makalah tugas akhir modifikasi perencanaan...
TRANSCRIPT
1
MAKALAH TUGAS AKHIR
MODIFIKASI PERENCANAAN
STRUKTUR GEDUNG KANTOR DIREKTORAT
JENDRAL BEA DAN CUKAI KEDIRI
DENGAN SISTEM GANDA MENGGUNAKAN BASEMENT
HENDIYAR CITA
NRP 3109 105 013
Dosen Pembimbing
Ir. IMAN WIMBADI, Ms
Ir. AMAN SUBAKTI, Ms
JURUSAN TEKNIK SIPIL
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 20012
2
MODIFIKASI PERENCANAAN
STRUKTUR GEDUNG KANTOR DIREKTORAT
JENDRAL BEA DAN CUKAI KEDIRI
DENGAN SISTEM GANDA MENGGUNAKAN BASEMENT
Hendiyar Cita (3109 105 013)
Mahasiswa Program Sarjana Lintas Jalur Jurusan Teknik Sipil FTSP-ITS
Abstrak
Pembangunan gedung kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai telah direncanakan dengan metode daktilitas terbatas dengan pemilihan daerah gempa sedang, sesuai dengan kondisi kota Kediri dan sekitarnya. Struktur gedung ini dimodifikasi dan dirancang kembali dengan data penyelidikan tanah yang berbeda namun tetap berada dikawasan kota Kediri.
Modifikasi yang dilakukan pada gedung ini adalah jumlah lantai dari 3 lantai menjadi 11 lantai, penambahan besmen dan dinding geser agar memenuhi persyaratan struktur sistem ganda. Perancangan gedung ini berdasarkan ”Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)” dan ”Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002)”.
Hasil perancangan struktur gedung kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai Kediri terdiri dari portal beton dengan tulangan utama diameter 22 mm (D22), tulangan geser diameter 12 mm, atap menggunakan beton bertulang, dan pondasi menggunakan tiang pancang beton pracetak.
Kata Kunci : Sistem ganda, Shearwall, beban gempa dinamik.
3
I PENDAHULUAN Bangunan gedung kantor Direktorat Jendral Bea
dan Cukai merupakan bangunan kantor bertingkat yang terletak di Jl. Letjend Suprapto no. 155 kota Kediri. Untuk menambah kapasitas pegawai pada bangunan kantor tersebut, dan mengingat keterbatasan lahan yang dimiliki untuk lahan parkir, maka direncanakan penambahan lantai dan basement. Basement adalah suatu struktur yang dibangun di bawah permukaan atau tepatnya terletak dibawah lantai dasar suatu bangunan (Subagio & Prajogo 1996).
Kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai dengan existing 3 lantai atap baja akan dirancang ulang dan dimodifikasi menjadi 11 lantai atap beton dengan sistem ganda tahan gempa (dual system). Dasar pemilihan metode ini dikarenakan bangunan ini akan didesain tahan gempa, dimana bangunan ini berlokasi di kota kediri (Wilayah Gempa 4) yang memiliki resiko gempa menengah (intermediette), sehingga digunakan metode sistem rangka pemikul momen menengah (SNI03-2847-2002 pasal 23.10) dengan menggunakan dinding geser (shear wall) / dinding struktural beton biasa, yang memenuhi ketentuan-ketentuan pasal 3 sampai 20 SNI03-2847-2002.
Dalam perencanaan struktur tahan gempa, penggunaan dinding geser (shearwall) bermanfaat dalam menahan beban gempa arah lateral. Karena adanya shearwall, mekanisme sendi plastis yang biasanya terjadi ketika struktur mengalami gempa maka beban gempa akan dialirkan menuju kaki shearwall. Selain itu, pemasangan shearwall dapat mengurangi simpangan antar tingkat gedung, hal ini terjadi karena besarnya kekakuan bangunan menjadi lebih besar dibandingkan bangunan gedung yang tidak menggunakan shearwall sebagai benteng terakhirnya (Firdaus 2005).
Kelebihan Bangunan setelah dimodifikasi :
a) Tidak perlu lahan yang luas untuk penambahan gedung ataupun lahan parkir.
b) Menambah kapasitas pegawai kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai Kediri.
c) Penggabungan rangka gedung dan dinding gesernya membuat dimensi elemen rangka pemikul beban lateral dan rangka pemikul momennya menjadi lebih kecil, karena rangka gedung dan shearwall bersama-sama menahan gaya gempa.
II KONSEP PERENCANAAN Tugas akhir ini akan direncanakan modifikasi
struktur bangunan gedung kantor Direktorat Jendral Bea dan Cukai yang terletak di wilayah gempa 4 (Kediri) dengan menggunakan system ganda sesuai SNI 03-1726-2002, SNI03-2847-2002, dan PPIUG’83.
Sistem ganda memiliki 3 ciri dasar. Pertama, rangka ruang lengkap berupa SRPM yang penting berfungsi memikul beban gravitasi. Kedua, pemikul beban lateral dilakukan oleh dinding geser dengan rangka pemikul momen, dimana rangka pemikul momennya harus sanggup memikul sedikitnya 25% dari beban dasar geser nominal. Ketiga, dinding geser dan rangka pemikul momen direncanakan memikul secara bersama- sama seluruh beban lateral dengan memperhatikan sistem ganda.(Purwono 2005 ;Tabel.3 SNI03-1726-2002).
Adapun cara mengontrol analisa struktur harus memenuhi kriteria dari sistem ganda yaitu membandingkan presentase base share dari SRPM dengan shearwall dari kombinasi setiap beban. Untuk mendesain shearwall dan rangka ruang dengan cara : menambah kekakuan rangka ruang jika perbandingannya kurang dari 25% atau mengurangi kekakuan dari shearwall
Sistem struktural utama yang menahan beban lateral dapat dibagi menjadi 2 subsitem, yaitu: subsistem horisontal
yaitu oleh plat lantai sebagai diafragma kaku yang menahan gaya lateral akibat beban lateral akibat angin atau gempa dan menyalurkan gaya-gaya ini ke sistem vertikal yang kemudian meneruskannya ke dalam tanah.
Subsistem vertikal
Berupa dinding geser, pengekang silang, ataupun rangka kaku. Beban lateral disalurkan ke sistem pendukung gaya lateral (dinding geser) melalui plat lantai. Secara struktural dinding geser dapat dianggap sebagai balok lentur kantilever vertikal yang terjepit bagian bawahnya pada pondasi atau basemen. Oleh karena itu, dinding geser selain menahan geser juga menahan lentur. Panjang dinding horisontal dinding geser biasanya 3-6 meter,
Gambar 2.1.1 Penampang dinding geser
4
dengan ketebalan kurang lebih 30 cm. Sifatnya kaku, sehingga deformasi atau lendutan horisontalnya kecil.
Gambar 2.1.2 Sistemasi kerja dinding geser
Macam Dinding Geser:
1. sebagai Dinding Tunggal 2. beberapa dinding geser disusun membentuk
core
Gambar 2.1.3 Shear wall sebagai Dinding Tunggal (kiri) dan core (kanan)
Gambar 2.3 Perletakan Shear Wall
III METODOLOGI Diagram Alur Perencanaan
Metodologi ini akan menjelaskan urutan pelaksanaan penyelesaian tugas akhir. Mulai dari pengumpulan data, literatur dan pedoman perencanaan, sampai dengan kesimpulan akhir dari analisa struktur ini yaitu untuk mendapatkan perencanaan gedung yang baru.
Data perncanaan : - Type bangunan : Kantor - Letak bangunan : Jauh pantai - Zone gempa : Zona 4
Gambar detail penulangan struktur detail
Kesimpulan
Selesai
Mulai
Pengumpulan Data dan Studi
Modifikasi dan Pemilihan Kriteria
ya
Gambar 3.1 Diagram Alur Penyelesaian Tugas Akhir
tidak
Syarat terpenuhi
Output Gaya Dalam
Perhitungan penulangan struktur utama dan struktur bawah meliputi : - Balok dan kolom - Basement - Dinding struktural - Pondasi
Pre-eliminary Design
Perhitungan penulangan struktur sekunder meliputi : - Plat lantai - Tangga
Beban Gravitasi Beban Gempa
Analisa Struktur dengan ETABS 9.06
Pembebanan
5
- Tinggi bangunan : 44.00 m - Jumlah lantai : 11 lantai - Luas bangunan : 5504,75 m- Struktur bangunan : Beton bertulang
2
- Struktur pondasi : Pondasi tiang pancang - Mutu beton (f’c- Mutu baja (f
) : 30 MPa y
: 240 Mpa (tulangan polos)
IV. HASIL PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER
) : 360 MPa (tulangan utama)
Plat Plat Lantai Tebal Plat lantai : 12 cm Tul tump arah x : Ø 12 - 140 Tul lap arah x : Ø 12 - 140 Tul tump arah y : Ø 12 - 140 Tul lap arah y : Ø 12 - 140 Tul susut dan suhu : Ø8 – 200
Ø12-140Ø12-140
2 3
FE
'
6.00
3.785
Ø12-140 Ø
8-200Ø
8-200
Ø8-200Ø
8-200
Ø8-200Ø
8-200
Ø8-200Ø8-200
Ø8-200Ø8-200
Ø8-200Ø8-200
Ø8-200Ø8-200
Ø8-200Ø
8-200
Ø12-140
Ø12-140
Ø12-140 Ø12-140
Gambar 4 penulangan plat lantai
Plat Atap Tebal Plat lantai : 12 cm Tul tump arah x : Ø 10 - 140 Tul lap arah x : Ø 10 - 140 Tul tump arah y : Ø 10 - 140 Tul lap arah y : Ø 10 - 140 Tul susut dan suhu : Ø8 - 200
Ø10-140
2 3
FE
'
6.00
3.785 Ø8-200Ø
8-200
Ø18-200Ø
18-200
Ø8-200Ø
8-200
Ø8-200Ø8-200
Ø8-200Ø8-200
Ø8-200Ø8-200
Ø8-200Ø8-200
Ø8-200Ø
8-200
Ø10-140
Ø10-140
Ø10-140
Ø10-140
Ø10-140
Ø10-140
Gambar 4.1 penulangan plat atap
Balok Anak
Data-data perencanaan penulangan balok anak :
Balok Penggantung Lift : b = 250 mm h = 400 mm
Tebal selimut beton : 40 mm Diameter tulangan utama : D 19 mm Diameter tulangan sengkang : 10 mm Mutu bahan ; fc’ : 30 Mpa fy : 360 Mpa fys : 240 Mpa 1β = 0,85 SNI03-2847-2002 pasal 12.2.7.3 d = 400 – 40 – 10 - 9,5 = 340,5 mm
6 D19
Ø10-1003 D19
Tumpuan
2 D19
Ø10-2005 D19
Lapangan
400
250
400
250
Gambar 4.2 penampang balok anak
Tangga Data Perencanaan :
- Panjang = 4 m - Lebar tangga = 3 m - Tebal Plat = 0,12 m
(tangga dan bordes) - Tinggi tangga = 4,00 m - Tinggi bordes = 2,00 m - Lebar injakan = 28 cm - Tinggi tanjakan = 18 cm
- Jumlah tanjakan = nT = 11,1118200
= ≈ 11 buah
- Jumlah injakan = nI = nT – 1 = 10 buah - Panjang miring tangga = ( )22 280200 + = 344,1cm
Sudut kemiringan = arc tan
2818 = 32,74
• 2t + i = 2(18) + 28 = 64 cm
o
Dengan persyaratan perancangan tangga :
• 60 ≤ (2t + i) ≤ 65
60 ≤ 64 ≤ 65 .......................ok
• 25o < α ≤ 40o
25
o <32,74 ≤ 40o ....................ok
6
Data perencanaan Pelat Bordes dan Plat Tangga :
Mutu beton (fc’) Mutu baja (fy) Berat jenis beton Tebal plat tangga Tebal plat bordes Tebal selimut beton (SNI 03-2847-2002, 9.7.1c)
Diameter tulangan
= 30 Mpa = 400 Mpa = 2400 kg/m2
= 120 mm = 120 mm = 20 mm
= 12 mm
Gambar 4.3 SitePlan Struktur Tangga L1-10
Data perencanaan Pelat Bordes dan Plat Tangga : Tul tangga arah x : Ø 12 – 130 Tul tangga arah y : Ø 10 – 200 Tul bordes arah x: : Ø 12 – 150 Tul bordes arah y : Ø 10 - 200
12
34
56
78
910 Ø10 - 200
DETAIL A
Ø12 - 130
Ø10 - 200
Ø12 - 130
DETAIL C
12
34
56
78
910
Ø10 - 200
Ø10 - 200
Ø10 - 200
Ø12 - 130
Gambar 4.4 Penulangan Tangga L1-10
Perencanaan Lift Tipe Lift : Passenger Merk : Young Jin Kapasitas : 10 orang/1000kg Lebar pintu (openingwidth) : 800 mm Dimensi sangkar (car size) Outside : 1460 x 1405 mm2
Inside : 1400 x 1250 mm2
Dimensi ruang luncur (Hoistway): duplex : 3700 x 1880 mm2 Dimensi ruang mesin (Duplex) :4000 x3600 mm2
Beban reaksi ruang mesin : R1 = 4200 kg (berat mesin penggerak lift + beban kereta + perlengkapan) R2 = 2700 kg (berat bandul pemberat + perlengkapan)
Gambar 4.5 Denah balok penggantung lift
4000
Hosting hook (>3 Ton)
Mac
hine
room
hei
ght
Gambar 4.6 Tampak samping lift
Koefisien Kejut Beban Hidup Oleh Keran Pada halaman 16 PPIUG 1983 menyatakan bahwa keran yang mengalami struktur terdiri dari berat sendiri keran ditambah dengan berat muatan yang diangkatnya. Sebagai beban rencana diambil beban keran tersebut dan dikalikan koefisien yang ditentukan menurut rumus sebagai berikut : ψ = (1 + k1 × k2 × V) ≥ 1,15 = (1 + 0,6 × 1,3 × 1) ≥ 1,15 = 1,78 ≥ 1,15
7
Balok Penggantung LifData-data perancangan penulangan BP Lift :
Balok Penggantung Lift : b = 40mm h = 600 mm
Tebal selimut beton : 40 mm Diameter tulangan utama : D 22 mm Diameter tulangan sengkang : 10 mm Mutu bahan ; fc’ : 30 Mpa fy : 360 Mpa fys : 240 Mpa
t
1β = 0,85 SNI03-2847-2002 pasal 12.2.7.3 d = 600 – 40 – 10 - 11 = 539 mm
4 D22
Ø10-2002 D22
Tumpuan
2 D22
Ø10-1505 D22
Lapangan
600
400
600
400
Gambar Penulangan balok penggantung Lift
V. KONTROL ANALISA STRUKTUR
Adapun kombinasi pembebanan yang disyaratkan dalam SNI03 – 2847–2002 Ps. 11.2 adalah sebagai berikut :
• U = 1,4D • U = 1,2D + 1,6L • U = 1,2D + 1,0L + 1,0E • U = 0,9D + 1,0E
Gambar 5.6.4 Pemodelan struktur ETABS 3D
Kontrol Dual System Menurut SNI 1726 ps 5.2.3, bahwa Sistem
Rangka Pemikul Momen (SRPM) harus memikul minimum 25% dari beban geser nominal total yang bekerja pada struktur bangunan. presentase antara base shears yang dihasilkan oleh SRPM dan shearwall dari masing-masing kombinasi pembebanan gempa. Hal ini dapat dibantu dengan program ETABS v.9.6.
Tabel Nilai prosentase base shear SRPM dan shearwall
SW KOLOM SW KOLOM1,2DL + 1LL + 1Qx 66.93 33.07 74.28 25.721,2DL + 1LL -1Qx 66.93 33.07 74.28 25.721,2DL + 1LL + 1Qy 70.91 29.09 70.34 29.661,2DL + 1LL -1Qy 70.91 29.09 70.34 29.66
0,9 DL + 1Qx 66.96 33.04 74.90 25.100,9 DL - 1Qx 66.96 33.04 74.90 25.100,9 DL + 1Qy 71.14 28.86 70.28 29.720,9 DL - 1Qy 71.14 28.86 70.28 29.72
Kombinasi FX FYPresentase dlm menahan gempa (%)
Kontrol Partisipasi Massa Menurut SNI 1726 ps 7.2.1, bahwa perhitungan
respon dinamik struktur harus sedemikian rupa sehingga partisipasi massa dalam menghasilkan respon total harus sekurang-kurangnya 90%.
Dalam hal ini digunkan bantuan program ETABS v.9.06 untuk mengeluarkan output partisipasi massa seperti pada tabel berikut :
Tabel 5.6.5.1 Hasil dari modal participating mass ratios Mode Period UX UY UZ SumUX SumUY SumUZ
5 0.214 0.000 15.622 0.000 80.058 83.167 0.0006 0.183 2.961 0.000 0.000 83.019 83.167 0.0007 0.149 4.556 0.000 0.000 87.575 83.167 0.0008 0.104 0.000 5.050 0.000 87.575 88.216 0.0009 0.091 2.944 0.000 0.000 90.519 88.216 0.00010 0.087 0.459 0.000 0.000 90.978 88.216 0.00011 0.068 0.000 2.583 0.000 90.978 90.799 0.00012 0.065 1.633 0.000 0.000 92.611 90.799 0.00013 0.057 0.385 0.000 0.000 92.996 90.799 0.00014 0.050 0.000 1.590 0.000 92.996 92.389 0.00015 0.050 1.121 0.000 0.000 94.117 92.389 0.000
Kontrol Kinerja Struktur Gedung Simpangan struktur akibat beban lateral (dalam
hal ini beban gempa dinamik) dapat dilihat menggunakan program ETABS v.9.06, dan ditabelkan sbb :
8
Tabel 5.6.5.4 Simpangan struktur akibat beban gempa dinamik arah X&Y
meter X(mm) Y(mm) X(mm) Y(mm)12 44.00 26.91 6.59 8.07 13.2711 40.00 24.39 6.02 7.33 12.0510 36.00 22.03 5.45 6.68 10.759 32.00 19.43 4.80 5.90 9.458 28.00 16.83 4.23 5.07 8.077 24.00 13.90 3.41 4.25 6.636 20.00 11.22 2.76 3.43 5.255 16.00 8.37 2.03 2.51 3.904 12.00 5.69 1.46 1.73 2.643 8.00 3.25 0.98 1.00 1.562 4.00 1.46 0.41 0.43 0.651 0.00 0.16 0.08 0.04 0.09
LantaiZ
RSP YRSP XARAHARAH
Gambar Simpangan struktur arah sumbu x
Gambar Simpangan struktur arah sumbu y
Kontrol terhadap simpangan arah sumbu x dan sumbu y dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.6.5.5 Kontrol simpangan antar tingkat arah sumbu x
meter mm mm mm mm mm mm12 44.00 26.91 2.52 18.46 Ok 122.44 11.47 80.00 Ok11 40.00 24.39 2.36 18.46 Ok 110.97 10.74 80.00 Ok10 36.00 22.03 2.60 18.46 Ok 100.24 11.83 80.00 Ok9 32.00 19.43 2.60 18.46 Ok 88.41 11.83 80.00 Ok8 28.00 16.83 2.93 18.46 Ok 76.58 13.33 80.00 Ok7 24.00 13.90 2.68 18.46 Ok 63.25 12.19 80.00 Ok6 20.00 11.22 2.85 18.46 Ok 51.05 12.97 80.00 Ok5 16.00 8.37 2.68 18.46 Ok 38.08 12.19 80.00 Ok4 12.00 5.69 2.44 18.46 Ok 25.89 11.10 80.00 Ok3 8.00 3.25 1.79 18.46 Ok 14.79 8.14 80.00 Ok2 4.00 1.46 1.30 18.46 Ok 6.64 5.92 80.00 Ok1 0.00 0.16 0.16 18.46 Ok 0.73 0.73 80.00 Ok
Drift Syarat Drift KetLantai
Z Drift Syarat Drift Ket
s∆ s∆m∆ m∆ m∆s∆
Tabel 5.6.5.6 Kontrol simpangan antar tingkat arah sumbu y
meter mm mm mm mm mm mm12 44.00 13.27 1.22 18.46 Ok 60.38 5.55 80.00 Ok11 40.00 12.05 1.30 18.46 Ok 54.83 5.92 80.00 Ok10 36.00 10.75 1.30 18.46 Ok 48.91 5.92 80.00 Ok9 32.00 9.45 1.38 18.46 Ok 43.00 6.28 80.00 Ok8 28.00 8.07 1.44 18.46 Ok 36.72 6.55 80.00 Ok7 24.00 6.63 1.38 18.46 Ok 30.17 6.28 80.00 Ok6 20.00 5.25 1.35 18.46 Ok 23.89 6.14 80.00 Ok5 16.00 3.90 1.26 18.46 Ok 17.75 5.73 80.00 Ok4 12.00 2.64 1.08 18.46 Ok 12.01 4.91 80.00 Ok3 8.00 1.56 0.91 18.46 Ok 7.10 4.14 80.00 Ok2 4.00 0.65 0.56 18.46 Ok 2.96 2.55 80.00 Ok1 0.00 0.09 0.09 18.46 Ok 0.41 0.41 80.00 Ok
Drift Syarat Drift Ket
ZLantai
Drift Syarat Drift Ket
s∆ s∆m∆ m∆ m∆s∆
VI. HASIL PERENCANAAN STRUKTUR PRIMER 1. Balok
Data perancangan penulangan balok primer memanjang :
Dimensi Balok : b = 400mm h = 600 mm Tebal selimut beton : 40 mm Diameter tulangan utama : D 22 mm Diameter tulangan sengkang : 12 mm Mutu bahan : fc’ : 30 Mpa fy : 360 Mpa fys : 240 Mpa
1β = 0,85 SNI03-2847-2002 pasal 12.2.7.3 d = 600 – 40 – 12 - 11 = 537 mm
8 D22
Ø12-100
4 D22
Tumpuan
2 D22
Ø12-2005 D22
Lapangan
600
400
600
400
2 D12
Gambar 6 Penulangan balok memanjang
9
2D16-1502D16-150
40
300
1.00
1.00
2.50
4.00
1 1
22
Ø12-200
20 D22
Ø12-100
Data perancangan penulangan balok primer melintang : Balok primer : b = 300mm h = 500 mm Tebal selimut beton : 40 mm Diameter tulangan utama : D 22 mm Diameter tulangan sengkang : 12 mm Mutu bahan : fc’ : 30 Mpa fy : 360 Mpa fys : 240 Mpa 1β = 0,85 SNI03-2847-2002 pasal 12.2.7.3 d = 500 – 40 – 12 - 11 = 437 mm
Gambar 6.1 Penulangan balok melintang
2. Kolom
Data Perencanaan Penulangan Kolom Dimensi kolom (K1) = 800 x800 mm2 Dimensi kolom (K2) = 600 x600 mm2
Mutu beton, (fc’) = 30 MPa Mutu baja, (fy) = 360 MPa fys = 240 Mpa Selimut beton (cc
( )22.211240800 −−−
) = 40 mm Tul utama = D22 mm Tul Sengkang = Ø12 mm d =
= 737mm
Gambar Penampang kolom
20D 22
Ø12-100
POT 1-1
20D 22
Ø12-200
POT 2-2
Gambar 6.3 penampang kolom (K1)
14D 22
Ø12-150
Tumpuan
14D 22
Ø12-300
Lapangan
Gambar 6.3 penampang kolom (K2)
3. Perencanaan Dinding Geser Data perencanaan :
Mutu beton (fc’) = 30 Mpa Mutu baja (fy) = 400 Mpa Tinggi dinding geser = 44,00 m Tebal dinding geser = 30 cm Tebal selimut beton = 40 mm Menurut SNI03-2847-2002 pasal 16.3.4, untuk dinding dengan ketebalan > 250 mm, tulangan dipasang 2 lapis.
Gambar pemodelan Shearwall tunggal
Tulangan horizontal = 2Ø16 – 200 mm (As=2680,8 mm2) Tulangan vertikal = 2 D16 – 150 mm (As= 2380,82 mm2
6D22
Ø12-80
3 D22
Tumpuan
2 D22
Ø12-200
4 D22
Lapangan
500
300
500
300
2 D12 2 D12
)
Gambar penulangan shearwall
10
4. Basement
Dinding Basement
Data Perencanaan Dinding Basement
Mutu beton (fc’) = 30 Mpa Mutu baja (fy) = 400 Mpa Tinggi dinding basement = 2,90 m Tebal dinding geser = 20 cm Tebal selimut beton = 40 mm
Penulangan Dinding Basement (dipasang satu lapis) : Tulangan vertikal = 2Ø16 – 200 mm
Plat Lantai Basement
Tulangan horisontal = D16 - 250 mm
Data Perencanaan Dinding Basement
Mutu beton (fc’) = 30 Mpa Mutu baja (fy) = 400 Mpa Lx = 6.00 m Ly = 7.75 m Tebal lantai basement = 20 cm Tebal selimut beton = 40 mm
Penulangan Plat Lantai Basement Tulangan arah x = D16 – 200 mm
1. Pondasi Tiang Pancang
Tulangan arah y = D16 - 300 mm
VII. HASIL PERENCANAAN PONDASI
Data-data dalam perencanaan pondasi tiang pancang adalah :
Kedalaman tiang pancang = 14 m Diameter tiang pancang = 50 cm Keliling tiang pancang (Ktp = π × 50 cm = 157 cm Luas tiang pancang (A
) = π × d
tp) = ¼ × π × d2
= ¼ × π × 502
= 1963 cm2
Tebal selimut beton = 50 mm Mutu beton (fc’) = 30 MPa Mutu baja (fy) = 360 MPa Pijin 1 Tiang pancang = 145,53 ton Dimensi poer (pile cap) : - PC1 = 2,9 x 4,2 x 0,8 m3 - PC2 = 2,9 x 2,9 x 0,8 m3 - PC3 = 2,9 x 5,5 x 0,8 m3 - PC4 = 4,2 x 8 x 0,8 m3 - PC5 = 4,2 x 8 x 0,8 m
Penulangan poer (pilecap)
3
(mm) (mm) (mm)TIPE 1 2900 22 D 22 8358.68 100TIPE 2 2900 22 D 22 8358.68 100TIPE 3 2900 25 D 22 9498.5 100TIPE 4 4200 40 D 22 15197.6 100TIPE 5 4200 44 D 22 16717.36 90
bTulangan arah X
Tul pasang As pasang SpasangTIPE
(mm) (mm) (mm)TIPE 1 4200 31 D 22 11778.14 120TIPE 2 2900 21 D 22 7978.74 120TIPE 3 5500 40 D 22 15197.6 120TIPE 4 8000 61 D 22 23176.34 120TIPE 5 8000 65 D 22 24696.1 120
Tul pasang As pasang SpasangbTulangan arah y
TIPE
PENULANGAN POER (PC1)
POTONGAN D'-D'
11
POTONGAN C'-C'
2. Sloof Data-data perencanaan pada Sloof:
Dimensi balok b : 300 mm h : 500 mm L (bentang antar kolom) : 7750 mm
fc’ : 30 MPa fy : 360 MPa fys : 240 MPa decking : 40 mm Direncanakan D tul lentur : 22 mm Direncanakan ∅ sengkang : 10 mm
d = h – decking - Øtul sengkang - ½ Dtul lentur
2 D122 D12
2Ø12 - 200
300 X 500
2Ø12 - 100
4 D22
POTONGAN
DIMENSI
SENGKANG
500
300
500
300
TUL. TENGAH
TUL LENTUR
300 X 500
LAPANGANTUMPUANPOSISI BALOK
4 D22
SLOOF
= 500 – 50 – 10 – (½. 22) = 429 mm
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan keseluruhan hasil analisa yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam perencanaan struktur yang terletak pada daerah yang memiliki intensitas gempa sedang perlu dipertimbangkan adanya gaya lateral yang bekerja terhadap struktur. Karena beban gempa ini sangat mempengaruhi dalam perencananaan struktur. Beban ini merupakan salah satu faktor dari kegagalan suatu struktur.
2. Didalam suatu perencanaaan mengacu pada peraturan yang ada sesuai dengan tempat berlakunya peraturan tersebut. Dalam hal ini peraturan yang digunakan adalah SNI 03–2847–2002 mengenai peraturan umum pada perencanaan struktur dan SNI 03–1726– 2002 mengenai tata cara ketahanan gempa untuk bangunan gedung. Kedua peraturan tersebut merupakan peraturan baru di Indonesia. Kedua peraturan tersebut berturut – turut mengambil ketentuan dan persyaratan dari UBC 1997 untuk pedoman ketahanan gempa dan ACI 318
12
tahun 1999 da318 – 1002 untuk mendisain dari elemen struktur dengan beberapa modifikasi.
3. SistemGanda ini ada 2 hal yang mendasar yaitu : • Rangka ruang memikul seluruh beban gravitasi dan
minimal memikul 25% beban lateral • Kedua sistem harus direncanakan untuk
memikul bersama-sama seluruh beban lateral dengan memperhatikan interaksi antara sistem rangka pemikul momen dengan dinding geser.
4. Dari hasil analisa struktur dan perhitungan penulangan elemen struktur didapatkan data – data perencanaan sebagai berikut : a. Struktur atas dengan menggunakan beton bertulang
Dengan dimensi sebagai berikut:
• Mutu Beton : 30 MPa • Mutu Baja : 360 Mpa • Tebal Pelat Lantai : 12 cm • Tebal Pelat Atap : 12 cm • Jumlah Lantai : 11 Lantai + Besmen (-3,5 m). • Ketinggian Tiap Lantai : 4.00 meter • Tinggi Total Gedung : 44.00 m • Luas Total Bangunan : 5504,75 m• Dimensi Kolom (K1) : 80 x 80 cm
2
• Dimensi Kolom (K2) : 60 x 60 cm • Dimensi Balok Melintang : 30 × 50 cm • Dimensi Balok Memanjang : 40 × 60 cm • Dimensi Balok Anak : 25 × 40 cm • Tebal Dinding geser : 30 cm • Wilayah Gempa : Zona 4
b. Struktur bawah direncanakan dengan tiang pancang diameter 50 cm Dengan dimensi pilecape sebagai berikut :
P (m) L (m) t (m)PC 1 4.20 2.90 0.80PC 2 2.90 2.90 0.80PC 3 5.50 2.90 0.80PC 4 8.00 4.20 0.80PC 5 8.00 4.20 0.80
Dimensi PoerTipe poer
Sedangkan untuk dimensi sloof 30/50 cm
XI. SARAN
Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk menghasilkan perencanaan struktur dengan mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan estetika, sehingga diharapkan perencanaan dapat dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomis dan tepat waktu dalam pelaksanaannya.
IX. DAFTAR PUSTAKA
- Panitia Pembaharuan Peraturan Beton Bertulang Indonesia. 1971. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 N.I – 2. Bandung: Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
- Anonymous. 2008.Shear Wall. http://www.HAKI.com..
- Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. 2002. SNI-03-1726-2002 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung. Badan Standardisasi Nasional
- Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. 2002. SNI-03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Badan Standardisasi Nasional
- Wang, C. K. dan Charles G Salmon. 1985. Desain Beton Bertulang Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
- Wang, C. K. dan Charles G Salmon. 1985. Desain Beton Bertulang Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
- Purwono, Rachmat. 2005. Perencanaan Struktur beton Bertulang Tahan Gempa. Surabaya : itspress.
- Purwono, Rachmat, dkk. 2007. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SNI-03-2847-2002 Dilengkapi Penjelasan (S-2002). Surabaya : itspress.
13
LAMPIRAN
Gambar potongan melintang
Gambar potongan memanjang