manajemen keperawatan

27
MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN Disusun oleh : NAMA : SITI NURHAYATI NIM : 11208041 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) ”YATSI” Tangerang Jl. Raya Prabu Siliwangi (Jl. Raya Pasar Kemis) KM. 3 1

Upload: siti-nurhayati

Post on 12-Apr-2016

50 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

manajemen keperawatan

TRANSCRIPT

Page 1: manajemen keperawatan

MAKALAH

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Disusun oleh :

NAMA : SITI NURHAYATI

NIM : 11208041

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) ”YATSI” Tangerang

Jl. Raya Prabu Siliwangi (Jl. Raya Pasar Kemis) KM. 3

Tangerang – Banten

2014

1

Page 2: manajemen keperawatan

2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rakhmatnya

kami dapat menyelesaikan tugas ini yang merupakan salah satu dari mata kuliah

Manajemen Keperawatan..

Tugas ini disusun untuk memenuhi perbaikan nilai sistem pembelajaran di

STIKes YATSI jurusan S1 Keperawatan. Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari

browsing internet, diskusi anggota, buku, observasi dan lain-lain.

Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang

sedalamnya kepada :

1. Ibu. Ida Faridah, S.Kp, M.Kes , selaku Ketua STIKes YATSI Tangerang

2. Ibu Ns.Ria Novianti , S. Kep selaku PJ Akademik

3. Ibu Eka Damayanti, S. Kp. MARS selaku dosen Manajemen Keperawatan

4. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan yang telah memberikan motivasi

Atas semua bantuan dan dukungan semua pihak kepada penulis, kiranya Allah

SWT akan membalas semua kebaikan yang telah di berikan. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta

memberikan motivasi untuk kedepan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk tenaga

kesehatan atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

Tangerang, Januari 2014

Penyusun

Page 3: manajemen keperawatan

3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- i

DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penulis 1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN 2

2.2 PRINSIP MANAJEMEN 4

2.3 PRINSIP KEPEMIMPINAN 5

BAB 3 PENUTUP

3.1. KESIMPULAN 15

DAFTAR PUSTAKA 16

Page 4: manajemen keperawatan

4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah

sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada

pasien yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan

kesehatan lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada kliennya. Dengan demikian pelayanan

keperawatan perlu ditingkatkan kualitasnya secara terus-menerus dan

berkesinambungan sehingga pelayanan rumah sakit akan meningkat juga seiring

dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.

Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses, peran dan

fungsi dari manajemen keperawatan karena manajemen keperawatan adalah suatu

tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer atau pengelola keperawatan

yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta mengawasi

sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun sumber dana sehingga dapat

memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien baik kepada klien,

keluarga dan masyarakat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan manajemen keperawatan ?

2. Bagaimana aplikasi kepemimpinan pada manajemen keperawatan ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Untuk mengetahui, memahami, dan menerapkan konsep manajemen

keperawatan dalam bidang kesehatan, khususnya bidang keperawatan.

Page 5: manajemen keperawatan

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen didefinisikan secara umum sebagai upaya-upaya yang dilaksanakan

untuk mencapai suatu tujuan melalui oran lain. Dalam manajemen pertama-tama

perlu diketahui dengan jelas apa tujuan yang akan dicapai. Selanjutnya bagaimana

upaya yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan melibatkan

sekelompok orang dalam suatu organisasi. Menurut Gillies (1994), manajemen

keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui upaya anggota staf keperawatan

untuk memberikan pelayanan keperawatan, pengobatan, dan bantuan terhadap para

pasien dan tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengorganisir,

memimpin serta mengontrol keuangan, materian, dan sumber daya manusia yang

ada untuk memberikan pelayanan keperawatan seefektif mungkin bagi setiap

kelompok pasien dan keluarga meraka.

Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus

yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,

mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada,

baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan

keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat. Menurut

Suyanto (2008) manajemen adalah sebagai suatu proses dapat dipelajari dari

fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh seorang manajer. Adapun yang

dimaksud fungsi manajemen adalah langkah-langkah penting yang wajib

dikerjakan oleh seorang manajer untuk mencapai tujuan.

Manajemen keperawatan diartikan secara singkat sebagi proses pelaksanaan

pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan

keperawatan, pengobqtan, dan rasa aman kepada pasien / keluarga / masyarakat.

(Suyanto, 2008: 5). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus

dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi,

mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada baik sumber daya

Page 6: manajemen keperawatan

6

manusia, alat maupun dana, sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan

yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Suyanto, 2008: 5)

Masing-masing pakar mengidentifikasi fungsi-fungsi manajemen yang berbeda-

beda. Keperawatan lebih sering mengadopsi fungsi manajemen menurut George

Terry, yaitu:

Planning (perencanaan) sebuah proses yang dimulai dengan

merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menyusun dan

menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Melalui

perencanaan akan dapat ditetapkan tugas – tugas staf. Dengan tugas –

tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk

melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang

dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas – tugasnya.

Organizing (pengorganisasian), adalah rangkaian kegiatan manajemen

untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh

organisasi dan memanfatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan

organisasi.

Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakkan

adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu

bekerja secara optimal dan melakukan tugas – tugasnya sesuai dengan

ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya

yang tersedia.

Controling (pengawasan, monitoring) adalah proses untuk mengamati

secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan

mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.

2.2. PRINSIP MANAJEMEN

 Menurut Suyanto (2008) Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan yaitu:

Page 7: manajemen keperawatan

7

a Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, karena

melalui fungsi perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko kesalahan,

memudahkan pemecahan masalah.

b Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang

efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun

perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan

sesuai waktu yang telah ditentukan.

c Manajemen keperawatan melibatkan para pengambilan keputusan.

Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi saat mengelola

kegiatan keperawatan memerlukan keterlibatan pengambil keputusan

diberbagai tingkatan manajerial.

d Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus

perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang

pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point

utama dari seluruh tujuan keperawatan.

e Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang

meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian

pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.

f Devisi keperawatan yang baik dapat memotivasi perawat untuk

memperlihatkan penampilan kerja yang terbaik.

g Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.

h Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan

perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau untuk

peningkatan pengetahuan dan ketrampilan perawat.

i Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi:

penilaian pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi,

menetapkan standar dan membandingkannya dengan penampilan serta

memperbaiki kekurangan yang terjadi.

Sedangkan prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari :

a Division of working (pembagian pekerjaan)

b Authority and responsibility ( kewenangan dan tanggung jawab)

c Dicipline ( disiplin)

Page 8: manajemen keperawatan

8

d Unity of command (kesatuan komando)

e Unity of direction (kesatuan arah)

f Subordination of individual to generate interent (kepentingan individu

tunduk pada kepentingan umum )

g Renumeration of personal ( penghasilan pegawai)

h Decentralization (desentralisasi)

i Scala of hierarchy ( jenjang hirarki)

j Order (keterlibatan)

k Stability of tumure personal (stabilitas jabatan pegawai)

l Equity ( keadilan )

m Insiative ( inisiatif )

n Espirit de corps (kesetiakawanan korps )

2.3. PRINSIP KEPEMIMPINAN

Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang

untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan

orang lain untuk berbuat sesuatu demi mencapai tujuan institusi. Sedangkan

manajemen merupakan proses perencanaan,  pengorganisasian, pengarahan dan

pengawasan dalam mencapai tujuan. Jadi  pada hakekatnya manajemen dan

kepemimpinan dalam keperawatan dilakukan dengan cara bersamaan.

2.3.1. Teori Kepemimpinan

1. Teori Sifat (The trait theory) :

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan

perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama

kali di Yunani kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa

pemimpin itu dilahirkan, bukannya diciptakan yang kemudian teori

ini dikenal dengan “the greatma theory”. Dalam perkembangannya,

teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi

yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak

Page 9: manajemen keperawatan

9

seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui

pendididkan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain; sifat fisik,

mental dan kepribadian. Teori sifat (the trait theory) terdiri dari :

Kecerdasan

Kedewasaan dan keluasaan pandangan social

Motivasi dan dukungan

Sikap hubungan social

2. Teori perilaku dan situasi :

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang

mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah dua hal :

Pertama yang disebut konsiderasi yaitu kecendrungan seorang

pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.

Kedua disebut struktur inisiasi yaitu kecendrungan seorang

pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Jadi

berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah

bagaimana seorang pemimpin memiliki perhatian yang tinggi

kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.

Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang

pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan

harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat

kedewasaan bawahan.

3. Teori kontingensi :

Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu system manajemen

yang optimum, system tergantung pada tingkat perubahan

lingkungannya. System ini disebut system organic (sebagai lawan

sebagai system mekanistik), pada system ini mempunyai beberapa

cirri :

Page 10: manajemen keperawatan

10

Substansinya adalah manusia bukan tugas

Kurang menekankan pada hirarki

Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk

kelompok

Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dalam norma

Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama

4. TEORI X DAN TEORI Y

Teori X dan Teori Y diungkapkan oleh Douglas McGregor yang

mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan

menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal

dengan menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia.

Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya

kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin yang

menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik.

Untuk kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah

karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah,

sebaliknya karyawan yang memiliki tipe teori Y akan bekerja

dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya.

Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas dan tanggung

jawab pekerjaannya.

2.3.2. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik

khusus dari suatu bentuk kepemimpinan.  Ada 4 (empat) gaya

kepemimpinan yang telah dikenal yaitu: otokratis, demokratis, partisipatif

dan laissez faire (Gillies, 1996).

1. Gaya Kepemimpinan Otokratis

Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang

menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara

otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan

Page 11: manajemen keperawatan

11

pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara

paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :

Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan,

Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan,

Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan,

 Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada

bawahan,

Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau

kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat,

 Prakarsa harus selalu dating dari pimpinan,

Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,

pertimbangan atau pendapat,

Tugas- tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif,

Lebih banyak kritik daripada pujian,

Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa

syarat

Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat,

Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman,

Kasar dalam bertindak,

Kaku dalam bersikap,

Tanggung jawab keberhasilan organisasu hanya dipikul

oleh pimpinan.

Keuntungan          : kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan

keputusan dan bertindak, sehingga untuk sementara mungkin

produktivitas dapat naik.

Kerugian               : suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan

sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan.

2. Gaya Kepemimpinan Demokratis

Page 12: manajemen keperawatan

12

Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin

yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh

setiap anggota organisasi.Pemimpin yang demokratis

menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk

menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka

untuk mencapai tujuan bersama. Gaya kepemimpinan demokratis

memiliki ciri- ciri sebagai berikut :

Wewenang pimpinan tidak mutlak,

Pemimpin bersedia melimpahkan sebagai wewenang

kepada bawahan,

Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,

Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,

Komunikasi berlangsung timbale balik, baik terjadi antar

pimpinan dengan bawahan maupun bawahan dengan

bawahan,

Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau

kegiatan bawahan dilakukan secara wajar,

Prakarsa dapat dating dari pimpinan maupun bawahan,

Banyak kesempatan bagi bawahan diberikan dengan lebih

bersifat permintaan dari pada instruktif,

Tugas-tugas kepada bawhan diberikan dengan lebih bersifat

permintaan dar pada instruktif,

Pujian dan kritik seimbang,

Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan

dalam bats kemampuan masing-masing,

Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar,

Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan

bertindak,

Terdapat suasana saling percaya, saling hrmat,

menghormati dan saling harga menghargai,

Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama

pimpinan dan bawahan.

Page 13: manajemen keperawatan

13

Keuntungan          : berupa keputusan serta tindakan yang lebih

objektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinannya moral

yang tinggi.

Kelemahan            : keputusan serta tindakan kadang – kadang

lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan

merupakan keputusan yang terbaik.

3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara

gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara

mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan pemecahannya

kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan

mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan selanjutnya

menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan

bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.

4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire “ Liberal “

Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya

“membebaskan” bawahan melakukan sendiri apa yang ingin

dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin melepaskan tanggung

jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau

koordinasi sehingga terpaksa mereka merencanakan, melakukan

dan menilai pekerjaan yang menurut mereka tepat. Kepemimpinan

Liberal antara lain berciri :

Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada

bawahan,

Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,

Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,

Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh

bawahannya,

Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,

perbuatan, atau kegiata yang dilakukan para bawahan,

Prakarsa selalu dating dari bawahan,

Hampir tida pengarahan dari pimpinan,

Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok,

Page 14: manajemen keperawatan

14

Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan

kelompok,

Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang

per orang.

Selanjutnya dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas

memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan

bisa efektif dalam situasi tertentu tetapi tidak efektif dalam situasi lainya.

Menurut (Gillies, 1996) Faktor yang menetukan efektifitas gaya

kepemimpinan secara situasional meliputi:

Kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan,

Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas,

Ukuran unit organisasi,

Pola komunikasi dalam organisasi

 Latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai,

Kebutuhan pegawai dan kepribadian pemimpin

Keuntungan     : para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan

kemampuan dirinya.

Kelemahan      : kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera

masing- masing.

2.3.3. Kepemimpinan dan Keperawatan

Mengimplementasikan kepemimpinan dalam keperawatan merupakan

tanggung jawab perawat, melalui kepemimpinan yang efektif diharapkan

dapat meningkatkan mutu pelayanan. Untuk itu diperlukan suatu

keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif divisualisasikan

sebagai suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya saling

berhubungan.

Menurut Kron (1981), dalam bukunya "The Management of Patient Care "

memaparkan tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan

yang efektif melalui :

1. Perencanaan dan pengorganisasian.

Page 15: manajemen keperawatan

15

Adalah pekerjaan atau kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat.

Untuk itu diperlukan koordinasi sehingga semua kegiatan dapat

dikerjakan dengan baik. Adalah menjadi suatu kewajiban perawat

menciptakan suasana yang memberikan kenyamanan dan

keamanan pada pasien melalui suatu pengorganisasian yang baik.

2. Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments

and giving directions)

Dengan berbagai metode dalam memberi penugasan di rumah sakit

maka diperlukan memberi pengarahan secara jelas dan singkat.

3. Memberi bimbingan (Providing guidence)

Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan.

Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membantu stafnya

dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sehingga pasien

mendapat kepuasan dalam asuhan keperawatan.

4. Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation

and participation)

Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat

berpartisipasi, misalnya perawat melakukan kesalahan maka

berikan informasi dan jelaskan melalui suatu diskusi. Hargai upaya

yang telah dilakukan sehingga nanti dapat mengkoreksi

kesalahannya. Oleh karena itu proses kepemimpinan keperawatan

dalam kerja sama tim (team work) adalah sangat penting sehingga

dapat meningkatkan kerja sama antara perawat dalam

melaksanakan asuhan keperawatan.

5. Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)

Page 16: manajemen keperawatan

16

Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan merupakan

kegiatan yang penting dalam kepemimpinan keperawatan.

diinformasikan kepada perawat tentang kegiatan yang ada

diruangan, dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan

oleh staf perawat.

6. Observasi/supervisi (Observing or Supervising)

Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan tanggung

jawab yang besar dari seorang pemimpin keperawatan. Dibutuhkan

kemampuan untuk meneliti asuhan keperawatan yang dibedakan

pada pasien dengan aspek individunya. Untuk dibutuhkan juga di

dalam pengawasan atau observasi tidak hanya penampilan fisik

tetapi kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi

asuhan keperawatan.

7. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)

Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa

kekuatan dan kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat

mendorong mereka bekerja dengan baik. Seorang pemimpin juga

harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai perawat ataupun

sebagai peminpin secara jujur

.

BAB 3

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Page 17: manajemen keperawatan

17

Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan

oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan

serta mengawasi sumber – sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat

maupun dana, sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif,

baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Suyanto, 2008: 5). Dengan

mengetahui proses, peran, fungsi manajemen pelayanan keperawatan dan prinsip-

prinsip yang mendasari, penerapan manajemen keperawatan oleh para pengelola

pelayanan keperawatan yang sesuai dengan yang diharapkan akan dapat

mengoptimalkan mutu pelayanan keperawatan yang diterima oleh masyarakat

sebagai konsumen.

Dalam melaksanakan kepemimpinan, seorang manajer keperawatan dapat

menggunakan otokratik, demokratik atau bebas tidak tergantung pada situasi

termasuk kemampuan perawat yang dipimpinnya. Perawat dalam melaksanakan

tugasnya diharapkan tidak saja menjadi manajer tetapi juga menjadi pemimpin

yang efektif. Untuk menjadi pemimpin yang efektif seorang perawat perlu

memiliki inteligensi, dalam arti harus cerdas, mempunyai kepribadian yang mantap

artinya percaya diri, kreatif dan tidak tergantung pada orang lain. Disamping itu

juga mempunya kemampuan bekerjasama dan hubungan antar mnausia yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ratizza, Ramli. Manajemen Keperawatan.

Page 18: manajemen keperawatan

18

(http://www.academia.edu/4750548/

Manajemen_Keperawatan_By_Ratiza_S.Kep , diunduh pada tanggal 1

februari 2014)

Akaybadboy. (2013). Manajemen Keperawatan.

(http://akayblogspot.blogspot.com/ , diunduh pada tanggal 1 Februari 2014 )

Dee 24. (2012). Teori-Teori Kepemimpinan

(http://dendihahn.blogspot.com/2012/05/teori-teori-kepemimpinan.html ,

diunduh pada tanggal 1 februari 2014 )

Ratizza, Ramli. Kepemimpinan Dalam Keperawatan.

(http://www.academia.edu/5142324/

Kepemimpinan_Dalam_Keperawatan_by_Ratizza_S.Kep , diunduh pada

tanggal 1 februari 2014 )