malaria, dbd, dan ascaris lumbrocoides tugas parasitologi

19
Daftar Isi Daftar Isi............................................1 A. Malaria............................................2 A.1. Definisi.......................................2 A.2. Jenis Malaria dan Plasmodiumnya................2 A.3. Gejala.........................................3 A.4. Daur Hidup Plasmodium..........................4 A.5. Tindakan dan Pengobatan........................5 A.6. Tindakan-tindakan Pencegahan...................5 B. Demam Berdarah Dengue (DBD)........................6 B.1. Definisi.......................................6 B.2. Tanda Dan Gejala...............................6 B.3. Pengobatan dan Penatalaksanaan.................7 B.4. Pencegahan.....................................8 C. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)...............9 C.1. Acaris Lumbricoides............................9 C.2. Gejala........................................10 C.3. Siklus hidup..................................10 C.4. Cara diagnosis................................11 C.5. Pengobatan....................................11 Daftar Pustaka.......................................12 1

Upload: fernando-r-a-hengkelare

Post on 01-Jul-2015

244 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

Daftar Isi

Daftar Isi..................................................................................................................1

A. Malaria................................................................................................................2

A.1. Definisi.........................................................................................................2

A.2. Jenis Malaria dan Plasmodiumnya...............................................................2

A.3. Gejala............................................................................................................3

A.4. Daur Hidup Plasmodium..............................................................................4

A.5. Tindakan dan Pengobatan............................................................................5

A.6. Tindakan-tindakan Pencegahan....................................................................5

B. Demam Berdarah Dengue (DBD).......................................................................6

B.1. Definisi.........................................................................................................6

B.2. Tanda Dan Gejala.........................................................................................6

B.3. Pengobatan dan Penatalaksanaan.................................................................7

B.4. Pencegahan...................................................................................................8

C. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)................................................................9

C.1. Acaris Lumbricoides.....................................................................................9

C.2. Gejala..........................................................................................................10

C.3. Siklus hidup................................................................................................10

C.4. Cara diagnosis.............................................................................................11

C.5. Pengobatan..................................................................................................11

Daftar Pustaka........................................................................................................12

1

Page 2: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

A. Malaria

A.1. Definisi

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh

Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya

bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria memberikan gejala berupa

demam, menggigil, anemia dan hepatosplenomegali yang dapat berlangsung

akut maupun kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tanpa komplikasi

ataupun mengalami komplikasi sistemik yang dikenal sebagai malaria berat.

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa yang disebut

Plasmodium, yang dalam salah satu tahap perkembang biakannya akan

memasuki dan menghancurkan sel-sel darah merah. Plasmodium yang

menyebarkan penyakit malaria berasal dari spesies Plasmodium falciparum dan

Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, dan Plasmodium

knowlesi. Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah nyamuk

Anopheles betina, terutamanya Anopheles sundaicus di Asia dan Anopheles

gambiae di Afrika.

Malaria adalah salah satu penyakit menular yang banyak diderita oleh

penduduk di daerah tropis dan subtropis. Penyakit tersebut semula banyak

ditemukan di daerah rawa-rawa dan dianggap disebabkan oleh udara rawa yang

buruk, sehingga dikenal sebagai malaria (mal = jelek; aria=udara).

A.2. Jenis Malaria dan Plasmodiumnya

Penyakit Malaria memiliki empat jenis dan disebabkan oleh spesies

parasit (plasmodium) yang berbeda. Jenis-jenis malaria dan plasmodiumnya

adalah:

1. Malaria tertiana (paling ringan), yang disebabkan Plasmodium vivax dengan

gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama

terjadi (dapat terjadi selama dua minggu setelah infeksi).

2. Demam rimba (jungle fever), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga

malaria tropika, disebabkan plasmodium falciparum merupakan penyebab

sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering

2

Page 3: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau dan

kematian.

3. Malaria kuartana yang disebabkan Plasmodium malariae, memiliki masa

inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala

pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi

terjadi. Gejala itu kemudian akan terulang lagi tiap tiga hari.

4. Malaria pernisiosa, disebabkan oleh Plasmodium vivax, gejala dapat timbul

sangat mendadak, mirip Stroke, koma disertai gejala malaria yang berat.

A.3. Gejala

Secara keseluruhan gejala yang sering muncul adalah sakit kepala,

nyeri otot, lesu, diare, meriang (panas, dingin dan menggigil) serta demam

berkepanjangan sehingga sering juga disebut demam kura-kura karena

membuat penderitanya meringkuk karena menggigil. Gejala serangan

malaria ini terdiri dari beberapa jenis berupa gejala klasik yang sering

menyerang penderita tanpa imunitas dan baru pertama kali terserang dengan

tanda menggigil 15-60 menit diikuti demam 2-6 jam dengan suhu 37,5 – 400C

bahkan lebih, kemudian berkeringat selama 2-4 jam akibat gangguan

metabolisme tubuh yang menyebabkan peningkatan keringat dan gejala

berikutnya penderita biasanya merasa enak setelah berkeringat.

Gejala berulang tiap 48-72 jam sesuai dengan peluruhan sel darah

merah. Pada malaria yang lebih parah terdapat anemia dan kuning.

Plasmodium falciparum bisa menyebabkan kejang, penurunan kesadaran, gagal

ginjal, koma, bahkan kematian dengan serangan yang paling sering meluas ke

berbagai organ tubuh lain serta memunculkan komplikasi. Selain itu juga

dikenal gejala malaria berat yang dapat meliputi gangguan kesadaran, kejang,

warna kuning pada mata - tubuh dan urin, panas yang sangat tinggi, sesak

hingga perdarahan hidung, gusi dan saluran pencernaan serta rasa lumpuh.

Bila mengenai jaringan otak yang disebut dengan malaria serebral, akan

terjadi kerusakan otak yang biasanya fatal.

3

Page 4: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

A.4. Daur Hidup Plasmodium

Pada tahun 1898 Ronald Ross membuktikan keberadaan Plasmodium

pada dinding perut tengah dan kelenjar liur nyamuk Culex. Atas penemuan ini ia

memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1902, meskipun

sebenarnya penghargaan itu perlu diberikan kepada profesor Italia Giovanni

Battista Grassi, yang membuktikan bahwa malaria manusia hanya bisa

disebarkan oleh nyamuk Anopheles.

Siklus hidup Plasmodium amat rumit. Sporozoit dari liur nyamuk betina

yang mengigit disebarkan ke darah atau sistem limfa penerima. Nyamuk dalam

genus Culex, Anopheles, Culiceta, Mansonia dan Aedes mungkin bertindak

sebagai vektor. Vektor yang diketahui kini bagi malaria manusia (>100 spesies)

semuanya tergolong dalam genus Anopheles. Malaria burung biasanya dibawa

oleh spesies genus Culex. Siklus hidup Plasmodium diketahui oleh Ross yang

menyelidiki spesies dari genus Culex. Dalam daur hidup Plasmodium

mempunyai 2 hospes, yaitu vertebrata dan nyamuk.

Dalam tubuh nyamuk, parasit parasit berkembang secara seksual

(sporogoni). Sporogoni memerlukan waktu 8-12 hari. Dalam lambung nyamuk,

makro dan mikrogametosit berkembang menjadi makro dan mikrogamet yang

akan membentuk zigot yang disebut ookista, yang selanjutnya menembus

dinding lambung nyamuk membentuk ookista yang membentuk banyak

sporozoit. Kemudian sporozoit akan dilepaskan dan masuk kedalam kelenjar

liur nyamuk. Siklus tersebut disebut masa tunas ekstrinsik. Kekebalan pada

malaria terjadi apabila tubuh mampu menghancurkan Plasmodium yang masuk

atau menghalangi perkembangbiakannya.

Daur hidup plasmodium

4

Page 5: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

A.5. Tindakan dan Pengobatan

1. Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling

lemah. Mata rantai tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria.

2. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan

pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan

mencegah penularan selama 10 hari.

3. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di

laboratorium, akan diberi pengobatan secara sempurna.

4. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti

para calon transmigran, perlu diberi obat pencegahan.

A.6. Tindakan-tindakan Pencegahan

1. Usahakan tidur dengan kelambu (bed net), memberi kawat kasa,

memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain

untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.

2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah

endemis malaria.

3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur,

semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.

4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci

dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk

bertelur.

5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan

parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.

6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering

atau pengeringan sawah secara berkala

7. Menyemprot rumah dengan DDT.

5

Page 6: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

6

Page 7: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

B. Demam Berdarah Dengue (DBD)

B.1. Definisi Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang penderitanya

mengalami demam tinggi akibat infeksi virus nyamuk Aedes aegypti (senang

bersarang di dalam rumah) maupun Aedes albopictus (nyamuk kebun). Penyakit

ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai dengan demam,

nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula Dengue

Haemoragic Fever ( DHF ).

Dengue Hemorhagic Fever (DHF) adalah suatu penyakit menular yang

disebabkan oleh virus dengue dengan gejala demam tinggi mendadak disertai

manifestasi perdarahan dan bertendensi menimbulkan syok, nyeri otot dan sendi

dan kematian (Cristianti,1995). Penyakit ini ditularkan lewat nyamuk Aides

aegepty yang menbawa virus dengue (antropad bone virus) atau disebut arbo

virus.

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam yang

berlangsung akut menyerang baik orang dewasa maupun anak – anak tetapi

lebih banyak menimbulkan korban pada anak – anak berusia di bawah 15 tahun

disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan syok yang  disebabkan virus

dengue dan penularan melalui gigitan nyamuk Aedes. (Soedarto, 1990).

Gambar : Nyamuk Aedes aegypti

B.2. Tanda Dan Gejala

Tanda-tanda dan gejala pada penderita DBD: Demam (>380C),

Perdarahan, Hepatomegali (pembesaran hati), Syok, Trombositopeni,

7

Page 8: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

Hemokonsentrasi, Gejala-gejala lain (Anoreksi , mual muntah, sakit perut, diare

atau konstipasi serta kejang dan Penurunan kesadaran).

Derajat DHF Menurut WHO dibagi menjadi 4 Derajat :

Derajat 1 :

Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan

ialah uji Tourniquet positif.

Derajat 2 :

Derajat 1 disertai perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain.

Derajat 3 :

Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan

nadi menurun (<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin,

lembab, dan penderita menjadi gelisah.

Derajat 4 :

Renjatan berat dengan nadi yang tidak diraba dan tekanan darah yang tidak

dapat diukur.

B.3. Pengobatan dan Penatalaksanaan

Pada dasarnya pengobatan pasien Dengue Haemoragic Fever (DHF)

bersifat simtomatis dan suport Dengue Haemoragic Fever (DHF) ringan tidak

perlu dirawat, Dengue Haemoragic Fever (DHF) sedang kadang – kadang tidak

memerlukan perawatan, apabila orang tua dapat diikutsertakan dalam

pengawasan  penderita di rumah dengan kewaspadaan terjadinya syok yaitu

perburukan gejala klinik pada hari 3-7 sakit. Sedangkan penatalaksanaan

Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah:

1. Tirah baring atau istirahat baring.

2. Diet makan lunak.

3. Minum banyak air (2 – 2,5 liter/24 jam)

4. Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan

cairan yang paling sering digunakan.

5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika

kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.

6. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.

7. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.

8

Page 9: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

8. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.

9. Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.

10. Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan

tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.

11. Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.

12. Infus diberikan pada pasien DBD tanpa renjatan apabila :

a. Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga

mengancam terjadinya dehidrasi.

b. Hematokrit yang cenderung mengikat.

B.4. Pencegahan

Masyarakat sekarang ini banyak mengandalkan pembrantasan DBD

dengan melalui cara fogging atau penyemprotan. Padahal untuk melakukan

fogging tersebut diperlukan beberapa ketentuan, mulai dari PE dan kemudian

pengajuan surat penyemprotan kepada Rumah Sakit terdekat. Hal ini karena

fogging tidak baik apabila diterapkan terlalu sering.

Untuk pencegahan penyakit DBD setiap keluarga dianjurkan untuk

melaksanakan "3M (menguras, mengubur, menutup)" di rumah dan halaman

masing-masing dengan melibatkan seluruh keluarga, dengan cara sebagai

berikut :

Menguras bak mandi sekurang-kurangnya 1 minggu sekali

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air

Mengganti air Vas bunga/tanaman air seminggu sekali

Mengganti air tempat minum burung

Menimbun barang-barang bekas yang dapat menampung air

Ikanisasi

Abatesasi (temephos). Semua tempat penampungan air dirumah dan

bangunan yang ditemukan jentik Aedes Aegypti. Ditaburi bubuk abate

dengan dosisi satu sendok makan (10 gr).

Fogging, dengan syarat dan persetujuan dari Rumah Sakit sekitar

Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu

pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari).

9

Page 10: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

C. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

C.1. Acaris Lumbricoides

Ascaris lumbricoides adalah cacing bulat berukuran raksasa yang dapat

mencapai sepanjang 40 cm. Penyakit parasit yang disebabkan oleh

Nemathelminthes Ascaris lumbricoides adalah Askariasis . Askariasis adalah

penyakit kedua terbesar yang disebabkan oleh makhluk parasit.

Nama Latin :  Ascaris lumbricoidesPhylum :  AschelminthesSub Phylum :  -Ordo :  AscaroideaFamily :  -Genus :  -Species :  Ascaris lumbricoidesKelas :  NematodaNama Daerah :  Cacing gelang

Telur-telur cacing gelang keluar dari tubuh manusia bersama dengan

kotoran (feses). Cacing gelang masuk ke dalam tubuh manusia melalui

makanan yang terkontaminasi feses manusia, misalnya melalui lalat yang

menghinggapi makanan atau sayur yang terkontaminasi telur cacing gelang

yang tidak dicuci dengan bersih.

Hospes atau inang dari askariasis adalah manusia. Di manusia, larva

askaris akan berkembang menjadi dewasa dan mengadakan kopulasi akhirnya

bertelur. Penyakit ini sifatnya kosmopolit. Terdapat hampir di seluruh dunia.

Prevalensi askariasis berkisar 70-80 persen. Infeksi cacing ini bisa terjadi juga

melalui lingkungan yang kotor dan makanan. Cacing jantan berukuran sekitar

10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Cacing dewasa hidup pada usus

manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga berkisar 200.000 telur per

harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45 mikron. Telur yang tak

dibuahi, bentuknya lebih besar, berkisar 90 x 40 mikron. Telur yang telah

dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia.

10

Page 11: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

C.2. Gejala

Gejala atau tanda terinfeksi cacing gelang yaitu perut terasa tidak enak,

lesu, tidak napsu makan, muka pucat, mual, badan kurus, dan perut buncit.

Fesesnya encer, kadang bercampur lendir dan darah, cacing tampak keluar

dalam feses. Larva cacing gelang dapat masuk melalui pembuluh darah atau

limfe, bila menyerang paru-paru dapat menyebabkan radang paru dan batuk.

Sedangkan cacing gelang yang dewasa dapat bermigrasi ke usus buntu hingga

menyebabkan radang usus.

C.3. Siklus hidup

Siklus hidup Ascaris Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya

dapat mengandung telur askariasis yang telah dibuahi. Telur ini akan matang

dalam waktu 21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah

tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja

makan dan menelan telur Ascaris. Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan

telur akan menjadi larva pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke

pembuluh darah. Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati,

jantung dan kemudian di paru-paru. Pada paru-paru, cacing akan merusak

alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea, kemudian di laring. Ia akan

tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva akan menjadi

11

Page 12: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

cacing dewasa. Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan

bertelur. Telur ini pada akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun

akan terulang kembali bila penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada

tempatnya.

C.4. Cara diagnosis

Telur Ascaris yang berisi embrio.

Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau

ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.

C.5. Pengobatan

Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat seperti:

Pirantel pamoat,

Aspirin,

Paracetamol,

Decolgen.

12

Page 13: Malaria, DBD, Dan Ascaris Lumbrocoides Tugas Parasitologi

Daftar Pustaka

Soedarmo SP, Garna H & Hadinegoro SR. 2002. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Anak: Infeksi & Penyakit Tropis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Harijanto PN, Nugroho A & Gunawan CA. 2010. Malaria dari Molekuler ke

Klinis Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Effendy, Christanti. 1995. Perawatan Pasien DHF.Jakarta: EGC.

Hadinegoro, sri rejeki. 2002. Demam Berdarah Dengue Edisi 2. Jakarta: Fakultas

Kedokteran UI.

Gandahusada, Srisasi, Prof. dr. 2006. Parasitologi Kedokteran. Jakarta:Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Anonim. 2010. Ascaris lumbricoides.

http://www.iptek.net.id/ind/pd_invertebrata/index.php?mnu=2&id=15.

Diakses tanggal 22 November 2010 pada pukul 16:30.

Anonim. 2010. Askariasis.

http://id.wikipedia.org/wiki/Askariasis. Diakses tanggal 22 November

2010 pada pukul 16:45.

13