makalah teokom
DESCRIPTION
goodTRANSCRIPT
PENYALAHGUNAAN PERAN KOMUNIKASI POLITIK DAN
KOMUNIKASI MASSA DALAM KAMPANYE PEMILIHAN
UMUM DI INDONESIA
Mata Kuliah :
TEORI KOMUNIKASI
Disusun Oleh :
Dewintasari Safitri
170410130071
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
JATINANGOR, DESEMBER 2014
BAB I
1.1 LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari individu yang disebut
komunikator ke individu lain yang disebut komunikan dengan menggunakan lambang-
lambang yang berarti, baik lisan maupun tulisan yang bertujuan untuk mengubah tingkah
laku individu lain secara aktual. Komunikasi pun terdapat diberbagai bidang, terutama
dalam bidang politik yang pasti berkaitan dengan massa. Komunikasi politik merupakan
proses penyampaian pesan politik yang berjalan satu arah dari komunikator kepada
komunikannya tersebut, komunikasi ini dapat disebut juga sebagai kegiatan politik.
Secara sederhana, Chaffe menyimpulkan bahwa komunikasi politik adalah peranan
komunikasi dalam proses politik. Terdapat 5 Terminologi Komunikasi Politik antara lain
opini publik, media massa, kampanye politik, quick count dan exit poll, juga komunikasi
global. Sedangkan, Komunikasi Massa adalah suatu proses melalui mana para
komunikator menggunakan media untuk menyebarluaskan pesan-pesan secara luas dan
terus-menerus menciptakan makna-makna serta diharapkan dapat mempengaruh khalayak
yang besar dan beragam dengan melalui berbagai cara.
Dalam komunikasi politik dan komunikasi massa tentu terdapat khalayak dan
efek yang ditimbulkan masing-masing teori tersebut. Khususnya dalam pemilihan umum,
dimana suatu kegiatan politik yaitu kampanye yang didalamnya terdapat komunikasi
politik menimbulkan efek pada saat masyarakat sebagai orang yang menerima pesan
politik melalui kampanye, lalu masyarakat pun dapat menjatuhkan pilihan publiknya.
Dalam kampanye politik ini pasti dilakukan suatu sosialisasi politik yang merupakan
bagian dari komunikasi politik. Sosialisasi politik ialah keadaan dimana seorang tim
sukses ataupun partai yang menjadi komunikator menyampaikan pesannya dengan tujuan
agar mendapat dukungan dari masyarakat sekitarnya. Seperti, pemberian kaos partai
sebagai pendekatan sosialisasi yang dilakukan agar warga yang mendapat kaos tersebut
dapat mensosialisasikan partai tersebut, dan menjadi simbol saling dukung. Tetapi,
terdapat juga kegiatan politik dalam kampanye yang bersifat negatif contohnya adanya
money politik untuk mendongkrak suara dalam pemilihan umum dan kampanye negatif
lainnya.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi perumusan
masalah adalah:
- Apa yang dimaksud Komunikasi Politik?
- Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Massa?
- Apa kaitan komunikasi politik dan komunikasi massa dalam Pemilihan Umum?
- Jelaskan peran komunikasi dalam kampanye pemilihan umum di indonesia!
- Jelaskan peran komunikasi massa dalam kampanye pemilihan umum di indonesia!
- Permasalahan kampanye negatif dalam praktik komunikasi politik dan massa
dalam pemilihan umum di indonesia
- Solusi untuk permasalahan yang diakibatkan oleh kampanye negatif yang terjadi
di Indonesia
BAB II
2.1 PEMBAHASAN
A. Komunikasi Politik
Komunikasi dan politik merupakan dua bidang studi dan apabila keduanya
disatukan menjadi istilah ‘komunikasi politik’ memiliki arti dan makna yang berbeda.
Komunikasi politik merupakan sebuah teori dalam ilmu komunikasi yang didalamnya
terdapat kajian konsep-konsep yang bersifat politik. Komunikasi politik ini dapat
disebut juga sebagai kegiatan politik yang merupakan seluruh proses transmisi,
pertukaran, dan pencarian informasi (termasuk fakta, opini, keyakinan, dan lainnya)
yang dilakukan oleh para partisipan dalam kerangka kegiatan-kegiatan politik yang
terlembaga. Secara operasional, komunikasi politik juga dapat dinyatakan sebagai
proses penyampaian pesan-pesan politik dari komunikator kepada komunikan melalui
media tertentu hingga memberikan efek. Komunikasi politik ini mempunyai 5
komponen, antara lain:
1. Komunikator yaitu partisipan yang mmenyampaikan pesan-pesan politik seperti
partai politik, presiden, parlemen, kelompok kepentingan, warganegara, presiden,
menteri, pengamat politik, dan lain-lain.
Terdapat dua bentuk komunikator dalam komunikasi politik, yaitu komunikator
individual dan kolektif.
INDIVIDUAL KOLEKTIF
Pejabat/ birokrat Pemerintah/ birokrasi
Politisi Partai politik
Pemimpin opini Organisasi Kemasyarakatan
Jurnalis Media massa
Aktivis Kelompok penekan
Lobbyist Kelompok elite
Pemimpin Badan/ perusahaan komunikasi
Komunikator profesional
2. Pesan Politik yaitu Pesan politik adalah isu-isu yang disampaikan komunikator
kepada komunikan seperti informasi, fakta, opini dan keyakinan politik.
3. Media yaitu alat yang digunakan melalui apa pernyataan itu disalurkan atau
disampaikan contohnya surat kabar, orasi, konperensi pers, televisi, internet,
demonstrasi, polling, radio, dan media masa lainnya.
4. Komunikan yaitu sebagai orang yang berposisi mendapatkan pesan politik
tersebut atau pihak yang dalam proses komunikasi merupakan sasaran kemana
pernyataan-pernyataan umum itu ditentukan.
5. Efek yaitu hasil yang berupa tanggapan dari Komunikan atas informasi politik
yang diberikan oleh komunikator
B. Komunikasi Massa
Istilah ‘Komunikasi Massa’ muncul pertama kali pada tahun 1930-an yang
pada tahun 1960 dikemukakan definisinya oleh Janowitz yaitu komunikasi massa
terdiri atas lembaga dan teknik dimana kelompok-kelompok terlatih menggunakan
teknologi untuk menyebarluaskan simbol-simbol kepada audien yang tersebar luas
dan bersifat heterogen. Studi dalam komunikasi massa ini secara umum membahas
dua hal pokok, yaitu peran media massa terhadap masyarakat luas beserta institusi-
institusinya dan sebagai studi yang melihat hubungan antara media dengan audiennya.
Dalam teori komunikasi massa menjelaskan mengenai fenomena media massa sebagai
suatu proses, yaitu bagaimana proses berjalannya pesan, efek pesan kepada penerima
pesan yaitu masyarakat dan umpan-balik yang akan diberikan.
Berikut empat tanda pokok atau ciri-ciri dari komunikasi massa menurut Noelle-
Neumann (1973), antara lain:
● bersifat tidak langsung, artinya harus melewati media teknis. Contoh media teknis
ialah radio, surat kabar dan televisi.
● bersifat satu arah artinya tidak ada interaksi antara para peserta komunikasi
sehingga terjadi pengendalian arus informasi oleh pihak pengirim pesan/komunikator.
● bersifat terbuka, artinya ditunjukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim
● mempunyai publik yang secara geografis tersebar
Dalam Komunikasi Massa dikenal dua teori yaitu Teori Lasswell dan Teori S-
R ( stimulus-respons ) atau disebut juga teori jarum hipodermik. Berikut penjelasan
mengenai kedua teori tersebut:
- Teori Lasswell yang mengemukakan tentang model komunikasi yang berupa
ungkapan verbal untuk menjawab pertanyaan “apa itu komunikasi?” yaitu who,
says what, in which channel, to whom, and with what effect.
- Teori S-R/ Jarum Hipodermik ialah teori yang meyakini bahwa kegiatan
mengirimkan pesan sama halnya dengan tindakan menyuntikan obat yang bisa
masuk ke dalam jiwa penerima pesan, sebagaimana peluru yang ditembakan dan
langsung masuk ke dalam tubuh oleh karena itu, teori ini juga terkadang disebut
teori peluru ajaib ( magic bullet theory ).
C. Kaitan Komunikasi Politik dan Komunikasi Massa dalam Pemilihan Umum
Dalam Pemilihan umum terdapat calon-calon kandidat yang akan mengisi jabatan
politiknya beserta partai dibelakangnya dan masyarakat pun terlibat aktif dalam pemilihan
umum dan ketiganya mempunyai peranan masing-masing dalam komponen komunikasi
khususnya komunikasi politik dan massa. Berikut adalah peran masing-masing dalam
komponen komunikasi politik dan komunikasi massa:
Calon kandidat ataupun tim sukses dan partai politik berperan sebagai komunikator
yang menyampaikan pesan politik kepada komunikannya.
Pesan politik tersebut dapat berupa seperti menyampaikan visi-misinya yang
berbeda-beda dengan tujuan agar mendapat dukungan dari para pemilih.
Radio, koran/ surat kabar, televisi dan media sosial lainnya berperan sebagai media
teknis yang menjadi perantara berjalannya proses komunikasi massa yang bersifat
satu arah, yang bertujuan untuk menyampaikan/ menunjukan pesan politik kepada
publik yang sifatnya tidak terbatas dan anonim.
Masyarakat berperan sebagai komunikan, yaitu sebagai orang yang menerima pesan
politik tersebut dan masyarakat sebagai objek yang menjatuhkan pilihan publiknya
(public choicenya) dalam pemilihan umum tersebut, partisipasi rakyat sangat penting
dan dibutuhkan dalam rangka ‘mengimplementasikan budaya demokrasi’ karena itu
rakyat disebut juga sebagai pemilih.
Partisipasi rakyat dengan pilihan publiknya dapat disebut menjadi wujud nyata dari
efek (effect) yang ditimbulkan dari proses komunikasi politik dan komunikasi massa.
Kaitan komunikasi politik dan komunikasi massa dalam pemilihan umum
dapat digambarkan seperti berikut:
D. Peran Komunikasi Politik dalam Kampanye Pemilihan Umum di Indonesia.
Komunikasi politik berperan sebagai media untuk menyalurkan pendapat atau
kepentingan politik. Selain itu, komunikasi politik juga sangat berperan dalam keputusan
politik yang biasa di gunakan lebih kepada tehnik penyampaian contohnya dalam kampanye
pemilihan umum. Sebelum kita membahas mengenai kampanye pemilihan umum, akan
dibahas mengenai sosialisasi yang diadakan dengan tujuan agar terciptanya partisipasi politik
dari masyarakat.
Partisipasi dalam praktik komunikasi politik diperoleh dari adanya sosialisasi
terdapat 3 sosialisasi yang akan menimbulkan partisipasi seseorang baik dalam komunikasi
interpersonal, organisasi dan massa. Berikut penjelasan mengenai ketiga komunikasi tersebut:
Sosialisasi isi komunikasi interpersonal terdiri dari dua saluran utama yaitu
keluarga dan lingkungan sebayanya. Keluarga dianggap sebagai sumber
terpenting dalam belajar politik, hal ini ditunjang oleh temuan tentang
banyaknya kesamaan diantara orientasi politik orangtua dan anaknya.
Keluarga juga dapat memiliki peran sebagai komunikator politik sebagai
contoh anak-anak memperoleh kesadaran identitas nasional, suatu ikatan
emosional kepada bangsanya itu disosialisasikan oleh orangtuanya.
Sedangkan, dalam lingkungan/ kelompok sebaya tentu mempengaruhi
kehidupan belajar berpolitik seseorang. Contohnya, mereka memberikan
bimbingan melalui keanggotaan dalam asosiasi sukarela, perhimpunan
kewarganegaraan, dengan rekan kerja di perusahaan, serikat buruh atau tempat
kerja yang lain yang menjadikan seseorang pun menyesuaikan kepercayaan,
nilai dan pengharapan politiknya dengan kawan sebaya untuk memelihara
persahabatan yang ditunjukan dengan kawan sebaya.
Sosialisasi isi komunikasi organisasi, organisasi disini contoh kecilnya ialah
sekolah. Sekolah sebagai komunikator politik sangat mempengaruhi proses
belajar politik sejak dini, dengan adanya pengalaman dan kurikulum yang
relevan dengan politik. Setelah menyelesaikan pendidikan sekolahnya,
seseorang dapat menjadi anggota berbagai organisasi, lembaga keagamaan,
partai politik, kelompok kewarganegaraan, kelompok kerja dan golongan yang
berpengaruh. Itu semua pun dapat mempengaruhi proses pembelajaran politik
pada masa dewasa.
Sosialisasi isi komunikasi massa mempunyai karakteristik yang didalamnya
terdapat kegiatan media massa dalam melakukan beberapa hal yang membantu
menyusun agenda pokok masalah untuk perdebatan publik, menetapkan
konteks untuk penilaian masyarakat tentang kejadian, mengubah kejadian
menjadi peristiwa, mempengaruhi pengharapan rakyat tentang bagaimana
akhirnya peristiwa itu dan dengan berbagai cara melukiskan citra tentang
pemimpin politik.
Melalui sosialisasi, orang mengembangkan nilai, pengharapan bahkan
kepercayaannya yang relevan dengan politik. Dalam komunikasi politik, komunikator
sebagai partisipan politik. Artinya, partisipan ini melakukan kegiatan bersama dan
bersama-sama dengan para pemimpin politik yang merupakan komunikator politik
juga. Menurut James Rosenau, terdapat dua perangkat utama warna negara yang
merupakan khalayak dari partisipan dalam komunikasi politik, antar lain:
- Para pengamat politik yaitu orang-orang yang sangat memperhatikan politik yang
setiap diadakannya pemilihan umum, mereka selalu mengamatinya di setiap
periode.
- Orang-orang yang dimobilisasi oleh para pemimpin politik untuk mendukung atau
menentukan kebijakan dan tujuan yang diusulkan.
Sosialisasi merupakan wujud dari suatu kampanye yang bersifat positif, karena
ada juga kampanye yang bersifat negatif dikenal dengan nama black campaign yaitu
kegiatan-kegiatan yang dikenal sebagai kampanye negatif dalam rangka menjatuhkan
lawan politik. Dengan adanya sosialisasi tersebut, pada akhirnya tergabungnya para
partisipan politik atau disebut juga para peserta kampanye yang akan membantu para
calon kandidat berusaha menyakinkan masyarakat sebagai pemberi suara bahwa
kelompok/partainya merupakan kelompok terbaik dibanding dengan kelompok-
kelompok lain sehingga layak untuk dipilih dan memenangkan Pemilu.
E. Peran komunikasi massa dalam Kampanye Pemilihan Umum di Indonesia
Komunikasi massa ini menjalankan peran media massa terhadap masyarakat
luas beserta institusi-institusinya yang akan menimbulkan efek tertentu bagi
masyarakat luas yang menerima pesan dari suatu media massa tersebut. Seperti yang
kita ketahui bersama, peran yang dimiliki media massa sangat berpengaruh dalam
proses pemilu baik pemilu legislatif maupun presiden. Contohnya dalam pemilu
presiden, peran yang dijalankan komunikasi massa tersebut yaitu melalui media,
publik mendapatkan informasi utuh mengenai bakal calon pemimpinnya. Informasi
dan publikasi media dalam memberitakan kualitas dan rekam jejak calon presiden
menjadi salah satu faktor penentu yang dapat merobah dan membentuk opini serta
menjadi masukan bagi pemilih dalam menentukan pilihannya.
Media massa memberikan kontribusi terhadap munculnyya spiral kebisuan
karena media memiliki kemampuan untuk menentukan dan menyebarluaskan
pandangan-pandangan yang dinilai lebih dapat diterima oleh publik secara umum.
Untuk mereka yang memiliki pandangan berbeda/ bertentangan dengan pandangan
khalayak akan lebih sulit untuk mendapatkan tempat di media massa dikarenakan
pandangan minoritas cenderung dijadikan kambing hitam oleh media massa.
Mc. Quail mengemukakan bahwa secara umum media massa memiliki
berbagai fungsi bagi khalayaknya, antara lain:
- sebagai pemberi informasi;
- pemberian komentar atau interpretasi yang membantu pemahaman makna
informasi;
- pembentukan kesepakatan;
- korelasi bagian-bagian masyarakat dalam pemberian respon terhadap lingkungan;
- transmisi warisan budaya;
- ekspresi nilai-nilai dan simbol budaya yang diperlukan untuk melestarikan
identitas dan kesinambungan masyarakat
Pengaruh teknologi media pada masyarakat pun menjadi gagasan utama yang
dapat dibagi menjadi 3 asumsi yang dapat dijadikan landasan teori komunikasi massa,
antara lain:
- media mempengaruhi setiap perbuatan atau tindakan dalam masyarakat.
- Media memperbaiki persepso kita dan mengelola pengalaman kita.
- Media mengikat dunia bersama-sama.
Dalam kampanye pemilu, media massa dipandang sebagai satu alat kampanye
yang sangat ampuh digunakan untuk mempublikasikan kelebihan bakal calon atau
partai politik tertentu karena media massa merupakan sarana penyampaian pesan
secara langsung kepada masyarakat luas. Menurut Soehadi, media massa adalah
perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalam hubungannya satu sama
lain. keefektifan media massa dalam menyampaikan pesan politik telah
menjadikannya sebagai ajang pertempuran politik. Sekarang ini adalah abad atau
masa informasi yang membuat siapapun yang memiliki akses kepada media massa
memiliki kemampuan untuk membuat opini publik sesuai dengan apa yang
diinginkannya.
F. Permasalahan dalam praktik komunikasi politik dan massa dalam pemilihan umum di
indonesia.
Dalam sebuah teori tentu akan terjadi perbedaan pada pengimplementasiannya
khususnya dalam teori komunikasi politik dan massa yang terdapat permasalahan
dalam praktiknya. Permasalahan tersebut antara lain seperti kampanye hitam, money
politic yang akan mempengaruhi partisipasi masyarakat sebagai komunikan yang
mempunyai hak pilih dalam wujud budaya demokrasi.
Kampanye hitam merupakan kegiatan-kegiatan yang dikenal sebagai negative
campaign dalam rangka menjatuhkan lawan politik, dalam UU Pemilu disebutkan
bahwa yang termasuk kampanye hitam selalu berkaitan dengan pelanggaran kode etik
penyelenggara pemilu, pelanggaran administrasi pemilu, sengketa pemilu, dan tindak
pidana pemilu. Praktik Black Campaign di Indonesia ini dilakukan melalui
pembagian atau penyebaran informasi melalui media cetak seperti pamflet, fotokopian
artikel, dan lain-lain, yang didalamnya berisikan mengenai informasi-informasi
negatif pihak lawan, kepada masyarakat luas. Penyebaran itu dilakukan oleh tim
sukses maupun simpatisan dari si bakal calon legislatif maupun eksekutif. Selain
dengan cara seperti itu, black campaign dilakukan dengan menggunakan media yang
lebih canggih, seperti misalnya menggunakan media sosial. Namun demikian, media
cetak pun masih tetap digunakan untuk mediablack campaign ini, sementara aturan
belum memadai, karena pemikiran penegak hukumnya belum sampai ke
permasalahan seperti ini. selain itu, media pers di Indonesia yang sudah memihak
secara terang-terangan, fenomen ini terjadi di tahun 2014 yaitu tahun dimana politik
indonesia sangat bergejolak diantara dua calon kandidat.
Money politic yang dilakukan dengan cara membagikan bantuan langsung
tunai (BLT), dana sosial, atau door prize ketika kampanye berlangsung. Mereka
menjadikan BLT yang berasal dari anggaran negara untuk mencari simpatisan atau
pendukung ketika kampanye. Money politic ini masih sering dilakukan oleh para
bakal calon untuk merebut perhatian dan simpati masyarakat. Untuk pejabat yang
ingin kembali memperoleh posisi jabatannya di periode selanjutnya.
Dalam komunikasi politik dan massa pun terdapat komponen-komponen
penting yang saling mempengaruhi. Bila kita lihat cara kerja komponen-komponen
tersebut dan dikaitkan dengan suatu kampanye negatif akan seperti ini:
Seorang komunikator politik yang menyebarluaskan pesan yang mempunyai unsur
kampanye hitamnya dengan tujuan menjatuhkan lawan politiknya disampaikan
kepada masyarakat sebagai komunikannya. Lalu, peran media massa dalam
komunikasi massa pun bermain, komunikator pun menyebar-luaskan kembali pesan
negatif tersebut kepada khalayak luas melalui media massa. Pada akhirnya, terdapat
efek atau pengaruh sikap ataupun perilaku dari masyarakat sebagai orang yang
mempunyai hak pilih untuk menentukan pilihan publiknya. Pengaruh sikap ataupun
perilaku tersebut dapat dilihat dalam wujud partisipasi masyarakat dalam pemilihan
umum tersebut. Disini terlihat peran komunikasi politik dan massa disalahgunakan
dengan adanya kampanye negatif.
Pengaruhnya, masyarakat bisa saja terpengaruh secara langsung dengan
menjatuhkan pilihannya kepada salah-satu calon kandidat yang melakukan kampanye
hitam tersebut. Tetapi, tidak semua masyarakat dapat menerima dan mempercayai
suatu kampanye negatif seperti itu. Yang lebih parah dan ditakutkan lagi, apabila
kepercayaan masyarakat mulai hilang akan merusak budaya demokrasi di Indonesia.
Masyarakat akan bersikap apatis dan karena hilangnya kepercayaan masyarakat
terhadap para kandidat yang mencalonkan diri dapat menyebabkan meningkatnya
angka golput atau orang yang tidak mau melakukan hak pilihnya dalam pemilihan
umum dalam arti lain masyarakat tidak ingin ikut berpartisipasi lagi dalam pemilihan
umum karena ada penyalanggunaan peran komunikasi politik dan massa.
G. Solusi untuk permasalahan yang diakibatkan oleh kampanye negatif yang terjadi di
Indonesia
Terdapat solusi-solusi yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya
penyalahgunaan peran komunikasi politik dan massa serta untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat agar tetap ikut berpartisipasi dalam pemilihan umum, yaitu
dengan cara:
- Harus adanya sosialisasi mengenai peran komunikasi dalam media massa yang baik,
agar tidak terjadi penyimpangan berupa penyalahgunaan media massa sebagai alat
kampanye negatif.
- Harus ada sosialisasi terhadap masyarakat untuk sadar demokrasi agar mengerti hak
dan kewajibannya sebagai warga Negara, tujuannya agar masyarakat ikut
berpartisipasi khususnya dalam pemilihan umum.
- Adanya agen mediasi yang mampu mempertemukan antara dewan perwakilan dan
masyarakat secara langsung agar masyarakat dapat menyampaikan aspirasinya,
tujuannya agar mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah baik
eksekutif ataupun legislatif.
- Adanya pendidikan demokrasi sebagai dasar pendidikan disamping agama,
memberikan perlindungan dan sikap terbuka terhadap masyarakat agar masyarakat
mengerti tata Negara dan dapat menggunakan hak konstitusionalnya.
- Memberi perlindungan dan sikap terbuka untuk rakyat. Dengan tujuan agar
terciptanya interaksi yang merupakan wujud komunikasi yang baik antara rakyat
dengan pemerintah.
- Adanya sosialisasi dan pembekalan mengenai peran dari komunikasi politik dan
komunikasi massa khususnya peran media massa sebagai media yang memberikan
informasi.
- Menegakan dasar hukum dan sanksi untuk media pers yang berpihak kesalah-satu
calon kandidat apalagi menjatuhkan salah-satu dari lawan politik.
Sosialisasi mengenai kegiatan pemilu kepada masyarakat yang awam, terlebih
mengenai adanya tindakan-tindakan yang termasuk dalam kegiatan pelanggaran
pemilu yang dilarang oleh peraturan pemilu. Dengan demikian, maka masyarakat
akan lebih berhati-hati untuk bertindak dan menjatuhkan pilihannya.
- Harus disosialisasikannya segala sesuatu yang berhubungan dengan ‘kampanye’
khususnya dasar hukum yang mengatur tentang kampanye yaitu UU No. 8 Tahun
2012 dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kampanye yaitu kegiatan-
kegiatan penyampaian visi, misi, dan program pada waktu tahapan kampanye Pemilu.
Dalam Undang-undang ini, selain waktu, diatur juga soal materi kampanye, metode
kampanye, larangan dalam kampanye dan sanksi atas pelanggaran kampanye, yang
semua itu nantinya akan diatur secara lebih teknis dalam peraturan-peraturan KPU.
2.2 KESIMPULAN
Penyalahgunaan peran komunikasi politik dan komunikasi massa dapat terlihat
praktiknya dalam kampanye pemilihan umum khususnya di indonesia. Fenomena seperti
kampanye negatif dan money politic sudah sering dijumpai ketika pergantian setiap
periode atau akan berlangsungnya pemilihan umum baik legislatif maupun eksekutif.
Dalam komunikasi politik dan komunikasi massa tentu terdapat efek yang ditimbulkan
masing-masing teori tersebut. Khususnya dalam pemilihan umum, dimana suatu kegiatan
politik yaitu kampanye yang didalamnya terdapat komunikasi politik menimbulkan efek
pada saat masyarakat sebagai orang yang menerima pesan politik melalui kampanye,
pesan politik ini dapat melalui media massa juga seperti televisi, media sosial, radio dan
media massa lainnya. Dengan adanya pesan politik itu, masyarakat pun dapat
menjatuhkan pilihan publiknya.
Kampanye atau kegiatan berbentuk kampanye melalui media dan pemasangan atribut
ini telah terlalu banyak memenuhi ruang-ruang dan kehidupan kita. Intensitas kegiatan
berbentuk kampanye semakin meningkat masa liburan dan hari besar keagamaan.
Kampanye merupakan salah satu bentuk komunikasi politik yang dilakukan oleh para
calon atau elit politik. Fagen (1966), mengartikan komunikasi politik sebagai segala
komunikasi yang terjadi dalam suatu sistem politik dan antara sistem tersebut dengan
lingkungannya. Menurut Dahlan (1999) komunikasi adalah unsur yang esensial dalam
demokrasi. Batasan demokrasi banyak ditentukan oleh komunikasi. komunikasi
menentukan watak dan mutu demokrasi pada suatu masyarakat. Bachtiar Aly (2010),
menyebut komunikasi politik sebagai proses penyampaian pesan politik dari elit politik
kepada masyarakat secara timbal balik agar pesan-pesan politik yang disampaikan
memperoleh respons yang diharapkan seperti terjadinya proses pengambilan keputusan
politik secara demokratis, transparan dan tanggung gugat (akuntabiIitas). Jauh-jauh hari
sudah banyak Parpol atau calon tertentu yang sudah berkampanye secara terselubung.
Mereka mulai merebut simpati massa melalui pendekatan-pendekatan persuasif.
Semuanya mendadak menjadi baik hati, lebih perhatian dan lebih peduli terhadap
masyarakat. Menjelang pemilu adalah masa dimana Parpol atau calon melakukan
pendekatan kepada massa untuk menarik dukungan dan simpati. Kampanye dan pemilu
pada dasarnya dianggap sebagai suatu ajang berlangsungnya proses komunikasi politik
tertentu yang sangat tinggi intensitasnya. Ini dikarenakan dalam proses interaksi politik
berlangsung dalam tempo yang singkat.
DAFTAR PUSTAKA
a. Saputri, Mayang. Definisi Komunikasi Politik. Diambil dari:
http://www.academia.edu/6671813/Definisi_Komunikasi_Politik.
Diakses pada tanggal 17 November 2014, 16:39
b. Surjaman, Tjun (penterjemah). 2010. Komunikasi Politik. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
c. Morissan, M.A., Dr. Andy Corry Wardhani, M.Si dan Dr. Farid Hamid, M.Si. 2010.
Teori Komunikasi Massa. Bogor: PT. Ghalia Indonesia.
d. Masry, Dedy. Revolusi Media Televisi dan Kampanye Pemilihan Umum 2014 di
Indonesia. Diambil dari:
http://www.academia.edu/6332224/Revolusi_Media_Televisi_dan_Kampanye_Pemili
han_Umum_2014_di_Indonesia
Diakses pada tanggal 1 desember 2014, 15:13