manajemen konflik bagi wanita berperan...

84
MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDA 01eh SITI ROYHANI NIP. 195 191 1759 PERPUSTtU(AlJ.,N FAlJ:. TARf:1f1AH Lllc! N ,i,lUCM·rrt\ Jurusan Psikologi Fakultas Tarbiyah lAIN SyarifHidayatullah Jakarta 1421 H/2000 M

Upload: truongkiet

Post on 11-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA

BERPERAN GANDA

01eh

SITI ROYHANINIP. 195 191 1759

M~Lti"PERPUSTtU(AlJ.,N FAlJ:. TARf:1f1AH

Lllc!N ,i,lUCM·rrt\

Jurusan PsikologiFakultas Tarbiyah lAIN SyarifHidayatullah

Jakarta

1421 H/2000 M

Page 2: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

MANAJEMEN KONFLIK

BAGI WANITA BERPERAN GANDA

Skripsi

Oiajukan kepada Fakultas Tarbiyah untuk

Memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Tarbiyah

'"

Oleh

SITI ROYHANINIM.1951911759

Oi Bawah Bimbingan

Pembimbing I,

Prof. DR. . Arninuddin RasyadNIP. 150011333

..'

Jurusan Psikologi

Fakultas Tarbiyah lAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

1421 H/2000 M

Page 3: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

DAFTAR lSI

KATA PENGANTAR " iii

DAFTAR lSI vii

DAFTAR TABEL x

BABI PENDAHULUAN 1

A Latar belakang masalah 1

B. Identifikasi masalah 6

C. Pembatasan dan perumusan masalah "." 6

D. Tujuan dan manfaat penelitihan 7

1. Tujuan " " 7

2. Manfaat 8

E. Metode Pembahasan 9

F. Sistematika penulisan " 9

BAB II LANDASAN TEORI " " 11..,

A Manajemen " " < ".11

1. Pengertian manajemen " 10

2. Fungsi-fungsi manajemen " 14

3. Urgensi manajemen " " ".14

B. Konflik "" " 14

Page 4: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

BAB III

viii

1. Pengertian konflik 16

2. Jenis Konflik 16

3. Seni mengolah konflik 17

4. Alat-alat majamen konflik 20

5. Manajemen konflik 21

C. Peran 22

1. Pengertian peran 22

2. Peran ganda 24

3. Konflik peran 29

4. Mencapai penyesuaian peran 34

D. Konsep-konsep peranan wanita 35

1. Konsep tradisional 36

2. Konsep moderat 37

3. Konsep modern 38

E. Hipotesis 40

.' 4METODOLOGI PENELITIAN ;.:........... 1

A. Populasi dan sampel 41

1. Populasi 41

2. Sampel 42

B. Variabel Penelitian 43

Page 5: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

BAB V

BAB IV

ix

C. Teknik pengumpulan data 43

D. Metode analisis data 49

HASIL PENELITIAN 52

A. Hasil Uji Coba Alat Ukur 52

B. Deskripsi Data 53

C. Analisa data 62

D. Interpretasi 65

PENUTUP 68

A. Kesimpulan 68

B. Saran 69

C. Diskusi 70

DAFTAR PUSTAKA 73

LAMPIRAN

." ..-

Page 6: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

DAFTAR TABEL

Tabel 1 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Aspek

Pengasuhan (dengan %) 53

Tabel 2 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Komunikasi

dan Interaksi (dengan %) 54

Tabel3 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Penentuan

Prioritas (dengan %) 54

Tabel4 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Tekanan

Karir (dengan %) 55

Tabel5 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Waktu Untuk

Keluarga (dengan %) 55

Tabel6 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam Komunikasi

dan Interaksi (dengan %) 56

Tabel 7 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dilihat Dari Usia..,

Anak (dengan %) ::. 57

Tabel 8 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dilihat Dari Usia

Anak Dalam Komunikasi dan Interaksi. 58

Tabel9 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dilihat Dari Usia

Anak Dalam Penentuan Prioritas 58

Page 7: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

xi

Tabel 10 :Jenis Berdasarkan Status Jabatan Suami Dalam Tekanan Karir -

(dengan %) 59

Tabel 11 :Jenis Berdasarkan Status Jabatan Suami Dalam Waktu Untuk

Keluarga (dengan %) 59

Tabel12 :Jenis Konflik Karir Versus Peran Sebagai Ibu Dalam komunikasi

dan interaksi (dengan %) 60

Tabel 13 :Manajemen Konflik Berdasarkan Status Jabatan Wanita Berperan

Ganda (dengan %) 61

,/ ",

Page 8: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

Sesunggufinya tfaCam penciptaan Cangit tfan 6umiJ­

tfan siM 6ergantinya maCam tfan MIl{] terrfapat

tantfa-talufa 6agi orang-orangYall{] 6era/(ar

(<{,S. jl.Ci Imran: 190)

1{upersem6afikJIn Vntuf(;

:MaJ]lJi tfan :Mimi

1{urasaJanafiJnu ta/(a/(an mampu untu/(mem6aCas

semuajerifi payafi serta pengor6ananmu yang penufi

ikjiras aan turus. (])an untu/(kJIkJI/(serta atfi/i.:;ad"i/(ltu

yang tercinta: jl.angJ :MalllatJaRj aan OjaR.,

Page 9: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Pesatnya perkembangan zaman telah membawa pengaruh pada

terjadinya perubahan-perubahan di berbagai aspek kehidupan

masyarakat. Salah satu perubahan tersebut adalah aspek sosial dalam .

masyarakat. Perubahan pada tatanan kehidupan dan norma sosial dalam

masyarakat telah bergeser dari tatanan kehidupan yang bersifat

tradisional menuju pada tatanan kehidupan yang modern dan lebih maju.

Adanya perubahan ini semakin memberikan peluang dan kesempatan

bagi kaum wanita untuk dapat maju dan berkembang.

Oi berbagai penjuru dunia, partisipasi wanita dalam berbagai bidang

semakin banyak terlihat. Oi Indonesia, saat ini kesempatan yang dimiliki

wanita dalam hal pendidikan, pekerjaan maupun pengembangan karir

dapat dikatakan telah sejajar dengan kaum pria. Dengarr semakin

terbukanya kesempatan bagi wanita untuk mengembangkan diri, maka

semakin terlihat pula peranan wanita dalam proses pembangunan di

negara kita. Wanita yang mempunyai pasisi atau jabatan penting dalam

suatu arganisasi, lembaga pendidikan, atau perusahaan semakin banyak

1

Page 10: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

2

kita lihat, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Hal ini bukan lagi

merupakan suatu yang baru dan terdengar aneh. Harus diakui bahwa

kenyataan ini dapat terjadi berkat adanya dukungan pemerintah yang

menjadikan ungkapan mengenai "Kemitrasejajaran antara pria dan wanita"

sebagai semboyan dalam pembangunan nasional di negara kita.

Pernyataan tentang adanya kesempatan hak dan kewajiban yang.

sama bagi pria dan wanita untuk berprestasi dalam segala kegiatan.

pembangunan telah tercantum dalam GBHN 1993 dalam Tap nomor II

IMPR/1993 disebutkan:

Wanita baik sebagai warga negara maupun sebagai insan

pembangunan mempunyai hak, kewajiban dan kesempatan yang

sama dengan pria disegala bidang kehidupan bangsa dalam

segenap kegiatan pembangunan sehubungan dengan

kedudukannya dalam masyarakat dan peranan perlu terus

ditingkatkan serta diarahkan sehingga dapat meningkatkan.-" ."

partisipasinya dan memberikan sumbangan sebesar-besarnya

bagi pembangunan bangsa sesuai dengan kodrat, harkat dan

martabatnya sebagai wanita. 1

I UDD 1945. P4 dan GBHN (TAP NO: II/lVlPRlI993), Bahan Penalaran dan referensipenataran, Jakarta, 1993, h.141

Page 11: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

,.

J

Dokumen ini kemudian menjadi justifikasi peran ganda wanita

sebagai pekerja non upah di sektor domestik (ibu dan istri) maupun

sebagai pekerja upah di sektor publik.

Dalam kehidupan keluarga, suami-istri umumnya memegang peranan

dalam pembinaan kesejahteraan bersama, secara fisik, materi maupun

spiritual serta meningkatkan kedudukan keluarga dalam masyarakat. Yang

terakhir ini oleh Hanna Papanek dinamakan Family status production.

Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa wanita yang

terjun sebagai tenaga kerja dan bekerja dengan imbalan telah mengalami

pi::ningkatan. Motivasi untuk bekerja bagi sebagian wanita tidak lagi hanya

untuk ikut memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, tetapi juga sebagai

kebutuhan untuk mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan yang

telah mereka peroleh guna mengembangkan dan mengaktualisasikan diri.

Dengan meningkatnya peran wanita sebagai pencari nafkah keluarga

dan kenyataan bahwa mereka juga berperan untuk meningkatkan

kedudukan keluarga, maka kedua peran tersebut sama-sama

membutuhkan waktu, tenaga dan perhatian sehingga kalau peran yang

satu dilakukan dengan baik, yang lain terabaikan. Maka timbullah konflik

peran. Masalah ini timbul terutama bagi ibu yang berperan ganda.

Sebagai pekerja dan sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai anak-

.

Page 12: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

4

anak dan masih membutuhkan pengasuhan fisik dan rohani, ia harus

memenuhi tugas sebagai ibu rumah tangga. Dengan demikian la

diharapkan dapat menjalankan perannya sebagai seorang istri dan

sekaligus sebagai peneari nafkah serla sebagai ibu dari anak-anak.

Perannya sebagai ibu rumah tangga mungkin dapat digantikan olsh

orang lain (pembantu rumah tangga misalnya). Namun perannya sebagai

istri dan ibu anak-anak di sini tidak dapat digantikan oleh orang lain,

karena perannya akan lebih berat apabila masih mempunyai anak-anak

keeil yang notabene masih memerlukan asuhan seorang ibu. Kebutuhan

anak terhadap materi dan fisik lainnya mungkin masih dapat diberikan

oleh orang lain, tetapi kebutuhan afeksional anak yang paling penting bagi

perkembangan jiwanya sulit untuk digantikan oleh orang lain.2 1-131 i ri

dapat menimbulkan kurangnya kelekatan (attachment) emosional antara

ibu dan anak, sehingga apabila kebutuhan yang tidak terpenuhi seperti

kasih sayang, rasa aman, rasa harga diri, rasa bebas dan sebagainya,

maka anak menjadi terjerumus pada pergaulan bebas, pemakai NAZA

(Narkotik, Alkohol dan Zat Adiktif lainnya) dan sebagainya.

Demikian pula halnya perannya sebagai seorang istri dalam

memenuhi kebutuhan suaminya akan perhatian, rasa kasih .sayang

2: Dadang Hawari, Al·Quran Hmu Kcdoktcran Jiwa dan Kesehatan JiW3,(yogyakarla: PT.Dana BhaktiPrima Yasa, 1995), cct. Kc-l. Hlm. 30

Page 13: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

(kebutuhan afeksional) dan biologis tidak dapat digantikan oleh wanita

lain. 3 Kebutuhan ini jika tidak terpenuhi dapat menimbulkan adanya

penyelewengan atau adanya WIL (Wanita Idaman Lain) serta akan

menimbulkan disharmonis rumah tangga (Broken Home). Dan berbagai

dampak psikologis dapat terjadi sehingga dapat mengganggu

keharmonisan hubungan suami-istri antara lain:

(a) Suami sering mengeluh bahwa sejak istrinya turut bekerja

dan berpenghasilan, dirasakan wibawa dirinya terhadap istri

menurun karena istri sudah belajar mandiri dan mengurangi

ketergantungan pada suami.

(b) Seorang istri yang berkarir ataupun berpenghasilan jauh

lebih tinggi dari suami dapat menimbulkan perasaan rendah

diri dan rasa cemburu bagi suami.

(c) Peran sebagai kepala rumah tangga dan pencari nafkah

keluarga dapat berbalik manakala suami tidak bekerja (PHK,.~ ."

pensiun, sakit dan lain sebagainya). Kondisi demikian dapat

menimbulkan rasa rendah diri, harga diri yang terinjak dan

wibawa yang turun bagi seorang suami terhadap istri dan

anak-anaknya.

3 Ibid. him -230

Page 14: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

6

Dengan berbagai konflik yang lerjadi di alas, penulis bermaksud

mendeskripsikan bagaimana seorang wanila yang berperan ganda mampu

mengelola konflik perannya sehingga tereipta wanita-wanita tangguh dan

sukses dalam kedua perannya; sebagai ibu rumah tangga dan wanita

karir.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang di atas, maka masalah yang hendak diteliti dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Konflik peran bagi wanita berperan ganda

2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda

C. Pembatasan dan perumusan masalah

Dari idenlifikasi pada sub B di atas, maka masalah yang hendak

diteliti dibatasi pada konflik bagi wanita berperan ganda dan eara

bagaimana penanganan konfliknya. Adapun wanita yang diteliti adalah

wanita pengusaha, eksekutif, karyawan dan pendidik.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan

masalah penelitian sebagan berikut:

Page 15: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

7

1. Konflik peran apakah yang dominan terjadi pada wanita berperan

ganda?

2. Adakah perbedaan konflik peran pada wanita berperan ganda

berdasarkan jenis pekerjaannya?

3. Manajemen konflik manakah yang lebih dominan digunakan untuk

mengatasi konflik pada wanita berperan ganda?

4. Apakah ada perbedaan manajemen konflik bagi wanita berperan ganda

berdasarkan jenis pekerjaan mereka?

D. Tujuan dan manfaat penelitian

1. TUjuan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat konflik peran yang terjadi pada

wanita berperan ganda dan manajemen yang digunakan mereka dalam

mengelola konflik tersebut.

Selama ini penelitian mengenai manajemen konflik bagi wanita

berperan ganda masih belum banyak dilakukan di Indonesia. Penelitian

mengenai wanita berperan ganda sendiri lebih banyak terfokus pada

tingkat konfliknya bukan manajemennya. Permasalahan ini menarik

untuk diteliti mengingat dari tahun ke tahun jumlah wanita yang

berperan ganda di Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti

Page 16: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

8

Jakarta, semakin meningkat sejalan dengan perkembangan dalam

pembangunan nasional di negara kita. Hal ini tentunya tidak terlepas

dar! kemajuan zaman dan pertumbuhan angkatan kerja wanita yang

terus bertambah, dimana tidak sedikit wanita berperan ganda yang

mengalami konflik sehubungan dengan keseimbangan perannya dalam

pekerjaan dan keluarga.

Sementara itu nilai-nilai dan norma dalam masyarakat sampai saat

ini masih menekankan pada peran utama wanita sebagai ibu rumah

tangga, selain itu akibat-akibat negatif yang ditimbulkan oleh konflik

perannya akan mengganggu performance wanita dan tugas-tugas

domestik rumah tangga maupun dalam performance dan produktifitas

kerjanya.

2. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kon~ri.busi bagi

para wanita berperan ganda dalam mengatasi dan mengelola

konfliknya, sehingga mereka terus dapat berkiprah baik di dalam

lingkungan keluarga.

Page 17: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

BAB III

BAB IV

BAB V

10

konsep-konsep peranan wanita menurut konsep tradisional,

moderat maupun modern dan hipotesis.

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membicarakan tentang populasi dan sampel, tehnik

pengumpulan data dan metode analisis data.

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini dikemukakan hasil uji coba alat ukur, deskripsi

data dari pengolahan data, analisis data dan interpretasi data.

PENUTUP

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan penulis tentang hasil

penelilian dan saran yang berkenaan dengan kesimpulan serta

diskusi.

.'" ."

Page 18: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Manajemen

1. Pengertian Manajemen

"Siapa yang membutuhkan manajemen?" Pertanyaan ini sering,

dijawab: "Perusahaan (bisnis)!" Tentu saja jawaban ini benar sebagian,

tetapi tidak lengkap, karena manajemen juga dibutuhkan oleh semua

macam kegiatan yang berkaitan dengan organisasi. Dalam praktek,

manajemen dibutuhkan oleh orang-orang yang bekerjasama

(organisasi) untuk mencapai suatu tujuan bersama karena "manajemen"

dapat diartikan sebagai pengelolaan, pengaturan, dan penataan

bidang-bidang kegiatan secara baik dan tepat di segala sektor

kehidupan,

Mengenai ilmu manajemen dapat diartikan sebagai: "Suatu.... ,,-

i1mu yang mempelajari bagaimana cara mencapai suatu tujuan dengan

efektif serla efisien dengan menggunakan bantuan orang lain".1 Yang

dimaksudkan menggunakan bantuan orang lain mencakup kerjasama,

bantuan gagasan, tenaga dan bimbingan. Efektifitas maupun efisiensi

1 Djali Julitriarsa, [wan Suprihanto, Manajemen Umum, (yogyakarta: BPFE, 1998),eet. ke-3, edisi I, h,1

Page 19: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

12

dalam mengelola pekerjaan pada dasarnya dapat dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu: "ilmu manajemen" dan "seni". Hal ini mempunyai arti

bahwa dalam pelaksanaannya pengaruh bakat kepemimpinan

seseorang sebagai misal, ikut pula mempengaruhi. Sedangkan masalah

" seni dalam manajemen, hanya dapat terlihat apabila ilmu tersebut mulai

dilaksanakan dalam kenyataan. Maka manusia modern dengan segala

macam aktifitas kooperatif yang terencana itu sangat berkepentingan

dengan manajemen.

Dalam literatur mengenai manajemen, ditemukan macam-

macam definisi sebagai berikut:

G.R. Terry dalam bukunya, Principle of Management,2 menyatakan

beberapa definisi sebagai berikut:

y "The forg that runs an enterprise and is responsible for its succes orfailure (kekuasaan yang mengatur suatu usaha dan bertanggungjawab atas keberhasilan atau kegagalan usahanya)."

y Management is the performace of conceiving and achieving desiredresults by means of group efforts consisting of utilizing human talentsand resources (Manajemen adalah penyelenggaraan mengenaipenyusunan dan pencapaian hasil yang diinginkan denganmenggunakan upaya-upaya kelompok dengan penggunaan bakat­bakat dan sumber-sumber daya manusia)

y Management is simply getting things dones through people (Secarasederhana, manajemen itu adalah melaksanakan perbuatan­perbuatan tertentu dengan menggunakan tenaga orang lain)

, G.R. Terry, Principles of Management, (Homewood, Illinois, Richard D. irwin, Inc.,1977) edisi ke-7, h.7

Page 20: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

13

Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai seni

dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

Definisi yang lebih kompleks dan mencakup aspek-aspek

penting pengelolaan, dikemukakan oleh Stoner sebagai berikut :

"Manajemen adalah proses perencanaan, pengeorganisasian,

pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi

dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan".

Dr. Kartini Kartono mendefinisikan, manajemen adalah teknik

yang dipakai sebagai sarana untuk mencapai tujuan dan pemenuhan

kebutuhan insani dari kelompok-kelompok individu di tengah

masyarakat dengan cara-cara yang efisien dan efektif.3

Sedangkan disiplin ilmu psikologi sosial menitikberatkan perihal

interrelasi manusiawi dalam manajemen dengan memperhatikan:

perilaku individu di tengah kelompoknya, motivasi kerja dan motivasi

hidupnya, sikap mental, harapan dan ambisinya, juga segenap

kebutuhannya.

) I<arlini Karlana. Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarla: Rajawali Pers, 1991), eet.ke-6, edisi baru, h. 158

Page 21: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

... ..-

14

2. Fungsi manajemen

Oi bawah ini dikemukakan macam-macam fungsi manajemen.

G.R. Terry berpendapat bahwa fungsi manajemen ini meliputi empat

kegiatan yaitu: Planning (perencanaan), Organizing

(pengorganisasian), Actuating (penggerakan; aktualisasi), dan

Controlling (Pengawasan) atau disingkat dengan POAC.4

Henry Fayol menyatakan bahwa fungsi manajemen adalah

forecasting and planning, organizing, commanding, coordinating

dan contro/ling. 5

Herbert G. Hicks berpendapat bahwa fungsi manjemen terdiri

dari creating, planning, organizing, motivating, communicating,

dan contro/ling. 6

Berdasarkan ketiga kutipan di atas, dapat dipahami bahwa

fungsi manajemen adalah untuk mengarahkan berbagai kegiatan dalam

upaya mewujudkan tujuan.

3. Urgensi Manajemen

Manajemen sebenarnya tidak hanya diperlukan oleh

perusahaan saja, tetapi juga oleh setiap organisasi pemerintah

4 G.R. Terry, op. cit., h. 81-87

5 Djali Julitriarsa dan John Suprihanto, op. cit., h. 5

"Ibid.

Page 22: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

15

maupun swasta. Bahkan organisasi yang bergerak di bidang sosial

seperti panti asuhan, rumah sakit serta yang menyangkut hajat

kehidupan manusia, manajemen dibutuhkan demi kelancaran tugas

sehari-hari.

Ada tiga alasan utama diperlukannya manajemen:7

a. Untuk rnencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai

tujuan organisasi dan pribadi.

b. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang saling

bertentangan. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keseirnbangan

antara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan yang

saling bertentangan dari pihak-pihak yang berkepentingan dalam

organisasi maupun masyarakat.

c. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Sesuatu dapat diukur

dengan banyak cara yang berbeda. Salah satu cara yang umum

adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi adalah kemampuan untuk

-'" .~.

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar (doing things right),

sedangkan efektifitas merupakan kernampuan untuk memilih tujuan

yang tepat atau dengan metode (cara) yang tepat untuk mencapai

tujuan.

'T. Han; Handoko, Manajemen, (yogyakarta: BPFE, 1997), eel. Xii, edisi II, h.6-7

Page 23: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

16

B. Konflik

1. Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata con-fliger, conflictum: saling

berbenturan, yaitu semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian,

ketidakserasian, pertentangan, perkelahian, oposisi dan interaksi-

interaksi yang antagonistis. Adapun konflik dalam ensiklopedi psikologi

dinyatakan sebagai keadaan psikologi tentang kebimbangan yang

terjadi bila seseorang secara serentak dipengaruhi oleh dua daya

kekuatan yang saling berlawanan dengan kekuatan yang kira-kira

samaa Dengan kata lain, adanya suatu pertentangan satu sama lain

dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang sama.

2. Jenis Konflik

Dalam kehidupan organisasi ada berbagai macam jenis

konflik. 9

a. Konflik pribadi, yang sering terjadi bila seorang individu menghadapi.,; ..-

ketidakpastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk

melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling

8 Basil Blackwell

9 T. Hani Handoko, op. cit., h. 349

Page 24: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

17

ilorlonl'lIlnan, 81au bila individu diharapkan untuk melakukan lebih

dari kemampuannya.

b. Konflil< antar individu dalam organisasi yang sarna, di mana hal ini

sering diakibatkan oleh perbedaan kepribadian.

c. Konflik antara individu dan kelompok, yang berhubungan dengan

cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang

dipaksakan oleh kelompok kerja mereka.

Sedangkan jenis konflik pada peran ganda wanita terbagi

atas:'O

a. Konflik antara karir dan sebagai ibu rumah tangga, hal ini terjadi

apabila tuntutan dalam pekerjaan dan tuntutan sebagai ibu rumah

tangga harus dilaksanakan pada saat bersamaan.

b. Konflik antara karir dan sebagai seorang isteri, terjadi apabila

tuntutan karir dan tuntutan sebagai isteri yang harus melayani suami

muncul pada waktu yang sama..­."

3. Seni mengolah konflik

Konflik dapat berlangsung pada setiap kehidupan baik dalam

keluarga maupun di tengah masyarakat. Konflik tidak dapat dihindari

dan tidak dapat dihilangkan selama manusia masih bersifat dinamis,

10 Toeli Heraty Noerhadi, Mitra Sejajar dalam Pembangunan: Tantangan atauJebal(an?, Jurnal Perempuan, 05 (Novcmoor-Januari, 1998), h. 46

Page 25: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

.'

I~

oleh karena itu dikembangkan seni mengolah konflik dengan

menemukan teknik-teknik guna menstimulir konflik-konflik interpersonal

dan konflik-konflik antar kelompok serta mengendalikannya

(memenejnya). Seni mengolah konflik dapat dikembangkan dengan

jalan sebagai berikut: 11

a. Membuat standar-standar penilaian

b. Menemukan masalah-masalah kontroversil dan konflik-konflik.

c. Menganalisa situasi dan mengadakan evaluasi terhadap konflik.

d. Memilih tindakan-tindakan yang tepat untuk melakukan koreksi

terhadap penyimpangan dan kesalahan-kesalahan.

Pada dasarnya konflik adalah suatu perbedaan kepentingan

yang sedemikian rupa menimbulkan pertentangan di antaranya. Konflik

secara khas meliputi situasi pilihan atau membuat keputusan dalam hal

kebutuhan tujuan dan metode. Karena dalam pencapaian terdapat

ketidakpastian, maka timbul konflik. Secara lebih terperinci terdapat 3..,...pandangan mengenai konflik, yaitu: 12

11 Kartini Kartono, op. cit., h. 220

12 Djati Julitriarsa, John Suprihanto, op, cit., h. 85-87

Page 26: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

I 'J

a. Pandangan Tradisional

Menurut pandangan ini, konflik itu tidak perlu dan berbahaya, karena

konflik merupakan sesuatu yang jelek. Dengan demikian apabila

timbul konflik harus segera diatasi. Dari sisi lain dikatakan bahwa

apabila timbul konflik berarti gagal melaksanakan tugas dalam

menerapkan asas-asas manajemen. Menurut penganut teori.

tradisional (Fredrick Taylor), bila prinsip-prinsip scientific

management diterapkan dengan baik, maka konflik tidak muncul.

b. Pandangan behavioral

Menurut pandangan behavioral, konflik itu tidak baik apabila

sungguh-sungguh timbul. Tetapi terjadi konflik bisa diterima agar

bisa diketahui masalah-masalahnya. Dengan mengetahui masalah

maka terdorong untuk mencari jalan pemecahannya. Konflik terjadi

disebabkan oleh ketidakcocokan antara kebutuhan dan kepentingan.

c. Pandangan interaksionis......-

Menurut pandangan ini, konflik memang tidak mungkin dihindarkan

dan perlu terjadi. Oleh karena itu maka individu bertugas

menemukan, mengendalikan dan memecahkan konflik yang terjadi.

Dengan demikian dapat ditekankan bahwa seni mengelola

konflik artinya mengoptimalkan hasil dengan cara memaksimalkan aspek-

Page 27: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

20

aspek yang mendorong/mendukung tercapainya tujuan dan meminimalkan

aspek-aspek yang menghambat kerja sama dalam organisasL

4. Alat-alat Manajemen Konflik

Alat-alat untuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi adalah: 13

a. Sikap kooperatif

Melalui sikap yang kooperatif orang melepaskan perbedaan-

perbedaan yang tidak prinsipil, dan lebih banyak menemukan litik

persamaannya. Tidak mencoba untuk mempertahankan kemenangan

pihak sendiri, dan tidak mengharuskan pihak lain mengalah. Dalam

kooperatif ini termasuk didalamnya metode kompromi, memperhalus

konflik, ekspansi dari sumber energi, mengubah struktur dan

mempersatukan tujuan.

b. Menghindari konflik

Untuk meniadakan konfrontasi langsung dan konflik-konflik ialah

menghindarinya. Penghindaran diri merupakan alternatif paling

pendek dan paling murah. Dengan jalan menghindari konflik dan

menarik diri, orang berusaha menghilangkan kesusahan dan

menjauhkan diri dari claxh terbuka.

13 Ibid., h. 88

",

Page 28: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

21

c. Menerapkan tindakan otoriter

Untuk menerapkan tindakan orotiter ini maka individu melakukan

tindakan-tindakan yang tegas dan drastis dalam situasi-situasi

tertentu. Akan tetapi, karena tindakan sedemikian itu sifatnya sangat

restriktif dan membatasi, maka mekanisme semacam ini bisa efisien

hanya dalam jangka waktu yang pendek dan diterapkan dalam

situasi khusus saja; yaitu situasi gawat atau darurat yang tidak dapat

dihindari.

5. Manajemen Konflik

Tugas manajemen konflik adalah perencanaan, analisa dan

evaluasi mengenai konflik-konflik, lalu memecahkan dengan baik.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik adalah bentuk

pengendalian atas interaksi antagonistik antara dua atau lebih pihak

dari masalah-masalah komunikasi, hubungan pribadi atau struktur....-organisasi dan sebagainya. 14

Masalah-masalah di atas dapat menjadi penyebab timbulnya

konflik yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

" T. Hani Handoko, op. cit., h. 345

MiLlI( '--1PERPUSTAKAAN FAf,{. TAR!:}flfAHI

/tUN JAK/.\RTA._--._~.~

Page 29: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

22

a. Komunikasi; salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat,

bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan tidak

lengkap, serta gaya individu yang tidak konsisten.

b. Struktur, pertarungan kepentingan antar individu dengan sistem

penilaian yang bertentangan, persaingan untuk memperebutkan

sumber daya yang terbatas, atau saling ketergantungan dua atau

lebih kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.

c. Pribadi; ketidaksesuaian tujuan atau nilai-nilai sosial pribadi dengan

perilaku yang diperankan pada status mereka dan perbedaan dalam

nilai-nilai dan persepsi.

C. Peran

1. Pengertian peran

Berbagai ahli telah mendefinisikan peran, diantaranya Myers

yang mendefinisikan peran sebagai "... a set of norms that defines how.......

people in a given social position ought to behave.,,1s

Sedangkan definisi peran menurut Shaw dan Costanzo adalah:

"... the function a person performs when occupying a particular

characteristic (positions) within a particular social context,,16

15 David G. Myers, Social Psychology, (Michigan: Mc Graw Hill, 1983), p.192

Page 30: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

23

Dalam setiap peran terdapat sejumlah harapan dari masyarakat

yang berlaku untuk peran tersebut dan disebut sebagai role

expectation atau harapan peran. Shaw dan Costanzo menjelaskan

bahwa suatu harapan peran merupakan: "... expectations held by

particularized or generalized others for the appropriate behaviour, that

ought to be exhibited by the person or persons holding a given role.,,17

Sarbin dan Allen mendefiniskan harapan peran sebagai

berikut: "Role expectations are comprised of the rights and priviledges,

the duties and delegations of any occupant of a social position in

relation to persons occupying other positions in the social structure.,,18

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa suatu harapan peran

merupakan harapan masyarakat terhadap seorang pemegang peran

untuk menampilkan tingkah laku tertentu sesuai dengan peran yang

dimilikinya. Sebagai contoh, seorang wanita yang memiliki peran

sebagai ibu rumah tangga diharapkan mampu menampilkan tingkah....,-

laku seperti mengasuh anak, sebagai pendamping suami, dan lain-lain.

---------IG Marvin E. Shaw dan Philip R. Costanzo, Theories of Social Psychology,

(Singapore: McGraw Hill, 1932), 2nd ed, p. 29617 Ibid, p. 298

18 Theodore r. Sarbin dan Vernun L Alien, Role Theory, dalam Lindley, Gardner,Eliiot Aronsen (editor), Handbook of Social Psychology, (Massachusetts: Addison WesleyPublishing Co, 1968), vol.1, p. 497

Page 31: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

24

Seorang pelajar diharapkan dapat menampilkan tingkah laku rajin

belajar, mematuhi peraturan sekolah, dan sebagainya.

Sarbin dan Allen mengatakan bahwa harapan peran akan

mempengaruhi tingkah laku individu dengan cara menimbulkan suatu

kebutuhan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan harapan. yang

ada pada masyarakat. 19 Harapan peran yang ada akan dilihat sebagai '.

suatu norma bagi setiap individu mengenai bagaimana ia harus

bertingkah laku sesuai dengan peran yang ia miliki. Dengan kata lain,

harapan peran akan mendorong seseorang untuk patuh terhadap

lingkungan masyarakatnya.

2. Peran Ganda

Berbagai posisi yang dimiliki individu dalam struktur sosialnya

menyebabkan ia memiliki beberapa peran. Sarbin dan Allen

mengatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu......,

memiliki lebih dari satu peran atau disebut multiple roles. 20 Untuk

selanjutnya akan dipakai istilah 'peran ganda' untuk menjelaskan

multiple roles ini.

19 Ibid., p. 535

'Olbid., p. 535

Page 32: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

25

Sarbin dan Allen menjelaskan bahwa ada dua tipe peran ganda

pada seseorang yaitu: 21

a. Peran ganda yang dijalankan seeara berurutan

Pengertian dari peran ganda ini adalah individu memiliki beberapa

peran yang seeara berurutan dijalankan selama periode waktu

tertentu seperti hari, minggu, tahun atau bahkan sepanjang

hidupnya. Peran ini merupakan peran yang tidak dapat diulang

kembali, yang artinya suatu peran yang telah selesai dijalankan tidak

dapat dimiliki lagi oleh individu yang bersangkutan. Sebagai eontoh

adalah peran sebagai anak yang berlanjut ke masa remaja dan

seterusnya. Individu yang telah beranjak dewasa tidak dapat lagi

mengulangi perannya sebagai anak keeil.

b. Peran ganda yang dijalankan wanita seeara bersamaan

Yang dimaksud di sini adalah individu memiliki beberapa peran

sekaligus pada saat yang bersamaan. Misalnya seorang wanita yang

bekerja setidaknya memiliki dua peran sekaligus pada suatu saat

yang sama, yaitu dalam pekerjaan sebagai seorang pekerja atau

karyawan dan peran dalam keluarga yaitu sebagai seorang ibu

rumah tangga.

" :!l Ibid., p. 536

Page 33: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

.,

Lewis menjelaskan mengenai beberapa peran utama yang

dimiliki oleh wan ita yang berperan ganda. Peran-peran ini dimiliki oleh

wanita sehubungan aktivitasnya dalam dua lingkungan kehidupan yaitu

lingkungan keluarga dan lingkungan pekerjaan. 22

a. Wanita sebagai isteri

Peran sebagai isteri diperoleh ketika seorang wanita secara sah.

mengikatkan diri dengan seorang pria melalui pernikahan. Bagi

kebanyakan pasangan, pernikahan ditandai dengan adanya saling

berbagi pengetahuan, perhatian secara fisik dan emosional,

kepemilikan hal-hal yang bersifat material, tempat tinggal bersama

dan tanggung jawab terhadap anak-anak yang mereka miliki. Peran

ini dianggap mengawali peran individu sebagai wanita dewasa yang

berkaitan dengan peran-peran lainnya sebagai pengurus rumah

tangga dan ibu dari anak-anaknya.

.-b. Wanita ibu rumah tangga

Wanita yang telah menikah diharapkan untuk melakukan tugas-tugas

rumah tangga atas dasar rasa cinta serta atas dasar suatu tugas

atau kewajiban yang harus dikerjakannya. Bernard (1974)

" Irene H. Frieze, et. aI., Women and Sex Roles a Social Psychology, (Newyork:WW Norton and Company Inc., 1978), p. 138

Page 34: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

.,

27

mengatakan bahwa keterikatan yang sah dalam suatu pernikahan

menyebabkan wanita memiliki tanggung jawab terhadap tugas-tugas

domestik seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah dan

sebagainya.

Peran wanita sebagai ibu rumah tangga menyebabkan hubungan

dengan orang dewasa lain menjadi terbatas, apalagi jika tidak ada

orang lain di rumah yang membantu mengerjakan tugas-tugas rumah

tangga. Dalam hal ini wanita cenderung merasa terisolasi dan

kemudian akan memperkuat perasaan tidak berdaya serta

membuatnya menjadi lebih rentan terhadap masalah-masalah

psikologis. Hal yang positif dari tugas-tugas domestik dalam rumah

tangga adalah kebebasan dalam mengatur waktu dan aktifitas mana

yang akan dilakukan terlebih dahulu.

c. Wanita sebagai ibu.~ ..-

Peran sebagai seorang ibu merupakan hal yang unik bagi wanita

karena merupakan suatu peristiwa biologis yang hanya bisa dialami

oleh wanita yaitu melahirkan anak. Seorang ibu bertanggung jawab

untuk memberikan perhatian secara fisik maupun emosional kepada

anak-anaknya.

Page 35: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

2H

d. Wanita pekerja

Pekerja wanita dapat dijumpai dalam berbagai jenis pekerjaan.

Umumnya wan ita memiliki posisi dalam pekerjaan yang lebih rendah

dari pada pria. Selain itu kemajuan yang wanita peroleh di tempat

kerjanya tidak secepat kemajuan pria. Berbagai perlakuan

diskriminatif juga sering diterima wanita di tempat kerjanya yang

tentunya akan merugikan wanita tersebut.

Menurut Perun dan Bielby, secara tradisional, peran seorang

wanita adalah sebagai isteri dan ibu yang mencakup tugas-tugas rumah

tangga sehari-hari. Sedangkan perannya sebagai pekerja meruapkan

extra role atau peran tambahan bagi wanita. 23 Seorang wanita yang

berperan ganda, selain memiliki empat peran utama seperti disebutkan

di atas, biasanya juga memiliki peran tambahan lain, misalnya peran

sebagai anggota organisasi sosial, peran sebaga! ketua perkumpulan

olah raga, dan lain-lain.." ..-

Untuk dapat menjalankan peran gandanya, diperlukan

koordinasi untuk efektif dari wanita agar tidak terjadi kebingungan dan

konflik dalam dirinya bila tidak panda! menentukan prioritas serta

kurang mampu mengkoordinasikan peran-peran yang dimilikinya akan

,.1 Margaret W. Matlin, The Psychology of Women, (Florida: Hold, Rinehart &Winston Inc... 1%7), p. 150

..

Page 36: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

menimbulkan masalah atau konflik bagi diri wanita tersebut. Merton

mengatakan bahwa bertambahnya peran bagi wanita akan

memperbesar potensi munculnya konflik. 24

"3. Konflik peran

Peran wanita dalam rumah tangga seringkali bertentangan.

dengan perannya sebagai pekerja sehingga menimbulkan masalah atau

konflik pada diri wanita berperan ganda. Moore dan Gobi mengatakan

bahwa wanita yang bekerja seringkali mengalami konflik dan stres

sehubungan dengan usahanya untuk menggabungkan perannya dalam

keluarga dan perannya dalam pekerja. Konflik yang seperti ini disebut

sebagai konflik peran. 25 Unger dan Crawford mendefinisikan konflik

peran sebagai: "... the psychological effects of being faced with two or

more sets of incompatible expectation or demans.,,26

Definisi lain menurut Frieze, dkk adalah: "... Role conflict is.~..,

defined as any situation in which incompatible expectations are placed

on a person because of position membership.,,27

" Irene H. Frieze. et. aI., op. cit., p. 159

" Dahlia Moore dan Abraham Gobi, Role Conflict and Perceptions of Gender Roles,The Case of Israel, Journal of Sex Roles, vol. 32, p. 251

16 Rhoda Unger dan Mary Crawrod, Women & Gender a Feminist Psychology, (NewYork: McGraw Hill, 1992), p. 474

Page 37: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

30

Dari kedua definisi di atas dapat dikatakan konflik peran

merupakan keadaan dimana individu menghadapi tuntutan atau

Ilarapan yang saling bertentangan dari dua peran atau lebih yang

dinukilkannya.

Definisi konflik peran yang diberikan oleh Shaw lebih

menekankan pada adanya dua tipe dari konflik peran yaitu konflik yang

terjadi karena adanya harapan yang saling bertentangan dari dua peran

atau lebih yang dimiliki individu dalam dua kelompok masyarakat yang

berbeda, atau konflik yang terjadi karena adanya berbagai harapan

yang berbeda terhadap satu peran tertentu yang dimiliki individu:

"... conflict which result when the expectations associated with two ormore positions in different groups that an individual occupies areincompatible, or when the various expetations associated with asingle position that a person occupies are incompatible. 28

Sarbin dan Allen menjelaskan kedua tipe konflik peran yang

disebutkan Shaw dalam definisinya di atas sebagai;29." .'"

a. Intrarale conflict (konflik dalam peran)

f<onflik ini terjadi saat seseorang memerankan satu peran tertentu.

Myers menjelaskan bahwa konflik ini menimbulkan ketegangan pada

" Irene H. Frieze, et. aI., lac. cit.

" Marvin E. Shaw dan Philiip R. Costanzo, op. cil., p. 456

" Theodore r. Sarbin dan Vernon L Allen, op. cit, p. 540

Page 38: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

31

diri individu karena adanya harapan-harapan yang bertentangan dari

dua kelompok atau lebih mengenai bagaimana suatu peran harus

dimainkan. 30 Sebagai contoh, seorang wanita yang menjabat sebagai

manajer marketing diharapkan memiliki sikap yang tegas terhadap

bawahannya, tetapi di lain pihak pimpinan perusahaan menuntut dia

harus bersikap ramah terhadap klien. Selanjutnya Sarbin & Alen.

mengatakan bahwa interrole conflict tidak hanya dihasilkan dari

harapan yang bertentangan dari dua kelompok yang berbeda untuk

satu peran yang sama, namun dapat juga terjadi pada satu kelompok

tertentu yang memiliki harapan peran yang berbeda untuk satu

peran31 Sebagai contoh, seorang wanita karier dituntut untuk

berkonsentrasi pad pekerjaannya secara penuh, di lain pihak

suaminya menuntut agar dia lebih memperhatikan anaknya. Wanita

tersebut akan mengalami konflik karena tuntutan yang kedua

mungkin akan mengurangi keinginannya yang pertama. ..'

b. Interrole conflict (konflik antar peran)

Interrole conflict terjadi ketika seseorang memainkan dua peran

sekaligus dalam waktu yang bersamaan. Menurut Myers dalam

30 David G. Myers, op. eil., p. 200

" Theodore R. Sarbin dan Vernon L Allen, loe. cit, p. 540

Page 39: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

32

konflik ini ketegangan yang terjadi disebabkan karena dua peran

yang berbeda harus dilakukan pada suatu saat yang sama.32 Secara

lebih jelas, Thomas dan Ganster mengatakan bahwa interrole conflict

terjadi keUka pemenuhan suatu peran bertentangan dengan

" menahan peran yang lainnya.33 Seorang wanita yang berprofesi

sebagai pengacara misalnya, pada suatu saat diharapkan untuk

hadir dalam persidangan suatu kasus penting. Namun pada saat

yang sama ia juga diharapkan untuk memberikan prioritas utamanya

pada keluarga di rumah karena suami atau anaknya sedang saki!. a

Leary menjelaskan bahwa inti dari interrole conflict yang dialami

wanita adalah kelidaksesuaian harapan yang berlebih (role overload)

pada dirinya, yang kemudian menyebabkan wanita merasa sulit

untuk memenuhi harapan dari masing-masing peran tersebut karena

keterbatasan waktu yang dimilikinya.34 Moore dan Gobi

menambahkan bahwa konflik peran yang dialami oleh wanita adalah.-tidak cukupnya wal~tu untuk melakukan semua tugas-tugas dan

kewajiban yang diharapkan dari dirinya terutama setelah ia menikah

~2 David G. ivlycrs, loco ciL

JJ Linda thede Thomas dan Daniel C. Ganster, Impact of Family-supportive WorkVurl"I'lon on Worl<-Fomiliy oonfllol nn,1 atrnln: R Qortlrol P~r~J1eollY8i JOlirnRI of Armli"rlPI1;\,cIH)IClJJ,}', Wl!, HI p. 7

Page 40: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

·dan memiliki anak keell serta ketika pekerjaan menuntut waktu kerja

yang panjang. 35

Selanjutnya Duxbury dan Higgins (1991, hal 64) mengatakan

bahwa akibat dari berbagai peran yang dimiliki (multiple roles) individu

akan menghasilkan ketegangan fisik dan psikologis dalam dua cara

yaitu:

a. Beban peran yang berlebih (role overload), yang menimbulkan

kesulitan untuk menentukan prioritas peran mana yang akan

didahulukan. Seorang wanita bekerja yang memiliki peran sebagai

ibu rumah tangga, pekerja dan sebagai anggota Dharma Wanita

misalnya, akan mengalami kesulitan untuk menentukan prioritas

ketika ketiga perannya tersebut menuntut untuk dipenuhi pada suatu

saat yang sama.

b. Tuntutan terhadap kedua peran akan menimbulkan kesulitan untuk

memenuhi harapan dari masing-masing peran tersebut. Pada contoh....."

di atas, wanita mengalami kesulitan untuk mernenuhi harapan-

harapan dari ketiga peran yang dimilikinya karena masing-masing

peran tersebut menuntut untuk dipenuhi.

J.' Nancy E. Betz dan Louise F. Fitzgerald, the Career Psychology of Women,(Florida: Academic Press Inc., t 987), p. 203

" Dahlia Moore dan Abraham Gobi, loc. cit.

Page 41: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

34

4. Mencapai penyesuaian peran

Menurut Andi Mappiare seseorang dapat dikatakan telah

mencapai penyesuaian tentang perannya, adalah mereka yang telah

dapat memperoleh kecocokan antara harapan peranan dengan

peranan nyata yang dapat dilakukannya, sehingga ia memperoleh

kepuasan dalam peranan yang dilakukan itu. Kecocokan itu dapat

terjadi dengan tiga jalur utama, yaitu: 36

a. lndividu yang bersangkutan dapat mengubah diri sehingga sesuai

antara apa yang harus diperankan.

b. Individu yang bersangkutan dapat mengubah lingkungan (misalnya

isteri yang dapat mengajak suami, yang sebelumnya cenderung

memegang teguh konsep tradisional, untuk mengasuh anak-anak)

sehingga lingkungan dapat sejalan dengan harapan peranan individu

tadi.." ."

c. Keduanya, individu dan lingkungan, mengalami perubahan sehingga

terjadi kecocokan antara keduanya.

Pentingnya penyesuaian diri dalam peranan sebagai wanita

atau pria tidak dapat dilepaskan dengan tugas-tugas perkembangan

36 Andi Mappiare, Psikologi Orang Dewasa, (Surabaya: Usaha Nasional, 1983), eet.ke-1, h. 56-57

Page 42: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

35

yang harus dijalani dalam masa dewasa awal. Oi antaranya yang

terpenting adalah penyesuaian diri dalam hidup perkawinan, dalam

kedudukan sebagai orang tua (ibu atau ayah), memilih diri dalam ketiga

daerah itu merupakan dasar penting bagi setiap individu untuk

menyesuaian diri dalam banyak bidang lainnya. Oisepakati oleh banyak

ahli bahwa seseorang yang dapat menyesuaikan diri secara baik dalarn

peranan sebagai orang tua, mempunyai pengaruh besar terhadClP

beberapa aspek penting kehidupan lainnya. la dapat mengadakan

penyesuaian pribadi dan sosial secara baik, mengadakan hubungan

kekeluargaan secara baik, dan ia dapat merasakan kebahagiaan diri

yang dapat pula dipancarkan bagi kebahagiaan anggota keluarganya.

O. Konsep-konsep peranan wanita

Menurut Andi Mappiare bagi para wanita yang mulai berniat

melaksanakan tugas-tugas perkembangan masa dewasa mereka..,.'

hususnya, bersangkutan dengan tugas perkembangan memilih calon

suami, belajar hidup bersama suami, mulai hidup berkeluarga, mengasuh

anak, mengelola rumah tangga, dan bekerja dalam suatu jabatan. 37 Untuk

memahami konflik-konflik yang sering timbul dan agar seseorang dapat

37 Ibid. h. 45

Page 43: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

dengan mudah menyelesaikannya dan menyesuaikan diri di dalamnya,

maka pentinglah konsep peranan tersebut.

1. Konsep Tradisional

Konsep ini mengutamakan adanya pola perilaku yang memberi

perintah dan adanya penghargaan tinggi terhadap kemampuan atau

hak-hak istimewa individu tertentu. Bagi wanita dalam kehidupan

perkawinan, terdapat tiga pernan yang secara terpisah dapat dimainkan

oleh wanita;

a. Peranan sebagai isteri dan ibu secara tradisional

b. Sebagai pendamping setia suami atas izinnya, ikut berpartisipasi

untuk kesenangan dan kegembiraan bersama, seperti yang ingin

dicapai oleh individu pada umumnya.

c. Sebagai partner dan berperanan dengan tidak tergantung secara

ekonomis pada suami dan punya kuasa sama dalam .mengelola......,

keluarga.

Menurut konsep tradisional, peranan lain wanita adalah

menjalankan pekerjaannya dengan sadar dan kuasa penuh. Sebagai

orang tua yang punya kuasa penuh, wanita berperan melayani

keperluan-keperluan suami dan anak-anak di rumah (keperluan

Page 44: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

37

keluarga) merupakan hal yang sangat terpuji. Dimana terdapat

pekerjaan yang disebut feminin yang jika dikerjakan sepenuhnya oleh

ibu rumah tangga di rumah itu mendatangkan penilaian baik bagi

mereka.

Ibu rumah tangga adalah wanita yang mempersembahkan

waktunya untuk memelihara dan melatih anak-anak,mengasuh anak

menurut pola-pola yang dibenarkan oleh masyarakat sekitarnya.

Bagi wanita yang belum menikah, jika secara bebas memilih

peranan dan pekerjaannya, akan menjadi saasran kritik masyarakat

sekitarnya. Apalagi jika nyata-nyata melakaukan pekerjaan yang

menyimpang dari konsep-konsep kefemininan. Peranan atau pekerjaan

yang feminin itu umumnya berorientasi kepada melayani orang lain,

semisal pekerjaan perawat, guru dan semacamnya.

2. Konsep Moderat." ....

Peranan menurut konsep moderat dalam hal peranan wanita,

tidak' ekstrem tradisional dan tidak pula terlalu mengikuti konsep yang

ekstrem menurut modern. Konsep moderat mengakui juga individualitas

seseorang yang mempunyai hak untuk mengembangkannya sendiri,

namun tidaklah mengutamakannya. Dengan demikian, wanita punya

Page 45: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

38

hak untuk bekerja di luar rumah, akan tetapi peranan dan tugas

pokoknya tetaplah berpegang pada nilai luhur naluri kewanitaan.

Wanita yang demikian itu akan merasa bersalah dan mungkin

merasa berdosa jika ia terpaksa mengabaikan pemeliharaan dan

pendidikan anak-anaknya, karena mereka merasa bertanggung jawab

penuh. Pria tetaplah sebagai penanggung jawab penuh bagi ketegakan .

kehidupan keluarga, meskipun untuk itu wanita (ibu rumah tangga)

punya andil sebagai pendamping. Meskipun pria turut serta memelihar

anak dan membimbingnya, akan tetapi kehidupan ekonomi keluarga

menjadi tanggung jawab besar baginya yang melebihl tanggungjawab

isteri.

3. Konsep modern

Menurut konsep ini, peranan menurut jenis kelamin pada

prinsipnya tidak mempunyai perbedaan jelas. Pada pokoknya.....,

mengutamakan individualitas seseorang, apakah itu Isteri atau suami.

Bahkan anak juga diakui individualitasnya. Konsep modern ini

meletakkan penekanan pada adanya kesamaan status bagi orang tua;

dan status anak pun hampir-hampir mempunyai kesamaan dengan

status kedua orang tuanya.

Page 46: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

39

Menurut konsep ini, mempunyai tugas kerja sendiri dalam

membangkitkan potensi-potensinya. Mereka lebih suka menggunakan

daya mampunya itu untuk mengernbangkan kemampuan-kemampuan

" orang lain, atau wanita lainnya. Oi rumah, mereka mempunyai peranan

yang seimbang dengan suami mereka. Oisepakati oleh banyak ahli

bahwa para wanita yang menganut konsep ini, tidaklah merasa

bersalah jika mereka meninggalkan rumah baik untuk kegiatan-kegiatan

dalam mengikuti latihan-Iatihan keterampilan yang dapat mendatangkan

kepuasan baginya. Tidak pula mereka merasa berdosa jika pekerjaan-

pekerjaan rumahnya (terrnasuk mengasuh anak) dilimpahkan pada

orang lain (misalnya pembantu) manakala mereka tidak di rumah.

Ibu rumah tangga, menurut konsep ini, mengutamakan

membimbing anak sesuai dengan kemampuan-kemampuan anak itu

sendiri. Jika ibu memiliki kebebasan sebagai individu, maka anak juga

mempunyai I,ebebasan itu. Ayah ikut serta bermain dengan anak-." ..-

anaknya dan mengajarkan anak tentang cara-cara bermain. Bahkan

ayah punya pemnan mengasuh anak sepenuhnya bila ibunya sedang

I,e luar rumah untuk bekerja atau bersenang-senang.

Page 47: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

40

E. Hipotesis

Pada penelitian ini terdapat dua hipotesis, yaitu:

Ha = ada perbedaan yang signifikan konflik peran pada wanita berperan

ganda dilihat dari status jabatan.

Ho = Tidak ada perbedaan yang signifikan konflik peran pada wanita

berperan ganda dilihat dari status jabatan.

..,. ..,

Page 48: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab III ini dibahas mengenai metodologi penelitian meliputi

populasi, sampel, teknik pengurnpulan data dan metode analisis data.

Seperti telah disebutkan pada bab I bahwa penelitian ini dilakukan dengan ,

rnenggunakan metode survey lapangan dan dilanjutkan dengan analisa

diskriptif.

A. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Untuk melakukan penelitian tentang rnanajernen konflik pada

-;,

wanita berperan ganda ini, yang rnenjadi populasinya adalah wanita

berperan ganda. Akan tetapi dengan rnempertirnbangkan adanya

perbedaan persoalan wanita berperan ganda yang dipen9CJJuhi oleh

faktor geografis, dan kultur (budaya) rnasyarakat, maka penulis

membatasi populasi wanita berperan ganda ini khusus untuk yang

tinggal di Jakarta.

Page 49: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

42

Jadi apabila dinyatakan seeara tegas, maka populasi dalam

penelitian ini adalah wanita yang berperan ganda, dan tinggal di

Jakarta.

2. Sampel

Oleh karena adanya keterbatasan biaya, waktu dan tenaga, .

penelitian tidak dapat melakukan penelitian seeara sensus. Oleh

karena itu dilakukan pengambilan sample.

Kemudian dengan mempertimbangkan banyaknya jenis

pekerjaan yang ditekuni wanita, seperti : pengusaha, eksekutif, dan

karyawan baik negeri maupun swasta, juga adanya perbedaan faktor

strata ekonomi dan level pendidikan, maka idealnya sampel diambil

dengan metode sampel aeak berstrata (stratitied random sampling).

Dari populasi wanita berperan ganda yang tinggal di Jakarta,

maka penulis memilih 4 maeam kelompok pekerjaan yakni pengusaha,.­.-eksekutif, karyawan serta pendidik.

Akan tetapi, untuk mengambil sampel dengan metode sampel

aeak berstrata diperlukan adanya kerangka sampling (sampling

frame). Kerangka sampling (sampling frame) ini merupakan daftar

seluruh unit/anggota populasi.

Page 50: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

bertujuan mendapatkan informasi mengenai sesuatu hal yang khusus

dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tertentu

dan mencatat jawaban atau respon di subjek penelitian menurut langkah-

langkah atau cara-cara tertentu. '

Skala psikologi (quistionare) penulis sebar kepada para

wanita yang telah ditentukan sebagaimana tadi telah dijelaskan. Kemudian ,

dari data yang diperoleh, dilakukan pentabulasian data, setelah

pentabulasian selesai kemudian dilanjutkan penganalisaan dengan

metode anal isis diskriptif.

Namun sebelum skala psikologilquistionare digunakan sebagai

alat untuk memperoleh reliabilitas dan validitas skala.

Pada kuesioner ini, subjek diminta untuk mengungkapkan jenis-

jenis Konflik serta pengendaliannya. Setiap pernyataan pada kuesioner ini

dilengkapi dengan 5 pilihan jawaban yaitu:

1. Bila selalu..-" ..-

2. Bila sering.

3. Kadang-kadang.

4. Sangat jarang.

5. Tidak pernah.

1 Hall, david, Crene Hall, Practise Social Research, Project Work in The Community, (London: Macmillan, 1989).

Page 51: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

45

Adapun cara pengisian kuesioner ini adalah subjek diminta

untuk memilih salah satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi

subjek dengan mengisi angka pada kolom yang tersedia.

Angka yang akan dioleh adalah skor total dari keseluruhan

jawaban yang dipilih subjek. Skor total yang tinggi menunjukkan bahwa

subjek mengungkakan bahwa dirinya mempunyai jenis konflik yang

banyak. Sebaliknya skor total yang rendah menunjukkan bahwa subjek

mengungkapkan dirinya mempunyai jenis konflik yang rendah.

Sedangkan data kontrol yang terdapat dalam penelitian ini

meliputi usia, pendidikan terakhir, jabatan, subjek, jabtan suami, jumlah

anak, usia anal, paling besar dan keel!.

Kemudian dilakukan uji coba melalui tahapan berikut :

1. Melakukan uji coba kepada 30 orang subjek yang memiliki karakteristik

sama dengan subjek penelitian.

2. Melihat reliabilitas dan validiitas dari kuesioner, dengan melakukan.~ ...

anilisis item.

3. Jenis konflik terbagi menjadi dua macam yang terdiri dari jenis konflik

karir versus peran sebagai ibu pada aspek pengasuhan dengan butir

item: 1,2,3,8,12,14,16,19. Aspek komunikasi dan interaksi dengan butir

item: 10,20,22,23. Aspek penentuan prioritas denganbutir item:

Page 52: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

46

24,25,26,27,4, Sedangkan jenis konflik karir versus peran sebagai isteri

pada aspek pandangan suami terhadap peran ganda wanita dengan

butir item: 5,6,17,18, Aspek tekanan karir dan keluarga dengan butir

item: 7,29,31, Aspek waktu untuk keluarga dengan butir item: 9,28,30.

Sedangkan pada aspek komunikasi dan interaksi dengan butir item:

11,13,15, dan 21.

Sedangkan pernyataan untuk manajemen konflik terdapat pada butir

item nomor: 32,33,34,35,36,37,38,39, dan 40.

Analisa item dilakukan dengan cara menghitung validitas-reliabilitas.

Untuk validitas digunakan rumus menghitung koefisien korelasi product

moment. 2 (Hasil perhitungan pada lampiran 4 hal.81 dengan

menggunakan komputerisasi).

n(~XY) - (~X)(~Y)

Dimana: ......,

r x y =Koefisien korelasi antara skala.

X dan Y = Skor masing-masing skala.

N = banyaknya sampel.

, Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999 ), eel.ke-1, edisi I, h, 100

Page 53: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

Untuk dapat menggunakan rumus ini, terlebih dahulu data

ditabulasikan, kemudian dihitung jumlah skor itemnya, setelah

ditransformasi ke skala interval dengan metode sueeesive internal. Untuk

melakukan transformasi ke skala interval prosedurnya sebagai berikut :

1) Hitung F (Frekuensi) responden (banyaknya responden yang

memberikan respon yang ada ).

2) Bagi setiap bilangan pada F (frekuensi) oleh n ( =100), sehingga

diperoleh proporsi.

3) Jumlahkan P (Proporsi) seeara berurutan untuk setiap respon

sehingga keluar propors! kumulatif.

4) Propors! kumulatif (PK) diangagp mengikuti distribusinormal baku.

5) Tentukan nilai-nilai 2 untuk setiap kategori.

6) Hitung SU (Scale Value = nilai skala) dengan rumus :

Dens!ty at lower limit - Density at upperSV =-------------

Area under upper limit - Area under lower7) SV (Scale Value) yang nilainya terkeeil (harga negatif' + besar)

diubah menjadi sama dengan satu ( = 1).

Transformaed scale value =SV + [SV min]

Dari data yang ada, diperoleh validitas sangat tinggi. Hal !ni

menunjukkan bahwa skala yang d!gunakan adalah valid. ( Hasil

perhitungan pada lampiran 5 hal. 82 ).

Page 54: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

48

Koefisien r xy akan berada pada nilai - 1 < r xy < 1. Jika skor r xy

yang diperoleh sama dengan nol, berarti susunan skala tidak akurat.

Apabila koefisien koretasinya negatif, maka ada kemungkinan bahwa

skala yang dibuat susunannya terbalik dan apabila koefisien r xy

cenderung positif dan besar, maka kita bisa mengatakan bahwa skata

yang dibuat cukup ·valid.

Secara bahasa reliabilitas diterjemahkan sebagai keandalan. Dan

secara istilah maka realibilitas ini diterjemahkan sebagai kekonsistenan

alat ukur dalam mengukur suatu parameter.

Untuk mengukur reliabilitas ini, digunakan rumus .3

r xx1 = 1 - MK I xs I

Dimana r x x1 = koefisien reliabilitas yang dihitung dengan teknik anava

hoyt.

Mkixs = Li - (L;x2)Jk - (Ll) In + CI; 1)2 Ink(n-1)(k-1)

Dimana

Mkixs

x

/ ..,

= skor seorang responden pada suatu item,

= rata-rata kuadrat interaksi antar item

= jumlah skor seorang responden pada seluruh item, yaitu skor

skala.

, Ibid. h.90

Page 55: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

y =: jumlah skor seluruh subyek pada satu item.

k =: banyaknya item.

n =: banyaknya subyek.

Sedangkan Mks dihitung dengan menggunakan rumus

IViks 2Z - I/k nkn - 1

Dengan Mks =: rata-rata kuadrat antar subyek.

Pada umumnya reliabilitas dianggap memuaskan bila koefisien r x x

minimal 0,900. koefisien reliabilitas ini mencerminkan hubungan skor

skala yang (x). dengan skor sesungguhnya yang tidak diketahui (skor

murni). Sehingga dengan koefisien 0,9, dapat disimpulkan 90 % variasi

skor yang meruupakan variasi yang terjadi pada skor murni kelompok

subyek. Dan 0,1 atau 20 % variasi lainnya disebabkan oleh faktor salat.

Reliabilitas alat ini menunjukkan nilai yang sangat tinggi =: 0,978 hal

. ini menunjukkan bahwa skala yang digunakan adalah reliabel.

." ."

D. Metode analisis data.

Dari data yang telah ditabulasi dilakukan analisis ekseloratif. Untuk

variabel jenis konflik dilakukan analisis perbandingan dengan tujuan untuk

melihat ada tidaknya perbedaan-perbedaan jenis konflik yang dihadapi

oleh wanita berperan ganda dilihat dari status jabatan, status pendidikan

Page 56: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

:; 1

-Setelah data ditabulasikan seperti tabel diatas, kemudian uji dengan

statistik dengan menggunakan rumus uji chi kuadrat :4

r kx2 =i f

1=1j=1

x2 = nilai statistik yang mengikuti distribusi chi-kuadrat dengan

derajat bebas ab ; (r-I)(k-1)

Eij = Banyaknya kasus yang diharapkan di bawah 1-10

untuk dikategorikan dalam baris ke-i dan kolom ke-j

[ 15 = jumlah semua se!.I Ii=1 j=1r = Banyaknya baris

k = Banyaknya kolom

Untuk melakukan pengujian, nilai x2 yang diperoleh dibandingkan

dengan nilai l dar! tabel.

......"

, Sidney, Siegel, Statlstlk Nonparametrik untuk IImu-ilmu Sosial, (Jakarta: PT Gramedia,1985), h.218

Page 57: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

BABIV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Uji Coba Alat Ukur

Dari hasil perhitungan uji coba alat ukur, diperoleh hasil bahwa dari

40 butir item yang disebarkan, hanya 33 butir yang dapat dijadikan alat

bagi penelitian ini. Sedangkan item-item yang gugur adalah butir item

nomor 5, 17, 18 dari aspek pandangan suami terhadap peran ganda

wanita. Butir item nomor 27 dari aspek penentuan prioritas. Butir item 7

dari aspek tekanan karir dan keluarga. Butir item nomor 28 dari aspek

waktu untuk keluarga dan butir item nomor 15 dari aspek komunikasi dan

,. interaksi.

Namun karena butir item dari aspek pandangan suami terhadap

peran ganda wanita yang diterima hanya satu butir yaitu butir item nomor.'.'

6, maka aspek ini tidak dipergunakan. Sehingga butir item yang digunakan

dalam penelitian ini sebanyak 32 item, 23 butir item untuk jenis konflik dan

9 butir item untuk manajemen konflik. Jadi jumlah item yang digunakan

adalah 32 item. (Hasil perhitungan pada lampiran 3 dan 4)

Page 58: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

54

konflik yang terjadi dalam pengasuhan terjadi secara kadang-kadang,

dalam arti persoalan yang timbul dalam pengasuhan pada suatu ketika

dapat menjadi konflik.

Tabel 2Konflik Karir versus Peran sebagai Ibu dalam Komunikasi dan Interaksi

Idenaan%)Komunikasi dan Interaksi

Jabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlahkadano pemah

PenQusaha a 3 50 31 16 100Eksekuif a 20 60 10 10 100Karvawan 1 30 50 19 0 100Pendidik 0 10 80 10 0 100

Komunikasi dan interaksi merupakan wahana perekat bagi keluarga

terutama ibu. Pada tabel 2 di atas dapat dilihat secara keseluruhan bahwa

tidak ada perbedaan konflik dilihat dari jabatan bagi wanita berperan

ganda, karena mereka cenderung mengatakan kadang-kadang. Namun

dapat dibedakan apabila dilihat dari seringnya konflik terjadi. Tingkat

konflik sering ter·jadi pada wanita eksekutif (0,2 %) dan pada wanita yang

bekerja sebagai karyawan (0,3 %). ." ."

Tabel 3Konflik Karir versus Peran sebagai Ibu dalam Penentuan Prioritas

Idenaan %)Penentuan Prioritas

Jabatan Selalu sering Kadang- Jarang Tidak JumlahkadanQ pernah

Penousaha 0 0 0 90 10 100Eksekuif 0 0 10 80 10 100Karvawan 10 20 40 30 0 100Pendidik 10 10 60 20 0 100

Page 59: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

55

Konflik yang terjadi pada penentuan prioritas yang tampak pada tabel

di atas, jarang terjadi pada wanita pengusaha dan wanita eksekutif.

Namun pada wanita yang bekerja sebagai karyawan dan pendidik

penentuan prioritas suatu ketika dapat menjadi suatu konflik.

Selain jenis konflik karir dan peran sebagai ibu, konflik dapat dilihat

pula dari jenis konflik karir versus peran sebagai isteri seperti tabel berikut

Ini:

Tabel4Konflik Karir versus Peran Isteri dalam Tekanan Karir (denqan %)

Tekanan KarirJabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlah

kadanQ pernahPenQusaha 0 9 20 60 11 100Eksekuif 10 10 60 10 10 100Karyawan 10 20 60 10 10 100Pendidik 0 0 30 60 10 100

Jenis konflik versus peran isteri dalam tekanan karir jelas berbeda

antara sebagian struktur jabatan wanita. Bagi wanita eksekutif dan

karyawan, persoalan yang terjadi pada karir suatu ketika dapat menjadi

suatu konflik (0,6%). Sedangkan pada wanita pengusaha dan pendidik." .."

konflik ini jarang terjadi (0,6%) seperti pada tabel 4 di atas.

Tabel 5Konflik Karir versus Peran Isteri dalam Waktu untuk Keluarqa (den an%)

Waktu Untuk KeluargaJabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlah

kadana oernahPenQusaha 10 30 40 10 10 100Eksekuif 20 30 30 10 10 100Karvawan 0 10 60 20 10 100Pendidik 0 10 20 70 a 100

Page 60: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

Jenis konflik pada aspek waktu untuk keluarga, bagi pengusaha,

eksekutif dan karyawan menyatakan kadang-kadang. Sedangkan bagi

pendidik konflik pada aspek tersebut jarang sekali terjadi (Lihat tabel 5).

Tabel 6

Konflik Karir versus Peran Isleri dalam Komunikasi dan Interaksi

(dengan %)

Komunikasi dan InteraksiJabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlah

kadana DernahPenqusaha 0 10 20 60 10 100Eksekuif 0 10 50 40 0 100Karvawan 0 10 50 40 0 100Pendidik 0 0 50 50 0 100

Konflik yang lerjadi pada aspek komunikasi dan inleraksi pada wanila

berperan ganda dengan posisi jabalan apapun dapal dilihal pada label 6

di alas, bahwa lingkal konflik yang terjadi lidak mempunyai perbedaan

yang berarti. Hal ini dapat dikalakan karena pada aspek ini mereka

menyalakan jarang sekali lerjadi konflik.......-

Adapun jenis konflik karir versus peran sebagai ibu yang dihadapi

wanita berperan ganda dilihal dari usia anak yang masih dalam

per,gasuhan penulis mengelompokkan ibu ini ke dalam dua bagian, yaitu:

ibu yang memiliki anak usia balila dan ibu yang memiliki anak usia

sekolah. Seperti terlihal dalam label 7 sebagai berikut:

Page 61: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

57

Tabel7

Konflik Karir versus Peran sebagai Ibu dilihat dari Usia Anak dalam

Pengasuhan(denganO~)

PengasuhanJabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlah

kadanu oernahlbu dengan 10 40 20 30 0 100Anak BalitaIbu dengan 20 30 30 20 0 100Anak usia .

SekolahKarvawan 10 20 40 30 0 100Pendidik 10 10 60 20 0 100

Ternyata secara keseluruhan konflik yang terjadi pada aspek

pengasuhan bagi ibu-ibu yang mempunyai anak balita maupun anak usia

sekalah sangat sering terjadi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 7 di atas

yang memaparkan bahwa ibu dengan anak usia balita menyatakan sering

sebanyak 0,4% dan ibu dengan anak usia sekalah menyatakan sering

sebanyak 0,3%.

Sehingga dapat dikatakan bahwa usia anak sangat berpengaruh

sekali pada pala pengasuhan dilihat dari data yang ada bah~Cj.. usia anak

berkisar antara 1 tahun sampai 12 tahun. Namun usia anak balita lebih

.. banyak dibandingkan dengan usia anak sekalah. Maka seringnya konflik

terjadi bagi mereka merupakan persoalan yang sangat merisaukan

mereka karena anak-anak masih membutuhkan perlindungan dan

pengasuhan yang extra.

Page 62: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

58

Tabel 8

Kantlik Karir versus Peran sebagai Ibu dilihat dari Usia Anak dalam

Kamunikasi dan Interaksi (dengan %)

Jabatan Komunikasi dan InteraksiJabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlah

kadanq pernahIbu dengan 0 0 10 60 30 100Anak BalitaIbu dengan 10 10 40 40 0 100Anak usiaSekolah

Sedangkan pada aspek kamunikasi dan interaksi, seeara keseluruhan

menyatakan jarang terjadi kantlik sebanyak 0,6 %, keeuali bagi ibu-ibu

yang mempunyai anak usia sekalah ada pula yang menyatakan kadang-

kadang sebanyak 0,4 %. (Iihat tabel 8).

Tabel 9

Kantlik Karir versus Peran sebagai Ibu dilihat dari Usia Anak dalam

Penetuan Priaritas (dengan %)

Penentuan PrioritasJabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlah

kadanQ pernahIbu dengan 10 10 40 40 a .' 100Anak BalitaIbu dengan 10 20 50 20 a 100Anak usiaSekolah

Dalam penentuan periaritas dapat dikatakan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara ibu-ibu dengan pasisi apapun, baik

bagi ibu yang mempunyai anak usia balita maupun anak usia sekalah. Hal

Page 63: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

59

ini dapat kita lihat pada tabel 9 diatas yang memaparkan data bahwa 0,4

% dan 0,5% menyatakan kadang-kadang.

Jenis konflik bagi wanita berperan ganda masih dapat dilihat pula dari

status jabatan suami dengan berbagai aspek seperti pada tabel berikut:

Tabel 10Konflik Berdasarkan Status Jabatan Suami dalam Tekanan Karir

'denaan %)Jabatan Tekanan KarirJabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlah

kadano oernahPengusaha 0 0 20 40 40 100Eksekuif 5 16 43 21 15 100Karvawan 10 20 20 30 0 100Pendidik 0 0 0 100 0 100

Pada tabel 10 dl atas, klta dapat mellhat bahwa Jenls konflik pada

wan ita berperan ganda berdasarkan status suami sangat variatif. Bagi

pengusaha, mereka cenderung menyatakan jarang dan bahkan tidak

pernah mengalami konflik pada aspek tekanan karir. Bagi eksekutif dan

bagi karyawan, mereka cenderung menyatakan kadang-kadang dan

jarang. Sedangkan bagi pendidik 100 % menyatakan jarang terjadi konflik

pada aspek ini. .-" ..,

Tabel 11Konflik Berdasarkan Status Jabatan Suami dalam Waktu untuk Keluarga

(dengan %)Waktu Untuk Keluarga

Jabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlahkadano oernah

Pengusaha 10 20 40 30 0 100Eksekuif 10 10 60 20 0 100Karvawan 0 10 60 30 0 100Pendidik 0 10 20 70 0 100

Page 64: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

60

Status jabatan suami, ternyata kurang banyak berpengaruh pada

konflik yang terjadi bagi wanita berperan ganda dalam aspek waktu untuk

keluarga pada jabatan apapun. Hal ini dapat dilihat dari tabel 11 i atas

yang cenderung menyatakan kadang-kadang, sedangkan bagi pendidik

cenderung menyatakan jarang terjadi konflik pada aspek ini.

Tabel 12

Konflik Berdasarkan Status Jabatan Suami dalam Komunikasi dan

Interaksi (dengan %)

Waktu Untuk KeluargaJabatan Selalu Sering Kadang- Jarang Tidak Jumlah

kadanq pernahDenqusaha 10 20 40 30 0 100Eksekuif 10 10 60 20 0 100Karvawan 0 10 60 30 0 100Pendidik 0 10 20 70 0 100

Pada aspek komunikasi dan interaksi yang dilihat dari status jabatan

suami, konflik terjadi kadang-kadang dalam arti persoalan yang terjadi

pada aspek ini dapat terjadi secara tiba-tiba. Hal ini dapat dilillat pada..,.'

tabel 12 di atas dimana tidak ada perbedaan yang berarti pada setiap

posisi jabatan bagi wanita berperan ganda.

Adapun data mengenai cara pengelolaan konflik (management

conflik) dapat dilihat berdasarkan status jabatan pada tabel 13 berikut ini:

Page 65: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

61

Tabel 13

Manajemen Konflik berdasarkan Status Jabatan Wanita berperan Ganda

(dengan %)

Jabatan Menghindari Kooperatif Otoriter Jumlahkonflik

Penqusaha 10 40 50 100Eksekutif 20 50 30 100Karyawan 20 60 20 100Pendidik 10 70 20 100

Dari tabel 13 di atas tampak bahwa manajemen konflik bagi wanita

berperan ganda tidak mempunyai perbedaan yang berarti dilihat dari

status jabatannya. Secara keseluruhan mereka cenderung menggunakan

sikap kooperatif sebagai alat utamanya. Kemudian yang kedua sikap

otoriter dan yang ketiga dengan menghindari konflik. Namun berbeda

dengan pengusaha yang cenderung memilih sikap otoriter sebagai alat

utamanya kemudian sikap kooperatif dan menghindari konflik.

Manajemen Iwnflik merupakan pengendalian atas interaksi

antagonistik antara dua atau lebih pihak dari masalah-masalah.~ ..-

kornunikasi, hubungan pribadi atau struktur organisesi dan sebagainya.

Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan cara

rnemanaj konflik bagi wanita berperan ganda pada posisi jabatan apapun.

Sikap koperatif merupakan suatu sikap dimana orang melepaskan

perbedaan-perbedaan yang tidak prinsipil dan lebih banyak menemukan

Page 66: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

62

titik persamaannya. Tidak mencoba untuk mempertahankan kemenangan

pihak sendiri dan tidak mengharuskan pihak lain mengalah. Dalam sikap

kooperatif ini dapat digunakan metode kompromi (musyawarah dan

mufakat), memperhalus konflik, ekspansi dari sumber energi, mengubah

struktur dan mempersatukan tujuan.

Kedua, Sikap oioriter merupakan suatu sikap dimana individu,

melakukan tindakan-tindakan yang tegas dan drastis dalam situasi-situasi

tertentu. Akan tetapi, karena tindakan sedemikian ini sifatnya sangat

restriktif dan membatasi, maka mekanisme semacam ini bisa efisien hanya

dalam jangka waktu pendek dan diterapkan dalam situasi khusus saja;

yaitu situasi gawat atau darurat yang tidak dapat dihindari.

Ketiga, menghindari konflik. Sikap ini dilakukan untuk meniadakan

konfrontasi langsung dan konflik-konflik. Penghindaran diri merupakan

alternatif paling pendek dan paling murah. Dengan jalan menghindari

konflik dan menarik diri, orang berusaha menghilangkan kesusahan dan.'" ..,

menjauhkan diri dari pertentangan terbuka.

C. Analisis Data

Pada sub bab III telah dikemukakan bahwa analisis perbandingan

dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan jenis konflik yang

"

Page 67: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

dihadapi wanita berperan ganda. Untuk melakukan analisis perbandingan

tersebut dapat ditentukan dengan cara membandingkan rata-rata dari data

yang telah ditransformasikan dalam skala interval dengan cara sebagai

berikut:

Xj :: l: 2illNj

Dimana:

Xj :: Rata-rata skor dari wan ita dengan status jabatan j

Xij :: nilai responden Kei )1 :: banyaknya responden dengan status

jabatan).

Nj :: Banyaknya sampel dari responden dengan status jabatan.

Sedangkan uji statustiknya adalah uji tes F yang digunakan untuk

membandingkan tiga atau lebih nilai rata-rata kelompok. Rumus tes F

adalah:

F:: Ay/[k-1]Dy/ [N-1]

Dimana:." ..,

Ay :: Jumlah kuadrat antar I\elompok

Dy :: Jumlah kuadrat dalam kelompok

K :: Jumlah kelompok

N :: Jumlah subyek

Oleh karena itu dengan menggunakan rumus di atas dapat dilihat

hasil perhitungan nilai F untuk jenis konflik.

Page 68: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

64

Jenis kanflik bagi wanita berperan ganda antara karir dan peran

sebagai ibu dari perhitungan tes F dihasilkan bahwa F hitung < F tabel ;

0,066 < 2,89. Dengan tingkat signifikansi = 0,05 dan db = 3 ; 26, maka

dengan demikian dari data yang ada dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan jenis kanflik antara karir dengan peran sebagai ibu pada

wan ita berperan ganda. ( lihat lampiran 6 hal 83 ).

Begitu pula dengan kanflik karir dan peran sebagai isteri, dimana

dalam perhitungan dihasilkan F hitung < F tabel ; 0,050 < 2,89. Dengan

resika kekeliruan 0,05 dan db 3 ;26, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa tidak terdapat perbedaan jenis kanflik wanita berperan ganda pada

pasisinya sebagai isteri. ( lihat lampiran 7 hal 84 ).

Sedangkan ada atau tidaknya perbedaan bagi wanita berperan ganda

dalam memanaj kanfliknya dilihat dari jabatan dibandingkan dengan

menggunakan statistik uji X2 (chi kuadrat) dengan hipotesis sebagai

berikut:," ..,

Manaiemen KonflikJabatan Menghindari Kooperatif Otoriter Jumlah

KonflikPengusaha 1 2 3 6

1 3 3Eksekutif 2 4 3 9

2 4 3Karyawan 1 4 2 7

1 4 3Pendidik 1 5 2 8

1 4 3Jumlah 5 15 10 30

Page 69: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

65

Dengan rumus chi Kuadrat:

X2 =I: (0, _E; )2E;

2 111X = -+-+­

3 4 3

=0,91667

Dengan menggunakan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 6, .

nilai r tabel adalah 12,592. Nilai (2 lebih kecil dari nilai tabel 0,9166 <

12,592. Oleh karena itu Ha ditolak. Dari data yang ada dan dengan taraf

signifikansi 5 % dapat diambil kesimpulan bahwa dari perbedaan status

jabatan tidak menunjukkan perbedaan pola manajemen konflik.

D, Interpretasi

Dari deskripsi data yang diperoleh, maka dapat diinterpretasikan

sebagai berikut :

1. Konflik karir versus peran sebagai ibu pada aspek p.eflgasuhan,

komunikasi dan interaksi bagi wanita berperan ganda dari

berbagai pasisi jabatan cenderung menyatakan kadang-kadang.

Hal ini dipengaruhi aleh tingkat kematangan usia ibu dimana

secara psikolagis mereka masuk dalam usia dewasa madya.

Kemudian adanya pembantu rumah tangga yang siap membantu

Page 70: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

'"

66

mereka. Sedangkan pada aspek penentuan prioritas, bagi

pengusaha dan eksekutif mereka cenderung menyatakan jarang

terjadi konflik pada aspek ini yang disebabkan adanya posisi

jabatan yang hampir sama antara keduanya (suami-isteri). Adapun

bagi karyawan dan pendidik, mereka cenderung menyatakan

kadang-kadang karena mereka pun mempunyai jabatan yang,

hampir sama dengan suaminya. Sehingga penentuan prioritas

tidak merupakan persoalan yang mutlak bagi keduanya.

2, Konflik karir versus peran sebagai isteri pada aspek tekanan karir

sangat bervariasi. Diantara mereka ada yang cenderung

menyatakan kadang-kadang dan jarang menghadapi konflik ini.

Hal ini dipengaruhi oleh faktor persamaan pekerjaan dan faktor

kesibukan yang sama. Sedangkan pada aspek komunikasi dan

interaksi pengusaha, eksekutif dan karyawan cenderung

menyatakan kadang-kadang dalam menghadapi konflik,........

Kesibukan mereka dalam bekerja merupakan faktor utama

terjadinya konflik tersebut. Bagi pendidik, konflik ini jarang terjadi

karena waktu mereka lebih fleksibel.

3. Konflik kari!' versus peran sebagai ibu dilihat dari usia anak sangat

berpengaruh pada aspek pengasuhan. Hal ini disebabkan oleh

Page 71: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

67

usia anak yang relatif masih butuh pengasuhan. Sedangkan pada

aspek komunikasi dan interaksi serta penentuan prioritas, konflik

jarang terjadi dan kadang-kadang. Inipun disebabkan faktor usia

anak.

4. Status jabatan suami tidak banyak berpengaruh pada jenis konflik

yang dialami oleh wanita berperan ganda. Mereka cenderung

menyatakan jarang dan kadang-kadang. Kecenderungan ini

disebabkan oleh faktor posisi jabatan mereka sebagai wanita

berperan ganda yang mempunyai kesibukan yang sama denagn

suaminya. Hal ini berlaku pada aspek tekanan karir, waktu untuk

keluarga serta komunikasi dan interaksi.

5. Manajemen konflik yang digunakan oleh wanita berperan ganda

dari berbagai posisi jabatan mereka adalah sikap kooperatif, sikap

otoriter dan menghindari konflik.

.......

Page 72: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

BABV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian dan analisis hasil penelitian, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Konflik peran versus peran sebagai ibu merupakan konflik peran yang

dominan terjadi pada wanita berperan ganda terutama pada aspek

pengasuhan yang dilihat dari usia anak.

2. Tidak ada perbedaan jenis konflik peran yang signifikan bagi wanita

berperan ganda menurut jenis pekerjaannya baik sebagai pengusaha,

eksekutif, karyawan maupun pendidik. Dalam arti ada konflik peran

pada diri mereka.

3. Manajemen konflik yang dominan digunakan oleh wanita berperan

ganda adalah sikap kooperatif, dimana mereka melepaskan perbedaan-..,.-perbedaan yang tidak prinsipil dan lebih banyak menemukan titik

persamaannya. Mereka tidak mencoba untuk mempertahankan

kemenangan pihak sendiri dan tidak mengharuskan pihak lain

mengalah. Dalam sikap ini mereka menggunakan metoda kompromi,

Page 73: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

69

memperhalus konflik, ekspansi dar! sumber energi, mengubah struktur

dan mempersatukan tujuan.

4. Tidak ada perbedaan manajemen konflik bag! wanita berperan ganda

dilihat dari jenis pekerjaannya baik sebagai pengusaha, eksekutif,

karyawan maupun pendidik. Namun hasil penelit!an menunjukkan

bahwa secara umum kecenderungan mereka menggunakan manajemen

konflik dengan alat sikap kooperatif, kecuali pengusaha yang

mempunyai kecenderungan menggunakan sikap otoriter.

B. Saran.

Beberapa saran yang dapat penulis kemukakan dari hasil penelitian

ini adalah:

1. Penelitian ini perlu dilakukan tidak hanya pada wanita berperan ganda

pada status tertentu saja Uabatan), namun dapat diperluas dengan

status-status yang lainnya.

2. Diharapkan dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai wanita

berperan ganda (karir-keluarga). Namun yang tidak bekerja di luar

rumah dalam konflik peran dan manajemennya.

3. Wanita berperan ganda dapat terus dikaji dari berbagai aspek tidak

hanya mengungkapkan konflik serla manajemennya. Namun penelitian

Page 74: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

70

ini harus terus dikembangkan sehingga wanita berperan ganda dapat

terus berkiprah dan dapat menjadi sumbangan serta saran bagi

kerT)ajuan ,.jlmu psikologi terapan untuk kesejahteraan umat. Penelitian

ini perlu dilanjutkan, misalnya bagaimana dampak setelah mereka

(pengusaha, eksekutif, karyawan dan pendidik) menggunakan

manajemen konflik, apakah dapat meminimalisir konflik dan

menyelesaikan atau sebaliknya menambah konflik.

C. Diskusi

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik peran versus peran

sebagai ibu merupakan konflik peran yang dominan terjadi pada wanita

berperan ganda terutama pada aspek pengasuhan yang dilihat dari usia

anak. Dalam arti pada aspek lainnya konflik terjadi.

Pada penelitian yang dilakukan oleh kelompok kajian wanita Fakultas

IImu Sosial dan Ilmu Politik pada Tahun 1986 tentang ibu yang berperan......,

ganda dan masalah-masalah yang timbul diperoleh hasil bahwa dari 80

responden menyatakan mempunyai masalah dengan anak menurut status

kerja ibu dan 20 % tidak mempunyai masalah pada aspek tersebut. Ada

kecemasan mengenai peningkatan dari jumlah wanita bekerja, hal ini

dikhawatirkan bahwa anak-anak yang masih keeil akan diserahkan pada

Page 75: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

72

Dari penelitian di atas dan penelitian yang telah dilakukan oleh

penulis, maka masih diperlukan penelitian-penelitian yang lain untuk

melengkapi dan membuka tabir kehidupan bagi wanita berperan ganda. ! .

." ..,

Page 76: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, 1991, cet. ke-1

Anoraga, Pandji, Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, cet. ke-2

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, edisirevisi IV.

Chaplin, C.P., Kamus Lengkap Psikologi, Terj. DR. Kartini Kartono,Jakarta: Rajawali Pers

Dagun, Maskulin dan Feminin, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, cet. ke-1

Dagun, Save M, Psikologi Keluarga, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, cet. ke-1

Daradjat, Zakiah, Kesehatan Mental, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung,1995, cet. ke-22

Didiek, Farhah, "Idealnya Peran Perempuan Sebagai Ibu dan Istrl. .. "Majalah Tashwirul Afkar, edisi no. 5, tahun 1999

Duxbure, Linda E., C. Alan Higgins, Gender Differences in Work FamilyConflict, Journal of Applied Psychology, vol. 76, 60-74, 1991

Hadi, Sutrisno, Statistik 2, Yogyakarta: Andi Offset, 1994, cet. ke-15, jilid II

Handoko, T. Hani, Manajemen, Yogyakarta: BPFE, 1997, edisi 2, cet. ke-11

.'Hawari, Dadang, AI Qur'an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Vasa, 1995

Julistriarsa, Djati, dan Suprihanto, John, Manajemen Umum, Yogyakarta:BPFE, 1998, ed. 1, cet. ke-3

Kamanto, Sunarto, Pengantar Sosiologi, Lembaga Penerbit FakultasEkonomi Universitas Indonesia, 1993

Kartono, Kartini, Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan danIndustri, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1994, edisi baru,cet.ke-4

Page 77: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

74

Lepore, Stephen J., and Gary Evans, and Margaret Schneider, Dinamic Roleof Social in the Link Between Chronic Stress and PsychologicalDistress, Journal of Personality and Social Psychology, vol. 61,899-909, 1991

Mappiare, Andi, Psikologi Orang Dewasa, Surabaya: Usaha Nasional,1983

Megawangi, Ratna, Membiarkan berbeda?, Bandung: Mizan, 1999, cet. ke­1

Meichati, Siti, Kesehatan Mental, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan FakultasPsikologi Universitas Gadjah Mada, 1983, cet. ke-1

Meisar, Yasin, Wanita Karir dalam Perbincangan, Jakarta: Gema InsaniPress, 1997

Moore, Dahlia, and Abraham Gobi, Role Conflict and Perceptions ofGender Roles, The Case of Israel, Journal of Sex Roles, vol. 32,251-270, 1995

Murata, Sachifo, The Tao of Islam, Bandung: Mizan, 1999, cet. ke-7

Noeriladi, Toeti Heraty, Mitra Sejajar Dalam Pembangunan: Tantangan atauJebakan?, Jurnal Perempuan, no. OS, November-Januari, 1998

Pangestu, Mari Elka, "Menanamkan Peran Ganda Ibu dan Bapak", TabloidAura, Jakarta, no. 49/Th. 1/Minggu ke-1, Januari 1998

Panggabean, Samsu Rizal, Model-model Penyelesaian Korifiik: SuatuPengantar, Jakarta: Lembaga Ketahanan Nasional, 1999, MakalahLokakarya Metode dan Impelementasi Resolusi Konflik Secara DamaL

Perpustakaan Nasional, Ensiklopedi Psikologi, alih bahasa; Ediati Kamil,Jakarta: Arcan, 1996

Safitri, Tina, "Dinas Luar Kota vs Rumah Tangga", Majalah Femina,no.46/XXIV, 21-27 November 1996

Saifuddin, Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, Yogyakarta: PustakaPelajar, 1999, cet. ke-1, edisi I

Page 78: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

75

Sarason, Irwin G., and Henry Levine, and Rovert Basham, et.all, AssesingSocial Support: The Social Support Questionnaire, Journal ofPersonality and Social Psychology, vol. 44, 127-139, 1983

Sarbin, Theodore R., and Mary crawford, "Role Theory", Handbook ofSocial Psychology, Massachusetts Wesley Publishing Co., 1968,editor: Garner Lindzey dan Elliot Aronson, vol. I (488-567)

Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori-teori Psikologi Sosial, Jakarta: PI.Rajagrafindo Persada, 1998, cet. ke-4

Shumaker, Sally A, and Arlene Brownell, Toward a Theory of Social Support:Closing conseptual Gaps, Journal of Social Issues, vol. 40, 11-36,1984

SC1ekanto, Soejono, Sosiol09i Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1995, ed. IV, cet. II

Sukardi, Dewa Ketut, Psikologi Pemilihan Karir, Jakarta: Rineka cipta,1993, cet. ke-1

Tholts, Peggy A., Social Support as Coping Assistance, Journal ofConsulting and Clinical Psychology, vol. 54, 416-423, 1986

Thomas, Linda Thiede, Daniel C. Ganster, Impact of Family-Supportive WorkVaiables on Work-Family Conflict and Strain: A Control Perspective,Journal of Applied Psychology, vol. 80,6-15,1995

Page 79: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

y~~----DATA RESPONDEN .;-:"1

Jabatan Usia Pendidikan Usia Anak Jabatan Suami 1 2 3 , 7 8 9 10 11 -~2 13 14 16 19 21 22 23 " 25 26 29 30 31 32 33 '" 35 36 37 38 39 "Dosen 37 S -1 1,5: 4 Dosen 3 , 2 2 , 4 4 2 , 2 3 3 2 3 , 2 2 5 4 , 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3

Dosen 36 Sarjana 2:5 Staff 3 , 3 2 , 4 5 , 3 2 3 , 2 3 5 2 3 , 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2

Direktur 36 Sarjana 4 Pengusaha 3 , 3 5 , 3 3 , 5 5 3 5 3 3 , 5 , 3 3 , , 5 , 3 3 3 1 2 2 2 3 2

Dirut 36 Sarjana 2,5 Pengusaha 3 3 1 1 5 3 3 1 3 1 3 5 1 3 5 3 1 5 3 5 3 3 1 3 3 2 3 2 2 2 2 2

Suster 32 Akademik 2:7 Karyavrcln 1 1 3 1 2 , 2 1 2 2 1 5 1 , 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 1 3 2

Dosen 32 Sarjana 3 Eksekutif 4 3 2 2 , , , 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 , , 3 , , 1 3 2 2 2 2 2 2 2

Manajer 38 Sarjana 1,5: 3 Ekseku!if 2 3 3 1 3 1 3 3 2 1 3 5 1 3 3 1 1 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 1 3 1

Leg. Off. 37 Sarjana 4: 6: 12 Dosen 3 3 3 1 1 3 3 5 1 5 3 1 5 , 1 1 5 5 5 5 5 3 1 2 3 2 2 2 2 2 3 2

Manajer 33 Sarjana 3 Eksekutif 3 3 2 2 5 3 5 1 5 1 , 3 1 1 5 2 2 5 3 2 5 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1

Oirektur 38 Sarjana 1 : 3 Pengusaha 3 5 1 5 5 3 3 5 2 5 5 3 1 2 5 5 1 3 3 3 2 2 3 1 1 2 2 2 2 2 3 1

Sekretaris 31 Sarjana 2,5 Pegawai 2 3 3 5 5 3 3 2 2 5 5 3 2 3 5 5 3 5 3 3 , , 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2

Dirut 42 Mba 5:8 Pengusaha , 3 , , 5 5 , 5 , , 5 , 3 , 5 3 3 , , , 5 3 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2

Staff 37 Sarjana 2:4 Pengusaha 3 , 2 2 5 5 5 3 5 2 , 5 1 2 5 2 2 5 , 5 5 5 5 3 3 2 2 2 2 2 3 3

Sekretaris 29 Diploma 1 Dosen 1 5 1 1 , 3 , 1 5 , 5 3 1 3 , 1 1 3 3 3 1 2 1 3' 2 2 2 2 2 2 3 2

Dosen 29 Sarjana 1,5 Karyawan 1 3 1 1 2 5 5 2 1 2 , 5 2 3 5 1 1 5 3 5 , 2 3 3 2 3 1 2 2 1 2 2

Dosen 37 Sa~ana 2:3 Dosen 3 1 3 , 5 3 3 3 3 2 5 3 2 3 5 1 2 3 3 , 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2

Oirektur 37 Sarjana 2:4 Pengusaha , 3 3 3 5 , , 3 3 3 , , 1 3 , 3 2 , 3 3 3 3 , 2 2 2 2 2 2 2 3 2

Kabag 37 Sarjana 3:4 Pengusaha 3 , 3 3 3 , , 3 3 3 , 3 3 3 5 3 3 , , , , , 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2

Guru 36 Sarjana 1,5: 3 Karyav.rcm 3 , 2 2 5 3 3 2 2 3 3 5 1 2 5 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 1 3 2 1 1 1

Cust. Ser. 32 Sarjana 1 Guru 2 3 3 2 1 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 , 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2

Staff 29 Sarjana 1 TNI 1 3 3 1 1 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2

Manajer 37 Sarjana 1,5: 3,5 Eksekutif 3 1 3 2 , 3 3 2 2 1 5 5 1 3 5 2 3 5 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 2

Executive 38 Sarjana 4 Karyawan 3 1 2 , 5 , , , , , 5 3 3 3 5 , , , 3 3 , , , 2 3 2 2 2 2 2 2 2

Manajer 33 Sarjana 2 Eksekutif 2 2 3 2 3 3 3 1 3 2 5 3 1 2 5 3 , , 3 5 5 , 3 1 3 2 2 2 2 2 3 2

Executive 30 Sarjana 2 Pegawai 3 , 1 2 5 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 , 3 5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2

Dosen 41 Sarjana 5: 8: 12 POLRI , 3 3 2 5 4 , 3 3 2 , 2 2 2 5 , 2 , , 5 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 3 2

Qirut 35 Sarjana 3 Pengusaha 3 3 2 2 5 3 3 2 1 , 3 1 1 1 2 2 2 5 3 , 5 3 2 5 3 3 2 2 2 2 2 3

Guru 29 Sarjana 1,5 Dokter. 2 2 1 2 3 3 3 1 3 2 5 3 3 3 3 2 , 5 1 1 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2

ass. Manajer 30 Sarjana 1,5 Wiraswasta 3 , 3 , 3 1 1 3 1 5 5 3 3 3 3 3 , 3 3 3 3 3 3 5 3 3 2 2 3 3 3 2

Kabag 34 Sarjana 1 : 3 Eksekullf 2 2 , 2 3 1 1 3 1 1 5 3 , , 1 2 , , 3 3 , , , 5 3 2 2 3 2 1 2 ,

lmpiran 2

)el di alas adalah Respon dari Wanila Berperan Ganda sebagai Subyek PenelilianIg dilihal dari Latar Belakang, Usia, pendidikan, Usia Anak terbesar dan terkecil, serta jabatan.

83

Page 80: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

Lampiran 3

Matriks Korelasi Item "

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31

1 1 -{l.9 -{l.8 -{l.9 -0.2 -{l.8 -0.1 -{l.9 -0.8 -{l.8 -{l.7 -{l.8 -{l.8 -{l.7 -{l.2 -{l.8 -{l.2 -0.3 -{l.7 -0.8 -0.9 -{l.7 -{l.8 -{l.7 -{l.9 -{l.7 -{l.8 -{l.8 -{l.8 -{l.8 -0.9

2 1 -{l.8 -{l.8 -{l.1 -{l.7 -{l.3 -0.7 -0.8 -{l.9 -{l.9 -{l.9 -0.9 -{l.2 -{l.8 -0.9 -{l.2 -{lJ -{l.8 -0.3 -{l.9 -{l.9 -{l.9 -{l.6 -{l.9 -{l.8 -{l.3 -{l.1 -{l.9 -{l.8 -{l.8

3 1 -0.8 -0.2 -{l.9 -0.1 -{l.7 -0.7 -0.8 -0.9 -0.9 -0.8 -{l.7 -{l.2 -{l.8 -0.1 -0.3 -{l.8 -0.2 -0.8 -{l.9 -{l.9 -{l.7 -{l.8 -0.9 -{l.1 -{l.2 -{l.8 -{l.9 -0.74 1 -0.2 -{l.8 -{l.3 -0.1 -0.7 -0.8 -0.9 -{l.8 -0.7 -{l.8 -{l.1 -{l.7 -{l.2 -{l.3 -0.9 -{l.3 -0.7 -{l.8 -{l8 -{l.7 -{l.8 -{l.9 -0.2 -{l.3 -{l.9 -{l.9 -0.9

5 1 -0.3 -0.2 -0.2 -0.1 -{l.3 -{l.1 -0.2 -0.3 -{l.2 -{l.3 -0.1 -0.1 -{l.3 -{l.2 -{l.2 -0.1 -{l.3 -{lJ -{l.2 -0.2 -{l.2 -{l.3 -{l.2 -0.7 -{l.8 -{l.8

6 1 -0.1 -{l.8 -0.8 -{l.9 -0.7 -0.8 -0.8 -{l.9 -0.1 -{l.9 -0.3 -{l.2 -{l.8 -{l.1 -{l.8 -{l.7 -{l.8 -{l.9 -{l.9 -0.9 -{l.1 -{l.2 -{l.9 -{l.9 -{l.7

7 1 -0.2 -0.1 -0.3 -0.3 -{l.2 -0.2 -{l.1 -{l.3 -{l.1 -0.2 -0.3 -{l.2 -{l.3 -{l.1 -{l.2 -{l.3 -{l.2 -{l.2 -0.1 -{l.1 -{l.2 -{l.7 -{l.2 -0.2

8 1 0.8 0.7 0.7 -0.8 0.9 0.7 -{l.1 0.8 -0.2 -{l.3 -0.8 -{l.1 -0.8 -{l.8 -{l.9 -{l.7 -{l.9 -0.8 -{l.1 -{l.2 -{l.9 -{l.7 -0.8

9 1 0.9 0.8 -0.9 0.7 0.8 -{l.1 0.7 -{l.1 -0.2 -0.9 -{l.2 -0.9 -{l.s -{l.7 -{l.8 -{l.9 -0.9 -0.3 -{l.2 -{l.8 -{l.9 -0.7

10 1 0.8 -0.9 0.7 0.9 -0.2 0.7 -{l.2 -0.1 -{l.8 -{l.3 -0.8 -{l.9 -{l.7 -{l.8 -{l.8 -{l.9 -0.2 -{l.1 -{l.7 -0.9 -0.9. 11 1 -0.8 0.9 0.9 -0.4 0.8 -{l.3 -{l.1 -{l.7 -{l.3 -0.7 -{l.9 -0.8 -{l.7 -0.8 -0.8 -0.1 -{l.1 -0.9 -{l.8 -0.8

12 1 0.9 0.7 -{l.2 0.8 -0.2 -0.1 -{l.7 -{l.1 -{l.7 -{l.8 -0.8 -{l.8 -0.7 -{l.8 -{l.2 -{l.2 -{l.8 -{l.7 -0.9

13 1 0.7 -{).1 0.8 -{l.1 -0.2 0.8 -{lo4 -{l.8 -{l.9 -0.7 -{l.8 -0.8 -{l.8 -{l.3 -0.1 -0.7 -0.9 -0.8

14 1 -{l.3 0.7 -{l.3 -0.1 0.9 -{l.2 -{l.8 -{l.7 -{l.8 -{l.7 -0.8 -0.8 -{l.1 -0.3 -0.8 -{l.8 -0.7

15 1 -{l.1 -0.2 -0.3 -{l.2 -0.3 -0.1 -{l.2 -0.3 -{l.2 -{l.2 -0.1 -{l.2 -0.1 -0.9 -{l.7 -{l.7

16 1 -0.2 -{l.1 0.9 -{l.1 0.8 -{l.7 -0.8 -{l.8 -{l.9 -0.7 -{l.3 -{l.2 -0.8 -{l.7 -{l.8

17 1 -0.1 -{l.3 -0.1 -{l.3 -{l.2 -0.2 -{l.2 -{l_1 -{l.3 -{l.2 -{l.3 -{l.2 -0.1 -{l.3

18 1 -{l.8 -0.1 0.8 -{l.8 -0.9 -0.8 -{l.9 -0.6 -0.3 -{l.1 -{l.8 -0.9 -0.7

19 1 -0.2 0.9 -{l.7 -0.7 -0.8 -{l.8 -0.7 -004 -{lo4 -{l.8 -0.8 -0.9

20 1 -{l.2 -{l.2 -{l.1 -0.2 -{l.3 -0.9 -0.1 -{l.3 -0.1 -{l.1 -{l.3

21 1 -{l.7 -0.7 -{l.8 -0.9 -{l.27 -{l.2 -{l.3 -{l.9 -0.8 -{l.9

22 1 0.7 0.9 -0.8 -0.7 -{l.1 -{l.3 -0.8 -0.7 -{l.8

23 1 -{l.8 -0.7 -{l.8 -{l.1 -0.2 -0.9 -{l.7 -{l.7

24 1 -0.7 -{l.9 -0.3 -{l.1 -0.8 -{l.8 -0.9

25 1 -0.8 -0.2 -{l.1 -0.7 -0.9 -0.8

26 1 -0.3 -0.2 -{l.7 -0.8 -0.7

27 1 -{l.1 -{l.2 -{l.3 -0.1

28 1 -{l.3 -{l.1 -0.2

29 1 0.9 0.7

30 - 1 0.8

31 1

84

Page 81: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

Matriks Korelasi Item1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 1 14 16 19 21 22 23 24 25 26 29 30 31

1 1 0.9 0.8 0.76 0.68 0.92 0.83 0.75 0.87 0.79 0.76 0.68 0.92 0.83 0.75 0.87 0.79 0.76 0.68 0.87 0.79 0.76 0.68 0.922 1 1 0.87 0.83 0.81 0.92 0.97 0.84 0.73 0.87 0.83 0.81 0.92 0.97 0.84 0.73 0.87 0.83 0.84 0.73 0.87 0.83 0.813 1 0.79 0.92 0.97 0.81 0.87 0.68 0.76 0.79 0.92 0.89 0.68 0.87 0.58 0.76 0.79 0.92 0.68 0.76 0.79 0.92 0.974 10.87 0.76 0.97 0.82 0.84 0.83 0.81 0.87 0.76 0.83 0.82 0.68 0.87 0.87 0.79 0.76 0.68 0.92 0.83 0.925 1 0.87 0.68 0.76 0.79 0.92 0.97 0.73 0.87 0.83 0.81 0.83 0.82 0.84 0.73 0.87 0.83 0.81 0.92 0.816 1 0.76 0.68 0.76 0.79 0.92 0.89 0.68 0.87 0.68 0.83 0.81 0.83 0.82 0.84 0.73 0.92 0.83 0.927 1 0.76 0.84 0.97 0.84 0.73 0.87 0.83 0.81 0.92 0.97 0.68 0.76 0.79 0.92 0.97 0.76 0.978 1 0.68 0.87 0.68 0.86 0.79 0.92 0.97 0.68 0.87 0.84 0.83 0.81 0.87 0.76 0.68 0.769 1 0.82 0.84 0.83 0.81 0.87 0.76 0.83 0.82 0.68 0.92 0.97 0.82 0.68 0.83 0.68

10 1 0.83 0.76 0.83 0.76 0.83 0.82 0.68 0.87 0.87 0.79 0.84 0.83 0.92 0.8311 1 0.87 0.83 0.87 0.83 0.81 0.93 0.82 0.84 0.73 0.68 0.92 0.97 0.82

. 12 1 0.83 0.87 0.83 0.81 0.92 0.97 0.68 0.76 0.87 0.87 0.79 0.8413 1 0.79 0.92 0.97 0.68 0.87 0.84 0.83 0.87 0.87 0.79 0.8414 1 0.9 0.8 0.87 0.76 0.87 0.84 0.83 0.87 0.7 0.9716 0.84 0.79 0.84 0.87 0.79 0.76 0.92 0.92 0.79 0.8218 1 0.67 0.68 0.84 0.73 0.87 0.87 0.81 0.73 0.8419 1 0.74 0.68 0.76 0.79 0.82 0.97 0.75 0.7521 1 0.74 0.85 0.73 0.84 0.87 0.76 0.7622 1 0.81 0.75 0.97 0.82 0.68 0.8723 1 0.76 0.87 0.84 0.83 0.7924 '1 0.82 0.68 0.92 0.7325 1 0.74 0.81 0.7626 1 0.97 0.8529 1 130 131 1

Tabel di atas adalah HasH Perhitungan Korelasi Product Moment

"

85

Page 82: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

ampiran 5

DATA NILAI SKOR HASIL TRANSFORMASI

~espof'den 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14 16 19 21 22 23 24 25 26 29 30 311 2,3 4,1 3,2 3,1 4,2 5,2 3,4 2,8 1,7 2,78 2,5 4,3 4,3 3,4 4,7 1,6 1,9 2,7 3,6 1,5 4,8 1,2 1,3 2,12 1,6 1 2,4 1,6 1 3,5 2,1 1 3,4 1,5 2,1 2,8 2,8 1 3,4 6,1 5,8 3,4 1,6 1 1 4,3 2,5 1,93 4,2 5,2 3,4 2,8 3 3,1 3 1 2,4 2,8 2 1,3 1 1 2 2,8 2 2,8 3,2 4,7 5,3 5,2 2,1 34 1 3,5 2,1 1 3,2 1,6 1,3 1,6 1,3 4,1 3,2 1,6 3 2 2,1 1 4,1 1 1 3,4 2,1 2,8 3 1,35 2,1 4,1 3,2 1,6 2,4 2,8 2 2,8 2 1 2,4 2,8 1 4,1 3 1,6 1 2,4 2,8 2 2,8 1 1 26 3 3,2 3,1 3 3,4 1 4,1 1 2,5 5,2 3,4 1 1 1 1 3 3,1 3 3,1 2,1 3 1.6 '1 4,17 4,1 3 4,2 5,2 3,4 1 4,1 5 1,3 1 3,5 1 2,4 2 3,4 1 4,1 2 1 1 4,1 1 3 3,18 1,3 4,2 5,2 3,4 2,1 1,6 1 2,4 2,1 3,5 2,1 3,4 5,2 5,2 1 1 4,1 5 1,6 3 1,3 3 5,2 19 2 4,2 5,2 3,4 2 3 3,1 3 2 2,8 2 3 3,5 3,5 5,2 1 5 1,3 2,8 1 2 1 3,4 110 4,1 3 4,2 5,2 3,4 1 4,1 5 1,3 1 3,5 1 2,4 2 3,4 1 4,1 2 1 1 4,1 1 3 3,1

, 11 5 1,3 1 3,5 5 1 5 1,3 1 3,5 1 5 3,4 4,1 3 2,1 3 5,2 3,4 5,2 1 2,1 3,2 1,612 3 2 3 3,1 3 2,1 3 2 3 3,1 2,1 3 2,1 1 3,2 3 1,3 2,8 5,2 3,4 1 1,6 2,4 2,8

13 1,3 4,1 3,2 1,6 1,3 3 1,3 4,1 3,2 1,6 3 1,3 2 3,1 2,4 1 2 1 2 3 , 3,1 2,8 3,4 114 2 1 2,4 2,8 2 1,3 2 1 2,4 2,8 1 2 3,4 4,1 3,4 1 4,1 1,6 4,1 3,2 1,6 1 2,1 3,4

15 2,5 5,2 3,2 1 4,1 2 2,5 5,2 3,4 1 1 4,1 5 5 2,1 5,2 1 3 1 2,4 2,8 3,4 3,4 116 2,1 3,5 2,1 3,4 1 4,1 2,1 3,5 2,1 3,4 5,2 1 3 3 3,4 1 4,1 1 5,2 3,4 1 3 1 4,1

17 2 2,8 2 3 5,2 5 2 2,8 2 3 3,5 5,2 3,2 3 1,3 3 3,1 2,1 3,5 2,1 3,4 l,G 1 5

18 1,3 4,1 3,2 1,6 3,5 3 3,1 3 4,2 2,4 2,8 1 2,4 1 2 5 1,6 3 5,2 3,4 1 4,1 1 4,1

19 5,2 3,4 1 4,1 2,8 1,3 1,6 1,3 1 3,4 1 1 3,4 1 . 2,5 1,3 2,8 1 1 4,1 5 1 2,1 320 1 2,4 2,8 2 5,2 2 2.8 2 3 2,1 3,4 5,2 2,1 5.2 2,1 2 1 1 1 5 1,3 3,7 3 1,321 2,5 4,3 4,3 5,1 2,9 3,2 1 4,1 3,2 2 3 3,5 2 3,5 2 5,2 3,4 5,2 2,1 3 2 1,9 1 2

22 2,1 2,8 2,8 3,4 5,1 1 1,6 1 2,4 3,2 1,6 2,8 3,2 2,8 3,1 2,8 5,2 3,4 2 1 1 5,8 1 4,1

23 1,3 1 3,5 1 1 2 3 5,2 3,4 1 4,1 5,2 1 5,2 1,6 1 2 3 5,2 3,4 5,2 2 5,2 1

24 2 3 3,1 2,1 2,1 1,3 3,4 3,5 2,1 2,8 2 2,8 5,2 4,1 1,6 4,1 3,2 2,8 5,2 3,4 4,1 1 4,1

25 4,1 3,2 1,6 3 3 5,2 3,4 2,8 2 4,3 5,1 3,4 2,9 ,5 3,4 1 4,1 4,1 1 2 3 1 1,6 126 1 2,4 2,8 1 1,3 1 5,2 5,2 3,4 2,8 3,4 1 5,1 3 1,3 3 3,4 2 4,1 4,1 3,2 3,1 3 5,227 2 1 2,4 2,8 2 1,3 2 1 2,4 2,8 1 2 3,4 4,1 3,4 1 4,1 1,6 4,1 3,2 1,6 1 2,1 3,428 2,5 5,2 3,4 1 4,1 2, 2,5 5,2 3,4 1 1 4,1 5 5 2,1 5,2 1 3 1 2,4 2,8 3,4 3,4 129 2,1 3,5 2,1 3,4 1 4,1 . 2,1 3,5 2,1 3,4 5,2 1 3 3 3,4 1 4,1 1 5,2 3,4 1 3 1 4,130 2 2,8 2 3 5,2 5 2 2,8 2 3 3,5 5,2 3,2 3 1,3 3 3,1 2,1 3,5 2,1 3,4 1,6 1 5

Jel di alas adalah HasH Transformasi Skala Interval dalam Perhilungan Korelasi

86

Page 83: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

Lampiran 6

Peran sebagai Ibu

Pengusaha Eksekutif Karvawan Pendidik )"Jji 280 203 204 182 869ni 6 9 7 8 30

JiiW 13066,7 4578,8 5945,1 440,5 27731,1ni

Ry =(LJjjrJ =755161 =25172,03ni 30

Ay =I( it) - Ry =27731,1 - 25172,03 =2559,1ni

Oy = I y2 - Ay -Ry

= 394231 -2559,1 -25172,03yyy

= 366449,5

F =Ay / (k-1)Oy / (n-1)

=2559,1 /33664949/26 -,,;,".,

=0,0660021

F hitung < F tabel, dengan db = 3;26

0,066 < 2,89 dengan tingkat signifikansi 5%, maka Ha ditolak dan Ho

diterima, karena F hi tung lebih kecil dari F label.

Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan jenis konflik

berdasarkan jabatannya antara karir dengan perannya sebagai ibu pada

wanita berperan ganda.

R7

Page 84: MANAJEMEN KONFLIK BAGI WANITA BERPERAN GANDArepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26952/1/SITI... · 2. Cara penanganan konflik wanita berperan ganda C. Pembatasan dan

Lampiran 7

Peran sebagai Istri

PenQusaha Eksekutif Karyawan Pendidik ')

Jji 234 197 146 150 727ni 6 9 7 8 30

Jiiji2 9126 4312,1 3048.61 2812,5 19295,8ni

Ry = (2JjjfJ =528529=17617,6ni 30

Ay = l:( it) - Ry = 19295,8 -17617,6 = 1678,12ni

Dy = l: y2 - Ay -Ry

= 3048,61 -1678,12 -17617,6yyy

= 285565,25

F =Aylik-1)Dy 1(n-1)

=1678,12/3285565,25 126 ..,

= 0,0529

F hitung < F label, dengan db = 3;26

0,0529 < 2,89 dengan tingkal signifikansi 5%, maka Ha ditolak dan Ho

diterima, karena F hilung lebih keeil dari F tabel.';.,

Jadi dapal dilarik kesimpulan bahwa lidak ada perbedaan jenis konflik

berdasarkan jabalannya anlara karir dengan perannya sebagai islri pada

wanila berperan ganda.