makp kami

184
Contoh – MAKP BAB 1 PENDAHULUAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP) DI RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA RSUD Y 1.1 Latar Belakang Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang. Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk 1

Upload: zieraf-arek-oblo

Post on 14-Sep-2015

225 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

desiantiii

TRANSCRIPT

STUDI KASUS

PAGE 6

Contoh MAKP

BAB 1

PENDAHULUAN

METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL (MAKP)DI RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA RSUD Y1.1 Latar BelakangManajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya saling menopang.

Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat, sehingga perawat mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan.

Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yang memungkinkan bagi perawat untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perlu disadari, tanpa tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi teori semata. Untuk itu, maka perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) khususnya di Ruang Perawatan Interna Wanita RSUD Y.

Dasar pertimbangan penerapan model sistem pemberian asuhan keperawatan adalah:

1. Sesuai visi dan misi rumah sakit.

2. Ekonomis

3. Menambah kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat.

4. Menambah kepuasan kkerja perawat karena dapat melaksanakan perannya dengan baik.

5. Terpenuhinya kebutuhan dasar klien secara komprehensif.

6. Terlaksananya proses keperawatan yang sesuai dengan Standar Praktek Keperawatan (SPK)

7. Terlaksananya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan lainnya.

Penerapan MAKP harus mampu memberikan asuhan keperawatan profesional, untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama, yakni:1. Ketenagaan keperawatan

2. Metode pemberian asuhan keperawatan

3. Dokumentasi keperawatan

1.2 Tujuan1. Tujuan Umum

Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan model Keperawatan Tim dapat diterapkan di Ruang Perawatan Interna Wanita RSUD Y.

2. Tujuan Khusus

a. Mengatur kebutuhan tenaga perawat.

b. Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian asuhan keperawatan.

c. Melakukan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.d. Melakukan sistem pendokumentasian.

e. Meningkatkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.f. Meningkatkan komunikasi yang adekuat antar perawat dan tim kesehatan lain.

1.3 Visi, Misi, Dan MottoVISI

Mampu memberikan palayanan kesehatan dalam meningkatkan dan menjaga derajat kesehatan bagi masyarakat umum terutama di ruang interna wanita sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku.

MISI

1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara professional dan bermutu, berdaya saing kuat serta terjangkau oleh masyarakat umum.

2. Menyelenggarakan pengelolaan pelayanan kesehatan secara mandiri dengan memiliki SDM, sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan tekhnologi.

3. Menyelenggarakan manajemen rumah sakit berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan rumah sakit yang professional sehingga mampu tumbuh dan berkembang tanpa meninggalkan fungsi sosial rumah sakit.

MOTTO

Kepercayaan, kesehatan dan kepuasan anda adalah kebanggan kami.

BAB 2PENGUMPULAN DATA

2.1 Sumber Daya Manusia (M1-Man)

1) Struktur OrganisasiRuangan interna wanita dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan dan 3 ketua tim, dan 8 perawat pelaksana, tata usaha bersama 5 POS atau yang difungsikan sebagai pembantu perawat serta tiga orang yang bertugas sebagai cleaning service. Adapun struktur organisasinya adalah :

Struktur Karyawan Perawatan Di Ruang Interna Wanita Rumah Sakit Y.

2) Jumlah Tenaga Di Ruang Interna Wanita Rumah Sakit Y

a. KeperawatanNoKualifikasiJmlhMasa KerjaJenis

1.S1 Keperawatan25 tahun: 1 orang

3 tahun: 1 orangPNS

PNS

2.D3 Keperawatan4< 5 tahun: 2 orang

5-10 tahun:1 orang

4 bulan: 1 orangPNS

PNS

Honorer

3.SPK7>25 tahun: 7 orangPNS

4.Mahasiswa PSIK101 bulan: 10 orang

b. Non-Keperawatan

NoKualifikasiJumlahJenis

1.Tata Usaha1 orangPNS

2.Cleaning service3 orangHonorer

3.Ahli gizi2 orangPNS

4.POS5 orangBervariasi

3) Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat

Tingkat KetergantunganJumlah Kebutuhan Tenaga

Tingkat ktgJml PasienPAGISOREMALAM

Minimal1212x0,17= 2,0412x0,14= 1,6812x0,07= 0,84

Parsial55x0,27= 1,355x0,15= 0,755x0,10= 0,5

Total33x0,36= 1,083x0,36= 1,083x0,2 = 0,6

Jumlah204,47

43,51

41,94

2

Total Tenaga Perawat :

Pagi:4 orang

Sore:4 orang

Malam:2 orang

+

10 orang

Jumlah tenaga lepas dinas perhari :

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan :

10 orang + 2 orang struktural (kepala ruangan, wakil kepala ruangan) + 3 orang lepas dinas

= 15 orang

4) BOR Pasien

Berdasarkan hasil pengkajian, didapatkan gambaran kapasitas tempat tidur ruang Interna Wanita, yaitu 25 tempat tidur dengan rincian sebagai berikut:NoShiftKelas IIKelas IIIBOR

1.Pagi4 bed (2 kosong)21 bed (3 kosong)20/25x100= 80%

2.Sore4 bed (2 kosong)21 bed (3 kosong)20/25x100= 80%

3.Malam4 bed (2 kosong)21 bed (3 kosong)20/25x100= 80%

Pengumpulan data dalam hal ketenagaan di ruang interna wanita RSUD Y dilakukan melalui observasi dan wawancara secara langsung dengan perawat ruangan maupun melalui kuesioner. Berdasarkan hasil angket maupun kuesioner di ruangan dengan responden adalah perawat di ruangan, didapatkan data bahwa: 11,11% perawat megatakan puas dengan struktur organisasi yang telah ada di, 77,78% perawat tidak memberi jawaban dan 11,11% jawaban tidak diketahui karena angket tidak dikembalikan 11,11% perawat menyatakan bahwa pembagian tugas di ruangan secara struktural sudah baik namun dalam pelaksanaanya masih belum jelas, 77,78% perawat tidak memberi jawaban dan 11,11% jawaban tidak diketahui karena angket tidak dikembalikan.

11,11% perawat menyatakan bahwa kepala ruangan sudah optimal dalam melaksanakan tugas-tugasnya, 77,78% perawat tidak memberi jawaban dan 11,11% jawaban tidak diketahui karena angket tidak dikembalikan.

11,11% perawat menyakan kinerja ketua tim sudah kompeten dengan tugasnya Hasil wawancara dengan kepala ruangan menyatakan bahwa 60% kinerja perawat di ruangan sudah cukup baik namun 54% perawat masih berlatar pendidikan SPK. Setelah diberikan kuesioner didapatkan data bahwa ternyata 60% perawat merasa membutuhkan kesempatan dan beasiswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan mengikuti seminar tentang pelatihan keperawatan. Kepala ruangan juga menyatakan bahwa R.S telah memberikan kebijaksanaan kepada perawat untuk mendapat beasiswa dan kesempatan untuk kuliah maupun seminar pelatihan keperawatan. Namun disisi lain menurut Kepala ruangan pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang profesionalisme perawat mengingat tuntutan masyarakat akan kesehatan semakin meningkat, masyarakat juga membutuhkan pelayanan yang baik, dan R.S mempunyai kebijakan untuk menerima pasien ASKESKIN dan memberi kesempatan perawat asing untuk masuk ke R.S.

Berdasarkan hasil observasi, didapatkan data bahwa Ruangan interna wanita dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala ruangan dan 3 ketua tim, dan 8 perawat pelaksana, tata usaha bersama 5 POS atau yang difungsikan sebagai pembantu perawat serta tiga orang yang bertugas sebagai cleaning service. 60% pasien di ruangan interna wanita dengan tingkat ketergantungan minimal, 25% dengan tingkat ketergantungan parsial dan 15% dengan tingkat ketergantungan total. Jumlah tenaga lepas dinas per hari di ruangan adalah 3 dan total jumlah perawat adalah 13 orang dengan 2orang berpendidikan S1, 4 orang DIII dan 7 orang SPK yang dibagi menjadi 3 shift kerja yakni, shift pagi (07.00-15.00), shift sore (15.00-23.00) dan shift malam (23.00-06.30). perawat mendapatkan kesempatan untuk mengambil cuti 1x dalam seminggu. Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan, BOR pasien di ruangan adalah 80%.

2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)

1. Lokasi dan DenahLokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada ruang APAR Rumah Sakit U dengan uraian denah sebagai berikut :Sebelah Utara berbatasan dengan Ruang Unit Terapi.Sebelah Selatan berbatasan dengan Kantor Perawat.Sebelah Barat merupakan arah Depan Ruangan.Sebelah Timur merupakan arah pintu masuk ke dalam ruangan.2. Peralatan dan Fasilitasa. Fasilitas untuk pasien

No.Nama BarangJumlahKondisiIdealUsulan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.Tempat Tidur

Meja Pasien

Kipas Angin

Kursi Roda

Branchart

Jam Dinding

Timbangan

Kamar Mandi dan WC

Dapur

Wastafel16 bed

.buah

2 buah

1 buah

1 buah

2 buah

1 buah

1 buah

buah

buahCukup baik

Cukup baik

baik

Cukup baik

Cukup baik

Baik

Baik

Cukup baik

1 :1

1:1

4/ruangan

2-3/ruangan

1/ruangan

2/ruangan

1/ruangan

-

-

1/ruangan

2/ruangan-

-

Perlu dikurangi

Perlu ditambah-

-

-

Perlu ditambah

1 kamar mandi

-

-

b. Fasilitas untuk petugas kesehatan

Ruang kepala ruangan menjadi satu dengan ruang pertemuan perawat.

Kamar mandi perawat/ WC ada 1.

Ruang staff dokter ada di sebelah barat nursing station.

Nursing station berada di tengah ruangan di sebelah ruang staff dokter dan ruang pasien kelas dua.

Gudang berada di sebelah selatan ruang ganti.

Ruang ganti berada di sebelah utara, didekat gudang.

c. Fasilitas dan bahan kesehatan yang ada di ruang APAR kelas 3B Rumah Sakit UNoNama barangJumlahKondisiIdealUsulan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

34.35.

36.37.38.

39.

40

41.

42.

43.

44.

45.

46.

47.

Stetoskop

Hb meter

Urometer

Lemari Es

Com stenlist

Tabung Oksigen KecilSenter

Bak instrumen kecil 2 sedang 1Ember sampah pasien

Papan tulis/white board

Lemari kaca

Lemari besi

Tensimeter

Pinset anatomis

Pinset cirurgis

Gunting nekrotomi

Gunting verban

Korentang dan tempat

Bengkok steinlisSuction

Telepon

Komputer

Alat pemadam kebakaran

Lemari obat

Lampu darurat

Spuit gliserin

Kereta obat

Standard baskom

Standard infus

Ambu bag

Kursi rodaManometer O2 lengkap

Standard O2Termometer Axila 6 digital 2CucingCucing dengan tutup

ECG

Lampu baca rongsen

Manometer Oksigen

Nebulizer

Oksimetri

Tong spatel

Torniquet

Urinal plastik pria

Klem arteri

Troli oksigen

2 buah

2 buah

2 buah

1 buah

4 buah

1 buah

2 buah

3 buah

6 buah

1 buah

2 buah

1 buah

3 buah

2 buah

2 buah

10 buah

3 buah

1 buah

2 buah

1 buah

1 buah

1 set

1 buah

1 buah

2 buah

1 buah

4 buah

5 buah

16 buah

1 buah

1 buah

2 buah

1 buah

7 buah

2 buah1 buah

1 buah

1 buah

9 buah

1 buah

1 buah

1 buah

1 buah

3 buah

2 buah

1 buahBaik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

BaikBaikBaik

Baik

Baik

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

1/ruangan

3/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

1:1

1/ruangan

1/ruangan

1/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

1/ruangan

1/ruangan

1/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

1/ruangan

2/ruangan

1:1

1/ruangan

5/ruangan

2/ruangan

2/ruangan

5/ruangan--

-

-

dikurangi

ditambahdikurangi

dikurangi

ditambah 22-dikurangi

-

dikurangi

--dikurangi

dikurangi

ditambah-ditambah-

-

-

-

-

ditambah 1

dikurangi

dikurangi

--

ditambah-

ditambah 1

-

3. Administrsi Penunjang

a. Buku Injeksi

b. Buku Observasi

c. Lembar Dokumentasi

d. Buku Observasi Suhu dan Nadi

e. Buku Timbang TarimaSarana dan prasarana di ruang rawat inap Interna Wanita RSUD Y sudah cukup baik. Fasilitas penunjang seperti 4 kamar mandi, 1 tempat parkir, dan 1 kantin kondisinya cukup baik. Tetapi idealnya kamar mandi Kls 2= 1:2 dan Kls 3= 1:5,1 tempat parkir/ruangan, 1kantin/ruangan, sehingga perlu ditambah 1 kamar mandi. Ventilasi udara terdapat 10 jendela kondisinya cukup baik. Setiap pagi dan sore ruangan dibersihkan oleh petugas cleaning service dan kondisi ruangan cukup tenang. Jumlah tabung O2 ada 5 buah, perlu dikurangi 3, sebab idealnya hanya ada 2/ruangan. Semua perawat ruangan mampu menggunakannya dengan baik. Kondisi administrasi penunjang cukup baik, yang terdiri dari: 1 buah buku injeksi, 1 buah buku observasi, 20 lembar dokumentasi, 1 buah buku observasi suhu dan nadi, dan 1 buah buku timbang terima. Nurse Station ada 1 diruangan biasanya digunakan sebagai ruang pertemuan perawat, kadang-kadang perawat mengobrol dan menggosip di Nurse Ststion. Tempat ruang Karu tersendiri di sebelah ruang staff dokter sebaiknya dipindah jadi satu dengan Nurse Station sebab idealnya Ruang Karu jadi satu dengan Nurse Station.

2.3 Metode Asuhan Keperawatan (M3- Method)a. Penerapan MAKPDari hasil wawancara dan angket tentang model asuhan kepera-watan yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan tim. 11 dari 13 perawat (84,6%) menyatakan mengerti/memahami model yang digunakan. 100% menyatakan cocok dengan model yang ada. Model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan.

Dari hasil wawancara dan angket dan observasi serta dari data sekunder tentang efektifitas dan efisiensi model asuhan kepera-watan saat ini didapatkan bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini digunakan rata-rata pasien rawat inap 7 14 hari. Perawat mengatakan bahwa kepercayaan pasien tidak ada penurunan ini dilihat dari banyaknya jumlah pasien rujukan dari puskesmas maupun klinik-klinik lain. 9 dari 11 perawat (81,8%) menyatakan bahwa model yang digunakan saat ini tidak terlalu membebani kerja. Masalah pembiayaan terpusat langsung, jadi bisa dikatakan tergantung dari alokasi anggaran yang disediakan rumah sakit untuk tiap-tiap ruangan. Kritikan yang diterima oleh ruangan terkait dengan masalah kurangnya sumber daya tenaga yang ada jadi pelayanan kurang optimal.

Data yang diperoleh dari pengkajian tentang mekanisme pelaksanaan model askep didapatkan bahwa 7 dari 11 perawat (63,6%) mengatakan bahwa komunikasi antar profesi terlaksana cukup baik. Sedangkan rencana askep antar shift berkelanjutan. Hal ini didukung dengan adanya data dokumentasi. Semua perawat mengatakan bahwa pernah mendapat teguran dari ketua Tim tentang kinerja yang telah dilakukan. Hanya saja teguran tersebut berupa masukan-masukan. 8 dari 11 perawat (72,7%) mengatakan bahwa merasa telah melakukan tugasnya sesuai standart yang telah ditetapkan.

Adapun data yang diperoleh dari pengakajian tentang tanggung jawab dan pembagian tugas didapatkan bahwa 8 dari 11 perawat (72,7%) mengatakan bahwa 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan bahwa mendapatkan job yang kadang-kadang tidak berbeda dengan lulusan akademik yag berbeda tingkatannya. 5 dari 11 perawat (45,45%) memberikan jawaban yang kurang sesuai dengan metode TIM yang telah digunakan. 6 dari 11 perawat (54,5%) mengatakan bahwa kurang mengertahui kebutuhan perawatan keseluruhan pasien yang sedang dialami.

b. Timbang Terima

Timbang terima dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pada pergantian shift malam ke pagi (07.00) dan pagi ke sore (14.00). Selalu diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas, tetapi dari kuesioner yang telah dibagikan, diperoleh data, 100% perawat menyatakan, pelaksanaan timbang terima kadang-kadang tepat waktu dengan alasan 7 perawat (63,63%) mengatakan anggota tim belum lengkap, 4 perawat (36,36%) mengatakan data belum disalin. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala ruangan. Untuk hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang terima, semua perawat dapat menyebutkan dengan benar & menyiapkan hal-hal yang akan dibutuhkan dalam timbang terima, meliputi catatan perkembangan kondisi pasien, buku timbang terima, dll. Sedangkan untuk hal-hal yang perlu disampaikan selama timbang terima, dari 11 perawat, hanya 5 perawat (45,45%) yang mencantumkan masalah keperawatan 6 perawat lainnya (54,54%) menyatakan agar lebih efisien mereka langsung menggunakan diagnosa dokter.Dalam setiap timbang terima selalu ada klarifikasi langsung, tanya jawab dan validasi terhadap semua hal yang ditimbang terimakan.

100% perawat mengetahui hal-hal prinsip tentang teknik penyampaian timbang terima ketika di depan pasien yang meliputi: penggunaan volum suara yang cukup sehingga tidak mengganggu pasien di sebelahnya, sesuatu yang dianggap rahasia disampaikan dengan bahasa medis, dll. Selalu ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung, minimal menanyakan apa yang dirasakan pasien saat ini, semalam bisa tidur atau tidak, dll. Lama timbang terima bervariasi tergantung kondisi pasien, semakin banyak yang akan dilaporkan, semakin lama waktunya, menurut hasil kuesioner, biasanya tidak lebih dari lima menit untuk tiap pasien.

Pelaporan timbang terima dicatat dalam buku khusus yang akan ditandatangani oleh perawat yang melaporkan, perawat yang menerima laporan dan kepala ruangan. Setelah pelaksanaan timbang terima, kepala ruangan mengadakan diskusi singkat untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi kesiapan shift selanjutnya. Kemudian timbang terima akan ditutup oleh kepala ruangan. Adapun hambatan yang dikeluhkan perawat adalah 4 perawat (36,36%) mengaku kesulitan dalam mendokumentasikan laporan timbang terima (3 perawat (75%) mengeluhkan tentang proses pendokumentasian yang kurang sistematis dan efisien, 1 perawat (25%) menjawab lebih suka menulis data pada secarik kertas), sedangkan 5 perawat lainnya (45,45%) menyatakan, hambatan dalam timbang terima adalah ketidakdisiplinan. 2 perawat lainnya (18,18%) menyatakan, dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik.

c. Ronde Keperawatan

Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, pelaksanaan ronde keperawatan di ruang interna wanita belum optimal (dari 81,8% perawat ruangan dan karu), hal ini dikarenakan jumlah pasien yang lebih banak dari jumlah perawat. Dan hanya 81,8% perawat yang tahu tentang ronde keperawatan. Tim yang dibentuk dalam pelaksanaan ronde keperawatan cukup mampu dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini dikarenakan 81,8% perawat ruangan mau dan ingin berubah dalam pelaksanaan ronde yang lebih optimal. Tim yang dibentuk berkisar 3-4 orang atau perawat yang dipimpin oleh karu. Topic dan kasus yang dibahs dalam ronde keperawatan sesuai dengan masalah yang ada di ruangan dan yang lebih memerlukan perhatian khusus, misalnya gangrene. Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di ruangan telah dilksanakan tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat sekitar 54,5%. Hal ini dikarenakan kegiatan ruangan yang cukup padat sehingga kesempatan yang ada hanya terbatas.

Dari hasil observasi, ronde keperawatan dilaksanakan dan diikuti hampir 72,7% perawat ruangan dan 50% dari keluarga pasien yang terlibat. Ronde dilaksanakan sekitar 15-30 menit sekitar pukul 09.00 dan dibuka oleh karu.

d. Pengelolaan Logistik dan Obat

Data yang diperoleh tentang pengadaaan sentralisasi obat adalah semua perawat mengemukakan jawaban mengerti tentang sentralisasi obat. Di ruangan tersebut sudah ada sentralisasi obat. ini bisa dilihat adanya ruangan khusus obat. Sedangkan pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal. Penugasan SO didapatkan data 8 dari 11 perawat (72,7%) memberi jawaban pernah mengurusi sentralisasi obat. Dan selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain tercampur pada salah satu dari keduanya.

Adapun data tentang alur penerimaan obat yang didapat obat yang diperoleh dari keluarga langsung dibawa ke ruang SO dan selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.

Data tentang cara penyimpanan obat meliputi adanya ruangan khusus obat sedangkan alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas. Selama ini obat-obatan bagi pasien sendiri dengan etiket kepemilkikan. akan tetapi proses keluar masuknya tidak didokumentasikan. Dan semua perawat mengatakan bahwa selalu memberi etiket kepemilikan pada obat-obat yang ada.

Adapun data yang diperoleh tentang cara penyiapan obat menunjukkan bahwa 8 dari 11 perawat (72,7%) memberi jawaban bahwa tidak menginformasikan jumlah kepemilikian sisa obat yang belum diberikan. Dan format yang ada hanya obat oral dan injeksi selain itu tidak ada.

e. Discharge Planning

Dari hasil observasi yang dilakukan, discharge planning sudah dilakssanakan, akan tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat dan hanya dilaksanakan saat pasien akan pulang dan isinya hanye bpenjelasan tentang penyakit yang diderita pasien dan cara mengatasi penyakitnya jika kambuh. Dalam melakukan discharge planning perawat ridak pernah memberikan brosur maupun leaflet pada pasien, sehingga pasien kadang lupa tentang penjelasan yang sudah diberikan oleh para perawat.

Dari hasil angket yang sudah disebarkan dan wawancara ytang sudah dilakukan pada perawat diruangan, didapatkan hasil bahwa 8 perawat (72,7%) mengatakan sudah memahami discharge planning dan sisanya belum memahami apa sebenarnya discharge planning yang benar, kemudian hanya 6 perawat (54,5%) yang bersedia melakukan discharge planning dan 8 perawat (72,7%) mengatakan bahwa discharge planning hanya dilakukan saat pasien akan pulang. Kemudian 7 perawat (63,6%) mengatakan bahwa mereka pernah diberi tugas untuk melakukan discharge planning, akan tetapi perintah untuk melakukan discharge planning hanya dilakukan berupa perintah lisan oleh kepala ruangan. Dari 7 perawat (63,6%) mengatakan mereka melakukan discharge planning dengan hanya menggunakan media lisan, yaitu hanya berbicara dengan pasien dan keluarga pasien. Sedangkan bahasa yang digunakan oleh perawat tersebut kebanyakan adalah bahasa Indonesia dalam memberikan discharge planning dan sisanya menggunakan bahasa jawa dalam memberikan discharge planning. Kemudian ada 8 perawat (72,7%) mengatakan bahwa mereka tidak pernah melakukan pendokumentasian setelah melakukan discharge planning. Sedangkan dari hasil wawancara dengan kepala ruangan, didapatkan bahwa memang selama ini tidak pernah diberikan brosur maupun leaflet saat melakukan discharge planning dan juga tidak disediakan anggaran khusus dalam pelaksanaan discharge planning.

f. Supervisi

Dari observasi yang dilakukan mahasiswa PSIK saat melakukan praktek manajemen keperawatan, didapatkan data bahwa kelengkapan supervisi di ruangan belum memenuhi standar yang telah ditetapkan. Saat supervisi injeksi IV dengan Kepala Ruangan tidak tersedia alas untuk injeksi IV dan sebagian besar perawat mengabaikan persiapan yang harus dilakukan kepada pasien. Sedangkan format untuk supervisi ruanganmasih belum baku serta di ruangan hanya terdapat format supervisi untuk injeksi IV. Di Ruangan Interna Wanita, supervisi dilakukan setiap bulan oleh kepala ruangan. Kepala ruangan secara langsung melakukan supervisi kepada ketua tim dan ketua tim secara langsung melakukan supervisi kepada perawat pelaksana. Kemudian ketua tim melaporkan hasil supervisi perawat pelaksana kepada kepala ruangan (supervisi tidak langsung) dan hasil ini dijadikan dokumentasi untuk ruangan.

Dari wawancara dan angket dengan Kepal beserta Perawat Ruangan, di dapatkan data bahwa 8 orang (62%) perawat telah memahami tentang supervisi dan 4 orang (31%) perawat telah mendapat pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.

Mengingat perlunya perhatian ekstra untuk ruangan, maka kepala ruangan menyampaikan hasil penilaian dari supervisi kepada perawat secara fair sesuai dengan hasil yang di dapat. Sedangkan untuk feed back, sebagian perawat mengeluhkan kurang puas. Dan untuk pemecahan masalah dari hasil supervisi belum dilaksanakan secara optimal. Dari angket yang diberikan mahasiswa didapatkan 7 orang (54%) perawat menyatakan kurang mempunyai motivasi untuk berubah.

g. Dokumentasi

Dari Observasi yang dilakukan, model dokumentasi keperawatan yang digunakan di ruang interna wanita adalah model dokumentasi POR. Dokumentasi Keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian menggunakan system Head to Toe dan ROS, serta diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi menggunakan SOAP.

Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam pengkajian dan pengisiannya. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi). Catatan keperawatan berisikan jawaban terhadap nasihat dokter dan tindakan mandiri perawat, tetapi belum semua tindakan didokumentasikan. Dari hasil angket yang sudah disebarkan, didapatkan 8 perawat (72,7%) mengatakan mengerti cara pengisian format dokumentasi yang digunakan ruangan dengan benar dan tepat. Namun pelatihan-pelatihan tentang cara pendokumentasian keperawatan yang benar masih terus diadakan.

Dokumentasi asuhan keperawatan tidak dilaksanakan segera setelah pasien masuk atau terjadi masalah keperawatan, tetapi kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan ruang memungkinkan. Dan dari hasil angket didapatkan 6 perawat (54,5%) mengatakan melakukan dokumentasi segera setelah melakukan tindakan. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang lengkap, serta respon dari pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi. Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya 12 rekam medis yang ditulis dengan lengkap dan tepat waktu.

Sedangkan untuk efisiensi dan efektifitas model pendokumentasian dapat dilihat dari hasil angket yang menyebutkan bahwa 6 perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat dan 5 perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menyita banyak waktu, tetapi ada 8 perawat (72,7%) mengatakan format yang digunakan sangat membantu (memudahkan) dalam melakukan pengkajian pada pasien.LANGKAH 2: ANALISIS SWOT

Pada Analisis SWOT ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Pengisian Item IFAS dan EFAS:

Cara pengisian faktor IFAS dan EFAS disesuaikan dengan komponen yang ada dalam pengumpulan data (bisa merujuk pada data fokus dan contoh pengumpulan data pada bagian lain di dalam buku ini). Data tersebut dibedakan menjadi 2, yaitu IFAS (internal factors) yang meliputi aspek Weakneses dan Strength dan faktor EFAS (External factors) yang meliputi aspek Opportunity dan Threatened.

z2. BOBOT:

Beri Bobot masing-masing faktor mulai 1,0 (paling penting) sampai dengan 0,0 tidak penting, berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap strategi perusahaan.

3. RATING:

Hitung rating, dgn masing-masing faktor dgn memberikan skala mulai 4 (sangat baik / outstanding) sampai dengan 1 (kurang / poor, berdasarkan pengaruh faktor tersebut. Data rating didapakan berdasarkan hasil pengukuran baik secara observasi, wawancara, pengukuran langsung. Faktor Strength dan Opportunity menggambarkan nilai kinerja positif, sebaliknya faktor Weakneses dan Threatened menggambarkan nilai kinerja yang negatif. Kemudian kalikan Bobot dengan rating untuk mendapatkan nilai masing-masing faktor.

4. Setelah didapatkan nilai masing-masing faktor, maka untuk mendapatkan nilai IFAS adalah: S W dan EFAS adalah O-T. Hasil dari nilai IFAS dan EFAS kemudian dimasukkan di dalam diagram layang (Kit Quadran) untuk mengetahui masalah dan strategi perencanaan berdasarkan letak quadran.

a. Pada quadran WO, strategi perencanaan adalah progressive / turn around dengan tujuan yang ingin dicapai adalah meningkatkan kelemahan internal utuk mendapatkan kesempatan (Opportunity).

b. Pada quadran SO, strategi perencanaan adalah agressive dengan tujuan yang ingin dicapai adalah megembangkan kekuatan internal yang ada utuk mendapatkan kesempatan (Opportunity) yang lebih dalam menghadapi persaingan.

c. Pada quadran ST, strategi perencanaan adalah diversification dengan tujuan yang ingin dicapai adalah merubah kekuatan internal yang ada utuk mengantisipasi faktor Threatened (ancaman) dari luar.

d. Pada quadran WT, strategi perencanaan adalah deffensive dengan tujuan yang ingin dicapai adalah mempertahankan eksistensi agar instiusi / perusahaan tetap ada dan dapat menjalankan fungsinya secar minimal. BAB 3

ANALISIS SWOT

No.ANALISIS SWOTBOBOTRATINGBOBOT X RATING

1.M1 (Ketenagaan)

a. Internal Factor (IFAS)

STRENGTH

1. 69,2% Perawat menyatakan bahwa struktur organisasi yang ada sesuai dengan kemampuan perawat

2.61,5% Perawat menyatakan pembagian tugas sesuai dengan struktur organisasi yang ada

3. 76,9% perawat menyatakan kepala ruangan sudah optimal dalam melaksanakan tugas-tugas nya.4. Jenis ketenagaan di ruangan :

S1 Kep = 2 Orang

D-III = 4 Orang

SPK = 7 Orang

5. Adanya perawat yang mengikuti seminar dan workshop.

6. Beban kerja perawat di ruangan tidak terlalu tinggi.

TOTAL harus 1WEAKNESS

1.Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.

2. Sebagian perawat belum memahami peran dan fungsinya.

3. Kurang disiplin nya pegawai.

4. Pembagian tugas masih belum jelas.

5.54% perawat masih berlatar pendidikan berlatar pendidikan SPK. TOTALOPPORTUNITY

1. 60% perawat mempunyai kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi2. Rumah Sakit memberikan kebijakan untuk memberi beasiswa dan pelatihan bagi perawat ruangan. 3. Jumlah pasien di ruang internal wanita 60% dengan tingkat ketergantungan minimal.4. Adanya POS membantu pekerjaan perawat ruangan.

5. Adanya kebijakan pemerintah tentang profesionalisme perawat.

TOTAL

THREATENED

1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih professional.

2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

3. Persaingan dengan masuknya perawat asing.

4. Kebijakan pemerintah tentang askeskin.

5. Rendahnya kesejahteraan perawat.

6. Adanya pertanggung jawaban legalitas bagi pasien.

TOTAL

0,20,1

0,1

0,3

0,13

0,17

10,250,19

0,20,20,1610,280,2

0,2

0,19

0,1310,170,12

0,1

0,150,3

0,161

2

2

2

3

3

3

2

2

3

2

23

3

2

2

3

2

2

2

2

3

30,4

0,2

0,2

0,9

0,36

0,51

2,570,5

0,38

0,6

0,4

0,322,20,84

0,6

0,4

0,38

0,36

2,58

0,34

0,24

0,2

0,3

0,9

0,48

2,46S-W =

2,57-2,2=

0,37

O-T=

2,58-2,46

=0,12

2.M2 (Sarana dan Prasarana)

a. Internal Factor (IFAS)

STRENGTH

1. Mempunyai sarana dan prasarana untuk pasien dan tenaga kesehatan.

2. Mempunyai peralatan oksigenasi dan semua perawat ruangan mampu menggunakannya.

3. Terdapat administrasi penunjang.

4. Tersedianya Nurse Station.

TOTAL

WEAKNESS

1. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal

2. Nurse Station belum termanfaatkan secara optimal.

3. Kurangnya kamar mandi, ember sampah pasien, spuit gliserin, standard infus, standard O2, dan termometer.TOTAL

b. Eksternal Faktor (EFAS)

OPPORTUNITY

1. Adanya kesempatan menambah anggaran untuk pembelian dressing kit.

2. Adanya kesempatan untuk penggantian alat-alat yang tidak layak pakai.

TOTAL

THREATENED

1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat untuk melengkapi sarana dan prasarana.

2. Adanya kesenjangan antara jumlah pasien dengan peralatan yang diperlukan.

TOTAL0,5

0,3

0,1

0,1

1

0,4

0,3

0,3

1

0,5

0,5

1

0,5

0,5

13

2

2

2

2

2

2

3

2

2

20,15

0,6

0,2

0,2

1,15

0,8

0,6

0,6

2

1,5

1

2,5

1

1

2

S-W =

1,15-2 =

-0,85

O-T = 2,5-2 =

0,5

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.M3-METHOD (MAKP)

Penerapan Model

a. Internal Factor (IFAS)

STRENGTH

1. sudah ada model asuhan keperawatan yang digunakan yaitu TIM.

2. Model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan.

3. Kebanyakan/hampir semua perawat mengerti/memahami model yang digunakan dan menyatakan cocok dengan model yang ada.

4. Model yang digunakan cukup efisien.

5. Memiliki standart asuhan keperawatan.

6. Terlaksananya komunikasi yang cukup baik antar profesi

TOTAL

WEAKNESS (yg di identifikasi masalah)1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model yang telah ada.

2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawtan pasien secara komperehensif.

3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas).

4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakan

TOTAL

b. External Factor (EFAS)

OPPORTUNITY

1. Kepercayaan dari pasien dan masyarakat cukup baik

2. Adanya kerjasama dengan institusi klinik-klinik independen

3. Ada kebijakan pemerintah tentang profesionalisme

TOTAL

THREATENED1. Persaingan dengan RS lain

2. Tuntuan masyarakat akan pelayanan yang maksimal

3. Kebebasan pres mengakibatkan mudahnya penyebaran informasi di dalam ruangan ke masyarakat

TOTAL

Dokumentasi Keperawatan

a. Internal Factor (IFAS)

STRENGTH

1. Tersedianya sarana dan prasarana (administrasi penunjang)

2. Sudah ada sistem pendoku-mentasian POR

3. Dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi pengkajian menggunakan sistem Head to Toe dan ROS, serta diagnosa keperawatan sampai dengan evaluasi dengan menggunakan SOAP

4. Format pengkajian sudah ada dan dapat memudahkan perawat dalam pengkajian dan pengisiannya.

5. 8 perawat (72,7%) mengatakan mengerti cara pengisian format dokumentasi yang digunakan dengan benar dan tepat

6. 6 perawat (54,5%) mengatakan melakukan dokumentasi segera setelah melakukan tindakan

7. 8 perawat (72,7%) mengatakan format yang digunakan sangat membantu dalam melakukan pengkajian pada pasien

TOTAL

WEAKNESS

1. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi)

2. Belum semua tindakan perawat di dokumentasikan

3. Dokumetasi tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan ruang memungkinkan

4. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang lengkap

5. Respon pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi

6. Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya 12 rekam medis yang ditulis dengan lengkap dan tepat waktu

7. 6 perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat

8. 5 perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menyita banyak waktu perawatTOTAL

b. Eksternal Factor (EFAS)

OPPORTUNITY

1. Adanya program pelatihan tentang pendokumentasian keperawatan

2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan (Pengembangan SDM)

3. Adanya mahasiswa PSIK praktik manajemen keperawatan

4. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dan perawat ruangan

TOTAL

TREATHENED

1. Adanya kesadaran pasien dan keluarga akan tanggung jawab dan tanggung gugat

2. Akreditasi rumah sakit tentang sistem dokumentasiTOTAL

Ronde Keperawatan

a. Internal Factor (IFAS)

STRENGTH

1. Ruangan mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan

2. Adanya kemauan perawat untuk berubah

3. Adanya kasus yang memerlukan perhatian khusus oleh perawat ruangan dan kepala ruangan misalnya gangren

4. Adanya pembentukan tim dalam pelaksanaan ronde keperawatan

TOTAL

WEAKNES

1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan secara optimal di ruang interna wanita

2. Tim yang dibentuk cukup mampu dalam pelaksanaan ronde dan penyelesaian tugas

3. Jumlah perawat yang tidak seimbang dengan njumlah perawat

TOTAL

b. External Factor (EFAS)

OPPORTUNITY 1. Adanya pelatihan dan diskusi tentang masalah yang terjadi di ruang interna wanita

2. Adanya kesempatan dari kepala ruang dan perawat ruangan untuk mengadakan ronde keperawatan

TOTAL

TREATENED

1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari pasien dan keluarga pasien untuk mendapatkan pelayanan yang lebih professional

2. Persaingan antar ruang interna yang semakin kuat dalam pemberian pelayanan

TOTAL

Sentralisasi Obat

a. Internal Factor (IFAS)

STRENGTH

1. Semua perawat mengemukakan jawaban mengerti tentang sentralisasi obat.

2. Di ruangan tersebut ada sentralisasi obat. ini bisa dilihat adanya ruangan khusus obat.

3. Sebagian besar perawat pernah berwenag mengurusi sentralisasi obat

TOTAL

WEAKNESS

1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal

2. Selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain tercampur pada salah satu dari keduanya.

3. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.

4. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas.

5. Teknik sentralisasi obat belum jelas

TOTAL

b. External Factor (EFAS)

OPPORTUNITY

1. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa

2. Adanya mahasiswa PSIK yang praktek manajemen keperawatan

TOTAL

THREATENED1. Adanya tuntutan akan pelayanan yang profesional

2. Kurangnya kepercayaan pasien terhadap sentralisasi obat.

TOTAL

Supervisi

a. Internal factor (IFAS)

STRENGTH

1. RSUD Y merupakan RS Pendidikan tipe B yang menjadi RS rujukan bagi wilayah setempat.

2. Ruang Interna Wanita merupakan ruangan yang memerlukan perhatian ekstra dari petugas kesehatan

3. Adanya kemauan perawat untuk berubah.

4. Kepala ruang Interna Wanita dan kepala ruangan mendukung kegiatan supervisi demi peningkatan mutu pelayanan mutu pelayanan keperawatan.

TOTAL

WEAKNESS

1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi.

2. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi

3. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.

TOTAL

b. External factor (EFAS)

OPPORTUNITY1. Adanya mahasiwa PSIK yang praktek manajemen keperawatan.

2. Adanya jadwal supervisi keperawatan oleh pengawas perawat setiap bulan.

3. Terbuka kesempatan untuk melanjutkan pendidikan atau magang.

TOTAL

TREATHENED

1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk mendapatkan pelayanan yang profesional dan bermutu sesuai dengan peningkatan biaya perawatan.

TOTAL

Timbang Terima

Internal Faktor (IFAS)

STRENGTH

1. Timbang terima merupakan kegiatan rutin, yaitu dilaksanakan dua kali dalam sehari

2. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas

3. Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan

4. Ada klarifikasi, tanya jawab, dan validasi terhadap semua yang ditimbang terimakan

5. Semua perawat tau hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam timbang terima

6. Selalu ada interaksi dengan pasien selama timbang terima

7. Semua perawat mengetahui prinsip-prinsip tentang teknik penyampaian timbang terima di depan pasien

8. Ada buku khusus untuk pelaporan timbang terima

9. Setelah dilaporkan, laporan ditandatangani oleh yang bersangkutan

10. Kepala Ruangan mengevaluasi kesiapan perawat yang akan dinas

TOTAL

WEAKNESS

1. Perawat kurang disiplin waktu timbang terima 2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosa medis

3. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena form nya kurang sistematis

4. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan dilaporkan

5. Dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik

TOTAL

b. External Factor (EFAS)

OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa PSIK yang praktik profesi di ruangan

2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa PSIK dengan perawat ruangan

3. Sarana dan prasarana penunjang cukup tersedia

TOTAL

THREATENED

1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional

2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

TOTALDischarge Planning

a. Internal Factor (IFAS)

STRENGTH

1. Adanya kemauan untuk memberikan pendidikan kesehatan (Discharge Planning) kepada pasien dan keluarga pasien.

2. Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga saat akan pulang.

3. Perawat menggunakan bahasa Indonesia saat melakukan Discharge Planning.

4. Adanya pembagian tugas secara lisan tentang pelaksanaan Discharge Planning.

5. Adanya pemahaman tentang Discharge Planning oleh perawat.

TOTAL

WEAKNESS

1. Pelaksanaan Discharge Planning belum optimal.

2. Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan Discharge Planning.

3. Tidak tersedianya anggaran untuk Discharge Planning.

4. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga.

5. Belm optimalnya pendokumentasian Discharge Planning.

TOTAL

b. External Factors (EFAS)

OPPORTUNITY

1. Adanya mahasiswa PSIK yang melakukan praktik

2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan perawat klinik.

3. Kemauan pasien/keluarga terhadap anjuran perawat.

TOTAL

TREATHENED

1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang profesional.

2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.

3. Persaingan antar ruang yang semakin ketat.

TOTAL0,3

0,2

0,14

0,10

0,14

0,12

10,4

0,3

0,15

0,15

10,5

0,25

0,25

10,2

0,5

0,3

1

0,2

0,13

0,25

0,15

0,17

0,05

0,05

1

0,15

0,15

0,15

0,2

0,1

0,1

0,1

0,05

1

0,3

0,3

0,2

0,2

1

0,6

0,4

1

0,18

0,18

0,4

0,24

1

0,45

0,26

0,29

1

0,62

0,38

1

0,82

0,18

1

0,3

0,5

0,2

1

0,3

0,1

0,2

0,2

0,2

1

0,4

0,6

1

0,5

0,5

1

0,15

0,15

0,4

0,3

1

0,3

0,4

0,3

1

0,5

0,3

0,2

1

1

1

0,05

0,2

0,05

0,15

0,1

0,1

0,1

0,05

0,1

0,1

1

0,3

0,15

0,2

0,15

0,2

1

0,3

0,3

0,4

1

0,5

0,5

1

0,3

0.2

0.15

0.15

0.2

1

0,2

0,2

0,3

0,1

0,2

1

0,3

0,3

0,4

1

0,3

0,4

0,3

1

4

3

2

2

2

2

4

3

2

3

3

1

1

1

2

1

2

2

3

2

2

2

2

3

2

1

2

3

3

3

3

3

2

3

3

2

2

2

2

3

1

3

2

2

3

2

3

2

3

4

2

3

2

3

3

3

2

3

4

2

3

3

2

2

3

3

2

4

3

1

3

3

4

3

4

2

2

2

2

3

3

3

3

2

1

2

3

3

3

3

2

3

3

2

2

2

1,2

0,6

0,48

0,20

0,24

0,24

2,96

1,6

0,9

0,3

0,3

3,1

1,5

0,25

0,25

2

0,2

1,0

0,3

1,5

0,4

0,26

0,75

0,3

0,24

0,1

0,1

2,15

0,45

0,3

0,15

0,4

0,3

0,3

0,3

0,15

2,35

0,9

0,6

0,6

0,6

2,7

1,2

0,8

2

0,36

0,36

1,2

0,24

2,16

1,35

0,52

0,58

2,45

1,86

0,76

2.62

2,46

0,36

2,82

0,9

2,0

0,4

3,3

0,9

0,2

0,6

0,6

0,6

2,9

0,8

1,8

3,6

2,0

1,0

3,0

0,45

0,45

0,8

0,6

2,3

0,9

1,2

0,6

2,7

2

0,9

0,2

3,1

3

3

0,15

0,8

0,15

0,6

0,2

0,2

0,2

0,15

0,3

0,3

3

0,9

0,45

0,4

0,15

0,4

2,30

0,9

0,9

1,2

3

0,15

1

2,5

0,9

0,6

0,3

0,3

0,4

2,5

0,4

0,6

1,2

0,2

0,2

2,6

0,9

0,9

1,2

3

0,3

1,6

0,9

3,4S W =

2,96-3,1 = - 0,14

O T =

2 1,5 = 0,5

S-W=

2,15-2,35

= -0,2

O-T =

2,7-2=

0,7

S-W=

2,16-2,45

= -0,29

O-T=

2,62-2,82

= -0,2

S W =

3,3 2,9 = 0,4

O T =

3,6 - 3,0 = 0,6

S-W=

2,3-2,7=

-0,4

O-T=

3,1-3=

0,1

S-W=

3-2,3=

0,7

O-T=

3-2,5=

0,5

S-W=

2,5-2,6

= -0,1

O-T=

3-3,4=

-0,4

BAB 4PERENCANAAN

4.1 Diagram Layang

bv

4.2 Identifikasi Masalah4.2.1 M1 (Ketenaga)1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.

2. Sebagian perawat belum memahami peran dan fungsinya.

3. Kurang disiplinnya pegawai.

4. Pembagian tugas masih belum jelas.

5. 5.54% perawat masih berlatar pendidikan berlatar pendidikan SPK.

4.2.2 M2 (Sarana dan Prasarana)

1. Belum terpakainya sarana dan prasarana secara optimal.2. Nurse Station belum termanfaatkan secara optimal.

3. Kurangnya kamar mandi, ember sampah pasien, spuit gliserin, standard infus, standard O2, dan termometer.

4.2.3 M3 (Metode)

a. Penerapan Model1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model yang telah ada.

2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawtan pasien secara komperehensif.

3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas).4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakan.b. Dokumentasi Keperawatan

1. Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada komputerisasi).2. Belum semua tindakan perawat di dokumentasikan.3. Dokumetasi tidak segera dilakukan setelah melakukan tindakan tetapi kadang-kadang dilengkapi saat pasien mau pulang atau apabila keadaan ruang memungkinkan.4. Catatan perkembangan pasien kurang berkesinambungan dan kurang lengkap.5. Respon pasien kurang terpantau dalam lembar evaluasi.6. Dari 20 rekam medis pasien yang ada hanya 12 rekam medis yang ditulis dengan lengkap dan tepat waktu.7. 6 perawat (54,5%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menambah beban kerja perawat.8. 5 perawat (45,4%) mengatakan model dokumentasi yang digunakan menyita banyak waktu perawat.c. Ronde keperawatan

1. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang belum dapat dilaksanakan secara optimal di ruang interna wanita.2. Tim yang dibentuk cukup mampu dalam pelaksanaan ronde dan penyelesaian tugas.3. Jumlah perawat yang tidak seimbang dengan njumlah perawat.

d. Sentralisasi Obat

1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal.2. Selama ini format yang ada masih obat oral dan injeksi. dan yang lain tercampur pada salah satu dari keduanya.

3. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.

4. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas.

5. Teknik sentralisasi obat belum jelas.e. Supervisi

1. Belum ada uraian yang jelas tentang supervisi.

2. Belum mempunyai format yang baku dalam pelaksanaan supervisi.3. Kurangnya program pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi.

f. Timbang Terima

1. Perawat kurang disiplin waktu timbang terima.2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosa medis.3. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena form nya kurang sistematis.4. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan dilaporkan.5. Dokumentasi masih terbatas sehingga rencana tindakan belum spesifik.

g. Discharge Planning

1. Pelaksanaan Discharge Planning belum optimal.

2. Tidak tersedianya brosur/leaflet untuk pasien saat melakukan Discharge Planning.

3. Tidak tersedianya anggaran untuk Discharge Planning.

4. Pemberian pendidikan kesehatan dilakukan secara lisan pada setiap pasien/keluarga.

5. Belum optimalnya pendokumentasian Discharge Planning.

4.3 Prioritas Masalah

1. Ketenagaan

1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien.

2. Kurang disiplinnya perawat ruangan.

3. Rendahnya kesejahteraan perawat.

2. Sarana prasarana

1. Sarana dan prasarana yang dimiliki ruangan belum terpakai secara optimal.

2. Jumlah peralatan tidak sesuai dengan rasio pasien.3. Metode

a. Penerapan Model

1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model MAKP yang telah ada.

2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawatan pasien secara komperehensif.

3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas).

4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakan.

b. Dokumentasi

1. Pemahaman dan pengaplikasian perawat tentang format pendokumentasian kurang benar dan kurang tepat.

2. Kurang disiplinnya perawat dalam melakukan dokumentasi yang komprehensif.

c. Ronde

1. Ronde keperawatan belum terlaksana secara optimal atau secara rutin karena kesempatan perawat yang terbatas.

2. Tim yang dibentuk hanya cukup mampu membantu dalam pelaksanaan ronde keperawatan dan penyelesaian tugas yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam ronde keperawatan.

3. Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di ruangan telah dilaksanakan tetapi hanya diikuti oleh sebagian dari perawat (sekitar 54,5%).

d. Sentralisasi Obat

1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal

2. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.

3. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas.

4. Teknik sentralisasi obat belum jelas

e. Supervisi

1. Supervisi sudah berjalan namun belum optimal, belum ada uraian yang jelas mengenai supervisi.

2. Supervisi di ruangan belum mempunyai format yang baku.

f. Timbang Terima

1. Perawat kurang disiplin waktu dalam timbang terima

2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosa medis

3. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan dilaporkan

4. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena formatnya kurang sistematis

5. Dokumentasi timbang terima masih terbatas sehingga penyusunan rencana tindakan belum spesifik

g. Discharge Planning

Discharge planning belum terlaksana sesuai dengan standart yang baku.

4.4 Rencana Strategi

NoMasalahTujuanKegiatanIndikator keberhasilanWaktuPJ

1.

M1 (Ketenagakerjaan)

1. Jumlah perawat masih belum sebanding dengan jumlah pasien, sebab .........2. Kurang disiplinnya perawat ruangan.

3. Rendahnya kesehjahteraan perawat1. Jumlah perawat sebanding dengan jumlah pasien.

2. Perawat menjadi disiplin atau meningkatkan kedisiplinannya

3. Kebutuhan perawat terpenuhi dengan baik.

1.a. Memodifikasi dan memanfaatkan tenaga yang telah ada di ruangan untuk tindakan non invasive misalnya POS atau pembantu perawat maupun mahasiswa yang praktek.

b. Mengatur dan menjadwalkan perawat yang akan mengambil cuti kecuali pada perawat yang punya urusan mendadak, sehingga tenaga yang ada di ruangan mencukupi.

2.a. Kepala ruangan memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan penghargaan bagi perawat yang kompeten.

b. Kepala ruangan harus tegas dalam memberi sanksi pada perawat yang terlambat dan mengingatkan agar tidak mengulangi ketidakdisiplinannya.

3.a. Kepala ruangan mengajukan permohonan kepada Rumah Sakit untuk meningkatkan intensif perawat atau tunjangan pokok perawat.

b. Kepala ruangan memberikan kesempatan pada perawat untuk melakukan usaha informal legal di ruangan misal :

- Bersama-sama menjual minuman botol.

- Menjual snack atau air mineral tanpa mengganggu kinerja perawat ruangan dalam melayani pasien.

1.a. Pemenuhan kebutuhan dasar pasien terpenuhi dan pasien menyatakan puas dengan pelayanan yang ada.

b. Beban kerja perawat tidak terlalu tinggi karena ada tenaga yang membantu.

2.a. Perawat tiba di ruangan tepat waktu sesuai shift.

b. Kinerja perawat baik dan memuaskan (pasien menyatakan puas) akan pelayanan yang diberikan.

3.a. Pendapatan perawat meningkat.

b. Perawat menyatakan kebutuhan dasarnya dapat terpenuhi dengan baik.

Minggu I

Keterangan jam kerja:

Shift Pagi =06.30

Shift Siang =15.00

Shift Malam =23.00

2.M2

(Sarana & Prasarana)

1. Sarana dan prasarana yang dimiliki ruangan belum terpakai secara optimal. 2. Jumlah peralatan tidak sesuai dengan rasio pasien.

1. Sarana dan prasarana ruangan dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

2. Jumlah peralatan tercukupi1. Mensosialisasikan kepada semua perawat tentang ruangan dan alat-alat yang masih belum difungsikan dengan memberikan data tentang ruangan dan alat-alat yang belum digunakan secara optimal2. Membuat rencana anggaran dana untuk menambah atau memperbaiki sarana dan prasarana.

1.a Nurse Station digunakan sebagai ruang pertemuan perawat, tidak digunakan untuk mengobrol dan menggosip.b. Semua peralatan perawatan dapat digunakan dengan baik.

2. Semua pasien mendapatkan sarana dan prasarana perawatan yang sesuai.

Minggu ke-2

Tergantung kebijakan institusi RS

3.M3 (Metode)

3.1Penerapan Model

1. Kurangnya kemampuan perawat dalam pelaksanaan model MAKP yang telah ada.

2. Hanya sedikit perawat yang mengetahui kebutuhan perawatan pasien secara komperehensif.

3. Job yang kadang-kadang tidak sesuai dengan lulusan akademik yang berbeda tingkatannya (kurang jelas).

4. Kurangnya jumlah tenaga yang membantu optimalisasi penerapan model yang digunakan.

1. Meningkatkan kemampuan perawat sesuai dengan model yang digunakan.

2. Semua perawat mengetahui kebutuhan perawatan yang pasien butuhkan secara holistic3. Kejelasan job/tugas yang akan dilaksanakan setiap perawat dengan jenjang berbeda.4. Adanya tambahan tenaga keperawatan maupu POS

1.a. Mendelegasikan perawat ruangan ke pelatihan maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi

b. Diadakan diskusi rutin antara Karu dan anggotanya

c. Adakan fasilitas penunjang seperti buku maupun makalah tentang kasus-kasus yang ada di ruangan.

2.a. Diadakannya evaluasi pemahaman perawat tentang kebutuhan pasien secara holistic

b. Adanya seminar/pelatihan tentang kebutuhan dasar perawatan manusia yang diikuti oleh perawat ruangan yang belum memahami hal tersebut.

c. Sosialisasi model yang saat ini digunakan kepada semua perawat dengan pemahaman KDM pasien yang lebih diutamakan.

3. Membentuk rincian dan pembagian kerja antara masing-masing perawat dan disosialisasikan

Perlunya lobi ke bagian ketenagakerjaan1. Perawat menggunakan asuhan keperawatan TIM yang telah dipakai ruangan dengan benar hal ini diobservasi dari pernyataan dan tindakan perawat akan kemampuannya

2. Perawat memahami kebutuhan holistic pasien dan perntaan yang dikemukaan dari pasien tentang kepuasannya

3. Adanya kejelasan tugas masing-masing perawat

4. Adanya tambahan tenaga keperawatan

a. Minggu I & III

b. Diskusi tiap minggu hari ke- 3

c. Minggu I

Setiap Minggu pada hari ke-52 Hari setelah laporan hasil MAKP dari mahasiswa PSIK telah dipersentasikan

Minggu ke-2

3.2Dokumentasi Keperawatan

1. Pemahaman dan pengaplikasian perawat tentang format pendokumentasian kurang benar dan kurang tepat.

2. Kurang disiplinnya perawat dalam melakukan dokumentasi yang komprehensif1. Semua perawat mengerti dan bisa mengaplikasikan format pendoku-mentasian keperawatan dengan benar dan tepat

2. Meningkatkan kedisiplinan perawat dalam melakukan pendokumentasian keperawatan secara komprehensif1.a. Terus dilakukan sosialisasi format dan latihan-latihan pendokumentasian yang benar dan tepat terhadap semua perawat

b. Kepala ruangan memberikan motivasi dan dukungan kepada semua perawat agar mampu melakukan dokumentasi keperawatan dengan benar

2.a. Kepala ruangan melakukan supervisi dan menganalisa terhadap hasil pendoku-mentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat setiap dilakukan timbang terima serta memberikan masukan yang positif pada perawat

b. Kepala ruangan memberi-kan dukungan dan motivasi bagi semua perawat serta reward bagi perawat yang telah melakukan pendokumentasian keperawatan secara lengkap dan tepat waktu1.a. Format pendoku-mentasian keperawatan terisi dengan baik dan benar oleh semua perawat ruangan

b. Meningkatnya keinginan perawat untuk terus belajar dan melakukan pendokumentasian keperawatan yang benar dan tepat

2.a. Penilaian pendokumentasian keperawatan didasarkan pada masalah keperawatan klien, serta pendoku-mentasian keperawatan segera dilakukan setelah melakukan tindakan sehingga respon klien dapat terpantau pada lembar evaluasi

b. Meningkatnya minat semua perawat ruangan untuk melakukan pendokumentasian keperawatan secara lengkap dan tepat waktuTanngal 7-9 April 2008Setiap minggu pada hari ke-7Setiap saat (insidental)

3.3Ronde Keperawatan

1. Ronde keperawatan belum terlaksana secara optimal atau secara rutin karena kesempatan perawat yang terbatas.

2. Tim yang dibentuk hanya cukup mampu membantu dalam pelaksanaan ronde keperawatan dan penyelesaian tugas yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam ronde keperawatan.

3. Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di ruangan telah dilaksanakan tetapi hanya diikuti oleh sebagian dari perawat (sekitar 54,5%).

1. Ronde keperawatan dapat terlaksana dengan optimal dan rutin sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kepala ruangan.2. Tim atau perawat yang terlibat dalam ronde keperawatan mampu menyelesaikan dan mengatasi masalah keperawatan sehingga ronde keperawatan dapat terlaksana dengan baik.

3. Pelatihan dan diskusi dapat terlaksana dengan baik, terjadwal dan semua perawat diharapkan turut serta dalam pelatihan dan diskusi.1. Ronde keperawatan baiknya dilaksanakan secara rutin dan telah ditetapkan jadwal tertentu agar ronde lebih terjadwal dan masalah yang terjadi di ruangan dapat lebih cepat teratasi, misalnya 2x dalam sebulan dan dilaksanakan minimal 30 menit dan dipimpin oleh kepala ruangan.

2. Tim yang dibentuk harusnya tidak hanya cukup mampu saja tetapi harus mampu dalam menyelesaikan tugas yang ada khususnya yang berkaitan dengan ronde keperawatan, agar pelaksanaan ronde lebih optimal dan masalah keperawatan yang terjadi di ruang interna wanita dan masalah yang perlu yang perhatian khusus di ruang interna wanita dapat segera teratasi

3. a. Pelatihan sebaiknya diikuti oleh seluruh perawat agar perawat mengerti dan mampu mengatasi masalah yang terjadi di ruangan.

b. Pelatihan dan diskusi sebaiknya dijadwalkan secara teratur agar perawat dapat membagi waktu dan kesempatan yang ada.1. a. Pasien menyatakan kepuasannya dengan pelayanan yang telah diberikan oleh perawat dan dalam hal mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien

b. Ronde keperawatan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dan dipimpin oleh kepala ruangan.

2. Tim yang dibentuk dalam pelaksanaan ronde keperawatan mampu mengatasi masalah keperawatan yang terjadi dan membantu dalam pelaksanaan ronde keperawatan agar lebih optimal.

3. Pelatihan dan diskusi dapat terlaksana dengan baik dan diikuti oleh semua perawat ruangan sehingga perawat mengerti dan mampu mengatasi masalah keperawatan yang terjadi15-45 menit setiap Minggu ke II dan IV:

1. 5 menit pra ronde

2. 30 menit pelaksanaan

3. 10 menit pasca ronde

Minggu II dan dilaksanakan selama 30-60 menit.

3.4Sentralisasi Obat1. Pelaksanaan sentralisasi obat belum optimal

2. Selama ini belum ada format persetujuan sentralisai obat untuk pasien.

3. Alat-alat kesehatan hanya sebagian ada dengan jumlah terbatas.

4. Teknik sentralisasi obat belum jelas

1. Optimalnya pelaksanaan sentralisasi obat2. Adanya format persetujuan sentralisasi obat bagi pasien3. Alat-alat kesehatan tercukupi4. Teknik sentralisai obat jelas. 1.a. Supervisi selalu mengontrol terlaksananya sentralisasi obat

b. Pemahaman pentingnya sentralisasi obat oleh semua perawat

2.a. Mengadakan inventarisasi keperluan penunjang sentralisasi obat termasuk format persetujuan.

b. Pelatihan kemampuan komunikasi kepada pasien dalam penyampain persetujuan sentralisasi obat

3.a. Pengadaaan alat-alat penunjang kesehatan pasien

b. Lobi kepada pimpinan tentang penambahan alat-alat kesehatan

4. Membuat rincian teknis sentralisasi obat.1. Pelaksanaan sentralisai obat berjalan dengan pengawasan supervisi secara optimal

2. Adanya format persetujuan sentralisai obat

3. Adanya alat-alat bantu kesehatan yang mencukupi

4. Adanya lampiran teknis sentralisasi obat

Tanggal 10 April 2008Tanggal 10 April 2008Tergantung kebijakan institusi

Tanggal 10-11 April 2008

3.5Supervisi 1. Supervisi sudah berjalan namun belum optimal, belum ada uraian yang jelas mengenai supervisi.

2. Supervisi di ruangan belum mempunyai format yang baku.1. Terciptanya program kerja dan uraian yang jelas sesuai standar yang telah ditetapkan

2. Tersedianya format supervisi yang baku di ruangan sesuai standar keperawatan untuk setiap tindakan.a. Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi dan menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap supervisi.

b. Supervisor menetapkan uraian yang jelas tentang proses supervisi kepada seluruh perawat mulai dari persiapan hingga pembinaan (3F).

c. Memasukkan kegiatan supervisi dalam rencana kegiatan bulanan di ruangan tersebut.

d. Mengadakan kegiatan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi kepada seluruh perawat agar memahami tentang supervisi.

a. Mensosialisasikan kepada kepala ruangan dan seluruh staf keperawatan tentang perlunya format baku supervisi untuk setiap tindakan keperawatan sesuai standar keperawatan.

b. Membuat usulan format supervisi yang baku untuk setiap tindakan keperawatn di ruangan sesuai dengan standar keperawatan.

c. Memberikan contoh penerapan format baku untuk supervisi kepada perawat di ruangan.1. Adanya uraian, program kerja, dan tujuan tentag kegiatan supervisi yang baku di ruangan.

2. Kegiatan supervisi menjadi kegiatan pokok dan rutin dilakukan di ruangan.

3. Seluruh staf keperawatan telah medapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi

Adanya format supervisi yang baku di ruangan untuk setiap tindakan keperawatan.

Minggu ke I dan II selama mahasiswa PSIK praktek manajemen kep.

Minggu I selama mahasiswa PSIK praktek manajemen.Indah S.Kep.

3.6Timbang Terima1. Perawat kurang disiplin

2. Masalah keperawatan lebih fokus pada diagnosa medis

3. Data hanya ditulis di secarik kertas sehingga kadang hilang saat akan dilaporkan

4. Perawat kesulitan mendokumentasikan timbang terima karena form nya kurang sistematis

5. Dokumentasi timbang terima masih terbatas sehingga penyusunan rencana tindakan belum spesifik

Perawat dapat menggunakan waktu seefektif mungkin

Perawat lebih mengutamakan pemenuhan kebutuhan dasar pasien

Perawat dapat meminimalkan hilangnya data

Perawat lebih mudah mendokumentasikan laporan timbang terima

Perawat dapat menyusun rencana tindakan dengan spesifika. Perawat yang akan mengikuti timbang terima harus siap maksimal 15 menit sebelum timbang terima dimulai

b. Jika terlambat lebih dari tiga kali dalam sebulan,bonus akhir bulan tidak akan diberikan pada perawat yang bersangkutan

a. Penyediaan form yang berisi poin-poin tentang kebutuhan dasar pasien

b. Kepala Ruangan harus selalu menanyakan masalah keperawatan saat timbang terima dilaksanakan

a. Membiasakan diri untuk mendokumentasikan data langsung ditulis dalam buku timbang terima

b. Kepala Ruangan membantu mengingatkan saat timbang terima

a. Membuat polling tentang hal-hal yang dibutuhkan dalam kegiatan timbang terima

b. Menyusun hasil polling untuk membuat form yang lebih sistematis dan aplikatif

a. Perawat membiasakan diri untuk mendokumentasikan setiap hasil pemeriksaan

b. Perawat harus membuat rumusan rencana tindakan dari hasil pengkajian yang didapat

c. Perawat selalu mengevaluasi perkembangan kondisi pasien untuk merumuskan rencana tindakan yang tepata. Perawat sudah siap 15 menit sebelum timbang terima dilaksanakan

b. Pelanggaran maksimal 1 kali dalam 1 minggu

Perawat mencantumkan masalah keperawatan dalam setiap laporannya

Perawat langsung menulis data pada buku timbang terima

Dokumentasi timbang terima lengkap

Rencana tindakan yang disusun tepat pada sasaran

Minggu ke 1

Setiap timbang terima

Setiap timbang terima

Setiap timbang terima

Setiap timbang terimaDiana Aulia, S.Kep

3.7Discharge PlanningDischarge planning belum terlaksana sesuai dengan standart yang baku.

Terlaksananya discharge planning sesuai dengan standard an meningkatkan kemampuan perawat dalam memberikan pendidikan kesehatan (discharge planning) saat pasien akan pulang.1. Membuat perencanaan tentang discharge planning yang sesuai dengan standar.

2. Membuat jadwal untuk melakukan discharge planning yang dilakukan oleh perawat.

3. Membuat brosur atau leaflet tentang pengertian penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat.

4. Membuat rencana anggaran dana yang disediakan untuk mendukung pelaksanaan discharge planning seperti untuk membuat pster dan leaflet.

5. Mendokumentasikan pelaksaan discharge planning

1. Perawat melakukan discharge planning sesuai dengan perencanaan melaksanakan discharge planning sesuai standar.

2. Pasien dan keluarga pasien mengerti dan memahami penjelasan tentang penyakitnya, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas maupunistirahatnya sesuai dengan brosur yang sudah diberikan.

3. Adanya brosur dan leaflet tentang penyakit yang di derita oleh masing-masing pasien.

4. Tercatatnya semua kegiatan discharge planning yang sudah dilakukan oleh para perawat.

Sesuai dengan respond an kondisi pasien saat itu.Fitria S.Kep.

4.5 Struktur Ruangan Perawatan Interna Wanita RSUD Y

4.6 Job Description

a. Tanggung Jawab Kepala Ruang

1. Perencanaan

1) Menunjukan ketua tim akan bertugas di ruangan masing-masing.

2) Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya.

3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien : gawat, transisi, dan persiapan pulang, bersama ketua tim.

4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/penjadwalan.

5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

6) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan dokter tentng tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

7) Mengatur dan mengendalikan Asuhan Keperawatan.

a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.

b. Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan.

c. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.

d. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk.

8) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.

9) Membantu membimbing peserta didik keperawatan.

10) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan Rumah Sakit.

2. Pengorganisasian.

1) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

2) Merumuskan tujuan metode penugasan.

3) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.

4) Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahkan 2 ketua tim, dan ketua tim membawahkan 2-3 perawat.

5) Mengatur dan mengendalikan tenaga kerawatan : Membuat proses dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain.

6) Mengatur dan mengendalikan logistic ruangan.

7) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.

8) Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada ketua tim.

9) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.

10) Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.

11) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3. Pengarahan

1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

2) Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.

3) Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap.

4) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan askep pasien.

5) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.

6) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.

7) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

4. Pengawasan.

1) Melalui komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien.

2) Melalui supervisi

a. Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati sendiri, atau melaporkan secara langsung, dan memperbaiki atau mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.

b. Pengawasan tidak langsung yaitu Mengecek daftar hadir ketua tim. Membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas.

c. Evaluasi.

d. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.

e. Audit keperawatan.

b. Tanggung Jawab Ketua Tim

1. Membuat rencana asuhan keperawatan yang komprehensif, sesuai tingkat kebutuhan pasien.

2. Membuat penugasan yang harus dilakukan oleh anggota tim, melakukan supervisi dan evaluasi terhadap penugasan yang telah diberikan.

3. Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.

4. Mengembangkan kemampuan anggota.

5. Menyelenggarakan konferensi bersama dengan anggota tim.

c. Tanggung Jawab Anggota Tim1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.

2. Bekerjasama secara baik dengan anggota tim maupun antar tim.

3. Memberikan laporan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada pasien kepada ketua tim.

4.7 Jadwal Peran

Susunan PeranMinggu IMinggu IIMinggu IIIMinggu IVMinggu V

Kepala RuanganFitri, S.KpIndah, S.Kp

Wakil Kepala RuanganIndah, S.KpMuflih, S.Kp

Tata UsahaMuflih, S.KpSitha, S.Kp

Ketua Tim ISitha, S.KpRiva, S.Kp

Ketua Tim IIRiva, S.KpDinna, S.Kp

Ketua Tim IIIDinna, S.KpDiana, S.Kp

Perawat IDiana, S.KpFitand, S.Kp

Perawat IIFitand, S.KpVenny, S.Kp

Perawat IIIVenny, S.KpTri, S.Kp

Penanggung Jawab Timbang TerimaTri, S.KpFitri, S.Kp

Penanggung Jawab Ronde KeperawatanDinna, S.KpDiana, S.Kp

Penanggung Jawab Pengelolaan Logistik dan ObatSitha, S.KpRiva, S.Kp

Penanggung Jawab Discharge PlanningIndah, S.KpMuflih, S.Kp

Penanggung Jawab SupervisiMuflih, S.KpSitha, S.Kp

Penanggung Jawab DokumentasiRiva, S.KpDinna, S.Kp

Malang, ,.200..

Mengetahui,

Kepala Ruangan

Kepala IRNA Interna Wanita

Atas Nama Kepala Bidang Keperawatan

.

..

.

4.9 GanchartGannChart

Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Manajemen Keperawatan

Program Studi Ilmu Keperawatan Widyagama HusadaBulan April Mei 2013No.nnnnnnKegiatannnnnnn Minggu 1 (April)Minggu 2 (April)Minggu 3 (April)Minggu 4 (April Mei)Minggu 5 (Mei)

7891011121314151617181920212223242526272829301234567891011

M1 KETENAGAAN

1.Mengatur dan menjadwalkan perawat yang akan mengambil cuti kecuali pada perawat yang punya urusan mendadak, sehingga tenaga yang ada di ruangan mencukupi.

2.Memotivasi perawat untuk meningkatkan kinerjanya dan memberikan penghargaan bagi perawat yang kompeten yang dilakukan oleh kepala ruangan.

M2 SARANA DAN PRASARANA

3.Mensosialisasikan kepada semua perawat tentang ruangan dan alat-alat yang masih belum difungsikan dengan secara optimal

4.Membuat rencana anggaran dana untuk menambah atau memperbaiki sarana dan prasarana.

M3 Metode

Penerapan model

5.Mendelegasikan perawat ruangan ke pelatihan maupun jenjang pendidikan yang lebih tinggi

6.Mensosialisasikan model KDM yang saat ini digunakan di ruangan kepada semua perawat.

Dokumentasi Keperawatan

7.Melakukan sosialisasi format dan latihan-latihan pendokumentasian yang benar dan tepat kepada semua perawat

8.Kepala ruangan melakukan supervisi dan menganalisa hasil pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat serta memberikan masukan yang positif pada perawat.

Ronde Keperawatan

9.Melaksanakan ronde keperawatan secara rutin dengan jadwal yang teratur.

10.Melaksanakan Pelatihan dan diskusi yang berkaitan dengan masalah yang terjadi di ruangan

Sentralisasi Obat

11.Mengontrol terlaksananya sentralisasi obat dan memberikan pemahaman pentingnya sentralisasi obat oleh semua perawat

12.Mengadakan inventarisasi keperluan penunjang sentralisasi obat termasuk format persetujuan dan pelatihan kemampuan komunikasi kepada pasien dalam penyampain persetujuan sentralisasi obat

13.Membuat rincian teknis sentralisasi obat.

Supervisi

14.Supervisor menetapkan kegiatan, tujuan, dan uraian yang jelas pada tindakan yang akan disupervisi.

15.Mensosialisasikan dan membuat usulan format supervisi yang baku untuk setiap tindakan keperawatn di ruangan sesuai dengan standar keperawatan.

Timbang Terima

16.Perawat harus siap maksimal 15 menit sebelum timbang terima dimulai dan jika terlambat lebih dari tiga kali dalam sebulan,bonus akhir bulan tidak akan diberikan pada perawat yang bersangkutan

17.Penyediaan form yang berisi poin-poin tentang kebutuhan dasar pasien dan kepala ruangan harus selalu menanyakan masalah keperawatan saat timbang terima dilaksanakan

18.Mendokumentasikan data langsung ditulis dalam buku timbang terima.

Discharge Planning

19.Membuat perencanaan dan jadwal tentang discharge planning yang sesuai dengan standar.

20.Membuat brosur atau leaflet tentang pengertian penyakit, pencegahan, perawatan, nutrisi, aktivitas dan istirahat.

21.Mendokumentasikan pelaksaan discharge planning.

Kepala ruangan

Sekretaris,

...........................

............................

Mengetahui,

Pembimbing

..........................................

4.10 APLIKASI METODE BSC DI RUANG INTERNA WANITA RSUD Y

4.10.1 IDENTIFIKASI MASALAH

NO.MASALAHPENYEBAB

1.Finansial

1. Efisiensi biaya belum optimal.

2. Profitabilitas rumah sakit masih rendah.1. RAA yang belum sesuai dengan kebutuhan.

2. Produk pelayanan yang dihasilkan kurang memuaskan.

2.Customer

1. Banyaknya keluhan pasien atas kekurangannya kelengkapan sarana dan prasarana.

2. Adanya keluhan dari pasien dikarenakan pendidikan kesehatan yang belum optimal.

3. Prosedur IRNA yang berbelit-belit.1. Sarana dan prasarana rumah sakit kurang memadai.

2. Sumber daya manusia yang masih rendah disebabkan pengetahuan perawat masalah pendidikan kesehatan masih rendah.

3. Belum adanya protap yang jelas.

3.Bisnis Internal

1. Belum ada sistem pencegahan infeksi nosokomial.

2. Inovasi layanan keperawatan belum diperbarui

3. Metode ASKEP belum dilaksanakan secara optimal1. UP belum optimal.

2. Protap belum jelas

3. Belum ada model askep yang sesuai.

4.Pembelajaran dan Pertumbuhan

1. Jumlah perawat lulusan S1 Keperawatan yang masih terbatas.

2. Petugas kurang tanggap dalam memberikan pelayanan.

3. Ruang diskusi perawat yang masih berada dalam satu tempat dengan ruang KARU.1. Keterbatasan lulusan S1 Keperawatan.

2. Soft skill perawat yang masih rendah.

3. Keterbatasan tempat dan biaya operasional.

4.10.2 PERENCANAAN

APLIKASI PERENCANAAN KEPERAWATAN BERDASAR METODE BSC

DI RUANG INTERNA WANITA

RUMAH SAKIT Y

Ruang Interna RS Y

4.10.3 IMPLEMENTASI

NoKegiatanWaktuPelaksanaanKeterangan

1Persiapan20-25 Maret 2008Tim-

2.Presentasi Konsep BSC 2006 dan Diskusi dengan kepala ruangan untuk membahas isu strategis Maret 2008-

3.Diskusi dengan kepala ruangan untuk melakukan pembobotan setiap perspektif BSC pada setiap unit

4.Diskusi dengan kepala ruangan untuk menentukan indikator keberhasilan

5.Pengenalan konsep Maret 2008-

6.Pelaksanaan bagian sebagai Pilot Project BSC 2008 -

7.Presentasi Hasil uji coba Pilot Project Maret 2008-

8.Penentuan Sasaran Stratejik, Ukuran, Target dan Sumber Data pengukuran setiap unit Maret April 2008-

9.Identifikasi Hubungan Antar sasaran Stratejik April 2008-

10.Penentuan Bobot dan Skor setiap pencapaian target April 2008-

11.Penyusunan Kartu ProgramApril 2008-

12.Rapat KerjaApril 2008-

NoPerspektifStrategic OutcomesSasaran Strategi (indikator)Guidance Strategic ActionsCorporate Target

1.FinancePeningkatan profitabilitas dan peningkatan efisiensi biaya

Peningkatan profitabilitas.Pencapaian target profitabilitas dan efisiensi biaya RS melalui profitabilitas dan efisiensi biaya unit serta pasien yang dicapai dengan:

Pengadaan usaha kecil (penjualan soft drink, alat keperluan pribadi, pulsa, dll)

Penyusunan rencana anggaran dana yang akurat

Efisiensi pengunaan alat (dressing kit)Tercapainya target profitabilitas ruang Interna Wanita yang ditandai dengan:

Peningkatan pendapatan ruangan

Peningkatan efisiensi biayaTercapainya target efisiensi biaya ruang Interna Wanita yang ditandai dengan:

Efisiensi biaya 95 %

Alokasi anggaran dana digunakan sesuai dengan kebutuhan ruangan secara efisien

2.Customer Memiliki citra positif di mata pelanggan Mampu menciptakan kepuasan terhadap harapan pelanggan

Menciptakan pelanggan yang loyal terhadap RS Pengembangan SI yang mendukung proses pelayananMeningkatkan jumlah pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang ada melalui:

Survey kepuasan pelanggan terhadap kinerja perawat serta penanganan keluhan secara menyeluruh

Adanya protap yang jelas dan dilaksanakan dengan baik

Melengkapi saran dan prasarana

Mengikutsertakan perawat dalam berbagai pelatihan dan seminar

Terwujudnya citra positif dimata pelanggan, ditandai dengan:

Penguasaan standard ASKEP 100 % Keluhan pasien (secara langsung, surat kaleng, dll)minimal

Tersedianya info kebutuhan & harapan pelanggan dan up date setiap 6 bulan

3.Bisnis InternalMenjadi ruang rawat inap yang berfokus kepada pelanggan

Adanya protap UP pada setiap tindakan invasive keperawatan

Tercapainya standard pelayanan prima Inovasi produk dan layananMenciptakan ruang rawat yang berfokus pada pelanggan melalui :

Penyusunan dan penerapan protap surveillance infeksi nosokomial Rekayasa produk pelayanan Bedside teaching Ronde keperawatan Evaluasi Sistem Informasi Penyusunan struktur organisasi dan job deskripsi perawat ruangan InternaTerciptanya ruang rawat inap yang berfokus pada pelanggan yang di tandai dengan:

Penguasaan askep Kelengkapan dok askep 100 % Respon time perawat < 5 mnt Inovasi layanan setiap 6 bl Perawat melakukan pelayanan sesuai protap dan system prosedur

4.Learning and Growth

Peningkatan kualitas tenaga keperawatan di mata pelanggan. Memberikan kesempatan belajar bagi perawat ke tingkat lebih tinggi

Mengikutsertakan perawat dalam seminar-seminar kepribadian

Meningkatkan kualitas tenaga keperawatan di ruang Interna Wanita melalui:

Peningkatan pelatihan dan seminar untuk meningkatkan kinerja perawat

Penyusunan kebutuhan pendidikan dan pelatihan bagi tenaga keperawatan

Penyediaan informasi adanya beasiswa pendidikan bagi perawat

Adanya peningkatan kualitas tenaga keperawatan yang ditandai dengan:

Penilaian SDM tahun 2008: 75 % baik, dan meningkat 5 % setiap tahun

Penyusunan kebutuhan pendidikan dan pelatihan profesi bagi tenaga keperawatan

Peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat

4.10.4 EVALUASI

Rekomendasi atau usulan evaluasi dari masalah di atas dapat menggunakan:

1. BOR

2. ALOS (Average Lay Of Stay)

3. TOI

4. Angka kematian > 72 jam

5. Angka infeksi nosokomial

6. Jumlah kasus kesalahan prosedur perawatan

7. Jumlah complain yang berulang

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan Semakin meningkatnya pengetahuan dan tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat umum, termasuk di dalamnya keperawatan, merupakan salah satu faktor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh tenaga perawat. Sehingga perawat perlu mengembangkan kemampuan dan pengetahuan di bidangnya dimana akan berdampak pada peningkatan pelayanan yang akan dirasakan oleh masyarakat juga. Sedangkan saat ini, untuk meningkatkan pelayanan keperawatan tidak hanya dengan penambahan jumlah tenaga perawat, namun salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan adalah melakukan manajemen keperawatan dengan harapan adanya faktor kelola yang optimal mampu meningkatkan keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan

5.2 Saran

Dalam melakukan pengkajian manjemen keperawatan hendaknya mempertimbanngkan visi dan misi instansi terkait. Sehingga dalam memberikan usulan/masukan tidak bertolak belakang dengan tujuan akhir yang didinginkan instansi tersebut.

LAMPIRAN 1: STRUKTUR ORGANISASI

LAMPIRAN 2: DIAGRAM KASUS RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA

Tabel 1 Diagram Batang Jenis Kasus di Ruang Perawatan Interna Wanita RSUD Y

100

LAMPIRAN 3:

DENAH RUANG PERAWATAN INTERNA WANITA

RSUD Y

LAMPIRAN 4: DATA KETENAGAAN

Pengumpulan Data M1Tabel pelatihan yang diikuti perawat ruangan.

No.Inisial PerawatMasa kerjaPendidikanPelatihan yang diikuti

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13Perawat A

Perawat B

Perawat C

Perawat D

Perawat E

Perawat F

Perawat G

Perawat P

Perawat N

Perawat S

Perawat RPerawat T

Perawat W5 Tahun3 Tahun

4 Tahun

4 Tahun

8 Tahun

17 Tahun

4 Bulan

20 Tahun

22 Tahun

24 Tahun

27 Tahun

24 Tahun

18 TahunS1 KepS1 Kep

DIII Kep

DIII Kep

DIII Kep

SPK

DIII Kep

SPK

SPK

SPK

SPK

SPK

SPKPK MRS, RenpraWound Care & Fluid Terapi

-

-

ALS & BLS

-

PPGD trauma tajam

-

-

-

-

-

-

LAMPIRAN 5: ANGKET ANGKET ANGKET M1 - Ketenagaan

a. Bagaimana struktur organisasi yang telah berjalan di ruangan? Apakah anda merasa puas dan sesuai dengan kemampuan perawat di bidangnya?

b. Bagaimana pembagian tugas yang dilakukan di ruangan? Apakah sudah sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada?

c. Apakah menurut anda kepala ruangan sudah optimal dalam mlaksanakan tugas- tugasnya?

d. Bagaimanakah kinerja ketua tim menurut anda? Apakah kompeten dengan tugas- tugasnya?

e. Apakah anda merasa membutuhkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kerja melalui pelatihan / pendidikan tambahan ? Berikan alasannya

f. Bagaimana kebijaksanaan Rumah Sakit mengenai pemberian beasiswa atau pelatihan pendidikan keperawatan? Apakah anda merasa puas?

g. Bagaimana jumlah pendapatan yang diterima oleh saudara sesuai dengan latar pendidikan anda? Apakah anda merasa puas?

h. Berapa jamkah anda bekerja dalam 1 hari?

i. Apakah ada kesempatan untuk mengambil cuti dalam waktu 1 minggu?

j. Dengan tingkat ketergantungan pasien yang ada di ruangan, bagaimana tingkat beban kerja di ruangan menurut anda?

k. Bagaimana peran POS / pembantu perawat di ruangan apakah membantu meringankan pekerjaan anda?

l. Apakah jumlah perawat dan pasien di ruangan sudah sesuai menurut anda?

m. Apakah menurut anda pembagian tugas di ruangan sudah jelas dan apakah anda puas?

ANGKET M2 - Sarana dan Prasarana

Petunjuk pengisian : Berilah tanda ( ( ) pada jawaban pilihan anda.

No.PERTANYAANYATIDAK

1.Apakah lokasi dan denah ruangan anda sudah baik ?

2.Apakah anda berencana untuk merenovasi ruangan ?

Kalau Ya, ruangan apa ...

3.Apakah peralatan di ruangan anda sudah lengkap untuk per