makalah tenis meja
DESCRIPTION
petunjuk dasar tentang permainan tenis meja beserta metode bermainyaTRANSCRIPT
TUGAS
MAKALAH TENIS MEJA
Nama :Febrianto Ari k
Kls : B
No : 08
Npm :2101000510084
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN EKSAKTA DAN REKREASI
IKIP BUDI UTOMO MALANG
2010
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan alhamdulilah atas rahmat dan hidayahnya yang di berikan Allah SWT
pada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Tenis Meja. Sebagai usaha
untuk memingkatkan mutu dan kualitas lulusan fakultas ilmu pendidikan maka disusun
makalah ini.
Dengan demikian penyuisun berharap dengan di susun makalah ini kualitas pendidik semakin
meningkat, akan tetapi penyusun memerlukan masukan atau saran dan kritik dari pembaca,
atas dukungannya baik berupa material atau pun moril penyusun mengucapkan banyak
terimakasih.
Penyusun,
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pentingnya olahraga dirasakan oleh manusia dalam aktivitasnya sehari-hari sehingga
semua laporan masyarakat ikut serta didalamnya. Olahraga banyak macamnya salah satu
diantaranya olahraga bidang tenis meja. Tenis meja merupakah salah satu cabang olahraga
yang banyak penggemarnya, tidak terbatas pada tingkat usia remaja, tetapi juga anak-anak
dan orang tua, pria atau wanita cukup besar peminatnya. Hal ini disebabkan karena olahraga
yang satu ini tidak terlalu rumit untuk diikuti.
Pada dasarnya olahraga tenis meja merupakan olahraga yang berskala internasional, banyak
negara yang ikut berperan dalam olimpiade atau pesta olahraga dunia, bahkan pada tahun
1977 kurang lebih 75 negara ikut bertanding di Bermingham (Inggris)..
B. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dalam pembuatan atau penyusunan makalah
ini ditemukan beberapa rumusan masalah sebagaimana dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Bagaimana cara orang bisa mengetahui tentang tenis meja ?
2. Bagaimana sejarah tentang tenis meja ?
3. Bagaimana cara orang mengetahui apa saja perlengkapan tenis meja ?
4. Bagaimana cara orang mengetahui peraturan tenis meja ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara orang mengetahui tentang tenis meja.
2. Untuk mengetahui sejarah tentang tenis meja
3. Untuk mengetahui tentang perlengkapan tenis meja
4. Untuk mengetahui peraturan tenis meja
BAB IIPEMBAHASAN
PERALATAN DAN FASILITAS TENIS MEJA
A. Pengertian Tenis Meja
Hampir setiap orang pernah bermain tenis meja sesekali dalam hidupnya telah
dicobanya bermain pingpong, entah untuk mengisi waktu dikala senggang, entah sebagai
pelampiasan rasa ingin tahu saja. Tujuannya hanyalah satu dua game, mencoba set tenis meja
yang baru diterimanya sebagai hadiah ulang tahun atau hari natal. Dipasangnya pun di atas
meja makan ! Ada juga yang mengikuti pertandingan pingpong secara lebih mendalam.
Tenis meja adalah suatu cabang olahraga yang tidak mengenal batas umur, anak –anak
maupun orang dewasa dapat bermain bersama. Dapat dianggap sebagai acara rekreasi, dapat
juga dianggap sebagai olahraga atletik yang harus ditanggulangi dengan bersungguh-
sungguh. Tetapi kalau kita ingin menguasai pingpong sebagai olahraga, maka mau tak mau
kita harus mempelajari dan memahami berbagai stroke (pukulan) yang ada, kita harus
menguasai juga berbagai style permainan yang utama, tak mungkin bermain pingpong
dengan baik tanpa mengetahui dasar-dasar ini.
Tenis meja merupakan salah satu abang olahraga yang banyak penggemarnya, tidak
terbatas pada tingkat usia remaja saja, tapi juga anak-anak dan orang tua, pria dan wanita
cukup besar peminatnya, hal ini disebabkan karena olahraga yang satu ini tidak terlalu rumit
untuk diteliti..
B. Sejarah Tentang Tenis Meja
Pada mulanya tenis meja dianggap sebagai permainan yang lucu dan kurang menarik,
karena mulanya seorang gadis dan seorang pemuda memukul bola plastic kecil melintas di
atas net ( yang selanjutnya disebut pingpong). Pada perkembangan selanjutnya dari hasil
latihan sampai terampil dalam bermain bola pingpong itu dapatlah ditentukan bahwa tubuh
merupakan subjek yang harus melewati latihan khusus dan intensif, serta harus mampu
memukul bola lebih dari 100 mph dan harus dapat menguasai bola itu sendiriPada saat tenis
meja merupakan ukuran olahraga prestasi internasional, selebih bertahun selama 30 tahun
menjadi ukuran prestasi nasional. Pertandingan tenis meja diselenggarakan di London tahun
1926, yang semata-mata merupakan kompetisi antara 7 negara dan selanjutnya diikuti oleh 34
negara. Tahun 1930 Inggris mampu mendapat unggulan, yakni Fred Derry yang
memenangkan kejuaran tunggal Wimbolden pada tahun 1928 – 1929. Sukses yang diperoleh
Eropa Timur, membuat nama Viktor Barna dari Richard Bergmann menjadi tokoh legendaris.
Barna sendiri menjadi raja tenis meja selama 16 tahun dalam nomor tunggal dan
ganda.Setelah Perang Dunia II, tenis meja mengundang simpati dan mempesonakan setengah
dari benua Eropa. Hungaria dan Cekoslawakia menghasilkan pemain–pemain kaliber dunia
serta memperkenalkan teknik permainan yang maju dan lebih maju.
C. Perlengkapan Tenis Meja
1. Bet atau Raket
Bet merupakan alat utama untuk memukul bola pada tenis meja. Pada mulanya dipakai busa
atau spon, kemudian mengalami perubahan pada masa 30 tahun terakhir. Alat pemukul bola
pada tenis meja ( bet atau raket) semakin disederhanakan. Bet – bet terbuat dari bahan –
bahan lunak dengan postur bundar, dan terbuat dari karet. Dengan adanya karet sintetis
tersebut didapatkan bet seperti yang dipakai Barna, Bergmann dan Leach. Bet yang dilapisi
karet tidak saja memberi kecepatan penuh, tetapi juga memberi kesempatan kepada para
pemain mengembangkan gaya permainannya yang akurat, penuh kehalusan dan teknik yang
meliputi segalanya. Bola akan berputar-putar membingungkan pandangan pada keepatan
prima. Pukulan semacam itu, harus sudah menyatu dalam perlengkapan tenis bagi pemain
kaliber dunia.
2. Bola
Secara tradisional bola –bola dibuat dari bahan celluloid dan pada perkembangan selanjutnya
bola disempurnakan menjadi superbal yang terbuat dari serpihan plastik. Namun demikian
terdapat kesulitan pada daya pantul yang tidak dapat diandalkan. Dengan bola –bola yang
dihasilkan secara tradisional, tidak lagi merupakan personal bagaimana gigihnya
menjatuhkan lawan, tetapi bagaimana cara dan menghindari agar supaya tidak mengikuti
irama permainan lawan, sedangkan dengan menggunakan superbal, sesuai 3 -4 kali
permainan bola akan tetap licin dan sukar mengendalikannya. Hampir semua pemain tenis
meja dunia menola bola jenis ini karena tidak dapat memberikan kesempatan baik pada set-
set yang tidak diduga.
3. Pakaian
Pilihlah kaos yang sesuai dengan postur tubuh anda, sehingga memberi kenyamanan. Jangan
memilih kaos yang menyebabkan suasana panas dan dingin, pakailah kaos yang benar-benar
sesuai dan memberi kenyamanan bagi tubuh.Sebelum mulai pertandingan suatu turnamen,
pemanasan tubuh adalah penting, beberapa tempat permainan di dunia internasional, kadang
–kadang terlalu dingin. Untuk itu dibutuhkan kaos rangkap dan atau tiga untuk
menghindarkan dari kejang-kejang atau kedinginan.
4. Meja TenisMeja
yang baik adalah meja yang mempunyai ukuran sebagai berikut ;
Panjang : 2,74 meter
Lebar : 1,52 meter
Panjang net : 1,83 meter
Tinggi:76cm
Warna meja yang ideal adalah hijau dengan garis-garis batas berwarna putih dan lebar
2 cm.
5. Net
Net ini berfungsi sebagai pembagi mesin menjadi dua bagian yang sama luasnya. Di kiri
kanan meja dipasang dua tiang penyangga ukuran 15 sampai 25 cm, tingginya dan berjarak
15 sampai 25 dari garis pinggir. Tiang penyangga ini berguna untuk mengikatkan tali
penopang net tersebut.Tinggi net berkisar antara 15 sampai 25 cm di atas permukiman meja,
sedangkan bagian bawahnya harus dipasang sedekat mungkin dengan permulaan meja
tersebut.
D. Peraturan Tenis Meja
1. Meja.
a. Permukaan atas meja yang secara umum diistilahkan sebagai ” Playing surface” harus
berbentuk segi empat dengan ukuran panjang 2,74 meter dan lebar 15,25 meter. Permukaan
ini harus terletak horisontal pada ketinggian 760 mm di atas lantai.
b. Permukaan atas meja dapat terbuat dari material apapun juga, asalkan kemungkinan
pantulan bola setinggi 220 sampai 250 mm dengan menggunakan bola standar (sebaiknya
yang jenis medium) dan dijatuhkan dari ketinggian 305 mm dari atas permukaan meja.
c. Permukaan meja ini harus berwarna gelap, kalau mungkin hijau tua. Permukaan meja
initidak boleh berkilat dan dibatasi dengan garis putih sebesar 20 mm di semua sisinya.
1) Garis putih yang membatasi lebar permukaan meja sepanjang 1,525 meter akan diberi
nama ” batas akhir” (endlines)
2) Garis putih yang membatasi panjang permukaan meja sepanjang 2,74 meter akan diberi
nama ” batas sisi” ( side lines)
d. Bagi permainan ganda, permukaan meja ini akan dibagi menjadi dua bagian dengan garis
putih selebar 3 mm. Garis tengah ini pararel dengan batas sisi dan akan diberi nama ” batas
tengah” ( centre line). Batas tengah yang sudah digambarkan secara permanen ini tak perlu
dihapus apabila meja hendak dipakai untuk permainan tunggal.
2. Net
a. Permukaan meja akan dibagi menjadi dua sisi dengan ukuran yang sama dengan
perantaraan sebuah ” jaring” (net) yang pararel dengan batas akhir meja tersebut.
b. Net ini akan ditegangkan oleh tali yang diikat pada kedua belah sisi pada sebuah tiang
penyangga setinggi 152,5 mm, sedangkan batas sisi dari kedua tiang penyangga harus
berjarak 152,5 mm dari batas sisi permukaan meja.
c. Panjang net itu, beserta perpanjangnya di sisi kanan dan kiri harus berukuran : panjang
1.83 m sedangkan seluruh panjang tersebut, terhitung dari ujung atas net, harus berjarak
152,2 mm di atas permukaan meja.
3. Bola
a. Bola harus berbentuk bulat, dengan diameter minimum 37,2 mm dan maksimum 28.2 mm.
b. Berat bola minimum harus 240 gram dan maksimum 2.54 gram.
c. Bola ini harus terbuat dari selulosa atau plastik lainnya yang sejenis dan harus berwarna
putih atau king tanpa ada efek berkilat ( harus suram).
4. Bet atau raket
a. Ukuran raket bebas, demikian juga bentuk dan beratnya.
b. ”Blade” ( bagian raket yang bundar, dengan maka kita memukul bola) harus terbuat dari
kayu seluruhnya, rata tebalnya , datar dan kaku.
c. Bagian permukaan dari setiap sisi black tersebut, dipakai ataupun tidak dipakai untuk
memukul bola.
BAB IIITEKNIK DASAR PERMAINAN TENIS MEJA
Pada pokoknya teknik dasar permainan tennis meja dapat dibedakan menjadi :
1. GRIP
2. STANCE
3. STROKE
4. FOOTWORK
1. GRIP
Grip atau pegangan merupakan factor yang sangat penting dalam hamper semua
permainan yang menggunakan racket/pemukul. Cara memegang racket inilah yang akan
menentukan teknik permainan dan cara mengembangkan permainan. Jika sejak semula cara
memegang bet sudah salah, kemungkinan permainan tersebut akan menghadapi kesulitan
dalam mempelajari teknik-teknik permainan selanjutnya.
Dalam permainan tennis meja pegangan atau grip telah menimbulkan perdebatan bagi
para pelatih/ coach dan atlit, pegangan mana yang baik diantara dua pegangan yang sering
digunakan dalam permainan tennis meja, yaitu :
Shakehand grip dan
Penhold grip
Bagi para pemula tiap grip mempunyai paling sedikit dua variasi grip, yaitu grip
untuk pukulan forehand dan grip untuk pukulan backhend, untuk mereka yang ingin
meningkatkan prestasi ke jenjang yang legih tinggi cara ini kurang efisien. Sedikit sekali
kesempatan untuk mengganti-ganti.
1. DRIVE .
Drive adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serang ke
atas dan sikap bet tertutup. Besarnya sudut yang diakibatkan oleh gerakan kemiringan bet
bervareasi sesuai dengan arah jatuhnya bola, putaran bola yang dating dari lawan dan tujuan
dari pemukul drive (driver) itu sendiri. Drive dapat digunakan sebagai pukulan serangan atau
dapat juga kitakontrol sesuai dengan keinginan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan teknik drive :
1. Perhatikan arah jatuhnya bola dan segera mengambil posisi sesuai dengan arah jatuhnya bola
tersebut.
2. Ambil posisi side stance, pandangan mata terus mengikuti lainnya bola.
3. Dengan bergerak maju atau mundur ke samping bet menyentuh atau mengenai bola pada
waktu bola berada pada titik ketinggiannya, pukulan diperkuat dengan perputaran tubuh dari
tungkai dan kaki, dan pinggang ke atas.
4. Lanjutan gerakan lengan setelah perkenaan pada bola (follow through), sampai bet berada di
samping kiri depan kepala. (untuk pukulan tangn kanan), dan sebaliknya untuk pukulan tangn
kiri.
5. Kembalikan ke posisi siap sedia, siap menerima pengembalian bola berikutnya.
6. Untuk backhend drive posisi kakinya lebih terbuka sedikit dibandingkan dengan forehand
driv.
Teknik pukulan drive dapat dimainkan pada setiap zone 1 meter, zone 2 meter, zone 3
meter, juga dapat dimainkan di atas meja. Teknik drive dapat dilakukan dari gerakan yang
perlahan sampai dengan yang tercepat. Panjang pendeknya pukulan drive tergantung dari
zone tempat kita bermain.semakin jauh dari meja, semakin panjang strokenya.
Teknik pukulan drive yang dilakukan di atas meja atau zone 1 meter dapat
menggunakan kecepatan yang bervareasi, cepat,sedang atau lambat, (fast, medium, slowa),
juga jenis strokenya dapat panjang, medium atau pendek. Tetapi pemain yang beada pada
zone 2 meter atau zone 3 meter, sebaiknya mempergunakan kecepatan yang medium atau
cepat dengan jenis stroke yang medium atau panjang.
Deskripsi gerakan forehand drive.
Kaki kiri di depan, kaki kanan di belakang (bagian pemain tengah kanan, sedang
pemain tangan kiri sebaliknya). Badan menyerongke kanan ± 45 derajat lutut dibengkokan.
Bet ditarik ke samping belakang. Kepala bet menghadap serong ke tengah dengan lengan
agak ke bawah. Pergelangan tangan tidak dibengkokan.
Posisi tersebut di atas dilakukan pada saat bola lawan menuju ke arah pemukul.
Kemudian lengan diayun ke depan kiri atas dengan menggesek bagian belakang bola untuk
bola kosong dan dengan menggesek bagian bawah bola untuk bola isi . agar bola berjalan
dalam suatu gerak lengkung melewati net kea rah lawan. Pergelangan tangan ikut membantu
menggesek bola ke atas, hingga bet berhenti disamping kiri atas kepala.
2. CHOP
Chop adalah teknik memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan
kapak atau disebut juga gerakan membacaok.
Pada pukulan chop yang normal, sudut rata-rata bet adalah 45 derajat (terbuka)
dengan gerakan miring dari atas ke bawah. Pukulan chop bias digunakan untuk
mengembalikan bola yang bermacam-macam putaran seperti ; backspin, topspin, atau
sidespin. Chop itu sendiri dapat dilakukan di atas meja ataupun diluar meja. Chop diatas meja
hamper mirip dengan gerakan push, hanya bedanya kalau dalam push gerakannya horizontal,
sedangkan pada chop gerakannya diagonal dari atas ke bawah (yang normal akan membentuk
sudut ± 45 derajat). Chop di luar meja biasanya lebih dikenal sebagai defensive strokes,
khususnya untuk menerima bola-bola topspin.
3. SERVICE
Service adalah teknik memukul untuk menyajikan bola pertama ke dalam permainan,
dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola tersebut, ke meja service, kemudian harus
melewati atas net dan akhirnya memantulkan di meja lawan. Ketentuan lainnya tentang
service ada dalam peraturan permainan tennis meja.
Gerakan atau putaran yang diberikan pada bola bias bermacam-macam, misalnya :
forehand, backhand, backspin, topspin, sidespin, atau kombinasi dari ketiganya.
BAB IVKESIMPULAN
Beberapa sumber mengatakan bahwa permainan tennis meja berasal dari inggris.
Permainan ini berasal dari permainan tennis kuno pada abad pertengahan dengan nama
seperti “Gossima” dan “Whiff-whiff”. Permainan ini dikembangkan antara lain oleh angkatan
bersenjata inggris yang berkedudukan di India.
Peralatan dan fasilitas tennis meja terdiri dari : alat pemukul (bet), meja, seperangkat
jarring, bola, ruangan.
Pada pokoknya teknik dasar permainan tennis meja dapat dibedakan menjadi :
1. GRIP
2. STANCE
3. STROKE
4. FOOTWORK
Grip atau pegangan merupakan factor yang sangat penting dalam hamper semua
permainan yang menggunakan racket/pemukul
Drive adalah teknik pukulan yang dilakukan dengan gerakan bet dari bawah serang ke
atas dan sikap bet tertutup
Chop adalah teknik memukul bola dengan gerakan seperti menebang pohon dengan
kapak atau disebut juga gerakan membacaok.
Service adalah teknik memukul untuk menyajikan bola pertama ke dalam permainan,
dengan cara memantulkan terlebih dahulu bola tersebut, ke meja service, kemudian harus
melewati atas net dan akhirnya memantulkan di meja lawan. Ketentuan lainnya tentang
service ada dalam peraturan permainan tennis meja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Stiles, K.E. dan Loucks-Horsley, S. 1998. Professional Development Strategies:
Proffessional Learning Experiences Help Teachers Meet the Standards. The Science Teacher.
September 1998. hlm. 46-49).
2. Sumargi. 1996. Profesi Guru Antara Harapan dan Kenyataan. Suara Guru No. 3-4/1996.
Hlm. 9-11.
3. Supriadi, D. 1998. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Jakarta: Depdikbud.
Surya, H.M. 1998. Peningkatan Profesionalisme Guru Menghadapi Pendidikan Abad ke-21n
(I); Organisasi & Profesi. Suara Guru No. 7/1998. Hlm. 15-17.
Tilaar, H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam Perspektif
Abad 21. Magelang: Indonesia Tera.
4. Trilling, B. dan Hood, P. 1999. Learning, Technology, and Education Reform in the
Knowledge Age or "We're Wired, Webbed, and Windowed, Now What"? Educational
Technology may-June 1999. Hlm. 5-18.