makroekonomi regional bab 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi pada triwulan i-2013 konsumsi secara...

14
BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013 1 BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian tersebut masih sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan IV-2012 dimana perekonomian regional TW I-2013 akan tumbuh pada kisaran 7,5-8,0% (y.o.y), Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh kinerja sektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan-hotel-restoran. Sektor pertanian pada triwulan I-2013 mengalami peningkatan terutama didorong oleh kinerja sub sektor tanaman pangan, dan sub sektor perikanan sementara untuk sub sektor perkebunan diperkirakan menurun. Pada triwulan laporan, Gorontalo memasuki musim panen padi serta membaiknya produksi perikanan tangkap seiring dengan dukungan cuaca yang cukup baik. Sementara pada sektor industri pengolahan, peningkatan terutama didorong oleh pertumbuhan industri makanan dan funiture. Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi terutama masih didorong kuatnya konsumsi rumah tangga seiring dengan membaiknya pendapatan masyarakat karena dukungan musim panen dan faktor kenaikan UMP/Gaji. Membaiknya pendapatan masyarakat ditunjukkan oleh Nilai Tukar Petani Gorontalo yang menunjukkan tren membaik mulai awal tahun 2013. Sementara itu, masih belum maksimalnya realisasi APBD pada triwulan I-2013 berimbas pada penurunan kinerja komponen konsumsi pemerintah. Penurunan juga ditunjukkan oleh kinerja ekspor-impor, pada triwulan laporan Gorontalo tidak melakukan kegiatan ekspor luar negeri sementara kegiatan ekspor antar pulau menurun. Beberapa faktor seperti turunnya produksi jagung dan rendahnya harga jual jagung diperkirakan menjadi pendorong menurunnya kinerja ekspor Gorontalo. Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Upload: dotuyen

Post on 06-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013 1

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Perekonomian Gorontalo triwulan I-2013 tumbuh 7,63% (y.o.y) lebih baik

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 7,57% (y.o.y.) Pencapaian

tersebut masih sesuai dengan perkiraan Bank Indonesia Gorontalo pada triwulan IV-2012

dimana perekonomian regional TW I-2013 akan tumbuh pada kisaran 7,5-8,0% (y.o.y),

Di sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh kinerja sektor

pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan-hotel-restoran. Sektor

pertanian pada triwulan I-2013 mengalami peningkatan terutama didorong oleh kinerja sub

sektor tanaman pangan, dan sub sektor perikanan sementara untuk sub sektor perkebunan

diperkirakan menurun. Pada triwulan laporan, Gorontalo memasuki musim panen padi serta

membaiknya produksi perikanan tangkap seiring dengan dukungan cuaca yang cukup baik.

Sementara pada sektor industri pengolahan, peningkatan terutama didorong oleh

pertumbuhan industri makanan dan funiture.

Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi terutama masih didorong kuatnya

konsumsi rumah tangga seiring dengan membaiknya pendapatan masyarakat karena

dukungan musim panen dan faktor kenaikan UMP/Gaji. Membaiknya pendapatan

masyarakat ditunjukkan oleh Nilai Tukar Petani Gorontalo yang menunjukkan tren membaik

mulai awal tahun 2013. Sementara itu, masih belum maksimalnya realisasi APBD pada

triwulan I-2013 berimbas pada penurunan kinerja komponen konsumsi pemerintah.

Penurunan juga ditunjukkan oleh kinerja ekspor-impor, pada triwulan laporan Gorontalo

tidak melakukan kegiatan ekspor luar negeri sementara kegiatan ekspor antar pulau

menurun. Beberapa faktor seperti turunnya produksi jagung dan rendahnya harga jual

jagung diperkirakan menjadi pendorong menurunnya kinerja ekspor Gorontalo.

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo

Page 2: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013| BANK INDONESIA

1.1 SISI PERMINTAAN

Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh kinerja konsumsi rumah

tangga sementara kinerja komponen lainnya menurun.

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

Sumber : BPS. Prov. Gorontalo

1.1.1 KONSUMSI

Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih

rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,55% (y.o.y). Perlambatan

tersebut terjadi pada komponen konsumsi pemerintah sementara kinerja konsumsi rumah

tangga masih cukup baik.

Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga didorong oleh membaiknya pendapatan

masyarakat seiring dengan masuknya musim panen dan kenaikan UMP/gaji. Pembiayaan

konsumsi masyarakat yang berasal dari kredit konsumsi dan realisasi gaji APBD juga

mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Indikator kenaikan konsumsi

ditunjukkan oleh Survei Konsumen Bank Indonesia yang menyatakan bahwa Indeks

Keyakinan Konsumen masih pada level optimis 142,37 serta Indeks Tendensi Konsumen –

BPS yang mencatat level 105,17.

I II III IV I

Konsumsi 931.154 956.972 970.220 997.601 966.624

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 568.365 576.142 591.459 595.727 601.948

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 8.858 8.621 9.012 9.130 9.554

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 353.931 372.208 369.749 392.744 355.122

Pembentukan Modal Tetap Bruto 274.486 294.183 300.172 304.361 276.941

Perubahan Stok (113.913) (150.269) (133.837) (169.045) (27.114)

Ekspor Barang dan Jasa 103.586 107.238 105.929 109.667 66.995

Impor Barang dan Jasa 368.581 369.962 380.808 385.537 393.626

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 826.734 838.162 861.676,41 857.046,92 889.819

I II III IV I

Konsumsi 8,93 8,95 7,47 6,55 3,81

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 6,13 5,84 6,12 5,35 5,91

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 10,13 3,15 3,48 6,77 7,87

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 13,70 14,30 9,79 8,41 0,34

Pembentukan Modal Tetap Bruto 5,83 10,14 8,35 3,37 0,89

Perubahan Stok 19,79 32,61 27,83 1,23 (76,20)

Ekspor Barang dan Jasa 11,27 14,98 8,97 8,72 (35,32)

Impor Barang dan Jasa 5,47 5,27 4,51 4,80 6,80

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,39 8,29 6,64 7,57 7,63

2013

2013

2012

2012 (% y.o.y)KOMPONEN

KOMPONEN

Page 3: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013 3

Grafik 1.2 Grafik 1.3 Survei Konsumen Bank Indonesia Indeks Tendensi Konsumen BPS Prov. Gorontalo

Grafik 1.4 Grafik 1.5 Perkembangan NTP Perkembangan UMP

Grafik 1.6 Grafik 1.7 Kredit Konsumi Realisasi Belanja Pegawai

Sementara itu, masih belum optimalnya realisasi APBD mendorong perlambatan

konsumsi pemerintah. Tercatat realisasi APBD pada triwulan laporan sebesar 18,63%

Grafik 1.8 Grafik 1.9 Realisasi APBD Belanja Konsumsi Realisasi APBD Belanja Barang

Page 4: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013| BANK INDONESIA

1.1.2 INVESTASI

Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan I-2013 tumbuh 0,89 % (y.o.y) lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,37% (y.o.y). Indikator perlambatan

investasi tampak dari menurunnya pembiayaan swasta.

Menurunnya investasi swasta ditunjukkan oleh melambatnya kredit investasi

perbankan, tercatat pada triwulan laporan kinerja kredit investasi terkontraksi 23,42% (y.o.y).

Indikator penurunan tersebut ditunjukkan pula oleh realisasi penjualan semen yang

terkontraksi hingga 15,88% (y.o.y)

Grafik 1.10 Grafik 1.11 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal APBD

Grafik 1.12 Grafik 1.13 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi.

1.1.3 EKSPOR – IMPOR

Kinerja ekspor pada triwulan I-2013 terkontraksi, pada periode tersebut Gorontalo

tidak melakukan ekspor luar negeri. Sementara kinerja impor mengalami kenaikan yang

cukup signifikan seiring dengan dorongan konsumsi masyarakat.

Grafik 1.14 Grafik 1.15 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Muat Barang

Page 5: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013 5

Menurunnya harga komoditas jagung internasional berimbas pada harga jual lokal, kondisi

ini sebagai dampak dari kondisi internasional dimana perkembangan produksi jagung dunia

pada tahun 2013 diperkirakan meningkat sehingga berpengaruh pada penurunan harga.

Data USDA (Dep. Perdagangan AS) mencatat bahwa produksi jagung akan mengalami

kenaikan 5% dibandingkan perkiraan sebelumnya. Kenaikan produksi jagung terutama akan

terjadi di Brazil. Sementara itu penurunan harga jual beberapa komoditas unggulan lainnya

seperti kopra dan harga minyak kelapa diperkirakan memberikan dampak pada penurunan

ekspor antar pulau.

Grafik 1.16 Grafik 1.17 Harga jagung Internasional Harga Jagung Lokal

Grafik 1.18 Grafik 1.19 Harga Kopra Harga Minyak Kelapa

Perkembangan impor Gorontalo triwulan I-2013 menunjukkan peningkatan, terutama pada

impor luar negeri. Kenaikan impor luar negeri terutama untuk komoditas raw sugar yang

dilakukan oleh PT. PG Gorontalo.

Grafik 1.20 Grafik 1.21

Impor Luar Negeri Volume Bongkat barang

Page 6: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013| BANK INDONESIA

1.2 SISI PENAWARAN

Pertumbuhan ekonomi sisi penawaran tersebut didorong oleh beberapa sektor yaitu

pertanian, industri pengolahan dan perdagangan-hotel-restoran.

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Sumber : BPS. Prov. Gorontalo

1.2.1 SEKTOR PERTANIAN

Kinerja sektor pertanian triwulan I-2013 meningkat, sektor ini tumbuh 7,26% (y.o.y)

lebih baik dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,70% (y.o.y). Pada triwulan laporan

Gorontalo memasuki musim panen, serta membaiknya produksi perikanan tangkap seiring

dengan membaiknya musim dan cuaca.

Grafik 1.22 Grafik 1.23 SKDU Pertanian Luas Lahan Panen Tanaman Pangan

I II III IV I

1. PERTANIAN 237.866,28 230.559,95 241.395,50 225.856,50 255.136,77

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 9.212,82 9.340,39 9.560,64 9.615,89 9.542,22

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 65.464,67 66.523,58 67.869,37 68.119,96 70.455,64

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 4.676,63 4.821,66 4.934,57 5.044,81 5.074,77

5. BANGUNAN 74.388,82 76.954,74 79.311,52 80.856,52 79.975,95

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 122.522,55 126.486,03 130.913,07 133.492,22 135.960,95

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 86.867,51 90.391,57 94.508,33 96.136,07 95.785,47

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 72.508,35 75.445,05 77.080,46 78.898,51 79.310,04

9. JASA-JASA 153.226,44 157.639,45 156.102,96 159.026,44 158.577,49

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 826.734,07 838.162,42 861.676,41 857.046,92 889.819,31

I II III IV I

1. PERTANIAN 5,76 5,67 5,72 5,70 7,26

2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 11,57 7,55 2,71 5,23 3,58

3. INDUSTRI PENGOLAHAN 13,31 12,20 8,15 5,13 7,62

4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 6,66 8,86 8,27 8,69 8,51

5. BANGUNAN 11,56 9,75 6,33 10,13 7,51

6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 12,56 11,71 10,11 10,29 10,97

7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 7,02 8,15 9,44 10,01 10,27

8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 7,40 10,43 9,46 9,86 9,38

9. JASA-JASA 7,00 6,41 2,17 5,44 3,49

PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8,39 8,29 6,64 7,57 7,63

SEKTOR

SEKTOR

2012

2012 (% y.o.y) 2013

2013

Page 7: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013 7

Kenaikan sub sektor tanaman pangan dikonfirmasi oleh beberapa indikator ekonomi yaitu

hasil survei kegiatan dunia usaha pertanian, peningkatan luas panen tanaman pangan, serta

membaiknya NTP. Sementara itu kinerja sub sektor tanaman perkebunan menurun,

terutama untuk komoditas kopra dan kakao. Salah satunya disebabkan karena harga

jualnya menurun.

Grafik 1.24 Grafik 1.25 Perkembangan NTP Harga Jual Kopra

Sementara itu peningkatan untuk produksi perikanan tangkap seiring dengan redanya cuaca

ekstrim yang berlangsung sejak Desember di perairan Sulawesi dan Kalimantan bagian

selatan.

1.2.2 SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI

Perkembangan sektor pengangkutan pada triwulan I-2013 cukup baik. Pada triwulan

laporan sektor ini tumbuh 10,27% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 10,01% (y.o.y). Peningkatan terjadi pada sub sektor angkutan terutama untuk

angkutan udara sementara untuk angkutan darat dan angkutan laut menurun.

Melambatnya kinerja sub sektor angkutan darat dikonfirmasi oleh menurunnya

penghimpunan pajak kendaran bermotor. Penurunan penghimpunan pajak tersebut

merupakan dampak dari menurunnya penjualan kendaraan bermotor, imbas dari beleid

pengenaan LTV/DP 20% pada kredit kendaraan bermotor.

Grafik 1.26 Grafik 1.27 Perkembangan Pajak Kendaraan Perkembangan Penumpang Pesawat

Page 8: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

8 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013| BANK INDONESIA

Sementara kinerja sub sektor angkutan udara meningkat terkait dengan musim

umroh yang berlangsung pada bulan Maret.

Grafik 1.28 Grafik 1.29 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut Perkembangan Kargo Laut

1.2.3 SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN

Perkembangan sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR) di Gorontalo

menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil. Sektor PHR pada triwulan I-2013 tumbuh

10,97% (y.o.y) relatif stabil dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar

10,29% (y.o.y). Peningkatan terutama terjadi pada sub sektor perhotelan sementara untuk

sub sektor perdagangan relatif melambat.

Sub sektor perdagangan relatif melambat, beberapa faktor pendorongnya antara lain

(i) perkembangan harga komoditas internasional untuk jagung, kopra dan minyak kelapa

yang menurun, (ii) siklus masih rendahnya penyerapan APBD pada bulan Januari dan

Februari. Penurunan kinerja sub sektor perdagangan dikonfirmasi oleh penurunan survei

kegiatan dunia usaha perdagangan, realisasi kredit perdagangan, penurunan volume

bongkar muat

Grafik 1.30 Grafik 1.31 Kredit Perdagangan Volume Muat Pelabuhan

Page 9: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013 9

Grafik 1.32 Grafik 1.33

Volume Bongkar Muat Tingkat Penghunian Hotel

Sementara itu sub sektor perhotelan meningkat, hal tersebut dikonfimasi oleh data tingkat

penghunian hotel (TPK) yang menunjukkan kenaikan selama triwulan I-2013. TPK bulan

Maret mencapai 40,17% lebih tinggi dibandingkan kondisi Desember 2012 sebesar 34%.

1.2.4 SEKTOR BANGUNAN

Perkembangan kinerja sektor bangunan menunjukkan penurunan, pada triwulan I-

2013 kinerja sektor ini tumbuh sebesar 7,51% (y.o.y), lebih rendah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,23 % (y.o.y)

Grafik 1.34 Grafik 1.35 Penjualan Semen Kredit Konstruksi

Menurunnya kegiatan konstruksi tersebut dikonfirmasi oleh prompt indikator angka

penjualan semen dan kredit konstruksi. Angka penjualan semen pada Maret 2013

terkontraksi hingga 15,88% (y.o.y)

Page 10: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

10 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013| BANK INDONESIA

1.2.5 SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN

Kinerja sektor keuangan selama triwulan laporan tumbuh 9,38% (y.o.y), lebih stabil

dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 9,86% (y.o.y). Pertumbuhan

tersebut didorong oleh kinerja lembaga keuangan perbankan, sementara untuk lembaga

keuangan non perbankan relatif menurun.

Net Interet Margin (NIM) perbankan Gorontalo mencapai Rp 160 Miliar tumbuh

102,66% (y.o.y) dibandingkan pertumbuhan Desember 2012 yang tumbuh sebesar 22,70%

(y.o.y). Kenaikan tersebut disebabkan peningkatan pendapatan perbankan selama periode

laporan.

Grafik 1.36 Grafik 1.37

NIM Perbankan Perkembangan Pendapatan/Beban

1.2.6 SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN

Perkembangan sektor industri di Gorontalo diperkirakan meningkat dibandingkan

triwulan sebelumnya. Sektor industri pada triwulan I-2013 tumbuh 7,62% (y.o.y) lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,13% (y.o.y). Industri Gula sebagai salah satu

industri skala besar di Gorontalo menunjukkan peningkatan kegiatan produksi.

Peningkatan industri gula diindikasikan oleh impor bahan baku yang mencapai US$

15 juta. Peningkatan kinerja sektor ini dikonfirmasi oleh beberapa indikator seperti survei

kegiatan usaha BI, survei industri pengolahan BPS dan kredit sektor industri

Grafik 1.38 Grafik 1.39 SKDU Industri Pengolahan Kredit Industri Pengolahan

Page 11: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013 11

BOX 1 : PENGEMBANGAN RUMPUT LAUT & TANTANGANNYA DI

GORONTALO

Potensi pengembangan rumput laut di Gorontalo saat ini terus dikembangkan. Hal ini

berdasarkan bahwa Gorontalo mempunyai garis pantai sebesar 654 km, yang didukung oleh

kondisi lingkungan yang sesuai. Kecepatan arus di perairan Gorontalo perkiraan berkisar

antara 25-50 m/menit sehingga memungkinkan sirkulasi unsur hara yang mempercepat

pertumbuhan rumput laut di perairan Gorontalo. Beberapa lokasi yang potensial untuk

dikembangkan komoditas rumput laut antara lain Sumalata (Kab. Gorontalo Utara) Lemito

(Kab. Pohuwato), dan Tilamuta (Kab. Boalemo). Berdasarkan data statistik, perkembangan

rumput laut dari tahun 2009 hingga 2011 di Gorontalo semakin meningkat.

Menelaah kondisi tersebut, Bank Indonesia melakukan pemetaan tantangan dan peluang

pengembangan budidaya rumput laut di beberapa Kabupaten seperti tampak pada tabel

dibawah ini :

Kabupaten Kapasitas Produksi 2012 *) Tantangan

Gorontalo Utara 28.209 ton, atau terbanyak

kedua di Provinsi Gorontalo.

- Kesediaan bibit yang masih kurang.

- Harga jual tidak stabil.

- Jalur pemasaran yang masing di

dominasi pengepul.

Pohuwato 40.262 ton, atau terbesar di

Provinsi Gorontalo

- Kesediaan bibit masih kurang.

- Harga jual kurang stabil.

- Penyakit ice-ice, perubahan musim

yang ekstrim.

Boalemo 26.951 ton. - Kesediaan bibit masih kurang.

- Harga jual kurang stabil.

*) data DKP Provinsi Gorontalo

Provinsi 2009 2010 2011

Sulawesi Utara 7.933 43.656 98.838

Gorontalo 48.280 64.035 89.149

Sulawesi Tengah 710.801 716.195 758.910

Sulawesi Barat 9.935 13.164 21.547

Sulawesi Selatan 774 1.245.771 1.506.264

Sulawesi Tenggara 185.229 348.981 586.965

Sulawesi 962.952 2.431.802 3.061.673

Page 12: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

12 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013| BANK INDONESIA

Pemerintah telah melakukan serangkaian upaya pengembangan rumput laut di Gorontalo

Kabupaten Upaya Pemerintah

Gorontalo Utara - Beberapa kelompok ditahun 2011-2012 telah diberikan bibit

rumput laut dan sarana prasarananya, masing-masing

anggota sebesar Rp. 3.250.000

- Tahun 2012 selain bantuan bibit rumput laut juga dibuatkan

tempat penjemuran rumput laut dari bahan stenlis.

Gorontalo Boalemo

dan Pohuwato

- Beberapa kelompok ditahun 2009 - 2012 diberikan bantuan

bibit rumpt laut dan sarana prasaranya

- Pada bulan Januari Tahun 2013 membuka kantor Loka

Penelitian dan Pengembanga Rumput Laut Kementrian

Kelautan dan Perikanan (LP2RL) di Kabupaten Boalemo.

- Dengan menempatkan pegawai 10 orang diantaranya; 1 ahli

rumput laut senior sebagai kepala, 1 orang tenaga

administrai, 4 orang tenaga ahli rumput laut dan 4 orang

tenaga peneliti rumput laut.

- LP2RL bertugas meneliti dan mengembangkan rumput laut,

dengan membuat sentra-sentra rumput laut di Kabupaten-

kabupaten.

Pola pengembangan rumput laut di Gorontalo saat ini masih menggunakan metode long line

yaitu metode budidaya dengan menggunakan tali panjang yang dibentangkan. Metode

budidaya ini banyak diminati oleh masyarakat Gorontalo karena alat dan bahan yang

digunakan lebih tahan lama, dan mudah untuk didapat. Teknik budidaya rumput laut dengan

metode ini adalah menggunakan tali sepanjang 50 – 100 meter yang pada kedua ujungnya

diberi jangkar dan pelampung besar, setiap 25 meter diberi pelampung utama yang terbuat

dari drum plastik atau styrofoam. Pada setiap jarak 5 meter diberi pelampung berupa

potongan styrofoam/karet sandal atau botol aqua bekas 500 ml. Namun disisi lain metode ini

mempunyai banyak kelemahan terkait resistansinya terhadap gangguan ombak serta hasil

produksi yang terbatas.

Teknik budidaya yang relatif baru adalah pengenalan Jaring Rumput Laut. Meski relatif lebih

sulit dalam pembuatannya namun hasil ujicoba yang dilakukan di beberapa daerah

menunjukkan hasil produksi yang lebih baik dibandingkan metode longline

Page 13: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK INDONESIA | KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013 13

Metode Long Line

Gambar 2. Metode Long Line

Metode Jaring Rumput Laut

Gambar 3. Metode Jaring Rumput Laut

Membutuhkan lahan luas Tidak membutuhkan lahan yg luas

Pelampung tidak dapat diatur ketika musim hujan Pelampung dapat diatur

Susah untuk dipindah-pindah Lebih mudah dipindah-pindah

Ketika ada ombak tidak dapat mengimbangi Dapat mengimbangi ombak

Tidak tahan hama ais Tahan hama ais

Ketika kotor susah dibersihkan Mudah dibersihkan

Pertumbuhan kurang baik Perkembangan rumput lebih cepat

Bibit butuh banyak Bibit tidak butuh banyak

Page 14: MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 - bi.go.id file1.1.1 konsumsi Pada triwulan I-2013 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 3,81% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL

14 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN I-2013| BANK INDONESIA

Halaman ini sengaja dikosongkan