manajemen kesalahan komdat makalah
DESCRIPTION
manajemen kesalahanTRANSCRIPT
Manajemen Jaringan Kesalahan
Dalam komunikasi data sering terjadi kesalahan atau error yang kita
dengar sehari-hari, itu disebut dengan galat. Pengiriman data melalui saluran
terganggu memungkinkan terjadinya galat pada pesan. Hal ini menyebabkan
pesan yang diterima tidak sama dengan pesan yang dikirim. Keterbatasan ini
mempunyai implikasi penting bagi efisiensi pemindahan data. Dalam hal ini
dibutuhkan kode deteksi error.
1. PENDAHULUAN
Dalam pembahasan ini, kita melihat kebutuhan untuk kontrol data link,
kita daftar beberapa persyaratan dan tujuan untuk komunikasi data yang efektif
antara dua stasiun yang terhubung langsung:
a. Sinkronisasi Frame. Data dikirim dalam blok yang disebut frame. Awal
dan akhir setiapframe harus dikenali. Kita diperkenalkan secara singkat
topik ini pada pembahasansebelumnya tentang frame sinkron.
b. Arus kontrol : Stasiun pengirim tidak boleh mengirim frame dengan rate
yang lebih cepatdari kemampuan stasiun penerima.
c. Kesalahan kontrol. Setiap kesalahan bit yang terjadi pada sistem
transmisiharus dikoreksi.
d. Addressing . Pada line multipoint, seperti jaringan area lokal (LAN),
identitas dari duastasiun yang terlibat dalam transmisi harus ditentukan.
e. Control dan data pada link yang sama. Biasanya kita tidak menginginkan
adanya jalur komunikasi yang terpisah secara fisik untuk informasi
kontrol. Oleh karena itu, penerima harus dapat membedakan informasi
kontrol dari data yang ditransmisikan.
f. Link manajemen. Inisiasi, pemeliharaan, dan pemberhentian dari
pertukaran data yangdilakukan memerlukan cukup banyak koordinasi dan
kerjasama antara stasiun. Prosedur untuk pengelolaan pertukaran ini
adalah diperlukan.
2. PEMBAHASAN
Contoh-contoh kode deteksi error, yaitu:
Pengendali Kesalahan Paritas
Paritas Karakter, bila paritas karakter digunakan, sebuah bit akan
ditambahkan pada setiap karakter dalam data. Rekomendasi ITU-T V4
menentukan bahwa bit paritas diletakkan setelah bit ketujuh dan bit signifikan
terbesar sehingga menjadi bit kedelapan.
Pembentukan BCC & Komputasi BCC
Paritas Blok, efisiensi pendeteksi kesalahan dapat ditingkatkan dengan
penggunaan paritas blok. Pesan dibagi menjadi sejumlah blok dan setiap blok
mempunyai karakter pemeriksa blok (BCC) yang ditambahkan pada akhir blok.
Pada sisi penerima, setiap kolom dan setiap baris diperiksa dan lokasi kesalahn
tunggal dapat ditentukan dengan melakukan interseksi pada kolomdan baris yang
mengandung kesalhan. Jika terdapat dua kesalahan pada sebuah karakter, bit
paritas karakter akan benar, tetapi BCC akan salah. Hal ini berarti bahwa
muculnya kesalhan dapat dideteksi, namun lokasinya tidak dapat ditentukan.
Pengecekan Paritas
Metode penggunaan sebuah bit paritas untuk mendeteksi error disebut
sebagai teknik pengecekkan paritas (parity check). Ketika menerima data yang
memuat bit paritas, perangkat penerima akan membuang bit paritas tersebut,
melaksanakan suatu komputasi yang sama dengn yang dilakukan oleh pengirim
dan menggunakan hasil komputasi ini untuk menentukan keutuhan data yang
diterima. Komputasi paritas ini dirancang sedemikian rupa sehingga apabila salah
satu bit dari data yang datang mengalami perubahan, penerima dapat
mengetahuinya dan melaporkan bahwa error telah terjadi.
Pembentukan bit paritas :
Terdapat dua jenis paritas, baik pengirim maupun penerima harus
“sepakat” untuk menggunakan tipe yang sama selama komunikasi data
berlangsung.apabila pengirim dan penerima menggunakan jenis pengecekkan
paritas yang berbeda, maka komunikasi tidak dapat berlangsung dengan baik. Dua
jenis paritas ini yaitu:
a. Paritas genap, penghitungan paritas genap secara garis besar adalah
menghitung banyaknya bit 1 yang terdapat di dalam stream data dan
apabila jumlah ganjil , maka bit
b. paritas yang digunakan adalah bit 1. Sehingga dengan demikian jumlah
total bit 1 di dalam data menjadi genap.
c. Pritas ganjil, pengecekkan paritas ganjil memiliki mekanisme yang
berlawanan dengan paritas genap, di mana jumlah total bit 1 di dalam
stream data harus lah ganjil. Dengan kedua skema paritas ini, baik paritas
genap maupun ganjil, apabila salh satu bit di dalam stream data mengalami
perubahan, dari 0 ke 1 atau sebaliknya, maka hasil perhitungan paritas
penerima tidak akan sama dengan bit paritas yang diberikan oleh
pengirim. Teknik pengecekkan paritas bekerja efektif dalam mendeteksi
error transmisi apabila error tersebut mengakibatkan perubahan pada bit-
bit data dengan jumlah ganjil, naming tidak dapat menentukan error
dengan baik apabila jumlah bit yang berubah adalah genap.
Checksum
Checksum merupakan metode pendeteksi error yang menawarkan tingkat
kehandalan yang lebih tinggi dibandingkan pengecekkan paritas, akan tetapi
overhead data yang dibutuhkan adalah lebih besar dibandingkan dengan
pengecekan paritas, yang digunakan untuk membentuk checksum oleh pengirim
dan mengolah checksum tersebut oleh penerima. Sebagian besar jaringan
computer memang menggunakan suatu bentuk checksum dan menyisipkan
informasi checksum ini ke dalam paket data yang akan dikirimkan via medium
transmisi.
Perhitungan checksum adalah sebuah proses yang relative mudah dilaksanakan,
dimana pengirim harus menjumlahkan bilangan-bilangan bulat biner yang
membentuk data,untuk menghasilkan suatu nilai jumlah (sum). Jenis perhitungan
ini dapat diterapkan pada data yang terdiri dari bilangan-bilangan, gambar-
gambar, karakter-karakter, dan bilangan-bilangan floating point.
Koreksi Error
Sebagian besar protocol jaringan computer yang menyertakan skema
koreksi error, mengimplementasikan suatu mekanisme untuk meminta kepada
pengirim agar mentransmisikan kembali informasi yang hilang. Untuk
memastikan bahwa data diterima dengan benar, berbagai teknik acknowledgment
(pemberitahuan) digunakan agar pengirim dapat memperoleh suatu bentuk
informasi dari penerima, yang mengindikasikan apakah data telah diterima atau
tidak diterima. Informasi acknowledgment ini pada umumnya merupakan frame-
frame control khusus, yang membawa acknowledgment positif atau negative
mengenai data yang dikirimkan. Untuk menjamin agar paket-paket transmisi
ulang yang memuat data yang sama tidak semuanya diproses, suatu bentuk
penomoran digunakan pada paket-paket data sehingga penerima dapat
membedakan mana paket yang asli dan mana paket transmisi-ulang[2].
Metode yang digunakan untuk pengendalian error ini mencakup kombinasi dari
teknik-teknik berikut ini:
a. Deteksi Error, paket-paket yang diterima oleh terminal penerima, yang
dianggap tidak lulus dari rutin pengecekan error akan dibuang.
b. Acknowledgment positif, apabila penerima memutuskan bahwa paket
telah lulus dari rutin pengecekan error, sebuah sinyal acknowledgment
positif dikirimkan ke terminal pengirim.
c. Acknowledgment negative dan permintaan transmisi ulang, apabila
penerima memutuskan bahwa sebuah paket telah gagal melewati rutin
pengecekkan error, sebuah sinyal acknowledgment negatif akan
dikirimkan ke terminal pengirim.
d. Transmisi ulang setelah tenggang waktu habis (timeout), apabila pengirim
belum menerima acknowledgment apapun setelah suatu jangka waktu,
sejak paket dikirimkan, pengirim akan mentransmisikan kembali paket
tersebut.
Secara keseluruhan, teknik-teknik ini dikenal sebagai mekanisme
automatic repeat request (permintaan pengulangan otomatis / ARQ).
Terdapat dua bentuk pengimlemtasian ARQ yang dapat dijumpai pada
protocol-protocol komunikasi jaringan. Jenis pertama dikenal dengan
sebutan ARQ stop-and-wait (berhenti-dan-tunggu).
Cyclic Redudancy Check (CRC)
Teknik cyclic redundancy check (CRC) dapat mendeteksi lebih banyak
error dibandingkan dengan teknik checksum maupun paritas karena perubahan
yang terjadi pada sebuah bit, atau beberapa bit sekaligus di dalam data akan
mengakibatkan hasil komputasi CRC pengirim dan penerima berbeda. Skema
CRC menerapkan sebuah formulasi matematis untuk menghasilkan kemampuan
mendeteksi error. Akan tetapi, sebagian besar implementasi CRC menggunakan
hardware yang spesifik, karena peragkat-perangkat tersebut mudah dibuat dan
murah. Hardware CRC memuat dua komonen utama, sebuah register geser (shift
register) dan sebuah piranti logika OR eksklusif (xor).
System yang menggunakan protocol HDLC memanfaatkan cyclic redundancy
check untuk mendeteksi kesalahan. Dalam protocol HDLC, setiap blok data
dikirim sebagai sederetan bilangan biner dan tidak dapat dikirim sebagai sejumlah
karakter yang terpisah.
Prose perhitungan sebuah CRC dapat dijabarkan dalam bentuk langkah-langkah
berikut ini:
a. Ketiga register diinisialisasikan sehingga semua bit di dalamnya berubah
menjadi nol.
b. Bit data yang diterima diumpamakan sebagai salah satu input ke register
sebelah kanan.
c. Ketiga register diperintahkan untuk melaksanakan operasi geser, secara
bersamaan, sejauh satu bit ke kiri.
d. Bit paling kiri di dalam register sebelah kiri diumpamakan sebagai input
bagi ketiga unit eksklusif OR (xor).
e. Hasil dari operasi eksklusif OR yang terjadi di dalam unit xor paling kanan
diletakkan pada posisi bit paling kanan di dalm register kanan.
f. Bit pada posisi paling kiri di dalam register tengah tergeser keluar dan
masuk menjadi input kedua bagi unit eksklusif OR paling kiri.
g. Bit pada posisi paling kiri di dalam register kanan tergeser keluar dan
masuk menjadi input kedua bagi unit eksklusif OR tengah.
Hasil dari operasi eksklusif OR yang dilaksanakan oleh unit-unit xor kiri dan
tengah diletakkan pada posisi bit paling kanan di dalam register kiri dan register
tengah.
Langkah 2 hingga 8 diulangi kembali hingga semua bit di dalam paket data telah
dimasukkan kedalam perangkat CRC.
Setelah semua langkah di atas selesai dilaksanakn, isi dari ketiga register geser di
dalam perangkat CRC adalah sebuah kode CRC 16-bit untuk data yang
bersangkutan. Kode CRC ini akan disisipkanke dalam data, sebelum data
ditransmisikan ke penerima.
Kode Hamming
Kode hamming merupakan kode non trivial untuk koreksi kesalahan yang
pertama kali diperkenalkan kode ini dan fariasinya telah lama digunakan untuk
control kesalahan pada system komunikasi digital kode hamming ada dua macam,
yaitu biner dan non-biner. Kode Hamming ada dua macam, yaitu biner dan non-
biner. Kode Hamming biner dapat dipresentasikan dalam bentuk persamaan
berikuk:
(n,k) = (2m -1,2m - 1- m) (1,7)
Dimana k adalah jumlah bit informasi yang membentuk n bit kata sandi, dan m
adalah bilangan bulat positif. Jumlah paritas bitnya adalah sejumlah m=n-k bit.
ITU-T V42
Rekomendasi ITU-T V42 mengacu pada penggunaan teknik pengubahan tak
sinkron ke sinkron untuk pemeriksaan kesalahan pada modem penerima, klas-klas
MNP yaitu:
a. Klas 1 adalah half duplex berorientasi karakter sinkron tetapi tidak lagi
digunakan.
b. Klas 2 adalah full duplex berorientasi karakter tak sinkron dengan
mengirimkan byte dengan paket panjang tertentu yang berisi kata
pemeriksa kesalahan. Modem penerima harus mengenali penerimaan yang
benar dari setiap paket.
c. Klas 3 adalah full duplex berorientasi bit sinkron dank arena tidak ada bit.
mulai atau berhenti yang diperlukan, overhead dikurangi sampai 25%.
d. Klas 4 adalah protocol pembetulan kesalahan yang juga menyediakan
beberapa kompresi data. Kompresi data meliputi adaptive packet assembly
supaya modem dapat mengemas paket data yang akan dikirim dan
kesalahan sebagai suatu kesalahan.
e. Klas 5 menyediakan fasilitas pemampatan data untuk data tak sinkron.
Klas 5 dapat memampatkan data dengan factor 2 yang secara efektif
menggandakan kecepatan pengiriman data.
f. MNP 6 menggunakan teknik Universal Link Negotiation, yang
memungkinkan dua modem mulai mengirimkan data pada kecepatan bit
yang rendah dan setelah kemampuan sikrit dan modem diketahui
kecepatan bit akan diubah menjadi lebih tinggi.
g. MNP 7 menggunakan penyandi Huffman untuk menyediakan system
kompresi data yang lebih efisien dari MNP 5. Rasio kompresi kadang-
kadang dapat mencapai tiga.
h. MNP 9 (tidak ada MNP 8) digunakan untuk mengurangi overhead dari
operasi modem tertentu.
i. MNP 10 adalah Adverse Channel Enhancements yang memungkinkan
sebuah modem bekerja lebih baik lewat sikrit telepon yang buruk.
3. KESIMPULAN
Dari Kesimpulan ini bahwa mulai dari interface fisik pada medium
transmisi hingga kesalahan-kesalahan internal pada driver jaringan dan software
router terdapat Error yang terjadi pada data yang ditransmisikan karena berbagai
macam hal. Dan dapat juga diakibatkan oleh berbagai hal seperti kesalahan dalam
transmisi (hardware), network interface, interferensi elektrik, noise (misal thermal
noise), koneksi, dll.
MANAJEMEN JARINGAN KESALAHAN
Makalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Telekomunikasi
NAMA KELOMPOK :
Ari Permadi Rahmadi Huda Rivly Thias M
POLITEKNIK PAJAJARAN BANDUNG
PROGRAM D3 JURUSAN TEKNIK KOMPUTER
TAHUN 2013