malinda: jurnal guru halaman 50-55
DESCRIPTION
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran (www.e-jurnalguru.com)TRANSCRIPT
-
Malinda | Peningkatan Keterampilan Berbicara dalam Berpidato
50 | ISSN : 2459-9743
Peningkatan Keterampilan Berbicara dalam Berpidato
Dengan Menggunakan Lembar Kegiatan (LK) Terbimbing
Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 3 Lumpatan
Malinda
Guru SD Negeri 3 Lumpatan, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 8 Mei 2015 Disetujui: 17 Mei 2015
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai Peningkatan Keterampilan Berbicara dalam Berpidato dengan Menggunakan Lembar Kegiatan (LK) Terbimbing pada Kelas VI SD Negeri 3 Lumpatan. Dalam pelaksanaan penelitian berdasarkan data hasil pengamatan maupun hasil tes Praktek dengan Observer, ditemukan adanya peningkatan hasil belajar siswa, nilai rata-rata siswa dari74,43 menjadi 81,52. Jumlah siswa yang tuntas dari 21 siswa tersebut sudah mencapai 19 siswa atau sudah mencapai 90,48 % tuntas. Data di atas memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa sudah optimal, karena jumlah siswa yang tuntas sudah lebih dari 85%. Pada siklus I ini telah menunjukkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, yakni siswa yang aktif dari 11 orang menjadi 12 orang sedangkan siswa yang tidak aktif turun dari 4 orang menjadi 2 orang. Hasil tes Praktek mengalami peningkatan di banding sebelumnya, yakni: Siswa yang memperoleh nilai 70 dari 5 orang meningkat menjadi 12 orang, Nilai rata-rata dari 59,0 meningkat menjadi74,4, Ketuntasan siswa 57,1%. Pada siklus II adanya peningkatan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, yakni: Siswa aktif meningkat dari 12 orang menjadi 19 orang, Nilai rata-rata dari 74,4 meningkat menjadi 81,5, Ketuntasan siswa 90,5%. dapat disimpulkan bahwa, Metode Lembar Kegiatan Terbimbing efektif untuk meningkatkan Keterampilan Berbicara dengan Berpidato pada siswa kelas VI. Dengan Lembar Kegiatan Terbimbing secara umum siswa lebih terlibat aktif dalam pembelajaran dan termotivasi untuk melakukan pidato di depan kelas.
Kata Kunci: keterampilan berbicara, lembar kegiatan terbimbing
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Bahasa memungkinkan seseorang untuk
saling berkomunikasi maupun saling berbagi
pengalaman dalam meningkatkan kemampuan
intelektual. Bahasa Indonesia memiliki
kedudukan dan fungsi yang sangat penting
yakni sebagai bahasa negara dan bahasa
nasional. Mengingat fungsi yang diemban oleh
Bahasa Indonesia sangat banyak, maka sebagai
seorang pendidik perlu mengadakan
pembinaan dan pengembangan terhadap
Bahasa Indonesia, salah satunya melalui mata
pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah.
Pembinaan dan pengembangan kemampuan
dan keterampilan berbahasa yang diupayakan
di sekolah berorientasi pada empat jenis
keterampilan berbahasa, diantaranya
keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan
keterampilan menulis. Keempat keterampilan
berbahasa tersebut berhubungan erat satu
dengan yang lain.
Dalam keterampilan berbicara termasuk
sulit diajarkan karena menuntut kesiapan,
mental, dan keberanian peserta didik untuk
tampil didepan kelas. Berbicara juga
berhubungan erat dengan perkembangan kosa
kata yang diperoleh siswa melalui kegiatan
menyimak dan membaca. Oleh karena itu
penulis bermaksud mengkaji keterampilan
berbicara peserta didik dalam hal berpidato.
Salah satu media yang dipilih untuk
meningkatkan kemampuan berbicara adalah
dengan cara memberikan lembar kegiatan
terbimbing dengan tujuan peserta didik
nantinya mampu berkomunikasi dengan baik
dan benar.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis
melakukan penelitian untuk meningkatkan
keterampilan berbicara dengan menggunakan
lembar kegiatan terbimbing pada materi
berpidato. Adapun Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang dilakukan oleh guru didalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,
-
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 50 - 55
ISSN : 2459-9743 | 51
sehingga keterampilan berbicara siswa menjadi
meningkat. Sedangkan pelaksanaan perbaikan
pembelajaran merupakan proses yang terjadi
di dalam PTK itu sendiri dengan tujuan
meningkatkan kemampuan siswa.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai:
apakah keterampilan berbicara dalam
berpidato pada siswa Kelas VI SD Negeri 3
Lumpatan dapat ditingkatkan dengan
penggunaan Lembar Kegiatan (LK) terbimbing?
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui peningkatan
keterampilan berbicara siswa dalam
mengucapkan bahasa Indonesia
secara lisan dan tulisan melalui
konsep pidato pada Kelas VI SD
Negeri 3 Lumpatan mengalami
sebuah peningkatan
2) Untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan belajar siswa dalam
aspek afektif yang meliputi sikap atau
kepercayaan diri siswa dalam
berpidato dengan baik dan lancar
didepan banyak orang.
b. Manfaat penelitian ini adalah:
1) Bagi siswa:
a) Meningkatkan mutu kreatifitas
belajar siswa
b) Meningkatkan hasil belajar
dalam mencapai ketuntasan
2) Bagi guru:
a) Meningkatkan pengetahuan,
pengalaman dan keterampilan
untuk memecahkan masalah
b) Meningkatkan kemampuan
dalam merancang pembelajaran
bahasa Indonesia tentang materi
pidato dengan menggunakan
media pembelajaran yang lebih
baik lagi
c) Sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan profesionalisme
sebagai guru
3) Manfaat bagi sekolah
Dapat meningkatkan mutu dan
kualitas sekolah bagi penyelenggara
pembelajaran
B. Kajian Pustaka
1. Keterampilan Berbicara
Keterampilan berbicara adalah salah satu
keterampilan berbahasa sebagai kemampuan
mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-
kata untuk mengekspresikan, menyatakan
serta mengungkapkan pendapat atau pikiran
dan perasaan kepada seseorang atau kelompok
secara lisan, baik secara berhadapan ataupun
dengan jarak jauh. Berbicara sebagai salah satu
aspek keterampilan berbahasa memiliki
keterkaitan erat dengan aspek keterampilan
berbahasa lainnya, yaitu antara berbicara
dengan menyimak, berbicara dengan menulis,
dan berbicara dengan membaca.
a. Hubungan Berbicara dengan Menyimak
Berbicara dan menyimak adalah dua
kegiatan yang berbeda namun berkaitan erat
dan tak terpisahkan. Kegiatan menyimak
didahului oleh kegiatan berbicara. Kegiatan
berbicara dan menyimak saling melengkapi
dan berpadu menjadi komunikasi lisan, seperti
dalam bercakap-cakap, diskusi, bertelepon,
tanya-jawab, interview, dan sebagainya.
Kegiatan berbicara dan menyimak saling
melengkapi, tidak ada gunanya orang berbicara
bila tidak ada orang yang menyimak. Tidak
mungkin orang menyimak bila tidak ada orang
yang berbicara. Melalui kegiatan menyimak
siswa mengenal ucapan kata, struktur kata, dan
struktur kalimat.
b. Hubungan Berbicara dengan Membaca
Berbicara dan membaca berbeda dalam
sifat, sarana, dan fungsi. Berbicara bersifat
produktif, ekspresif melalui sarana bahasa lisan
dan berfungsi sebagai penyebar informasi.
Membaca bersifat reseptif melalui sarana
bahasa tulis dan berfungsi sebagai penerima
informasi. Bahan pembicaraan sebagian besar
didapat melalui kegiatan membaca. Semakin
sering orang membaca semakin banyak
informasi yang diperolehnya. Hal ini
merupakan pendorong bagi yang bersangkutan
untuk mengekspresikan kembali informasi
yang diperolehnya antara lain melalui
berbicara.
c. Hubungan Berbicara dengan Menulis
Kegiatan berbicara maupun kegiatan
menulis bersifat produktif-ekspresif. Kedua
kegiatan itu berfungsi sebagai penyampai
informasi. Penyampaian informasi melalui
kegiatan berbicara disalurkan melalui bahasa
lisan, sedangkan penyampaian informasi dalam
kegiatan menulis disalurkan melalui bahasa
tulis. Informasi yang digunakan dalam
berbicara dan menulis diperoleh melalui
kegiatan menyimak ataupun membaca.
Keterampilan menggunakan kaidah
kebahasaan dalam kegiatan berbicara
menunjang keterampilan menulis.
Keterampilan menggunakan kaidah
kebahasaan menunjang keterampilan
berbicara.
Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah
di depan umum untuk menyampaikan pikiran
atau gagasan atau gambaran kepada pendengar
-
Malinda | Peningkatan Keterampilan Berbicara dalam Berpidato
52 | ISSN : 2459-9743
yang disampaikan dalam situasi formal
ataupun non formal melalui rangkaian kata
yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan
sebagai media utama yang bertujuan memberi
pamahaman atau informasi dengan rasa
percaya diri untuk mempengaruhi pendengar
agar mengikuti ajakan pembicara secara
sukarela.
2. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan
suatu bahan ajar cetak berupa lembaran berisi
tugas yang di dalamnya berisi petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan tugas.
LKS dapat berupa panduan untuk latihan
pengembangan aspek kognitif maupun
panduan untuk pengembangan semua aspek
pembelajaran dalam bentuk panduan
eksperimen dan demonstrasi (Trianto,
2007:73).
LKS Lembar Kegiatan Siswa merupakan
materi ajar yang dikemas sedemikian rupa agar
siswa dapat mempelajari materi tersebut
secara mandiri (Sutanto, 2009:1). Pengertian
LKS yang dikemukakan oleh Badjo (1993:8)
yaitu LKS ialah lembar kerja yang berisi
informasi dan perintah/instruksi dari guru
kepada siswa untuk mengerjakan suatu
kegiatan belajar dalam bentuk kerja, praktek,
atau dalam bentuk penerapan hasil belajar
untuk mencapai suatu tujuan.
Hidayah (2008:7) menjelaskan bahwa LKS
merupakan stimulus atau bimbingan guru
dalam pembelajaran yang akan disajikan secara
tertulis sehingga dalam penulisannya perlu
memperhatikan kriteria media grafis sebagai
media visual untuk menarik perhatian peserta
didik. Sedangkan isi pesan LKS harus
memperhatikan unsur-unsur penulisan media
grafis, hirarki materi dan pemilihan
pertanyaan-pertanyaan sebagai stimulus yang
efisien dan efektif.
a. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran
Menggunakan LKS Lembar Kerja Siswa
Depdiknas dalam panduan pelaksanaan
materi pembelajaran SMP (2008:42-45)
alternatif tujuan pengemasan materi dalam
bentuk LKS adalah :
1) LKS membantu siswa untuk menemukan
suatu konsep LKS mengetengahkan
terlebih dahulu suatu fenomena yang
bersifat konkrit, sederhana, dan berkaitan
dengan konsep yang akan dipelajari. LKS
memuat apa yang (harus) dilakukan siswa
meliputi melakukan, mengamati, dan
menganalisis.
2) LKS membantu siswa menerapkan dan
mengintegrasikan berbagai konsep yang
telah ditemukan
3) LKS berfungsi sebagai penuntun belajar
LKS berisi pertanyaan atau isian yang
jawabannya ada di dalam buku. Siswa
akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika
membaca buku.
4) LKS berfungsi sebagai penguatan
5) LKS berfungsi sebagai petunjuk praktikum
Menurut Darmojo dan Kaligis (1991:40)
mengajar dengan menggunakan LKS dalam
proses belajar mengajar memberikan manfaat,
diantara lain memudahkan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar, misalnya
dalam mengubah kondisi belajar yang semula
berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered).
Pada proses pembelajaran yang berpusat
pada guru akan terjadi interaksi satu arah
dimana guru menerangkan, mendikte, dan
memerintahkan, sedangkan siswa hanya akan
mendengar, mencatat dan mematuhi semua
perintah guru. Pada proses pembelajaran yang
berpusat pada siswa akan terjadi interaksi
antara siswa dengan guru, dan antarsiswa
karena dalam pola ini siswa memperoleh
informasi dari berbagai sumber, misalnya dari
perpustakaan, luar sekolah atau
pengamatannya sendiri.
Manfaat LKS Lembar kegiatan siswa
lainnya adalah dapat membantu guru dalam
mengarahkan siswanya untuk dapat
menemukan konsep-konsep melalui
aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok
kerja. Selain itu, LKS juga dapat digunakan
untuk mengembangkan ketrampilan proses,
mengembangkan sikap ilmiah serta
membangkitkan minat siswa terhadap alam
sekitarnya. Akhirnya LKS juga memudahkan
guru untuk melihat keberhasilan siswa dalam
mencapai sasaran belajar.
Agar penerapan Lembar Kegiatan (LK)
Terbimbing dapat berjalan dengan efektif,
maka ada beberapa langkah yang harus
ditempuh :
1. Dengan data secukupnya, guru harus
menemukan masalah yang akan diberikan
kepada siswa dan perumusannya harus
jelas.
2. Dari data yang diberikan guru, siswa
menyusun, memproses, mengorganisir,
dan menganalisis data tersebut. Dalam hal
ini, bimbingan guru dapat diberikan
sejauh yang diperlukan saja, tergantung
pada kemampuan siswa dan materi yang
sedang dipelajari, misalnya melalui
pertanyaan atau LKS.
3. Siswa menyusun perkiraan dan hasil
analisis yang dilakukan.
-
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 50 - 55
ISSN : 2459-9743 | 53
4. Bila dipandang perlu, perkiraan yang telah
dibuat oleh siswa tersebut diperkiraan
oleh guru.
5. Apabila telah diperoleh kepastian tentang
kebenaran perkiraan tersebut, maka
verbalisasi perkiraan sebaiknya
diserahkan pada siswa yntuk
menyusunnya.
6. Setelah siswa menemukan apa yang dicari,
hendaknya guru menyediakan soal
tambahan untuk memeriksa apakah hasil
penemuannya benar. (Widdiharto,
2004:5-6)
Berdasarkan uraian di atas, agar
penerapan metode penemuan terbimbing
berjalan dengan efektif maka guru harus
memiliki sejumlah kompetensi dan tingkah
laku yang dapat diamati serta ada beberapa
langkah yang harus ditempuh oleh guru yaitu:
1. Memberikan masalah kepada siswa
dengan data secukupnya.
2. Membimbing siswa untuk menemuklan
konsep sendiri melalui LKS.
3. Memberi kesempatan kepada siswa untuk
menemukan jawabnya sendiri.
4. Memeriksa hasil jawaban siswa.
5. Menyamakan persepsi siswa tentang hasil
yang telah ditemukan.
6. Memberikan soal latihan atau soal
tambahan untuk memeriksa kebenaran
hasil penemuan tersebut.
Adapun kelebihan Lembar Kegiatan (LK)
Terbimbing ini, yaitu:
1. Merupakan satu cara untuk
mengembangkan cara belajar siswa aktif
2. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki
sendiri maka hasil yang diperoleh akan
setia dan tahan lama dalam ingatan dan
tak mudah dilupakan siswa. Sehingga
mudah digunakan atau ditransfer dalam
situasi lain.
3. Dengan metode ini, siswa belajar berfikir
analisis dan mencoba memecahkan
problema yang dihadapi sendiri dan
biasanya akan ditransfer dalam kehidupan
bermasyarakat.
4. Menimbulkan interaksi antar siswa dan
melatih ketrampilan dasar yang dimiliki
oleh siswa.
Ada beberapa penelitian dengan
Menggunakan Lembar Kegiatan Terbimbing
yang pernah dilakukan oleh Guru di sekolah
lain yang dapat saya kemukakan adalah
Laporan Penelitian Tindakan Kelas yang di
lakukan oleh Ibu Herawati, S.Pd.SD di SD Negeri
1 Lumpatan dengan Judul Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI
Dengan Menerapkan Lembar Kegiatan
Terbimbing Materi Pecahan Pada SD Negeri 1
Lumpatan Kecamatan Sekayu Kabupaten Musi
Banyuasin Tahun 2012 dan mendapatkan hasil
sangat memuaskan siswa terlibat aktif dalam
pembelajaran dan antusias, sehingga hasil
belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
3. Hipotesis Tindakan
Hipotesis atau jawaban sementara
terhadap suatu fenomona atau pertanyaan
penelitian yang dirumuskan setelah peneliti
mengkaji suatu teori-teori. Berdasarkan kajian
teori diatas maka hipotesis tindakan ini adalah
sebagai berikut. Terdapat Peningkatan
Keterampilan Berbicara dalam Berpidato
dengan Menggunakan Lembar Kegiatan (LK)
Terbimbing pada Kelas VI SD Negeri 3
Lumpatan.
C. Hasil Penelitian
1. Diskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDN
3 Lumpatan dengan jumlah siswa terdiri dari
21 orang dengan rincian 11 laki-laki dan 10
perempuan. Penelitian dilakukan di kelas ini
karena penulis merupakan guru kelas pada
kelas tersebut. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode eksperimen guna
mengetahui hubungan antara penggunaan
media beberapa pidato singkat terhadap
peningkatan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran bahasa Indonesia di kelas VI SDN 3
Lumpatan. Adapun jadwal pelaksanaan
penelitian sebagai berikut :
Tabel 1. Jadwal Penelitian
Setelah tindakan penelitian, untuk
memperoleh data tentang kemampuan siswa
dalam berpidato pembelajaran Bahasa
Indonesia melalui Lembar Kegiatan (LK)
Terbimbing dengan mengunakan langkah-
langkah sebagai berikut:
Tabel 2
Aspek Penilaian
Peneliti menentukan jumlah skor
maksimum yaitu 100. jumlah skor maksimum
ini terdiri dari jumlah bobot yang dinilai dalam
pemahaman pembelajaran PKn melalui metode
oleh Hamilik (1990:123)
-
Malinda | Peningkatan Keterampilan Berbicara dalam Berpidato
54 | ISSN : 2459-9743
P = F x 100 %
N Keterangan
P = Persentase keberhasilan F = Jumlah skor maksimum.
Rumus tersebut digunakan untuk
keberhasilan siswa secara individu (tuntas
individu) Siswa di ditentukan berhasil jika nilai
siswa sama atau lebih besar dari nilai
ketuntasan minimal yaitu 7,5. Untuk
menghitung ketuntasan secara klasikal di
gunakan rumus seperti dikemukakan oleh
Hamalik (1990: 1234)
P = Q x 100 %
R
Keterangan
P = Persentase tuntas kelas Q = Jumlah siswa tuntas secara individu R = Jumlah siswa
Satu kelas di katakan tuntas jika 7,5% atau
lebih dari jumlah siswa mencapai tuntas
individu. Adapun indikator keberhasilan dalam
penelitian ini adalah Penggunaan Lembar
Kegiatan (LK) Terbimbing dalam berpidato.
Hasil yang diperoleh bahwa terjadi
peningkatan Keterampilan Berbicara Siswa
Dalam Berpidato dari siklus I ke siklus II.
Proses kegiatan penelitian dilakukan dengan
dua siklus masing-masing siklus terdiri dari
atas 4 tahapan yakni perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Indikator
keberhasilan siswa adalah berhasil jika nilai
siswa sama atau lebih besar dari nilai
ketuntasan minimal yaitu 7,5 di Kelas VI
Sekolah Dasar Negeri 3 Lumpatan Kecamatan
Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin sudah
dapat dikatakan tindakan yang diterapkan
berhasil. Aspek yang diukur adalah
Keterampilan berbicara siswa dalam berpidato
yaitu Lafal, Intonasi dan Ekspresi.
Data yang diolah pada bagian ini diperoleh
dari hasil observasi terhadap aktivitas belajar
siswa selama proses pelaksanaan penelitian
pemebelajaran berlangsung dan hasil
Demonstrasi (Praktek) yang dilakukan dalam
proses pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI
SD Negeri 3 Lumpatan Kecamatan Sekayu
Kabupaten Musi Banyuasin.
Rencana penelitian disusun tangal 17
Januari 2015, pada tahap ini juga merancang
RPP (Rencana Penelitian Pembelajaran) dan
menyiapkan perangkat perangkat yang
dibutuhkan. Penelitian ini sendiri dilaksanakan
pada tanggal 20 Januari 2015 (Siklus I), 13
Februari 2015 (Siklus II). Hasil dari setiap
siklus disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3
Sikap Siswa Terhadap Materi
Berpidato
Tabel 4
Rekapitulasi Nilai Bahasa
Indonesia Siswa Kelas VI
Grafik 1
Persentase Ketuntasan Siswa Kelas VI
dalam Pembelajaran
Grafik 2
Nilai rata-rata Nilai Siswa Kelas VI
-
Jurnal Nasional Pendidikan dan Manajemen Pembelajaran | JurnalGuru Volume I, No. 1, Mei Juni (2015): 50 - 55
ISSN : 2459-9743 | 55
Hasil Observasi pada siklus I ini telah
menunjukkan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran, yakni siswa yang aktif dari 11
orang menjadi 12 orang sedangkan siswa yang
tidak aktif turun dari 4 orang menjadi 2 orang.
Hasil tes Praktek mengalami peningkatan
dibanding sebelumnya, yakni:
a. Siswa yang memperoleh nilai 70 dari 5 orang meningkat menjadi 12 orang
b. Nilai rata-rata dari 59,0 meningkat
menjadi 74,4
c. Ketuntasan siswa 57,1%
Pada siklus II adanya peningkatan
keterlibatan siswa dalam pembelajaran, yakni :
a. Siswa aktif meningkat dari 12 orang
menjadi 19 orang
b. Nilai rata-rata dari 74,4 meningkat
menjadi 81,5
c. Ketuntasan siswa 90,5%.
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
pembelajaran yang dilakukan melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada
pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI
Semester II SD Negeri 3 Lumpatan Kecamatan
Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin dapat
disimpulkan bahwa :
1. Metode Lembar Kegiatan Terbimbing
efektif untuk meningkatkan Ketrampilan
Berbicara dengan Berpidato pada siswa
kelas VI.
2. Dengan Lembar Kegiatan Terbimbing
secara umum siswa lebih terlibat aktif
dalam pembelajaran dan termotivasi
untuk melakukan pidato di depan kelas.
Sehubungan dengan hasil temuan dalam
penelitian ini dapat disampaikan saran-saran
sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa
terhadap materi pelajaran dapat
diterapkan metode Lembar Kegiatan
Terbimbing dalam pembelajaran.
2. Sebaiknya guru peka terhadap situasi
belajar di kelas maupun terhadap hasil
belajar siswa
3. Sebaiknya guru selalu melakukan refleksi
setiap selesai melaksanakan Kegiatan
belajar mengajar untuk mengetahui
kelemahan/ kekurangan pada proses
pembelajaran, agar dapat ditindaklanjuti
penelitiannya melalui PTK.
Daftar Pustaka
Depdiknas RI. 2008. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Hidayah. 2008. Lembar Kegiatan Siswa. Semarang: Aneka Ilmu.
Mendiknas RI. 2007. Permendiknas tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Kemdiknas.
Tarigan, H.G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung.
Trianto. 2007. Metode Pembelajaran SD. Jakarta: Pustaka Ilmu.