manajemen pendidikan pesantren darul …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/bab i, v, daftar...

59
i MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL HIKMAH KUTOARJO JAWA TENGAH Oleh : IYUS HERDIANA SAPUTRA NIM 07.223.815 TESIS Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Studi Islam YOGYAKARTA 2009

Upload: nguyenkhue

Post on 03-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

i

MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTRENDARUL HIKMAH KUTOARJO JAWA TENGAH

Oleh :

IYUS HERDIANA SAPUTRANIM 07.223.815

TESIS

Diajukan kepada Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijagauntuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister Studi Islam

YOGYAKARTA

2009

Page 2: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama : Iyus Herdiana Saputra S.ENIM : 07.223.815Jenjang : MagisterProgram Studi : Pendidikan IslamKonsentrasi : Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam

menyatakan bahwa naskah tesis ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian ataukarya saya sendiri kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya.

Yogyakarta, Juli 2009

Saya yang menyatakan

Iyus Herdiana Saputra, S.E.NIM 07.223.815

Page 3: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

iii

PENGESAHAN

Tesis berjudul : MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTRENDARUL HIKMAH KUTOARJO JAWATENGAH

Nama : Iyus Herdiana Saputra, S.ENIM : 07.223.815Prodi : Pendidikan IslamKonsentrasi : Manajemen dan Kebijakan Pendidikan IslamTanggal Ujian : Juli 2009

Telah dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Magister StudiIslam.

Yogyakarta, Juli 2009

Direktur,

Prof. Dr. H. Iskandar ZulkarnainNIP 150178204

Page 4: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

iv

PERSETUJUAN TIM PENGUJIUJIAN TESIS

Tesis berjudul : Manajemen Pendidikan Pesantren Darul HikmahKutoarjo Jawa Tengah

Nama : Iyus Herdiana Saputra, S.ENIM : 07.223.815Prodi : Pendidikan IslamKonsentrasi : Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam

telah disetujui tim penguji ujian munaqosah

Ketua : (. ……….. )

Sekretaris : (.………... )

Pembimbing/Penguji : Prof. Drs. H. Sarbiran, Ph.D ( …………)

Penguji : ( …………)

diuji di Yogyakarta pada tanggal Juli 2009

Waktu : ……………………………

Hasil/Nilai : ………………………………

Predikat : ……………………………………

Page 5: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

v

NOTA DINAS PEMBIMBING

Kepada Yth.Direktur Program PascasarjanaUIN Sunan KalijagaYogyakarta

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesisyang berjudul :

Manajemen Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo Jawa Tengah

yang ditulis oleh :

Nama : Iyus Herdiana Saputra, S.ENIM : 07.223.815Program : Magister (S2)Program Studi : Pendidikan IslamKonsentrasi : Manajemen dan Kebijakan Pendidikan Islam

Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan kepada ProgramPascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk diujikan dalam rangkamemperoleh gelar Magister Studi Islam.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Yogyakarta, Juli 2009

Pembimbing,

Prof. Drs. H. Sarbiran, Ph.D

Page 6: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

vi

ABSTRAK

Manajemen Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo Jawa Tengah

Oleh Iyus Herdiana Saputra,S.ENIM 07.223.815

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, serta untukmenghadapi persaingan diera globalisasi dibutuhkan sumber daya manusia yangberkualitas dan bermoral. Pondok pesantren sebagai pendidikan dan pengajaran ilmu-ilmu keagamaan (tafaqquh fiddin) sampai saat ini masih menjadi tumpuhan danharapan masyarakat. Eksistensi pondok pesantren hingga saat ini tidak lepas dariperan serta masyarakat dalam menjaga, melestarikan, dan mengembangkan, sehinggaterbentuk kemandirian didalamnya. Keberadaan lembaga tersebut menjadi alternativedari sekian pendidikan yang ada di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang: a) Pelaksanaanpendidikan pesantren Darul Hikmah Kutoarjo; b) Model pengembangan manajemenpendidikan pesantren Darul Hikmah Kutoarjo. Masalah penelitian ini akanmenitikberatkan pada bagaimana Perencanaan, Pengorganisasian, Pengkoordinasiandan Pengawasan/Pengendalian Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo JawaTengah.

Untuk menjawab permasalahan penelitian digunakan jenis penelitiankualitatif dengan pendekatan deskriptiif – analisis. Data diperoleh dari Kyai,Pengasuh, Direktur Pesantren, Kepala Sekolah SMP-SMA Darul Hikmah, Ustadz,TU, Santri dan Wali Santri (masyarakat). Pengumpulan data dalam penelitian inimenggunakan metode observasi participant, wawancara, dan penelitian dokumen.Data tersebut di analisis melalui empat jalur kerja secara simultan yakni koleksi data,reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : a) Model Pendidikan PesantrenDarul Hikmah adalah pendidikan pesantren dibawah naungan Yayasan DarulHikmah Kutoarjo. Pola pendidikan pesantren Darul Hikmah adalah PolaPendidikan Pesantren modern yang berbasis asrama. Dalam mengembangkanmanajemen Pesantren Darul Hikmah (PPDH) menggunakan model ManajemenBerdasarkan Sasaran (MBS) atau Management by Objektive (MBO). Sasaran yangyang ingin dicapai PPDH adalah fokus pada pendidikan; c) Untuk mencapaipendidikan ini, maka langkah-langkah manajemen yang di tempuh PPDH adalah :1) Perencanaan. Model perencanaan yang dikembangkan PPDH adalah modelperencanaan strategis yang terdiri atas sistem perencanaan, penyusunan programdan penganggaran; b) Pengorganisasian. Pengorganisasian di PPDH,menggunakan sistem desentralisasi dalam pembagian wewenang maupun tugasserta pengembangannya; 3) Pengkoordinasian. Pengkoordinasian PPDHdilakukan dalam usaha mempersatukan rangkaian aktivitas penyelenggaraanPPDH dalam rangka meningkatkan kerjasama, kebersamaan antara pejabatorganisasi PPDH semaksimal mungkin; 4) Pengawasan. Pengawasan pengelolaanPPDH meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasilpengawasan.

Page 7: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah

melimpahkan rahmat dan pertolongan Nya. Shalawat dan salam semoga tetap

terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah menuntun manusia

menuju jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Alhamdulilah dengan izin

Allah SWT. Penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul :

“Manajemen Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo Jawa Tengah”

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak,

niscaya penulisan Tesis ini tidak akan bisa selesai dengan baik. Oleh karena itu

dengan sepenuh hati , penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada :

1. Bapak Rektor dan Direktur Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)

Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberi kesempatan untuk mengikuti

pendidikan.

2. Bapak Prof. Dr. H. Nizar Ali, M.Ag. dan Dr. H. Sumedi, M.Ag. selaku Ketua dan

Sekretaris Program Pendidikan Islam yang telah memberikan izin penelitian.

3. Bapak Prof. Drs. H. Sarbiran , Ph.D selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan, arahan, dan koreksi dengan penuh kesabaran di tengah-tengah

kesibukan Beliau.

4. Kepada segenap staf pengajar Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga baik

dari UIN sendiri, UNY, maupun universitas mitra yang lain yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menimba ilmu di

Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 8: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

xi

5. Segenap karyawan Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta atas

kerjasamanya yang baik selama ini.

6. Kepada Direktur Pesantren Darul Hikmah yang telah berkenan memberikan izin

untuk mengadakan rizet lapangan

7. Kepada Bapak /Ibu Kepala SMA dan SMP Darul Hikmah Segenap Bapak dan

Ibu guru beserta karyawan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo yang sedikit banyak

telah membantu penulis selama melakukan penelitian.

8. Kepada Ayah dan Ibuku tercinta, yang telah memberikan do’a restunya kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan kuliah dengan baik.

9. Kepada Pengauh Kami, Pembina Kami sekaligus orang tua kami Bapak Drs. H.

Muhammad Tauhid yang telah membantu, membimbing kami dengan tulus,

semoga Alloh memberkahinya, Amin.

10. Kepada Riris Triyani S.E dan Hasna Azzah Labibah, istri dan anakku yang

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan memberikan inspirasi dan motivasi yang

tiada terhingga sehingga penulis bisa menyelesaikan studi ini dengan baik dan

lancar.

11. Kepada segenap teman-temanku yang tidak bisa kusebutkan satu satu persatu,

baik teman seperjuangan di Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, teman-teman di

Yayasan Masjid Jami’ At-Tauhid yang telah memberikan dukungan kepada

penulis, terima kasih atas kekompakannya selama ini.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa Tesis ini jauh dari sempurna, oleh

karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan.

Page 9: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

xii

Akhirnya penulis pasrahkan sepenuhnya kepada Allah SWT dengan teriring

do’a semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua

pihak yang telah disebutkan di atas.

Mudah-mudahan penulisan Tesis ini dapat memberikan manfaat khususnya

kepada diri penulis sendiri dan kepada mereka yang selalu mencintai ilmu pada

umumnya.

Yogyakarta, Juli 2009

Penulis

Iyus Herdina Saputra

Page 10: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... iPERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................................ iiPENGESAHAN DIREKTUR ........................................................................................ iiiPERSETUJUAN TIM PENGUJI ................................................................ ................... ivNOTA DINAS PEMBIMBING ................................ ..................................................... vABSTRAK ................................ ...................................................................................... viPEDOMAN TRANSLITERASI ................................ ..................................................... viiiKATA PENGANTAR ................................................................ .................................... xiDAFTAR ISI .................................................................................................................. xivDAFTAR TABEL .......................................................................................................... xviDAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xviiDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ .. xviiiDAFTAR SINGKATAN ................................................................................................ xix

BAB I : PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7C. Tujuan Penelitian ................................ .................................................... 7D. Kegunaan Penelitian .............................................................................. 8E. Kajian Pustaka ........................................................................................ 8F. Kerangka Teoritik................................ .................................................... 10G. Metodologi Penelitian ................................ ............................................ 30H. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 35

BAB II : MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTRENA. MANAJEMEN PENDIDIKAN

1. Pengertian Manajemen ................................ .................................... 372. Pengertian Manajemen Pendidikan ................................................. 373. Tujuan dan Manfaat Manajemen Pendidikan ................................ .. 384. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Manajer Pendidikan ... 395. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan .......................................... 406. Arahan Islam Dalam Manajemen .................................................... 41

B. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN1. Perencanaan ................................ ..................................................... 432. Pengorganisasian ............................................................................. 573. Pengkoordinasian ................................ ............................................ 614. Pengawasan/Pengendalian................................................................ 62

C.PONDOK PESANTREN1. Pengertian Pesantren ....................................................................... 672. Sejarah Munculnya Pesantren .......................................................... 733. Kondisi Faktual Pesantren................................................................ 744. Sistem Pendidikan Pesantren................................ ............................ 84

Page 11: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

xiv

BAB III : PELAKSANAAN MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTRENA. Profil Pendidikan Pesantren Darul Hikmah .......................................... 98B. Aspek-aspek Pendidikan Pesantren ....................................................... 102C. Kurikulum Pendidikan Pesantren .......................................................... 122D. Kepemimpinan dan Pengorganisasian Pesantren ................................ .. 137

BAB IV : ANALISA DATAA. Analisis atas Perencanaan ..................................................................... 148B. Analisis atas Pengorganisasian .............................................................. 166C. Analisis atas Pengkoordinasian.............................................................. 172D. Analisis atas Pengawasan ..................................................................... 178

BAB V : PENUTUPA. Kesimpulan ................................ ............................................................. 190B. Saran-saran .............................................................................................. 194

DAFTAR USTAKA ...................................................................................................... 196LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................ ........................... 195DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................ ..................................................... 198

Page 12: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Ruang Ligkup Tugas Manajemen Pendidikan, 41

Tabel 2 : Pemetaan Sekolah (Perencanaan Mikro), 51

Tabel 3 : Peringkat Kualitas Pendidikan di Indonesia, 94

Tabel 4 : Peringkat HDI Negara-Negara Asean, 95

Tabel 5 : Keadaan Guru PPDH, 115

Tabel 6 : Keadaan Tenaga Kependidikan PPDH, 116

Tabel 7 : Keadaan Siswa SMP Darul Hikmah, 119

Tabel 8 : Keadaan Siswa Sms Darul Hikmah, 119

Tabel 9 : Kurikulum Akademik PPDH, 125

Tabel 10 : Struktur Pembagian Tugas Mengajar SMP-SMA Darul Hikmah,127

Tabel 11 : Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darul Hikmah,140

Tabel 12 : Job Discription Pengurus Pondok Pesantren Darul Hikmah, 141

Tabel 13 : Jadwal Kegiatan Santri, 146

Tabel 14 : Evaluasi Visi Pendidikan Pesantren Darul Hikmah, 154

Tabel 15 : Evaluasi Misi Pendidikan Pesantren Darul Hikmah, 156

Tabel 16 : Evaluasi Tujuan Pendidikan Pesantren Darul Hikmah, 158

Tabel 17 : Evaluasi Sasaran Pendidikan Pesantren Darul Hikmah, 159

Tabel 18 : Nilai Akreditasi Sekolah SMA Darul Hikmah, 175

Tabel 19 : Klasifikasi Peringkat Akreditasi Sekolah, 186

Tabel 20 : Nilai Akreditasi SMP Darul Hikmah, 188

Page 13: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Fungsi- Fungsi Manajemen

Gambar 2 : Analisi Model Interaktif

Page 14: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan izin Penelitian

Lampiran 2 : Kisi-Kisi Wawancara

Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah selesai melaksanakan penelitian

Lampiran 4 : Struktur Oganisasi

Lampiran 5 : Keputusan Badan Pengurus Yayasan Darul Hikmah

Lampiran 6 : Profil Sekolah

Lampiran 7 : Kalender Pendidikan

Lampiran 8 : Akreditasi Sekolah

Page 15: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

xviii

DAFTAR SINGKATAN

PPDH : Pendidikan Pesantren Darul Hikmah

OSDH : Organisasi Santri Darul Hikmah

RI : Republik Indonesia

KBM : Kegiatan Belajar Mengajar

KD : Kompetensi Dasar

KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

PAI : Pendidikan Agama Islam

SBI : Sekolah Berstandar internasional Nasional

SDM : Sumber Daya Manusia

SK : Surat Keputusan

AD/ART : Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga

HDI : Human Depelopment Indeks

Page 16: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

1  

BAB I 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai lembaga berbasis agama, pesantren pada mulanya merupakan

pusat penggemblengan nilai-nilai penyiaran agama islam. dengan

menyediakan kurikulum yang berbasis agama, pesantren diharapkan mampu

melahirkan alumni yang kelak mampu manjadi figur agamawan yang

tangguh dan mampu memainkan peran frofetiknya pada masyarakat secara

umum.1

Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyebutkan bahwa masyarakat merupakan salah satu pihak yang

ikut bertanggungjawab dalam pembangunan pendidikan. Masyarakat

sebagai salah satu stake holder diharapkan dapat memberikan solusi dalam

berbagai persolalan pendidikan yang terjadi dinegeri kita. Pendidikan

menjadi sesuatu hal yang menarik untuk dibicarakan. Pendidikan dalam

islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju

taklif (kedewasaan), baik secara akal, mental maupun moral, untuk

menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba

dihadapan Khaliq-nya dan sebagai pemelihara (khalifah) pada semesta.2

                                                       1 Amin Haedar, dkk., masa depan pesantren:dalam tantangan Moderanitas dan tantangan 

komplesitas global, cet. 1., (Jakarta:IRD Press, 2004), hlm.127.  2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdarkarya, 

1994), hlm.15 

Page 17: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

2  

Karenanya, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik

(generasi penerus) dengan kemampuan dan keahlian (skill) yang diperlukan

agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ditengah masyarakat.

Membahas masalah pesantren dalam landscape pendidikan Islam

menjadi penting akhir-akhir ini. Pesantren mendapat amunisi baru dengan

keluarnya UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah

Nomor 55 Tahun 2007 yang memposisikan pesantren sama dengan

pendidikan lainnya di mata Undang-undang dan kebijakan pemerintah.

Terlebih lagi pesantren baru beberapa tahun terakhir mendapatkan perhatian

intensif dari pemerintah untuk memediasi pengembangannya melalui APBN

dan APBD.

Undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 telah disepakati

melalui hasil partisipasi rakyat banyak, melalui pembahasan yang kritis,

memakan waktu yang cukup panjang, dan melibatkan kalangan luas, baik

pihak pemerintah, pakar pendidikan, pakar agama maupun kalangan

pesantren. Fenomena ini merupakan buah dari proses perjalanan demokrasi.

Hanya, yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita adalah bagaimana

meningkatkan kualitas sistem pendidikan pesantren di masa depan.

Sebagaimana banyak dikutip media massa bahwa peringkat kualitas

pendidikan di tanah air (Indonesia) berada di bawah Negara-negara Asia

Tenggara lainnya.

Pendidikan pesantren selalu dilakukan sepanjang hari. Ini berbeda

dengan pendidikan lain yang hanya membutuhkan waktu 8 jam sehari. Oleh

Page 18: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

3  

karena itu, adalah logis jika kualitas pendidikan pesantren memiliki peluang

yang lebih besar menuju kualitas. Pada tataran teori, ini bisa dianggap

benar, tapi realitasnya masih memerlukan waktu.

Dari segi kuantitas, pesantren di Nusantara berjumlah 14.067

dengan santri sebanyak 3.149.374. Dalam kaitan dengan pesantren, jumlah

terbesarnya bercorak Salafiyah yakni di atas 8.000. Pesantren salafiyah ini

memfokuskan diri pada pembelajaran agama melalui kitab kuning.

Sementara itu, pesantren non Salafiyah belajar di sekolah formal dan belajar

agama di pesantren. 3

Alhasil, posisi pesantren kini telah banyak berubah. Hal ini

dimungkinkan karena banyaknya orang-orang pesantren yang masuk dalam

struktur pemerintahan, baik eksekutif maupun legislatif sehingga

mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap pergeseran kebijakan

tersebut. Orang-orang pesantren kini merasa semakin dekat dengan Negara

daripada pada periode-periode sebelumnya. Seperti ungkapan Bachtiar

Effendi (1999) yang menyatakan bahwa hal itu merupakan akomodasi

pemerintah terhadap Islam, dan lebih tepat lagi, merupakan akomodasi

terhadap pesantren dalam pengertian positif.

Departemen Agama, dalam hal ini Direktorat Pendidikan Diniyah

dan Pondok Pesantren mencoba melakukan beberapa kebijakan ke depan

antara lain : (1) Memberikan pelayanan yang optimal kepada pondok

pesantren dengan 3 (tiga) peran yang dimainkan yaitu sebagai lembaga

                                                       3  Amin  Haedar,  Beberapa  pemikiran  pengembangan  pondok  pesantren,  makalah 

(Yogyakarta: disampaikan pada kuliah umum Pasca Sarjana, 2008) 

Page 19: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

4  

keagamaan, lembaga pendidikan dan lembaga pengembangan

kemasyarakatan; (2) Memberikan peluang seluas-luasnya kepada pondok

pesantren untuk berkreasi dan mengembangkan potensi yang dimiliki; (3)

Menghindari intervensi kepada lembaga tersebut selama pendidikan di

pondok pesantren tidak bertentangan dengan tujuan pendidikan nasional.

Prospek pesantren ke depan tidak tergantung pada pihak lain, tetapi

lebih tergantung pada pesantren itu sendiri. Eksistensi pesantren di tengah-

tengah pendidikan lainnya memberikan dampak positif bila dirasakan

moralitas masyarakat Indonesia semakin baik. Hanya saja, peran pesantren

saat ini lebih kompleks dan tuntutan masyarakat terhadap peran pesantren

semakin bertambah. Di tengah keluhan kualitas pendidikan di tanah air yang

rendah, pesantren dituntut berkiprah di dalamnya. Masyarakat menuntut

agar pesantren berkiprah dalam pemberdayaan masyarakat, baik dalam

bidang ekonomi maupun lainnya. Pesantren juga dituntut peran

tradisionalnya untuk memproduk ulama yang dapat menjadi pengayom

mereka di tengah-tengah percaturan masyarakat global.

Malik Fajar mengatakan bahwa, jika ingin menatap masa depan

pendidikan islam di Indonesia yang mampu memainkan peran strategis bagi

kemajuan ummat dan bangsa, perlu ada keterbukaan wawasan dan

keberanian dalam memecahkan hal yang mendasar itu antara lain, (1)

kejelasan antara yang dicita-citakan dengan langkah-langkah operasional,

Page 20: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

5  

(2) penguatan dibidang system kelembagaan, (3) perbaikan atau

pembaharuan pengelolaannya atau manajemennya.4

Permasalahan seputar pengembangan manajemen pendidikan

pesantren dalam hubungannya dengan peningkatan kualitas sumber daya

manusia (human resources) merupakan isu aktual dalam arus perbincangan

kepesantrenan kontemporer.5 Mutu output pendidikan yang rendah akan

berdampak terhadap kualitas sumber daya bangsa Indonesia dimasa kini dan

masa yang akan datang. Hal itu dapat kita lihat sekarang, betapa lemahnya

daya saing angkatan kerja rakyat Indonesia bila harus bersaing dengan

negara lain. Yang demikian itu terjadi, karena selama mereka dibangku

sekolah tidak mendapatkan pelayanan pendidikan yang memadai untuk

mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Banyak faktor yang

mendorong lambatnya laju perkembangan mutu pendidikan di Indonesia

sehingga mutu pendidikan Indonesia seakan-akan berjalan ditempat.

Diantara faktor tersebut yang sangat menonjol dan paling mempengaruhi

adalah salahnya persepsi tentang keberhasilan siswa yang selama ini hanya

diukur dengan angka-angka (kemampuan kognitif) mapel tertentu. Dan

kurang memperhitungkan untuk mengembangkan potensi-potensi yang

dimiliki para siswa, yang justru menjadi bekal utama bagi mereka ketika

harus terjun kemasyarakat atau dunia kerja.6

                                                       4 Malik  Fazar,  Visi  Pembaharuan  Pendidikan  Islam,  (Jakarta  :  Lembaga  Pengembangan 

Pendidikan dan Penyususnan Naskah Indonesia (LP3NI), 1998), hlm.33. 5 Shulthon Mashud dan Moh Khusnurdillo, Manajemen Pondok Pesantren, cet. II., (Jakarta 

:Diva Pustaka,2004),hlm.17.  6  Hasil  interview    dengan  ustadz  Nur  kholis,  S.Ag,  kepala  SMA  Darul  Hikmah,  tanggal 

21/01/2009. 

Page 21: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

6  

Fenomena diatas tersebut yang seharusnya menjadi acuan bagi

pendidikan pesantren Darul Hikmah untuk terus melakukan pembenahan

ataupun perbaikan mutu yang terus menerus, mengingat Pesantren Darul

Hikmah adalah salah satu diantara pondok pesantren di Kabupaten

Purworejo yang dikelola dengan konsep berkelanjutan (SMP dan SMA),

santrinya berasrama, menggunakan kurikulum integral (kurikulum nasional

& kurikulum kepondokan), menggunakan pendekatan inovatif, eksploratif,

kreatif, aplikatif dan komunikatif dalam proses pendidikannya dan

mengutamakan proses dalam setiap kegiatan pendidikan. Selain itu pondok

pesantren Darul Hikmah memiliki letak geografis yang strategis yaitu di

Kutoarjo yang mana akses alat transportasi sangat mudah dijangkau. Selain

itu pesantren Darul Hikmah yang terletak di pinggir perkotaan sangat dekat

pula dengan akses berbagai institusi pendidikan baik formal maupun

informal juga sarana prasarana akses tekhnologi informasi yang kiranya

sangat berperan terhadap percepatan perubahan sosialnya.

Pesantren Darul Hikmah adalah sebuah lembaga pendidikan yang

menerapkan pola manajemen pendidikan pesantren modern, yang mana

lembaga kepesantrenannya dibawah naungan Departemen Agama (Depag)

sedangkan untuk lembaga pendidikan formalnya dibawah naungan

Departemen Pendidikan nasional (Diknas) yaitu SMP dan SMA Darul

Hikmah. Dalam hal ini persaingan mutu pendidikan khususnya dikabupaten

Purworejo semakin meningkat. Kebijakan pemerintah dengan program

sekolah berstandar internasional (SBI) semakin memacu lembaga

Page 22: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

7  

pendidikan untuk meningkatkan mutu pengelolaan atau manajemennya

tidak ketinggalan lembaga pendidikan pesantren.

Dari sinilah peneliti bermaksud untuk melakukan sebuah penelitian

yang terkait dengan bagaimana manajemen pendidikan pesantren Darul

Hikmah Kutoarjo Jawa Tengah Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah tersebut diatas, dapat dirumuskan beberapa

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Perencanaan Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo?

2. Bagaimana Pengorganisasian Pendidikan Pesantren Darul Hikmah

Kutoarjo?

3. Bagaimana Pengkoordinasian Pendidikan Pesantren Darul Hikmah

Kutoarjo?

4. Bagaimana Pengawasan Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Menjelaskan gambaran mengenai posisi Pendidikan Pesantren Darul

Hikmah Kutoarjo

2. Menjelaskan Model Pengembangan manajemen Pendidikan Pesantren

Darul Hikmah Kutoarjo

Page 23: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

8  

D. KEGUNAAN PENELITIAN

Adapuan Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut :

1. Secara Akademik, penelitian ini dapat menambah dan memperkaya

ilmu manajemen dalam dunia pendidikan islam, khususnya yang

berkaitan dengan manajemen pendidikan Pesantren dan Pengembangan

Pendidikan Pesantren dengan pendekatan fungsi manajemen.

2. Dari segi praktis, penelitian ini bermamfaat bagi :

a. Pengelola Manajemen Pendidikan Pesantren Darul Hikmah

Kutoarjo Jawa Tengah.

b. Secara institusional penelitian ini dapat dikembangakan lebih lanjut

dalam mengembangkan manajemen pendidikan pesantren yang

telah ada oleh pengambil kebijakan.

E. KAJIAN PUSTAKA

Diantara penelitian terdahulu yang menurut peneliti relevan dan

terkait langsung dengan persoalan akademik yang hendak dibahas adalah :

1. Cecep D. Maulidin, ia mencoba menjelaskan tentang peran

kepemimpinan kyai dalam pembaharuan manajemen di pondok

pesantren7. Penelitian ini berusaha mengungkap pola kepemimpinan kyai

yang diterapkan kemudian menganalisis bentuk pembaharuan

manajemem dipondok pesantren Nurul Ummah kota gede Jogjakarta.

                                                       7 Cecep, Peran kepemimpinan Kiayi dalam pembahruan Manajemen di Pondok Pesantren, 

studi  kasus  dipondok  pesantren  nurul  ummah  kota  gede  Yogyakarta  tahun2007/2008,tesis (Yogyakarta:PPs Uin Sunan Kali Jaga,2008) 

Page 24: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

9  

2. Mastuhu dalam bukunya “Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren” ia

melakukan penelitian di pesantren Sukoharjo, Blok agung, Tebuireng,

pacitan dan Gontor. Dalam penelitian ini menekankan kepada dinamika

dan ciri khas dari masing-masing pondok pesantren yang ditelitinya dan

penelitiannya sampai membahas kepada manajemen pesantren yang

berwawasan mutu8.

3. Zamakshari dhofier dalam bukunya yang berjudul “Tradisi Pesantren :

Studi tentang Pandangan Hidup Kyai”. Dengan menggunakan

pendekatan sosiologis ia sekedar mencoba mengamati perubahan-

perubahan yang terjadi dalam lingkungan pesantren dan Islam tradisi di

Jawa.9

4. H.M Sulthon Mashud dan Moch. Khusnurdilo dalam bukunya berjudul

“Manajemen Pondok Pesantren” menjelaskan potret, potensi dan

problem pengelolaan pondok pesantren.10

Dalam kajian pustaka diatas dapat dikemukakan bahwa kajian cecep

hanya terfokus pada peran kepemimpinan kyai dan pola kepemimpinannya

yang diterapkan kemudian menganalisis bentuk pembaharuan manajemen

dipondok pesantren Nurul Ummah kota gede Jogjakarta. Selanjutnya

penelitian yang dilakukan Mastuhu ia hanya menekankan kepada dinamika

dan system pendidikan pesantren.

                                                       8 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren : Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai 

Sitem Pendidikan Pesantren, (Jakarta INIS, 1994). 9 Zamarkasyi Dhofier, Tradisi Pesantren : Studi Tentang Pandanagan Hidup Kiyai, Cet. I, 

(Jakarta : LP3ES, 1982).  10 Mashud, H.M Sulthon , Manajemen Pondok Pesantren,  (Jakarta : Diva Pustaka, 2004) 

Page 25: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

10  

Penelitian yang dilakukan Zamaksyari Dhofier hanya berusaha

menyodorkan suatu laporan yang bersifat historis dan etnografis tentang

pesantren tegalsari dan tebuireng, dengan fokus penelitiannya pada peran

kyai di dua pesantren tersebut dalam melestarikan dan menyebarluaskan

islam tradisional. Kemudian Penelitian Aang Kunaepi memfokuskan

penelitian manajemen pendidikan islam di UII dengan pendekatan total

Quality management.

Dari Kajian penilitian diatas dapat diperoleh gambaran bahwa

rencana penelitian tentang studi pelaksanaan manajemem pendidikan

Pesantren Darul Hikmah dengan pendekatan fungsi manajemen merupakan

kajian yang berbeda, sehingga rencana penelitian ini memiliki titik

orisinalitas. Letak (State of affairs) yang membedakan penelitian yang akan

dikerjakan ini dengan penelitian-penelitian yang terdahulu (prior research

on tofic) yaitu ada pada manajemen pendidikan pesantren dilihat dari sudut

pandang fungsi manajemen.

F. KERANGKA TEORI

I. Manajemen Pendidikan Pesantren

a. Pengertian Manajemen Pendidikan

Secara etimologi, manajemen (bahasa Inggris) berasal dari kata

to manage, dalam Webster’s New cooleglate Dictionary, kata manage

dijelaskan berasal dari bahasa Itali “Managlo” dari kata “Managlare”

yang selanjutnya kata ini berasal dari bahasa Latin Manus yang berarti

tangan (Hand). Kata manage dalam kamus tersebut diberi arti :

Page 26: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

11  

membimbing dan mengawasi, memperlakukan dengan seksama,

mengurus perniagaan atau urusan-urusan, mencapai urusan tertentu.11

Sedangkan secara terminologi, ada beberapa definisi mengenai

manajemen, diantaranya yang dikemukakan oleh George R. Terry,

manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan

bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan

organisasi atau maksud yang nyata.12

Manajemen dalam pendidikan mutlak diperlukan, karena

merupakan variabel terpenting untuk mengelola sebuah lembaga

pendidikan. Manajemen yang baik akan membuat sebuah perbedaan

mutu sekolah dan mutu peserta didiknya. Kemudian aspek utama

manajemen sebagaimana diungkapkan ‘Everard dan morris adalah

meyusun arah, tujuan dan sasaran’. Orientasi cita-cita yang jelas

merupakan pusat bagi pendekatan-pendekatan teoritis dalam

manajemen pendidikan.

b. Fungsi-fungsi manajemen

Setelah mendefinisikan manajemen yang pada dasarnya

mempunyai empat kerangka: perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan dan pengendalian. Kegiatan tersebut dinamakan sebagai

proses manajemen. Kata proses ditambahkan untuk mengartikan

kegiatan yang dilakukan dengan cara sistematis dan kegiatan tersebut

dilakukan oleh manajer/pimpinan pada semua tingkat.

                                                       11 Sukarna, Dasar‐dasar Manajemen, (Bandung : PT. Mandar Maju, 1992) 12 George R, Terry, Dasar‐dasar Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara,2000) 

Page 27: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

12  

Keempat kerangka tersebut dapat dilihat pada gambar berikut

ini. tanda panah tebal menunjukkan urutan kegiatan secara teoritis,

dimulai dari perencanaan, kemudian diakhiri oleh pengendalian, yang

kemudian berputar lagi kembali ke perencanaan. Tanda panah

terputus-putus menunjukkan urutan yang lebih realistis, yang terjadi di

praktek manajemen.13

Gambar 1

Fungsi-fungsi manajemen

Dalam beberapa literature, terdapat perbedaan selain dalam hal

langka-langkah tersebut terdapat pula perbedaan dalam

menamakannya sebagai proses manajemen. Akan tetapi hal ini

diperjelas oleh Nanang Fattah yang mengatakan bahwa dalam proses

manajemen terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh

seorang manajer/pimpinan, yaitu: Perencanaan (Planning),

Pengorganisasian (Organizing), Kepemimpinan (Leading), dan

                                                       13 Mamduh M, Hanafi, Manajemen, Cet. I., (Yogyakarta Akademi Manajemen Perusahaan 

YKPN, 1997),hlm. 8‐9. 

perencanaan pengorganisasian

pengendalian pengarahan

Page 28: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

13  

Pengawasan (Controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan

sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin dan

mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan

organisasi tercapai secara efektif dan efisien.14

The Liang Gie menamakan langkah-langkah tersebut sebagai

fungsi-fungsi manajemen yang meliputi: perencanaan (planning),

pembuatan keputusan (Decision making), pembimbing (directing),

pengkoordinasian (coordinating), pengontrolan (controlling) dan

penyempurnaan (improving).15 Menurut Geroge R. Terry dalam

bukunya Principles of Manajement mengatakan bahwa fungsi-fungsi

manajemen meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian

(organizing), menggerakkan (actuating), mengawasi (controlling).16

Terlepas dari banyaknya pendapat mengenai pembagian fungsi

manajemen seperti di atas, pada penelitian ini penulis menggunakan

empat fungsi yaitu: perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

pengendalian/pengawasan.

1) Perencanaan (planning)

Dalam sebuah organisasi atau lembaga apapun bentuk dan

namanya, sebelum melangkah untuk mencapai tujuan, maka

terlebih dahulu adanya perencanaan. Perencanan dalam sebuah

lembaga adalah sangat esensial, karena dalam kenyataannya                                                        

   14Nanang  Fattah,  Landasan  manajemen  pendidikan,  cet.  VII.,  (Bandung  :  Remaja Rosdakarya, 2004) 

15 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Nurcahyo, 1983), hlm. 61. 

16 Sondang P. Siagian, Filsafat administrasi,(Jakarta : Gunung Agung, 1970),hlm.105. 

Page 29: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

14  

perencanaan memegang peranan penting dibandingkan dengan

fungsi-fungsi yang lainnya.

Perencanaan berarti kegiatan menetapkan tujuan organisasi dan

memilih cara yang terbaik untuk mencapai tujuan tersebut.

Pengambilan keputusan merupakan bagian dari perencanaan yang

berarti menentukan atau memilih alternatif pencapaian tujuan dari

beberapa alternatif yang ada. Pemilihan dari sejumlah alternatif

tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber

yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut.17Yang

dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material, uang,

dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap,

yaitu: (1) identifikasi masalah, (2) perumusan masalah, (3)

penetapan tujuan, (4) identifikasi alternatif, (5) pemilihan

alternatif, dan (6) kolaborasi alternatif.18 Perencanaan pendidikan

dapat dibedakan dalam beberapa kategori menurut: (1) jangkauan

waktunya, (2) besarannya, (3) pendekatan, serta (4) pelakunya.

Menurut jangkauan waktunya, perencanaan dalam lembaga

pendidikan dapat dibagi menjadi: perencanaan jangka pendek

yakni perencanaan tahunan atau perencanaan yang dibuat untuk

dilaksanakan dalam waktu kurang dari 5 tahun, sering disebut

sebagai rencana operasional. Perencanaan jangka menengah yaitu                                                        

17  Lihat  Mamduh  M.  habafi, Manajemen,  Cet.  I.,  (Yogyakarta:  Akademi  Manajemen Perusahaan YKPN, 1997), 10. Lihat juga B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Cet. I., (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 22. 

18 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Cet. I., (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), 22. 

Page 30: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

15  

perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu pelaksanaan 5 – 10

tahun. Perencanaan ini penjabaran dari rencana jangka panjang,

tetapi sudah lebih bersifat operasional. Dan terakhir perencanaan

jangka panjang yaitu perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu

10 – 25 tahun. Pembagian waktu ini bersifat kira-kira, dan tiap ahli

dapat saja memberikan batas yang berlainan. Jadi pemenggalan

waktu ini hanya merupakan ancar-ancar.

Menurut pelakunya perencanaan dapat dibedakan atas

perencanaan individual, yang dilakukan guru secara sendiri-sendiri,

perencanaan kelompok, dan perencanaan lembaga yaitu

perencanaan yang berlaku dan dibuat oleh pesantren.19

2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian diartikan sebagai kegiatan membagi tugas-

tugas kepada orang yang terlibat dalam kerja sama pendidikan.

Karena tugas-tugas ini demikian banyak dan tidak dapat

diselesaikan oleh satu orang saja, maka tugas-tugas ini dibagi

untuk dikerjakan masing-masing anggota organisasi.20

Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pertama,

organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok

fungsional, misalnya, sebuah sekolah, pesantren, sebuah

perkumpulan, badan-badan pemerintah. Kedua merujuk pada

                                                       19 Lihat B. Suryosubroto, Manajemen, hlm. 23. lihat juga Nanang Fattah, Landasan, hlm. 

59‐60. 20 B. Suryosubroto, Manajemen, hlm.16. 

Page 31: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

16  

proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan

dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu

dapat tercapai secara efektif.21 Jadi pengorganisasian di pesantren

dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan

memilah orang-orang (ustadz dan personil pesantren lainnya) serta

mengalokasikan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas

orang-orang dalam rangka mencapai tujuan pesantren secara

efektif dan efisien.

3) Fungsi pengkoordinasian

Pengkoordinasian mengandung makna menjaga agar tugas-

tugas yang telah dibagi itu tidak dikerjakan menurut kehendak

yang mengerjakan saja, tetapi menurut aturan sehingga

menyumbang terhadap pencapaian tujuan. Pengkoordinasian

menurut The Liang Gie (1983 :216) merupakan rangkaian aktivitas

menghubungkan, menyatu padukan dan menyelaraskan orang-

orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara

tertib dan seirama menuju kearah tercapainya tujuan tanpa terjadi

kekacauan, percekcokan, kekembaran kerja atau kekosongan kerja.

Dari pengertian ini dapat ditegaskan bahwa pengkoordinasian

dalam satuan pendidikan adalah “mempersatukan rangkaian

aktivitas penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran orang-

orang dan pekerjaannya sehingga semuanya berlangsung secara

                                                       21 Nanang Fattah, Landasan, hlm.71. 

Page 32: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

17  

tertib kearah tercapainya maksud yang telah ditetapkan”.

Koordinasi harus dapat meningkatkan kerjasama antar pejabat dan

anggota organisasi semaksimal mungkin pada tataran kantor

didepartemen pendidikan, pada tataran pemerintah provinsi dan

kabupaten/kota, kemudian koordinasi pada tingkat satuan

pendidikan. Koordinasi pada tiap tataran ini adalah meningkatkan

kerja sama antara Menteri, Direktur Jenderal, Gubernur,

Bupati/Walikota dalam memberikan pelayanan pada satuan

pendidikan, serta kepala sekolah, guru, konselor, supervisor, dan

petugas sekolah lainnya dalam kegiatan sekolah dan pelajaran

sebagai kegiatan inti satuan pendidikan.

4) Pengendalian/Pengawasan (Controlling)

Pengendalian (Pengawasan) atau controlling adalah

bagian terakhir dari fungsi manajemen. Fungsi manajemen yang

dikendalikan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan

dan pengendalian itu sendiri. Kasus-kasus yang banyak terjadi

dalam organisasi adalah akibat masih lemahnya pengendalian

sehingga terjadilah berbagai penyimpangan antara yang

direncanakan dengan yang dilaksanakan.

Pengendalian ialah proses pemantauan, penilaian dan

pelaporan rencana atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan

untuk tidakan korektif guna penyempurnaan lebih lanjut. Beda

pengendalian dengan pengawasan adalah pada wewenang dari

Page 33: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

18  

pengembang kedua istilah tersebut. Pengendalian memiliki

wewenang turun tangan yang tidak dimiliki pengawas. Pengawas

hanya sebatas memberi saran, sedangkan tindak lanjutnya

dilakukan oleh pengendali. Jadi, pengendalian lebih luas dari pada

pengawasan. Dalam penerapannya dipemerintahan, kedua istilah

itu sering tumpang-tindih (overlapping). Pengawasan sebagai

tugas disebut supervisi pendidikan yang dilakukan oleh pengawas

sekolah ke sekolah-sekolah yang menjadi tugasnya. Kepala

sekolah juga berperan sebagai supervisor di sekolah yang

dipimpinnya. Di lingkungan pemerintahan, lebih banyak dipakai

istilah pengawasan dan pengendalian (wasdal)22.

Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu

kesatuan tindakan, walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan

diperlukan untuk melihat sejauh mana hasil tercapai.

c. Pengertian Pondok Pesantren

Terminologi pesantren mengindikasikan bahwa secara cultural

pesantren lahir dari budaya Indonesia, dengan melihat bahwa pesantren

yang berasal dari bahasa Jawa, dari kata “Cantrik” yang berarti seorang

yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru ini pergi menetap.

Kemudian terminologi pesantren lebih popular dengan sebutan pondok

pesantren. Lain halnya dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa

                                                       22 Husaini Usman, Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 

2008)   

Page 34: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

19  

Arab “funduk” yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal

sederhana.23

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan tertua ditanah air. Ia

diperkirakan sudah ada sejak negeri ini belum merdeka. Secara

etimologis, kata pondok berarti tempat yang dipakai untuk makan dan

istirahat. Istilah pondok dalam konteks dunia pesantren berasal dari

pengertian asrama-asrama bagi para santri. Sedangkan pesantren

berasal dari kata santri, yang dengan awalan pe di depan dan akhiran an

berarti tempat tinggal para santri (Dhofier 1985:18). Dengan demikian,

pondok pesantren adalah asrama tempat tinggal para santri.

Agaknya, pemakaian kata pesantren untuk menamai lembaga

tradisional pengajaran agama Islam ini terkait erat dengan proses

diduga kuat dikembangkan berasal dari petani (Azra, 1995:259).

Namun, dalam pandangan Nurcholish Madjid, pesantren tidak hanya

dianggap sebagai identik dengan makna keislaman, akan tetapi juga

dianggap memiliki makna keaslian Indonesia (indigenous) (Madjid,

1997:3).

Sekarang di seluruh nusantara terdapat ribuan lembaga pendidikan

Islam yang dikenal sebagai dayah dan rangkang di Aceh, surau di

Sumatera Barat, dan Pondok pesantren di Jawa (Azra, 2001:70).

Pondok pesantren di Jawa itu membentuk berbagai macam dan jenis.

Perbedaan jenis-jenis pondok pesantren di Jawa dapat dilihat dari segi

                                                       23 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam  di Indonesia Lintasan sejarah pertumbuhan dan 

perkembangan, (Jakarta:Ciputat Press, 2002),hlm 64. 

Page 35: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

20  

ilmu yang diajarkan, jumlah santri, pola kepemimpinan atau

perkembangan ilmu teknologi. Namun demikian, ada unsur-unsur

pondok pesantren yang harus dimiliki setiap pondok pesantren, yaitu

kiai, masjid, santri, pondok, dan kitab Islam klasik (atau kitab kuning),

adalah elemen unik yang membedakan sistem pendidikan pesantren

dengan lembaga pendidikan lainnya.

Asal muasal bagaimana terbentuknya sebuah pesantren secara pasti

hingga kini masih sulit untuk diungkapkan. Yang dapat dilakukan

hanyalah menduga-duga dengan melihat ciri-ciri dan pengaruhnya

dalam kehidupan keagamaan pada masyarakat Jawa. Para akademisi

lebih banyak menghubungkan kehadiran pesantren dengan kelompok-

kelompok organisasi terekat pada awal-awal sejarah Islam di Nusantara.

Para Kiai pimpinan terekat melazimkan kepada para pengikutnya untuk

melakukan suluk selama 40 hari dalam setiap tahunnya dalam ruangan-

ruangan khusus untuk penginapan dan tempat memasak yang

bersebelahan dengan masjid, di samping melakukan amalan-amalan

terekat, ditempat ini dilakukan pula pengajaran kitab-kitab dalam

berbagai cabang ilmu-ilmu keislaman: fikih, tauhid, dan tasawuf

(Dhofier, 1994 : 34 ). Dari kegiatan sejenis inilah, nampaknya yang

dikemudian hari melahirkan sejumlah pesantren dengan corak dominan

pada kecenderungan penguasaan syariah dan terekat, sehingga

perkataan ”kiai” lebih lazim dari penyebutan ”ulama” untuk memberi

julukan pada para pengajarnya. Dengan demikian, pengakuan suatu

Page 36: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

21  

lingkungan masyarakat tertentu terhadap kelebihan di bidang ilmu

agama dan kesalehan kiai menjadi faktor pendukung tumbuhnya

pesantren di masa lalu.

Pendidikan pesantren memiliki dua sistem pengajaran, yaitu sistem

sorogan, yang sering disebut sistem individual, dan sistem bandongan

atau wetonan yang sering disebut kolektif. Dengan cara sistem sorogan

tersebut, setiap murid mendapat kesempatan untuk belajar secara

langsung dari kiai atau pembantu kiai. Sistem ini biasanya diberikan

dalam pengajian kepada murid-murid yang telah menguasai pembacaan

Qur’an yang pada kenyataannya merupakan bagian yang paling sulit

sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin

pribadi dari murid. Murid seharusnya sudah paham tingkat sorogan ini

sebelum dapat mengikuti pendidikan selanjutnya di pesantren (Dhofier,

1994 : 28).

Tujuan proses modernisasi pondok pesantren adalah berusaha

untuk menyempurnakan sistem pendidikan Islam yang ada dipesantren.

Akhir-akhir ini, pondok pesantren mempunyai kecenderungan-

kecenderungan baru dalam rangka renovasi terhadap sistem yang

selama ini dipergunakan. Perubahan-perubahan yang bisa dilihat

dipesantren modern diantaranya mulai akrab dengan metodologi ilmiah

modern, lebih terbuka atas perkembangan diluar dirinya, diversifikasi

program dan kegiatan dipesantren makin terbuka dan luas, dan sudah

dapat berfungsi sebagi pusat pengembangan masyarakat.

Page 37: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

22  

a. Sistim Pendidikan Pesantren

Sistem pendidikan24 menurut Mastuhu adalah totalitas

interaksi dari seperangkat unsur-unsur pendidikan yang bekerja sama

secara terpadu, dan saling melengkapi satu sama lain menuju

tercapainya tujuan pendidikan yang telah menjadi cita-cita bersama

para pelakunya. Kerja sama antar pelaku ini didasari, dijiwai,

digerakkan, digairahkan, dan diarahkan oleh nilai- nilai luhur yang

dijunjung tinggi oleh mereka. Unsur-unsur suatu sistem pendidikan

selain terdiri atas para pelaku yang merupakan unsur organik, juga

terdiri atas unsur-unsur anorganik lainnya, berupa dana, sarana dan

alat-alat pendidikan lainnya, baik perangkat keras maupun perangkat

lunak. Hubungan antara nilai-nilai dan unsur-unsur dalam suatu

sistem pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan satu dari yang lain.25

Unsur-unsur asasi pendidikan adalah: (1) pendidikan: Islam,

sebab Islam adalah satu-satunya agama yang benar dan sempurna

serta dapat menyelamatkan umat manusia dunia dan di akhirat.

Karena sistem pendidikan pondok pesantren merupakan bagian (sub

sistem) saja dari pendidikan Islam, maka asasnyapun adalah Islam;

(2) tujuan: tujuan akhir (ultimate goal), merupakan tujuan akhir dari

tujuan setiap muslim yaitu mencapai ridho Allah, dan tujuan umum

                                                       24  Sistem  pendidikan  pesantren menurut M.  Arifin  adalah  sarana  yang  berupa  perangkat 

organisasi yang diciptakan untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bina Aksara, 1995), hal. 257 

25 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian tentang Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), hal. 6 

Page 38: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

23  

(institusional) ialah sama dengan tujuan diciptakannya umat manusia

di dunia ini, yaitu mengabdi kepada Allah, dan tujuan khusus

(kurikuler) adalah sesuai dengan fungsi didirikannya lembaga

pendidikan pondok pesantren berfungsi untuk melahirkan calon

ulama dan ahli agama; subjek didik adalah para ulama dan ustadz.

Para ustadz berfungsi sebagai pembantu para ulama, harus memiliki

sifat-sifat sebagaimana para ulama, agar di pondok pesantren itu

terwujud satu kepemimpinan yang utuh; objek didik pada pondok

pesantren adalah para santri, materi pendidikan pada pondok

pesantren yang paling besar dan dominan adalah ilmu-ilmu agama

Islam; metode pendidikan pada pondok pesantren: metode uswah

hasanah, dialog (tanya jawab), weton, sorogan/bandongan,

muhawarah, mudzakarah; alat pendidikan, dan waktu.26

Sistem pendidikan pesantren juga terdiri atas unsur-unsur dan

nilai-nilai yang merupakan satu kesatuan. Kualitas dari dinamika

suatu sistim pendidikan pesantren sangat tergantung pada kualitas

para pengasuhnya dan bobot interaksi antara unsur dan pelaku

pesantren yang ada.27 Dan pada dasarnya setiap lembaga pendidikan

selalu menghendaki agar kualitas dan kuantitas berjalan seiring dan

seimbang, sehingga tidak mengalami permasalahan yang krusial.

                                                       26 A.Q. Djaelani, Sistem Pendidikan Pondok Pesantren, (Bogor: Badriyah, 1983), hal. 28 27  Yang  dimaksud  para  pelaku  pesantren  adalah  kyai  (tokoh  kunci),  ustadz  (asisten  kyai, 

mengajar  ilmu agama), guru (asisten kyai, mengajar  ilmu umum), santri (pelajar), dan pengurus (asisten kyai yang mengurus kepentingan umum pesantren). 

Page 39: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

24  

Untuk menghindari hal tersebut dibutuhkan kesiapan pesantren28 baik

di sisi internal maupun eksternal.

b. Elemen-elemen Pesantren

Hampir dapat dipastikan, lahirnya suatu pesantren berawal dari

beberapa elemen dasar yang selalu ada didalamnya. Ada lima elemen

pesantrenantara satu dengan lainnya tidak bias dipisahkan.29 Ketiga

elemen tersebut meliputi kiayi, santri, pondok, masjid, dan

pengajaran kitab-kitab Islam klasik, atau yang sering disebut dengan

kitab kuning.

1) Kyai

Kyai atau pengasuh pondok pesantren merupakan elemen yang

sangat esensial bagi suatu pesantren. Rata-rata pesantren yang

berkembang di Jawa dan Madura sosok kyai begitu sangat

berpengaruh, kharismatik dan berwibawa, sehingga amat disegani

oleh masyarakat di lingkungan masyarakat. Istilah kiayi ini

biasanya lazim digunakan di Jawa Tengah dan Jawa Timur saja.

Semntara di Jawa Barat digunakan istilah”Ajengan”, di Aceh

dengan tengku, sedangkan di Sumatera Utara dinamakan Buya.

2) Pondok

                                                       28 Dewasa ini hampir di setiap pesantren terdapat jenis‐jenis pendidikan: (a) Pesantren, yang 

hanya mempelajari agama dengan kitab‐kitab keagamaan klasik atau kitab kuning dan berbentuk non‐formal,  (b) Madrasah  (sekolah agama),  (c) Sekolah Umum, dan beberapa di antaranya  (d) perguruan Tinggi, baik agama maupun umum. Ketiga  jenis pendidikan yang  terakhir berbentuk formal.  Tetapi  keempatnya  hidup  dalam  satu  kampus  pesantren,  dan  oleh  karena  itu  semua siswanya disebut santri. Mastuhu, Dinamika, hal. 7 

29 Amin Haedari, dkk. Masa Depan Pesantren ; Dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan komplesitas Global (IRD Press : Jakarta, 2004)  

Page 40: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

25  

Pondok atau tempat tinggal para santri, merupakan ciri khas

tradisi pesantren yang membedakannya dengan sistem pendidikan

yang lainnya yang berkembang di kebanyakan wilayah Islam

Negara-negara lain.

3) Masjid

Seorang kyai yang ingin mengembangkan pesantren, pada

umumnya yang pertama-tama menjadi prioritas adalah masjid.

Masjid dianggap sebagai symbol yang tidak terpisahkan dari

pesantren. Masjid tidak hanya sebagai praktek ritual ibadah, tetapi

juga tempat pengajaran kitab-kitab kuning.

4) Santri

Santri adalah siswa atau murid yang belajar dipesantren. Seorang

ulama bias disebut kyai kalau memiliki pesantren dan santri yang

tinggal dalam pesantren tersebut untuk mempelajari ilmu-ilmu

agamaIslammelalui kitab-kitab kuning. Oleh karena itu, eksistensi

biasanya juga berkaitan dengan adanya santri dipesantrennya.

5) Mengajar Kitab Kuning

Berasarkan catatan sejarah, pesantren telah mengajarkan kitab-

kitab klasik, khususnyakaranagn-karangan madzhab Sayfiiyyah .

pengajaran kitab-kitab kuningberbahsa arab dan tanpa harakat

atau sering disebut kitab Gundul30merupakan satu-satunya

                                                       .30 Kitab Gundul adalah kitab kuning yang berbahasa Arab  tanpa harokat sehingga dinamai 

santri  dan masyarakat  sebagai  kitab  gundul.  Untuk  dapat membacanya  seorang  santri  harus menguasai dulu ilmu alat yaitu nahwu dan sharaf 

Page 41: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

26  

metode yang secara formal diajarkan dalam komunitas

pesantrendi Indonesia. Ada beberapa tipe pondok pesantren

misalnya, pondok peantren salaf, khalaf, modern, dan takhasus

Al-Qur’an.31

c. Pola-Pola Manajemen Pesantren

Pertama, Pesantren pola I yang dimaksud dalam tulisan ini

adalah pesantren yang masih terikat kuat dengan sistem pendidikan

Islam sebelum zaman pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia.

Ciri-ciri dari Pesantren Pola I adalah Pertama, pengkajian kitab-kitab

klasik semata-mata. Kedua, memakai metode sorogan, wetonan, dan

hafalan di dalam berlangsungnya proses belajar mengajar. Ketiga,

tidak memakai sistem klasikal. Pengetahuan seseorang diukur dari

sejumlah kitab-kitab yang telah pernah di pelajarinya dan kepada

ulama mana dia berguru. Keempat, tujuan pendidikan adalah untuk

meninggikan moral, melatih dan mempertinggi semangat,

menghargai nilai-nilai spiritual, dan kemanusiaan.

Kedua, Pesantren Pola II adalah merupakan pengembangan

dari Pesantren Pola I. Kalau Pola I inti pelajaran adalah pengkajian

kitab-kitab klasik dengan menggunakan metode sorogan, wetonan

dan hafalan, sedangkan pada pesantren Pola II ini lebih luas dari itu.

Pada Pesantren Pola II inti pelajaran tetap menggunakan kitab-kitab

klasik yang diajarkan dalam bentuk klasikal dan non klasikal. Di

                                                       31 Sukamto, Kepemimpinan Kyai dalam Pesantren (LP3S : Jakarta, 1999) 

Page 42: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

27  

samping itu, diajarkan ekstrakulikuler seperti keterampilan dan

praktek keorganisasian. Pada bentuk sistem klasikal, tingkat

pendidikan di bagi kepada jenjang pendidikan dasar (ibtidaiyah) 6

tahun, jenjang pendidikan menengah pertama (tsanawiyah), dan

jenjang pendidikan atas (Aliyah) 3 tahun. Di luar waktu pengajaran

klasikal di Pesantren Pola II ini diprogramkan pola sistem

nonklasikal, yakni membaca kitab-kitab klasik dengan metode-

metode dan wetonan. Pimpinan pesantren telah mengatur jadwal

pengkajian tersebut lengkap dengan waktu, kitab yang akan dibaca

dan ustadz yang akan mengajarinya.

Ketiga, Pesantren Pola III adalah pesantren yang di dalamnya

program keilmuan diupayakan menyeimbangkan antara ilmu agama

dan umum. Ditanamkan sifat positif terhadap kedua jenis ilmu itu

kepada santri. Selain dari itu dapat digolongkan kepada ciri

pesantren Pola III ini adalah penampakkan berbagai aspek

pendidikan, seperti kemasyarakatn, ketrampilan, kesenian

kejasmanian, kepramukaan, dan sebagainya dari Pesantren Pola III

telah melaksanakan program pengembangan masyarakat. Struktur

kurikulum yang dipakai pada Pesantren Pola III ini ada yang

mendasarkannya kepada struktur madrasah negeri dengan

memodifikasi mata pelajaran agama, dan ada pula yang memakai

kurikulum yang di buat oleh pondok sendiri. Pengajaran ilmu-ilmu

Page 43: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

28  

agama pada Pesantren Pola III ini tidak mesti bersumber dari kitab-

kitab klasik.

Keempat, Pesantren Pola IV, adalah Pesantren yang

mengutamakan mengajarkan ilmu-ilmu ketrampilan disamping ilmu-

ilmu agama sebagai mata pelajaran pokok. Pesantren ini mendidik

para santrinya untuk memahami dan dapat melaksanakan berbagai

ketrampilan guna dijadikan bekal hidupnya. Dengan demikian

kegiatan pendidikannya meliputi kegiatan kelas, praktik di

laboratorium, bengkel, kebun/ lapangan.

Kelima, Pesantren Pola V adalah Pesantren yang mengasuh

beraneka ragam lembaga pendidikan yang tergolong formal dan non

formal. Pesantren ini juga dapat dikatakan sebagai pesantren yang

lebih lengkap pesantren yang telah disebutkan diatas. Kelengkapan

itu ditinjau dari segi keanekaragaman bentuk pendidikan yang

dikelola. Di Pesantren ini di temukan pendidikan Madrasah, sekolah,

perguruan tinggi, pengkajian kitab-kitab klasik, majlis taklim, dan

pendidikan ketrampilam.pengajian kitab-kitab klasik di pesantren ini

dijadikan sebagai materi yang wajib diikuti oleh seluruh santri yang

mengikuti pelajaran di madrasah, sekolah, dan perguruan tinggi.

Sementara itu ada santri yang secara khusus mengkuti pengajian

kitab-kitab klasik saja.32

                                                       32 Amin Haedari, dkk. Masa Depan Pesantren ; Dalam Tantangan Modernitas dan Tantangan 

komplesitas Global (IRD Press : Jakarta, 2004)   

Page 44: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

29  

d. Tujuan Pondok Pesantren

Mastuhu mendefinisikan bahwa tujuan pendidikan pesantren

adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian muslim yaitu

kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan, berakhlak

mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmat kepada

masyarakat dengan menjadi kawula atau abdi masyarakat seperti

Rasul, yaitu menjadi pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian

Nabi Muhammad SAW, mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh

dalam kepribadian, menyebarkan agama atau menegakkan agama

Islam dan kejayaan Islam di tengah-tengah masyarakat (‘izzul Islam

wal muslimin), dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan

kepribadian Indonesia. Idealnya pengembangan kepribadian muhsin,

bukan sekedar muslim.33

Pendapat lain dari Muhaimin mengungkapkan tujuan

terbentuknya pesantren adalah secara umum, membimbing anak didik

untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang dengan ilmu

agamanya ia sanggup menjadi mubalig Islam dalam masyarakat

sekitar melalui ilmu dan amalnya. Secara khusus, mempersiapkan

para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama yang

                                                       33 Mastuhu, Dinamika,hlm. 55‐56. 

Page 45: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

30  

diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta mengamalkan dalam

masyarakat.34

Terakhir pendapat dari Zamakhsasyari Dhofier yang

mengatakan bahwa tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk

mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi,

tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata

kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan.35

Permasalahannya adalah para Kyai belum mentransfer rumusan

tujuan pesantren yang dipimpinnya secara tekstual yang baik dan

mensosialisasikan kepada seluruh elemen pondok pesantren.

Walaupun sudah ada sebagian pesantren yang merumuskan tujuan

pesantrennya secara tekstual sehingga seluruh elemen pesantren

mengetahui tujuan dari pesantrennya, akan tetapi masih banyak

pesantren yang belum melakukannya sehingga tujuan dari pesantren

hanya ada di dalam benak pemimpin pesantren yakni kiai saja.

G. METODE PENELITIAN

1. Metode Penentuan Subyek

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dalam

penelitian kualitatif, realitas kehidupan secara menyeluruh adalah

merupakan setting alami atau wajar yang tidak dapat dipahami secara

                                                       34  Muhaimin,  dkk.,  Paradigma  Pendidikan  Islam:  Upaya  Mengefektikan  Pendiddikan 

Agama Islam di Sekolah, Cet. II., (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), 299 35 Zmakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren,hlm. 21. 

Page 46: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

31  

terpisah, karena sesungguhnya tidak hanya sekedar kumpulan dari

bagian-bagian. Karena tingkah laku dan kata-kata peneliti berpotensi

mempengaruhi orang-orang yang diteliti, maka penelitian ini dilakukan

dalam konteks yang sesungguhnya secara wajar sehingga diperoleh

pemahaman yang relatif utuh dan obyektif.

Pertimbangan utama dalam menentukan subyek penelitian ini

adalah kesesuaian antara sumber informasi yang terkait dengan

permasalahan penelitian, maka peneliti membatasi subyek dalam

penelitian ini sebagai berikut :

1. Pengurus harian Yayasan Darul Hikmah beserta staf yang terkait. Ini

dilakukan agar dapat mengetahui kebijakan-kebijakan yang diambil

oleh pihak yayasan dalam mengembangkan pendidikan pesantren

Darul Hikmah Kutoarjo Indonesia.

2. Direktur Pesantren, Kepala Sekolah SMP-SMA Darul Hikmah, guru

dan karyawan, santri/siswa Darul Hikmah. Ini dilakukan agar dapat

mengetahui proses pelaksanaan pengelolaan pengembangan

pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo Jawa Tengah

Indonesia.

2. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam mengumpulkan data

dalam penelitian ini meliputi :

a. Wawancara

Page 47: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

32  

Wawancara dilakukan secara mendalam baik dilakukan dalam

keadaan formal maupun informal yang dilakukan terhadap subjek

penelitian. Bentuk percakapan formal menggunakan lembaran-

lembaran yang sudah berisi garis pokok, topik atau masalah yang

dijadikan pegangan dalam pembicaraan. Wawancara secara informal

mengandung unsur spontanitas, kesantaian dan tanpa pola atau arah

yang ditentukan sebelumnya. Teknik wawancara yang digunakan

dalam penelitian ini adalah wawancara secara terstruktur dan tidak

terstruktur. Dalam wawancara terstruktur peneliti (pewawancara)

menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan. Teknik ini ditempuh karena sejumlah sampel yang

representatif ditanyai dengan pertanyaan yang sama, sehingga

diketahui informasi atau data yang penting. Wawancara tidak

terstruktur yaitu peneliti tidak menetapkan sendiri masalah

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Tujuannya adalah untuk

memperoleh keterangan informasi yang bukan baku atau tunggal

namun secara umum tentang kualitas pengelolaan pengembangan

Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo, sehingga diperoleh

informasi untuk menyusun pertanyaan lebih rinci yang akan

dituangkan dalam menyusun wawancara terstruktur.

b. Observasi atau Pengamatan

Dalam penelitian naturalistik, metode pengamatan berperan

serta sangat penting, karena memungkinkan peneliti untuk

Page 48: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

33  

mendapatkan informasi lengkap sesuai dengan setting yang

dikehendaki. Menurut Moleong, pengamatan berperan serta dalam

mengadakan pengamatan dan mendengarkan secermat mungkin

sampai pada interaksi sosial, kedisiplinan, kinerja dan lainnya36.

Spradley, membagi jenis pengamatan menjadi 4 yaitu : pertama,

pengamatan dengan partisipasi nihil, kedua, pengamatan dengan

partisipasi pasif, ketiga pengamatan dengan partisipasi sedang,

keempat pengamatan dengan partisipasi aktif. Sesuai dengan data

yang akan dihimpun, maka peneliti menggunakan pengamatan

partisipasi sedang dan aktif.

Sedangkan bentuk pengamatan yang dilakukan dalam penelitian

ini adalah (1) pengamatan deskripsi dengan tujuan memperoleh

gambaran secara umum tentang manajemen pengembangan

Pendidikan Pesantren Darul Hikmah, (2) pengamatan secara terfokus,

yaitu mengamati pelaksanaan pengelolaan kualitas layanan, produk

dan proses pengembangan Pendidikan Pesantren Darul Hikmah (3)

pengamatan selektif, dimaksudkan untuk mengamati secara intensif

pelaksanaan pengembangan manajemen pendidikan Pesantren Darul

Hikmah, dengan penekanan pelaksanaan program.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yang dimaksudkan adalah berupa arsip-arsip, surat

kabar, majalah, jurnal, buku dan benda-benda tertulis lainnya yang

                                                       36 Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung :Remaja Rosdakarya, , 2001) 

Page 49: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

34  

relevan. Dalam penelitian ini dokumentasi berguna karena dapat

memberikan latar belakang yang lebih luas mengenai pokok

penelitian. Menurut Kartodirejo, agar terjamin akurasi data yang

diperoleh dari dokumentasi ini, dilakukan tiga telaah, yaitu : pertama,

keaslian dokumen, kedua, kebenaran isi dokumen, ketiga relevansi isi

dokumen dengan permasalahan yang dikaji dalam penelitian. 37

3. Analisis data

Menurut Milles dan Huberman, dalam pengumpulan data yang

terekam melalui berbagai macam cara, baik wawancara, intisari

dokumen, rekaman atau observasi lainnya dengan diproses lebih lanjut

dalam bentuk catatan ketikan atau suntingan. Huberman

menggambarkan model analisis data yang telah ada yaitu model aliran

yang terdiri dari waktu pengumpulan data, reduksi data, penyajian

data, dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses pemilihan

atau pengurangan, penyederhanaan, dan pentransformasian data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data

adalah menyampaikan informasi yang tersusun dan memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data perlu diusahakan dengan sistematik, penuh

kepedulian, kretivitas dan usaha tanpa henti sampai berhasil menarik

kesimpulan dan pemaknaan-pemaknaannya. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :

                                                       37 Sartono Kartodirejo, Metode‐Metode penelitian Masyarakat, Koentjoroningrat (ed.), 

(Jakarta : Grafindo, 1986), hal. 17 

Page 50: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

35  

Gambar 2 Analisis Model Interaktif

Analisis data dengan model interaktif dilakukan sesudah pengumpulan

data yang dilaksanakan menggunakan kalimat-kalimat, gambar-gambar

dan sebagainya. Semua itu diatur sedemikian rupa sehingga merupakan

kesatuan data yang telah dikumpulkan dan siap diadakan penarikan

kesimpulan. Penyajian data ini dilakukan secara terus menerus, bahkan

setelah selesai penyajian data namun masih dilakukan penelitian

penyajian datanya. Kegiatan tersebut dimaksudkan agar data yang

disajikan betul-betul valid. Validasi data demikian dapat dilakukan

dengan cara triangulasi, yaitu untuk mengetahui kebenaran suatu data,

maka perlu dilakukan pengecekan atau perbandingan dengan pertemuan

antara peneliti dengan informan kunci.38

                                                       38 A. Michael Huberman dan Mattew B. Milles, Data Management and Analysis Methods, 

Amerika : New York Press, 1984), hlm. 429. 

Pengumpulan  Penyajian data 

Reduksi data  Kesimpulan‐kesimpulan  Penarikan / Verifikasi 

Page 51: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

36  

H. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini terdiri dari lima bab yang akan diurutkan berdasarkan

sistematika pembahasan berikut : Bab pertama berisi pendahuluan yang

meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, Kajian Pustaka, kerangka teoritis, metodologi penelitian serta

sistematika pembahasan.

Bab kedua, berisi tentang teori yang akan menjadi dasar dalam pembahasan

masalah dalam penelitian ini, yang akan terangkum dalam konsep

Manajemen Pendidikan Pesantren. Bab ketiga, berisi tentang Gambaran

Umum Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo. Meliputi letak

geografis, sejarah singkat berdiri dan perkembangannya, visi, misi dan

tujuan, aspek-aspek pendidikan, kepemimpinan pendidikan pesantren Darul

Hikmah dan struktur organisasinya, kurikulum pendidikan pesantren,

metode pendidikan pesantren dan sarana prasarananya.

Bab keempat, berisi analisa data tentang Manajemen Pendidikan Pesantren

Darul Hikmah Kutoarjo dengan pendekatan 4 fungsi manajemen yaitu:

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengendalian dengan

objek penelitian adalah Pendidikan Pesantren Darul Hikmah Kutoarjo Jawa

Tengah. Bab kelima, merupakan bab penutup, yang terdiri atas beberapa

poin kesimpulan yang menjawab tuntas permasalahan yang telah

dirumuskan di bagian pendahuluan penelitian ini, dan saran-saran.

Page 52: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

190  

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian tentang Manajemen Pendidikan Pesantren Darul Hikmah

Kutoarjo Jawa Tengah telah menghasilkan beberapa kesimpulan, yang

sekaligus merupakan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang telah

dikemukakan pada Bab Pertama secara lebih rinci, kesimpulan dari

penelitian ini adalah :

1. Perencanaan. Model perencanaan pendidikan yang dipakai PPDH, bisa

dikategorikan memakai model PPBS, yaitu sistem perencanaan,

penyusunan program dan penganggaran. Dimana setelah membuat

perencanaan kemudian membuat program dan setelah itu membuat

estimasi biaya yang akan dikeluarkan selama jangka waktu tertentu.

Model PPBS, yang bermakna bahwa perencanaan, penyusunan program

dan penganggaran dipandang sebagai suatu sistem yang tidak

terpisahkan satu sama lainnya.. Kinerja sebuah lembaga pendidikan

dipengaruhi oleh beberapa faktor. PPDH menyusun rencana strategis

dengan memberikan penekanan yang lebih pada 5 ( lima ) faktor, yaitu :

Guru, Peserta didik, Kurikulum, Metode dan Orang tua peserta didik

2. Pengorganisasian. Pengorganisasian di PPDH, menggunakan sistem

desentralisasi dimana setiap departemen, kepala bagian maupun

koordinator mempunyai hak penuh dalam melaksanakan wewenang

Page 53: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

191  

fungsi dan tugasnya. PPDH adalah pesantren modern yang mana

sistem pengorganisasian yang dipakai oleh PPDH adalah organisasi

modern dengan manajemen modern, Supaya tujuan PPDH tercapai

sesuai dengan tujuan maka PPDH melakukan beberapa langkah yaitu

dengan :

a) Pendekatan struktural dan fungsional.

b) Budaya organisasi.

c) Pengembangan SDM (sumber daya manusia).

3. Pengkoordinasian. Pengkoordinasian yang dilakukan oleh PPDH adalah

sebagai berikut :

a) Membangun semangat kerjasama yang besar diantara personel

pendidikan. Direktur selalu memberikan pengarahan kepada

bawahan akan pentingnya kebersamaan dalam kerjasama

b) Manajemen PPDH menyediakan fasilitas kerja dan kontak

hubungan yang cukup lancar bagi semua pihak dalam organisasi

c) Memulai tahapan suatu kegiatan dengan benar dan

mempertahankan kualitas pekerjaan sebagai proses yang kontinyu

Dalam hal ini PPDH mewujudkan tahapan-tahapan

pengkoordinasian sebagai berikut :

1) Konferensi atau pertemuan lengkap seluruh stakeholders

dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu setiap akhir semeser

ganjil dan genap pembelajaran di PPDH

2) Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu

Page 54: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

192  

3) Memorandum atau intruksi berantai

4) Tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja

4. Pengawasan. Pengawasan pengelolaan PPDH meliputi pemantauan,

supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut hasil pengawasan..

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka bisa dikatakan bahwa

untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang

semakin pesat, maka pesantren harus terus mengadakan perubahan pada

dirinya, utamanya dalam masalah organisasi dan manajemen. Pesantren

dimasa mendatang, harus memiliki organisasi dan manajemen yang

semakin modern, dengan didukung sumber daya manusia yang benar-

benar memiliki kemampuan atau skill dalam hal organisasi dan

manajemen. Sebagai alternatif organisasi modern, adalah organisasi

dengan tipologi organisasi matriks, adapun alternatif manajemen modern,

adalah dengan menggunakan Perencanaan Strategik, Pengorganisasian

dengan system desentralisasi, Pengkoordinasian yang menekankankan

pada kerjasama serta kebersamaan dan Pengendalian dengan jenis

pengendalian mutu terpadu, yang menjadikan kepuasan masyarakat atau

pelanggan sebagai tujuan utama.

B. Saran-Saran

1. Hendaknya PPDH lebih menekankan perencanaan strategis pada

dimensi waktu yang lebih terarah yaitu perencaan jangka pendek,

perencanaan jangka menengah dan perencanaan panjang dengan

sasaran adalah fokus kepada sasaran mutu. Karena Perencanaan pada

Page 55: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

193  

hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan atas sejumlah

alternatif (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan

dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang

dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil

pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan

berkesinambungan.

Hendaknya PPDH lebih mempertajam analisis SWOT nya. menilai

situasi dan kondisi saat ini, merumuskan dan menetapkan situasi dan

kondisi yang diinginkan (yang akan datang) secara menyeluruh.

Sehingga sudah bisa memprediksi pengembangan PPDH yang

berwawasan TQM dan siap bersaing didunia global nantinya.

2. Hendaknya PPDH lebih meningkatkan adaptabilitas organisasi, ini

dapat dicapai dengan menggunakan informasi berbagai basis strategis

yang diintegrasikan melalui aktivitas sense making, knowledge

creating dan decision making. Selanjutnya PPDH perlu

mempertahankan dan meningkatkan untuk membangun budaya

organisasi yang efektif dengan mengeksplorasi kerangka-kerangka

teoritis normatif dan empiris tentang hakikat dan peran strategis

budaya organisasi. Karena budaya organisasi yang kuat, adaptif dan

dinamis memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesuksesan

kinerja PPDH dalam jangka panjang.

3. Hendaknya PPDH mempertahankan koordinasi yang sudah berjalan

dengan baik dan meningkatkannya. Koordinasi yang baik harus

Page 56: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

194  

menghasilkan penyatuan dari tiap-tiap bagian maupun personel dalam

keseluruhan agar ada sinkronisasi yang baik, segala sesuatu berjalan

menurut rencana pada waktu yang tepat. Organisasi yang baik akan

memberikan susunan administratif, aturan, dan mekanisme

pengkoordinasian yang dibutuhkan untuk memudahkan menjalankan

aktivitas organisasi secara maksimal.

4. Pengawasan yang baik harus secara rutin dan kontinyu dilakukan oleh

pemangku jabatan PPDH. Pengawasn fungsi manajemen harus terus

dievaluasi dengan baik dan hendaknya PPDH meningkatkan peran

wali santri, karena setidaknya dapat diambil 3 (tiga) keuntungan.

Yaitu:

a. Mereka dapat memberi informasi tentang pendidikan pada

umumnya dan khususnya dipesantren.

b. Partisipasi wali santri dapat menumbuhkan komitmen mereka

untuk mendorong prestasi pendidikan anak-anak mereka

dipesantren.

c. Partisipasi wali santri dalam proses pembuatan keputusan akan

mengurangi tingkat resistensi dalam implementasi program-

program pendidikan pesantren. Semua ini dilakukan sebagi wahana

menciptakan masyarakat belajar (learning society).

Page 57: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

195  

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung : Remaja Rosdarkarya, 1994.

A. Qodri A. Azizy, “Memberdayakan Pesantren dan Madrasah” dalam Ismail

SM (ed.), Dinamika Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002.

Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi Esai-Esai Pesantren, Yogyakarta:

LkiS, 2001. Amin Haedari, Beberapa pemikiran pengembangan pondok pesantren, makalah

Yogyakarta: disampaikan pada kuliah umum Pasca Sarjana, 2008

Masa Depan Pesantren: Dalam Tantangan Moderanitas dan Tantangan Komplesitas Global, Cet. I., (Jakarta:IRD Press, 2004.

Anen T, Pelaksanaan Penyususnan Rencana Pembangunan Pendidikan

Nasional, Jakarta : Biro Perencanaan Depdiknas, 2000. Anonim, Pola Kerja Terpadu, Jakarta : LAN : RI, 2000.

A. Michael Huberman dan Mattew B. Milles, Data Management and Analysis

Methods, Amerika : New York Press, 1984. B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Cet. I., Jakarta: Rineka

Cipta, 2004. Cecep, Peran kepemimpinan Kiayi dalam pembahruan Manajemen di Pondok

Pesantren, studi kasus dipondok pesantren nurul ummah kota gede Yogyakarta tahun2007/2008, tesis Yogyakarta:PPs Uin Sunan Kali Jaga, 2008.

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, Jakarta:LP3ES,

1982. Direktorat PKPP Proyek Peningkata Khozin, Jejak-Jejak Pendidikan Islam di

Indonesia, Malang: UMM Press, 2001. Gaffar, M.F, Perencnaan Pendidikan : Teori dan Metodologi, Jakarta : Proyek

PLPTK Dirjen Dikti Depdikbud, 1987. George R, Terry, Dasar-dasar Manajemen, Jakarta : Bumi Aksara,2000.

Page 58: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

196  

H.A. Mukti Ali, Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini, Jakarta: Rajawali, 1987. Handoko, manajemen, Yogyakarta : BPPE-Yogyakarta, 2003. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1996. , Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia Lintasan sejarah pertumbuhan dan perkembangan, (Jakarta:Ciputat Press, 2002),hal 64 HM. Yusuf Hasyim, “Peranan dan Potensi Pesantren dalam Pembangunan”

dalam Manfred Oepen dan Wolfgang Karcher, Dinamika Pesantren: Dampak Pesantren dalam Pendidikan dan Pengembangan Masyarakat, (Jakarta: P3M, 1988), hlm.. 90

Husaini Usman, Manajemen, Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi

Aksara, 2008. Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonmesia, (Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang, 2001), 67. LANRI, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakrta : LANRI, 2003. Luqman Hakim (ed.), Pola Pembelajaran di Pesantren, Jakarta: Proyek

Peningkatan Pondok Pesantren Depag RI, 2001. “Tradisi Pendidikan Pesantren” dalam Rijal Roihan (ed.), Kapita

Selekta Pondok Pesantren, Jakarta: Depag RI Dirjen Binbaga Islam Direktorat PKPP Proyek Peningkatan Pontren, 2002.

Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, Bandung :Remaja Rosdakarya, , 2001. MA. Sahal Mahfudh, Nuansa Fiqh Sosial, Yogyakarta: LKiS, 1994. Malik Fazar, Visi Pembaharuan Pendidikan Islam, Jakarta : Lembaga

Pengembangan Pendidikan dan Penyususnan Naskah Indonesia (LP3NI), 1998.

Mamduh M, Hanafi, Manajemen, Cet. I., Yogyakarta Akademi Manajemen

Perusahaan YKPN, 1997. Mashud, H.M Sulthon , Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta : Diva Pustaka, 2004.

Page 59: MANAJEMEN PENDIDIKAN PESANTREN DARUL …digilib.uin-suka.ac.id/6929/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf · v NOTA DINAS PEMBIMBING Kepada Yth. Direktur Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga

197  

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren : Suatu Kajian Tentang Unsur dan Nilai Sitem Pendidikan Pesantren, Jakarta INIS, 1994.

Masykuri Abdillah, “Status Pendidikan Pesantren dalam Sistem Pendidikan

Nasional” dalam Rijal Roihan (ed.), Kapita Selekta Pondok Pesantren, Jakarta: Depag RI Dirjen Binbaga Islam, 1999.

Muhaimin, dkk., Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektikan

Pendiddikan Agama Islam di Sekolah, Cet. II., Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.

Nanang Fattah, Landasan manajemen pendidikan, cet. VII., Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2004. Sartono Kartodirejo, Metode-Metode penelitian Masyarakat, Koentjoroningrat

(ed.), Jakarta : Grafindo, 1986. Wahjoetomo, Perguruan Tinggi Pesantren Pendidikan Alternatif Masa Depan,

Jakarta: Gema Insani Press, 1997. Shulthon Mashud dan Moh Khusnurdillo, Manajemen Pondok Pesantren, cet. II.,

Jakarta :Diva Pustaka,2004. Sondang P. Siagian, Filsafat administrasi, Jakarta : Gunung Agung, 1970. Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, Bandung : PT. Mandar Maju, 1992. The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, Yogyakarta: Nurcahyo, 1983. Tim Penyusun, Biografi K.H. Imam Zarkasyi: Dari Gontor Merintis Pesantren

Modern, Gontor Press, 1996. Winardi, Kepemimpinan dalam Manajemen, Cet. II., Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurcholis Madjid terhadap Pendidikan

Islam Tradisional, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta: LP3ES, 1994. Zuhairini (et.al.) Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.