembaran-lembaran kertas saja,
tetapi yang perlu diperhatikan juga adalah masalah-masalah yang terkandung di
dalam surat. Suatu surat yang ditujukan kepada suatu instansi Pemerintah
misalnya, tentu berisi masalah-masalah yang bertalian dengan tugas instansi
tersebut. Tugas instansi yang bersangkutan tidak lain merupakan sebagian dari
tugas-tugas Pemerintah. Oleh karena itu mengurus sepucuk surat yang ditujukan
kepada suatu instansi bukan hanya mengurus secarik kertas, tetapi sebenarnya
mengurus sebagian tugas-tugas Pemerintahan. Dalam kaitan ini pengurusan
surat yang baik, selain akan membawa nama baik instansi dimaksud, tetapi juga
akan menyangkut nama baik Pemerintah. Sebaliknya bila pengurusan surat itu
tidak baik, bukan saja mengakibatkan penilaian tidak baik terhadap instansi itu,
tapi lebih jauh dapat mengakibatkan penilaian tidak baik terhadap Pemerintah.
Penilaian tidak baik terhadap suatu instansi akan mengakibatkan pihak lain
enggan berurusan dengan instansi itu. Oleh karenanya tidak berlebihan bila ada
yang mengatakan, penanganan surat-surat yang tidak baik akan menghambat
tercapainya tugas-tugas instansi.
Dengan penjelasan singkat ini, maka pertanyaan yang lugu tetapi sangat
mendasar seperti tersebut di atas, telah terjawab. Dalam kaitan ini pula maka
penanganan surat perlu mendapat perhatian yang sewajarnya, baik dari
pimpinan maupun dari semua pegawai dalam suatu instansi.
Mengingat bahwa surat merupakan alat komunikasi, maka bila diteliti lebih
mendalam, bagi suatu instansi surat mempunyai fungsi :
1. Sebagai wakil dari pengirim surat (wakil instansi);
2. Sebagai bahan pembukti;
3. Sebagai pedoman dalam mengambil tindakan lebih lanjut dari suatu
masalah;
4. Sebagai alat pengukur kegiatan instansi;
5. Sebagai sarana memperpendek jarak.
Seperti telah disebutkan di atas, yang termasuk ke dalam penanganan
surat adalah serangkaian kegiatan atau usaha pengamanan surat/dokumen
berdasarkan tata cara tertentu. Kegiatan dimaksud dimulai dari pencatatan surat
masuk, kegiatan surat-menyurat, pencatatan surat keluar, pengiriman surat
sampai penyimpanan surat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa awal
-
23
proses penanganan informasi dalam suatu unit organisasi adalah penanganan
surat.
Dalam suatu instansi yang kecil penanganan surat dapat dilakukan dengan
proses yang lebih sederhana, dan dapat dilakukan dengan jumlah tenaga
pelaksana yang lebih sedikit. Akan tetapi bagi suatu instansi yang besar, seperti
instansi-instansi pemerintah, cara demikian tidak dapat dilakukan karena akan
mengakibatkan terlantarnya pekerjaan yang ada, dan akibat lebih jauh akan
mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan tugas instansi. Pada instansi yang
besar penanganan surat-surat masuk ditangani oleh unit tersendiri yang dipimpin
oleh seorang kepala yang didukung oleh sejumlah tenaga yang ditugaskan untuk
itu dan dilengkapi dengan sarana yang memadai. Nama unit demikian, di
masing-masing instansi tidak sama, ada yang menamakannya Bagian Ekspedisi,
Bagian Arsip, Bagian Tata Usaha, Bagian Umum, Bagian Penerimaan Surat
atau nama lainnya. Demikian juga penanganan surat-surat keluar, di instansi-
instansi besar ditangani oleh unit tersendiri yang dipimpin oleh seorang kepala,
didukung oleh sejumlah tenaga dan dilengkapi oleh sarana yang diperlukan.
Seperti halnya dalam hal penerimaan surat, nama unit yang menangani
pengiriman surat berbeda di suatu instansi dari instansi lain; ada yang
menamakan Bagian Ekspedisi, Bagian Pengiriman, dan sebagainya. Dengan
pertimbangan-pertimbangan untuk adanya keseragaman dalam penanganan dan
pertimbangan praktis lainnya, penyimpanan surat-surat atau arsip juga, terutama
arsip pasif, ditangani oleh unit tersendiri.
Mengenai pembuatan surat, yaitu kegiatan-kegiatan untuk menyiapkan
surat jawaban atas surat-surat masuk, ditangani oleh masing-masing unit yang
menangani masalah-masalah yang tertera dalam masing-masing surat masuk.
Untuk mempermudah pemahaman atas penanganan surat, dalam uraian
ini akan dijelaskan tentang penanganan surat dalam suatu instansi, mulai surat
itu diterima oleh unit penerima surat (dalam hal ini kita sebut Bagian Penerimaan
Surat), sampai surat itu dijawab oleh instansi yang bersangkutan.
Arus lalu lintas surat pada dasarnya ada dua macam yaitu surat-surat
masuk ialah surat-surat (termasuk dokumen-dokumen lainnya) yang dikirim oleh
instansi lain kepada suatu instansi, dan surat-surat keluar yaitu surat-surat yang
dikirim oleh suatu instansi kepada instansi lain.
-
24
A. PENGOLAHAN SURAT MASUK
Surat-surat masuk adalah semua surat dinas yang diterima. Untuk
memudahkan pengawasan dan pengendalian, penerimaan surat masuk
sebaiknya dipusatkan di unit tata usaha, atau langsung dikirim kepada sekretariat
pimpinan atau diambil sendiri dari kotak pos.
Setelah surat-surat itu diterima oleh Bagian Penerimaan Surat, selanjutnya
surat itu diadakan pengolahan sebagai berikut :
1. Penyortiran surat
Langkah yang pertama-tama dilakukan oleh Bagian Penerimaan
Surat adalah memilah-milahkan surat. Surat dapat dipilah berdasarkan :
a. Unit Organisasi
Surat-surat dikelompokkan menurut tujuan surat, yaitu
kepada pimpinan dan kepada unit organisasi di mana surat itu
ditujukan.
b. Macamnya
Surat-surat di dikelompokkan menurut kelompok surat dinas, wesel,
giro, surat pribadi, surat dinas, surat tercatat, dan sebagainya.
c. Klasifikasinya
Pemilahan selanjutnya, terutama surat-surat dinas dikelompokkan
menurut surat kilat, surat segera, sangat segera, dan biasa.
d. Kualifikasinya
Selanjutnya surat dikelompokkan menurut surat biasa, surat
rahasia, surat sangat rahasia.
e. Urgensinya
Surat-surat dikelompokkan teleks, faksimile, telegram, radiogram,
surat kawat.
Pengelompokan semacam ini maksudnya untuk membantu
memudahkan dalam penanganan selanjutnya; yaitu selain dapat diketahui
ke mana surat itu harus disampaikan, tapi juga dapat diketahui surat-surat
yang penyampaiannya harus didahulukan.
-
25
2. Pembukaan sampul
Setelah surat-surat itu dipilah-pilahkan seperti di atas, selanjutnya
dilakukan pembukaan sampul. Semua surat-surat yang bersampul dibuka
dengan teliti kecuali surat-surat rahasia dan surat-surat pribadi. Langkah
pembukaan surat yang paling baik hendaknya dilakukan seperti berikut :
a. Surat yang bersampul tertutup memanjang, sebaiknya dibuka
dengan menggunakan pisau. Caranya yaitu letakkan surat itu di atas
meja, bagian penutup amplop ada di sebelah atas. Tindih surat dengan
tangan kiri dan masukkan pisau ke dalam bagian penutup sampul,
kemudian dorong pisau sampai memotong tutup sampul surat.
Yakinkan agar surat di dalam jangan sampai terpotong.
b. Sampul yang tertutup melebar, sebaiknya dibuka dengan menggunakan
gunting. Geserkan surat yang ada dalam sampul ke arah bagian yang
tidak akan digunting. Caranya yaitu dirikanlah amplop surat, kemudian
dihentak-hentakkan perlahan-lahan ke meja. Peganglah surat dengan
tangan kiri, selanjutnya dengan menggunakan tangan kanan, potonglah
bagian ujung sampul surat dengan gunting.
Saat ini telah tersedia alat pembuka amplop yang digerakkan secara
elektronik yakni pegawai hanya memasukkan ujung amplop yang akan
dibuka, letakkan secara perlahan dan pastikan tidak sampai merusak surat
yang ada di dalamnya. Alat tersebut akan membuka amplop surat tersebut
dengan mudah dan cepat.
3. Mengeluarkan surat dari sampul
Langkah berikutnya yaitu mengeluarkan surat-surat dari masing-
masing sampulnya yang telah dibuka. Mengeluarkan surat dari dalam
sampulnya harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai surat itu
terkoyak atau robek karena ada kemungkinan surat itu masih menyangkut
ke sampulnya. Cara yang baik, lakukanlah seperti berikut :
a. Untuk surat yang sampulnya terbuka memanjang, renggangkanlah
bagian yang terbuka dengan ibu jari kedua tangan, dan ambillah surat
-
26
dari dalam sampulnya dengan jari-jari tangan kanan. Pastikan bahwa
semua surat yang ada dalam sampul telah dikeluarkan.
b. Untuk surat yang sampulnya melebar, tekanlah kedua sisi sampul
dengan jari-jari tangan kiri hingga bekas mengguntingnya terbuka.
Balikkan amplop surat hingga bagian bekas mengguntingnya ada di
bagian bawah, kemudian ambillah surat dari dalam sampul. Pastikan
bahwa semua isi sampul telah dikeluarkan dengan baik, jangan sampai
ada yang tertinggal.
4. Pembacaan surat
Surat-surat yang telah dikeluarkan dari sampulnya, kemudian dibaca
dan diteliti apakah surat-surat tersebut ada alamat dalamnya atau tidak,
apakah surat-surat itu ditujukan kepada pimpinan atau langsung kepada
pejabat/unit yang menangani masalahnya, apakah surat-surat itu ada
lampirannya atau tidak, apakah surat itu terdiri dari satu lembar atau lebih
dan penelitian lain-lain yang ada kaitannya dengan surat tersebut.
Apabila surat itu ada alamat dalamnya, maka sampul surat dapat
dipisahkan dan bila tidak ada alamat dalamnya, maka sampul surat harus
dilekatkan kepada surat tersebut dengan menggunakan stapler.
Selanjutnya diteliti apakah surat itu untuk pimpinan atau pejabat/unit yang
menangani masalahnya. Di samping itu diteliti apakah surat itu ada
lampirannya atau tidak. Bila ada, agar dicocokkan dengan keterangannya
dan bila lampirannya ini ternyata tidak sesuai, agar dicatat bahwa
lampirannya tidak sama. Demikian juga bila surat terdiri lebih dari satu
lembar, agar diusahakan jangan sampai terpisah antara lembar yang satu
dengan lembar lainnya.
5. Pencatatan surat
Surat yang sudah diolah seperti tersebut di atas, selanjutnya dicatat
dalam buku agenda menurut klasifikasi dan kualifikasi masing-masing
surat. Di bawah ini contoh kolom dalam buku agenda
-
27
KOLOM-KOLOM BUKU AGENDA
Tgl. Peneri-maan Surat Masuk
Nomor Urut
Agenda
Tgl. & nomor Kode surat
masuk
Lampiran
Alamat
Pengirim
Hal
Isi
Disposisi
Ket.
Pencatatan surat sangat diperlukan untuk mempermudah
pengendalian surat-surat tersebut. Pencatatan surat masuk pada buku
agenda dimulai dari nomor 1 pada bulan Januari dan berakhir nomor
terakhir dalam satu tahun, yaitu nomor terakhir pada tanggal 31 Desember.
Pencatatan surat masuk selalu dilakukan pada setiap terjadi pemindahan
dan penyimpanan.
Instansi yang telah menerapkan Sistem Kearsipan Pola Baru, sarana
pencatatan untuk surat penting berupa Kartu Kendali (KK); untuk surat
biasa pada Lembar Pengantar (LP); surat rahasia juga dicatat pada LP.
Dalam kartu kendali akan tercatat kapan suatu surat diproses, berapa lama,
siapa yang memproses.
Contoh Kartu Kendali seperti terlihat di bawah ini :
KARTU KENDALI SURAT KELUAR
Keluar : B/R KODE :
Nomor Surat : INDEKS :
Tanggal Surat :
Hal :
Lampiran :
Dari :
Kepada :
Konseptor
Proses
Pengolah
Transfer File Paraf/ Tanggal KETERANGAN
1. 0
2. 0
3. 0
4. 0
-
28
6. Pembagian surat
Setelah surat-surat dicatat dalam buku agenda atau Kartu Kendali
seperti tersebut di atas, kemudian surat-surat itu dikirim kepada pihak yang
dituju oleh surat-surat tersebut.
Surat untuk pimpinan disampaikan kepada sekretaris pimpinan dan
surat-surat untuk pejabat-pejabat/unit yang dimaksudkan oleh surat,
disampaikan kepada petugas atau sekretaris pejabat yang bersangkutan.
Untuk pengiriman, dilakukan lagi pencatatan dengan menggunakan buku
pengiriman/buku ekspedisi. Petugas/sekretaris pimpinan yang menerima
surat harus membubuhkan tanda terima pada buku ekspedisi.
Di lingkungan Kementerian Keuangan surat masuk ada yang melalui
Bagian Penerimaan Surat misalnya Biro Umum, Bagian Umum, Subbagian
Tata Usaha dan ada yang langsung ditujukan ke tempat Pimpinan misalnya
langsung kepada Kepala Kantor, misalnya pejabat eselon I atau eselon II
Kementerian tidak melalui Bagian Penerimaan Surat.
Berikut ini tata cara penanganan surat yang dilakukan oleh Sekretaris
pimpinan atau petugas/sekretaris pejabat, maka langkah-langkah yang
perlu dilakukan oleh sekretaris pimpinan atau petugas di unit-unit terkait,
terutama mengenai pembukaan surat rahasia, pembacaan, pencatatan,
dan penyampaian, mengingat pemilahan, pembukaan surat-surat biasa
dan pengeluaran surat telah dilakukan oleh Bagian Penerimaan surat.
Namun apabila surat langsung disampaikan kepada Pimpinan/Pejabat
dalam kantor tersebut harus mengadakan pemilahan dan pembukaan dan
pengeluaran surat dari sampulnya dilakukan oleh Sekretaris
Pimpinan/Pejabat dengan cara-cara seperti tersebut di atas.
a. Pembukaan sampul Surat Rahasia
Sesuai dengan kualifikasinya, surat-surat rahasia tidak dibuka
oleh petugas penerimaan surat, tetapi langsung diteruskan kepada
pimpinan atau unit yang dituju. Pimpinan atau pejabat di unit-unit
organisasi harus menunjuk orang yang diberi tugas untuk membuka
surat rahasia, dan penunjukkannya itu harus dikaitkan dengan rahasia
-
29
jabatan. Maksudnya tidak lain agar kerahasiaan surat-surat itu tetap
terjamin. Yang ditunjuk misalnya sekretaris pimpinan atau petugas lain.
Sampul-sampul surat rahasia untuk pimpinan dibuka oleh
sekretaris pimpinan, kemudian dikelompokkan tersendiri dan dijaga
agar tidak tercampur dengan surat-surat lainnya dan tidak terbaca oleh
yang tidak berhak.
Demikian juga surat rahasia yang disampaikan langsung kepada
pejabat unit organisasi, oleh petugas atau sekretaris pejabat yang
bersangkutan dibuka dengan memperhatikan kerahasiaan surat
tersebut.
Cara pembukaan sampul surat rahasia pada prinsipnya sama
dengan cara-cara pembukaan sampul-sampul surat lainnya.
b. Pembacaan surat
Setelah surat-surat diterima dari petugas Bagian Penerimaan
Surat, selanjutnya oleh sekretaris pimpinan diadakan pembacaan
(termasuk surat-surat rahasia yang baru dibuka), Pembacaan surat
oleh sekretaris pimpinan, terutama untuk mengecek sekali lagi apakah
lampiran surat-surat yang telah disebutkan dalam surat asli tidak
terlepas. Di samping itu untuk mengecek apakah tidak ada lembar surat
yang terlepas. Perlu diketahui juga oleh sekretaris pimpinan, apakah
surat tersebut bersifat segera atau tidak. Apabila surat itu bersifat
segera, maka ia harus menempelkan/ membubuhkan tanda Segera.
Selanjutnya ia harus menempelkan lembar disposisi yaitu lembar yang
dibuat secara khusus di mana pimpinan dapat menuliskan petunjuk-
petunjuk atau pengarahan-pengarahan mengenai penyelesaian
masalah yang tercantum dalam surat.
-
30
Contoh lembar disposisi adalah seperti di bawah ini :
KOP SURAT
LEMBAR DISPOSISI
PERHATIAN : Dilarang memisahkan sehelai surat pun yang tergabung dalam berkas ini
Tanggal Penerimaan
Surat : No. KK : B/R A/T
No./Tgl. Surat :
Dari :
Hal :
Lampiran :
Sifat Kilat Sangat Segera Segera Biasa
DISPOSISI KEPADA
PETUNJUK
Setuju
Tolak
Teliti & Pendapat
Untuk diketahui
Untuk perhatian
Edarkan
Jawab
selesaikan
Perbaiki
Bicarakan dgn. Saya
Ingatkan
Simpan
Sesuai Catatan
Perbanyak.kali
asli kepada
CATATAN
Tgl. Penyelesaian : Diajukan kembali tgl :
Penerima : Penerima :
DISPOSISI KARO/KAPUS :
Kepada : Bag/Bid 1 , 2 , 3 , 4 , 5
Petunjuk :
DISPOSISI KABAG/ KABID :
Kepada : Subbag/Subbid 1 , 2 , 3 , 4 , 5
Petunjuk :
Tgl. Penyelesaian : Tgl. Penyelesaian :
Penerima : Penerima :
-
31
c. Pencatatan surat
Setelah diadakan pembacaan seperti tersebut di atas, selanjutnya
surat-surat tersebut harus dicatat dalam buku agenda intern. Seperti
halnya pada Bagian Penerimaan Surat, surat-surat rahasia harus
dicatat dalam agenda tersendiri.
d. Penyampaian surat
Setelah surat-surat itu diolah seperti di atas, selanjutnya
disampaikan kepada pimpinan untuk memperoleh disposisi, Setelah
pimpinan memberikan disposisi maka Petugas/Sekretaris Pimpinan
menyampaikan kepada pejabat yang terkait dengan menggunakan
buku ekspedisi untuk diproses lebih lanjut.
Apabila ada surat-surat yang langsung ditujukan secara pribadi,
surat itu langsung disampaikan kepada yang bersangkutan.
Penyampaian surat pribadi semacam ini harus memakai buku ekspedisi
atau lembar pengantar.
B. PENGOLAHAN SURAT KELUAR
Pengolahan surat-surat keluar dilakukan dengan prosedur seperti berikut :
1. Pengolahan Surat oleh Pejabat Teknis
Pada dasarnya surat keluar berasal dari dua sumber yaitu disposisi
pimpinan misalnya karena ada kebijakan pimpinan, sebagai reaksi atas
suatu aksi atau adanya konsep baru atas inisiatif dari pejabat yang
menangani dan surat dari pejabat teknis yang bersangkutan dalam
rangka pelaksanaan tugas pokok.
Surat-surat yang telah didisposisi oleh pimpinan, dikembalikan
kepada sekretaris pimpinan untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat
teknis yang menangani permasalahan yang tersebut dalam surat.
Penyampaian surat-surat kepada pejabat teknis oleh sekretaris pimpinan,
harus menggunakan Buku Pengiriman Surat/Buku Ekspedisi atau lembar
pengantar. Apabila menggunakan lembar pengantar, satu lembar disposisi
-
32
(tembusannya) harus disimpan oleh sekretaris pimpinan sebagai sichler
file. Petugas di unit pejabat teknis harus memberikan tanda tangan (paraf)
pada Lembar Pengantar yang menunjukkan bahwa surat dan disposisi dari
sekretaris pimpinan telah diterima. Berdasarkan disposisi dari pimpinan,
pejabat teknis mengambil langkah-langkah mengumpulkan bahan-bahan
untuk menyusun konsep surat jawaban. Langkah pertama yaitu
menginventarisir masalah yang ada kaitannya dengan hal yang tersebut
dalam surat. Setelah semua bahan/data terkumpul, kemudian diadakan
pembahasan dalam kaitannya dengan maksud surat. Setelah itu baru
disusun konsep surat jawaban. Apabila pejabat teknis tidak ingin menulis
sendiri konsep surat, karena ia ingin berkonsentrasi pada masalah yang
akan dituangkan dalam surat, maka hal ini dapat ditempuh melalui proses
pendiktean yaitu ia mendiktekan dan stafnya diminta untuk menulis pada
kertas konsep. Namun saat ini kegiatan pendiktean sangat jarang
dilakukan, dengan meningkatnya kemampuan SDM di lingkungan
Kementerian Keuangan. Setelah konsep itu selesai, kemudian diserahkan
kepada juru tik untuk diadakan pengetikan. Oleh juru tik, konsep surat itu
ditik pada lembar konsep verbal, yaitu lembar yang dibuat khusus untuk
membuat konsep surat.
Contoh konsep verbal, seperti tertera di sebelah ini :
(Nama Instansi) DITERIMA OLEH REDAKTUR : DITERIMA OLEH BAGIAN KETIK. DISELESAIKAN OLEH : TANGGAL : JAM : DIPERIKSA OLEH : DIKETIK OLEH : DITERIMA OLEH BAG. ARSIP : DIBACA OLEH : TGL. : JAM : DIPERIKSA OLEH : DIKIRIM PADA TGL : KEMUKAKAN LAGI PADA TGL :
HAL :
NO. AGENDA PRB : KODE UNIT ORG : KONSEPTOR :
NO. : JAKARTA, ...................... 20... NOTA : TERLEBIH DAHULU : KEPADA YTH. DITETAPKAN : ............................................... DI .......................... JUMLAH LAMPIRAN : PENJELASAN : KODE PENUNJUK :
-
33
Kertas konsep verbal terdiri dari kertas halaman ganda (double folio)
yang dilipat dua, yang bagian depannya tertulis seperti contoh di atas dan
bagian belakangnya kosong. Konsep surat harus ditik (memakai mesin tik
biasa atau memakai komputer) di bagian belakang lembar konsep verbal.
Setelah konsep surat itu selesai ditik, selanjutnya disampaikan
kepada pejabat teknis yang menjadi konseptor untuk memperoleh koreksi.
Bila semua ketikan sudah dinyatakan benar dan ia sudah setuju, maka
pejabat teknis membubuhkan parafnya pada konsep surat. Selanjutnya
konsep surat yang telah diperiksa itu diserahkan lagi kepada juru tik
(melalui sekretaris) untuk ditik pada lembar surat asli. Konsep ini
merupakan konsep resmi dari surat dan dapat dijadikan bukti otentik bila
diperlukan.
Karena beberapa alasan teknis, dalam praktek biasanya konsep
pembuatan surat tidak dibuat pada lembar konsep verbalnya, akan tetapi
dibuat di lembar kertas lain, yang merupakan konsep yang hampir jadi dan
dilekatkan kepada konsep verbal (direkatkan atau memakai stapler).
Surat yang telah ditik net, selanjutnya dimasukkan ke dalam konsep
verbal, dan diteliti dan diparaf oleh pegawai yang mengetik dan setelah itu
pada bagian Nota diisi dan ditandatangani oleh pejabat teknis
sebagaisalah satu fungsi pemeriksaan dokumen, kemudian surat itu
disampaikan kepada pimpinan untuk ditetapkan dan ditandatangani.
Setiap pejabat yang terlibat dalam penyusunan surat harus
membubuhkan paraf pada verbal sebagai bukti surat dinas telah diteliti dan
dikoordinasikan. Paraf dibubuhkan di verbal konsep surat dengan urutan
mulai dari pengetik, pembaca surat (konseptor), pemeriksa (atasan
konseptor).
Net surat surat perlu diparaf oleh pejabat satu tingkat di bawah
pimpinan/ pejabat yang akan menandatangani surat (atasan konseptor) dan
apabila pimpinan setuju net surat tersebut ditandatangani oleh pimpinan.
Selanjutnya oleh sekretaris pimpinan diserahkan kepada unit/petugas
yang diberi tugas untuk memberikan nomor surat dan cap instansi
(stempel). Setelah surat itu diberi nomor dan cap, maka selesailah proses
pembuatan surat oleh pejabat teknis dan sekarang surat siap untuk
-
34
diteruskan kepada bagian pengiriman untuk dikirim kepada alamat yang
dituju.
2. Pengiriman Surat
Dalam suatu instansi besar pengiriman surat juga biasanya
disentralisir yaitu dilakukan oleh unit tersendiri. Nama unit ini berbeda-beda
di Instansi yang satu dibanding dengan instansi lainnya; ada yang
menamakannya Bagian Pengiriman Surat, Bagian Ekspedisi, Bagian
Umum, Subbagian Tata Usaha atau nama lain. Dalam uraian ini Bagian
tersebut kita namakan Bagian Ekspedisi. Unit itu dipimpin oleh seorang
pejabat dan dilengkapi dengan sejumlah tenaga termasuk juru kirim surat
(caraka) dan dilengkapi dengan sarana yang memadai.
Sebelum surat itu dikirim, oleh petugas di Bagian Ekspedisi, surat-
surat diadakan pengecekan kembali dan diadakan langkah-langkah
sebagai berikut :
a. Surat-surat itu dicek apakah sudah ditandatangani, diberi nomor,
tanggal, cap instansi, dan dicek juga apakah lampirannya sudah
lengkap.
b. Surat-surat yang sudah lengkap, dimasukkan ke dalam sampul surat.
c. Pada sampul surat dicantumkan alamat kepada siapa surat itu
ditujukan, nomor surat, cap instansi, dan klasifikasi surat. Bila dianggap
perlu, pada sampul surat dibubuhi tanda-tanda lain misalnya segera,
sangat segera, surat dinas, bebas bea, dan sebagainya.
d. Untuk sampul surat yang tingkat keamanannya SR atau R dimasukkan
ke dalam sampul, dibubuhi alamat lengkap, nomor surat dinas, cap
dinas, cap yang sesuai dengan tingkat kecepatan penyampaian, dan
cap keamanan. Selanjutnya sampul dimasukkan ke dalam sampul ke
dua dengan tanda-tanda yang sama kecuali cap tingkat keamanan.
Dalam surat yang tingkat keamanannya SR atau R, di lingkungan
Kementerian Keuangan umumnya untuk menjaga kerahasiaan
disampaikan langsung kepada pejabat yang dituju oleh pejabat yang
bersangkutan tanpa menggunakan kurir.
-
35
e. Perlu diperhatikan bahwa di lingkungan Kementerian Keuangan semua
arsip surat keluar harus disimpan sesuai dengan ketentuan mengenai
kearsipan.
Setelah surat itu lengkap, maka sekarang siap untuk dilakukan
pengiriman ke alamat yang dituju. Pengiriman surat dapat dilakukan melalui
pengantar surat (caraka) atau melalui pos.
Dengan kemajuan teknologi di bidang komunikasi, surat juga dapat
dikirim melalui faksimile, teleks, radiogram, surat kawat, dan sejenisnya.
Surat-surat yang dikirim dengan cara demikian, tidak memerlukan sampul
surat. Surat-surat yang bersifat rahasia, sebaiknya tidak dikirim melalui cara
ini.
3. Asas-asas Tata Persuratan
Surat dinas harus disiapkan dengan memperhatikan beberapa asas,
agar surat itu memenuhi syarat, yaitu :
a. Asas Dayaguna dan Hasilguna
Penyelenggaraan tata persuratan perlu dilakukan secara
berdayaguna dan berhasilguna dalam penulisan, penggunaan ruang
atau lembar naskah dinas, spesifikasi informasi, serta dalam
penggunaan bahasa Indonesia yang baik, benar, dan lugas.
b. Asas Pembakuan
Di atas sudah dijelaskan bahwa surat dinas harus memenuhi
persyaratan baik bentuknya, penandatanganannya, penomorannya, dan
sebagainya. Dalam kaitan ini, ketentuan mengenai tata cara dan bentuk
persuratan harus digariskan secara jelas oleh instansi yang
bersangkutan, agar tercapai keseragaman dalam pelaksanaan
pembuatan surat. Penggarisan akan dapat dicapai, demikian juga akan
membawa manfaat yaitu efisiensi dan efektivitas kerja.
-
36
c. Asas Pertanggungjawaban
Asas ini didasarkan kepada pemikiran bahwa surat dinas
merupakan wakil organisasi/instansi pembuatan surat yang
memberikan informasi kepada pihak lain tentang pendapat atau
peraturan atau keputusan yang bertalian dengan materi yang tertera di
dalam surat. Oleh karena itu surat harus dapat dipertanggungjawabkan
baik dari segi isinya, formatnya maupun prosedur pembuatannya,
kearsipan, kewenangan, dan keabsahannya.
Isi surat harus dapat dipertanggungjawabkan, artinya isinya harus
sesuai dengan materi yang sebenarnya dan sesuai dengan peraturan
yang berlaku. Demikian juga format dan prosedur pembuatannya,
kearsipan, kewenangan, dan keabsahan harus sesuai dengan tata cara
yang berlaku dalam instansi yang bersangkutan.
d. Asas Keterkaitan
Tata persuratan dalam suatu instansi berkaitan dengan
administrasi perkantoran pada umumnya. Dengan demikian semua
kegiatan tata persuratan harus merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari tatalaksana perkantoran lainnya, misalnya tatalaksana
kearsipan. Dalam kaitan ini setiap kali dibuat surat harus diperhatikan
bahwa surat itu harus ada arsipnya.
e. Asas Kecepatan dan Ketepatan
Pembuatan surat tidak lain merupakan salah satu pelaksanaan
tugas dan fungsi dari suatu organisasi atau suatu instansi. Oleh karena
itu untuk menunjang kelancaran tugas tersebut pembuatan surat harus
dilaksanakan secara tepat waktu dan tepat sasaran, antara lain dilihat
dari kejelasan redaksional, kemudahan prosedural, kecepatan
penyampaian, dan distribusi.
f. Asas Keamanan
Isi surat dinas harus aman, artinya isi surat tersebut tidak boleh
dibaca oleh orang lain yang tidak berhak. Dalam kaitan ini, para
petugas yang menangani surat dinas tidak diperkenankan
-
37
memberitahukan isi surat tersebut kepada siapapun yang tidak berhak.
Dalam peraturan kedinasan hal ini biasa disebut rahasia jabatan.
C. BEBERAPA HAL YANG PERLU DIKETAHUI MENGENAI SURAT
Di atas telah diuraikan tentang penanganan surat, yaitu mulai penanganan
surat masuk, pengolahan surat oleh pejabat teknis sampai surat jawaban itu siap
dikirim. Oleh karena surat merupakan salah satu sarana berkomunikasi, baik
komunikasi intern maupun komunikasi ekstern, maka beberapa hal yang
bertalian dengan surat perlu diketahui dengan baik, karena dengan dimilikinya
pengetahuan demikian akan menambah kemahiran kita dalam membuat surat.
Surat yang dimaksudkan di sini adalah surat-surat dinas. Beberapa hal yang
perlu diketahui adalah : langkah-langkah yang diperlukan dalam menyusun
surat, macam-macam surat, bahasa surat, bentuk-bentuk surat, bagian-bagian
surat, dan syarat-syarat isi surat yang baik.
1. Langkah-langkah dalam Menyusun Surat
Sebagai sarana komunikasi, dengan sendirinya surat harus disusun
dengan baik. Untuk tujuan itu, maka dalam hal membuat surat perlu
ditempuh langkah-langkah penting yaitu :
a. Tentukan tujuan pembuatan surat;
b. Inventarisir semua masalah yang akan dikemukakan dalam surat;
c. Susunlah masalah-masalah itu secara sistematis.
Setelah langkah-langkah di atas dilakukan, selanjutnya dimulai
menguraikan masalah-masalah tersebut di atas dalam bentuk surat atau
konsep surat.
Dalam penyusunan naskah/konsep surat dinas harus merupakan
kebulatan pikiran yang jelas, padat, meyakinkan, dan disusun secara
sistematis.
-
38
2. Macam-macam Surat
Untuk menambah wawasan tentang persuratan, perlu juga diketahui
jenis-jenis surat yang biasa ditemukan dalam praktek surat-menyurat.
Jenis-jenis surat dapat dibedakan :
a. Menurut Jangkauannya
Menurut jangkauannya, surat dapat dibedakan :
1) Surat intern, yaitu surat yang dikirim oleh pimpinan kepada unit-
unit di lingkungan instansi, atau surat yang dikirim oleh
unit/pejabat yang satu kepada unit/pejabat lainnya dalam
instansi yang sama.
2) Surat ekstern, yaitu surat yang dikirim oleh suatu instansi
kepada instansi lain (baik surat dari pimpinan instansi, maupun
surat dari pejabat lainnya).
b. Menurut Prosedur Pengurusannya
Menurut prosedur pengurusannya, surat terdiri dari :
1) Surat Masuk, yaitu surat yang diterima dari instansi lain.
2) Surat Keluar, yaitu surat yang dikirim kepada instansi lain.
c. Menurut Urgensi Pengirimannya
Dilihat dari urgensi pengirimannya, surat terdiri dari :
1) Surat Sangat Segera/Kilat, yaitu surat yang harus diselesaikan/
dikirim/disampaikan pada hari yang sama dengan batas waktu
24 jam.
2) Surat Segera, yaitu surat dinas harus diselesaikan/dikirim/
disampaikan dalam waktu 2 x 24 jam.
3) Surat Biasa, yaitu surat dinas harus diselesaikan/ dikirim/
disampaikan menurut urutan yang diterima oleh bagian
pengiriman, sesuai jadwal perjalanan caraka/kurir dengan batas
waktu 5 hari, atau disebut pula asas FIFO yaitu menurut
urutan-urutan diterimanya surat itu di bagian pengiriman surat
(Bagian Ekspedisi).
-
39
d. Menurut Keamanan Isinya
Menurut keamanan isinya, surat terdiri dari :
1) Surat sangat rahasia (biasa diberi kode SR), yaitu surat yang
tingkat keamanan isinya tertinggi, sangat erat hubungannya
dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika disiarkan
secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak akan
membahayakan keamanan dan keselamatan negara, misalnya
pemprosesan surat kenaikan harga BBM.
2) Surat rahasia (biasa diberi kode R), yaitu surat yang isinya
harus dirahasiakan oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Apabila
isi surat itu dibocorkan secara tidak sah, maka akan dapat
menurunkan martabat dan kewibawaan negara, dapat
mengakibatkan kerugian besar bagi negara, misalnya surat
mutasi pegawai/pejabat.
3) Surat terbatas/konfidensial (biasa diberi kode K), yaitu surat
yang isinya hanya dapat diketahui oleh beberapa pejabat
tertentu sesuai dengan sifat kedinasannya. Bilamana disiarkan
secara tidak sah, dapat merugikan martabat dan kewibawaan
pemerintah atau dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diinginkan.
4) Surat biasa, (biasa diberi kode B), yaitu surat yang isinya tidak
termasuk dalam butir a, b, c, namun tidak berarti surat tersebut
dapat disampaikan kepada yang tidak berhak mengetahuinya.
e. Menurut Jumlah Penerimanya
Dilihat dari segi jumlah penerimanya, surat dapat dibedakan :
1) Surat biasa, yaitu bila yang menerimanya hanya satu (seorang
pejabat atau suatu organisasi).
2) Surat edaran, yaitu surat yang ditujukan kepada beberapa
orang/ pejabat/instansi.
3) Surat pengumuman, yaitu surat yang ditujukan kepada
sekelompok masyarakat.
-
40
f. Menurut Tujuannya
Menurut tujuannya, surat terdiri dari :
1) Surat pemberitahuan, yaitu surat yang berisi sesuatu informasi
yang perlu diketahui oleh orang banyak.
2) Surat perintah, yaitu surat yang berisi pernyataan kehendak
seorang (misalnya seorang atasan) kepada pihak lain (misalnya
seorang bawahannya) untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan/
tugas tertentu.
3) Surat peringatan, yaitu surat yang berisi teguran dari
seseorang (misalnya dari seorang atasan) kepada orang lain
(misalnya seorang bawahannya), karena yang bersangkutan
melakukan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dilakukan.
4) Surat permintaan, yaitu surat yang isinya menghendaki orang
lain untuk melakukan sesuatu langkah atau perbuatan untuk
keperluan sipembuat surat.
5) Surat panggilan, yaitu surat dari seseorang (misalnya seorang
atasan) kepada orang lain (misalnya seorang bawahannya),
agar yang bersangkutan segera menghadap atau menemui
sipengirim surat.
6) Surat susulan, yaitu surat yang merujuk kepada surat yang
telah dikirim terdahulu.
7) Surat keputusan, yaitu surat yang memuat sesuatu
kebijaksanaan. Surat semacam ini bisanya dikeluarkan oleh
pimpinan.
8) Surat perjanjian, yaitu surat yang bersisi kesepakatan antara
pihak yang satu dengan pihak lainnya untuk melaksanakan
sesuatu pekerjaan.
9) Surat izin, yaitu surat keterangan yang diberikan kepada
seseorang untuk memperoleh suatu hak atau fasilitas atau
dispensasi yang bukan menjadi milik atau kewenangannya
untuk suatu periode tertentu.
10) Surat laporan, yaitu surat yang berisi informasi yang
disampaikan oleh bawahan kepada atasan.
-
41
g. Menurut Wujudnya
Menurut wujudnya, surat antara lain terdiri dari :
1) Kartu pos;
2) Warkat pos;
3) Surat bersampul;
4) Nota;
5) Memorandum;
6) Telegram;
7) Teleks;
8) Surat pengantar.
3. Bentuk Surat
Ada tujuh bentuk surat yang kita kenal yaitu :
a. Bentuk Resmi,
b. Bentuk Full Block,
c. Bentuk Indent,
d. Bentuk Modified Block,
e. Bentuk Semi Block,
f. Bentuk Simplified, dan
g. Bentuk Hanging Paragraph.
Dari sekian macam bentuk surat, yang sering kita temukan dalam
praktek surat- menyurat di Indonesia ada lima macam yaitu Bentuk Resmi
sampai dengan Bentuk Semi Block, sedangkan dua bentuk terakhir yaitu
Bentuk Simplified dan Bentuk Hanging Paragraph jarang kita temukan.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip efektivitas yang didasarkan
atas keterpaduan faktor-faktor kemudahan, kehematan, dan keserasian,
maka dengan Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 72/KEP/M.PAN/07/2003 tanggal 24 Juli 2003 tentang Pedoman
Umum Tata Naskah Dinas, telah ditetapkan bahwa bentuk setengah
lurus (bentuk semi block) merupakan bentuk resmi semua surat-surat
keluar bagi instansi-instansi Pemerintah.
Bentuk Semi Block secara teknis mempunyai beberapa kebaikan
dibanding dengan bentuk resmi yang masih digunakan selama ini.
-
42
Mengingat bentuknya lurus, maka akan lebih memudahkan bagi juru tik
dalam pembuatan surat tersebut, terlebih-lebih bila ditik dengan komputer.
Hal ini akan sangat dirasakan apabila surat yang perlu ditik itu banyak.
Dengan demikian akan menghemat waktu penyelesaian surat.
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang bentuk-bentuk surat,
di sebelah ini diberikan skema mengenai masing-masing bentuk yang ada
dalam praktek.
BENTUK SURAT RESMI BENTUK FULL BLOCK
__________ _________ ________ _____ ______ _____ ______ _____ ______ ______ _____________________ _____________________ _____________________ _____________________ _____________________ _____________________ _________ _____ _____
__________ _________ ________ ______ ______ ______ _________________________ _________________________ _________________________ _________________________ _________________________ _________________________ _______ _______
-
43
BENTUK INDENT BENTUK MODIFIED
BLOCK
_________ ________ _______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _______________________ ________________________ ________________________ _______________________ ________________________ ________________________ ________ _______
__________ _________ ________ _____ _____ _____ _____ _________________________ _________________________ _________________________ _________________________ _________________________ _________________________ _______
4. Bagian-bagian Surat
Setelah kita lihat bentuk-bentuk surat, apabila kita amati lebih
seksama mulai dari bagian paling atas sampai bagian paling bawah, maka
akan tampak bagian-bagian yang ada pada surat. Bagian-bagian dimaksud
adalah :
a. Kop Surat
Bagian ini biasa disebut juga Heading atau Letterhead atau Kop
surat, dan mempunyai fungsi :
1) Sebagai alat pengenal atau identitas instansi;
2) Sebagai alat pemberian informasi.
3) untuk kantor tertentu kop surat dapat digunakan sebagai iklan.
-
44
b. Tanggal Surat
Bagian ini menunjukkan kapan surat itu dibuat/ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang, dan mempunyai fungsi :
1) Sebagai referensi;
2) Sebagai alat pemberi informasi.
c. Nomor Surat.
Nomor surat menunjukkan urutan dari surat, dan mempunyai
fungsi :
1) Sebagai alat petunjuk bagi petugas filing;
2) Sebagai pengukur kegiatan suatu instansi yang bertalian
dengan kegiatan surat-menyurat pada suatu periode tertentu;
3) Menunjukkan unit asal surat;
4) Sebagai referensi.
d. Lampiran Surat
Lampiran surat menunjukkan tentang surat lain atau dokumen lain
yang harus disertakan kepada surat asli.
e. Hal
Hal surat menunjukkan mengenai intisari surat secara
keseluruhan, dan di samping itu mempunyai fungsi lain ialah :
1) Sebagai referensi;
2) Sebagai petunjuk bagi petugas filing.
f. Alamat Dalam
Yang dimaksud alamat dalam yaitu bagian surat yang
menunjukkan kepada siapa surat itu ditujukan. Bagian ini juga
mempunyai fungsi :
1) Sebagai petunjuk bagi petugas filing;
2) Sebagai alamat luar, kalau menggunakan amplop berjendela.
g. Salam Pembuka
Bagian ini menunjukkan bahwa pembicaraan akan dimulai. Bagian
ini tidak digunakan dalam surat dinas.
h. Isi Surat
Pada bagian ini diuraikan hal-hal yang ingin disampaikan penulis
surat kepada pihak yang dituju.
-
45
i. Salam Penutup
Bagian ini menunjukan bahwa pembicaraan telah selesai. Seperti
halnya salam pembukaan, salam penutup tidak digunakan dalam surat
dinas.
j. Penutup Surat
Pada bagian ini dicantumkan nama jabatan, nama pejabat, nomor
induk pejabat, dan sesuai dengan kebiasaan di Indonesia pada bagian
ini diterakan juga cap jabatan. Bagian ini juga mempunyai fungsi :
1) Sebagai identitas penanggung jawab;
2) Sebagai petunjuk bagi petugas filing.
k. Tembusan
Tembusan surat dibuat apabila ada pihak lain yang dianggap
perlu mengetahui permasalahan yang dikemukakan dalam surat, dan
dalam beberapa hal diharapkan pihak lain itu memberikan tanggapan
seperlunya.
l. I n i s i a l
Yang dimaksud initial yaitu kode nama (singkatan nama) pembuat
konsep dan pengetikan, dan digunakan untuk mempermudah
pemeriksaan kembali apabila diperlukan. Inisial biasanya ditempatkan
dikelompok bagian penutup surat yaitu di sebelah kiri atau sebelah
kanan nama jabatan.
Uraian bagian-bagian surat seperti di atas adalah uraian dengan cara
yang lebih rinci, karena ada juga yang menggunakan uraian yang lebih
singkat (cara personifikasi) yaitu bagian-bagian surat hanya dikelompokkan
ke dalam tiga macam ialah Kepala Surat yang terdiri dari kop surat, tanggal
surat, nomor, sifat, lampiran, hal, dan alamat yang dituju. Tubuh Surat
terdiri dari paragraf pembuka, paragraf isi dan paragraf penutup, dan Kaki
Surat yang terdiri dari nama pejabat, tanda tangan, nama lengkap, NIP, cap
dinas, tembusan. Apabila kita membuat surat, kop surat hanya pada
halaman pertama.
-
46
5. Bahasa Surat
Agar yang terkandung dalam pikiran pembuat surat dapat dimengerti
oleh penerima surat (lebih-lebih untuk surat dinas), maka bahasa surat
harus mendapat perhatian penulis surat. Untuk tujuan itu pembuat surat
harus menggunakan bahasa praktis yaitu :
a. Penulis menggunakan kata-kata yang ia sendiri mengetahui artinya dan
ia mampu menggunakan kata-kata itu;
b. Kata-kata yang digunakan sederhana, jelas, sopan, umum, dan bukan
kata-kata daerah/asing. Ejaan yang digunakan didalam surat dinas
adalah Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) yang
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 0196/U/1975 tanggal 27 Agustus 1975.
Dalam penulisan surat perlu juga diperhatikan bahwa tidak perlu
menggunakan gaya bahasa yang berlebihan. Penggunaan gaya bahasa
dalam penulisan suatu surat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Faktor kedudukan penulis surat terhadap yang dikirimi surat;
b. Faktor persoalan yang akan dikemukakan dalam surat, misalnya
surat instruksi, surat pemberitahuan, surat permohonan, dan lain-lain.
6. Syarat-Syarat Isi Surat yang Baik
Surat dinas adalah segala tulisan yang memenuhi persyaratan
tertentu dan dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang pada suatu instansi
Pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas dan/atau kegiatan dalam
bidangnya masing-masing.
Surat dinas yang ditulis oleh seorang pejabat tidak dapat dilepaskan
kaitannya dengan nama baik instansi yang diwakilinya, oleh karena itu
dalam tata penulisannya harus memenuhi beberapa persyaratan, antara
lain:
a. Jelas
Yang dimaksud di sini yaitu bahwa dalam surat tidak ada kata-kata
terselubung atau kata-kata kiasan mengenai apa yang hendak
dikatakan;
-
47
b. Tepat
Artinya setiap yang dikemukakan adalah fakta-fakta yang benar
dan dilukiskan dengan kata-kata yang jelas, tidak berbelit-belit;
c. Tuntas
Yang dimaksud tuntas yaitu penyampaian permasalahan harus
lengkap dan selesai seluruhnya;
d. Sopan
Karena surat adalah penyampaian informasi kepada pihak lain,
maka isi surat harus sopan, artinya penyajian kata-kata, bentuk, dan
bahasa surat dipilih sehingga menimbulkan kesan bahwa penulis
adalah orang yang beradab dan menghormati penerima surat;
e. Singkat dan sederhana
Artinya tidak berliku-liku dengan menggunakan ungkapan-ungkapan
yang tidak perlu sehingga mengaburkan permasalahannya dan tidak
boleh menggunakan peribahasa;
f. Lancar
Yang dimaksud di sini yaitu cara mengemukakan persoalan
secara wajar dan dihayati seolah-olah sedang berbicara langsung
dengan penerima surat dalam semangat persahabatan dan saling
menghormati;
g. Baku
Dalam surat dinas harus mengikuti aturan baku yang berlaku
sesuai dengan tujuan pembuatan dilihat dari sudut formal maupun
segi penggunaan bahasanya.
h. Penuh pertimbangan
Dalam menulis surat, pengutaraan jalan pikiran harus
dipertimbangkan sematang-matangnya sehingga dapat
menimbulkan kepercayaan dan kebaikan.
D. WEWENANG PENANDATANGANAN SURAT
Pada dasarnya semua wewenang dan tanggung jawab dari suatu
organisasi/instansi ada di tangan pimpinan tertinggi dari instansi tersebut.
Pimpinan tidak boleh mengalihkan tanggung jawab umum organisasi kepada
-
48
orang lain. Yang mungkin dilakukannya adalah hanya memindahkan sebagian
beban tugasnya kepada orang lain (bawahannya).
Di lingkungan Kementerian Keuangan wewenang dan tanggung jawab
tertinggi sesuai yang digariskan dalam UUD 1945 pasal 17 ayat 3, ada di tangan
Menteri Keuangan. Wewenang itu secara fungsional selanjutnya dilimpahkan
kepada para pembantunya sampai paling rendah eselon II.
Berdasarkan kepada prinsip umum di atas, maka pada hakekatnya setiap
surat keluar menjadi tanggung jawab dan harus ditandatangani oleh pimpinan
tertinggi instansi dimaksud (di lingkungan Kementerian Keuangan harus
ditandatangani oleh Menteri Keuangan). Akan tetapi dalam prakteknya
perlaksanaan tugas, terutama bagi organisasi/instansi besar (seperti halnya
Kementerian Keuangan), hal ini tidak mungkin dilakukan karena jumlah
pekerjaan yang begitu besar.
Untuk menjamin kelancaran tugas instansi, maka dimungkinkan adanya
pelimpahan wewenang penandatanganan surat, yaitu penyerahan sebagian dari
kekuasaan pimpinan kepada bawahannya, agar bawahan tersebut dapat
membantu dalam penandatanganan surat.
Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani naskah dinas di
lingkungan Kementerian Keuangan sebagai berikut :
1. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Kepala/Ketua Badan dapat
memperoleh pelimpahan wewenangan penandatanganan surat-menyurat
tentang pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai bidang masing-masing ;
2. Pimpinan unit eselon II yaitu Kepala Biro, Sekretaris Direktorat Jenderal/
Inspektorat Jenderal/Badan, Direktur, Kepala Pusat, Kepala Kanwil dapat
memperoleh kewenangan penandatangan surat-menyurat tentang
pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan bidangnya masing-masing.
3. Pimpinan unit eselon III dan IV yaitu para Kepala Kantor yang karena
tugasnya otonom dapat memperoleh pelimpahan kewenangan
penandatanganan surat-menyurat tentang pelaksanaan tugas dan fungsi
sesuai dengan bidang masing-masing.
Tindakan bawahan dengan menggunakan kekuasaan atas dasar
pelimpahan wewenang biasa dinamakan bertindak atas kuasa. Pelimpahan
dalam hal penandatanganan surat ada dua macam yaitu atas nama (a.n.), dan
untuk beliau (u.b.).
-
49
1. Atas nama (a.n.)
Penggunaan sebutan atas nama, dipakai apabila pimpinan
melimpahkan wewenangnya kepada bawahannya untuk menandatangani
surat. Pelimpahan wewenang semacam ini harus memenuhi ketentuan :
Pelimpahan wewenang harus dalam bentuk tertulis;
Materi wewenang yang dilimpahkan benar-benar menjadi tugas dan
tanggung jawab pejabat yang melimpahkan;
Tanggung jawab sebagai akibat penandatanganan surat tetap ada di
tangan pimpinan yang melimpahkan wewenang;
Rentang jangkauan pelimpahan paling banyak hanya dua tahap
dihitung dari pelimpahan jenjang pertama;
Penggunaan atas nama (a.n) dapat dilihat pada contoh di bawah ini :
a.n Menteri Keuangan a.n. Sekretaris Jenderal Sekretaris Jenderal Kepala Biro........ Nama pejabat Nama Pejabat NIP ........... NIP ...........
2. Untuk beliau (u.b.)
Sebutan untuk beliau digunakan jika pejabat yang diberi wewenang
itu melimpahkan kembali wewenang tersebut kepada pejabat di bawahnya.
Pelimpahan wewenang semacam ini harus memenuhi ketentuan :
Pelimpahan wewenang harus mengikuti urutan sampai dua tingkat
struktur di bawah pejabat pemberi wewenang yang pertama;
Materi yang ditangani merupakan tugas dan tanggung jawabnya;
Dapat pula dipergunakan oleh pejabat yang ditunjuk sebagai pemangku
jabatan sementara (Pjs.) atau yang mewakili;
Tanggung jawab berada pada pejabat yang telah diberi kuasa.
Penggunaan untuk beliau (u.b.), dapat dilihat seperti contoh berikut ini
:
-
50
a.n. Menteri Keuangan Direktur Jenderal Pajak u.b Direktur ...... Nama pejabat NIP ..
E. PENUNJUKAN PEJABAT PENGGANTI
Untuk menjaga kelancaran tugas dan kelangsungan tanggung jawab
dalam menyelenggarakan pemerintahan di lingkungan Kementerian Keuangan,
apabila terjadi kekosongan jabatan dalam hal pejabat yang bersangkutan karena
sesuatu hal berhalangan dan tidak dapat melaksanakan tugasnya, dilakukan
penunjukan pejabat pengganti dengan memperhatikan kedekatan dan
kesesuaian tugas/fungsi antara jabatan pejabat pengganti dengan jabatan
kosong yang akan dirangkapnya.
1. Keadaan berhalangan dibedakan sebagai berikut :
a. Berhalangan Sementara, artinya jabatan masih terisi akan tetapi karena
sesuatu hal tidak dapat melaksanakan tugas jabatannya, misalnya
berhalangan karena cuti tahunan, tugas keluar negeri, dan sebagainya.
b. Berhalangan Tetap, artinya jabatannya tidak terisi dan menimbulkan
lowongan jabatan, misalnya karena pejabat pensiun, meninggal dunia,
tugas ke luar negeri lebih dari 6 bulan, dan sebagainya.
2. Penggantian pejabat dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Dirangkap oleh pejabat atasannya;
b. Ditunjuk pengganti dari pejabat yang setingkat;
c. Ditunjuk pengganti dari pejabat bawahannya.
3. Peng