makalahku
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan sebagai khalifah di bumi yang tinggi
derajatnya, dikarenakan akal, rasa dan fikirannya. Tuntutan hidup manusia lebih besar
dari pada tuntutan hidup makhluk lainnya yang membuat manusia berfikir lebih maju
untuk memenuhi kebutuhan atau hajat hidupnya di dunia, baik yang bersifat jasmani
maupun rohani. Dari proses ini maka lahirlah apa yang disebut kebudayaan dan
pandangan terhadap hidup.
Setiap manusia memiliki pandangan hidup yang berbeda-beda. Pandangan
hidup yang berdeda-beda akan menciptakan paham yang dapat menjadi pegangan,
bimbingan dan tuntutan seseorang ataupun masyarakat dalam menempuh kehidupan.
Selain itu pandangan hidup muncul dalam masyarakat melalui berbagai proses dalam
penemuan jati diri. Mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa.
Dalam penemuan pandangan hidup tersebut, tidak lepas juga dengan
pendidikan. Manusia mengetahui tentang hakikat hidup dan sebagainya adalah berasal
dari pendidikan. Oleh karena itu jika kita membahas tentang pendangan hidup, tidak
boleh lepas dari pendidikan, manusia dapat berfikir lebih kedepan mulai dari kehidupan
baik lahir dan batin.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian pandangan hidup?
2. Bagaimana hubungan pandangan hidup dengan kehidupan manusia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
I. Pandangan Hidup Dan Ideologi
a. Pengrtian Pandangan Hidup
Menurut Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut
oleh suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan
didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup.
Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian hidup
manusia. Tidak ada seorang pun yang hidup tanpa pandangan hidup meskipun
tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang karena
pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Setiap Bangsa, Negara maupun manusia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui
dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan
hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia
akan memiliki pegangan dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah
yang timbul dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Berpedoman pada pandangan
hidup itu pula seseorang akan mampu membangun dirinya.1
Pandangan hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai
pelengkap dalam pembuatan, pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan
hidup memberi pandangan pada nilai-nilai yang dimilikinya sendiri baik Bangsa,
Negara maupun manusia yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekat untuk
mewujudkannya.2
b. Macam Pandangan Hidup
Macam-macam pandangan hidup dapat digolongkan kedalam tiga kelompok, yaitu:
1. Pandangan hidup yang bersumber dari agama (pandangan hidup muslim).
Pandangan hidup ini memiliki kebenaran mutlak. Contoh, pandangan hidup
muslim(orang islam) bersumber dari Al-Quran dan sunnah (sikap, perkataan,
1 http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/manusia-dan-pandangan-hidup.html, Diakses pada 29 Oktober 2014, 7:37:10 WIB2 Joko Triprasetyo dkk, Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009. Hlm 168
2
dan perbuatan Nabi Muhammad SAW). Dengan demikian maka pandangan
hidup muslim yang setia kepada islam tentang berbagai masalah asasi hidup
manusia, merupakan jawaban muslim yang islam oriented mengenai berbagai
persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Al-Quran dan Hadits.
2. Pandangan hidup yang bersumber dari ideologi merupakan abstaksi dari nilai-
nilai budaya suatu negara atau bangsa. Misalnya ideologi pancasila.
3. Pandangan hidup yang bersumber dari hasil renungan seseorang sehingga dapat
merupakan ajaran atau etika hidup. Misalnya aliran kepercayaan seperti agama
Animisme, Kong Chu, Sinto, Budha, Hindu, Angtingkan, dll.3
c. Ideologi
Menurut William J. Goode, dalam bukunya Vocabulary for Sosiology (1959)
ideologi mengandung dua hal. Yaitu:
1. Unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan
sebagai dasar untuk kegiatan.
2. Pembenaran intelektual untuk seperangka norma-norma, seperti kapitalisme
dan sebagainya.4
Ideologi merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem dasar
kepercayaan dan petunjuk hidup sehari-hari. Sesuatu ideologi bagi masyarakat tersusun
dari tiga unsur, yaitu:
a. Pandangan hidup (world view)
b. Nilai-nilai (value)
c. Norma-norma.5
Dalam ideologi tindak hanya ada norma dan pandangan hidup, tetapi ada nilai-
nilai. Pandangan hidup merupakan pelengkap nilai-nilai dalam membuat pembenaran
atau rasionalisasi untuk nilai-nilai, seperti untuk melakukan suatu kegiatan; pandangan
hidup memberi semangat kepada nilai-nilai. Sedangkan ideologi biasanya tidak dipakai
3 http://edhow012.blogspot.com/2012/05/pengertian-pandangan-hidup.html, Diakses pada 29 Oktober 2014, 11:32:17 WIB4 http://edhow012...5 Joko Triprasetyo dkk, Op. Cit. Hlm 168
3
dalam hubungan individu. Ideologi digunakan dalam konteks yang lebih luas, seperti
ideologi negara, ideologi masyarakat atau ideologi kelompok tertentu. Tetapi, lahirnya
suatu Ideologi dapat disusun secara sadar oleh tokoh-tokoh pemikir suatu masyarakat
atau golongan tertentu dari masyarakat, yang diperuntukan bagi masyarakat.6
II. Pandangan Hidup dan Kehidupan Manusia
a. Makna Cita-Cita
Cita-cita adalah suatu keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita
juga berarti angan-angan, keiginan, harapan, atau tujuan. Pandangan hidup terdiri atas
cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat
melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu. Tidak ada orang hidup
tanpa cita-cita, tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau
tingkat cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada
pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing. Itulah sebabnya, cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup banyak menimbulkan daya kreativitas manusia.7
Cita-cita berarti harapan, keinginan, dan tujuan. Contoh cita-cita yang berarti
harapan. Misalnya, Adi mendapat nilai C bukan main kecewanya, ia mengharapkan
nilai A, sebab pesiapan untuk final yang dilaksanakannya cukup lama dan ia merasa
telah menguasai benar-benar materi yang diujikan.
Cita-cita yang berarti keinginan. Maya ingin sekali melanjutkan studinya di
STAIN. Ia mendaftar dan mengikuti testing masuk perguruan tinggi. Ternyata tidak
lulus sehingga ia tidak dapat melanjutkan studinya di STAIN.
Contoh cita-cita yang berarti tujuan, Nana bertujuan setamat SMA akan
melanjutkan sekolahnya di Jakarta, ikut pamannya. Ternyata tamat SMA, pamannya
dipindah tugaskan keluar jawa. Hal itu menyebabkan Nana tidak jadi melanjutkan
sekolahnya di Jakarta.
6 Ibid., Hlm 168-1697 Ibid., Hlm 174
4
Ada tiga katagori keadaan hati seseorang.
a. Orang yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia
tidak menghiraukan rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang dihadapinya. Orang
yang berarti keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.
b. Orang yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-cita menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu, karena itu biarpun
lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-cita.
c. Orang yang lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi bila menghadapi
kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan atau berganti keinginan.8
b. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada
hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma
agama atau etika. Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan
badan. Manusia merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia
saling membutuhkan, saling menolong, saling menghargai sesama anggota masyarakat.
Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan
sebagainya.9 Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu:
1. Manusia Sebagai Pribadi,
Manusia sebagai pribadi dapat menentukan baik dan buruk. Yang menentukan
baik dan buruk itu suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk
menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri
sendiri. Suara hati masyarakat, yang menentukan baik dan buruk adalah suara hati
masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat
menganggap baik.10
2. Manusia Sebagai Anggota Masyarakat,
Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak bisa membebaskan diri dari anggota
kemasyarakatannya.
8 Ibid., Hlm 1759 http://thejoker-indra.blogspot.com/2013/05/pengertian-pandangan-hidup.html, Diakses pada 29 Oktober 2014, 11:44:07 WIB 10 http://thejoker-indra...
5
3. Manusia Sebagai Makhluk Tuhan,
Demikian pula manusia sebagai makhluk Tuhan, manusia pun harus mendengar
suara hati Tuhan. Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelak
perbuatan yang tidak baik. Jadi kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan
suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata
sopan, santun, barbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah tamah terhadap siapapun,
berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya. Namun ada pula
kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan.11
c. Makna Sikap Hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Sikap itu bisa positif,
bisa negatif, apatis atau sikap optimis atau persimis, bergabung pada pribadi orang itu
dan juga lingkungannya. Sikap itu penting, setiap orang mempunyai sikap dan sudah
tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan
yang membentuknya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan. Seperti halnya
orang militer yang bersikap tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam
kemiliteran ia dididik kearah sikap itu. Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi,
dan lingkungan.12
Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau
menghadapi kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan nonetis. Sikap etis ini
disebut juga sikap positif yaitu sikap lincah, sikap tenang, dikap halus, sikap berani,
sikap arif, sikap rendah hati dan sikap bangga.
Sikap nonetis atau negatif ialah sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut,
sikap angkuh, sikap rendah diri. Sikap-sikap itu harus di jauhkan dari diri pribadi,
karena sangat merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan
bangsa. Dalam berbagai perpustakaan, khususnya yang menelaah sikap manusia, ada
semacam kesepakatan bahwa sikap tidak lain merupakan produk dari proses sosialisasi
dimana seseorang berarti bahwa sikap seseorang terhadap objek tertentu pada dasarnya
merupakan hasil penyesuaian diri seseorang terhadap objek yang bersangkutan dengan
11 Joko Triprasetyo dkk, Op. Cit. Hlm 17712 Ibid., Hlm 179
6
dipengaruhi oleh lingkungan sosial serta kesediaan untuk bereaksi terhadap objek
tersebut.13
Dalam kurun waktu setengah abad terakhir ini pengkajian terhadap sikap manusia,
khususnya yang dilakukan oleh disiplin spikologi sosial, ada yang mengatakan sikap
berpangkal pada pembawaan atau kepribadian, ada yang menempatkan sikap sebagai
motif atau sesuatu kontruk yang mendasari tingkah laku seseorang, dan ada pula yang
mengidentikkan sikap sengan keyakinan, kebiasaan, pendapat atau konsep-konsep yang
dikembangkan oleh seseorang. Bahwa mengidentifikasi sikap tidak dapat dilihat secara
langsung akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih
tertutup. Secara operasional pengertian sikap menunjukkan konotasi ada kesesuaian
reaksi terhadap katagori stimulus tertentu, sementara dalam penggunaan praktis sikap
sering kali dihadapkan dengan rangsang sosial dan reaksi yang bersifat emosional.
Menurut T. M. Newcomb, sikap manusia bukanlah suatu kontruk yang berdiri
sendiri, akan tetapi paling tidak ia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan yang
lain, seperti dorongan, motivasi, nilai-nilai sikap. Dorongan adalah keadaan organisme
yang menginisiasikan kecendrungan kearah aktivitas umum. Motivasi adalah kesiapan
yang ditujukan pada sasaran dan dipelajari untuk tingkah laku dan bermotivasi. Sikap
adalah kesiapan secara umum untuk suatu tingkah laku bermotivikasi, sedangkan nilai-
nilai adalah sasaran atau tujuan yang bernilai terhadap berbagai pola sikap dapat.14
Menurut Van Peursen dalam bukunya strategi kebudayaan mengenai aktualisasi
sikap manusia dari zaman ke zaman dalam menghadapi kekuasaan-kekuasaan tersebut,
melihat adanya 3 periode peralihan yang mencolok yang dialami manusia pada
umumnya. Ketiga pagiode itu adalah:
a. Tahap mitis ialah sikap manusia yang merasakan dirinya terkepung oleh
kekuatan-kekuatan gaib disekitarnya, yaitu kekuasaan dewa-dewa alam raya
atau kekuasaan kesuburan
13 Ibid., Hlm 180-18114 http://ilmubudayadasar...
7
b. Tahap antiologi ialah sikap manusia yang tidak hidup lagi dalam kepungan,
ia menyusun suatu ajaran atau teori mengenai dasar hakikatnya segala sesuatu
(antologi) dan mengenai segala sesiatu menurut perinciannya (ilmu-ilmu)
c. Tahap fungsianal ialah sikap dan alam pikiran yang makin nampak dalam
diri manusia modern. Ia tidak begitu terpesona lagi oleh lingkungan (sikap
mitis), ia tidak lagi dengan kepala dingin ambil jarak terhadap objek
penyelidikannya (sikap antologis).15
Sementara itu Franz Magnis Suseno melihat adanya dua bahaya yang terjadi
kendala bagi manusia dalam upaya memenuhi ataupun mempertahankan sikap hidup,
kedua bahaya yang dimaksud adalah nafsu dan pamrih. Nafsu adalah perasaan-perasaan
kasar yang bisa menggagalkan kontrol diri manusia dan sekaligus membelenggunya
secara buta secara lahir. Nafsu memperlemah manusia karena pemborosan kekuatan-
kekuatan batin tanpa guna. Seseorang yang dikuasai nafsu, boleh jadi tidak lagi
menuruti akal budinya, tidak bisa lagi mengembangkan segi-segi halusnya, semakin
mengancam lingkungannya, menimbulkan konflik dan ketegangan-ketegangan dalam
masyarakat dan pada instansi terakhir, membahayakan ketentraman. Pamrih dan
egoisme juga menjadi musuh manusia. Ini bias dimengerti mengingat seseorang yang
bertindak lantaran pamrih semata-mata biasanya cendrung mengusahakan
kepentingannya sendiri tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat. Dilihat dari
kacamata sosial pun pamrih itu selalu mengacau karena merupakan tindakan tanpa
perhatian terhadap keselarasan sosial. Selain itu pamrih sekaligus memperlemah
manusia dari dalam, karena sikap yang mengajar pamrih biasanya akan memutlakkan
kekuatannya sendiri. Dengan demikian itu ia mengisolasikan dirinya sendiri dan
memotong diri dari sumber kekuatan batin yang tidak terletak dalam individualitasnya,
melainkan dalam dasar yang mempersatukan semua kekuata pada dasar jiwa mereka.
Menurut Soetrisno dalam bukunya Falsafah Hidup Pancasila sebagaimana
tercermin Falsafah Hidup Orang Jawa, ia melihat adanya tiga, yaitu:
a. Selalu ingin menang sendiri
15 http://bendhova25.blogspot.com/2013/01/makna-sikap-hidup-manusia-dan-pandangan.html, Diakses pada 27 Oktober 2014, 10:48:49 WIB
8
b. Selalu ingin benar sendiri
c. Hanya mementingkan kebutuhannya sendiri.16
Selain yang tertera diatas ada juga sikap lain yang dianggap kurang baik, yaitu
kebiasaan untuk menarik keuntungan sendiri dari setiap situasi tanpa memperhatikan
masyarakat kecendrungan untuk memperoleh hak yang lebih dibanding orang lain
dengan alasan juga yang diberikannya.17
d. Manusia Dan Pandangan Hidup
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawa ciri tersendiri akan diri
manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki keunggulan
dibandingkan makhluk lain. Satu diantara keunggulan manusia tersebut adalah
pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Pandangan hidup berupa suatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan dengan kata-
kata sebagai rumusan juga dapat dikatakan rumusan:
a. Orang yang sulit menyusun perasaan, pikiran dan kejiwaan.
b. Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat/ bertindak
yang melanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.
c. Dan khawatir kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup
dari anak-anak atau orang yang di bimbing.18
Menurut Drijarko S. J. Mengatakan bahwa manusia itu serba terhubung dengan
dunia jasmani sekitarnya, terhubung erat dengan masyarakat dan akhirnya manusia itu
tergantung seluruhnya pada yang ada, yang mutlak, yaitu Tuhan. Pandangan hidup
adalah Filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran tentulah
bentuk kebenaran yang akan dicapai kebenaran yang dapat diterima oleh siapa saja.19
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan diluar
dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari ancaman-ancaman
yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun yang non fisik, seperti penyakit,
bencana alam, kegelisahan, ketakutan. Banyak orang yang pandangan hidupnya didasari
16 http://bendhova25...17 http://ilmubudayadasar...18 Joko Triprasetyo dkk, Log. Cit. Hlm 181-18219 http://ilmubudayadasar...
9
pandangan-pandangan hidup untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya; pada
waktu mudanya, tetapi disaat-saat mendekati kematiannya mulai berbuat seperti orang-
orang yang hidup beragama.
Jadi pandangan hidup merupakan keseluruhan garis dan kecendrungan jalan-jalan
dan nilai-nilai yang akan dicapaiuntuk landasan semua dimensi kehidupan. Dengan
demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia.
Sayangnya manusia tidak memahami dan menyadarinya, sehingga banyak orang yang
memeluk sesuatu agama semata-mata atau sadar keturunan. Akibatnya banyak orang
yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya, atau sering dikenal
dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan akal, seperti dikatakan oleh
Nabi Muhammad SAW: “Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang
tidak berakal”. Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut adalah agar manusia dalam
memilih suatu agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya, dan bukan
semata-mata karena asas keturunan. Hal ini di tegaskan dalam firman Allah SWT, surat
Al-Baqarah ayat 256 yang artinya: “Tidak ada paksan untuk memasuki suatu agama,
sesungguhnya telah jelas antara jalan (agama) yang benar dan jalan (agama) yang
salah”.20
Dalam firman Allah SWT itu tersirat bahwa betapa Dia menghargai akal manusia.
Dia hanya menawarkan atau mendorongkan ini yang baik dan ini yang buruk. Akhir
keputusan terserah kepada manusia, sebab manusia mempunyai akal. Dan Allah SWT
telah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 19 yang artinya: ”Agama yang benar bagi
Allah itu hanyalah Islam”. Namun agama apa yang akan dipilih oleh manusia sebagai
sandaran hidupnya, diserahkan hidupnya kepada manusia itu sendiri.21
Pandangan hidup ternyata sangat penting, baik untuk kehidupan sekarang maupun
kehidupan di akhirat, dan sudah sepantasnya setiap manusia memilikinya.
Pandangan hidup berbeda dengan cita-cita. Cita-cita misalnya:
1. Ingin punya istri cantik, terpelajar tapi setia
2. Ingin punya suami tinggi, tampan (simpatik), pilot dan setia
20 http://ilmubudayadasar...21 http://bendhova25...
10
3. Ingin jadi insinyur, doktor, atau pilot
4. Ingit hidup selamat, bahagia alis tidak kekurangan apapun
Sedangkan pandangan hidup:
1. Hidup bahagia, sejahtera
2. Hidup sejahtera, penuh kebahagiaan dan cinta kasih
3. Hidup panjang umur untuk sanad kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh
cinta kasih.22
22 http://edhow012...
11
BAB III
KESIMPULAN
Pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk memimpin
kehidupan rohani dan jasmani yang berguna bagi perorangan (individual), kelompok
atau masyarakat, bahkan Negara. Semua perbuatan, tingkah laku antara aturan-aturan
bagi Negara dan juga undang-undang serta peraturan-peraturan harus merupakan
pancaran dari pandangan hidup yang sudah di rumuskan. Pandangan hidup bersifat
elastic, tergantung kepada situasi dan kondisi serta dipengaruhi oleh lingkungan
kehidupan dimana manusia itu tinggal.
Hubungan Pandangan hidup dengan kehidupan manusia itu ibarat sebuah jalur
yang dibuat untuk menentukan arah kehidupan seseorang. Pandangan hidup ibarat
wadah dan manusia ibarat air yang mengikuti bentuk wadah yang ditempati tersebut.
Tapi sekali lagi manusia adalah penentu ingin menempati wadah yang mana dan wadah
yang seperti apa. Seseorang yang memiliki pandangan hidup berbeda dengan orang
yang tidak memiliki pandangan hidup. Seseorang yang memiliki pandangan hidup pasti
memiliki arah hidup, dan dalam kehidupannya juga lebih bersemangat, disiplin, dan
sabar dalam menghadapi ujian-ujian dalam kehidupannya.
Jadi pandangan hidup dapat merupakan keseluruhan garis dan kecenderungan
jalan-jalan dan nilai-nilai yang akan dicapai untuk landasan semua dimensi kehidupan.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://ilmubudayadasar-wanda.blogspot.com/2011/12/manusia-dan-pandangan-
hidup.html
Triprasetyo Joko dkk, Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2009.
Hlm 168
http://edhow012.blogspot.com/2012/05/pengertian-pandangan-hidup.html
http://thejoker-indra.blogspot.com/2013/05/pengertian-pandangan-hidup.html
http://bendhova25.blogspot.com/2013/01/makna-sikap-hidup-manusia-dan-
pandangan.html
13