man born alone

1
Bismillahirrahmanirrahiem Sungguh Allah telah lahirkan manusia di bumi sendirian dan dia akan menghadap-Nya sendirian pula. Tangis menyambut jabang bayi lahir dan tawa dari sekeliling menyapanya. Suka tidak suka, siap tidak siap kesendirian dalam hidup manusia harus disiapkan dan tidak bisa dihindari. Harta benda, sanak famili, istri dan anakpun akan ditinggalkan. Mereka hanya titipan Ilahi dan harus ditempatkan sebagai media buah bakti kita sebagai hamba-Nya selama hidup di muka bumi ini, sekali-kali tidak untuk dimiliki dan tidak untuk dipunyai. Mereka hanya alat dan jalan kebaktian yang tulus dalam hidup sebagai hamba Tuhan semesta alam, juga sering kali muncul sebagai cobaan yang harus dilalui dengan pasrah dan tawadlu demi membuktikan ketulusan dan kepasarahan kita sebagai hamba yang mengaku bertuhan dan berhukum hanya karena Allah Aja wazala semata. Perjalanan yang panjang dan berliku selama hayat di kandung raga menyita tenaga dan fikiran, sampai-sampai kesabaran mental seakan habis tak bersisa sementara cobaan dan masalah hidup di dunia ini tak kunjung henti datang silih berganti siang dan malam. Terkadang masalah datang saat kita bersantai menikmati teh hangat di pagi hari, saat yang lain cobaan datang membangunkan tidur lelap di malam hari, sesaat gembira ria sesaat itu pula datang nestapa. Hidup seakan penuh warna dan cerita, kita menjadi pemain yang sesekali dapat menebak alur cerita meski tak bisa jauh ke depan, di kali yang lain kebanyakan kita hanya mampu manut dan nurut akan cerita meski sesak di dada dan gelap di kepala seandainya tak ada iman di dada semua nikmat mungkin sirna tanpa ada yang tersisa. Semua hapus karena gelapnya hawa nafsu yang memang sudah melekat mulai dari kita hirup udara kehidupan ini sampai kelak ajal menyambut. Seakan tidak mungkin kita akan berjalan selamat dan penuh ketenangan bila kita hanya mengandalkan tenaga fisik saja dalam menelusuri hidup ini, fisik akan berat menanggung beban dan mungkin dia akan kalah sebelum mencapai garis akhir. Bahkan keterbasan fisik menyeret jiwa merana kering kerontang dan lelah tak berdaya. Bila ini terjadi dalam perjalanan yang masih panjang, alamat smua berantakan dari awal apalahi akhir nanti. Fisik perlu tenaga sebagai mana jiwapun perlu tenaga yang dapat menambah kekuatan dan kemampuan dalam mengarungi hidup ini. Fisik dibangun dan didukung oleh makanan dari bumi yang halal dan tayib sementara jiwa disokong dan didorong oleh makan dari langit. Munajat dan bersimpuh dikeheningan malam sebagai menu utama membangaun tenaga jiwa sebagai pompa dalam mengatasi semua permasalahan hidup selama di muka bumi. Bangun malam dan berdoalah sebagai hamba yang membutuhkan uluran tangan dari Dzat yang Maha mendengar dan Maha Penolong. Adukan dan sampaikan semua gundah gulana hati dan permasalahan hidup, mohonkan kekuatan, kesabaran dan jalan keluar yang indah dan menentramkan agar semua beres dengan selamat dari awal hingga akhir.

Upload: indra-priadi

Post on 10-Jul-2016

221 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Renungan

TRANSCRIPT

Page 1: Man Born Alone

BismillahirrahmanirrahiemSungguh Allah telah lahirkan manusia di bumi sendirian dan dia akan menghadap-Nyasendirian pula. Tangis menyambut jabang bayi lahir dan tawa dari sekelilingmenyapanya.

Suka tidak suka, siap tidak siap kesendirian dalam hidup manusia harus disiapkan dantidak bisa dihindari.

Harta benda, sanak famili, istri dan anakpun akan ditinggalkan. Mereka hanya titipanIlahi dan harus ditempatkan sebagai media buah bakti kita sebagai hamba-Nya selamahidup di muka bumi ini, sekali-kali tidak untuk dimiliki dan tidak untuk dipunyai.Mereka hanya alat dan jalan kebaktian yang tulus dalam hidup sebagai hamba Tuhansemesta alam, juga sering kali muncul sebagai cobaan yang harus dilalui dengan pasrahdan tawadlu demi membuktikan ketulusan dan kepasarahan kita sebagai hamba yangmengaku bertuhan dan berhukum hanya karena Allah Aja wazala semata.

Perjalanan yang panjang dan berliku selama hayat di kandung raga menyita tenaga danfikiran, sampai-sampai kesabaran mental seakan habis tak bersisa sementara cobaan danmasalah hidup di dunia ini tak kunjung henti datang silih berganti siang dan malam.Terkadang masalah datang saat kita bersantai menikmati teh hangat di pagi hari, saatyang lain cobaan datang membangunkan tidur lelap di malam hari, sesaat gembira riasesaat itu pula datang nestapa. Hidup seakan penuh warna dan cerita, kita menjadipemain yang sesekali dapat menebak alur cerita meski tak bisa jauh ke depan, di kaliyang lain kebanyakan kita hanya mampu manut dan nurut akan cerita meski sesak di dadadan gelap di kepala seandainya tak ada iman di dada semua nikmat mungkin sirna tanpaada yang tersisa. Semua hapus karena gelapnya hawa nafsu yang memang sudah melekatmulai dari kita hirup udara kehidupan ini sampai kelak ajal menyambut.

Seakan tidak mungkin kita akan berjalan selamat dan penuh ketenangan bila kita hanyamengandalkan tenaga fisik saja dalam menelusuri hidup ini, fisik akan berat menanggungbeban dan mungkin dia akan kalah sebelum mencapai garis akhir. Bahkan keterbasanfisik menyeret jiwa merana kering kerontang dan lelah tak berdaya. Bila ini terjadi dalamperjalanan yang masih panjang, alamat smua berantakan dari awal apalahi akhir nanti.

Fisik perlu tenaga sebagai mana jiwapun perlu tenaga yang dapat menambah kekuatandan kemampuan dalam mengarungi hidup ini. Fisik dibangun dan didukung olehmakanan dari bumi yang halal dan tayib sementara jiwa disokong dan didorong olehmakan dari langit. Munajat dan bersimpuh dikeheningan malam sebagai menu utamamembangaun tenaga jiwa sebagai pompa dalam mengatasi semua permasalahan hidupselama di muka bumi.

Bangun malam dan berdoalah sebagai hamba yang membutuhkan uluran tangan dari Dzatyang Maha mendengar dan Maha Penolong. Adukan dan sampaikan semua gundahgulana hati dan permasalahan hidup, mohonkan kekuatan, kesabaran dan jalan keluaryang indah dan menentramkan agar semua beres dengan selamat dari awal hingga akhir.