manajemen keperawatan
DESCRIPTION
manajemen keperawatanTRANSCRIPT
MAKALAH
MANAJEMEN KEPERAWATAN
Disusun oleh :
NAMA : SITI NURHAYATI
NIM : 11208041
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) ”YATSI” Tangerang
Jl. Raya Prabu Siliwangi (Jl. Raya Pasar Kemis) KM. 3
Tangerang – Banten
2014
1
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rakhmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas ini yang merupakan salah satu dari mata kuliah
Manajemen Keperawatan..
Tugas ini disusun untuk memenuhi perbaikan nilai sistem pembelajaran di
STIKes YATSI jurusan S1 Keperawatan. Pembahasan di dalamnya kami dapatkan dari
browsing internet, diskusi anggota, buku, observasi dan lain-lain.
Oleh karena itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang
sedalamnya kepada :
1. Ibu. Ida Faridah, S.Kp, M.Kes , selaku Ketua STIKes YATSI Tangerang
2. Ibu Ns.Ria Novianti , S. Kep selaku PJ Akademik
3. Ibu Eka Damayanti, S. Kp. MARS selaku dosen Manajemen Keperawatan
4. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan yang telah memberikan motivasi
Atas semua bantuan dan dukungan semua pihak kepada penulis, kiranya Allah
SWT akan membalas semua kebaikan yang telah di berikan. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta
memberikan motivasi untuk kedepan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk tenaga
kesehatan atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.
Tangerang, Januari 2014
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ---------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Penulis 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN 2
2.2 PRINSIP MANAJEMEN 4
2.3 PRINSIP KEPEMIMPINAN 5
BAB 3 PENUTUP
3.1. KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan utama dari pelayanan rumah
sakit. Hal ini terjadi karena pelayanan keperawatan diberikan selama 24 jam kepada
pasien yang membutuhkannya, berbeda dengan pelayanan medis dan pelayanan
kesehatan lainnya yang hanya membutuhkan waktu yang relatif singkat dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada kliennya. Dengan demikian pelayanan
keperawatan perlu ditingkatkan kualitasnya secara terus-menerus dan
berkesinambungan sehingga pelayanan rumah sakit akan meningkat juga seiring
dengan peningkatan kualitas pelayanan keperawatan.
Kualitas pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh proses, peran dan
fungsi dari manajemen keperawatan karena manajemen keperawatan adalah suatu
tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh manajer atau pengelola keperawatan
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan serta mengawasi
sumber-sumber yang ada, baik sumber daya maupun sumber dana sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien baik kepada klien,
keluarga dan masyarakat.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan manajemen keperawatan ?
2. Bagaimana aplikasi kepemimpinan pada manajemen keperawatan ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Untuk mengetahui, memahami, dan menerapkan konsep manajemen
keperawatan dalam bidang kesehatan, khususnya bidang keperawatan.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENGERTIAN MANAJEMEN
Manajemen didefinisikan secara umum sebagai upaya-upaya yang dilaksanakan
untuk mencapai suatu tujuan melalui oran lain. Dalam manajemen pertama-tama
perlu diketahui dengan jelas apa tujuan yang akan dicapai. Selanjutnya bagaimana
upaya yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut dengan melibatkan
sekelompok orang dalam suatu organisasi. Menurut Gillies (1994), manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui upaya anggota staf keperawatan
untuk memberikan pelayanan keperawatan, pengobatan, dan bantuan terhadap para
pasien dan tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengorganisir,
memimpin serta mengontrol keuangan, materian, dan sumber daya manusia yang
ada untuk memberikan pelayanan keperawatan seefektif mungkin bagi setiap
kelompok pasien dan keluarga meraka.
Kita ketahui disini bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus
yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada,
baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan pelayanan
keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga dan masyrakat. Menurut
Suyanto (2008) manajemen adalah sebagai suatu proses dapat dipelajari dari
fungsi-fungsi manajemen yang dilaksanakan oleh seorang manajer. Adapun yang
dimaksud fungsi manajemen adalah langkah-langkah penting yang wajib
dikerjakan oleh seorang manajer untuk mencapai tujuan.
Manajemen keperawatan diartikan secara singkat sebagi proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobqtan, dan rasa aman kepada pasien / keluarga / masyarakat.
(Suyanto, 2008: 5). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus
dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan serta mengawasi sumber – sumber yang ada baik sumber daya
6
manusia, alat maupun dana, sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan
yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Suyanto, 2008: 5)
Masing-masing pakar mengidentifikasi fungsi-fungsi manajemen yang berbeda-
beda. Keperawatan lebih sering mengadopsi fungsi manajemen menurut George
Terry, yaitu:
Planning (perencanaan) sebuah proses yang dimulai dengan
merumuskan tujuan organisasi, sampai dengan menyusun dan
menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Melalui
perencanaan akan dapat ditetapkan tugas – tugas staf. Dengan tugas –
tugas ini seorang pemimpin akan mempunyai pedoman untuk
melakukan supervisi dan evaluasi serta menetapkan sumber daya yang
dibutuhkan oleh staf dalam menjalankan tugas – tugasnya.
Organizing (pengorganisasian), adalah rangkaian kegiatan manajemen
untuk menghimpun semua sumber daya (potensi) yang dimiliki oleh
organisasi dan memanfatkannya secara efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
Actuating (directing, commanding, coordinating) atau penggerakkan
adalah proses memberikan bimbingan kepada staf agar mereka mampu
bekerja secara optimal dan melakukan tugas – tugasnya sesuai dengan
ketrampilan yang mereka miliki sesuai dengan dukungan sumber daya
yang tersedia.
Controling (pengawasan, monitoring) adalah proses untuk mengamati
secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah disusun dan
mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
2.2. PRINSIP MANAJEMEN
Menurut Suyanto (2008) Prinsip yang mendasari manajemen keperawatan yaitu:
7
a Manajemen keperawatan seyogyanya berlandaskan perencanaan, karena
melalui fungsi perencanaan pimpinan dapat menurunkan resiko kesalahan,
memudahkan pemecahan masalah.
b Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang
efektif. Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan menyusun
perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan kegiatan
sesuai waktu yang telah ditentukan.
c Manajemen keperawatan melibatkan para pengambilan keputusan.
Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi saat mengelola
kegiatan keperawatan memerlukan keterlibatan pengambil keputusan
diberbagai tingkatan manajerial.
d Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian manajer keperawatan dengan mempertimbangkan apa yang
pasien lihat, fikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan point
utama dari seluruh tujuan keperawatan.
e Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang
meliputi proses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian
pelaksanaan rencana yang telah diorganisasikan.
f Devisi keperawatan yang baik dapat memotivasi perawat untuk
memperlihatkan penampilan kerja yang terbaik.
g Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.
h Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan
perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi atau untuk
peningkatan pengetahuan dan ketrampilan perawat.
i Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi:
penilaian pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi,
menetapkan standar dan membandingkannya dengan penampilan serta
memperbaiki kekurangan yang terjadi.
Sedangkan prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari :
a Division of working (pembagian pekerjaan)
b Authority and responsibility ( kewenangan dan tanggung jawab)
c Dicipline ( disiplin)
8
d Unity of command (kesatuan komando)
e Unity of direction (kesatuan arah)
f Subordination of individual to generate interent (kepentingan individu
tunduk pada kepentingan umum )
g Renumeration of personal ( penghasilan pegawai)
h Decentralization (desentralisasi)
i Scala of hierarchy ( jenjang hirarki)
j Order (keterlibatan)
k Stability of tumure personal (stabilitas jabatan pegawai)
l Equity ( keadilan )
m Insiative ( inisiatif )
n Espirit de corps (kesetiakawanan korps )
2.3. PRINSIP KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakkan
orang lain untuk berbuat sesuatu demi mencapai tujuan institusi. Sedangkan
manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dalam mencapai tujuan. Jadi pada hakekatnya manajemen dan
kepemimpinan dalam keperawatan dilakukan dengan cara bersamaan.
2.3.1. Teori Kepemimpinan
1. Teori Sifat (The trait theory) :
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan
perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama
kali di Yunani kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa
pemimpin itu dilahirkan, bukannya diciptakan yang kemudian teori
ini dikenal dengan “the greatma theory”. Dalam perkembangannya,
teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi
yang berpandangan bahwa sifat-sifat kepemimpinan tidak
9
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui
pendididkan dan pengalaman. Sifat-sifat itu antara lain; sifat fisik,
mental dan kepribadian. Teori sifat (the trait theory) terdiri dari :
Kecerdasan
Kedewasaan dan keluasaan pandangan social
Motivasi dan dukungan
Sikap hubungan social
2. Teori perilaku dan situasi :
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang
mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah dua hal :
Pertama yang disebut konsiderasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan.
Kedua disebut struktur inisiasi yaitu kecendrungan seorang
pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Jadi
berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah
bagaimana seorang pemimpin memiliki perhatian yang tinggi
kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang
pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan
harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat
kedewasaan bawahan.
3. Teori kontingensi :
Teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu system manajemen
yang optimum, system tergantung pada tingkat perubahan
lingkungannya. System ini disebut system organic (sebagai lawan
sebagai system mekanistik), pada system ini mempunyai beberapa
cirri :
10
Substansinya adalah manusia bukan tugas
Kurang menekankan pada hirarki
Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk
kelompok
Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dalam norma
Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
4. TEORI X DAN TEORI Y
Teori X dan Teori Y diungkapkan oleh Douglas McGregor yang
mengemukakan strategi kepemimpinan efektif dengan
menggunakan konsep manajemen partisipasi. Konsep terkenal
dengan menggunakan asumsi-asumsi sifat dasar manusia.
Pemimpin yang menyukai teori X cenderung menyukai gaya
kepemimpinan otoriter dan sebaliknya, seorang pemimpin yang
menyukai teori Y lebih menyukai gaya kepemimpinan demokratik.
Untuk kriteria karyawan yang memiliki tipe teori X adalah
karyawan dengan sifat yang tidak akan bekerja tanpa perintah,
sebaliknya karyawan yang memiliki tipe teori Y akan bekerja
dengan sendirinya tanpa perintah atau pengawasan dari atasannya.
Tipe Y ini adalah tipe yang sudah menyadari tugas dan tanggung
jawab pekerjaannya.
2.3.2. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan dapat diartikan sebagai penampilan atau karakteristik
khusus dari suatu bentuk kepemimpinan. Ada 4 (empat) gaya
kepemimpinan yang telah dikenal yaitu: otokratis, demokratis, partisipatif
dan laissez faire (Gillies, 1996).
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis
Gaya kepemimpinan otokratis adalah gaya kepemimpinan yang
menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara
otoriter, melakukan sendiri semua perencanaan tujuan dan
11
pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan cara
paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
Wewenang mutlak terpusat pada pimpinan,
Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan,
Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan,
Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan,
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahannya dilakukan secara ketat,
Prakarsa harus selalu dating dari pimpinan,
Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,
pertimbangan atau pendapat,
Tugas- tugas bagi bawahan diberikan secara instruktif,
Lebih banyak kritik daripada pujian,
Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa
syarat
Pimpinan menuntut kesetiaan mutlak tanpa syarat,
Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman,
Kasar dalam bertindak,
Kaku dalam bersikap,
Tanggung jawab keberhasilan organisasu hanya dipikul
oleh pimpinan.
Keuntungan : kecepatan serta ketegasan dalam pembuatan
keputusan dan bertindak, sehingga untuk sementara mungkin
produktivitas dapat naik.
Kerugian : suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan
sehingga dapat berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis
12
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya seorang pemimpin
yang menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh
setiap anggota organisasi.Pemimpin yang demokratis
menggunakan kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi untuk
menggali dan mengolah gagasan bawahan dan memotivasi mereka
untuk mencapai tujuan bersama. Gaya kepemimpinan demokratis
memiliki ciri- ciri sebagai berikut :
Wewenang pimpinan tidak mutlak,
Pemimpin bersedia melimpahkan sebagai wewenang
kepada bawahan,
Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,
Kebijakan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan,
Komunikasi berlangsung timbale balik, baik terjadi antar
pimpinan dengan bawahan maupun bawahan dengan
bawahan,
Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku perbuatan atau
kegiatan bawahan dilakukan secara wajar,
Prakarsa dapat dating dari pimpinan maupun bawahan,
Banyak kesempatan bagi bawahan diberikan dengan lebih
bersifat permintaan dari pada instruktif,
Tugas-tugas kepada bawhan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan dar pada instruktif,
Pujian dan kritik seimbang,
Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan
dalam bats kemampuan masing-masing,
Pimpinan meminta kesetiaan secara wajar,
Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak,
Terdapat suasana saling percaya, saling hrmat,
menghormati dan saling harga menghargai,
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul bersama
pimpinan dan bawahan.
13
Keuntungan : berupa keputusan serta tindakan yang lebih
objektif, tumbuhnya rasa ikut memiliki, serta terbinannya moral
yang tinggi.
Kelemahan : keputusan serta tindakan kadang – kadang
lamban, rasa tanggung jawab kurang, keputusan yang dibuat bukan
merupakan keputusan yang terbaik.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Gaya kepemimpinan partisipatif adalah gabungan bersama antara
gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan cara
mengajukan masalah dan mengusulkan tindakan pemecahannya
kemudian mengundang kritikan, usul dan saran bawahan. Dengan
mempertimbangkan masukan tersebut, pimpinan selanjutnya
menetapkan keputusan final tentang apa yang harus dilakukan
bawahannya untuk memecahkan masalah yang ada.
4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire “ Liberal “
Gaya kepemimpinan laisses faire dapat diartikan sebagai gaya
“membebaskan” bawahan melakukan sendiri apa yang ingin
dilakukannya. Dalam hal ini, pemimpin melepaskan tanggung
jawabnya, meninggalkan bawahan tanpa arah, supervisi atau
koordinasi sehingga terpaksa mereka merencanakan, melakukan
dan menilai pekerjaan yang menurut mereka tepat. Kepemimpinan
Liberal antara lain berciri :
Pimpinan melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan,
Keputusan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,
Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh para bawahan,
Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahannya,
Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku,
perbuatan, atau kegiata yang dilakukan para bawahan,
Prakarsa selalu dating dari bawahan,
Hampir tida pengarahan dari pimpinan,
Peran pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok,
14
Kepentingan pribadi lebih utama daripada kepentingan
kelompok,
Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh orang
per orang.
Selanjutnya dapat dikemukan bahwa keempat gaya kepemimpinan di atas
memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Setiap gaya kepemimpinan
bisa efektif dalam situasi tertentu tetapi tidak efektif dalam situasi lainya.
Menurut (Gillies, 1996) Faktor yang menetukan efektifitas gaya
kepemimpinan secara situasional meliputi:
Kesulitan atau kompleksitas tugas yang diberikan,
Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan tugas,
Ukuran unit organisasi,
Pola komunikasi dalam organisasi
Latar belakang pendidikan dan pengalaman pegawai,
Kebutuhan pegawai dan kepribadian pemimpin
Keuntungan : para anggota atau bawahan akan dapat mengembangkan
kemampuan dirinya.
Kelemahan : kekacauan karena tiap pejabat bekerja menurut selera
masing- masing.
2.3.3. Kepemimpinan dan Keperawatan
Mengimplementasikan kepemimpinan dalam keperawatan merupakan
tanggung jawab perawat, melalui kepemimpinan yang efektif diharapkan
dapat meningkatkan mutu pelayanan. Untuk itu diperlukan suatu
keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif divisualisasikan
sebagai suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya saling
berhubungan.
Menurut Kron (1981), dalam bukunya "The Management of Patient Care "
memaparkan tentang kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan
yang efektif melalui :
1. Perencanaan dan pengorganisasian.
15
Adalah pekerjaan atau kegiatan yang harus dilakukan oleh perawat.
Untuk itu diperlukan koordinasi sehingga semua kegiatan dapat
dikerjakan dengan baik. Adalah menjadi suatu kewajiban perawat
menciptakan suasana yang memberikan kenyamanan dan
keamanan pada pasien melalui suatu pengorganisasian yang baik.
2. Membuat penegasan dan memberi pengarahan (making assigments
and giving directions)
Dengan berbagai metode dalam memberi penugasan di rumah sakit
maka diperlukan memberi pengarahan secara jelas dan singkat.
3. Memberi bimbingan (Providing guidence)
Bimbingan adalah suatu alat yang penting dalam keperawatan.
Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membantu stafnya
dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sehingga pasien
mendapat kepuasan dalam asuhan keperawatan.
4. Mendorong kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation
and participation)
Kerjasama merupakan hubungan yang erat untuk dapat
berpartisipasi, misalnya perawat melakukan kesalahan maka
berikan informasi dan jelaskan melalui suatu diskusi. Hargai upaya
yang telah dilakukan sehingga nanti dapat mengkoreksi
kesalahannya. Oleh karena itu proses kepemimpinan keperawatan
dalam kerja sama tim (team work) adalah sangat penting sehingga
dapat meningkatkan kerja sama antara perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan.
5. Mengkoordinasikan kegiatan ( Coordinating Activities)
16
Mengkoordinasikan kegiatan dalam suatu unit/ruangan merupakan
kegiatan yang penting dalam kepemimpinan keperawatan.
diinformasikan kepada perawat tentang kegiatan yang ada
diruangan, dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan
oleh staf perawat.
6. Observasi/supervisi (Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan pekerjaannya merupakan tanggung
jawab yang besar dari seorang pemimpin keperawatan. Dibutuhkan
kemampuan untuk meneliti asuhan keperawatan yang dibedakan
pada pasien dengan aspek individunya. Untuk dibutuhkan juga di
dalam pengawasan atau observasi tidak hanya penampilan fisik
tetapi kemungkinan emosi dan pengertian dari staf dalam memberi
asuhan keperawatan.
7. Evaluasi Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menganalisa
kekuatan dan kelemahan staf dalam bekerja sehingga dapat
mendorong mereka bekerja dengan baik. Seorang pemimpin juga
harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai perawat ataupun
sebagai peminpin secara jujur
.
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
17
Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan
serta mengawasi sumber – sumber yang ada baik sumber daya manusia, alat
maupun dana, sehingga dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif,
baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat. (Suyanto, 2008: 5). Dengan
mengetahui proses, peran, fungsi manajemen pelayanan keperawatan dan prinsip-
prinsip yang mendasari, penerapan manajemen keperawatan oleh para pengelola
pelayanan keperawatan yang sesuai dengan yang diharapkan akan dapat
mengoptimalkan mutu pelayanan keperawatan yang diterima oleh masyarakat
sebagai konsumen.
Dalam melaksanakan kepemimpinan, seorang manajer keperawatan dapat
menggunakan otokratik, demokratik atau bebas tidak tergantung pada situasi
termasuk kemampuan perawat yang dipimpinnya. Perawat dalam melaksanakan
tugasnya diharapkan tidak saja menjadi manajer tetapi juga menjadi pemimpin
yang efektif. Untuk menjadi pemimpin yang efektif seorang perawat perlu
memiliki inteligensi, dalam arti harus cerdas, mempunyai kepribadian yang mantap
artinya percaya diri, kreatif dan tidak tergantung pada orang lain. Disamping itu
juga mempunya kemampuan bekerjasama dan hubungan antar mnausia yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ratizza, Ramli. Manajemen Keperawatan.
18
(http://www.academia.edu/4750548/
Manajemen_Keperawatan_By_Ratiza_S.Kep , diunduh pada tanggal 1
februari 2014)
Akaybadboy. (2013). Manajemen Keperawatan.
(http://akayblogspot.blogspot.com/ , diunduh pada tanggal 1 Februari 2014 )
Dee 24. (2012). Teori-Teori Kepemimpinan
(http://dendihahn.blogspot.com/2012/05/teori-teori-kepemimpinan.html ,
diunduh pada tanggal 1 februari 2014 )
Ratizza, Ramli. Kepemimpinan Dalam Keperawatan.
(http://www.academia.edu/5142324/
Kepemimpinan_Dalam_Keperawatan_by_Ratizza_S.Kep , diunduh pada
tanggal 1 februari 2014 )