makna syahadat, syaikh dr. muhammad bin musa alu nashr

13
Makna Syahadat Syaikh DR. Muhammad bin Musa Alu Nashr Pembicaraan saya kepada Anda semua, seputar rukun pertama dari rukun-rukun Islam, rukun yang terbesar dari rukun-rukun Islam yang lima. Iman seseorang tidak akan tegak, kecuali dengannya. Barangsiapa yang tidak mewujudkannya, maka dia bukanlah seorang muslim. Dan barangsiapa yang membatalkannya, maka sesungguhnya Allah mengharamkan surga baginya, tempat kembalinya adalah neraka, & orang-orang zhalim tidak memiliki para penolong. Rukun Islam pertama itu adalah syahadat Laa ilaaa illa Allah & bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ini adalah kalimat thayyibah (yang baik), yang lebih berat dalam timbangan daripada seluruh langit & bumi. Ini adalah kalimat pembuka (kunci) Islam. Kita mengajarkannya kepada anak-anak kita, pertama kali yang dia katakan, & lafazh-lafazhnya mengetuk pendengaran-pendengaran mereka pada waktu pertama kali dia turun dari perut ibunya. Kita juga mengajarkannya kepada orang-orang yang akan mati di antara kita pada waktu sakaratul maut. Kita terus berjalan di atasnya, kita mengamalkannya disertai konsekuensi-konsekuensinya, agar kita selamat pada hari Kiamat. Kita semua menghafalnya, baik orang Arab maupun non Arab, orang kulit putih maupun orang kulit hitam, orang buta huruf maupun orang ‘alim. Kita semua hafal kalimat ini. Akan tetapi, apakah kita mengetahui maknanya? Apakah kita memahami konsekuensinya? Apakah kita mengenal yang dimaksud dg Laa ilaah illa Allah, & apakah yg dimaksud dg perkataan “Laa ilaaha illa Allah Muhamadar Rasulullah”? Bagian pertama dari syahadat itu berkaitan dengan Allah, dengan rububiyahNya (kekuasaanNya), uluhiyahNya (hakNya utk diibadahi), & asma’ & sifatNya, dengan tauhid yang murni yang dibawa oleh para Nabi Allah semua, semenjak Nuh q sampai Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salla

Upload: yudha-pangestu

Post on 10-Jun-2015

1.645 views

Category:

Spiritual


17 download

TRANSCRIPT

Makna Syahadat

Syaikh DR. Muhammad bin Musa Alu Nashr

Pembicaraan saya kepada Anda semua, seputar rukun pertama dari rukun-rukun Islam, rukun yang terbesar dari rukun-rukun Islam yang lima. Iman seseorang tidak akan tegak, kecuali dengannya. Barangsiapa yang tidak mewujudkannya, maka dia bukanlah seorang muslim. Dan barangsiapa yang membatalkannya, maka sesungguhnya Allah mengharamkan surga baginya, tempat kembalinya adalah neraka, & orang-orang zhalim tidak memiliki para penolong.

Rukun Islam pertama itu adalah syahadat Laa ilaaa illa Allah & bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ini adalah kalimat thayyibah (yang baik), yang lebih berat dalam timbangan daripada seluruh langit & bumi. Ini adalah kalimat pembuka (kunci) Islam. Kita mengajarkannya kepada anak-anak kita, pertama kali yang dia katakan, & lafazh-lafazhnya mengetuk pendengaran-pendengaran mereka pada waktu pertama kali dia turun dari perut ibunya. Kita juga mengajarkannya kepada orang-orang yang akan mati di antara kita pada waktu sakaratul maut. Kita terus berjalan di atasnya, kita mengamalkannya disertai konsekuensi-konsekuensinya, agar kita selamat pada hari Kiamat.

Kita semua menghafalnya, baik orang Arab maupun non Arab, orang kulit putih maupun orang kulit hitam, orang buta huruf maupun orang ‘alim. Kita semua hafal kalimat ini. Akan tetapi, apakah kita mengetahui maknanya? Apakah kita memahami konsekuensinya? Apakah kita mengenal yang dimaksud dg Laa ilaah illa Allah, & apakah yg dimaksud dg perkataan “Laa ilaaha illa Allah Muhamadar Rasulullah”?

Bagian pertama dari syahadat itu berkaitan dengan Allah, dengan rububiyahNya (kekuasaanNya), uluhiyahNya (hakNya utk diibadahi), & asma’ & sifatNya, dengan tauhid yang murni yang dibawa oleh para Nabi Allah semua, semenjak Nuh q sampai Muhammad Shallallahu 'alaihi wa salla

Bagian yang kedua, berkaitan dengan Muhammad utusan Allah, pembawa rahmat & orang yang diberi petunjuk (oleh Allah). Allah mengutusnya sebagai rahmat bagi seluruh makhluk. Allah meninggikan namanya di kalangan orang-orang dahulu & kemudian. Tidaklah Allah disebut, kecuali Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga disebut bersamaNya. Kita menyebut nama Rasulullah jika kita menyebut Allah, yaitu pada shalat, adzan, ucapan takbir & tahlil,

khutbah-khutbah, & sebelum kajian-kajian & pd tasyahhud yg kita lakukan dalam shalat kita. Dan kita bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan membaca shalawat & salam utk beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam . Beliau adalah pemberi syafa’at bagi kita dengan idzin Allah pada waktu kita menghadapNya

Di dalam bagian pertama dari syahadat, yaitu kalimat Laa ilaaha illa Allah, mengandung makna: mengikhlaskan agama & mengikhlaskan tauhid bagi Allah. Sedangkan (syahadat) Muhammad utusan Allah, mengandung makna mengikhlaskan mutaba’ah (keteladanan) & memurnikannya bagi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam . Agama ini tegak di atas dua landasan tersebut ini. Oleh karena itulah, para ulama & para imam kita mengatakan: “Agama tegak di atas dua dasar. Dasar yg pertama, bahwa tidak ada yang diibadahi kecuali Allah. Dan dasar kedua, Allah diibadahi dengan cara yang Dia syari’atkan”.

Tidak ada yg diibadahi kecuali Allah adalah makna Laa ilaaha illa Allah. Maka Laa ilaaha illa Allah maknanya adalah, tidak ada yang berhak diibadahi yang ada di alam ini, kecuali Allah. Jadi, ada unsur nafi (peniadaan) & itsbat (penetapan).

Nafi terhadap seluruh sesembahan yang batil, & itsbat bahwa ilaah yg haq & ma’bud (sesembahan) dg haq, adalah Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Harus ada nafi & itsbat, harus ada bara’ (sikap berlepas diri) & wala’ (kecintaan & pembelaan). Bara’ dari seluruh sesembahan selain Allah, & itsbat ubudiyah (penghambaan diri) bagi Allah.

Maka, seandainya kita beribadah kepada Allah dengan nafi saja, yaitu Laa ilaaha, maka kita belum beribadah, karena telah menafikan & mengingkari bahwa dalam alam ini ada ilaah. Dan seandainya kita beribadah kepada Allah dengan itsbat saja, yaitu illa Allah, maka itu hal tersebut tidak meniadakan keberadaan sekutu. Maka harus ada nafi & itsbat, harus ada bara’ & wala’. Sebagaimana firman Allah:

8ا :ن ل س8 ر:8 :لCك8 مCن و8م8آأ سJولG مCن ق8ب Kي رCوحJ Kن Cال :هC إ 8ي Cل KهJ إ ن

8 8ه8 آل أ Cل Cآل إ 8ا إ 8ن JدJونC أ ف8اع:ب

Dan Kami tdk mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada ilah (yang hak) melainkan Aku, maka beribadahlah kepadaKu". (al Anbiya`: 25)

Firman Allah “maka beribadahlah kepadaKu”, maknanya beribadah kepada Allah & menjauhi thaghut.

Sesungguhnya Allah telah mengutus para rasul sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tugas mereka semua mengatakan satu perkataan yg sama: “Wahai kaumku beribadahlah

kepada Allah, kamu tidak punya ilaah kecuali Dia”. Mereka semua mengatakan: “Wahai kaumku, beribadahlah kepada Allah, & jauhilah thaghut”. Thaghut adalah seluruh yg diibadahi selain Allah.

Inilah tauhid yg dibawa oleh para Rasul, hak Allah yang menjadi kewajiban hamba, sebuah kewajiban paling besar yang telah Allah wajibkan, & perintah terbesar yang Allah perintahkan. Dengan alasan ini, Allah mengutus Rasul, menurunkan kitab, & pedang-pedang dihunus di kalangan para mujahid untuk meninggikan kalimat Allah. Setiap orang yang menginginkan masuk Islam, wajib mengucapkan Laa ilaaha illa Allah. Kalimat ini maknanya, tidak ada yang berhak diibadahi dengan sebenarnya di bumi & dilangit, kecuali satu ilaah , yaitu Allah. Oleh karena itulah, tatkala Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam meminta kepada orang-orang musyrik untuk mengatakannya, hal itu berat bagi mereka, sebab mereka mengetahui maknanya. Juga karena di antara konsekuensinya adalah berlepas diri dari tuhan-tuhan mereka, & dari berhala-berhala mereka yang mereka sembah untuk mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, mereka mengatakan:

8ج8ع8ل8 Cه8ة8 أ ل8 :أل 8هfا ا Cل CنK و8احCدfا إ ءi ه8ذ8ا إ ى: عJج8ابi ل8ش8

Mengapa ia menjadikan ilah-ilah itu Ilah Yang Satu saja. Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan. (Shad: 5).

Kalimat Laa ilaaha illa Allah memuat tiga jenis tauhid yang dibawa oleh para rasul. Tauhid rububiyah, yaitu mentauhidkan Allah dalam perbuatan-perbuatanNya. Seperti menciptakan, menghidupkan, mematikan, menurunkan hujan, menurunkan rizqi, & selain itu. Dan memuat tauhid uluhiyah / ibadah, yaitu mentauhidkan Allah dengan perbuatan-perbuatan hamba. Seperti shalat, puasa, haji, zakat, menyembelih binatang, nadzar, istighatsah, isti’anah, inabah, thawaf di Ka’bah, bersumpah dengan nama Allah, & jenis-jenis ibadah lainnya. Barangsiapa mempersembahkan satu jenis ibadah ini kepada selain Allah, maka dia telah terjerumus ke dalam syirik uluhiyah, / syirik ubudiyah. Dan tauhid yang ketiga, tauhid asma’ was sifat, yaitu menetapkan hal-hal yang telah ditetapkan oleh Allah untuk diriNya, & meniadakan apa yang telah ditiadakan oleh Allah dari diriNya.

:س8 8ي CهC ل :ل 8مCث ءJJ ك ى: مCيعJ و8هJو8 ش8 Kالس JيرC8ص :ب ال

Tidaklah ada sesuatupun yang serupa denganNya, & Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (asy Syura: 11).

Firman Allah “tidaklah ada sesuatu pun yang serupa denganNya”, adalah bantahan terhadap (yaitu) golongan musyabbihah; yaitu orang-orang yg menyerupakan Allah dg makhlukNya. Sementara firmanNya “Dia Maha Mendengar lagi Maha

Melihat” adalah bantahan terhadap golongan mu’aththilah; (yaitu) orang-orang yang menolak sifat Allah. Allah Yang Maha Agung memiliki asmaul husna (nama-nama yg indah) & sifatul ‘ulya (sifat-sifat yg tinggi / sempurna).

Demikian juga kalimat Laa ilaaha illa Allah, memuat sikap berlepas diri dari hal yang bertentangan dengannya, yg berupa kesyirikan; syirik rububiyah, syirik uluhiyah, / syirik sifat

Barangsiapa menafsirkan Laa ilaaha illa Allah dengan arti tidak ada Rabb (Pencipta, Penguasa) kecuali Allah, maka dia tidak mentauhidkan llah, & tdk mengenal tauhid. Sebab, tauhid rububiyah telah tertanam di dalam fithrah (manusia), & hanya diingkari oleh sedikit manusia. Yaitu orang-orang Majusi & orang-orang Dahriyah (orang-orang yang menisbatkan segalanya kepada dahr / masa). Sedangkan mayoritas manusia mengakui jenis tauhid ini. Adapun tauhid yang menjadi ajang permusuhan antara para nabi dengan para pengikut mereka adalah tauhid uluhiyah, / tauhid ibadah.

Para ulama mendefinisikan ibadah dengan: satu istilah yang meliputi seluruh yang dicintai & diridhai oleh Allah, yg berupa perkataan-perkataan & perbuatan-perbuatan, yang lahir maupun yg batin.

Maka, barangsiapa membatalkan tauhid ini, Laa ilaaha illa Allah, maka dia bertemu dengan Allah dalam keadaan musyrik, surga haram baginya, dia kekal & dikekalkan di dalam neraka. Kita mohon perlindungan kepada Allah dari siksa neraka.

8ق8د: JوحCى8 و8ل :ك8 أ 8ي Cل Cل8ى إ KذCين8 و8إ :لCك8 مCن ال Cن: ق8ب 8ئ :ت8 ل ك ر8 8ش: 8ط8نK أ ب 8ح: 8ي 8نK ع8م8لJك8 ل Jون 8ك 8ت رCين8 م�ن8 و8ل Cخ8اس: ال

Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu & kepada (nabi-nabi) sebelummu:"Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu & tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (az Zumar: 65).

Dan berdasarkan firmanNya:

8و: Jوا و8ل ك ر8 8ش: Cط8 أ ب 8ح8 :هJم ل Jوا ع8ن 8ان 8ع:م8لJون8 مKاك ي

Seandainya mereka (para Nabi) mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan. (al An’am: 88).

Dan berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam:

8قCي8 م8ن: Kه8 ل رCكJ الل Jش: CهC ي fا ب :ئ ي م8 ش8 Kح8ر Jالله Cه: 8ي Kة8 ع8ل ن :ج8 ال

Barangsiapa bertemu Allah, sedangkan dia menyekutukan Allah, maka Allah haramkan surga baginya.

Setiap orang yang mengatakan Laa ilaaha illa Allah, dia berkewajiban mengucapkan & bersaksi bahwa Muhammad Rasulullah. Karena tauhid & syahadat tidaklah sempurna, kecuali dengan pengakuan terhadap risalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, ittiba’ (mengikuti) beliau, & (pengakuan) bahwa beliau adalah penutup seluruh Nabi & Rasul, tidak ada nabi setelah beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Juga denga pengakuan bahwa syariat beliau adalah syari’at yang diridhai oleh Allah sampai hari pembalasan, sebuah syari’at yang menghapus seluruh syariat para nabi yang telah lalu. Juga meyakini sabda beliau:

KذCي 8ف:سJ و8ال 8دCهC مJح8مKدG ن Cي م8عJ ال8 ب 8س: Cي ي 8ح8دi ب JمKةC ه8ذCهC مCن: أ 8هJودCي� األ: Cي� و8ال8 ي ان 8ص:ر8 JمK ن 8مJوتJ ث 8م: ي و8ل Jؤ:مCن: KذCي ي Cال ل:تJ ب Cس ر:

J CهC أ CالK ب 8ان8 إ ص:ح8ابC مCن: ك8 KارC أ الن

Demi Dia (Allah) Yang jiwa Muhammad di tanganNya. Tidaklah seorang pun dari umat ini, baik seorang Yahudi / Nashrani, mendengar tentang aku, kemudian dia mati dalam keadaan tidak beriman kepada risalah yang aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka. (HR Muslim, no. 153; Ahmad; dari sahabat Abu Hurairah, Pent)

Kalau demikian, maka apakah hak Rasulullah atas umatnya? Apakah hak beliau atas umat Islam di belahan bumi bagian timur & barat? Sungguh, hak beliau sangat besar. Karena setiap satu orang Islam yg ada, itu merupakan salah satu dari kebaikan-kebaikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salalm adalah penyebab kaum muslimin mendapatkan petunjuk, & beliau menjadi faktor penyebab keselamatan mereka. Karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang membawa agama ini kepada kita, & beliau adalah orang yg dicintai oleh Rabbul ‘alamin, beliau adalah utusan Rabbul ‘alamin.

Seandainya bukan melalui beliau, kita tdk mendapatkan petunjuk, kita tidak berpuasa, & tdk shalat.

Oleh karena itulah, hak beliau atas kita adalah besar. Dan kewajiban kita kepada beliau kuat. Kita harus mencintai beliau secara lahir & batin. Kita menghormatinya, mengagungkannya, memuliakannya. Kita berlaku sopan terhadap beliau, pada waktu hidup & setelah mati. Kita mencintai orang yang mencintai Allah & RasulNya. Kita memusuhi orang yang memusuhi Allah & RasulNya. Dan barangsiapa meremehkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka kita memusuhi orang itu, & berlepas diri darinya, & memusuhinya, walaupun dia adalah orang yang paling dekat (dengan kita). Karena ini merupakan tuntutan tauhid, tuntutan iman, tuntutan wala’ wal bara` (pembelaan & permusuhan karena Allah, Pent). Allah Ta’ala berfirman:

Jد C8ج Kت Jون8 ق8و:مfا ال Jؤ:مCن CاللهC ي C ب 8و:م :ي 8خ8رC و8ال :أل Jو8آد�ون8 ا آدK م8ن: ي 8هJ الله8 ح8 ول Jس 8و: و8ر8 Jوا و8ل 8ان 8آء8هJم: ك و: ء8اب8 أ

8آء8هJم: :ن 8ب و: أ8 8هJم: أ Cخ:و8ان و: إ

8 8هJم: أ ت ير8 Cك8 ع8شC 8ئ و:الJ 8ب8 أ 8ت CهCمJ فCي ك Jوب Cيم8ان8 قJل :إل Kد8هJم ا 8ي وحG و8أ JرC :هJ ب JهJم: م�ن ل Cد:خJ و8ي

GاتK ن 8ج:رCي ج8 Cه8ا مCن ت ت 8ح: :ه8ارJ ت ن8 :أل CدCين8 ا ال ضCي8 فCيه8ا خ8 :هJم: اللهJ ر8 ضJوا ع8ن :هJ و8ر8 Cك8 ع8ن 8ئ و:ال

J بJ أ اللهC حCز: KنC 8إ آل

8 ب8 أ :مJف:لCحJون8 هJمJ اللهC حCز: ال

Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah & hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yg menentang Allah & RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, / anak-anak / saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkanNya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka & merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwasanya golongan Allah itulah golongan yg beruntung. (al Mujadilah: 22).

8ت: ق8د: 8ان Jم: ك 8ك و8ةi ل س:J 8ةi أ ن اهCيم8 فCي ح8س8 :ر8 Cب KذCين8 إ Cذ: م8ع8هJ و8ال Jوا إ Cق8و:مCهCم: ق8ال Kا ل Cن ء8آؤJا إ Jر8 Jم: ب و8مCمKا مCنك

JدJون8 8ع:ب 8ا اللهC دJونC مCن ت ن 8ف8ر: Jم: ك Cك 8د8ا ب 8ا و8ب 8ن :ن 8ي JمJ ب 8ك :ن 8ي :ع8د8او8ةJ و8ب 8غ:ض8آءJ ال :ب 8دfا و8ال 8ب Kى أ ت Jوا ح8 Jؤ:مCن CاللهC ت ب Jو8ح:د8ه

Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim & orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu & dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu & telah nyata antara kami & kamu permusuhan & kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (al Mumtahanah: 4).

Nabi Ibrahim Alaihissallam memusuhi bapaknya –karena Allah- tatkala bapaknya terus-menerus di atas kemusyrikan. Nabi Nuh Alaihissallam memusuhi anaknya –karena Allah- & berlepas diri darinya, ketika dia terus-menerus di atas kekafiran. Nabi Muhammad memusuhi pamannya, Abu Lahab, tatkala dia berkeras kepala di atas kemusyrikan. Kemudian Allah menurunkan Al-Qur`an tentang Abu Lahab yg terus dibaca sampai hari Pembalasan. Demikian juga para sahabat memusuhi kerabat-kerabat mereka –karena Allah- . Abu Ubaidah membunuh bapaknya –karena Allah- karena dia memusuhi Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dan ‘Asiyah, seorang wanita mukminah istri Fir’aun berlepas diri dari Fir’aun, dia mengatakan:

ب� :نC ر8 fا عCند8ك8 لCي اب :ت 8ي KةC فCي ب ن :ج8 Cي ال ن 8ج� ع8و:ن8 مCن و8ن CهC فCر: Cي و8ع8م8ل ن 8ج� C مCن8 و8ن :ق8و:م CمCين8 ال الظKال

Ya, Rabb-ku. Bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga & selamatkanlah aku dari Fir'aun & perbuatannya, & selamatkanlah aku dari kaum yg zhalim. (at Tahrim: 11).

Demikianlah, kita mesti mencintai orang yang mencintai Allah & RasulNya, & membenci orang yg membenci Allah & RasulNya. Kita memusuhi orang yang dimusuhi oleh Allah & RasulNya. Inilah Islam, & ujian iman. Oleh karena itu, Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

J8ق و:ث8 ى أ :م8انC عJر8 Cي :حJب� اإل 8ل Jغ:ضJ و8 اللهC فCي: ا :ب اللهC فCي: ال

Ikatan iman yg paling kuat adalah mencintai karena Allah & membenci karena Allah.

Oleh sebab itu, kita mencintai para sahabat, karena mereka adalah orang-orang yg dicintai oleh Allah, & orang-orang yg dicintai oleh Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam. Selain itu, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. wafat dalam keadaan ridha terhadap mereka & Allah yg berada di atas ‘ArsyNya meridhai mereka. Kita mencintai mereka & kita membenci orang yg melaknat mereka & membenci mereka. Kita mendekatkan diri kepada Allah dg mencintai wali-waliNya yg shalih. Kita mendekatkan diri kepada Allah dg mencintai orang-orang yg bertauhid. Kita mendekatkan diri kepada Allah dg membenci orang-orang musyrik, & ahli-ahli bid’ah, ahli kesesatan, & pengikut hawa-nafsu, & membenci firqah-firqah yg membuat-buat perkara baru dalam agama Islam yg Allah tdk menurunkan keterangan & hujjah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala. Kita membenci firqah-firqah yg sesat, seperti Rafidhah, Mu’tazilah, Khawarij, Murji’ah, Jahmiyah, & seluruh firqah sesat. Kita membenci mereka, karena mereka menyimpang dari jalan yg lurus & tdk mengikuti Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam. sebagaimana yg diperintahkan oleh Allah. Sesungguhnya Allah telah menguji orang-orang yg mengaku mencintai Allah. Allah menguji mereka melalui ittiba’ kepada Rasulullah. Dia menguji mereka dg mencintai Rasulullah. Telah datang beberapa orang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian mereka berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami mencintai Rabb kami,” maka Allah menurunkan ayat ini, tentang mereka:

Cن قJل: Jم: إ Jنت �ون8 ك ب CحJ Cي الله8 ت CعJون Kب JمJ ف8ات :ك Cب ب Jح: 8غ:فCر: اللهJ ي Jم: و8ي 8ك Jم: ل 8ك Jوب حCيمJJ غ8فJورJJ و8اللهJ ذJن Kر

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi & mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Ali Imran: 31).

Jika anda benar-benar mencintai Allah, maka wajib mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.Karena jika anda menyimpang dari jalannya, berarti dusta dalam kecintaan anda kepada Allah. Jika anda menyimpang dari jalannya, maka anda bukanlah orang-orang yg dicintai oleh Allah. Anda menjadi bagian dari musuh-musuh Allah, jika menyimpang dari jalan Allah & RasulNya. Jika anda menginginkan

kecintaan Allah, maka kecintaan Allah akan ada, dg mengikuti Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. secara lahir & batin. Anda mengagungkannya, mencintainya, beradab terhadap beliau, tdk memperolok-olok sunnahnya, tdk memperolok-olok pribadi beliau, & tdk melakukan perkara yg menyelisihi syariatnya, niscaya Allah akan mencintai & mangampuni dosa-dosa anda.

Mencintai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. adalah wajib, & mengikuti beliau hukumnya wajib, menghormatinya wajib, memuliakannya wajib, mengagungkan sunnahnya wajib. Barangsiapa meremehkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, pd waktu hidup / setelah wafat melalui ungkapan, / dg isyarat, / dg cerita, maka dia telah kafir kepada Allah & amalannya terhapuskan. Dan dia berhak mendapatkan hukuman yg menghentikannya (dari perbuatan itu), darahnya pun menjadi halal.

Oleh karena itulah para ulama kita, ulama Ahli Sunnah wal Jama’ah menetapkan, bahwa barangsiapa memperolok-olok Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam / melecehkannya, / merendahkannya, maka dia kafir, dia boleh dibunuh. Dan para ulama berselisih, apakah dia punya kesempatan bertaubat & dimintai utk bertaubat / tidak.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menetapkan dalam Sharimul Maslul ‘ala Syatimir Rasul, bahwa orang itu tdk berhak bertaubat setelah wafatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena hak beliau tetap berlaku. Adapun hak Allah, seandainya seseorang mencela Rabb / agama, kemudian bertaubat, maka ini antara dia dg Allah. Adapun berhubungan dg orang yg mencela Rasul, maka dia, walaupun bertaubat, tidaklah gugur hak Rasul. Sebab dia telah melontarkan gangguan kepada beliau. Menyakiti Rasul sudah ada sejak dahulu, bahkan menyakiti para nabi juga terjadi sebelum Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah berfirman:

8ق8د: 8ت: و8ل Jذ�ب لJJ ك Jس Jك8 م�ن رCل: وا ق8ب J8ر Jوا ع8ل8ى ف8ص8ب Jذ�ب JوذJوا م8اك و8أ

Dan sesungguhnya telah didustakan (pula) rasul-rasul sebelum kamu, akan tetapi mereka sabar terhadap pendustaan & penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka. (al An’am: 34)

Allah memberitakan istihza’ (olokan) kaum Nuh terhadap beliau

J8ع 8ص:ن :فJل:ك8 و8ي Kم8ا ال Jل :هC م8رK و8ك 8ي i ع8ل وا ق8و:مCهC م�ن م8أل JرCخ :هJ س8 Cن ق8ال8 مCن وا إ Jخ8ر 8س: Kا ت Kا مCن Cن خ8رJ ف8إ 8س: ن Jم: 8م8ا مCنك ون8 ك Jخ8ر 8س: ت

Dan mulailah Nuh membuat bahtera. Dan setiap kali pemimpin kaumnya berjalan meliwati Nuh, mereka mengejeknya. Nuh berkata: "Jika kamu mengejek kami, maka sesungguhnya kami (pun)

mengejekmu sebagaimana kamu sekalian mengejek (kami)”. (Huud: 38).

Allah memberitakan tentang mujrimin (orang-orang yg banyak berbuat dosa) yg mengedipkan mata & mencela kaum mukminin.

KنC KذCين8 إ مJوا ال 8ج:ر8 Jوا أ 8ان KذCين8 مCن8 ك Jوا ال Jون8 ء8ام8ن 8ض:ح8ك Cذ8ا . ي وا و8إ CهCم: م8ر� ون8 ب J8غ8ام8ز 8ت ي

Sesungguhnya orang-orang yg berdosa adalah mereka yg dahulunya (di dunia) menertawakan orang-orang yg beriman. Apabila orang-orang beriman berlalu di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. (al Muthaffifin: 29, 30)

Celaan ini terjadi. Orang Islam di masa sekarang menjadi komunitas asing di antara manusia. Jika engkau berpegang teguh dg Sunnah, terkadang orang yg paling dekat denganmu memperolok-olokmu. Engkau mungkin mendapatkan cemoohan dari keluargamu, kerabatmu, & saudara-saudaramu. Akan tetapi, ada perbedaan antara yg diperolok-olok & dicemooh itu seorang manusia biasa, dg yg diperolok-oloknya itu adalah Allah, kitab Allah, agama Allah & Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ini merupakan bentuk kekafiran. Dalil hal ini adalah firman Allah (di dalam surat at Taubah). Yaitu ketika ada sekelompok orang-orang munafik membicarakan tentang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam & tentang para sahabat beliau, maka Allah menurunkan tentang mereka al Qur`an, lalu mereka datang meminta ma’af (beralasan): “Sesungguhnya kami hanyalah berbincang & bersendau gurau, maka Allah membantah mereka dg firmanNya:

8ئCن 8هJم: و8ل :ت ل8 أ JنK س8 8قJول 8ي Kم8ا ل Cن Jنا إ 8خJوضJ ك :ع8بJ ن 8ل CاللهC قJل: و8ن ب

8 CهC أ 8ات CهC و8ء8اي ول Jس Jم: و8ر8 Jنت 8ه:زCءJون8 ك ت 8س: }ت65}

وا JرC8ذ 8ع:ت 8ت Jم ق8د: ال ت 8ف8ر: 8ع:د8 ك Jم: ب Cك Cيم8ان إ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yg mereka lakukan itu), tentu mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanya bersenda gurau & bermain-main saja”. Katakanlah: "Apakah dg Allah, ayat-ayatNya & RasulNya, kamu selalu berolok-olok?”. Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. (at Taubah: 65-66).

Karenanya, hendaklah berhati-hati. Jangan sampai engkau memperolok-olok agama, al Qur`an, Allah & Rasulullah. Karena semua tindakan ini merupakan kekafiran.

Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahih dari hadits Anas:

Dahulu ada di antara kami seorang laki-laki dari Bani Najjar yg menyusul Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu duduk kepadanya, utk

menghafal surat al Baqarah & Ali Imran, & dia menulis utk Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian dia bergabung dg orang-orang Romawi, -yaitu menjadi kafir- & mulai membuat-buat kebohongan atas Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia mengatakan: “Muhammad tdk mengetahui apa-apa dari al Qur`an, sesungguhnya akulah yg menuliskan untuknya”. Namun tidaklah dia hidup, kecuali sehari / dua hari saja, dia mati, Allah membunuhnya.

Orang-orang Romawi menghendaki utk menguburnya, di dalam bumi. Mereka menggali lubang kubur baginya. Kemudian bumi memuntahkannya dari dalam tanah. Mereka mengatakan: “Mungkin kawan-kawan Muhammad mengeluarkannya”. Mereka menggali lubang kubur lagi baginya dg dalam. Namun bumi memuntahkannya lagi. Mereka lalu mengatakan: “Mungkin kawan-kawan Muhammad mengeluarkannya”. Mereka membuat lubang kubur yg ketiga baginya dg sangat dalam. Namun bumi memuntahkannya lagi. Maka mereka mengetahui bahwa perkara ini bukanlah dari para sahabat Nabi Radhiyallahu 'anhum. Mereka meninggalkannya terlantar.

Karena dia mencela Rasulullah, menuduh beliau berdusta, menuduh Rasul membuat-buat Al Qur`an ini, & bahwa tdk ada sesuatu pd Muhammad kecuali yg dia tulis untuknya. Maka lihatlah, apa yg Allah lakukan terhadapnya? Allah membunuhnya, kemudian Dia menjadikannya sebagai ayat (tanda kekuasaan Allah) & ‘ibrah (pelajaran), sebagaimana Dia menjadikan Fir’aun sebagai ayat & ‘ibrah.

8و:م8 :ي 8ج�يك8 ف8ال Jن Cك8 ن 8د8ن Cب Jون8 ب 8ك Cت Cم8ن: ل :ف8ك8 ل ل 8ة خ8 ء8اي f

(Maka pd hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yg datang sesudahmu. - (Yunus ayat 92)- akan tetapi, mereka tdk mengambil pelajaran & nasihat.

Inilah akibat buruk orang yg mencela Rasulullah, membuat-buat kedustaan & memperolok-olok beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kisah tentang ini banyak, bahkan sangat banyak. Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul berkata:

Kج8ن 8خ:ر8 8ع8ز� أل8 :أل :ه8ا ا 8ذ8لK مCن :أل ا 8

(Sesungguhnya orang yg kuat (mulia) akan mengusir orang-orang yg lemah (hina) dari kota Madinah).

Yang dia maksudkan dg “orang yg kuat (mulia)” adalah dirinya sendiri, & “orang yg lemah (hina)” adalah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. maksudnya dia akan mengusir beliau dari Madinah.