konflik dan pengambilan keputusan wanita...

135
KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA YANG MELAKUKAN ABORSI Oleh NURALIA 1981914523 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1424 HI 2004 M

Upload: vukhanh

Post on 04-Feb-2018

232 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA

YANG MELAKUKAN ABORSI

Oleh

NURALIA

1981914523

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1424 HI 2004 M

Page 2: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Ketika kumohon pada Allah kekuatan,

Allah memberiku kesulitan agar aku menjadi kuat

Ketika kumohon pada Allah kebijaksanaan,

Allah memberiku masalah untuk dipecahkan

Ketika kumohon pada Allah kesejahteraan,

Allah memberiku aka/ untuk berpikir

Ketika kumohon pada Allah keberanian,

Allah memberiku bahaya untuk kuatasi

Ketika kumohon pada Allah sebuah cinta,

Allah memberiku orang-orang bermasafah untuk kutolong

Ketika kumohon pada Allah bantuan,

Allah memberiku kesempatan

Aku tak pernah menerima apa yang kupinta

Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan

Oo'aku terjawab sudah

Page 3: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN \VANITA YANG

MELAKUKAN ABORSI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Syarat- Syarat

Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Oleh

NURALI1\ 1981914523

Di bawah Bimbingan

Pembimbing I

Ors. H. ChoL·:uddin. AS MA NIP. 150 013 058

Fakultas Psikologi

l'en bi1nbing II

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta

1424 H/ 2004 IVI

Page 4: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul KONFLJK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

WANITA YANG MELAKUKAN ABORSI telah diujikan dalarn Sidang Skripsi

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 11 Februari

2004. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Dekan I Ketua Merangkap Anggota,

Dra. Hj. Netty Hartati, M. Si NIP. 150 215 938

Penguji I

Dra. Afioah Mas'ud, M. Pd NIP. 150 220 775

Pembimbing I

<:::L . ---:)\ ---- :-=:>

Drs. Choliluddin. AS, MA NIP. 150 013 058

Sidang Skripsi

Jakarta, 11 Februa1 i 2004

Pembantu Dekan/ Sekretaris Merangkap Anggota,

/

Dra. H". Zahr t h a ah M. Si

Anggota:

N R. 150 38 773

Penguji II

Drs. C liluddin. AS MA NIP. 150 013 058

I Soiicha,S.Ag

NIP. 150 293 234

Page 5: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji Allah SWT, yang telah menciptakan makhluk sesempurna

manusia. Hanya dengan tanganNya manusia dapat berjalan di atas Jorong

waktu yang penuh liku. Persembahan sholawat dan salam bagi insan mulia

yang menjadi sahabat sejati bagi seluruh umatnya, Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah .... hanya kata itu yang dapat terucap dari bibir seorang

hamba pengagumNya, karena hanya berkat curahan kasih sayangNya yang

tak terhingga penulis dapat mengejar ketinggalan dan telatnya penulis

menjadi wi,sudawan.

Teriring do'a untuk Ayahanda tercinta H. Husin Habib (aim) nun jauh

di sana, walau penulis tumbuh dan melangkah tanpanya namun samudra

cinta di hatinya yang tiada henti penulis nikmati menumbuhkan keberanian

dan kekuatan bagi penulis untuk menjadikan hidup demikian berharga. God

forgive him!!

Peluk kasih dan cinta selalu terkirim untuk lbunda tersayang

Rismiyati, ketabahanmu dalam menjalani hidup tanpanya menjadi spirit

tersendiri bagiku untuk terus memandang ke depan. Jangan bosan

merindukan penulis yang sering berada jauh darimu. Semoga lulusnya

penulis dapat mengurangi satu kekhawatiranmu tanpa menumbuhkan

kecemasan yang lain, ! love you, Mom. God love her!!!

IV

Page 6: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Beribu kata terima kasih penulis hadiahkan kepada dua pribadi

bijaksana, Bapak Drs. Choliluddin, AS. MA, pembimbing I, dan lbu

Solicha, S.Ag, pembimbing II, yang selalu memberikan dukungan moril,

arahan, masukan berharga, terutama kesabaran selama membimbing penulis

menyelesaikan skripsi.

Tak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. lbu Dra. Hj. Netty Hartati M. Psi, Dekan Fakultas Psikologi dan Dosen

Pembimbing Akademik angkatan '98, semoga perhatian lbu terhadap

kemajuan Psikologi UIN terus bertambah.

2. Seluruh Dasen UIN Jakarta, khususnya para Dosen Fakultas Psikologi

yang telah rela membimbing mahasiswa membuka cakrawala dunia.

3. Para staf Bagian Akademik dan Tata Usaha UIN, terutama yang

bersemayam di Fakultas Psikologi, terima kasih telah bersedia dibikin

repot oleh para mahasiswa.

4. My lovely family, my big brother and sister, kak Amid (semoga dapat lebih

memahami keberadaanmu sebagai kakak tertua), kak lmuk (yang

semakin sibuk dengan dunianya sendiri), uni Ina (untuk kasih sayangnya

yang selalu penulis rindukan), dan kak Ujang (jangan berhenti menjaga

our mom), juga semua kakak iparku, mbak Nur, mbak Tri, a'Tony, mbak

Siti, semoga our big family tetap berada dalam damai dan cinta even

without our dady. I love u all.

v

Page 7: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

5. Keponakan-keponakanku, Anggun 'poyeng', Ana, Zaky, Aji-bon, lqok

'bakpau', Sultan, Tasya, dan satu lagi yang belum terlahir, bersama

kalian dapat melupakan kejenuhan penulis dalam kuliah. I miss u all .... !

6. Terkasih yang tak pernah berhenti kubanggakan, my big love Wien­

Rabitha, who showers me with love and happiness every time, with u my

life'// be more wonderful, wo ai ni ... keep in love with me baby ... !

7. The happy family, lbu dengan keramahannya, kak Diana with her sweet

smile, l·sti the lady cooky, Ami 'man of the match', dan Chintia I like your

beautiful voice, terima kasih telah memperkenankan penulis 'singgah'

dihatinya dan menikmati sepanjang waktu bersamanya. Jangan bosan

menerima kehadiran penulis walau mungkin terasa menjemukan.

8. My best friends, Aas (for your deep attention, dan untuk kebersamaan kita

yang terkadang penuh dengan kesensitifan), Pieh (wish u meet someone

u need), Rini (tangisanmu membuat penulis terenyuh sekaligus lucu, be a

stronger girl, friend .. !), Mey (don't give up to get everything you want),

k'Nung dan Goyang (all troubles never make u hopeless, keep spirit!).

Thanks to you all for everytime you gave, everymoment you made, and

every/ave I accept, wish our sweet friendship'// never end .. .i love u all.

9. My sisters, Yanti dan Mira, thank u for your love and attention.

10. Asep dan Lia yang berjuang bersama penulis, lcun, Wiyah, Nanung,

Bowo, Febri, Anang, Turhadi, Agus-zaman, Agus-KM, Beti dan Eni

Vl

Page 8: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

yang telah melangkahi penulis, angkatan '98 lainnya, thanks for our

friendship, moga terus love me and us.

11.Angkatan '99, Rahma, Hudan, Fikri, Deden, Suryani, Ari, Nisa, lmah,

Encot, Omah, Rahma-B, Nurhasanah, and others, hidup Psikologi!!.

12. Neni, teman seperguruan penulis dalam bimbingan skripsi.

13. Popoy' 'Roy' terima kasih atas Cianjur-nya.

14. Tek upik, mbak Nur, dan uni Mas, terima kasih telah bersedia membantu

penulis dengan ceritanya yang luar biasa.

15. Para subjek penelitian yang telah bersedia diwawancarai oleh penulis.

16. Semua pihak yang menjadi tim sukses penulis, terima kasih atas

segalanya.

Ciputat, 1 O februari 2004

Penulis

vu

Page 9: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

ABSTRAK

(C) Nur Alia

(A) Fakultas Psikologi (B) 10 februari 2004

(D) KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA YANG MELAKUKAN ABORSI

(E) xiii +112 halaman (F) Maraknya fenomena pengguguran kandungan atau disebut aborsi yang

disebabkan oleh unwanted pregnancy mengakibatkan tidak sedikit nyawa melayang akibat cara pengguguran yang tidak aman yang dilakukan bukan oleh tenaga profesional. Campur tangan para dukun beranak dalam melakukan aborsi diakibatkan tenaga medis tidak diizinkan melakukan praktek aborsi tanpa adanya indikasi medis. Hal ini mengindikasikan ilegalnya tindakan aborsi dalam hukum Indonesia sehubungan dengan resikonya yang berupa hilangnya bukan hanya nyawa janin melainkan juga nyawa ibunya. Bahkan dalam agama (dalam hal ini Islam) melarang dilakukannya aborsi yang dapat dikatakan sebagai 'pembunuhan' meskipun masih merupakan kontroversi di kalangan ulama. Secara moral, mengakhiri kehamilan sama saja dengan mengakhiri sebuah awal dari kehidupan seorang manusia. Sekali lagi dapat dikatakan bahwa tindakan aborsi merupakan tindakan 'pembunuhan' yang umumnya oleh hukum manapun tidak diperbolehkan kecuali dengan alasan-alasan yang dapat diterima secara medis.

Mengingat dilarangnya tindakan aborsi yang banyak mengandung resiko ini tidak menyebabkan pelaku aborsi di Indonesia berkurang tetapi justru bertambah banyak dari tahun ke tahun, bukan tidak mungkin terdapat banyak hal yang melatarbelakanginya. Umumnya wanita yang ingin melakukan aborsi akan terlibat konflik antara keinginannya untuk aborsi dengan hal-hal lain yang dikhawatirkan terjadi akibat aborsi.

Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini bertujuan mengungkap gambaran konflik yang dialami wanita yang ingin melakukan aborsi serta bagaimana proses pengambilan keputusannya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan subjek penelitian berjumlah tiga orang, yang diambil berdasarkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Karakteristik subjek penelitian yaitu wanita beragama Islam yang melakukan aborsi provokatus criminalis.

Berdasarkan hasil analisa data, diketahui bahwa konflik yang dialami wanita pelaku aborsi dapat berupa konflik internal dan eksternal. Konflik

Vlll

Page 10: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

internal terjadi lantaran kekhawatiran subjek akan dosa dan keselamatan jiwa, serta adanya penolakan dari naluri ke-ibuan. Sedangkan konflik ekstern;,:il timbul karena pertentangan dengan orang lain akibat berbedanya keinginan untuk aborsi a!au tidak. Ada pula subjek yang tidak mengalami konflik apapun ketika ingin melakukan aborsi.

Decision making ketiga subjek penelitian ini dipengaruhi oleh pertimbangannya dalam mengatasi kondisi yang tidak mengenakkan yang diakibatkan oleh unwanted pregnancy. Resiko yang terkandung dalam tindakan aborsi tidak lagi diperdulikan, bahkan perasaan bersalah dan berdosa dinomorduakan dengan harapan tercapainya tujuan tertentu setelah dilakukan aborsi. Status sebagai individu yang tersisihkan dalam keluarga juga menjadi alasan untuk pasrah menerima keputusan yang dipilih keluarga.

(G) Bahan bacaan: 35 (1976-2003)

IX

Page 11: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

OAFTAR ISi

KATA PENGANTAR ........................................................................ iv

ABSTRAK ...................................•................•............................... viii

DAFTAR 181 .•..............••...................•............••••....•••.......•..•....•••..... x

DAFT AR TABEL. ......•........................................•........•...............•.. xiii

DAFT AR GAMBAR •.................•...........••.............................•.•....... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............ ,. .................•..•.......................................•... 1

A. Latar belakang masalah ...................................................... 1

B. Perumusan masalah ........................................................... 8

C. Pembatasan masalah ......................................................... 8

D. Tujuan dan manfaat penelitian ............................... , .............. 9

E. Teknik penulisan ............................................................... 10

F. Sistematika penulisan ......................................................... 1 O

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................... 12

A. Konflik ............................................................................ 12

1. Definisi konflik ............................................................... 12

2. Macam konflik ............................................................... 13

B. Pengambilan Keputusan .................................................... 17

1. Definisi Pengambilan Keputusan ...................................... 17

2. Faktor yang mempengaruhi Pengambilan Keputusan ........... 19

x

Page 12: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

3. Strategi Pengambilan Keputusan ...................................... 20

4. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan ............................... 21

C. Aborsi. ............................................................................. 23

1. Definisi aborsi. .............................................................. 23

2. Macam-macam aborsi. .................................................. 24

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi aborsi. .......................... 36

4. Resiko-resiko aborsi. ...................................................... 31

5. Aborsi dalam pandangan Islam ........................................ 33

D. Proposisi teoritis ................................................................ 37

BAB Ill METODOLOGI PENELITIAN ...... ........................................ .... 41

A Pendekatan penelitian .................................................... .41

B. Subjek penelitian ........................................................... .42

C. Metode pengumpulan data ................................................ 43

D. lnstrumen pengumpulan data ........................................... .43

E. Teknik analisa data ......................................................... 44

F. Tahapan penelitian ........................................................ .45

BAB IV HASIL PENELITIAN ............. ........................................ ........ 46

A Gamba ran umum subjek .................................................... 46

B. Riwayat kasus dan analisa kasus ........................................ .47

1. Kasus Nining ............................................................... .47

XI

Page 13: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran um um subjek ..................................................... .47

Tabel 4.2 Perbandingan analisa antar kasus ........................................ 107

X111

Page 14: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

DAFT AR GAMBAR

Gambar 2.1 Approach-approach conflict ............................................... 13

Garn bar 2.2 Avoidance-avoidance conflict ............................................ 14

Garn bar 2.3 Approach- avoidance conflict.. .......................................... . 33

Garn bar 2.4 Bagan analisa kasus ....................................................... .40

Garn bar 4.1 Bagan analisa kasus Nining .......... , ................................... 68

Garn bar 4.2 Bagan analisa kasus Rina ................................................ 88

Garn bar 4.3 Bagan analisa kasus Santi .............................................. 104

Page 15: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati
Page 16: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

A. Latar belakang masalah

BABI

PENDAHULUAN

Bersatunya dua insan yang berbeda dalam satu ikatan yang suci akan

selalu dilandasi oleh berbagai tujuan. Salah satu tujuan tersebut adalah untuk

mendapatk<;n keturunan sebagai penerus kelangsungan eksistensi umat

manusia.

Memiliki seorang anak merupakan kebahagiaan yang tak ternilai bagi

setiap pasangan, sehingga kelahirannya akan menjadi saat yang paling

dinantikan terutama oleh sang ibu. Seberat apapun beban yang llarus

ditanggung ketika seorang wanita sedang mengandung, tidak akan menjadi

penghalang terlahirnya seorang bocah mungil dari rahimnya. Begitu besarnya

arti kehadiran seorang anak dalam sebuah keluarga, sehingga banyak

diantara pasangan yang belum dikaruniai anak bersedia mengadopsi anak

orang lain demi memiliki sang buah hati.

Walaupun anak merupakan harta yang sangat berharga bagi banyak

pasangan, namun pada kenyataannya tidak sedikit wanita yang memang

tidak menginginkan kehamilannya akhirnya mengakhiri masa kehamilannya

dengan sengaja sehingga janin yang dikandung tidak sempat dilahirkan.

Tindakan mengakhiri masa kehamilan dengan menggugurkan janin yang

dikandung disebut juga dengan aborsi.

Page 17: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Fenomena aborsi sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat

Indonesia. Semakin hari semakin banyak wanita yang dengan tega

menggugurkan janin yang berada dirahimnya sendiri. Berdasarkan perkiraan

dari BKBN, ada sekitar 2 juta kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di

Indonesia (www.aborsi.net, 2003). Berarti ada 2 juta nyawa yang dibunuh

setiap tahunnya secara keji. Menurut sumber lain, kasus aborsi di Indonesia

diperkirakan sudah mencapai 2,3 juta kasus setiap tahun (www.kompas.com,

2000). Angka kematian bayi akibat aborsi tersebut melebihi angka kematian

manusia akibat perang, kecelakaan, maupun penyakit.

Tindakan yang diambil seorang wanita untuk menggugurkan

kandungannya dengan sengaja umumnya disebabkan oleh kegagalan

kontrasepsi, kebutuhan hidup yang tak mencukupi, kehamilan remaja, sudah

memiliki cukup banyak anak, korban perkosaan, beban ekonomi, alasan

medis, dan alasan pribadi.

2

Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, tindakan aborsi sebenarnya

merupakan sesuatu yang ilegal. Namun bila ada indikasi medis seperti

penyakit yang mengharuskan memilih diantara ibu dan janin, maka jiwa si ibu

lah yang harus diselamatkan dengan jalan menggugurkan janin yang berada

dalam rahim si ibu tersebut. Kondisi yang demikian itu menjadikan hukum

aborsi berubah legal dengan ketentuan hanya boleh dilakukan oleh para ahli

medis.

Page 18: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Sedangkan aborsi tanpa dasar indikasi medis tetap merupakan

tindakan yang ilegal dan melanggar hukum. Hal itulah yang menyebabkan

wanita yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi dengan

cara semb1Jnyi-sembunyi dan dengan cara yang tidak aman (unsafe

abortion).

3

Unsafe abortion adalah aborsi yang dilakukan oleh orang yang tidak

berkompeten dengan menggunakan fasilitas yang tidak memadai dan dengan

cara-cara yang membahayakan sehingga menimbulkan banyak komplikasi

bahkan kematian.

Cukup banyak pula kasus unsafe abortion yang mengakibatkan

kematian wanita yang menggugurkan kandungannya tersebut. Ada yang

meninggal karena menggugurkan kandungan dengan cara memasukkan

tangkai-tangkai tumbuhan tertentu atau rumput ke dalam lubang kemaluan

sehingga terjadi infeksi. Ada yang memijat-mijat perut hingga mengakibatkan

rahim robek. Ada pula yang oleh dukun dimasukkan benda tumpul sejenis

tongkat pendek ke dalam vaginanya. Bahkan ada juga dukun yang

menggunakan bantuan makhluk halus dengan peralatan berupa kemenyan,

dan masih banyak praktek ilegal lainnya yang membahayakan jiwa wanita.

Masalah aborsi sebenarnya masih merupakan isu kontroversial di

berbagai kalangan. Perdebatan pro dan kontra dalam membahas kasus

aborsi lantaran aborsi tidak hanya berkaitan dengan masalah kesehatan saja,

Page 19: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

tetapi lebih dari itu aborsi juga erat kaitannya dengan etika, moral, agama,

dan hukum.

Pada dasarnya, hukum manapun tidak membolehkan tindakan aborsi

tanpa adanya indikasi medis. Menggugurkan janin yang berada dalam rahim

dengan sengaja sama saja dengan membunuh janin tersebut karena ia

sudah memiliki kehidupan. Hal itulah yang melandasi dilarangnya aborsi dari

sudut pandang etika dan moral.

Dalam Islam sendiri, sebagian ulama sepakat untuk mengharamkan

aborsi ketika janin telah berusia lebih dari 120 hari kecuali untuk

menyelamatkan nyawa ibu. Sedangkan sebelum janin berusia 120 hari aborsi

masih boleh dilakukan jika ada alasan yang dibenarkan hukum Islam.

Sebagian ulama lainnya mengharamkan aborsi baik sebelum maupun

sesudah janin berusia 120 hari.

Di Amerika, terdapat pula perbedaan pandangan antara kelompok

yang pro-aborsi dan anti-aborsi dalam menanggapi permasalahan aborsi.

Kelompok pro-aborsi berargumen bahwa:

a) Wanita mempunyai hak penuh atas tubuhnya dan berhak menentukan

apa yang akan dilakukan terhadap tubuhnya sendiri, karena wanita

bukanlah produk yang dihasilkan untuk menjadi korban dari keputusan­

keputusan masyarakat yang tidak memperhatikan hak wanita

4

Page 20: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

b) Anak Y,ang kelahirannya tidak diinginkan dianggap sebagai penghambat

karir wanita, selain itu pula akan berdampak pada kurangnya perhatian

dan tanggung jawab wanita dalam pengasuhan anak tersebut.

c) Doktrin agama yang menganggap aborsi sebagai pembunuhan dengan

asumsi bahwa kehidupan sudah dimulai sejak masa konsepsi, tidak

sesuai dengan realita sosial dan biologis. Dari segi sosial, kehidupan itu

ada sejak manusia dilahirkan, sedangkan secara biologis kehidupan itu

dimulai pada saat janin berusia enam bulan.

d) Melakukan aborsi ataupun melahirkan adalah pilihan pribadi, bukan

paksaan dari peraturan manapun.

Sedangkan argumen dari kelompok anti-aborsi adalah sebagai berikut:

5

a) Aborsi adalah pembunuhan, sama saja dengan membinasakan

kehidupan manusia, karena janin sudah memiliki kehidupan sejak berusia

satu minggu.

b) Aborsi bukan satu-satunya jalan untuk menghindari anak yang tidak

diinginkan, melainkan masih ada cara yang lain yaitu dengan

diadopsikan. Pada kenyatannya, jumlah orang yang ingin mengadopsi

anak masih lebih banyak dibanding anak yang tersedia untuk diadopsi.

c) Kelompok pro-aborsi adalah kelompok yang egois, karena hanya

mementingkan karir wanita dan kesenangan seksual tanpa

mempertimbangkan tanggung jawab sosial. Pada dasarnya aborsi dapat

Page 21: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

dihindari bila para wanita tidak melakukan seks bebas atau dengan cara

mengatur program kehamilan.

d) Tidak ada pertimbangan moral untuk merampas kehidupan manusia

dalam kondisi apapun. Kehidupan manusia merupakan hal yang benar­

benar suci, dan semua orang berhak hidup walaupun dalam keadaan

yang cacat tubuh atau mental. Begitulah prinsip moral yang berlaku

dimanapun.

Pada hakikatnya, setiap wanita tidak ada yang mempunyai keinginan

untuk melakukan aborsi. Terlebih wanita yang hidup dalam masyarakat

Indonesia yang mayoritas beragama Islam dan terkenal dengan moral dan

budi pekerti. Selain itu, bahaya yang timbul dari tindakan aborsi terlampau

besar karena menyangkut nyawa si pelaku aborsi. Namun terkadang

keadaan yang tidak menyenangkan mendesaknya untuk lebih memilih aborsi.

Disitulah timbul konflik dalam dirinya untuk tetap meneruskan kehamilan

dengan menerima kondisi yang mungkin tidak diharapkan atau

mengakhirinya dengan konsekuensi tertentu.

Umumnya banyak konflik yang terjadi ketika seorang wanita

mempunyai keinginan untuk menggugurkan kandungannya, walaupun tidak

semua pelaku aborsi merasakannya. Konflik tersebut dapat berasal dari

adanya pertentangan batin dalam diri sendiri dan ada pula yang berasal dari

lingkungan atau orang-orang di sekitarnya.

6

Page 22: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

f(onflik dalam diri sendiri biasanya muncul apabila keinginan untuk

aborsi tersebut berbenturan dengan ni/ai religius seseorang. Be/um /agi jika

bayangan akan resiko yang dapat terjadi setelah aborsi sehubungan dengan

faktor kesehatan terus menghantui.

Juga tak dapat dipungkiri, sekejam apapun seorang ibu, atau begitu

besarnya rasa tidak suka seorang wanita atas kehamilannya, tetap saja di

dalam hatinya terdapat sebuah naluri. Naluri seorang ibu yang secara alami

akan menolak dilaksanakannya tindakan 'pembunuhan' bayi yang sedang

dikandung.

7

Sementara konflik lain juga dapat terjadi ketika keinginan untuk

me/akukan aborsi itu tidak didukung oleh lingkungan. Terlebih bi/a orang­

orang terdekat yang sangat berpengaruh tidak menyetujui bahkan menentang

dipilihnya tindakan tersebut. Bagi wanita yang menyadari sepenuhnya akan

adanya keterlibatan berbagai pihak dalam setiap tindakan, ada atau tidaknya

dukungan dari lingkungan akan sangat mempengaruhi pertimbangannya

dalam menentukan tindakan yang harus diambil.

Setelah melewati bermacam konflik dan pertimbangan-pertimbangan

yang cukup matang, berbagai alternatif lain yang dapat menjadi solusi dari

unwanted pregnancy harus juga dipertimbangkan berikut semua resiko dan

manfaatnya. Selanjutnya, langkah terakhir yang /larus ditempuh adalah

menetapkan suatu keputusan. Namun memutuskan tindakan mana yang

Page 23: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

akan diambil juga tidaklal1 semudah membalikkan telapak tangan. Kembali

terdapat kondisi dilematis yang tidak dapat begitu saja diabaikan.

Meskipun pada akhirnya aborsi dipilih sebagai alternatif terbaik, namun

proses untuk mengambil keputusan tersebut umumnya dirasakan sangat

sulit. Kesulitan tersebut dapat tergambar dalam berbagai bentuk sesuai

dengan kondisi awal hingga akhir pelbagai kasus aborsi.

Melihat fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat seperti yang

telah dipaparkan di atas, penulis ingin mengadakan penelitian yang

bertemakan fenomena aborsi tersebut dengan judul "konflik dan

pengambilan keputusan wanita yang melakukan aborsi".

B. Perumusan Masalah

Dari apa yang dipaparkan diatas, permasalahan yang timbul adalah:

1) Bagaimanakah gambaran konflik yang terjadi pada seorang wanita

ketika ingin melakukan aborsi?

2) Bagaimanakah proses pengambilan keputusan seorang wanita

sehingga ia memilih melakukan aborsi daripada meneruskan

kehamilannya?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

8

Page 24: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

1) Konflik adalah suatu kondisi dimana seseorang harus memilih diantara

dua kebutuhan, harapan, ataupun tujuan yang saling bersaing dengan

kekuatan yang sama.

2) Decision making adalah suatu proses pemecahan masalah yang

mengharuskan seseorang memilih diantara alternatif pilihan masalah.

3) Aborsi adalah pengakhiran masa kehamilan atau hasil konsepsi

(pembuahan) sebelum janin dapat dilahirkan.

4) Aborsi yang dipermasalahkan dalam penelitian ini adalah jenis abortus

provocatus criminalis yakni tindakan mengakhiri masa kehamilan

dengan menggugurkannya secara sengaja tanpa adanya indikasi

med is.

5) Pelaku aborsi yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah

wanita yang beragama Islam, dengan pertimbangan bahwa ada

larangan menggugurkan janin dalam agama Islam.

D. Tujuan dan manfaat penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi yang

bagaimanakah yang dapat mengakibatkan timbulnya konflik pada wanita

yang ingin melakukan aborsi dan pertimbangan-pertimbangan yang

bagaimanakah yang menyebabkannya memilih aborsi daripada meneruskan

kehamilannya.

9

Page 25: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini secara

praktis adalah agar masyarakat khususnya kaum wanita mengetahui

berbagai konflik yang dapat terjadi ketika seorang wanita ingin mengambil

tindakan aborsi sehingga sedapat mungkin dapat menghindari kondisi yang

dapat membawanya pada timbulnya keinginan untuk melakukan aborsi.

Selain itu, penelitian ini dapat pula dijadikan sebagai kaca

perbandingan bagi calon pelaku aborsi agar lebih berpikir positif dalam

menerima kehamilannya sehingga mampu mempertimbangkan berbagai hal

dengan bijaksana sebelum memutuskan untuk melakukan aborsi.

10

Sedangkan secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi ilmiah bagi perkembangan Psikologi yang islami.

E. Teknik penulisan

Teknik penulisan yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman

pada APA (American Psychology Association) Citation style Guide.

F. Sistematika penulisan

BAB!

Dalam penelitian ini, sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:

Dalam bab pertama yang merupakan bab pendahuluan ini berisi

latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian,

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, teknik

penulisan, dan sistematika penulisan.

Page 26: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

BAB II

BAB Ill

BAB IV

BABV

Bab yang berisi kajian pustaka ini meliputi teori-teori tentang

konflik, decision making, aborsi, serta proposisi teoritis.

Bab ini membal1as tentang metodologi penelitian yang meliputi

pendekatan penelitian, subjek penelitian, metode pengumpulan

data, instrumen pengumpulan data, teknik analisa data, dan

tahapan penelitian.

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hasil penelitian yang

meliputi gambaran umum subyek, riwayat kasus dan analisa

kasus, serta perbandingan antar kasus.

Bab yang terakhir ini berisi penutup yang meliputi kesimpulan,

diskusi, dan saran.

11

Page 27: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati
Page 28: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

A. KONFLIK

1. Definisi konflik

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Teori mengenai konflik merupakan teori yang diperkenalkan oleh Kurt

Lewin, dengan pendefinisian sebagai berikut:

"Lewin defined a conflict situation as one in which the forces acting on the

person are opposite in direction and about equal in strength" (Atkinson,

1964:89).

Konflik merupakan keadaan psikologis tentang kebimbangan yang terjadi

ketika seseorang pada suatu waktu dipengaruhi oleh dua daya kekuatan yang

saling berlawanan dengan kekuatan yang hampir sama (Harre & Lamb, 1996).

Konflik juga dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana ada daya­

daya yang saling bertentangan arah, tetapi dalam kadar kekuatan yang kira-kira

sama (Sarwono, 2002).

Konflik dapat timbul dalam situasi di mana terdapat persaingan antara dua

atau lebih kebutuhan, harapan, keinginan, dan tujuan yang tidak bersesuaian

sehingga menyebabkan individu merasa ditarik ke arah dua kutub yang berbeda

sekaligus, dan menimbulkan perasaan yang sangat tidak mengenakkan

(Dafidoff, 1991 ).

Page 29: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Selain itu, dapat dikatakan bahwa konflik terjadi akibat adanya vektor­

vektor yang saling bertentangan dan tarik-menarik dalam lapangan psikologis

seseorang yang kalau tidak segera diselesaikan dapat mengakibatkan frustrasi

dan ketidakseimbangan kejiwaan (Sarwono, 2000).

Dari beberapa teori-teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa konflik

merupakan suatu kondisi dimana seseorang dipengaruhi oleh daya-daya yang

saling berlawanan arah dengan kekuatan yang kira-kira sama.

2. Macam-macam konflik

Konflik yang terjadi dalam diri individu dapat dibagi menjadi:

a) Konflik mendekat-mendekat (Approach-approach conflict).

Konflik ini terjadi ketika individu menghadapi dua obyek atau tujuan yang

sama-sama bernilai positif pada waktu yang bersamaan.

[3

Garn bar 2.1: Approach-approach conflict: orang tertarik antara dua hal yang

positif.

Jenis konflik ini lebih mudah diselesaikan dibandingkan jenis konflik

lainnya. Cara penyelesaiannya umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu

dengan cara memuaskan salah satu tujuan terlebih dahulu lalu beralih ke tujuan

Page 30: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

14

berikutnya, atau dengan cara memuaskan salah satu tujuan saja dan

meninggalkan tujuan lainnya.

b) Konflik menjauh-menjauh (Avoidance-avoidance conflict).

Konflik ini terjadi bila individu dihadapkan pada pilihan dari dua obyek yang

sama-sama bernilai negatif namun tidak dapat dihindari kedua-duanya. Jika

menghindari salah satu obyek maka harus mendekati obyek lainnya yang juga

tidak disukai, demikian pula sebaliknya .

... I

Gambar 2.2: Avoidance-avoidance conflict: orang terjepit antara dua bahaya

atau dua ancaman. Kalau tidak ada yang menghalangi, ia akan cenderung

keluar dari situasi (mengikuti panah titik-titik).

Ada dua bentuk perilaku yang dapat muncul akibat konflik ini. Yang

pertama adalah vacillation atau kebimbangan. lndividu yang terjebak dalam

konflik ini akan merasakan kebimbangan yang luar biasa dalam menghadapi dua

hal yang sama-sama tidak menyenangkan. Jika ia menghindari salah satunya,

maka secara otomatis ia mendekati obyek lainnya. Akibatnya, ia melakukan

manipulasi terhadap wilayah konflik tersebut.

Page 31: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Bentuk perilaku yang kedua adalah attemp to leave atau meninggalkan

wilayah konflik. lndividu yang berada dalam konflik ini mungkin saja mengambil

tindakan dengan lari atau menjauhi wilayah terjadinya konflik tersebut.

Banyak juga individu yang berusaha mengurangi ketegangan atau

kecemasan yang terjadi akibat konflik ini dengan cara berkhayal yakni

mengkhayalkan seandainya tidak terjebak dalam konflik tersebut atau

mengkhayalkan hal-hal yang telah lalu yang tidak menyebabkannya berada

dalam situasi demikian.

c) Konflik mendekat-menjauh (Approach-avoidance conflict).

Konflik yang terjadi ketika individu berhadapan dengan satu obyek atau

tujuan yang bernilai negatif dan positif sekaligus.

15

Gambar 2.3: Approach-avoidance conflict: orang tertarik kepada suatu hal

yang sekaligus mengandung bahaya atau ancaman.

Konflik ini juga mengakibatkan timbulnya kebimbangan dalam diri individu.

Ketika ia berusaha mencapai obyek atau tujuan tersebut, hal negatif yang ada

dalam obyek tersebut pun akan mendekatinya. Sementara penyelesaian dengan

cara melarikan diri dari konflik juga akan menimbulkan permasalahan baru.

d) Jenis konflik lainnya yang juga sering terjadi dalam lapangan kehidupan

seseorang adalah konflik mendekat-menghindar ganda (multiple approach-

Page 32: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

avoidance conflict) yakni konflik yang terjadi ketika individu diharuskan

memilih dua obyek yang sama-sama bernilai positif dan negatif sekaligus.

Terdapat pula konflik yang dibedakan berdasarkan sumber terjadinya

dan dapat dibagi menjadi dua bagian (Oafidoff, 1991 ), yaitu:

1. Konflik internal (dalam diri sendiri)

16

Konflik ini terjadi bila tujuan-tujuan yang saling bertentangan berada dalam

diri individu sendiri. Konflik yang terjadi dalam diri seorang wanita ketika ingin

melakukan tindakan aborsi umumnya berkaitan dengan aspek-aspek berikut:

a. Kognisi

Pengetahuan yang dimiliki seseorang pada dasarnya akan mempengaruhi

pertimbangannya dalam melakukan hal apapun, tak terkecuali tindakan aborsi

yang seharusnya dapat lebih dipertimbangkan karena menyangkut nyawa

manusia. Pengetahuan tersebut meliputi:

1) Resiko aborsi baik ditinjau dari segi kesehatan maupun dampak

psikologisnya. Tindakan aborsi bukan saja akan menimbulkan efek buruk bagi

ala! reproduksi wanita melainkan juga keselamatan jiwa sang ibu. Terlebih bila

wanita yang melakukan aborsi tersebut mengalami trauma ataupun dampak

psikologis lainnya.

2) Hukum aborsi dalam agama maupun pemerintah. Walaupun hukum aborsi

dalam Islam masih merupakan isu kontroversi namun dilarangnya

pembunuhan-dalam hal ini seorang janin- baik oleh agama maupun

Page 33: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

pemerintah setidak-tidaknya akan mempengaruhi pertimbangan seseorang

ketika ingin melakukan aborsi.

b. Afeksi

17

Bagi seorang ibu, adanya janin dalam rahimnya selayaknya dapat

membawa kebahagiaan karena janin tersebut telah menjadi bagian dari tubuhnya

sendiri. Meskipun ia tumbuh dalam kehamilan yang tidak dikehendaki atau

direncanakan namun keinginan sang ibu untuk mengakhirinya akan mendapat

penolakan dari naluri ke-ibuan yang secara alami selalu menetap di jiwa setiap

ibu.

2. Konflik eksternal (di luar individu)

Yaitu konflik yang terjadi bila terdapat dua atau lebih tujuan yang saling

be1ientangan berasal dari luar individu. Konflik ini akan terjadi jika ada

pertentangan dalam keluarga ataupun lingkungan terhadap keinginan seorang

wanita untuk melakukan aborsi.

B. DECISION MAKING

1. Definisi PENGAMBILAN KEPUTUSAN

"oecision making atau pengambilan keputusan merupakan suatu proses

pilihan alternatif tindakan seseorang dalam cara yang adekuat dan efisien dalam

situasi tertentu~ Beberapa definisi tentang decision making atau pengambilan

keputusan menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Page 34: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

"Decision making is a kind of problem solving in which we are presented

with several alternatives, among which we must choose" (Morgan, 1986:

237).

18

"Tl1e process of choosing among various courses of action of alternatives"

(Baron, 1992: 256).

"The process of gathering information about relevant alternatives and

making an appropriate choice" (Atwater, 1983: 403).

"Tl1e decision process is considered to be one that is extended in time: it

involves a series of information search, judgement and evaluation

processes which are followed by further post-decision processes that serve

to help people to adjust to the implications of their decisions and to

understand their own goals and values" (Ran yard, 1997: 3).

'Selain itu, Marx (1976) juga mengatakan bahwa tanda-tanda umum dari

sebuah keputusan adalah:

1) Keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual ··

2) Keputusan selalu melibatkan pilihan dari berbagai alternatif ~

3) Keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun pelaksanaannya boleh

ditangguhkan atau dilupakan

Berdasarkan beberapa definisi di alas, maka dapat disimpulkan bahwa

decision making atau pengambilan keputusan adalah suatu proses dari

pemecahan masalah yang mengharuskan seseorang untuk memilih diantara

berbagai alternatif. •·

Page 35: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Qaktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menurut Marx (1976)

diantaranya adalah faktor personal, yang meliputi:

1. Kognisi, yang berupa kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki

individu.

2. Motif, yakni bagaimana motivasi individu dalam merespons situasi yang

sedang dihadapi.

3. Sikap, yang berhubungan dengan perasaan negatif dan positif individu

terhadap suatu situasi.

Faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pengambilan keputusan

individu dalam menghadapi konflik adalah (Dafidoff, 1991 ):

19

1. Kuatnya motivasi. Bila motivasi yang timbul dari sebuah pilihan semakin kuat,

maka akan semakin kuat pula dorongan untuk memilih hal tersebut,

dibandingkan dengan pilihan yang timbul dari motivasi yang lemah.

2. Jarak, tempat, dan waktu. lndividu akan cenderung mendekati atau

menghindari salah satu pilihan sesuai dengan jauh-dekatnya jarak, tempat.

dan waktu dari pilihan tersebut.

3. Pengharapan. Semakin besar harapan individu terhadap salah satu pilihan

maka akan besar pula kemungkinannya untuk memilih pilihan tersebut'

Page 36: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

3. ·strategi pengambilan keputusan

'Terdapat berbagai strategi dalam decision making individu yang

selanjutnya oleh Dinklage (1966, dalam Atwater, 1983) dikategorikan dalam:

a. Strategi impulsif, yakni mengambil alternatif pertama tanpa berpikir dalam.

b. Strategi fatalistik, yakni menyerahkan keputusannya kepada situasi atau

nasib.

c. Strategi compliant, yakni menyuruh orang lain membuat keputusan bagi

dirinya.

d. Strategi delaying, yakni menunda-nunda keputusan baik dalam memikirkan

ataupun bertindak.

e. Strategi agonizing, yakni selalu bimbang dalam pengambilan keputusan.

f. Strategi planning, yakni memakai prosedur yang rasional disertai

pertimbangan atas fakta-fakta.

20

g. Strategi intuitif, yakni memakai rasa keseimbangan sebagai dasar keputusan.

h. Strategi paralysis, yakni mau melakukan apa yang sudah menjadi keputusan

namun tidak mampu mencapai keputusan.

Sedangkan menurut Gelatt, Varenhorst, & Carey (1972, dalam Atwater,

1983) berdasarkan unsur resiko dan keadaan ketidakpastian yang sering ada

dalam situasi decision making, maka strategi decision making dapat juga

diklasifikasikan menjadi:

a. Wish strategy, yaitu milmilih alternatif yang dapat membawa pada hasil yang

paling diinginkan tanpa mempertimbangkan resiko.

Page 37: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

2!

b. Escape strategy, yaitu memilih alternatif yang paling dapat terhindar dari hasil

yang buruk.

c. Safe strategy, yaitu memilih alternatif yang paling dapat mendatangkan

keberhasilan.

d. Combination strategy, yaitu memilih alternatif yang menggabungkan antara

kemungkinan atau peluang paling tinggi dengan hasil yang paling diinginkan.

Untuk mendapatkan keputusan yang baik yakni dengan memperoleh hasil

yang paling diinginkan, maka sangat penting bagi tiap individu untuk

menggunakan strategi decision making yang paling sesuai dengan individu

tersebut dan situasi yang dihadapi.

Berbedanya strategi yang digunakan tiap individu dalam decision making

tidak terlepas dari pengaruh emosi dan kepribadian individu dalam

mempertimbangkan resiko yang dapat muncul dari pengambilan keputusan. Oleh

karena itu, individu tidak selalu menggunakan strategi decision making yang

sama dalam berbagai situasi melainkan dapat berubah-ubah sesuai dengan

waktu, situasi, dan lingkungan yang dihadapi.

4. Tahap-tahap pengambilan keputusan

Janis dan Mann (1977, dalamAtwater, 1983) membagi tahap-tahap

decision making ke dalam lima tahap, yaitu:

1. Appraising the challenge, yakni dengan mengenali masalah, meninjau situasi

dan berbagai kendala, serta mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi.

Page 38: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Tahap ini berisi pertanyaan kunci sebagai berikut: "apakah resiko yang akan

timbul jika tidak berbuat apapun?"

22

2. Surveying the alternatives, yakni mengumpulkan informasi tentang semua

alternatif, dengan pertanyaan kunci: "apakah seluruh alternatif yang ada telah

dipertimbangkan?"

3. Weighing alternatives, yakni mengeva/uasi konsekuensi dari se/uruh alternatif

terutama mengenai untung dan ruginya. Pertanyaan kuncinya adalah:

"alternatif mana yang paling baik?"

4. Making a commitment, yakni membuat komitmen dalam implementasi

alternatif. Pertanyaan kuncinya: "kapankah alternatif terbaik dapat

diimplementasikan dan membiarkan orang lain mengetahui keputusan yang

diambi/?"

5. Adhering despite negative feedback, yakni bersikap kritis dan bersedia

mengubah strategi bi/a salah dalam mengambil keputusan. Pertanyaan

kuncinya: "apakah resikonya akan menjadi berat jika tidak melakukan

perubahan?"

Se/2njutnya, Janis dan Mann (1979) mengatakan bahwa terdapat tujuh

kriteria yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas dan efektivitas prosedur

decision making, yaitu:

1. Memeriksa kembali dengan seksama alternatif tindakan yang dapat dilakukan.

2. Mempertimbangkan setiap tujuan dan ni/ai dalam tiap a/ternatif yang tersedia.

Page 39: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

3. Mempertimbangkan konsekuensi negatif dan positif dari setiap pilihan yang

ada.

4. Mencari informasi baru yang relevan dengan alternatif yang ada untuk

mengevaluasi alternatif tersebut.

5. Memperhitungkan setiap informasi baru dari berbagai sumber walaupun tidak

mendukung alternatif yang disukai.

6. Menguji kembali konsekuensi dari setiap alternatif yang ada termasuk

alternatif yang tidak diterima sebelum menetapkan pilihan.

7. Membuat langkah-langkah yang terperinci dari setiap tindakan yang dipilih dan

merencanakan tindakan antisipatif jika terdapat resiko dari tindakan yang telah

ditetapkan.'

C. ABORSI

1. Definisi aborsi

Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan

istilah "abortus" berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel

sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. lni adalah suatu proses

pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh

(www.aborsi.net, 2003).

Kata aborsi atau dalam bahasa lnggris disebut abortion berasal dari

bahasa Latin yang berarti gugur kandungan atau keguguran (Yanggo, Anshary,

1996).

Page 40: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

24

Sardikin Ginaputra (zuhdi, 1989, seperti dikutip oleh Yanggo, Anshary,

1996) dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan bahwa aborsi

merupakan pengakhiran masa kehamilan atau hasil konsepsi (pembuahan)

sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.

Aborsi mengandung pengertian peristiwa berakhirnya kehamilan di mana

janin belum viable (dapat hidup di luar rahim), yakni untuk usia kehamilan kurang

dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Al Fauzi,

www.kompas.com).

Dari berbagai definisi aborsi tersebut dapat disimpulkan bahwa aborsi

merupakan tindakan mengakhiri masa kehamilan dengan sengaja sebelum masa

kehamilan tersebut berakhir secara alamiah.

2. Macam-macam aborsi

Aboi·si dapat dibagi menjadi dua macam (Yanggo & Anshary, 1996) yaitu:

1. Abortus spontan atau spontaneous abortus yaitu pengguguran yang tidak

disengaja dan terjadi tanpa tindakan apapun, yang dapat disebabkan oleh

pendarahan (blooding), kecelakaan, dan sebagainya.

2. Abortus buatan atau abortus provocatus yaitu aborsi yang terjadi karena

tindakan yang disengaja. Jenis aborsi ini dapat dibedakan dalam dua macam,

yaitu:

Page 41: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

25

a. Abortus Artificialis Therapicus yaitu pengguguran yang dilakukan oleh

dokter berdasarkan indikasi medis, sebagai bentuk penyelamatan atas jiwa

ibu yang terancam bila kehamilannya dipertahankan.

b. Abortus Provocatus Criminalis yaitu pengguguran yang dilakukan dengan

sengaja tanpa dasar indikasi medis. Biasanya aborsi jenis ini dilakukan

untuk mengakhiri kehamilan yang tidak dikehendaki.

Dalam dunia kedokteran dikenal 3 macam aborsi (www.aborsi.net, 2003),

yaitu:

1. Aborsi spontan atau alamiah, yang berlangsung tanpa tindakan apapun.

Kebanyakan disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel

sperma.

2. Aborsi buatan atau sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia

kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan yang disengaja dan

disadari oleh calon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter,

bidan atau dukun beranak).

3. Aborsi terapeutik atau medis adalah pengguguran kandungan buatan yang

dilakukan atas indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil

tetapi mempunyai penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang

parah yang dapat membahayakan baik calon ibu maupun janin yang

dikandungnya. Tetapi ini semua atas pertimbangan medis yang matang dan

tidak tergesa-gesa.

Page 42: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

26

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi aborsi

Luasnya tindakan aborsi, tidak terlepas dari adanya kehamilan yang tidak

diinginkan (unwanted pregnancy). Pada umumnya, ada lima alasan wanita tidak

menginginkan kehamilannya, yaitu:

1. Alasan kesehatan, yakni ketika seorang ibu tidak cukup sehat untuk hamil.

Biasanya faktor kesehatan dalam kasus ini berhubungan dengan adanya

penyakit tertentu yang bila kehamilannya tetap dipertahankan akan beresiko

fatal terhadap keselamatan bayi dalam kandungan maupun nyawa sang ibu.

Jika kondisi demikian terjadi pada seorang wanita yang sedang hamil, para

ahli medis akan menyarankan untuk aborsi demi meyelamatkan jiwa sang ibu.

2. Alasan 'psikososial, yakni ketika seorang ibu sudah enggan atau tidak mau

mempunyai anak lagi. Pengalaman buruk seorang ibu ketika mempunyai

seorang anak dapat dikategorikan kedalam salah satu penyebab tidak

dikehendakinya kehamilan berikutnya. Minimnya pengalaman seorang ibu

dalam mengasuh anak akan membuatnya merasa kerepotan atau kesusahan

sehingga l1al itu menjadi pengalaman yang tidak mengenakkan baginya. Ada

juga seorang wanita yang ketika hamil merasa belum siap untuk mempunyai

seorang anak lagi dikarenakan anaknya masih sangat kecil, atau memang

kondisi psikologisnya yang belum dipersiapkan untuk hamil lagi.

3. Kehamilan di luar nikah. Wanita yang hamil akibat hubungan yang tidak sah

umumnya akan menganggap kehamilan itu sebagai aib yang harus

disembunyikan. Terlebih bila pria yang menghamilinya tidak mau bertanggung

Page 43: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

jawab atas bayi yang dikandungnya maka biasanya jalan yang ditempuh

adalah dengan aborsi agar tidak terlahir anaknya tanpa ayah.

27

4. Masalah sosial ekonomi, menambah anak berarti akan menambah beban

ekonomi keluarga. Bagi wanita yang berada dalam tingkatan ekonomi rendal1,

mempunyai seorang anak lagi merupakan sebuah masalah yang besar.

Jangankan untuk mendapatkan biaya tambahan bagi sang jabang bayi, untuk

menghidupi anak-anak yang ada saja ia sudah merasa kewalahan. Hal itu

biasanya menjadi pendorong digugurkannya anak yang masih dalam

kandun,:;iannya.

5. Kehamilan yang terjadi akibat perkosaan atau akibat incest (hubungan antar

keluarga). Perkosaan yang membuahkan kehamilan umumnya berdampak

pad a bencinya wanita yang sedang mengandung tersebut pada janin dalam

rahimnya. Bagaimana tidak, jika yang berada dalam perutnya adalah benih

dari orang yang tidak pernah diinginkannya, orang yang memaksanya,

merenggut kehormatannya dengan paksa. Mempertahankan kehamilan itu

merupakan malapetaka baginya, maka aborsi menurutnya adalah cara terbaik

untuk melenyapkan benih tersebut.

6. Kegagalan kontrasepsi juga termasuk tindakan kehamilan yang tidak

diinginkan. 'Kebobolan' (dalam istilah sehari-hari) termasuk kehamilan yang

berada di luar rencana. Bagi pasangan yang memang tidak menginginkannya,

membuang benih tersebut merupakan hal yang dianggapnya wajar.

Page 44: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Selain disebabkan oleh kehamilan yang tidak diinginkan, terdapat faktor­

faktor lain yang menyebabkan seorang wanita melakukan tindakan aborsi

(Yanggo & Anshary, 1996), diantaranya adalah:

1. Dorongan individual, yang meliputi kekhawatiran terhadap kemiskinan, tidak

ingin mempunyai keluarga yang besar, demi memelihara kecantikan,

mempertahankan status wanita karir, dan sebagainya.

2. Dorongan kecantikan,.yang biasanya berupa kekhawatiran akan cacatnya

janin yang akan dilahirkan akibat pengaruh radiasi, obat-obatan, dan

sebagainya.

28

3. Dorongan moral. Umumnya terjadi pada wanita yang tidak sanggup menerima

sangsi sosial dari masyarakat lantaran kehamilan diluar nikah.

Wanita manapun yang meminta aborsi pada hakikatnya berada dalam

keadaan terjepit atau terpaksa. Tidak ada satupun wanita yang menginginkan

aborsi. Diantara faktor-faktor yang membuat wanita tidak ingin diaborsi adalah:

a) Takut sakit. Praktek aborsi umumnya lebih banyak dilakukan oleh dukun

beranak karena para ahli medis memang sudah terikat kode etik untuk tidak

sembarangan melakukan tindakan aborsi kecuali dengan alasan medis.

Sebagaimana layaknya para dukun, peralatan yang digunakan untuk

mengeluarkan janin dalam rahim seorang wanita merupakan peralatan yang

masih sangat tradisional, seperti sebatang lidi, sebatang pohon, atau apapun

yang sekiranya dapat mengorek rahim. Peralatan tersebut pastilah

menyebabkan rasa sakit yang diderita ketika proses aborsi berlangsung lebih

Page 45: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

parah dibandingkan dengan melahirkan. Karena itu, biasanya wanita yang

ingin aborsi takut merasakan sakit tersebut.

29

b) Takut risikonya (mungkin: kematian). Tidak sedikit wanita yang aborsi

berakhir dengan pendaral1an yang tiada henti bahkan sampai mengakibatkan

kematian. Bagaimana tidak, dipaksanya rahim untuk menge/uarkan benih

yang ada didalamnya dengan cara yang tidak normal tentunya membuat

rahim tersebut bekerja dengan tidak wajar pula, sehingga bukan hanya janin

yang keluar me/ainkan juga darah akibat rusaknya rahim. Terjadinya

pendarahan jika tidak segera dihentikan dapat berakibat pada kematian si

pelaku aborsi tersebut.

c) Biayanya mahal. Praktek aborsi yang dianggap ilegal dalam negara

Indonesia umumnya memakan biaya yang tidak sedikit apa/agi bila dilakukan

oleh ahli medis yang bersedia me/anggar kode etik profesinya. Belum lagi bi/a

nantinya terjadi pendarahan atau apapun yang menyebabkan campur tangan

Rumah Sakit untuk menyelesaikannya. Akan butuh biaya lebih banyak untuk

membunui1 janin yang tak berdosa tersebut.

d) Perasaan berdosa. Sebagai muslim, menggugurkan kandungan yang dapat

diibaratkan dengan pembunuhan akan menimbulkan perasaan berdosa bagi

pelakunya. Pertimbangan akan mendapat dosa ini/ah yang terasa paling

berat bagi pelaku aborsi.

e) Yang terpenting adalah naluri ke-ibu-annya menolak aborsi. Secara alamiah,

setiap wanita pasti memiliki naluri sebagai seorang ibu yang tidak akan hilang

Page 46: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

30

sampai kapanpun. Ketika wanita yang sedang hamil ingin melakukan

tindakan aborsi, secara alamiahpun naluri tersebut akan berusaha

menolaknya. Sedalam apapun rasa bencinya terhadap janin dalam rahimnya,

pasti ada sedikit rasa sayang pada janin yang tak bersalah itu.

Namun di lain pihak, ketakutan akan adanya dampak negatif yang

kemungkinan akan menimpa wanita jika tidak diaborsi menyebabkannya tetap

mengambil tindakan aborsi. Dampak-dampak tersebut antara lain:

a. Dampak ekonomi, contohnya:

a) Bagi kehamilan akibat kegagalan kontrasepsi, akan berdampak pada

jumlah anak yang semakin banyak sementara penghasilan suami terbatas

sehingga mengakibatkan terlantarnya anak-anak tersebut.

b) Bagi pegawai ataupun sejenisnya {pramugari, polwan, dan sebagainya)

mempunyai anak sebelum melewati tahap yang ditentukan akan beresiko

terhadap pemutusan hubungan kerja (PHK)

c) Bagi wanita yang hamil saat masih sekolah atau kuliah, belum adanya

pekerjaan atau penghasilan yang cukup untuk membiayai calon jabang

bayi dapat menjadi beban baginya bila harus mempertahankan

kehamilan.

b. Dampak sosial jika iidak aborsi (khusus untuk kehamilan pra-nikah), dapat

mengakibatkan putus sekolah atau kuliah, malu pada keluarga atau tetangga,

mengalami kebingungan dalam mengasuh bayi, terputusnya atau

terganggunya karir dan masa depan,

Page 47: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

4. Resiko-resiko Aborsi

Aborsi memiliki resiko yang tinggi terhadap kondisi kesehatan dan

keselamatan fisik seorang wanita, terlebih terhadap kondisi psikologisnya. Ada

dua macam resiko yang umumnya harus ditanggung wanita yang melakukan

aborsi, yaitu:

1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

31

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa

resiko yang akan dihadapi seorang wanita, yaitu:

a. Kematian mendadak karena pendarahan hebat

b. Kematian mendadak karena pembiusan yang gaga!

c. Kematian secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan

d. Rahim yang sobek (Uterine Pedoration)

e. Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan

cacat pada anak berikutnya

f. Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada

wanita)

g. Kanker indung telur (Ovarian Cancer)

h. Kanker leher rahim (Cervical Cancer)

1. Kanker hati (Liver Cancer)

j. Kelainan pada placenta atau ari-ari (Placenta Previa) yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada

saat kehamilan berikutnya

Page 48: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

k. Menjadi mandul atau tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic

Pregnancy)

I. lnfeksi rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)

m. lnfeksi pada lapisan rahim (Endometriosis)

2. Resiko terhadap kondisi psikologis

32

Proses aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki resiko tinggi dari segi

kesehatan dan keselamatan wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang

sangat hebat terhadap kondisi psikologis wanita. Gejala ini dikenal dalam dunia

psikologi sebagai "Post-Abortion Syndrome" (Sindrom Paska-Aborsi) atau PAS,

yang umumnya berupa:

a. Kehilangan harga diri

b. Beberapa wanita mengalami depresi kronis hingga beberapa bulan

c. Berteriak-teriak histeris

d. Mimpi buruk berkali-kali mengenai bayi

e. Mengalami trauma

f. Pada beberapa wanita timbul perasaan benci pada semua pria

g. lngin melakukan bunuh diri

h. Mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang.

1. Tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual

j. Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan

dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun

dalam hidupnya.

Page 49: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

5. Aborsi dalam pandangan Islam

Secara moral, tindakan aborsi dapat dikatakan sebagai tindakan

pembunuhan yang jelas dilarang dalam hukum manapun. Terlebih dalam

pandangan Islam yang berdasarkan pada firman Allah dan hadis Nabi yang

menerangkan bahwa manusia adalah makhluk mulia yang lahir dalam keadaan

suci dan bersih, maka tindakan aborsi merupakan tindakan yang melanggar

moral keislaman dan merusak kemuliaan derajat manusia (Yanggo & Anshary,

1996).

Kehidupan janin merupakan kehidupan yang wajib dihormati dan dijaga.

Hal itu terbukti dengan adanya kebolehan berbuka puasa bagi wanita hamil yang

khawatir akan keselamatan janin dalam kandungannya, juga diwajibkannya

penundaan pelaksanaan hukum qishas terhadap wanita yang sedang hamil demi

menjaga janinnya. Selain itu, ada pula hukuman bagi orang yang memukul perut

wanita hamil yang tidak lama setelah dilahirkan anaknya mati akibat pukulan

tersebut. Semua hal itu menunjukkan bahwa Islam memberikan perhatian dan

penghormatan yang besar terhadap kehidupan janin, sehingga dilarangnya

tindakan yang melampaui batas (seperti aborsi) meskipun terhadap kehamilan

akibat hubungan yang tidak sah (Qardhawi, 1995).

Kontroversi dikalangan para ulama sehubungan dengan hukum melakukan

aborsi tidak terlepas dari adanya tahap-tahap pertumbuhan janin di dalam rahim

yang dapat dikategorikan sebagai berikut:

Page 50: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

1. Tahap a/-nuthfah, yaitu ketika terjadi pembuahan sel telur oleh sel sperma

sebelum empat puluh hari usia kehamilan.

2. Tahap al-alaqah, yaitu ketika sel telur yang telah dibuahi tersebut menempel

atau melekat pada dinding rahim selama empat pulul1 hingga delapan puluh

hari usia kehamilan.

34

3. Tahap al-mudhghat, yaitu ketika janin mulai menjadi tulang dan daging selama

usia kehamilan mencapai 120 hari.

4. Tahap pemberian nyawa (nafkh a/-ruh), yaitu ketika janin semakin sempurna

dengan ditiupkannya ruh ke dalam janin tersebut setelah 120 hari usia

kehamilan.

Para ulama sepakat untuk mengharamkan aborsi yang dilakukan pada

saat janin sudah diberi nyawa atau setelah 120 hari usia kehamilan, kecuali alas

dasar indikasi medis.

Sedangkan aborsi yang dilakukan sebelum 120 hari usia kehamilan,

sebagian ulama membolehkan walaupun dengan syarat-syarat tertentu dan

sebagian lagi tetap melarangnya. Perbedaan pendapat tersebut dapat

digolongkan menjadi:

1. Golongan yang mengharamkan aborsi secara mutlak walaupun sebelum 40

hari usia kehamilan. Dengan alasan bahwa bila air mani telah tersimpan di

dalam rahim berarti sudah ada proses kehidupan.

2. Golongan yang membolehkan aborsi pada salah satu tahap dan melarang

pada tahap-tahap yang lain, dengan penjelasan sebagai berikut:

Page 51: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

c. Makruh pada tahap a/-nuthfah atau sebelum 40 hari dan haram pada

tahap al-alaqat dan al-mudhghat.

d. Boleh aborsi hanya sebelum 40 hari usia kehamilan, sedangkan setelah

usia tersebut dilarang.

e. Boleh aborsi pada tahap a/-nuthfah dan al-a/aqah atau sebelum 80 hari.

tetapi haram pada tahap a/-mudhghat.

35

3. Golongan yang membolehkan aborsi sebelum kehamilan berusia 120 hari jika

ada alasan yang dibenarkan hukum Islam. Alasan tersebut diantaranya

kondisi kesehatan ibu sangat buruk, kehamilan dan persalinan beresiko tinggi,

kehamilan yang terjadi saat ibu sedang menyusui bayi yang mengakibatkan

berakhirnya masa menyusui sementara si ayah tidak mempunyai sumber

pendapatan untuk memperoleh susu pengganti ASI bagi bayi tersebut, dan

lainnya. Namun jika tidak ada alasan yang dibenarkan secara syar'I maka

hukumnya menjadi makruh.

4. Golongan yang membolehkan aborsi sebelum kehamilan berusia 120 hari

walaupun tanpa alasan apapun.

Pada dasarnya, tidak ada satupun ayat didalam Al-Quran yang

menyatakan bahwa aborsi boleh dilakukan oleh umat Islam. Sebaliknya, banyak

sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa janin dalam kandungan sangat mulia.

Dan banyak ayat-ayat yang menyatakan bahwa hukuman bagi orang-orang yang

membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan. Berikut ini berbagai

alasan disertai dalil Al-Quran yang merupakan larangan tindakan aborsi (pro-

Page 52: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

36

kontra-net), yaitu:

a) Manusia, berapapun kecilnya, merupakan makhluk mulia ciptaan Allah.

Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali

ayat-ayat dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah

beriirman: "Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia."(QS

17:70).

b) Membunuh satu nyawa sama artinya dengan membunuh semua orang.

Menyelamatkan satu nyawa sama artinya dengan menyelamatkan semua

orang. Didalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap nyawa orang

lain, memiliki dampak yang sangat besar.

c) Umat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang

yang cukup atau takut akan kekurangan uang. Banyak calon ibu yang masih

muda beralasan bahwa karena penghasilannya masih belum stabil atau

tabungannya belum memadai, kemudian ia merencanakan untuk

menggugurkan kandungannya. Ayat Al-Quran mengingatkan akan firman

Allah yang bunyinya: "Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena

takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu

juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa yang besar." (QS 17:31)

I ... <" lb. · 1.S .• t:; .·I -<WI ~ · · · · ·:"1 -I ~ -<~';! I I .!··::-. " ~ U ~ U I .. .J r o-.JY l?--' L.Y- , I .J Y""' iJ .J

Page 53: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

d) Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan perintah Allah dan

merupakan tindakan kriminal.

e) Sejak janin berada dalam kandungan, Allah sudah mengenalnya.

f) Tidak ada kehamilan yang merupakan "kecelakaan" atau kebetulan. Setiap

janin yang terbentuk adalah merupakan rencana Allah.

g) Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam

kasus hamil diluar nikah sekalipun, karena Nabi sangat menjunjung tinggi

kehidupan.

D. PROPOSISI TEORITIS

37

Tidak selamanya seorang wanita dapat mensyukuri anugerah Tuhan yang

berwujud janin dalam kandungannya, walaupun umumnya banyak wanita yang

khawatir bahkan takut bila ternyata dirinya tidak tergolong wanita yang subur

kandungannya terlebih bila sampai tidak mempunyai anak. Hal ini terbukti dengan

banyaknya kasus aborsi yang melanda setiap negara manapun di dunia bahkan

hingga ke penduduk yang primitif atau modern sekalipun.

Fenomena 'pembunuhan' dalam bentuk aborsi sudah menjadi hal yang

biasa di lingkungan masyarakat, meskipun banyak pelaku aborsi yang menutup­

nutupi tindakannya tersebut dengan alasan malu, aib, dan sebagainya. Tidak

sedikit pula pelaku aborsi yang menganggap enteng tindakan tersebut hingga

dengan santainya mengakui dan menceritakannya kepada orang lain.

Page 54: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

38

Kehamilan yang tidak diinginkan atau dalam istilah sehari-hari disebut

'kebobolan' merupakan alasan kuat bagi seorang wanita untuk melakukan aborsi.

Keinginan untuk meggugurkan janin yang sedang dikandungnya pada hakikatnya

bukanlah semata-mata keinginan yang membabi-buta atau tanpa alasan, namun

terdapat bermacam faktor yang mendorongnya melakukan tindakan tersebut.

Oleh karena itu tidak heran jika dalam banyak kasus, motif yang mendasari

seseorang untuk melakukan aborsi itu berbeda-beda.

Ada pula pelaku aborsi yang sebenarnya tidak berkeinginan untuk

melakukannya. Tindakan tersebut dipilih lantaran keinginan pihak lain diluar

dirinya yang mempunyai pengaruh untuk memaksanya melakukan aborsi.

Ketika tindakan aborsi akan diambil oleh seorang wanita biasanya akan

terjadi konflik internal yang berupa pertentangan antara keinginan dengan naluri

ke-ibuan, pertimbangan faktor resiko aborsi bagi kesehatan, terlebih bila

berbenturan dengan ajaran agama.

Terdapat pula ketidaksesuaian keinginan antara individu dengan

lingkungan disekitarnya walaupun tidak mesti terjadi pada setiap kasus. Hal itu

disebabkan karena tidak semua orang lebih mementingkan tanggung jawab pada

Tuhan daripada meraih apa yang diinginkan.

Untuk mengatasi situasi seperti itu, dibutuhkan strategi yang paling sesuai

dengan masing-masing individu agar dapat memutuskan jadi-tidaknya tindakan

aborsi dilakukan. Ada pelaku aborsi yang menggunakan wish strategy, memilih

aborsi tanpa memperdulikan resikonya. Ada pula yang menggunakan safe

Page 55: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

strategy dengan memilih aborsi karena akan mendatangkan hasil yang

diinginkan, dan sebagainya.

39

Bukan hanya strategi, tahap-tahap dalam mengambil keputusan pun

seharusnya dilalui dengan sistematis oleh setiap pelaku aborsi. Tahapan-tahapan

tersebut meliputi pertimbangan akan adanya alternatif selain aborsi dan resiko

dari aborsi maupun alternatif lain tersebut, proses pemilihan aborsi atau alternatif

lain dan kapan dapat diimplementasikan, serta dapat menerima umpan balik

sehabis memutuskan pilihan tersebut.

Selanjutnya, gambaran teoritis untuk menganalisa adanya konflik dan

pengambilan keputusan dari kasus aborsi dapat dilihat dalam bagan analisa

kasus berikut.

Page 56: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

40

BAGAN DINAMIKA KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

WANITA PELAKU ABORSI

KEHAMlLAN _1

UNWANTED PREGNANCY "I INGIN ABORSI I

. I

• Kesehatan • Diri sendiri • Psikososial • Orang lain '. • Sosial-ekonomi • Perkosaan KONFLIK

I I I • Pra-nikal1

I I 11 App-app l • Kegagalan KB Internal Ekstemal

I Avo-avo H App-avo H Mult app-avo I • Resiko aborsi •Agama DECISION '. • Nahrri keibuan MAKING -

I I

STRATEGI I I TAHAP I ~ Appraising the Challenge

Wish I Strategy

Surveying the I Alternatives

Escape I

Strategy Weighing Alternatives

I

Safe I

Strategy Making a Commitment

I I

Combination Adhering Despite Strategy Negative Feedback

I

Page 57: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati
Page 58: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

BAB Ill

METOOOLOGI PENELITIAN

A. PENDEKA TAN PENELITIAN

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mencari gambaran

tentang konflik yang dialami wanita yang ingin melakukan aborsi serta

bagaimana proses pengambilan keputusannya, maka pendekatan pene/itian

yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

dengan bentuk studi kasus yang bersifat deskriptif.

Pendekatan kualitatif ini dapat digunakan untuk memahami gejala

tingkah laku manusia menurut penghayatan sang pelaku ataupun melalui

sudut pandang subjek penelitian (Arikunto, 1995).

Sedangkan digunakannya bentuk studi kasus dalam penelitian ini

mengacu pada penjelasan Yin (2000) yang menjelaskan bahwa studi kasus

lebih tepat digunakan bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk

mengontrol peristiwa-peristiwa atau fenomena kontemporer dalam kehidupan

nyata yang akan diselidiki, dengan pertanyaan penelitian yang berbunyi "how"

atau "why".

8. SUBJEK PENELITIAN

Subjek dalam penelitian ini diambil berdasarkan tujuan penelitian yang

telah ditetapkan sebelumnya. Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Page 59: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

1. Wanita yang melakukan aborsi provokatus criminalis

2. Beragama Islam

Sedangkan jumlah subjek dalam penelitian kualitatif menurut Strauss

tidak ada ketentuan bakunya (Arikunto, 1995). Terlebih apabila data yang

diperoleh telah cukup memadai dan mendalam maka subjek boleh diambil

dalam jumlah kecil (Poerwandari, 1998). Dalam penelitian ini subjek yang

akan diambil berjumlah tiga orang sesuai dengan karakteristik di alas.

C. METODE PENGUMPULAN DATA

Sebagaimana lazimnya penelitian-penelitian kualitatif lainnya,

penelitian inipun menggunakan metode wawancara dan observasi sebagai

metode pengumpulan data.

42

Wawancara yang digunakan sebagai metode utama dalam penelitian

ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview) yang bersifat semi·

structured dengan menggunakan pedoman wawancara umum. Sedangkan

observasi digunakan sebagai metode penunjang dalam pengumpulan data

penelitian ini.

D. INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Setelah ditentukannya metode pe11gumpulan data dalam penelitian ini,

selanjutnya ditentukan pula instrumen pengumpulan data yang sesuai

dengan metode yang telah ditetapkan. lnstrumen yang dapat digunakan

Page 60: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

43

dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, catatan wawancara, lembar

observasi, tape-recorder, dan buku catatan.

1) Pedoman wawancara.

Pedoman wawancara digunakan untuk memfokuskan data-data yang

akan diambil agar sesuai dengan tujuan penelitian, juga sebagai ala! bantu

untuk mengkategorisasikan jawaban dalam analisis data.

2) Lembar observasi, yang digunakan sebagai pedoman untuk

melakukan pengamatan terhadap gambaran fisik subjek, keadaan tempat

wawancara, sikap dan perilaku subjek selama wawancara, gangguan dan

catatan khusus selama proses wawancara berlangsung.

3) Catalan wawancara, untuk mencatat identitas pribadi subjek dan

ringkasan wawancara.

4) Tape-recorder, sebagai ala! untuk merekam perkataan subjek.

5) Buku catatan, digunakan untuk mencatat hal-hal yang tidak jelas atau

terlewati atau tidak terekam selama proses wawancara.

E. TEKNIK ANALISA DATA

Penelitian ini menggunakan bentuk analisa data pattern- macthing

atau pencocokan pola, yaitu membandingkan sebuah pola yang didapat

secara empiris dengan pola alternatif yang diramalkan untuk mencari validitas

internal (Yin, 2000).

Langkah-langkah analisa data selanjutnya adalah :

Page 61: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

44

1. membaca data berulang-ulang untuk menemukan makna dari jawaban

subjek.

2. melakukan pemilihan data yang relevan dengan pokok permasalahan.

3. mengelompokan data dengan memberikan kode-kode.

4. melakukan interpretasi dengan analisa pencocokan pola, lalu hasil analisa

dibandingkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini.

Selain itu, menurut Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman

(Syofia, 2003} ada tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dalam

proses analisis data, yaitu :

a. reduksi data, yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,

mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan­

kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

b. Penyajian data, yaitu sekumpulan info yang tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

c. Penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Langkah-langkah analisa datanya adalah :

a) Data-data yang telah terkumpul dipindahkan ke dalam transkip verbatim.

b) Dibuat ringkasan dari setiap kasus dan dikumpulkan aspek-aspek penting

yang relevan dengan penelitian untuk dianalisa.

Page 62: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

c) Data yang dikumpulkan kemudian dikelompok-kelompokan dan diberi

kode (reduksi data) serta penjelasan singkat untuk mempermudah proses

interpretasi sesuai dengan outline analisa data.

d) Analisa terhadap masing-masing kasus.

e) Hasil analisa dirangkum dan disimpulkan dari hal yang umum ke hal yang

khusus.

F. TAHAPAN PENELITIAN

1. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dipersiapkan

instrumen yang akan digunakan daJam penelitian ini, yaitu pedoman

wawancara, lembar observasi, catatan wawancara, dan tape recorder.

2. Setelah instrumen dipersiapkan, kemudian peneliti mencari informasi

tentang keberadaan subjek yang memenuhi kriteria dalam penelitian

ini.

3. Jika keberadaan subjek telah diketahui peneliti, maka peneliti

menemui subjek tersebut untuk meminta kesediaanya menjadi subjek

penelitian ini.

4. Selanjutnya, penelitian dilaksanakan dengan melakukan wawancara

dan observasi sesuai dengan metode yang telah ditetapkan.

45

Page 63: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati
Page 64: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

BABIV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang hasil pengolahan seluruh data

yang telah didapat dari lapangan penelitian. Hasil penelitian ini dapat

dijabarkan'dalam bentuk gambaran umum subjek penelitian, riwayat kasus

dan analisa kasus, serta analisa perbandingan antar kasus.

A. Gambaran Umum Subjek

Subjek dalam penelitian ini berjumlah tiga orang, yang diambil

berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Latar belakang

pendidikan ketiga subjek tersebut menunjukkan tingkat yang berbeda-beda.

Diantara mereka ada yang menyelesaikan pendidikannya hingga tamat pada

jenjang menengah tingkat atas, ada pula yang hanya sampai lulus Sekolah

Dasar, bahkan salah satunya tidak sampai selesai Sekolah Dasar.

Usia mereka ketika melakukan aborsi berada pada kisaran 18 hingga

28 tahun, usia dimana mulai dimasukinya masa dewasa dini. Pada usia ini,

mereka dituntut untuk mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapi

sehingga mereka dinilai telah cukup mampu untuk dapat mengambil

keputusan.

Nama-nama subjek dalam penelitian ini sengaja tidak disebutkan

sesuai fakta melainkan diganti dengan nama-nama pilihan peneliti sendiri.

Page 65: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

47

Hal ini dimaksudkan agar kerahasiaan subjek dalam penelitian ini tetap

terjaga.

Gambaran mengenai ketiga subjek tersebut dapat dilihat lebih jelas

dalam label berikut:

Tabel 4.1 Gambaran umum Subjek

No Nam a Usia ketika Latar belakang aborsi oendidikan

1. Ninina 18 tahun SD kelas Ill 2. Rina 20tahun SD 3. Santi 27 tahun SPG

B. Riwayat Kasus dan Analisa Kasus

1. Kasus Nining

Nining yang dilahirkan pada tahun 1959 merupakan anak bungsu dari

empat bersaudara. Sejak kematian Ayahnya ketika usianya baru mencapai

satu tahun, ia dan kakak-kakaknya tidak di asuh lagi oleh ibu kandung

mereka melainkan dititipkan pada saudara-saudaranya. Sementara ibu

kandung Nining telah menikah kembali, Nining tinggal bersama bibinya yang

rumahnya terletak jauh dari tempat tinggal kakak-kakaknya yang lain.

Nining hidup di tengah keluarga yang kondisi perekonomiannya biasa-

biasa saja atau dapat dikatakan berkecukupan. Bibinya yang hidup bersama

suami dan dua orang anak tidak menggunakan cara yang keras dalam

mendidik anak-anaknya dan Nining. Peraturan-peraturan dan disiplin apapun

Page 66: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

yang berlaku dalam keluarga tersebut tidak dilaksanakan dengan cara yang

kaku. Pola asuh yang liberal itulah yang didapatkan Nining dalam keluarga

bibinya tersebut.

48

Sedangkan pendidikan agama yang diterima Nining dalam keluarga itu

juga sewajarnya saja. Tidak ada disiplin khusus yangs berakhir dengan

hukuman bila tidak menjalankan ibadah-ibadah keagamaan. Semuanya

berjalan secara apa adanya.

Nining yang hidup dalam asuhan bibinya, disekolahkan ke Sekolah

rakyat (sekarang SD) tetapi hanya sampai kelas tiga. Hal itu disebabkan

kondisi perekonomian yang hanya cukup untuk membiayai kebutuhan hidup

sehari-hari.

Selain bersekolah, sebagaimana layaknya anak-anak seusianya di

lingkungan tersebut, ia pun setiap sore belajar mengaji di musholla dekat

rumahnya. Hal itu juga hanya berjalan hingga setahun selepasnya berhenti

sekolah. Sehingga selain di rumah, ia juga mendapatkan pendidikan agama

dari guru ngaji tersebut walaupun tetap dalam kadar yang biasa-biasa saja

atau dalam arti tidak begitu mendalam.

Ketika Nining beranjak remaja, pergaulan Nining dengan pemuda­

pemuda disekitarnya berjalan wajar. la juga sempat mempunyai hubungan

khusus dengan salah satu pemuda tersebut dengan masih dalam batas-batas

yang normal atau tidak melanggar norma-norma yang berlaku dalam agama.

Page 67: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Saal itu pula, !bu kandung Nining yang telah menitipkannya pada

keluarga tersebut sejak ia berusia satu tahun kembali datang dan sering

mengajaknya pergi berjalan-jalan. Lalu tak lama kemudian lbunya juga

mengajaknya pergi menemui kakak perempuannya yang belum sempat

dikena/nya.

49

Nining dan /bunya kemudian menetap dirumah kakak kandung Nining.

Di rumah itu, selain tinggal kakak Nining dan suaminya beserta tiga anaknya,

juga ada /ima orang pemuda yang sebaya Nining. Pemuda-pemuda tersebut

adalah adik kandung, keponakan dan saudara-saudara dari kakak ipar

Nining.

Nining yang pada waktu itu berusia tujuh be/as tahun menumpang

hidup dalam keluarga yang bermata pencaharian dari usaha berdagang dan

menjahit itu. Walaupun banyak yang menetap disana, namun tidak ada

kesulitan dalam perekonomian ke/uarga tersebut. Kakak ipar Nining tetap

mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Mereka hidup layak dan

tidak kekurangan.

Walaupun tidak mengenyam pendidikan di sekolah maupun ditempat

pengajian lagi, namun keluarga yang Nining tinggali tersebut adalah keluarga

yang cukup memperhatikan nilai-nilai keagamaan. Kakak iparnya yang juga

sebagai guru ngaji didaerah itu sangat keras dan tegas dalam mendidik anak­

anaknya tak terkecuali semua orang yang tinggal disitu. Terlebih bila

Page 68: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

50

menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan agama, kakak iparnya tak

segan-segan memarahi anak-anaknya maupun siapapun yang berbuat salah.

Pada kira-kira setengah tahun berada dirumah kakaknya, dua orang

pemuda yang berada dirumah itu menyukainya dan berusaha menjalin

hubungan khusus dengan Nining. Pemuda tersebut adalah Ari (adik kandung

kakak iparnya) dan Supri (keponakan kakak iparnya). Nining yang pada

waktu itu juga menyukai Ari akhirnya memutuskan untuk memilih Ari. Lalu

mulailah mereka berpacaran.

Hubungan khusus diantara mereka berlangsung secara wajar tanpa

melanggar batas-batas susi/a. Walaupun tinggal dalam satu rumah yang

sama, mereka tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama.

Namun ternyata kakak kandung, kakak ipar, maupun ibunya tidak

menyetujui hubungan tersebut lantaran Ari dan Nining adalah saudara ipar.

Waiau demikian, tidak ada tindakan keras yang dilakukan kakak iparnya

untuk melarang hubungan itu.

Mereka berdua sama sekali tidak memperdulikan ha/ tersebut. Bahkan

ketika /bu Nining membicarakan ketidaksetujuannya pada mereka berdua, Ari

tetap tidak perduli.

"Emak pernah ngomong sama dia, sama aku juga, 'ngapain sih kamu

kok pacaran sama adeknya kakak sendiri?' terus katanya gini 'biarin

aja !ah Mak, orang aku seneng ama Nining, Nining juga mau, kita kan

sama-sama seneng, terus mau diapain?' gitu katanya"

Page 69: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

51

Lalu ketika sudah hampir satu tahun Nining menjalin hubungan

dengan Ari, terjadi suatu masalah yang mengharuskan Ari pergi ke luar kota

untuk sementara waktu. Namun mereka tidak memutuskan hubungan begitu

saja, karena mereka masih sama-sama mencintai.

Ketiadaan Ari dirumah itu dimanfaatkan Supri untuk mendekati Nining

kembali. Walaupun pada awalnya Nining masih menolak, namun setelah

berkali-kali didekati akhirnya Nining menerimanya juga.

"ya namanya juga perempuan ... dirayu /aki-laki ya manut aja ... "

Mulanya, proses pacaran antara Nining dan Supri berlangsung biasa­

biasa saja. Tidak ada konflik ataupun hal-hal yang melanggar norma dalam

hubungan tersebut. Walaupun tetap saja tidak ada dukungan dari kakak dan

kakak iparnya, sementara ibu kandungnya sudah tidak mengetahui perihal

keadaan Nining karena tidak berada di rumah itu lagi.

Ketika Ari kembali dari luar kota, ia merasa cemburu alas hubungan

antara Nining dan Supri namun ia tidak dapat berbuat apa-apa. Kedatangan

Ari membawa pengaruh buruk bagi Supri. la mengalami ketakutan akan

berpalingnya Nining pada Ari kembali. Berkali-kali Nining meyakinkan Supri

bahwa hubungannya dengan Ari sudah berakhir, namun Supri masih saja

tidak percaya pada kata-kata Nining.

Dengan ketakutannya yang sangat berlebihan akan kehilangan Nining,

akhirnya Supri memutuskan untuk mengambil jalan pintas. Suatu malam

ketika Nining sedang tidur, Supri datang menghampirinya. Dengan alasan

Page 70: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

tidak percaya akan cinta Nining padanya, ia meminta Nining untuk

membuktikan kesungguhannya dengan melakukan hubungan badan.

Mendengar permintaan tersebut Nining langsung menolaknya dengan terus

meyakinkan bahwa dirinya hanya mencintai Supri.

52

Tanpa menanggapi penolakan Nining, pria yang telah diliputi perasaan

takut kehilangan wanita yang dicintainya itu terus memaksa Nining agar

bersedia memenuhi permintaannya. Dengan berat hati akhirnya Nining hanya

bisa pasrah menyerahkan dirinya untuk 'ditiduri' oleh Supri.

"aku ya sebenemya engga mau, tapi dia maksa terus mau nidurin

aku ... aku kaya lagi mimpi pas dia gituin aku ... kaya orang engga

sadar, padahal aku sadar kok .. ya orang bangun tidur"

Setelah tiga bulan kejadian itu berlalu, Nining menyadari bahwa dirinya

belum mendapatkan menstruasi. Perasaan was-was akan terjadi sesuatu

yang tidak diinginkannya pun menghantuinya. Sambil menangis ia lalu

menceritakan semua hal yang telah dialamimya tersebut pada teman

dekatnya. Temannya pun beranggapan bahwa Nining telah hamil dan ia

menyarankan agar Nining memberitahu tentang kehamilannya itu pada

kakaknya.

Nining yang merasa takut akan dimarahi oleh kakak dan kakak iparnya

tidak berani mengatakan hal yang sebenarnya. Saat itu ia merasa sangat

menyesali perbuatannya yang telah berlebihan hingga ia hamil. la juga takut

Page 71: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

akan dosa yang harus ditanggungnya karena telah berzina. Perasaan malu

pada keluarga atas kehamilannya pun meliputinya.

53

"waktu itu aku ngerasa takut, malu, ama keluarga ... malu sama Allah

soalnya udah berbuat enggak senono/J ... takutnya dosa, nyese/, nyesel

karena udah berbuat begitu, habisnya kalo enggak gitu takutnya dia

enggak percaya, soalnya dia enggak percayaan banget''

Setelah beberapa hari kemudian, Nining menceritakan tentang

kehamilannya pada Supri. Namun dengan santainya, Supri menanggapi hal

tersebut dengan ajakan untuk menikah.

"aku cerita sama dia, eh dianya santai aja, kaya enggak pernah

berbuat. Terus katanya 'ya udah kalo udah /Jamil ya udah nika/J aja '

gitu katanya"

Sementara itu, menurut pengakuan Nining, ada kemungkinan

temannya menceritakan semuanya pada kakak kandung Nining tanpa

sepengetahuannya. Hal itu terbukti dengan berubahnya sikap kakak dan

kakak iparnya. Mereka berdua menjadi sering marah-marah padanya tanpa

sebab dan lebih banyak diam, tidak seperti biasanya.

Beberapa hari kemudian, kakak kandungnya menyuruhnya untuk

menggugurkan kandungannya dengan alasan malu bila orang lain tahu

Nining hamil di luar nikah. Menurut Nining, perintah untuk menggugurkan

kandungan itu adalah atas ide kakak iparnya tetapi yang menyampaikan

adalah kakak kandungnya. r

Page 72: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

54

"kakakku bilang gini ' .. . gugurin! cu ma diurut, enggak sakit "

Walaupun menurut Nining persetujuannya tidak dibutuhkan pada

waktu itu, tetapi ia tetap merasa bingung. la mencoba meminta pendapat '

pada Supri, namun Supri pun hanya bisa pasrah mengikuti jalan yang

dianggap terbaik menurut keluarga. Sementara ia tidak bisa meminta

pendapat dari ibu kandungnya dikarenakan ia sendiri tidak tahu dimana

keberadaan ibunya pada saat itu.

Menurut Nining, perintah kakak dan kakak iparnya untuk

menggugurkan kandungan tidak sesuai dengan keinginan pribadinya.

Sebenarnya ia hanya ingin menikah saja ketika tahu dirinya telah hamil. Hal

itu berdasarkan pada pertimbangan-pertimbangannya bahwa dosa yang

harus ditanggungnya jika menggugurkan kandungan akan lebih berat

ketimbang menikah. Sementara kakaknya yang menyuruhnya untuk

menggugurkan kandungan tidak menanggung apa-apa.

"kalo aborsi itu dosanya gede, kalo nikah itu enggak, cuma abis nikah

itu ..... yah pokoknya ka/o misa/nya /angsung nikah rasanya kita tuh

enggak berdosa karena enggak ngegugurin anak, ka/o aborsi itu kan

ngegugurin anak kan, sedangkan anak itu enggak berdosa, jadi kan

dosanya dua kali lipat, udah kita ngelakuin, udah kita aborsi ... "

Selain takut akan dosa akibat aborsi, Nining mengaku tidak tahu resiko

lainnya yang dapat terjadi. Karena pada waktu itu ia belum pernah

mendengar kasus serupa yang dapat dijadikan bahan pertimbangannya.

Page 73: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

"waktu itu aku ya enggak tau apa-apa kalo aborsi itu sakit atau

bahaya, orang enggak pernah ngedenger tentang aborsi, lagian

kakakku juga enggak bilang apa-apa"

55

Sementara keinginannya untuk menikah agar terhindar dari dosa

aborsi juga ia akui tidak terlepas dari adanya resiko. Namun menurutnya hal

itu adalah tanggung jawabnya sendiri karena ia yang menginginkannya.

"tapi ntar pandangan orang lain, kok baru nikah udah hamil gede, kan

malu ... ta pi ya biarin aja namanya udah terlanjur, mau diapain /agi"

Walaupun Nining menyadari adanya resiko yang tidak dapat dihindari

jika ia menikah, namun ia tetap merasa bahwa jalan yang terbaik dan lebih

mudah untuk dilaksanakan pada situasi seperti itu adalah dengan menikah

saja.

"yang paling baik ya nikah, kalo aborsi kan dosanya terla/u berat, kalo

nikah kan misalkan kita udah hami/ terus nikah , ya anaknya enggak

dosa, ya ibunya juga enggak dosa, terus nanti kan sesudah ngelahirin

kan kita bisa nikah lagi "

Keinginan untuk menikah tersebut sempat Nining bicarakan dengan

Supri. Dengan alasan belum mendapatkan penghasilan yang memadai, Supri

yang sebelumnya mengajak Nining untuk menikah berbalik menolaknya. la

malah menyarankan Nining untuk mengikuti perintah kakaknya saja. Nining

mengaku semakin merasa kebingungan pada waktu itu. Tetapi untuk

Page 74: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

membicarakan keinginannya dengan kakaknya ia tidak berani, dikarenakan

takut akan diusir dari rumah tersebut.

"aku enggak berani bilang ama kakak .... takut! pikiranku, kalo enggak

diaborsi, aku bakalan diusir dari sini, sedangkan orang tuaku jauh

enggak tau"

56

Selama hampir tiga hari Nining terus memikirkan apa yang harus

dilakukannya tanpa mempunyai keberanian untuk mendiskusikannya dengan

keluarga. Karena merasa tidak mampu dan tidak berhak untuk berbuat sesuai

keinginannya meskipun menyangkut dirinya sendiri, akhirnya dengan

terpaksa ia memutuskan untuk mengikuti saja keinginan kakak dan kakak

iparnya tersebut.

"aku takut enggak diakuin lagi ama kakak, takut dibuang, jadi satu­

satunya jalan ya ngikutin maunya kakak, sebenarnya pikiranku enggak

mau diaborsi, kasian, cu ma apa bole/J buat .... akhirnya aku ya pasra/J

aja !ah, enggak mikir apa-apa lagi, uda/J enggak mikir takut dosa, ya

tersera/J .. .. pokoknya aku pasra/J mau mati mau /Jidup, kalo emang

suru/J digugurin ya digugurin, gitu aja"

Terlepas dari pertimbangan akan dosa, menurut Nining sendiri,

tindakan menggugurkan kandungan adalah perbuatan yang tidak baik karena

sama saja dengan pembunuhan.

Page 75: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

57

"aborsi itu jelek, soalnya kan ngebunuh manusia, manusia itu kan

enggak berdosa, jadi jeleknya ya disitu, tapi apa boleh buat, orang

disuruh keluarga begitu supaya jangan malu, jadi ya aborsi aja "

Dengan harapan yang besar agar terhindar dari rasa malu jika sampai

terlihat hamil oleh tetangga, Nining tidak lagi memperdulikan dosa akibat

aborsi ataupun beban moral yang sudah menjadi pertimbangannya

sebelumnya.

"yang penting uda/1 aborsi, yang pen ting sehatin du/u badan ... masalah

agama entar du/u, digugurin du/u yang penting, supaya jangan ada

malu dalam keluarga "

Beberapa hari kemudian, kakaknya memanggil dukun beranak

kerumahnya untuk menggugurkan kandungan Nining. Dukun itu lalu memijit

perut Nining yang sedang mengandung tiga bulan. Menurutnya, saat itu ia

tidak merasakan sakit. Rasanya hanya seperti dipijat biasa. Darah juga belum

ada yang keluar dari rahimnya. Setelah dipijat, dukun itu memberinya jamu

untuk diminum.

Proses tersebut dilanjutkan pada hari berikutnya hingga berlangsung

selama tiga hari. Pada hari ketiga itulah darah yang berasal dari rahimnya

mulai keluar sedikit demi sedikit melalui lubang vaginanya. Hingga akhirnya

terjadi pendarahan lalu Nining dibawa ke Ariumah Sakit.

Page 76: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

58

Sesampainya di Rumah Sakit, Nining mengaku merasa ketakutan

ketika melihat jarum suntik. Namun sekali lagi, ia hanya bisa pasrah

menerima keadaannya tersebut.

"aku mikir .. aborsi itu begini ya, sakit ... apalagi pas fiat jarum suntik

serem banget, bodo' !ah, mau mati kek, mau hidup, pasrah aja ama

Allah"

Setelah proses aborsi selesai, Nining menyesali tindakannya yang ia

anggap keliru. Sambil terus memikirkannya, ia juga menyadari adanya

keterpaksaan dalam tindakannya itu. Namun sekali lagi ia tak bisa merubah

apa yang sudah terjadi akibat ulahnya sendiri.

" ... kenapa aku ini aborsi, kenapa aku gugurin anakku sendiri,

sedangkan anak ini enggak dosa .... he e/1 ya, kita berbuat, kita sendiri,

kok ma/ah dibuang anaknya, /ah kalo enggak keluarga enggak

ngedukung suruh ngebuang, enggak bakalan dibuang anakku, karena

ke/uarga suruh ngebuang ya terpaksa"

Menurutnya, setelah keluar dari Rumah Sakit ia langsung jatuh sakit

dan tidak bisa keluar rumah. Selain itu pula, alasannya tidak mau keluar

rumah juga karena merasa malu dengan tetangga-tetangganya sehingga ia

hanya berdiam diri di rumah.

Tanpa sepengetahuannya, ternyata tetangga sudah mengetahui kabar

' tersebut. Mereka ribut membicarakan perihal aborsi Nining. Tanggapan

negatif dari tetangga-tetangga yang membuat malu keluarga kakaknya itu ia

Page 77: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

dengar dari mulut kakaknya sendiri. Hal itu membuatnya semakin merasa

bersalah pada kakak dan kakak iparnya karena alas perbuatannya keluarga

yang harus menanggung malu.

Namun dibalik penyesalannya, Nining mengaku ada manfaat atas

peristiwa yang dialaminya. Karena setahun kemudian ia menikah dengan

Supri. Walaupun rumah tangganya hanya bertahan selama beberapa tahun

saja.

Analisa Kasus

59

Timbulnya permasalahan dalam kasus ini diawali ketika Nining

mengetahui bal1wa dirinya hamil sedangkan ia belum menikah. Ketakutannya

akan mendapat amarah dari keluarganya membuatnya tidak berani

menceritakan kehamilannya pada keluarga. la merasa malu atas

perbuatannya yang tidak senonoh dalam rumah tersebut. Tentu saja hal itu

akan menjadi aib bagi keluarga kakaknya bila orang lain sampai

mengetahuinya.

Alasan lain yang membuat ia tidak mau menyampaikan kabar tersebut

pada keluarganya menurutnya adalah karena ia takut akan diusir dari rumah

tersebut oleh kakaknya. la sangat bergantung pada keluarga kakaknya itu

sehingga jika sampai ia diusir maka ia tidak tahu lagi harus tinggal dimana.

Oleh karena itu ia sebenarnya ingin merahasiakan semuanya agar jangan

diketahui kakaknya.

Page 78: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Dengan penuh perasaan takut dan bingung, ia menceritakan perihal

kehamilannya pada Supri dan seorang temannya. Namun ternyata Supri

yang memang tidak mau ambil pusing menanggapinya dengan seenaknya

saja. Tanpa merasa bersalah Supri mengajaknya menikah. Namun ajakan

tersebut juga tidak dilandasi dengan niatnya yang sungguh-sungguh.

Akhirnya hanya kekecewaan yang diterima Nining. Hal itu membuatnya

semakin bingung.

60

Sebelumnya memang sudah timbul keinginannya untuk menutupi

kehamilan itu dengan menikah. Namun sekali lagi keinginannya tidak akan

terlaksana tanpa melibatkan Supri sendiri dan keluarga kakaknya. Sementara

untuk mengatakan keinginannya tersebut Nining juga tidak berani karena

tentunya akan berakibat terbongkarnya kehamilannya.

Tanpa sepengetahuannya, temannya yang telah mengetahui

kehamilan Nining menceritakannya pada kakaknya. Lalu ia mulai merasakan

perubahan sikap kakak dan kakak iparnya. Mereka yang biasanya tampak

bersahabat,mulai menunjukkan sikap antipati padanya. Ketakutan akan

datangnya bencana besar dalam hidupnya kembali menghampirinya.

Tanpa disangka-sangka, kakaknya menyuruhnya untuk menggugurkan

kandungannya dengan alasan malu pada tetangga-tetangga jika sampai

mengetahui ada wanita yang hamil di luar nikah dalam keluarga yang dikenal

'kuat' keagamaanya itu. Keluarganya tidak memberinya pilihan lain kecuali

aborsi. Nining yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan dalam benaknya

Page 79: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

untuk aborsi terkejut dengan perintah dari kakaknya itu. Disinilah Nining

mengalami konflik eksternal.

Konflik ini dialaminya ketika ia merasakan bahwa apa yang

dikehendaki keluarganya tidak sesuai dengan keinginannya sendiri.

Walaupun ia menyadari sepenuhnya akan kesalahan yang telah ia lakukan­

berzina- namun menggugurkan kandungan bukanlah solusi yang ia

harapkan.

Meskipun terjepit dalam situasi yang serba salah, tetap saja Nining

tidak mau angkat bicara. Merasa tidak mempunyai hak untuk menentukan

apa yang harus dilakukannya, ia lebih memilih diam. Karena menurutnya,

sebagai 'benalu' dalam keluarga tersebut tidak seharusnya ia melawan

kehendak tuan rumah.

61

Konflik eksternal yang dialami Nining memang tidak muncul ke

permukaan. Kebisuannya dapat meredam pecahnya konflik hingga orang

lain-kakaknya- yang jelas-jelas menjadi sumber munculnya konflik itu tidak

mengetahui adanya penolakan dalam diri Nining. Hal itu menyebabkan konflik

tersebut hanya dirasakan oleh Nining saja.

Untuk menyelesaikan konflik yang dialaminya dengan keluarga, Nining

yang memang tidak mempunyai keberanian untuk menentang kakaknya

hanya dapat pasrah menerima perintah tersebut. Tidak ada usaha lain yang

dicobanya sebagai solusi dari konfliknya itu. Pada akhirnya, keinginannya

Page 80: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

untuk melindungi kandungannya dengan menikah harus dikalahkan dengan

kehendak keluarga (aborsi).

Dalam kepasrahannya menerima apapun yang keluarga putuskan, ia

tetap merasakan adanya pertentangan-pertentangan dalam dirinya. Hal ini

menunjukkan adanya konflik internal yang dialami Nining.

62

la menyadari perbuatannya yang menyebabkannya hamil sudah

merupakan dosa. Oleh karena itu ia tidak mau bila harus menanggung dosa

berikutnya akibat membunuh janin dalam kandungannya. Dalam hal ini, faktor

agarna mempengaruhi pemikirannya.

Selain itu, terlepas dari faktor agama, ia sendiri pun menganggap

tindakan aborsi adalah tindakan yang tidak benar karena sama saja dengan

pembunuhan. Naluri ke-ibuan seorang wanita ikut bermain pada tahap ini.

Sekeras apapun penolakan seorang wanita yang sedang rnengandung

terhadap janin dalam rahimnya, lazimnya tetap terdapat perasaan sayang

walau sedikit terhadap benih tersebut. Apalagi dalam kasus ini Nining sendiri

sebenarnya tidak menghendaki aborsi. la tidak mau membunuh janin yang

akan menjadi anaknya kelak.

Dalam kondisi demikian, Nining terjepit dalam dua hal yang baginya

sama-sama mengandung nilai baik dan buruk, untung dan rugi. Dihadapkan

pada pilihan yang diinginkannya yaitu menikah dan perintah kakaknya untuk

aborsi, ia berada dalam wilayah konflik. Jenis konflik yang dialaminya

merupakan multiple approach-avoidance conflict.

Page 81: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Berdiri diantara dua pilihan yang sama berat membutuhkan banyak

pertimbangan bagi Nining untuk memilih. Menikah baginya dapat

menghindarkannya dari dosa akibat membunuh sehingga ia tidak

menanggung dosa yang berlipat ganda karena telah berzina. Namun dibalik

itu ia menyadari akan terjadi gunjingan lingkungan bila perutnya yang lebih

cepat membesar tidak sesuai dengan usia pernikahannya.

63

Sementara itu, jika ia memilih aborsi maka akan lebih berat dosa yang

ditanggungnya. Selain dosa akibat berzina juga dosa membunuh janin. Tetapi

dengan aborsi menurutnya ia akan merasa aman, lepas dari rasa malu akibat

hamil di luar nikah. Bukan hanya itu, keluarganya juga tidak akan menjadi

bahan omongan para tetangga.

Untuk terlepas dari permasalahan yang menjadi penyebab timbulnya

berbagai konflik dalam dirinya, ia harus membuat sebuah keputusan. Nining

juga melalui' beberapa tahap pengambilan keputusan yang berikutnya akan

dianalisa sesuai dengan teori-teori yang ada. Begitu pula dengan strategi

yang digunakannya sehingga akhirnya ia memutuskan untuk aborsi.

Tahap pertama dalam pengambilan keputusan adalah dengan

mengenali masalah, melacak sumber terjadinya masalah, menilai segala hal

yang berkaitan dengan permasalahannya, juga mempertimbangkan resiko

yang akan terjadi jika tidak berbuat apa-apa. Ketika Nining tahu bahwa

dirinya hamil sebelum terikat pernikahan, pada awalnya ia panik, bingung,

dan menyesal. Kehamilan inilah yang menjadi sumber terjadinya masalah

Page 82: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

64

bagi Nining. Kemudian ia mencoba mencerilakannya pada Siwa dan

lemannya. Karena lidak mendapal jawaban yang memuaskan alas

pennasalahannya, ia memikirkan sualu cara unluk menulupi kehamilannya

ilu. Tanpa memiliki referensi alas kasus serupa, ia menemukan solusi yakni

dengan menikah. Menurulnya, jika ia menikah paslilah semua orang lidak

akan menyangka kalau sebenarnya dirinya telah hamil sebelum ia resmi

menikah. Sebaliknya, jika ia tidak melakukan tindakan apapun untuk

menulupi kehamilannya itu tenlu bukan hanya ia saja yang akan

menanggung malu telapi nama baik keluarganya pun akan lercemar.

Tahap kedua adalah survei berbagai alternatif. Selelah berpikir

unluk menikah, Nining memang lidak langsung mengalakannya pada

keluarga karena sejak awal ia sudah merasa lakul unluk mengakui '

semuanya. Keluarganya akhirnya mengelahui kehamilannya dari temannya.

Kemudian kakaknya memberikan perinlah yang berbeda dengan

keinginannya. Bukannya menikah yang diperinlahkan melainkan aborsi.

Beranjak dari perinlah lersebul, Nining menyadari adanya allernalif lain selain

menikah unluk menulupi kehamilannya. la mulai memikirkan solusi yang

dilawarkan kakaknya lersebut. Namun pikirannya lerpaul pada dosa yang

akan ditanggungnya jika ia aborsi. la lerus memikirkan bagaimana sebaiknya

agar ia lerbebas dari permasalahannnya ilu. la menyayangkan tindakan yang

dipilih kakaknya namun tidak ada keberanian untuk menenlangnnya.

Page 83: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Tahap selanjutnya adalah mempertimbangkan alternatif. Sele/ah

memikirkan berbagai hal yang berhubungan dengan aborsi, Nining lalu

mempertimbangkan baik-buruknya tindakan aborsi maupun pernikahan.

65

Dal am pertimbangannya, kedua alternatif tersebut tidak terlepas dari adanya

nilai positif dan negatif. Dengan menikah ia dapat terhindar dari dosa karena

aborsi namun nantinya ia akan mendapat malu jika orang Jain memperhatikan

usia kehamilannya yang lebih cepat ketimbang usia perkawinannya.

Sedangkan bi/a aborsi, ia dapat menutupi aibnya akibat hamil di luar nikah

sehingga terhindar dari rasa ma/u namun ia mendapatkan dosa yang lebih

besar karena membunuh anak. Meskipun pada dasarnya Nining tetap

menginginkan pernikahan, kenyataan bahwa dirinya menumpang pada

kakaknya dan harus menjaga nama baik keluarga tersebut membuatnya

merasa tidak enak dan tertekan jika ia sampai membuat malu keluarganya

akibat kehamilannya itu. Akhirnya dengan merasa terpaksa ia memutuskan

untuk mematuhi perintah kakaknya jika memang itu merupakan jalan terbaik

bagi keluarganya.

Berikutnya adalah tahap untuk membuat komitmen. Nining yang

memang tidak mengetahui dimana, bagaimana, dan kapan ia harus aborsi

menyerahkan segalanya pada kakaknya. Beberapa hari kemudian kakaknya

memanggilkan dukun beranak ke rumah itu dan langsung dimu/ailah proses

aborsi tersebut. Setelah beberapa hari berikutnya ketika proses aborsi

selesai, Nining jatuh sakit dan menyebabkannya hanya berada di dalam

Page 84: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

rumah. Sakit yang dideritanya itu membuatnya merasa dapat menghindari

sindiran para tetangga yang ia khawatirkan telah mengetahui aibnya itu.

Nining sendiri mengaku tidak pernah mau mengakui tindakannya

menggugurkan kandungan tersebut, sekali lagi karena ia malu. la ingin

merahasiakan semuanya agar nama baiknya dan nama baik keluarganya

tidak tercemar.

66

Tahap terakhir dari pengambilan keputusan adalah menerima umpan

balik meskipun negatif. Tanpa sepengetahuan Nining, ternyata tetangga

telah mengetahui perihal aborsinya akibat hamil di luar nikah. Kakaknya yang

memberitahukan hal itu mengaku merasa malu atas perbuatan tidak

senonohnya dalam rumah itu sehingga keluarganya menjadi bahan

pergunjingan para tetangga. Nining juga menyesal atas malunya keluarga

karena kehamilannya namun hal itu dianggapnya sebagai kesalahan

keluarganya sendiri karena menyuruhnya aborsi sehingga tetangga akhirnya

mengetahui semuanya. Menurutnya jika keluarganya menyuruhnya menikah

pastilah kemungkinan para tetangga mengetahui kehamilannya lebih kecil

dibandingkan aborsi.

Mengacu pada riwayat kasus yang berdasarkan pada pengakuan

Nining, dapat dilihat bahwa dalam mengambil keputusan Nining

menggunakan escape strategy, dalam arti bahwa Nining memilih alternatif

yang dapat terhindar dari hasil yang buruk. Aborsi merupakan tindakan yang

Page 85: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

diharapkan dapat menyembunyikan kehamilan Nining akibat 'kecelakaan'

tersebut agar keluarga tidak menanggung malu.

2. Kasus Rina

Subjek kedua dalam penelitian ini adalah Rina. la adalah anak kedua

dari delapan bersaudara yang dilahirkan pada tahun 1973. la memiliki dua

· orang saudara peremuan dan lima orang saudara lelaki.

67

Sejak dilahirkan, ia tinggal bersama orang tua dan seluruh saudaranya

di kota Jakarta. Orang tuanya bekerja sebagai pedagang dan penjahit yang

berlokasi di rumahnya sendiri. Penghasilan orang tuanya yang pada saat itu

dapat terbilang lumayan dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga yang

berjumlah sepuluh orang tersebut.

Rina dan kakaknya pun dapat mengenyam pendidikan Sekolah Dasar

yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya. Selepas pulang sekolah, ia dan

kakaknya biasanya membantu orang tuanya menjaga warung dan pekerjaan­

pekerjaan yang lain. Terkadang ia dan kakaknya juga bergantian mengasuh

adik-adiknya.

Masa kecilnya ia lalui dengan gembira meskipun menurutnya pada

saat itu banyak yang harus dipelajari lebih awal dibandingkan anak-anak

seusianya. Hal-hal seperti membantu pekerjaan orang tua untuk menjaga

warung dan sebagainya sudah sejak kecil ia jalani. Meski demikian, orang

tuanya tidak pernah menekan anak-anaknya untuk terus membantu. la dan

Page 86: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

68

GAMBAR 4.1 BAGAN ANALISA KASUS NINING

KEHAMILAN . UNWANTED PREGNANCY I ; INGIN ABORSI . I

Dari orang Iain I I

I ,. Kehamilan pra-nikah

KONFLIK I I I

Internal I

Eksternal 11

Mult app-avo I

•Agama • Nalmi keilman DECISION • , MAKING

I I I

STRATEGI I I TAHAP I ~ Appraising the Challenge

I

Snrveyillg the Alternatives

Escape I Strategy Weighing Alternatives

I

Making a Commitment

I

Adhering Despite Negative Feedback

Page 87: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

kakaknya dibiarkan bermain jika memang pekerjaan tersebut masih bisa

ditangani oleh orang tuanya. Namun dibandingkan kakak dan adik-adiknya,

Rina lebih banyak bermain daripada berada di rumah. la cenderung lebih

ma/as untuk membantu pekerjaan rumah yang biasanya dilakukan o/eh

setiap anak perempuan, sehingga kakaknya /ah yang banyak membantu

orang tuanya.

69

Sementara kehidupan keagamaannya ketika keci/ dirasakannya biasa­

biasa saja., Sebagaimana layaknya setiap anak yang dibesarkan dalam

ke/uarga yang beragama Islam, orang tuanya juga mengajarkan sholat,

mengaji, dan pengetahuan agama yang lain. Selain dari kedua orang tua, ia

tidak mendapatkan pendidikan agama dari yang lainnya.

Rina dibesarkan dalam keluarga yang liberal. Orang tuanya tidak

terlalu mengekang, memerintah, ataupun menghukum anak-anaknya jika

tidak menuruti perintah orang tua, sehingga tidak ada kekerasan dalam

ke/uarga tersebut.

Ketika ia lulus dari Sekolah Dasar, keluarganya pindah ke luar kola.

Kehidupannya di daerah yang baru itu tidak jauh berbeda dengan

kehidupannya di daerah sebelumnya. Orang tuanya masih cukup mampu

menghidupi keluarganya walaupun dalam kadar yang 'pas-pasan' sehingga

menyebabkan kakaknya dititipkan pada keluarganya yang lain.

Adanya adaptasi dengan lingkungan baru dan kondisi perekonomian

yang kurang memadai membuat Rina tidak melanjutkan sekolah ke jenjang

Page 88: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

70

berikutnya. Faktor kemalasan juga mempengaruhinya sehingga enggan

melanjutkan sekolah, sementara orang tuanya juga tidak memaksanya untuk

bersekolah lagi.

Dalam kesehariannya, ia menghabiskan waktunya untuk bermain dan

menjaga warung yang terletak dalam rumahnya sendiri. Warung yang berisi

barang-barang kelontong itulah yang menjadi sumber penghasilan orang

tuanya.

Berhubung dalam lingkungan yang baru itu ia belum mempunyai

banyak teman, sehingga tidak banyak waktu yang dipergunakannya untuk

bermain. Berbeda dengan ketika ia di Jakarta, sebagian besar waktunya di

tempat baru tersebut dihabiskan untuk menjaga warung dan membantu

pekerjaan rumah lainnya.

Lalu menurut ceritanya, beberapa bulan semenjak ia tinggal di daerah

tersebut, ada seorang pria yang datang berbelanja ke warungnya. Selama

transaksi jual beli itu berlangsung, pria tersebut juga mencoba menggodanya

sambil mengajaknya berkenalan. Rina yang memang belum mengenal pria

itu, hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan padanya

sekedarnya saja tanpa memperdulikan bualan-bualannya. Lalu keesokan

harinya pria tersebut datang lagi. Kali ini ia datang memang tidak untuk

berbelanja melainkan mengajak Rina mengobrol. Seperti biasa, Rina hanya

menganggapinya sekedarnya saja.

Page 89: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

71

Pria yang kemudian dikenalnya bernama Siwa itu, semakin sering

datang hampir setiap hari untuk menggodanya. Belakangan ia mengetahui

bahwa Siwa dikenal sebagai 'lelaki hidung belang' di lingkungan tersebut.

Lalu orang tua Rina melarang Rina untuk tidak banyak bergaul dengan Siwa.

Karena me,mang bukan Rina yang memulai semua itu, ia merasa tidak

selayaknya melarang Siwa untuk berhenti mendekatinya. Selain itu, memang

kedatangan Siwa ke warung itu cukup beralasan, ia ingin berbelanja.

Sel1ingga tidak mungkin penjual menolak pembelinya untuk datang.

Setelah hampir tiga bulan didekati oleh Siwa, Rina yang pada waktu itu

baru berumur 15 tahun mulai menyukai Siwa. Lalu mereka pun mulai

berpacaran.

Hubungan mereka berdua ternyata tidak disukai oleh orang tua Rina.

Tingkah laku 'buruk' Siwa pada setiap gadis membuat orang tua Rina

khawatir akan masuknya Rina dalam perangkap Siwa. Sering sekali orang

tua Rina melarangnya untuk tidak berhubungan lagi dengan Siwa. Namun

Rina yang sudah terlanjur jatuh hati pada Siwa tidak pernah menghiraukan

larangan tersebut.

"orang tua ya marah .. .pasti positif, karena dia enggak senang ngeliat

tingkah lakunya Siwa, dia kan 'brutal' ama cewek. Ya dibilang anak

badung ya enggaklah, tapi kaya begitu/ah ama perempuan, enggak

aku aja, banyak perempuan lain. Orang tua ngelarang banget sih, tapi

aku kan karena ... orang aku seneng ya ... ya udah deketin aja /ah"

Page 90: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Hubungan mereka pun terus berjalan. Selama mereka berpacaran,

menurut pengakuan Rina, Siwa mendatanginya hampir setiap hari dan ia

sering diajak berjalan-jalan. Selain itu pula, Siwa juga sering menciumnya.

"Jalan-jalan ya .. .jalan-jalan /ah pokoknya, kemana aja jalan. Orang

tiap hari datengnya ke rumah terus. O ... pasti, brutal! Ya kalau orang

pacaran ya dicium-cium gitu"

72

Setelah kurang lebih tiga tahun berpacaran, Rina ternyata hamil. Hal

itu menyebabkan kedua orang tuanya dengan terpaksa menyetujui Rina yang

pada waktu berusia 18 tahun menikah dengan pemuda yang menghamilinya

tersebut.

"Lah itu kan enggak dibolehin sebenemya, itu kan terpaksa, karena

ada, mau diapain /agi"

Kehidupan rumah tangga yang dijalani Rina menurutnya tidak seindah

yang ia duga. Siwa yang telah menjadi suaminya jarang berada di rumah.

Setiap hari suaminya yang bekerja sebagai pemutar film di biaskop-biaskop

pergi dari sore hingga tengah malam, sehingga sedikit sekali waktunya untuk

memperhatikan isteri dan anaknya. Rina merasa kurang bahagia dengan

kehidupan rumah tangganya yang seperti itu.

" .. . sedikit! Ka/au dia /agi ada di rumah ya ngerasa bahagia, tapi kalau

dia enggak ada di rumah ya enggak"

Lebih dari itu, kebiasaan buruk suaminya sebagai 'lelaki hidung

belang' ternyata muncul kembali. Suaminya mulai berselingkuh. Sering sekali

Page 91: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

wanita lain yang tak dikenalnya datang mencari suaminya. Rina merasa

sangat tertekan menerima kenyataan tersebut. Lalu ia mengadukan hal itu

pada orang tuanya. Orang tuanya yang sejak awal memang tidak suka

dengan tingkah laku Siwa memberinya pendapat untuk bercerai saja.

73

Ditengah kondisi yang membingungkannya itu, tetangganya

memberitahukan bahwa Siwa pernah mengaku akan menceraikan Rina.

Mendengar itu semua, ia semakin merasa kesal. Malam harinya, ia

menanyakan hal tersebut pada suaminya. Namun Siwa tidak membenarkan

kabar itu, ia malah mengaku kalau dirinya sedang mabuk saat mengatakan

hal tersebut sehingga kata-kata itu keluar dari mulutnya tanpa ia sadari.

Kemudian mereka bertengkar dan pada malam itu juga Rina pulang ke rumah

orang tuanya yang tidak begitu jauh dari rumah suaminya itu.

" .. . dari itu kan terus aku bertengkar tuh ma/em ya, terus aku kan

pulang ke rum ah, masa' isteri pulang jam 12 ma/em aja enggak mau

disamperin berarti kan dia emang udah mau nyere'in aku kan"

Setelah kejadian itu, menurutnya ia merasa semakin yakin akan

keputusannya untuk bercerai. Suaminya juga sudah menyepakati perceraian

tersebut. Namun diluar dugaan, beberapa hari setelah dimulainya proses

perceraian, ia baru menyadari kalau dirinya sudah terlambat bulan. Lalu ia

memeriksakan kandungannya ke dokter dan di sana pun ia dinyatakan hamil

satu bulan.

Page 92: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

74

Keharnilan itu rnernbuat Rina panik. la sedikit rnenyesali keharnilan

yang tidak dikehendakinya itu. Narnun sebenarnya bukanlah keberadaan

janin dalarn rahimnya yang ia permasalahkan melainkan situasi pada saat itu

yang dianggap kurang tepat. Disaat ia dan suaminya sudah memutuskan

untuk bercerai tetapi justru dirinya hamil. Lalu ia datang pada suaminya dan

menceritakan semuanya. Namun tanpa disangka-sangka, suaminya

menangggapi kehamilan Rina dengan sikap negatif. la tidak mengakui bahwa

yang dikandung Rina adalah anaknya.

"aku dateng /agi ke rumahnya. Kita ngomong, 'ini gimana ini, aku

hamif' aku bilang. Eh terus ma/ah katanya gini jangan-jangan itu anak

bukan anakku' katanya. Kan aku jadi tambah panas, marah"

Mendengar penolakan suaminya atas bayi dalam kandungannya

tersebut, Rina menjadi semakin marah. la yang selama ini tetap setia pada

suaminya walaupun diperlakukan dengan tidak adil-perselingkuhan

suaminya-merasa harga dirinya diinjak-injak alas tuduhan yang dilontarkan

suaminya itu.

"karena dia ngomong begitu jadi aku ya emosi .. kesel ya gimana gitu,

kok lelaki kok kayak begitu, orang sedangkan itu anak kamu kok,

darah daging kamu kok, kok ngomongnya kaya gitu, /ah ama siapa kita

selingkuh lagi, kalo enggak ama suami sendiri ya"

Dengan penuh emosi yang membara akhirnya Rina pulang ke rumah

orang tuanya. Kemudian ia mengadukan semua yang telah terjadi pada

Page 93: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

ibunya. Alas pertimbangan sedang dimulainya proses perceraian dan

penolakan Siwa tersebut, ibunya memberikan alternatif untuk berobat saja.

Berobat dalam arti meluruhkan benih yang sudah tumbuh dalam rahimnya

agar tidak timbul masalah baru.

75

Saran dari ibunya ternyata sangat berpengaruh terhadap pemikiran

Rina yang pada saat itu sedang tidak stabil. Kekecewaannya yang telah

bertumpuk pada suaminya membawanya untuk menerima saran ibunya

tersebut. la mulai mencari tahu dimana tempat untuk menggugurkan

kandungan. Secara.kebetulan ketika ia menceritakan semua yang dialaminya

pada tetangganya, ternyata tetangganya itu mengetahui tempat yang

dimaksud. Namun Rina yang merasa belum begitu yakin pada niatnya untuk

aborsi tidak langsung menuju tempat tersebut.

Menurutnya, tidak rnudah menentukan langkah apa yang akan diambil

sebagai solusi dari permasalahannya. Walaupun pada saat itu ia tidak

menghendaki benih dalam rahimnya namun ia juga merasa takut jika harus

menggugurkan kandungan. la takut jika terjadi sesuatu yang menyebabkan

nyawa menjadi taruhannya. Sebelumnya ia sering mendengar bahaya akibat

aborsi berupa pendarahan hebat yang akhirnya menyebabkan si pelaku

masuk Rumah Saki!. la tidak mau hal itu terjadi pada dirinya.

"Resikonya berat ... kita bakalan ... enggak ... biasanya kan adajuga

yang pendek umurnya .. ya kan pendarahan kan banyak, darah itu kan

Page 94: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

keluar dari mulai ini ... sampe kita ngeluarin itu bayi kan pendarahan

terus"

76

Selain itu, sebagai seorang muslim ia mengetahui dilarangnya

tindakan aborsi dalam agama. Berlandaskan hal tersebut, ia beranggapan

bahwa perbuatan menggugurkan kandungan adalah dosa. Meskipun ia

menyadari tingkat religiusitasnya tidak tinggi atau dalam arti ia bukan orang

yang 'alim' tetapi menyangkut masalah aborsi baginya merupakan suatu dosa

besar yang sama saja dengan pembunuhan. Hal itu pula yang masih

dipikirkannya sebelum menentukan untuk aborsi.

'Jelek itu .. dosa iya .. kan karena aborsi sih .. aborsi anak kan enggak

boleh tuh .. dilarang agama sih, dosa .. dosa berat itu .. banyak banget

dosanya, terus karena .. pokoknya aku karena kepengen ceraijadinya

nekat"

Timbul keraguan pada diri Rina untuk terus mempertahankan

kehamilan atau menggugurkannya saja. Walaupun ia menyadari janin

tersebut tidak diinginkannya, namun keberadaannya yang sudah terlanjur di

dalam rahim telah mengusik naluri keibuannya untuk terus membiarkannya

berkembang. Menurutnya, ada perasaan 'sayang' bila kehadiran sang jabang

bayi disia-siakan. Namun bila ia teringat kembali pada kekecewaan

sebelumnya pada suaminya, ia merasa tidak ada gunanya lagi

mempertahankan kehamilannya itu.

Page 95: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

77

"kalo enggak digugurin ya .. aku seenggak-enggaknya kan enggak bisa

cerei, lebih .. ya lebih pusing lagi !ah"

Ditengah kebimbangannya, beberapa hari kemudian Siwa datang

pada Rina dan menyuruhnya untuk menggugurkan kandungannya. Salah

satu alasan yang diutarakan tidak jauh berbeda dengan pemikiran ibunya

yakni sehubungan dengan proses perceraian yang tidak akan terlaksana bila

sang isteri sedang hamil. Selain itu, anak pertama mereka -yang pada waktu

itu baru berusia satu setengah tahun-masih terlalu kecil untuk mempunyai

adik sehingga lebih baik kehamilannya diakhiri.

Rina yang sebelumnya merasa masih ragu untuk aborsi, setelah

mendengar argumen dari suaminya menjadi bertambah yakin akan memilih

aborsi. la juga membenarkan alasan yang diungkapkan suaminya.

"abisnya gini juga ya, kan anak pertama masih kecil, kan masih perlu

bimbingan kita juga ya, kalo misalnya udah pun ya adek /agi

gimana . .iya emang iya aku .. kayaknya gimana ya .. mikirjuga ya, nekat

jadinya, emang itu anak mau digugwin aja, abis .. kakaknya aja masih

kecil, entar kalo misa/nya ada lagi siapa yang mau ngurusin .. itu aja

udah ngurusinnya rame-rame kok"

Setelah lebih dari satu minggu Rina terjebak dalam kebimbangan,

akhirnya ia memutuskan untuk mengambil tindakan aborsi. Menurutnya tidak

ada jalan lain lagi yang dapat dipilih agar terlepas dari beban rumah

Page 96: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

tangganya selain bercerai. Lalu untuk mensukseskan proses perceraiannya

pun jalan satu-satunya adalah dengan aborsi.

78

"kan aku kan ja/an satu-satunya kan kepengen supaya cerai, makanya

digugurin ... karena pengen cerei iya, karena dia ngomong begitu juga

iya, jadinya panas hati, pokoknya udah enggak di ini-in deh"

Keputusannya untuk aborsi tidak ia ceritakan pada siapapun. lbunya

yang pernah menyarankan demikian pun tidak ia beritahu. Sementara untuk

meminta pendapat dari bapaknya ia mengaku tidak berani karena ia yakin

bapaknya tidak akan mengizinkannya untuk aborsi.

"ya kalo cerita pasti kan oreng tua pasti marah, masa' anak kok

digugurin kan punya bapak punya ibu, kan ada ayahnya kok kenapa

digugurin, pasti kan begitu kan, kalo aku kan karena .. nekat aja !ah

udah /ah, karena kita kan mau bercerai, kalo bercerai kan kita kudu

kagak hamil, kalo ha mil kan kita enggak jadi bercerai"

Tepatnya pada usianya yang baru mencapai dua puluh tahun, Rina

yang sudah bulat keyakinannya untuk aborsi melangkah menuju tempat

dimana ia bisa menggugurkan kandungannya. Di rumah dukun beranak yang

berjarak kurang lebih 1 O km dari rumahnya itu, ia berusaha mengeluarkan

benih dalam kandungannya yang sudah berjalan lebih dari satu bulan.

Dengan perasaan yang sudah diliputi hasrat untuk cepat bercerai dari

suaminya, .Rina tidak lagi memikirkan rasa takut yang sebelumnya sempat

Page 97: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

menghantuinya. Yang ia pikirkan saat itu hanya keluarnya janin dari

rahimnya.

79

"udah enggak ada takut mati apa enggaknya, yang penting aku udah

bisa ngeluarin ini anak, yang penting bisa cere' ama bapaknya"

Menurut pengakuannya, Rina melihat dukun beranak itu memasukkan

sesuatu berbentuk sebatang lidi ke dalam vaginanya. Saat itu ia merasakan

sedikit sakit namun hanya sebentar. Selama proses itu berjalan ternyata tidak

ada setetes darahpun yang keluar dari rahimnya. Bahkan hingga selesai

tetap tidak ada sesuatupun yang berhasil keluar. Dukun beranak itu

beranggapan bahwa janin dalam rahim Rina memang sangat kuat sehingga

tidak bisa dikeluarkan.

Rina yang merasa usahanya tidak berhasil akhirnya pulang dengan

pasrah. la tidak mau Jagi mencoba 'berobat' ke dukun Jainnya. la

menyerahkan semuanya pada nasib dan membiarkan janin tersebut

berkembang dalam rahimnya.

"kalo masi/1 jadi anak ya kita urusin, kalo enggak jadi ya mau diapain

gitu"

Kemudian proses perceraian antara Rina dan suaminya terus berjalan.

Rina tidak mengakui kehamilannya di depan penghulu agar perceraian itu

tidak terhambat.

Orang tua Rina yang tidak mengetahui bahwa ia telah aborsi

beranggapan kalau dirinya masih mengandung. Tidak ada seorang pun yang

Page 98: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

mengetahui tindakannya untuk mengakhiri kehamilannya itu. la sengaja

merahasiakan perbuatannya karena merasa malu. Baginya aborsi

merupakan aib. Oleh karena itu ia tidak berani menceritakannya pada orang

tua terlebih lingkungan.

Namun setelah tiga bulan semenjak Rina menggugurkan kandungan,

pada suatu malam ketika ia sedang tidur ia terbangun seolah ada yang

membangunkannya. la terkejut mendapati darah sudah banyak keluar dari

vaginanya. la merasa seperti orang yang sedang melahirkan karena darah

tidak berhenti mengalir.

Seketika itu pula ia langsung menjerit dan menangis. Orang tuanya

yang sedang tidur di samping kamarnya terbangun dan menghampirinya.

80

Lalu tiba-tiba ketika ia mengejang ada sesuatu yang keluar dari vaginanya. la

semakin terkejut ketika melihat yang keluar itu berbentuk seperti binatang.

Berukuran sebesar tikus dan berwarna merah seperti daging. Ternyata itu

adalah janin yang pernah ia aborsi.

Rina mengalami pendarahan. la langsung dibawa ke Rumah Sakit

untuk di'kiret'. Setelah keadaan kembali normal, ia lalu menceritakan bahwa

dirinya pernah aborsi pada orang tuanya. Sesuai dugaannya, orang tuanya

terutama bapaknya langsung memarahinya dan menyalahkan tindakannya

tersebut. Rina pun merasa menyesal alas apa yang telah terjadi.

"tapi pas keluar itu .. janin anak itu .. nah baru terpikir .. menyesal .. anak

itu kenapa anak kita di ini-in digugurin. Ya itu aku pas keluar .. pas

Page 99: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

81

pertama ngeliat anak itu baru aku menyesal 'ya elah kok .. kayak begini

kok aku ngegugurin anak, ngebunuh anak' .. menyesel ada, nangisjuga

jerit-jeritan, dimarahin juga ama orang tua, itu kan namanya ngebunuh

anak, ya pasti dimarahin, kalo tau begitu kan enggak bakalan dibolehin

ama orangtua, orang /ua kan enggak nyuruh"

Tidak berbeda dengan orang tuanya sendiri, mertuanya juga

memarahinya alas tindakannya ketika mendengar kabar tersebut. Mereka

menyay'3ngkan janin ca/on cucunya yang tidak sempat ter/ahir ke dunia itu.

Bukan hanya orang tua dan mertuanya saja yang menyalahkannya,

keluarganya yang lain juga ikut menyesali kejadian itu. Bahkan sa/ah satu

pamannya sampai ada yang mengatakan bersedia mengurus dan

membesarkan anaknya jika memang tidak diinginkannya. Namun tetap saja

semuanya tidak bisa berubah. Nasi telah menjadi bubur.

Penyesalan yang dirasakan Rina atas keluarnya janin yang

dikandungnya ditumpahkan dengan menyalahkan Siwa. la datang dengan

penuh emosi pada Siwa dan mengatakan kekecewaanya atas perintah Siwa

untuk aborsi. Namun Siwa yang memang tidak menginginkan anak tersebut

hanya terdiam tanpa penyesalan sedikitpun.

"Ya dianya diem aja enggak bisa ngomong apa-apa orang dia yang

sa/a/7, ya dia yang nyuruh .. orang ceritanya macem-macem .. ngarang .. "

Dibalik penyesa/annya, Rina juga merasa lega karena akhirnya proses

perceraiannya dengan Siwa berjalan dengan lancar. Sele/ah kurang /ebih

Page 100: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

satu tahun melewati proses tersebut, akhirnya ia benar-benar dinyatakan

resmi bercerai dengan Siwa. Menurutnya, mungkin jika ia tidak mengambil

tindakan aborsi tersebut, perceraiannya tidak akan berhasil.

"ya/J .. /ega juga .. ak/Jirnya bisa cerei ama dia, kalo dulu enggak jadi

digugurin .. enggak tau de/J, jadi gimana"

Analisa kasus

82

Akar permasalahan yang dirasakan Rina sebenarnya bermula dari

keretakan hubungannya dengan suaminya. Satu setengah tahun hidup dalam

rumah tangga yang ia idam-idamkan, ternyata berbuntut perselingkuhan

suaminya sendiri. Merasa tidak tahan dengan kenyataan yang ia hadapi,

akhirnya ia meminta bercerai. Suaminya yang memang menginginkan

perceraian itu langsung menerima permintaan Rina. Maka dimulailah proses

perceraian antara Rina dan suaminya.

Tidak lama setelah dimulainya proses perceraian itu Rina ternyata

hamil. Kehami!an yang tidak berada pada waktu yang tepat itu menyebabkan

timbulnya masalah baru bagi Rina. la lalu mencoba mendiskusikannya pada

suaminya namun bukanlah jalan keluar yang didapatkannya melainkan

tuduhan dan penolakan atas janin tersebut.

Kekecewaannya pada sikap negatif suaminya itu ditumpahkan pada

ibunya. Pembicaraan tersebut membuahkan saran untuk aborsi dari ibunya.

Page 101: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Mulailah terpikir untuk mengakhiri saja kehamilannya itu dengan

pertimbangan agar proses perceraian dapat berlangsung dengan baik.

Awalnya Rina masih ragu-ragu untuk menggugurkan kandungannya

tersebut. la takut akan dosa jika ia aborsi. Menurut pemahamannya sebagai

seorang muslim, melakukan aborsi sama saja dengan membunuh manusia

walau dalam konteks yang berbeda. Hal itu merupakan dosa yang besar.

Aspek refigius menjadi sumber terjadinya konflik internal dalam dirinya

ketika ingin memilih aborsi sebagai solusi dari permasalahannya.

83

Bukan hanya itu, pengetahuannya akan resiko yang dapat terjadi

akibat aborsi juga mempengaruhi pertimbangannya. la sering mendengar

pelaku aborsi mengalami pendarahan hebat hingga harus dilarikan ke Rumah

Saki!. Lebih dari itu, bahkan ada yang mempertaruhkan nyawa hingga benar­

benar terenggut nyawanya kari'ma aborsi. Rina tidak ingin resiko tersebut

menimpanya sehingga menyebabkannya belum bisa memutuskan apakah

aborsi harus tetap dilakukannya atau tidak.

Ditengah kebimbangannya, suaminya yang sepertinya sudah tidak

perduli pada Rina dan anak yang dikandungnya menyuruhnya untuk

menggugurkan kandungannya. Alasan yang diberikan suaminya cukup

mempengaruhi pertimbangan Rina untuk aborsi. Mengingat usia anak

pertama mereka yang masih sangat kecil tidak memungkinkannya untuk

memiliki anak dulu. Apalagi pada saat itu mereka berdua sudah sepakat

Page 102: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

bercerai bahkan sedang dalam proses, maka tidak akan berhasil perceraian

itu jika isteri sedang hamil.

Rina kembali meyakinkan diri untuk menggugurkan kehamilannya

terlebih setelah didukung oleh suaminya. Namun ia masih merasa ada

sesuatu yang menghalanginya untuk melaksanakan rencana tersebut.

Sebagai seorang ibu, naluri ke-ibuannya mencegah digugurkannya janin

yang sudah bersemayam dalam rahimnya itu. Sebenarnya ia sendiripun

sangat menyayangkan bila anak yang tidak bersalah itu harus dibuang.

84

Kondisi demikian membuat Rina berada dalam situasi yang serba tidak

mengenakkan. Disatu sisi ia ingin agar perceraiannya dengan suaminya

cepat selesai. Hal itu dapat terwujud bila kehamilannya ditiadakan dengan

cara aborsi. Selain itu bila anaknya yang baru berusia satu setengah tahun itu

mempunyai adik, ia merasa tidak sanggup mengurus keduanya sehingga

jalan satu-satunya juga harus dengan menghilangkan calon anak tersebut.

Tetapi disisi lain, untuk melaksanakan aborsipun ia merasa takut. Takut

mendapat dosa karena rnembinasakan janin dan takut akan resiko dari

proses aborsi yang dapat membahayakan keselamatan jiwa. Rina terjebak

dalam approach-avoidance conflict. la mengharapkan aborsi dapat

mengeluarkannya dari permasalahan namun dosa dan resiko dari aborsi

harus ditanggungnya pula.

Page 103: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

85

Selanjutnya, setiap konflik yang ada pasti diakhiri dengan pengambilan

keputusan. Untuk itu, terdapat tahap-tahap yang harus dilalui dalam

mengambil keputusan sebagaimana telah dilalui pula oleh Rina sendiri.

Tahap pertama yaitu mengenali masalah. Kehamilan yang datang

pada saat Rina sedang menjalankan proses perceraian baginya merupakan

masalah yang dapat menghambat berlangsungnya perceraian tersebut.

Terlebih kehamilannya yang hanya berjarak satu setengah tahun dari anak

pertamanya dianggapnya terlalu cepat. Oleh karena itu baik Rina apalagi

suaminya mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut yakni dengan

aborsi. Mereka berkeyakinan seandainya bukan dengan cara menghilangkan

keberadaan janin dalam rahim Rina maka mereka tidak akan berhasil

bercerai.

Berikutnya, survei berbagai alternatif. Pada saat itu Rina mengaku

tidak menemukan jalan lain kecuali aborsi. Walaupun masih mengalami

konflik dalam hatinya terhadap cara tersebut tetapi Rina berusaha mencari

tahu tempat dimana ia bisa manggugurkan kandungannya. Selain itu ia juga

memikirkan berbagai resiko yang dapat terjadi jika ia aborsi begitu pula

dengan dosanya.

Lalu tahap mempertimbangkan alternatif. Berbagai kekhawatiran

yang muncui dalam benak Nining seandainya ia mengambil tindakan aborsi,

terhapus ketika ia berpikir bahwa harapannya untuk segera bercerai dari

suaminya akan terwujud jika ia tidak hamil lagi. Kebenciannya pada suaminya

Page 104: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

86

menutup pikirannya sehingga tidak terpikir sama sekali untuk membatalkan

perceraian tersebut demi melahirkan anaknya dengan masih memiliki ayah.

Dengan harapan yang besar agar dapat berpisah dari suaminya, ia 'nekat'

memilih jalan aborsi tanpa memperdulikan lagi resiko dan dosanya.

Tahap selanjutnya yaitu membuat komitmen. Setelah Rina

memutuskan untuk melakukan aborsi, ia langsung menuju tempat dimana ia

bisa mengeluarkan janinnya yang telah ia ketahui sebelumnya dari

tetangganya. Tindakannya untuk aborsi tersebut tidak ia beritahukan pada

siapapun termasuk orang tuanya sendiri. la memang sengaja

menyembunyikannya dari orang lain agar tidak dicap jelek karena

menggugurkan kandungan. Bahkan walaupun usahanya pada awalnya tidak

berhasil Ganin dalam rahimnya tidak langsung keluar pada saat itu), ia tetap

tidak berkata apacapa pada orang tuanya. Ketika akhirnya janin tersebut

berhasil keluar setelah tiga bulan kemudian di saksikan kedua orang tuanya,

barulah ia mengakui tindakannya untuk membuang janin itu. Setelah kejadian

itu, Nining berani menceritakan semua nya tetapi hanya pada keluarga dan

orang-orang terdekatnya. Sementara pada tetangganya, ia sampai sekarang

masih tidak mau menceritakannya karena tidak mau diketahui kejelekannya. ,

Tahap terakhir yakni menerima umpan balik. Keluarnya janin yang

memang pada awalnya diharapkan kepergiannya, berbuntut penyesalan yang

mendalam pada diri Rina. Meskipun Rina berniat menggugurkannya, namun

ketika janin tersebut tidak berhasil keluar ia akhirnya dapat menerima

Page 105: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

keberadaan janin ilu dalam rahimnya. lronisnya, juslru disaal ia sudah

lerbiasa dengan kehadiran janin lersebul lelapi ma/ah janin ilu pergi.

Penyesalan yang dirasakan Rina bertambah parah kelika orang tuanya,

mertuanya, dan saudara-saudaranya menyalahkannya alas kejadian

87

lersebut. Tidak lerima atas kesa/ahan yang hanya dilimpahkan padanya, Rina

berbalik menyalahkan suaminya karena alas perintahnya Rina mengambil

/angkah lersebut. Namun dibalik penyesalannya, Rina juga merasa

keadaannya menjadi lebih baik. Harapannya unluk bercerai dari suaminya

telah lerlaksana berkat keliadaan janin dalam rahimnya. Penga/aman

tersebul dijadikan pelajaran bagi Rina untuk tidak melakukan aborsi lagi,

hingga kini.

Melihal kenekatan Rina unluk mengambil tindakan aborsi lanpa

memperdulikan lagi resiko yang akan dihadapinya (walaupun sebe/umnya

sempat dipertimbangkan) maka dapat dipastikan bahwa slrategi yang

digunakan dalam mengambil keputusan adalah wish strategy.

3. Kasus S'anti

Subjek terakhir dalam pene/itian ini bernama Santi. la adalah anak

lerakhir dari tiga bersaudara yang dilahirkan pada tanggal 5 apri/ 1969.

Kedua saudaranya semuanya le/aki. Ayahnya berprofesi sebagai seorang

po/isi sedangkan ibunya menjadi ibu rumah tangga.

Page 106: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

88

GAMBAR 4.2 BAGAN ANALISA KASUS RINA

I . I UNWANTED PREGNANCY i .

INGIN ABORSI KEHAMILAN I • 1

• Diri sendiri • Orang lain

'

I Psikososial I I KONFLIK I I I I Internal I App-avo I

• Resiko aborsi •Agatna DECISION . .. • Naluri keibuan MAKING ~

I I

STRATEGJ TAHAP

L Appraising the Challenge

I

Surveying the Alternatives

, Wish I Strategy

Weighing Alternatives

I

Making a Commitment

I

Adhering Despite Negative Feedback

Page 107: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

89

Menurut pengakuannya, Santi sejak kecil hingga dewasa tidak pernah

merasakan kesusahan. Dari penghasilan ayahnya yang cukup lumayan

sebagai polisi, keluarganya hidup serba berkecukupan.

Santi dan dua kakaknya dapat mengenyam pendidikan hingga lulus

Sekolah Dasar. Selanjutnya, mereka juga meneruskan pendidikannya hingga

akhir jenjang sekolah menengah ke atas. Kedua kakaknya tidak melanjutkan

pendidikan kejenjang berikutnya dikarenakan malas. Begitu pula Santi tidak

merasakan bangku kuliah karena setelah lama! SPG ia keburu menikah

dengan kekasihnya.

Sebagaimana layaknya anak-anak kecil seusianya, ia mengaku masa

kecilnya cukup bahagia. Banyaknya teman-teman disekitar rumahnya

membuatnya tidak merasa kesepian, karena setiap hari dapat bermain

bersama mereka.

Walaupun ayahnya bekerja sebagi polisi, namun disiplin yang keras

tidak diterapkan dalam mendidik anak-anaknya. Menurut Santi, ayahnya tidak

terkesan otoriter dalam keluarga tetapi malah cenderung permissif. Ayahnya

tidak pernah benar-benar mengontrol apa yang dilakukan anak-anaknya baik

dirumah apalagi di luar rumah. Santi menilai, hal itu mungkin disebabkan oleh

kesibukan ayahnya dalam memperoleh penghasilan bagi keluarga.

Termasuk juga dalam hal ibadah, ayah Santi tidak pernah

memperhatikan satu-persatu bagaimana ibadah yang dijalankan anak­

anaknya. Seperti kebanyakan orang tua lainnya yang muslim, ayahnya juga

Page 108: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

90

mengingatkan anak-anaknya untuk melaksanakan ibadah seperti sholat dan

mengaji. Hanya sampai disitu. Ayahnnya seakan tidak memiliki kesempatan

untuk mengecek apakah anak-anaknya menjalankannya atau tidak. Sekali

lagi menurut Santi hal itu dikarenakan kesibukan ayahnya yang jarang berada

di rumah sehingga waktu yang dapat dihabiskan bersama keluarga hanya

sedikit.

Sebenarnya Santi sendiri mengaku sangat menyayangkan hal

tersebut. Bagi Santi, ayahnya yang sedari kecilnya sudah dapat dikategorikan

memahami agama secara mendalam, terlebih berasal dari keluarga yang

'agamanya kuat' (istilah yang dipakai Santi) seharusnya juga menurunkan

ilmunya tersebut pada anak-anaknya. Namun pada kenyataannya Santi dan

kedua kakal<nya justru mendapatkan pengetahuan mengenai agama hanya

dari guru ngaji yang memberikan pelajaran mengaji di musholla dekat

rumahnya setiap malam. ltupun tidak diikutinya setiap malam karena ayahnya

yang hanya mementingkan berangkatnya mereka dari rumah untuk mengaji

tidak mengetahui kalau anak-anaknya sebenarnya sering membolos dari

pengajian tersebut. Jadilah Santi dan kakak-kakaknya hingga kini merasa

kurang mengerti tentang agama.

"bapak aku kan ya emang ya .. apa istilahnya .. dari keluarga yang

agamanya kuat, dia tamat a/-qur'an, jaman dulu kan ceritanya diiring­

iringin naek kuda sih ... denger cerita kaya gitu enggak .. kalo jaman dulu

kan jaman bapakku masih kecil kalo tamat a/qur'an kan diarak-arak

Page 109: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

91

dari kampung-kekampung, nah terus bapak aku ini salahnya gini,

karena terlalu sibuk dia enggak merhatiin anak-anaknya, cuman

anaknya disuruh ngaji, entah itu mau ngaji mau enggak yang penting

berangkat ma/em ngaji, tapi nyatanya enggak ada yang bisa ngaji ...

pokoknya kurang /ah, enggak ketat banget gitu, karena bapakku kan

tugas .. .jadi sampe sekarang ya keluarga aku .. ya tentang agama ya

enggak tau banget, ya tau paling cuman dikit-dikit enggak

mendalam .. karena bapak aku kan sibuk, berangkat pagi pulang sore,

terus berangkat /agi tengah ma/em"

Sementara ibunya juga bertindak sama. la tidak terlalu menuntut anak-,

anaknya untuk berdisiplin dalam hal ibadah. Yang penting bagi ibunya, anak-

anaknya tidak melawan perintah kedua orang tua.

"Mamakku ... cuek, terlalu cuek dia, suka-suka anaknya, yang penting

anaknya nurut, gitu aja udah"

Ketika Santi menginjak remaja, pergaulannya dengan teman sejenis

ataupun lawan jenisnya tidak mengalami masalah. la juga sempat merasakan

jatuh cinta dan berpacaran meskipun baginya hal itu hanya merupakan cinta

monyet.

Lalu ketika pendidikannya di SPG (kini setingkat SMU) sudah hampir

selesai, ia mulai merasakan benar-benar mencintai seorang pria. Selama

kurang lebih delapan bulan mereka berpacaran, akhirnya tidak lama selepas

Santi lulus dari sekolahnya ia memutuskan untuk menikah dengan pacarnya

Page 110: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

92

tersebut. Hal itu menyebabkannya enggan untuk melanjutkan pendidikannya

menjadi mahasiswa.

Kehidupan rumah tangga yang dijalani Santi bersama suaminya

tergolong sangat sederhana. Keputusan untuk menikah dalam usia yang

masih sangat muda terkesan belum dipersiapkan dengan matang. Suaminya

yang juga hanya tamat SMA sepertinya, belum mempunyai penghasilan

tetap. Namun hal itu tidak membuat hubungan mereka sebagai suami-isteri

mengalami' goncangan. Mungkin karena mereka merupakan pasangan yang

baru menikah, yang baru menikmati hal-hal indah dalam kebersamaan

sebagai suami-istri, sehingga belum merasakan hal tersebut sebagai

masalah.

Sejak menikah, Santi dan suaminya menempati sebuah rumah milik

mertuanya. Direnakan belum mempunyai pekerjaan, suaminya ikut

membantu usaha yang dimiliki orang tuanya sehingga ia dapat menghasilkan

sedikit pemasukan untuk menghidupi keluarganya. Sementara Santi yang

juga hanya tamat SPG, berusaha menjalankan bisnis kecil-kecilan untuk

membantu memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Tak hanya itu, mereka

berdua juga masih mendapatkan bantuan dari orang tua dan mertua Santi

sehingga walaupun hidup dengan penghasilan yang tidak pasti mereka tidak

kekurangan.

Setelah kira-kira satu tahun menikah, Santi melahirkan seorang anak

perempuan pada usianya yang kedua puluh satu tahun. Semakin lengkaplah

Page 111: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

kebahagiaan Santi dan suaminya dalam menjalani kehidupan rumah tangga.

Namun sekali lagi, suaminya yang masih belum mendapatkan pekerjaan

tetap mengharuskan mereka hidup serba pas-pasan. Terlebih dengan

kehadiran seorang bayi yang membutuhkan lebih banyak biaya dari

biasanya.

Santi yang walaupun belum berpengalaman dalam mengasuh anak,

tidak mera~a kerepotan dengan lahirnya anak pertama mereka.

Sebagaimana ibu-ibu muda lainnya, Santi juga masih sering dibantu oleh

orang tua dan mertuanya dalam mengasuh anak.

Lalu empat tahun kemudian, Santi melahirkan anak keduanya.

93

Ternyata anak yang kedua ini juga berjenis kelamin wanita. Tidak jauh

berbeda dengan kondisi sebelumnya, Santi dan suaminya juga masih hidup

dalam kesederhanaan. Namun pada saat itu suaminya sudah merasa mantap

pada pekerjaannya bergabung dengan usaha orang tuanya. Waiau demikian,

kehadiran anak kedua membutuhkan lebih banyak biaya lagi sehingga tetap

saja Santi merasa kondisi perekonomian keluarganya masih pas-pasan.

Pengalaman mengasuh anak pertamanya membuat Santi tidak lagi

membutuhkan bantuan orang tua maupun mertuanya untuk mengasuh anak

keduanya. Santi juga mengaku tidak pernah mendapatkan pengalaman buruk

baik dalam mengasuh anak pertama maupun anak keduanya. Semua itu

dilaluinya dengan lancar.

Page 112: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

94

Namun lama-kelamaan Santi mulai merasa kewalahan harus

mengasuh kedua anaknya yang masih kecil-kecil seorang diri. Terlebih

urusan rumall tangga seperti memasak dan membereskan rumah juga

ditanganinya sendiri. Oleh karena itu ia berniat untuk tidak menambah anak

dulu sebelum kedua anaknya besar. ,

Sejak Santi melallirkan anak pertamanya, ia sudah mengikuti program

Keluarga Berencana. Begitu pula setelah anak keduanya lallir, ia kembali

mengatur rencana kehamilannya lewat program KB tersebut. Apalagi

menyadari kondisi perekonomian rumah tangganya yang dirasakan semakin

sulit ketika mempunyai dua orang anak, ia dan suaminya bertekad untuk

menunda kellamilan berikutnya sebelum mendapatkan penghasilan yang

memuaskan.

"suamiku kan ketjaannya be/um mantep.jadi ya aku pengen gedein

dia orang dulu !ah, Rara sama Gaea, aku enggak pengen punya anak

du/u"

Namun tanpa disangka-sangka, ketika usia anak keduanya baru

mencapai tiga setengah tahun dan pemasukan yang ia dan suaminya

dapatkan belum sesuai dengan yang mereka harapkan ternyata Santi hamil

lagi. Kehamilan itupun disadarinya ketika ia sudah tidak mendapatkan

menstruasi selama dua bulan lebih. la memeriksakan kandungannya ke

dokter dan dinyatakan bahwa dirinya telah hamil sekitar hampir tiga bu Ian.

Page 113: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

95

Berdasarkan pengakuannya, ketika mendengar pernyataan dari dokter

tersebut bukannya kebahagian yang dirasakannya melainkan perasaan

tertekan. Batinnya langsung menolak kehadiran janin dalam rahimnya yang

menurutnyl'! tumbuh akibat 'kebobolan'.

" .. .ih kok aku ha mil lagi, /ah aku males /ah hamil /ah, aku males

pokoknya hamil"

Santi yang merasa tidak berkenan untuk mempunyai anak lagi pada

waktu itu, langsung terdetik dalam hatinya untuk melakukan aborsi. la lalu

bercerita dan bertanya pada temannya, mencari tahu dimana tempat untuk

menggugurkan kandungannya.

"pas dikasih tau dokter aku hami/ dua bu/an setengah, terus pu/ang

pulang dari dokter itu uda/1 langsung cari dimana tempat gugurin"

la pun langsung memberitahukan suaminya perihal kehamilan dan

niatnya untuk aborsi. Suaminya yang juga menyadari semua alasan yang

dikemukakan Santi adalah benar, tidak melarangnya melakukan aborsi.

Menurutnya, keinginan untuk aborsi itu timbul lantaran ia merasa

belum siap untuk mempunyai anak lagi. Setelah mempunyai dua anak,

baginya dibutuhkan persiapan lahir dan batin untuk menghadapi kehamilan

berikutnya. Persiapan lahir yang berupa cukupnya materi dan persiapan batin

dalam bentuk benar-benar menginginkan keberadaan anak berikutnya.

Saal itu, baik persiapan lahir maupun batin belum dimilikinya. Kondisi

keuangan keluarga yang menurutnya belum memadai untuk kehadiran anak

Page 114: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

96

ketiga ditambah ia memang belum berencana untuk hamil lagi, membuatnya

ingin membuang janin tersebut. ,

"ya namanya kalo kita hamil, be/um siap lahir batin, daripada anak itu

nanti entah cacat, entah pertumbuhannya kurang gimana, ya aku

gugurin, pokoknya aku be/um siap lahir batin punya anak"

Selain itu, anak kedua Santi yang pada waktu itu berumur tiga

setengah tahun dianggapnya masih terlalu kecil. Hal itu pula yang

menyebabkannya belum merasa siap untuk mempunyai anak lagi.

" .. orang Caca masih keci/ kan, dia kan be/um sekolah sih waktu itu,

orang dia baru umur tiga faun kan be/um sekolah, ya pokoknya bagi

aku gimana ya .. pokoknya punya anak itu .. batin aku itu enggak

tenang .. ya karena aku enggak siap itu /ah"

Bagi Santi, saat itu tidak ada jalan lain untuk menghindari keadaan

rumah tangganya yang diramalkannya akan bertambah buruk jika

mempunyai anak lagi. Hanya dengan aborsi ia dapat terlepas dari situasi

yang dapat menyulitkannya.

" .. pokoknya bayangan aku tuh repooot banget, susaaaah banget kalo

punya anak lagi, satu-satunya ja!an ya cuma digugurin.."

Usaha Santi mencari tempat untuk dapat melakukan aborsi sudah

mulai menampakkan hasil. Temannya yang sebenarnya tidak mengetahui

tempat yang dimaksud, merekomendasikannya pada saudaranya yang

diketahui pernah melakukan aborsi. Tanpa berpkir panjang lagi, Santi segera

Page 115: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

menuju terhpat saudaranya untuk memperoleh jawaban. la memang merasa

sudah yakin akan melakukan aborsi tanpa memperdulikan dosa, resiko atau

apapun.

97

"enggak ada ragu-ragu pokoknya maju terus pantang mundur, enggak

ada! ... enggak ada perasaan sayang, enggak ada perasaan..itu

nyesel .. dalam agama itu dilarang, dosa besar, bayinya mau

d1kemanain itu enggak ada kepikiran sedikitpun kesana .. suer, yang

penting keluar aja gitu"

Ketika Santi sedang berada di rumah mertuanya yang hanya berjarak

dua ratus meter dari rumahnya, ia pun menceritakan kehamilannya dan

niatnya untuk aborsi kepada mertuanya. Mengerti dengan kondisi yang

dihadapi menantunya tersebut, ibu dari suaminya itu menyerahkan pada

Santi apapun yang sudah menjadi keputusannya.

Sementara itu, menurut pengakuannya Santi tidak mau menceritakan

niatnya tersebut pada orang tuanya sendiri. Semenjak ia menikah, ia

menganggap pennasalahan apapun yang terjadi dalam rumah tangganya

adalah tanggung jawabnya dan suaminya sendiri. Termasuk untuk aborsi, ia

juga menganggap tidal< ada gunanya menceritakannya pada orang tua.

"males cerita ke orang tua, sampe sekarang juga enggak tau, tau-tau

pas aku di Rumah Sakit kemaren, aku bilang pernah dikiret gara-gara

ngegugugin, eh terus katanya 'kalo aku tau dulu lu aborsi pasti dilarang' gitu"

Page 116: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

98

Butuh beberapa minggu bagi Santi untuk mengetahui dimana tempat

mewujudkan keinginannya. Selama menunggu informasi tersebut, ia

mencoba datang kedokter kandungan yang sudah menjadi langganannya

dan menceritakan maksud kedatangannya yang tak lain adalah untuk aborsi.

Tanpa banyak komentar dokter tersebut memberinya obat yang dianggap

Santi saat itu untuk meluruhkan benih dalam rahimnya. Namun ternyata,

belakangan diketahui bahwa obat yang diberikan itu bukanlah untuk

membantu mengeluarkan janin melainkan sebaliknya, untuk membuat rahim

Santi bertambah kuat.

Kecewa dengan perlakuan dokter, Santi yang sudah mengetahui

tempat praktek aborsi yang dilakukan dukun beranak akhirnya menuju tempat

tersebut. Tanpa keraguan sedikitpun sejak menginginkan aborsi, ia pergi

diantar oleh suami dan saudaranya.

"aku udah enggak mikir-mikir lagi. Pokoknya taunya anak itu keluar

aja, aku be/um siap, gitu, pokoknya .. keluar aja bayi itu, aku be/um

siap /ahir batin punya anak /agi"

Di tempat tersebut, Santi melihat sang dukun memasukkan sesuatu

yang katanya seperti batang pohon kedalam vaginanya. la hanya merasakan

sedikit sakit dan seketika itu keluar beberapa tetes darah yang berasal dari

rahimnya. Kemudian dukun tersebut memberinya obat berupa aspirin dengan

maksud mencegah terjadinya demam. Namun karena malas, Santi tidak

meminum obat tersebut. Beberapa hari kemudian Santi merasakan seluruh

Page 117: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

tubuhnya menggigil dan keluar keringat dingin dalam ukuran yang tidak

normal. Lalu tidak lama terjadi pendarahan. la langsung dibawa ke Rumah

Sakit oleh suaminya. Disana ternyata ia dikiret, dibersihkan rahimnya akibat

terjadi pendarahan tadi. Maka benar-benar keluarlah janin yang telah

dikandungnya itu.

Setelah bebas dari kehamilan, Santi mengaku merasa tenang dan

lega. la terlepas dari beban yang menghimpitnya sejak awal kehamilannya.

" .. ./ega .. p!ong .. enggak kepikir-pikir kesitu /agi sampe sekarang"

99

Santi yang pada saat itu memang tidak mengetahui bagaimana

pandangan Islam mengenai aborsi, merasa tidak malu-malu untuk

menceritakan perihal aborsinya pada teman dan tetangganya. Berangkat dari

kepribadian yang super cuek, ia pun menganggap aborsi sudah umum

dilakukan orang lain sehingga tidak ada perasaan malu sedikitpun atas aborsi

yang bagi kebanyakan orang justru malah merupakan aib.

" ... cerita aku .. uh aku cuek bener, seo!ah-olah aku ini enggak dosa !oh,

bener, sumpah deh, kayaknya aku ini gimana ya .. kayaknya aku ini

bangga bener, tapi apa yang mau dibanggain coba sebenemya,

kayaknya seolah-o!ah dosa itu enggak numpuk di muka aku itu

kayaknya enggak ada dosa, ta pi tak pikir-pikir sekarang dosa juga, aku

ma/ah ngajak-ngajak orang yang mau gugurin Joh, maklum du!u aku

kali .. kurang .. kurang gimana ya isti!ahnya agamanya kurang, jadi cerita

kaya gitu kayaknya cerita .. a!ah udah umum, ya sekarang kalo ada

Page 118: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

JOO

yang tan ya ya tak jawab aku dulu emang pernah gugurin, tapi enggak

sesumbar kaya dulu"

Banyak dari tetangga Santi yang menyayangkan tindakannya meng­

aborsi. Namun dengan santai, ia menjawab semua itu dengan alasan belum

siap lahir dan batin. la sama sekali tidak memperdulikan tanggapan

lingkungan atas tindakannya tersebut, karena ia sendiri tidak pernah

menyesali janin yang memang tidak diinginkannya itu.

Santi yang ketika diwawancara juga sedang hamil lima bulan,

mengaku pernah berniat untuk menggugurkan kehamilannya itu. Namun

suaminya yang telah mengetahui adanya dosa bagi pelaku aborsi tidak

mengizinkannya. Akhirnya sampai sekarang kehamilannya masih terus

bertahan. la pun sudall tidak lagi mempunyai keinginan untuk aborsi karena

baginya kini aborsi adalah dosa.

Analisa kasus

Seperti kasus-kasus sebelumnya, permasalahan dimulai ketika Santi

mengetahui kehamilannya justru disaat ia sedang tidak menginginkannya.

Usahanya menunda kehamilan karena alasan ekonomi ternyata kebobolan

juga. Unwanted pregnancy, kembali menjadi sumber permasalahan dalam

setiap kasus aborsi dalam penelitian ini.

Kehamilan tersebut tidak dikehendakinya tidak lain adalah karena ia

merasa belum siap lahir dan batin untuk mengurus anak lagi, sedangkan ia

Page 119: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

sudah cukup kerepotan mengasuh kedua anak sebelumnya. Kondisi

demikian diperparah karena pada saat itu menurut Santi suaminya belum

mendapatkan penghasilan yang memadai.

101

Tanpa memiliki pengetahuan akan resiko dan hukum menggugurkan

kandungan dalam agama, Santi bertekad membunuh janin dalam rahimnya

sehingga rencananya untuk tidak mempunyai anak dulu sebelum merasa

mapan kembali terwujud. Terlebih ketika niatnya itu didukung oleh orang­

orang disekitarnya terutama sang suami.

Tidak seperti kasus-kasus aborsi pada umumnya, tidak terjadi konflik

dalam diri Santi ketika ingin melakukan aborsi baik konflik internal maupun

eksternal. Kasus seperti ini memang jarang ditemui dalam kenyataan karena

menurut teori wanita yang ingin melakukan aborsi biasanya akan selalu

merasakan pertentangan-pertentangan dalam hatinya, pemikirannya, minimal

nalurinya sebagai wanita. Dapat pula pertentangan itu terjadi dengan orang­

orang disekitarnya (biasanya keluarga) akibat tidak setuju atas tindakan

aborsi.

Namun hal itu tidak terjadi pada Santi. la sama sekali tidak mengalami

pertentangan dalam dirinya berkaitan dengan faktor resiko maupun agama.

Bahkan nalurinya sebagai seorang ibupun tidak menunjukkan peran.

Pengetahuan agama yang dirasakan Santi sendiri masih sangat

kurang, kemungkinan menjadi penyebab tidak adanya informasi yang masuk

Page 120: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

dalam kognisinya mengenai pandangan agama terhadap aborsi. Selain itu,

keluarganya juga tidak ada yang mengingatkannya akan hal tersebut.

102

Sementara Santi yang sudah sering mendengar tetangganya banyak

yang melakukan aborsi dan berhasil dengan selamat, tidak ada resiko apa­

apa, juga membuatnya beranggapan kalau aborsi itu tidak beresiko. Hal itu

menyebabkan tidak terjadinya kebimbangan dalam diri Santi untuk

melakukan aborsi.

Selanjutnya, akan dibahas tahap-tahap pengambilan keputusan yang

dilewati Santi untuk melakukan aborsi. Tahap pertama yaitu mengenali

masalah. Santi menyadari kehamilannya itu ia anggap sebagai masalah

karena kondisi perekonomian keluarganya yang pada saat itu menurutnya

belum bisa menjamin kesejahteraan Santi, suaminya, dan dua anaknya.

Apalagi jika harus ditambah dengan anggota baru, dalam hal ini anak dalam

kandungan Santi yang akan terlahir.

Mengingat pertimbangan-pertimbangan tersebut, Santi langsung

memutuskan untuk menggugurkan kandungannya sejak awal diketahui

kehamilannya. Menurutnya, jika tidak digugurkan kemungkinan anak tersebut

akan tidak terawat dengan baik. Hal itu akan menjadi beban baru bagi Santi

dan keluarga.

Memasuki tahap kedua, survei alternatif. Santi tidak menginginkan

bayangan-bayangan buruk karena kelahiran anak ketiga benar-benar

Page 121: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

menimpanya. Oleh karena itu, menurutnya hanya aborsi satu-satunya jalan

untuk menghentikan terlahirnya anak tersebut.

103

Tahap ketiga yaitu mempertimbangkan alternatif. Keinginannya

sejak awal untuk aborsi tidak pernah diwarnai dengan keragu-raguan.

Dengan harapan yang besar agar tidak kesusahan dalam mengurus anak

sehubungan dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, ia menganggap aborsi

merupakan solusi terbaik dari permasalahannya.

Selanjutnya, tahap membuat komitmen. Setelah mengetahui tempat

dimana ia dapat menggugurkan kandungannya, dengan langkah pasti ia

menuju tempat tersebut. Begitu berhasil dengan aborsinya, tanpa mempunyai

perasaan malu Santi menceritakan hal itu pada tetangga-tetangganya. la

sedikitpun tidak menganggap aborsi sebagai aib sehingga tidak pernah

merahasiakan pada siapapun kalau dirinya pernah aborsi.

Terakhir, menerima umpan balik. Terdapat reaksi negatif dari

tetangga Santi yang menyayangkan aborsi tersebut. Namun karena ia sendiri

tidak merasakan adanya perasaan menyesal, ditambah dengan sifatnya yang

demikian cuek, maka reaksi negatif yang ada tidak pernah diperdulikannya.

Pada kasus Santi ini, dapat disimpulkan bahwa strategi yang

dipergunakannya dalam mengambil keputusan adalah wish strategy. la tidak

memperdulikan resiko yang dapat terjadi akibat aborsi karena ia sendiri

memang tidak mengetahuinya. Yang ia tahu hanya bagaimana agar janin

dalam kandungannya dapat keluar.

Page 122: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

104

GAMBAR 4. 3 BAGAN ANALISA KASUS SANTI

KEHAMILAN UNWANTED PREGNANCY INGIN ABORSI

Diri sendiri

Psikososial

DECISION ' MAKING

.

l I I

STRATEGI I TAHAP I

~ Appraising the Challenge

I

Surveying the Alternatives

Wish I

Strategy Weighing Alternatives

I

Making a Coll!lnitment I I

Adhering Despite Negative Feedback

Page 123: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

105

C. Perbandingan analisa antar kasus

Dari ketiga kasus di atas, dapat diketahui bahwa penyebab timbulnya

keinginan untuk aborsi adalah adanya unwanted pregnancy. Untuk kasus

Rina dan Santi, keinginan itu timbul dari dalam diri sendiri meskipun pada

awalnya Rina mendapat saran dari ibu dan suaminya. Sedangkan pada

kasus Nining, keinginan untuk aborsi merupakan keinginan keluarganya. la

sendiri sebenarnya tidak setuju atas aborsi tersebut.

Nining menganggap kehamilannya sebagai unwanted pregnancy

karena kehamilannya di luar nikah. Sedangkan Rina tidak menginginkan

kehamilannya karena alasan psikososial yakni perceraiannya yang akan

terhambat gara-gara kehamilannya, juga karena anak pertamanya masih

terlalu kecil. Sementara Santi merasa belum siap lahir dan batin atas

kehamilannya, kondisi perekonomian keluarganya yang belum cukup, dan

usia anak-anaknya yang masih dianggap terlalu kecil.

Pada waktu dimulainya proses aborsi, Nining dan Santi sedang

mengandung tiga bulan, sementara Rina baru memasuki satu bulan usia

kehamilannya. Anehnya, Rina yang menggugurkan kandungannya ketika

memasuki bulan pertama ternyata janin tersebut keluar setelah berusia

empat bulan dalam rahim Rina.

Menggali tipe konflik yang mereka alami, Nining mengalami konflik

dalam dirinya dan pertentangan dengan keluarga atas perbedaan pemilihan

Page 124: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

alternatif. Sedangkan jenis konflik lain yang juga dialami Nining termasuk

kedalam mu/tipple approach-avoidance conflict.

Rina berada dalam approach-avoidance conflict. la juga mengalami

konflik dalam dirinya atas pertimbangannya akan dosa, resiko aborsi, dan

naluri keibuannya yang menolak aborsi tersebut.

106

Sedangkan Santi, tidak mengalami konflik apapun baik dalam dirinya

maupun bersama orang lain. la tidak pernah merasa ragu sedikitpun ketika

ingin melakukan aborsi.

Rina dan Santi sama-sama menggunakan wish strategy dalam

mengambil keputusan, dalam arti bahwa mereka berdua tidak memperdulikan

resiko apapun yang dapat terjadi akibat aborsi. Yang mereka utamakan

adalah bagaimana mewujudkan harapan-harapan mereka yang akan tercapai

hanya dengan aborsi. Berbeda dengan Nining, ia menggunakan escape

strategy dalam mengambil keputusannya untuk aborsi.

Sedangkan untuk tahap-tahap pengambilan keputusan, ketiga subjek

dalam penelitian ini sama-sama melewati keseluruhan tahap tersebut.

Sehingga dapat dipastikan bahwa mereka telah mengambil keputusan secara

bijaksana.

Perbandingan analisa ketiga kasus dalam penelitian ini dapat dilihat

dalam label berikut:

Page 125: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

107

Tabel 4.2 Perbandingan analisa antar kasus

Nining Rina Santi

Unwanted pregnancy Hamil ora-nikah Psikososial Psikososial Keinginan aborsi Orano lain Diri sendiri Diri sendiri Tipe konflik Int, eks, muff app- Int, app-avo Tidak ada

avo Strates:ii DM Escape strategy Wish strategy Wish strategy Usia kehamilan 3 bulan 1 bulan 3 bulan ketika aborsi

Page 126: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati
Page 127: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

BABV

KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

Dalam bab terakhir ini akan dijelaskan kesimpulan penelitian yang

merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian, disertai diskusi dan saran

yang konstruktif dari peneliti.

A. Kesimpulan

Berpatokan pada data hasil wawancara dan observasi peneliti di

lapangan yang telah dianalisa dalam bab sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa:

1) Konflik yang dialami para subjek penelitian ketika ingin melakukan

aborsi timbul akibat pengaruh faktor kognisi dan afeksi. Faktor kognisi

yang dima~sud berupa pengetahuan subjek akan pandangan agama

(dalam ha! ini Islam) mengenai aborsi, yang walaupun masih

merupakan kontroversi para ulama namun dikalangan orang awam

diketahui bahwa aborsi dilarang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada

diri subjek terhadap dosa yang diyakini akan ditanggungnya jika

melakukan aborsi. Demkian pula dengan adanya pengetahuan subjek

akan bermacam bahaya bagi keselamatam jiwa yang diakibatkan oleh

aborsi. Bahaya yang terkadang hingga merenggut nyawa tersebut ,

membuat subjek merasa ragu untuk melakukan aborsi. Sedangkan

108

Page 128: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

109

faktor afeksi berperan ketika naluri alamiah subjek sebagai seorang

ibu menolak dilakukannya aborsi karena merasa sayang atau kasihan

terhadap janin yang tidak berdosa tersebut. Bermacam konflik di alas

dapat dikategorikan ke dalam konflik internal.

2) Bukan hanya konflik internal yang dirasakan calon pelaku aborsi,

terdapat pula konflik eksternal berupa pertentangan subjek dengan

orang laiin (keluarga atau lingkungan} antara keinginan untuk aborsi

atau tetap mempertahankan kehamilan.

3) Tidak semua pelaku aborsi mengalami konflik sebelum melakukannya.

Dari salah satu kasus dalam penelitian ini terdapat pelaku aborsi yang

tidak menemui konflik apapun dalam dirinya baik konflik internal

maupun konflik eksternal. Hal itu disebabkan kurangnya pengetahuan

subjek akan aborsi dalam agama, dan tidak pernah diketahuinya

bahaya fisik dan psikis yang ditimbulkan oleh aborsi.

4) Dalam mengambil keputusan, ketiga subjek melewati tahap-tahap

pengambilan keputusan meskipun tanpa mereka sadari. Tahap-tahap

tersebut yakni berupa pengenalan masa/ah, mencari alternatif so/usi

/ainnya, mempertimbangkan alternatif yang ada, menetapkan dan

melaksanakan keputusan, serta menerima eva/uasi dari orang lain

meskipun bernilai negatif. Ketiga subjek dalam penelitian ini

menganggap aborsi sebagai satu-satunya alternatif yang tepat untuk

mencapai tujuan mereka yaitu satu subjek yang ingin agar

Page 129: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

110

perceraiannya berjalan dengan baik, satu subjek lagi untuk menutupi

malu akibat hamil pra-nikah, dan subjek lainnya yang merasa belum

siap lahir dan batin untuk mempunyai anak lagi. Demi alasan-alasan

tersebut para subjek mengesampingkan perasaan takut dosa dan

takut mati ataupun penolakan dari naluri keibuan. Dengan

kekhawatiran akan bertambah parahnya kondisi karena tidak

tercapainya tujuan akibat kehamilan, maka mereka memutuskan untuk

aborsi.

B. Diskusi

Sesuai dengan teori yang ada, bahwa maraknya tindakan aborsi

khususnya di Indonesia terjadi karena adanya unwanted pregnancy atau

kehamilan yang tidak diinginkan. Dalam penelitian ini, faktor yang

menyebabkan timbulnya unwanted pregnancy adalah karena kehamilan pra­

nikah dan faktor psikososial.

Penelitian ini mendukung teori yang mengatakan bahwa banyak

diantara pelaku aborsi sebenarnya tidak menginginkan tindakan tersebut.

Adanya resiko yang menyangkut keselamatan jiwa si pelaku maupun

ketakutan akan dosa menimbulkan konflik dalam diri calon pelaku aborsi.

Terlebih pada dasarnya naluri ke-ibuan si pelaku aborsi jelas-jelas menolak

tindakan ini.

Page 130: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

111

Namun pada kenyataannya, ada juga pelaku aborsi yang tidak

mengalami 'konflik apapun baik karena faktor agama ataupun resiko

kesehatan. Bahkan tidak ada penolakan yang ia rasakan dari nalurinya

sebagai seorang ibu. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pelaku aborsi yang

memang benar-benar tidak menginginkan adanya janin dalam rahimnya

tanpa terlibat konflik sama sekali.

Fenomena tersebut dapat disebabkan oleh minimnya pengetahuan

agama si pelaku sehingga tidak ada informasi yang diterimanya mengenai

hukum aborsi dalam agama. Juga tidak diketahuinya resiko yang dapat

terjadi akibat aborsi, atau dapat juga karena kepribadian yang terlalu cuek

sehingga tidak memikirkan akibat apapun jika ingin melakukan sesuatu.

Penelitian ini juga mendukung teori yang dikemukakan oleh Marx

(1976) dan Dafidoff (1991) yang menyatakan bahwa faktor personal berupa

kognisi, motif, sikap, dan pengharapan dapat mempengaruhi pengambilan

keputusan individu dalam menghadapi konflik. Pelaku aborsi yang

mempunyai harapan besar terhadap aborsi, ditambah dengan adanya

res pons negatif terhadap terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan lantaran

hamil, akan memperkuat motivasinya untuk aborsi.

C. Saran

Setelah terjun langsung dalam lapangan penelitian, ternyata banyak

hambatan yang ditemukan sehubungan dengan pengambilan data. Saran

Page 131: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

dari peneliti berikut kiranya dapat dimanfaatkan untuk memaksimalkan

peneliti lain yang te1iarik pada penelitian sejenis ini.

112

1) Sebaiknya mencari subjek penelitian yang baru melakukan aborsi

(maksimal 5 tahun) agar konflik dan pengambilan keputusannya dapat

tergali lebih dalam.

2) Sebaiknya dalam melakukan wawancara, tidak dihadiri pihak lain agar

subjek dapat lebih terbuka .

3) Bagi wanita yang ingin melakukan aborsi, sebaiknya memikirkannya

lebih matang terlebih dahulu karena aborsi tidak terlepas dari resiko

yang berat. Hukum aborsi dalam agama juga sebaiknya bahkan

seharusnya dipertimbangkan dulu agar tidak ada perasaan menyesal

dan takut dosa dikemudian hari.

Page 132: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikunto, Suharsimi. (1995). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, Rita L., Atkinson, Richard C., Smith, Edward E., Bern, Daryl J.

(1999). Introduction to psychology, 111h. Ed. Diterjemahkan oleh

Widjaja Kusuma. Batam Centre: lnteraksara.

Atwater, Eastwood. ( 1983). Psychology of adjustment: personal growth in a

changing world, -;tid edition. New Jersey: Prentice Hall.

Baron, Robert A. (1992). Introduction to psychology, -;tid edition. USA: Allyn &

Bacon.

Chaplin, James P. (2000). Kamus lengkap psikologi. Diterjemahkan oleh

Kartini Kartono. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Cet.6.

Collins, Randall. (1986). Sociology of marriage and the family: gender, love,

and property. Chicago: Nelson-Hall.

Dafidoff, Linda L. (1991 ). Psikologi: suatu pengantar, edisi kedua.

Diterjemahkan oleh Mari Juniati. Jakarta: Penerbit Erlangga

Ebrahim, Abul Fadl Mohsin. (1997). Aborsi, kontrasepsi, dan mengatasi

kemandulan: isu-isu biomedis dalam perspektif Islam. Diterjemahkan

oleh Sari Meutia. Bandung: Penerbit Mizan.

Echols, John M., Shadily, Hassan. (1996). Kamus lnggris-lndonesia. Jakarta:

PT. Gramedia. Cet-23.

Harre, Rom, & Lamb, Roger. (1996). Ensik/opedi psikologi: pembahasan dan

evaluasi lengkap berbagai topik, teori, riset, dan penemuan baru dalam

i/mu psikologi. Editor edisi Indonesia: Danuyasa Asihwardji. Jakarta:

Penerbit Arcan.

Hurlock, Elizabeth B. (2001) Psikologi perkembangan. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Page 133: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Janis, Irving L., Mann, Leon. (1979). Decision making: a psychological

analysis of conflict, choice & commitment. New York: The Free Press.

vfuiarx. Melvin H. (1976). Introduction to psychology: problems, procedures and

principles. New York: MacMillan Publishing Co., Inc.

Moleong, Lexy J. (1997). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, cet-8.

Morgan, Clifford T., et. al. (1986). Introduction to psychology, 1h edition.

Singapore: McGraw-Hill Book Co.

Poerwandari, Kristi. (2001). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku

manusia. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan

Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI.

Rakhmat, Jalaluddin. (1996). Psikologi komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Cet ke-10.

Ranyard, Rob, Crozier, W. Ray, & Olasvenson. (1997). Decision making:

cognitive models and explanations. New York: Routledge.

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2000). Berkenalan dengan aliran-aliran dan

tokoh-tokoh psikologi. Jakarta: PT. Bulan Bintang. Cet -3.

Sarwono, Sarlito Wirawan. (2002). Teori-teori psikologi sosial. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada. Cet-7.

'Umran, Abd ar-Rahim. (1997). Family planning in the legacy of Islam.

Diterjemahkan oleh Muhammad Hasyim. Islam dan KB.Jakarta: PT.

Lentera Basritama.

Yanggo, Chuzaimah T., & Anshary AZ .. Hafiz. (1996). Problematika hukum

Islam kontemporer (//). Jakarta: PT. Pustaka Firdaus. Cet ke-2.

Yin, Robert K. (2000). Studi kasus. Jakarta: Raja Grafindo.

'' '1 '

Page 134: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

Jurnal:

Utomo, Budi, dkk. (2002). Prosiding seminar: insiden dan aspek psiko-sosial

aborsi di Indonesia (2001). Jakarta: CV. Tri Agung, Pusat Penelitian

Kesehatan , Lembaga Penelitian UL Cet-1.

Skripsi:

Cahyatama, Hidayatullah. (1999). Dinamika konf/ik dan pengambilan

keputusan pada mahasiswi mus/imah yang membuka jilbab. Depok:

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Putrini, Alfatiane. (2002). Pengambilan keputusan untuk menikah dan tidak

menikah saat masa ku/iah pada mahasiswi. Depok: Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia.

Syofia. (2003). Peri/aku coping pada narapidana: studi kasus pada LP wanita

Tangerang. Jakarta: Fakultas Psikologi UIN.

Internet:

Al-fauzi, Asra. Opini: kontroversi masa/ah aborsi from

http://www.kompas.com/kompas-

cetak/0104/04/daerah/dkks 19.htm/kontroversi masalah aborsi.

Anshor, Maria Ulfah. Opini Aborsi, antara Fakta dan Norma. Retrieved Senin,

2 Juli 2001 from http://www.kompas.com/kompas­

cetak/0107/02/dikbud/abor35.

Ada 2,3 Juta Aborsi di Indonesia Setiap Tahun. Retrieved Jumat, 3 Maret

2000 from http://www.kompas.com/kompas­

cetak/0003/03/iptek/ada 10. htm

http: //www.aborsi.net/resiko.htm/senin 20 oktober 2003

Opini. From http://www.kompas.com/kompas­

cetak/0104/04/daerah/dkks19.htm/aborsi di indonesia

Page 135: KONFLIK DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN WANITA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24545/1/NUR ALIA... · Tapi aku menerima segala yang kubutuhkan ... dihatinya dan menikmati

___ from http://www.kompas.com/kompas-

cetak/O 104/04/daerah/dkks 19 .htm/unsafe abortion

___ from http://www.kompas.com/kompas­

cetak/0104/04/daerah/dkks 19.htm/pro dan kontra .

. Waryono, eko. Memberikan Pifihan kepada Perempuan. Retrieved Rabu, 15

November 2000 from http://www.kompas.com/kompas­

cetak/0011/15/dikbud/memb28.htm /Kompasleko waryono.