konsep dasar parasitologi

23
KONSEP DASAR PARASITOLOGI DI SUSUN OLEH : KELOMPOK III MIKROBIOLOGI DOSEN PEMBIMBING : KARNELLY KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEPEAWATAN 2011/2012

Upload: nora-dwi-purwanti

Post on 25-Oct-2015

432 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Dasar Parasitologi

KONSEP DASAR PARASITOLOGI

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK III MIKROBIOLOGI

DOSEN PEMBIMBING :

KARNELLY

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

JURUSAN KEPEAWATAN

2011/2012

Page 2: Konsep Dasar Parasitologi

NOMENKLATUR

Nomenklatur adalah istilah yang berlaku ke salah satu daftar nama atau

istilah, atau untuk sistem prinsip-prinsip , prosedur dan ketentuan yang berkaitan

dengan penamaan yang merupakan penugasan dari kata atau frase untuk objek

tertentu atau property. Prinsip-prinsip penamaan bervariasi dari relatif informal

konvensi dari percakapan sehari-hari dengan prinsip-prinsip internasional yang

disepakati, aturan dan rekomendasi yang mengatur pembentukan dan penggunaan

istilah-istilah khusus yang digunakan dalam disiplin ilmu dan lainnya.

Penamaan "sesuatu" adalah bagian dari komunikasi yang menggunakan

kata-kata dan bahasa. Hal itu merupakan aspek sehari-hari dari taksonomi seperti

membedakan objek dari pengalaman kita, bersama dengan persamaan dan

perbedaan, yang mengidentifikasi , memberi nama dan mengelompokkan.

Onomastics , merupakan studi tentang nama yang tepat dan asal mereka,

meliputi: anthroponymy , yang bersangkutan dengan nama manusia, termasuk

nama-nama pribadi , nama keluarga dan nama panggilan.

Kebutuhan ilmiah untuk sistem sederhana, stabil dan diterima secara

internasional untuk penamaan objek alam telah menghasilkan banyak sistem

nomenclatural formal. Mungkin yang paling dikenal sistem ini nomenclatural

adalah lima kode tata nama biologi yang mengatur Latinized nama ilmiah dari

organisme .

Nama yang diberikan kepada kelompok individu hewan atau tumbuhan

sering berbeda meskipun individu yang dimaksud sama. Setiap daerah memberi

nama yang berlainan, misalnya, nama Latin tanaman terung adalah Solanum

acubatissimum. Nama yang diberikan penduduk bermacam-macam. Ada yang

menyebutnya terung perat, terung kapal, terung piat (semang), dan terung tenang.

Mungkin di negara lain terung tersebut mempunyai nama lain lagi. Nama yang

bermacam-macam untuk kelompok individu yang sama tersebut jelas

membingungkan.

Untuk mengatasi pemberian nama yang bermacam-macam, Carolus

Linnaeus, seorang ahli biologi berkebangsaan Swedia, dalam bukunya Species

Page 3: Konsep Dasar Parasitologi

Plantarum (1753) dan Systema Nature (1758), mengemukakan aturan atau

pedoman penamaan bagi kelompok individu. Carolus Linnaeus yang memiliki

nama asli Carl von Linne dikenal sebagai Bapak Taksonomi Modern.

Sistem pemberian nama makhluk hidup yang digunakan Linnaeus disebut

Sistem Binomial Nomenklatur dan bahasa yang digunakan adalah bahasa Latin.

Dengan demikian, untuk suatu macam makhluk hidup hanya digunakan satu nama

bagi seluruh dunia ilmu pengetahuan. Dengan adanya kesatuan nama ini, orang

tidak akan keliru dengan makhluk hidup yang dimaksud meskipun di tiap Negara

atau daerah memiliki nama yang berbeda.

Sistem binomial nomenklatur ini merupakan sistem pemberian nama

hewan atau tumbuhan secara sah dan benar berdasar kode internasional.

Pemberian nama ini diatur dengan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan

Tumbuhan dengan menggunakan sistem tata nama dua kata (binomial

nomenklatur) dengan aturan-aturan sebagai berikut.

Nama terdiri dari dua kata, kata pertama menunjukkan tingkatan marga

(genus) yang diawali dengan huruf besar dan kata kedua menunjukkan tingkatan

jenis (spesies) yang diawali dengan huruf kecil. Contohnya: Gnetum gnemon.

Jika ditulis dengan huruf tegak, dua kata tersebut harus digarisbawahi, tetapi jika

tidak digarisbawahi, dua kata tersebut harus dicetak miring. Contohnya, Gnetum

gnemon atau Gnetum gnemon.

Contoh Lain:

No Nama Indonesia Nama Ilmiah

1 Melinjo Gnetum gnemon

2 Kelapa sawit Elaeis guineesis

3 Padi ot u Oryza sativa

4 Jagung Zea mays

5 Ketela pohon Manihot utilissima

6 Cacing tanah Lumbricus teretris

7 Penyu Chelonian mydas

8 Komodo Varanus kkomodoensis

Page 4: Konsep Dasar Parasitologi

Jika memiliki subspesies, nama tersebut ditambahkan pada kata ketiga.

Jadi, pada subspesies terdiri atas tiga kata. Sistem penamaan yang terdiri atas tiga

suku kata disebut Trinomial, contohnya, Passer domesticus domesticus (burung

gereja) dan Felis maniculata domesticus (kucing jinak).

Untuk kelompok yang tingkatan klasifikasinya lebih tinggi lagi, aturan

penamaannya adalah sebagai berikut.

a. Pada Hewan

Nama famili berasal dari nama genus ditambah idae.

Contoh: Ranidae berasal dari Rana (katak).

Nama subfamili berasal dari nama genus, ditambah inae.

Contoh: Fasciolinae berasal dari Fasciola (cacing pita).

b. Pada Tumbuhan

Nama famili diberi akhiran aceae atau ae.

Contoh:

Ranunculaceae berasal dari Ranunculus.

Leguminoceae berasal dari Leguminose.

Nama ordo diberi akhiran ales.

Contoh: Filiales (paku-pakuan).

Nama divisio diberi akhiran phyta.

Contoh: Spermatophyta.

Page 5: Konsep Dasar Parasitologi

KLASIFIKASI PARASIT

Parasit adalah hewan renik yang dapat menurunkan produktivitas hewan

yang ditumpanginya. Parasit dapat menyerang manusia dan hewan, seperti

menyerang kulit manusia. Parasitoid adalah parasit yang menggunakan jaringan

organisme lainnya untuk kebutuhan nutrisi mereka sampai orang yang ditumpangi

meninggal karena kehilangan jaringan atau nutrisi yang dibutuhkan. Parasitoid

juga diketahui sebagai necrotroph.

Parasit dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Berdasarkan letaknya:

Endoparasit, yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh hospes

Ektoparasit, yaitu parasit yang hidup di luar/permukaan tubuh

hospes.

b. Secara umum

Zooparasit, parasit yang berupa binatang

Fitoparasit, parasit yang berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari

bakteri dan fungi

Spirocaeta dan virus

Klasifikasi Parasit:

a. Protozoa,

Prtotozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan

zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama .Protozoa merupakan

kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa

kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah

mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa.

Protozoa dapat pula diartikan sebagai filum hewan bersel satu yang dapat

melakukan reproduksi seksual (generatif) maupun aseksual (vegetatif).Habitat

hidupnya adalah tempat yang basah atau berair. Jika kondisi lingkungan tempat

Page 6: Konsep Dasar Parasitologi

hidupnya tidak menguntungkan maka protozoa akan membentuk membran tebal

dan kuat yang disebut Kista. Ilmuwan yang pertama kali mempelajariprotozoa

adalah Anthony van Leeuwenhoek. Protozoa dibagi dalam 4 kelas, yaitu :

Sporozoa, Rhizopoda, Flagelata/Mastighopora, dan Ciliata.

b. Helminthes (Helmin atau kelompok cacing),

Hampir setiap orang sudah mengenal cacing. Di dalam perut manusia

terutama pada anak kecil sering terdapat cacing perut, sedangkan di dalam tanah

sering dijumpai cacing tanah.

Tubuh cacing dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, yaitu bagian

ujung anterior (depan), ujung posterior (belakang), permukaan dorsal (permukaan

atas, punggung), dan permukaan ventral (permukaan bawah, perut). Tubuh cacing

bersifat simetris bilateral (dapat dibagi menjadi dua bagian kiri dan kanan yang

sama besarnya).

Helmintes dan dibagi menjadi 3 kelas super, yaitu : Nemathelmintes,

antara lain Nematoda, dan Plathelmintes (Tremathoda dan Cestoda), serta

Annelida (cacing gelang).

c. Fungi/Jamur.

Merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar,

batang, daun sehingga disebut dengan tumbuhan tallus. Tubuh terdiri dari satu sel

(uniseluller) dan bersel banyak (multiseluller). Sel berbentuk benang (hifa). Hifa

akan bercabang-cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut

miselium. Sel bersifat eukariotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasit atau

saprofit. Menyukai hidup pada tempat yang lembab dan tidak menyukai akan

adanya cahaya.

Alat reproduksi berupa :

Gametangium : penghasil gamet jantan dan betina

Sporangium : penghasil spora seksual dan spora aseksual

Page 7: Konsep Dasar Parasitologi

Cara reproduksi :

Generatif : dengan peleburan dua buah gamet

Vegetatif : - spora vegetatif

- fragmentasi (pemisahan)

- membelah diri

- tunas (budding)

Fungi dapat dibedakan menjadi 5 devisio yaitu :

Oomycotina

Zygomycotina

Ascomycotina

Basidiomycotina

Deuteromycotina

d. Arthropoda,

Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos =

kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau

bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda

merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata. Ciri tubuh

Arthropoda meliputi ukuran, bentuk, struktur, dan fungsi tubuh. Ukuran tubuh

Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60

cm., namun kebanyakan berukuran kecil. Begitu pula dengan bentuk Arthropoda

pun beragam.

Tubuh Arthropoda bersegmen dengan jumlah segmen yang

bervariasi.Pada tiap segmen tubuh tersebut terdapat sepasang kaki yang

beruas.Segmen bergabung membentuk bagian tubuh, yaitu Kaput (kepala), toraks

(dada), dan abdomen (perut).

Sistem saraf anthropoda seperti pada annellida, terdapat bagian ventral tubuh

berbentuk seperti tangga tali.

Page 8: Konsep Dasar Parasitologi

Arthropoda memiliki empat kelas, diantaranya yaitu :

Kelas Myriapoda.

Kelas Crustacea.

Kelas Arachnida.

Kelas Insecta.

Arthropoda, yang penting dalam bidang kesehatan, adalah kelas Hexapoda

(insekta) yang terdiri dari 7 ordo

Page 9: Konsep Dasar Parasitologi

PATOLOGI DARAH DAN JARINGAN

DARAH

Darah adalah jaringan tubuh yang kompleks dan terdiri dari :

KOMPONEN SEL:

Sel darah merah yang disebut ERITROSIT

Sel darah putih yang disebut LEKOSIT

Pecahan dari sel yang disebut TROMBOSIT

KOMPONEN CAIR:- PLASMA Terdiri dari:

92% air dan garam

   Protein,yang meliputi:albumin, globulin, factor pembekuan darah dan

transport protein.

   % lemak.

SEL DARAH MERAH (ERITROSIT) :

Dibuat didalam SUMSUM TULANG dan prosesnya

disebut :ERITROPHOESIS selanjutnya masuk kedalam aliran darah tepi.

Didalam aliran darah tepi sel darah merah akan kehilangan intinya, dan ini

merupakan satu-satunya sel dalam tubuh yang tidak berinti. Dengan hilangnya inti

tersebut, sel akan berbentuk BIKONKAV, dan ini merupakan suatu keuntungan

karena sel darah merah jadi lebih fleksibel. Sel darah merah mengandung

hemoglobin didalamnya (95%), dan ini yang memberikan warna merah. Fungsi

sel darah merah ini adalah O2 dan C02 dari dank e jaringan tubuh. Dalam aliran

darah, eritrosit ini hanya berumur 120 hari, dan setelah itu dipecah dalam jaringan

RES(Reticulo Endothelial System), menjadi ion Fe, protein (globin) dan bilirubin.

Ion Fe dan globin akan dipakai lagi untuk pembentukan sel eritrosit selanjutnya.

Sedangkan bilirubin akan dibuang ke luar tubuh.

Nilai normal

Eritrosit            4.330.000-5.950.000/mm3 (pria)

Page 10: Konsep Dasar Parasitologi

             3.900.000-4.820.000/mm3 (wanita)

Hemoglobin (Hb):       13,4-17,7 gr% (pria)

                         11,4-15,1 gr% (wanita)

Kelainan

Eritrosit :bentuk :target sel, oval sel,     sickle sel,dsb.

Jumlah :bila meningkat disebut ERITROSIS.

 Bila menurun disebut ERITROPHENIA.

Hemoglobin :bila meningkat disebut POLICITHEMIA.

Bila menurun disebut ANEMIA.

SEL DARAH PUTIH(LEKOSIT):          

Dibuat juga dalam SUMSUM TULANG dan prosesnya dinamakan :

LEKOPHOESIS

Fungsi lekosit adalah untuk pertahanan dan kekebalan tubuh.

Terdiri dari:

1.Poli Morpho Nuklear(PMN GRANULOSIT)

Usianya hanya beberapa jam hingga hari.

Dengan cara Romanosky, reaksi granula di bagi menjadi:

a.       NEUTROPHIL stab/segmen.

b.      EOSINOPHIL.

c.       BASOPHIL.

2.Lymposit.

Dibuat di sumsum tulang dan kelenjar tymus.

Beredar di pembuluh darah, pembuluh lymphe dan lien.

Usianya:tahun sebagai memori sel.

Ada 2 jenis, T dan B lymphosit.

3.Monosit.

Memphagosit mikro organisme dan sel tumor.

Menghasilkan: komplemen, prostatglandininterferon,dsb.

Page 11: Konsep Dasar Parasitologi

Nilai normal :

4700-10.300/mm3(pria)

4300-11.300/mm3(wanita)

Bila meningkat disebut LEKOSITOSIS.

Bila menurun disebut LEKOPHENI.

TROMBOSIT(PLATELET):

Berasal dari pevahan sel megakariosit dalam sumsum tulang, kemudian

masuk ke aliran darah.

Berfungsi pada system pembekuan darah.

Usianya sekitar 10 hari.

Nilai normal :150.000-350.000/mm3

Bila meningkat disebut TROMBOSITOSIS.

Bila menurun TROMBOPHENI.

ALBUMIN

Diproduksi oleh HEPAR

Fungsinya:

1.      Mempertahankan tekanan osmotic plasma, sehingga cairan dan solute tetap

berada dalam pembuluh darah. Apabila kadar albumin dalam darah menurun

maka tekanan osmotic dalam plasma akan menurun sehingga cairan akan keluar

lewat dinding pembuluh darah dan terjadilah OEDEM.

2.      Sebagai alat transportasi beberapa hormone dan metabolic dalam darah.

IMUNOGLOBULIN (Ig/ANTIBODI):

Ada 5 macam imonoglobulin :IgA, IgG, IgM, IgD, IgE.

Diproduksi oleh liver, B Lyphosit, dan plasma sel.

Fungsinya sebagai pertahanan tubuh, dengan mengikatkan diri pada kuman dan

menarik macrophage untuk melakukan pagositosis.

FAKTOR PEMBEKUAN DARAH :

Terdiri dari 12 macam factor.

Dibuat didalam liver.

Bila kadarnya menurun dapat berakibat perdarahan, misalnya defisiansi F.VIII

yang dikenal dengan penyakit HEMOPILIA.

Page 12: Konsep Dasar Parasitologi

TRANSPORT PROTEIN :  

Pemberian nama protein ini menurut bahan yang diangkutnya, misalnya :

HIPOPROTEIN yang di angkut :lemak.

TRANSCOBALAMIN yang diangkut:vitamin B12.

TRANSFERIN yang diangkut :ion Fe.

PEMERIKSAAN DARAH:

Yang termasuk pemeriksaan DARAH LENGKAP(DL) atau pemeriksaan

darah rutin adalah:

1.                              Pemeriksaan laju endap darah(LED).

2.                              Pemeriksaan kadar Hemoglobin(Hb).

3.                              Hitung jumlah lekosit.

4.                              Hitung jumlah tropmbosit.

5.                              Hitung jenis lekosit(differential coup).

Pemeriksaan darah yang lain diantaranya adalah:

1.      Hitung jumlah eritrosit.

2.      Pemeriksaan golongan darah/rhesus.

PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH(LED):

1.      Cara WINTROBE:darah EDTA dihisap ke dalam tabung wintrobe hingga titik

nol. Setelah 60 menit dilakukan pembacaan.

Normal :10mm/jam.

Tabung wintrobe :panjang 120 mm, diameter 2,5 mm, skala 0-100 dari atas

kebawah dan sebaliknya.

2.      Cara WESTEGREEN: Darah EDTA di tambah larutan PZ (4vol drh+1volt PZ).

Setelah 60 menit dilakukan pembacaan.

Normal: 2-13 mm/jam(pria).

             2-20 mm/jam (wanita).

Tabung westegreen :panjang 300 mm, diameter 2,5 mm, skala 0-200mm.

Lebih sensitive karena tabung panjang dan sempit.

PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb):

Page 13: Konsep Dasar Parasitologi

1)      CYANAMETHIC

Dipakai larutan DRABSKIN, dan dibaca dengan fotometer dilaborat.

Merupakan cara pengukuran yang STANDARD, sebab semua jenis Hb

terukur,kecuali HbS(Sult Hb).

2)      SAHLE

Darah di campur dengan 0,1 Hcl akan membentuk asam hematin yang sesuai

dengan kadar hemoglobin. Setelah dicampur rata tunggu 3-5 menit,kemudian beri

aquadest hingga warna coklatnya sama dengan blok warna yang ada. Permukaan

aquades sesuai dengan warna Hb.

Besarnya kesalahan 6-10 % dan sebagai sumber kesalahan adalah :volume darah

yang kurang tepat, kadar Hcl yang tidak tepat, campuran darah dan Hcl yang tidak

di tunggu 3-5 menit, dan blok warna indicator yang telah lama dan membutuhkan

kalbrasi.

PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT, LEKOSIT DAN TROMBOSIT

                                     ERI                           LEKO               TROMBO

Pipet:                            Piper eritrosit            Pipet lekosit      Pipet eritrosit

Pelarut:                         Hayem                      Turk                   Reesecker

Pengenceran:                200 kali                     20 kali               200 kali

                                     (0,5-101)                   (0,5-11)             (0,5-10)

Perhitungan:                 10.000 N/mm3                50 N/mm3            500 N/mm3

Pembesaran:                 40 kali                       10 Kali              40 kali

HITUNG JENIS LEKOSIT

Dibuat hapusan darah terlebih dahulu.

Syarat hapusan darah yang baik:

Panjang hapusan 1/3-2/3 panjang kaca.

Tepi hapusan tidak boleh berlubang dan bergaris.

Lekosit harus tersebar rata.

Eritosit saling bertumpukan.

Nilai normal :Ec / Ba /Stab /Seg /Ly /Mo

                    1-3  0-1   2-6  50-70 20-40 2-8%

Page 14: Konsep Dasar Parasitologi

JARINGAN

Proses Patologi Jaringan

Pada saat jaringan mengalami trauma baik langsung maupun tidak langsung akan mengalami proses patologi jaringan. Proses patologi jaringan ini perlu diketahui untuk dapat memberikan penanganan yg tepat. Bila penangan yang diberikan tidak sesuai dengan proses patologi jaringannya maka akan menambah dan memperburuk cidera yang dialami. Secara mudah proses patologi jaringan adalah sebagai berikut

1. Reaksi ; Fase Inflamsi . Fase pertama ini dapat terjadi sampai 72 jam. Diawali dengan proses perdarahan yang terjadi sampai 30 menit dimana pada saat itu jaringan yang trauma akan mengalami perdarahan karena pecahnya pembuluh darah. Setelah fase perdarahan maka akan muncul repon inflamasi yang dimanifestasikan dengan adanya nyeri, bengkak, panas. Jumlah cairan yang berlebih dan bengkak akan memulai proses perbaikan jaringan pada keaaan cidera dengan terjadinya pembentukan jaringan fibrin (bekas luka yang mengeras). Pada cidera otot dan tendon terjadi reaksi pemendekan myofilamen dan serabut otot pada dua jam pertama. Bengkak dan anoxia (jaringan tanpa suplai oksigen) akan menghsailkan kematian dan kerusakan sel pada 24 jam pertama. Setelah itu akan diikuti proses pelepasan protein dan pembentukan jaringan mati dan bengkak serta kekurangan oksogen pada jaringan

2. Regenerasi dan Reparasi; Fase fibroelastic repair. Fase ini terjadi mulai 48 jam sampai 6 minggu. Pada fase ini terjadi proses rebuild dan regenerasi jaringan. Fibroblast (bekas luka) tersintesa menjadi jaringan parut. Kemudian sel menghasilkan kolagen (jaringan ikat) tipe III, yang terjadi selama 4 hari. Perbaikan suply kapiler memproduksi kolagen yang menyilang (abnormal crosslink). Diakhir fase ini kontraktur dan pemendekan jaringan terjadi di area cidera

3. Fase remodeling. Fase ini terjadi mulai 3 minggu sampai 12 bulan. Pada fase ini jaringan kolagen yang menyilang dan memendek perlahan kembali menjadi jaringan yang sesuai dengan fungsinya. Seperti fungsi otot, tendon dan jaringan lainnya. Penyatuan, orientasi dan penyesuaian akhir dari jaringan terjadi pada fase ini.

Regenerasi jaringan setelah mengalami cidera sangat dipengaruhi oleh proses yang tepat dan baik pada setiap fase patologi jaringan. Salah dalam penanganan akan membuat jaringan akan sulit mencapai fungsinya yang optimal kembali. Selain itu banyaknya aliran darah yang teradapat pada jaringan juga akan mempersulit pengembalian fungsi jaringan. Oleh karena itu cidera otot yang banyak mengandung sirkulasi darah lebih sulit ke funsgi optimal daripada cidera bagian lain.

Page 15: Konsep Dasar Parasitologi

DAFTAR PUSTAKA

Anakunhas. 2012. Cacing Helminthes Vermes. (Online :

http://www.anakunhas.com/2011/07/cacing-helminthes-vermes.html) Diakses

tanggal 17 April 2012

Gurung. 2012. Phylum Arthropoda. (Online :

http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/12/phylum-arthropoda/) Diakses

tanggal 16 April 2012

Praweda. 2012. Biologi Makhluk Hidup. (Online:

http://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/

Biologi/0024%20Bio%201-5a.htm) Diakses tanggal 16 April 2012

Wikipedia. 2012. Arthropoda. (Online :

http://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda) Diakses tanggal 16 April 2012

Wikipedia. 2012. Nomenklatur. (Online :

http://id.wikipedia.org/wiki/Artropoda) Diakses tanggal 16 April 2012

KELOMPOK III MIKROBIOLOGI :

Page 16: Konsep Dasar Parasitologi

DWI AYU LESTARI

INDAH PERMATASARI

KHOIRUNNISA

KAROLIN FRASINDA

MARETA VITRIA

FAULINA DEVIYANTI

TWIN FEBRIANTI SMP

LISA TRIANDINI

RINI PUSPITASARI

SEFTI RUSTINA

NORA DWI PURWANTI

FAESAL SALAMUN SHODIQ

ZUL ADLY

IKING ANDESKES

APRILLA SYALLI

SENG DADANG

Tingkat IA