makna ulos

6
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri satu dengan yang lainya. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu cara hidup dan dianut pada setiap kelompok masyarakat. Bahasa adalah alat komunikasi yang memiliiki peran penting dalam bersosialisasi dengan sesama manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain dalam menyampaikan maksud dan tujuan masing-masing melalui bahasa. Tanpa bahasa di masyarakat tidak dapat interaksi atau hubungan timbal balik antara sesama manusia. Hampir semua bahasa sepaham dengan depenisi bahasa yang mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi ( Sibarani, 2004:35). Atau Badudu mengatakan bahasa adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yaitu individu-individu sebagai manusia yang berpikir, merasa dan berkeinginan. Pikiran dan perasaan dan keinginan baru berwujud bila dinyatakan itu adalah bahasa. Kridalaksana mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri ( Sibarani 2004:35). Bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus sistemis. Yang dimaksud dengan sistemis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu sistem tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem yaitu sub sistem fonologi, subsistem morpologi, subsistem sintaksis dan subsistem semantik. Dewasa ini penyelidikan tentang bahasa dengan berbagai aspeknya dilakukan orang dengan sangat intensif, sihingga linguistik berkembang dengan sangat Universitas Sumatera Utara

Upload: arthur-brown

Post on 19-Jul-2015

182 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/17/2018 makna ulos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makna-ulos 1/6

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

suku tersebut memiliki nilai budaya yang dapat membedakan ciri satu dengan

yang lainya. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang

dipandang sebagai suatu cara hidup dan dianut pada setiap kelompok 

masyarakat.

Bahasa adalah alat komunikasi yang memiliiki peran penting dalam

bersosialisasi dengan sesama manusia untuk berkomunikasi dengan

manusia lain dalam menyampaikan maksud dan tujuan masing-masing

melalui bahasa. Tanpa bahasa di masyarakat tidak dapat interaksi atau

hubungan timbal balik antara sesama manusia. Hampir semua bahasa

sepaham dengan depenisi bahasa yang mengatakan bahasa adalah sistem

lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat sebagai alatkomunikasi ( Sibarani, 2004:35). Atau Badudu mengatakan bahasa

adalah alat penghubung, alat komunikasi anggota masyarakat yaitu

individu-individu sebagai manusia yang berpikir, merasa dan

berkeinginan. Pikiran dan perasaan dan keinginan baru berwujud bila

dinyatakan itu adalah bahasa. Kridalaksana mengatakan bahasa adalah

sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat

untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri ( Sibarani

2004:35).

Bahasa adalah suatu sistem yang bersifat sistematis dan sekaligus

sistemis. Yang dimaksud dengan sistemis adalah bahwa bahasa itu bukan suatu

sistem tunggal, melainkan terdiri dari beberapa subsistem yaitu sub sistem

fonologi, subsistem morpologi, subsistem sintaksis dan subsistem semantik.

Dewasa ini penyelidikan tentang bahasa dengan berbagai aspeknya dilakukan

orang dengan sangat intensif, sihingga linguistik berkembang dengan sangat

Universitas Sumatera Utara

5/17/2018 makna ulos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makna-ulos 2/6

 

pesat, sangat luas dan mendalam. Namun bagi pemula kiranya cukup memadai

untuk membatasi diri pada struktur yang intren bahasa itu saja. Atau pada

kajian yang khusus disebut dengan mikrolinguistik.

Bahasa adalah bahasa resmi yang dipakai oleh seluruh masyarakat

Indonesia disegala tempat umum, seperti di sekolah, di kampus ataupun

sebagai bahasa sehari-hari di samping bahasa daerah yang ada ditempatnya

masing-masing. Sebagai bahasa pemersatu, bahasa Indonesia sangatlah mudah

dipelajari. Seluruh masyarakat Indonesia harus biasa berbahasa Indonesia yang

baik dan benar supaya semua masyarakat Indonesia biasa berkomunikasi

dengan masyarakat yang berbeda bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

Verhaar (1988:14), “pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang

membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat

komunikasi antara penutur dan pendengar, dan sebagai pengacuan

tanda-tanda bahasa pada hal-hal”ekstralingual” yang dibicarakan.”

Pembinaan bahasa daerah yang tumbuh berdampingan dengan bahasa

Indonesia yang tertera dalam UUD 1945, pada Bab XV pasal 36 ayat 2,

yang menyatakan bahwa disamping bahasa resmi Negara, bahasa daerah

adalah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional yang dilindungi

dan dilestarikan oleh Negara. Setiap daerah yang ada diseluruh pelosok 

tanah air yang kita cintai ini memiliki banyak bahasa daerah yang

berbeda-beda bentuk dan dialek bahasa yang beraneka ragam dan

seluruh ada di negara kita ini.

Dari berbagai jenis bahasa daerah yang tumbuh subur di Indonesia

kurang lebih ratusan jenis bahasa daerah yang ada diseluruh pelosok nusantara.

Salah satu jenis bahasa daerah yang ada di Sumatera Utara adalah Bahasa

Batak Toba, Bahasa Simalungun, Bahasa Karo, Bahasa Angkola Mandailing,

Bahasa Pakpak Dairi. Kelima bahasa etnis merupakan bahasa sehari-hari

masyarakat dan dipakai pada upacara adat. Suku batak merupakan suku yang

Universitas Sumatera Utara

5/17/2018 makna ulos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makna-ulos 3/6

 

terkenal dengan sebutan marga sebagai garis keturunan patrinial yang secara

generasi ke generasi mempunyai garis keturunan marga yang berbeda-beda

berdasarkan garis keturunanya. Bahasa Batak ini memiliki banyak persamaan

dengan bahasa subetnis lainnya.

Masyarakat Batak pada umunya memiliki bahasa dan adat istiadat yang

berbeda, tetapi perbedaan tersebut tidak menjadikan perpecahan diantara

masyarakat Batak. Masyarakat Batak Toba juga memiliki berbagai budaya dan

adat istiadat. Salah satunya adalah upacara adat perkawinan. Upacara adat

perkawinan bagi masyarakat Batak Toba tidak terlepas dari pemberian ulos.

Pemberian ulos tersebut sudah disediakan dan ditetapkan ulos tersebut berapa

 jenis dan siapa pemberi untuk pengantin. Menurut sejarahnya, ulos adalah

sebuah tanda yang bisa mengayomi dan memberikan kehangatan bagi

pemakainya. Tetapi dalam hal ini, ulos diartikan sebagai sebuah sarana

pelindung yang mampu memberikan perlindungan, kasih sayang oleh

sipemberi kepada sipenerima ulos. Dan pada saat pemberian ulos tersebut

maksud dan tujuan sipemberi memberikan ulos tersebut terucapkan. Pemberian

ulos pada upacara perkawinan masyarakat Batak Toba banyak sekali, seperti

ulos pansamot , ulos holong, mandar hela, ulos bere, ulos kepada ale-ale dan

lain sebagainya. Melihat dari banyaknya ulos yang diberikan sesuai dengan

kondisinya secara umum mengandung arti yang hampir sama, tetapi yang

menjadi perbedaan adalah ungkapan dari sipemberi kepada sipenerima.

Misalnya, pemberian ulos hela tidaklah sama penyampaian dan pemberianya

Universitas Sumatera Utara

5/17/2018 makna ulos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makna-ulos 4/6

 

dengan ulos pansamot. Tetapi melihat dari konteks upacara dan kedudukan

sipemberi dan sipenerima.

Untuk mengetahui lebih banyak lagi maka penulis mencoba untuk 

membahas kajian ini, sehingga akan mendapatkan hasil yang dapat

memuaskan.

Adapun teori yang digunakan untuk penulisan skripsi ini adalah teori tindak 

tutur Searle. Hal ini didasari atas beberapa pertimbangan antara lain: teori

tersebut terdapat unsur-unsur penginterpretasian makna lokusi yaitu tindak 

tutur dengan kata, dan kalimat itu sendiri sesuai dengan makna yang

terkandung oleh kata dan kalimat itu sendiri. Tindak ilokusi merupakan suatu

tindakan melakukan sesuatu dengan maksud dan fungsi tertentu, sedangkan

yang dimaksud dengan tindak perlokusi adalah suatu tindakan yang

menimbulkan efek atau pengaruh kepada mitra tutur

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan pokok permasalahan sebenarnya merupakan batasan-batasan

dari ruang lingkup yang akan diteliti pada uraian skripsi ini. Adapun rumusan

masalah pada skripsi ini adalah sebagai berikut:

1.  Fungsi Wacana “mangulosi” pada Upacara Perkawinan Batak Toba

2.  Makna Wacana “mangulosi” pada Upacara Perkawinan Batak Toba

Universitas Sumatera Utara

5/17/2018 makna ulos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makna-ulos 5/6

 

 

1.3 Tujuan Penelitian

Pengetahuan yang baik pada kebudayaan daerah akan menunjang

pembinaan sikap serta pengertian yang wajar dan tepat terhadap masyarakat

Batak toba sehingga benar-benar bermanfaat dan dapat memberikan

sumbangan yang memiliki sikap sosial yang baik pada kehidupan masyarakat.

Penelitian merupakan suatu usaha untuk mengumpulkan data atau fakta

serta pelaksanaan konsep untuk mencari dan memperoleh atau mendapatkan

kebenaran yang sanggup mengamati lebih dalam kebenaran yang sudah ada.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk menguraikan fungsi wacana “Mangulosi” pada Upacara

Perkawinan Batak Toba.

2. Untuk menguraikan makna wacana “Mangulosi” Pada Upacara

Perkawinan Batak Toba.

3. Untuk menguraikan bentuk-bentuk prinsif kerjasama dalam tindak tutur

pada tuturan Upacara Wacana “ mangulosi” Perkawinan Batak Toba.

1.4 . Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.  Menambah khasanah wacana kata dan sastra daerah sebagai

kebudayaan Indonesia.

2.  Menambah wawasan informasi tentang wacana dalam bentuk 

umpama Batak Toba.

Universitas Sumatera Utara

5/17/2018 makna ulos - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makna-ulos 6/6

 

3.  Menambah wawasan tentang kajian pragmatik fungsi wacana dan

makna kata mangulosi pada upacara perkawinan Batak Toba.

4.  Agar dapat dijadikan sebagai sumber penelitian bagi ilmu yang

lainya.

5.  Mensukseskan program pelestarian sastra daerah sebagai bagian

dari kebudayaan nasional.

1.5 . Anggapan Dasar

Menurut Surakhmad (1999:37) anggapan dasar adalah asumsi atau

postulat yang menjadi tumpuan segala pandangan, dan kegiatan terhadap

masalah yang dihadapi. Postulat ini yang menjadi titik pangkal, titik mana yang

tidak lagi menjadi keragu-raguan penyelidik.

Berdasarkan judul, masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian,

penulis mengemukakan anggapan dasar yakni kebudayaan dan adat istiadat

masyarakat Batak Toba mempunyai bahasa dan perumpamaan serta nilai-nilai

sosial tersendiri atau khusus dalam melaksanakan acara perkawinan.

Universitas Sumatera Utara