maloklusi

17
1. Pengertian Maloklusi Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk yang normal, maloklusi dapat disebabkan karena tidak ada keseimbangan dentofasial. Keseimbangan dentofasial ini tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi beberapa faktor saling mempengaruhi. Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah keturunan, lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan, etnik, fungsional, patologi. 2. Jenis Maloklusi Cara paling sederhana untuk menentukan maloklusi ialah dengan Klasifikasi Angle. Menurut Angle yang dikutip oleh Rahardjo, mendasarkan klasifikasinya atas asumsi bahwa gigi molar pertama hampir tidak pernah berubah posisinya. Angle mengelompokkan maloklusi menjadi tiga kelompok, yaitu maloklusi Klas I, Klas II, dan Klas III. 1) Maloklusi Klas I : relasi normal anteroposterior dari mandibula dan maksila. Tonjol mesiobukal cusp molar pertama permanen berada pada bukal

Upload: ardi-pratama

Post on 28-Dec-2015

56 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

gigi

TRANSCRIPT

Page 1: maloklusi

1. Pengertian Maloklusi

Maloklusi adalah bentuk hubungan rahang atas dan bawah yang

menyimpang dari bentuk standar yang diterima sebagai bentuk yang normal,

maloklusi dapat disebabkan karena tidak ada keseimbangan dentofasial.

Keseimbangan dentofasial ini tidak disebabkan oleh satu faktor saja, tetapi

beberapa faktor saling mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah

keturunan, lingkungan, pertumbuhan dan perkembangan, etnik, fungsional,

patologi.

2. Jenis Maloklusi

Cara paling sederhana untuk menentukan maloklusi ialah dengan

Klasifikasi Angle. Menurut Angle yang dikutip oleh Rahardjo, mendasarkan

klasifikasinya atas asumsi bahwa gigi molar pertama hampir tidak pernah berubah

posisinya. Angle mengelompokkan maloklusi menjadi tiga kelompok, yaitu

maloklusi Klas I, Klas II, dan Klas III.

1) Maloklusi Klas I : relasi normal anteroposterior dari mandibula dan

maksila. Tonjol mesiobukal cusp molar pertama permanen berada pada

bukal groove molar pertama permanen mandibula. Seperti yang terlihat

pada gambar (Gambar 2.1) Terdapat relasi lengkung anteroposterior yang

normal dilihat dari relasi molar pertama permanen (netrooklusi). Kelainan

yang menyertai maloklusi klas I yakni: gigi berjejal, rotasi dan protrusi.

Tipe 1 : Klas I dengan gigi anterior letaknya berdesakan atau

crowded atau gigi C ektostem

Tipe 2 : Klas I dengan gigi anterior letaknya labioversi atau

protrusi

Page 2: maloklusi

Tipe 3 : Klas I dengan gigi anterior palatoversi sehingga terjadi

gigitan terbalik (anterior crossbite).

Tipe 4 : Klas I dengan gigi posterior yang crossbite.

Tipe 5 : Klas I dimana terjadi pegeseran gigi molar permanen ke

arah mesial akibat prematur ekstraksi. 15

Gambar 2.1 Maloklusi Klas I

2) Maloklusi Klas II : relasi posterior dari mandibula terhadap maksila.

Tonjol mesiobukal cusp molar pertama permanen atas berada lebih mesial

dari bukal groove gigi molar pertama permanen mandibula. Seperti yang

terlihat pada gambar (Gambar 2.2).

Gambar 2.2 Maloklusi Klas II

Divisi 1 : insisivus sentral atas proklinasi sehingga didapatkan jarak gigit

besar (overjet), insisivus lateral atas juga proklinasi, tumpang

gigit besar (overbite), dan curve of spee positif.

Page 3: maloklusi

Divisi 2 : insisivus sentral atas retroklinasi, insisivus lateral atas proklinasi,

tumpang gigit besar (gigitan dalam). Jarak gigit bisa normal atau

sedikit bertambah.

3) Maloklusi klas III : relasi anterior dari mandibula terhadap maksila.

Tonjol mesiobukal cusp molar pertama permanen atas berada lebih distal

dari bukal groove gigi molar pertama permanen mandibula dan terdapat

anterior crossbite (gigitan silang anterior). Seperti yang terlihat pada

gambar (Gambar 2.3).

Gambar 2.3 Maloklusi Klas III

Tipe 1 : adanya lengkung gigi yang baik tetapi relasi lengkungnya

tidak normal.

Tipe 2 : adanya lengkung gigi yang baik dari gigi anterior maksila

tetapi ada linguoversi dari gigi anterior mandibula.

Tipe 3 : lengkung maksila kurang berkembang; linguoversi dari

gigi anterior maksila; lengkung gigi mandibula baik.

Selain Klasifikasi Angle, terdapat berbagai jenis maloklusi, seperti :

Protrusi

adalah gigi yang posisinya maju ke depan. Protrusi dapat disebabkan oleh

faktor keturunan, kebiasaan jelek seperti menghisap jari dan menghisap

bibir bawah, mendorong lidah ke depan, kebiasaan menelan yang salah

serta bernafas melalui mulut.

Page 4: maloklusi

Intrusi dan Ekstrusi

Intrusi adalah pergerakan gigi menjauhi bidang oklusal. Pergerakan intrusi

membutuhkan kontrol kekuatan yang baik.

Ekstrusi adalah pergerakan gigi mendekati bidang oklusal

Crossbite

Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik

terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi geligi maksila

terhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah

rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja.

Berdasarkan lokasinya crossbite dibagi dua yaitu:

a. Crossbite anterior : Suatu keadaan rahang dalam relasi sentrik,

namun terdapat satu atau beberapa gigi anterior maksila yang

posisinya terletak di sebelah lingual dari gigi anterior mandibula.

b. Crossbite posterior : Hubungan bukolingual yang abnormal dari

satu atau beberapa gigi posterior mandibula.

Deep bite

Deep bite adalah suatu keadaan dimana jarak menutupnya bagian insisal

insisivus maksila terhadap insisal insisivus mandibula dalam arah vertikal

melebihi 2- 3 mm. Pada kasus deep bite, gigi posterior sering linguoversi

atau miring ke mesial dan insisivus madibula sering berjejal, linguo versi,

dan supra oklusi.

Open bite

Open bite adalah keadaan adanya ruangan oklusal atau insisal dari gigi

saat rahang atas dan rahang bawah dalam keadaan oklusi sentrik. Macam-

macam open bite menurut lokasinya adalah :

a. Anterior open bite

Klas I Angle anterior open bite terjadi karena rahang atas yang

sempit, gigi depan inklinasi ke depan, dan gigi posterior supra

Page 5: maloklusi

oklusi, sedangkan klas II Angle divisi I disebabkan karena

kebiasaan buruk atau keturunan.

b. Posterior open bite pada regio premolar dan molar

c. Kombinasi anterior dan posterior (total open bite) terdapat baik di

anterior, posterior, dapat unilateral atau bilateral.

Crowded

Crowded adalah keadaan berjejalnya gigi di luar susunan yang normal.

Penyebab crowded adalah lengkung basal yang terlalu kecil daripada

lengkung koronal. Lengkung basal adalah lengkung pada prossesus

alveolaris tempat dari apeks gigi itu tertanam, lengkung koronal adalah

lengkungan yang paling lebar dari mahkota gigi atau jumlah mesiodistal

yang paling besar dari mahkota gigi geligi. Derajat keparahan gigi

crowded:

a) Crowded ringan

Terdapat gigi-gigi yang sedikit berjejal, sering pada gigi depa n

mandibula, dianggap suatu variasi yang normal, dan dianggap

tidak memerlukan perawatan.

b) Crowded berat

Terdapat gigi-gigi yang sangat berjejal sehingga dapat

menimbulkan hygiene oral yang jelek.

Diastema

Diastema adalah suatu keadaan adanya ruang di antara gigi geligi yang

seharusnya berkontak. Diastema ada 2 macam, yaitu :

a. Lokal, jika terdapat diantara 2 atau 3 gigi, dapat disebabkan

karena dens supernumerary, frenulum labii yang abnormal, gigi

yang tidak ada, kebiasaan jelek, dan persistensi

b. Umum, jika terdapat pada sebagian besar gigi, dapat disebabkan

oleh faktor keturunan, lidah yang besar dan oklusi gigi yang

Page 6: maloklusi

traumatis.

3. Etiologi Maloklusi

Etiologi maloklusi dibagi atas dua golongan yaitu faktor luar atau faktor

umum dan faktor dalam atau faktor lokal. Hal yang termasuk faktor luar yaitu

herediter, kelainan kongenital, perkembangan atau pertumbuhan yang salah pada

masa prenatal dan posnatal, malnutrisi, kebiasaan jelek, sikap tubuh, trauma, dan

penyakit-penyakit dan keadaan metabolik yang menyebabkan adanya predisposisi

ke arah maloklusi seperti ketidakseimbangan kelenjar endokrin, gangguan

metabolis, penyakit-penyakit infeksi.

Hal yang termasuk faktor dalam adalah anomali jumlah gigi seperti

adanya gigi berlebihan (dens supernumeralis) atau tidak adanya gigi (anodontis),

anomali ukuran gigi, anomali bentuk gigi, frenulum labii yang abnormal,

kehilangan dini gigi desidui, persistensi gigi desidui, jalan erupsi abnormal,

ankylosis dan karies gigi.

4. Akibat dari Maloklusi

Maloklusi dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pada pengunyahan,

bicara serta estetik. Gangguan pengunyahan yang terjadi yaitu dapat berupa rasa

tidak nyaman saat mengunyah,

terjadinya rasa nyeri pada TMJ dan juga

mengakibatkan nyeri kepala dan leher.

Pada gigi yang berjejal dapat

mengakibatkan kesulitan dalam pembersihan.

Tanggalnya gigi-gigi akan

mempengaruhi pola pengunyahan misalnya pengunyahan pada satu sisi, dan

pengunyahan pada satu sisi ini juga dapat mengakibatkan rasa sakit pada TMJ.

Maloklusi dapat mempengaruhi kejelasan bicara seseorang. Apabila ciri

maloklusinya berupa disto oklusi akan terjadi hambatan mengucapkan huruf p dan

b. Apabila ciri maloklusinya berupa mesio oklusi akan terjadi hambatan

Page 7: maloklusi

mengucapkan huruf s, z, t, dan n. Menurut Bruggeman anomali dental yang

mengakibatkan gangguan bicara adalah :

Ruang antar gigi (spaces) yaitu terjadi kelainan bunyi saat

mengucapkan semua huruf terutama s, sh, z, zh kecuali huruf n dan y.

Lebar lengkung yaitu terjadi kelainan saat mengucapkan huruf s, z, th.

Open bite yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s, sh, z,

zh, th, dan kadang-kadang pada huruf t dan d.

Derajat protrusi yaitu terjadi kelainan bunyi saat mengucapkan huruf s,

sh,z, zh.

Pada gigi yang rotasi kelainan bunyi yang terjadi sama dengan kelainan

pada ruang antar gigi.

Maloklusi dapat mempengaruhi estetis dari penampilan seseorang.

Penampilan wajah yang tidak menarik mempunyai dampak yang tidak

menguntungkan pada perkembangan psikologis seseorang, apalagi pada saat usia

masa remaja. Dibiase menyatakan beberapa kasus maloklusi pada anak remaja

sangat berpengaruh terhadap psikologis dan perkembangan sosial yang

disebabkan oleh penindasan yang berupa ejekan atau hinaan dari teman

sekolahnya. Pengalaman psikis yang tidak menguntungkan dapat sangat

menyakitkan hati sehingga remaja korban penindasan tersebut akan menjadi

sangat depresi.

5. Indeks Maloklusi

Dalam menentukan kompleksitas perawatan ortodonti dan tingkat

keinginan terhadap perawatan ortodonti, terdapat beberapa indeks Maloklusi yang

dapat digunakan seperti TPI (Treatment Priority Index), HMA (Handicapping

Malocclusion Assestment Index) dan IOTN (Index of Orthodontic Treatment

Need). Sedangkan untuk melihat peningkatan estetis dapat digunakan indeks

seperti DAI (Dental Aesthetic Index) dan SCAN (Standardized Continuum of

Page 8: maloklusi

Aesthetic Need Index).

Maloklusi menggambarkan sebuah spektrum penyimpangan dari keadaan

normal atau ideal menjadi beberapa anomali. Dokter, pasien dan keluarga pasien

dapat memiliki perbedaan pandangan tentang apa yang harus dirawat dan apa

yang dapat diterima sebagai suatu variasi yang sederhana dan tidak berbahaya.

IOTN merupakan suatu teknik yang sangat berguna untuk orang yang berminat

dalam penelitian dibidang kesehatan gigi masyarakat dan epidemiologi maloklusi,

tetapi teknik ini lebih sering digunakan spesialis. Pasien dengan IOTN yang

rendah akan memperlihatkan perubahan yang besar walaupun telah diberikan

perawatan yang terbaik.

Kebutuhan terhadap perawatan ortodonti dapat dibedakan menjadi

kebutuhan terhadap kesehatan gigi (dental health) serta kebutuhan terhadap

estetik (aesthetic need), maka dalam IOTN terdapat dua komponen yaitu:

a. Dental Health Component (DHC)

b. Aesthetic Component (AC)

DHC dari IOTN memiliki lima kategori yang tersusun dari 1 (tidak

memerlukan perawatan) sampai 5 (sangat memerlukan perawatan) yang dapat

diaplikasikan secara klinis atau pada studi kasus pasien. Pada pasien grade 5

termasuk pasien dengan cleft lip dan cleft palate, beberapa gigi yang hilang atau

maloklusi destruktif, dan juga termasuk didalamnya beberapa gigi yang terjadi

perpindahan tempat.

Dental Health Component menggunakan aturan yang simpel serta

menggunakan istilah MOCDO untuk membimbing peneliti dalam meneliti

maloklusi. MOCDO mewakili Missing Teeth atau kehilangan gigi, Overjet,

Crossbite, Displacement of Contact Points atau perpindahan titik kontak, dan

Overbite. Pada pasien dengan gigi insisivus yang impaksi dikategorikan menjadi

grade 5. Pada pasien dimana tidak memiliki anomali jumlah gigi atau posisi, maka

aturan dapat digunakan untuk mengukur overjet. Pada kasus overjet 6 sampai 9

Page 9: maloklusi

milimeter akan dikategorikan dalam grade 4.

Aesthetic Component (AC) dari IOTN terdiri dari 10 jenis foto berwarna

yang disusun berdasarkan tingkat foto dengan susunan gigi yang paling baik

sampai susunan gigi yang paling buruk. Grade 1 merupakan foto dengan susunan

gigi yang paling baik dan grade 10 merupakan tingkat susunan gigi yang paling

buruk.

Page 10: maloklusi

Gambar 1. Estetik komponen dari IOTN

Page 11: maloklusi

Keterangan gambar :

Grade 1 – 4 = tidak membutuhkan perawatan

Grade 5 – 7 = membutuhkan perawatan

Grade 8 – 10 = sangat membutuhkan perawatan

6. Waktu Perawatan

Lama Perawatan

Perawatan ortodontik pada periode geligi campuran ini berlangsung

sekitar satu tahun, biasa disebut dengan intial phase. Kemudian diikuti oleh

observasi sampai semua gigi erupsi. Keuntungan perawatan ini adalah terjadi

peningkatan/penambahan ruangan dengan menggunakan molar sebagai

penjangkar. Selain itu, dapat juga digunakan transpalatal arch pada maksila, dapat

juga digunakan lingual arch pada mandibula setelah gigi tetap erupsi penuh

sampai dengan oklusi (kecuali molar ketiga). Kemudian dilanjutkan dengan

pemasangan piranti cekat untuk align dan untuk merapikan gigi hingga oklusi

menjadi normal. Terapi final phase dapat dimulai dengan pemasangan transpalatal

arch, dipasang kurang lebih 6 bulan dipasang sebelum semua gigi premolar erupsi

sempurna. Biasanya perawatan orthodontik akan terus berlangsung kira-kira 12-

18 bulan dengan piranti cekat.

Pemilihan Waktu

Waktu penentuan terapi harus dipertimbangkan dengan saksama, harus

dilihat pula kelainan giginya (tipe maloklusi). Misalnya, maloklusi Klas I dengan

ukuran gigi yang relatif besar, gigi berjejal, pada keadaan ini dapat mulai dirawat

Page 12: maloklusi

pada umur 9 tahun. Secara umum, pasien dengan kelainan maloklusi Klas I dapat

mulai dirawat setelah keempat gigi insisivus mandibula dan insisivus sentralis

maksila telah erupsi penuh. Dalam banyak kejadian, terlihat kekurangan ruangan

sehingga gigi insisivus lateral atas terhalang untuk erupsi. Untuk hal ini, harus

dipertimbangkan apakah akan dilakukan perawatan serial ekstraksi atau akan

dilakukan ekspansi rahang.

Bila kejadian maloklusi klas III ada pada masa geligi bercampur dini.

Konsep terapi kemungkinan lebih dulu dirawat, bila dibandingkan dengan

perawatan untuk maloklusi Klas I. Intervensi yang terlalu dini akan menghasilkan

perawatan yang lama antara initial phase sampai akhir perawatan setelah gigi

tetap erupsi semua. Waktu terapi bagi mandibula yang kurang berkembang

(defisiensi) akan berbeda dalam hal terapi, jadi harus ditunda untuk terapi

functional jaw orthopedics. Idealnya, fungsional terapi akan diikuti langsung

dengan pemasangan piranti cekat.