manajemen pendidikan kewirausahaan di smk letris...

102
MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS INDONESIA 2 Tesis Diajukan Sebagai Syarat Kelulusan Program Magister Manajemen Pendidikan Islam (M.Pd.) Disusun Oleh : Afif Faizin 21180181000014 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020 M / 1442 H

Upload: others

Post on 23-Aug-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS

INDONESIA 2

Tesis Diajukan Sebagai Syarat Kelulusan Program Magister Manajemen Pendidikan

Islam (M.Pd.)

Disusun Oleh :

Afif Faizin

21180181000014

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020 M / 1442 H

Page 2: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

i

SURAT PERNYATAAN

Page 3: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Afif Faizin

Tempat/Tanggal Lahir : Grobogan, 03 April 1993

NIM : 21180181000014

Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Islam

Judul Tesis : Manajemen Pendidikan Kewirausahaan di SMK Letris

Indonesia 2

Mahasiswa tersebut di atas sudah selesai masa bimbingan tesis dan disetujui untuk

pendaftaran ujian tesis.

Jakarta, 13 Agustus 2020

Dosen Pembimbing

Dr. Maftuhah, MA

NIP. 197211182005012001

Page 4: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

iii

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL TESIS

Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan di SMK Letris Indonesia

2” yang ditulis oleh Afif Faizin dengan NIM 21180181000014, telah diujikan dalam

Seminar Hasil Program magister Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Jum‟at, 14

September 2020. Tesis ini telah diperbaiki sesuai saran-saran dari penguji sebagai salah

satu syarat mengikuti Ujian Promosi Tesis.

Jakarta, 15 Agustus 2020

Tanggal Paraf

Penguji I

Dr. Fauzan, MA.

NIP.197611072007001113 15 Agustus 2020

Penguji II

Dr. Iin Kandedes, MA.

NIP. 197912022011012006 15 Agustus 2020

Page 5: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

iv

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

Page 6: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

v

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman transliterasi ini membantu penulis dalam menterjemahkan kata-kata yang

berbahasa Arab menjadi bahasa Indonesia, seperti: ta’dib, tarbiyah, ta’lim, dll.

Transliterasi merupakan aspek berbahasa yang penting dalam penulisan tesis mahasiswa

Magister Manajemen Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Hal ini dikarenakan banyak istilah Arab, nama orang, nama tempat,

judul buku, nama lembaga, dan lain sebagainya, yang ditulis dengan huruf Arab dan harus

disalin ke dalam huruf latin. Pedoman transliterasi yang digunakan untuk huruf-huruf yang

tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia adalah:

1. Konsonan

Huruf Arab Huruf Latin Huruf Arab Huruf Latin

Tidak ا

dilambangkan s ص

d ض S ث

t ط H ح

t ظ Kh خ

„ ع Z ذ

Sy ش g غ

h ة

2. Vokal

Tanda Huruf Latin Tanda Huruf Huruf Latin

------ a ي آ ai

------ i آو au

------ u

Contoh:

arifa„ : عرف kataba : كتب

haula : حول kaifa : كيف

Page 7: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

vi

3. Madd (Panjang)

Harakat dan Huruf Huruf dan Tanda

A ا

I ي

U و

Contoh:

qila : قيل kana : كان

yaqulu : يقول da‟a : دعا

4. Ta’Marbutah

a. Ta’Marbutah hidup transliterasinya adalah h/.

b. Ta’Marbutah mati transeliterasinya adalah /h/.

c. Jika pada suatu kata yang akhir katanya adalah Ta’Marbutah diikuti oleh kata yang

menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka

Ta’Marbutah itu ditransliterasikan dengan /h/.

Contoh:

.hadiqat al-hayawanat atau hadiqatul hayawanat =حديقةاحيوانات .al-madrasat al-ibtida’iyyah atau al-madrasatul ibtidaiyyah =المدرسةالابتداية

5. Syaddah (Tasydid)

Tasydid ditransliterasikan dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi

tanda syaddah (digandakan).

Contoh:

yukarriru : يكرر allama„ : علم

al-maddu : المد kurrima : كرم

6. Kata Sandang

a. Kata sandang diikuti oleh huruf Syamsiyah ditransliterasikan dengan huruf yang

mengikuti dan dihubungkan dengan tanda sambung/ hubung.

Contoh:

as-salatu : الصلاة

b. Kata sandang diikuti oleh huruf Qomariyah ditransliterasikan sesuai dengan

bunyinya.

Page 8: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

vii

Contoh:

حثالبا al-falaqu : الفلق : al-bahisu

7. Penulisan Hamzah

a. Bila hamzah terletak di awal kata, maka ia tidak dilambangkan dan ia seperti alif.

Contoh:

اوتي akaltu : اكلت : utiya

b. Bila di tengah dan di akhir ditransliterasikan dengan apostrof.

Contoh:

شئ ta‟kuluna : تاكلون : syai‟un

8. Huruf Kapital

Huruf kapital dimulai pada awal nama diri, nama tempat, bukan pada kata

sandangnya .

Contoh:

المسعودي al-qur‟an : القران : al-Mas‟udi

al-madinatul : المدينةالمنورة

Munawarah

Page 9: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

viii

ABSTRAK

Afif Faizin, NIM 21180181000014: “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan di SMK

Letris Indonesia 2” Tesis Program Magister Manajemen Pendidikan Islam (MMPI)

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan manajemen pendidikan

kewirausahaan dan faktor pendukung serta faktor penghambatnya di SMK Letris Indonesia

2. Berdasarkan tujuan tersebut penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan observasi

(pengamatan), interview (wawancara) dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan

dengan melakukan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan dengan mereview data dan teori yang telah dibangun dalam penelitian.

Pengecekan keabsahan data dengan triangluasi sumber dan teknik.

Hasil temuan penelitian yaitu manajemen pendidikan kewirausahaan di SMK

Letris Indonesia 2 dapat diidentifikasi melalui lima aspek. Pertama, Aspek perencanaan

pendidikan kewirausahaan menggunakan perencanaan yang sederhana, yaitu guru hanya

membuat rencana pembelajaran selama satu semester atau satu tahun dan tidak membuat

rencana khusus secara spesifik setiap kegiatan. Kepala sekolah bersama guru

kewirausahaan bersama-sama musyawarah menentukan program jangka pendek dan

jangka panjang yang akan disepakati bersama mulai dari tujuan kegiatan,

penanggungjawab dan besar anggaran yang diperlukan. Pendidikan kewirausahaan yang

ada di sekolah terintegrasi dengan kultur budaya sekolah. Kedua, aspek pengorganisasian

berupa pemberian tugas dan wewenang kepada guru. Guru yang ada di kelas sepuluh

bertugas mengenalkan dan memahamkan anak tentang pentingnya pendidikan

kewirausahaan, guru kelas sebelas menanamkan nilai dan sikap kewirausahaan dan guru

kelas dua belas mengarahkan anak-anak supaya bisa membuat produk sendiri. Selain itu

juga penyediaan fasilitas pendidikan kewirausahaan di sekolah. Ketiga, aspek pengarahan

berupa bimbingan dan motivasi dari kepala sekolah kepada guru dan dari guru kepada

siswa. Motivasi berupa mendatangkan ahli atau wirausaha sukses ke sekolah untuk

memberikan keteladanan. Keempat, aspek pengkoordinasian yaitu guru yang sesama

jurusan saling berkomunikasi dalam menyampaikan materi kewirausahaan supaya visi dan

misi sekolah bisa berjalan bersamaan, kemudian hasil dari pendidikan kewirausahaan itu

dilaporkan kepada ketua program yang nantinya akan dilanjutkan kepada wakil kepala

sekolah bisang kurikulum atau langsung ke kepala sekolah. Kelima, aspek pengawasan

yaitu guru melihat melalui kinerja dan hasil produk siswa. Keberhasilan pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 masih pada tingkatan kompetensi

kewirausahaan yang meliputi: kemandirian, kreatif, berani mengambil resiko, memiliki

jiwa pemimpin, kerja keras, inovatif, tanggungjawab, pantang menyerah, bisa mencari

peluang dan belum sampai kepada siswa bisa mempunyai usaha sendiri setelah lulus dari

sekolah.

Faktor pendukung dari internal pendidikan kewirausahaan ini yaitu peserta didik

dan guru yang melakukan kegiatan belajar di kelas, sedangkan dari eksternal yaitu orang

tua, sekolah dan warga sekitar sekolah. Sedangkan faktor penghambatnya sendiri adalah

dari peserta didik sendiri, karena konsistensi belajarnya masih tergantung perasaaan

mereka yang rata-rata masih berusia remaja dan berada diusia pubertas.

Kata kunci: manajemen pendidikan, pendidikan kewirausahaan.

Page 10: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

ix

ABSTRACT

Afif Faizin, NIM 21180181000014: "Management of Entrepreneurship Education at SMK

Letris Indonesia 2" Thesis of Master Program in Islamic Education Management (MMPI)

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

The purpose of this study is to describe the management of entrepreneurship

education and its supporting and inhibiting factors in SMK Letris Indonesia 2. Based on

these objectives this study uses qualitative research with a descriptive approach. Data

collection was carried out by conducting observations (observations), interviews

(interviews) and documentation studies. Data analysis was carried out by collecting data,

reducing data, presenting data, and drawing conclusions by reviewing the data and theories

that have been built in the study. Checking the validity of the data by using triangluation of

sources and techniques.

The results of the research findings, namely the management of entrepreneurship

education at SMK Letris Indonesia 2 can be identified through five aspects. First, the

planning aspect of entrepreneurship education uses simple planning, where the teacher

only makes learning plans for one semester or one year and does not make specific plans

for each activity. The principal together with the entrepreneurship teacher jointly considers

determining short-term and long-term programs that will be mutually agreed upon starting

from the activity objectives, the person in charge and the amount of the required budget.

Entrepreneurship education in schools is integrated with school culture. Second, the

organizational aspect in the form of giving assignments and authority to teachers. Teachers

in grade ten are tasked with introducing and understanding children about the importance

of entrepreneurship education, grade eleven teachers instilling entrepreneurial values and

attitudes and grade twelve teachers directing children so they can make their own products.

In addition, the provision of entrepreneurship education facilities in schools. Third, the

direction aspect is in the form of guidance and motivation from the principal to the teacher

and from the teacher to the students. Motivation is in the form of bringing successful

experts or entrepreneurs to school to provide examples. Fourth, the coordinating aspect,

namely teachers who are in the same department communicate with each other in

delivering entrepreneurship material so that the vision and mission of the school can go

hand in hand, then the results of entrepreneurship education are reported to the head of the

program which will later be continued to the deputy principal on the curriculum or directly

to the school principal. Fifth, the aspect of supervision, namely the teacher sees through the

performance and results of student products. The success of entrepreneurship education at

SMK Letris Indonesia 2 is still at the level of entrepreneurial competence which includes:

independence, creative, dare to take risks, has a spirit of leadership, hard work, innovation,

responsibility, never gives up, can look for opportunities and has not arrived at students

who can have their own business after graduating from school.

Internal supporting factors for entrepreneurship education are students and

teachers who carry out learning activities in the classroom, while externals are parents,

schools and residents around the school. While the inhibiting factor itself is from the

students themselves, because the consistency of learning still depends on their feelings,

who on average are still teenagers and are at the age of puberty.

Keywords: education management, entrepreneurship education.

Page 11: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

x

ملحص SMK Letris Indonesia ك الأػبل ربدح رؼهى إدارح NIM 21180181000014 : ، زئكب ػلق

.خبكزرب الله ذاخ برقش انززثخ كهخ (MMPI) الإصلايخ انززثخ إدارح ك يبخضزز رصبنخ 2

SMK ك ن انثجطخ انذاػخ انؼايم الأػبل ربدح رؼهى إدارح طق انذراصخ ذ ي انـزع

Letris Indonesia 2. خغ رى. طل ثح انػ انجحث انذراصخ ذ رضزخذو ، الأذاف ذ ػه ثبء

إخزاء رى. انزثن دراصبد( انوبثلاد) انوبثلاد( انلاحظبد) انلاحظبد إخزاء خلال ي انجببد

يزاخؼخ خلال ي انزبئح اصزخلاص انجببد روذى انجببد روهم انجببد خغ خلال ي انجببد رحهم

نهظبدر انزثهث ثبصزخذاو انجببد طحخ ي انزحون. انذراصخ ك إشبؤب رى انز انظزبد انجببد

.انزوبد

خلال ي SMK Letris Indonesia 2 ك الأػبل ربدح رؼهى إدارح أ ، انجحث زبئح زبئح رحذذ ك

كوؾ انؼهى وو حث ، ثضط ب رخطط ب الأػبل ربدح نزؼهى انزخطط اندبت ضزخذو ، أل . خات خضخ

يغ انذز ذرس. شبؽ نكم يحذدح خطط ب ؼغ ل احذ ػبو أ احذ دراص نلظم رؼهخ خطؾ ثػغ

ثشكم ػهب الرلبم صزى انز الأخم ؽهخ الأخم هظزح انجزايح رحذذ يشززى ثشكم الأػبل ربدح يؼهى

ا يزجبدل ك الأػبل ربدح رؼهى ديح رى. انطهثخ انزاخ يجهؾ انضؤل انشخض انشبؽ أذاف ي ثذء

كهق. نهؼه انضهطبد انزكهلبد إػطبء ك انزثم انزظ اندبت: ثبب . انذرصخ انثوبكخ يغ انذارس

يؼه ؿزس ، الأػبل ربدح رؼهى أخ حل كى الأؽلبل ثزؼزق انؼبشز انظق ك انؼه

ي زكا حز الأؽلبل نزخ ػشز انثب انظق يؼه الأػبل ربدح ياهق هى ػشز انحبد انظق

خبت ك ، ثبنث ب. انذارس ك الأػبل ربدح رؼهى يزاكن ركز إن ثبلإػبكخ. انخبطخ يزدبرى طغ

أ خجزاء خهت ك انذاكغ زثم. انطلاة إن انؼهى ي انؼهى إن انذز ي رحلز رخ شكم ك الردب

ب. أيثهخ نزوذى انذرصخ إن بخح أػبل راد لش ك انخد انؼه ، انزضو اندبت ، راثؼ

خج ب رصبنزب انذرصخ رؤخ رضز ثحث الأػبل ربدح ياد روذى ك انجؼغ ثؼؼى يغ زاطه ، انوضى

نبئت ثؼذ كب صضزز انذ انجزبيح. انوضى رئش إن الأػبل ربدح رؼهى زبئح إثلاؽ زى ثى ، خت إن

ي ز انؼهى أ الإشزاك اندبت: خبيضب . انذرصخ يذز إن يجبشزح أ انذراصخ انبح ك انذز

SMK Letris Indonesia 2 ك الأػبل ربدح رؼهى دبذ زال ل. انطلاة يزدبد زبئح أداء خلال

انوبدح رذ ، انخبؽزح ػه اندزأح ، الإثذاع ، الصزولانخ: رشم انز الأػبل ربدح كلبءح يضز ػه

ا رضزضهى ل ، انضؤنخ ، الثزكبر ، اندبد انؼم ، إن ظها نى انلزص ػب انجحث ك ، أثذ

.انذرصخ ي انزخزج ثؼذ انخبطخ أػبنى يبرصخ كى انذ انطلاة

، انلظم ك رؼهخ أشطخ لذ انذ انؼه انطلاة الأػبل ربدح نزؼهى انذاػخ انذاخهخ انؼايم

انثجؾ انؼبيم أ ح ك. انذرصخ أحبء خغ ك انو انذارس اثبء ى انخبرخ أ ح ك

انزصؾ ك زان ل انذ ، يشبػزى ػه ؼزذ زال ل انزؼهى ارضبم لأ ، ألضى انطلاة ي لض

.انجهؽ ص ك ى يزاو

.الأػبل ربدح رؼهى ، انزؼهى إدارح: انلزبحخ انكهبد

Page 12: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

xi

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt., Tuhan semesta

alam yang telah melimpahkan nikmat serta taufik dan hidayah-Nya kepada penulis.

Shalawat teriringkan salam senantiasa tersampaikan kepada Nabi Muhammad SAW

beserta keluarga dan para sahabatnya, sehingga penulis memiliki kemampuan untuk

menyelesaikan penulisan tesis yang berjudul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan di

SMK Letris Indonesia 2” dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 2 untuk memperoleh

gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan

Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam penyusunan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, motivasi,

arahan dan semangat dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya, semoga bantuan dan

dukungan tersebut menjadi amal ibadah disisi Allah swt. Penulis ingin menyampaikan

terimakasih kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, M.A.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Dr. Sururin, M.Ag

3. Dr. Jejen Musfah, MA, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam yang selalu

mendukung dan memfasilitasi mahasiswa untuk segera menyelesaikan tesis.

4. Dr. Maftuhah, M.A, selaku Dosen Pembimbing tesis, terimakasih atas segala waktu,

tenaga, ilmu, kesabaran, dan keikhlasannya dalam memberikan ilmu serta bimbingan

dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Orang tua tercinta, Bapak Maslikhin dan Ibu Mursidah yang saat ini sedang sakit

semoga segera diberikan kesembuhan, yang dengan segala perhatian, bimbingan, doa

dan cinta kasih sayangnya dalam mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat

menyelesaikan tugas belajar dengan baik.

6. Adikku Luthfi, yang rela membagi waktu dengan penulis untuk merawat orang tua

yang saat ini sedang kuliah juga di UNWAHAS Semarang, semoga dengan

keikhlasanmu merawat ibu dan bapak dimudahkan segala urusan dan bisa cepat

menyelesaikan studi S1.

7. Istriku tercinta, Laili Kiptiah yang saat ini sedang mangandung, terima kasih banyak

atas segala pengorbananya penulis menjalankan studi ini dan banyak memberikan

Page 13: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

xii

dukungan doa, materi dan motivasi serta dengan penuh kesabaran merelakan penulis

mengadakan penelitian disaat sedang hamil, semoga sehat selalu beserta dede bayi

yang ada di kandungan.

8. Bapak, ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis mengikuti

perkuliahan, semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi kami.

9. Bapak Juaman, Bapak Saugi dan seluruh guru SMK Letris Indonesia 2 yang telah

mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah.

10. Ayahanda Hasniel dan Bunda Lies yang telah memberikan beasiswa untuk Ananda

bisa melangsungkan studi S2 ini dan senantiasa memberikan motivasi kepada penulis

dalam menyelesaikan tesis ini.

11. Teh Aisyah, Anis Ermayani, Akira Puteri dan Mila Afrilianida yang terus

memberikan semangatnya.

12. Seluruh sahabat seperjuangan Manajemen Pendidikan Islam (MPI A) yang telah

memberikan pengalaman, semangat, motivasi dan bantuannya.

13. Para pengurus serta pembina Pondok Pesantreneur Tahfidzul Qur‟an Al Amien Ciater

serta seluruh dewan asatidz dan asatidzah yang senantiasa memberikan support

kepada penulis.

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan

bantuan dalam proses penyelesaian penulisan ini.

Hanya harapan dan doa, semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda

kepada semua pihak yang telah berjasa dalam membantu penulis menyelesaikan tesis

ini. Akhirnya kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya dalam

mengharapkan keridhaan, semoga tesis ini bermanfaat bagi masyarakat umumnya dan

bagi penulis khususnya serta anak dan keturunan penulis kelak. Aamiin.

Jakarta, 31 Agustus 2020

Penulis

Afif Faizin

Page 14: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

xiii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN.................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN SEMINAR HASIL TESIS .................................................. iii

ABSTRAK ....................................................................................................................... viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ..............................................................v

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... xi

DAFTAR ISI .................................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 15

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 15

B. Identifikasi Masalah ............................................................................................ 21

C. Batasan Penelitian ............................................................................................... 21

D. Rumusan Masalah ............................................................................................... 21

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 22

F. Sistematika Pembahasan..................................................................................... 23

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................................ 25

A. Pendidikan Kewirausahan .................................................................................. 25

1. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan ......................................................... 25

2. Manfaat Pendidikan Kewirausahaan ............................................................. 27

3. Sasaran dan Asas Pendidikan Kewirausahaan ............................................. 29

4. Nilai-nilai dasar Kewirausahaan .................................................................... 29

5. Landasan Pendidikan Kewirausahaan .......................................................... 31

6. Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah ......................................................... 32

B. Manajemen Pendidikan Kewirausahaan ........................................................... 33

1. Aspek Perencanaan (Planning) ....................................................................... 37

2. Aspek Pengorganisasian (Organizing) ............................................................ 38

3. Aspek Pengarahan (Commanding) ................................................................. 40

4. Aspek Pengkoordinasian (Coordinating) ........................................................ 41

5. Aspek Pengendalian/Pengawasan (Controlling) ............................................ 42

Page 15: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

xiv

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................................... 43

D. Kerangka Pemikiran ........................................................................................... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................... 48

A. Tempat Penelitian ................................................................................................ 48

B. Metode Penelitian ................................................................................................ 48

C. Data dan Sumber Data ........................................................................................ 49

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 50

F. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 55

G. Uji Keabsahan Data......................................................................................... 57

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ................................................................... 60

A. Gambaran Umum SMK Letris Indonesia 2 ...................................................... 60

1. Sejarah Singkat SMK Letris Indonesia 2 ........................................................... 60

2. Visi Misi SMK Letris Indonesia 2 ..................................................................... 60

3. Kemitraan SMK Letris Indonesia 2 ................................................................... 61

4. Struktur Kepengurusan ...................................................................................... 64

5. Data Guru SMK Letris Indonesia 2 ................................................................... 65

B. Hasil Temuan ....................................................................................................... 66

1. Manajemen Pendidikan Kewirausahaan ............................................................ 66

2. Faktor Pendukung dan Penghambat ................................................................... 79

BAB V KESIMPULAN ................................................................................................... 81

A. KESIMPULAN .................................................................................................... 81

B. SARAN ................................................................................................................. 83

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 84

Page 16: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu modal utama pembangunan nasional adalah Sumber Daya

Manusia (SDM) yang berpendidikan. Apabila sumber daya manusia bagus tentu

pembangunan nasional pun akan sukses nantinya. Sumber Daya Manusia yang

dihasilkan pun harus bisa menjadi leader dalam segala bidang juga siap

mengahadapi tantangan-tantangan yang ada. Semakin banyak sumber daya manusia

maka akan semakin banyak pengangguran (Raharjo, 2018). Maka dari itu,

peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan secara terencana,

terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan.

Adapun tujuan pendidikan bukan hanya agar mendapat ijazah, atau agar

menyandang gelar, akan tetapi pada Undang-Undang Dasar 1945 dengan kalimat

bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu

negara selalu berusaha memajukan pendidikan agar dapat menghasilkan sumber

daya manusia yang bisa bersaing dan berkualitas.

Dalam Undang-undang Sisdiknas No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 3 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggungjawab. Secara tersirat dalam Undang-Undang ini menyangkut

pembahasan siswa yang cakap dan mandiri.

Berkaitan dengan ketercapaian tujuan pendidikan nasional terutama yang

mengarah pada pembentukan karakter yang terkait dengan pembentukan sikap dan

perilaku wirausaha peserta didik, selama ini belum dapat diketahui secara pasti.

Berlakunya sistem desentralisasi berpengaruh pada berbagai tatanan kehidupan,

termasuk pada manejemen pendidikan, yaitu manajemen memberi kebebasan

Page 17: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

16

kepada pengelolaan pendidikan. Adanya kebebasan diharapakan mampu

menemukan strategi pengelolaan pendidikan yang lebih baik sehingga mampu

menghasilkan output pendidikan yang berkualitas baik dilihat dari kualitas akademik

maupun non akademik. Kualitas akademik yang dimaksud adalah kualitas peserta

didik yang berkaitan dengan bidang ilmu, sedangkan kualitas non akademik

berkaitan dengan kemandirian untuk mampu bekerja di kantor dan membuka

usaha/lapangan kerja sendiri. Dengan kata lain lulusan pendidikan diharapkan

memiliki karakter dan perilaku wirausaha yang tinggi.

Setiap manusia berkeinginan mendapatkan pendidikan yang layak, seperti

sekolah, kursus, kuliah atau dalam bentuk pengembangan diri lainnya sebagai

bentuk dalam upaya menjadi manusia yang produktif. Dengan produktivitas yang

dimiliki, seseorang akan lebih leluasa untuk memilih. Namun, output lembaga

pendidikan dan kursus tidak membekali pengetahuan dan skill yang paripurna

sehingga begitu lulus bukannya dapat mengamalkan ilmu dan keterampilan yang

diperoleh, melainkan mendapatkan gelar baru sebagai pengangguran intelektual,

sebuah gelar yang tidak diharapkan (Arifin, 2012, hal. 7).

Tidak sedikit lulusan pendidikan yang tidak mampu mengisi lowongan

pekerjaan lantaran ketidakcocokan antara kemampuan yang dimiliki dengan

kebutuhan dunia kerja. Masih minimnya karakter wirausaha yang dimiliki oleh

lulusan kita menjadi faktor penting juga dalam dunia kerja saat ini. Belum lagi

jumlah penyerapan tenaga kerja oleh instansi pemerintah maupun swasta sangat

terbatas, oleh sebab itu semakin meningkatkan angka pengangguran terdidik setiap

tahunnya.

Badan Pusat Statistik (BPS, 2020) melansir data pengangguran terbaru di

Indonesia per februari 2020. Dilihat dari tingkat pendidikan, Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) masih yang paling tinggi diantara tingkat pendidikan lain, yaitu

sebesar 8,49 % dari jumlah Angkatan kerja sebanyak 137,91 juta orang. hal ini

berarti dari 100 orang Angkatan kerja, terdapat sekitar 5 orang penganggur.

Page 18: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

17

Presentasi pengangguran lulusan SMK menurun dibanding periode yang sama tahun

lalu mencapai 8,63 %.

Sedangkan tingkat pengangguran paling kecil berasal dari lulusan SD ke

bawah yaitu sekitar 2,64 %. Dibandingkan kondisi setahun yang lalu, tingkat

pengangguran pada seluruh jenjang pendidikan mengalami penurunan sebesar 0,01

sampai 0,51 persen poin.

Gambar 1.1

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Pendidikan Tertinggi yang

ditamatkan (persen), Februari 2018 – Februari 2020

Kondisi tersebut memberikan anggapan bahwa tidak semua orang yang

berpendidikan pasti mendapatkan pekerjaan. Sebaliknya, bahkan bisa jadi orang

yang tidak berpendidikan tetapi memiliki keterampilan, dia bisa disebut siap untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Menjadi pengangguran bukanlah harapan. Pengangguran merupakan stigma

buruk yang paling dihindari setiap generasi produktif. Menganggur dapat membuat

seseorang tertekan, frustasi dan menjadikan seseorang menjadi criminal. Setiap

generasi produktif menghindari gelar pengangguran itu.

Untuk itu, sangat strategis jika pemerintah mengarahkan sekolah agar

mampu menyediakan tenaga terdidik dengan kemampuan menciptakan lapangan

Page 19: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

18

kerja melalui model pendidikan kewirausahaan. Model ini diharapkan dapat

menyelesaikan dua problema yaitu pendidikan dan kewirausahaan (Arifin, 2012, hal.

5). Sekolah sebagai institusi diharapkan dapat menumbuhkan serta memupuk jiwa

sikap kewirausahaan para peserta didik sebagai langkah awal menuju kemandirian.

Pola fikir seperti ini merupakan jembatan pengetahuan untuk membangkitkan

kognisi setiap peserta didik dalam berfikir dan berperilaku hingga akhirnya memiliki

budaya wirausaha.

Subijanto (2012: hal. 164) dalam Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

menjelaskan kewirausahaan dalam hal ini merupakan suatu kreativitas dan inovasi

yang dimiliki para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk menghasilkan

nilai tambah bagi dirinya dan bermanfaat bagi orang lain/masyarakat serta

mendatangkangkan kemaslahatan bersama. Potensi entrepreneur seseorang selain

ada pada setiap individu (pembawaan) dapat pula dibentuk melalui pembelajaran

secara terpadu antara teori dan praktik melalui pelatihan dan pemagangan.

Seharusnya ada perbaikan kualitas pendidikan dan pembelajaran

kewirausahaan di Indonesia dengan melihat permasalahan di atas. Hasil dari proses

pendidikan dan pembelajaran agar tidak hanya mempunyai tingkat intelektual tinggi

tetapi juga mempunyai kemampuan teknis dalam dalam melakukan kegiatan

produktif untuk kehidupannya dan masyarakat sekitarnya (Saroni, 2012, hal. 21).

Banyak sekolah-sekolah yang sudah menerapkan kewirausahaan yang

menggiring peserta didik untuk lebih mandiri dan dapat membuka lapangan kerja

sendiri, secara otomatis jika sekolah bisa menciptakan lulusan yang berkualitas

maka jumlah pengangguran akan menurun. Untuk itu, mengombinasikan hard skill

dan soft skill adalah sebuah keharusan agar lulusannya memiliki keterampilan

sekaligus jiwa wirausaha (Arifin, 2012, hal. 8).

Kemampuan menciptakan sesuatu yang baru (kreatif), mengembangkan

sesuatu yang sudah ada (inovasi), kesanggupan hati untuk mengambil resiko atas

kreativitas dan inovasinya serta melaksanakannya secara terbaik yaitu sungguh-

Page 20: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

19

sungguh ulet, gigih, tekun, progresif, pantang menyerah, maksimal (all out) dan

professional sehingga nilai tambah yang diharapkan dapat tercapai.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal

Pendidikan Menengah dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi telah

mengimplementasikan pendidikan kewirausahaan sebagai salah satu wujud nyata

untuk menumbuhkan jiwa kreatif, inovatif, sportif, dan wirausaha dalam metodologi

pendidikan sebagai penjabaran dari pengembangan ekonomi kreatif (Perpres No 6

Tahun 2009).

Pada hakikatnya, tujuan pemberian materi tersebut antara lain memberi bekal

kemampuan dalam wujud kompetensi dasar terkait dengan kemandirian lulusan agar

mampu bekerja secara mandiri. Dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut

diharapkan peserta didik mampu mengaplikasikan teori kewirausahaan dengan

praktik di dalam suatu pekerjaan.

Dengan semakin memasyarakatnya kewirausahaan, dunia pendidikan seolah

dapat memperluas lahan garapannya. Lembaga pendidikan formal, non formal,

perguruan tinggi misalnya, mulai memberi muatan lokal mata kuliah ini. Dan di

awal abad 21 ini pembelajaran kewirausahaan sudah merambah kesatuan

persekolahan, walaupun belum begitu membumi. Demikian juga di Lembaga

Pendidikan nonformal seperti kursus kewirausahaan diterima sebagai mata pelajaran

yang memiliki nilai lebih. Berangkat dari uraian tersebut, ada suatu indikasi bahwa

kewirausahaan merupakan keterampilan yang sebenarnya dibutuhkan oleh semua

orang dalam hidup dan kehidupannya. Para ahli pendidikan pun sudah menyatakan

bahwa kewirausahaan bisa dipelajari atau diajarkan dalam satu aktifitas

pembelajaran. Namun karena satu dan lain hal perkembangannya di Indonesia

banyak menemui hambatan (Eman, 2008, hal. 2).

Banyak pembelajaran kewirausahaan yang kini dilakukan, namun hasilnya

belum sesuai dengan harapan dikarenakan masih banyak kegiatan pembelajaran

yang belum sesuai dengan desain pembelajaran kewirausahaan. Jika pembelajaran

Page 21: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

20

kewirausahaan dilakukan dengan menggunakan desain pembelajaran kewirausahaan

maka akan memperoleh hasil yang sangat memuaskan.

Salah satu SMK di Pamulang telah menerapkan pendidikan kewirausahaan

bagi peserta didiknya, yakni SMK Letris Indonesia 2 yang berada di Jl. Siliwangi

No. 55 Pondok Benda Pamulang. Kegiatan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia

2 adalah hal yang sangat penting. Hampir semua peminatan mapel kewirausahaan

menjadi mapel wajib untuk anak-anak, terlebih anak-anak kelas XI dan XII.

Menurut wawancara penulis dengan waka kurikulum bapak Firdaus Shaugie

menjelaskan :

“SMK itu mindsetnya anak-anak ketika lulus mereka bisa langsung terjun di

dunia kerja, makanya di dalam pembelajaran di SMK pun itu ada mata

pelajaran khusus untuk kewirausahaan. Jadi kita itu pengen ngebangun

mindset anak-anak itu setelah mereka lulus dari SMK, khususnya SMK

Letris Indonesia 2, mereka itu bisa langsung berwirausaha, minimal mereka

bisa apa, menghasilkan uang sendiri. Gitu kan, dari kewiraushaan itu”.

Sekolah berharap bisa menekan angka pengangguran di Indonesia.

Setidaknya peserta didik yang lulus dari SMK Letris Indonesia 2 ini bisa mandiri

dan menghasilkan uang sendiri kalaupun tidak bisa diterima di dunia kerja dengan

bekal yang telah mereka dapatkan sewaktu berada di bangku sekolah.

Bukti nyata sekolah telah menerapkan pendidikan kewirausahaan bagi

peserta didik yakni setiap tahunnya sekolah mengadakan kegiatan untuk anak-anak

agar bisa praktik kewirausahaan di acara market day, dimana anak-anak mencoba

memasarkan produknya masing-masing. Setiap kelas diberikan 1 stand untuk

praktik sekaligus belajar tentang kewirausahaan. Setelah kegiatan berakhir anak-

anak membuat laporan berkaitan hasil penjualannya, mulai dari modal, hasil

penjualan sampai menghitung untung ruginya.

Lingkup bidang usaha yang ada di SMK Letris Indonesia 2 ini meliputi

koperasi, Letris Mart, dan Bank Letris memberikan pengalaman bagi peserta didik

untuk praktik kewirausahaan selain adanya market day dan festival lainnya. Selain

Page 22: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

21

itu anak-anak juga dibekali soft skill seperti fotografi, videografi, animasi dan

praktik pemasaran. Misal dari skill fotografi saja, anak-anak sudah bisa

menghasilkan uang sendiri dengan menjual hasil fotonya sendiri, begitu juga

program keahlian lainnya.

Permasalahan yang dihadapi dalam menyelenggarakan pendidikan

kewirausahaan sejauh obervasi sementara penulis, belum menemukan bagaimana

pengelolaan, sarana prasarana, dan pola kerja sama dengan dunia usaha/industri

dalam menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 ini.

Oleh karenanya tentu menjadi menarik bagi peneliti untuk mengkaji lebih

jauh terkait manajemen pendidikan kewirausahaan di lembaga tersebut, sebab

hingga saat ini SMK Letris Indonesia 2 yang notabene secara basic merupakan SMK

yang baru berdiri di sekitar Pamulang mampu menunjukkan dirinya sebagai motor

ekonomi di masyarakat.

B. Identifikasi Masalah

1. Semakin meningkatnya angka pengangguran terdidik setiap tahunnya, dan SMK

menjadi penyumbang paling tinggi tingkat pengangguran.

2. Pemerintah mengarahkan agar mampu menyediakan tenaga terdidik dengan

kemampuan menciptakan lapangan kerja melalui pendidikan kewirausahaan.

3. Pendidikan kewirausahaan di sekolah masih belum sesuai harapan

4. Belum maksimalnya pendidikan karakter yang menyentuh aspek kewirausahaan

pada peserta didik.

5. Perlu manajemen pendidikan kewirausahaan yang bagus.

C. Batasan Penelitian

Penelitian ini dibatasi oleh penulis mengenai manajemen pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pokok

Page 23: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

22

permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2?

2. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka secara operasional tujuan

yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

a) Mendeskripsikan manajemen pendidikan kewirausahaan di SMK Letris

Indonesia 2

b) Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam manajemen

pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2

2. Manfaat Penelitian

a) Manfaat teoritis

1) Menambah konstribusi keilmuan dalam rangka memahami

penerapan manajemen pembelajaran dan implementasi proses

pendidikan kewirausahaan dalam membekali pribadi yang kuat

pada era globalisasi di SMK Letris Indonesia 2.

2) Sebagai bahan kajian dan rujukan bagi penelitian di bidang yang

serupa.

b) Manfaat praktis

Manfaat praktis bagi objek penelitian ini diharapkan dapat

memberikan gambaran untuk dijadikan petunjuk dalam meningkatkan

kinerjanya, akhirnya bisa meningkatkan mutu pendidikan di SMK Letris

Indonesia 2 khususnya dalam manajemen pendidikan kewirausahaan.

Sedangkat manfaat praktis bagi peneliti sendiri diharapkan dapat

menambah pengetahuan dan menjadi suatu pengalaman guna

memperoleh gambaran yang nyata tentang manajemen pendidikan

Page 24: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

23

kewirausaahan di SMK Letris Indonesia 2, serta menambah wawasan

dan pengetahuan mengenai pentingnya manajemen pendidikan

kewirausahaan terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini.

F. Sistematika Pembahasan

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

B. Batasan Penelitian

C. Rumusan Masalah

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

F. Sistematikan Penulisan

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Kewirausahaan

1. Definisi Pendidikan Kewirausahaan

2. Manfaat Pendidikan Kewirausahaan

3. Sasaran dan Asas Pendidikan Kewirausahaan

4. Landasan Pendidikan Kewirausahaan

5. Pendidikan Kewirausahaan di SMK

B. Manajemen Pendidikan

1. Perencanaan

2. Pengorganisasian

3. Pengarahan dan Implementasi

4. Pengawasan

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

B. Tempat dan Waktu Penelitian

C. Sumber Data

Page 25: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

24

D. Teknik Pengumpulan Data

E. Uji Keabsahan Data

F. Teknik Analisis Data

BAB IV: PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum

1. Sejarah SMK Letris Indonesia 2

2. Visi Misi dan Tujuan

3. Struktur Organisasi SMK Letris Indonesia 2

4. Kurikulum SMK Letris Indonesia 2

5. Keadaan Mentor/Tenaga Pendidik

6. Keadaan Sarana Prasarana

B. Hasil Temuan

1. Manajemen pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2

2. Faktor pendukung dan penghambat manajemen pendidikan kewirausahaan

di SMK Letris Indonesia 2

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 26: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

25

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Kewirausahan

1. Pengertian Pendidikan Kewirausahaan

Pendidikan adalah suatu kegiatan pembentukan kesadaran dan kepribadian

anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian (Qori'ah, 2017). Menurut

(KBBI, 2020), pendidikan adalah proses perubahan sikap seseorang dalam upaya

mendewasakan manusia. Bisa dikatakan pula pendidikan merupakan proses

belajar mengajar yang didalamnya terdapat beberapa unsur pendukung.

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

pembelajaran agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi

dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan. Salah satu

keterampilan yang harus dimiliki peserta didik adalah wirausaha.

Dunia dan masyarakat membutuhkan kewirausahaan (Suci, 2018).

Edupreneur atau educational entrepreneur berasal dari dua kata yaitu education

bermakna pendidikan dan entrepreneur bermakna pengusaha atau wirausahawan.

Ada juga yang menyamakan istilah edupreneur dengan menggunakan istilah

teacherpreneur (Purnomo A. , 2017). Jadi, pendidikan kewirausahaan adalah

proses atau cara untuk memperoleh pengetahuan tentang berwirausaha guna

mempersiapkan siswa menghadapi perkembangan IPTEK pada masa sekarang

dan yang akan datang.

Menurut (Wibowo, 2011, hal. 31) pendidikan kewirausahaan merupakan

upaya menginternalisasikan jiwa dan mental kewirausahaan baik melalui institusi

pendidikan maupun institusi lain seperti lembaga pelatihan, training dan

sebagainya. Usaha terencana dan aplikatif untuk meningkatkan pengetahuan,

intensi/niat dan kompetensi peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya

dengan diwujudkan dalam perilaku kreatif, inovatif, dan berani mengelola resiko

juga pengertian dari pendidikan kewirausahaan (Suyitno, 2013, hal. 2).

Page 27: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

26

Dalam Jurnal (Budi Wahyono, 2015, hal. 3) Lo Choi Tung mengatakan

bahwa pendidikan kewirausahaan adalah “the process of transmitting

entrepreneurial knowledge and skills to students to elp them exploit a business

opportunity’. Yaitu proses transmisi pengetahuan dan keterampilan

kewirausahaan kepada siswa untuk membantu mereka dalam memanfaatkan

peluang bisnis. Kewirausahaan sudah merambah ke dalam dunia pendidikan,

diintegrasikan dengan kurikulum di sekolah maupun perguruan tinggi. Sehingga

istilah pendidikan kewirausahaan pun semakin popular dikalangan masyarakat.

Rae dan Carswell (2000) juga ikut mendefinisikan pendidikan

kewirausahaan sebagai proses pemecahan masalah yang berpusat pada akuisisi,

penyimpanan dan penggunaan pengetahuan kewirausahaan dalam memori jangka

panjang. Walau demikian, pendidikan kewirausahaan umumnya disederhanakan

sebagai belajar bagaimana mengenali kesempatan (Purnomo, 2015, hal. 99).

Penelitian Rae mengusulkan bahwa fokus pendidikan kewirausahaan adalah

mengenali kesempatan, dengan alasan bahwa identifikasi kesempatan adalah

tindakan belajar itu sendiri dan sumber motivasi untuk belajar kewirausahaan.

Output pendidikan kewirausahaan idealnya adalah kemampuan mengidentifikasi

adanya peluang atau mengidentifikasi ide-ide yang baik dan mengubahnya

menjadi sebuah konsep bernilai tambah (Purnomo, 2015, hal. 99-100).

Pendidikan kewirausahaan seperti halnya mata pelajaran lain telah

diselenggarakan dengan menggunakan berbagai teori pembelajaran.

Efektifitasnya menantang para pelaksana pedidikan kewirausahaan untuk terus

mengembangkan pendekatan terhadap pendidikan kewirausahaan itu sendiri. Hal

ini seperti pendapat Garavan dan Cinneide (1994) yang berkata bahwa sampai

saat ini kita tidak tahu bagaimana wirausahawan belajar. Para penulis

merekomendasikan agar dalam pendidikan kewirausahaan peserta didik diajak

langsung ke lapangan dan merasakan langsung bagaimana berwirausaha.

Pendidikan kewirausahaan mengajarkan penanaman nilai-nilai

kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha

Page 28: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

27

agar peserta didik dapat mandiri. Pendidikan kewirausahaan juga mampu

membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi kewirausahaan yang

nantinya akan membawa manfaat besar bagi kehidupannya.

Keberhasilan pendidikan kewirausahaan tidak mungkin diraih dengan begitu

saja, akan tetapi harus melalui tahapan-tahapan. Secara umum keberhasilan

adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi kegagalan tanpa kehilangan

semangat. Dalam konteks ini keberhasilan merupakan output ataupun hasil yang

didapat dari suatu pembelajaran yaitu pendidikan kewirausahaan.

Menurut Churchill dalam (R. & Hamdani, 2009), pendidikan sangat penting

bagi keberhasilan wirausaha. Kegagalan pertama dari seorang wirausaha adalah

karena lebih mengandalkan pengalaman daripada pendidikan. Namun, tidak

menganggap remeh juga arti pengalaman bagi seorang wirausaha. Baginya

kegagalan kedua adalah jika seorang wirausaha hanya bermodalkan pendidikan

tapi miskin pengalaman lapangan. Oleh karena itu, perpaduan antara pendidikan

dan pengalaman adalah faktor utama yang menentukan keberhasilan wirausaha.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

kewirausahaan merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan seluruh potensi

peserta didik dan membentuk sikap yang mandiri, kreatif, berani mengambil

resiko, memiliki jiwa pemimpin, kerja keras, jujur, disiplin, inovatif, tanggung

jawab, mencari peluang serta menemukan solusi dan pantang menyerah sehingga

siap hidup di tengah-tengah masyarakat serta mampu mengaktualisasikan sikap

tersebut ke dalam dunia usaha.

2. Manfaat Pendidikan Kewirausahaan

Sesuai dengan definisi dan pengertian yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat diketahui bahwa manfaat yang dapat diperoleh melalui pendidikan

kewiraushaan adalah (Daryanto, 2012, hal. 58):

a. Memeliki kebebasan untuk mengaktualisasi potensi yang dimiliki banyak

wirausaha yang berhail mengelola usahanya karena menjadikan

keterampilan/hobinya menjadi pekerjaannya.

Page 29: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

28

b. Memiliki peluang untuk berperan bagi masyarakat. Dengan berwirausaha

kita memiliki kesempatan untuk berperan bagi masyarakat dengan

menciptakan produk yang dibutuhkan masyarakat

c. Dapat menjadi motivasi tersendiri untuk memulai berwirausaha.

Pendidikan kewirausahaan memiliki beberapa tujuan, secara sederhana

tujuan pendidikan kewirausahaan merupakan bagian yang bersifat pragmatis

yakni merupakan formulasi terhadap problematika bangsa saat ini. Yaitu

menjadikan bangsa yang kreatif, berani, memiliki mental kewirausahaan,

sehingga masalah ketenagakerjaan sedikit demi sedikit bisa teratasi dan dengan

itulah maka terbentuknya kesejahteraan, kesehatan masyarakat lebih terjamin,

serta kemajuan negara mampu diwujudkan karena menurut beberapa ahli bahwa

negara maju memiliki wirausahaa lebih dari 30%, sedangkan di Indonesia

pengusaha baru mencapai 2% (Tim Pelaksana Program DPP Bakat, 2012, hal.

36).

Sedangkan tujuan utama pendidikan kewirausahaan tidak hanya

memperbaiki kualitas hidup menuju kehidupan yang sejahtera, melainkan

mempersiapkan lulusan untuk menjadi warga negara yang baik serta memiliki

kualitas hidup yang lebih baik. Hal ini bisa dimaklumi tetapi secara metafisis

tujuan utama pendidikan bukanlah semata-mata untuk menjadikan warga negara

yang baik. Menurut Murtadha Muthahhari yaitu manusia memiliki nilai dan

kepribadian manusia pada intelektualitas, spiritualitas dan tanggung jawab sosial

(Tim Pelaksana Program DPP Bakat, 2012, hal. 42).

Pendidikan Kewirausahaan juga bertujuan untuk mempersiapkan peserta

didik memiliki kecakapan hidup (life skill), berinteraksi dengan lingkungan sosial

(social skill), berdasarkan pertumbuhan dan lingkungannya.

Page 30: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

29

3. Sasaran dan Asas Pendidikan Kewirausahaan

Menurut (Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi, 2011, hal. 9-10)

Kewirausahaan memiliki asas dan sasaran yang ingin dicapai. Sasaran

kewirausahaan adalah sebagai berikut:

a. Para generasi muda pada umumnya anak-anak sekolah, anak putus

sekolah dan calon wirausaha.

b. Para pelaku ekonomi yang terdiri atas para pengusaha kecil dan koperasi.

c. Instansi pemerintah yang melakukan kegiatan usaha BUMN, organisasi

dan kelompok-kelompok masyarakat.

Sedangkan asas pendidikan kewirausahaan sebagai berikut:

a. Kemampuan untuk berkarya dalam kebersamaan berlandaskan bisnis

yang sehat

b. Kemampuan bekerja secara tekun, teliti dan produktif

c. Kemampuan memcahkan masalah dan mengambil keputusan serta

keberanian mengambil resiko bisnis.

4. Nilai-nilai dasar Kewirausahaan

Adapun nilai-nilai dasar yang dapat dijadikan pegangan bagi seorang

wirausahawan antara lain:

Tabel 2.1

Nilai-nilai dasar wirausahawan

Nilai-nilai

dasar Deskripsi

Kreatif Mampu menghasilkan sesuatu yang baru atau

mengembangkan sesuatu yang telah ada

Mandiri Sikap tidak mudah bergantung pada orang lain

Kepemimpinan Dapat mengatur diri sendiri dan orang lain serta

mudah bergaul

Kerja Keras Sungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas dan

Page 31: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

30

mengatasi hambatan

Berani Mampu melakukan pekerjaan yang menantang

serta berani mengambil resiko

Beroerientasi

pada Tindakan

Inisiatif dalam bertindak menunggu sebelum

kejadian yang tidak diinginkan terjadi

Etika dan norma Memiliki etika dan norma yang baik

Sumber: (Kemendiknas, 2010)

Nilai-nilai tersebut dapat dikembangkan dalam dunia pendidikan. Generasi

muda butuh dibekali nilai-nilai kewirausahaan tersebut agar dapat mengatasi

persaingan yang ketat. Pada dasarnya pendidikan bisa dijadikan jembatan

penghubung manusia untuk menuju kehidupan yang lebih baik. Pendidikan

kewirausahaan diharapkan dapat mengembangkan jiwa semangat berwirausaha,

berkarya dan menumbuhkan perekonomian masyarakat (Asmani, 2011).

Seorang wirausahawan dituntut adanya inovasi yang tinggi. Kemampuan

tersebut merupakan gabungan dari kemampuan imajinasi dan pikiran kreatif

secara sistematis dan logis. Kombinasi tersebut dapat diterapkan dalam empat

jenis proses, yang dituturkan oleh Koratko sebagai berikut (Basrowi, 2014, hal.

36):

a. Invensi (penemuan): merupakan penemuan produk atau jasa yang

merupakan proses yang benar-benar baru. Misalnya penemuan pesawat

terbang oleh Wright bersaudara, penemuan pesawat telpon oleh

Alexander Graham Bell, dan lampu pijar oleh Thomas A. Edison.

b. Eksistensi (pengembangan): merupakan pemanfaatan baru atau

penerapan lain pada produk, jasa atau proses yang ada. Misalnya

pengusaha restoran MC. Donald’s yaitu Raynoc.

c. Duplikasi (Penggandaan): merupakan replikasi kreatif atau konsep yang

telah ada. Misalnya Walmart (department store).

Page 32: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

31

d. Sintesis: merupakan kombinasi atas konsep dan faktor-faktor baru yang

telah ada dalam penggunaan atau formulasi baru. Misalnya: Metti

Lyuch (Lembaga keuangan).

5. Landasan Pendidikan Kewirausahaan

Adapun landasan pendidikan kewirausahaan adalah sebagai berikut:

a. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 memberikan landasan filosofis serta berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan. Berdasarkan landasan filosofis tersebut,

pendidikan nasional menempatkan peserta didik sebagai makhluk yang

diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan segala fitrahnya dengan

tugas memimpin kehidupan yang berharkat dan bermartabat dan menjadi

manusia yang bermoral, berbudi luhur, mandiri, kreatif, inovatif dan

berakhlak mulia.

b. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tetang Sistem Pendidikan Nasional ,

pasal 3.

Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 , tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 3 ditegaskan bahwa: “Pendidikan Nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa,

bertujuan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggungjawab.

c. Intruksi Presiden No. 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional

Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Ini memberikan

arah dalam melaksanakan gerakan memasyarakatkan dan membudayakan

kewirausahaan di sektor masing-masing sesuai dengan tugas,

kewenangan dan tanggung jawabnya di bawah koordinasi Menteri

Page 33: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

32

Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. Melalui gerakan ini

diharapkan budaya wirausaha akan menjadi bagian dari etos kerja

masyarakat dan bangsa sehingga dapat melahirkan wirausaha-wirausaha

baru yang handal, tangguh dan mandiri.

d. Pidato Presiden pada Nasional Summit Tahun 2010 telah

mengamanatkan perlunya penggalangan jiwa kewirausahaan dan

metodologi pendidikan yang lebih mengembangkan kewirausahaan.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 63 Tahun 2009 tentang

Penjaminan Mutu Pendidikan, pasal 4 butir (d) kreatifitas dan inovasi

dalam menjalani kehidupan, (e) tingkat kemandirian serta daya saing dan

(f) kemampuan untuk menjamin keberlanjutan diri dan lingkungannya.

Landasan di atas diselenggarakan dengan beroerientasi pada pembudayaan,

pemberdayaan, pembentukan kreatifitas dan kepribadian, atau karakter unggul

serta berbagai kecakapan hidup (life skill). Selain itu mendorong peserta didik

menjadi subjek pembelajar mandiri yang bertanggungjawab, kreatif, inovatif, dan

memiliki karakter wirausaha.

6. Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah

Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan baik pengetahuan alam

maupun ilmu pengetahuan sosial, pada dasarnya mengalami perkembangan sesuai

dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Begitupun dengan ilmu yang satu ini

memberikan secercah harapan bahwa setelah mempelajarinya diharapkan mampu

menggugah motivasi untuk dapat berbuat dan bertindak baik bagi dirinya maupun

bagi orang laun. Sesuai data yang disampaikan BPS dan telah penulis cantumkan

di halaman pendahuluan, menjelaskan lulusan SMA/SMK lebih banyak

menyumbangkan tenaga pengangguran terdidik. Hal ini perlu disikapi dengan

serius dengan menciptakan berbagai pola pengajaran dan pelatihan yang

mensinergikan kurikulum yang ada dengan kebutuhan keahlian yang diterima

Page 34: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

33

oleh masyarakat. Salah satu ilmu yang dapat memberikan bekal agar peserta didik

adalah mempunyai jiwa wirausaha.

Mata pelajaran kewirausahaan juga dapat dikatakan sebagai program diklat

yang diajarkan pada siswa SMK. Secara umum program diklat ini membekali

siswa untuk menjadi wirausahawan yang berarti orang yang pandai atau berbakat

mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, serta mengatur

permodalan. Hal ini sesuai dengan tujuan SMK yakni mempersiapkan

tamatannya untuk bekerja dibidang tertentu sehingga SMK perlu menyiapkan

bidang keahlian yang secara garis besar program Pendidikan dan Latihan SMK

dibagi menjadi (UU No. 2 Tahun 1989, pasal 21): meliputi (a) Normatif, berperan

dalam pembentukan watak manusian Indonesia; (b) Adaptif, berperan dalam

penanaman dasar dan pengembangan kemampuan profesi; (c) Produktif, berperan

dalam pembekalan keterampilan produktif sesuai dengan kebutuhan dunia kerja.

Pelajaran kewirausahaan di sekolah yang dimaksudkan adalah pelajaran di

SMK yang berpengaruh positif dan berkaitan dengan masalah kewirausahaan,

diantaranya pendidikan kewirausahaan di dalam kelas maupun implementasinya

seperti pengemabangan unit produksi/jasa di SMK.

Pendidikan kewirausahaan di sekolah dilaksanakan dalam waktu yang

terbatas, dan siswa harus menghasilkan sesuatu. Kemampuan berpikir dan

kemampuan bekerja keras hanya akan bermanfaat apabila siswa dapat

memanfaatkan komitmen tinggi tepat waktu untuk menghasilkan.

B. Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

Manajemen umumnya diartikan sebagai proses perencanaan,

mengorganisasi, pengarahan, dan pengawasan. Usaha-usaha para anggota

organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan. Inti manajemen adalah pengaturan (Musfah,

2017, hal. 2).

Page 35: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

34

Manajemen merupakan sebuah proses dalam perencanaan untuk mencapai

tujuan tertentu. Menurut Hasibuan manajemen adalah ilmu dan seni yang

mengatur proses pemafataan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu (Muhammad,

2014, hal. 2).

George R. Terry (Terry, 2010, hal. 1) mendefinisikan manajemen :

Management is a typical process that consist of the actions of planning,

organizing and controlling mobilization under taken to determine and

achieve the goals that have been determined other resource utilization.

Yakni aktifitas yang terdiri dari empat subjektivitas yang masing-masing

merupakan fungsi fundamental sebagai P.O.A.C adalah Planning (perencanaan),

Organizing (pengorganisasian), Actuating (pelaksanaan), Controlling

(pengawasan) (Daryanto H. , 2013, hal. 41).

Jadi manajemen adalah satu proses mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan yang dilakukan untuk

menentukan dan memenuhi sasaran hasil yang melibatkan secara optimal

kontribusi orang-orang, dana, fisik dan sumber-sumber lainnya sehingga

pekerjaan tersebut dapat diselesaikan secara efisien dan efektif.

Sedangkan pendidikan kewirausahaan sebagaimana telah penulis definisikan

di depan merupakan upaya untuk menumbuhkembangkan seluruh potensi peserta

didik dan membentuk sikap yang mandiri, kreatif, berani mengambil resiko,

memiliki jiwa pemimpin, kerja keras, jujur, disiplin, inovatif, tanggung jawab,

mencari peluang serta menemukan solusi dan pantang menyerah sehingga siap

hidup di tengah-tengah masyarakat serta mampu mengaktualisasikan sikap

tersebut ke dalam dunia usaha.

Pada dasarnya pendidikan kewirausahaan dapat diimplementasikan secara

terpadu dengan kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah. Pelaksanaan pendidikan

kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan

(konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu komunitas

Page 36: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

35

pendidikan. Pendidikan kewirausahaan diterapkan ke dalam kurikulum dengan

cara mengidentifikasi jenis-jenis kegiatan di sekolah yang dapat merealisasikan

pendidikan kewirausahaan dan direalisasikan peserta didik dalam kehidupan

sehari-hari.

Adapun seorang wirausaha yang memiliki potensi sukses adalah mereka

yang mengerti kegunaan pendidikan untuk menunjang kegiatan serta mau belajar

untuk menambah wawasan pengetahuan. Lingkungan pendidikan dapat

dimanfaatkan oleh wirausaha sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan

(Basrowi, Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi, 2011, hal. 79).

Seorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan

bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausahawan adalah orang-

orang yang mengenal potensi dan mengembangkannya untuk menangkap peluang

serta mengorganisasikan usaha dalam mewujudkan wirausahawan yang sukses,

memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi harus memiliki pengetahuan mengenai

segala aspek usaha yang ditekuninya (Suryana, 2013, hal. 2-3).

Menurut Potter (J., 2008, hal. 23), “key role of entrepreneurial education is

to create momentum for change , development starts in small steps, as others

follow and momentum grows”.

Pendapat tersebut dapat dimaknai bahwa pendidikan kewirausahaan

dimanfaatkan sebagai momentum awal menciptakan lulusan yang berjiwa

wirausaha melalui pembentukan pola pikir (mindset) dan jiwa (spirit) menjadi

pengusaha. Salah satu cara untuk yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kewirausahaan adalah melalui pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan bakat

yang telah dimiliki peserta didik akan berkembang, tertanam, dan dijiwai oleh

peserta didik (Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan, 2011,

hal. 1).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen pendidikan

kewirausahaan adalah suatu proses pengaturan mulai dari perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan sebagai upaya untuk

Page 37: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

36

menumbuhkembangkan seluruh potensi peserta didik dan membentuk sikap yang

mandiri, kreatif, berani mengambil resiko, memiliki jiwa pemimpin, kerja keras,

jujur, disiplin, inovatif, tanggungjawab, mencari peluang serta menemukan solusi

dan pantang menyerah, sehingga siap hidup di tengah-tengah masyarakat dan bisa

mengaktualisasikan sikap tersebut ke dalam dunia usaha.

Untuk mengetahui kebutuhan manajer akan informasi dan informasi yang

dihasilkan dalam pekerjaan, maka berikut ini perlu dikelompokkan seluruh tugas

atau fungsi manajemen yang telah dikemukakan oleh para ahli. Sehingga terlihat

fungsi mana saja yang menjadi fungsi pokok manajer (Amsyah, 2005, hal. 63).

Henry Fayol mengelompokkan fungsi manajemen mencakup planning,

organizing, commanding, coordinating dan controlling. Kemudian George R.

Terry planning, organizing, controlling dan actuating. Luther Gulick

mengelompokkan fungsi manajemen lebih banyak lagi yaitu planning,

organizing, commanding, coordinating, controlling, actuating, dan staffing.

Tokoh lain seperti Kontz dan O‟Donnel sendiri mengelompokkan fungsi

manajemen menjadi lima hal yaitu planning, organizing, commanding,

coordinating dan controlling. Lyanndal F. Urwick yaitu planning, organizing,

commanding, coordinating, dan actuating. Selanjutnya Sondang P. Siagian

planning, organizing, coordinating dan controlling. Dan terkahir William

Newman mengelompokkan fungsi manajemen menjadi planning, organizing,

coordinating, actuating dan budgeting.

Berdasarkan pendapat pakar di atas, maka fungsi manajemen yang mendapat

suara terbanyak dapat dipandang sebagai fungsi utama, yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengawasan, dan pengarahan.

Akan tetapi fungsi manajemen yang akan penulis gunakan pada penelitian ini

ditekankan pada pendapat Henry Fayol yaitu meliputi: perencanaan (planning),

pengorganisasian (organizing), pengarahan (comanding) yang hampir sama

dengan actuating, pengkoordinasian (coordinating), dan

pengendalian/pengawasan (controlling).

Page 38: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

37

Manajemen pendidikan kewirausahaan yang akan penulis teliti terdiri dari 5

aspek, diantaranya:

1. Aspek Perencanaan (Planning)

Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak

dilakukan pada masa depan. Kegiatan ini dimaksudkan mengatur berbagai

sumber daya agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

Perencanaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapkan keputusan

mengenai apa yang diharapkan terjadi (peristiwa, keadaan, suasana, dan

sbeagainya) dan apa yang dilakukan (intensifikasi, revisi, renovasi, substansi,

dan lain sebagainya (Syaefudin & Makmun, 2011, hal. 2-4).

Fungsi perencanaan dalam manajemen adalah perencanaan, dan

merupakan langkah awal merumuskan strategi dengan mempertimbangkan

sumber daya organisasi untuk meramalkan kesuksesan dimasa mendatang.

Satu-satunya hal yang pasti mengenai masa depan organisasi adalah

perubahan, perencanaan (planning) merupakan jembatan yang penting antara

masa kini dan masa depan yang mampu meningkatkan kemungkinan

tercapainya hasil yang diinginkan. Perencanaan adalah proses yang

dengannya orang memerlukan apakah perlu menempuh suatu usaha, mencari

jalan yang paling efektif untuk mencari tujuan yang diinginkan dan

mempersiapkan diri untuk mengatasi beragam kesulitan yang tidak

diharapkan dengan sumber daya yang memadai (Usman, Manajemen Teori,

Praktik dan Reset Pendidikan, 2011, hal. 5).

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan antara lain

meliputi politik, ekonomi, waktu, hukum dan peraturan-peraturan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta keberadaan sekolah,

kendala tersebut adalah berkaitan dengan pimpinan sebagai top manager dan

top leader, serta keterlibatan sumber daya manusia (Syarifudin, 2011, hal.

58).

Page 39: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

38

Perencanaan pendidikan kewirausahaan di sekolah ini terdiri dari

beberapa kegiatan :

a. Menetapkan tentang apa yang harus dikerjakan, kapan dan

bagaimana cara melakukannya.

b. Membatasi sasaran dan menetapkan pelaksanaan-pelaksanaan kerja

untuk mencapai efektifitas maksimum melalui proses penentuan

target.

c. Mengumpulkan dan menganalisa informasi.

d. Mengembangkan alternatif-alternatif.

e. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan

keputusan-keputusan.

Perencanaan pendidikan kewirausahaan ini menetapkan apa saja yang

harus dikerjakan, kapan dan bagaimana cara menyampaikan terkait

pendidikan kewirausahaan kepada peserta didik melalui proses penentuan

target sehingga tercapai sesuai visi misi yang telah ditetapkan sekolah.

2. Aspek Pengorganisasian (Organizing)

Kepala sekolah pada bagian ini dituntut untuk dapat

mengorganisasikan dan menggerakkan personil di lembaga maupun

institusinya. Kepala sekolah harus mampu menciptakan suasana kerja yang

sehat pada guru, karyawan dengan memupuk dan memelihara kesediaan

bekerja sama di dalam kelompok demi tercapainya tujuan bersama,

menanamkan dan memupuk perasaan anggota masing-masing bahwa mereka

termasuk dalam kelompok dan dapat dibentuk melalui penghargaan terhadap

usaha-usahanya dan bersifat ramah tamah.

Organisasi biasanya menggambarkan lima aspek struktur organisasi

yaitu, pembagian tugas para pemimpin dan bawahan, jenis perkerjaan yang

dikerjakan, pengelompokan bagian yang dikerjakan (fungsional, daerah,

proyek) dan tingkatan manajemen (Reksohaddiprojo, 2010, hal. 37).

Page 40: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

39

Guru perlu pengorganisasian khusus dari pimpinanya, agar mereka

dapat menggunakannya untuk melaksanakan kewajiban sesuai kompetensi

yang dimilikinya. Kepala sekolah perlu melakukan pengorganisasian secara

bertahap agar menghasilkan penempatan guru dan karyawan yang efektif dan

efisien, dimana bisa berkreasi dan berinovasi dalam memajukan sekolah.

Pengorganisasian sama halnya dengan dengan merancang dan

mengembangkan suatu organisasi yang akan dapat melaksanakan berbagai

program yang direncanakan dengan sukses. Pengorganisasian di sekolah ini

meliputi:

a. Menyediakan fasilitas-fasilitas, perlengkapan dan tenaga kerja yang

diperlukan untuk penyusunan rangka kerja yang efisien dalam

melaksanakan rencana-rencana melalui suatu proses penetapan

kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan rencana-rencana yang

sudah ditetapkan.

b. Mengelompokkan komponen kerja ke dalam struktur organisasi

secara teratur.

c. Membentuk struktur wewenang dan mekanisme koordinasi.

d. Merumuskan dan menentukan metode dan prosedur.

e. Memilih, mengadakan latihan dan pendidikan tenaga kerja serta

mencari sumber-sumber lainnya yang diperlukan.

Tujuan pengorganisasian (organizing) adalah mencapai upaya yang

terkoordinasi dengan cara menentukan siapa yang melakukan apa dan siapa

yang harus memberi tanggung jawab kepada siapa (David, 2011, hal. 193).

Secara garis besar pengorganisasian yaitu proses penentuan,

pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam yang diperlukan untuk

mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktifitas,

menyediakan orang-orang, menyediakan alat-alat yang diperlukan,

menetapkan wewenang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu

yang akan melakukan aktifitas tersebut (Sutarno, 2012, hal. 33).

Page 41: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

40

Pengorganisasian dalam pendidikan kewirausahaan ini yaitu

pengorganisasian secara bertahap agar penempatan guru dan karyawan bisa

efektif dan efisien dalam melaksanakan rencana kerja dalam mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sekolah.

3. Aspek Pengarahan (Commanding)

Fungsi pengarahan (commanding) merupakan fungsi terpenting dan

paling dominan dalam proses manajemen. Fungsi ini baru dapat diterapkan

setelah rencana, organisasi, dan karyawan ada. Jika fungsi ini diterapkan

maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan dimulai. Namun,

penerapan fungsi ini sangat sulit, rumit, dan kompleks karena keinginan

karyawan tidak dapat dipenuhi sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena

karyawan adalah makhluk hidup yang punya pikiran, perasaan, harga diri,

cita-cita dan lain-lainnya. Prinsip-prinsip pengarahan ditujukan pada

keterpaduan antara tujuan perorangan dan tujuan organisasinya, keterpaduan

antara tujuan kelompok dan tujuan organisasinya, kerjasama antar pimpinan,

partisipasi dalam pembuatan keputusan, terjalinnya komunikasi yang efektif

dan pengawasan yang efektif dan efisien.

pengarahan adalah proses menumbuhkan semangat (motivation) pada

karyawan agar dapat bekerja keras dan giat serta membimbing mereka dalam

melaksanakan rencana untuk mencapai tujuan yang efektif da efisien.

Melalui pengarahan, seorang manajer menciptakan komitmen, mendorong

usaha-usaha yang mendukung tercapainya tujuan (Batlajery, 2016, hal. 140).

Peneliti menyimpulkan bahwa fungsi pengarahan dalam manajemen

pendidikan kewirausahaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan

(kepala sekolah) di dalam suatu organisasi untuk membimbing, memberikan

motivasi, menggerakkan, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas

dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha.

Pengarahan dalam pendidikan kewirausahaan ini adalah menumbuhkan

semangat karyawan dalam hal ini adalah guru di sekolah supaya terjalin

Page 42: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

41

komunikasi yang efektif agar apa yang diharapkan oleh kepala sekolah

difahami oleh guru yang bertugas di lapangan.

4. Aspek Pengkoordinasian (Coordinating)

Setelah dilakukan pendelegasian wewenang dan pembagian pekerjaan

kepada guru oleh manajer (dalam hal ini kepala sekolah), Langkah

selanjutnya adalah pengkoordinasian. Tanpa koordinasi tugas dan pekerjaan

dari setiap individu, maka tujuan awal dari yang sudah direncanakan tidak

akan tercapai. Koordinasi itu sangat penting di dalam suatu organisasi.

Supaya semua tugas, kegiatan dan pekerjaan terintergasi kepada sasran

yang diinginkan. Menurut Terry (Hasibuan, 2009, hal. 49) ada beberapa tipe-

tipe koordinasi, antara lain:

a. Koordinasi vertikal

Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan,

pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit,

kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah dan tanggungjawabnya.

b. Koordinasi horizontal

Koordinasi horizontal adalah menggkoordinasikan tindakan-

tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang

dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang

dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam tingkat organisasi yang

setingkat.

Henry Fayol juga mengatakan bahwa mengkoordinasi berarti mengikat

bersama menyatukan dan menyelaraskan semua kegiatan yang ada dalam

mencapai tujuan organisasi.koordinasi yang baik dapat dilakukan jika

masing-masing individu menyadari dan memahami akan tugas-tugas mereka.

Mereka harus mengetahui bawa sebenarnya tugas mereka sangat membantu

pada usaha-usaha untuk mencapai tujuan organisasi lain.

Page 43: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

42

Koordinasi dalam pendidikan kewirausahaan adalah kegiatan

menyatukan dan menyelaraskan program agar masing-masing individu

terkoordinir dan tidak tumpeng tindih tugas dan tanggungjawabnya. Masing-

masing individu tahu kemana tanggungjawabnya itu dilaporkan dan

dikoordinasikan.

5. Aspek Pengendalian/Pengawasan (Controlling)

Fungsi pengawasan bertujuan mengawasi berbagai peristiwa yang

terjadi dalam suatu organisasi, apakah ia telah sesuai atau tidak dengan

rencana yang sudah disusun.dalam manajemen pendidikan, khususnya

manajemen pendidikan Islam, pengawasan dilakukan terutama untuk

mengetahui berbagai kejadian atau peristiwa yang terjadi dalam proses

pembelajaran.

Dalam pengawasan, hal pokok yang dilakukan antara lain adalah

dengan melakukan pengamatan sekaligus pengukuran yang dilakukan untuk

mengetahui apakah pelaksanaan dan hasil kerja yang dicapai sudah sesuai

dengan perencanaan atau tidak (Abbas, 2008, hal. 102).

Apabila dalam proses pengawasan itu diketahui bahwa hasil kerja yang

dicapai tidak sesuai dengan rencana, maka penting diketahui apa penyebab

atau kendalanya dan bagaimana caranya agar hasil kerja sesuai dengan

rencana yang diharapkan. Dalam proses pendidikan, fungsi pengawasan tidak

harus dilakukan diakhir tahun, tetapi dapat dilakukan secara berkala dalam

waktu yang lebih pendek. Tujuannya agar kendala yang ditemukan dapat

segera ditangani dengan baik dan cepat.

Pengendalian/pengawasan dalam pendidikan kewirausahaan ini

merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengadakan penilaian, bila

perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat

diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dan tujuan yang telah

digariskan semula agar rencana dapat terselenggara dengan baik.

Page 44: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

43

C. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Sebagai salah satu langkah dalam persiapan penelitian ini, penulis telah

melakukan eksplorasi terhadap terhadap beberapa sumber untuk membandingkan

dengan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan penelitian sebelumnya terkait

pendidikan kewirausahaan sebagai bahan rujukan dan pembanding, diantaranya

adalah :

Pertama, Tesis (Rohmah, 2009) yang berjudul Manajemen Kewirausahaan

Pesantren di Pesantren Putri Al-Mawadah Coper Jetis Ponorogo. Hasil penelitiannya

adalah Pesantren Putri al-Mawaddah menerapkan model manajemen kewirausahaan

integrated structural, yakni semua pihak yang ada dipesantren adalah kesatuan yang

Bersatu dalam menjalankan manajemen diawali dari perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan, dan pengawasan. Selain itu ada beberapa faktor pendukung dalam

pelaksanaan manajemen, yaitu: entrepreneurship pimpinan pesantren, keterlibatan

masyarakat secara aktif, kerjasama dengan institusi lain, dan ketertiban keuangan

dan administrasi. Kemudian ada juga faktor yang menghambat seperti sumber daya

menjadi persoalan, permodalan terbatas, dan model manajemen kelembagaan

pesantren.

Perbedaan penelitian yang dilakukan Rohmah dengan penulis lakukan ada

pada locus penelitian. Penelitian Rohmah dilakukan di pondok pesantren yang

cakupannya lebih luas, selain itu lebih menekankan pada model kemandirian yang

diimplementasikan di pondok pesantren dan perannnya terhadap pesantren.

Sedangkan persamaannya, sama-sama meneliti tentang manajemen pendidikan

kewirausahaan, dan penulis lebih menekankan pada manajemen di SMK.

Kedua, Tesis (Minan, 2017) berjudul Manajemen Kewirausahaan Pesantren

di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo. Hasil penelitiannya

menghasilkan beberapa hal, diantaranya:1) pengidentifikasian peluang usaha

Pondok Pesantren Darul Huda telah menerapkan strategi yaitu seeing the window,

locating the window, measuring the window, opening the window dan closing the

Page 45: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

44

window. 2) unit usaha Pondok Pesantren Darul Huda yang didirikan dengan modal

mandiri, yaitu berasal dari keuangan Yayasan yang dibantu dengan sistem kerja

sama dengan pihak lain dalam masalah barang yang dijual. Sehingga pembiayaan

yang terjadi adalah pembiayaan produksi dan pembiayaan perdagangan, 3)

penanaman jiwa kewirausahaan pada peserta didik di Pondok Pesantren Darul Huda

lebih banyak masih menggunakan strategi pembukaan wawasan.

Penelitian yang dilakukan Khozinul Minan fokus pada pengelolaan

kewirausahaan dalam hal identifikasi peluang dan pembiayaan, serta dalam

penanaman jiwa kewirausahaan peserta didik di pondok pesantren. Sedangkan

penulis lebih kepada manajemennya. Sedangkan persamaannya adalah sama-sama

meneliti manajemen pendidikan kewirausahaan, tetapi penulis fokus pada

perencanaan, pengorganiasian, pelaksanaan dan evaluasi.

Ketiga, Jurnal (Mulyani, 2011) yang berjudul “Model Pendidikan

Kewirausahaan di Pendidikan Dasar Dan Menengah”. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa pelaksanaan pendidikan kewirausahaan sesuai amanah

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3,

yang menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban dan martabat bangsa dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan program pendidikan

kewirausaan dapat diketahui melalui pencapaian kriteria oleh peserta didik, guru,

dan kepala sekolah yang antara lain meliputi: 1) peserta didik memiliki karakter dan

perilaku wirausaha yang tinggi, 2) lingkungan kelas yang mampu mengembangkan

kebiasaan dan perilaku peserta didik yang sesuai dengan nilai-nilai kewirausahaan

yang diinternalisasikan dan 3) lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan

belajar yang bernuansa kewirausahaan.

Perbedaan penelitian yang dilakukan Mulyani ini dengan penelitian yang

akan dilakukan oleh penulis yaitu terdapat dalam segi manajemennnya. Penelitian

Mulyani lebih menekankan pada nilai-nilai kewirausahaan yang diinternalisasikan

Page 46: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

45

kepada peserta didik. Bagaimana sekolah bisa mengembangkan kebiasaann

berwirausaha di lingkungan sekolah. Sedangkan penulis meneliti bagaimana

manajemen pendidikan kewirausahaan di SMK, dan persamaannya sama-sama

meneliti tentang Pendidikan kewirausahaan.

Keempat, Jurnal Irham Syaifuddin dan Abdul Kalim (2016) yang berjudul

“Model Pendidikan Kewirausahaan di SMP Alam Ar Ridho Kota Semarang Tahun

2016”. Hasil penelitiannya adalah pertama pelaksanaan model pendidikan

kewirausahaan di SMP Alam Ar Ridho dengan cara memasukkan karakter

kewirausahaan diintegrasikan dengan pembelajaran. Kedua evaluasi model

pendidikan kewirausahaan dilakukan dengan praktik langsung di lapangan. Dan

yang terakhir faktor penghambat model pendidikan kewirausahaannya adalah

minimnya bantuan pemerintah, jadi anak yang belum menemukan bakatnya dan

kurang dukungan orang tua siswa dalam pendidikan kewirausahaan keluarga.

Perbedaan penelitian yang Syaifuddin dan Abdul Kalim lakukan dengan

penelitian penulis laksanakan yaitu terdapat pada locus serta segi manajemennya.

Penelitian Syaifuddin meneliti di tingkat SMP dan model pendidikan

kewirausahaannya, sedangkan penulis meneliti di SMK yang menyumbang tingkat

pengangguran paling tinggi. Akan tetapi persamaan penelitian ini adalah sama-sama

meneliti tentang pendidikan kewirausahaan di sekolah.

Page 47: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

46

D. Kerangka Pemikiran

GURU

Planning Organizing Commanding Coordinating Controlling

Visi Misi

Kepala

Sekolah

Pendidikan

Kewirausahaan

Faktor Intern Faktor Ekstern

Kegiatan Belajar Mengajar

(KBM)

Siswa

Keterampilan

Berwirausaha

Page 48: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

47

Pendidikan Kewirausahaan yang diterapakn di sekolah tidak hanya berupa teori

tetapi juga praktik, hal ini bertujuan untuk melatih kemampuan wirausaha siswa.

Pendidikan kewirausahaan di SMK Letris ini berangkat dari visi misi sekolah yaitu

membangun jiwa wirausaha yang professional dan berakhlak mulia.

Kepala sekolah selaku manajer dari program pendidikan kewirausahaan ini

berperan penting akan terlaksananya program. Pengelolaannya meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Pelaksanaan manajemen ini akan ditransfer

kepada guru, dimana guru sebagai pelaksana program yang bertugas menyampaikan kepada

peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar (kbm).

Dengan pelaksanaan manajemen yang dilakukan oleh kepala sekolah yang

mempunyai tujuan tercapainya visi misi sekolah, pasti ada hambatan dan rintangan.

Bagaimana seorang manajer menangani problematika dalam kegiatan itu menjadi patokan

bagi penulis untuk bisa diteliti dan bisa digunakan untuk sekolah-sekolah lain kedepannya.

Faktor intern dan ektern baik dari segi yang mendukung atau yang menghambat program

juga ingin penulis teliti. Hasil akhir dari pendidikan kewirausahaan ini diharapkan anak

mempunyai/meningkatkan keterampilan berwirausaha, paling tidak bisa menghasilkan uang

sendiri.

Page 49: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian

Tempat atau objek penelitian ini adalah SMK Letris Indonesia 2. Tempat ini

penulis jadikan sebagai penelitian karena sekolah mempunyai visi misi yang sesuai

dengan apa yang peneliti harapkan yakni mengenai pendidikan kewirausahaan.

Mengingat penelitian ini adalah tugas yang memiliki batas waktu, maka penting bagi

peneliti untuk mempertimbangkan waktu, tenaga dan sumber daya peneliti. Letak

lokasi penelitian yang cukup strategis dan mudah dijangkau oleh peneliti dan

mendukung dalam proses pelaksanaan penelitian dari segi waktu, tenaga dan sumber

daya peneliti.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif

dengan pendekatan deskriptif. (Sugiyono, 2010, hal. 9) menjelaskan bahwa metode

penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah dimana

peneliti adalah instrument kunci. Sementara (Moleong, 2010, hal. 2) mengatakan

bahwa pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang tidak mengadakan perhitungan

data secara kuantitatif.

Sedangkan (Sukmadinata, 2016, hal. 60) Penelitian kualitatif adalah suatu

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganilisis fenomena,

peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang, secara

individual maupun kelompok.

Dari beberapa penelitian tersebut dapat dipahami bahwa penelitian kualitatif

adalah penelitian yang dilakukan dengan tidak mengadakan perhitungan secara

kuantitatif dan sebatas mendeskripsikan serta menganilisis fenomena sosial yag

terjadi di lingkungan masyarakat atau lembaga kemasyarakatan.

Page 50: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

49

Penelitian dengan gambaran deskriptif merupakan gambaran atau lukisan

secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fenomena atau hubungan antara

fenomena yang diselidiki (Tobroni, 2001, hal. 136-137).

C. Data dan Sumber Data

Dalam penelitian kualitatif, terdapat dua jenis sumber data. Diantaranya

yaitu data primer dan data sekunder (Tokan, 2016, hal. 75)..

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data/observer atau peneliti meliputi wawancara dengan

kepala sekolah, waka kurikulum, waka kesiswaaan dan guru kewirausahaan.

Sedangkan untuk sumber data lainnya berasal dari buku teks, jurnal, makalah,

artikel, dan penelitian terdahulu, selanjutnya data-data yang terkumpul dari

sumber ini disebut dengan data primer.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen atau sumber-sumber resmi lainnya seperti website resmi SMK Letris

Indonesia 2.

Sumber data primer berkontribusi dalam memberikan data-data primer,

sedangkan sumber data sekunder bisa menyumbangkan data-data primer dan

bisa juga menyumbangkan data-data sekunder.

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer dan

data sekunder. Data primer dari penelitian ini yaitu informan dari SMK Letris

Indonesia 2, terdiri dari kepala sekolah yang diwakilkan oleh wakil kepala

sekolah bidang kurikulum, kepala sekolah bidang kesiswasan, guru

kewirausahaan, dan sampel dari alumni. Selain dari pihak lembaga sekolah,

peneliti juga mengumpulkan data dari studi dokumentasi.

Page 51: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

50

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan dan data dan sumber data yang akan

digunakan, maka Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi :

1. Wawancara

Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk Teknik

pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif

dan kuantitatif (Sukmadinata, 2016, hal. 216). Wawancara dilakukan

berdasarkan pertanyaan penelitian tentang manajemen pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2. Wawancara yang dilakukan pada

kepala sekolah, waka kurikulum, guru serta siswa terkait.

Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur

yakni pelaksanaan wawancara menggunakan pedoman wawancara secara

sistematis namun bebas dalam mengajukan pertanyaan sesuai temuan-temuan

permasalahan yang didapatkan dari narasumber atau pihak yang menggali

informasinya (Sugiyono, 2010, hal. 233). Artinya penulis membuat pedoman

wawancara sebagaimana variable penelitian, namun dalam proses wawancara

penulis bisa mengembangkan pertanyaan sesuai dengan kondisi di lapangan.

2. Observasi

Observasi adalah suatu Teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2016,

hal. 220). Observasi dilaksanakan pada tahapan pelaksanaan dan evaluasi

dengan menggunakan metode obervasi partisipasi aktif dan pasif. Artinya,

peneliti datang ke tempat penelitian dengan terlibat secara langsung pada

beberapa pelaksanaan kegiatan di SMK Letris Indonesia 2. Penulis juga

mengamati berbagai factor penunjang lainnya yang dimiliki sekolah dalam

mewujudkan tujuan dari visi misi sekolah. Penulis juga mengobservasi berbagai

kegiatan melalui dokumen-dokumen da sumber data lainnya yang dimiliki

sekolah.

Page 52: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

51

3. Studi Dokumen

Studi dokumen dilakukan berdasarkan pertanyaan penelitian tentang manajemen

pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2. Studi dokumen ini

bersumber dari dokumen yang ada di sekolah baik yang sudah tercetak maupun

yang sudah tertera di website resmi sekolah. Dokumen yang peneliti dapatkan

diantaranya buku laporan tahunan mengenai pendidikan kewirausahaan, program

semester, program tahunan, dan silabus.

E. Kisi-kisi instrumen

Dalam penelitian yang bersifat kualitatif, peneliti berperan sebagai

instrument kunci. Para peneliti kualitatif mengumpulkan sendiri data melalui studi

dokumentasi, observasi, dan wawancara (Creswell, 2016. Hal. 148). Kehadiran

peneliti menjadi menjadi penting dalam penelitian ini dan dilakukan berdasarkan

kesepakatan dengan objek penelitian dengan tujuan untuk mengumpulkan data

informasi terkait dengan fokus penelitian. Untuk memudahkan tugas peneliti, maka

dibuatlah acuan berupa pedoman observasi, pedoman wawancara, dan daftar

checklist dokumen yang memang dibutuhkan sebagai alat untuk menggali informasi

dan data dari sumber penelitian.

Instrumen penelitian dapat disebut juga sebagai alat pengumpul data.

Menurut Faisal (2007), perlu adanya alat pengumpul data seperti pedoman

wawancara untuk setiap informan, pandan observasi, dan form isian dokumentasi

(Faisal, 2007, hal. 320). Di lapangan Peneliti mengumpulkan data dengan

menggunakan Teknik observasi, wawancara, serta studi dokumentasi. Para informan

terdiri dari pihak-pihak sekiranya mempunyai informasi terkait penelitian.

Jika ditampilkan dalam sebuah tabel, maka kisi-kisi instrumen pada

penelitian ini akan tampak seperti berikut ini:

Page 53: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

52

KISI-KISI INSTRUMEN

MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS

INDONESIA 2

Komponen Kisi-kisi Indikator Keterangan

Profil SMK

Letris

Indonesia 2

Sejarah Bagaimana sejarah

berdirinya SMK Letris

Indonesia 2?

- Dokumen buku laporan

tahunan dan

website

- Wawancara Kepala SMK

Manajemen

Pendidikan

Kewirausahaan

Perencanaan

Apa visi-misi SMK

Letris Indonesia 2?

- Dokumen buku laporan

tahunan dan

file data SMK

Letris

- Wawancara Kepala SMK

Apa yang

melatarbelakangi?

Wawancara

Kepala SMK

Siapa saja yang menjadi

mentor/pelaksana dalam

menjalankan program

tersebut?

- Dokumen buku laporan

tahunan dan

file data SMK

- Wawancara Kepala SMK

Siapa saja yang menjadi

sasaran?

- Wawancara

Kepala SMK

Sarana dan prasarana

apa saja yang sudah

disiapkan dalam

mensukseskan program

tersebut?

- Dokumen buku laporan

tahunan SMK

- Wawancara Kepala SMK

Bagaimana metode yang

digunakan untuk

menjalankan program

tersebut?

- Studi dokumen

- Wawancara Kepala SMK

Bagaimana kondisi

lingkungan di sekitar

SMK Letris Indonesia 2

baik secara kultur

- Observasi lapangan

- Wawancara Kepala SMK

Page 54: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

53

maupun struktur

masyarakat?

Apakah kondisi

lingkungan kondusif dan

dapat menjadi

penunjang dalam

terlaksananya program

pendidikan

kewirausahaan

- Observasi lapangan

- Wawancara Kepala SMK

Pengorganisasian Berapa mentor yang

menggawangi program

tersebut?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara kepala SMK

Siapa saja mereka dan

memiliki spesifikasi

keahlian apa?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara kepala SMK

Bagaimana sistem

pengorganisasian

pendidikan

kewirausahaan di SMK

Letris 2?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara kepala SMK

Hambatan apa saja yang

dialami saat

mengorganisasikan

program tersebut?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara kepala SMK

Pengarahan Secara implementatif,

metode apa yang

digunakan dalam

program pendidikan

kewirasuahaan?

- Dokumen buku laporan

tahunan dan

file data SMK

- Wawancara Kepala SMK

Bagaimana respon

lingkungan saat saat

berjalannya kegiatan

ini?

Wawancara

Kepsek dan guru

Bagaimana cara

menumbuhkan semangat

guru-guru dalam

melaksanakan program

Wawancara

Kepsek dan guru

Page 55: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

54

pendidikan

kewirausahaan?

Berapa jangka waktu

memberikan pengarahan

kepada para guru?

Wawancara

Kepsek dan guru

Pengkoordinasian Bagaimana cara

mengadakan koordinasi

di SMK Letris Indonesia

2?

Wawancara

Kepsek dan guru

Seberapa pentingnya

koordinasi ini dalam

pendidikan

kewirausahaan?

Wawancara

Kepsek dan guru

Bagaimana jalannya

koordinasi di SMK

Letris Indonesia 2

sejauh ini?

Wawancara

Kepsek dan guru

Pengawasan Apakah mentor yang

didatangkan sudah

memenuhi harapan

penyelenggara dalam

pelaksanaan program

ini, baik dari segi

kuantitas ataupun

kualitas?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara Kepsek dan

guru

Apakah peserta sesuai

dengan harapan? - Dokumen

buku laporan

tahunan

- Wawancara Kepsek dan

guru

Bagaimana tindak lanjut

untuk para peserta didik

yang telah mengikuti

pendidikan

kewirausahaan?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara Kepsek dan

guru

Selama penyelenggaraan

apakah fasilitas

penunjang sudah

diberikan secara

maksimal?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara Kepsek dan

guru

Page 56: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

55

Adakah gangguan dan

hambatan? - Dokumen

buku laporan

tahunan

- Wawancara Kepsek dan

guru

Apakah metode yang

digunakan dalam

pelaksanaan program

sudah efektif?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara Kepsek dan

guru

Apa indikasinya? - Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara Kepsek dan

guru

Bagaimana respon

lingkungan setelah

penyelenggaraan

program ini?

- Dokumen buku laporan

tahunan

- Wawancara Kepsek dan

guru

Tabel 3.1

Kisi-kisi instrumen

F. Teknik Analisis Data

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Lexy J. Moloeng (2010: hal. 248) adalah

upaya yang dilakukan dengan jelas bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam hal tersebut

Nasution dalam Sugiyono (2009: hal. 336) menyatakan analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum ke lapangan dan berlangsung terus

sampai penulisan hasil penelitian.

Page 57: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

56

Analisis merupakan segala sesuatu laporan yang Nampak dan terdengar saja

adalah laporan yang bersifat deskriptif . Analisis data dimulai sejak pengumpulan

data berlangsung melalui metode diatas, dimana setiap data yang diperoleh akan

terlebih dahulu diseleksi agar data yang diolah lebih akurat dan objektif.

Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan penyaringan data, pengelolahan

dan penyimpulan.data kemudian disusun dalam kategori-kategori yang saling

dihubungkan dari berbagai sumber. Melalui proses inilah penyimpulan yang dibuat

dengan tujuan untuk memperkokoh dan memperluas bukti yang dijadikan landasan.

Menurut (Musfah, 2016, hal. 69), analisis data yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah model analisis data mengalir (flow model). Dalam model

ini, terdapat langkah analisis yang harus dilakukan oleh peneliti, diantaranya yaitu:

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yaitu membuat catatan data melalui observasi,

wawancara, dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan yang

terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,

mengabstraksikan dan mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari

hasil penelitian. Reduksi data dilakukan sebelum data dikumpulkan.

3. Penyajian Data

Menurut Musfah, penyajian data yaitu menceritakan secara panjang

lebar temuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data disajikan

dalam bentuk teks naratif. Namun untuk teks tertentu, dapat dialihkan dengan

bentuk gambar, bagan ataupun tabel, agar mempekuat data deskriptif dan

mempermudah pembaca dalam memahami isi penelitian ini.

Dengan demikian menurut peneliti, setelah adanya reduksi data

kemudian dilanjutkan dengan penyajian data. Dalam penelitian ini bersifat

kualitatif sehingga penyajian datanya berupa penjabaran makna atau naratif.

4. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

Page 58: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

57

Penarikan kesimpulan yaitu menganalisis data atau verifikasi.

Analisisnya menggunakan analisis model analisis ini dilakukan dalam bentuk

interaktif dari ketiga komponen utama di atas. Data yang telah terkumpul

direduksi untuk dipilih mana yang tepat untuk disajikan. Data yang dipilih

tersebut harus dapat menjawab perumusan masalah dan mengandung

pemaknaan.

Bagan 3.1

Teknik Analisis Data Lexy J. Moleong (2010: hal. 248)

G. Uji Keabsahan Data

1. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila peneliti telah melakukan proses triangulasi, maka dapat diartikan

bahwa data tersebut telah diuji kredibilitasnya. Karena triangulasi melibatkan

berbagai sumber data (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan

R & D, 2010, hal. 330).

Pengumpulan data Reduksi data

Penyajian data data

Penarikan kesimpulan

Page 59: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

58

Triangulasi terbagi menjadi dua, yaitu triangulasi teknik dan triangulasi sumber.

Triangulasi teknik berarti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-

beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Sedangkan triangulasi

sumber yaitu melibatkan sumber berbeda namun menggunakan teknik yang

sama untuk mendapatkan data yang sama (Sugiyono, Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, 2010, hal. 330).

Penjelasan di atas dapat disimpulkan melalui bagan di bawah ini.

Bagan 3.2

Triangulasi Teknik

Bagan 3.3 Triangulasi Sumber

Wawancara Mendalam

Sumber Data A Sumber Data B Sumber Data C

Data

Sumber Data yang sama

Data

Observasi Wawancara Studi Dokumen

Page 60: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

59

Dalam proses pemeriksaan keabsahan data, ada beberapa teknik yang

harus dilakukan peneliti. Pertama, credibility dan transferability dimana data

yang didapatkan memiliki kesesuaian antara partisipan dengan peneliti. Teknik

ini dapat dilakukan dengan perpanjangan keikutsertaan peneliti di lokasi

penelitian, ketekunan pengamatan, dan triangulasi, pemeriksaan sejawat dan

analisis kasus negatif. Kedua, dependability/auditability (reliabilitas).

Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan uji triangulasi dalam

menguji keabsahan datanya. Triangulasi ini dimaksudkan sebagai proses ceck

data dari banyak sumber dan dengan banyak cara dan waktu. Dengan itu maka

akan ada triangulasi sumber, waktu, dan teknik pengumpulan data.

Peneliti ingin mengetahui Manajemen Pendidikan Kewirausahaan di

SMK Letris Indonesia 2 dengan mengumpulkan berbagai macam jenis data bisa

dari wawancara, observasi, maupun dokumentasi. Sehingga metode triangulasi

dapat mendapatkan data yang sama seperti harapan peneliti.

Page 61: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

60

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMK Letris Indonesia 2

1. Sejarah Singkat SMK Letris Indonesia 2

SMK Letris Indonesia 2 adalah Sekolah Menengah Kejuruan swasta yang

berada di Kecamatan Pamulang, Tangerang Selatan. Tepatnya di jalan Raya

Siliwangi No. 55 Pondok Benda Pamulang. Sekolah ini dinamakan Letris karena

nama tersebut adalah singkatan dari Yayasan Leo Sutrisno, pendiri sekolah SMK

Letris dan SMK Kesehatan Letris Indonesia.

SMK Letris Indonesia 2 adalah cabang dari SMK Letris Indonesia 1 yang

berlokasi di Jombang - Ciputat. Yayasan Leo Sutrisno mulai membuka SMK

Letris Indonesia 2 pada tahun 2013. Membuka 7 Kelas dengan 4 Jurusan

tersedia, yakni Multimedia, Teknik Komputer Jaringan, dan Rekayasa Perangkat

Lunak dengan jumlah siswa diangkatan pertama berjumlah 210 Siswa

Pada perkembanganya, SMK Letris Indonesia memikat hati dan menjadi

kepercayaan bagi wali murid Kota Tangerang Selatan untuk menempatkan putra

putrinya di SMK Letris Indonesia 2, dengan 2 program keahlian dan 7 Jurusan di

dalamnya meliputi : Multimedia, Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ),

Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Bisnis Daring dan Pemasaran, Perbankan

Syariah, Akuntansi dan Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran.

2. Visi Misi SMK Letris Indonesia 2

Visi SMK Letris Indonesia 2 adalah

“ Menghasilkan tamatan yang kompeten, mandiri, profesional dan religius”

Misi Sekolah :

Page 62: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

61

a. Memantapkan karakter siswa menuju perilaku yang santun dan

berkepribadian

b. Menyiapkan tenaga terampil yang memiliki etos kerja menuju insan yang

mandiri.

c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan mengikuti pendidikan,

latihan dan pengembangan secara terpadu.

d. Membangun jiwa wirausaha yang profesional dan berahlak mulia.

e. Meningkatkan kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri dalam

bentuk praktek kerja industri dan penempatan tamatan.

f. Mengembangkan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana agar terbentuk

kompetensi dasar yang kuat.

3. Kemitraan SMK Letris Indonesia 2

Berikut merupakan lembaga yang bekerja sama dengan SMK Letris

Indonesia 2, diantaranya sebagai berikut:

a. Kemitraan dengan Universitas

1) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2) Universitas Muhammadiyah Jakarta

Bentuk kemitraan dari lembaga ini adalah menampung anak-anak Praktik

Kerja Lapangan (PKL) serta pelatihan di sekolah.

b. Kemitraan dengan Lembaga Pemerintahan

1) Kemendikbud Cipete

2) Pusdiklat Perdagangan

3) Kementrian Agama RI

4) Bapenda Tangerang Selatan

5) Kantor Walikota Tangerang Selatan

6) UPTD Pengelolaan Pendapatan Daerah Ciputat

7) Kelurahan Rawakalong

8) Bapenda BSD

9) Kementrian Lingkungan Hidup

Page 63: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

62

10) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Indonesia

11) Batan

12) Balai Bioteknologi

13) Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan (BPPMSOH)

14) Pusat TIK Nasional

15) Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan

(Pustekkom)

16) Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

(P4TK) Bisnis dan pariwisata

17) TMC - Balai Kesehatan Puspiptek

18) KPP Serpong

19) KPP Pondok Aren

Bentuk kemitraannya yaitu anak-anak SMK Letris Indonesia 2 yang

magang atau PKL mendapatkan pelatihan dan pembelajaran.

c. Kemitraan dengan Rumah Sakit

1) RS Buah Hati Ciputat

Bentuk kemitraan ini berupa anak bisa praktik kerja lapangan di Rumah

Sakit.

d. Kemitraan Yayasan

1) Yayasan Leo Sutrisno

Bentuk kemitraan yakni Yayasan mendukung semua kegiatan yang ada di

sekolah baik berupa materi atau non materi dengan mendatangkan orang yang

pakar dibidangnya khusunya kewirausahaan.

e. Kemitraan Perusahaan

1) PT. Dipo Internasional

2) Duta Advertising

3) PT Tiga Makna Kreasi Adventure

4) Danjyo Hiyoji

5) PT Tirto Mandiri

Page 64: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

63

6) PT Enseval Megatrading

Bentuk kemitraan yaitu siswa diajari bagaimana pengelolaan perusahaan.

ada bagian percetakaan, siswa diajari market pasarnya bagaimana. Kemudian

untuk perusahaan besar, siswa diajari bagaimana membuat laporan ke pimpinan,

serta bagaimana memenuhi permintan pasar.

f. Kemitraan Perbankan

1) BMT Mekar Dakwah

2) PT BTN Ciputat

3) PT Bank BJB Serpong

4) BMT AL Munawaroh

5) BMT Al Fath

6) BTN Syariah

Bentuk kemitraan selain siswa praktik kerja lapangan, juga diajari pola

kinerja perbankan. Dan apabila memenuhi kriteria setelah lulus bisa diterima

kerja di Lembaga tersebut.

g. Kemitraan dengan ritel

1) Giant Rempoa

2) Ramayana

Bentuk kemitraan siswa melakukan praktik kerja lapangan dan diajari

bagaimana mengelola ritel, mulai dari cara pemasaran produk sampai

menjalankan bisnis.

Page 65: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

64

4. Struktur Kepengurusan

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

SMK LETRIS INDONESIA 2

TAHUN PELAJARAN 2019-2020

Keterangan:

: Garis Komando yaitu jabatan yang di bawah wajib menaati perintah atasan

: Garis Koordinasi yaitu hubungan koordinasi antar bagian.

YAYASAN

LEO SUTRISNO

KEPALA SEKOLAH

Juaman, S.Kom DUDI/LSP

KOMITE SEKOLAH

Mintarsih, SE

DEWA GURU

WALI KELAS

PESERTA DIDIK

WAKA. KURIKULUM

Wisnu Adi Prasetyo, M.Pd

WAKA. HUMAS

Febriyanti, S.Pd

WAKA. KESISWAAN

Firdaus Shaugie, S.Pd.I

PEMBINA OSIS

Tahsis Alam R. S.Pd.I

KETUA PROGRAM

KEAHLIAN BISNIS &MANAJEMEN

Purwanto Adi, S.Kom

KETUA PROGRAM

KEAHLIAN IT

Ahmad Maulana Alamsyah, S.Kom

Page 66: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

65

5. Data Guru SMK Letris Indonesia 2

Sumber: Dokumen SMK Letris Indonesia 2

Jumlah guru yang ada di SMK Letris Indonesia berdasarkan data yang

penulis dapatkan berjumlah 72 orang dengan tingkat pendidikan yang berfariasi.

Guru yang berlatarbelakang pendidikan SMA berjumlah 7 orang dengan

presentase 10%, pendidikan S1 berjumlah 61 orang dengan presentase 85%,

pendidikan S2 berjumlah 4 orang dengan presentase 5% serta pendidikan S3

berjumlah 0.

Berikut daftar guru/mentor untuk pelaksanaan pendidikan kewirausahaan

di SMK Letris Indonesia 2:

No Nama Mata pelajaran yang diampu

1 Diah Halimatussadiah, S.Si Produk Kreatif Kewirausahaan

2 Dwi Hastuty, S.Pd Produk Kreatif Kewirausahaan

3 Dwi Taufan, S.Pd Produk Kreatif Kewirausahaan

4 Khusnul Khotimah, S.Pd Produk Kreatif Kewirausahaan

5 Maryanah, S.Pd Produk Kreatif Kewirausahaan

10%

85%

5% 0%

Data Guru Menurut Jenjang Pendidikan

SMA S1 S2 S3

Page 67: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

66

6 Riantono Eko Putro, S.Kom Produk Kreatif Kewirausahaan

7 Sri Wulandari Produk Kreatif Kewirausahaan

8 Indra Novendri, S.Pd Produk Kreatif Kewirausahaan

9 Siti Safinah Maulianty, S.Pd Produk Kreatif Kewirausahaan

10 Taufik Hidayat, S.E, M.M. Produk Kreatif Kewirausahaan

11 Hikmah Ayu Lestari, SE. Produk Kreatif Kewirausahaan

B. Hasil Temuan

1. Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

a. Perencanaan

Perencanaan bertujuan untuk menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai

personil yang ada dalam lingkungan organisasi, sebab sebuah organisasi akan

bertumbuh makin lama akan semakin komplek sehingga perencanaan menjadi

komponen yang sangat penting bagi setiap orang untuk berpijak pada arah yang

sesuai tujuan.

Perencanaan kegiatan pendidikan kewirausahaan ini sesuai dengan ranah

keterampilan maka dilihat dari profil sekolah yang mengikuti tuntutan pendidikan.

Kegiatan pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 telah terintegrasi ke

dalam kurikulum sehingga kini masuk dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi

Dasar (KD). Gurulah yang berperan untuk melaksanakan perencanaanya melalui

pembuatan silabus dan rencana belajar, rencana ini akan disesuaikan dengan

pelajarannya dan kebutuhan peserta didik.

Contoh pengintegrasian yang dilakukan sekolah diantaranya melalui kultur

sekolah. Budaya atau kultur sekolah adalah suasana kehidupan sekolah dimana

peserta didik berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan

sesamanya, pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok

masyarakat sekolah.

Page 68: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

67

Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan kewirausahaan dalam budaya

sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor,

tenaga administrasi Ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunaka

fasilitas sekolah, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, komitmen, dan budaya

berwirausaha di lingkungan sekolah (semua warga sekolah melakukan aktivitas

berwirausaha di lingkungan sekolah).

Perencanaan yang dilakukan SMK Letris Indonesia 2 ini merupakan

perencanaan yang sederhana, karena di dalamnya guru hanya mempersiapkan

selama satu semester saja, tidak membuat rencana khusus dan spesifik untuk per

kegiatan masing-masing.

Sebagaimana wawancara penulis dengan guru kewirausahaan bapak

Riantono Eko Putro:

“jadi disini kita tidak membuat perencanaan spesifik mas, hanya membuat

prota, prosem, dan RPP saja. Tapi nanti ketika ada kegiatan semisal

PENSI/BAZAR itu anak-anak harus praktik kewirausahaan dan dilaporkan

kepada guru kwhnya masing-masing”.

Pada tahap perencanaan dilakukan dengan cara mengadaptasi silabus dan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menambahkan pada materi,

Langkah-langkah dan penilaian terhadap nilai-nilai pada pendidikan kewirausahaan.

Perencanaan pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 ini kepala

sekolah beserta guru melakukan rapat dan selanjutnya menghasilkan keputusan yang

nantinya disepakati bersama.

Hasil wawancara penulis dengan bapak Juaman selaku kepala sekolah terkait

perencanaan seperti berikut ini:

Rapat kerja penentuan program kita laksanakan awal tahun ajaran baru pak,

kita membahas program jangka pendek dan jangka panjang. Kalau raker

awal tahun itu kita membahas global semua kegiatan yang ada di sekolah,

belum spesifik kepada kewirausahaan. Tapi kegiatan itu orientasinya juga

akan ke praktik kewirausahaan. Sasaran saya setiap semester anak-anak

Page 69: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

68

harus ada praktik kewirausahaan semisal jualan disetiap program kegiatan

yang ada di sekolah.

Hasil rapat kerja itu kemudian menjadi sebuah kesepakatan yang nantinya

akan dibuat laporan yang berisi program-program yang akan dilaksanakan dalam

jangka waktu pendek atau jangka panjang meliputi; jenis program, tujuan

pelaksanaan/penangung jawab dan besar anggaran yang dibutuhkan

Rapat dalam membahas perencanaan pendidikan kewirausahaan ini tidak

hanya dilakukan di awal tahun ajaran baru saja, ada rapat mingguan dan bulanan

membahas perkembangan peserta didik dan kendala apa yang dialami guru untuk

mendapatkan arahan dari kepala sekolah. Rapat awal tahun ajaran baru ini

menentukan program tahunan dan program semester yang orientasinya anak-anak

bisa praktik kewirausahaan yang kemudian di breakdown menjadi kegiatan yang

terperinci.

Kesepakatan yang diambil dalam perencanaan diawal tahun ajaran baru yaitu

dalam satu tahun ada beberapa macam kegiatan, contohnya pentas seni yang di

dalamnya ada market day. Anak-anak disuruh membuat produk lalu diminta untuk

menjualkan produknya dalam acara market day itu, dan satu kelas disediakan

masing-masing satu stand oleh sekolah. Program itu dikhususkan supaya anak-anak

bisa praktik kewirausahaan dan mereka bisa menjualkan produknya di stand tersebut

secara langsung.

Pada dasarnya guru pendidikan kewirausahaan membuat perencanaan yang

nantinya akan dibahas secara bersama-sama dengan kepala sekolah yang sasarannya

adalah jiwa wirausaha anak-anak bisa tumbuh dan dikembangkan yang kemudian

bisa menjadi bekal pengetahuan bagi peserta didik setelah lulus dari sekolah bisa

mengembangkan jiwa wirausaha yang dimiliki dan didapatkan semasa di bangku

sekolah.

b. Pengorganisasian

Page 70: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

69

Pengorganisasian ini merupakan kegiatan dasar manajemen sekolah, dimana

pengorganisasiannya tentu memberikan tugas, wewenang, dan tanggungjawab yang

terperinci menurut bidang-bidang dan batas kewenangannya. Hal ini sesuai dengan

(Kurniadin & Machali, 2009, hal. 130) bahwa “pengorganisasian berarti

menciptakan suatu struktur dengan bagian-bagian yang terintegrasi sehingga

mempunyai hubungan saling mempengaruhi satu sama lain.”

Melalui wawancara penulis dengan Ibu Khusnul Khotimah, guru

kewirausahaan di kelas sepuluh :

“Kelas sepuluh ini belum mengarah ke produk kewirausahaan sih pak, baru

pengenalan saja, apa itu kewirausahaan, bagaimana cara berwirausaha,

manfaat kewirausahaan ini kedepan bagaimana. Tapi kita tidak menutup diri

anak-anak untuk bisa kreatif, semisal di acara PENSI/BAZAR anak-anak

kelas sepuluh kita beri penugasan untuk berwirausaha kecil-kecilan juga, dan

itu anak-anak malah lebih suka praktik di lapangannya pak.”

Dari wanwacara penulis tersebut, anak-anak kelas sepuluh ternyata diberi

tantangan untuk berwirausaha kecil-kecilan juga oleh gurunya, akan tetapi materi

pokok tentang pengenalan dan pemahaman tentang kewirausahaan tetap menjadi

utama yang diperhatikan guru. Mengenai tugas akhir atau tantangan menjadi tolak

ukur kreatifitas dan keberanian anak dalam mengambil tantangan dari gurunya

tersebut.

Bagan 4.1 Pengorganisasian Pendidikan Kewirausahaan

Sumber : Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum

Nilai dan Sikap Kewirausahaan

Produk dan Hasil

Kewirausahaan

Mengenal dan Memahami

Kewirausahaan

Page 71: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

70

Dari studi dokumen yang penulis dapatkan seperti bagan di atas, bisa kita

dapatkan informasi terkait pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 ini

saling keberlanjutan dalam pelaksanaannya. Guru kewirausahaan di SMK Letris

Indonesia 2 mendapatkan pengarahan dari kepala sekolah mengenai pembagian

tugas dan tanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan pendidikan

kewirausahaan. Mulai dari kelas satu mendapatkan materi pengenalan tentang apa

itu kewirausahaan, kemudian ketika mereka berada di kelas sebelas mereka akan

mendapatkan materi tentang nilai dan sikap kewirausahaan, baru ketika di kelas dua

belas baru nanti anak-anak lebih diperbanyak lagi perihal produk dan hasil

kewirausahaan.

Pengorganisasian yang dilakukan sekolah juga terkait penyediaan fasilitas

dan perlengkapan penunjang keberlangsungan lancarnya pendidikan kewirausahaan,

diantaranya meliputi:

1. Gedung 4 lantai milik sendiri

2. Ruang belajar dan praktik ber-AC

3. Lab Multimedia

4. Lab Teknik Komputer dan Jaringan

5. Lab Pemasaran

6. Lab Perbankan

7. Lab Komputer dan Akuntansi

8. Kantin

Peserta didik diperkenankan menggunakan fasilitas yang telah disediakan

oleh sekolah sesuai waktu yang telah dijadwalkan, tentunya dengan arahan guru

kewirausahaan. Dengan adanya pembagian tugas dan wewenang kepada guru dan

difasilitasi perlengkapan yang menunjang, kepala sekolah berharap pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 bisa berjalan seiring dengan perencanaan

yang telah dibuat dan sesuai dengan visi misi sekolah yaitu membangun jiwa

wirausaha yang professional dan berkahlak mulia.

Page 72: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

71

c. Pengarahan

Pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan

pengembangan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta

didik. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik

untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi,

bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik, dengan memperhatikan

kondisi sekolah/madrasah.

Kepala sekolah selaku manajer memberikan beberapa arahan kepada guru

pendidikan kewirausahaan. Pengarahan itu berupa bimbingan dan motivasi setiap

sebulan sekali guna mendapatkan pengarahan dan upgrading guru kewirausahaan.

Kepala sekolah sangat berharap untuk pelajaran kewirausahaan ini anak-anak lebih

banyak praktik dari pada teori di dalam kelas. Jadi sebelum guru memberikan

pembelajaran kewirausahaan di kelas, guru sudah satu visi misi dengan dibimbing

oleh kepala sekolah.

Kegiatan pendidikan kewirausahaan SMK Letris Indonesia 2 direncanakan

secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

pribadinya. Dalam program pengembangan diri, perencanaan dan pelaksanaan

pendidikan kewirausahaan dapat dilakukan melalui pengintegrasian kegiatan sehari-

hari sekolah misalnya kegiatan business day (bazar, market day, karya peserta didik,

dll).

Dalam aspek pengarahan pendidikan kewirausahaan yang dilakukan guru ini

melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah yaitu melalui hal-hal

sebagai berikut:

1. Kegiatan rutin sekolah

Kegiatan rutin merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik

secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah:

upacara setiap hari senin, upacara pada hari besar kenegaraan. Pada

Page 73: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

72

pelaksanaananya dapat diintegrasikan nilai kewirausahaan (kepemimpinan),

dengan cara memberi tugas pada setiap kelas secara bergantian untuk

menjadi panitia pelaksana kegiatan.

Dengan cara ini siswa dapat belajar mengkoordinir teman-temannya

untuk melaksanakan tugasnya sebagai panitia. Dengan cara ini siswa diajari

bagaimana bertanggungjawab untuk teman-temannya dan juga untuk dirinya

sendiri. Sebagimana hadits Nabi Muhammad saw sebagaimana dikutip dari

Muhammad bin Ismail (1987, hal. 140) :

صهى -ػزػ انج ػ اث ػه –ا هبل -طه الله كهكى يضئل ػ أل كهكى راع

ز م ث خم راع ػه أ انز رػز يضئل ػ كبلأيز انذ ػه انبس راع رػز

يضئل ػ انؼجذ راع ى يضئنخ ػ نذ ذ ثؼهب زأح راػخ ػه ث ان ى

رػز كهكى يضئل ػ أل ككهكى راع يضئل ػ ػه يبل صذ

Artinya: “Dari Ibn umar R.A dari Nabi SAW sesungguhnya bersabda :

Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : setiap orang adalah pemimpin

dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannnya. Seorang

kepala negara adalah pemimpion atas rakyatnya dan akan diminta

pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya. Seorang suami adalah

pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang

dipimpinnya. Seorang isteri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-

anaknya dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya. Seorang

pembantu/pekerja rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik

majikannya dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya. Dan kamu

sekalian pemimpin dan akan ditanya (diminta pertanggungan jawab) darihal

hal yang dipimpinnya”(HR.Muslim).

Keterampilan yang didapatkan peserta didik dalam hal ini adalah

keterampilan dalam memimpin, dimana peserta didik bertanggungjawab atas

tugasnya sendiri dan juga kepada teman-teman yang dipimpinnya serta ia

harus mampu memimpin dirinya bahkan kelompoknya untuk bisa

melaksanakan tugasnya.

Page 74: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

73

2. Kegiatan spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilakukan secara spontan pada

saat itu juga. Kegiatan ini dilakukan biasanya pada saat guru dan tenaga

kependidikan yang lain mengetahui adanya perbuatan yang kurang baik dari

peserta didik yang harus dikoreksi pada saat itu juga. Apabila guru

mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang baik maka pada saat itu

juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak akan

melakukan tindakan yang tidak baik tersebut. Sebaliknya anak yang

berperilaku baik diberi pujian.

3. Teladan

Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan

yang lain dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik

sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik untuk

mencontohnya. Jika guru dan tenaga kependidikan yang lain menghendaki

agar peserta didik berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai

pendidikan kewirausaahan maka guru dan tenaga kependidikan yang lain

adalah orang yang pertama dan utama memberikan contoh bagaimana

berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Misalnya datang

ke kantor tepat pada waktunya, bekerja keras, jujur.

Selain itu juga, sekolah juga mendatangkan ahli untuk memberikan

semangat kepada siswa. Anak-anak diberi pelatihan serta contoh

wirausahawan yang sukses. Dengan begitu mereka menjadi terpacu untuk

bisa mengikuti jejak wirausahawan sukses yang sudah banyak pengalaman di

luar. Seperti hadirnya ketua KFI Tangerang Selatan dan Radio Class ke

SMK Letris Indonesia 2 ini dan masih banyak lagi wirausahawan sukses

lainnya.

4. Pengkondisian

Page 75: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

74

Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan kewirausahaan maka

sekolah harus dikondisikan sebagai pendukung kegiatan tersebut. Sekolah

harus mencerminkan kehidupan sekolah yang mencerminkan nilai-nilai

pendidikan kewirausahaan bangsa yang diinginkan. Misalnya sekolah

memiliki business center, hasil kreativitas peserta peserta didik di pajang,

setiap seminggu sekali atau sebulan sekali ada kegiatan “business day”

(bazar, karya peserta didik, dll).

Khusus untuk kelas XII, mereka sudah diharuskan bisa membuat

produk sendiri untuk bisa dipasarkan. Mengenai produk yang dipasarkan

mereka diberi kebebasan sepenuhnya sesuai bakat dan minat masing-masing.

Menurut wawancara penulis dengan guru kewirausahaan kelas XII

bapak Rian beliau menjelaskan bahwa :

“anak-anak ketika diminta membuat produk untuk dipasarkan sejauh

ini mereka sangat antusias pak, apalagi yang orang tuanya

backgroundnya pengusaha, apalagi yang orang tuanya pedagang

makanan, anak-anak ini seperti memiliki gen wirausaha dari orang

tuanya. Maka perlu bimbingan dan arahan dari kami selaku guru

kewirausahaan supaya apa yang telah dimilikinya itu tidak terbuang

sia-sia. Kami pun sebenarnya bisa menjalankan program Pendidikan

kewirausahaan ini juga dari bimbingan kepala sekolah”.

Dengan guru mendapatkan bimbingan dan pengarahan dari kepala

sekolah agar dalam penyampaian pendidikan kewirausahaan sejalan dengan

visi misi sekolah, serta siswa juga dibimbing untuk bisa mengembangkan

bakat dan minat dalam kewirausahaan, sekolah berharap bisa mennghasilkan

lulusan yang berjiwa wirausaha yang profesional.

d. Pengkoordinasian

Perlu adanya koordinasi antara satu guru dengan guru lainnya dan mampu

mengkonfirmasikan kepada pimpinan yaitu kepala sekolah agar upaya yang

dilakukan dapat diketahui bagaimana perkembangannya. Pada pendidikan

kewirausahaan ini gurulah yang paling berperan dalam keberhasilan kegiatan,

Page 76: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

75

karena guru yang terjun langsung melakukan pembelajaran kepada peserta didik.

Pada pelaksanaan kegiatannya tentu terdapat kelompok kerja (pokja) yang mampu

mengatur keberlangsungan kegiatan dan dikoordinasikan oleh wakil kepala sekolah

bagian kurikulum dan kepala sekolah.

Alur koordinasi pendidikan kewirausahaan ini menurut hasil wawancara

penulis dengan bapak Juaman sebagai kepala sekolah:

“guru kewirausahaan di sini satu sama lain saling koordinasi satu sama lain,

khususnya 1 program keahlian mas, misalnya program Bisnis Daring itu

guru kwh nya saling komunikasi yang kemudian hasilnya akan disampaikan

kepada ketua program (kaprog) dan akan diteruskan ke waka kurikulum dan

terakhir kepada saya. Atau bisa juga saya yang turun langsung melihat

kondisi di lapangan.

Dari sini penulis bisa menyimpulkan bahwa pengkoordinasian itu begitu

penting akan keberhasilan suatu program. Sebagus apapun program yang telah

direncanakaan apabila tidak diimbangi dengan koordinasi atau komunikasi yang

baik niscaya program tersebut tidak akan berjalan sesuai denga napa yang

direncanakan diawal.

Apabila digambarkan dengan menggunakan bagan akan seperti di bawah ini.

Page 77: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

76

BAGAN KOORDINASI

Keterangan:

: garis komando/laporan

: garis koordinasi

Dari bagan di atas bisa kita fahami bahwa masing-masing guru

kewirausahaan yang satu jurusan, mereka saling koordinasi satu sama lain dalam

menyampaikan pendidikan kewirausahaan kepada peserta didik. Kemudian hasilnya

akan disampaikan kepada ketua program masing-masing jurusan dan akan

diteruskan kepada waka kurikulum atau bahkan ke kepala sekolah langsung ketika

dibutuhkan.

Kepala Sekolah

TKJ Bisnis Daring Multimedia

Waka Kurikulum

Guru Kwh Guru Kwh Guru Kwh Guru Kwh Guru Kwh Guru Kwh

Page 78: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

77

e. Pengendalian/Pengawasan

Pengawasan ini berfungsi mengawasi berbagai peristiwa yang ada di

organisasi, dalam hal ini terkait pendidikan kewirausahaan. Apakah hasilnya sudah

sesuai dengan apa yang direncanakan. Pengawasan ini dapat dijadikan acuan dalam

pelaksanaan pendidikan kewirausahaan berikutnya, hal ini dilakukan agar dapat

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajarannya.

Adapun pelaksanaan pengawasan pendidikan kewirausahaan terhadap siswa

dapat dilihat dari dua aspek yaitu monitoring terhadap kinerja siswa (performance

monitoring) dan monitoring terhadap hasil produksi siswa (product monitoring)

(Mahfud, 2012, hal. 38).

Monitoring kinerja siswa dan monitoring hasil produksi siswa dilakukan

ketika siswa praktik kewirausahaan saat ada kegiatan PENSI atau Bazar Day. Peran

guru sebagai tim pengawas selain mengontrol jalannya operasional kegiatan juga

memantau kemajuan belajar siswa yang terlibat dalam kegiatan. Dalam monitoring

kinerja siswa ini guru memberikan penilaian terkait nalai dan sikap kewirausahaan

yang telah diajarkan kepada siswa pada saat di kelas. Nilai dan sikap kewirausahaan

itu meliputi sikap kepemimpinan, kerja keras, berani, dan tanggung jawab.

Sedangkan monitoring hasil produksi siswa guru memberikan penilaian terkait sikap

inovatif, mencari peluang, kerja keras, bisa menemukan solusi. dan pantang

menyerah.

Menurut Salim Peter (Husaini Usman, 2009: 488) bahwa kinerja digunakan

apabila seseorang menjalankan tugas atau proses dengan menjalankan tugas atau

proses dengan terampil sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada. Sedangkan

produknya dapat berupa layanan jasa ataupun barang. Sehingga antara kinerja dan

produk memiliki keterkaitan satu sama lain, kinerja yang baik dari siswa akan dapat

menciptakan produk yang baik pula (Usman, 2009, hal. 488).

Page 79: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

78

Berdasarkan hasil observasi penulis serta diskusi dengan guru-guru dan studi

dokumen, pengawasan pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 ini

dilakukan melalui pengawasan secara akademik dan non akademik. Pengawasan

akademik dilaksanakan dengan melihat hasil laporan kinerja anak-anak dalam

berwirausaha dan nilai raport, sedangkan pengawasan non akademik ketika guru

menjadi fasilitator peserta didik saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan

anak terjun ke lapangan.

Keberhasilan pendidikan kewirausahaan ini masih pada tataran pencapaian

kompetensi kewirausahaan siswa meliputi kemandirian, kreatif, berani mengambil

resiko, memiliki jiwa pemimpin, kerja keras, inovatif, tanggungjawab, pantang

menyerah, mencari peluang dan belum sampai kepada siswa bisa mempunyai usaha

sendiri setelah lulus dari sekolah. Meskipun demikian, sudah ada upaya-upaya yang

dilakukan oleh guru untuk mengukur kemajuan belajar siswa yaitu dilakukan dengan

mengukur perolehan keuntungan hasil penjualan produk diakhir kegiatan.

Menjadi pengusaha banyak ragamnya, tidak harus memiliki perusahaan

besar. Sebagaimana diungkapkan oleh Jejen Musfah di media Kumparan, setiap

orang bisa memilih pekerjaan sesuai dengan bakat dan hobinya masing-masing.

Tidak semua pengusaha identic dengan kekayaan, tetapi tidak salah juga jika

menjadi pengusaha untuk mengejar kekayaan agar bisa memberikan manfaat yang

besar bagi orang lain.

Selanjutnya ide bisnis yang diberikan oleh Jejen mulai dari Freelancer

(menulis blog, akuntan dan designer), bisnis berbasis layanan (pengiriman makanan,

pembersihan), Blogger, Youtuber, Fotografer dan yang lainnya menjadi salah satu

tolak ukur lulusan pendidikan kita bisa mempunyai karakter kewirausahaan melalui

pendidikan kewirausahaan di sekolah.

Hasil tracer study yang penulis lakukan kepada 100 alumni SMK Letris

Indonesia 2 menunjukkan hasil sebagai berikut:

Page 80: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

79

Sumber: Observasi Penulis kepada 100 alumni

Dari bagan di atas menunjukkan alumni SMK Letris yang melanjutkan ke

jenjang perkuliahan sebanyak 25%, sudah bekerja sebanyak 30%, wirausaha 30%

dan belum bekerja 15%. Hal ini menunjukkan keberhasilan pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 ini dalam menanamkan karakter

wirausaha pada peserta didik yang bisa mengurangi angka pengangguran di

Indonesia.

2. Faktor Pendukung dan Penghambat

Setiap pelaksanaan kegiatan tentu tidak dapat dipungkiri dan tentu akan

ditemukannya faktor pendukung dan penghambat. Faktor pendukung pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 ini adalah semuanya mendukung kegiatan

ini mulai dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan terlebih yayasan yang menaungi sekolah ini. Dukungan dari internal

sekolah, yaitu pihak sekolah dan seluruh warga sekolah sangatlah mendukung dan

antusias mengikuti kegiatan pendidikan kewirausahaan yang ada di sekolah, karena

kegiatan ini bersifat positif dan mampu membangun jiwa wirausaha baik peserta

didik maupun guru. Selain itu juga ada dukungan eksternal, yaitu dari orang tua,

lingkungan tempat tinggal siswa dan warga sekitar SMK Letris Indonesia 2.

25%

30%

30%

15%

Tracer Study Alumni

Kuliah

Bekerja

Wirausaha

Belum Bekerja

Page 81: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

80

Dari wawancara penulis dengan Ghina Ainurrohmah, siswi kelas XII:

“klo faktor pendukung saya sih karena rumah saya deket yayasan aja sih kak,

jadi saya bisa praktik tugas kewirausahaan ini lebih mudah. Mungkin klo

rumah saya jauh dari yayasan atau bahkan dari keramaian saya juga merasa

kebingungan. Trus memang saya diajarin dari kecil sama ibu bapak juga

harus mandiri, walaupun SPP masih dibayarin sama orang tua setidaknya

uang jajan saya bisa nyari sendiri kak”.

Ketika anak mendapatkan penugasan dari guru di sekolah, lingkungan rumah

tempat tinggal juga sangat mempengaruhi tercapainya keberhasilan pendidikan

kewirausahaan peserta didik. Mereka yang berada di lingkungan ramai dan daya

belinya mendukung tentu akan lebih mudah ketika ada tugas dari guru. Dukungan

orang tua pun juga menjadi faktor penentu anak-anak itu sendiri, apakah mendukung

atau malah mengucilkan semangat anak-anak. Terbukti ghina ini selain ada

dukungan dari lingkungan ternyata orang tua juga mendukung dalam segi

pembiayaan. Itulah sebabnya pendidikan kewirausahaan yang menjadi program

sekolah menjadi berhasil.

Sedangkan faktor penghambat pendidikan kewirausahaan lewat wawancara

penulis dengan bapak Saugie :

“faktor pengahmbatnya apa ya pak? Kalau dari guru sih tidak ada ya,

mungkin lebih ke siswa yang dalam masa puber ini kita lebih ekstra

mengatur ritme suasana hatinya. Soalnya saya ini kan selalu komunikasi

kepada anak-anak karena ada di kesiswaan, jadi missal anak-anak berantem

sama pacarnya atau putus gitu, mood belajarnya juga ikut berubah pak”.

Hasil wawancara di atas membuktikan bahwa faktor pengambat pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 ini lebih kepada faktor intern peserta

didik, yaitu tidak semua anak-anak mempunyai semangat yang konsisten terus

menerus. Adakalanya ketika pelaksanaan pendidikan kewirausahaan ada yang lesu

dan tidak bersemangat. Hal itu dikarenakan ada yang mempunyai permasalahan

pribadi, mulai dari diputuskan pacarnya, berantem dengan temannya dan bahkan

permasalahan keluarga. Disinilah guru memberikan pengarahan kepada peserta

didik untuk bisa tetap menjaga konsisntensi dalam belajar di sekolah.

Page 82: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

81

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMK Letris

Indonesia 2, Manajemen Pendidikan kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2 ini

dapat diidentifikasi melalui lima aspek. Diantaranya yaitu pertama, aspek

perencanaan. Proses perencanaan pendidikan kewirausahaan di SMK Letris

Indonesia 2 ini terbilang menggunakan perencanaan sederhana yaitu guru hanya

membuat rencana selama satu semester atau satu tahun dan tidak membuat rencana

khusus secara spesifik setiap kegiatan. Kepala sekolah bersama guru kewirausahaan

bersama-sama musyawarah menentukan program jangka pendek dan jangka panjang

yang akan disepakati bersama mulai dari tujuan kegiatan, penanggungjawab dan

besar anggaran yang diperlukan. Rapat awal tahun ajaran baru ini menentukan

program tahunan dan program semester yang orientasinya anak-anak bisa praktik

kewirausahaan yang kemudian di breakdown menjadi kegiatan yang terperinci.

Kegiatan di sekolah terintegrasi dengan pendidikan kewirausahaan melalui kultur

sekolah, dimana kepala sekolah, guru, tenaga administrasi dan siswa bersama-sama

membangun nilai-nilai kewirausahaan.

Kedua, aspek pengorganisasian. Dalam penugasan pemberian wewenang dan

tanggung jawab ini guru dibagi tugas sesuai dengan kelas yang diampunya. Guru

yang mengajar di kelas sepuluh bertugas mengenalkan dan memahamkan anak akan

pentingnya dan manfaat pendidikan kewirausahaan kedepannya, guru kelas sebelas

menanamkan sikap dan nilai-nilai kepada peserta didik, sedangkan guru kelas dua

belas lebih diharapkan agar bisa membuat anak-anak bisa menghasilkan produk

kewirausahaan sendiri. Pengorganisasian tidak hanya sebatas penugasan kepada

guru, akan tetapi juga penyediaan fasilitas seperti ruang kelas ber-AC, laboratorium

multimedia, komputer dan jaringan, pemasaran, perbankan, akuntansi dan kantin.

Page 83: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

82

Ketiga, aspek pengarahan. Dalam pengarahan ini guru berperan

mengembangkan minat dan bakat peserta didik dengan memperhatikan kondisi

sekolah. Mulai dari mengadakan kegiatan rutin seperti bazar, market day, karya

peserta didik kemudian penanaman sikap kewirausahaan melalui keteladanan

dengan mendatangkan ahlinya atau tokoh yang sukses dalam berwirausaha

dibidangnya. Guru juga mendapatkan arahan dari kepala sekolah berupa bimbingan

dan motivasi setiap sebulan sekali guna mendapatkan pengarahan dan upgrading

untuk kemajuan pendidikan kewirausahaan.

Keempat, aspek pengkoordinasian. Koordinasi di SMK Letris Indonesia 2 ini

guru kewirausahaan saling komunikasi dalam menyampaikan materi pendidikan

kewirausahaan antar sesama jurusan. Semisal guru kewirausahaan multimedia

berkoordinasi dengan sesama guru kewirausahaan multimedia, guru kewirausahaan

bisnis daring berkomunikasi dengan guru kewirausahaan bisnis daring, baru

kemudian dipertangungjawabkan kepada ketua program jurusan yang nantinya akan

disampaikan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum atau langsung kepada

kepala sekolah.

Kelima, aspek pengawasan. Dalam pengawasan ini guru melihat melalui

kinerja siswa dan hasil produk siswa. Keberhasilan pendidikan kewirausahaan di

SMK Letris Indonesia 2 masih pada tingkatan kompetensi kewirausahaan yang

meliputi: kemandirian, kreatif, berani mengambil resiko, memiliki jiwa pemimpin,

kerja keras, inovatif, tanggungjawab, pantang menyerah, bisa mencari peluang dan

belum sampai kepada siswa bisa mempunyai usaha sendiri setelah lulus dari

sekolah.

Faktor pendukung manajemen pendidikan kewirausahaan ini hampir

semuanya mendukung baik itu dari pihak internal ataupun eksternal. Dari segi

internal yaitu peserta didik dan guru yang melakukan kegiatan belajar mengajar di

kelas, sedangkan segi eksternalnya yaitu sekolah, orang tua, dan warga sekitar

Page 84: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

83

sekolah juga menjadi faktor penentu dalam keberhasilan pendidikan kewirausahaan

di SMK Letris Indonesia 2 ini.

Sedangkan untuk faktor penghambatnya adalah konsistensi dari peserta

didik, dimana siswa di sekolah masih terbilang usia remaja yang mengalami

pubertas. Jadi untuk menumbuhkan bahkan mempertahankan konsistensi semangat

belajarnya masih sulit.

B. SARAN

Sejalan dengan temuan dan simpulan penulis, maka penulis ingin

menyampaikan saran yaitu: pertama kepada SMK Letris Indonesia 2 agar bisa

mendatangkan guru bidang kewirausahaan sesuai bidangnya agar hasil dari

pendidikan kewirausahaan mendapatkan hasil yang lebih maksimal, walaupun

sejatinya guru yang sekarang juga sudah bagus. Sekolah bisa berinovasi untuk terus

mengemabangkan program sesuai dengan perkembangan zaman.

Kedua, penelitian ini dilakukan di SMK Letris Indonesia 2 yang berada di

Pamulang yang terakreditasi A ini harapannya kedepannya bisa mengakses

lulusanya sudah setelah lulus sudah bisa berwirausaha atau melanjutkan studinya di

universitas. Karena ini bisa menjadi evaluasi bagi sekolah akan keberhasilan

program pendidikan kewirausahaan kedepannya. Awalnya penulis merasa kesulitan

melacak siswa setelah lulus ini sudah bisa mempraktikkan apa yang didapat di

sekolah apa belum karena tidak ada data tracer study yang dibuat sekolah, akan

tetapi berkat kerja sama dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, penulis bisa

mendatangi beberapa siswa yang memang bisa diakses tempat tinggalnya. Semoga

penelitian tentang manajemen pendidikan kewirausahaan akan semakin banyak dan

bisa membantu pemerintah untuk mengurangi jumlah pengangguran yang ada di

Indonesia.

Page 85: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

84

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Arifin, B. d. (2012). Schoolpreneurship Membangkitkan Jiwa dan Sikap

Kewirausahaan Siswa. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Eman, S. (2008). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.

Rohmah, L. (2009). Manajemen Kewirausahaan Pesantren Studi Di Pesantren Putri

Al-Mawadah Coper Jetis Ponorogo. Yogyakarta: Progam Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga.

Minan, K. (2017). Manajemen Kewirausahaan Pesantren Studi Kasus di Pondok

Pesantren Darul Huda Mayak Ponorogo. Ponorogo: Program Pascasarjana

IAIN Ponorogo.

Saroni, M. (2012). Mendidik & Melatih Entrepreneur Muda: Membuka Kesadaran

Atas Pentingnya Kewirausahaan Bagi Anak Didik. Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media.

Abbas, S. (2008). Manajemen Perguruan Tinggi: Beberapa Catatan. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Amsyah, Z. (2005). Manajemen Sistem Informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

anonim. (2009). Management and Entrepreneurship. tt: New Age International.

Asmani, J. M. (2011). Sekolah Enterprenuer. Jogjakarta: Harmoni.

Basrowi. (2011). Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Basrowi. (2014). Kewirausahaan untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Daryanto. (2012). Pendidikan Kewirausahaan. Yogyakarta: Gava Media.

Daryanto, H. (2013). Administrasi dan Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Rineka

Cipta.

Daulay, H. P., & Pasa, N. (2012). Pendidikan Islam Mencerdaskan Bangsa. Jakarta:

Rineka Cipta.

David, F. R. (2011). Strategec Management Stratigis. Jakarta: Salemba Empat.

Hasibuan, M. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi revisi cetakan ke

tiga belas). Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Page 86: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

85

J., P. (2008). Entrepreneurship and higher education. Paris: OECD.

Kemendiknas. (2010). Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan

Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk

Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum

Balitbang .

Kemendiknas. (2011). Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.

Kristiawan, M., & et, a. (2017). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Makin, M., & Baharuddin. (2010). Manajemen Pendidikan Islam (Transformasi

Menuju Sekolah/Madrasah Unggul). Malang: UIN-Maliki.

Muhammad, M. (2014). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Muhammad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhari. 1987. al-Shahih al-Bukhari,

Beirut: Dar Ibnu Katsir

Muhson, M. (2017). Entrepreneurship. Jakarta: Spasimedia.

Musfah, J. (2017). Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta:

Kencana.

Qori'ah, S. S. (2017). Wirausaha Pendidikan Indonesia. Sidoarjo: Unusida Press.

R., L., & Hamdani, A. (2009). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba Empat.

Reksohaddiprojo, S. (2010). Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Scarborough, N. M., & Zimmerer, T. W. (1996). Entrepreneurship and The New

Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall.

Sidiq, U. (2018). Manajemen Madrasah. Ponorogo: CV. Nata Karya.

Singh, M. (1998). School Enterprises: combining vocational learning with

production. Germany: UNESCO.

Suryana. (2013). Kewirausahaan Kaiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba

Empat.

Sutarno. (2012). Serba-Serbi Manajemen Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suyitno, A. (2013). Pendidikan Kewirausahaan, Teori dan Praktek. Jakarta:

Entrepreneurship Edupaper.

Page 87: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

86

Syaefudin, U., & Makmun, A. S. (2011). Perencanaan Pendidikan Pendekatan

Komprehensif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Syarifudin, H. (2011). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Diadet Media.

Terry, G. R. (2010). Principls of Management. Bandung: Alumni.

Tim Pelaksana Program DPP Bakat, M. d. (2012). Pendidikan Entrepreneurship.

Jogjakarta: Aura Pusaka.

Usman, H. (2009). Manajemen: Teori, praktek, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Usman, H. (2011). Manajemen Teori, Praktik dan Reset Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Wibowo, A. (2011). Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi). Yogyakarta:

PUSTAKA PELAJAR.

.

B. Artikel, Jurnal

Mulyani. (2011). Model Pendidikan Kewirausahaan di Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Volume 8, No. 1.

Batlajery, S. (2016). Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen pada Aparatur

Pemerintahan Kampung Tambat Kabupaten Merauke. Jurnal Ilmu Ekonomi &

Sosial, Vol. VII No 2.

BPS. (2020, Mei 05). Retrieved from https://www.bps.go.id:

https://www.bps.go.id/pressrelease/2020/05/05/1672/februari-2020--tingkat-

pengangguran-terbuka--tpt--sebesar-4-99-persen.html

Budi Wahyono, d. (2015). Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Niat

Berwirausaha Siswa SMK Negeri 1 Pedan Tahun 2013. Jurnal FKIP UNS, Vol

1. No. 1.

KBBI. (2020, Agustus 7). Diambil kembali dari

https://www.google.co.id/amp/s/kbbi.web.id/pendidikan.html

Mahfud, T. (2012). Praksis Pembelajaran Kewirausahaan pada Unit Produksi Jasa

Boga. Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol. 2 No. 1.

Musfah, Jejen. (2020). Sarjana Mulia karena Wirausaha.

https://kumparan.com/.../sarjana-mulia-karena.../full (diakses tanggal 20

September 2020)

Page 88: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

87

Purnomo, A. (2017, December 5). Retrieved from https://binus.ac.id/malang/:

http://binus.ac.id/malang/2017/10/pengertian-edupreneur/

Purnomo, M. (2015). Dinamika Pendidikan Kewirausahaan: Pemetaan Sistematis

Terhadap Pendidikan, Pengajaran, Dan Pembelajaran. Jurnal Dinamika

Manajemen, Volume 6 No. 1.

Raharjo, B. (2018, November 25). Pendidikan Modal Utama dalam Pembangunan

bangsa. Retrieved from https://www.republika.co.id/:

https://republika.co.id/berita/pir084415/pendidikan-modal-utama-dalam-

pembangunan-bangsa

Subijanto. (2012). Analisis Pendidikan Kewirausahaan Di Sekolah Menengah

Kejuruan*)Analysis Of Enterpreneurship Education At Senior Vocational

School. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 18 No. 2.

Suci, S. R. (2018). Learning from Picture and Picture Action Research:

Enhancement of Counting Ability on DIvision of Numbers for Primary School

Students. Journal of Physics, Conference Series 1114, 012044.

Syaifuddin, Irham dan Abdul Kalim. (2016). Model Pendidikan Kewirausahaan di

SMP Alam Ar Ridho Kota Semarang Tahun 2016. Jurnal Quality. Vol. 4 No.2.

Page 89: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

88

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Cek Turnitin

Page 90: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

89

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 91: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

90

Page 92: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

91

Logo SMK Letris Indonesa 2

Berikut adalah logo SMK Letris Indonesia 2 dari awal berdiri hingga sekarang.

NPSN : 69894185

Status : Swasta

Bentuk Pendidikan : SMK

Status Kepemilikan : Yayasan

SK Pendirian Sekolah : 421./Kep.3517-Dikmen/2014

Tanggal SK Pendirian : 2014-12-15

SK Izin Operasional : 421./Kep.3517-Dikmen/2014

Tanggal SK Izin Operasional : 2014-12-15

Lima sudut melambangkan dasar Negara Republik

Indonesia, Pancasila

Nama sekolah mengelilingi lambang

bahwasanya SMK Letris Indonesia 2 siap

menjalankan visi dan misi dalam mewujudkan

tamatan yang kompeten, mandiri, propesional

dan relegius

Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan

Bintang & matahari melambangkan Ketuhanan

yang maha esa

Padi dan kapas melambangkan kesejahteraan

Buku melambangkan jendela dunia

Page 93: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

92

Foto bersama bapak Ahmad Saugie, S.Pd.I

Foto bersama Bapak Riantono dan Ibu Dwi

Page 94: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

93

Pengarahan pendidikan kewirausahaan oleh guru

Ketua KFI Tangeran Selatan Radio Goes to School

Page 95: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

94

Produk kewirausahaan siswa

Salah satu siswa yang melakukan praktik Pendidikan kewirausahaan di rumah

Page 96: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

95

PEDOMAN WAWANCARA

1. Kepala Sekolah/Kurikulum/kesiswaan

No Pertanyaan Jawaban Responden

Perencanaan

1 Apa visi-misi SMK Letris Indonesia 2?

2 Apa yang melatarbelakangi?

3 Siapa saja yang menjadi mentor/pelaksana

dalam menjalankan program tersebut?

4 Siapa saja yang menjadi sasaran?

5

Sarana dan prasarana apa saja yang sudah

disiapkan dalam mensukseskan program

tersebut?

6 Bagaimana metode yang digunakan untuk

menjalankan program tersebut?

7

Bagaimana kondisi lingkungan di sekitar

SMK Letris Indonesia 2 baik secara kultur

maupun struktur masyarakat?

8

Apakah kondisi lingkungan kondusif dan

dapat menjadi penunjang dalam terlaksananya

program pendidikan kewirausahaan

Pengorganisasian

1 Berapa mentor yang menggawangi program

tersebut?

2 Siapa saja mereka dan memiliki spesifikasi

keahlian apa?

3 Bagaimana sistem pengorganisasian

pendidikan kewirausahaan di SMK Letris 2?

4 Hambatan apa saja yang dialami saat

mengorganisasikan program tersebut?

Pengarahan

1

Secara implementatif, metode apa yang

digunakan dalam program pendidikan

kewirasuahaan?

2 Bagaimana respon lingkungan saat saat

berjalannya kegiatan ini?

3

Bagaimana cara menumbuhkan semangat

guru-guru dalam melaksanakan program

pendidikan kewirausahaan?

4 Berapa jangka waktu memberikan pengarahan

kepada para guru?

Pengkoordinasian

Page 97: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

96

1 Bagaimana cara mengadakan koordinasi di

SMK Letris Indonesia 2?

2 Seberapa pentingnya koordinasi ini dalam

pendidikan kewirausahaan?

3 Bagaimana jalannya koordinasi di SMK Letris

Indonesia 2 sejauh ini?

Pengawasan

1

Apakah mentor yang didatangkan sudah

memenuhi harapan penyelenggara dalam

pelaksanaan program ini, baik dari segi

kuantitas ataupun kualitas?

2 Apakah peserta sesuai dengan harapan?

3

Bagaimana tindak lanjut untuk para peserta

didik yang telah mengikuti Pendidikan

kewirausahaan?

4 Selama penyelenggaraan apakah fasilitas

penunjang sudah diberikan secara maksimal?

5 Adakah gangguan dan hambatan?

6 Apakah metode yang digunakan dalam

pelaksanaan program sudah efektif?

7 Apa indikasinya?

8 Bagaimana respon lingkungan setlah

penyelenggaraan program ini?

Page 98: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

97

2. Mentor/Guru

No Pertanyaan Jawaban Responden

Perencanaan

1

Apa yang melatarbelakangi kesediaan anda

untuk menjadi mentor pada program

pendidikan kewirausahaan?

2 spesifikasi keahlian di bidang apa yang anda

miliki untuk mensukseskan program tersebut?

3 Sarana prasarana apa yang dibutuhkan dalam

mensukseskan program tersebut?

4 Bagaimana kondisi lingkungan?

5 Apakah kondisi lingkungan kondusif untuk

melaksanakan program?

Pengorganisasian

1 Apakah spesifikasi keahlian anda di bidang ini

efektif saat pelaksanaan

2 Berapa peserta yang mengikuti program ini,

siapa saja mereka berikut klasifikasinya

3 Bagaimana fasilitas yang diberikan kepada

peserta guna menunjang berjalannya program

4

Hambatan apa yang anda alami saat

melaksanakan program tersebut, beserta cara

mengatasinya

Pengarahan

1

Apa yang dilakukan pimpinan (kepala

sekolah) dalam mengarahkan program

pendidikan kewirausahaan?

2 Apa yang disampaikan pimpinan sudah sesuai

dengan program pendidikan kewirausahaan?

3 Berapa jangka waktu pimpinan memberikan

pengarahan kepada para guru?

Pengkoordinasian

1

Menurut anda, seberapa pentingnya

koordinasi ini dalam pendidikan

kewirausahaan?

2

Kepada siapa anda melakukan

koordinasi/pertanggungjawaban? dan seputar

apa yang dikoordinasikan?

3 Sejauh ini bagaimana koordinasi di SMK

Letris Indonesia 2?

Pengawasan

1

Apakah anda sudah merasa memenuhi

harapan penyelenggara dalam pelaksanaan

program ini baik segi kualitas maupun

kuantitas? Apa indikasinya

Page 99: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

98

2

Apakah peserta didik yang mengikuti program

ini sesuai harapan anda? Baik segi kualitas

maupun kuantitas

3 Dampak positif apa yang mereka dapatkan

setelah mengikuti program ini?

4 Selama penyelenggaraaan apakah fasilitas

sudah diberikan secara maksimal

5 Adakah gangguan dan hambatan

6

Apakah metode yang anda gunakan dalam

pelaksanaan program ini efektif? Apa

indikasinya

7 Bagaimana respon lingkungan setelah

program ini berjalan

Page 100: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

99

3. Siswa

No Pertanyaan Jawaban Responden

Perencanaan

1 Apa yang membuat anda tertarik mengikuti

program ini

2

Apakah menurut anda mentor yang masuk

untuk mengisi program sesuai dan memiliki

spesifikasi keahlian di bidangnya?

3 Sarana prasarana apa yang anda butuhkan

untuk mengikuti program ini?

4 Bagaimana metode yang anda inginkan dalam

pelaksanaan Pendidikan kewirausahaan

5

Apakah yang anda tahu keadaan lingkungan

kondusif dan dapat menjadi penunjang dalam

pelaksanaan program?

Pengorganisasian

1 Berapa mentor yang mengajar secara

keseluruhan

2 Berapa peserta yang bersama anda? Siapa saja

mereka?

3 Hambatan apa saja yang anda alami saat

mengikuti pelatihan

4 Bagaimana respon lingkungan akan program

tersebut

Pengarahan

1

Dalam pelaksanaan pendidikan kewirausahaan

metode apa yang digunakan guru ketika di

kelas?

2 Berapa kali pertemuan pendidikan

kewirausahaan di SMK Letris Indonesia 2?

3

Bagaimana guru melakukan pengarahan

dalam pendidikan kewirausahaan ini? Apakah

hanya teori saja/teori dan praktik seimbang?

Pengkoordinasian

1 Apakah pernah ada jam bentrok ketika

pelaksanaan pendidikan kewirausahaan?

2

Bagaimana proses penugasan dalam

pendidikan kewirausahaan di SMK Letris

Indonesia 2?

Pengawasan

1 Apakah mentor yang datang sudah memenuhi

harapan anda, baik segi kualitas maupun

Page 101: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

100

kuantitas

2 Dampak positif apa yang anda dapatkan

setelah mengikuti program ini

3 Bagaimana tindak lanjut yang diberikan oleh

sekolah? Apakah sudah terlaksana

4

Selama penyelenggaraan, apakah anda

mendapatkan faislitas pembelajaran secara

maksimal

5 Adakah gangguan dan hambatan

6 Menurut anda apakah metode yang digunakan

mentor sudah efektif? Apa indikasinya

7 Bagaimana respon lingkungan?

Page 102: MANAJEMEN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK LETRIS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/54074... · 2020. 12. 11. · Tesis dengan judul “Manajemen Pendidikan Kewirausahaan

BIODATA PENULIS

Afif Faizin adalah nama lengkap penulis tesis ini,

biasa disapa Afif ia lahir di Grobogan, 03 April 1993 dari

orang tua bapak Maslikhin dan Ibu Mursidah. Jenjang

pendidikannya di mulai dari SD Negeri 06 Putatsari (lulus

tahun 2005), melanjutkan ke SMP Negeri 02 Grobogan (lulus

tahun 2008) dan masuk pondok pesantren di Parung Bogor

yaitu di Al-Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School

sekaligus menempuh pendidikan di SMA Al-Ashriyyah Nurul

Iman Parung-Bogor (lulus tahun 2011). Kemudian

melanjutkan ke UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengambil jurusan Pendidikan Agama

Islam (lulus tahun 2018). Pada tahun 2018 atas motivasi ingin mendirikan sebuah Lembaga

pendidikan yang gratis dan berkualitas berkesempatan melanjutkan studi magister (S2) pada

Program Magister Manajemen Pendidikan Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis juga pernah melaksanakan Pendidikan informal pada beberapa kesempatan,

seperti (1) Pondok Pesantren Ihsanul Fuad, Grobogan - Jawa Tengah pada tahun 2005-2008,

(2) Pondok Pesantren al-Ashriyyah Nurul Iman Parung-Bogor pada tahun 2008-2013.

Pada saat menyelesaikan S1, penulis sudah mulai aktif mengajar di beberapa

lembaga pendidikan formal seperti SD Al-Ashriyyah Nurul Iman (2014-2015), MTs Al

Falah Pamulang (2015-2016) dan SD Al Azhar BSD (2015-2016). Selain itu penulis juga

pernah menjadi koordinator cabang lembaga bimbel TIKI-TAKA cabang Tangerang

Selatan (2018).

Saat ini penulis juga masih aktif menjadi dewan pengajar di Pondok Pesantren

Tahfidzul Qur‟an Al-Amien Ciater-Serpong, dan mengajar privat IPA dan Matematika di

lingkungan sekitar pondok pesantren tersebut.