manajemen kepala sekolah dalam pengelolaan …repository.uinjambi.ac.id/748/1/mmp1622636...

164
MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TARUNA BHAKTI INDONESIA KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROVINSI RIAU TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam Oleh: INDRA MARZALI NIM: MMP. 1622636 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 08-Feb-2021

23 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN TARUNA BHAKTI

    INDONESIA KECAMATAN KATEMAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

    PROVINSI RIAU

    TESIS

    Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister

    Pendidikan Islam dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam

    Oleh:

    INDRA MARZALI

    NIM: MMP. 1622636

    PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    MOTTO

    ا َوقَاَل إِّنَّنِّي لِّحا َل َصَٰ ِّ َوَعمِّ ن َدَعآ إِّلَى ٱَّللَّ مَّ َوَمۡن أَۡحَسُن قَۡوٗلا م ِّ

    ينَ َن ٱۡلُمۡسلِّمِّ )٣٣:فصلت(مِّ

    Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Q.S. Fussilat :33).1

    1 Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an, Tajwid dan Terjemah (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, 2015), Hal. 480.

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Bismillahirohmanirrohim,

    Puji dan syukur Kehadirat Allah SWT ,atas Hidayah dan Karunia-Nya yang

    telah menberikanku kekuatan,membekaliku dengan ilmu sehingga tugas

    akhir ini dapat terselesaikan.

    Sebagai tanda bakti, hormat dan terimakasihku yang tiada terhingga

    kupersembahkan karya tulis ini kepada kedua orangtuaku tercinta,

    Ibunda Almarhumah Syarifah Maznah

    Ayahnda Almarhum Muhammad Zaam

    Juga yang terkasih…

    Ibunda Mertuaku Hajjah Arnawati

    Ayahnda Mertuaku Almarhum Asmara Hadi

    Teruntuk Isteriku tercinta Dewi Mulyani, S.Pd, dan anak-anakku tersayang

    Muhammad Naufal Alqisti, Muhammad Nabil juga Muhammad Najib, yang

    merupakan motivator terbesar dalam hidupku..

    Selanjutnya orang-orang terkasih saudara-saudara kandungku.

    Penulisan ini terlaksana juga tidak lepas dari dorongan dan dukungan

    sahabat-sahabatku semua.

    Amin Ya Rabbal Alamin…

  • ix

    ABSTRAK

    Indra Marzali Nim: MMP.1622636 Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman. Tesis Pascasarjana UIN STS Jambi, Tahun 2018.

    Penelitian ini menjelaskan tentang “Manajemen Kepala Sekolah Dalam

    Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti

    Indonesia Kecamatan Kateman” Yang meliputi, Pertama, Bagaimana sistem

    pengelolaan keuangan, Kedua, Bagaimana manajemen dan peran kepala

    sekolah dalam mengelola keuangan, dan Ketiga, apa saja yang menjadi faktor

    pendukung dan penghambat bagi kepala sekolah dalam memanajemen

    pengelolaan keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia

    Kecamatan Kateman. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui manajemen

    dan peran kepala sekolah dalam pengelolaan keuangan, serta mengetahui apa

    saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat bagi kepala sekolah

    dalam memanajemen pengelolaan keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan

    Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman.

    Adapun dalam penelitian ini menggunakan pendekatan dengan metode

    kualitatif deskriftif yakni mengumpulkan data dengan observasi, wawancara dan

    dokumentasi. Tahap teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data dan

    verifikasi data, sedangkan pengecekan keterpercayaan data dilakukan dengan

    perpanjangan keikutsertaan, ketelitian pengamatan, triangulasi dan melakukan

    konsultasi ke pembimbing.

    Hasil penelitian ini mengungkapkan, 1) Tahap Perencanaan Pada tahapan

    ini SMK Bhakti Indonesia Kateman merancang segala pengelolaan keuangan

    sekolah kedalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS). 2)

    Pada tahap pengelolaan, pihak sekolah menggunakan biaya tersebut, baik dana

    yang bersal dari Bantuan Operasional (BOS) maupun dana swadaya masyarakat

    dengan beberapa bagian. Pada bagian pertama atau disebut triwulan pertama

    (bulan Januari-Maret) biaya pendidikan dikelola sebanyak 10 %. Pada bagian

    kedua/triwulan kedua (bulan April-Juni) biaya/dana yang dikelola sebanyak 40%.

    Adapun pada bagian ketiga/triwulan ketiga (bulan Juli-September) biaya yang

    digunakan sebesar 30%, dan pada bagian terakhir, yakni triwulan keempat (bulan

    Oktober-Desember) baiya pendidikan yang di kelola sebanya 20%. Kepala

    sekolah menggunakan dana/biaya peribadinya saat pembiayaan dari pemerintah

    terlambat dan swadaya masarakat kurang. Hal ini sebagai solusi alternatif agar

    sarana pendidikan bisa tetap tercukupi.3) Kegiatan yang terkhir ini berkenaan

    dengan beberapa kegiatan pertanggungjawaban penerimaan, penyimpanan, dan

    pembayaran atau penyerahan uang yang dilakukan Bendaharawan kepada pihak-

    pihak yang berwenang. Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur, membandingkan,

    menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya.

    Kata Kunci : Manajemen, Kepala Sekolah, Pengelolaan Keuangan

  • x

    ABSTRACT

    Indra Marzali Nim: MMP.1622636 Management of School Principals in

    Financial Management at the Taruna Bhakti Indonesia Vocational

    School in Kateman District.

    This study explains "Principal Management in Financial Management

    at the Taruna Bhakti Indonesia Kateman Sub-District Vocational High

    School" Which includes, First, How is the financial management system,

    Second, How is the management and role of the principal in managing

    finance, and Third, what is supporting and inhibiting factors for principals in

    managing financial management at the Taruna Bhakti Indonesia Vocational

    School Kateman District. The purpose of this study is to know the

    management and role of the principal in financial management, and to know

    what are the supporting and inhibiting factors for principals in managing

    financial management at the Taruna Bhakti Indonesia Vocational School in

    Kateman District.

    The research uses an approach with qualitative descriptive method,

    which is collecting data by observation, interviews and documentation. The

    stage of data analysis technique includes data reduction, data presentation

    and data verification, while checking data reliability is done by extension of

    participation, accuracy of observation, triangulation and consulting the

    supervisor.

    The results of this study reveal, 1) Planning Phase At this stage SMK

    Bhakti Indonesia Kateman designs all school financial management into the

    School Expenditure Budget Plan (RAPBS). 2) In the management stage,

    the school uses these costs, both funds from the Operational Assistance

    (BOS) and community self-help funds with several parts. In the first or the

    first quarter (January-March) the cost of education is managed by 10%. In

    the second / second quarter (April-June) the costs / funds managed are

    40%. As for the third / third quarter (July-September) the costs used are

    30%, and in the last part, namely the fourth quarter (October-December),

    the education is managed by 20%. The principal uses his personal funds /

    expenses when government funding is late and community self-help is

    lacking. This is an alternative solution so that educational facilities can still

    be fulfilled. 3) The last activity concerns some accountability activities for

    receiving, storing, and paying or submitting money made by the Treasurer

    to the authorities. This activity aims to measure, compare, assess the

    allocation of costs and the level of use.

    Keywords: Management, Principal, Financial Management

  • xi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah Nya yang

    telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas

    akhir ini dengan judul Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan

    Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia

    Kecamatan Kateman, yang mana penyusunan tugas akhir ini merupakan

    salah satu syarat persyaratan guna memperoleh gelar MagisterPendidikan

    Islam dalam Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam pada Pascasarjana

    UIN STS Jambi.

    Banyak kesulitan dan hambatan yang dialami penulis dalam

    menyusun tugas ini terutama dalam mendapatkan data dan mengolahnya,

    tetapi semua itu telah dapat diatasi dengan baik berkat dukungan dan

    bantuan dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Selaku Rektor UIN STS Jambi

    2. Bapak Prof. Dr. H. Ahmad Husein Ritonga, MA, Selaku direktur

    Pascasarjana UIN STS Jambi

    3. Bapak Dr. Abdul Malik, M.Si, selaku Pembimbing I dan Bapak Dr.

    Jamaluddin, M.Pd.I, Selaku pembimbing II.

    4. Ibu Dr. Risnita, M.Pd selaku Koordinator Program Magister (S2)

    Pascasarjana UIN STS Jambi, dan Bapak Dr. Malik, M.Si selaku Ketua

    Program Studi Manajemen Pendidikan Islam UIN STS Jambi.

    5. Bapak Ibu dosen segenap civitas akademika Pascasarjana UIN STS

    Jambi yang telah menjadi pembimbing danpengampu mata kuliah.

    6. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia

    Kecamatan Kateman Bapak Uca Sumantraz, S.Sos., M.Pd..

    7. Para Guru, Staf, dan Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti

    Indonesia Kecamatan Kateman

  • xii

    8. Teman-Teman Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam di

    Pascasarjana UIN STS Jambi.

    9. Pihak lain yang sudah ikut berpartisipasi memberikan nasehat atau

    pencerahan kepada penulis yang mana penulis tidak bisa sebutkan satu

    per satu dalam Tesis ini.

    Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk

    itu segala kritikkan dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima

    dengan senang hati. Dan mudah-mudahan Tesis ini berguna bagi berbagai

    pihak. Akhirnya semoga karya ini bermanfaat bagi semua orang, terlebih

    untuk pribadi penulis sendiri.

    Jambi, 4 November 2018 Penulis

    Indra Marzali Nim. MMP.1622636

  • xiii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i LEMBAR LOGO ................................................................................................. ii HALAMAN NOTA DINAS .................................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ........................................... iv HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ v HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... vi HALAMAN MOTTO ........................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................... x ABSTRAC .......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR........................................................................................... xi DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1 B. Rumusan Masalah................................................................... 7 C. Fokus Penelitian ..................................................................... 8 D. Tujuan dan Keguanaan Penelitian ......................................... 8

    BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN ............................... 10

    A. Landasan Teori ..................................................................... 10 1. Manajemen Kepala Sekolah ........................................... 10 2. Kajian Tentang Manajemen Pengelolaan

    Keuangan Sekolah .......................................................... 32 B. Penelitian Yang Relevan ....................................................... 53

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 59

    A. Pendekatan Penelitian .......................................................... 59 B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian ................................... 61 C. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 62 D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 63 E. Teknik Analisis Data ............................................................ 65 F. Uji Keterpercayaan Data ........................................................ 67 G. Uji Keabsahan Data .............................................................. 69 H. Jadwal dan Waktu Penelitian ................................................ 71

    BAB IV DESKRIPSI LOKASI, HASIL PENELITIAN, DAN ANALISIS

    HASIL PENELITIAN ................................................................. 72

  • xiv

    A. Deskripsi Lokasi Penelitian .................................................. 72 1. Sejarah Singkat Sekolah ................................................... 72 2. Visi dan Misi Sekolah ........................................................ 74 3. Struktur Organisasi Sekolah ............................................. 76 4. Tujuan Sekolah ................................................................. 77 5. Peraturan dan Tata Tertib Sekolah ................................... 77

    B. Hasil Penelitian ..................................................................... 82 1. Sistem Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah

    Kejuruan Manajemen Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman ........................................................ 82 a. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Sekolah (RAPBS) Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman ........................... 85

    b. Pengembangan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman 87

    c. Pelaksanaan Keuangan Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman ............... 90

    d. Evaluasi dan Pertanggung Jawaban Keuangan Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman .................................... 95

    e. Hal-hal yang Mempengaruhi Keuangan Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Kecamatan Kateman ................. 97

    2. Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman ........................... 104

    3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kepala Sekolah Dalam Memanajemen Pengelolaan Keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bakti Indonesia Kecamatan Kateman .......................................................................... 114

    C. Analisis Penelitian .............................................................. 120 BAB V PENUTUP ................................................................................. 127

    A. Kesimpulan ......................................................................... 127 B. Implikasi .............................................................................. 128 C. Rekomendasi ..................................................................... 128 D. Saran .................................................................................. 128

    DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN CURRICULUM VITEA

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel : 1 Jadwal Penelitian ............................................................................. 77

    Tabel : 2 Keadaan Siswa Sekolah .................................................................. 84

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar : 1 Jadwal Penelitian ......................................................................... 82

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1: Surat Izin Penelitian ..................................................

    Lampiran 2: Surat Keterangan Telah melakukan penelitian ........

    Lampiran 3: Instrumen Pengumpulan Data ..................................

    Lampiran 4: Catatan Lapangan .....................................................

    Lampiran 5: Daftar Informan ..........................................................

    Lampiran 6: Daftar Riwayat Hidup ................................................

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen

    sekolah yang akan turut menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di

    sekolah, sebagimana yang terjadi pada manajemen pendidikan pada

    umumnya. Dimana kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui

    proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian,

    pengawasan, dan pengendalian dikarenakan pendidikan dalam

    operasionalnya yang tidak dapat terlepas dari masalah biaya.2 Masalah

    keuangan merupakan masalah yang cukup mendasar di sekolah. Karena

    seluruh komponen pendidikan di sekolah sangat erat hubungannya dengan

    komponen keuangan di sekolah itu sendiri. Di mana masalah keuangan

    akan langsung berpengaruh terhadap kualitas pendidikan di sekolah.

    Fenomenanya masih banyak sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan

    belajar mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik

    untuk menggaji guru, menyediakan sarana dan prasarana pembelajaran

    yang memadai, maupun untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan lainnya.

    Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi adalah pendidikan yang

    murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas senantiasa

    memerlukan dana yang cukup banyak.3

    Pengelolaan keuangan yang termasuk salah satu standar nasional

    pendidikan menjadi faktor yang menentukan dalam tercapainya suatu

    tujuan pendidikan. Standar Pengelolaan keuangan dalam Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

    Nasional Pendidikan (SNP) BAB IX pasal 63 menyebutkan bahwa:

    “Pengelolaan keuangan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya

    operasi, Dan biaya personal. Biaya investasi satuan pendidikan

    2 Nanang Fatah, Ekonomi dan Pengelolaan keuangan Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.23. 3E.Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2011), hlm.193.

  • 2

    meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan

    sumber daya manusia, dan modal kerja tetap. Biaya operasi satuan

    pendidikan meliputi: gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta

    segala tunjangan yang melekat pada gaji, bahan atau peralatan

    pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak langsung

    berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan

    prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi,

    dan lain sebagainya. Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang

    harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses

    pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.”4

    Pengelolaan keuangan pendidikan merupakan faktor penting dalam

    menjamin mutu dan kualitas proses pendidikan. Meskipun pengelolaan

    keuangan pendidikan bukan satu-satunya faktor keberhasilan, namun

    tampa adanya pengelolaan keuangan yang mencukupi maka pendidikan

    yang berkualitas hanya dalam angan-angan semata. Dalam

    penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pengelolaan keuangan

    merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang

    tak terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemen pendidikan.

    Komponen pembiayan pendidikan dan keuangan pada tingkat satuan

    pendidikan merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksanya

    kegiatan proses belajar mengajar disekolah bersama komponen-komponen

    lain.5 Dimana komponen keuangan dan pengelolaan keuangan ini perlu

    dikelola dengan sebaik-baiknya, agar dana yang ada dapat dimanfaatkan

    secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.6

    Sebagaimana yang disebutkan di dalam Undang-Undang Republik

    Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

    terdapat pada BAB II, Fungsi dan Tujuan Pendidikan, Pasal 3 yang

    berbunyi:

    4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5 Mulyono, Konsep Pengelolaan keuangan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group, 2010), hal. 25 6 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT . Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 47.

  • 3

    “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

    rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

    berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

    mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

    negara yang demokrasi serta bertanggungjawab.”7

    Selain itu tujuan dari pengelolaan keuangan pendidikan adalah

    bagaimana pengelolaan keuangan pendidikan dapat menghasilkan

    produktivitas yang bermutu dengan proses belajar mengajar. Salah satu

    tujuan pelaksanaan pengelolaan keuanganadalah tercapainya produktivitas

    pendidikan, di mana produktivitas senantiasa dikaitkan dengan nilai

    ekonomi suatu kegiatan, yakni bagaimana mencapai hasil yang sebesar-

    besarnya dengan menggunakan sumber dana yang sekecil mungkin.

    Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan

    proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan

    pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam konteks produktivitas

    pendidikan, sumber-sumber pendidikan dipadukan dengan cara-cara yang

    berbeda. Perpaduan tersebut memerlukan teknik-teknik yang berbeda dan

    untuk menguasai teknik-teknik tersebut juga dilakukan melalui proses

    belajar. Pendidikan dapat menjamin kehidupan yang lebih baik dalam

    kehidupan kemasyarakatan dan dapat memberikan andil terhadap

    peningkatan kemampuan secara ekonomis.8

    Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah, sistem pengelolaan

    keuangan pendidikan merupakan salah satu hal yang paling terpenting

    yang sangat menentukan dalam pelaksanaan proses pendidikan, dan

    merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen

    pendidikan. Dan untuk menyelenggarakan pengelolaan keuangan

    7 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm. 8. 8Http://Prodipps.Unsyiah.Ac.Id/Jurnalmap/Images/Jurnal/2012/Agustus/Baihaqi2.Pdf, Baihaqi, Nasir usman,Cutzahri, Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, (diakses tanggal, 20 desember 2017)

  • 4

    pendidikan tersebut harus pula ditunjang dengan suatu manajemen yang

    layak, dengan memberdayakan fungsi-fungsinya, sebagaimana yang telah

    dirumuskan oleh George R. Terry yang meliputi Perencanaan,

    Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan.9 Oleh sebab itu untuk

    mewujudkan pendidikan yang berkualitas di sekolah, sangat perlu adanya

    pengelolaan sumber daya yang ada dalam lembaga pendidikan tersebut

    secara menyeluruh dan professional, salah satunya adalah masalah

    keuangan. Dalam konteks ini keuangan merupakan sumber daya yang

    sangat diperlukan sekolah sebagai alat untuk kelengkapan berbagai sarana

    dan prasarana pembelajaran di madrasah, meningkatkan kesejahteraan

    guru, layanan, dan pelaksanaan program supervisi. Kelengkapan sarana

    prasarana pembelajaran akan berimplikasi pada semangat siswa untuk

    belajar, dan memudahkan guru dalam mengajar. Oleh karena itu, kepala

    sekolah yang berperan sebagai pemimpin di sekolah harus mengetahui dan

    mampu mengelola keuangan sekolah dengan baik, bertanggung jawab,

    dan transparan kepada masyarakat dan pemerintah.10 Hal ini juga sangat

    sejalan dengan telah diberlakukannya kebijakan otonomi daerah yang

    menyerahkan persoalan pendidikan langsung ke daerah dan sekolah

    masing-masing, maka masalah keuangan pun secara otomatis akan

    menjadi kewenangan yang diberikan secara langsung kepada sekolah

    untuk mengelolahnya. Dimana Kepala sekolahlah memiliki tanggungjawab

    penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggung

    jawaban keuangan sekolah.11 Oleh sebab itu kepala sekolah sangat dituntut

    kemampuanya untuk mengelola keuangan sekolah baik melakukan

    perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawabanya.

    Salah satu masalah yang fundamental di dalam sistem pendidikan

    nasional adalah sulitnya memperoleh informasi keuangan sekolah yang

    terstandarisasi. Oleh karena itu, pembenahan manajemen keuangan

    9 E. Mulyasa, Op.Cit., hlm. 194. 10 Sulistiyorini, Manajemen Pendidikan Islam (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 130. 11 Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Bandung PT. Remaja Rosda Karya, 2006).. hal. 194.

  • 5

    sekolah harus dimulai dengan cara menyusun teknik-teknik pengelolaan

    keuangan sekolah yang komprehensif sesuai dengan standar akuntansi

    dan keuangan yang berlaku secara umum. Di dalam Al-Qur’an Allah

    berfirman dalam surah Al-Baqarah Ayat 282 :

    Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu´amalah tidak

    secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu

    menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu

    menuliskannya dengan benar”. (QS. Al-Baqarah: 282)12

    Oleh sebab itu, berkaitan dengan ayat tersebut bahwa dalam hal ini

    sebagai pengelola keuangan, kepala sekolah harus melihat dengan jeli,

    serta bagaimana dapat berperan sebagai administrator dan supervisor

    dalam memberdayakan seluruh sumber dana yang ada, demi kepentingan

    sekolah dan pencapaian tujuan sekolah seperti yang diharapkan oleh

    seluruh pelanggan pendidik (stakeholder). Sementata tanggung jawab

    pengelolaan keuangan pendidikan dalam manajmen keuangan pada

    satuan pendidikan baik pada tingkat dasar maupun menengah, harus dapat

    mengakomodasikan tuntutan eksternal dan internal dalam pengelolaan

    keuangan pendidikan. Selain itu, hal yang terpenting adalah menempatkan

    fungsi pengelolaan keuangan dengan sebenar-benarnya, serta

    menunjukan sasaran pembelajran yang berimplikasi pada mutu pendidikan

    yang kompetitif, sehingga strategi penggunaan anggaran sekolah menjadi

    penting untuk menjamin perolehan mutu yang dimaksud.

    Dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48, bahwa

    pengelolaan dana pendidikan harus berdasarkan pada prinsip keadilan,

    efesiensi, transparansi dan akuntabilitas. Prinsip keadilan berarti besarnya

    12 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., Hal. 48

  • 6

    biaya pendidikan sesuai dengan kebutuhan setiap sekolah masing-masing.

    Sedangkan efesiensi merupakan perbandingan antara masukan dengan

    keluaran dengan hasil, hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan waktu,

    tenaga dan biaya yang dikeluarkan serta hasil. Akuntabilitas publik yaitu

    penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

    rencana sekolah yang ditetapkan. Transparansi artinya adanya

    keterbukaan dalam pengelolaan biaya pendidikan yaitu keterbukaan

    sumber pendapatan dan jumlahnya, rincian penggunaannya, dan

    pertanggungjawabannya harus jelas sehingga dapat memudahkan

    berbagai pihak untuk mengetahuinya.

    Selanjutnya Sekolah Menengah Kejuruan merupakan jenjang

    pendidikan menengah yang secara khusus mempersiapkan lulusannya

    untuk menjadi tenaga kerja yang terampil, terdidik dan profesional, serta

    mampu mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu

    pengetahuan dan teknologi. Untuk mendukung kelancaran kegiatan

    sekolah tentunya membutuhkan biaya yang memadai dengan besarannya

    lebih banyak bila dibandingkan dengan kebutuhan sekolah menengah

    umum lainnya. Pengelolaan keuangan pada Sekolah Menengah Kejuruan

    pasca pemberlakuan otonomi daerah tidak seperti sentralisasi di mana

    kebutuhan akan operasional sekolah semua dapat terpenuhi baik dalam hal

    ketersediaan bahan pembelajaran seperti bahan praktek siswa pada

    perbengkelan maupun biaya perawatan dan pemeliharaan alat. Sekarang

    pengelolaan keuangan untuk operasional hal-hal tersebut sangatlah minim.

    Selain dari permasalahan pengelolaan keuangan pendidikan tersebut,

    masalah berikutnya tidak hanya besarnya dana yang diberikan, akan tetapi

    juga ketepatan dana tersebut untuk dialokasikan dalam peningkatan mutu

    pendidikan. Jangan sampai biaya yang besar hanya terbuang sia-sia

    lantaran pengelolaan atau pemanfaatan yang tidak strategis atau tepat

    guna.

    Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan

    Kateman merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan favorit yang

  • 7

    berada di Kabupaten Indra Giri Hilir. Sampai saat ini keberadaan Sekolah

    Menengah Kejuruan tersebut meberikan sumbangsih yang besar terhadap

    kualitas Sumber Daya Manusia khusunya di Kabupaten Indra Giri Hilir. Hal

    ini dibuktikan dengan banyaknya para lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

    tersebut yang telah mengabdikan diri di perusahaan-perusahaan yang

    sesuai dengan keahlian dan bidang mereka. Selain itu Sekolah Menengah

    Kejuruan tersebut telah memiliki beerbagai prestasi dalam event-event dan

    kejuaraan pada tingkat daerah dan Nasional.

    Namun meskipun demikian, tentu Sekolah Menengah Kejuruan

    tersebut tidak hanya memiliki sejumlah prestasi tanpa ada faktor yang

    mendukung dari prestasi yang telah diaraih. Faktor pendukung tersebut

    salah satunya adalah pengelolaan dari segi pembiyaan pendidikan. Dimana

    faktor pengelolaan keuangan pendidikan ini sangat mempengaruhi dan

    menentukan kualitas Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia

    tersebut. Hal inilah yang menjadi pendorong penulis ingin mengetahui lebih

    dalam mengenai pengelolaan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan

    Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman dari segi pengelolaan,

    apakah sudah memenuhi pengelolaan keuangan yang baik atau belum

    sesuai dengan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pendidikan yang baik.

    Oleh sebab itu, berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik

    untuk meneliti lebih jauh tentang pengelolaan keuanganpendidikan dalam

    Mewujudkan Sekolah yang Accountable di Sekolah Menengah Kejuruan

    Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman dengan mengangkat judul

    “Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pengelolaan Keuangan Di Sekolah

    Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman

    Kabupaten Indragiri Hilir Riau”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

    atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana sistem pengelolaan keuangan di Sekolah Menengah

    Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman?

  • 8

    2. Bagaimana manajemen dan peran kepala sekolah dalam mengelola

    keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia

    Kecamatan Kateman?

    3. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat bagi

    kepala sekolah dalam memanajemen pengelolaan keuangan di

    Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan

    Kateman?

    C. Fokus Penelitian

    Permasalahan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan

    masih cukup luas, sehingga tidak mungkin dapat terselesaikan

    mengingat keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti. Oleh karena itu,

    perlu adanya pembatasan masalah untuk lebih memfokuskan penelitian

    ini, yakni pada lingkup “Manajemen kepala sekolah dalam pengelolaan

    keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia

    Kecamatan Kateman”.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

    1. Tujuan Penelitian

    Adapaun tujuan dalam penelitian ini adalah:

    a. Untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan keuangan di

    Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia Kecamatan

    Kateman.

    b. Untuk mengetahui bagaimana manajemen dan peran kepala sekolah

    dalam mengelola keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna

    Bhakti Indonesia Kecamatan Kateman.

    c. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi faktor pendukung dan

    penghambat bagi kepala sekolah dalam memanajemen pengelolaan

    keuangan di Sekolah Menengah Kejuruan Taruna Bhakti Indonesia

    Kecamatan Kateman.

  • 9

    2. Kegunaan Penelitian

    a. Kegunaan Secara Teoritis

    Secara Teoritis kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi

    tambahan referensi terkait penelitian tentang Manajemen Kepala

    Sekolah dalam Pengelolaan Keuangan di Tingkat Satuan Pendidikan.

    b. Manfaat praktis

    1) Bagi Peneliti Memberikan wawasan dan bekal terkait dengan

    Manajemen Kepala Sekolah dalam Pengelolaan Keuangan yang dapat

    diterapkan di sekolah tempat mengajar kelak.

    2) Bagi Sekolah Sebagai referensi untuk dapat menentukan kebijakan

    terkait dengan program dan pengelolaan keuangan disekolah.

    3) Bagi Komite Sekolah Dapat dijadikan referensi untuk lebih

    meningkatkan kinerjanya sebagai wujud tanggung jawab terhadap

    program kerja yang telah ditetapkan.

  • 10

    BAB II

    LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

    A. Landasan Teori

    1. Manajemen Kepala Sekolah

    a. Pengertian Manajemen

    Manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata ‘manus’

    yang berarti tangan dan ‘agete’ yang berarti melakukan. Kata-kata itu

    digabung menjadi kata kerja ‘managere’ yang artinya menangani.

    Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja

    ‘to manage’, dengan kata benda ‘management’, dan manager untuk orang

    yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, ‘managemen’

    diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manajemen atau

    pengelolaan.13 Menurut Luther Gulick manajemen dipandang sebagai suatu

    bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami

    mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.14

    Menurut John D. Millet dalam buku Management In The Public

    Service dalam Sauki (2013) menyatakan “Management Is The Process Oif

    Directing And Facilitating The Work Of People In Formal Group To Achieve

    A Desired End.” (Manajemen adalah proses pembimbingan dan pemberian

    fasilitas terhadap pekerjaan orang-orang yang terorganisir dalam kelompok

    formil untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki).15 Miller menyatakan

    bahwa manajemen adalah proses memimpin dan melancarkan pekerjaan

    bagi orang-orang yang terorganisir secara formal sebagai kelompok untuk

    memperoleh tujuan yang diinginkan.16 Adapun menurut Fattah

    13 Usman Husaini, Manajemen: Teori, Praktek dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2009), hlm. 5 14 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013), hlm. 1 15 Yusiana As Sauki, “Pelaksanaan Manajemen Planning Organizing Actuating Controlling (Poac) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kota Bandar Lampung Dalam Menanggulangi Bahaya Banjir: Studi Pada Kecamatan Tanjung Karang Pusat Kota Bandar Lampung. (Fakultas Isip, Universitas Lampung, 2013), hal. 10 16 Ibid.

  • 11

    manajemen merupakan suatu sistem yang setiap komponennya

    menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dengan mengaitkan

    proses dan manajer yang dihubungkan dengan aspek organisasi (orang-

    struktur- teknologi) dan bagaimana mengaitkan espek yang satu dengan

    yang lain serta bagaimana mengaturnya sehingga tercapai tujuan

    sistem.17 Dengan demimikian manajemen adalah ilmu dan seni mengatur

    proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

    lainnya secara efektif dan efesien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.18

    George R. Terry dalam buku Principles of Management dalam

    Syauki (2013), juga menyatakan bahwa “management is the accomplishing

    of a predetemined obejectives through the efforts of other peopleatau”,

    manajemen adalah pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui

    atau bersama-sama usaha orang lain. Manajemen sangat penting bagi

    setiap aktivitas individu atau kelompok dalam organisasi untuk mencapai

    tujuan yang diinginkan.19 Manajemen berorientasi pada proses (process

    oriented) yang berarti bahwa manajemen membutuhkan sumber daya

    manusia, pengetahuan, dan keterampilan agar aktivitas menjadi lebih

    efektif atau dapat menghasilkan tindakan dalam mencapai kesuksesan.

    Oleh sebab itu, tidak akan ada organisasi yang akan sukses apabila tidak

    menggunakan manajemen yang baik. Dalam Al Qur’an sendiri juga

    dijelaskan bahwa untuk berbuat sesuatu agar dibuat secara terencana yang

    disenangi oleh Allah serta untuk mengoptimalkan sumber daya yang ada

    serta berlaku adil dibutuhkan suatu keahlian dalam pengelolaannya, seperti

    yang jelaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :

    17. Nanang Fattah, Op. Cit., hal.1 18. Melayu Hasibuan, Manajemen, sumber daya manusia, (Jakarta PT Toko Gunung Agung, 2001), hal.2 19 Sauki, Op. Cit., hal. 11

  • 12

    Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya

    dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu

    bangunan yang tersusun kokoh.” (Q.S. Ash-Shaf: 4).20

    Berdasarkan pengertian tersebut, menurut pendapat penulis yang

    dimaksud dengan Manajemen adalah ilmu mengatur proses untuk

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya guna mencapai hasil

    yang sesuai. Maka dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu

    proses yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian,

    dan pengontrolan sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan yang

    telah ditetapkan dalam suatu organisasi.

    George membagi empat fungsi dasar, yaitu Planning (Perencanaan),

    Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pelaksanaan) dan Controlling

    (Pengawasan). Keempat fungsi manajemen ini disingkat dengan POAC.

    Dan George mendevenisikannya sebagai berikut:21

    a) Planning (Perencanaan)

    “Planning is the selecting and relating of facts and the making and

    using of assumptions regarding the future in the visualization and

    formulation to proposed of proposed activation believed necesarry to

    accieve desired result”. “...Perencanaan adalah pemilih fakta dan

    penghubungan fakta-fakta serta pembuatan dan penggunaan perkiraan-

    perkiraan atau asumsi-asumsi untuk masa yang akan datang dengan jalan

    menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan yang diperlukan

    untuk mencapai hasil yang diinginkan.”

    b) Organizing (Pengorganisasian)

    “Organizingis the determining, grouping and arranging of the various

    activities needed necessary for the attainment of the objectives, the

    assigning of the people to thesen activities, the providing of suitable physical

    factors of enviroment and the indicating of the relative authority delegated

    to each respectives activity.” “...Pengorganisasian ialah penentuan,

    20 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., Hal. 551 21 Sauki, Op. Cit., hal. 11-15

  • 13

    pengelompokkan, dan penyusunan macam-macam kegiatan yang

    dipeelukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (pegawai),

    terhadap kegiatan-kegiatan ini, penyediaan faktor-faktor physik yang cocok

    bagi keperluan kerja dan penunjukkan hubungan wewenang, yang

    dilimpahkan terhadap setiap orang dalam hubungannya dengan

    pelaksanaan setiap kegiatan yang diharapkan. Terry juga mengemukakan

    tentang azas-azas organizing, sebagai berikut, yaitu:22

    1) The objective atau tujuan.

    2) Departementation atau pembagian kerja.

    3) Assign the personel atau penempatan tenaga kerja.

    4) Authority and Responsibility atau wewenang dan tanggung jawab.

    5) Delegation of authority atau pelimpahan wewenang.

    c) Actuating (Pelaksanaan/Penggerakan)

    “Actuating is setting all members of the group to want to achieve and

    to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial

    planning and organizing efforts.” “...Penggerakan adalah membangkitkan

    dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya berkehendak dan

    berusaha dengan keras untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi

    dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak

    pimpinan.” Faktor-faktor yang dierlukan untuk penggerakan yaitu:

    1) Leadership (Kepemimpinan)

    2) Attitude and morale (Sikap dan moril)

    3) Communication (Tata hubungan)

    4) Incentive (Perangsang)

    5) Supervision (Supervisi)

    6) Discipline (Disiplin).

    d) Controlling (Pengawasan)

    “Controlling can be defined as the process of determining what is to

    accomplished, that is the standard, what is being accomplished. That is the

    22 Ibid.

  • 14

    performance, evaluating the performance, and if the necessary applying

    corrective measure so that performance takes place according to plans, that

    is conformity with the standard.” “...Pengawasan dapat dirumuskan sebagai

    proses penentuan apa yang harus dicapai yaitu standard, apa yang sedang

    dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan, dan bila mana perlu

    melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan

    rencana, yaitu selaras dengan standard (ukuran).” Terry mengemukakan

    proses pengawasan sebagai berikut, yaitu:23

    1) Determining the standard or basis for control (menentukan standard

    atau dasar bagi pengawasan)

    2) Measuring the performance (ukuran pelaksanaan)

    3) Comparing performance with the standard and ascerting the difference,

    it any (bandingkan pelaksanaan dengan standard dan temukan jika ada

    perbedaan)

    4) Correcting the deviation by means of remedial action (perbaiki

    penyimpangan dengan cara-cara tindakan yang tepat.

    Sementara dari pandangan lain dari Stoner dan Wankel,

    manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,

    kepemimpinan dan pengendalian sejumlah usaha dalam rangka

    mengorganisir anggota dan menggunakan sumber daya organisasi

    lainnya untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah ditetapkan.24

    Menurut Sadely bahwa manajemen mempunyai pengertian sebagai

    ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.25

    Semntara menurut Fattah manajemen adalah suatu sistem yang

    setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan

    dengan mengaitkan proses dan manajer yang dihubungkan dengan

    aspek organisasi (orang-struktur- teknologi) dan bagaimana mengaitkan

    23 Ibid. 24Sastrohadiwiryo dan B. Siswanto, ManajemenTenagaKerja Indonesia, edisi 2, (Jakarta, PT. BumiAksara, 2003), hal 22 25M. Sadeli Lili, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Satu, Cetakan Ketiga, (PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006),hal 111

  • 15

    espek yang satu dengan yang lain serta bagaimana mengaturnya

    sehingga tercapai tujuan sistem.26 Dan Menurut Hasibuan manajemen

    Adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

    manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk

    mencapai suatu tujuan tertentu.27

    Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur,

    mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para

    ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi

    tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami

    manajemen tersebut, yaitu: Manajemen adalah suatu proses yang terdiri

    dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,

    penggerakan dan pengendalian/ pengawasan, yang dilakukan untuk

    menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui

    pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.28

    Sementara George R. Terry (1977) berpendapat bahwa manajemen

    adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

    perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang

    dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang elah

    ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

    lainnya.29 James A.F. Stoner (1995) menjelaskan bahwa manajemen

    adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

    pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

    sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan

    organisasi yang telah ditetapkan.30 Dengan demikian manajemen adalah

    suatu proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan

    26Nanang Fattah, LandasanManajemenPendidikan. Bandung: RemajaRosdakarya, (2006), hal.1 27MelayuHasibuan, Manajemen, sumberdayamanusia, (Jakarta: PT TokoGunungAgung, 2001), hal.2 28Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 3. 29Usman Effendi, Asas Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 3. 30Ibid., hal. 4.

  • 16

    organisasi dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian,

    pengarahan, pengawasan dan pengendalian untuk mencapai tujuan

    organisasi dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya

    lainnya.

    Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

    manajemen merupakan proses perencanaan, yang antara lain

    menentukan tujuan, dan perencanaan dilakukan dengan mengkaji

    kekuatan, kelemahan, menentukan kesempatan dan ancaman

    sertamenentukan strategi kebijakan taktik dan program, Semua ini

    dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.

    Berdasarkan uraian tersebut, seorang manajer atau seorang

    kepala sekolah pada hakekatnya adalah seorang perencana, organisator,

    pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer

    pada suatu organisasi sangat diperlukan. sebab organsasi sebagai

    alat untuk mencapai tujuan organisasi dimana didalamnya berkembang

    berbagai macam pengetahuan, serta organisasi yang menjadi tempat

    untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia,

    memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan,

    mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

    b. Pengertian dan Peran Kepala Sekolah

    Dua kata kunci yaitu “Kepala sekolah” yang disebut “Kepala “

    dan “Sekolah” Kata “kepala” dapat diartikan “Ketua atau Pemimpin”

    dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang “Sekolah”

    adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan

    memberi pelajaran.31. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah

    dapat didefinisikan sebagai tenaga Fungsional guru yang diberi tugas

    untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar

    31Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, tahun 1988: hal.420

  • 17

    mengajar, atau tempat dimana terjadinya interaksi antar guru yang

    memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.32 Menurut

    Daryanto, kepala sekolah merupakan personil sekolah yang bertanggung

    jawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan sekolah, ia mempunyai

    wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh

    kegiatan pendidikan dalam ingkungan sekolah yang dipimpinnya.33

    Sedangkan menurut Syaiful Sagala, kepala Sekolah adalah rang yang

    diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun,

    memanfaatkan, dan menggerakan seluruh potensi seekolah secara optimal

    untuk mencapai tujuan.34 Selain itu, menurut Wahjosumidjo kepala sekolah

    adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi untuk memimpin suatu

    sekolah dimana dilaksanakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana

    terjadi interaksi antara siswa dan guru.35

    Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang

    paling berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidkan yang

    diungkapkan Supardi “bahwa erat hubungannya antara mutu kepala

    sekolah dengan aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah. Iklim

    budaya sekolah dan menurunnya perilaku peserta didik”. Dari pada itu

    kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara

    mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di

    sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun

    1990 bahwa,

    “kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan

    pendidikan, administrasi sekolah, pembina tenaga pendidikan lainnya

    dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana”.36

    32Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teori dan Permasalahannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), hal.95 33 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 80. 34 Syauful Sagala, Manajemen Stategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 88. 35 Wahjosumidjo, Op.Cit., hal. 83. 36 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional: Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 24-25.

  • 18

    Dengan demikian dapat diartikan bahwa kepala sekolah adalah

    pemimpin pada suatu lembaga pendidikan. Tanpa kehadiran Kepala

    sekolah, proses pendidikan termasuk pembelajaran tidak akan berjalan

    efektif. Keberadaan kepala sekolah di lembaga pendidikan dapat

    dipilih langsung, ditetapkan yayasan atau tetapkan pemerintah. Dalam Al-

    Qur’an telah dijelaskan bahwa setiap manusia adalah pemimpin (khalifah)

    di muka bumi ini. dan diberikan kekuasaan serta diberikan jalan untuk

    menuju dan mencapai sesuatu. Sebagaimana disebutkan:

    Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di

    (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk

    mencapai) segala sesuatu,” (Q.S. Al-Kahfi: 84).37

    Sesuai dengan ciri-ciri sekolah sebagai organisasi

    yang bersifat kompleks dan unik, tugas dan fungsi kepala sekolah

    haruslah dilihat dari berbagai sudut pandang, dari sisi tertentu kepala

    sekolah dapat dipandang sebagai pejabat formal, sedang disisi lain

    seorang kepala sekolah dapat berperan sebagai manajer, sebagai

    pemimpin, sebagai pendidik dan tidak kalah penting seorang kepala

    sekolah sebagai staf.38

    Kepala sekolah mempunyai peran besar pembentukkan guru yang

    berkualitas, dengan memberikan dorongan, pengarahan, motivasi kerja,

    pembinaan dan pengawasan yang padaakhirnya akan meningkatkan

    kinerja mereka. Produktifitas sekolah bukan semata-mata untuk

    mendapatkan hasil kerja yang sebanyak-banyaknya, melainkan kualitas

    untuk kerja amat penting diperhatikan. Kepala sekolah sebagai manager

    dituntut untuk memberikan motivasi kinerja bawahannya. Dalam hal ini

    37 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., Hal. 303. 38Ibid., hal.7

  • 19

    para guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidikan dalam

    pengajaran.39 Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami

    keberadaan sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik., serta

    mampu melaksanakan peranan kepala sekolah sebagai seorang yang

    diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

    Dalam Mulyasadi satuan pendidikan, kepala sekolah menduduki

    dua jabatan penting untuk bisa menjamin kelangsungan proses

    pendidikan, pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan secara

    keseluruhan, kedua, kepala sekolah sebagai pemimpin formal pendidikan

    dilingkungannya. Dalam menjalankan tugas pemimpin suatu lembaga

    pendidikan, kepala sekolah setidaknya harus mampu berfungsi sebagai:

    Education, Manajer. Administrator, Supervisor, Leader,Innovator dan

    Motivator.40

    1) Peran dan Fungsi Kepala Sekolah

    Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional Depdiknas tahun

    2006, terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai educator

    (pendidik), manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta

    iklim kerja, dan wirausahawan.41

    2) Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah

    Saipul Annur mengatakan bahwa kepala sekolah mempunyai tugas

    merencanakan, mengorganisir, mengkoordinasikan, mengarahkan,

    mengawasi dan mengevaluasi kegiatan sekolah dengan perincian sebagai

    berikut:

    1. Mengatur proses belajar mengajar.

    a) Program tahunan dan smester berdasarkan kalender;

    b) Jadwal pelajaran pertahun, persmester termasukpenetapan jenis

    mata pelajaran / bidang pengambangan / bidang pengajaran /

    39Sulham Muwahid, Model Kepemimpinan kepala Sekolah dalam meningkatkan Kinerja Guru, (Yogyakarta:Sukses Offset, 2003), hal.4 40E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: Rosda karya, 2011), hal 90 41 Dalam Ikbal Barlian, Manajemen Berbasis Sekolah: Menuju Sekolah Berprestasi, (Palembang: Erlangga, 2013), hal. 52-75.

  • 20

    bidang keterampilan dan bagian tugas guru;

    c) Program satuan pelajaran (teori dan praktek) menurut alokasi

    waktu yang telah ditentukan berdasarkan kalender pendidikan;

    d) Pelaksanaan ulangan/tes/hasil/evaluasi belajar untuk kenaikan

    dan ujian akhir;

    e) Penyusunan kelompok murid/siswa berdasarkan norma

    penyusunan;

    f) Penyusunan norma penilaian;

    g) Pendapatan kenaikan kelas;

    h) Laporan kemajuan hasil belajar/mengajar;

    i) Pemantapan peningkatan proses belajar/megajar.

    2. Mengatur administrasi kantor.

    a) Mengatur administrasi murid/siswa.

    b) Mengatur administrasi pegawai.

    c) Mengatur administrasi perlengkapan.

    d) Mengatur administrasi keuangan.

    e) Mengatur administrasi perpustakaan.

    f) Mengatur administrasi kesiswaan.

    g) Mengatur administrasi laboratorium.42

    c. Manajemen Kepala Sekolah di Sekolah.

    Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas

    secara efisien dengan atau melalui orang lain dan berkaitan dengan

    rutinitas tugas suatu organisasi.43 Kepala Sekolah adalah seseorang yang

    diberi tugas dan tanggung jawab mengelola sekolah, menghimpun,

    memanfaatkan, dan menggerakkan seluruh potensi sekolah secara optimal

    42 Saipul Annur, Administrasi Pendidikan, (Palembnag: Grafika Telindo Press, 2008), hal. 128-129. 43Danim dan Suparno, Manajemen dan Kepemimpinan Transformasional Kekepalasekolahan, (Jakarta: RINEKA CIPTA, 2009), hlm. 3.

  • 21

    untuk mencapai tujuan.44 Pada hakikatnya, tugas seorang pemimpin bukan

    hanya bertanggung jawab kepada bawahan atau yang dipimpinnya saja,

    akan tetapi bertanggung jawab kepada Allah swt. sebagai Rabb

    (pemelihara) semesta alam yang akan menghisab (memperhitungkan)

    segala hal yang dipimpinnya. Rasulullah saw bersabda; “Dari 'Abdullah bin

    'Umar radliallahu 'anhuma bahwa dia mendengar Rasulullah shallallahu

    'alaihi wasallam telah bersabda: "Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap

    pemimpin akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya.”45

    Proses manajemen yang dilakukan Kepala Sekolah melalui beberapa

    tahapan sebagai berikut:

    a. Perencanaan.

    b. Pengorganisasian.

    c. Pengendalian.

    Dan sekurang-kurangnya ada enam komponen yang harus

    dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugasnya di

    sekolah/sekolah, di antaranya:

    a. Manajemen Kurikulum.

    b. Manajemen Kesiswaan.

    c. Manajemen Personil atau Sumber Daya Manusia di Sekolah.

    Personil di sekolah yang harus di manajemeni oleh Kepala Sekolah

    meliputi unsur guru yang disebut tenaga edukatif dan unsur karyawan yang

    disebut tenaga administratif.46 Dengan demikian manajemen Kepala

    Sekolah merupakan suatu aktivitas pengaturan yang dilakukan oleh Kepala

    Sekolah dengan mendayagunakan seluruh potensi yang ada di sekolah.

    Menurut Stoner dan Wankel, manajemen adalah proses

    perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian

    sejumlah usaha dalam rangka mengorganisir anggota dan menggunakan

    sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai suatu tujuan organisasi

    44 Syaiful Sagala, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alfabeta. 2009), hlm. 88. 45 H.R. Bukhari, no. 2232 (Lidwa Pustaka i-Sofware). 46 Suryosubroto, Op. Cit., hlm. 86.

  • 22

    yang telah ditetapkan.47 Menurut Sadely manajemen mempunyai

    pengertian sebagai ketatalaksanaan, tata pimpinan dan pengelolaan.48

    Sementara menurut Fattah manajemen adalah suatu sistem yang

    setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan

    dengan mengaitkan proses dan manajer yang dihubungkan dengan

    aspek organisasi (orang-struktur- teknologi) dan bagaimana mengaitkan

    espek yang satu dengan yang lain serta bagaimana mengaturnya

    sehingga tercapai tujuan sistem.49 Dan Menurut Hasibuan manajemen

    Adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya

    manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efesien untuk

    mencapai suatu tujuan tertentu.50

    Manajemen berasal dari kata ‘to manage’ yang berarti mengatur,

    mengurus atau mengelola. Banyak definisi yang telah diberikan oleh para

    ahli terhadap istilah manajemen ini. Namun dari sekian banyak definisi

    tersebut ada satu yang kiranya dapat dijadikan pegangan dalam memahami

    manajemen tersebut, yaitu: Manajemen adalah suatu proses yang terdiri

    dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian,

    penggerakandan pengendalian/ pengawasan, yang dilakukan untuk

    menetukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui

    pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.51

    Sementara George R. Terry (1977) berpendapat bahwa manajemen

    adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan

    perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang

    dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang elah

    47Sastrohadiwiryo dan B. Siswanto, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, edisi 2, (Jakarta, PT. Bumi Aksara, 2003), hal 22 48M. Sadeli Lili, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi Satu, Cetakan Ketiga, (PT Bumi Aksara, Jakarta, 2006), hal 111 49Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, (2006), hal. 1 50Melayu Hasibuan, Manajemen, sumber daya manusia, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung, 2001), hal.2 51 Husain Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hal. 3.

  • 23

    ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber

    lainnya.52 James A.F. Stoner (1995) menjelaskan bahwa manajemen

    adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

    pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

    sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar tercapai tujuan

    organisasi yang telah ditetapkan.53 Dengan demikian manajemen adalah

    suatu proses kerja sama dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan

    organisasi dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian,

    pengarahan, pengawasan dan pengendalian untuk mencapai tujuan

    organisasi dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya

    lainnya.

    Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa

    manajemen merupakan proses perencanaan, yang antara lain

    menentukan tujuan, dan perencanaan yang dilakukan dengan mengkaji

    kekuatan, kelemahan, menentukan kesempatan dan ancaman serta

    menentukan strategi kebijakan taktik dan program, dimana yang semua

    ini dilakukan berdasarkan proses pengambilan keputusan secara ilmiah.

    Berdasarkan uraian tersebut, seorang manajer atau seorang

    kepala sekolah pada hakekatnya adalah seorang perencana, organisator,

    pemimpin, dan seorang pengendali. Keberadaan manajer

    pada suatu organisasi sangat diperlukan. sebab organsasi sebagai

    alat untuk mencapai tujuan organisasi dimana didalamnya berkembang

    berbagai macam pengetahuan,serta organisasi yang menjadi tempat

    untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia,

    memerlukan manajer yang mampu untuk merencanakan,

    mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam surah Al-Hasyr, Allah

    berfirman:

    52 Usman Effendi, Asas Manajemen, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 3. 53 Ibid., hal. 4.

  • 24

    Artinya: “dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah

    beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin),

    mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka

    (Muhajirin). dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam

    hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka

    (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin),

    atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka dalam kesusahan. dan

    siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka Itulah orang

    orang yang beruntung”. (Q.R. Al-Hasyr: 9).54

    Ada beberapa konsekuensi dari ayat tersebut yaitu: Pertama, Adanya

    usaha untuk menghormati atau melayani orang lain (dalam konteks ini

    kaum Muhajirin). Kedua, Kaum Ansor rela dengan apa yang diberikan pada

    kaum Muhajirin. Ketiga, Kaum Ansor mengutamakan penghormatan

    kepada kaum Muhajirin. Keempat, Kaum Ansor rela mengalahkan

    kepentingannya sendiri Ayat tersebut dapat mengilhami sikap atau perilaku

    para manajer pendidikan, mereka dapat meneladani sikap kaum Ansor

    dalam berinteraksi dengan kaum Muhajirin yang mencerminkan nilai-nilai

    pengorbanan. Dengan demikian Pencapaian tujuan sekolah yang efektif,

    memerlukan kepala sekolah yang kuat dan handal dalam memanfaatkan

    berbagai sumberdaya. Kepala sekolah dalam konteks penerapan

    manajemen pendidikan berbasis sekolah lebih dituntut sebagai pemimpin,

    yaitu orang yang melakukan tugas pengarahan dan pengendalian

    sehingga seluruh personil sekolah langsung sadar serta secara bersama-

    sama melakukan tindakan untuk mencapai tujuan sekolah.

    54 Kementrian Agama Republik Indonesia, Op.Cit., Hal. 546.

  • 25

    Pemimpin pada hakikatnya adalah seseorang yang mempunyai

    kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya

    dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk

    mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-

    tugas yang harus dilaksanakan. Menurut Stone, semakin banyak jumlah

    sumber kekuasaan yang tersedia bagi pemimpin, akan makin besar potensi

    kepemimpinan yang efektif. Jenis pemimpin ini bermacam-macam, ada

    pemimpin formal, yaitu yang terjadi karena pemimpin bersandar pada

    wewenang formal. Ada pula pemimpin nonformal, yaitu terjadi karena

    pemimpin tanpa wewenang formal berhasil mempengaruhi perilaku orang

    lain.55

    Kepemimpinan yang berhubungan langsung dengan persekolahan

    sedikit ada perbedaan. Hal ini seperti yang didefinisikan Murniati:

    “kepemimpinan seorang Kepala Sekolah mencakup cara-cara dan

    usahanya dalam mempengaruhi, mendorong, membimbing, serta

    mengarahkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, masyarakat, dan

    stakeholder pendidikan demi tercapaianya tujuan sekolah”.56 Lebih lanjut

    Usman mengatakan: “Kompetensi profesional guru merupakan

    kemampuan seseorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban

    secara bertanggungjawab dan layak”.57

    Sedangkan Kepala Sekolah adalah tenaga fungsional guru yang

    diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan

    proses belajar mengajar atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru

    yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.58 Dilembaga

    persekolahan, Kepala Sekolah atau yang lebih popular sekarang disebut

    sebagai “guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah.”

    55Fattah, Nanang, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013, h. 88. 56 Murniati, Manajemen Stratejik Peran Kepala Sekolah dalam Pemberdayaan, (Bandung: PT.Cita pustaka Media Perintis, 2008), hal. 137 57 Usman Husaini, Op. Cit., hal. 14. 58 Wahjosumidjo, kepemimpinan Kepala Sekolah: tinjauan teoritik dan permasalahanya, (Jakarta: Raja Grafindo persada, 2011) 83.

  • 26

    Bukanlah mereka yang kebetulan mempunyai nasib baik senioritas, apalagi

    secara kebetulan. Direkrut untuk menduduki posisi itu, dengan kinerja yang

    serba kaku dan mandul mereka diharapkan dapat menjadi sosok pribadi

    yang tangguh handal dalam rangka pencapaian tujuan sekolah Dalam

    penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwasannya posisi Kepala

    Sekolah menentukan arah suatu lembaga. Kepala Sekolah merupakan

    pengatur dari program yang ada disekolah. Karena nantinya diharapkan

    Kepala Sekolah akan membawa spirit kerja guru dan membangun kultur

    sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya Ujian Nasional.

    Fungsi dan tugas kepala sekolah menurut Aswarni sujud (dkk)

    menyebutkan bahwa fungsi Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:59

    a) Perumusan tujuan kerja dan pembuat kebijakan sekolah.

    b) Pengatur tata kerja sekolah, yang mengatur pembagian tugas dan

    mengatur pembagian tugas dan mengatur petugas pelaksana,

    menyelenggaran kegiatan.

    c) Pensupervisi kegiatan sekolah, meliputi: mengatur kegiatan,

    mengarahkan pelaksanaan kegiatan, mengevaluasi pelaksanaan

    kegiatan, membimbing dan meningkatkan kemampuan pelaksana.

    Tugas pokok dan fungsi Kepala Sekolah sebagai pemimpin

    pendidikan

    adalah:60

    a) Perecanaan sekolah dalam arti menetapkan arah sekolah sebagai

    lembaga pendidikan dengan cara merumuskan visi, misi, tujuan dan

    strategi pencapaian.

    b) Mengorganisasikan sekolah dalam artimembuat struktur organisasi,

    menetapkan staf dan menetapkan tugas dan fungsi masing-masing

    staf.

    59 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010) 81. 60 Hari Sudrajat, Manajemen Peningkatan mutu Berbasis Sekolah, (Bandung: Cipta Cekas Grafika, 2014) 112.

  • 27

    c) Menggerakkan staf dalam artian memotivasi staf melalui internal

    marketing dan memberi contoh eksternal marketing.

    d) Mengawasi dalam arti melakukan supervisi, mengendalikan dan

    membimbing semua staf dan warga sekolah.

    e) Mengevaluasi proses dan hasil pendidikan untuk dijadikan dasar

    pendidikan dan pertumbuhan kualitas, serta melakukan problem

    solving baik secara analitis sistematis maupun pemecahan masalah

    secara kreatif dan menghindarkan serta menanggulangi konflik.

    Sebagai pemimpin pendidikan disekolahnya, seorang Kepala

    Sekolah mengorganisasikan sekolah dan personilnya yang bekerja

    didalamnya dalam situasi yang efektif, efisien, demokratis, dan kerjasama

    tim (team work) dibawah kepemimpinanya, program pendidikan untuk para

    siswa harus direncanakan, diorganisasikan, dilaksanakan dan dievaluasi.

    Dalam pelaksanaan program Kepala Sekolah harus dapat memimpin

    secara professional, para staf pengajar, bekerja secara ilmiah, penuh

    perhatian dan demokratis dengan menekankan pada

    perbaikan proses belajar mengajar secara terus-menerus. Kepala Sekolah

    juga mempunyai tugas pokok mengelola penyelenggaraan kegiatan

    pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Secara lebih operasional tugas

    pokok Kepala Sekolah mencakup kegiatan menggali dan mendayagunakan

    seluruh sumber daya sekolah secara terpadu dalam kerangka pencapaian

    tujuan sekolah secara efektif dan efisien. 61 Secara garis besar tugas dan

    fungsi Kepala Sekolah dapat dijelaskan sebagai berikut:62

    a) Pendidik (Educator)

    b) Pemimpin (leader)

    c) Pengelola (manajer).

    d) Administrator.

    e) Wirausahawan.

    61 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Jakarta : Rosda, 2010), hlm 98 62http://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/09/tugas-pokok-dan-fungsi-kepala-sekolah.html di akses tanggal, 16 januari 2018

    http://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/09/tugas-pokok-dan-fungsi-kepala-sekolah.htmlhttp://aktual-asiddau.blogspot.com/2010/09/tugas-pokok-dan-fungsi-kepala-sekolah.html

  • 28

    f) Pencipta Iklim Kerja.

    g) Penyelia (Supervisor).

    Supervise Kepala Sekolah dapat dilakukan secara individu maupun

    kelompok. Secara singkat fungsi dan atau tugas supervisi ialah sebagai

    berikut:63

    a) Menjalankan aktivitas untuk mengetahui situasi administrasi

    pendidikan, sebgai kegiatan pendidikan disekolah dalam segala

    bidang.

    b) Menentukan syarat-syarat yang diperlukan untuk menciptakan

    situasi pendidikan disekolah.

    c) Menjalankan aktivitas untuk mempertinggi hasil dan untuk

    menghilangkan hambatan-hambatan. Dari penjelasan diatas, dapat

    disimpulkan bahwa Kepala Sekolah harus bertanggung jawab atas

    terlaksanakannya seluruh program pendidikan disekolah. Untuk

    dapat merealisasikan semua tugas dan fungsi kepemimpinannya

    maka Kepala Sekolah hendaknya mengetahui jumlah pembantunya,

    mengetahui nama-nama pembantunya, mengetahui tugas masing-

    masing pembantunya, memelihara suasana kekeluargaan dan

    memperhatikan kesejahteraan para pembantunya.

    Untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi Kepala Sekolah

    secara umum setidaknya mengacu pada empat hal pokok, yaitu sifat dan

    ketrampilan kepemimpinan, kemampuan memecahkan masalah,

    keterampilan social dan pengetahuan dan kompetensi professional. Kepala

    Sekolah yang professional mampu meningkatkan kinerja tenaga

    kependidikan dan kualitas sekolah, untuk dapat merealisasikannya maka

    Kepala Sekolah harus mempeerhatikan hal-hal berikut ini:64

    63 Suhertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 112 64 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Rosdakarya, 2009) 86.

  • 29

    a) Mempunyai visi atau daya pandang yang mendalam tentang mutu

    terpadu bagi lembaganya maupun bagi tenaga kependidikan dan

    siswa yang ada disekolah.

    b) Mempunyai komitmen yang jelas pada program peningkatan

    kualitas.

    c) Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan dengan kualitas.

    d) Menjamin kebutuhan siswa sebagai perhatian kegiatan dan

    kebijakan sekolah.

    e) Menyakinkan terhadap para pelanggan pendidikan bahwa terhadap

    channel cocok untuk menyampaikan harapan dan keinginan.

    f) Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan.

    g) Tidak menyalahkan pihak lain jikaada masalah yang muncul tanpa

    dilandasi bukti yang kuat.

    h) Pemimpin melakukan inovasi.

    i) Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tanggung jawab

    yang jelas.

    j) Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap

    penghalang, baik bersifat organisasional maupun budaya.

    k) Membangun tim kerja yang efektif.

    l) Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan

    monitoring dan evaluasi.

    2. Kajian Tentang Manajemen Pengelolaan Keuangan Sekolah

    a. Manajemen Anggaran dan Keuangan Sekolah

    1) Manajemen Anggaran Sekolah

    a) Pengertian Anggaran

    Secara umum, anggaran diartikan sebagai rencana keuangan yang

    mencerminkan pilihan kebijakan untuk suatu periode pada masa yang akan

    datang yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Selain itu, anggaran

    (budget) dapat didefinisikan sebagai hasil perencanaan yang berkaitan

    dengan bermacam-macam kegiatan secara terpadu yang dinyatakan dalam

  • 30

    satuan uang dalam jangka waktu tertentu.65 Menurut Munandar, “Budget

    (anggaran) ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang

    meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit

    (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu

    yang akan datang”.66 Julita dan Jufrizen (2012:9) mengatakan bahwa

    anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

    berdasarkan program yang telah disahkan.78

    Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara

    kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan lain yang

    mencakup jangka waktu satu tahun, Mulyadi (dalam Halim, 2001:65).

    Anggaran adalah rencana kerja yang dituangkan dalam angka-angka

    keuangan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan besar

    maupun kecil seyogyanya membuat anggaran, karena penganggaran itu

    penting untuk membuat perencanaan dan pengendalian. Perencanaan

    melihat ke masa depan, yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang

    harus dilakukan untuk mencapai sasaran dan tujuan suatu organisasi.

    Sedangkan pengendalian melihat ke belakang, yaitu menilai hasil kerja dan

    membandingkan dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil

    perbandingan ini melahirkan varian. Varian harus dianalisis dan dicari

    sebabnya kemudian digunakan untuk memperbaiki perencanaan,

    anggaran, dan pelaksanaan (pengendalian).67 Anggaran (Budget)

    merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam

    bentuk satuan uang yang digunakan sebagai pedoman dalam

    melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu.

    Oleh karena itu, dalam anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan

    dilaksanakan oleh suatu lembaga. Untuk menghasilkan penyelenggaraan

    anggaran yang efektif dan efisien, tahap persiapan/perencanaan anggaran

    65 Indra Bastian, AKUNTANSI PENDIDIKAN Pengelolaan Organisasi Pendidikan, Edisi Kedua, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2015), hal. 381 66 M. Munandar, Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, edisi 1, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1985), hal.1 67 Darsono Prawironegoro dan Ari Purwanti, Akuntansi Manajemen, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2009), hal.111

  • 31

    merupakan salah satu faktor penting dan menentukan keseluruhan siklus

    anggaran.68

    Dari beberapa pengertian diatas, maka penulis menyimpulkan

    bahwa anggaran sekolah adalah rencana keuangan yang disusun secara

    sistematis yang disajikan dalam bentuk angka-angka selama periode waktu

    tertentu yang digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-

    kegiatan. Sehingga apa yang sudah direncanakan tidak akan meleset dari

    apa yang nantinya dihasilkan karena dapat tercapai dengan efektif dan

    efisien.

    b) Fungsi Anggaran

    Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaan dan

    pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam

    mengarahkan suatu lembaga untuk menempatkan organisasi dalam posisi

    yang kuat atau lemah. Oleh karena itu, anggaran juga dapat berfungsi

    sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasaran

    yang telah ditetapkan. Di samping itu, anggaran dapat pula dijadikan alat

    untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan atau manajer dan karyawan

    untuk bertindak efisien dalam mencapai sasaran-sasaran lembaga.

    Menurut Nanang Fattah, bahwa fungsi anggaran mencakup hal-hal berikut

    : 1) Sebagai alat penaksir, 2) Sebagai alat otorisasi pengeluaran dana, dan

    3) Sebagai alat efisiensi.69 Didalam hal ini peneliti mengemukakan bahwa

    manajemen keuangan yang efektif dalam sebuah sekolah adalah

    kemampuan mencapai sasaran ataupun pemenuhan target yang sesuai

    dengan anggaran yang telah direncanakan.

    c) Pelaksanaan Anggaran

    Secara teknis, pelaksanaan pengeluaran anggaran di sekolah

    disesuaikan dengan sumbernya, yaitu dana rutin, BOS, komite sekolah, dan

    sebagainya. Dengan mengacu pada amanat undang-undang nomor 17

    68 Indrian Supheni, Efektivitas Anggaran Proyek Pemeliharaan DAM pada Kantor Dinas Pengairan Daerah Kabupaten Nganjuk, 2014, hal.1 69 Uhar Suhasaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010), Cet.1, hal .265

  • 32

    tahun 2003 tentang keuangan negara secara tegas telah dinyatakan bahwa

    pemerintah diwajibkan menyusun anggaran dengan menggunakan

    pendekatan anggaran terpadu (unified budget), kerangka pengeluaran

    jangka menengah/KPJM (medium term expenditure framework/MTEF) dan

    penganggaran berbasis kinerja/PBK (performance based budgeting).

    Disamping menerapkan tiga pendekatan, dalam anggaran belanja negara,

    pemerintah juga diwajibkan untuk menerapkan 3 (tiga) klasifikasi yaitu :

    klasifikasi fungsi, klasifikasi organisasi, dan klasifikasi ekonomi atas jenis

    belanja. Ketiga pendekatan dan ketiga klasifikasi di atas selanjutnya akan

    dituangkan dalam dokumen perencanaan penganggaran yang lebih dikenal

    sebagai Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga

    (RKA-KL) dan dokumen pelaksanaan anggaran yang lebih dikenal sebagai

    Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA).70 Dengan demikian, seluruh

    penyusunan anggaran dituangkan dalam dokumen perencanaan

    penganggaran yang lebih dikenal sebagai Rencana Kerja dan Anggaran

    Kementerian Negara/Lembaga (RKA-KL) dan dokumen pelaksanaan

    anggaran yang lebih dikenal sebagai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

    (DIPA).

    2) Manajemen Keuangan Sekolah

    Menurut wahidin bahwa manajemen keuangan sekolah berfungsi :

    1) Perencanaan, bahwa perencanaan dalam manajemen keuangan adalah

    kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan

    pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan. Perencanaan dalam

    keuangan adalah merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan

    pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. 2) Ketatausahaan

    keuangan.

    Dalam pengaturan keuangan terdapat dua bagian, yaitu penerimaan

    dan pengeluaran. Setiap penerimaan dan pengeluaran dilakukan transaksi

    70 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 105/PMK.02/2008

  • 33

    dan pencatatan dalam pembukuan. Setiap transaksi keuangan yang

    berpengaruh terhadap pengeluaran atau pembayaran uang oleh

    bendaharawan harus dicatat dalam buku kas umum dan kas pembantu. 3)

    Pertanggungjawaban. Menurut E. Mulyasa dalam buku manajemen

    berbasis sekolah, pertanggungjawaban keuangan adalah menyangkut

    seluruh dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah dicapai

    sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini disebut evaluasi

    (evaluation involves auditing) yakni pengawasan pertanggungjawaban

    sebagaimana yang telah diuraikan diatas dapat mempermudah

    pengawasan, baik dalam mencegah terjadinya penyimpangan terhadap

    kebijakan keuangan maupun penindakan terhadap penyimpanan

    keuangan. Pengawasan internal dilakukan oleh kepala sekolah dan secara

    eksternal oleh badan lain yang ditentukan oleh pemerintah yaitu berupa

    berita acara.71 Jadi, fungsi manajemem keuangan sekolah adalah untuk

    mencegah terjadinya kekeliruan dan sebagai dasar pengambilan keputusan

    bagi pimpinan/kepala sekolah agar tujuan sekolah dapat tercapai dengan

    efektif dan efisien. Yang dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu

    perencanaan, pembukuan / pelaksanaan dan pengawasan.

    a) Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Sekolah

    Manajemen keuangan perlu memperhatikan sejumlah prinsip agar

    dapat berjalan dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan. Seperti

    yang telah diungkapkan dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal

    48 menyatakan bahwa pengelolaan pendidikan berdasarkan pada prinsip

    keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu

    prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Berikut ini dibahas

    masing-masing dari prinsip tersebut, yaitu: Pertama Transparansi yang

    berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti

    adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga

    pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan berarti adanya

    71 Wahidin, Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Hijrah Jakarta Timur, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2016, hal.18

  • 34

    keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu

    keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan

    pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-

    pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Di samping itu,

    transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara

    pemerintah, masyarakat, orang tua siswa, dan warga sekolah melalui

    penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh

    informasi yang akurat dan memadai.

    Kedua Akuntabilitas, yakni kondisi seseorang yang dinilai oleh orang

    lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk

    mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas didalam

    manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat

    dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah

    ditetapkan. Ada tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya

    akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para penyelenggara sekolah

    dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen

    dalam mengelola sekolah, (2) adanya standar kinerja disetiap institusi yang

    dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3)

    adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam

    menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya

    yang murah dan pelayanan yang cepat.

    Ketiga, Efektivitas diartikan untuk menunjukkan sampai seberapa

    jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan.72 Efektivitas

    adalah ukuran untuk menyatakan sejauh mana sasaran/tujuan (kuantitas,

    kualitas, waktu) telah dicapai. Dalam bentuk persamaan, efektivitas sama

    dengan hasil nyata dibagi hasil yang diharapkan. Sekolah yang efektif pada

    umumnya menunjukkan kedekatan/kemiripan antara hasil nyata dan hasil

    yang diharapkan.

    72 Pratama Arief Widodo, “Analisis Efisiensi dan Efektivitas Belanja Pendidikan”, Jurnal Ilmiah, 2012, hal. 8

  • 35

    Keempat, Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara

    masukan dan keluaran atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud

    meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat

    dari dua hal: a) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya

    Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan

    biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan. b) Dilihat

    dari segi hasil Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan

    waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya

    baik kuantitas maupun kualitasnya. Robbins (1997:45) menjelaskan,

    Efisiensi adalah hubungan input dan output. Jika dengan menggunakan

    input yang sama didapat output yang lebih besar maka dikatakan bahwa

    efisiensi meningkat, demikian pula jika didapat output yang sama dengan

    menggunakan input yang lebih kecil. Efisiensi berkaitan dengan seberapa

    baik berbagai input itu dikombinasikan atau bagaimana pekerjaan

    dilaksanakan, yaitu merupakan suatu cara untuk mendapatkan hasil yang

    lebih baik dari jumlah input yang paling minimum. Dan ini berarti bagaimana

    mencapai suatu output tertentu yang berkualitas tinggi dengan pemakaian

    sumber daya input sekecil mungkin.73 Dalam hal ini, efektivitas dan efisiensi

    memiliki pengertian yang berbeda. Efektiv