makalah uu bhp

12
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara berdasarkan sosio kultural, psikologis, ekonomis, dan politis. Pendidikan tersebut ditujukan untuk membentuk ciri khusus atau watak bangsa yang bersangkutan, yang sering juga disebut dengan kepribadian nasional. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam bidang kehidupan budaya lainnya. Didalam UU No.20 Th 2003 pasal 5 disebutkan ayat (1) setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu;dan ayat (5) setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Dengan ketentuan dan sampai batas umur tertentu, dalam setiap sistem pendidikan nasional biasanya ada kewajiban belajar. 4 Hal ini berarti bahwa secara formal, setiap warga negara harus menjadi peserta didik, paling tidak biasanya pada jenjang pendidikan tingkat dasar. Lamanya kewajiban menjadi peserta didik 1

Upload: c9education

Post on 14-Jun-2015

1.792 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

PGSD S1 off C9 kel 2

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah UU BHP

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Setiap negara atau bangsa selalu menyelenggarakan pendidikan demi

cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan. Pendidikan nasional merupakan

pelaksanaan pendidikan suatu negara berdasarkan sosio kultural, psikologis,

ekonomis, dan politis. Pendidikan tersebut ditujukan untuk membentuk ciri

khusus atau watak bangsa yang bersangkutan, yang sering juga disebut dengan

kepribadian nasional. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk

mencapai kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya, baik dalam

bidang ekonomi, sosial, politik, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dalam bidang

kehidupan budaya lainnya.

Didalam UU No.20 Th 2003 pasal 5 disebutkan ayat (1) setiap warga

negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang

bermutu;dan ayat (5) setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan

meningkatkan pendidikan sepanjang hayat.

Dengan ketentuan dan sampai batas umur tertentu, dalam setiap sistem

pendidikan nasional biasanya ada kewajiban belajar.4 Hal ini berarti bahwa secara

formal, setiap warga negara harus menjadi peserta didik, paling tidak biasanya

pada jenjang pendidikan tingkat dasar. Lamanya kewajiban menjadi peserta didik

secara normal ini bervariasi antara sistem pendidikan nasional bangsa yang satu

dengan yang lainnya.

Pengesahan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) pada

tanggal 17 Desember 2008 silam oleh DPR-RI telah menuai pro dan kontra dari

berbagai elemen masyarakat. Unjuk rasa besar-besaran menolak hadirnya UU

BHP oleh sebagian besar mahasiswa di berbagai daerah telah mewarnai

pemberitaan media elektronik maupun media cetak di penghujung tahun 2008.

Disisi lain beberapa kalangan akademisi dan pengamat pendidikan tinggi justru

menyambut baik pengesahan UU BHP ini.

Pro dan kontra terhadap kehadiran UU BHP adalah sebuah kewajaran

dalam dinamika kehidupan akademis, karena pemahaman terhadap isi undang-

1

Page 2: Makalah UU BHP

undang BHP yang terdiri dari 14 pasal dan 69 ayat itu bisa berbeda. Kontroversi

UU BHP yang digaungkan oleh sebagian masyarakat utamanya para mahasiswa

itu lebih mengkritisi pada kekhawatiran dalam pelaksanaannya, yang diduga akan

mengakibatkan semakin mahal dan tidak terjangkaunya biaya pendidikan di

perguruan tinggi khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis menyusun makalah

dengan tema Undang-undang Badan Hukum Pendidikan.

I.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pendidikan nasional yang berlaku di

Indonesia?

2. Bagaimana dasar dan tujuan pendidikan nasional?

3. Bagaimana hak warga negara memperoleh pendidikan?

4. Mengapa pemerintah mengesahkan Rancangan Undang-undang

Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP)?

5. Apa yang menjadi pro dan kontra dengan adanya Undang-undang

Badan Hukum Pendidikan (UU BHP)?

6. Bagaimana kita menyikapi kontoversi pemberlakuan (UU BHP)?

I.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana sistem pendidikan nasional yang

berlaku di Indonesia

2. Untuk mengetahui dasar dan tujuan pendidikan nasional

3. Untuk mengetahui bagaimana hak warga negara dalam

memperoleh pendidikan

4. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah dalam pengesahan UU

BHP

5. Untuk mengetahui pro dan kontra dengan diberlakukannya UU

BHP

6. Untuk mengetahui bagaimana sikap kita dalam menghadapi pro

dan kontra diberlakukannya UU BHP

2

Page 3: Makalah UU BHP

BAB II

PEMBAHASAN

Bisa dikatakan bahwa setiap negara atau bangsa selalu

menyelenggarakan pendidikan demi cita-cita nasional bangsa yang bersangkutan.

Beranjak dari sinilah nantinya dikenal pendidikan nasional yang didasarkan pada

filsafat bangsa dan cita-cita nasional.

Pendidikan nasional merupakan pelaksanaan pendidikan suatu negara

berdasarkan sosio kultural,psikologis, ekonomis, dan politis. Pendidikan tersebut

ditujukan untuk membentuk ciri khusus atau watak bangsa yang bersangkutan,

yang sering juga disebut dengan kepribadian nasional.

Pada umumnya pendidikan nasional ditujukan terutama untuk

memelihara dan memuliakan negara. Negara biasanya diartikan sebagai suatu

masyarakat yang disusun demi tujuan utamanya melindungi warga negara dari

bahaya serangan dari luar dan disintegrasi yantg terjadi didalam negara itu.

Melalui proses pendidikan, suatu bangsa berusaha untuk mencapai

kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupannya. Proses pendidikan

yang diselenggarakan dan dilaksanakan suatu bangsa dalam upaya menumbuhkan

dan mengembangkan watak atau kepribadian bangsa, memajukan kehidupan

bangsa dalam berbagai bidang kehidupannya, serta mencapai tujuan nasional

bangsa yang bersangkutan, itulah yang disebut dengan sistem pendidikan nasional

Pendidikan selalu berubah dan berkembang secara progresif. Sejauh

mana pendidikan nasional sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, itulah

sebenarnya perkembangan suatu bangsa. Pendidikan juga bisa dikatakan sebagai

suatu sistem. Dalam pengertian umum, yang dimaksud dengan sistem adalah

suatu kesatuan utuh yang saling terkait dari bagian-bagiannya untuk mencapai

hasil yang diharapkan berdasarkan kebutuhan yang telah ditentukan. Secara

teoritis suatu sistem pendidikan terdiri dari komponen-komponen atau bagian-

bagian yang menjadi inti dari proses pendidikan.

Maksud sistem pendidikan nasional disini adalah keseluruhan yang

terpadu dari semua satuan dan aktivitas pendidikan yang berkaitan satu dengan

3

Page 4: Makalah UU BHP

yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan nasional. Dalam hal ini,

sistem pendidikan nasional tersebut merupakan suatu suprasistem, yaitu suatu

sistem yang besar dan kompleks, yang didalamnya tercakup beberapa bagian yang

juga merupakan sistem-sistem. Sistem pendidikan nasional bertujuan untuk

memberikan arah pada semua kegiatan pendidikan dalam satuan-satuan

pendidikan yang ada. Tujuan pendidikan nasional tersebut merupakan tujuan

umum yang hendak dicapai oleh semua satuan pendidikannya. Meskipun setiap

satuan pendidikan tersebut mempunyai tujuan sendiri, namun tidak terlepaas dari

tujuan pendidikan nasional.

Dalam sistem pendidikan nasional, peserta didiknya adalah semua warga

negara. Artinya, semua satuan pendidikan yang ada harus memberikan

kesempatan menjadi peserta didiknya kepada semua warga negara yang

memenuhi persyaratan tertentu sesuai dengan kekhususannya, tanpa membedakan

status sosial, ekonomi, agama, suku bangsa, dan sebagainya. Hal ini sesua dengan

UUD 1945 Pasal 31 ayat (1) berbunyi:

“Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran”.

Didalam UU No. 20 Th 2003 Pasal 5 ayat (1) setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; dan ayat

(5) setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan

pendidikan sepanjang hayat.

Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah Republik

Indonesia untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran

nasional yang diatur dengan undang-undang. Hal tersebut berarti bahwa

pemerintah harus menyusun undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

dalam rangka menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang

dimaksudkan.

Kendatipun UUD 1945 sudah mengamanatkan demikian, ternyata usaha

menyusun undang-undang tentang sistem pendidikan nasional tersebut bukanlah

persoalan mudah. Sejak tahun 1945, undang-undang sebagaimana dikehendaki

Pasal 31 ayat (2) UUD 1945 tersebut baru dapat direalisasikan pada tahun 1989,

yaitu dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 pada

4

Page 5: Makalah UU BHP

tanggal 27 Maret 1989, selanjutnya disempurnakan dengan Undang-Undang No.

20 Tahun 2003.

Memang dalam sejarahnya, pendidikan di Indonesia pernah memiliki

undang-undang yang mengatur tentang pendidikan secara nasional, seperti:

1. UU Nomor 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran di

Sekolah;

2. UU Nomor 12 Tahun 1954 tentang Pernyataan berlakunya UU Nomor 4

Tahun 1950 dari Republik Indonesia dahulu tentang Dasar-dasar Pendidikan

dan Pengajaran di Sekolah, untuk seluruh pengajaran di Indonesia;

3. UU Nomor 22 Tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi;

4. UU Nomor 14 PRPS Tahun 1965 tentang Majelis Pendidikan Nasional;

5. UU N0mor 19 PNPS Tahun 1965 tentang Pokok-pokok Sistem Pendidikan

Nasional Pencasila.

Semua undang-undang tersebut, bukanlah undang-undang tentang suatu

sistem pengajaran atau pendidikan nasional sebagaimana dikehendaki oleh UUD

1945 Pasal 31 ayat (2) karena alasan sebagai berikut.

1. UU Tahun 1950 dan 1954, hanya berisi tentang Dasar-dasar Pendidikan dan

Pengajaran di Sekolah

2. UU Tahun 1961 hanya berisi tentang Perguruan Tinggi.

3. UU Tahun 1965, meskipun sudah mengatur sistem pendidikan nasional,

tetapi bukan merupakan realisasi dari kehendak UUD 1945 secara murni,

sebab pada waktu itu terjadi penyelewengan-penyelewengan terhadap

pelaksanaan UUD 1945, berlakunya Manifesto Politik dengan melaksanakan

UUD 1945 dengan spesifikasi Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin,

Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia atau yang lebih dikenal

dengan Manipol USDEK.

Dengan usaha keras dan tidak mengenal lelah, akhirnya pada tahun 1989 berhasil

disahkan UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional

sebagaimana yang diamanatkan UUD 1945.

Pendidikan nasional yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 2

Tahun 1989 ini mengungkapkan prinsip-prinsipnya sebagai satu sistem, yaitu:

5

Page 6: Makalah UU BHP

1. yang berakar pada kebudayaan nasional dan berdasarkan Pancasila dan UUD

1945, serta melanjutkan dan meningkatkan pendidikan P4;

2. merupakan satu keseluruhan dan dikembangkan untuk ikut berusaha

mencapai tujuan nasional, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa demi terwujudnya masyarakat yang adil dan

makmur berdasarkan Pancasila;

3. mencakup, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah;

4. mengatur bahwa jalur pendidikan sekolah terdiri atas tiga jenjang utama,

yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan perguruan tinggi yang

masing-masing terbagi pula dalam jenjang atau tingkatan;

5. mengatur bahwa kurikulum, peserta didik, dan tenaga kependidikan, terutama

guru, dosen, atau tenaga pengajar merupakan tiga unsur yang tidak dapat

dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar;

6. mengatur secara terpusat (sentralisasi), namun penyelenggaraan satuan dan

kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak terpusat (desentraliasi);

7. menyelenggarakan stuan dan kegiatan pendidikan sebagai tanggung jawab

bersama antara keluarga masyarakat, dan pemerintah;

8. mengatur bahwa satuan dan kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh

pemerintah dan masyarakat berkedudukan serta diperlakukan dengan

penggunaan ukuran yang sama;

9. mengatur bahwa satuan dan aktifitas pendidikan yang diselenggarakan

masyarakat memiliki kebebasan untuk menyelenggarakannya sesuai dengan

ciri atau kekhususannya masing-masing sepanjang ciri itu tidak bertentengan

dengan pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi

bangsa ;

10. memudahkan peserta didik memperoleh pendidikan yang sesuai dengan

bakat, minat dan tujuan yang hendak dicapai serta memudahkannya

menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan.

Dalam UU Nomor 2 Tahun 1989 tersebut juga disebutkan antara lain sebagai

berikut.

6

Page 7: Makalah UU BHP

1. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya pada masa-masa

yang akan datang.

2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan bangsa

Indonesia dan yang berdassarkan pada Pancasila dan UUD 1945.

3. Sistem Pendidikan Nasional adalah satu keseluruhan yang terpadudari semua

satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan yang lainnya untuk

mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional.

4. Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman

dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan, kesehatn jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap

dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Berdasarkan deskripsi tujuan pendidikan nasional tersebut, kita dapat melihat

beberapa kualifikasi manusia Indonesia seutuhnya yang memiliki ciri-ciri sebagi

berikut:

1. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

2. Berbudi pekerti luhur

3. Memiliki pengetahuan dan ketrampilan

4. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani

5. Memiliki pribadian yang mantap dan mandiri

6. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyrakatan dan kebangsaan

Kebijaksanaan Pengesahan RUU BHP menjadi UU BHP. Banyak pihak, termasuk pemerintah, yang mengemukakan serangkaian semangat positif dari BHP yang dijadikan alasan legalisasi penerapan UU BHP dalam dunia pendidikan kita. Diantaranya adalah:

Konsep BHP akan mewujudkan ’good university governance’

Efektivitas dan efisiensi kinerja institusi menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam institusi berbentuk badan hukum. Profesionalitas ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip BHP, yakni transparansi dan akuntabilias. Apabila dibandingkan dengan sistem sebelumnya, dimana aliran birokrasi sangat panjang,

7

Page 8: Makalah UU BHP

dalam konsep BHP terdapat simplifikasi dengan kemandirian yang dimiliki oleh institusi BHP.

Kemandirian akan memicu kreativitas, inovasi dan memaksimalkan potensi diri

Institusi BHP akan semakin diarahkan untuk menjadi institusi yang mandiri, baik secara pengelolan administrasi, kegiatan akademik, financial maupun pengontrolan kualitas. Dengan ini, institusi tersebut, mau tidak mau, harus dapat bertahan dan memberikan kinerja terbaiknya berdasar pada potensi sendiri dengan memanfaatkan segala sumber

‘Semangat Positif’ BHP yang disebutkan diatas bukanlah nilai esensial dari suatu bentuk Badan Hukum Pendidikan. Artinya hal-hal positif tersebut dapat diperoleh tidak hanya dengan bentuk BHP. Bahkan hal tersebut merupakan dampak dari penerapan badan hukum dalam pendidikan ini. Dalam badan usaha tentunya membutuhkan akuntabilitas dan transparansi dalam pelaksanaannya, selain itu akuntabilitas dan transparansi memang menjadi syarat utama bagi masuknya investasi.

Bukankah peningkatan kualitas pendidikan, daya inovasi dan kreativitas peserta didik, pemenuhan sarana dan prasarana pelengkap pendidikan, efisiensi birokrasi, dsb dapat pula tercapai dengan sistem pendidikan yang ada sekarang? Tentunya dengan berbagai perbaikan dan peningkatan efisiensi.

8